UNIVERSITAS INDONESIA PENCEMARAN UDARA DAN ATMOSFER (VIENNA CONVENTION FOR THE PROTECTION OF THE OZONE LAYER DAN MONTREAL PROTOCOL)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UNIVERSITAS INDONESIA PENCEMARAN UDARA DAN ATMOSFER (VIENNA CONVENTION FOR THE PROTECTION OF THE OZONE LAYER DAN MONTREAL PROTOCOL)"

Transkripsi

1 UNIVERSITAS INDONESIA PENCEMARAN UDARA DAN ATMOSFER (VIENNA CONVENTION FOR THE PROTECTION OF THE OZONE LAYER DAN MONTREAL PROTOCOL) MATA KULIAH HUKUM LINGKUNGAN INTERNASIONAL ARYANI SRI HARTANTI ( ) GRACE GABRIELLA BINOWO ( ) IBRAHIM SIREGAR ( ) FAKULTAS HUKUM PROGRAM STUDI ILMU HUKUM DEPOK, JAWA BARAT MEI

2 DAFTAR ISI BAB I. PERMASALAHAN OZONE DEPLETION 3 BAB II. PRINSIP-PRINSIP YANG BERLAKU DALAM PERLINDUNGAN LAPISAN OZON 33 BAB III. VIENNA CONVENTION FOR THE PROTECTION OF OZONE LAYER 36 BAB IV. THE MONTREAL PROTOCOL.. 39 BAB V. TINDAKAN PERLINDUNGAN ATMOSFER YANG DILAKUKAN INDONESIA 51 BAB VI. PERDAGANGAN ILLEGAL OZONE DEPLETION SUBSTANCE. 52 2

3 BAB I. PERMASALAHAN OZONE DEPLETION Ozone depletion menjadi suatu masalah yang esensial dalam permasalahan polusi udara dalam hukum lingkungan internasional. Namun, sebelum masuk lebih jauh dalam permasalahan ozone depletion dan bagaimana aktivitas manusia berperan besar dalam meningkatkannya, perlu lah bagi kita untuk mengetahui secara mendasar apa yang dimaksud dengan ozon, dimanakah ozon tersebut terletak di atmosfer, bagaimana ia terbentuk di atmosfer dan mengapa kita harus peduli mengenai masalah ozon tersebut. Dengan demikian, kita memiliki pengetahuan dasar yang cukup mengenai permasalahan ozon. Ozon adalah suatu gas yang secara alami telah ada di atmosfer dunia (suatu molekul yang terbentuk secara alami 1 ). Setiap molekul ozon memiliki tiga atom oksigen (oxygen) dan dikenal secara kimiawi sebagai 0 3. Ozon pertama kali ditelaah keberadaannya pada suatu eksperimen laboratorium pada era tahun 1800-an. Keberadaan ozon sendiri di atmosfer kemudian diungkap melalui metode penggunaan zat kimia dan metode pengukuran optikal. Kata ozon sendiri berasal dari bahasa Yunani, ozein, yang memiliki arti untuk mencium (dalam artian mencium bau). Ozon memiliki bau yang kuat, sehingga ia dapat dideteksi, bahkan dalam jumlah yang sangat sedikit. Ozon bereaksi secara cepat dengan berbagai kandungan kimia (chemical compounds) dan dapat terbakar dalam jumlah yang terkonsentrasi. Ampas/pengeluaran dari alat-alat elektronik pada umumnya digunakan untuk menghasilkan ozon, misalnya dalam proses industri pada penjernihan/purifikasi air dan udara atau proses pemutihan (bleaching) pada bahan-bahan tekstil dan produk makanan 2. Ozon di satu sisi memiliki efek yang secara dramatis berbeda-beda, tergantung pada lokasi dimana ozon tersebut berada 3. Pada umumnya (sekitar 90%), ozon dapat ditemukan di 1 NOAA, ESRL Integrating Theme : Stratospheric Ozone Depletion and Recovery, hal UNEP, Twenty Questions and Answers About the Ozone Layer : 2010 Update. Panel Review Meeting for the 2010 Ozone Assesment (Les Diablerets, Swiss pada 28 Juni 2 Juli 2010), hal. Q1. 3 F. Sherwood Rowland, The Ozone Depletion Phenomenon dalam Beyond Discovery the Path from Research to Human Benefit. National Academy of Sciences, April 1996, hal. 2. 3

4 stratosfer, yang dimulai sejak ketinggian kilometer (atau sekitar 6 10 mil) dari permukaan bumi, yang kemudian dapat mencapai ketinggian sekitar 50 kilometer (31 mil). Lapisan stratosfer ini dengan tingkat konsentrasi ozon yang paling tinggi, yang secara umum dikenal sebagai lapisan ozon (ozone layer). Lapisan ozon ini meluas menaungi keseluruhan permukaaan bumi dengan berbagai variasi ketinggian dan ketebalan. Sedangkan, sisa ozon (sekitar 10 %) lainnya terletak pada lapisan troposfer, yang menjadi lapisan paling bawah dari atmosfer bumi, terletak antara permukaan bumi dan lapisan stratosfer 4. Molekul ozon memiliki ketersediaan yang relatif sedikit di atmosfer. Di stratosfer, di dekat konsentrasi paling pekat dari lapisan ozon, pada umumnya terdapat sejumlah ribuan molekul ozon atas setiap biliun molekul udara (1 biliun secara matematis sama dengan 1000 miliar). Secara umum, molekul udara ini dapat berbentuk oksigen (oxygen atau 0 2 ) atau molekulmolekul nitrogen (nitrogen atau N 2 ). Di lapisan troposfer, dekat permukaan bumi, jumlah ozon yang tersedia lebih sedikit, dengan tipikal kisaran dari 20 hingga 100 molekul ozon atas setiap biliun molekul-molekul udara. Hasil jumlah nilai ozon paling tinggi di permukaan, biasanya diciptakan oleh polusi udara yang disebabkan oleh aktivitas manusia 5. Sebagai gambaran atas ketersediaan yang relatif rendah atas ozon di dalam atmosfer, kita dapat membayangkan keseluruhan molekul ozon yang terletak di troposfer dan stratosfer turun ke bawah hingga ke permukaan bumi dan secara merata mendistribusikan molekul-molekul ini ke dalam suatu lapisan gas yang mengitari keseluruhan globe. Lapisan ozon murni yang dihasilkan dapat memiliki ketebalan rata-rata sekitar tiga millimeter (sekitar satu per sepuluh inchi). Walaupun jumlahnya kecil secara keseluruhan, bagian fraksi yang sangat kecil atas atmosfer memiliki peranan yang penting dalam melindungi kehidupan di bumi. Mengapa? sebab lapisan ozon di stratosfer ini memiliki sejumlah fungsi, di antaranya : a. Ia melindungi bagian paling bawah dari atmosfer (troposfer) dan permukaan bumi dari radiasi ultraviolet ( UV ) matahari yang merusak, 4 UNEP, Twenty Questions and Answers About the Ozone Layer : 2010 Update. Loc.cit. 5 Ibid. 4

5 b. Ia memiliki pengaruh terhadap komposisi kimiawi di lapisan bawah atmosfer yang dapat membatasi jumlah dan tipe (wavelength distribution) radiasi matahari yang melewatinya, c. Ia mengubah struktur temperatur pada stratosfer dan sehingga mempengaruhi pula atmosfer yang ditranspor dan tercampur, dan d. Ia berkontribusi atas ozon yang terletak di lapisan atas troposfer, dimana ozon menjadi suatu gas rumah kaca yang penting (greenhouse gas) 6. Ozon terbentuk melalui suatu proses kimiawi yang memiliki sejumlah tahapan-tahapan yang dalam prosesnya memerlukan sinar matahari. Proses kimiawi yang membentuk ozon ini menghasilkan lapisan ozon yang memiliki kisaran ketebalan rata-rata sekitar 3 milimeter, dimana walaupun ini hanya merupakan bagian kecil dari atmosfer 7. Di lapisan stratosfer, ozon terbentuk dalam proses yang dimulai dengan molekul oksigen yang terurai oleh radiasi ultraviolet yang berasal dari matahari. Ia terbentuk secara alami melalui reaksi kimia tersebut, dimana oksigen sendiri membentuk 21 % dari keseluruhan atmosfer. Pada tahap awal, radiasi sinar matahari memecah satu molekul oksigen untuk menghasilkan dua atom oksigen (0 2 menjadi 2 0). Kemudian, di tahap yang kedua, setiap atom yang sangat reaktif ini berkombinasi dengan sebuah molekul oksigen untuk menghasilkan molekul ozon (0 3 ). Reaksi ini terjadi secara terus menerus setiap saat radiasi matahari ada di stratosfer. Sebagai hasil, produksi ozon terbanyak terjadi di stratosfer kawasan tropis. Produksi ozon di stratosfer ini distabilisasikan oleh reaksi kimia yang merusak ozon itu sendiri. Reaksi-reaksi kimia ini bereaksi secara terus menerus dengan sinar matahari dan berbagai variasi zat kimia yang dihasilkan baik secara natural maupun dari aktivitas manusia, yang berlangsung di stratosfer. Dalam setiap reaksinya, sebuah molekul ozon hilang dan berbagai bahan kimia pun dihasilkan. Gas-gas penting yang reaktif kemudian menghancurkan ozon adalah hidrogen (hydrogen), nitrogen oksida (nitrogen oxides), dan gas-gas lain yang mengandung klorine (chlorine) dan bromin (bromine). Sebagian ozon di stratosfer 6 A.R. Ravishankara, Michael J. Kurylo dan Christine A. Ennis (eds)., Trends in Emissions of Ozone- Depleting Substances, Ozone Layer Recovery, and Implications for Ultraviolet Radiation Exposure. United States Climate Change Science Program, Synthesis and Assessment Product 2.4., November 2008., hal Ibid. 5

6 kemudian secara rutin ditransportasikan ke lapisan yang di bawahnya (troposfer) dan terkadang mempengaruhi jumlah ozon di permukaan bumi, khususnya wilayah bumi yang tidak terpolusi. Gambar 1. Perubahan atom oksigen menjadi ozon. Sumber : Sedangkan, ozon di troposfer yang dekat dengan permukaan bumi, diproduksi melalui reaksi kimia yang mengikutsertakan gas-gas yang sumbernya terbentuk secara alami maupun dari polusi. Reaksi dalam produksi ozon di lapisan ini biasanya mengandung gas-gas hidrokarbon dan nitrogen oksida, termasuk ozon itu sendiri, dan memerlukan sinar matahari untuk menyelesaikan prosesnya. Pengeluaran dari bahan bakar fossil menjadi sumber utama dari gas polutan yang kemudian menghasilkan produksi ozon di lapisan troposfer. Produksi ozon dekat permukaan tidak secara signifikan berkontribusi terhadap ketersediaan ozon di lapisan stratosfer. Jumlah ozon di stratosfer menjadi terlalu kecil jika kita bandingkan dan berpindahnya udara permukaan (surface air) ke stratosfer menjadi tidak cukup. Seperti halnya di lapisan stratosfer, ozon di lapisan troposfer dihancurkan secara natural melalui reaksi kimia dan melalui reaksi yang melibatkan zat kimia yang dihasilkan oleh kegiatan manusia. Ozon troposfer dapat juga dihancurkan saat ozon bereaksi dengan berbagai sumber, misalnya tanah dan tumbuhan. Ketersediaan ozon di atmosfer pada stratosfer dan troposfer ditentukan melalui keseimbangan (balance) antara proses kimiawi yang menghasilkan dan merusak ozon. Keseimbangan ini dinilai melalui intensitas sinar matahari, lokasi di atmosfer, temperatur dan 6

7 berbagai faktor lainnya. Saat kondisi atmosfer berubah menjadi lebih menyukai reaksi yang memproduksi ozon, maka di sejumlah lokasi tertentu ketersediaan ozon kemudian meningkat. Sama halnya, jika kondisi berubah untuk lebih menyukai reaksi lain yang menghancurkan ozon, maka ketersediaannya menjadi berkurang. Keseimbangan reaksi produksi dan penghancuran ini menentukan distribusi global atas ozon dalam jangka waktu dari hari ke bulan. Ozon global telah berkurang dalam jangka waktu dekade terakhir oleh karena jumlah gas reaktif yang mengandung klorin dan bromin telah meningkat di lapisan stratosfer akibat kegiatan manusia yang menghasilkannya 8. Gambar 2. Ketersediaan Ozone di Atmosfer, Ozon Troposfer dan Stratosfer Sumber : 8 UNEP, Twenty Questions and Answers About the Ozone Layer : 2010 Update. Op.cit., hal. Q2. 7

