BAB VII SISTEM KOLOID

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB VII SISTEM KOLOID"

Transkripsi

1 BAB VII SISTEM KOLOID INDIKATOR Menjelaskan pengelompokan campuran menjadi larutan, koloid, dan suspensi. Mendeskripsikan perbedaan larutan, koloid, dan suspensi berdasarkan sifat campurannya, fasanya dan ukuran partikelnya. Mendeskripsikan pembuatan koloid dapat dengan cara kondensasi, desintegrasi, dan atau gabungan dari keduanya. Mendeskripsikan pengelompokan sifat khas koloid menjadi sifat optik dan elektrik. Mendeskripsikan akibat hamburan cahaya terhadap sifat optik dari koloid dideskripsikan dengan jelas. Mengamati adanya efek Tyndal dan gerak Brown melalui percobaan. Menunjukkan sifat kinetik dari koloid. Sifat elektrik dari koloid terjadi dijelaskan sebagai akibat adanya muatan (ion-ion) yang bergerak dalam medan listrik Mendeskripsikan elektroforesis. Mengamati elekroforesis, koagulasi, gerak Brown, dan kesetabilan koloid dari hasil percobaan. Mendeskripsikan definisi zat terdispersi dan dan zat/medium pendispersi. Mendeskripsikan pengelompokan koloid berdasarkan wujud zat terdispersi dan pendispersinya. Mendeskripsikan pengelompokan koloid menjadi koloid liofil dan koloid liofob. Menjelaskan penggunaan koloid dijelaskan berdasarkan proses pembentukannya. Melakukan pengkajian pustaka mengenai penggunaan koloid. Flashback Ketika kelas satu, anda telah mempelajari konsep campuran/dispersi. Dispersi dapat dibedakan menjadi dispersi homogen (larutan) dan dispersi heterogen (suspensi dan koloid). Contoh dispersi adalah larutan garam (oralit) dan lumpur. Namun, tahukah anda bahwa busa, es krim, cat, asap, dan kabut juga merupakan dispersi? Dispersi yang seperti apa dan bagaimana sifatnya? Apakah seperti larutan oralit? Ataukah seperti air kopi? A. SISTEM DISPERSI/CAMPURAN Perhatikan hal-hal berikut: 1. Apa yang terjadi bila gula dilarutkan dalam air? Bagaimana keadaan campuran yang terbentuk? Apakah partikel gula masih terlihat? 2. Apa yang terjadi bila satu sendok susu dimasukkan dalam air kemudian diaduk? Bagaimana keadaan campuran yang terbentuk? Apakah partikel susu bercampur dengan air? 3. Apa yang terjadi bila kopi dicampur dengan air kemudian diaduk? Bagaimana keadaan campuran yang terbentuk? Apakah kopi bercampur dengan air? Apabila suatu zat dicampurkan dengan zat lain, maka akan terjadi penyebaran secara merata dari suatu zat ke dalam zat lain yang disebut sistem dispersi atau campuran. Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi, sedangkan medium yang digunakan untuk mendispersikan disebut medium pendispersi. Contoh: susu bubuk dimasukkan ke dalam air hangat membentuk sistem dispersi, air sebagai medium pendispersi, dan susu bubuk sebagai zat terdispersi. (Analogikan dengan larutan, ada zat terlarut dan medium pelarut) Berdasarkan ukuran partikelnya, sistem dispersi dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu suspensi, koloid, dan larutan. Larutan (dispersi molekuler) Larutan merupakan sistem dispersi yang ukuran diameter partikel zat terdispersinya sangat kecil (< 10-7 cm atau < 1 nm), sehingga tidak dapat dibedakan antara partikel pendispersi dengan partikel terdispersi. Contoh: Larutan gula, larutan garam, udara bersih Tugas Kimia 2 Page 1

2 Koloid Koloid merupakan sistem dispersi yang ukuran diameter partikel zat terdispersinya cm (1 100 nm), secara makroskopis tampak homogen, tetapi sebenarnya heterogen (dengan mikroskop ultra dapat dibedakan antara partikel pendispersi dengan partikel terdispersi). Contoh: susu cair, asap, dan kabut. Suspensi Suspensi merupakan sistem dispersi yang ukuran diameter partikel zat terdispersinya relatif besar (> 10-5 cm atau > 100 nm) dan tersebar merata dalam medium pendispersinya. Pada umumnya suspensi merupakan campuran heterogen. Contoh: pasir yang dicampur dengan air, air sungai, dan air kopi. Dalam sistem dispersi, partikel terdispersi dapat diamati dengan mikroskop biasa atau dengan mata telanjang. Table 1.1 Perbandingan sifat-sifat larutan, koloid, dan suspensi. Pembeda Larutan Koloid Suspensi Contoh Ukuran partikel Distribusi partikel Jumlah fasa Penampilan fisis Kestabilan Larutan alkohol 70 %, air gula, udara bersih, air laut, spiritus, bensin Susu, losion, lem, jelly, mentega, cat, busa sabun, asap, kabut, awan Air kopi, air sungai yang keruh, campuran air dengan minyak < 1 nm nm > 100 nm Homogen Secara makroskopis homogen, tetapi secara mikroskopis heterogen (sebenarnya heterogen) Heterogen Satu fasa Dua fasa, Dua fasa Partikel terdispersi (zat terlarut) tidak dapat diamati Stabil, tidak terpisah Partikel terdispersi dapat diamati dengan mikroskop ultra Relatif stabil, sukar tepisah Partikel terdispersi dapat diamati dengan mata biasa Tidak stabil, mudah terpisah Pengendapan Tidak mengendap Sukar mengendap Mudah mengendap Penyaringan Tidak dapat disaring Dapat disaring dengan kertas saring ultra (saringan semi permeabel) Dapat disaring dengan kertas saring biasa B. SISTEM KOLOID Telah dibahas bahwa asap, dan kabut merupakan koloid. Apa yang membedakan kedua zat tersebut sehingga masing-masing mempunyai sifat yang berbeda pula? Pada saat wajah anda terkena asap, wajah anda akan berdebu, sedangkan pada saat wajah anda tersapu kabut, wajah akan terasa lembab. Mengapa demikian? Asap adalah zat padat (debu) yang terdispersi dalam udara (gas) sehingga bila terkena asap, wajah akan merasakan keberadaan debu. Kabut adalah zat cair (air) yang terdispersi dalam udara (gas) sehingga bila terkena kabut, kita akan merasakan keberadaan air (lembab). Jadi, perbedaan koloid terletak pada jenis fase terdispersi dan medium pendispersinya. Sistem koloid tersusun atas fase terdispersi yang tersebar merata pada medium pendispersi. Fase terdispersi maupun medium pendispersi dapat berupa gas, cair, atau padat. Akan tetapi, campuran gas dengan gas tidak membentuk sistem koloid, sebab semua gas akan bercampur homogen dalam segala perbandingan. Jadi campuran gas dengan gas merupakan larutan. Tugas Kimia 2 Page 2

3 Sistem koloid dapat dibedakan menjadi 3, yaitu a. Aerosol, adalah koloid yang medium pendispersinya gas. b. Sol, yaitu koloid yang mempunyai fase terdispersi padat. Sol terdiri atas sol padat, sol (sol cair), dan sol gas (aerosol padat). c. Emulsi, yaitu koloid yang mempunyai fase cair. Emulsi dapat dibedakan menjadi emulsi emulsi padat, emulsi cair (emulsi), dan emulsi gas (aerosol cair). Emulsi terbentuk karena pengaruh suatu pengemulsi (emulgator). Contohnya adalah sabun yang dapat mengemulsikan minyak ke dalam air. Jika campuran minyak dengan air dikocok, maka akan diperoleh suatu campuran yang segera memisah jika didiamkan. Akan tetapi, jika sebelum dikocok ditambahkan sabun atau detergen, maka diperoleh campuran yang stabil yang disebut emulsi. d. Buih yaitu koloid yang fase terdispersinya gas, dibedakan menjadi buih padat dan buih cair (buih). e. Gel, adalah koloid setengah kaku (antara padat dan cair). Gel terbentuk dari sol yang fase/zat terdispersinya mengadsorpsi medium pendispersinya. Contoh: agar-agar, lem kanji, selai, gelatin, gel sabun, dan gel silika. Gel dapat terbentuk dari suatu sol yang zat terdispersinya mengadsorpsi medium dispersinya, sehingga terjadi koloid yang agak padat. Tabel 1.2 Jenis-jenis sistem koloid Fase Terdispersi Medium pendispersi Nama Contoh Padat Cair Sol Padat Padat Sol padat Padat Gas Aerosol padat Cair Gas Aerosol cair Cair Cair Emulsi Cair Padat Emulsi padat Cat, lem kanji, tinta, tanah liat,sol emas, semir cair Gelas berwarna, intan hitam, mutiara, paduan logam (alloy), stainless steel, perunggu Asap, debu di udara, buangan knalpot, cat semprot Kabut, awan, parfum, hairspray, obat nyamuk semprot Susu, santan, mayonaisse, minyak ikan, lotion Agar-agar, keju, mentega, margarin, nasi, lateks, selai, mutiara Gas Cair Buih Busa sabun, krim kocok, putih telur Gas Padat Buih padat Karet busa, batu apung, gabus, roti, kerupuk C. PEMBUATAN KOLOID Ukuran partikel koloid terletak antara partikel larutan dan susupensi, sehingga sistem partikel koloid dapat dibuat dengan pengelompokkan (agregasi) partikel larutan (cara ini disebut cara kondensasi) atau dengan menghaluskan partikel-partikel kasar dari suspensi, kemudian mendispersikannya ke dalam medium pendispersi (cara dispersi). larutan kondensasi koloid dispersi suspensi 1. Cara Kondensasi Dengan cara kondensasi, partikel larutan sejati (molekul atau ion) bergabung menjadi partikel koloid. Cara ini dapat dilakukan dengan reaksi-reaksi kimia, seperti reaksi redoks, hidrolisis, dan dekomposisi rangkap, atau dengan cara fisika: pengembunan uap dan pergantian pelarut. Cara Kimia Tugas Kimia 2 Page 3

