BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori Pengertian Laporan Keuangan Menurut James dan Moira (2005) mendefinisikan, Laporan keuangan adalah sarana utama dalam membuat laporan informasi keuangan perusahaan yang ditujukan kepada orang-orang didalam perusahaan (manajer dan para karyawan), dan kepada masyarakat diluar perusahaan (bank, investor, pemasok, dsb). Sedangkan IAI (2002) mendefinisikan, laporan keuangan meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang disajikan dalam berbagai cara, seperti, misalnya sebagai laporan arus dana), dan catatan atas laporan keuangan, laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Munawir (2004) mendefinisikan, Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antar data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut Tujuan laporan keuangan Setelah melihat beberapa definisi dan pengertian laporan keuangan yang berbeda-beda sangatlah baik juga mengetahui beberapa tujuan laporan keuangan. Menurut IAI (2002) tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut :

2 1. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. 2. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian dimasa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan non keuangan. 3. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship) Bentuk-bentuk Laporan Keuangan Laporan keuangan yang utama bagi perusahaan perorangan adalah laporan laba-rugi, laporan ekuitas pemilik, neraca, dan laporan arus kas. Urutan penyusunan dan sifat data yang terdapat dalam laporan-laporan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Laporan Laba-rugi (Income Statement) IAI (2002) mendefinisikan, laporan yang disajikan sedemikian rupa dimana didalamnya menonjolkan unsur-unsur yang langsung berkaitan dengan pengukuran penghasilan bersih (laba) adalah penghasilan dan beban. 2. Laporan Laba Ditahan (Statement of Retained Earnings) Menurut IAI (2002) bahwa perubahan ekuitas perusahaan menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode

3 bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan. 3. Neraca (Balance Sheet) IAI (2002) mendefinisikan, Neraca adalah unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva, kewajiban dan ekuitas. 4. Laporan arus kas (Cash Flow) Menurut IAI (2002), Tujuan pelaporan arus kas adalah memberi informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan melalui laporan arus kas berdasarkan aktivitas operasi,investasi, maupun pendanaan (financing) selama suatu periode akuntansi. 2.2 Pengertian Nilai Definisi nilai (value) menurut Webster dalam Widjaja, Amin (2001), yaitu: That quality of thing according to which it is thought of as being more or less desireable, usefull, estimatable, important, etc. worth or the degree of worth. Value tercipta ketika memperoleh sesuatu yang lebih berharga dibandingkan dengan apa yang kita korbankan untuk memperolehnya, dengan kata lain value merupakan selisih antara hasil yang diperoleh seseorang dengan pengorbanan. Didalam dunia usaha, konsumen akan menilai suatu barang berdasarkan value. Perusahan akan memperoleh value setelah konsumen melakukan pembayaran atas barang tersebut. Menurut Tunggal (2001), proses penciptaan nilai didalam perusahaan dapat dilakukan melalui 3 cara, yaitu :

4 a. Melalui peningkatan rate of return (tingkat pengembalian) dari modal yang ada, sehingga laba operasi yang dihasilkan dapat meningkat tanpa memasukkan lebih banyak dana ke dalam perusahaan. b. Melalui penambahan modal yang diinvestasikan, dimana nilainya lebih besar daripada biaya atau pengorbanan untuk mendapatkan tambahan modal tersebut. c. Meningkatkan investasi pada proyek yang menghasilkan tingkat pengembalian yang lebih besar daripada biaya modalnya, dan mengurangi atau menghentikan investasi pada proyek yang tingkat pengembaliannya lebih rendah dibandingkan biaya modalnya. Karena begitu pentingnya value bagi suatu perusahaan, maka akhir-akhir Ini mulai dikenal konsep Value Based Management. Definisi Value Based Management menurut Tunggal (2001) adalah menerapkan suatu pola pikiran (mindset) di mana setiap orang di dalam organisasi belajar untuk memprioritaskan keputusan tersebut terhadap nilai perusahaan (corporate value). Seluruh proses utama dan sistem yang diimplementasikan dalam perusahaan harus berorientasi pada penciptaan nilai (creation of value). 2.3 Economic Value Added (EVA) Konsep Economy Value Added (EVA) pertama kali dikenalkan oleh G.Bennett Stewart, III, Managing Partner dari Stern Stewart and Co dalam bukunya The Quest For Value. Konsep EVA menjadi sistem manajemen keuangan yang hangat dewasa ini, dimana menurut majalah Economist (2 agustus 1997) dalam Widjaja, Amin (2001) lebih dari 300 perusahaan di dunia telah mengadopsi sistem berbasis EVA untuk penilaian kinerja keuangannya. EVA adalah suatu sistem manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan, yang menyatakan

5 bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta jika perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi (operating cost) dan biaya modal (cost of capital). Economic Value Added (EVA) menawarkan keuntungan bagi pihak manajer dan investor, sedangkan manajer dapat menggunakannya sebagai dasar dalam pengambilan keputusan terbaik menurut kepentingan pemilik dan untuk mengukur value yang dihasilkannya dalam operasi bisnis. Investor juga dapat menggunakannya untuk memprediksi prestasi manajer dalam mengelola perusahaan sekaligus menjadi alat untuk melihat saham mana yang akan mendatangkan hasil keuntungan yang lebih besar dari saham-saham yang ada. (Samsi,2006). Konsep EVA juga digunakan untuk membantu para investor dan pemegang saham sebagai acuan untuk mengalokasikan dan menanamkan modalnya. (Mulia,2002). EVA mengukur kinerja perusahaan dengan mengurangi laba operasi setelah pajak dengan beban biaya modal (cost of capital), dimana biaya atas modal mencerminkan risiko atau opportunity cost bagi perusahaan. Batasan nilai EVA adalah sebagai berikut : a. Jika EVA lebih besar dari nol atau positif, menunjukkan telah terjadi proses nilai tambah bagi perusahaan dan ini berarti bahwa tingkat pengembalian yang dihasilkan melebihi tingkat biaya modal atau tingkat pengembalian yang diminta oleh investor atas investasi yang dilakukannya. b. Jika EVA sama dengan nol maka ini menunjukkan posisi impas perusahaan yang berarti bahwa tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh perusahaan sama dengan tingkat biaya modal. c. Jika EVA negatif maka menunjukkan tidak terjadi proses pertambahan nilai bagi perusahaan. Artinya tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh suatu

6 perusahaan lebih kecil dibandingkan dengan tingkat biaya modal atau tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor atas investasi yang dilakukannya, dengan kata lain perusahaan gagal memenuhi harapan penyedia dana. Pengertian EVA menurut Stewart (1991), Economic Value Added is a Residual measure that substract the cost of capital from the operating profit generated in the business. Atau jika dinyatakan dalam bentuk persamaan matematika menurut Keown (2001) adalah sebagai berikut : EVA = NOPAT (WACC x Invested capital) Perumusan lain menurut Young, David (2001) adalah : EVA = (RONA WACC ) x Invested Capital Berdasarkan perumusan tersebut, maka untuk meningkatkan nilai EVA dilakukan dengan mengambil langkah-langkah berikut : 1. Meningkatkan return dari capital yang telah dimiliki, jika RONA meningkat, sementara WACC dan invested capital konstan, maka EVA meningkat. 2. Pengurangan cost of capital, dengan cara mengoptimalkan penggunaan hutang dan penggunaan modal saham (equity) 3. Mencari dan mempertahankan pertumbuhan yang menguntungkan, jika investasi yang dilakukan menghasilkan return yang lebih besar daripada WACC. 4. Melepaskan atau merestrukturisasi aktivitas bisnis yang memusnahkan nilai. 5. Memperpanjang periode competitive advantage, yang menghasilkan nilai RONA lebih besar daripada WACC. (Widjaja dan Natalia,2006) Definisi Economic Value Added (EVA) Menurut S. Young David dan O Byrne F. Stephen (alih bahasa Tunggal,2001) :

