PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS KERUSAKAN MESIN DIESEL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS KERUSAKAN MESIN DIESEL"

Transkripsi

1 PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS KERUSAKAN MESIN DIESEL Ekka Pujo Ariesanto Akhmad, M. Taufik Jurusan Teknika, Program Diploma Pelayaran, Universitas Hang Tuah ABSTRAK Sistem pakar pada penelitian ini merupakan sistem pakar berbasis pemrograman visual yang memberikan solusi dalam mengatasi kerusakan mesin diesel khususnya untuk perbaikan kerusakan yang terjadi pada mesin diesel kapal laut. Sistem menyediakan fasilitas penanganan gangguan (troubleshooting) bagi pengguna untuk diagnosis kerusakan mesin diesel berdasarkan kemungkinan penyebab kerusakan. Sistem juga menyediakan fasilitas tambah, edit, hapus, dan simpan pengetahuan yang dapat digunakan oleh pengembang sistem dan pakar dalam melakukan perubahan data pada basis pengetahuan. Metode inferensi yang digunakan pada sistem ini adalah strategi pelacakan rantai telusur maju (forward chaining) dan strategi kontrol pelacakan pertama mendalam (depth first search). Metode untuk menyajikan pengetahuan yang digunakan adalah kaidah produksi (production rule). Aturan pada basis pengetahuan dimodelkan dalam bentuk jaringan yang terdiri atas simpul-simpul (node-node) berbentuk pohon (tree) dengan memanfaatkan basis data (database) Microsoft Access serta bahasa pemrograman Microsoft Visual Basic 6.0. Hasil penelitian menunjukkan pemanfaatan database untuk menyimpan basis pengetahuan dari sistem pakar akan mempermudah dalam pembuatan fasilitas penambahan pengetahuan. Dengan adanya fasilitas penambahan pengetahuan, perubahan aturan pada basis pengetahuan dan pengembangan sistem melalui akuisisi pengetahuan yang baru dapat langsung dilakukan tanpa harus merombak sistem yang sudah jadi. Hal ini akan memungkinkan sistem menjadi tetap terbarui. Namun, penelitian ini belum memasukkan faktor kepastian (certainty factor) untuk menentukan keakuratan hasil diagnosis. Kata kunci: diagnosis, kerusakan mesin diesel, rantai telusur maju, sistem pakar. PENDAHULUAN Latar belakang Pada umumnya kapal-kapal mempunyai penggerak atau pendorong (propulsion) sendiri, hanya sebagian kecil saja kapal yang tidak mempunyai penggerak sendiri, salah satu diantaranya adalah kapal tongkang. Propulsion yang yang paling populer dipakai adalah baling-baling (propeller), ada yang memakai baling-baling tunggal (single propeller), ada juga dengan baling-baling ganda (twin propeller). Putaran dan daya dorong baling-baling terhadap kapal, diperoleh dari mesin penggerak utama, seperti turbin, mesin diesel dan lainnya. Pilihan mesin penggerak utama kapal lebih banyak kepada mesin diesel, dengan pertimbangan, bahwa mesin diesel mempunyai daya (horse power) cukup besar dengan bentuk lebih kecil, sehingga tidak terlalu banyak memakan tempat di kamar mesin. Mesin diesel juga lebih mudah diperoleh di pasaran, dengan berbagai macam pilihan, merek, mudah perawatan dan mudah pula mendapatkan suku cadangnya. Begitu pentingnya mesin penggerak utama ini untuk operasional sebuah kapal, sehingga kesiapannya harus selalu terjaga setiap saat dibutuhkan. Disamping standar perawatan yang telah ditentukan oleh pabrik mesin tersebut, pemilik kapal dan awak mesin kapal juga harus melaksanakan sistem perawatan berencana. 23

2 24 Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 1, Nomor 1, September 2010 Kelangsungan dan keberhasilan operasi suatu kapal bergantung pada kemampuan individu yang dipekerjakan untuk menangani operasi kapal. Sebagian kemampuan yang dimiliki oleh awak mesin kapal berasal dari pelatihan dan pembelajaran melalui kursus/lembaga pendidikan, buku-buku, dan manual, banyak juga dari awak mesin kapal tersebut mendapatkan kemampuan yang dimilikinya melalui pengalaman di lapangan. Jika terjadi kerusakan pada mesin diesel, maka perbaikan yang dilakukan awak mesin kapal harus sesuai dengan diagnosis atau pelacakan kerusakan yang diberikan oleh pakar. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, penelitian ini akan mengkaji dan mengembangkan sistem pakar yang dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam melakukan diagnosis kerusakan pada mesin diesel. Sistem pakar yang dikembangkan ini diharapkan mampu mengatasi keterbatasan para pakar yang ada. Awak mesin kapal/teknisi/pengguna dapat mengikuti prosedur diagnosis atau pelacakan yang disediakan sistem pakar, sehingga sistem pakar ini dapat menggantikan keahlian para pakar yang biasanya harus membimbing langkah demi langkah untuk melakukan pelacakan atau untuk mencari letak kerusakan mesin diesel. Batasan masalah 1. Kerusakan mesin yang didiagnosis hanya pada sistem pelumasan, sistem penjalan (start), sistem pendinginan, sistem bahan bakar, dan sistem gas buang dari mesin diesel 4 langkah (tak). 2. Cara akuisisi pengetahuan dilakukan dengan pencarian sumber pengetahuan di internet dan buku yang disusun oleh seorang pakar. 3. Metode representasi pengetahuan yang dipilih adalah kaidah produksi (production rule). 4. Inferensi aturannya menggunakan rantai telusur maju (forward chaining). 5. Teknik penelusuran data menggunakan pelacakan pertama mendalam (depth first search). 6. Tidak membahas faktor kepastian (certainty factor). Tujuan Penelitian Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mensubstitusikan pengetahuan pakar tentang mesin diesel ke dalam bentuk sistem, sehingga dapat digunakan oleh orang banyak. Tujuan khusus penelitian ini adalah membuat perangkat lunak yang akan membantu diagnosis pada sistem pelumasan, sistem penjalan (start), sistem pendinginan, sistem bahan bakar, dan sistem gas buang mesin diesel, bila terdapat masalah atau kegagalan. Manfaat Penelitian 1. Masyarakat awam bukan pakar dapat memanfaatkan keahlian dalam bidang mesin kapal tanpa kehadiran langsung seorang pakar. 2. Meningkatkan produktivitas kerja, yaitu bertambah efisiensi pekerjaan untuk mengatasi masalah mesin diesel kapal serta hasil solusi kerja. 3. Penghematan waktu dalam menyelesaikan masalah yang kompleks. 4. Memberikan penyederhanaan solusi untuk kasus-kasus yang kompleks dan berulang-ulang. 5. Pengetahuan seorang pakar dapat didokumentasikan tanpa ada batas waktu. 6. Memungkinkan penggabungan berbagai bidang pengetahuan dari berbagai pakar untuk dikombinasikan. 7. Bagi kalangan akademisi dapat menggunakan penelitian ini sebagai bahan informasi studi lanjut

3 Ekka Pujo A. A.: Pengembangan sistem pakar pengembangan sistem pakar untuk diagnosis masalah mesin diesel kapal. TINJAUAN PUSTAKA Sistem Pakar Sistem pakar adalah salah satu bagian dari kecerdasan buatan (artificial intelligence) yang dirancang untuk membantu manusia dalam menyelesaikan suatu masalah yang sedang dihadapi yang biasanya dilakukan oleh seorang pakar. Sistem ini berusaha menduplikasikan keahlian seorang pakar dalam bidang tertentu. Dengan sistem pakar seorang pengguna dapat membuat keputusan seperti keputusan yang diberikan oleh seorang pakar melalui program komputer. Menurut Durkin (Kusumadewi, 2003, h.109), sistem pakar adalah suatu program komputer yang dirancang untuk memodelkan kemampuan penyelesaian masalah yang dilakukan oleh seorang pakar. Kategori masalah sistem pakar yang dibahas dalam penelitian ini adalah diagnosis kerusakan mesin diesel. Menurut Kusrini (2006, h. 21), diagnosis adalah menentukan sebab malfungsi dalam situasi kompleks yang didasarkan pada gejala-gejala yang teramati. Struktur bagan sistem pakar Diagram blok dari arsitektur sistem pakar dapat dilihat pada gambar 1. Gambar 1. Struktur bagan sistem pakar Kelima komponen penting pada gambar 1 adalah akuisisi pengetahuan, basis pengetahuan dan basis aturan, mekanisme inferensi, fasilitas penjelasan program, dan antarmuka pengguna yang merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Sedangkan fasilitas belajar mandiri merupakan komponen yang mendukung sistem pakar sebagai suatu kecerdasan buatan tingkat lanjut (Tim penerbit Andi, 2006, h.11-12). Jika gambar 1 diperhatikan dengan cermat, maka ada tiga unsur penting dari pengembangan sistem pakar, yaitu adanya pakar, pengguna, dan sistem. Pakar adalah orang yang mempunyai pengalaman khusus akan suatu masalah. Dalam sistem, pengalaman tersebut disimpan sebagai basis pengetahuan dan basis aturan. Sedangkan pengguna adalah orang yang ingin berkonsultasi dengan pakar lewat sistem. Penjelasan tiap komponen dari sistem pakar pada gambar 1 adalah sebagai berikut. Fasilitas akuisisi pengetahuan Proses akuisisi pengetahuan melibatkan suatu interaksi antara pengembang sistem dan seseorang atau beberapa orang pakar dalam suatu bidang tertentu. Pengembang sistem menyerap prosedur-prosedur, strategi-strategi, dan pengalaman untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu dari pakar tersebut dan membangunnya menjadi suatu program sistem pakar. Sumber pakar dapat berupa buku dan atau ahli dalam bidang tertentu (Sampurno, 2000, h. C-13 C-14). Basis pengetahuan dan basis aturan Basis pengetahuan mengandung pengetahuan-pengetahuan keahlian sebagai dasar pengambilan keputusan. Terdapat beberapa metode untuk menyajikan pengetahuan dalam sistem pakar, diantaranya metode logika (logic), jaringan semantik (semantic nets), object atribut value (OAV), bingkai (frame), dan kaidah produksi (production rule). Kaidah produksi dituliskan dalam bentuk jikamaka (if-then). Kaidah if-then menghubungkan antesenden dengan

