LAPORAN KEUANGAN TRANSFER KE DAERAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN KEUANGAN TRANSFER KE DAERAH"

Transkripsi

1 LAPORAN KEUANGAN TRANSFER KE DAERAH (BA ) TAHUN 2009 (Audited)

2 PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB Laporan Keuangan Transfer ke Daerah (BA Dana Perimbangan dan Dana Otonomi Khusus & Dana Penyesuaian) yang terdiri dari: Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2009 (Audited) sebagaimana terlampir, adalah merupakan tanggung jawab kami. Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai, dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran dan posisi keuangan secara layak sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. Jakarta, 17 Mei 2010 Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan, Selaku KPA Transfer ke Daerah Mardiasmo NIP

3 Daftar Isi LKTD (BA ) Pernyataan Tanggungjawab I. Ringkasan... 1 II. Laporan Realisasi Anggaran ( LRA-TD perbandingan TA 2009 dan 2008)... 2 III. Neraca (TA 2009 dan 2008)... 3 IV. Catatan atas Laporan Keuangan... 5 A. Penjelasan Umum... 6 A.1. Dasar Hukum... 6 A.2. Kebijakan Teknis Dana Perimbangan... 7 A.3. Kebijakan Teknis Dana Otsus & Dana Penyesuaian... 8 A.4. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan... 9 A.5. Kebijakan Akuntansi B. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran B.1. Penjelasan Alokasi Dana Perimbangan B.1.1. Penjelasan Alokasi Transfer DBH Pajak B.1.2. Penjelasan Alokasi Transfer DBH SDA B.1.3. Penjelasan Alokasi Transfer DBH Cukai B.1.4. Penjelasan Alokasi Transfer DAU B.1.5. Penjelasan Alokasi Transfer DAK B.2. Penjelasan Alokasi Dana Otonomi Khusus & Dana Penyesuaian B.2.1. Penjelasan Alokasi Transfer Otonomi Khusus B.2.2. Penjelasan Alokasi Transfer Dana Penyesuaian B.3. Penjelasan Per Pos Realisasi Transfer Dana Perimbangan B.3.1. Penerimaan Kembali Transfer Daerah B.3.2. Realisasi Transfer DBH Pajak B.3.3. Realisasi Transfer DBH SDA B.3.4. Realisasi Transfer DBH Cukai B.3.5. Realisasi Transfer DAU B.3.6. Realisasi Transfer DAK Catatan atas Laporan Keuangan

4 B.4. Penjelasan Per Pos Realisasi Transfer Dana Otsus & Penyesuaian B.4.1. Realisasi Transfer Dana Otsus B.4.2 Realisasi Dana Penyesuaian B Realisasi Transfer DP - Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal dan Percepatan Pembangunan Daerah B Realisasi Transfer DP Dana Untuk Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah.38 B Realisasi Transfer DP - Selisih Perhitungan Dana Alokasi Khusus B Realisasi Transfer DP-Selisih Perhitungan Dana Penyesuaian Infrastruktur Jalan dan Lainnya (DPIL) C. Neraca C.1 Aset C.1.1 Aset Lancar C.1.2 Aset Lainnya C.2 Kewajiban C.3 Ekuitas Dana \ C.3.1 Ekuitas Dana Lancar C.3.2 Ekuitas Dana Investasi D. Catatan Penting/Pengungkapan Lainnya Catatan atas Laporan Keuangan

5 Nomor Nama Lampir an Lampiran : 1 Rekapitulasi per Jenis Transfer 2 Transfer DBH PPh psl 21 untuk Propinsi 3 Transfer DBH PPh psl 21 untuk Kabupaten/Kota 4 Transfer DBH PPh psl 25/29 untuk Propinsi 5 Transfer DBH PPh psl 25/29 untuk Kabupaten/Kota 6 Transfer DBH PBB untuk Propinsi 7 Transfer DBH PBB untuk Kabupaten Kota 8 Transfer DBH Biaya/Upah Pungut PBB untuk Propinsi 9 Transfer DBH Biaya/Upah Pungut PBB untuk Kabupaten/Kota 10 Transfer DBH PBB bagian Pemerintah Pusat yang di kembalikan ke Kab/Kota 11 Transfer DBH BPHTB untuk Propinsi 12 Transfer DBH BPHTB untuk Kabupaten/Kota 13 Transfer DPH BPHTB Bagian Pemerintah Pusat yang dikembalikan ke Kab/Kota 14 Transfer Dana Bagi Hasil Minyak Bumi untuk Propinsi 15 Transfer Dana Bagi Hasil Minyak Bumi untuk Kabupaten/Kota 16 Tambahan Transfer DBH Minyak Bumi Dalam Rangka Otsus 17 Transfer DBH Gas Bumi untuk Propinsi 18 Transfer DBH Gas Bumi untuk Kabupaten/Kota 19 Tambahan Transfer DBH Gas Bumi Dalam Rangka Otsus 20 Transfer DBH iuran tetap untuk Propinsi 21 Transfer DBH iuran tetap untuk Kabupaten/Kota 22 Transfer DBH royalti untuk Propinsi 23 Transfer DBH royalti untuk Kabupaten/Kota 24 Transfer DBH Setoran Bagian Pemerintah Untuk Provinsi (Panas Bumi) 25 Transfer DBH Setoran Bagian Pemerintah Untuk Kabupaten/Kota (Panas Bumi) 26 Transfer DBH IIUPH/IHPH untuk Propinsi 27 Transfer DBH IIUPH/IHPH untuk Kabupaten/Kota 28 Transfer DBH PSDH untuk Propinsi 29 Transfer DBH PSDH untuk Kabupaten/Kota 30 Transfer DBH Dana Reboisasi untuk Kabupaten/Kota 31 Transfer DBH Perikanan untuk Kabupaten/Kota 32 Transfer DBH Cukai Hasil Tembakau untuk Propinsi 33 Transfer DBH Cukai Hasil Tembakau untuk Kabupaten/Kota 34 Transfer DAU untuk Propinsi 35 Transfer DAU untuk Kabupaten/Kota 36 Transfer DAK untuk Propinsi 37 Transfer DAK untuk Kabupaten/Kota 38 Transfer Dana Otonomi Khusus untuk Papua 39 Transfer Dana Otonomi Khusus untuk NAD 40 Transfer Dana Otonomi Khusus tambahan infrastruktur untuk Papua 41 Transfer Dana Otonomi Khusus untuk Papua Barat 42 Transfer Dana Otonomi Khusus tambahan infrastruktur untuk Papua Barat 43 Transfer Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal dan Percepatan Pembangunan Daerah Catatan atas Laporan Keuangan

6 44 Transfer Dana Untuk Guru PNSD 45 Transfer Dana Selisih Perhitungan Dana Alokasi Khusus(DAK) 46 Transfer Dana Selisih Perhitungan Dana Penyesuaian Infrastruktur Jalan dan Lainnya(DPIL) 47 Daftar Sisa Lebih Salur DBH PPh TA Daftar Sisa Lebih Salur DBH SDA Pertambangan Umum TA Daftar Sisa Lebih Salur DBH SDA Migas TA Daftar Sisa Lebih Salur DBH Kehutanan TA Daftar Lebih Salur BP PBB TA Daftar Lebih Salur DBH SDA Migas TA Daftar Lebih Salur DBH SDA Pertambangan Umum TA Daftar Lebih Salur DBH SDA Kehutanan TA Daftar Lebih Salur DBH PPh TA Daftar Lebih Salur BP PBB TA Daftar Sisa Kurang Salur DBH SDA Migas TA Daftar Kurang Salur BP PBB TA Daftar Kurang Salur DAK TA Daftar Kurang Salur DISP TA Daftar Kurang Salur DBH SDA Pertambangan Umum TA Daftar Kurang Salur DBH SDA Panas Bumi TA Daftar Kurang Salur DBH PPh TA Daftar Kurang Salur DBH PBB Bagian Daerah TA 2009 Catatan atas Laporan Keuangan

7 RINGKASAN 1

8 Berdasarkan Pasal 50 ayat (1) dan (6) PMK 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Pemerintah Pusat, setiap Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA) Bagian Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan (BAPP) wajib memproses dokumen sumber untuk menghasilkan laporan keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan Neraca satuan kerja yang disampaikan setiap tahun disertai dengan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK). Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK) selaku Kuasa Pengguna Anggaran BAPP Bagian Anggaran berkewajiban untuk menyusun laporan keuangan tahunan tersebut. Laporan Keuangan Transfer ke Daerah (LKTD) dari BA Tahun Anggaran 2009 (untuk selanjutnya disebut LKTD 2009) ini disusun dalam dua jenis laporan, yaitu LRA dan Neraca. LRA terdiri dari pendapatan, transfer Dana Perimbangan dan transfer Dana Otonomi Khusus dan Dana Penyesuaian. Pada tahun 2008, LKTD terdiri dari dua laporan, yaitu LKTD BA 70 yang memuat Dana Perimbangan (DBH, DAU dan DAK) dan LKTD BA 71 yang memuat Dana Otonomi Khusus (Otsus) dan Dana Penyesuaian. Pada TA 2009, kedua Bagian Anggaran untuk penyaluran transfer ke daerah tersebut digabungkan menjadi satu bagian anggaran, yaitu BA LKTD TA 2009 ini disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan peraturan-peraturan terkait. Data yang digunakan untuk penyusunan LKTD 2009 ini berasal dari DJPK, berupa data pagu anggaran dan data realisasi atas transfer langsung dari Rekening Kas Negara yang dikelola Direktorat Pengelolaan Kas Negara dan Kantor Pelayanan Perbendaharaan, Ditjen Perbendaharaan ke Rekening Kas Daerah. 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN Laporan Keuangan Transfer ke Daerah 2009 ini terutama menggambarkan perbandingan antara alokasi anggaran dalam APBN TA 2009 dengan realisasinya selama periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember Pada TA 2009, dibukukan pendapatan yang berasal dari pemotongan akibat lebih salur tahun anggaran sebelumnya sebesar Rp475,31 milyar. Sedangkan penyaluran transfer ke daerah, telah direalisasikan penyaluran sebesar Rp308,58 triliun atau 99,37% dari Rp310,55 triliun yang dianggarakan dalam APBN Perubahan Secara keseluruhan, transfer TA 2009 lebih besar dari transfer TA 2008, kecuali realisasi transfer DBH. Penurunan transfer DBH ini terjadi karena harga minyak selama tahun 2009 relatif lebih rendah dari harga minyak Pada TA 2009, anggaran yang dialokasikan untuk Dana Perimbangan sebesar Rp289,21triliun dan realisasinya mencapai Rp287,25 triliun atau 99,32% dari anggarannya. Dari jumlah 2