7 EVA didasarkan pada gagasan keuntungan ekonomis (juga dikenal sebagai penghasilan sisa atau residual income), yang menyatakan bahwa kekayaan hanya diciptakan ketika sebuah perusahaan meliputi biaya operasi dan biaya modal. Sedangkan Menurut Sartono (2001) : EVA mampu menghitung laba ekonomi yang sebenarnya atau true economic profit suatu perusahaan pada tahun tertentu dan sangat berbeda jika dibanding laba akuntansi. EVA mencerminkan residual income yang tersisa setelah semua biaya modal, termasuk modal saham, telah dikurangkan. Sedangkan laba akuntansi dihitung tanpa mengurangkan biaya modal. EVA memberikan pengukuran yang lebih baik atas nilai tambah yang diberikan perusahaan kepada pemegang saham. Definisi lain yang dikemukakan oleh Diana (2005) : Economic Value Added (EVA) merupakan indikator tentang adanya penciptaan nilai dari suatu investasi yang secara sederhana dapat diartikan sebagai laba operasi setelah pajak (After Tax Operating Income) yang dikurangi dengan total biaya modal (Total Cost of Capital), dimana total biaya dihitung dengan cara mengalikan tingkat biaya modal dengan total biaya yang diinvestasikan Keunggulan Economic Value Added (EVA) Menurut Mirza sebagaimana dikutip oleh (Mulia,2002). Sebagai pengukur kinerja perusahaan EVA mempunyai beberapa keunggulan antara lain : a. EVA memfokuskan penilaiannya pada nilai tambah dengan memperhitungkan beban biaya modal sebagai resiko investasi. b. Konsep EVA sebagai pengukur kinerja perusahaan memperhatikan harapan penyedia dana secara adil di mana derajat keadilannya dinyatakan dengan ukuran

8 tertimbang (weighted) struktur modal yang ada dan berpedoman pada nilai pasar bukan pada nilai buku. c. EVA dapat diterapkan secara mandiri tanpa memerlukan data pembanding dari perusahaan lain maupun standar industri, sebagaimana konsep penilaian dengan menggunakan analisis rasio. d. Penerapan konsep EVA yang praktis merupakan salah satu bahan pertimbangan bagi pebisnis untuk mengambil keputusan dan kebijaksanaan permodalan. e. EVA dapat digunakan sebagai tolak ukur pemberian bonus pada karyawan. f. Konsep EVA mempengaruhi keputusan organisasi untuk keluar dari unit usaha yang mempunyai negative value added Kelemahan Economic Value Added (EVA) Menurut Utama sebagaimana yang dikutip oleh Adiningsih dan Sumarni (2005) menyatakan bahwa EVA dengan berbagai keunggulannya ternyata juga mempunyai beberapa kelemahan. Pertama, EVA hanya menggambarkan penciptaan nilai pada suatu tahun tertentu. Nilai suatu perusahaan merupakan akumulasi EVA selama umur perusahaan. Dengan demikian bisa saja suatu perusahaan mempunyai EVA pada tahun berjalan positif tetapi nilai perusahaan tersebut rendah karena EVA pada tahun berikutnya negatif. Dengan demikian dalam menggunakan EVA untuk menilai kinerja, harus melihat EVA masa kini dan masa mendatang. Kedua, secara praktis EVA belum tentu dapat diterapkan. Proses perhitungan EVA memerlukan estimasi biaya modal. Estimasi ini, sulit untuk dilakukan dengan tepat terutama untuk perusahaan yang belum go public. Untuk perusahaan yang sudah go public, tingkat biaya modal dan ekuitas dapat diperkirakan dengan menggunakan capital asset princing model (CAPM) atau market model.

9 Menurut Mirza sebagaimana dikutip oleh Adiningsih dan Sumarni (2005). Kelemahankelemahan lain dari EVA adalah : a. EVA hanya mengukur hasil akhir (result). Konsep ini tidak mengukur aktivitasaktivitas penentu seperti loyalitas dan tingkat retensi konsumen. b. EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor sangat mengandalkan pendekatan fundamental dalam mengkaji dan mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham tertentu, padahal faktor-faktor lain terkadang lebih dominan. c. Konsep ini sangat tergantung pada transparansi internal dalam perhitungan EVA secara akurat Manfaat Economic Value Added (EVA) Menurut Utama sebagaimana yang dikutip oleh Adiningsih dan Sumarni (2005), EVA mempunyai manfaat sebagai berikut : a. EVA digunakan sebagai penilai kinerja perusahaan dimana fokus penilaian kinerja adalah pada penciptaan nilai (value creation). b. EVA menyebabkan perhatian manajemen sesuai dengan kepentingan pemegang saham. c. Dengan EVA, para manajer berpikir dan bertindak seperti halnya pemegang saham yaitu memilih investasi yang memaksimumkan tingkat pengembalian dan meminimumkan tingkat biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat dimaksimumkan. d. EVA dapat digunakan untuk mengidentifikasi kegiatan atau proyek yang memberikan pengembalian lebih tinggi daripada biaya modalnya.

10 e. Dengan EVA, para manajer harus selalu membandingkan tingkat pengembalian proyek dengan tingkat biaya modal yang mencerminkan tingkat risiko proyek tersebut Strategi Kenaikan Economic Value Added (EVA) Dalam sistem EVA untuk menciptakan nilai pemegang saham, perusahaan harus menghasilkan nilai melebihi biaya modal di segala unit bisnisnya. Meskipun demikian tidak berarti bahwa pihak manajemen mamanfaatkan profitabilitas untuk jangka pendek tetapi betul-betul memperhatikan pertumbuhan EVA untuk waktu yang akan datang sehingga peningkatan EVA secara terus menerus. Ada tiga strategi untuk menaikan EVA yaitu : a. Strategi penciptaan nilai dengan mencapai pertumbuhan keuntungan (profitable growth). Hal ini bisa dicapai dengan menambah modal yang diinvestasikan pada proyek dengan tingkat pengembalian yang tinggi. b. Strategi penciptaan nilai dengan meningkatkan efisiensi operasi (operating efficiency). Dalam hal ini meningkatkan keuntungan tanpa menggunakan tambahan modal. c. Strategi penciptaan nilai dengan rasionalisasi dan keluar dari bisnis yang tidak menjanjikan (rationalize and exit unrewarding business). Ini berarti menarik modal yang tidak produktif dan menarik modal dari aktifitas yang menghasilkan return yang rendah dan menghapus unit bisnis yang tidak menjanjikan hasil. (Mulia,2002) Menentukan Economic Value Added (EVA) EVA merupakan alat ukur kinerja keuangan yang mementingkan penggunaan biaya modal, termasuk biaya atas modal saham disamping biaya-biaya operasional perusahaan.

11 EVA dinyatakan dalam satuan rupiah, sehingga EVA hanya dapat berbentuk positif, negatif, atau nol. EVA positif menyatakan bahwa perusahaan berhasil memperoleh laba ekonomis. EVA nol menyatakan bahwa perusahaan mencapai titik impas yang berarti perusahaan mampu menutup biaya operasi dan biaya modalnya, walaupun tidak berhasil memperoleh laba ekonomis. Sedangkan, EVA negatif menyatakan bahwa perusahaan tidak mampu memenuhi kewajibannya dalam menutup biaya operasional atau biaya modal atau keduanya. EVA memerlukan 3 elemen dalam perhitungannya, yaitu NOPAT, WACC, dan Invested Capital. EVA diperoleh dari pengurangan NOPAT dengan biaya modal (WACC dikalikan dengan invested capital). Satuan NOPAT adalah rupiah, sedangkan satuan WACC adalah persentase. Tetapi, karena WACC tersebut dikalikan dengan Invested Capital yang satuannya rupiah, maka hasil dari perkalian keduanya akan menghasilkan satuan dalam rupiah. Oleh karena itu, EVA dinyatakan dalam satuan rupiah Biaya Modal (Cost of Capital) Definisi Biaya Modal (Cost of Capital) Biaya Modal adalah biaya kesempatan minimal yang akan diperoleh apabila melakukan suatu investasi. Besarnya kemampuan perusahaan untuk dapat menanggung elemen risiko yang dimiliki merupakan faktor yang mempengaruhi perusahaan dalam memilih biaya modal yang akan diambil. Komponen pembiayaan yang dapat diambil berupa : a. Hutang jangka pendek (misal : pinjaman bank dan instrumen pasar uang lain). b. Hutang jangka panjang (misal : obligasi dengan tingkat bunga tetap atau mengambang atau pinjaman bank). c. Laba ditahan.