4 26 Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 1, Nomor 1, September 2010 konsekuensi yang diakibatkannya (Kusrini, 2006, h ). Basis aturan mengandung fakta-fakta mengenai masalah-masalah yang akan dicari solusinya. Fakta-fakta yang diketahui disimpan sebagai kondisi awal. Fakta-fakta yang baru diperoleh dari proses inferensi ditambahkan pada database. Fakta-fakta ini berhubungan dengan semua yang diketahui selama proses inferensi. Kondisi awal dari masalah yang akan diselesaikan biasanya ditanyakan oleh sistem pakar kepada pemakai sebagai masukan awal. Pertanyaan ini dapat berupa jawaban yang harus diketik atau menu yang harus dipilih oleh pengguna. Berdasarkan informasi ini sistem pakar mulai melakukan proses pelacakan (Sampurno, 2000, h. C-12). Mesin inferensi Menurut Sampurno (2000, h. C-13), mesin inferensi adalah suatu perangkat lunak yang mengimplementasikan suatu operasi pelacakan dengan menggunakan basis pengetahuan dan basis data untuk mencapai solusi. Mesin inferensi menguji kaidah-kaidah dengan pola urutan tertentu untuk mencocokkan kondisi sekarang dan kondisi awal yang diberikan oleh basis data. Jika kaidah-kaidah tersebut cocok dengan kondisi sekarang, maka kondisi tersebut dapat diberikan pada basis data dan dapat digunakan untuk mencari faktafakta baru. Pada mesin inferensi dibedakan atas strategi kontrol dan strategi pelacakan. Strategi kontrol dibagi menjadi dua yaitu pelacakan pertama melebar (breadth first search) dan pelacakan pertama mendalam (depth first search). Pelacakan pertama melebar merupakan strategi kontrol yang pelacakannya dilakukan selapis demi selapis, sehingga semua simpul pada tingkat yang sama akan dievaluasi terlebih dahulu sebelum pelacakan dilakukan terhadap tingkat yang lebih rendah. Pada pelacakan pertama mendalam, pelacakan dimulai dari satu simpul sampai pada tingkat yang paling rendah dan baru dilanjutkan pada simpul yang lain. Strategi pelacakan juga dibedakan menjadi dua yaitu rantai telusur maju (forward chaining) dan rantai telusur mundur (backward chaining). Pada rantai telusur maju, penelusurannya dimulai dari fakta-fakta untuk memperoleh kesimpulan akhir yang menjadi tujuan pemecahan masalah, sedang pada rantai telusur mundur, penelusuran dimulai dari hipotesa dan dilanjutkan dengan pencarian fakta-fakta untuk membuktikan kebenaran suatu hipotesa. Fasilitas penjelasan sistem Fasilitas penjelasan sistem merupakan bagian dari sistem pakar yang memberikan penjelasan tentang bagaimana program dijalankan, apa yang harus dijelaskan kepada pengguna tentang suatu masalah, memberikan rekomendasi kepada pengguna, mengakomodasi kesalahan pengguna, dan menjelaskan bagaimana suatu masalah terjadi (Tim penerbit Andi, 2006, h. 18). Antarmuka pengguna Antarmuka merupakan tampilan pada layar monitor dari komputer yang memungkinkan pengguna dapat berkomunikasi dengan sistem pakar. Melalui antarmuka ini, pengguna memasukkan data awal, melakukan konsultasi, dan mendapatkan solusi permasalahan dari sistem pakar (Sampurno, 2000, h. C-13). Mesin Diesel Mesin diesel adalah jenis khusus dari motor bakar dalam, sesuai dengan namanya motor bakar dalam adalah mesin panas yang didalamnya energi kimia dari pembakaran dilepaskan di dalam silinder mesin. Karakteristik mesin diesel yang membedakan dengan motor bakar lainnya adalah metode penyalaan bahan bakar. Di dalam mesin diesel bahan bakar diinjeksikan ke dalam silinder, yang berisi

5 Ekka Pujo A. A.: Pengembangan sistem pakar udara bertekanan tinggi. Selama kompresi udara dalam silinder mesin, suhu udara meningkat, sehingga ketika bahan bakar dalam bentuk kabut halus bersinggungan dengan udara panas ini akan menyala dan tidak dibutuhkan alat penyalaan lain dari luar. Karena alasan ini juga disebut mesin penyalaan kompresi. Karakteristik mesin diesel lain yang penting adalah mesinnya menghasilkan puntiran yang tidak tergantung pada kecepatan, karena banyaknya udara masuk ke dalam silinder dalam setiap langkah isap dari torak, hanya sedikit yang dipengaruhi kecepatan mesin. Mesin diesel juga mempunyai efisiensi panas yang lebih daripada motor bakar lainnya. Dengan sedikit bahan bakar untuk setiap penyediaan daya yang sama serta penggunaan bahan bakar yang lebih murah daripada bensin (Tim Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS, 2006, h. I-1). Mesin diesel dapat dibagi menjadi beberapa kelompok yang dibedakan menjadi 1. Daur operasi Mesin diesel dapat dibagi menjadi dua operasi pada daur operasi tekanan konstan dan yang beroperasi pada daur kombinasi. 2. Metode pengisian Mesin diesel dapat dibagi menjadi empat langkah dan dua langkah. 3. Desain umum Semua mesin dapat menjadi mesin bekerja tunggal dan ganda. Desain bekerja ganda hanya digunakan untuk mesin besar. Klasifikasi desain umum dari mesin: horizontal dan vertikal; satu garis; V; torak berlawanan; juga mesin silinder tunggal dan jamak. Komponen mesin diesel Menurut Tim Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS (2006, h. I-6 I-12) komponen mesin diesel terdiri dari 1. Kepala silinder. Kepala silinder dipasang pada permukaan blok silinder dan membentuk sebagian ruang bakar utama. Pada kepala silinder dipasang nozel untuk menginjeksi bahan bakar, manifold masuk untuk memasukkan udara yang diperlukan dalam pembakaran, manifold keluar untuk membuang gas pembakaran ke udara luar, sistem klep untuk mengatur pengisapan/pembuangan, sistem pemanas untuk memanasi udara dalam ruang bakar pada waktu motor masih dingin untuk menghidupkan motor. 2. Ruang bakar. Dalam ruang bakar diinjeksi dari nozel dibakar oleh panas kompresi. Tipe ruang bakar pada motor diesel dibagi dalam beberapa tipe. a. Tipe ruang bakar langsung. Tipe ini adalah ruang tunggal, bahan bakar diinjeksi langsung ke dalam ruang bakar yang dibuat berbentuk cekung pada bagian kepala torak. b. Tipe ruang bakar depan. Pada tipe ini mempunyai ruang bakar utama dibuat pada bagian kepala torak dan ruang bantu yang disebut kamar depan ditempatkan pada kepala silinder. c. Tipe ruang bakar kamar pusaran. Pada kamar pusaran ini timbul pusaran udara yang sangat cepat pada waktu kompresi. Bahan bakar disemprotkan ke dalam kamar pusaran dan sebagian besar terbakar di dalamnya. Bahan bakar yang masih belum terbakar dibakar pada ruang bakar diantara kepala torak dan kepala silinder. 3. Torak (piston). Torak selalu bergerak bolak-balik di dalam silinder dan dihubungkan dengan batang torak dan pena torak. Torak memutar poros engkol melalui batang torak dan selalu bersinggungan dengan tekanan dan temperatur tinggi. 4. Pena torak (crank pin). Pena torak berfungsi untuk menghubungkan torak dengan batang torak. Pena torak menerima beban yang besar yang bekerja diantara torak dan batang torak, sehingga untuk

6 28 Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 1, Nomor 1, September 2010 mengatasi beban ini bagian tengahnya dibuat lebih tebal. 5. Ring torak (piston ring). Ring torak ada dua macam, yaitu ring kompresi dan ring oli. Ring kompresi untuk mencegah kebocoran kompresi dan gas pembakarannya, serta menyalurkan sebagian panas dari torak ke air pendingin melalui dinding silinder. Ring oli berfungsi untuk menyerut sisa oli yang telah melumasi pada dinding dalam silinder, serta memberi oli pelumas pada bagian ujung kecil batang torak. 6. Batang torak (connecting rod). Batang torak berfungsi untuk menghubungkan torak dengan poros engkol dan mengubah gerakan bolakbalik menjadi gerakan berputar poros engkol. 7. Poros engkol (crank shaft). Poros engkol berfungsi untuk mengubah gerak bolak-balik torak menjadi gerak putar melalui batang torak. Poros engkol terdiri dari pena engkol, jurnal engkol dan lengan engkol yang ditempa dari baja karbon atau baja khusus. 8. Bantalan jurnal (jurnal bearing). Bantalan jurnal umumnya trimetal yang terdiri bagian atas dengan bahan kelmet metal dan bagian belakang dibuat dari bahan baja lunak. Pada bantalan jurnal dibuat lubang dan alur oli untuk saluran oli dari blok silinder. 9. Roda penerus (fly wheel). Roda penerus berfungsi untuk meratakan putaran poros engkol yang berubah-ubah akibat pembakaran (kerja) pada tiap satu kali putaran poros engkol pada motor dua tak atau pada tiap kali putaran poros engkol pada motor empat tak. 10. Klep (valve). Klep berfungsi untuk memasukkan udara dan membuang gas hasil pembakaran dengan cara membuka dan menutup klep pada saat yang tepat. 11. Poros nok (cam shaft). Poros nok mempunyai satu nok untuk isap dan satu nok untuk buang pada silinder. Bentuk nok dibuat seperti elips atau telur untuk meningkatkan efisiensi dan agar putaran motor tenang. 12. Gigi timing (timing gear). Gigi timing berfungsi untuk melaksanakan saat yang tepat penginjeksian bahan bakar dan pembukaan serta penutupan klep. 13. Pengatur (governor). Kegunaan pengatur (governor) adalah menjaga putaran mesin pada kecepatan yang diinginkan tanpa tergantung pada perubahan beban maksimum yang dapat dibawa oleh mesin. Peralatan Tambahan Bagi Mesin Diesel Peralatan Minyak Pelumas Dalam mesin diesel, tiap bantalan dilumasi dengan minyak pelumas. Hal ini disebut pelumasan luar. Pelumas dialirkan oleh pompa minyak pelumas (lubricating oil pump) ke tiap bagian mesin yang mengalami gesekan melalui pendingin minyak pelumas (lubricating oil cooler). Setelah melalui bagian-bagian yang memerlukan pelumasan, minyak itu dikumpulkan dalam tangki endap kemudian kembali lagi diedarkan oleh pompa. Pada ukuran kecil, pompa minyak pelumas disambung pada mesin, sehingga bekerja secara otomatis, tetapi pada mesin besar dipakai pompa yang dijalankan motor. Minyak menjadi kotor dalam pemakaian dan karena itu diberikan separator. Contoh peralatan minyak pelumas dapat dilihat pada gambar 2. Pelumasan permukaan dalam silinder liner disebut pelumasan dalam (internal lubricating). Dalam mesin besar, minyak dilulurkan oleh alat pelumas ke permukaan dalam silinder liner sehingga terjadi pelumasan. Dalam mesin ukuran