9 realisasi tersebut, realisasi penyaluran Dana Bagi Hasil (DBH) adalah Rp76,13 triliun atau 97,63% dari anggaran, Dana Alokasi Umum (DAU) disalurkan sesuai anggaran sebesar Rp186,41triliun, dan Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp24,71 triliun atau 99,55% dari anggarannya. Selanjutnya dari anggaran Dana Otsus dan Dana Penyesuaian sebesar Rp21,34 triliun realisasi transfer adalah sebesar Rp21,33 triliun atau 99,97% dari anggarannya. Realisasi tersebut terdiri dari realisasi Dana Otsus sebesar Rp9,53 triliun sesuai dengan anggarannya dan Dana Penyesuaian sebesar Rp11,81 triliun atau sebesar 99,94% dari anggarannya. Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2009 dan 2008 dapat disajikan sebagai berikut: (dalam rupiah) TA 2009 TA 2008 Anggaran Realisasi Realisasi Pendapatan Transfer ke Daerah DANA PERIMBANGAN Dana Bagi Hasil Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus DANA OTONOMI KHUSUS DAN PENYESUAIAN Dana Otonomi Khusus Dana Penyesuaian NERACA Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal 31 Desember Jumlah Aset yang disajikan pada LKTD 2009 sebesar Rp9.421,30 milyar. Aset tersebut terdiri dari aset lancar berupa piutang sebesar Rp 407,81 milyar dan Aset Lainnya sebesar Rp9.013,49 milyar. Jumlah Kewajiban per 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp17.730,57 milyar. Kewajiban tersebut merupakan kewajiban jangka pendek yang berupa utang kepada pihak ketiga. Ringkasan Neraca per 31 Desember 2009 dan per 31 Desember 2008 dapat disajikan sebagai berikut: 3

10 (dalam rupiah) Aset Aset Lancar Aset Lainnya Nihil Kewajiban Ekuitas Dana Ekuitas Dana Lancar ( ) ( ) Ekuitas Dana Investasi Nihil 4

11 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 5

12 Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menguraikan dasar hukum, kebijakan akuntansi dan penjelasan atas pos-pos laporan keuangan dalam rangka pengungkapan yang memadai. Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran diakui berdasarkan basis kas, yaitu pada saat kas diterima atau dikeluarkan oleh dan dari Kas Umum Negara (KUN). Dalam penyajian Neraca, aset, kewajiban, dan ekuitas dana diakui berdasarkan basis akrual, yaitu pada saat diperolehnya hak atas aset dan timbulnya kewajiban tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dikeluarkan oleh dan dari KUN. Dalam CaLK ini diungkapkan pula kejadian penting setelah tanggal pelaporan keuangan serta informasi tambahan yang diperlukan. A. PENJELASAN UMUM A.1. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah. 5. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai. 6. Undang-Undang Nomor 41 tahun 2008 tentang APBN Tahun Undang-Undang Nomor 46 tahun 2009 tentang APBNP Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. 9. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan. 10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. 11. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2002 Tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja 6

13 Negara. 12. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat. 13. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 21/PMK.07/2009 tentang Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Transfer ke Daerah. 14. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 120/PMK.05/2009 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Transfer ke Daerah. 15. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER 24/PB/ tahun 2006 tentang penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga. 16. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER 62/PB/ tahun 2009 tentang Tata Cara Penyajian Informasi Pendapatan dan Belanja Secara Akrual Pada Laporan Keuangan. A.2. KEBIJAKAN DANA PERIMBANGAN Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan, kebijakan penyaluran Dana Perimbangan dimaksudkan untuk menciptakan suatu sistem perimbangan keuangan yang proporsional, demokratis, adil, dan transparan berdasarkan atas pembagian kewenangan pemerintahan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah. Dana Perimbangan TA 2009 meliputi : DBH Pajak, DBH SDA, DBH Cukai, DAU,dan DAK Penyaluran Dana Perimbangan TA 2009 meliputi : Dana Bagi Hasil dari penerimaan pajak, Dana Bagi Hasil dari penerimaan sumber daya alam, Dana Bagi Hasil dari penerimaan cukai, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus. Dana Perimbangan merupakan sumber pendanaan bagi daerah dalam pelaksanaan desentralisasi, yang alokasinya tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain mengingat tujuan masing-masing jenis penerimaan tersebut saling mengisi dan melengkapi. Dana Bagi Hasil dari Penerimaan Cukai merupakan jenis transfer yang baru dilakukan mulai tahun anggaran 2009 sesuai dengan Undang- 7

14 Undang Nomor 39 Tahun 2007 yang merupakan perubahan atas Undang- Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai. Ruang lingkup perubahan Undang-Undang tersebut adalah mengenai pengaturan tambahan komponen DBH yaitu DBH cukai hasil tembakau kepada Pemda. Penerimaan Negara dari Cukai dibagikan kepada wilayah provinsi penghasil sebesar 2% untuk kemudian dialokasikan ke pemerintah provinsi, kabupaten dan kota di wilayah provinsi yang bersangkutan. Pada tahun anggaran 2009, Pemerintah Daerah penerima alokasi Dana Perimbangan adalah sebanyak 510 daerah, yang terdiri dari 33 provinsi dan 477 kabupaten/kota. A.3. KEBIJAKAN DANA OTONOMI KHUSUS DAN PENYESUAIAN Dana Otonomi Khusus diperuntukkan bagi Provinsi Nangroe Aceh Darusalam dan Provinsi Papua serta Provinsi Papua Barat. Untuk Provinsi NAD, Dana Otonomi Khusus didasarkan pada Undang- Undang Nomor 11 tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh. Alokasi Dana Otonomi Khusus untuk Provinsi NAD berlaku untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun sejak tahun 2008, dengan rincian untuk tahun pertama sampai dengan tahun kelima belas besarnya setara dengan 2 (dua) persen dari Pagu Dana Alokasi Umum (DAU) secara Nasional, dan untuk tahun ke enambelas sampai tahun ke duapuluh besarnya setara dengan 1 (satu) persen dari pagu Dana Alokasi Umum (DAU) secara nasional. Penggunaan Dana Otsus Provinsi NAD untuk pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur, pemberdayaan ekonomi rakyat, pengentasan kemiskinan serta pendanaan pendidikan, sosial dan kesehatan. Dana Otsus untuk Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat didasarkan pada UU Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua dan Undang-undang Nomor 35 Tahun 2008 tentang Penetapan Perpu Nomor 1 Tahun 2008 tentang Perubahan atas Undang-undang No 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua.Penggunaan Dana Otsus Papua dan Papua Barat diutamakan untuk pendidikan dan kesehatan. Selain itu Papua dan Papua Barat juga mendapat alokasi Dana Tambahan Infrastruktur yang menjadi bagian dari Dana Otsus. Dana Penyesuaian pada TA 2009 terdiri dari Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal dan Percepatan Pembangunan Daerah, Dana Untuk 8

15 Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah, Dana Selisih Perhitungan Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Selisih Perhitungan Dana Penyesuaian Infrastruktur Jalan dan Lainnya (DPIL). DPDF dan PPD dialokasikan untuk membantu mendukung percepatan pembangunan daerah melalui penyediaan dan pengembangan bidang infrastruktur dan non infrastruktur, serta sarana pendukung lainnya yang menjadi urusan daerah. Dana untuk guru PNSD merupakan dana tambahan DAU untuk guru PNSD. Dana Tambahan bagi guru PNS Daerah dialokasikan kepada provinsi, kabupaten, dan kota untuk meningkatkan kinerja dan kesejahteraan guru PNSD didasarkan pada Peraturan Presiden Nomor 52 Tahun 2009 tentang Tambahan Penghasilan Bagi Guru PNS. Selanjutnya Dana Selisih Perhitungan DAK dan DPIL merupakan penyaluran atas kurang salur DAK TA 2007 dan DPIL TA A.4. PENDEKATAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan BA TA 2009 ini merupakan laporan yang mencakup seluruh dana transfer ke daerah untuk Tahun 2009, yang pencairannya dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan melalui Direktorat Pengelolaan Kas Negara (Dit. PKN) Ditjen Perbendaharaan. Laporan Keuangan ini juga mencakup sebagian Laporan transfer ke daerah yang dilakukan setiap minggu secara langsung dari Bank Operasional III ke masing-masing rekening Kas Daerah untuk Dana Bagi Hasil PBB dan BPHTB Bagian Daerah berdasarkan SPM Pengesahan yang diterbitkan DJPK yang datanya berasal dari Dit. Sistem Perbendaharaan DJPBN. Laporan Keuangan BA ini telah disusun dengan Sistem Akuntansi Transfer ke Daerah (SATD) dan berdasarkan data sumber yang ada di Ditjen Perimbangan Keuangan. Laporan Keuangan ini terdiri dari : 1. Laporan Realisasi Anggaran Laporan Realisasi Anggaran menyajikan jumlah pagu alokasi Dana Transfer ke Daerah beserta Realisasinya dalam Tahun Nilai Realisasi dari Dana Transfer dalam Laporan Keuangan BA TA 2009 unaudited ini dapat memberikan keyakinan yang memadai, 9