12 d. Penerbitan ekuitas baru ( penempatan publik maupun sendiri). e. Yang dapat diubah (convertibles). f. Saham istimewa. Biaya modal merupakan keseluruhan biaya yang dikeluarkan perusahaan sebagai modal dijadikan rata-rata tertimbang dari keseluruhan komponen pembiayaan yang dipergunakan. (Winarto,2004). Biaya modal merupakan rata-rata tertimbang (weighted average) yang terdiri dari biaya hutang (cost of debt) dan ekuitas perusahaan (cost of equity). Biaya hutang dihitung setelah dikurangi dengan pajak (after tax), yang dapat dirumuskan sebagai berikut : ( 1 t ) x b Dimana : t = pajak (tax rate), ditetapkan 30%. b = interest rate, suku bunga kredit investasi BI. (Panggabean,2005). Biaya modal (cost of capital) adalah tingkat pengembalian minimum atas modal yang dibutuhkan untuk mengganti pinjaman dan ekuitas investor (Tunggal,2001) Komponen Biaya Modal (Cost of Capital) Biaya Utang (Cost of Debt) Hutang atau debt adalah pinjaman yang diperoleh perusahaan dari pihak ketiga baik berupa barang maupun uang untuk kemudian dibayarkan pada waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Penghitungan biaya cost of debt menurut Keown (2001)

13 adalah biaya pinjaman atau biaya bunga setelah dikurangi pajak. Perumusannya sebagai berikut: Kd = Kb (1-tax) Dimana : Kd = cost of debt Kb = Biaya bunga (interest expense) T = pajak dalam persentase (untuk tingkat pajak di Indonesia digunakan 30%) Penghitungan cost of debt untuk obligasi mempunyai perumusan yang berbeda, karena tidak seperti hutang lainnya, bunga untuk obligasi dikenal dengan istilah kupon. Untuk mendapatkan cost of debt dari obligasi seperti dinyatakan dalam Keown (2001), dipergunakan rumus sebagai berikut : Kd = YTM (1-tax) Dan perhitungan YTM atau Yield to maturity adalah sebagai berikut : n Po = It Kb + t t= 1 (1 + ) (1 + M Kb ) n Dimana : Kb = YTM atau Yield to maturity Po = harga jual obligasi M = nilai par obligasi I t = besarnya penerimaan kupon obligasi n = banyaknya periode penerimaan kupon obligasi (Widjaja dan Natalia,2006) Menurut Utama sebagaimana dikutip oleh Adiningsih dan Sumarni (2005) menyatakan bahwa biaya hutang menunjukkan berapa biaya yang harus ditanggung

14 oleh perusahaan karena perusahaan menggunakan dana yang berasal dari pinjaman. Biaya modal atas hutang umumnya mudah diperkirakan karena besarnya bisa diperoleh dari tingkat bunga setelah pajak yang harus dibayar perusahaan jika perusahaan melakukan pinjaman Biaya atas modal sendiri (cost of equity) Ekuitas bagi suatu perusahaan seperti yang dicatat dalam neraca terdiri dari 2 sumber, yaitu modal dari pemegang saham (shareholder equity) dan laba ditahan (retained earning). Metode untuk memperoleh nilai cost of equity adalah dividend growth model. Dasar dari teori dividend growth model adalah hukum time value of money dimana nilai uang saat ini lebih tinggi nilainya dibandingkan dengan nilai uang di masa mendatang, dan lebih mengutamakan ketersediaan kas. Kesulitan utama dalam menggunakan metode ini adalah menetapkan tingkat growth dari perusahaan di mana tingkat growth diasumsikan konstan. Dividend growth model dalam Reilly (2003) dinyatakan dalam perumusan sebagai berikut : Ke = (D 1 / P o ) + g Dimana : D 1 = dividen tahun 1 P o = harga pasar g = growth (Widjaja dan Tunggal,2006) Biaya ekuitas adalah lebih abstrak karena investor mempunyai spektrum yang luas pada alternatif investasi yang tersedia. Jika investor mengambil risiko yang lebih tinggi, maka mereka harus ditawarkan prospek yang mempunyai pendapatan yang lebih tinggi.

15 (Panggabean, 2005). Menurut Widayanto sebagaimana dikutip oleh Adiningsih dan Sumarni (2005) menyatakan bahwa untuk menaksir biaya ekuitas (modal saham) perlu pendekatan berdasarkan tingkat pengembalian (return) yang diharapkan oleh pemegang saham (owner s expectation). Untuk menentukan biaya ekuitas harus berdasarkan nilai pasar yang berlaku dan bukan nilai buku. Perhitungan biaya ekuitas dapat menggunakan beberapa pendekatan, yaitu : a. Pendekatan CAPM yaitu melihat biaya ekuitas sebagai penjumlahan dari tingkat bunga tanpa risiko dan selisih antara tingkat pengembalian yang diharapkan pasar dengan tingkat bunga tanpa risiko dikalikan dengan risiko sistematis perusahaan (nilai beta perusahaan). b. Pendekatan dividen yang melihat biaya ekuitas sebagai nilai dividen per harga saham ditambah dengan persentase pertumbuhan dividen tersebut. c. Pendekatan price-earnings yang melihat biaya ekuitas sebagai nilai earning per share (laba per saham) dibagi dengan current stock price (harga saham sekarang). Menurut Ruky sebagaimana dikutip oleh Adiningsih dan Sumarni (2005) biaya ekuitas adalah biaya opportunitas ekuitas bila ditanamkan dalam bentuk investasi yang sebanding, umumnya pada pasar modal diperoleh dengan mengaplikasikan CAPM Biaya Modal Rata-rata Tertimbang (WACC) Menurut Adiningsih dan Sumarni (2005) biaya modal rata-rata tertimbang (Weighted Average Cost of Capital) merupakan rata-rata tertimbang biaya hutang dan modal sendiri, menggambarkan tingkat pengembalian investasi minimum untuk

16 mendapatkan Required Rate of Return (tingkat pengembalian yang diharapkan) oleh investor yaitu kreditor dan pemegang saham. WACC (Weighted Average Cost of Capital) adalah jumlah biaya masing-masing komponen modal, misalnya pinjaman jangka pendek dan pinjaman jangka panjang serta setoran modal saham yang bobotnya sesuai dengan proporsinya dalam strutur modal saham. (Tunggal,2001). 2.4 Market Value Added (MVA) Menurut Ruky sebagaimana dikutip oleh Winarto (2005) menyatakan bahwa beberapa waktu ini telah diperkenalkan sebuah konsep yang dapat menyatakan besaran yang langsung mengukur penciptaan nilai yaitu Market Value Added (MVA). Konsep ini dikembangkan oleh Stern, Stewart & Co., yang meyakini dan mempopulerkan MVA sebagai satu-satunya alat ukur yang paling pas untuk sukses tidaknya suatu perusahaan dalam menciptakan kekayaan bagi pemilik. MVA dipilih karena konsep ini merupakan ukuran kinerja keuangan secara eksternal, jadi bukan dari nilai pasar perusahaan yang merupakan hasil kali antara jumlah harga saham yang beredar dengan harga pasarnya. Karena nilai pasar perusahaan memiliki kelemahan yaitu untuk perusahaan yang telah go public, nilai pasarnya akan berubah ketika terjadi penjualan saham baru, padahal penambahan pasar dengan cara itu bukanlah merupakan usaha riil perusahaan, sehingga tidak dapat diakui sebagai prestasi kinerja keuangan perusahaan. (Winarto, 2005). Menurut Mirza dan Imbuh sebagaimana dikutip oleh Winarto (2005) MVA harus menjadi tujuan utama perusahaan yang menitikberatkan pada kemakmuran pemegang saham. Tujuan utama perusahaan adalah memaksimumkan kesejahteraan pemegang saham yang dilakukan dengan memaksimumkan MVA.