4 a. Reaksi Redoks (Reduksi-Oksidasi) Reaksi redoks adalah reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi. Contoh 1: Pembuatan sol belerang dari reaksi antara hidrogen sulfida (H 2 S) dengan belerang dioksida (SO 2 ), yaitu dengan mengalirkan gas H 2 S ke dalam larutan SO 2. 2 H 2 S(g) + SO 2 (aq) 2 H 2 O(l) + 3 S (koloid) Contoh 2: Pembuatan sol emas dari reaksi antara larutan HAuCl 4 dengan larutan K 2 CO 3 dan HCHO (formaldehida). 2 HAuCl 4 (aq) + 6 K 2 CO 3 (aq) + 3 HCHO(aq) 2 Au(koloid) + 5 CO 2 (g) + 8 KCl(aq) + KHCO 3 (aq) + 2 H 2 O(l) b. Reaksi Hidrolisis Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Contoh: Pembuatan sol Fe(OH) 3 dari hidrolisis FeCl 3. Apabila ke dalam air mendidih ditambahkan larutan FeCl 3, maka akan terbentuk sol Fe(OH) 3. FeCl 3 (aq) + 3 H 2 O(l) Fe(OH) 3 (koloid) + 3 HCl(aq) c. Reaksi Dekomposisi Rangkap Contoh 1: Sol As 2 S 3 dapat dibuat dari reaksi antara larutan H 3 AsO 3 dengan larutan H 2 S. 2 H 3 AsO 3 (aq) + 3 H 2 S(aq) As 2 S 3 (koloid) + 6 H 2 O(l) Contoh 2: Sol AgCl dapat dibuat dengan mencampurkan larutan perak nitrat encer dengan larutan HCl encer. AgNO 3 (aq) + HCl(aq) AgCl(koloid) + HNO 3 (aq) Cara Fisika d. Pengembunan uap Uap raksa yang dialirkan melalui air dingin dapat membentuk sol raksa. e. Penggantian Pelarut Selain dengan cara-cara kimia seperti di atas, koloid juga dapat terjadi dengan penggantian pelarut. Contoh: Apabila larutan jenuh kalsium asetat dicampur dengan alkohol, maakan terbentuk suatu koloid berupa gel. 2. Cara Dispersi Dengan cara dispersi, partikel kasar dipecah menjadi partikel koloid. Cara dispersi dapat dilakukan secara mekanik, peptisasi, atau dengan loncatan bunga listrik (cara busur Bredig). a. Cara Mekanik Menurut cara ini, butir-butir kasar digerus dengan lumping atau penggiling koloid sampai diperoleh tingkat kehalusan tertentu, kemudian diaduk dengan medium dispersi. Contoh: Sol belerang dapat dibuat dengan menggerus serbuk belerang bersamasama dengan suatu zat inert (seperti gula pasir), kemudian mencampur serbuk halus itu dengan air. b. Cara Peptisasi Peptisasi adalah cara pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah). Zat pemeptisasi memecahkan butir-butir kasar menjadi butir-butir koloid. Contoh: Agar-agar dipeptisasi oleh air, nitroselulosa oleh aseton, karet oleh bensin, dan lain-lain. Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S dan endapan Al(OH)3 oleh AlCl3. c. Cara Busur Bredig (elektrodispersi) Cara busur Bredig digunakan untuk membuat sol-sol logam. Logam yang akan dijadikan koloid digunakan sebagai elektrode yang dicelupkan dalam medium dispersi, kemudian diberi loncatan listrik di antara kedua ujungnya. Tugas Kimia 2 Page 4

5 Mula-mula atom-atom logam akan terlempar ke dalam air, lalu atom-atom tersebut mengalami kondensasi, sehingga membentuk partikel koloid. Jadi, cara busur ini merupakan gabungan cara dispersi dan cara kondensasi. Contoh: Pembuatan sol emas dan sol platina. D. SIFAT-SIFAT KOLOID Chema s corner Pada hari minggu yang indah dan berkabut, si chema dengan penuh semangat memacu motornya menuju rumah chemie. Tak lupa chema memakai helm dan menyalakan lampu motornya. Ketika berkas cahaya lampu motornya menembus kabut, berkas cahaya tampak jelas. Mengapa bisa demikian? Chema menuju rumah chemie melewati hutan yang penuh pepohonan yang rindang serindang hati chema. Berkas sinar matahari yang melewati celah daun pepohonan tampak jelas. Mengapa demikian? Bioskop saat itu akan memutar film Si Komo. Pada pintu ruang bioskop, tertempel sebuah peringatan DILARANG MEROKOK. Chema memberitahu chemie bahwa asap rokok dapat mengganggu pemutaran film. Mengapa bisa demikian? Beberapa sifat khas koloid yang membedakan dengan sistem dispersi yang lain yaitu: 1. Sifat Optik (Efek Tyndall) ditemukan oleh John Tyndall Penampilan sistem koloid pada umumnya keruh, tapi beberapa koloid tampak bening dan sukar dibedakan dengan larutan sejati. Salah satu cara yang sangat sederhana untuk mengenali koloid yaitu dengan melewatkan seberkas sinar kepada obyek yang diamati. Larutan sejati akan meneruskan cahaya (transparan), sedangkan koloid akan menghamburkan cahaya tetapi partikel terdispersinya tidak tampak. Suspensi akan menghamburkan cahaya, tetapi partikel terdispersinya tampak. Jadi, Efek Tyndall adalah peristiwa penghamburan cahaya oleh partikel koloid. 2. Sifat Kinetik (Gerak Brown) ditemukan oleh Robert Brown Apabila susu didiamkan untuk beberapa lama, kita tidak akan mendapatkan endapan susu. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan adanya gerak Brown. Gerak Brown adalah gerak acak (gerak tak beraturan; patah-patah; zig-zag) partikel koloid dalam medium pendispersinya. Gerak Brown dapat diamati menggunakan mikroskop ultra Pada dasarnya, partikel-partikel dalam zat selalu bergerak. Gerak Brown terjadi sebagai akibat adanya tumbukan dari molekul-molekul pendispersi terhadap partikel terdispersi, sehingga partikel terdispersi akan terlontar. Lontaran tersebut akan mengakibatkan partikel terdispersi menumbuk partikel terdispersi yang lain dan akibatnya partikel yang tertumbuk akan terlontar. Peristiwa ini terjadi terus menerus yang diakibatkan karena ukuran partikel yang terdispersi relatif besar dibandingkan medium pendispersinya. Gerak Brown dipengaruh oleh ukuran partikel dan suhu. Dalam suspensi tidak terjadi gerak Brown, karena ukuran partikel cukup besar sehingga tumbukan yang dialaminya setimbang. Partikel zat terlarut juga mengalami gerak Brown akan tetapi tidak dapat diamati. Gerak Brown merupakan salah satu faktor yang menstabilkan koloid. Partikel-partikel koloid relatif stabil, karena partikelnya bergerak terus-menerus, maka gaya gravitasi dapat diimbangi sehingga tidak terjadi sedimentasi (pengendapan). 3. Sifat Elektrik (Muatan Koloid) Muatan koloid merupakan salah satu sifat koloid yang terpenting. Muatan koloid juga merupakan faktor yang menstabilkan koloid, di samping gerak Brown. Semua partikel koloid mempunyai muatan sejenis (positif atau negatif). Oleh karena bermuatan sejenis maka partikel-partikel koloid saling tolak-menolak, sehingga terhindar dari pengelompokan antarsesama partikel koloid itu (jika partikel-partikel koloid saling bertumbukan dan kemudian bersatu, maka lama-kelamaan dapat terbentuk partikel yang cukup besar dan akhirnya mengendap). Bagaimana partikel koloid memiliki muatan? Partikel koloid dapat memiliki muatan karena adanya proses adsorpsi dan proses ionisasi gugus permukaan partikel koloid. Beberapa sifat elektrik koloid antara lain: a. Elektroforesis Tugas Kimia 2 Page 5