7 Ekka Pujo A. A.: Pengembangan sistem pakar kecil, pelumasan terjadi oleh percikan minyak dalam karter (crank case) kemudian melekat pada silinder liner. b. Sistem bagi proses penjalan Udara yang dibutuhkan untuk menjalankan mesin dihasilkan oleh kompresor udara dan disimpan dalam botol angin pada tekanan 20 hingga 30 kg/cm 2. Kompresor udara biasanya dijalankan oleh motor yang juga menjalankan motor elektrik (electric motor). Garis besar sistem penjalan udara dapat dilihat pada gambar 3. Gambar 2. Peralatan minyak pelumas Keterangan gambar 2 adalah sebagai berikut. (1). Tangki persediaan minyak lumas (lubricating oil sump tank). (2). Pompa minyak pelumas (lubricating oil pump). (3). Saringan (lubricating oil filter). (4). Pendingin minyak pelumas (lubricating oil cooler). (5). Pipa pemasukan utama (main oil feed pipe). (6). Pembersih/pemisah minyak pelumas (lubricating oil purifier). (7). Pemanas (heater). (8). Pompa pemindah (transfer pump). (9). Tangki persediaan (settling tank). (10). Tangki minyak bersih (purified oil tank). Peralatan Penjalan Gaya luar diperlukan untuk memutar poros engkol supaya mesin diesel dapat berjalan, sehingga udara silinder dapat dimampatkan. Starter dapat terlaksana oleh motor starter dan tekanan udara. a. Katup penjalan (starter valve) Dalam menjalankan tekanan udara dapat terlaksana sebagai berikut. Sebuah katup penjalan pada kepala silinder meneruskan tekanan udara mendorong torak ke bawah sehingga poros engkol berputar. Udara yang masuk lewat katup kontrol yang dibuka atau ditutup oleh nok, berfungsi mengalirkan udara yang dimampatkan ke dalam silinder pada periode dan saat yang tepat. Gambar 3. Sistem penjalan dengan udara Keterangan gambar 3 adalah sebagai berikut. (1). Kompresor udara (air compresor). (2). Botol angin (starting air reservoir). (3). Pipa induk untuk udara penjalan (main pipe for starting air). (4). Cabang pipa untuk udara penjalan (branch pipe for starting air). (5). Klep penjalan (starting valve). (6). Klep pengontrol udara (air control valve). (7). Pipa pengontrol udara (control air pipe). (8). Alat keamanan (safety device). (9). Alat pengoperasian (operating device). Peralatan Pendingin Pada mesin diesel, silinder dan kepala silinder menjadi sangat panas dan didinginkan dengan air laut atau air tawar. Pada mesin besar, klep pembuangan dan katup penyemprot bahan bakar juga didinginkan. Garis besar peralatan pendingin air tawar dapat dilihat pada gambar 4. Air pendingin dialirkan ke bagian-bagian mesin melalui pompa, keluar dari mesin, ke cooler, pompa pendingin, dan kembali masuk ke mesin. Air tawar pendingin, didinginkan dalam cooler oleh air laut.

8 30 Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 1, Nomor 1, September 2010 Gambar 4. Peralatan pendingin Keterangan gambar 4 adalah sebagai berikut. (1). Kran air laut (sea water valve). (2). Saringan air laut (sea water strainer). (3). Pompa air laut (sea water pump). (4). Pendingin minyak pelumas (lubricating oil cooler). (5). Pendingin air tawar (fresh water cooler). (6). Pompa air pendingin. (cooling water pump). (7). Pipa masuk utama (main inlet pipe). (8). Pipa masuk cabang (branch inlet pipe) air pendingin. (9). Pipa keluar cabang (branch outlet pipe) air pendingin. (10). Pipa keluar utama (main outlet pipe) air pendingin. (11). Tangki ekspansi (expansion tank). Pada mesin yang sedang dan yang besar, mahkota torak (piston crown) didinginkan dengan air tawar atau minyak. Pada mesin besar yang modern pada umumnya dipakai pendingin air tawar. Peralatan pendingin kepala torak serupa dengan yang terlihat pada gambar 4 dan dipasang tersendiri, terlepas dari peralatan pendingin silinder dan bagian lainnya. Pipa teleskop (telescopic pipe) digunakan untuk menghubungkan pipa-pipa air pendingin torak. Peralatan Penyemprotan Bahan Bakar a. Katup penyemprot bahan bakar (fuel injection valve) Katup ini berfungsi mengabutkan dan menyemprotkan bahan bakar bertekanan tinggi ke dalam silinder yang dialirkan oleh pompa bahan bakar. Bahan bakar bertekanan tinggi dari pompa bahan bakar mendorong ke atas katup jarum (needle valve), yang ditahan oleh tekanan sebuah pegas, sehingga bahan bakar memancar keluar melalui lubang kecil pada ujung pangabut. b. Pompa bahan bakar Pompa bahan bakar berfungsi mengalirkan bahan bakar dalam jumlah yang diperlukan ke katup penyemprot bahan bakar pada saat yang tepat dan tekanan yang cukup untuk disemprotkan ke dalam silinder. Ada beberapa macam pompa bahan bakar semuanya merupakan pompa plunyer yang dijalankan oleh nok bahan bakar (fuel cams). Jumlah bahan bakar yang dialirkan oleh pompa bahan bakar disesuaikan untuk mengatur tenaga dari mesin. c. Sistem bahan bakar Garis besar sistem bahan bakar dapat dilihat pada gambar 5. Bahan bakar digunakan sesudah kandungan air dan benda padat mengendap. Jika menggunakan "heavy oil" berkualitas rendah dalam mesin besar, bahan bakar dibersihkan lebih dulu oleh separator. Bahan bakar dialirkan dari tangki harian melalui saringan ke pompa bahan bakar. Gambar 5. Sistem bahan bakar (fuel system) Keterangan gambar 5 adalah sebagai berikut. (1). Tangki bahan bakar (fuel tank). (2). Pompa pemindah bahan bakar (fuel transfer pump). (3). Tangki persediaan (fuel setling tank). (4). Pemanas bahan bakar (fuel heater). (5). Separator (purifier). (6). Tangki harian (service tank). (7). Saringan oli (oil filter). (8). Pompa penyemprot bahan bakar (fuel injection pump).

9 Ekka Pujo A. A.: Pengembangan sistem pakar Peralatan Pemasukan dan Pembuangan a. Katup pemasukan (suction valve) dan katup pembuangan (exhaust valve) Dalam mesin 4 tak, pada tiap tutup silinder terdapat katup masuk dan katup pembuangan. Kedua katup itu berkonstruksi sama. Pada umumnya katup ditutup oleh per (pegas) katup (valve springs) dan terbuka hanya selama waktu yang diatur oleh nok (cam). Poros nok (cam shaft) diputar dari engkol oleh adanya gigi (gear) atau rantai. Pada mesin 4 tak, poros nok berputar dengan separuh kecepatan poros engkol. b. Peralatan pembilasan (scavenging) pada mesin 2 tak Pada mesin 2 tak, udara bertekanan yang dialirkan dari pompa pembilas (scavenging pump) ke waduk pembilasan (scavenging reservoir) dihantarkan ke dalam silinder melalui lubang pembilasan. Ada dua cara melaksanakan pembuangan. 1). Gas dibuang melalui lubang pembuangan pada silinder. 2). Gas dibuang melalui katup pembuangan pada kepala silinder. Pompa pembilasan digolongkan ke dalam tipe bolak balik, tipe dasar silinder, tipe rotary, dan tipe sentrifugal. c. Pembilasan lanjut (supercharge) Tenaga mesin akan makin besar dalam jumlah bahan bakar yang dapat untuk menambah udara bersih disebut supercharge, sedangkan mesin yang dilengkapi alat ini disebut supercharged engine. Supercharge paling populer adalah turbin gas buang (exhaust gas turbine) yang dijalankan oleh gas buang (exhaust gas). Menurut Arismunandar (2008, h ), kebanyakan supercharger yang digunakan pada saat ini adalah dari jenis turbo supercharger. Dalam beberapa hal, supercharger dapat pula digerakkan oleh mesin khusus yang terpisah. Untuk memperoleh konstruksi yang ringan, sebuah kompresor sentrifugal dapat dihubungkan dengan sebuah turbin gas aksial atau radial, dan bekerja pada putaran tinggi. Sistem turbocharger sebuah mesin dapat dilihat pada gambar 6. Gambar 6. Sistem turbocharger sebuah mesin d. Sistem gas buang Gas bekas dari silinder terkumpul dalam manifold kemudian tertekan keluar melalui pipa pembuangan dan peredam suara (mufler). Saluran pembuangan dilapisi bahan tahan api dan didinginkan dengan air. Pada kapal-kapal berukuran besar dipasang sebuah ketel gas bekas (exhaust boiler) untuk membangkitkan uap dengan memampatkan panas dari gas bekas. METODE PENELITIAN Menurut Rolston dan David, W., tahap-tahap pengembangan sistem pakar meliputi tahap identifikasi, tahap formalisasi, tahap implementasi, dan tahap pengujian (Sampurno, 2000, h. C-14 C- 17). Diagram alir dari metodologi penelitian sistem pakar dapat dilihat pada gambar 7. Gambar 7. Diagram alir metodologi penelitian sistem pakar