17 2.4.1 Definisi Market Value Added (MVA) Market Value Added (MVA) adalah perbedaan antara modal yang ditanamkan di perusahaan sepanjang waktu (untuk keseluruhan investasi baik berupa modal, pinjaman, laba ditahan dan sebagainya) terhadap keuntungan yang dapat diambil sekarang, yang merupakan selisih antara nilai buku dan nilai pasar dari keseluruhan tuntutan modal. (Winarto, 2005). Market Value Added (MVA) adalah kemakmuran pemegang saham dimaksimumkan dengan memaksimumkan kenaikan nilai pasar dari modal perusahaan di atas nilai modal yang disetor pemegang saham. (Sartono, 2001). Menurut Mirza dan Imbuh sebagaimana dikutip oleh Winarto (2005) MVA adalah Economic Value Added yang dihasilkan oleh kinerja manajerial sepanjang umur perusahaan yang di-present value-kan Perhitungan Market Value Added (MVA) Menurut Ruky sebagaimana dikutip oleh Winarto (2005). Nilai tambah pasar MVA dari sebuah perusahaan merupakan hasil dari selisih nilai pasar perusahaan dikurangi oleh komponen biaya yang telah dikeluarkan perusahaan untuk modal investasinya. Nilai pasar perusahaan ditandai dengan perolehan besarnya nilai perusahaan yang dihargai pada pasar saham, yang merupakan pengali antara harga saham dan jumlah saham yang tersedia. MVA merupakan kenaikan nilai pasar suatu perusahaan yang dilakukan dengan memaksimumkan selisih antara market value of equity dengan jumlah yang ditanamkan investor ke dalam perusahaan agar kemakmuran pemegang saham maksimum. MVA mencerminkan seberapa besar nilai tambah yang berhasil dikapitalisasi dan memperbesar nilai kapital yang digunakan oleh perusahaan.

18 Menurut Brigham sebagaimana dikutip oleh Winarto (2005). Perhitungan MVA adalah sebagai berikut : MVA = Market value of equity Equity capital supplied by shareholders MVA = Nilai pasar Modal diinvestasikan MVA = (Market value Book value) x shares outstanding Berdasarkan formula diatas, kekayaan atau kesejahteraan pemilik akan bertambah jika MVA bertambah. Nilai pasar perusahaan merupakan nilai pasar terhadap keseluruhan tuntutan terhadap aktiva perusahaan, yaitu berupa ekuitas, bunga minoritas dan hutang. Nilai pasar perusahaan = nilai pasar saham biasa + bunga minoritas + hutang jangka pendek + hutang jangka panjang + hutang jangka panjang lain. Untuk menghitung nilai buku ekonomis per lembar saham digunakan perhitungan sebagai berikut : Nilai buku ekonomis per lembar saham = (EAT / the number of share outstanding) / (EAT / Equity) = (EAT / the number of share outstanding) x (Equity / EAT) = EPS / ROE Konsep Market Value Added (MVA) a. Jumlah saham yang beredar yaitu jumlah saham yang beredar pada tahun tertentu dari masing- masing emiten. b. Harga saham adalah harga pasar saham pada saat penutupan akhir suatu tahun tertentu.

19 c. EPS merupakan salah satu rasio keuangan yang sering digunakan investor saham atau calon investor untuk menganalisis kemampuan perusahaan mencetak laba berdasarkan saham yang dimiliki. EPS = laba bersih dividen saham preferen / rata-rata tertimbang jumlah saham biasa yang beredar. EPS dapat digunakan untuk menganalisis profitabilitas suatu saham oleh para analisis surat berharga. EPS positif berarti perusahaan laba dan sebaliknya. Keseluruhan proses kerja yang dilakukan perusahaan pada akhirnya akan mendapatkan penghargaan dari pemilik modal. Penilaian baik buruknya usaha yang dilakukan mempertimbangkan kesempatan nlai tambah yang akan didapatkan pemilik modal terhadap investasi yang dilakukan. Pada gambar dibawah ini memperlihatkan proses pertambahan nilai yang dilakukan perusahaan akan memperhitungkan pertambahan nilai ekonomis EVA serta pertambahan nilai pasar MVA. Pada akhirnya akan menghasilkan harapan penciptaan nilai yang diperoleh pemilik modal Dari hasil MVA dapat diklasifikasikan perusahaan dengan MVA tinggi dan perusahaan dengan MVA rendah. Perusahaan dengan MVA tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang mempunyai MVA rendah. Memiliki nilai pasar (market value) lebih besar yang berarti perusahaan tersebut dihargai lebih baik dipasarnya daripada nilai bukunya. Memiliki nilai buku yang lebih rendah dari nilai pasarnya. Memiliki jumlah saham yang beredar lebih banyak. Kinerja harga saham yang lebih baik dan aktif dalam transaksi sehingga adanya ratarata kenaikan harga saham perusahaan yang ditawarkan di pasar.

20 Kinerja perusahaan yang lebih baik. Untuk mengklasifikasikan apakah perusahaan mempunyai MVA yang tinggi atau rendah, terlebih dahulu perlu diketahui nilai rata-rata dari perusahaan-perusahaan. Setelah nilai ratarata diperoleh baru dapat ditentukan bahwa MVA di bawah nilai rata-rata adalah MVA dengan klasifikasi rendah dan MVA di atas nilai rata-rata adalah MVA klasifikasi tinggi. (Winarto, 2005) Cara Meningkatkan Market Value Added (MVA) Menurut Stewart, sebagaimana dikutip oleh Winarto (2005), Cara meningkatkan MVA dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu : a. Meningkatkan efisiensi operasional yang berpengaruh dan selisih antara rate of return dan WACC (Weighted Average Cost of Capital). Rate of return = NOPAT / capital. Capital = jumlah dana yang terdiri dari hutang berbunga dan ekuitas saham. b. Menambah jumlah modal yang diinvestasikan ke dalam suatu proyek di mana selisih antara rate of return dan WACC (Weighted Average Cost of Capital) berharga positif. c. Menarik kembali modal dari operasional jika rate of return lebih kecil dari WACC Hubungan antara Market Value Added (MVA) dan Economic Value Added (EVA) Menurut Ruky sebagaimana dikutip oleh Winarto (2005) MVA mencerminkan seberapa besar nilai tambah yang berhasil dikapitalisasi dan memperbesar nilai kapital yang digunakan oleh perusahaan. EVA mencerminkan kompensasi yang lebih tinggi atas laba dibandingkan biaya modal, yang berarti manajemen mampu menciptakan peningkatan kekayaan bagi perusahaan/pemilik modal. (Adiningsih dan Sumarni,2005).