6 Elektroforesis adalah pergerakan partikel koloid dalam medan listrik. Apabila ke dalam sistem koloid dimasukkan dua batang elektrode, kemudian dihubungkan dengan sumber arus searah, maka partikel koloid akan bergerak ke salah satu elektrode bergantung pada jenis muatannya. Koloid bermuatan negatif akan bergerak ke anode (elektrode positif), sedangkan koloid yang bermuatan positif bergerak ke katode (elektrode negatif). Dengan demikian, elektroforesis dapat digunakan untuk menentukan jenis muatan koloid. b. Adsorpsi Bagaimanakah partikel koloid mendapatkan muatan listrik? Partikel koloid memiliki kemampuan menyerap ion atau muatan listrik pada permukaannya. Oleh karena itu, partikel koloid menjadi bermuatan listrik. Penyerapan pada permukaan ini disebut adsorpsi (jika penyerapan sampai ke bawah permukaan disebut absorpsi). Adsorpsi adalah proses penyerapan suatu zat di permukaan zat lain. Sebagai contoh, penyerapan air oleh kapur tulis). Sol Fe(OH) 3 dalam air mengadsorpsi ion positif sehingga bermuatan positif, sedangkan sol As 2 S 3 mengadsorpsi ion negatif sehingga bermuatan negatif. Contoh pemanfaatan sifat adsorpsi koloid yaitu: proses pemurnian gula tebu, proses penyembuhan sakit perut dengan obat norit, dan proses penjernihan air minum. c. Koagulasi Koagulasi atau penggumpalan adalah peristiwa pengendapan partikel-partikel koloid sehingga fase terdispersi terpisah dari medium pendispersinya. Koagulasi disebabkan oleh kestabilan untuk mempertahankan partikel-partikel agar tetap tersebar dalam medium pendispersinya. Koagulasi dapat diakukan dengan cara mekanik (misal pemanasan, pendinginan, dan pengadukan) dan dengan cara kimiawi, misal penetralan silang (pencampuran dua jenis koloid yang bermuatan berlawanan) atau penghilangan muatan elektrolisis, dan penambahan elektrolit (pengkoagulasian karet alam/lateks dengan asam asetat). Contoh proses-proses yang memanfaatkan sifat koagulasi: proses pengolahan karet, penjernihan air dengan tawas, proses terjadinya delta pada muara, proses penggumpalan debu atau asap pabrik dengan pesawat Cottrel. 4. Koloid Pelindung Pada beberapa proses, suatu koloid harus dipecahkan. Misalnya, koagulasi lateks. Di lain pihak, koloid perlu dijaga supaya tidak rusak. Suatu koloid dapat distabilkan dengan menambahkan koloid lain yang disebut koloid pelindung. Koloid pelindung adalah koloid yang berfungsi melindungi koloid lain supaya tidak terjadi koagulasi. Koloid pelindung ini akan membungkus partikel zat terdispersi, sehingga tidak dapat lagi mengelompok. a. Pada pembuatan es krim digunakan gelatin untuk mencegah pembentukan kristal besar es atau gula. b. Cat dan tinta dapat bertahan lama karena menggunakan suatu koloid pelindung. c. Kasein dalam susu melindungi minyak atau lemak dalam medium cair. d. Lesitin merupakan pelindung yang menstabilkan butiran-butiran halus air dalam margarin. e. Larutan gom digunakan untuk melindungi partikel-partikel karbon dalam tinta gambar. Berdasarkan interaksi antara partikel terdispersi dengan medium pendispersinya, koloid dengan medium pendispersi cair dibedakan atas koloid liofil dan koloid liofob. Koloid liofil (bahasa Yunani, lio= cairan, philia = suka) adalah koloid yang fase terdispersinya dapat menarik medium pendispersi karena gaya tarik antara partikel-partikel terdispersi dengan medium pendispersinya kuat. Koloid liofob (bahasa Yunani, lio= cairan, phobia = takut) adalah sistem koloid yang fase terdispersinya tidak dapat menarik/mengikat medium pendispersinya. Contoh koloid liofil adalah agar-agar. Dalam air panas, agar-agar berupa sol, jika didinginkan, kembali menjadi agar-agar padat yang berbentuk gel. Sebaliknya, jika gel agar-agar dipanaskan, akan kembali menjadi sol agar-agar. Hal ini menunjukkan bahwa koloid liofil bersifat reversible (dapat balik). Koloid liofob, contohnya sol emas, bersifat irreversibel. Jika medium pendispersi sol emas diambil, sol emas akan berubah menjadi emas padat, tetapi emas padat tidak bisa kembali menjadi sol emas meskipun ditambah medium pendispersi. Koloid Liofil Mengadsorpsi mediumnya Koloid Liofob Tidak mengadsorpsi mediumnya Tugas Kimia 2 Page 6

7 Terdiri atas zat organik Stabil: Dapat dibuat dengan konsentrasi relatif besar Sukar diendapkan dengan penambahan elekrolit Kekentalannya tinggi Reversibel Tidak menunjukkan gerak Brown dan efek Tyndall Tidak menunjukkan elektroforesis Dibuat dengan cara disperse Dapat dibuat gel Terdiri atas zat anorganik Kurang stabil: Hanya stabil pada konsentrasi kecil Mudah menggumpal/mengendap dengan penambahan elektrolit Kekentalannya rendah Irreversibel Gerak Brown dan efek Tyndall sangat jelas Menunjukkan peristiwa elektroforesis Dibuat secara kondensasi Hanya beberapa yang dapat dibuat gel E. PEMURNIAN KOLOID 1. Dialisis Dialisis adalah cara mengurangi ion-ion pengganggu yang terdapat dalam sistem koloid denan menggunakan selaput semi permeabel. Dalam proses ini, sistem koloid dimasukkan ke dalam suatu kantong koloid, lalu kantong koloid itu dimasukkan ke dalam bejana yang berisi air mengalir. Kantong koloid terbuat dari selaput semipermiabel, yaitu selaput yang dapat melewatkan partikelpartikel kecil, seperti ion-ion atau molekul sederhana, tetapi menahan koloid. Dengan demikian, ion-ion keluar dari kantong dan hanyut bersama air. Prinsip dialisis digunakan pada proses cuci darah bagi penderita ginjal (blood dialysis). 2. Ultrafiltrasi Pada proses ini, medium pendispersi dipaksa menembus membrane semipermeabel dengan bantuan pompa air atau pompa vakum. F. PEMANFAATAN KOLOID Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menggunakan bahan-bahan kimia berbentuk koloid. Bahanbahan kimia tersebut dibuat oleh industri. Mengapa harus koloid? Oleh karena koloid merupakan satusatunya cara untuk menyajikan suatu campuran dari zat-zat yang tidak saling melarutkan secara homogen dan stabil (pada tingkat makroskopis atau tidak mudah rusak). Industri Kosmetik Bahan kosmetik, seperti foundation, pembersih wajah, sampo, pelembap badan, deodoran umumnya berbentuk koloid yaitu emulsi. Industri Tekstil Pewarna tekstil berbentuk koloid karena mempunyai daya serap yang tinggi, sehingga dapat melekat pada tekstil. Industri Farmasi Banyak obat-obatan yang dikemas dalam bentuk koloid agar stabil atau tidak mudah rusak. Industri Sabun dan Detergen Sabun dan detergen merupakan emulgator untuk membentuk emulsi antara kotoran (minyak) dengan air, sehingga sabun dan detergen dapat membersihkan kotoran, terutama kotoran dari minyak. Industri Makanan Banyak makanan dikemas dalam bentuk koloid untuk kestabilan dalam jangka waktu cukup lama. Dapatkah Anda menyebutkan contoh koloid dalam industri makanan? Tugas Kimia 2 Page 7

8 1. Diketahui beberapa sistem dispersi sebagai berikut: a. Udara b. Kabut c. Susu cair d. Air kopi e. Air gula Yang merupakan larutan adalah. A. a dan c B. a dan e C. b dan c D. c dan d E. c dan e 2. Partikel koloid memiliki ukuran... A. lebih besar dari 10 3 cm B. lebih kecil dari 10 9 cm C. antara 10 3 cm dan 10 5 cm D. antara 10 7 cm dan 10 9 cm E. antara 10 5 cm dan 10 7 cm 3. Sistem koloid dapat dibuat dari suspensi dengan cara peptidasi yaitu dengan cara. A. butir-butir kasar digerus dengan lumping atau penggiling koloid sampai diperoleh tingkat kehalusan tertentu B. digunakan sebagai elektrode yang dicelupkan dalam medium dispersi, kemudian diberi loncatan listrik di antara kedua ujungnya C. melakukan penggantian pelarut D. membuat koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan dengan bantuan zat pemecah E. mengalirkan uap melalui air dingin 4. Berikut ini yang bukan merupakan cara pembuatan sistem koloid dari larutan adalah. A. reaksi mekanik B. reaksi redoks C. reaksi hidrolisis D. reaksi dekomposisi rangkap E. pengembunan uap 5. Sistem koloid dapat dimurnikan dengan cara ultrafiltrasi, yaitu. A. mengurangi ion-ion pengganggu yang terdapat dalam sistem koloid B. menggunakan gelatin untuk mencegah pembentukan kristal besar C. medium pendispersi dipaksa menembus membran semipermeabel dengan bantuan pompa D. menggerakkan partikel koloid dalam medan listrik E. menyaring koloid menggunakan kertas saring 6. Pemurnian sistem koloid dapat dimanfaatkan dalam proses cuci darah yaitu dialisis. Prinsip dialisis yaitu. A. menyerap suatu zat di permukaan zat lain B. menggunakan aliran listrik dalam larutan C. elektrolisis larutan untuk memperoleh endapan D. mengurangi ion-ion pengganggu yang terdapat dalam sistem koloid E. memberikan zat pemecah untuk menghilangkan zat penggangu 7. Salah satu sifat sistem koloid adalah sifat elektrik. Sifat elektrik sistem koloid meliputi. A. elektroforesis B. gerak Brown Tugas Kimia 2 Page 8