8 Gambar 3. Produksi Ozon di Stratosfer Sumber : Mengapa kita harus peduli mengenai masalah ozon?. Hal ini dikarenakan pada dasarnya, ozon di stratosfer menghisap radiasi matahari yang secara biologis berbahaya. Ozon di stratosfer dianggap sebagai ozon yang baik (good ozone) untuk manusia dan berbagai kehidupan lain oleh karena ia menghisap radiasi UV-B dari matahari. Jika radiasi UV-B ini tidak dihisap, maka ia akan dapat mencapai permukaan bumi dengan jumlah yang dapat mengganggu berbagai bentuk kehidupan di dunia. Efek pada manusia misalnya, meningkatnya paparan manusia ke radiasi UV-B dapat meningkatkan resiko kanker kulit, katarak, dan mengganggu sistem imun tubuh. Paparan atas radiasi UV-B sebelum seseorang mencapai dewasa dan paparan kumulatif dua faktor bahaya kesehatan yang penting. Kelebihan paparan atas UV-B juga dapat merusak kehidupan tanaman terestrial, organisme bersel satu dan ekosistem perairan/aquatik. Berbagai bentuk radiasi yang lain, UV-A, jika tidak dihisap secara signifikan oleh ozon, maka akan mengakibatkan penuaan kulit secara prematur. Pada tahun 1970-an, telah ditemukan bahwa gas-gas yang mengandung atom klorin dan bromin yang dihasilkan oleh kegiatan manusia dapat mengakibatkan berkurangnya ozon di lapisan stratosfer (stratospheric ozone depletion). Gas-gas ini, dikenal sebagai sumber gas 8

9 halogen, dan juga sebagai Ozone depletion substances ( ODSs ), yang secara kimiawi melepaskan atom-atom klorin dan bromin setelah mereka mencapai stratosfer. Ozone depletion meningkatkan radiasi UV-B permukaan yang berada di atas jumlah yang secara alami terbentuk. Kemudian, ozon yang berada di dekat permukaaan bumi karena hasil ampas dari jumlah yang ada secara alami adalah ozon jahat (bad ozone). Inilah yang dibentuk melalui reaksi yang mengikutsertakan gas-gas polutan yang dihasilkan oleh kegiatan manusia. Meningkatnya ozon permukaan di bawah jumlah alami menimbulkan bahaya bagi manusia, tumbuhan, dan berbagai sistem kehidupan yang lain oleh karena reaksi ozon yang secara kuat merusak atau mengubah banyak molekul biologis lainnya. Paparan ozon yang tinggi dapat mengurangi jumlah produksi pangan dan pertumbuhan hutan. Pada manusia, paparan ozon pada level tinggi dapat mengurangi kapasitas paru-paru, menimbulkan sakit pada dada, iritasi tenggorokan, dan batuk-batuk, juga memperburuk kondisi kesehatan sebelumnya yang berkaitan dengan fungsi hati dan paru-paru. Sebagai tambahan, meningkatnya ozon troposfer dapat membawa pada pemanasan permukaan bumi, oleh karena ozon merupakan gas rumah kaca (greenhouse gases). Efek negatif dari sisa ozon troposfer secara kontras secara tajam dengan proteksi akibat radiasi UV-B yang berbahaya yang didapatkan dari ketersediaan ozon stratosfer 9. Berdasarkan berbagai studi mengenai efek radiasi UV-B pada lingkungan di bumi, ditemukan sejumlah penemuan, di antaranya : a. Akibat yang ditimbulkan oleh radiasi UV-B pada ganggang laut Antartika pertama kali dilaksanakan oleh biologis University of California di tahun 1993, pada saat berkurangnya ozon di kutub selatan berada pada tingkat maksimum nya. Walaupun tingkat pertumbuhan ganggang telah dianalisis sebanyak 6 ke 12 persen lebih sedikit dari angka normal, namun hal ini dikatakan sebagai pengurangan yang signifikan, namun bukan pengurangan dalam tingkat yang parah. Terlihat bahwa meningkatnya radiasi UV-B di kutub selatan tidak secara serius mempengaruhi kehidupan perairan, misalnya plankton-plankton, ikan-ikan, dan mamalia lainnya. Studi atas efek meningkatnya radiasi UV-B terhadap 200 jenis tanaman pertania telah menunjukkan bahwa hamper setengah dari spesies yang di tes terpengaruh secara 9 Ibid. 9

10 berlainan antara yang satu dengan lainnya. Beberapa spesises beradaptasi terhadap meningkatnya radiasi UV-B, namun sebagian lainnya mendapat gangguan yang serius. Satu variasi dari kacang hijau dikatakan tidak mendapatkan pengaruh sama sekali, namun varietas lainnya menunjukkan pengurangan sebanyak 25 persen dalam pertumbuhannya. b. Radiasi UV-B mengakibatkan meningkatanya penyakit katarak di hewan dan manusia. Sebagai contoh, terdapat lebih banyak penduduk yang tinggal di kawasan dengan ketinggian yang tinggi yang menjadi pasien katarak di Bolivia dan Tibet, dimana radiasi UV-B menjadi lebih kuat dari pada di ketinggian yang lebih rendah. Berdasarkan proyeksi 7 persen pengurangan ozon atas wilayah lintang tinggi belahan bumi bagian utara, terdapat kenaikan sebanyak 3 persen terhadap terjadinya penyakit katarak. c. Oleh karena akibatnya yang membahayakan terhadap DNA, radiasi UV-B dapat memicu malfungsi reprodusi terhadap sel yang dipaparkan, misalnya skin tissue, sepertu yang telah dibuktikan pada tikus. Akibat yang paling sering ditimbulkan adalah penyakit kanker non-melanoma, umumnya squamous dan karsinomakarsinoma sel basal yang dapat disembuhkan. Diprediksi bahwa pengurangan satu persen dari total ozon akan meningkatkan 2 persen terjadinya penyakit kanker kulit pada manusia. d. Meningkatnya resiko penyakit kanker melanoma juga berkaitan dengan radiasi UV. Melanoma adalah bentuk yang paling serius dari penyakit kanker non-melanoma dan berkaitan dengan peningkatan angka kematian (mortalitas). Studi epidemologi terakhir mengaitkan tingkat paparan atas sinar matahari di masa kecil dengan semakin meningkatnya penyakit melanoma di kemudian hari dalam hidup manusia. e. Studi laboratorium yang menggunakan tikus telah menunjukkan peningkatan paparan terhadap radiasi UV-B, yang juga mengurangi kemampuan tikus dalam melawan penyakit kulit. Penelitian tersebut menjelaskan bahwa sangat dimungkinkan bahwa sistem kekebalan tubuh hewan telah terganggu oleh sinar UV. Manusia yang 10

11 diperlakukan dengan immuno-suppresive, pengobatan transplantasi organ antirejection, juga mengalami peningkata resiko penyakit kanker akibat paparan terhadap sinar matahari 10. Gambar 4. Proteksi atas Radiasi UV oleh Lapisan Ozon. Sumber : Melimitasi emisi dari sebagian polutan-polutan umum mengurangi produksi dari ozone sisa di udara yang berada di sekitar manusia, tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan. Emisi alami yang berasal dari biosfer, umumnya dari pohon-pohonan, juga berpartisipasi dalam reaksi-reaksi yang menghasilkan ozon. Sumber-sumber utama dari polutan-polutan termasuk kota-kota besar dimana konsumsi bahan bakar fossil dan dimana banyak terdapat aktivitas industri. 10 J. Richard Mayer, Connection in Environmental Science A Case Study Approach. (Columbus, Ohio : McGraw-Hill Science/Engineering/Math, 2000), hal

12 Di tengah ketiadaan aktivitas manusia, ozon masih dapat ditemukan di dekat permukaan bumi dan menjangkau keseluruhan troposfer dan stratosfer karena ozon adalah komponen alami dari suatu atmosfer yang bersih. Ozon memiliki peranan yang penting dalam atmosfer selain hanya untuk menyerap radiasi UV saja. Sebagai contoh, ozon menginisiasi pengurangan kimiawi dari berbagai macam polutan, misalnya karbon monoksida (CO) dan nitrogen oksida (NO X ), juga sejumlah gas-gas rumah kaca, misalnya metana (CH 4 ). Sebagai tambahan, penyerapan radiasi UV-B oleh ozon adalah suatu sumber panas di stratosfer, yang menyebabkan temperatur meningkat menuju ketinggian tertentu. Temperatur stratosferik mempengaruhi kestabilan produksi ozon dan proses-proses pengrusakannya dan pergerakan udara yang meredistribusikan ke keseluruhan stratosfer. Bagaimana keseluruhan ozon terdistribusikan ke keseluruhan bumi?. Distribusi total dari ozon atas bumi bervariasi sesuai lokasi dalam kerangka waktu yang bervariasi dari harian ke musiman. Variasi-variasi ini disebabkan oleh pergerakan skala besar dari udara stratosfer, produksi kimiawi dan pengrusakan atas ozon itu sendiri. Ozon secara keseluruhan secara umum berada di titik terendah di garis khatulistiwa (equator) dan berada di titik yang paling tinggi di kawasan kutub. Keseluruhan ozon di berbagai lokasi di bumi didefinisikan sebagai keseluruhan dari ozon di atmosfer secara langsung atas lokasi tersebut. Ozon pada umumnya berada di lapisan ozon stratosferik dan sebagian kecil (10%) didistribusikan ke keseluruhan troposfer. Total nilai ozon secara umum adalah sering disebutkan di dalam Dobson units sebagai DU. Nilainya secara tipikal bervariasi di antara 200 dan 500 DU atas keseluruhan bumi. Molekulmolekul ozon diperlukan untuk keseluruhan ozon menjadi 500 DU atas keseluruhan bumi, sebagai contoh, juga dapat membentuk sebuah lapisan gas ozon yang murni atas permukaan bumi yang memiliki ketebalan hanya 5 milimeter (sekitar 0,2 inchi). Dobson unit ini dinamakan demikian, karena pertama kali ditemukan oleh G.M.B. Dobson yang pertama kali mengukur konsentrasi ozon dalam atmosfer pada tahun 1920an dan tahun 1930an. Untuk membayangkan bagaimana suatu Dobson unit, kita dapat membayangkan dengan memisahkan semua molekul-molekul yang ada di stratosfer dalam lapisan-lapisan tunggal, misalnya sebuah lapisan molekular ojsigen, lapisan molekular nitrogen, dan sebuah lapisan ozon. Jika semua molekul-molekul di dalam lapisan ini dikompresasi pada suhu standar 12

13 dan tekanan (tekanan estándar di dalam atmpsfer mencapai 760 mm merkuri atau kpa, dan estándar temperatur dalam membekukan air adalah 0 C), 100 DU dapat mencapai tinggi sekitar 1 milimiter molekul. Terdapat sekitar 300 DU ozon yang setara dengan 3 milimeter. Dengan demikian, terdapat 3 milimeter ozon yang melindungi bumi terhadap radiasi ultraviolet matahari. Sudah jelas bahwa molekul-molekul ozon ini tidak berada di dalam satu lapisan tunggal yaitu dengan ketebalan 3 milimeter, namun kebanyakan dari molekul-molekul ini tersebar di keseluruhan stratosfer 11. Dobson unit dihitung menggunakan Dobson spectrophotomer, yang menentukan tingkat ozon dari dasar ke atas dengan mengukur radiasi UV-B atas empat gelombang (wavelengths) yang berbeda dimana dua diantaranya menyerap UV-B dan dua lainnya tidak menyerap UV-B. Satu DU didefinisikan sebagai ketebalan 0,01 mm dari ozon pada suhu 0 C dan 1 atmosfer atas tekanannya. Sebagai contoh, 100 DU akan menunjukkan tingkat ozon yang dihitung dalam membentuk satu lapisan setebal 1 mm jika ia berada dalam suhu 0 C dan 1 atmosfer pada tekanannya 12. Total ozon amat bervariasi sesuai dengan posisi garis bujur atas bumi, dimana nilai terbesar nya adalah pada garis lintang tengah dan tinggi di setiap musim. Ini merupakan hasil dari tingkat produksi ozon dari radiasi UV yang mencapai rata-rata paling tinggi di zona tropis/khatulistiwa dan skala besar sirkulasi udara di stratosfer yang secara perlahan memindahkan ozon tropis ke kawasan kutub. Akumulasi ozon di garis lintang tengah dan tinggi meningkatkan ketebalan (atau jangkauan vertikal) dari suatu lapisan ozon, dan di waktu yang bersamaan, juga keseluruhan ozonnya. Kontrasnya, nilai dari keseluruhan ozon adalah yang paling rendah di kawasan tropis di setiap musim (kecuali di lubang ozon) oleh karena ketebalan dari lapisan ozon adalah yang paling kecil di sini pula. Total ozon juga sangat bervariasi dengan musimnya. Maret dan September merepresentasikan musim semi awal dan musim gugur di belahan bumi utara dan belahan bumi selatan. Juni dan Desember juga sama halnya merepresentasikan awal musim panas dan musim dingin. Total ozon menunjukkan nilai maksimumnya pada garis lintang tinggi semasa musim 2008), hal Robert K. Kaufmann dan Cutler J. Cleveland, Environmental Science. (New York : McGraw-Hill, 12 J. Richard Mayer, Op.cit., hal