16 mengingat tersedianya data sumber yang memadai dalam penyusunan Laporan Keuangan ini. 2. Neraca Neraca untuk Laporan Keuangan BA TA 2009 ini menyajikan jumlah piutang yang akan di tagih di TA 2010 dan kewajiban yang belum dibayarkan pada TA 2008 dan Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas Laporan Keuangan menyajikan informasi tentang pendekatan penyusunan laporan keuangan, penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca dalam rangka pengungkapan yang memadai. A.5. KEBIJAKAN AKUNTANSI Laporan Realisasi Anggaran disusun menggunakan basis kas yaitu basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima pada Kas Umum Negara (KUN) atau dikeluarkan dari KUN berdasarkan dokumen sumber SPM dan SP2D. Khusus untuk DBH PBB dan BPHTB serta Biaya Pungut PBB Bagian Daerah yang disalurkan melalui Bank Operasional (BO) III, dokumen sumber yang digunakan adalah SPM Pengesahan yang diterbitkan oleh KPA dan SP2D Pengesahan yang disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) yang membawahi BO III terkait. Sesuai PMK 21/PMK.07/2009, Transfer DBH PBB dan DBH BPHTB bagian daerah, termasuk biaya Pemungutan PBB Bagian Daerah, dari Bank Operasional III ke Rekening Kas Umum Daerah dilaksanakan oleh Kuasa Bendahara Umum Negara dengan menerbitkan Surat Kuasa Umum (SKU). Penyaluran DBH PBB bagian daerah dan DBH BPHTB bagian daerah, termasuk Biaya Pemungutan PBB bagian daerah dilaksanakan berdasarkan realisasi penerimaan PBB dan BPHTB tahun anggaran berjalan. Penyaluran DBH PBB bagian daerah dan DBH BPHTB bagian daerah, termasuk Biaya Pemungutan PBB bagian daerah dilaksanakan secara mingguan. Gubernur dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan melakukan rekonsiliasi mengenai data realisasi DBH PBB dan BPHTB bagian daerah, termasuk Biaya Pemungutan PBB bagian daerah untuk provinsi, kabupaten dan 10

17 kota di wilayah kerjanya masing-masing. Gubernur menyampaikan data realisasi DBH PBB dan DBH BPHTB bagian daerah, termasuk Biaya Pemungutan PBB bagian daerah dan Berita Acara Rekonsiliasi kepada Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan yang dilakukan secara bulanan, paling lambat minggu kedua setelah bulan bersangkutan berakhir. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan menerbitkan SPM Pengesahan atas pelaksanaan transfer DBH PBB dan DBH BPHTB bagian daerah, termasuk Biaya Pemungutan PBB bagian daerah untuk provinsi, kabupaten, kota berdasarkan Berita Acara Rekonsiliasi yang disampaikan oleh Gubernur. SPM tersebut disampaikan kepada Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara, setiap 3 (tiga) bulan sekali paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah triwulan bersangkutan berakhir. Penyajian aset, kewajiban, dan ekuitas dana dalam Neraca diakui berdasarkan basis akrual, yaitu pada saat diperolehnya hak atas aset dan timbulnya kewajiban tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dikeluarkan dari KUN. Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Tahun 2009 telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Dengan demikian, dalam penyusunan LKPP telah diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan. Prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan BA TA 2009 ini adalah : (1) Transfer ke Daerah Transfer ke Daerah adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan kepada daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi yang terdiri dari Dana Perimbangan dan Dana Otonomi Khusus dan Dana Penyesuaian. Transfer diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN. Transfer ke Daerah disajikan di muka (face) laporan keuangan menurut jenis Dana Transfer ke Daerah. 11

18 (2) Aset Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Dalam pengertian aset ini tidak termasuk sumber daya alam seperti hutan, kekayaan di dasar laut, dan kandungan pertambangan. Aset diakui pada saat diterima atau pada saat hak kepemilikan berpindah. (3) Kewajiban Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah. Dalam konteks pemerintahan, kewajiban muncul antara lain karena penggunaan sumber pembiayaan pinjaman dari masyarakat, lembaga keuangan, entitas pemerintahan lain, atau lembaga internasional. Kewajiban pemerintah juga terjadi karena perikatan dengan pegawai yang bekerja pada pemerintah. Setiap kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum sebagai konsekuensi dari kontrak yang mengikat atau peraturan perundang-undangan. Kewajiban pemerintah diklasifikasikan kedalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. a. Kewajiban Jangka Pendek Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal pelaporan. b. Kewajiban Jangka Panjang Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung. Aliran ekonomi sesudahnya seperti transaksi pembayaran, perubahan penilaian karena perubahan kurs mata uang asing, dan perubahan lainnya selain perubahan nilai pasar, diperhitungkan 12

19 dengan menyesuaikan nilai tercatat kewajiban tersebut. (4) Ekuitas Dana Ekuitas dana merupakan kekayaan bersih pemerintah, yaitu selisih antara aset dan utang pemerintah. Ekuitas dana diklasifikasikan Ekuitas Dana Lancar dan Ekuitas Dana Investasi. Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara aset lancar dan utang jangka pendek. Ekuitas Dana Investasi mencerminkan selisih antara aset tidak lancar dan kewajiban jangka panjang. B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN B.1. ALOKASI DANA PERIMBANGAN Total Pagu Alokasi Dana Perimbangan TA 2009 Rp ,97 M Total Pagu Alokasi Transfer Dana Perimbangan TA 2009 adalah sebesar Rp ,97 milyar terdiri dari alokasi DBH Pajak sebesar Rp41.067,74 milyar, DBH SDA sebesar Rp35.846,47 milyar, DBH Cukai sebesar Rp1.065,07 milyar, DAU sebesar Rp ,10 milyar dan DAK sebesar Rp24.819,59 milyar. Komposisi alokasi Transfer ke Daerah TA 2009 dapat dilihat pada tabel dan grafik dibawah ini : Jenis Dana Transfer Pagu Alokasi (Dalam Rupiah) DANA P ERIMBANGAN DBH Pajak DBH SDA DBH Cukai DAU DAK

20 Alokasi Transfer ke Daerah TA 2009 DAK 9% DBH Pajak 14% DBH SDA 12% DBH Cukai 0% DAU 65% Grafik : Alokasi Transfer ke Daerah TA 2009 B.1.1 ALOKASI TRANSFER DBH PAJAK Alokasi Transfer Dana Bagi Hasil (DBH) Pajak Tahun 2009 adalah sebesar Rp41.067,74 milyar. Jumlah tersebut terdiri dari alokasi DBH PPh sebesar Rp10.219,08 milyar, alokasi DBH PBB sebesar Rp23.452,80 milyar dan Alokasi DBH BPHTB sebesar Rp7.395,86 milyar. Alokasi PBB dan BPHTB Bagian Daerah TA 2009 sebesar Rp27.245,98 milyar yang terdiri dari : Uraian Jumlah (dalam Rp) DBH PBB Untuk Provinsi DBH PBB Untuk Kabupaten/Kota DBH Upah Pungut PBB Untuk Provinsi DBH Upah Pungut PBB Untuk Kabupaten/Kota DBH BPHTB Untuk Provinsi DBH BPHTB Untuk Kabupaten/Kota TOTAL B Alokasi DBH Pajak Bagian Pusat Yang Dikembalikan Ke Daerah Berdasarkan Mata Anggarannya, Alokasi DBH Pajak bagian pusat yang dikembalikan ke daerah terdiri dari : MAK untuk DBH PBB, MAK 14