10 32 Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 1, Nomor 1, September 2010 Tahap identifikasi Dalam tahap ini pengembang sistem dan pakar harus mengidentifikasikan segala aspek yang berhubungan dengan masalah yang akan dibicarakan. Kerjasama antara pengembang sistem dan pakar dimulai pada tahap ini untuk mendeskripsikan semua persoalan yang sedang dihadapi. Tahap identifikasi permasalahan ini dimulai dengan mengumpulkan data masukan tentang macam-macam kerusakan mesin diesel, jenis-jenis kerusakan dan ciri-cirinya. Disamping itu pengembang sistem melakukan studi pustaka tentang diagnosis kerusakan pada mesin diesel yang sejenis maupun melalui panduan atau instruksi perawatan dan perbaikan mesin diesel. Untuk lebih jelasnya macam-macam kerusakan mesin diesel dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Macam kerusakan mesin diesel NoMacam Macam M001 Mesin tidak dapat distart M002 Mesin dapat distart, tetapi tiba-tiba mati M003 Mesin dapat distart, tetapi tekanan minyak pelumas tidak naik M004 Pada waktu mesin bekerja, tekanan minyak pelumas berkurang M005 Daya mesin berkurang M006 Ketukan ( knocking ) M007 Gas buang terlalu tebal M008 Putaran mesin sukar diatur Tahap formalisasi Dalam tahap ini pengembang sistem dan pakar memutuskan hubunganhubungan dan strategi kontrol yang diperlukan untuk mendapatkan ruang lingkup pemecahan masalah dan bagaimana membangkitkan atau membuat suatu solusi berdasarkan fakta dan informasi dalam ruang lingkup tersebut. Dalam tahap ini dilakukan perincian bagian-bagian masalah untuk menentukan sejauh mana kedalaman pengetahuan akan disajikan. Pada tahap ini, akan dibuat diagram alir yang bertujuan merepresentasikan pengetahuan hasil dari tahap identifikasi. Basis pengetahuan pada sistem ini merupakan tempat tersimpannya kumpulan aturan yang memiliki keterkaitan satu sama lain. Hubungan antara aturan yang satu dengan yang lain yang terdapat pada basis pengetahuan dapat dimodelkan dengan menggunakan struktur pohon (tree). Berikut ini adalah contoh pemodelan basis pengetahuan dengan pohon untuk kerusakan yang terjadi pada mesin tidak dapat distart. Sistem pakar akan melakukan pelacakan sesuai dengan macam, jenis, dan ciri kerusakan mesin. Pemodelan basis pengetahuan dengan pohon untuk diagnosis kerusakan mesin diesel dapat dilihat pada gambar 8. Gambar 8. Pemodelan basis pengetahuan dengan pohon

11 Ekka Pujo A. A.: Pengembangan sistem pakar Keterangan gambar 8 adalah sebagai berikut. M001 : Mesin tidak dapat distart J001 : Pada sistem start dengan dengan udara tekan J002 : Kerugian mekanis J003 : Alat pemanas rusak J004 : Tak ada penyemprotan bahan bakar J005 : Nozel tidak bekerja dengan baik J006 : Saat penyemprotan kurang tepat J007 : Kebocoran gas dari dalam silinder C001 : Tekanan udara di dalam tangki terlalu rendah C002 : Kebocoran melalui pipa udara tekan C003 : Kebocoran melalui katup udara C004 : Kekentalan minyak lumas terlalu tinggi C005 : Kemacetan pada beberapa bagian C006 : Mesin terlalu dingin C007 : Kerusakan sekering C008 : Tidak cukup bahan bakar di dalam tangki C009 : Pipa bahan bakar tersumbat C010 : Udara di dalam sistem penyemprotan bahan bakar C011 : Pompa pengisi bahan bakar tidak mengisap C012 : Plunyer pompa penyemprot bahan bakar sudah aus C013 : Sambungan-sambungan antara governor dan pompa longgar atau terlepas C014 : Kotoran atau karat pada pegas katup pompa C015 : Pegas pompa patah C016 : Katup nozel macet C017 : Nozel menetes C018 : Sekerup pipa bahan bakar longgar C019 : Pipa bahan bakar patah atau bocor C020 : Kebocoran pada nozel C021 : Kesalahan penyetelan pada kopeling pompa penyemprot bahan bakar C022 : Kam sudah aus C023 : Permukaan bagian yang menempel pada kam sudah aus C024 : Katup isap atau katup buang macet, atau muka katup tidak menutup sempurna pada dudukannya C025 : Pegas katup patah C026 : Cincin torak macet di dalam alurnya C027 : Kebocoran melalui paking kepala silinder Tahap implementasi Dalam tahap ini dilakukan penerjemahan hasil formalisasi di atas yang berupa diagram pohon representasi pengetahuan ke dalam program komputer (sistem pakar) yang sesuai dengan perangkat lunak pengembangan yang digunakan. Pada penelitian ini digunakan bahasa pemrograman Visual Basic 6.0 yang digunakan untuk mengembangkan sistem pakar, sedangkan untuk membangun basis pengetahuan dan basis aturan digunakan Microsoft Access. Untuk mengimplementasikan permasalahan ini, maka akan digunakan strategi kontrol pelacakan pertama mendalam (depth first search), strategi pelacakan rantai telusur maju (forward chaining), dan inferensi kaidah produksi (production rule). Tahap pengujian Pada tahap ini dilakukan pengujian dan evaluasi tentang keandalan perangkat lunak yang telah dikembangkan. Para pakar harus membantu pengembang sistem untuk menguji hasil implementasi di atas dengan tujuan agar hasil yang diperoleh benar-benar sesuai dengan yang dikehendaki. HASIL DAN PEMBAHASAN Akuisisi pengetahuan Pada penelitian ini proses untuk mengumpulkan data-data pengetahuan akan suatu masalah dari pakar ditempuh dengan cara mendapatkan pengetahuan dari buku motor diesel putaran tinggi karangan Prof. Dr. Wiranto Arismunandar dan Koichi Tsuda, bab kerusakan dan perbaikannya, serta literatur yang ada di internet. Akuisisi pengetahuan dikerjakan oleh pengembang sistem. Basis pengetahuan dan basis aturan Setelah proses akuisisi pengetahuan selesai dilakukan, kemudian pengetahuan tersebut direpresentasikan menjadi basis pengetahuan dan basis aturan yang selanjutnya dikumpulkan, dikodekan, diorganisasikan, dan digambarkan dalam bentuk rancangan lain menjadi bentuk yang sistematis. Basis pengetahuan dan basis aturan disimpan dalam sebuah database. Tujuan penyimpanan dalam database agar sistem pakar bersifat fleksibel dan mudah dimodifikasi setiap saat oleh pengembang sistem dan pakar di bidangnya. Basis pengetahuan terdiri dari tabel macam, tabel jenis, dan tabel ciri untuk menyimpan data macam, jenis, dan ciri kerusakan mesin diesel. Basis aturan menyimpan daftar aturan dalam tabel relasi1 yang menghubungkan tabel macam dan tabel jenis, tabel relasi2 yang menghubungkan tabel jenis dan tabel ciri. Tujuan penyimpanan data dalam bentuk tabel-tabel ini untuk memudahkan proses

12 34 Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 1, Nomor 1, September 2010 pemrograman dengan bahasa komputer dan memudahkan proses mekanisme inferensi dalam penelusuran dan manipulasi data. Struktur pohon (tree) dibangun menggunakan database Access yang nantinya ditampilkan dengan fungsi yang dibuat dengan bahasa pemrograman Visual Basic 6. Struktur tabel yang digunakan untuk menyimpan basis pengetahuan dapat dilihat pada gambar 9. jendela Password akan muncul. Jendela password mempunyai dua pilihan, yakni pemakai atau pakar. Tujuan registrasi ini membedakan antara menu pemakai dan menu pakar, juga mencegah perubahan basis pengetahuan dan basis aturan oleh pengguna selain pengembang sistem dan pakar. Pakar dapat mengganti password yang lama dengan yang baru dengan menekan tombol ganti pada jendela Password. Tampilan jendela Password sistem pakar dapat dilihat pada gambar 11. Gambar 9. Struktur tabel dari basis pengetahuan Hubungan antar tabel dalam database sistem pakar dapat dilihat pada gambar 10. Gambar 10. Hubungan antar tabel dalam basis pengetahuan Hubungan antar tabel pada gambar 10 menjelaskan tiap macam kerusakan mesin dalam tabel macam memiliki beberapa gejala yang tersimpan pada tabel jenis. Setiap jenis kerusakan mesin pada tabel jenis mempunyai beberapa diagnosis atau perbaikan yang tersimpan pada tabel ciri. Pada tabel macam terdiri dari beberapa kolom (field), yaitu NoMacam dan Macam. Tabel jenis terdiri dari field: NoJenis; Jenis; dan Gejala. Tabel ciri terdiri dari field: NoCiri; Ciri; dan Perbaikan. Registrasi sistem pakar Sebelum memulai proses, terlebih dahulu pengguna umum (pemakai/awak mesin kapal/teknisi) atau pakar menjalankan program sistem pakar. Setelah program sistem pakar dijalankan, Gambar 11. Jendela password program sistem pakar Menu sistem pakar Jika pengguna memilih pilihan pemakai pada jendela password, maka pengguna bisa langsung menekan tombol login untuk masuk ke dalam menu utama program sistem pakar. Menu utama pemakai terdiri dari menu pemakai dan menu bantuan (help). Menu pemakai terdiri dari sub menu penelusuran, sub menu penjelasan sistem, dan perintah selesai. Menu bantuan terdiri dari sub menu manual dan sub menu keterangan program. Tampilan menu utama pemakai dapat dilihat pada gambar 12 (a). (a) (b) Gambar 12. (a) Menu utama pilihan pemakai (b) Menu utama pilihan pakar Jika pengguna memilih pilihan pakar pada jendela password, maka kotak teks nama dan sandi (password) harus diisi sebelum menekan tombol login. Setelah