14 semi sebagai hasil dari meningkatnya perpindahan ozon dari wilayah asal/sumbernya di kawasan tropis menuju kawasan kutub pada masa musim gugur akhir dan musim dingin. Perpindahan ozon ini lebih melemah/berkurang pada periode-periode musim panas dan pada awal musim gugur dan menjadi lebih lemah secara keseluruhan di belahan bumi selatan. Bagian penting dari perubahan ozon musiman adalah perusakan kimiawi secara natural yang terjadi pada siang hari yang terjadi secara terus menerus di stratosfer kawasan kutub, yang menyebabkan total ozon berkurang secara bertahap menuju titik nilai yang paling rendahnya di awal musim gugur. Siklus musiman yang terjadi secara natural ini dapat diobservasi di belahan bumi bagian utara, dengan peningkatan nilai total ozon di Artik selama musim dingin, yang mencapai maksimum bersihnya di musim semi, dan nilainya berkurang dari musim panas hingga musim gugur. Di kawasan Antartika, mínimum dari total ozon diobservasi selama musim semi. Minimum sebagai konsekuensi dari lubang ozon, yang menjelaskan kerusakan kimiawi yang meluas atas ozone oleh karena ODSs, pada musim semi. Di akhir tahun 1970an, sebelum lubang ozon muncul setiap tahunnya, tingkat ozon yang paling tinggi dapat ditemukan pada masa musim semi di Antartika. Sekarang, nilai paling rendah dari keseluruhan ozon di seluruh bumi dan di setiap musim dapat ditemukan di Antartika. Setelah musim semi, nilai-nilai rendah ini menghilang dari peta ozon secara total oleh karena udara kutub bercampur dengan udara lintang yang lebih rendah yang membawa nilai ozon yang lebih tinggi. Di kawasan tropis, total ozon yang berubah atas keseluruhan musim semi-panas-gugurdingin adalah lebih kecil dari kawasan kutub. Hal ini dikarenakan oleh perubahan secara musiman yang disebabkan oleh cahaya matahari dan perpindahan ozon yang lebih sedikit di kawasan tropis dibanding kawasan kutub. Total ozon amatlah bervariasi dengan garis lintang dan garis bujur dalam musimannya. Pola seperti ini yang berubah dalam kerangka waktu harian ke musiman, disebabkan oleh dua alasan utama. Pertama, pergerakan udara alami yang mencampur dan menyatukan wilayahwilayah stratosfer yang memiliki nilai ozon yang tinggi dan yang memiliki nilai ozon yang rendah. Sistem cuaca troposfer dapat sementara waktu mengubah ketebalan dari lapisan ozon di suatu wilayah dan dengan demikian juga dapat mengubah total ozon. Variasi geografis atas pergerakan udara ini sebaliknya menyebabkan variasi atas distribusi total dari ozon. Kedua, ozon 14

15 bervariasi sebagai hasil dari balans atas produksi kimiawi dan proses-proses yang hilang saat udara berpindah ke dan dari berbagai lokasi yang berbeda atas keseluruhan bumi. Keseimbangan ini sebagai contoh, adalah yang paling sensitif terhadap cahaya matahari di suatu wilayah/kawasan 13. Jumlah dari suatu ozon di atmosfer dihitung melalui instrument di permukaan bumi dan dibawa ke atas melalui balon udara, pesawat atau satelit. Beberapa instrumen menghitung ozon secara lokal (local measurements) dengan cara secara terus menerus mendorong suatu sampel udara ke dalam ruang deteksi. Setelah udara masuk ke dalam ruang deteksi, ozon diukur dengan menggunakan absorpsi cahaya ultraviolet (UV) atau dengan menggunakan arus listrik atau cahaya yang dihasilkan di dalam reaksi kimia yang mengikutsertakan ozon. Pendekatan terakhir yang dipergunakan adalah apa yang di dalam konstruksi dari ozonesondes yang ringan, modul pengukuran ozon yang cocok untuk digunakan di dalam balon udara yang kecil. Balon-balon ini bergerak cukup jauh dari atmosfer untuk mengukur ozone di lapisan ozon stratosfer. Ozonesondes dilepaskan secara reguler di berbagai lokasi di seluruh permukaan bumi. Instrumen pengukuran ozon lokal yang menggunakan skema deteksi optikal dan kimiawi juga dipergunakan secara rutin di pesawat penelitian untuk mengukur distribusi ozon di troposfer dan stratosfer bagian bawah. Pesawat penelitian yang mampu terbang di ketinggian atmosfer yang lebih tinggi dapat mencapai lapisan ozon di setiap lokasi di seluruh bumi dan mencapai yang paling jauh di lapisan yang paling tinggi. Pengukuran ozon juga dilakukan secara rutin oleh sejumlah penerbangan pesawat komersil. Pengukuran ozon dari kejauhan (remote measurements) dari keseluruhan total ozon dan ketinggian distribusi dari ozon didapatkan dengan cara mendeteksi ozon dari kejauhan melalui suatu instrumen. Pengukuran yang paling jauh atas ozon bergantung pada absorpsi yang unik dari radiasi UV. Sumber dari radiasi UV bisa didapatkan dari matahari, laser dan cahaya bintang. Sebagai contoh, satelit menggunakan radiasi absorpsi dari radiasi matahari UV dengan atmosfer atau dengan mengabsorpsi cahaya matahari yang tersebar dari permukaan bumi untuk mengukur ozon atas hampir keseluruhan permukaan bumi sehari-hari. Laser juga secara rutin dipergunakan di situs darat atau pada pesawat penelitian untuk mendeteksi ozon atas jarak berkilometer jauhnya dari lintasan cahaya laser. Suatu jaringan 13 UNEP, Twenty Questions and Answers About the Ozone Layer : 2010 Update. Op.cit., hal. Q4. 15

16 detektor berbasis darat menghitung ozon dengan mendeteksi perubahan yang terjadi di dalam jumlah radiasi UV matahari yang mencapai permukaan bumi. Instrumen pengukuran ozon lainnya menggunakan absorpsi atas infrared atau radiasi yang dapat terlihat atau emisi dari microwave atau infrared. Pengukuran emisi memiliki kelebihan dalam pengukuran ozon jarak jauh pada malam hari, yang secara khusus menjadi penting dalam mendapatkan sampel atas kawasan kutub yang selalu diselimuti kegelapan secara terus menerus 14. Gambar 5. Instrumen pengukur Ozon Sumber : 14 UNEP, Twenty Questions and Answers About the Ozone Layer : 2010 Update. Op.cit., hal. Q5. 16

17 Bagaimana sesungguhnya tahapan-tahapan umum dalam proses ozone depletion di lapisan stratosfer yang disebabkan oleh aktivitas manusia? Berikut tahapannya : 1. Emission, Accumulation and Transport Proses ini bermula melalui emisi (emission) di permukaan bumi bersumber dari gas-gas yang mengandung halogen klorin dan bromin. Sumber gas halogen inilah yang merupakan ODSs, yang termasuk kimiawi manufaktur yang dilepaskan ke atmosfer melalui berbagai aplikasi, misalnya sistem refrigerasi pada kulkas, pendingin ruangan (air conditioning) dan foam blowing. Klorofluorokarbon atau CFC adalah contoh penting dari gas yang mengandung klorin. Sumber-sumber gas yang diemisikan kemudian berakumulasi (accumulation) di atmosfer bawah (troposfer) dan kemudian berpindah (transportation) melalui pergerakan udara alami. Akumulasi terjadi karena sebagian besar sumber gas-gas menjadi paling tidak reaktif di atmosfer yang lebih rendah. Jumlah kecil dari gas-gas ini kemudian berpencar dan pecah di perairan samudera. Reaktivitas rendah dari gas yang terhalogenisasi ini menjadikan mereka paling cocok untuk diaplikasikan secara khusus misalnya dalam sistem refrigerasi. Sejumlah gas-gas yang terhalogenisasi diemisikan dalam kuantitas yang kecil dari sumbersumber alami. Emisi ini juga berakumulasi di dalam troposfer, yang kemudian ditransportasikan ke stratosfer dan berpartisipasi di dalam reaksi pengrusakan ozon. Gas yang teremisikan secara alami ini adalah bagian dari keseimbangan produksi ozon dan pengrusakan sebelum dikeluarkan gas halogen manufaktur dalam jumlah yang besar. 2. Conversion, reaction and removal Sumber-sumber gas halogen tidak bereaksi secara langsung dengan ozon. Setelah ia berada di atmosfer, sumber-sumber gas halogen secara kimiawi berubah (conversion) menjadi gasgas halogen yang reaktif dengan radiasi UV dari matahari. Tingkat konversi ini berkaitan dengan jangka waktu atmosferik dari suatu gas. Gas-gas dengan jangka waktu yang lebih lama akan memiliki tingkat konversi yang lebih lambat dan dapat bertahan lebih lama di atmosfer setelah diemisikan. Molekul-molekul gas-gas yang diemisikan dengan jangka waktu atmosferik yang lebih lama dari beberapa tahun, bersirkulasi di antara troposfer dan stratosfer beberapa kali, dan rata-rata, sebelum konversi berlangsung. 17

18 Gas-gas reaktif yang terbentuk dari sumber-sumber gas halogen bereaksi (reaction) untuk menghancurkan ozon di stratosfer. Rata-rata pengurangan dari total ozon yang disebabkan oleh gas-gas reaktif adalah yang paling kecil di daerah tropis dan paling besar di kawasan lintang yang tinggi. Di kawasan kutub, reaksi permukaan yang terjadi pada temperatur rendah di awan stratosferik kutub (polar stratospheric clouds) secara garis besar meningkatkan ketersediaan dari kebanyak gas klorin reaktif, klorin monoksida. Hal ini mengakibatkan sejumlah kerusakan ozon di kawasan kutub pada akhir musim dingin dan pada awal musim semi. Setelah beberapa tahun, udara di dalam stratosfer kembali ke troposfer, membawa pula gasgas halogen yang reaktif, Gas-gas ini kemudian dihilangkan (removal) dari atmosfer melalui hujan dan presipitasi lainnya atau disimpan di tanah pada permukaan bumi atau permukaan samudera. Penghilangan ini memberikan akhir bagi pengrusakan ozon dengan atom-atom bromin dan klorin yang pertama kali dikeluarkan ke atmosfer sebagai komponen-komponen dari molekul-molekul sumber gas halogen. Sumber gas halogen dengan jangka waktu yang lebih pendek (kurang dari satu tahun) melalui suatu pengubahan (conversion) di troposfer, yang memproduksi gas-gas halogen reaktif dan komponen-komponen lainnya. Sumber-sumber gas molekul-molekul yang yang tidak mengalami pengubahan di troposfer, ditransportasikan ke stratosfer karena kebanyakan telah dihilangkan melalui presipitasi. Contoh yang penting atas gas-gas halogen yang melalui penghilangan (removal) troposferik adalah hidrokluorofluorokarbon (HCFCs), metil bromide (CH 3 BR) dan gas-gas yang mengadung iodin UNEP, Twenty Questions and Answers About the Ozone Layer : 2010 Update. Op.cit., hal. Q6. 18