9 C. ultrafiltrasi D. efek Tyndall E. dialisis 8. Suatu zat setelah disaring diperoleh filtrat yang tampak jernih. Filtrat tersebut ternyata dapat menghamburkan cahaya. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa. A. filtrat merupakan larutan karena tampak jernih B. filtrat merupakan suspensi karena dapat disaring C. filtrat merupakan koloid karena menghamburkan cahaya D. zat merupakan larutan karena dapat disaring E. zat merupakan koloid karena dapat disaring 9. Sifat kinetik sistem koloid terjadi karena. A. adanya pergerakan partikel koloid dalam medan listrik akibat proses adsorpsi dan koagulasi B. adanya tumbukan dari molekul-molekul pendispersi terhadap partikel terdispersi C. adanya pengendapan partikel-partikel koloid karena gaya gravitasi D. adanya proses adsorpsi dan proses ionisasi gugus permukaan partikel koloid E. terjadi interaksi fase terdispersi koloid yang menarik medium pendispersi 10. Partikel-partikel sistem koloid memiliki muatan. Hal ini dikarenakan. A. adanya pergerakan partikel koloid dalam medan listrik akibat proses adsorpsi dan koagulasi B. adanya tumbukan dari molekul-molekul pendispersi terhadap partikel terdispersi C. adanya pengendapan partikel-partikel koloid karena gaya gravitasi D. adanya proses adsorpsi dan proses ionisasi gugus permukaan partikel koloid E. terjadi interaksi fase terdispersi koloid yang menarik medium pendispersi 11. Elektroforesis dapat digunakan untuk menentukan jenis muatan koloid karena dalam medan listrik. A. partikel koloid akan bergerak ke salah satu elektrode yang muatannya sama. B. partikel koloid akan bergerak ke salah satu elektrode yang muatannya berlawanan C. gugus permukaan partikel koloid akan menyerap muatan sehingga jenis muatannya dapat diketahui D. terjadi loncatan elektron sehingga mempengaruhi muatan koloid E. terjadi pengendapan akibat gaya gravitasi 12. Gerak Brown dapat menstabilkan sistem koloid karena. A. ukuran partikel yang terdispersi relatif kecil dibandingkan medium pendispersinya sehingga gaya gravitasi terimbangi dan tidak terjadi pengendapan B. adanya tumbukan yang seimbang antara molekul-molekul pendispersi terhadap partikel terdispersi C. ukuran partikel cukup besar sehingga tumbukan yang dialaminya setimbang D. tumbukan antar partikel-partikel koloid menyebabkan ukuran partikel mengecil sehingga akan melarut sempurna dan tidak mengendap E. partikel koloid bergerak terus-menerus, gaya gravitasi dapat diimbangi sehingga tidak terjadi sedimentasi 13. Kenaikan suhu akan berpengaruh pada gerak Brown yaitu. A. makin tinggi suhu makin cepat gerak Brown karena energi kinetik molekul medium meningkat, sehingga menghasilkan tumbukan yang lebih kuat. B. makin tinggi suhu makin lambat gerak Brown karena energi kinetik molekul medium turun, sehingga menghasilkan tumbukan yang lebih lemah. C. makin tinggi suhu makin cepat gerak Brown karena partikel-partikel koloid akan semakin melarut D. makin tinggi suhu makin lambat gerak Brown karena partikel-partikel koloid akan semakin melarut sehingga tidak dapat dibedakan antara medium pendispersi dengan partikelnya. E. tidak ada pengaruh suhu dengan gerak Brown karena gerak Brown bukan fungsi termodinamis 14. Salah satu sifat koloid yang dimanfaatkan dalam penjernihan air adalah koagulasi, yaitu. A. pergerakan partikel koloid dalam medan listrik. Tugas Kimia 2 Page 9

10 B. kemampuan menyerap ion atau muatan listrik pada permukaannya. C. pengendapan partikel-partikel koloid sehingga fase terdispersi terpisah dari medium pendispersinya D. partikel koloid saling bertumbukan dan kemudian bersatu E. terjadinya interaksi fase terdispersi koloid yang menarik medium pendispersi 15. Agar tidak rusak, ke dalam sistem koloid ditambahkan sistem koloid pelindung. Berikut ini yang bukan merupakan aplikasi sistem koloid pelindung yaitu. A. pada pembuatan es krim digunakan gelatin untuk mencegah pembentukan kristal besar es B. kasein dalam susu melindungi minyak atau lemak dalam medium cair C. lesitin merupakan pelindung yang menstabilkan butiran-butiran halus air dalam margarin D. larutan gom digunakan untuk melindungi partikel-partikel karbon dalam tinta gambar E. pada lateks karet ditambahkan asam cuka supaya lateks stabil 16. Asap dan kabut merupakan sistem dispersi. Perbedaan antara keduanya adalah. A. asap merupakan aerosol cair, kabut merupakan aerosol padat B. asap merupakan aerosol padat, kabut merupakan aerosol cair C. asap merupakan sol, kabut merupakan aerosol D. asap merupakan aerosol, kabut merupakan sol E. asap merupakan suspensi, kabut merupakan koloid 17. Darah merupakan sistem koloid. Fase terdispersi dan medium pendispersi darah berturut-turut adalah. A. cair, cair B. gas, cair C. cair, gas D. cair, padat E. padat, cair 18. Suatu gas yang terdispersi dalam gas bukan merupakan sistem koloid karena. A. gas dengan gas akan bereaksi sehingga membentuk senyawa B. gas tidak bercampur dengan gas sehingga merupakan suspensi C. campuran gas sangat labil sehingga akan segera terpisah D. campuran gas dengan gas dapat dibedakan sehingga merupakan suspensi E. campuran gas dengan gas bersifat homogen sehingga merupakan larutan 19. Sistem koloid dengan fase terdispersi padat disebut. A. emulsi B. buih C. gel D. sol E. aerosol 20. Sistem koloid berikut yang tidak termasuk emulsi adalah. A. susu B. santan C. krim kocok D. krim tangan E. losion 21. Jika campuran minyak dengan air dikocok, maka akan diperoleh suatu campuran yang segera memisah jika didiamkan. Akan tetapi, jika sebelum dikocok ditambahkan sabun atau detergen, maka diperoleh campuran yang stabil. Hal ini menunjukkan bahwa. A. emulsi terbentuk karena pengaruh suatu pengemulsi (emulgator) B. buih dapat terbentuk karena adanya zat pembangkit buih Tugas Kimia 2 Page 10

11 C. sabun merupakan koloid karena memiliki sifat adsorpsi D. koloid dapat dibuat secara hidrolisis dari suatu suspensi E. gel dapat terbentuk dari suatu sol yang zat terdispersinya mengadsorpsi medium dispersinya 22. Sistem koloid yang partikel-partikelnya tidak menarik molekul pelarutnya disebut. A. koloid liofob B. koloid liofil C. aerosol D. sol gel E. koloid pelindung 23. Dibandingkan dengan sol liofil, maka sol liofob. A. lebih mengadsorpsi mediumnya dibanding sol liofil B. lebih menunjukkan gerak Brown dan efek Tyndall C. kekentalannya lebih tinggi D. lebih sukar diendapkan E. lebih stabil 24. Zat-zat berikut yang termasuk sol liofil yaitu. A. detergen, kuningan, agar-agar, B. sol belerang, agar-agar, kanji C. perunggu, kuningan, gelatin D. sabun, kanji, gelatin E. sol logam, sol sulfida, detergen 25. Produk-produk industri banyak dipasarkan dalam bentuk sistem koloid. Hal ini karena. A. koloid tidak membutuhkan pengawet B. koloid memiliki sifat adsorpsi sehingga bisa menyerap air C. koloid menunjukkan efek Tyndall sehingga tidak rusak oleh cahaya D. koloid dapat menekan biaya produksi karena larutan membutuhkan pelarut dengan biaya tinggi E. koloid pada tingkat makroskopis bersifat homogen dan stabil 26. Mengapa gas dalam gas bukan merupakan sistem koloid? 27. Jelaskan perbedaan antara larutan, sistem koloid, dan suspensi (tiga perbedaan) 28. Jelaskan efek ukuran partikel dan suhu terhadap gerak Brown. 29. Tentukan jenis koloid, medium pendispresi, dan fase terdispersi dari: a. styrofoam b. semir sepatu cair c. lava d. ombak e. es krim f. kaca berwarna g. santan h. losion 30. Selamat Mengerjakan. Tugas Kimia 2 Page 11

KOMPETENSI DASAR PETA KONSEP

KOMPETENSI DASAR PETA KONSEP SISTEM KOLOID KOMPETENSI DASAR 3.15. Menganalisis peran koloid dalam kehidupan berdasarkan sifat-sifatnya. 4.15.Mengajukan ide/gagasan untuk memodifikasi pembuatan koloid berdasarkan pengalaman membuat

Lebih terperinci

kimia KTSP & K-13 KOLOID K e l a s A. Sistem Dispersi dan Koloid Tujuan Pembelajaran

kimia KTSP & K-13 KOLOID K e l a s A. Sistem Dispersi dan Koloid Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 kimia K e l a s XI KOLOID Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami definisi koloid serta perbedaannya dengan larutan dan suspensi.