21 Menurut Rousana sebagaimana dikutip oleh Adiningsih dan Sumarni (2005), dimana dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa EVA belum banyak digunakan oleh para investor (domestik) di BEJ sebagai alat untuk menganalisis kinerja suatu perusahaan. Hasil korelasi antara EVA dan MVA pada perusahaan-perusahaan yang listed di BEJ tidak menunjukkan korelasi yang signifikan. Rousana mengemukakan tidak signifikannya korelasi antara EVA dan MVA membuktikan bahwa belum efisiennya pasar modal di Indonesia (BEJ), Para investor belum menggunakan sepenuhnya informasi yang tersedia untuk menganalisis suatu saham perusahaan, sehingga harga saham yang terjadi belum mencerminkan semua informasi yang ada. Menurut Dewanto sebagaimana dikutip oleh Adiningsih dan Sumarni (2005), mendapat kesimpulan yang sama tentang EVA yaitu bahwa EVA tidak berkorelasi secara signifikan terhadap MVA namun berkorelasi secara signifikan terhadap proporsi utang dan proporsi saham. Perubahan pada proporsi struktur modal sendiri ini mempengaruhi nilai EVA. EVA dan MVA terdapat hubungan atau korelasi yang tidak begitu kuat, karena EVA dan MVA adalah variabel independent yang tidak saling berhubungan satu sama lain, di mana besarnya nilai EVA tidak mencerminkan nilai MVA dan demikian pula sebaliknya. Hal ini sejalan dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Reilly (2003) bahwa antara EVA dan MVA tidak selalu terdapat korelasi. Ada tidaknya korelasi antara EVA dan MVA sangat ditentukan oleh waktu atau periode saat analisis dilakukan, seberapa cepat nilai EVA tercermin dalam harga saham, atau adanya faktor lain yang mempengaruhi besaran MVA selain EVA (seperti market interest rates dan perubahan ekspetasi perusahaan di masa yang akan datang). Berdasarkan MVA dapat dibuat kontrak untuk menentukan besarnya bonus kinerja bagi pengelola. Masalahnya, MVA adalah ukuran kumulatif jangka panjang. Padahal bonus kinerja biasanya perlu dibayar tiap tahun. Sebagai pendekatan bagi penciptaan nilai setiap

22 tahunnya, diperkenalkan konsep Economic Value Added (EVA) atau konsep nilai tambah ekonomis. EVA adalah laba operasional bersih setelah pajak dikurangi biaya modal. Biaya modal telah mencakup biaya bunga hutang dan biaya ekuitas (biaya modal sendiri). Jika laba ini lebih besar dari biaya modal, maka terciptalah nilai tambah bagi perusahaan. Dalam jangka panjang, penciptaan nilai tahunan ini akan tercermin dalam MVA. Bonus bagi pengelola dapat diberikan tiap akhir tahun dalam bentuk tunai dihitung berdasarkan persentase dari EVA atau bisa juga dalam jangka panjang berupa saham atau yang lebih tinggi lagi seperti opsi saham sebagai persentase dari MVA. Dengan penetapan bonus kinerja seperti ini, keinginan pengelola akan lebih sejalan dengan keinginan pemilik. MVA menjelaskan seberapa besar kekayaan yang dapat diciptakan atau dihilangkan saat ini dan EVA menggambarkan efisiensi dalam suatu periode tertentu. Dari kedua metode pertambahan nilai EVA dan MVA ini dapat diperlihatkan evaluasi perusahaan publik. Keduanya menjelaskan seberapa besar kekayaan yang dapat diciptakan ataupun sebaliknya dihilangkan oleh perusahaan selama melakukan kegiatan operasionalnya. Kedua metode nilai tambah ini dapat dijadikan acuan yang lebih baik bagi pemilik modal untuk mempertimbangkan apakah perusahaan tersebut akan memberikan keuntungan atau kerugian terhadap modal yang diinvestasikan. Para pemilik modal pada akhirnya akan dapat memperhitungkan penambahan ataupun pengurangan nilai yang sebenarnya dari kondisi riil perusahaan dengan pemanfaatan kedua konsep nilai tambah ini. Pengukuran EVA dan MVA merupakan instrumen yang penting bagi penghargaan nilai suatu perusahaan. EVA merupakan cuplikan periode pendek (biasanya setahun) sementara MVA merupakan pengharapan pasar terhadap perusahaan tersebut pada periode mendatang (yang lebih panjang). (Winarto,2005).

23 Meskipun hubungan antara EVA dan MVA tidak secara langsung, EVA historis yang negatif memungkinkan terjadinya MVA yang negatif, begitu juga sebaliknya jika EVA historis positif, ada kecenderungan terjadinya MVA yang positif (Brigham & Houston,2001). Lebih lanjut (Brigham & Houston,2001) menambahkan bahwa meskipun EVA historis suatu perusahaan negatif belum tentu MVA-nya negatif. Hal ini karena untuk menghitung MVA didasarkan pada harga saham, sehingga MVA lebih terpengaruh oleh kinerja yang diharapkan di masa mendatang dibanding kinerja historis perusahaan. MVA merupakan nilai kini (present value) seluruh proyeksi EVA selama umur perusahaan (investasi) yaitu nilai kini EVA tahun pertama, kedua, ketiga dan seterusnya selama periode waktu tetap (fixed time period) ditambah dengan nilai kini dari EVA pada periode kekal (perpetuity period). 2.5 Kinerja Definisi Kinerja Perusahaan Menurut Drucker (1982 : 134) sebagaimana dikutip oleh Mulia (2002) kinerja perusahaan adalah tingkat prestasi (karya) atau hasil yang dicapai kadangkadang dipergunakan untuk mencapai suatu hasil yang positif. Menurut Helfert (1983 : 53) dalam Jurnal Pusat Penerbitan dan Publikasi Ilmiah FE-UMI Vol. 7 No. 21 Oktober, kinerja perusahaan adalah hasil atau akibat dari proses pengambilan keputusan secara kontinyu oleh manajemen perusahaan yang dilakukan dalam bidang investasi, operasi dan pendanaan Manfaat Pengukuran Kinerja Manfaat kinerja menurut Maher dan Deakin (1997 : 298) sebagaimana dikutip oleh Mulia (2002) bahwa evaluasi kinerja dan sistem intensif dirancang untuk mendorong

24 para pegawai agar berperilaku seolah-olah tujuan mereka selaras dengan tujuan perusahaan dimana hal tersebut menghasilkan keselarasan perilaku, yaitu individu berperilaku sebaik mungkin demi kepentingan organisasi tanpa memperdulikan tujuannya sendiri. 2.6 Investasi Pengertian Investasi Investasi adalah Pengeluaran untuk memperoleh kekayaan, peralatan, dan aktiva modal lainnya yang dapat menghasilkan pendapatan, dapat diartikan juga sebagai suatu pengorbanan dalam bentuk penundaan pengeluaran sekarang untuk memperoleh keuntungan (return) yang lebih baik di masa mendatang (duves.net, 2007) Tipe-tipe Investor Ada tiga tipe investor yang dikenal yaitu: a. Risk Avoider (penghindar resiko) disebut juga investor konservatif, yaitu tipe investor yang sangat menghindari resiko karena takut asetnya hilang. Tipe ini biasanya berinvestasi dalam bentuk tabungan, deposito dan obligasi pemerintah (surat utang negara). Return yang didapat relatif kecil. b. Low Risk Low Return Risk Moderate/Medium, yaitu tipe investor yang sangat memperhitungkan resiko akan tetapi mengharapkan return tertentu (lebih tinggi dari risk avoider) sehingga tipe investor ini biasanya berinvestasi di Reksadana. c. Risk Taker, yaitu tipe investor yang sangat berani mengambil resiko dengan harapan mendapatkan return yang tinggi pula. Tipe investor ini biasanya

25 berinvestasi di pasar uang, saham dan HYIP (High Yield Investment Program) (duves.net, 2007). 2.7 Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran dalam penelitian ini ditujukan untuk mengetahui seberapa besar nilai EVA (Economic Value Added) dan MVA (Market Value Added) dari perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEJ dengan menggunakan teori-teori dalam studi keuangan. Data-data perusahaan yang ada diperoleh dari Bursa Efek Jakarta berupa laporan keuangan perusahaan selama tahun Economic Value Added (EVA) adalah laba operasi setelah pajak dikurangi dengan biaya modal (cost of capital) dari seluruh modal yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut. (Adiningsih dan Sumarni,2005). EVA yang positif menandakan bahwa tingkat pengembalian yang dihasilkan melebihi biaya modal, keadaan ini menunjukkan bahwa perusahaan berhasil menciptakan nilai (create value) bagi pemilik modal. Dan EVA yang negatif menandakan bahwa tingkat pengembalian yang dihasilkan lebih rendah daripada tingkat pengembalian yang dituntut investor, keadaan ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak berhasil menciptakan nilai (No Value Added) bagi pemilik modal. (Adiningsih dan Sumarni,2005). Sedangkan MVA didapat dengan mengalikan selisih antara harga pasar saham dan nilai buku per lembar saham dengan jumlah saham yang dikeluarkan. (Adiningsih dan Sumarni,2005). MVA yang positif menandakan bahwa nilai pasar perusahaan lebih tinggi dibandingkan nilai bukunya sehingga apresiasi investor tinggi terhadap perusahaan. Dan MVA yang negatif menandakan bahwa nilai pasar lebih rendah dibandingkan nilai buku