19 Gambar 6. Tahap-tahap umum dalam ozone depletion di lapisan stratosfer 19

20 Sumber: os_so_figb_steps.gif Satu yang menjadi fokus perhatian dari Protokol Montreal adalah Ozone depletion substances (ODSs) yang sebelumnya telah dijelaskan menjadi yang berperan dalam menimbulkan ozon jahat (bad ozon), yang diemisikan melalui sumber-sumber gas halogen oleh aktivitas manusia. Protokol Montreal ini dikenal dengan nama resmi yaitu Montreal Protocol on Substances that Deplete the Ozone Layer tahun 1987, yang diikuti oleh sejumlah Amandemen dan Perubahan (Adjustments). Protokol ini, sekarang diratifikasi oleh 196 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa, menentukan kontrol yang mengikat secara hukum atas produksi nasional dan konsumsi dari ODSs. Produksi dan konsumsi dari secara umum dari ODSs oleh negara-negara maju dan negara-negara berkembang akan hampir hilang sebelum pertengahan Abad ke-21. Sumber-sumber gas halogen yang hanya memiliki sumber alami (bukan dari aktivitas manusia) tidak diklasifikasikan sebagai ODSs. ODSs adalah substansi yang dimanufaktur untuk sejumlah kegunaan industri dan produk konsumen yang sebagian besar menghasilkan emisi dari gas-gas ini ke atmosfer. Emisi ODSs ini telah meningkat sejak pertengahan hingga akhir abad ke 20, dan mencapai puncaknya pada akhir tahun 1980an dan saat ini sedang menurun jumlahnya. Sebagian besar fraksi dari emisi ODSs mencapai atmosfer dan mengakibatkan ozone depletion oleh karena atom bromin dan klorin saling bereaksi untuk menghancurkan ozon. ODSs hanya mengandung karbon, klorin dan fluorine dikenal sebagai klorofluorokarbon (chlorofluorocarbons) yang kita kenal pula sebagai CFCs. CFCs bersama karbon tetraklorida (CCI 4 ) dan metilkloroform (CH 3 CCI 3 ) secara historis telah menjadi sumber gas-gas halogen berisi klorin yang penting yang dihasilkan oleh aktivitas manusia. ODSs ini dan berbagai gas halogen pengandung klorin lainnya telah diaplikasikan dalam berbagai produk, misalnya kulkas, AC pendingin ruangan, foam blowing, propellan aerosol dan komponen pembersih metal dan elektronik lainnya. ODSs lainnya adalah yang mengandung bromin. Yang paling penting diantara gas-gas ini adalah halon dan metil bromida (CH 3 BR). Halons adalah gas holokarbon yang biasa digunakan untuk memadamkan api (fire extinguisher). Halons biasanya digunakan untuk melindungi instalasi komputer, perangkat keras militer, dan mesin pesawat komersil. Sebagai konsekuensi, halon yang dikeluarkan, biasanya berbentuk Halon-1211 dan 20

21 Halon-1301 adalah gas-gas halon yang paling banyak dikeluarkan dalam aktivitas manusia. Metil bromida di sisi lain biasa digunakan untuk bahan kimia pertanian dan pengharum sebelum pengapalan (pre-shipping fumigant) 16. Terdapat sejumlah sumber-sumber gas halogen yang terdapat di stratosfer yang memiliki banyak sumber alami. Ini termasuk metil klorida (CH 3 Cl) dan metil bromida (CH 3 Br). Keduanya diemisikan oleh ekosistem samudera dan terrestrial. Sumber alami dari kedua gas ini berkontribusi terhadap sekitar 17% dari klorin di stratosfer di tahun 2008 dan sekitar 30% dari bromin. Sumber-sumber gas-gas yang memiliki masa hidup yang pendek mengandung bromin, misalnya bromoform (CHBr 3 ) juga dikeluarkan ke atmosfer umumnya dari aktivitas biologis di samudera. Hanya sebagian kecil dari emisi-emisi ini yang mencapai stratosfer, karena gas-gas ini secara cepat menghilang dari menghilang di lapisan bawah atmosfer. Kontribusi dari gas-gas yang berumur pendek ini kepada bromin stratosferik diperkirakan sekitar 28%, namun dalam hal ini muncul ketidakpastian. Kontribusi atas klorin stratosferik dari gas-gas terklorinisasi yang berumur pendek ini berasal dari sumber alami dan manusia yang lebih sedikit (kurang dari 3%). Jumlah dari klorin dan bromin di stratosfer di stratosfer yang berasal dari sumber alami dinilai sebagai cukup konstan sejak pertengahan abad ke-20, sehingga tidak dapat dikatakan sebagai penyebab dari berkurangnya ozon (ozone depletion) seperti yang telah diobservasi sejak tahun 1980an. Gas-gas lainnya yang mengandung klorin dan bromin dikeluarkan melalui aktivitas manusia. Sebagai contoh umum adalah penggunaan gas klorin untuk disinfektan kolam renang, air limbah, pembakaran bahan bakar fossil, pembakaran biomassa dan berbagai proses industrial lainnya. Emisi-emisi ini tidak berkontribusi secara signifikan terhadap jumlah klorin dan bromine karena sumber global adalah sedikit, atau gas-gas yang diemisikan, dan produk-produk degradasi yang berumur pendek (sangat reaktif atau sangat mudah larut). Sebagai konsekuensi, isi dari klorin dan bromin dari gas-gas ini terhindar dari mencapai stratosfer dalam jumlah yang signifikan. 16 UNEP, Twenty Questions and Answers About the Ozone Layer : 2010 Update. Op.cit., hal. Q7. 21

22 Setelah diemisikan, sumber-sumber gas halogen adalah kemudian secara alami hilang dari atmosfer atau melalui suatu proses pengubahan kimia di troposfer atau stratosfer. Waktu yang diperlukan dalam penghilangan atau pengubahan adalah sekitar 60% dari sebuah gas yang seringkali disebut dengan jangka waktu atmosferik (atmospheric lifetime). Jangka waktu bervariasi dari kurang dari 1 tahun hingga 100 tahun sebagai gas-gas prinsipal yang mengandung klorin dan bromin. Gas-gas yang berumur panjang pada umum dihancurkan di stratosfer dan yang pasti keseluruhan halogen yang telah diemisikan tersedia dan berpartisipasi dalam perusakan ozon stratosferik. Gas-gas dengan jangka waktu yang pendek (sebagai contoh HCFC, metil bromida, metil klorida dan gas-gas lain yang berumur pendek) adalah secara kecil pengrusakan di troposfer dan hanya sebagian fraksi dari halogen yang diemisikan berkontribusi ke pengurangan ozon di stratosfer. Jumlah dari gas yang diemisikan terdapat di atmosfer merepresentasikan keseimbangan antara tingkat emisi dan jangka waktu dari gas. Tingkat emisi dan jangka waktu atmosferik sangat bervariasi atas sumber-sumber gas. Sebagai contoh, ketersediaan dari CFCs yang umum dan halons telah berkurang sejak tahun 1990 sementara gas-gas lain yang bersubstitusi, HCFCs, terus meningkat dalam Protokol Montreal. Dalam dekade mendatang, ketersediaan emisi dari semua gas yang terkontrol diharapkan akan berkurang sesuai dengan pengaturan dalam Protokol Montreal 17. Dalam kaitannya dengan Ozone depletion potentials ( ODP ), sumber-sumber halogen diperbandingkan efektivitasnya untuk menghancurkan ozon stratosferik dengan menggunakan ODP. Suatu gas dengan ODP yang lebih besar menghancurkan lebih banyak ozon dalam jangka waktu atmosferiknya. ODP dihitung secara relatif terhadap CFC-11, yang memiliki ODP yang didefinisikan sebagai satuan 1 ODP. Kalkulasinya, yang memerlukan penggunaan model komputer, menggunakan basis perbandingan pengurangan ozon dari suatu massa yang setara atas setiap gas-gas yang diemisikan ke atmosfer. Halon-1211 dan Halon-1301 memiliki ODP yang secara signifikan lebih besar daripada CFC-11 dan kebanyakan gas-gas lain yang diemisikan karena bromin pada umumnya lebih efektif (sekitar 60 kali) dasar per atom (on a per-atom basis) daripada klorin dalam reaksi kimia untuk menghancurkan ozon. Gas-gas dengan nilai ODP yang 17 UNEP, Twenty Questions and Answers About the Ozone Layer : 2010 Update. Op.cit., hal. Q15. 22

23 kecil pada umumnya memiliki jangka waktu atmosferik yang lebih pendek atau atau memiliki lebih sedikit atom-atom klorin dan bromin. Fluorin dan Iodin adalah juga atom-atom halogen. Setelah sumber-sumber gas mengalami pengubahan (conversion) di stratosfer, isi fluorine dari gas-gas ini tertinggal dalam bentuk kimiawi yang tidak menimbulkan pengurangan ozon (ozone depletion). Sebagai konsekuensi, sumber-sumber gas halogen yang mengandung fluorine dan bukan halogen-halogen lainnya tidak diklasifikasikan sebagai ODSs. Iodin adalah komponen dari beberapa gas-gas yang yang secara alami diemisikan melalui samudera. Walaupun iodin dapat berpartisipasi dalam reaksi perusakan ozon, sumber-sumber gas yang mengandung iodin ini pada umumnya memiliki jangka waktu yang pendek, dan sebagai hasilnya, hanya menimbulkan bagian kecil yang dapat mencapai stratosfer. Terdapat banyak ketidakpastian di dalam bagaimana emisi-emisi ini bervariasi dalam musim dan wilayah geografis (geographical region). Gas-gas non halogen lainnya yang mempengaruhi ketersediaan ozon stratosfer juga telah meningkat di stratosfer oleh karena emisi yang dihasilkan oleh aktivitas manusia. Contoh penting nya misalnya adalah metana (CH 4 ) dan nitrus oksida (N 2 O) yang bereaksi di stratosfer untuk menghasilkan uap air (water vapor), hidrogen reaktif dan nitrogen oksida, pada khususnya. Produk-produk yang reaktif ini berpartisipasi dalam perusakan ozon stratosferik. Meningkatnya ketersediaan dari N 2 O dan CH 4, juga CO 2 diperkirakan secara signifikan akan mempengaruhi ozon stratosferik di masa depan melalui efek yang berkombinasi dengan suhu, angin dan kimia. Walaupun sebagian dari gas-gas ini merupakan bagian dari Protokol Kyoto, oleh karena mereka juga adalah gas rumah kaca (climate gas), mereka tidak dapat diklasifikasikan sebagai ODSs dalam Protokol Montreal. Walaupun emisi masa lalu atas ODSs masih mendominasi pengurangan ozon global, emisi masa kini dari N 2 O dari aktivitas manusia akan menghancurkan lebih banyak ozon stratosferik daripada emisi masa kini dari segala ODSs 18. Emisi dari aktivitas-aktivitas manusia dan proses alami merepresentasikan sumber yang paling besar dari gas-gas yang mengandung klorin dan bromin yang masuk ke dalam stratosfer. Pada saat ia dipaparkan kepada radiasi UV dari matahari, sumber gas-gas halogen ini berubah 18 UNEP, Twenty Questions and Answers About the Ozone Layer : 2010 Update. Op.cit., hal. Q7. 23

24 (conversion) menjadi gas-gas mengandung klorin dan bromin yang lebih reaktif. Sebagian dari gas-gas bertindak sebagai penampungan kimia (chemical reservoirs) yang berubah ke dalam bentuk gas-gas yang paling reaktif, yaitu klorin monoksida (ClO) dan bromin monoksida (BrO). Gas-gas paling reaktif berpartisipasi dalam reaksi katalistik yang secara efisien menghancurkan ozon. Kebanyakan gunung berapi mengemisikan gas-gas halogen reaktif yang telah siap terurai dan pecah di dalam air dan selalu tercuci dari atmosfer sebelum dapat sampai stratosfer 19. Gasgas reaktif yang mengandung klorin dan bromin yang menghancurkan ozon stratosferik di dalam siklus katalistik terdiri atas dua atau lebih reaksi yang berlainan. Sebagai hasilnya, suatu atom klorin atau bromin tunggal dapat menghancurkan banyak molekul ozon sebelum ia meninggalkan stratosfer. Dengan cara ini, sejumlah kecil dari klorin atau bromin yang reaktif memiliki pengaruh yang luas atas lapisan ozon. Suatu situasi khusus berkembang di kawasan kutub pada akhir musim dingin atau awal musim semi dimana peningkatan dari gas yang paling reaktif, klorin monoksida, menyebabkan berkurangnya ozon yang parah 20. ODSs dapat ditemukan di setiap lapisan ozon, karena mereka ditransportasikan dari jarak yang jauh oleh pergerakan udara atmosfer. Berkurangnya lapisan ozon di Antartika yang parah, yang dikenal sebagai lubang ozon atau ozone hole terjadi oleh karena kondisi kimiawi dan atmosferik tertentu yang terjadi di Antartika dan tidak di daerah lainnya di bumi. Suhu yang begitu dingin di stratosfer Antartika mengakibatkan terbentuknya PSCs. Reaksi khusus yang terjadi di PSCs, berkombinasi dengan isolasi relatif dari udara stratosferik kutub, mengakibatkan klorin dan bromin bereaksi untuk menghasilkan lubang ozon musim semi Antartika 21. Parahnya pengurangan ozon di Antartika pertama kali diumumkan pada pertengahan tahun 1980an. Laporan penemuan tersebut diumumkan pada tahun Jumlah pengirangan ozon itu sendiri bervariasi dari sekitar 15 persen ke 80 persen. Di tahun 1988, pengurangan ozon mencapai 15 persen. Jumlah pengurangan yang paling sedikit tersebut dikatakan berkaitan dengan fakta bahwa pada tahun 1988, terdapat lebih sedikit awan stratosferik kutub yang ada di Antartika. Kontrasnya, tahun-tahun setelahnya, pengurangan ozon menjadi lebih tinggi. Wilayah yang 19 UNEP, Twenty Questions and Answers About the Ozone Layer : 2010 Update. Op.cit., hal. Q8. 20 UNEP, Twenty Questions and Answers About the Ozone Layer : 2010 Update. Op.cit., hal. Q9. 21 UNEP, Twenty Questions and Answers About the Ozone Layer : 2010 Update. Op.cit., hal. Q10. 24