Lebih terperinci

Buku Saku. Sistem Koloid. Nungki Shahna Ashari

Buku Saku. Sistem Koloid. Nungki Shahna Ashari Buku Saku 1 Sistem Koloid Nungki Shahna Ashari 2 Daftar Isi Pengertian koloid... 3 Pengelompokan koloid... 4 Sifat-sifat koloid... 5 Pembuatan koloid... 12 Kegunaan koloid... 13 3 A Pengertian & Pengelompokan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem koloid merupakan bentuk campuran dari dua atau lebih suatu bentuk campuran dua atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi

Lebih terperinci

Kimia Koloid KIM 3 A. PENDAHULUAN B. JENIS-JENIS KOLOID KIMIA KOLOID. materi78.co.nr

Kimia Koloid KIM 3 A. PENDAHULUAN B. JENIS-JENIS KOLOID KIMIA KOLOID. materi78.co.nr Kimia Koloid A. PENDAHULUAN Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya antara larutan dan suspensi. Koloid tergolong sistem dua fase, yaitu: 1) Fase terdispersi (terlarut), adalah zat yang didispersikan,

Lebih terperinci

Jenis Nama Contoh. padat sol padat sol padat kaca berwarna, intan hitam. gas sol gas aerosol padat asap, udara berdebu

Jenis Nama Contoh. padat sol padat sol padat kaca berwarna, intan hitam. gas sol gas aerosol padat asap, udara berdebu > materi78.co.nr Kimia Koloid A. PENDAHULUAN Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya antara larutan dan suspensi. Koloid tergolong sistem dua fase, yaitu: 1) Fase terdispersi (terlarut), adalah

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 7 BAB IX SISTEM KOLOID Koloid adalah campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi. Perbandingan sifat larutan, koloid dan suspensi

Lebih terperinci

KOLOID. 26 April 2013 Linda Windia Sundarti

KOLOID. 26 April 2013 Linda Windia Sundarti KOLOID 26 April 2013 Koloid merupakan suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi, yang dilihat secara makroskopis tampak bersifat homogen namun secara mikroskopis tampak

Lebih terperinci

BAB PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sistem koloid merupakan suatu bentuk campuran dua atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1-100 nanometer),

Lebih terperinci

Jenis larutan : elektrolit dan non elektrolit

Jenis larutan : elektrolit dan non elektrolit KONSEP LARUTAN Definisi larutan Larutan adalah campuran homogen dari dua jenis zat atau lebih Larutan terdiri dari zat terlarut (solut) dan zat pelarut (solven) Larutan tidak hanya berbentuk cair, tetapi

Lebih terperinci

SISTEM KOLOID. Sulistyani, M.Si.

SISTEM KOLOID. Sulistyani, M.Si. SISTEM KOLOID Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id Konsep Materi Koloid merupakan campuran fase peralihan homogen menjadi heterogen. Sistem koloid terdiri dari dua fase, yaitu fase pendispersi

Lebih terperinci

Kimia Koloid. Oleh: Ilzamha Hadijah Rusdan, S.TP., M.Sc. Jurusan Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Kimia Koloid. Oleh: Ilzamha Hadijah Rusdan, S.TP., M.Sc. Jurusan Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Kimia Koloid Oleh: Ilzamha Hadijah Rusdan, S.TP., M.Sc Jurusan Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Jurusan Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Capaian Pembelajaran Mahasiswa mampu

Lebih terperinci

Purwanti Widhy H, M.Pd

Purwanti Widhy H, M.Pd Purwanti Widhy H, M.Pd Standar Kompetensi 5. Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi asar 5.2. Mengelompokkan sifat-sifat koloid dan penerapannya

Lebih terperinci

Materi Koloid. No Larutan sejati Koloid Suspensi. Antara homogen dan. 5 Tidak dapat disaring Tidak dapat disaring Dapat disaring

Materi Koloid. No Larutan sejati Koloid Suspensi. Antara homogen dan. 5 Tidak dapat disaring Tidak dapat disaring Dapat disaring Materi Koloid A.Dispersi Koloid Bila suatu zat dicampurkan dengan zat lain, maka akan terjadi penyebaran secara merata dari suatu zat ke dalam zat lain yang disebut dengan sistem dispersi.tepung kanji

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI PATIKRAJA Jalan Adipura 3 Patikraja Telp (0281) Banyumas 53171

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI PATIKRAJA Jalan Adipura 3 Patikraja Telp (0281) Banyumas 53171 PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI PATIKRAJA Jalan Adipura 3 Patikraja Telp (0281) 6844576 Banyumas 53171 ULANGAN KENAIKAN KELAS TAHUN PELAJARAN 2010/ 2011 Mata Pelajaran : Kimia

Lebih terperinci

KISI-KISI TES KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISTEM KOLOID. Prediksi Andre jika filtrasi dikenakan cahaya

KISI-KISI TES KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISTEM KOLOID. Prediksi Andre jika filtrasi dikenakan cahaya Lampiran B.1 KISI-KISI TES KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISTEM KOLOID Tujuan Siswa mampu menganalisis sifat efek Tyndall melalui latihan prediksi 1 Andre melakukan percobaan

Lebih terperinci

Sistem Koloid. A. Pengertian Sistem Koloid. Lampiran A.7

Sistem Koloid. A. Pengertian Sistem Koloid. Lampiran A.7 Lampiran A.7 Sistem Koloid Sistem koloid dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh cat adalah sistem koloid yang merupakan campuran heterogen zat padat pada koloid yang tersebar merata

Lebih terperinci

Download Soal dan Pembahasan Lainnya di: SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN..

Download Soal dan Pembahasan Lainnya di:  SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN.. SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN../ MATA PELAJARAN : KIMIA KELAS : XI (Sebelas) HARI/TANGGAL : WAKTU : 07.30 09.30 (120 menit) 1. Kelarutan Mg(OH)2 dalam air adalah 10-3 mol/l. Maka harga

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIFAT-SIFAT KOLOID DAN KEGUNAANNYA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIFAT-SIFAT KOLOID DAN KEGUNAANNYA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIFAT-SIFAT KOLOID DAN KEGUNAANNYA SEKOLAH MATA PELAJARAN KELAS / SEMESTER ALOKASI WAKTU : SMAN 16 SURABAYA : KIMIA : XI / 2 (dua) : 2x45 menit I. STANDAR KOMPETENSI

Lebih terperinci

Menu Utama SK/KD SK/KD. Komponen utama minyak bumi INDIKATOR SIFAT LARUTAN KOLOID. Fraksi fraksi minyak bumi PENJERNIHAN AIR MINUM

Menu Utama SK/KD SK/KD. Komponen utama minyak bumi INDIKATOR SIFAT LARUTAN KOLOID. Fraksi fraksi minyak bumi PENJERNIHAN AIR MINUM Menu Utama SK/KD SK/KD Komponen utama minyak bumi INDIKATOR SIFAT LARUTAN KOLOID Fraksi fraksi minyak bumi PENJERNIHAN AIR MINUM Bensin dan mutu bensin KOLOID LIOFIL DAN LIOFOB Dampak penggunaan minyak

Lebih terperinci

Koloid. Bab. Peta Konsep. Kompetensi Dasar OLOID 153. Kimiaia untukk SMA dan MA kelas XIII

Koloid. Bab. Peta Konsep. Kompetensi Dasar OLOID 153. Kimiaia untukk SMA dan MA kelas XIII Bab Koloid Peta Konsep Kompetensi Dasar Siswa mampu membuat berbagai sistem koloid dengan bahan-bahan yang ada di sekitarnya. Siswa mampu mengelompokkan sifat-sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan

Lebih terperinci

Kelas : XI IPA Guru : Tim Guru HSPG Tanggal : Senin, 23 Mei 2016 Mata pelajaran : Kimia Waktu : WIB

Kelas : XI IPA Guru : Tim Guru HSPG Tanggal : Senin, 23 Mei 2016 Mata pelajaran : Kimia Waktu : WIB Kelas : XI IPA Guru : Tim Guru HSPG Tanggal : Senin, 23 Mei 2016 Mata pelajaran : Kimia Waktu : 10.15 11.45 WIB Petunjuk Pengerjaan Soal Berdoa terlebih dahulu sebelum mengerjakan! Isikan identitas Anda

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) I. Standar Kompetensi Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) I. Standar Kompetensi Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Mata Pelajaran Kelas / Semester Alokasi Waktu Materi : Kimia : XI (sebelas) / 2 (dua) : 180 menit ( 4 jam pelajaran) : Sistem Koloid I. Standar Kompetensi Menjelaskan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM KOLOID

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM KOLOID LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM KOLOID 1. Homegen, tak dapat Dibedakan walaupun menggunakan mikroskop ultra. SISTEM KOLOID I. Tujuan : Untuk mengetahui jenis, bentuk dan cara pembuatan koloid II. Landasan Teori

Lebih terperinci

XI IA 4 SMA Negeri 1 Tanjungpinang

XI IA 4 SMA Negeri 1 Tanjungpinang 1 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, akhirnya laporan hasil kegiatan kami yang berjudul Larutan Koloid ini, dapat terwujud. Tujuan kami melakukan kegiatan ini adalah dimana

Lebih terperinci

18/06/2015. Dispersi KOLOID. Dhadhang Wahyu

18/06/2015. Dispersi KOLOID. Dhadhang Wahyu Dispersi KOLOID Dhadhang Wahyu Kurniawan @Dhadhang_WK 1 SISTEM DISPERSI Klasifikasi sistem dispersi berdasarkan keadaan fisik medium pendispersi dan partikel terdispersi Fasa terdispersi Solid Solid dalam

Lebih terperinci

PEMETAAN / ANALISIS SK-KD (Kelas Eksperimen)