13 Ekka Pujo A. A.: Pengembangan sistem pakar tombol login diklik oleh pakar, maka sistem akan memeriksa apakah nama dan password yang diisikan sudah benar. Jika nama dan password yang diisikan benar, maka program sistem pakar akan menampilkan menu pakar dan menu bantuan (help). Menu pakar mempunyai sub menu basis pengetahuan, sub menu basis aturan, sub menu penjelasan sistem, dan perintah keluar. Sub menu basis pengetahuan terdiri dari 3 sub-sub menu, yaitu macam kerusakan, jenis kerusakan, dan ciri kerusakan. Menu bantuan pada pilihan pakar sama dengan pilihan pemakai. Tampilan menu utama pakar dapat dilihat pada gambar 12 (b). Pengujian sistem pakar Dua hal yang menjadi titik perhatian pada pengujian sistem pakar ini, yaitu apakah sistem pakar dapat menyajikan semua basis pengetahuan dan basis aturan yang ada dan apakah sistem pakar dapat menjalankan mekanisme inferensi untuk mencapai solusi. Pengujian basis pengetahuan dan basis aturan Pengembang sistem dan pakar dapat mengubah basis pengetahuan dengan menambah, mengedit, menghapus, dan menyimpan perubahan data basis pengetahuan melalui form macam, jenis, dan ciri kerusakan mesin. Form macam, jenis, dan ciri digunakan untuk menampilkan data yang ada dalam basis pengetahuan dapat dilihat pada gambar 13. (b) Form jenis kerusakan mesin (c) Form ciri kerusakan mesin Gambar 13. Tampilan antarmuka form (a) macam, (b) jenis, dan (c) ciri dalam basis pengetahuan Aturan-aturan (kaidah) yang disimpan pada basis aturan dibuat berdasarkan data macam, jenis, dan ciri kerusakan mesin yang ada dalam basis pengetahuan. Pengembang sistem dapat mengubah basis aturan lewat form aturan. Form aturan digunakan untuk menampilkan daftar aturan, menambahkan, dan menyimpan aturan baru ke dalam basis aturan. Adanya fasilitas ini akan sangat membantu dalam melakukan perbaikan aturan pada sistem ketika suatu saat terjadi perubahan aturan karena berkembangnya pengetahuan. Dengan demikian, sistem akan tetap terbarui. Tampilan form aturan dapat dilihat pada gambar 14. (a) Form macam kerusakan mesin (a) Menampilkan basis aturan

14 36 Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 1, Nomor 1, September 2010 jendela password, kemudian pemakai menjalankan perintah penelusuran dalam menu pemakai, form daftar penelusuran akan ditampilkan seperti pada gambar 15. (b) Menambahkan basis aturan Gambar 14. Tampilan antarmuka form (a) menampilkan dan (b) menambahkan basis aturan Pengujian mekanisme inferensi Mekanisme inferensi adalah bagian dari sistem pakar yang melakukan penalaran dengan menggunakan isi daftar aturan berdasarkan urutan dan pola tertentu. Selama proses konsultasi antara sistem dan pemakai, mekanisme inferensi menguji aturan satu demi satu sampai kondisi aturan itu benar. Mekanisme inferensi pada sistem pakar ini menggunakan strategi kontrol pelacakan pertama mendalam, strategi pelacakan rantai telusur maju, dan metode penyajian pengetahuan kaidah produksi. Contoh pelacakan rantai telusur maju adalah mengecek kerusakan mesin diesel akan dimulai dengan macam-macam kerusakan mesin yang akan ditelusuri kemudian dilanjutkan dengan jenis-jenis dari macam kerusakan yang dipilih, dan ciri-ciri kerusakan dari jenis kerusakan yang dipilih hingga pada diagnosis kerusakan dan hasil akhir kesimpulan kerusakan tersebut. Seluruh proses akan dikerjakan secara berurutan maju. Untuk melakukan pengujian sistem pakar ini akan dilakukan studi kasus dengan menjalankan program untuk mengetahui kesimpulan sistem pakar akibat adanya gejala yang timbul. Sebelum proses konsultasi dimulai oleh pengguna. Pengguna (pemakai/awak mesin kapal/teknisi) melakukan registrasi dengan memilih pilihan pemakai pada Gambar 15. Form daftar penelusuran Dalam form penelusuran ada 3 kotak cek penelusuran berdasarkan macam kerusakan, jenis kerusakan, dan ciri kerusakan yang telah dicentang. Ketiga kotak cek tersebut memberitahukan kepada pemakai, urutan penelusuran yang akan dikerjakan sistem pakar setelah pemakai menekan tombol proses. Selanjutnya, pemakai akan menghadapi pertanyaan kerusakan mesin apa yang ditemukan. Pemakai dapat menjawab pertanyaan tersebut dengan memilih dari daftar pilihan macam kerusakan mesin, misal mesin tidak dapat distart, lalu pemakai dapat menekan tombol lanjutkan untuk memilih jenis kerusakan mesin, misal jenis kerusakan sistem start dengan udara tekan, setelah tombol lanjutkan ditekan, kemudian pemakai memilih ciri kerusakan mesin, misal tekanan udara di dalam tangki terlalu rendah. Tampilan form penelusuran dapat dilihat pada gambar 16. (a) Penelusuran macam kerusakan

15 Ekka Pujo A. A.: Pengembangan sistem pakar (b) Penelusuran jenis kerusakan kerusakan mesin diesel, misal jika pemakai memilih macam kerusakan mesin tidak dapat distart, jenis kerusakan sistem start dengan udara tekan, dan ciri kerusakan tekanan udara di dalam tangki terlalu rendah, maka solusi yang diberikan sistem pakar adalah isi udara tekan. Pemakai dapat mengakhiri form solusi dengan menekan tombol selesai, untuk kembali ke menu pemakai. Tampilan form solusi kerusakan mesin dapat dilihat pada gambar 18. (c) Penelusuran ciri kerusakan Gambar 16. Tampilan form penelusuran (a) macam kerusakan, (b) jenis kerusakan, dan (c) ciri kerusakan mesin Setelah pemakai menekan tombol lanjutkan pada form penelusuran ciri kerusakan mesin, langkah berikutnya pemakai dapat melihat rekaman data yang akan dianalisis sistem pakar pada form rekaman data yang memuat kode dan nama macam, jenis, dan ciri kerusakan mesin yang telah dipilih pemakai. Tampilan form rekaman data yang akan dianalisis dapat dilihat pada gambar 17. Gambar 17. Form rekaman data yang akan dianalisis Pada form rekaman data yang akan dianalisis, pemakai dapat menekan tombol proses untuk memperoleh solusi perbaikan Gambar 18. Form solusi kerusakan mesin. Pemakai dapat membatalkan atau mengakhiri pelacakan rantai telusur maju sebelum seluruh proses selesai dikerjakan dengan menekan tombol ikon close ( ) pada tiap form penelusuran, kemudian pemakai dapat mengulang kembali penelusuran dengan macam, jenis, dan ciri kerusakan mesin yang sama atau yang lain. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dalam pengembangan sistem pakar ini dapat dilihat pada uraian berikut. 1. Hasil implementasi dalam pengembangan perangkat lunak sistem pakar untuk diagnosis kerusakan pada mesin diesel ini terdiri dari 132 fakta dan 128 kaidah. 2. Permasalahan yang ditangani sistem pakar ini dikelompokkan menjadi macam, jenis, dan ciri kerusakan mesin sehingga identifikasi masalah dapat dilakukan dengan cepat dan

16 38 Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 1, Nomor 1, September 2010 pengguna tidak perlu melalui penelusuran yang terlalu panjang untuk menemukan sebuah solusi. 3. Basis pengetahuan yang tersimpan pada database dan adanya fasilitas menampilkan, menambahkan, menghapus, mengedit, dan menyimpan pengetahuan akan memungkinkan sistem pakar ini dikembangkan menjadi sistem untuk identifikasi permasalahan yang lain. 4. Untuk menambahkan permasalahan baru, pengembang sistem dapat melakukan pembentukan pohon (tree) dengan mengadopsi pohon yang sudah ada. Dengan demikian data pada database menjadi efisien karena tidak terjadi pengulangan data yang sama serta akan memudahkan pengembang sistem dalam menambahkan data pengetahuan. 5. Fasilitas rekaman data yang akan dianalisis pada sistem pakar memungkinkan pemakai untuk kembali ke pertanyaan manapun yang telah dijawab sebelumnya dengan cepat. Setelah kembali ke pertanyaan yang diinginkan pemakai dapat melakukan koreksi jawaban. Saran 1. Sistem pakar ini akan lebih efektif penggunaannya, bila pemakai melakukan aksi langsung pada mesin diesel sesuai instruksi tampilan seperti pertanyaan, pilihan atau isian dari sistem pakar dengan maksud dapat memberikan informasi dengan cepat. 2. Sistem pakar yang dikembangkan ini, masih dapat dimodifikasi lebih lanjut sesuai dengan penambahan pengalaman atau kepakaran dan perkembangan teknologi mesin diesel. Kusrini Sistem Pakar, Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Penerbit ANDI. Kusumadewi, Sri Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya). Yogyakarta:Graha Ilmu. Laboratorium Motor Bakar Dalam Basic Marine Diesel Engine Course Surabaya:Teknik Sistem Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan ITS. Peter, Nabende An Expert System For Diagnosing Heavy Duty Diesel Engine Faults. Department of Computer Science, Faculty of Computing and IT, Makerere University, Uganda. Sampurno Aplikasi Expert System Untuk Membantu Diagnosis Kerusakan Pada Mesin CNC Turning Three Axis (TU-3A). Surabaya:Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri ITS. Tim penerbit Andi Pengembangan Sistem Pakar Menggunakan Visual Basic. Yogyakarta:Andi. Yudatama, Uky Sistem Pakar untuk Diagnosis Kerusakan Mesin Mobil Panther Berbasis Mobile. Jurnal Teknologi, Volume 1, Nomor 2, Magelang: Universitas Muhammadiyah. DAFTAR PUSTAKA Arismunandar, Wiranto dan Koichi Tsuda Motor Diesel Putaran Tinggi. Jakarta:Pradnya Paramita.

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM 29 BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISEM III.1. Analisis Masalah Analisis masalah merupakan masalah yang terjadi dalam sistem yang lama baik dalam melakukan pengolahan data dan penyampaian informasi yang ada.

Lebih terperinci

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA 9.1. MESIN PENGGERAK UTAMA KAPAL PERIKANAN Mesin penggerak utama harus dalam kondisi yang prima apabila kapal perikanan akan memulai perjalanannya. Konstruksi

Lebih terperinci

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak Tutup kepala silinder (cylinder head cup) kepala silinder (cylinder

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL)

2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL) BAB VII 2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL) Perbaikan bagian atas adalah yang meliputi bagian. atas dari motor Diesel, yaitu seluruh bagian pada kepala silinder (Cylinder head) atau seluruh

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. SEJARAH MOTOR DIESEL Pada tahun 1893 Dr. Rudolf Diesel memulai karier mengadakan eksperimen sebuah motor percobaan. Setelah banyak mengalami kegagalan dan kesukaran, mak akhirnya

Lebih terperinci

Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875.

Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875. ABSIC ENGINE Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875. Pada pertengahan era 30-an, Volvo menggunakan engine yang serupa dengan engine Diesel. Yaitu engine

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Motor Diesel adalah motor pembakaran dalam yang beroperasi dengan menggunakan minyak gas atau minyak berat, sebagai bahan bakar, dengan suatu prinsip bahan bakar tersebut

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI BAB II. LANDASAN TEORI 2.1. Mengenal Motor Diesel Motor diesel merupakan salah satu tipe dari motor bakar, sedangkan tipe yang lainnya adalah motor bensin. Secara sederhana prinsip pembakaran pada motor

Lebih terperinci

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA TURBOCHARGER URAIAN Dalam merancang suatu mesin, harus diperhatikan keseimbangan antara besarnya tenaga dengan ukuran berat mesin, salah satu caranya adalah melengkapi mesin dengan turbocharger yang memungkinkan

Lebih terperinci

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA TUGAS AKHIR PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA Disusun : JOKO BROTO WALUYO NIM : D.200.92.0069 NIRM : 04.6.106.03030.50130 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Motor Bakar Motor bakar adalah mesin atau peswat tenaga yang merupakan mesin kalor dengan menggunakan energi thermal dan potensial untuk melakukan kerja mekanik dengan

Lebih terperinci

APLIKASI DIAGNOSA KERUSAKAN MESIN SEPEDA MOTOR BEBEK 4 TAK DENGAN METODE FORWARD CHAINING

APLIKASI DIAGNOSA KERUSAKAN MESIN SEPEDA MOTOR BEBEK 4 TAK DENGAN METODE FORWARD CHAINING ISSN : 2338-4018 APLIKASI DIAGNOSA KERUSAKAN MESIN SEPEDA MOTOR BEBEK 4 TAK DENGAN METODE FORWARD CHAINING Supyani (desamboy@yahoo.co.id) Bebas Widada (bbswdd@yahoo.com) Wawan Laksito (wlaksito@yahoo.com)

Lebih terperinci

Gerak translasi ini diteruskan ke batang penghubung ( connectiing road) dengan proses engkol ( crank shaft ) sehingga menghasilkan gerak berputar

Gerak translasi ini diteruskan ke batang penghubung ( connectiing road) dengan proses engkol ( crank shaft ) sehingga menghasilkan gerak berputar Mesin Diesel 1. Prinsip-prinsip Diesel Salah satu pengegrak mula pada generator set adala mesin diesel, ini dipergunakan untuk menggerakkan rotor generator sehingga pada out put statornya menghasilkan

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM BAHAN BAKAR MESIN DIESEL LOKOMOTIF

BAB IV SISTEM BAHAN BAKAR MESIN DIESEL LOKOMOTIF BAB IV SISTEM BAHAN BAKAR MESIN DIESEL LOKOMOTIF 4.1 Pengetahuan Dasar Tentang Bahan Bakar Bahan bakar adalah suatu pesawat tenaga yang dapat mengubah energi panas menjadi tenaga mekanik dengan jalan pembakaran

Lebih terperinci

LUBRICATING SYSTEM. Fungsi Pelumas Pada Engine: 1. Sebagai Pelumas ( Lubricant )

LUBRICATING SYSTEM. Fungsi Pelumas Pada Engine: 1. Sebagai Pelumas ( Lubricant ) LUBRICATING SYSTEM Adalah sistim pada engine diesel yang dapat merawat kerja diesel engine agar dapat berumur panjang, dengan memberikan pelumasan pada bagian-bagian engine yang saling bergerak/mengalami

Lebih terperinci

MODUL IV B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL

MODUL IV B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL MODUL IV B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL DEFINISI PLTD Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ialah pembangkit listrik yang menggunakan mesin diesel sebagai penggerak mula (prime mover), yang berfungsi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER Di susun oleh : Cahya Hurip B.W 11504244016 Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2012 Dasar

Lebih terperinci

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L CC

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L CC BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L 100 546 CC 3.1. Pengertian Bagian utama pada sebuah mesin yang sangat berpengaruh dalam jalannya mesin yang didalamnya terdapat suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Motor bakar salah satu jenis mesin pembakaran dalam, yaitu mesin tenaga dengan ruang bakar yang terdapat di dalam mesin itu sendiri (internal combustion engine), sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin cepat mendorong manusia untuk selalu mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi (Daryanto, 1999 : 1). Sepeda motor, seperti juga

Lebih terperinci

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut : SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM)

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM) Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM) Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

Pembakaran. Dibutuhkan 3 unsur atau kompoenen agar terjadi proses pembakaran pada tipe motor pembakaran didalam yaitu:

Pembakaran. Dibutuhkan 3 unsur atau kompoenen agar terjadi proses pembakaran pada tipe motor pembakaran didalam yaitu: JPTM FPTK 2006 KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BUKU AJAR NO 2 Motor Bensin TANGGAL : KOMPETENSI Mendeskripsikan

Lebih terperinci

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA Suprihadi Agus Program Studi D III Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Jln. Mataram No. 09 Tegal Telp/Fax (0283) 352000

Lebih terperinci

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN TOYOTA COROLA 1300 CC. Bagian utama pada motor terdapat komponen atau bagian utama yang

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN TOYOTA COROLA 1300 CC. Bagian utama pada motor terdapat komponen atau bagian utama yang BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN TOYOTA COROLA 1300 CC 3.1 Pengertian Bagian utama pada motor terdapat komponen atau bagian utama yang sangat berpengaruh dalam jalannya suatu mesin.

Lebih terperinci

Denny Haryadhi N Motor Bakar / Tugas 2. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel

Denny Haryadhi N Motor Bakar / Tugas 2. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel A. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah 1. Prinsip Kerja Motor 2 Langkah dan 4 Langkah a. Prinsip Kerja Motor

Lebih terperinci

KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR

KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR JPTM FPTK 2006 KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BAHAN AJAR NO 2 Motor TANGGAL : KOMPETENSI Komponen Utama

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian pompa Pompa adalah peralatan mekanis untuk meningkatkan energi tekanan pada cairan yang di pompa. Pompa mengubah energi mekanis dari mesin penggerak pompa menjadi energi

Lebih terperinci

BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI

BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI Motor penggerak mula adalah suatu alat yang merubah tenaga primer menjadi tenaga sekunder, yang tidak diwujudkan dalam bentuk aslinya, tetapi diwujudkan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II TINJAUAN LITERATUR BAB II TINJAUAN LITERATUR Motor bakar merupakan motor penggerak yang banyak digunakan untuk menggerakan kendaraan-kendaraan bermotor di jalan raya. Motor bakar adalah suatu mesin yang mengubah energi panas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Torak Salah satu jenis penggerak mula yang banyak dipakai adalah mesin kalor, yaitu mesin yang menggunakan energi termal untuk melakukan kerja mekanik atau mengubah

Lebih terperinci

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN TOYOTA CORONA 2000 CC. Bagian utama pada motor terdapat komponen atau bagian utama yang

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN TOYOTA CORONA 2000 CC. Bagian utama pada motor terdapat komponen atau bagian utama yang BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN TOYOTA CORONA 2000 CC 3.1. Pengertian Bagian utama pada motor terdapat komponen atau bagian utama yang sangat berpengaruh dalam jalannya suatu mesin.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses

BAB II DASAR TEORI. Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses BAB II DASAR TEORI 2.1. Definisi Motor Bakar Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses pembakaran. Ditinjau dari cara memperoleh energi termal ini mesin kalor dibagi menjadi 2

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 MOTOR DIESEL Motor diesel adalah motor pembakaran dalam (internal combustion engine) yang beroperasi dengan menggunakan minyak gas atau minyak berat sebagai bahan bakar dengan

Lebih terperinci

BAB VIII PELUMAS. Pelumas adalah suatu zat (media) yang berfungsi untuk melumasi bagian bagian yang bergerak.

BAB VIII PELUMAS. Pelumas adalah suatu zat (media) yang berfungsi untuk melumasi bagian bagian yang bergerak. BAB VIII PELUMAS Pelumas adalah suatu zat (media) yang berfungsi untuk melumasi bagian bagian yang bergerak. Efek pelumas tercapai baik bila terdapat oil filus (filus minyak) diantara mutal mutal yang

Lebih terperinci

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger Pengertian Turbocharger Turbocharger merupakan sebuah peralatan, untuk menambah jumlah udara yang masuk kedalam slinder dengan memanfaatkan energi gas buang. Turbocharger merupakan perlatan untuk mengubah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Heru Setiyanto (2007), meneliti tentang pengaruh modifikasi katup buluh dan variasi bahan bakar terhadap unjuk kerja mesin pada motor bensin dua langkah 110

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Scope Pemeliharaan P1 P8 Scope Pemeliharaan P1 & P2 (Pemeliharaan Harian) PLTD Titi Kuning meliputi: 1. Membersihkan mesin, peralatan-peralatan bantu serta lantai lokasi mesin dari

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

Mesin Diesel. Mesin Diesel

Mesin Diesel. Mesin Diesel Mesin Diesel Mesin Diesel Mesin diesel menggunakan bahan bakar diesel. Ia membangkitkan tenaga yang tinggi pada kecepatan rendah dan memiliki konstruksi yang solid. Efisiensi bahan bakarnya lebih baik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Defenisi Motor Bakar Mesin Pembakaran Dalam pada umumnya dikenal dengan nama Motor Bakar. Dalam kelompok ini terdapat Motor Bakar Torak dan system turbin gas. Proses pembakaran

Lebih terperinci

F. Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) 1. Prinsip Kerja

F. Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) 1. Prinsip Kerja F. Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) 1. Prinsip Kerja PLTD mempunyai ukuran mulai dari 40 kw sampai puluhan MW. Untuk menyalakan listrik di daerah baru umumnya digunakan PLTD oleh PLN.Di lain pihak, jika

Lebih terperinci

Materi. Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika

Materi. Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika Penggerak Mula Materi Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika Motor Bakar (Combustion Engine) Alat yang mengubah energi kimia yang ada pada bahan bakar menjadi energi mekanis

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. luar yang memungkinkan kendaraan dapat bergerak serta dapat mengatasi

BAB II KAJIAN TEORI. luar yang memungkinkan kendaraan dapat bergerak serta dapat mengatasi BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Motor Bakar Seperti kita ketahui roda-roda suatu kendaraan memerlukan adanya tenaga luar yang memungkinkan kendaraan dapat bergerak serta dapat mengatasi keadaan, jalan, udara,