25 mengalami pengurangan ozon yang paling tinggi terdapat di stratosfer bawah pada ketinggian di antara 14 dan 24 kilometer (sekitar 9 15 mil), dimana terdapat awan stratosferik kutub. Ketebalan dari lapisan ozon di atas Antartika pada musim semi telah berkurang sejak tahun 1970an dan wilayah geografis yang mengalami pengurangan ozon tersebut pun semakin meningkat. Lubang ozon mencapai paling besar nya pada tahun 1995, dan keberadaan lubang tersebut berakhir lebih lama dibandung tahun sebelumnya. Pengurangan menjadi lebih besar daripada 80 persen dalam lima minggu berturut-turut. Ukuran dari wilayah yang mengalami pengurangan ozon menjadi signifikan dan telah meningkat dari jutaan kilometer persegi di akhir tahun 1970an dan pada awal 1980an pada sekitar 22 juta kilometer persegei hingga hari ini (dalam perbandingannya, adalah seluas wilayah Amerika Serikat digabung dengan Kanada dan Alaska) 22. Pengurangan ozon Antartika terjadi secara musiman, terjadi pada umumnya pada akhir musim dingin dan pada awal musim semi (Agustus November). Pengurangan yang paling puncak terjadi di awal Oktober saat ozon sudah sering secara komplit rusak atas suatu ketinggian tertentu, yang kemudian mengurangi total ozon sebanyak dua pertiga pada sejumlah lokasi. Pengurangan ozon yang parah di Antartika ini mengakibatkan timbulnya lubang ozon yang dapat dilihat pada foto-foto total ozon di Antartika melalui observasi satelit. Di kebanyakan tahunnya, area maksimum dari lubang ozon telah melebihi dari besar dari benua Antartika itu sendiri Daniel B. Botkin dan Edward A. Keller, Environmental Science Earth As A Living Planet. Ed.3. (New York : John Willey & Sons, Inc., 2000), hal UNEP, Twenty Questions and Answers About the Ozone Layer : 2010 Update. Op.cit., hal. Q11. 25

26 Gambar 7. Kondisi Lapisan Ozon di Antartika dari 1980 ke Sumber : 26

27 Gambar 8. Kondisi Lapisan Ozon di Antartika dari 9 September September Sumber : Pengurangan yang signifikan atas lapisan ozon di kawasan Artik juga terjadi beberapa tahun ini pada akhir periode musim dingin dan awal musim semi (Januari Maret). Akan tetapi, pengurangan maksimum tidak lebih parah dari apa yang telah diobservasi di Antartika dan menjadi lebih bervariasi dari tahun ke tahun. Suatu lubang ozon yang besar dan muncul berulang kali ditemukan di stratosfer Antartika, namun tidak dengan di stratosfer Artik 24. Vorteks pada kawasan kutub juga menutup kawasan kutub utara, namun secara umum lebih lema dan tidak bertahan lama. Namun, pengurangan ozon juga terjadi di kutub utara, dan saat vorteks tersebut memecah, ia mengirimkan pula massa udara yang kurang ozon ke arah selatan, dimana hal ini mencapai daerah-daerah berpopulasi tinggi di Eropa dan Amerika Utara. Pada bulan Januari 24 UNEP, Twenty Questions and Answers About the Ozone Layer : 2010 Update. Op.cit., hal. Q12. 27

28 tahun 1992, data satelit mengindikasikan bawhaw massa udara dalam jumlah besar yang mengandung klorin monoksida (ClO) tingkat tinggi terdapat di sekitar Eropa utara. Klorin monoksida ini sering disebut pula sebagai smoking gun dalam permasalahan ozon, karena ia memainkan peranan yang besar dalam pengurangan ozon. Dispekulasikan bahwa apabila vorteks kawasan kutub utara muncul selama lebih dari sebulan atau lebih, maka berkurangnya ozon di masa udara yang terpengaruh dapat mencapai 39 persen hingga 40 persen. Massa udara tahun 1992 dengan tingkat konsentrasi klorin monoksida yang tinggi terdeteksi di sekitar Eropa dari Inggris Raya hingga kawasan Eropa utara lainnya. Kekhawatiran yang muncul akibat adanya vorteks di kawasan kutub dan pengurangan ozon adalah ia cenderung memecah dan kemudian membawa massa udara yang kekurangan ozon tersebut ke arah selatan, dibandingkan vorteks kutub Antartika yang lebih stasioner atau tidak sering bergerak kemana-mana. Akan tetapi, pada tahun 1987, massa udara yang kruang ozon yang sebelumnya terbentu dari Antartika bergerak menuju utara Melbourne, Australia. Pada bulan Desember pada tahun tersebut, kot tersebut melaporkan rekor tingkat konsentrasi yang rendah atas ozon stratosfer Daniel B. Botkin dan Edward A. Keller, Op.cit, hal

29 Gambar 9. Kondisi Lapisan Ozon di Artik dari tahun Sumber : Pengurangan dari lapisan ozon global mulai secara bertahap sejak tahun 1980an dan mencapai maksimum sebesar 5% di awal 1990an. Pengurangan tersebut kemudian telah berkurang dan sekarang menjadi rata-rata sekitar 3,5% di seluruh bumi. Pengurangan rata-rata mencapai variasi alami dari tahun ke tahun atas total ozon secara global. Ozon yang hilang adalah paling kecil di dekat khatulistiwa dan semakin meningkat sesuai dengan garis lintang menuju kawasan kutub. Pengurangan yang lebih besar di daerah kutub disebabkan oleh 29

30 kerusakan ozon pada akhir musim dingin atau awal musim semi yang terjadi di sana setiap tahunnya 26. Sampai dengan awal 1970, telah relatif dipahami bahwa peran klorin, bromin dan beberapa zat-zat kimia lainnya dalam perusakan ozon hanyalah suatu bagian yang terjadi secara alami dalam keseimbangan atmosfer. Baru pada tahun 1974, F. Sherwood Rowland dan Mario Molina mempublikasikan penjelasan yang kredibel mengenai apa yang sesungguhnya terjadi pada CFCs dan perannya yang potensial dalam perusakan lapisan ozon. Artikel tersebut dipublikasikan dalam majalah Nature yang dalam suatu judul yang cukup berat yaitu Stratospheric Sink for Chlorofluoromethanes : Chlorine Atoms Catalyzed Destruction of Ozone 27, yang mengargumentasikan bahwa inersia dari CFCs dapat menjadi lebih stabil di lapisan atmosfer bawah, sebagian dikarenakan oleh lapisan ozon yang memblok radiasi UV-B dari mempenetrasi melalui stratosfer. Walaupun CFCs adalah menjadi lebih berat dari kebanyakan molekul atmosfer, CFCs yang diemisikan melalui permukaan bumi dapat bermigrasi ke stratosfer karena terjadinya perubahan yang konstan di atmosfer. Saat di Atmosfer, Molina dan Rowland berhipotesis bahwa radiasi UV dapat memecah CFCs, dan mengeluarkan klorin yang sangat reaktif (Cl) dan molekul-molekul klorin oksida (ClO). Molekul-molekul ini menghasilkan suatu chain reaction dimana satu atom klorin reaktif, dapat menghancurkan ribuan molekul-molekul ozon stratosferik. Dengan demikian CFCs menjadi suatu katalis, yang mengubah keseimbangan alami dari pembuatan ozon dan perusakan atau penghancurannya. Yang terjadi kemudian bukanlah terbentuknya suatu lubang ozon, namun penipisan ozon yang berhubungan pula dengan kemampuannya dalam menyerap radiasi. Tiga puluh tahun sejak publikasi dari artikel majalah Nature tersebut, teori dasar Molina dan Rowland tidak pernah secara serius ditantang oleh teori lainnya. Di tahun 1995, kedua ilmuwan tersebut sama-sama berbagi penghargaan Nobel bidang Kimia dengan Paul Crutzen atas penemuan yang berkaitan dengan ozone depletion. Mekanisme atas rusaknya lapisan ozon kemudian semakin dijelaskan secara lebih lengkap. Mungkin, yang paling penting, adalah hubungan yang jelas antara konsentrasi dari komponen perantara (sebagai contoh, ClO) dan 26 UNEP, Twenty Questions and Answers About the Ozone Layer : 2010 Update. Op.cit., hal. Q NATURE 810 (1974) 30

STRUKTURISASI MATERI

STRUKTURISASI MATERI STRUKTURISASI MATERI KOMPETENSI DASAR 3.9 Menganalisis gejala pemanasan global dan dampaknya bagi kehidupan dan lingkungan 4.8 Menyajikan ide/gagasan pemecahan masalah gejala pemanasan global dan dampaknya

Lebih terperinci

INFORMASI PENGGUNAAN BAHAN PERUSAK OZON (BPO) DI PROVINSI JAMBI

INFORMASI PENGGUNAAN BAHAN PERUSAK OZON (BPO) DI PROVINSI JAMBI INFORMASI PENGGUNAAN BAHAN PERUSAK OZON (BPO) DI PROVINSI JAMBI Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad

Lebih terperinci

Infeksi di lapisan ozon

Infeksi di lapisan ozon Infeksi di lapisan ozon Lapisan ozon terkena infeksi? Kok bisa? Infeksi apa? Bagaimana cara mengobatinya supaya cepat sembuh? Ternyata gejala infeksi di lapisan ozon ini sudah terdeteksi sejak puluhan

Lebih terperinci

KD 3.9 kelas XI Tujuan Pembelajaran : Uraian Materi A. Penipisan Lapisan Ozon 1. Lapisan Ozon

KD 3.9 kelas XI Tujuan Pembelajaran : Uraian Materi A. Penipisan Lapisan Ozon 1. Lapisan Ozon KD 3.9 kelas XI : Menganalisis gejala pemanasan global dan dampaknya bagi kehidupan dan lingkungan Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa mampu mengidentifikasi penyebab terjadinya pemanasan global. 2. Siswa mampu

Lebih terperinci

FIsika PEMANASAN GLOBAL. K e l a s. Kurikulum A. Penipisan Lapisan Ozon 1. Lapisan Ozon

FIsika PEMANASAN GLOBAL. K e l a s. Kurikulum A. Penipisan Lapisan Ozon 1. Lapisan Ozon Kurikulum 2013 FIsika K e l a s XI PEMANASAN GLOBAL Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Dapat menganalisis gejala pemanasan global, efek rumah

Lebih terperinci

PEMANASAN GLOBAL: Dampak dan Upaya Meminimalisasinya

PEMANASAN GLOBAL: Dampak dan Upaya Meminimalisasinya PEMANASAN GLOBAL: Dampak dan Upaya Meminimalisasinya Pemanasan global (global warming) adalah suatu bentuk ketidakseimbangan ekosistem di bumi akibat terjadinya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer,

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.10

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.10 SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.10 1. Akhir-akhir ini suhu bumi semakin panas dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya karena efek rumah kaca. Faktor yang mengakibatkan semakin

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lapisan Ozon merupakan salah satu komponen yang ada di atmosfer, terutama di lapisan stratosfer yang berada di ketinggian antara 10-50 kilometer dari permukaan bumi. Ozon

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Refrigeran merupakan media pendingin yang bersirkulasi di dalam sistem refrigerasi kompresi uap. ASHRAE 2005 mendefinisikan refrigeran sebagai fluida kerja

Lebih terperinci

PENIPISAN LAPISAN OZON

PENIPISAN LAPISAN OZON PENIPISAN LAPISAN OZON Sebab-sebab Penipisan Lapisan Ozon Lapisan ozon menunjukkan adanya ozon di atmosfer. Stratosfer merupakan lapisan luar atmosfer dan terpisah dari troposfer (lapisan bawah) oleh tropopause.

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UJI COBA TES. : Efek Pemanasan Global : 3.9 Menganalisis gejala pemanasan global dan dampaknya bagi kehidupan dan lingkungan

KISI-KISI SOAL UJI COBA TES. : Efek Pemanasan Global : 3.9 Menganalisis gejala pemanasan global dan dampaknya bagi kehidupan dan lingkungan LAMPIRAN V KISI-KISI SOAL UJI COBA TES Materi Kompetensi Dasar : Efek Pemanasan Global : 3.9 Menganalisis gejala pemanasan global dan dampaknya bagi kehidupan dan lingkungan No Indikator Kompetensi 1 Mengidentifika

Lebih terperinci

seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil. Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan.

seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil. Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan. Global Warming Pemanasan global adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 C (1.33 ± 0.32 F)

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5. La Nina. El Nino. Pancaroba. Badai tropis.

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5. La Nina. El Nino. Pancaroba. Badai tropis. SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5 1. Perubahan iklim global yang terjadi akibat naiknya suhu permukaan air laut di Samudra Pasifik, khususnya sekitar daerah ekuator

Lebih terperinci

Perubahan iklim dunia: apa dan bagaimana?