PEMETAAN / ANALISIS SK-KD (Kelas Eksperimen) Lampiran 1 PEMETAAN / ANALISIS SK-KD (Kelas Eksperimen) MATA PELAJARAN/TEMA KELAS/SEMESTER : KIMIA/Sistem Koloid : XI/Genap STANDAR KOMPETENSI 5. Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya

Lebih terperinci

BAB.4 LAJU REAKSI. Suatu reaksi yang diturunkan secara eksperimen dinyatakan dengan rumus kecepatan reaksi :

BAB.4 LAJU REAKSI. Suatu reaksi yang diturunkan secara eksperimen dinyatakan dengan rumus kecepatan reaksi : BAB.4 LAJU REAKSI laju reaksi adalah banyaknya mol/liter suatu zat yang dapat berubah menjadi zat lain dalam setiap satuan waktu. Pada umumnya kecepatan reaksi akan besar bila konsentrasi pereaksi cukup

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : XII/ Pertemuan ke : 1 & 2 Alokasi Waktu : 4 x 4 menit Standar Kompetensi : Memahami koloid, suspensi, dan larutan sejati Kompetensi

Lebih terperinci

Pembuatan Koloid, Denaturasi Protein dan Lem Alami

Pembuatan Koloid, Denaturasi Protein dan Lem Alami Pembuatan Koloid, Denaturasi Protein dan Lem Alami I. Tujuan Pada percobaan ini akan dipelajari beberapa hal mengenai koloid,protein dan senyawa karbon. II. Pendahuluan Bila garam dapur dilarutkan dalam

Lebih terperinci

Campuran koloid, suspensi, dan larutan sejati dijelaskan berdasarkan komponen-komponen pembentuknya

Campuran koloid, suspensi, dan larutan sejati dijelaskan berdasarkan komponen-komponen pembentuknya 14. Memahami koloid, suspensi dan larutan sejati 14.1 Mengidentifikasi koloid, suspensi dan larutan sejati Indikator : Campuran koloid, suspensi, dan larutan sejati dijelaskan berdasarkan komponen-komponen

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KOLOID DAN PROSES PEMBUATANNYA : SMAN 16 SURABAYA MATA PELAJARAN : KIMIA. KELAS / SEMESTER : XI / 2 (dua)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KOLOID DAN PROSES PEMBUATANNYA : SMAN 16 SURABAYA MATA PELAJARAN : KIMIA. KELAS / SEMESTER : XI / 2 (dua) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KOLOID DAN PROSES PEMBUATANNYA SEKOLAH : SMAN 16 SURABAYA MATA PELAJARAN : KIMIA KELAS / SEMESTER : XI / 2 (dua) ALOKASI WAKTU : 2x45 menit I. STANDAR KOMPETENSI

Lebih terperinci

Pembersih Kaca PEMBERSIH KACA

Pembersih Kaca PEMBERSIH KACA Pembersih Kaca PEMBERSIH KACA I. PENDAHULUAN Penggunaan cairan pembersih kaca semakin menjadi kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, kebutuhan akan cairan pembersih kaca dari waktu ke waktu semakin meningkat.

Lebih terperinci

MODUL KIMIA sma XII MIPA SISTEM KOLOID. Yovita Emiliana Irmayanti

MODUL KIMIA sma XII MIPA SISTEM KOLOID. Yovita Emiliana Irmayanti MODUL KIMIA sma XII MIPA SISTEM KOLOID Yovita Emiliana Irmayanti SISTEM KOLOID STANDAR KOMPETENSI: Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. KOMPETENSI DASAR 5.

Lebih terperinci

MODUL 5 KIMIA KOLOID

MODUL 5 KIMIA KOLOID MODUL 5 KIMIA KOLOID A. SISTEM KOLOID Di bawah ini ada beberapa perbedaan yang dapat di amati antara larutan sejati, sistem koloid dan suspensi kasar. Perhatikanlah tabel berikut: Tabel 5. 1 Perbedaan

Lebih terperinci

SOAL UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PEMBELAJARAN 2010/2011 SMK NEGERI 1 WONOSOBO Jalan Bhayangkara No. 12 (0286) Wonosobo

SOAL UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PEMBELAJARAN 2010/2011 SMK NEGERI 1 WONOSOBO Jalan Bhayangkara No. 12 (0286) Wonosobo SOAL UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PEMBELAJARAN 2010/2011 SMK NEGERI 1 WONOSOBO Jalan Bhayangkara No. 12 (0286) 321219 Wonosobo Kompetensi Keahlian Mata Pelajaran Bentuk Soal : RPL/TKJ/MM : KIMIA : Pilihan

Lebih terperinci

A. PEMBUATAN SISTEM KOLOID B. DISPERSI KOLOID C. JENIS-JENIS KOLOID D. SIFAT-SIFAT KOLOID E. KOLOID LIOFIL DAN KOLOID LIOFOB F

A. PEMBUATAN SISTEM KOLOID B. DISPERSI KOLOID C. JENIS-JENIS KOLOID D. SIFAT-SIFAT KOLOID E. KOLOID LIOFIL DAN KOLOID LIOFOB F 8 A. PEMBUATAN SISTEM KOLOID B. DISPERSI KOLOID C. JENIS-JENIS KOLOID D. SIFAT-SIFAT KOLOID E. KOLOID LIOFIL DAN KOLOID LIOFOB F. KOLOID DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI Di sekitar kita, terdapat berbagai macam

Lebih terperinci

Sistem Koloid 11/10/2017. Sifat sifat koloid. Pembuatannya. Penerapannya. Soal Tentang Dispersi. Perbandingan sifat Macam macam koloid

Sistem Koloid 11/10/2017. Sifat sifat koloid. Pembuatannya. Penerapannya. Soal Tentang Dispersi. Perbandingan sifat Macam macam koloid Materi : Apa sistem koloid Sifat sifat koloid Pembuatannya Click here Penerapannya Soal Disampaikan dalam Kuliah Farmasi Fisik Fakultas Farmasi Unej In courtesy of onechemist. Foto foto yang berhubungan

Lebih terperinci

MODUL KIMIA SMA IPA Kelas 11

MODUL KIMIA SMA IPA Kelas 11 A LARUTAN, KOLOID, SUSPENSI Campuran antara dua macam zat atau lebih akan memebentuk larutan, koloid, atau suspensi Ciri dan sifat ketiga campuran dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 61 Perbedaan larutan,

Lebih terperinci

Bab XII TUJUAN PEMBELAJARAN. Koloid. Koloid 251. Demonstrasi efek Tyndall oleh koloid. Berkas cahaya yang melewati koloid akan terlihat nyata.

Bab XII TUJUAN PEMBELAJARAN. Koloid. Koloid 251. Demonstrasi efek Tyndall oleh koloid. Berkas cahaya yang melewati koloid akan terlihat nyata. Bab XII Koloid Sumber: Ebbing, General Chemistry Demonstrasi efek Tyndall oleh koloid. Berkas cahaya yang melewati koloid akan terlihat nyata. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mengikuti pembelajaran siswa dapat

Lebih terperinci

LAPORAN KIMIA FISIK KI-3141

LAPORAN KIMIA FISIK KI-3141 LAPORAN KIMIA FISIK KI3141 Percobaan H1 PENGENDAPAN SOL HIDROFOB OLEH ELEKTROLIT Percobaan H2 PENGENDAPAN TIMBAL BALIK SOL HIDROFOB Nama : Nisrina Rizkia NIM : 10510002 Kelompok :1 Tanggal Percobaan :

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk memecahkan masalah baik secara individu maupun kelompok. Oleh karena

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk memecahkan masalah baik secara individu maupun kelompok. Oleh karena II. TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Problem Solving Metode problem solving adalah sistem pembelajaran yang menuntut siswa belajar untuk memecahkan masalah baik secara individu maupun kelompok. Oleh karena itu

Lebih terperinci

BAB 10 SISTEM KOLOID. Tujuan Pembelajaran

BAB 10 SISTEM KOLOID. Tujuan Pembelajaran Bab 10 Sistem Koloid BAB 10 243 SISTEM KOLOID Tujuan Pembelajaran Setelah belajar bab ini, kalian diharapkan mampu: - membuat berbagai sistem koloid dengan bahan-bahan yang ada di sekitar, - menggolongkan

Lebih terperinci

SMA UNGGULAN BPPT DARUS SHOLAH JEMBER UJIAN SEMESTER GENAP T.P 2012/2013 LEMBAR SOAL. Waktu : 90 menit Kelas : XII IPA T.