26 perusahaan karena apresiasi investor terhadap perusahaan buruk. (Adiningsih dan Sumarni,2005). Variabel-variabel yang digunakan dalam perhitungan EVA adalah NOPAT, Invested Capital, dan WACC (Weighted Average Cost of Capital). Dan variabel-variabel yang digunakan dalam perhitungan MVA adalah nilai pasar saham perusahaan, nilai buku per lembar saham, dan jumlah saham yang dikeluarkan. Nilai pasar saham perusahaan dicerminkan oleh harga saham yang tercantum pada akhir periode penutupan selama tahun tersebut berlangsung (umumnya 31 Desember), nilai buku per lembar saham diperoleh dengan membagi total equity dengan jumlah saham yang beredar. Berikut ini adalah kerangka pemikiran:

27 Laporan keuangan Analisis dengan metode EVA Analisis dengan metode MVA EVA positif EVA negatif MVA positif MVA negatif Create Value No Value Added Nilai pasar lebih tinngi dibandingkan nilai buku perusahaan Nilai pasar lebih rendah dibandingkan nilai buku perusahaan Perusahaan memberikan keuntungan kepada pemilik modal terhadap modal yang diinvestasikan Perusahaan memberikan kerugian kepada pemilik modal terhadap modal yang diinvestasikan Apresiasi investor tinggi terhadap perusahaan Apresiasi investor terhadap perusahaan buruk Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Sumber: Hasil Pengolahan Data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan Laporan keuangan bagi suatu perusahaan merupakan hasil akhir dari pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk

Lebih terperinci

Economic Value Added (EVA)

Economic Value Added (EVA) Economic Value Added (EVA) a. Pengertian EVA Menurut Young dan O Byrne (2001:17), pengertian EVA adalah didasarkan pada gagasan keuntungan ekonomis, yang menyatakan bahwa kekayaan hanya diciptakan ketika

Lebih terperinci

PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE MARKET VALUE ADDED (MVA) Oleh : Jacinta Winarto. Abstract

PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE MARKET VALUE ADDED (MVA) Oleh : Jacinta Winarto. Abstract PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE MARKET VALUE ADDED (MVA) Oleh : Jacinta Winarto Abstract Since traditional accounting method could lead to misleading conclusion, Stern,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Economic Value Added (EVA) 1. Definisi Economic Value Added (EVA) EVA menurut John D.Martin et al (2010:44), menyatakan bahwa: Nilai Tambah Ekonomi (Economic Value Added EVA),

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Return On Assets (ROA) Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang kian pesat saat ini menyebabkan persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Setiap perusahaan harus berjuang untuk tetap bertahan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Economic Value Added (EVA) Economic Value Added (EVA) merupakan sebuah metode pengukuran nilai tambah ekonomis yang diciptakan perusahaan dari kegiatannya selama periode tertentu.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan Perusahaan

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan Perusahaan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank Menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. antara PT. Indocement Tunggal Prakarsa dan PT. Semen Gresik. Hasil penelitian

BAB II URAIAN TEORITIS. antara PT. Indocement Tunggal Prakarsa dan PT. Semen Gresik. Hasil penelitian BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Hamonangan (2009) melakukan penelitian dengan judul Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA dan MVA antara PT. Indocement Tunggal

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ilmiah yang ditujukan dengan bagaimana kepatuhan peneliti

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ilmiah yang ditujukan dengan bagaimana kepatuhan peneliti III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian memiliki pengertian sebagai cara kerja untuk dapat memahami suatu objek penelitian. Peneliti yang baik harus memenuhi syaratsyarat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Telah melakukan penelitian yang berjudul Analisis Perbandingan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Telah melakukan penelitian yang berjudul Analisis Perbandingan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini berdasarkan atas penelitian-penelitian yang terdahulu, natara lain : 1.1.1 Penelitian Raja Lambas (2005) Telah melakukan penelitian yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Perusahaan 2.1.1 Definisi Kinerja Perusahaan Kinerja suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh kualitas kinerja keuangannya, yaitu jika kinerja keuangannya mengalami

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Indayani (2004), melakukan penelitian pada perusahaan telekomunikasi yang go public di BursaEfek Jakarta.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Menurut Ari (2005) pengukuran kinerja keuangan menggunakan metode economic value added (EVA) menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun secara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Sinyal (Signalling Theory) Menurut Wolk dalam Firman Taryana (2013) teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang sebanyak-banyaknya

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang sebanyak-banyaknya 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen Keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang sebanyak-banyaknya atau semaksimal mungkin,

Lebih terperinci

ANALISA LAPORAN KEUANGAN.

ANALISA LAPORAN KEUANGAN. ANALISA LAPORAN KEUANGAN www.mercubuana.ac.id 1. LAPORAN KEUANGAN Ada tiga jenis laporan keuangan yang sering digunakan yaitu: A. Neraca B. Laporan laba-rugi C. Laporan aliran kas a. neraca Neraca menggambarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksimalkan laba atau sering disebut perusahaan nirlaba. Tujuan dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksimalkan laba atau sering disebut perusahaan nirlaba. Tujuan dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Tinjauan Teoretis 1. Rasio Profitabilitas Tujuan dari kebanyakan perusahaan adalah untuk memaksimumkan laba atau keuntungan. Akan tetapi, ada juga perusahaan yang tujuannya bukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah kinerja seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah kinerja seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja 14 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kinerja Istilah kinerja seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan dimanapun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian pertama yang dilakukan oleh Hanifa (2006) dengan objek PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Hasil penelitian tersebut yaitu analisis terhadap

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Situmorang (2008) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Econonic Value Added dan Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Perusahaan Properti Yang terdaftar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersumber dari dalam negeri misalnya tabungan luar negeri, tabungan pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. bersumber dari dalam negeri misalnya tabungan luar negeri, tabungan pemerintah, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah yang tidak sedikit sehingga perlu adanya usaha yang mengarah pada dana investasi yang bersumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh peneliti merujuk pada penelitianpenelitian sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu beserta persamaan

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Likuiditas Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan-perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti terdahulu yang digunakan adalah adalah penelitian yang dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti terdahulu yang digunakan adalah adalah penelitian yang dilakukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Peneliti terdahulu yang digunakan adalah adalah penelitian yang dilakukan oleh Sony siswanto (2012) dengan tujuan penelitian mengetahui Evaluasi kinerja

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 KONSEP AKUNTANSI DAN LAPORAN KEUANGAN II.1.1 Pengertian Akuntansi dan Laporan keuangan Akuntansi memegang peranan penting dalam sistem ekonomi, karena akuntansi menyediakan informasi-informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pasar modal Indonesia resmi dimulai pada tahun 1977 sewaktu

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pasar modal Indonesia resmi dimulai pada tahun 1977 sewaktu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kegiatan pasar modal Indonesia resmi dimulai pada tahun 1977 sewaktu perusahaan PT. Semen Cibinong menerbitkan sahamnya di BEJ yang kini berganti nama menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut sebanyak jumlah saham yang dibeli. sehingga mereka akan mencari saham blue chips dan saham non-spekulatif