Perubahan iklim dunia: apa dan bagaimana? Perubahan iklim dunia: apa dan bagaimana? Oleh : Imam Hambali Pusat Kajian Kemitraan & Pelayanan Jasa Transportasi Kementerian Perhubungan Pada awal Februari 2007 yang lalu Intergovernmental Panel on Climate

Lebih terperinci

Atmosphere Biosphere Hydrosphere Lithosphere

Atmosphere Biosphere Hydrosphere Lithosphere Atmosphere Biosphere Hydrosphere Lithosphere Atmosfer Troposfer Lapisan ini berada pada level yang paling rendah, campuran gasgasnya adalah yang paling ideal untuk menopang kehidupan di bumi. Di lapisan

Lebih terperinci

Atmosfer. 1. Bahan 2. Struktur 3. Peranan Atmosfer. Meteorology for better life

Atmosfer. 1. Bahan 2. Struktur 3. Peranan Atmosfer. Meteorology for better life Atmosfer 1. Bahan 2. Struktur 3. Peranan Atmosfer 2 1 Bahan Penyusun Gas ~96%volume Udara kering 99.9% Gas utama 0.01% Gas penyerta (permanen, tidak permanen) >dftr Udara Lembab di daerah Subtropika 0%

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beberapa dekade belakangan ini dilaporkan bahwa telah terjadi penipisan lapisan ozon di Antartika dan fenomena penipisan lapisan ozon ini tampaknya semakin meluas akibat

Lebih terperinci

ATMOSFER & PENCEMARAN UDARA

ATMOSFER & PENCEMARAN UDARA ATMOSFER & PENCEMARAN UDARA Pengelolaan lingkungan diperlukan agar lingkungan dapat terus menyediakan kondisi dan sumber daya yang dibutuhkan oleh makhluk hidup. Lingkungan abiotis terdiri dari atmosfer,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Agro Klimatologi ~ 1

BAB I PENDAHULUAN. Agro Klimatologi ~ 1 BAB I PENDAHULUAN Klimatologi berasal dari bahasa Yunani di mana klima dan logos. Klima berarti kemiringan (slope) yang diarahkan ke lintang tempat, sedangkan logos berarti ilmu. Jadi definisi klimatologi

Lebih terperinci

DAMPAK PENINGKATAN RADIASI ULTRAVIOLET B TERHADAP MANUSIA

DAMPAK PENINGKATAN RADIASI ULTRAVIOLET B TERHADAP MANUSIA DAMPAK PENINGKATAN RADIASI ULTRAVIOLET B TERHADAP MANUSIA W. Eko cahyono Peneliti Bidang Pengkajian Ozon dan Polusi Udara, LAPAN RINGKASAN Peningkatan radiasi ultraviolet B berhubungan dengan penipisan

Lebih terperinci

ISU-ISU PERSEKITARAN:

ISU-ISU PERSEKITARAN: EOH3101 PRINSIP KESIHATAN PERSEKITARAN (PRINCIPLES OF ENVIRONMENTAL HEALTH) ISU-ISU PERSEKITARAN: LAPISAN OZON Pengenalan Lapisan ozon ialah satu lapisan nipis gas ozon (O 3 ) setebal 4 inci (10 cm) dan

Lebih terperinci

Seputar ATMOSFER Asal katanya dari atmos dan shaira (bahasa Yunani), yang artinya atmos : uap, shaira : bulatan. Jadi, atmosfer adalah lapisan gas

Seputar ATMOSFER Asal katanya dari atmos dan shaira (bahasa Yunani), yang artinya atmos : uap, shaira : bulatan. Jadi, atmosfer adalah lapisan gas ATMOSFER ATMOSFER Seputar ATMOSFER Asal katanya dari atmos dan shaira (bahasa Yunani), yang artinya atmos : uap, shaira : bulatan. Jadi, atmosfer adalah lapisan gas yang menyelimuti bulatan bumi. Atmosfir

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Protokol Montreal dan Pemanasan Global

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Protokol Montreal dan Pemanasan Global 9 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Protokol Montreal dan Pemanasan Global Pada akhir tahun 1920-an, sistem pendingin dan pengatur udara menggunakan bahan kimia seperti amonia, klorometana, propana dan sulfur oksida

Lebih terperinci

HIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Ketiga (ATMOSFER)

HIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Ketiga (ATMOSFER) Dosen : DR. ERY SUHARTANTO, ST. MT. JADFAN SIDQI FIDARI, ST., MT HIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Ketiga (ATMOSFER) 1. Pengertian Atmosfer Planet bumi dapat dibagi menjadi 4 bagian : (lithosfer) Bagian padat

Lebih terperinci

BBM 9. EFEK RADIASI MATAHARI TERHADAP BUMI Oleh : Andi Suhandi

BBM 9. EFEK RADIASI MATAHARI TERHADAP BUMI Oleh : Andi Suhandi BBM 9. EFEK RADIASI MATAHARI TERHADAP BUMI Oleh : Andi Suhandi PENDAHULUAN Apakah pentingnya radiasi Matahari bagi kehidupan di Bumi? Radiasi Matahari sangat berguna bagi keseimbangan panas Bumi. Bumi

Lebih terperinci

PEMANASAN BUMI BAB. Suhu dan Perpindahan Panas. Skala Suhu

PEMANASAN BUMI BAB. Suhu dan Perpindahan Panas. Skala Suhu BAB 2 PEMANASAN BUMI S alah satu kemampuan bahasa pemrograman adalah untuk melakukan kontrol struktur perulangan. Hal ini disebabkan di dalam komputasi numerik, proses perulangan sering digunakan terutama

Lebih terperinci

PEMANASAN GLOBAL PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL

PEMANASAN GLOBAL PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL PEMANASAN GLOBAL APA ITU PEMANASAN GLOBAL Perubahan Iklim Global atau dalam bahasa inggrisnya GLOBAL CLIMATE CHANGE menjadi pembicaraan hangat di dunia dan hari ini Konferensi Internasional yang membahas

Lebih terperinci

PEMANASAN GLOBAL. Efek Rumah Kaca (Green House Effect)

PEMANASAN GLOBAL. Efek Rumah Kaca (Green House Effect) PEMANASAN GLOBAL Efek Rumah Kaca (Green House Effect) EFEK RUMAH KACA Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda: efek rumah kaca alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah

Lebih terperinci

Wiwi Widia Astuti (E1A012060) :Pengetahuan Lingkungan ABSTRAK

Wiwi Widia Astuti (E1A012060) :Pengetahuan Lingkungan ABSTRAK Nama NIM Tugas :Wiwi Widia Astuti :E1A012060 :Pengetahuan Lingkungan ABSTRAK Dalam beberapa tahun terakhir, isu pemanasan global semakin sering dibicarakan baik dalam skala kecil sampai tingkat internasional.

Lebih terperinci

Atmosfer Bumi. Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. 800 km. 700 km. 600 km. 500 km. 400 km. Aurora bagian. atas Meteor 300 km. Aurora bagian. bawah.

Atmosfer Bumi. Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. 800 km. 700 km. 600 km. 500 km. 400 km. Aurora bagian. atas Meteor 300 km. Aurora bagian. bawah. Atmosfer Bumi 800 km 700 km 600 km 500 km 400 km Aurora bagian atas Meteor 300 km Aurora bagian bawah 200 km Sinar ultraviolet Gelombang radio menumbuk ionosfer 100 km 80 km Mesopause Stratopause 50 km

Lebih terperinci

Pemanasan Bumi. Suhu dan Perpindahan Panas

Pemanasan Bumi. Suhu dan Perpindahan Panas Pemanasan Bumi Meteorologi Suhu dan Perpindahan Panas Suhu merupakan besaran rata- rata energi kine4k yang dimiliki seluruh molekul dan atom- atom di udara. Udara yang dipanaskan akan memiliki energi kine4k

Lebih terperinci

ATMOSFER BUMI A BAB. Komposisi Atmosfer Bumi

ATMOSFER BUMI A BAB. Komposisi Atmosfer Bumi BAB 1 ATMOSFER BUMI A tmosfer Bumi berperan dalam menjaga bumi agar tetap layak huni. Dengan keberadaan atmosfer, suhu Bumi tidak turun secara drastis di malam hari dan tidak memanas dengan cepat di siang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak), Nitrogen Oksida (NO) dari

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak), Nitrogen Oksida (NO) dari I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemanasan global merupakan salah satu isu di dunia saat ini. Masalah pemanasan global ini bahkan telah menjadi agenda utama Perserikatan Bangsabangsa (PBB). Kontributor

Lebih terperinci

Atmosfer Bumi. Meteorologi. Peran Atmosfer Bumi dalam Kehidupan Kita. Atmosfer Bumi berperan dalam menjaga bumi agar tetap layak huni.

Atmosfer Bumi. Meteorologi. Peran Atmosfer Bumi dalam Kehidupan Kita. Atmosfer Bumi berperan dalam menjaga bumi agar tetap layak huni. Atmosfer Bumi Meteorologi Pendahuluan Peran Atmosfer Bumi dalam Kehidupan Kita Atmosfer Bumi berperan dalam menjaga bumi agar tetap layak huni. Dengan keberadaan atmosfer, suhu Bumi tidak turun secara

Lebih terperinci

02. Jika laju fotosintesis (v) digambarkan terhadap suhu (T), maka grafik yang sesuai dengan bacaan di atas adalah (A) (C)

02. Jika laju fotosintesis (v) digambarkan terhadap suhu (T), maka grafik yang sesuai dengan bacaan di atas adalah (A) (C) Pengaruh Kadar Gas Co 2 Pada Fotosintesis Tumbuhan yang mempunyai klorofil dapat mengalami proses fotosintesis yaitu proses pengubahan energi sinar matahari menjadi energi kimia dengan terbentuknya senyawa

Lebih terperinci

15B08063_Kelas C SYAMSUL WAHID S. GEJALA PEMANASAN GLOBAL (Kelas XI SMA) PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR STRUKTUR MATERI

15B08063_Kelas C SYAMSUL WAHID S. GEJALA PEMANASAN GLOBAL (Kelas XI SMA) PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR STRUKTUR MATERI GEJALA PEMANASAN GLOBAL (Kelas XI SMA) SYAMSUL WAHID S 15B08063_Kelas C PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR STRUKTUR MATERI GEJALA PEMANASAN GLOBAL PEMANASAN GLOBAL A. Kompetensi Dasar 3.9

Lebih terperinci

Udara & Atmosfir. Angga Yuhistira

Udara & Atmosfir. Angga Yuhistira Udara & Atmosfir Angga Yuhistira Udara Manusia dapat bertahan sampai satu hari tanpa air di daerah gurun yang paling panas, tetapi tanpa udara manusia hanya bertahan beberapa menit saja. Betapa pentingnya

Lebih terperinci

REFRIGERAN & PELUMAS. Catatan Kuliah: Disiapakan Oleh; Ridwan

REFRIGERAN & PELUMAS. Catatan Kuliah: Disiapakan Oleh; Ridwan REFRIGERAN & PELUMAS Persyaratan Refrigeran Persyaratan refrigeran (zat pendingin) untuk unit refrigerasi adalah sebagai berikut : 1. Tekanan penguapannya harus cukup tinggi. Sebaiknya refrigeran memiliki

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Sistem Refrigerasi Kompresi Uap

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Sistem Refrigerasi Kompresi Uap BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Kompresi Uap Refrigerasi adalah ilmu yang memepelajari metode perpindahan panas dari suatu benda atau produk sehingga temperaturnya berada dibawah temperatur lingkungan.

Lebih terperinci

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan. Materi # T a u f i q u r R a c h m a n

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan. Materi # T a u f i q u r R a c h m a n Materi #4 Bahasan 2 Penipisan Ozon (Ozone Depletion). Pemanasan global dan Perubahan Iklim Global. Hujan Asam. Penyebaran Kehidupan (Biological Magnification). Dampak manusia pada Air, Udara, dan Perikanan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Udara di sekitar kita dewasa ini sangat peka terhadap pencemaran, hal ini erat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Udara di sekitar kita dewasa ini sangat peka terhadap pencemaran, hal ini erat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Udara di sekitar kita dewasa ini sangat peka terhadap pencemaran, hal ini erat hubungannya dengan aktivitas manusia untuk mengejar kehidupan modern. (Darmono, 2001).