21 untuk DBH BPHTB, MAK untuk DBH PPh Pasal 21 Bagian Provinsi, MAK untuk DBH PPh Pasal 21 Bagian Kabupaten/Kota, MAK untuk DBH PPh Pasal 25/29 Bagian Provinsi, dan MAK untuk DBH PPh Pasal 25/29 Bagian Kabupaten/Kota. Sesuai amanat PP 55 Tahun 2005, jumlah alokasi DBH Pajak bagian pusat yang dikembalikan ke daerah ditetapkan berdasarkan besaran prosentase terhadap Prognosa Realisasi Penerimaan Perpajakan TA 2009 yang kemudian ditetapkan dalam peraturan Menteri Keuangan Definitif Alokasi DBH PBB Bagian Pusat Rp2.409,70 milyar Alokasi DBH BPHTB Bagian Pusat Rp1.192,98 milyar. Alokasi DBH PPh Psl.21 Bagian Provinsi Rp6.552,03 milyar. Alokasi DBH PPh Psl.21 Bagian Kab/Kota Rp2.957,73 milyar. Alokasi DBH PPh Psl.25/29 Bagian Provinsi Rp487,31 milyar. Alokasi DBH PPh Psl.25/29 Bagian Kab/Kota Rp222,00 milyar. B Alokasi DBH PBB Bagian Pusat Yang Dikembalikan Ke Daerah Total Alokasi DBH PBB Bagian Pusat Yang Dikembalikan Ke Daerah Tahun 2009 adalah sebesar Rp2.409,70 milyar. Penghitungan Alokasi DBH PBB Bagian Pusat yang dikembalikan ke daerah dilakukan sesuai dengan PP 55 Tahun 2005 yaitu sebesar 10% dari Prognosa Penerimaan PBB Tahun Porsi 10% tersebut dibagi rata untuk seluruh Kabupaten/Kota. B Alokasi DBH BPHTB Bagian Pusat Yang Dikembalikan Ke Daerah Total Alokasi DBH BPHTB Bagian Pusat Yang Dikembalikan Ke Daerah Tahun 2009 adalah sebesar Rp1.192,98 milyar. Penghitungan Alokasi DBH BPHTB Bagian Pusat yang dikembalikan ke daerah dilakukan sesuai dengan PP 55 Tahun 2005 yaitu sebesar 20% dari Prognosa Penerimaan BPHTB. Porsi 20% tersebut dibagi rata untuk seluruh Kabupaten/Kota. B Alokasi DBH PPh Pasal 21 Total Alokasi DBH PPh Pasal 21 Bagian Provinsi Tahun 2009 adalah sebesar Rp6.552,03 milyar dan DBH PPh Pasal 21 Bagian Kabupaten/Kota Tahun 2009 adalah sebesar Rp2.957,73 milyar. Penghitungan Alokasi DBH PPh Pasal 21 dilakukan sesuai dengan PP 55 Tahun 2005 yaitu sebesar 20% dari Prognosa Penerimaan PPh Pasal 21 dengan imbangan sebesar 8% untuk bagian Provinsi dan 12% untuk bagian Kabupaten Kota. B Alokasi DBH PPh Pasal 25/29 OPDN Total Alokasi DBH PPh Pasal 25/29 OPDN Bagian Provinsi Tahun 2009 adalah sebesar Rp487,31 milyar dan DBH PPh Pasal 25/29 OPDN Bagian Kabupaten/Kota Tahun 2009 adalah sebesar Rp222,00 milyar. Penghitungan Alokasi DBH PPh Pasal 25/29 OPDN dilakukan sesuai dengan PP 55 Tahun 2005 yaitu sebesar 20% dengan imbangan sebesar 8% untuk bagian Provinsi dan 12% untuk bagian Kabupaten/Kota. 15

22 Komposisi Alokasi DBH Pajak TA 2009 DBH PBB Untuk Provinsi 11% 2% 1% 12% 21% DBH PBB Untuk Kabupaten/Kota DBH Upah Pungut PBB Untuk Provinsi DBH Upah Pungut PBB Untuk Kabupaten/Kota DBH BPHTB Untuk Provinsi 53% DBH BPHTB Untuk Kabupaten/Kota Grafik : Komposisi Alokasi DBH Pajak TA 2009 B.1.2 ALOKASI TRANSFER DBH SDA. Alokasi Transfer ke Daerah Tahun Anggaran 2009 untuk DBH SDA ditetapkan sebesar Rp35.846,47 milyar. Alokasi DBH SDA tersebut terdiri dari DBH SDA Minyak Bumi, DBH SDA Gas Bumi,DBH SDA Pertambangan Umum, DBH SDA Pertambangan Panas Bumi, DBH SDA Kehutanan dan DBH SDA Perikanan. Uraian Jumlah (dalam Rp) DBH SDA Minyak Bumi DBH SDA Gas Bumi DBH SDA Pertambangan Umum: Iuran Tetap Royalti DBH SDA Pertambangan Panas Bumi DBH SDA Kehutanan: 16

23 PSDH IHPH Dana Reboisasi DBH SDA Perikanan TOTAL Alokasi DBH SDA Minyak Bumi Gas Bumi Pertambangan Umum Panas Bumi Kehutanan Perikanan Grafik : Komposisi Alokasi DBH SDA TA 2009 B.1.3 ALOKASI TRANSFER DBH CUKAI Alokasi DBH Cukai Tahun 2009 Rp1.065,07 milyar. Alokasi DBH Cukai Tahun Anggaran 2009 ditetapkan sebesar Rp1.065,07 milyar yang terdiri dari alokasi DBH Cukai untuk daerah provinsi sebesar Rp319,53 milyar dan alokasi DBH Cukai untuk kabupaten/kota sebesar Rp745,54 milyar. 17

24 Komposisi Alokasi DBH Cukai Provinsi Kabupaten Kota 30% 70% Grafik : Komposisi Alokasi Transfer Ke Daerah untuk DBH Cukai TA 2009 B.1.4 ALOKASI TRANSFER DAU Jumlah DAU Tahun 2009 ditetapkan sebesar 26% dari Pendapatan Dalam Negeri Neto yang ditetapkan dalam APBN TA Penghitungan DAU untuk masing-masing daerah provinsi dan kabupaten/kota dilakukan dengan menggunakan formula DAU sesuai dengan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, serta memperhatikan hasil Rapat Kerja Panitia Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat dengan Pemerintah dalam pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Alokasi DAU Tahun 2009 Rp186,41 triliun. Alokasi DAU Tahun Anggaran 2009 ditetapkan sebesar Rp ,10 milyar, naik dari Rp ,14 milyar pada TA Alokasi DAU dari tahun ketahun selalu mengalami peningkatan yang cukup berarti sebagaimana ilustrasi grafik di bawah ini. Dari alokasi Rp ,10 milyar, 10% (sepuluh persen) diperuntukkan bagi daerah provinsi yaitu sebesar Rp18.641,41 milyar dan 90% (sembilan puluh persen) diperuntukkan bagi daerah kabupaten/kota sebesar Rp ,69 milyar. Dari 33 provinsi yang ada, Provinsi DKI Jakarta tidak mendapatkan alokasi DAU. Selanjutnya dari 477 kabupaten/kota, ada 4 kabupaten yang tidak mendapatkan alokasi DAU yaitu Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Rokan Hilir 18

25 dan Kabupaten Siak di Provinsi Riau serta Kabupaten Kutai Kartanegara di Provinsi Kalimantan Timur. Selain itu, ada 17 daerah pemekaran yang pada tahun anggaran sebelumnya mendapatkan alokasi DAU yang digabungkan ke daerah induk, pada tahun anggaran 2009 untuk pertama kalinya akan mendapat alokasi DAU secara mandiri sesuai dengan perhitungan data dasar. Selanjutnya pada TA 2009 terdapat tambahan 26 daerah pemekaran yang untuk pertama kalinya mendapatkan alokasi DAU. Alokasi untuk 26 daerah tersebut menggunakan perhitungan secara proporsional berdasarkan data jumlah penduduk, luas wilayah, dan jumlah pegawai dengan daerah induknya. Alokasi DAU 2009 Provinsi 10% Kabupaten Kota 90% Grafik : Komposisi Alokasi Transfer Ke Daerah untuk Dana Alokasi Umum (DAU) TA 2009 B.1.5 ALOKASI TRANSFER DANA ALOKASI KHUSUS DAK dialokasikan untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan bagian dari program yang menjadi prioritas nasional. DAK merupakan dana yang bersumber dari pendapatan APBN, yang dialokasikan kepada Daerah tertentu untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan Daerah, dan sesuai dengan prioritas nasional. Daerah tertentu adalah Daerah yang memperoleh alokasi DAK berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis. Pada tahun anggaran 2009, DAK dialokasikan untuk membantu Daerah mendanai kebutuhan fisik sarana dan prasarana dasar yang merupakan prioritas nasional di bidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur jalan, infrastruktur irigasi, infrastruktur air minum dan sanitasi, prasarana pemerintahan, kelautan dan perikanan, pertanian, lingkungan hidup, keluarga berencana, kehutanan, sarana dan prasarana perdesaan, dan perdagangan. 19

26 Arah kebijakan DAK TA 2009 adalah: 1. Diarahkan untuk membantu daerah-daerah yang kemampuan keuangan daerahnya relatif rendah, dalam rangka penyediaan sarana dan prasarana fisik pelayanan dasar masyarakat. 2. Menunjang percepatan pembangunan sarana dan prasarana jalan, irigasi, air minum dan sanitasi di kabupaten daerah tertinggal yang terdiri dari daerah pesisir dan kepulauan, daerah perbatasan dengan negara lain, daerah tertinggal/terpencil, daerah rawan bencana, serta daerah yang termasuk kategori daerah ketahanan pangan dan daerah pariwisata. 3. Menunjang penguatan sistem distribusi nasional, terutama untuk memperlancar arus barang antar wilayah yang dapat meningkatkan ketersediaan bahan pokok di daerah pedesaan, daerah tertinggal/terpencil, daerah perbatasan dengan negara lain, daerah pulau-pulau kecil terluar dan daerah rawan bencana, melalui kegiatan khusus dibidang perdagangan, serta sarana dan prasarana pedesaan. 4. Mendorong peningkatan produktivitas, perluasan kesempatan kerja, angkutan barang dan kebutuhan pokok serta pembangunan pedesaan, melalui kegiatan khusus dibidang pertanian, perikanan dan kelautan, infrastruktur, perdagangan serta pembangunan pedesaan. 5. Meningkatkan akses penduduk miskin terhadap pelayanan dasar, sarana dan prasarana dasar melalui kegiatan khusus dibidang pendidikan, kesehatan, keluarga berencana, infrastruktur, serta sarana dan prasarana pedesaan daerah tertinggal. 6. Menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup, mencegah kerusakan lingkungan hidup, dan mengurangi resiko bencana melalui kegiatan khusus dibidang lingkungan hidup dan kehutanan. 7. Menyediakan serta meningkatkan cakupan kehandalan pelayanan prasarana dan sarana dasar melalui kegiatan khusus dibidang infrastruktur jalan. 8. Mendukung penyediaan prasarana pemerintah didaerah pemekaran dan daerah yang terkena dampak pemekaran pemerintahan kabupaten/kota dan provinsi melalui kegiatan khusus dibidang prasarana pemerintahan. 9. Meningkatkan keterpaduan dan sinkronasi kegiatan yang didanai dari DAK dengan kegiatan yang didanai dari anggaran kementerian/lembaga serta kegiatan yang didanai dari APBD melalui peningkatan koordinasi pengelolaan DAK dari pusat dan daerah. 10. Melanjutkan pengalihan secara bertahap anggaran kementerian/lembaga yang digunakan untuk melaksanakan urusan daerah ke DAK, sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pagu alokasi DAK Nasional 20