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut sebanyak jumlah saham yang dibeli. sehingga mereka akan mencari saham blue chips dan saham non-spekulatif BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia saat ini, perkembangan saham sangatlah pesat. Saham menjadi instrumen yang sangat penting bagi suatu perusahaan, dan definisi dari saham itu sendiri adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Munawir (2010:2) mengungkapkan bahwa: Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau pinjaman dari luar negeri. Beberapa kelebihan pasar modal adalah peluang

BAB I PENDAHULUAN. atau pinjaman dari luar negeri. Beberapa kelebihan pasar modal adalah peluang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Pada dasarnya, pasar modal merupakan sarana pembiayaan usaha. Melalui penerbitan saham atau obligasi, perusahaan dapat membiayai berbagai kebutuhan modal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nilai Menurut Margaretha (2011:5), Nilai ( value) perusahaan yang sudah go public merupakan nilai yang tercermin dalam harga pasar saham perusahaan, sedangkan nilai perusahaan

Lebih terperinci

kapitalisasi pasar BEJ sehingga pergerakan transaksi perusahaan yang Obyek penelitian adalah perusahaan - perusahaan go publik yang

kapitalisasi pasar BEJ sehingga pergerakan transaksi perusahaan yang Obyek penelitian adalah perusahaan - perusahaan go publik yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek penelitian Obyek penelitian adalah perusahaan - perusahaan go publik yang terdaftar di BEJ 3.2. Populasi dan Sampel Bagi perusahaan yang belum go pubilk metode EVA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Penilaian Kinerja Informasi akuntansi sangat bermanfaat untuk menilai pertanggungjawaban kinerja manager karena penilaian kinerja pada dasarnya merupakan penilaian perilaku

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Simanjuntak (2005) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan terhadap Harga Saham pada Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar

Lebih terperinci

Bab 2 Arus Kas, Laporan Keuangan dan Nilai Tambah Perusahaan

Bab 2 Arus Kas, Laporan Keuangan dan Nilai Tambah Perusahaan M a n a j e m e n K e u a n g a n & P r a k 20 Bab 2 Arus Kas, Laporan Keuangan dan Nilai Tambah Perusahaan Mahasiswa dapat memahami dan menyebutkan laporan keuangan dasar dalam laporan keuangan tahunan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Budget Budget adalah ungkapan kuantitatif dari rencana yang ditujukan oleh manajemen selama periode tertentu dan membantu mengkoordinasikan apa yang dibutuhkan untuk diselesaikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan Umumnya sistem laporan akuntansi disusun dengan memperhatikan tujuan dan kegunaan dari laporan tersebut kepada pihak-pihak yang berkepentingan (different report

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. aktiva, baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan mendapatkan

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. aktiva, baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan mendapatkan 8 BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Investasi di Pasar Modal Investasi merupakan kegiatan menanamkan modal pada satu atau lebih aktiva, baik langsung maupun tidak langsung

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Harga Saham Harga saham adalah nilai bukti penyertaan modal pada perseroan terbatas yang telah listed di bursa efek, dimana saham

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Laporan Keuangan 41

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Laporan Keuangan 41 DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR SINGKATAN 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 7 Tujuan Penelitian 10 Manfaat Penelitian 10 Ruang Lingkup Penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Economic Value Added (EVA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Economic Value Added (EVA) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Economic Value Added (EVA) Menurut Young (2001: 17), EVA adalah pengukuran kinerja yang didasarkan pada keuntungan ekonomis (juga dikenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi semakin ketat dan kompetitif. Kondisi ini menuntut sebuah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi semakin ketat dan kompetitif. Kondisi ini menuntut sebuah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini dunia usaha dihadapkan pada kondisi persaingan yang menjadi semakin ketat dan kompetitif. Kondisi ini menuntut sebuah perusahaan harus mampu beradaptasi dan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Laporan Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA Laporan Keuangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank Menurut Kasmir (2010), bank diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara lain Taufik (2006) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pendekatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara lain Taufik (2006) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pendekatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan kinerja keuangan telah banyak dilakukan, antara lain Taufik (2006) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pendekatan

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED Moses L. Singgih e-mail: moses@ie.its.ac.id Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, ITS Surabaya Kampus ITS, Keputih, Sukolilo,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya perusahaan yang berdiri dan berkembang sesuai dengan meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya perusahaan yang berdiri dan berkembang sesuai dengan meningkatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan semakin banyaknya perusahaan yang berdiri dan berkembang sesuai dengan meningkatnya kegiatan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 41

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 41 DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 41 DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR SINGKATAN 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA tbk. PADA PERIODE

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA tbk. PADA PERIODE ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA tbk. PADA PERIODE 2005-2013 Disusun Oleh : Nama : Fera Aristiyani NPM : 20207459 Kelas : 4EB05

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu landasan teori dan pengembangan hipotesis.

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu landasan teori dan pengembangan hipotesis. BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu landasan teori dan pengembangan hipotesis. II.1 Landasan Teori Untuk mencapai sasaran studi diperlukan landasan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penulisan karya akhir ini menggunakan metode studi kepustakaan, dimana data diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang dianalisis, buku-buku, internet, surat kabar, dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran PT. Bank Central Asia, Tbk merupakan salah satu bank go public di Indonesia, yang secara periodik wajib menyampaikan laporan keuangannya. Pengukuran kinerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Menurut Wibowo (2014:7 ), kinerja berasal dari pengertian performance. Ada pula yang memberikan pengertian performance sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti terdahulu yang digunakan adalah penelitian yang dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti terdahulu yang digunakan adalah penelitian yang dilakukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Peneliti terdahulu yang digunakan adalah penelitian yang dilakukan oleh Febriyanti Kusuma W dengan judul Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah korporasi dalam memenuhi dana untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah korporasi dalam memenuhi dana untuk mengembangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebuah korporasi dalam memenuhi dana untuk mengembangkan usahanya, dapat menempuh berbagai alternatif cara. Salah satunya adalah melalui penjualan saham

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan telah menjadi perhatian sejak

I. PENDAHULUAN. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan telah menjadi perhatian sejak I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengukuran kinerja keuangan perusahaan telah menjadi perhatian sejak kapitalisme industri dimulai. Berbagai teknik pengukuran telah dikembangkan sejak saat itu. Dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dividen yang besarnya minimal sama dengan tingkat bunga deposito atau

BAB I PENDAHULUAN. dividen yang besarnya minimal sama dengan tingkat bunga deposito atau 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya masyarakat membeli saham dengan harapan akan memperoleh dividen yang besarnya minimal sama dengan tingkat bunga deposito atau capital gain yang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pada dasarnya pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk

Lebih terperinci

Definisi. Modal ( Capital ): dana yg digunakan untuk membiayai pengadaan asset dan operasional suatu perusahaan

Definisi. Modal ( Capital ): dana yg digunakan untuk membiayai pengadaan asset dan operasional suatu perusahaan STRUKTUR MODAL Definisi Modal ( Capital ): dana yg digunakan untuk membiayai pengadaan asset dan operasional suatu perusahaan Modal dapat dilihat di neraca sisi kanan (staffel) : hutang, saham biasa, saham

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED Moses L. Singgih Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, ITS Surabaya Kampus ITS, Keputih, Sukolilo, Surabaya, Indonesia e-mail:

Lebih terperinci

Evaria Novita, Achmad Husaini, MG Wi Endang Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Abstrak

Evaria Novita, Achmad Husaini, MG Wi Endang Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Abstrak Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Analisis Rasio Keuangan dan Metode Economic Value Added (EVA) (Studi pada PT. HM Sampoerna, Tbk dan Anak Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2010)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan dalam penelitian ini didasarkan pada penelitian-penelitian sebelumnya. Berikut ini merupakan beberapa penelitian terdahulu beserta persamaan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK.