Lebih terperinci

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #4 Genap 2016/2017. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #4 Genap 2016/2017. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #4 Bahasan 2 Penipisan Ozon (Ozone Depletion). Pemanasan global dan Perubahan Iklim Global. Hujan Asam. Penyebaran Kehidupan (Biological Magnification). Dampak manusia pada Air, Udara, dan Perikanan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini setidaknya ada tiga isu umum besar yang terkait dengan bidang refrigerasi, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini setidaknya ada tiga isu umum besar yang terkait dengan bidang refrigerasi, yaitu : BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem refrigerasi merupakan salah satu kebutuhan penting dalam kehidupan manusia sejak zaman dahulu. Tidak serumit saat ini, sejarah awal refrigerasi dahulu sangat

Lebih terperinci

Isu Lingkungan. Wahyu Surakusumah Jurusan Biologi Universitas Pendidikan Indonesia

Isu Lingkungan. Wahyu Surakusumah Jurusan Biologi Universitas Pendidikan Indonesia Isu Lingkungan Wahyu Surakusumah Jurusan Biologi Universitas Pendidikan Indonesia Permasalahan lingkungan dapat dikategorikan masalah lingkungan lokal, nasional, regional dan global. Pengkategorian tersebut

Lebih terperinci

Atmosfer Bumi dan Iklim. Pertanyaan Penting Pemanasan Global sedang terjadi: Bagian mana kita berperan?

Atmosfer Bumi dan Iklim. Pertanyaan Penting Pemanasan Global sedang terjadi: Bagian mana kita berperan? Atmosfer Bumi dan Iklim Pertanyaan Penting Pemanasan Global sedang terjadi: Bagian mana kita berperan? Studi Kasus: Pemanasan Global dan Polar Bears Teluk Hudson Apakah suhu global sedang Ya, meningkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran, yaitu masuknya zat pencemar yang berbentuk gas, partikel kecil atau aerosol ke dalam udara (Soedomo,

Lebih terperinci

FENOMENA GAS RUMAH KACA

FENOMENA GAS RUMAH KACA FENOMENA GAS RUMAH KACA Oleh : Martono *) Abstrak Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbon dioksida (CO 2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO 2 ini disebabkan

Lebih terperinci

Perubahan Iklim? Aktivitas terkait pemanfaatan sumber daya energi dari bahan bakar fosil. Pelepasan emisi gas rumah kaca ke udara

Perubahan Iklim? Aktivitas terkait pemanfaatan sumber daya energi dari bahan bakar fosil. Pelepasan emisi gas rumah kaca ke udara Amalia, S.T., M.T. Perubahan Iklim? Aktivitas terkait pemanfaatan sumber daya energi dari bahan bakar fosil Pelepasan emisi gas rumah kaca ke udara Perubahan komposisi atmosfer secara global Kegiatan

Lebih terperinci

Unsur gas yang dominan di atmosfer: Nitrogen : 78,08% Oksigen : 20,95% Argon : 0,95% Karbon dioksida : 0,034%

Unsur gas yang dominan di atmosfer: Nitrogen : 78,08% Oksigen : 20,95% Argon : 0,95% Karbon dioksida : 0,034% Unsur gas yang dominan di atmosfer: Nitrogen : 78,08% Oksigen : 20,95% Argon : 0,95% Karbon dioksida : 0,034% Ozon (O 3 ) mempunyai fungsi melindungi bumi dari radiasi sinar Ultraviolet Ozon sekarang ini

Lebih terperinci

TUGAS PRESENTASI ILMU PENGETAHUAN BUMI & ANTARIKSA ATMOSFER BUMI

TUGAS PRESENTASI ILMU PENGETAHUAN BUMI & ANTARIKSA ATMOSFER BUMI TUGAS PRESENTASI ILMU PENGETAHUAN BUMI & ANTARIKSA ATMOSFER BUMI ATMOSFER BUMI 6.1. Awal Evolusi Atmosfer Menurut ahli geologi, pada mulanya atmosfer bumi mengandung CO 2 (karbon dioksida) berkadar tinggi

Lebih terperinci

SIKLUS OKSIGEN. Pengertian, Tahap, dan Peranannya

SIKLUS OKSIGEN. Pengertian, Tahap, dan Peranannya SIKLUS OKSIGEN Pengertian, Tahap, dan Peranannya Apa yang terbesit dalam pikiran anda bila mendengar kata oksigen? Seperti yang kita tahu, oksigen bagian dari hidup kita yang sangat kita butuhkan keberadaannya.

Lebih terperinci

Oksigen memasuki udara melalui reaksi fotosintesis tanaman : CO 2 + H 2 O + hv {CH 2 O} + O 2 (g)

Oksigen memasuki udara melalui reaksi fotosintesis tanaman : CO 2 + H 2 O + hv {CH 2 O} + O 2 (g) Bahan Kimia dan Reaksi-Reaksi Fotokimia Dalam Atmosfer REAKSI-REAKSI OKSIGEN ATMOSFER Reaksi umum dari perubahan oksigen dalam atmosfer, litosfer, hidrosfer, dan biosfer. Siklus oksigen sangat penting

Lebih terperinci

Kita awali fenomena geosfer dari yang pertama: Atmosfer

Kita awali fenomena geosfer dari yang pertama: Atmosfer Geosfer merupakan satu istilah yang tidak pernah lepas dari ilmu geografi, karena pada dasarnya geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang terjadinya gejala-gejala maupun fenomena geosfer berdasarkan

Lebih terperinci

JAWABAN PERTANYAAN EVOLUSI TUGAS

JAWABAN PERTANYAAN EVOLUSI TUGAS JAWABAN PERTANYAAN EVOLUSI TUGAS disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Evolusi Oleh: Kelompok 10 Pendidikan Biologi A 2014 Ane Yuliani 1400537 Hanifa Ahsanu A. 1403883 Meilinda Alfiana 1403318

Lebih terperinci

PEMANASAN GLOBAL. 1. Pengertian Pemanasan Global

PEMANASAN GLOBAL. 1. Pengertian Pemanasan Global PEMANASAN GLOBAL Secara umum pemanasan global didefinisikan dengan meningkatkan suhu permukaan bumi oleh gas rumah kaca akibat aktivitas manusia. Meski suhu lokal berubah-ubah secara alami, dalam kurun

Lebih terperinci

ATMOSFER I. A. Pengertian, Kandungan Gas, Fungsi, dan Manfaat Penyelidikan Atmosfer 1. Pengertian Atmosfer. Tabel Kandungan Gas dalam Atmosfer

ATMOSFER I. A. Pengertian, Kandungan Gas, Fungsi, dan Manfaat Penyelidikan Atmosfer 1. Pengertian Atmosfer. Tabel Kandungan Gas dalam Atmosfer KTSP & K-13 Kelas X Geografi ATMOSFER I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian dan kandungan gas atmosfer. 2. Memahami fungsi

Lebih terperinci

MENCEGAH DAMPAK NEGATIF DARI SINAR ULTRAVIOLET ALEXANDER ALFRED KALIGIS !!!!!!! !!!

MENCEGAH DAMPAK NEGATIF DARI SINAR ULTRAVIOLET ALEXANDER ALFRED KALIGIS !!!!!!! !!! MENCEGAH DAMPAK NEGATIF DARI SINAR ULTRAVIOLET ALEXANDER ALFRED KALIGIS 116075 PROPOSAL KEGIATAN PENELITIAN TERKAIT PERGERAKAN BUMI, BULAN, DAN MATAHARI Ditulis Sebagai salah Satu Syarat Keberhasilan dalam

Lebih terperinci

Dampak Pemanasan Global Terhadap Perubahan Iklim di Indonesia Oleh : Ahkam Zubair

Dampak Pemanasan Global Terhadap Perubahan Iklim di Indonesia Oleh : Ahkam Zubair Dampak Pemanasan Global Terhadap Perubahan Iklim di Indonesia Oleh : Ahkam Zubair Iklim merupakan rata-rata dalam kurun waktu tertentu (standar internasional selama 30 tahun) dari kondisi udara (suhu,

Lebih terperinci

ATMOSFER BUMI A. Pengertian Atmosfer Bumi B. Lapisan Atmosfer Bumi

ATMOSFER BUMI A. Pengertian Atmosfer Bumi B. Lapisan Atmosfer Bumi ATMOSFER BUMI A. Pengertian Atmosfer Bumi Bumi merupakan salah satu planet yang ada di tata surya yang memiliki selubung yang berlapis-lapis. Selubung bumi tersebut berupa lapisan udara yang sering disebut

Lebih terperinci

APA & BAGAIMANA PEMANASAN GLOBAL?

APA & BAGAIMANA PEMANASAN GLOBAL? APA & BAGAIMANA PEMANASAN GLOBAL? Temperatur rata-rata global 1856 sampai 2005 Anomali temperatur permukaan rata-rata selama periode 1995 sampai 2004 dengan dibandingkan pada temperatur rata-rata dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Secara alami CO 2 mempunyai manfaat yang sangat besar bagi kehidupan makhluk hidup. Tumbuhan sebagai salah satu makhluk hidup di bumi memerlukan makanannya untuk

Lebih terperinci

OZONE HOLE DAN KETERKAITANNYA DENGAN PEMANASAN GLOBAL Oleh I Gusti Ngurah Puger 1

OZONE HOLE DAN KETERKAITANNYA DENGAN PEMANASAN GLOBAL Oleh I Gusti Ngurah Puger 1 OZONE HOLE DAN KETERKAITANNYA DENGAN PEMANASAN GLOBAL Oleh I Gusti Ngurah Puger 1 Abstrak: Pemanasan global yang berdampak luas pada perubahan iklim global, pada hakikatnya berkaitan erat dengan lubang

Lebih terperinci

Iklim Perubahan iklim

Iklim Perubahan iklim Perubahan Iklim Pengertian Iklim adalah proses alami yang sangat rumit dan mencakup interaksi antara udara, air, dan permukaan daratan Perubahan iklim adalah perubahan pola cuaca normal di seluruh dunia

Lebih terperinci

Jaman dahulu Sekarang

Jaman dahulu Sekarang PENGANTAR Meteorologi meteoros: benda yang ada di dalam udara logos: ilmu/kajian ilmu yang mempelajari proses fisis dan gejala cuaca yang terjadi di lapisan atmosfer (troposfer) Klimatologi klima: kemiringan

Lebih terperinci

lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan mendatang.

lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan mendatang. Penebangan hutan yang liar mengurangi fungsi hutan sebagai penahan air. Akibatnya, daya dukung hutan menjadi berkurang. Selain itu, penggundulan hutan dapat menyebabkan terjadi banjir dan erosi. Akibat

Lebih terperinci

Geografi. Kelas X ATMOSFER VII KTSP & K Iklim Junghuhn

Geografi. Kelas X ATMOSFER VII KTSP & K Iklim Junghuhn KTSP & K-13 Kelas X Geografi ATMOSFER VII Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami iklim Junghuhn dan iklim Schmidt Ferguson. 2. Memahami

Lebih terperinci

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #10 Genap 2016/2017. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #10 Genap 2016/2017. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #10 Pengertian 2 Global warming atau pemanasan global adalah proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi. Suhu rata-rata global permukaan bumi telah 0,74 ± 0,18 C (1,33 ±

Lebih terperinci

Dampak Kegiatan Manusia Terhadap Perubahan Siklus Air Yang Memicu Kelangkaan Air Dunia

Dampak Kegiatan Manusia Terhadap Perubahan Siklus Air Yang Memicu Kelangkaan Air Dunia Dampak Kegiatan Manusia Terhadap Perubahan Siklus Air Yang Memicu Kelangkaan Air Dunia Paul Rizky Mayori Tangke* Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesha

Lebih terperinci

EFEK RADIKAL HIDROXYL (OH) DAN NITRIC OXIDE (NO) DALAM REAKSI KIMIA OZON DI ATMOSFER

EFEK RADIKAL HIDROXYL (OH) DAN NITRIC OXIDE (NO) DALAM REAKSI KIMIA OZON DI ATMOSFER EFEK RADIKAL HIDROXYL (OH) DAN NITRIC OXIDE (NO) DALAM REAKSI KIMIA OZON DI ATMOSFER Novita Ambarsari Pusat Sain dan Teknologi Atmosfer Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Jl. Dr. Djundjunan 133,

Lebih terperinci

Skema proses penerimaan radiasi matahari oleh bumi

Skema proses penerimaan radiasi matahari oleh bumi Besarnya radiasi yang diserap atau dipantulkan, baik oleh permukaan bumi atau awan berubah-ubah tergantung pada ketebalan awan, kandungan uap air, atau jumlah partikel debu Radiasi datang (100%) Radiasi

Lebih terperinci

Qs Kalor sensibel zat [J] Q L Kalor laten Zat [J] ΔT Beda temperatur [ C] Δ Pads-evap. laju peningkatan rata-rata temperatur.