Lebih terperinci

BAB XVII PENGISIAN TEKAN

BAB XVII PENGISIAN TEKAN BAB XVII PENGISIAN TEKAN Pengisian adalah pemasukan udara kedalam silinder motor. Udara tersebut diperlukan untuk proses kompresi sekali gas untuk proses pembakaran bahan bakar. 1. Pada dasarnya pengisian

Lebih terperinci

Pengaruh Temperatur Pendingin Mesin terhadap Kinerja Mesin Induk di KM TRIAKSA

Pengaruh Temperatur Pendingin Mesin terhadap Kinerja Mesin Induk di KM TRIAKSA Abstrak Pengaruh Pendingin terhadap Kinerja Induk di KM TRIAKSA Mohammad Yusuf Djeli 1) &Andi Saidah 2) 1) Program Studi Teknik Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA Jl. Tanah Merdeka

Lebih terperinci

BAB I MOTOR PEMBAKARAN

BAB I MOTOR PEMBAKARAN BAB I MOTOR PEMBAKARAN I. Pendahuluan Motor pembakaran dan mesin uap, adalah termasuk dalam golongan pesawat pesawat panas, yang bertujuan untuk mengubah usaha panas menjadi usaha mekanis. Pada perubahan

Lebih terperinci

BAB I PESAWAT PESAWAT BANTU DI KAPAL

BAB I PESAWAT PESAWAT BANTU DI KAPAL BAB I PESAWAT PESAWAT BANTU DI KAPAL Pesawat bantu terdiri dari dan berbagai peralatan yang secara garis besar dapat dibagi menjadi mesin bantu di kamar mesin dan mesin bantu, di geladak (dek) atau di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan teknologi yang terjadi saat ini banyak sekali inovasi baru yang tercipta khususnya di dalam dunia otomotif. Dalam perkembanganya banyak orang yang

Lebih terperinci

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) Diklat Teknis Kedelai Bagi Penyuluh Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Kedelai Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (propulsion) sendiri, hanya sebagian kecil saja kapal yang tidak mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. (propulsion) sendiri, hanya sebagian kecil saja kapal yang tidak mempunyai 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada umumnya kapal-kapal mempunyai penggerak atau pendorong (propulsion) sendiri, hanya sebagian kecil saja kapal yang tidak mempunyai penggerak sendiri, salah satu

Lebih terperinci

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

Fungsi katup Katup masuk Katup buang MEKANISME KATUP FUNGSI KATUP Fungsi katup Secara umum fungsi katup pada motor otto 4 langkah adalah untuk mengatur masuknya campuran bahan bakar dan udara dan mengatur keluarnya gas sisa pembakaran. Pada

Lebih terperinci

BAB 1 DASAR MOTOR BAKAR

BAB 1 DASAR MOTOR BAKAR BAB 1 DASAR MOTOR BAKAR Motor bakar merupakan salah satu jenis mesin penggerak yang banyak dipakai Dengan memanfaatkan energi kalor dari proses pembakaran menjadi energi mekanik. Motor bakar merupakan

Lebih terperinci

BAB II CARA KERJA MESIN 2 TAK DAN 4 TAK

BAB II CARA KERJA MESIN 2 TAK DAN 4 TAK BAB II CARA KERJA MESIN 2 TAK DAN 4 TAK A. PEMBAGIAN MOTOR DIESEL 1. Menurut cara kerja Mesin diesesl menurut cara kerja nya dapat diklarisfikasikan menjadi 2 cara kerja,untuk dapat menghasilkan usaha

Lebih terperinci

BOILER FEED PUMP. b. Pompa air pengisi yang menggunakan turbin yaitu : - Tenaga turbin :

BOILER FEED PUMP. b. Pompa air pengisi yang menggunakan turbin yaitu : - Tenaga turbin : BOILER FEED PUMP A. PENGERTIAN BOILER FEED PUMP Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan dengan cara

Lebih terperinci

Pengaruh Parameter Tekanan Bahan Bakar terhadap Kinerja Mesin Diesel Type 6 D M 51 SS

Pengaruh Parameter Tekanan Bahan Bakar terhadap Kinerja Mesin Diesel Type 6 D M 51 SS Pengaruh Parameter Tekanan Bahan Bakar terhadap Kinerja Mesin Diesel Type 6 D M 51 SS Andi Saidah 1) 1) Jurusan Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta Jl. Sunter Permai Raya Sunter Agung Podomoro

Lebih terperinci

MOTOR BAKAR PENGERTIAN DASAR. Pendahuluan

MOTOR BAKAR PENGERTIAN DASAR. Pendahuluan MOTOR BAKAR PENGERTIAN DASAR Pendahuluan Motor penggerak mula adalah suatu motor yang merubah tenaga primer yang tidak diwujudkan dalam bentuk aslinya, tetapi diwujudkan dalam bentuk tenaga mekanis. Aliran

Lebih terperinci

Gambar 1. Motor Bensin 4 langkah

Gambar 1. Motor Bensin 4 langkah PENGERTIAN SIKLUS OTTO Siklus Otto adalah siklus ideal untuk mesin torak dengan pengapian-nyala bunga api pada mesin pembakaran dengan sistem pengapian-nyala ini, campuran bahan bakar dan udara dibakar

Lebih terperinci

BAB IX POMPA BAHAN BAKAR (FUEL PUMP)

BAB IX POMPA BAHAN BAKAR (FUEL PUMP) BAB IX POMPA BAHAN BAKAR (FUEL PUMP) Pompa bahan bakar dikelompokan kepada : 1. Pompa bahan bakar tekanan rendah, dengan tekanan injeksi ± 150 bar yang menggunakan pengabut udara (air injection). 2. Pompa

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR

PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR MAKALAH PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR PROGRAM IbPE KELOMPOK USAHA KERAJINAN ENCENG GONDOK DI SENTOLO, KABUPATEN KULONPROGO Oleh : Aan Ardian ardian@uny.ac.id FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Semester III OVERHAUL MESIN X 50 No.JST/OTO/OTO0/0& Revisi : 0 Tgl : 6 Februari 0 Hal dari I. Kompetensi : Setelah selesai praktik diharapkan mahasiswa dapat :. Melepas dan memasang semua komponen mesin

Lebih terperinci

PENANGGULANGAN KONTAMINASI DAN DEGRADASI MINYAK PELUMAS PADA MESIN ABSTRAK

PENANGGULANGAN KONTAMINASI DAN DEGRADASI MINYAK PELUMAS PADA MESIN ABSTRAK PENANGGULANGAN KONTAMINASI DAN DEGRADASI MINYAK PELUMAS PADA MESIN Sailon Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya Jl.Srijaya Negara Bukit Besar Palembang 30139 Telp: 0711-353414, Fax: 0711-453211

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Motor Bakar Motor bakar adalah motor penggerak mula yang pada prinsipnya adalah sebuah alat yang mengubah energi kimia menjadi energi panas dan diubah ke energi

Lebih terperinci

BAB III TURBIN UAP PADA PLTU

BAB III TURBIN UAP PADA PLTU BAB III TURBIN UAP PADA PLTU 3.1 Turbin Uap Siklus Renkine setelah diciptakan langsung diterima sebagai standar untuk pembangkit daya yang menggunakan uap (steam ). Siklus Renkine nyata yang digunakan

Lebih terperinci

Sumber: Susanto, Lampiran 1 General arrangement Kapal PSP Tangki bahan bakar 10. Rumah ABK dan ruang kemudi

Sumber: Susanto, Lampiran 1 General arrangement Kapal PSP Tangki bahan bakar 10. Rumah ABK dan ruang kemudi LAMPIRAN 66 Lampiran 1 General arrangement Kapal PSP 01 Keterangan: 1. Palkah ikan 7. Kursi pemancing 2. Palkah alat tangkap 8. Drum air tawar 3. Ruang mesin 9. Kotak perbekalan 4. Tangki bahan bakar 10.

Lebih terperinci

Efisiensi Suhu Kerja Mesin Antara Pemakaian Water Pump Dan Tanpa Water Pump Pada Mesin Diesel Satu Silinder Merk Dong Feng S195

Efisiensi Suhu Kerja Mesin Antara Pemakaian Water Pump Dan Tanpa Water Pump Pada Mesin Diesel Satu Silinder Merk Dong Feng S195 Efisiensi Suhu Kerja Mesin Antara Pemakaian Water Pump Dan Tanpa Water Pump Pada Mesin Diesel Satu Silinder Merk Dong Feng S95 Atmaja Kurniadi (083004) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang Abstrak

Lebih terperinci

BAB VII PENDINGINAN MOTOR

BAB VII PENDINGINAN MOTOR BAB VII PENDINGINAN MOTOR Pendinginan adalah suatu media (zat) yang berfungsi untuk menurunkan panas. Panas tersebut didapat dari hasil pembakaran bahan bakar didalam silinder. Sebagaimana diketahui bahwa

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Semester III OVERHAUL MESIN X 50 No.JST/OTO/OTO0/9&0 Revisi: 0 Tgl: Agustus 06 Hal dari I. Kompetensi: Setelah selesai praktik diharapkan mahasiswa dapat:. Melepas dan memasang semua komponen mesin dengan

Lebih terperinci

SAMBUTAN. Jakarta, Nopember Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan

SAMBUTAN. Jakarta, Nopember Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan SAMBUTAN Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayahnya serta kerja keras penyusun telah berhasil menyusun Materi Penyuluhan yang akan digunakan bagi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 125 pada tahun 2005 untuk menggantikan Honda Karisma. Honda Supra X

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 125 pada tahun 2005 untuk menggantikan Honda Karisma. Honda Supra X BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1. HONDA SUPRA X 125 PGM-FI Honda Supra X adalah salah satu merk dagang sepeda motor bebek yang di produksi oleh Astra Honda Motor. Sepeda motor ini diluncurkan

Lebih terperinci

Pendahuluan Motor Diesel Tujuan Rudolf Diesel Kesulitan Rudolf Diesel

Pendahuluan Motor Diesel Tujuan Rudolf Diesel Kesulitan Rudolf Diesel MOTOR DIESEL Pendahuluan Motor Diesel Penemu motor diesel adalah seorang ahli dari Jerman, bernama Rudolf Diesel (1858 1913). Ia mendapat hak paten untuk motor diesel pada tahun 1892, tetapi motor diesel

Lebih terperinci

PRAKTEK II TUNE UP MOTOR DIESEL. A. Tujuan:

PRAKTEK II TUNE UP MOTOR DIESEL. A. Tujuan: PRAKTEK II TUNE UP MOTOR DIESEL A. Tujuan: - mahasiswa dapat memahami komponen komponen pada mesin diesel yang harus di tun e up - mahasiswa dapat memahami fungsi dan cara kerja komponen komponen mesin