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK. ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK. PERIODE 2010-2012 Nama : Anita Lestari NPM : 20210888 Jurusan : Akuntansi Pembimbing

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis 10 BAB 2 Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal a. Pengertian Pasar Modal Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu tempat bertemunya para penjual dan pembeli

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bursa Efek Indonesia telah menjadi penting dari berkembangnya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bursa Efek Indonesia telah menjadi penting dari berkembangnya BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bursa Efek Indonesia telah menjadi penting dari berkembangnya perekonomian indonesia. Pasar modal dapat menjadi alternatif pendanaan bagi perusahaan di indonesia selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih

BAB I PENDAHULUAN. baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investor mempunyai tujuan utama dalam menanamkan dananya kedalam perusahaan yaitu mencari pendapatan atau tingkat kembalian investasi (return) baik berupa

Lebih terperinci

RASIO LAPORAN KEUANGAN

RASIO LAPORAN KEUANGAN RASIO LAPORAN KEUANGAN NERACA (BALANCED SHEET) Terdiri dari elemen pokok : Asset, Hutang, dan Modal. Pengukuran terhadap elemen-elemen Neraca biasanya menggunakan historical cost LAPORAN RUGI-LABA (INCOME

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan utama setiap perusahaan adalah memaksimalkan keuntungan agar kegiatan operasional perusahaan terus berjalan. Bukan hanya tanggung jawab kepada pemilik, namun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Saham Saham merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian pasar modal Secara umum, pasar modal adalah sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. (saham), instrumen derivatif, maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana

BAB II LANDASAN TEORI. (saham), instrumen derivatif, maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pasar Modal Pasar Modal (Capital Market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang, ekuitas (saham),

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan (aktiva lancar dan utang lancar). Manajemen modal kerja ini

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan (aktiva lancar dan utang lancar). Manajemen modal kerja ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manajemen modal kerja berkaitan dengan management current account perusahaan (aktiva lancar dan utang lancar). Manajemen modal kerja ini merupakan salah satu

Lebih terperinci

pemsahaan. Pengukuran tersebut antara lain dapat digunakan sebagai dasar

pemsahaan. Pengukuran tersebut antara lain dapat digunakan sebagai dasar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan penting dari suatu usaha adalah mengoptimalkan return pemegang saham. Sedangkan tujuan yang hams dicapai dalam kegiatan inverstasi adalah untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan, dan Analisis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Munawir (2010:5), laporan keuangan adalah : Umumnya terdiri dari neraca dan perhitungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Akuntansi merupakan suatu proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan pelaporan serta penganalisaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan melalui pembelian surat-surat berharga yang ditawarkan atau

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan melalui pembelian surat-surat berharga yang ditawarkan atau 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat. Melalui pasar modal, investor dapat melaukan investasi di beberapa perusahaan melalui

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukan

Lebih terperinci

kinerja keuangan, diperlukan tolak ukur tertentu.

kinerja keuangan, diperlukan tolak ukur tertentu. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang investor dalam melakukan investasi tentu akan menanamkan modalnya pada perusahaan yang memiliki kinerja yang baik. Kinerja yang baik menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Lancar (Current Ratio) Current Ratio merupakan salah satu rasio yang paling umum digunakan untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan produksi yang mengelola sumber-sumber ekonomi untuk menyediakan barang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan produksi yang mengelola sumber-sumber ekonomi untuk menyediakan barang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan produksi yang mengelola sumber-sumber ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh

Lebih terperinci

Laporan Keuangan, Arus Kas dan Pajak

Laporan Keuangan, Arus Kas dan Pajak Laporan Keuangan, Arus Kas dan Pajak 1. Konsep laporan keuangan 2. Laba akuntansi dan arus kas bersih 3. Modifikasi data akuntansi untuk pengambilan keputusan manajerial Muniya Alteza Laporan Keuangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dilakukan perhitungan yang mendasari analisis dan pembahasan untuk dapat mengetahui kinerja perusahaan PT United Tractors Tbk, yang diukur dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau keberhasilan perusahaan dalam menciptakan nilai tambah bagi. telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 1993).

BAB I PENDAHULUAN. atau keberhasilan perusahaan dalam menciptakan nilai tambah bagi. telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 1993). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era pasar bebas, informasi terutama informasi keuangan yang menggambarkan kinerja perusahaan digunakan untuk menilai kemampuan atau keberhasilan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Return Saham Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi dalam pasar modal. Menurut Brigham et al. (1999), pengertian dari return adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut.

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut. BAB II LANDASAN TEORI II.1 Valuasi II.1.1 Konsep Investasi merupakan suatu komitmen penempatan dana pada periode waktu tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (1) Earnings Measures, yang mendasarkan kinerja pada accounting profit. Termasuk

BAB I PENDAHULUAN. (1) Earnings Measures, yang mendasarkan kinerja pada accounting profit. Termasuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kondisi perekonomian nasional saat ini mengarah pada pemulihan krisis ekonomi global pada tahun 2009 yang tercermin dalam kondisi ekonomi makro. Sejalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. itu perusahaan harus memanfaatkan sumber daya seefisien dan seefektif

BAB I PENDAHULUAN. itu perusahaan harus memanfaatkan sumber daya seefisien dan seefektif 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gejolak ekonomi yang selalu mengalami perubahan telah mempengaruhi kegiatan kinerja perusahaan, baik perusahaan kecil maupun besar. Oleh karena itu perusahaan

Lebih terperinci

Penelitian tentang Pengaruh Aliran Kas Bebas Dan Keputusan. Pendanaan Terhadap Nilai Pemegang Saham Dengan Set Kesempatan

Penelitian tentang Pengaruh Aliran Kas Bebas Dan Keputusan. Pendanaan Terhadap Nilai Pemegang Saham Dengan Set Kesempatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang Pengaruh Aliran Kas Bebas Dan Keputusan Pendanaan Terhadap Nilai Pemegang Saham Dengan Set Kesempatan Investasi Sebagai Variabel Moderasi membutuhkan kajian teori

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. 2.1 Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan. dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 2001:415).

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. 2.1 Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan. dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 2001:415). BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan Langkah pertama dalam memulai pengukuran kinerja keuangan lebih dalam, alangkah baiknya kita mengetahui tentang kinerja terlebih dahulu.

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Metode Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) pada Tiga

BAB II URAIAN TEORITIS. Metode Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) pada Tiga BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Napitupulu (2008), Analisis Kinerja Keuangan dengan Menggunakan Metode Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) pada Tiga Emiten Terbaik 2006.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini persaingan dalam dunia bisnis semakin tinggi. Semakin banyak perusahaan baru yang muncul untuk bersaing dengan perusahaan lama. Tujuan perusahaan

Lebih terperinci

BABl PENDAHULUAN. Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. Ada

BABl PENDAHULUAN. Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. Ada BABl PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. Ada beberapa hal yang mengemukakan tujuan dari berdirinya sebuah perusahaan. Tujuan yang pertama

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kerangka Teoritis 2.2 Pengertian Kinerja Perusahaan Kinerja perusahaan adalah kemampuan sebuah perusahaan mengelola sumber daya yang ada sehingga dapat memberikan nilai kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan perusahaan dan merupakan salah satu sumber informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan perusahaan dan merupakan salah satu sumber informasi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Analisis keuangan sangat bergantung pada informasi yang diberikan oleh laporan keuangan perusahaan dan merupakan salah satu sumber informasi yang penting disamping

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat terjadi krisis moneter banyak perusahaan yang mengalami penurunan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat terjadi krisis moneter banyak perusahaan yang mengalami penurunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat terjadi krisis moneter banyak perusahaan yang mengalami penurunan dalam pendapatannya bahkan ada juga beberapa yang mengalami kerugian. Hal ini terus

Lebih terperinci

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan berisi informasi keuangan sebuah organisasi. Laporan keuangan diterbitkan oleh perusahaan merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti terdahulu yang digunakan adalah adalah penelitian yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti terdahulu yang digunakan adalah adalah penelitian yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu Peneliti terdahulu yang digunakan adalah adalah penelitian yang dilakukan oleh Gowan (2004), kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah bahwa

Lebih terperinci