27 TA 2009 Rp ,59 milyar. Alokasi DAK per bidang. Pada TA 2009 DAK dianggarkan sebesar Rp24.819,59 milyar untuk bidangbidang sebagai berikut: a. Bidang pendidikan sebesar Rp9.334,89 milyar; b. Bidang kesehatan sebesar Rp4.017,37 milyar; c. Bidang Infrastruktur Jalan sebesar Rp4.500,92 milyar; d. Bidang Infrastrukstur Irigasi sebesar Rp1.548,98 milyar; e. Bidang Infrastruktur Air Minum dan Sanitasi sebesar Rp1.142,29 milyar; f. Bidang Prasarana Permerintahan sebesar Rp562 milyar; g. Bidang Kelautan dan Perikanan sebesar Rp1.100,36 milyar; h. Bidang Pertanian sebesar Rp1.492,17 milyar; i. Bidang Lingkungan Hidup sebesar Rp351,61 milyar; j. Bidang Keluarga Berencana sebesar Rp329,01 milyar; k. Bidang Kehutanan sebesar Rp100 milyar; l. Bidang Sarana dan Prasarana Perdesaan sebesar Rp190 milyar; dan m. Bidang Perdagangan sebesar Rp150 milyar. Alokasi DAK Bidang pendidikan Bidang kesehatan Bidang Infrastruktur Jalan Bidang Infrastrukstur Irigasi Bidang Infrastruktur Air Minum dan Sanitasi Bidang Prasarana Permerintahan Bidang Kelautan dan Perikanan Bidang Pertanian Bidang Lingkungan Hidup Bidang Keluarga Berencana Bidang Kehutanan Bidang Sarana dan Prasarana Perdesaan Bidang Perdagangan Grafik : Komposisi Alokasi Transfer DAK per Bidang TA

28 Penghitungan besaran alokasi DAK masing-masing daerah dilakukan dengan perhitungan indeks berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis. 1. Kriteria Umum a. Penilaian Umum APBD - Data yang digunakan adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dihitung sebesar 75% bagi hasil daerah yang PAD-nya mengalami kenaikan dari tahun 2006 ke 2007 dalam rangka pemberian insentif bagi daerah yang PAD-nya naik. - Dana Alokasi Umum. - Dana Bagi Hasil setelah dikurangi DBH Dana Reboisasi. b. Belanja Pegawai (Gaji Pegawai Negeri Sipil Daerah) 2. Kriteria Khusus a. Ditetapkan dengan memperhatikan peraturan perundangundangan yang berlaku b. Untuk daerah provinsi, kabupaten dan kota di wilayah Provinsi Papua dan Papua Barat serta seluruh daerah tertinggal diprioritaskan mendapatkan alokasi DAK c. Karakteristik Daerah yang meliputi: - Daerah Pesisir dan/atau kepulauan kecil - Daerah perbatasan dengan negara lain - Daerah rawan bencana - Daerah yang masuk dalam kategori ketahanan pangan - Daerah Pariwisata 3. Kriteria Teknis Dirumuskan oleh departemen teknis/kementerian negara yang terkait. Kriteria teknis menggunakan indikator-indikator yang dapat menggambarkan kondisi sarana/prasarana pada masing-masing bidang/kegiatan yang akan didanai oleh DAK. B.2 ALOKASI DANA OTONOMI KHUSUS DAN DANA PENYESUAIAN Dana Otonomi Khusus dan Dana Penyesuaian pada TA 2009 dianggarkan sebesar Rp21.340,58 milyar. Jumlah tersebut terdiri dari anggaran Dana Otsus sebesar Rp9.526,56 milyar dan Dana Penyesuaian sebesar Rp11.814,02 milyar. Komposisi alokasi Transfer Dana Otsus dan Dana Penyesuaian TA 2009 dapat dilihat pada tabel dan grafik dibawah ini : 22

29 Jenis Dana Transfer DAN A OTSUS & PENYESUAIAN Dana Otsus NAD, Papua dan Papua Barat & Tamb. Infrastruktur Papua dan Papua Barat DP-Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal dan Percepatan Pembangunan Daerah Dana Untuk Guru PN S Daerah DP-Selisih Perhitungan Dana Alokasi Khusus DP-Selisih Perhitungan Dana Penyesuaian Infrastruktur Jalan dan Lainnya Pagu Alokasi (Dalam Rupiah) Jenis Dana Transfer Alokasi Dana Otsus dan Penyesuaian 21% 1% 0% 45% Dana Otsus NAD, Papua dan Papua Barat & Tamb. Infrastruktur Papua dan Papua Barat DP-Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal dan Percepatan Pembangunan Daerah Dana Untuk Guru PNS Daerah 33% DP-Selisih Perhitungan Dana Alokasi Khusus DP-Selisih Perhitungan Dana Penyesuaian Infrastruktur Jalan dan Lainnya Grafik : Alokasi Dana Otsus dan Penyesuaian tahun 2009 B.2.1 ALOKASI TRANSFER DANA OTONOMI KHUSUS Alokasi Dana Otonomi Dana Otonomi Khusus Provinsi Papua, Provinsi Papua Barat dan Provinsi NAD telah dialokasikan dalam Undang-Undang Nomor 41 tahun 2008 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran Dana Otonomi Khusus Provinsi NAD yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 204/PMK.07/2008 besarnya juga setara dengan 2 (dua) persen dari pagu DAU Nasional yaitu sebesar Rp3.728,28 milyar. 23

30 Khusus NAD, Papua dan Papua Barat serta Dana Tambahan Infratruktur Papua dan Papua Barat Rp.9.526,56 milyar. Dana Otonomi Khusus untuk Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 205/PMK.07/2008 yang besarnya setara dengan 2 (dua) persen dari pagu DAU Nasional yaitu sebesar Rp3.728,28 milyar yang dibagi kepada 2 (dua) Daerah yaitu Provinsi Papua sebesar Rp2.609,78 milyar dan Provinsi Papua Barat sebesar Rp1.118,48 milyar. Penggunaan Dana Otonomi Khusus Papua diutamakan untuk pendanaan pendidikan dan kesehatan. Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat memperoleh Dana Tambahan Infrastruktur sebesar Rp2.070,00 milyar yang terdiri atas Dana Tambahan Infrastruktur Provinsi Papua tahun 2009 sebesar Rp800,00 milyar, Dana Tambahan Infrastruktur Provinsi Papua Barat tahun 2009 sebesar Rp600,00 milyar, dan kekurangan Dana Tambahan Otonomi Khusus Infrastruktur Provinsi Papua tahun 2008 sebesar Rp670 milyar. Alokasi kekurangan Dana Tambahan Otonomi Khusus Infrastruktur Provinsi Papua tahun 2008 ditetapkan dalam PMK 137/PMK.07/2009 yang penggunaannya diprioritaskan untuk pendanaan pembangunan infratruktur. B.2.2 ALOKASI TRANSFER DANA PENYESUAIAN Dana Penyesuaian pada TA 2009 terdiri dari Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal dan Percepatan Pembangunan Daerah (DPDF & PPD), Dana Untuk Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD), Dana Selisih Perhitungan DAK 2008, dan Dana Selisih Perhitungan Dana Penyesuaian Infrastruktur Jalan dan Lainnya (DPIL) B Alokasi DP-Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal dan Percepatan Pembangunan Daerah (DPDF & PPD) Alokasi DP- DPDF & PPD Rp7 trilyun Alokasi DP-DPDF & PPD 2009 didasarkan pada UU No.41/2008 tentang APBN TA 2009, Peraturan Menteri Keuangan No. 42/PMK.07/2009 tentang Penetapan Alokasi dan Pedoman Umum Penggunaan DPDF & PPD Tahun 2009 serta Peraturan Menteri Keuangan No. 41/PMK.07/2009 tentang Penetapan Alokasi Dana Tambahan DAU Tahun 2008 Kabupaten Manokwari. Alokasi DPDF dan PPD kepada provinsi, kabupaten, dan kota adalah bagian dari Dana Penyesuaian sebagai Dana Tambahan (DT) DAU TA Alokasi DP-DPDF & PPD 2009 ditetapkan sebesar Rp7 trilyun yang terdiri dari alokasi DP-DPDF & PPD untuk provinsi sebesar Rp415,59 milyar dan untuk kabupaten/kota sebesar Rp6.584,41 milyar, termasuk alokasi DT-DAU 2008 Kabupaten Manokwari sebesar Rp43,13 milyar. B Alokasi Dana Untuk Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah Alokasi Dana Untuk Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah Tahun Anggaran 2009 didasarkan pada Peraturan Menteri Keuangan No. 223/PMK.07/2009 tentang Alokasi dan Pedoman Umum Dana Tambahan Bagi Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah Kepada Daerah Provinsi, Kabupaten, dan Kota Tahun Anggaran