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Scope Pemeliharaan P1 P8 Scope Pemeliharaan P1 & P2 (Pemeliharaan Harian) PLTD Titi Kuning meliputi : 1. Membersihkan mesin, peralatan-peralatan bantu serta lantai lokasi mesin dari

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA BERKURANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN SUSUNAN SILINDER TIPE SEGARIS (IN-LINE)

ANALISIS DAYA BERKURANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN SUSUNAN SILINDER TIPE SEGARIS (IN-LINE) ANALISIS DAYA BERKURANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN SUSUNAN SILINDER TIPE SEGARIS (IN-LINE) SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik FAISAL RIZA.SURBAKTI

Lebih terperinci

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

Fungsi katup Katup masuk Katup buang MEKANISME KATUP FUNGSI KATUP Fungsi katup Secara umum fungsi katup pada motor otto 4 langkah adalah untuk mengatur masuknya campuran bahan bakar dan udara dan mengatur keluarnya gas sisa pembakaran. Pada

Lebih terperinci

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai STEAM TURBINE POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai PENDAHULUAN Asal kata turbin: turbinis (bahasa Latin) : vortex, whirling Claude Burdin, 1828, dalam kompetisi teknik tentang sumber daya air

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). -Pertemuan ke. Topik. Metode Evaluasi dan Penilaian. Sumber Ajar (pustaka)

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). -Pertemuan ke. Topik. Metode Evaluasi dan Penilaian. Sumber Ajar (pustaka) Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). -Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan komputer sekarang ini sangat pesat dan salah. satu pemanfaatan komputer adalah dalam bidang kecerdasan buatan.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan komputer sekarang ini sangat pesat dan salah. satu pemanfaatan komputer adalah dalam bidang kecerdasan buatan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan komputer sekarang ini sangat pesat dan salah satu pemanfaatan komputer adalah dalam bidang kecerdasan buatan. Di dalam bidang kecerdasan buatan, termasuk

Lebih terperinci

FINONDANG JANUARIZKA L SIKLUS OTTO

FINONDANG JANUARIZKA L SIKLUS OTTO FINONDANG JANUARIZKA L 125060700111051 SIKLUS OTTO Siklus Otto adalah siklus thermodinamika yang paling banyak digunakan dalam kehidupan manusia. Mobil dan sepeda motor berbahan bakar bensin (Petrol Fuel)

Lebih terperinci

Mesin Penggerak Kapal PROGRAM STUDI TEKNIK PERKAPALAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

Mesin Penggerak Kapal PROGRAM STUDI TEKNIK PERKAPALAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO Mesin Penggerak Kapal PROGRAM STUDI TEKNIK PERKAPALAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO Sistem Penggerak Kapal Mesin Penggerak Utama 1. Mesin Uap Torak (Steam Reciprocating Engine) 2. Turbin Uap (Steam

Lebih terperinci

MAKALAH. SMK Negeri 5 Balikpapan SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE. Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N.

MAKALAH. SMK Negeri 5 Balikpapan SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE. Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N. MAKALAH SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N. Kelas : XI. OTOMOTIF Tahun Ajaran : 2013/2014 SMK Negeri 5 Balikpapan Pendahuluan Kerja

Lebih terperinci

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

Fungsi katup Katup masuk Katup buang MEKANISME KATUP FUNGSI KATUP Fungsi katup Secara umum fungsi katup pada motor otto 4 langkah adalah untuk mengatur masuknya campuran bahan bakar dan udara dan mengatur keluarnya gas sisa pembakaran. Pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Umum Motor Bensin Motor adalah gabungan dari alat-alat yang bergerak (dinamis) yang bila bekerja dapat menimbulkan tenaga/energi. Sedangkan pengertian motor bakar

Lebih terperinci

Makalah PENGGERAK MULA Oleh :Derry Esaputra Junaedi FAKULTAS TEKNIK UNNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

Makalah PENGGERAK MULA Oleh :Derry Esaputra Junaedi FAKULTAS TEKNIK UNNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA Makalah PENGGERAK MULA Oleh :Derry Esaputra Junaedi 2008.43.0022 FAKULTAS TEKNIK UNNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA Pengertian Mesin Mesin adalah alat mekanik atau elektrik yang mengirim atau mengubah

Lebih terperinci

KERJA PEAKTEK BAB III MANAJEMEN PEMELIHARAN SISTEM KERJA POMPA OLI PADA PESAWAT PISTON ENGINE TIPE TOBAGO TB-10

KERJA PEAKTEK BAB III MANAJEMEN PEMELIHARAN SISTEM KERJA POMPA OLI PADA PESAWAT PISTON ENGINE TIPE TOBAGO TB-10 BAB III MANAJEMEN PEMELIHARAN SISTEM KERJA POMPA OLI PADA PESAWAT PISTON ENGINE TIPE TOBAGO TB-10 3.1 Dasar Pompa oli Pompa adalah suatu mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari satu tempat ke

Lebih terperinci

BAB V Aliran bahan bakar II. Pompa bahan bakar BOSCH

BAB V Aliran bahan bakar II. Pompa bahan bakar BOSCH BAB V I. Aliran bahan bakar Bahan bakar yang dipergunakan untuk pembakaran dalam silinder motor dialirkan dari tanki harian bahan bakar yang ditempatkan diatas dari motor tersebut, diteruskan ke feed pump,

Lebih terperinci

SISTEM PENDINGINAN ENGINE

SISTEM PENDINGINAN ENGINE A. Sistem Pendingin Air SISTEM PENDINGINAN ENGINE Dalam sistem pendinginan air panas dari proses pembakaran dipindahkan dinding silinder dan ruang bakar melalui lobang air pendingin pada blok dan kepala

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN MOTOR BENSIN TYPE SOHC

TUGAS AKHIR PERENCANAAN MOTOR BENSIN TYPE SOHC TUGAS AKHIR PERENCANAAN MOTOR BENSIN TYPE SOHC Diajukan sebagai Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata Satu Teknik Mesin Oleh : FAUZY HUDAYA NIM D 200 940 169 NIRM 9461060303050169 JURUSAN TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

II. TEORI DASAR. kelompokaan menjadi dua jenis pembakaran yaitu pembakaran dalam (Internal

II. TEORI DASAR. kelompokaan menjadi dua jenis pembakaran yaitu pembakaran dalam (Internal II. TEORI DASAR A. Motor Bakar Motor bakar adalah suatu pesawat kalor yang mengubah energi panas menjadi energi mekanis untuk melakukan kerja. Mesin kalor secara garis besar di kelompokaan menjadi dua

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Motor Diesel 2.1.1 Sejarah Singkat Motor Diesel Pada tanggal 10 Agustus 1893 di jerman Rudolf Diesel mengadakan penelitian, bagaiamana agar penggunaan bahan bakar

Lebih terperinci

SILABUS KURIKULUM KEAHLIAN MOTOR

SILABUS KURIKULUM KEAHLIAN MOTOR SILABUS KURIKULUM KEAHLIAN MOTOR BULAN 4 Materi : Pengenalan alat kerja dan sparepart mesin, dan bongkar pasang mesin peraga. Target : Siswa dapat memahami nama dan fungsi alat kerja, mengenal sparepart

Lebih terperinci

3. PEMELIHARAAN PLTD PT PLN (Persero) PUSDIKLAT Februari 2011

3. PEMELIHARAAN PLTD PT PLN (Persero) PUSDIKLAT Februari 2011 3. PEMELIHARAAN PLTD PT PLN (Persero) PUSDIKLAT Februari 2011 Apa itu pemeliharaan? Pengertian Pemeliharaan : Suatu kegiatan yang meliputi program perawatan, pemeriksaaan, perbaikan dan uji untuk kerja

Lebih terperinci

LAMPIRAN PRINSIP KERJA MESIN DIESEL. Sumber. kerja motor diesel.com

LAMPIRAN PRINSIP KERJA MESIN DIESEL. Sumber.  kerja motor diesel.com LAMPIRAN PRINSIP KERJA MESIN DIESEL Sumber. www.prinsip kerja motor diesel.com TABEL. DAYA MESIN BERKURANG PENYEBAB KERUSAKAN 1. Jumlah bahan bakar yang disemprotkan tidak sesuai dengan yang dibutuhkan

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI PENYETELAN CELAH KATUP MASUK TERHADAP EFISIENSI VOLUMETRIK RATA - RATA PADA MOTOR DIESEL ISUZU PANTHER C 223 T

PENGARUH VARIASI PENYETELAN CELAH KATUP MASUK TERHADAP EFISIENSI VOLUMETRIK RATA - RATA PADA MOTOR DIESEL ISUZU PANTHER C 223 T PENGARUH VARIASI PENYETELAN CELAH KATUP MASUK TERHADAP EFISIENSI VOLUMETRIK RATA - RATA PADA MOTOR DIESEL ISUZU PANTHER C 223 T Sarif Sampurno Alumni Jurusan Teknik Mesin, FT, Universitas Negeri Semarang

Lebih terperinci

SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR DIESEL

SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR DIESEL SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI ENGINE SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR DIESEL Nama Siswa No. Absen Kelas Jurusan : : : : 56 PEMELIHARAAN / SERVIS SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR DIESEL Kode Modul : OPKR 20 017

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Motor bakar merupakan salah satu jenis penggerak mula. Prinsip kerja

BAB I PENDAHULUAN. Motor bakar merupakan salah satu jenis penggerak mula. Prinsip kerja 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 PENGERTIAN UMUM Motor bakar merupakan salah satu jenis penggerak mula. Prinsip kerja dari motor bakar bensin adalah perubahan dari energi thermal terjadi mekanis. Proses diawali

Lebih terperinci

BAB IV MENGOPRASIKANKAN GENERATOR SET

BAB IV MENGOPRASIKANKAN GENERATOR SET BAB IV MENGOPRASIKANKAN GENERATOR SET 4.1 Menjalankan Mesin Baru Persiapan yang perlu diperhatikan sebelum menjalankan GENSET baru ada beberapa tahapan, sebagai berikut: 1. Periksalah semua skrup dan baut;

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 CARA PERAWATAN TURBOCHARGER Gambar 4.1 Turbocharger (Sumber : Data Pribadi) Turbocharger adalah bagian yang dibuat secara presisi, tetapi memiliki desain yang sangat sederhana, dan

Lebih terperinci