SMA UNGGULAN BPPT DARUS SHOLAH JEMBER UJIAN SEMESTER GENAP T.P 2012/2013 LEMBAR SOAL. Waktu : 90 menit Kelas : XII IPA T. SMA UNGGULAN BPPT DARUS SHOLAH JEMBER UJIAN SEMESTER GENAP T.P 0/0 LEMBAR SOAL Waktu : 90 menit Kelas : XII IPA T.P : 0/0 PETUNJUK :. Isikan identitas peserta pada tempat yang telah disediakan pada lembar

Lebih terperinci

BAB 9 SISTEM KOLOID. Gambar 9.1 Sistem koloid Sumber: Ensiklopedi Sains dan Kehidupan

BAB 9 SISTEM KOLOID. Gambar 9.1 Sistem koloid Sumber: Ensiklopedi Sains dan Kehidupan BAB 9 SISTEM KOLOID Gambar 9.1 Sistem koloid Sumber: Ensiklopedi Sains dan Kehidupan Pada bab kesembilan ini akan dipelajari tentang macam-macam dispersi, macam-macam koloid, kegunaan sistem koloid, sifat-sifat

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA Mengamati Perbedaan Larutan, Koloid dan Suspensi XI IPA 3 Oleh : Agnes Oktaviani D.S ( 01 ) Anida Zulaifa ( 04 ) Fitri Hasrat P. ( 14 ) Habibah Sabrina ( 15 ) M. Akbar R. ( 19 )

Lebih terperinci

1. Ciri-Ciri Reaksi Kimia

1. Ciri-Ciri Reaksi Kimia Apakah yang dimaksud dengan reaksi kimia? Reaksi kimia adalah peristiwa perubahan kimia dari zat-zat yang bereaksi (reaktan) menjadi zat-zat hasil reaksi (produk). Pada reaksi kimia selalu dihasilkan zat-zat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Penerapan juga bisa diartikan sebagai kemampuan siswa untuk mengggunakan

BAB II KAJIAN TEORI. Penerapan juga bisa diartikan sebagai kemampuan siswa untuk mengggunakan BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teoritis 1. Penerapan Prediction guide (tebak pelajaran) a. Penerapan strategi Prediction Guide Penerapan adalah proses mempraktikan teori yang telah dirancang. 1 Penerapan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk menciptakan situasi yang kondusif dalam proses pembelajaran IPA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk menciptakan situasi yang kondusif dalam proses pembelajaran IPA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Untuk menciptakan situasi yang kondusif dalam proses pembelajaran IPA diperlukan suatu model pembelajaran. Ada berbagai macam model pembelajaran yang banyak digunakan dalam dunia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman sekarang, manusia tidak dapat lepas dari bahan-bahan kimia, hampir disemua aspek kehidupan manusia dapat ditemukan bahan-bahan kimia. Mulai dari aspek kesehatan

Lebih terperinci

SOAL KIMIA 1 KELAS : XI IPA

SOAL KIMIA 1 KELAS : XI IPA SOAL KIIA 1 KELAS : XI IPA PETUNJUK UU 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah soal dengan teliti sebelum Anda bekerja 3. Kerjakanlah soal anda pada lembar

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN / PERTEMUAN I )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN / PERTEMUAN I ) Lampiran A.4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN / PERTEMUAN I ) Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA) / Madrasah Aliyah (MA) Mata Pelajaran : Kimia Pokok Bahasan : Sistem

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK PERCOBAAN H-3 SOL LIOFIL

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK PERCOBAAN H-3 SOL LIOFIL LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK PERCOBAAN H-3 SOL LIOFIL Nama : Winda Amelia NIM : 90516008 Kelompok : 02 Tanggal Praktikum : 11 Oktober 2017 Tanggal Pengumpulan : 18 Oktober 2017 Asisten : LABORATORIUM

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Learning Cycle merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat memberikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Learning Cycle merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat memberikan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Learning Cycle 5E Learning Cycle merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan untuk mengembangkan kreativitas belajar IPA pada setiap siswa. Menurut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. pengajaran secara tepat dan penuh arti. 19 Hasil belajar adalah pola-pola

BAB II KAJIAN TEORI. pengajaran secara tepat dan penuh arti. 19 Hasil belajar adalah pola-pola 11 BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teoritis 1. Hasil Belajar Dalam proses belajar mengajar, tipe hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai siswa penting oleh guru, agar guru dapat merancang, mendesaian,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menghadapi tuntutan masa depan yang penuh tantangan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menghadapi tuntutan masa depan yang penuh tantangan dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Model - Model Pembelajaran Dalam menghadapi tuntutan masa depan yang penuh tantangan dan perubahan, telah banyak dikembangkan berbagai model pembelajaran. Berikut ini dikemukakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Problem Solving Dalam pendidikan partisipatif seorang pendidik lebih berperan sebagai tenaga fasilitator, sedangkan keaktifan lebih dibebankan kepada peserta

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. KajianTeori dan Penelitian yang Relevan 1. Kajian Teori a. Belajar Mandiri 1) Definisi belajar mandiri Belajar mandiri merupakan kegiatan belajar aktif yang didorong oleh niat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. seseorang untuk memperoleh perubahan suatu tingkah laku yang baru

BAB II KAJIAN TEORI. seseorang untuk memperoleh perubahan suatu tingkah laku yang baru 9 BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teoritis 1. Belajar dan Hasil Belajar Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Belajar merupakan suatu proses yang dilakukan

Lebih terperinci

MODUL PEMBELAJARAN. Standart Kompetensi. Memahami konsep Kesetimbangan reaksi

MODUL PEMBELAJARAN. Standart Kompetensi. Memahami konsep Kesetimbangan reaksi MODUL PEMBELAJARAN Nama Sekolah : SMK TR PANCABUDI 1 MEDAN Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : XI/Dua Materi pokok : Kesetimbangan Kimia Alokasi Waktu : 2 x 45 menit Peertemuan : 1 Standart Kompetensi

Lebih terperinci

OAL TES SEMESTER II. I. Pilihlah jawaban yang paling tepat!

OAL TES SEMESTER II. I. Pilihlah jawaban yang paling tepat! KIMIA XI SMA 217 S OAL TES SEMESTER II I. Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Basa menurut Arhenius adalah senyawa yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan a. proton d. ion H b. elektron e.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. melalui konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba-tiba. Pengetahuan bukanlah

II. TINJAUAN PUSTAKA. melalui konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba-tiba. Pengetahuan bukanlah 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Konstruktivisme Konstruktivisme merupakan landasan berpikir pendekatan kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya

Lebih terperinci

2013 LEMBAR SOAL. WAKTU : 90 MENIT KELAS : XII IPA T

2013 LEMBAR SOAL. WAKTU : 90 MENIT KELAS : XII IPA T 2013 LEMBAR SOAL. WAKTU : 90 MENIT KELAS : XII IPA T SMA UNGGULAN BPPT DARUS SHOLAH JEMBER UJIAN SEMESTER GENAP T.P 2012/2013 LEMBAR SOAL Waktu : 90 menit Kelas : XII IPA T.P : 2012/2013 PETUNJUK : 1.

Lebih terperinci

Percobaan H-1 dan H-2 Pengendapan Sol Hidrofob oleh Elektrolit dan Pengendapan Timbal Balik Sol Hidrofob

Percobaan H-1 dan H-2 Pengendapan Sol Hidrofob oleh Elektrolit dan Pengendapan Timbal Balik Sol Hidrofob Percobaan H- dan H- Pengendapan Sol Hidrofob oleh Elektrolit dan Pengendapan Timbal Balik Sol Hidrofob. Tujuan.. Tujuan Percobaan H- mempelajari pengaruh penambahan elektrolit pada sol hidrofob menentukan

Lebih terperinci

Persiapan UN 2018 KIMIA

Persiapan UN 2018 KIMIA Persiapan UN 2018 KIMIA 1. Perhatikan gambar berikut! Teori atom yang muncul setelah percobaan tersebut menyatakan bahwa... A. Atom-atom dari sebuah unsur identik dan berbeda dengan atom unsur lain B.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. para ahli pendidikan di Jepang, kegiatan studi pembelajaran (lesson study) atau

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. para ahli pendidikan di Jepang, kegiatan studi pembelajaran (lesson study) atau BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Studi Pembelajaran (Lesson Study) Menurut catatan perkembangan pendidikan di Jepang yang di ungkapkan oleh para ahli pendidikan di Jepang, kegiatan studi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, dan perubahan itu sendiri karena usaha yang disengaja.

BAB II KAJIAN TEORI. memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, dan perubahan itu sendiri karena usaha yang disengaja. BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teoritis 1. Hakikat Belajar Dan Mengajar Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

Lebih terperinci

Bab 9. Sistem Koloid. A. Penggolongan dan Sifat-Sifat Koloid B. Kestabilan Koloid C. Pembuatan Koloid

Bab 9. Sistem Koloid. A. Penggolongan dan Sifat-Sifat Koloid B. Kestabilan Koloid C. Pembuatan Koloid Bab 9 Sistem Koloid Sumber: art-mind.org Agar-agar merupakan suatu sistem koloid. Hasil yang harus Anda capai: menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Setelah

Lebih terperinci

mengajar yang bervariasi merupakan manifestasi dari kreativitas seorang guru agar siswa tidak jenuh atau bosan dalam menerima pelajaran.

mengajar yang bervariasi merupakan manifestasi dari kreativitas seorang guru agar siswa tidak jenuh atau bosan dalam menerima pelajaran. Efektivitas penggunaan metode pembelajaran kooperatif jigsaw yang dimodifikasi dengan kegiatan laboratorium terhadap prestasi belajar pokok bahasan sistem koloid pada siswa kelas ii semester 2 sma negeri

Lebih terperinci

SEMESTER PROGRAM. School : Semester : 2 Academic Year :

SEMESTER PROGRAM. School : Semester : 2 Academic Year : SEMESTER PROGRAM School : Subject : Chemistry Class : XI IPA Semester : Academic Year : No Kompetensi Dasar/ Materi Indikator 4.1 Mendeskripsikan teori-teori asam basa dengan menentukan sifat larutan dan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 16 SURABAYA JL. RAYA PRAPEN TELP FAX KODE POS 60299

PEMERINTAH KOTA SURABAYA DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 16 SURABAYA JL. RAYA PRAPEN TELP FAX KODE POS 60299 PEMERINTAH KOTA SURABAYA DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 16 SURABAYA JL. RAYA PRAPEN TELP. 031-8415492 FAX 031-8430673 KODE POS 60299 ULANGAN AKHIR SEMESTER 2 (DUA) TAHUN PELAJARAN 2011 2012 Hari/Tanggal :

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN MAKE A-MATCH PADAA MATERI SISTEM KOLOID TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XISMAN 5 BANDA ACEH S K R I P S I.