31 Alokasi Dana Untuk Guru PNSD Rp4.575,46 milyar. Dana Tambahan bagi guru PNS Daerah dialokasikan kepada provinsi, kabupaten, dan kota untuk meningkatkan kinerja dan kesejahteraan guru PNSD. Dana Tambahan bagi guru PNS Daerah sebesar Rp ,00 per orang per bulan, terhitung mulai tanggal 1 Januari Alokasi Dana Untuk Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah Tahun Anggaran 2009 ditetapkan sebesar Rp4.575,46 milyar. Data jumlah Guru PNSD dimaksud disediakan oleh kementerian teknis dalam hal ini Kementerian Pendidikan Nasional. B Alokasi DP-Selisih Perhitungan Dana Alokasi Khusus Alokasi DP-Selisih Perhitungan Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun Anggaran 2009 didasarkan pada Undang-undang No.41 Tahun 2008 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2009 dan Peraturan Menteri Keuangan No. 71/PMK.07/2009 tentang Alokasi Kurang Bayar Dana Alokasi Khusus Tahun Anggaran 2007 yang dialokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran Alokasi DP- Selisih Perhitungan Dana Alokasi Khusus Rp197,13 milyar. Kurang bayar DAK Tahun Anggaran 2007 dialokasikan kepada daerah kabupaten dan kota yang telah melaksanakan pekerjaan fisik selesai 100% sampai dengan Tahun Anggaran 2007, berdasarkan data yang telah diverifikasi dan divalidasi oleh Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Alokasi kurang bayar DAK Tahun Anggaran 2007 dimaksud sebesar Rp197,13 milyar. B Alokasi DP-Selisih Perhitungan Dana Penyesuaian Infrastruktur Jalan dan Lainnya (DPIL) Alokasi DP- Selisih Perhitungan Dana Penyesuaian Infrastruktur Jalan dan Lainnya Rp41,44 milyar Alokasi DP-Selisih Perhitungan Dana Penyesuaian Infrastruktur Jalan dan Lainnya Tahun Anggaran 2009 didasarkan pada Undang-undang No.41 Tahun 2008 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2009 dan Peraturan Menteri Keuangan No. 72/PMK.07/2009 tentang Alokasi Kurang Bayar Dana Penyesuaian Infrastruktur Jalan dan Lainnya Tahun Anggaran 2007 yang dialokasikan dalam anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Kurang bayar DPIL Tahun Anggaran 2007 dialokasikan kepada daerah provinsi, kabupaten dan kota yang telah melaksanakan pekerjaan fisik /kontrak yang per tanggal 31 Desember 2007 telah mencapai 100% (seratus persen) dan pembayarannya belum mencapai 100% (seratus persen), berdasarkan data yang telah diverifikasi dan divalidasi oleh Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Alokasi kurang bayar DPIL Tahun Anggaran 2007 dimaksud adalah sebesar Rp41,44 milyar. 25

32 B.3. REALISASI TRANSFER DANA PERIMBANGAN Total Realisasi Transfer Dana Perimbangan Rp287,25 triliun (99,32%) Pada tahun anggaran 2009 terdapat penerimaan kembali transfer tahun sebelumnya sebesar Rp475,31 milyar yang tidak dianggarkan sebelumnya. Dari Alokasi Transfer Dana Perimbangan TA 2009 sebesar Rp ,97 milyar, realisasi Transfer Dana Perimbangan TA 2009 adalah sebesar Rp ,46 milyar atau sebesar 99,32% dari alokasi. Realisasi Transfer Dana Perimbangan TA 2009 terdiri dari realisasi DBH Pajak sebesar Rp39.269,13 milyar atau sebesar 95,62% dari pagu alokasi; DBH SDA sebesar Rp35.795,75 milyar atau sebesar 99,86% dari pagu alokasi; DBH Cukai sebesar Rp1.065,07 milyar atau sebesar 100% dari pagu alokasi; DAU sebesar Rp ,10 milyar atau sebesar 100 % dari pagu alokasi; dan DAK sebesar Rp24.707,42 milyar atau sebesar 99,55% dari pagu alokasi. Komposisi realisasi Transfer Dana Perimbangan TA 2009 dapat dilihat pada tabel dan grafik dibawah ini : Jenis Dana Transfer Pagu Alokasi (Rp) Realisasi (Rp) DANA P ERIMBANGAN DBH Pajak DBH SDA DBH Cukai DAU DAK Tabel : Komposisi Realisasi Transfer Dana Perimbangan TA

33 Pagu Alokasi 0 DBH Pajak DBH SDA DBH Cukai DAU DAK Pagu Alokasi Realisasi Grafik : Realisasi Transfer Dana Perimbangan TA 2009 B.3.1 PENDAPATAN Pendapatan pada LKTD ini terjadi karena pemotongan atau pengembalian lebih salur transfer ke daerah. Lebih salur dapat terjadi karena mekanisme penyaluran pada tahap-tahap awal berdasarkan prosentase tertentu dari alokasi. Pada tahap akhir, penyaluran telah memperhitungkan realisasi penerimaan negara yang harus dibagi-hasilkan ke daerah. Lebih salur terjadi karena nilai yang harus dibagi-hasilkan berdasarkan realisasi penerimaan untuk suatu daerah lebih kecil dari yang telah disalurkan berdasarkan alokasi. Dalam hal terjadi demikian, lebih salur tersebut akan dipotongkan dari penyaluran tahun berikutnya dan dicatat sebagai pendapatan pada LKTD. Mengingat bahwa dari awal memang tidak diharapkan terjadi lebih salur, maka pada proses penyaluran transfer ke daerah tidak dianggarkan adanya penerimaan dari pemotongan lebih salur tahun anggaran sebelumnya. Selama TA 2009, telah diperoleh pendapatan yang bersumber dari penerimaan kembali tahun anggaran yang lalu sebesar Rp475,31 milyar. Pendapatan tersebut berupa pemotongan lebih salur TA 2008 sebesar Rp169,71 milyar dan pengembalian ke RKUN dari sisa pencairan dana cadangan (escrow account) TA 2008 sebesar Rp305,60 milyar dari total Rp3.787,10 milyar. Pendapatan dari pemotongan lebih salur dan pengembalian sisa rekening dana cadangan 2008 dirinci pada tabel berikut ini. 27

34 DAFTAR PENDAPATAN DARI PENERIMAAN KEMBALI TAYL NO KETERANGAN JUMLAH A PEMOTONGAN LEBIH SALUR TA DBH Pajak-PPh DBH Pajak-PPh 25/ DBH Pajak-Biaya Pungut PBB DBH Pajak-PBB bagian Pemerintah Pusat yang di kembalikan ke Kab/Kota DBH SDA-Minyak Bumi DBH SDA-Gas Bumi DBH SDA-Pertambangan Umum-Iuran Tetap DBH SDA-Pertambangan Umum-Royalti DBH SDA-Kehutanan-IIHPH/IHPH DBH SDA-Kehutanan-PSDH DBH SDA-Kehutanan-DR DBH SDA-Perikanan B Pengembalian ke RKUN dari sisa pencairan dana cadangan TA JUMLAH TOTAL B.3.2 REALISASI DBH PAJAK Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 21/PMK.07/2009 tentang Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Anggaran Transfer ke Daerah, Kuasa Pengguna Anggaran Transfer ke daerah atas pencairan DBH Pajak adalah Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan. Dalam rangka pelaksanaan anggaran Transfer ke Daerah tersebut, Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan menerbitkan SPM sebagai perintah pemindahbukuan dari Rekening 28

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Sistem. Akuntansi. Pelaporan. Daerah.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Sistem. Akuntansi. Pelaporan. Daerah. No.185, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Sistem. Akuntansi. Pelaporan. Daerah. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 120/PMK.05/2009 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 21/PMK.07/2009 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 21/PMK.07/2009 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN, PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 21/PMK.07/2009 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN, Menimban g : a. bahwa dalam rangka meningkatkan efisiensi pelaksanaan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 04/PMK.07/2008 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 04/PMK.07/2008 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN, MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 04/PMK.07/2008 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUB NOMOR 165/PMK.07/2012 TENTANG PENGALOKASIAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUB NOMOR 165/PMK.07/2012 TENTANG PENGALOKASIAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1 of 41 1/31/2013 12:38 PM MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 165/PMK.07/2012 TENTANG PENGALOKASIAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1469, 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN. Anggaran. Transfer. Pelaksanaan. Pertanggungjawaban. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 183/PMK.07/2013 TENTANG PELAKSANAAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 126 /PMK.07/2010 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 126 /PMK.07/2010 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 126 /PMK.07/2010 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

DANA BAGI HASIL YANG BERSUMBER DARI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

DANA BAGI HASIL YANG BERSUMBER DARI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DANA BAGI HASIL YANG BERSUMBER DARI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN Dgchuank.blogspot.com I. PENDAHULUAN Dalam rangka menciptakan suatu sistem perimbangan keuangan yang proporsional, demokratis, adil,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1278, 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN. Anggaran. Transfer. Daerah. Pengalokasian. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 145/PMK.07/2013 TENTANG PENGALOKASIAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 120/PMK.05/2009 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 120/PMK.05/2009 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN, 1 of 8 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 120/PMK.05/2009 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Mengingat:

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH.