Qs Kalor sensibel zat [J] Q L Kalor laten Zat [J] ΔT Beda temperatur [ C] Δ Pads-evap. laju peningkatan rata-rata temperatur. Qs Kalor sensibel zat [J] Q L Kalor laten Zat [J] ΔT Beda temperatur [ C] Δ Pads-evap Perbedaan tekanan antara Adsorber dengan Evaporator [cmhg] laju peningkatan rata-rata temperatur pada adsorber [ ]

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Radiasi matahari merupakan gelombang elektromagnetik yang terdiri atas medan listrik dan medan magnet. Matahari setiap menit

BAB I PENDAHULUAN. Radiasi matahari merupakan gelombang elektromagnetik yang terdiri atas medan listrik dan medan magnet. Matahari setiap menit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matahari merupakan kendali cuaca serta iklim yang sangat penting dan sebagai sumber energi utama di bumi yang menggerakkan udara dan arus laut. Energi matahari diradiasikan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Rataan suhu di permukaan bumi adalah sekitar K (15 0 C ), suhu

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Rataan suhu di permukaan bumi adalah sekitar K (15 0 C ), suhu PENDAHULUAN Latar Belakang Rataan suhu di permukaan bumi adalah sekitar 288 0 K (15 0 C ), suhu tersebut dapat dipertahankan karena keberadaan sejumlah gas yang berkonsentrasi di atmosfer bumi. Sejumlah

Lebih terperinci

EVALUASI BAB IX EFEK RUMAH KACA DAN PEMANASAN GLOBAL : MUHAMMAD FIRDAUS F KELAS : 11 IPA 3

EVALUASI BAB IX EFEK RUMAH KACA DAN PEMANASAN GLOBAL : MUHAMMAD FIRDAUS F KELAS : 11 IPA 3 EVALUASI BAB IX EFEK RUMAH KACA DAN PEMANASAN GLOBAL NAMA : MUHAMMAD FIRDAUS F KELAS : 11 IPA 3 1. Pada proses terjadinya efek rumah kaca, gas CO2 menyebabkan. A. Berkurangnya gas O2 B. Bertambahnya gas

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB VI PEMBAHASAN. perawatan kesehatan, termasuk bagian dari bangunan gedung tersebut.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB VI PEMBAHASAN. perawatan kesehatan, termasuk bagian dari bangunan gedung tersebut. BAB VI PEMBAHASAN 6.1. Klasifikasi Gedung dan Risiko Kebakaran Proyek pembangunan gedung Rumah Sakit Pendidikan Universitas Brawijaya Malang merupakan bangunan yang diperuntukkan untuk gedung rumah sakit.

Lebih terperinci

BAB III. KETENTUAN PIDANA DALAM PERDA JABAR No.11 TAHUN 2006 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA

BAB III. KETENTUAN PIDANA DALAM PERDA JABAR No.11 TAHUN 2006 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA BAB III KETENTUAN PIDANA DALAM PERDA JABAR No.11 TAHUN 2006 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA A. Pencemaran Udara Kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya (ipteks) yang pesat telah menyebabkan

Lebih terperinci

APA ITU GLOBAL WARMING???

APA ITU GLOBAL WARMING??? PEMANASAN GLOBAL APA ITU GLOBAL WARMING??? Pemanasan global bisa diartikan sebagai menghangatnya permukaan Bumi selama beberapa kurun waktu. Atau kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut

Lebih terperinci

BAB VII TATA SURYA. STANDAR KOMPETENSI : Memahami Sistem Tata Surya dan Proses yang terjadidi dalamnya.

BAB VII TATA SURYA. STANDAR KOMPETENSI : Memahami Sistem Tata Surya dan Proses yang terjadidi dalamnya. BAB VII TATA SURYA STANDAR KOMPETENSI : Memahami Sistem Tata Surya dan Proses yang terjadidi dalamnya. KOMPETENSI DASAR 1. Mendeskripsikan karakteristik sistem tata surya 2. Mendeskripsikan Matahari sebagai

Lebih terperinci

6massa udara yg terdapat pd seluas 1 cm 2 : 1,02 kg6. Massa total atmosfer : 1,02 kg x ( luas permukaan bumi) : kg

6massa udara yg terdapat pd seluas 1 cm 2 : 1,02 kg6. Massa total atmosfer : 1,02 kg x ( luas permukaan bumi) : kg Massa Atmosfer Tekanan di permukaan laut seluas 1 cm 2, dihasilkan oleh berat udara 1,02 kg 6massa udara yg terdapat pd seluas 1 cm 2 : 1,02 kg6 Massa total atmosfer : 1,02 kg x ( luas permukaan bumi)

Lebih terperinci

MENIPISNYA LAPISAN OZON

MENIPISNYA LAPISAN OZON MENIPISNYA LAPISAN OZON ABSTRAK Rusaknya lapisan ozon dan efek pemanasan global antara lain disebabkan oleh penggunaan bahan yang mengandung unsur Chlor (Cl) dan salah satunya adalah ditimbulkan oleh refrigeran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem refrigerasi telah memainkan peran penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem refrigerasi telah memainkan peran penting dalam kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Sistem refrigerasi telah memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya terbatas untuk peningkatan kualitas dan kenyamanan hidup, namun juga telah

Lebih terperinci

UPAYA JERMAN DALAM MENANGGULANGI PEMANASAN GLOBAL ( ) RESUME SKRIPSI

UPAYA JERMAN DALAM MENANGGULANGI PEMANASAN GLOBAL ( ) RESUME SKRIPSI UPAYA JERMAN DALAM MENANGGULANGI PEMANASAN GLOBAL ( 1998 2011 ) RESUME SKRIPSI Disusun Oleh : Pongky Witra Wisesa (151040295) JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.1. argon. oksigen. nitrogen. hidrogen

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.1. argon. oksigen. nitrogen. hidrogen 1. Komposisi gas terbesar di atmosfer adalah gas. SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.1 argon oksigen nitrogen hidrogen karbon dioksida Komposisi gas-gas di udara

Lebih terperinci

b. Dampak Pencemaran oleh Nitrogen Oksida Gas Nitrogen Oksida memiliki 2 sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan.

b. Dampak Pencemaran oleh Nitrogen Oksida Gas Nitrogen Oksida memiliki 2 sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan. 1. Sejarah Perkembangan Timbulnya Pencemaran Kemajuan industri dan teknologi dimanfaatkan oleh manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Sudah terbukti bahwa industri dan teknologi yang maju identik

Lebih terperinci

4. Apakah pemanasan Global akan menyebabkan peningkatan terjadinya banjir, kekeringan, pertumbuhan hama secara cepat dan peristiwa alam atau cuaca yan

4. Apakah pemanasan Global akan menyebabkan peningkatan terjadinya banjir, kekeringan, pertumbuhan hama secara cepat dan peristiwa alam atau cuaca yan Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Semenjak manusia pada jaman purbakala sampai dengan jaman sekarang, manusia telah mengalami perkembangan dalam setiap periode waktu yang dilewatinya yang telah kita

Lebih terperinci

LKS EFEK RUMAH KACA, FAKTA ATAU FIKSI. Lampiran A.3

LKS EFEK RUMAH KACA, FAKTA ATAU FIKSI. Lampiran A.3 Lampiran A.3 155 LKS EFEK RUMAH KACA, FAKTA ATAU FIKSI Bacalah wacana dibawah ini! kemudian diskusikanlah bersama teman kelompokmu. Efek Rumah Kaca: Fakta atau Fiksi? Makhluk hidup memerlukan energi untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. intensitas ultraviolet ke permukaan bumi yang dipengaruhi oleh menipisnya

BAB I PENDAHULUAN. intensitas ultraviolet ke permukaan bumi yang dipengaruhi oleh menipisnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan kehidupan paling signifikan saat ini adalah meningkatnya intensitas ultraviolet ke permukaan bumi yang dipengaruhi oleh menipisnya lapisan atmosfer.

Lebih terperinci

POTENSI EMISI METANA KE ATMOSFER AKIBAT BANJIR

POTENSI EMISI METANA KE ATMOSFER AKIBAT BANJIR Potensi Emisi Metana ke Atmosfer Akibat Banjir (Lilik Slamet) POTENSI EMISI METANA KE ATMOSFER AKIBAT BANJIR Lilik Slamet S Peneliti Bidang Komposisi Atmosfer, Lapan e-mail: lilik_lapan@yahoo.com RINGKASAN

Lebih terperinci

Dinamika Atmosfer Bawah (Skala Ketinggian dan Mixing Ratio)

Dinamika Atmosfer Bawah (Skala Ketinggian dan Mixing Ratio) Dinamika Atmosfer Bawah (Skala Ketinggian dan Mixing Ratio) Abdu Fadli Assomadi Laboratorium Pengelolaan Pencemaran Udara dan Perubahan Iklim karakteristik tinggi skala (scale height) Dalam mempelajari

Lebih terperinci

Ahad, 7 Mei :50:03 Artikel Iptek - Bidang Energi dan Sumber Daya Alam Perkembangan Terkini Teknologi Refrigerasi (1) Oleh Yuli Setyo Indartono

Ahad, 7 Mei :50:03 Artikel Iptek - Bidang Energi dan Sumber Daya Alam Perkembangan Terkini Teknologi Refrigerasi (1) Oleh Yuli Setyo Indartono Ahad, 7 Mei 2006 11:50:03 Artikel Iptek - Bidang Energi dan Sumber Daya Alam Perkembangan Terkini Teknologi Refrigerasi (1) Oleh Yuli Setyo Indartono Siklus refrigerasi merupakan sebuah mekanisme berupa

Lebih terperinci

TANYA-JAWAB Pemanasan Global dan Perubahan Iklim

TANYA-JAWAB Pemanasan Global dan Perubahan Iklim TANYA-JAWAB Pemanasan Global dan Perubahan Iklim Apakah yang dimaksud dengan Efek Rumah Kaca (ERK) dan penyebabnya? Efek Rumah Kaca dapat divisualisasikan sebagai sebuah proses. Pada kenyataannya, di lapisan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Komposisi dan Perilaku Gas Buang Kendaraan Bermotor Emisi kendaraan bermotor mengandung berbagai senyawa kimia. Komposisi dari kandungan senyawa kimianya tergantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Judul dan Pengertian Judul 1. Judul Jakarta Integrated Urban Farm 2. Pengertian Judul Jakarta merupakan ibu kota Indonesia, daerah ini dinamakan Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta. Kota

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena II. TINJAUAN PUSTAKA A. Defenisi Hujan Asam Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena keragamannya sangat tinggi baik menurut waktu dan tempat. Hujan adalah salah satu bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kini manusia semakin dimudahkan dan dimanjakan dengan kemajuan teknologi yang ada. Banyak hal bisa didapatkan secara instan dan cepat. Dengan bantuan peralatan memasak

Lebih terperinci

SISTEM KERJA ALAM TEMPAT KITA TINGGAL

SISTEM KERJA ALAM TEMPAT KITA TINGGAL SISTEM KERJA ALAM TEMPAT KITA TINGGAL Planet Bumi 1 SISTEM KERJA BUMI Planet Bumi 2 Keseimbangan Energi di Bumi Fungsi: Untuk memproyeksikan permukaan bumi agar menjadi suatu informasi bagi manusia. Jenis-jenis:

Lebih terperinci

PEMANFAATAN POTENSI OZON DI INDONESIA

PEMANFAATAN POTENSI OZON DI INDONESIA PEMANFAATAN POTENSI OZON DI INDONESIA Lilik Slamet.5. Peneliti Bidang Aplikasi Klimatologi dan Lingkungan, LAP AN 1 PENDAHULUAN Mendengar kata ozon, maka yang terlintas pada pikiran kita adalah Iubang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu yang relatif sempit pada jangka

TINJAUAN PUSTAKA. udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu yang relatif sempit pada jangka II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Cuaca dan Iklim Menurut Sarjani (2009), cuaca dan iklim merupakan akibat dari prosesproses yang terjadi di atmosfer yang menyelubungi bumi. Cuaca adalah keadaan udara pada saat

Lebih terperinci

MAKALAH FISIKA PEMANASAN GLOBAL DAN EFEK RUMAH KACA

MAKALAH FISIKA PEMANASAN GLOBAL DAN EFEK RUMAH KACA MAKALAH FISIKA PEMANASAN GLOBAL DAN EFEK RUMAH KACA DISUSUN OLEH : MUHAMMAD FIRDAUS ZUKHRUF A ANGGUN RULIDA PUTRI KHAIRUNISA FITRICAHYULI VINA ANGGALENA KELAS 11 IPA 3 TAHUN PELAJARAN 2016-2017 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

ATMOSFER. Oleh : Jo Asaf S. Spd

ATMOSFER. Oleh : Jo Asaf S. Spd ATMOSFER Oleh : Jo Asaf S. Spd Sifat Fisis Atmosfer Lapisan Atmosfer 1. Troposfer 2. Mempunyai ketebalan 0-16 km. ketebalan berbeda beda, 16 km di Khatulistiwa, kutub berkisar 8 km, lintang sedang 12

Lebih terperinci