UNDANG-UNDANG TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH. RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan: 1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang selanju

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan: 1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang selanju No.287, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. DAU Non Tunai. DBH. Konversi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PMK.07/2017 /PMK.07/2015 TENTANG KONVERSI PENYALURAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG DANA PERIMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG DANA PERIMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG DANA PERIMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG DANA PERIMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG DANA PERIMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG DANA PERIMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG DANA PERIMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG DANA PERIMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG DANA PERIMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 26,

Lebih terperinci

2016, No menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 21 Tahu

2016, No menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 21 Tahu No.477, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Dana. Desa. Transfer. Pengelolaan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48/PMK.07/2016 TENTANG PENGELOLAAN TRANSFER KE

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG DANA PERIMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG DANA PERIMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG DANA PERIMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG DANA PERIMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG DANA PERIMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG DANA PERIMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 250/PMK.07/2014 TENTANG PENGALOKASIAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 250/PMK.07/2014 TENTANG PENGALOKASIAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 250/PMK.07/2014 TENTANG PENGALOKASIAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERHITUNGAN ALOKASI DAN KEBIJAKAN PENYALURAN DAK TA 2014, SERTA ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DI BIDANG KEHUTANAN

PERHITUNGAN ALOKASI DAN KEBIJAKAN PENYALURAN DAK TA 2014, SERTA ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DI BIDANG KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI PERHITUNGAN ALOKASI DAN KEBIJAKAN PENYALURAN DAK TA 2014, SERTA ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DI BIDANG KEHUTANAN disampaikan pada: Sosialisasi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 278, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5767); MEMUTUSKAN: Menetap

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 278, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5767); MEMUTUSKAN: Menetap No.882, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Non Tunai. Dana Bagi Hasil. Dana Alokasi Umum. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93/PMK.07/2016 TENTANG KONVERSI PENYALURAN DANA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

DANA PERIMBANGAN DAN PINJAMAN DAERAH

DANA PERIMBANGAN DAN PINJAMAN DAERAH DANA PERIMBANGAN DAN PINJAMAN DAERAH Oleh: DR. MOCH ARDIAN N. Direktur Fasilitasi Dana Perimbangan dan Pinjaman Daerah KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DAERAH 2018 1 2 KEBIJAKAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

IV. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN. Akuntansi Pemerintahan. Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.

IV. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN. Akuntansi Pemerintahan. Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. IV. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN A. PENJELASAN UMUM Dasar Hukum A.1. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 263/PMK.05/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 263/PMK.05/2014 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 263/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 263/PMK.05/2014 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 263/PMK.05/2014 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 263/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

TABEL MEKANISME ALUR DATA DJPK

TABEL MEKANISME ALUR DATA DJPK Lampiran 1 Peraturan Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Nomor PER- 01 /PK/2009 Tentang Mekanisme Aliran Data di Lingkungan DJPK TABEL MEKANISME ALUR DATA DJPK No. SUMBER DATA KOMPONEN DATA Bentuk Data

Lebih terperinci

KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN (KSAP)

KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN (KSAP) KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN (KSAP) Berdasarkan Pasal Peraturan Pemerintah Nomor Tahun 00 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang menyatakan bahwa:. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UU Nomor 33 Tahun 2004 Draf RUU Keterangan 1. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGANGGARAN DANA PERIMBANGAN DALAM APBD 2017 DAN ARAH PERUBAHANNYA

KEBIJAKAN PENGANGGARAN DANA PERIMBANGAN DALAM APBD 2017 DAN ARAH PERUBAHANNYA KEBIJAKAN PENGANGGARAN DANA PERIMBANGAN DALAM APBD 2017 DAN ARAH PERUBAHANNYA DIREKTORAT FASILITASI DANA PERIMBANGAN DAN PINJAMAN DAERAH DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA HASIL PEMERIKSAAN ATAS

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA HASIL PEMERIKSAAN ATAS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENYALURAN DAN PENERIMAAN DANA PERIMBANGAN TA. 2006 DAN SEMESTER I TA. 2007 PADA PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT DI TALIWANG AUDITORAT

Lebih terperinci

-2- No.1927, 2015 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara; 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan N

-2- No.1927, 2015 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara; 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan N BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1927, 2015 KEMENKEU. Dana. Bagi Hasil. Alokasi Umum. Penyaluran. Konversi. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 235/PMK.07/2015 TAHUN 2015 TENTANG KONVERSI

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH I. UMUM Berdasarkan amanat Pasal 18 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM (DBH SDA)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM (DBH SDA) KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM (DBH SDA) Surabaya, 8 Oktober 2015 DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN KERANGKA PENYAJIAN 1. INDONESIA KAYA SUMBER DAYA ALAM?

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.851, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. DBH. SDA Migas. Tahun Anggaran 2011. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 222/PMK.07/2011 TENTANG ALOKASI DANA BAGI HASIL

Lebih terperinci

2 Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, perlu mengatur kembali mekanisme pelaksanaan dan pertanggungjawaban transfer ke daerah dan dana desa; d. bah

2 Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, perlu mengatur kembali mekanisme pelaksanaan dan pertanggungjawaban transfer ke daerah dan dana desa; d. bah No.1972, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Transfer Ke Daerah. Dana Desa. Pertanggungjawaban. Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 241/PMK.07/2014 TENTANG PELAKSANAAN

Lebih terperinci

I. RINGKASAN. Tabel 1. Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2012 dan 2011

I. RINGKASAN. Tabel 1. Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2012 dan 2011 I. RINGKASAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah dengan 233/PMK.05/2011

Lebih terperinci

PERANAN KEMENTERIAN KEUANGAN DALAM ALOKASI ANGGARAN PEMERINTAH DAERAH GUNA MENDUKUNG INPRES NOMOR 12 TAHUN 2011

PERANAN KEMENTERIAN KEUANGAN DALAM ALOKASI ANGGARAN PEMERINTAH DAERAH GUNA MENDUKUNG INPRES NOMOR 12 TAHUN 2011 Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan PERANAN KEMENTERIAN KEUANGAN DALAM ALOKASI ANGGARAN PEMERINTAH DAERAH GUNA MENDUKUNG INPRES NOMOR 12 TAHUN 2011 Hotel Bidakara,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 212/PMK.07/2010 TENTANG PEDOMAN UMUM DAN ALOKASI PROGNOSA DEFINITIF TUNJANGAN PROFESI GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH KEPADA DAERAH PROVINSI, KABUPATEN, DAN KOTA TAHUN

Lebih terperinci

BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI

BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI Kebijakan Perhitungan dan Mekanisme Dana Bagi Hasil (DBH) dalam rangka Kebijakan Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah : Ketentuan, Mekanisme dan Implementasi No. 12/Ref/B.AN/VI/2007

Lebih terperinci

KEBIJAKAN UMUM DAN ALOKASI DAK TA 2014

KEBIJAKAN UMUM DAN ALOKASI DAK TA 2014 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEBIJAKAN UMUM DAN ALOKASI DAK TA 2014 Disampaikan pada: Rapat Konsolidasi DAK Bidang Dikmen TA 2014 Nusa Dua, 28 November 2013 AGENDA PAPARAN 1. Postur Dana Transfer

Lebih terperinci

1. Sampul Luar Merupakan sampul luar dari laporan keuangan, memuat informasi mengenai Eselon I dan periode penyampaian laporan keuangan.

1. Sampul Luar Merupakan sampul luar dari laporan keuangan, memuat informasi mengenai Eselon I dan periode penyampaian laporan keuangan. BAGIAN ANGGARAN 015 LAPORAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN ANGGARAN 2010 AUDITED Jl. Gatot Subroto Kav. 40-42 Jakarta Selatan SISTEMATIKA PENYAJIAN LAPORAN

Lebih terperinci

1 of 5 18/12/ :41

1 of 5 18/12/ :41 1 of 5 18/12/2015 14:41 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 47/PMK.07/2011 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN TUNGGAKAN PINJAMAN PEMERINTAH DAERAH KEPADA PEMERINTAH

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DASAR PEMIKIRAN HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PUSAT DAN DAERAH DAERAH HARUS MEMPUNYAI SUMBER-SUMBER KEUANGAN YANG MEMADAI DALAM MENJALANKAN DESENTRALISASI

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ( CALK )

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ( CALK ) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ( CALK ) SEMESTER I RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANTEN TAHUN ANGGARAN 2014 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANTEN Jl.Syeh Nawawi Al-Bantani, Kel.Banjarsari Kec.Cipocok Jaya Kota Serang

Lebih terperinci

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran No.851, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. DBH. SDA Migas. Tahun Anggaran 2011. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 222/PMK.07/2011 TENTANG ALOKASI DANA BAGI HASIL

Lebih terperinci

I. RINGKASAN. Tabel 1 Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2012 dan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % Realisasi terhadap Anggaran

I. RINGKASAN. Tabel 1 Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2012 dan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % Realisasi terhadap Anggaran Laporan Keuangan BNPB Tahun Anggaran 2012 BA : 103 (Audited) I. RINGKASAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 47/PMK.07/2011 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN TUNGGAKAN PINJAMAN PEMERINTAH DAERAH KEPADA PEMERINTAH MELALUI SANKSI PEMOTONGAN DANA ALOKASI UMUM DAN/ATAU DANA BAGI HASIL

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN PUSAT DAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN PUSAT DAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN PUSAT DAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2013 dan 2012 dapat disajikan sebagai berikut:

Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2013 dan 2012 dapat disajikan sebagai berikut: RINGKASAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 233/PMK.05/2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri

Lebih terperinci

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Sist

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Sist No.2047, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Akuntansi. Pelaporan. Keuangan. Transfer. Dana Desa. Sistem. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 263/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM

Lebih terperinci

I. RINGKASAN. Tabel 1 Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2012 dan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % Realisasi terhadap Anggaran

I. RINGKASAN. Tabel 1 Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2012 dan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % Realisasi terhadap Anggaran Laporan Keuangan BNPB Tahun Anggaran 2012 BA : 103 (Audited) I. RINGKASAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan

Lebih terperinci

BAGIAN ANGGARAN 089 LAPORAN KEUANGAN PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA BARAT SEBAGAI UNIT KUASA PENGGUNA ANGGARAN

BAGIAN ANGGARAN 089 LAPORAN KEUANGAN PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA BARAT SEBAGAI UNIT KUASA PENGGUNA ANGGARAN BAGIAN ANGGARAN 089 LAPORAN KEUANGAN PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA BARAT SEBAGAI UNIT KUASA PENGGUNA ANGGARAN SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2014 PERIODE YANG BERAKHIR

Lebih terperinci

Realisasi Belanja Negara pada TA 2014 adalah senilai Rp ,00 atau mencapai 90,41% dari alokasi anggaran senilai Rp ,00.

Realisasi Belanja Negara pada TA 2014 adalah senilai Rp ,00 atau mencapai 90,41% dari alokasi anggaran senilai Rp ,00. RINGKASAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 213/PMK.05/2013 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

Lebih terperinci

UPAYA MEMAKSIMALKAN PELAKSANAAN TRANSFER KE DAERAH PADA DIREKTORAT DANA PERIMBANGAN 1 Oleh: Peserta Diklatpim IV Angkatan 127 Kelompok II Tahun

UPAYA MEMAKSIMALKAN PELAKSANAAN TRANSFER KE DAERAH PADA DIREKTORAT DANA PERIMBANGAN 1 Oleh: Peserta Diklatpim IV Angkatan 127 Kelompok II Tahun UPAYA MEMAKSIMALKAN PELAKSANAAN TRANSFER KE DAERAH PADA DIREKTORAT DANA PERIMBANGAN 1 Oleh: Peserta Diklatpim IV Angkatan 127 Kelompok II Tahun 2010 2 PENDAHULUAN Pelaksanaan urusan perimbangan keuangan

Lebih terperinci

BAGIAN ANGGARAN 005 DIPA 01 (308152)

BAGIAN ANGGARAN 005 DIPA 01 (308152) LAMPIRAN IVa PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 65/PB/2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA BAGIAN ANGGARAN 005 DIPA 01 (308152) LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI Laporan Keuangan Audited Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2012 Jalan Purnawarman Nomor 99, Kebayoran Baru Jakarta DAFTAR ISI Kata

Lebih terperinci

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah dengan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 156 /PMK.07/2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 156 /PMK.07/2007 TENTANG PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 156 /PMK.07/2007 TENTANG PENETAPAN ALOKASI KURANG BAYAR DANA BAGI HASIL PAJAK TAHUN ANGGARAN 2005 DAN 2006 YANG DIALOKASIKAN DALAM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1785, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Investasi Pemerintah. Akuntansi. Pelaporan Keuangan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 209/PMK.05/2015 TENTANG SISTEM

Lebih terperinci

PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2004

PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2004 PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2004 1 PRINSIP KEBIJAKAN PERIMBANGAN KEUANGAN Perimbangan Keuangan antara Pemerintah

Lebih terperinci

BAGIAN ANGGARAN 054. LAPORAN KEUANGAN SATKER BPS KABUPATEN TAPANULI UTARA TAHUN ANGGARAN 2012 (Unaudited)

BAGIAN ANGGARAN 054. LAPORAN KEUANGAN SATKER BPS KABUPATEN TAPANULI UTARA TAHUN ANGGARAN 2012 (Unaudited) BAGIAN ANGGARAN 054 LAPORAN KEUANGAN SATKER BPS KABUPATEN TAPANULI UTARA TAHUN ANGGARAN 2012 (Unaudited) Jalan Sutan Sumurung lumbantobing No.7 Telepon : 0633-21153 Fax. 0633-21755 Tarutung 22417 Home

Lebih terperinci

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI Laporan Keuangan Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember

Lebih terperinci

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang -Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah

Lebih terperinci

III. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

III. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN III. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Dasar Hukum A. PENJELASAN UMUM A.1. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

DANA ALOKASI KHUSUS DALAM PERIMBANGAN KEUANGAN PUSAT DAN DAERAH

DANA ALOKASI KHUSUS DALAM PERIMBANGAN KEUANGAN PUSAT DAN DAERAH DANA ALOKASI KHUSUS DALAM PERIMBANGAN KEUANGAN PUSAT DAN DAERAH A. Latar Belakang Pembangunan Nasional adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan bernegara,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.818,2011 PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 208/PMK.07/2011 TENTANG ALOKASI DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM PERTAMBANGAN UMUM TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian per 31 Desember 2012

Laporan Keuangan Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian per 31 Desember 2012 RINGKASAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 15/PB/2006 TENTANG MEKANISME PEMBAYARAN/PENYALURAN DAN PELAPORAN DANA PENYESUAIAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan salah satu instrumen kebijakan yang dipakai sebagai alat untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan salah satu instrumen kebijakan yang dipakai sebagai alat untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2.1.1 Pengertian dan unsur-unsur APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pada hakekatnya merupakan salah satu instrumen

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.175, 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran. Penyusunan. Pengesahan. Petunjuk. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PMK.02/2013

Lebih terperinci

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN ix RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang -Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 259/PMK.05/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 259/PMK.05/2014 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 259/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PENGELOLAAN PENERUSAN PINJAMAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

ANGGARAN PENDAPATAN & BELANJA NEGARA DIANA MA RIFAH

ANGGARAN PENDAPATAN & BELANJA NEGARA DIANA MA RIFAH ANGGARAN PENDAPATAN & BELANJA NEGARA DIANA MA RIFAH DEFINISI Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) adalah suatu daftar atau penjelasan terperinci mengenai penerimaan dan pengeluaran negara untuk suatu

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAK BIDANG KESEHATAN 2010

KEBIJAKAN DAK BIDANG KESEHATAN 2010 KEBIJAKAN DAK BIDANG KESEHATAN 2010 Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bogor, 13 Oktober 2009 Dasar Hukum UU No.17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara UU No.25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1263, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Dana Bagi Hasil. Pajak Bumi dan Bangunan. Alokasi Sementara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 205 /PMK.07/2012 TENTANG

Lebih terperinci

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Dana Jaminan Penugasan Pembiayaan Infrastruktur Dae

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Dana Jaminan Penugasan Pembiayaan Infrastruktur Dae No.1283, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Pengelolaan DJPPID. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR125/PMK.08/2017 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN DANA JAMINAN PENUGASAN PEMBIAYAAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAH DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAH DAERAH UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2014 (AUDITED)

LAPORAN KEUANGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2014 (AUDITED) BAGIAN ANGGARAN 065 LAPORAN KEUANGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2014 (AUDITED) Jl. Jenderal Gatot Subroto No.44 Jakarta Selatan 12190 KATA PENGANTAR Sebagaimana

Lebih terperinci

III. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

III. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN III. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Dasar Hukum A. PENJELASAN UMUM A.1. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1334, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. DIPA. Penyusunan. Pengesahan. Petunjuk. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 156/PMK.02/2013 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2018

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2018 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

BAGIAN ANGGARAN 087 LAPORAN KEUANGAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (AUDITED)

BAGIAN ANGGARAN 087 LAPORAN KEUANGAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (AUDITED) BAGIAN ANGGARAN 087 LAPORAN KEUANGAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (AUDITED) Jl. Ampera Raya No.7 Cilandak Jakarta Selatan Kata Pengantar... Daftar Isi...

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (Lembaran Ne

2017, No Mengingat : Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (Lembaran Ne No.532, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Likuidasi Entitas Akuntansi. Entitas Pelaporan pada Kementerian Negara/Lembaga. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2017 (Lembaran Negara Republik Indon

2017, No Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2017 (Lembaran Negara Republik Indon No.1289, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. DAU dan Tambahan DAK Fisik. APBNP TA 2017. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 127/PMK.07/2017 /PMK.07/2017 TENTANG PELAKSANAAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 211/PMK.07/2010 TENTANG PEDOMAN UMUM DAN ALOKASI PROGNOSA DEFINITIF DANA TAMBAHAN PENGHASILAN BAGI GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH KEPADA DAERAH PROVINSI, KABUPATEN, DAN

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 129/PMK.07/2008 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN SANKSI PEMOTONGAN DANA ALOKASI UMUM DAN/ ATAU DANA BAGI HASIL DALAM KAITANNYA

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS <KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA> (Diisi dengan rencana strategis Kementerian Negara/Lembaga)

RENCANA STRATEGIS <KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA> (Diisi dengan rencana strategis Kementerian Negara/Lembaga) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (UNAUDITED/AUDITED)* A. PENJELASAN UMUM Dasar Hukum A.1. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.229,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PMK.08/2012 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN DANA CADANGAN PENJAMINAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 2046, 2014 KEMENKEU. Akutansi. Keuangan. Pusat. Sistem. Pelaporan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 262/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI

Lebih terperinci

Jenis Penerimaan & Pengeluaran Negara. Pertemuan 4 Nurjati Widodo, S.AP, M.AP

Jenis Penerimaan & Pengeluaran Negara. Pertemuan 4 Nurjati Widodo, S.AP, M.AP Jenis Penerimaan & Pengeluaran Negara Pertemuan 4 Nurjati Widodo, S.AP, M.AP Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN merupakan wujud pengelolaan keuangan negara yang ditetapkan tiap tahun dengan undang-undang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 142/PMK.07/2007 TENTANG PENETAPAN ALOKASI DANA ALOKASI KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2008 MENTERI KEUANGAN,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 142/PMK.07/2007 TENTANG PENETAPAN ALOKASI DANA ALOKASI KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2008 MENTERI KEUANGAN, MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 142/PMK.07/2007 TENTANG PENETAPAN ALOKASI DANA ALOKASI KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2008 MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 160.2/PMK.07/2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 160.2/PMK.07/2008 TENTANG PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 160.2/PMK.07/2008 TENTANG ALOKASI SEMENTARA DANA BAGI HASIL PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 DAN PASAL 29 WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DALAM NEGERI DAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21

Lebih terperinci

2017, No melaksanakan ketentuan Pasal 23 ayat (1) Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, perlu membentuk Undang-Undang tent

2017, No melaksanakan ketentuan Pasal 23 ayat (1) Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, perlu membentuk Undang-Undang tent No.233, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. APBN. Tahun 2018. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6138) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017

Lebih terperinci