PENGARUH PEMBELAJARAN MAKE A-MATCH PADAA MATERI SISTEM KOLOID TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XISMAN 5 BANDA ACEH S K R I P S I. PENGARUH PEMBELAJARAN MAKE A-MATCH PADAA MATERI SISTEM KOLOID TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XISMAN 5 BANDA ACEH S K R I P S I Diajukan Oleh NURIYANI NIM: 291 223 248 Mahasiswa Fakultas TarbiyahdanKeguruan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konstruktivisme merupakan landasan berpikir pendekatan kontekstual, bahwa

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konstruktivisme merupakan landasan berpikir pendekatan kontekstual, bahwa II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Konstruktivisme Konstruktivisme merupakan landasan berpikir pendekatan kontekstual, bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas

Lebih terperinci

PEMISAHAN CAMPURAN proses pemisahan

PEMISAHAN CAMPURAN proses pemisahan PEMISAHAN CAMPURAN Dalam Kimia dan teknik kimia, proses pemisahan digunakan untuk mendapatkan dua atau lebih produk yang lebih murni dari suatu campuran senyawa kimia. Sebagian besar senyawa kimia ditemukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar dan Pembelajaran Kegiatan belajar dan pembelajaran merupakan satu kesatuan dari dua kegiatan yang searah. Kegiatan belajar adalah kegiatan primer dalam

Lebih terperinci

Perubahan zat. Perubahan zat

Perubahan zat. Perubahan zat Perubahan zat Perubahan zat A Sifat Zat 1. Sifat fisika Zat memiliki ciri khas masing-masing. Kawat tembaga dapat kamu bengkokkan dengan mudah, sedangkan sebatang besi sulit dibengkokkan. Ciri khas suatu

Lebih terperinci

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT BAB 6 LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT Standar Kompetensi Memahami sifat-sifat larutan non elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-reduksi Kompetensi Dasar Mengidentifikasi sifat larutan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN 5.1 HASIL PENGAMATAN 5.1.1 Pengenalan Sistem Dispersi a. Larutan Awal Setelah dimasukkan ke dalam air Sampel Tekstur Warna Butiran Warna Kejernihan Homogenitas Garam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. pengetahuan, pengalaman, tugas, dan tanggung jawab. Saling membantu

BAB II KAJIAN TEORI. pengetahuan, pengalaman, tugas, dan tanggung jawab. Saling membantu 12 BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teoritis 1. Model Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerja sama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Lebih terperinci

1. Pengertian Perubahan Materi

1. Pengertian Perubahan Materi 1. Pengertian Perubahan Materi Pada kehidupan sehari-hari kamu selalu melihat peristiwa perubahan materi, baik secara alami maupun dengan disengaja. Peristiwa perubahan materi secara alami, misalnya peristiwa

Lebih terperinci

SILABUS. : 1. Memahami struktur atom untuk meramalkan sifat-sifat periodik unsur, struktur molekul, dan sifat sifat senyawa.

SILABUS. : 1. Memahami struktur atom untuk meramalkan sifat-sifat periodik unsur, struktur molekul, dan sifat sifat senyawa. Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Standar Kompetensi Alokasi Waktu SILABUS : SMA : KIMIA : XI/1 : 1. Memahami struktur atom meramalkan sifat-sifat periodik unsur, struktur molekul, dan sifat sifat

Lebih terperinci

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT DI SUSUN OLEH : NAMA : IMENG NIM : ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI / TANGGAL : SABTU, 28 MEI 2011

Lebih terperinci

Lampiran 9. Kisi-Kisi Soal Kimia SwC Kelas XI

Lampiran 9. Kisi-Kisi Soal Kimia SwC Kelas XI Lampiran 9 Kisi-Kisi Kimia SwC Kelas XI 159 Bidang Studi : Kimia Kelas/Semester : XI/1 : 50 KISI-KISI SOAL LATIHAN KIMIA SwC KELAS XI Standar 1. Memahami struktur atom untuk meramalkan sifat-sifat periodik

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN KIMIA

SILABUS MATA PELAJARAN KIMIA Lampiran 01 SILABUS MATA PELAJARAN KIMIA Satuan Pendidikan : SMA Negeri 6 Kupang Kelas/ Semester : XI MIA/ Genap Tahun Pelajaran : 2016/2017 Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama

Lebih terperinci

MATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1

MATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1 MATERI DAN PERUBAHANNYA Kimia Kelas X semester 1 SKKD STANDAR KOMPETENSI Memahami konsep penulisan lambang unsur dan persamaan reaksi. KOMPETENSI DASAR Mengelompokkan sifat materi Mengelompokkan perubahan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Problem Solving Problem solving adalah pembelajaran yang menuntut siswa belajar untuk memecahkan masalah baik secara individu maupun kelompok. Oleh karena itu dalam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. sendiri. Pengetahuan bukanlah suatu imitasi dari kenyataan (realitas). Von

II. TINJAUAN PUSTAKA. sendiri. Pengetahuan bukanlah suatu imitasi dari kenyataan (realitas). Von II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Konstruktivisme Menurut Von Glasersfeld konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita

Lebih terperinci

I. Judul : Membandingkan Kenaikan Titik Didih Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit.

I. Judul : Membandingkan Kenaikan Titik Didih Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit. I. Judul : Membandingkan Kenaikan Titik Didih Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit. II. Tujuan : Membandingkan Kenaikan Titik Didih Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit pada konsentrasi larutan yang

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 9 BAB X AIR Air merupakan komponen penting dalam bahan makanan karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, serta cita rasa makanan kita.

Lebih terperinci

ANALISIS PEMETAKAN SK/KD 2011-2012

ANALISIS PEMETAKAN SK/KD 2011-2012 Mata Pelajaran : Kimia Kelas : XI/2 Standar Dasar 4. Memahami sifat-sifat larutan asambasa, metode pengukuran dan terapannya 4.1 Mendeskripsikan teori-teori asam basa dengan menentukan sifat larutan dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. diperoleh dengan skor 3,76 termasuk dalam kategori baik. b. Ketuntasan indikator tercapai dengan menerapkan pendekatan scientific

BAB V KESIMPULAN. diperoleh dengan skor 3,76 termasuk dalam kategori baik. b. Ketuntasan indikator tercapai dengan menerapkan pendekatan scientific BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan secara deskriptif dan statistik dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penerapan pendekatan scientific efektif pada materi pokok sistem

Lebih terperinci

No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI

No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 BAB I MATERI Materi adalah sesuatu yang menempati ruang dan mempunyai massa. Materi dapat berupa benda padat, cair, maupun gas. A. Penggolongan

Lebih terperinci

LAPORAN KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI LIMBAH ALUMUNIUM FOIL

LAPORAN KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI LIMBAH ALUMUNIUM FOIL LAPORAN KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI LIMBAH ALUMUNIUM FOIL KELOMPOK : 3 NAMA NIM APRIANSYAH 06111010020 FERI SETIAWAN 06111010018 ZULKANDRI 06111010019 AMALIAH AGUSTINA 06111010021 BERLY DWIKARYANI

Lebih terperinci

Pemisahan Campuran 1.Filtrasi(Penyaringan) 2.Destilasi

Pemisahan Campuran 1.Filtrasi(Penyaringan) 2.Destilasi Pemisahan Campuran 1.Filtrasi(Penyaringan) Pemisahan dengan cara filtrasi bertujuan untuk memisahkan zat padat dari zat cair dalam suatu campuran berdasarkan perbandingan wujudnya. Alat yang kita gunakan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI ALUMINIUM

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI ALUMINIUM LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI ALUMINIUM DISUSUN OLEH FITRI RAMADHIANI KELOMPOK 4 1. DITA KHOERUNNISA 2. DINI WULANDARI 3. AISAH 4. AHMAD YANDI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 2: Larutan dan sifatnya

Kegiatan Belajar 2: Larutan dan sifatnya Kegiatan Belajar 2: Larutan dan sifatnya Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan Menerapkan konsep campuran, koloid, elektrolit, serta perubahan fisika dan kimia yang terjadi pada proses biologis makhluk hidup.

Lebih terperinci

PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201

PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201 PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201 Disusun Ulang Oleh: Dr. Deana Wahyuningrum Dr. Ihsanawati Dr. Irma Mulyani Dr. Mia Ledyastuti Dr. Rusnadi LABORATORIUM KIMIA DASAR PROGRAM TAHAP PERSIAPAN BERSAMA

Lebih terperinci

Unsur, senyawa dan campuran (Plassa) A. Penggolongan Materi Gambar 2.1 Bagan Penggolongan Materi B. Unsur 1. Pengertian unsur

Unsur, senyawa dan campuran (Plassa) A. Penggolongan Materi Gambar 2.1 Bagan Penggolongan Materi B. Unsur 1. Pengertian unsur Unsur, senyawa dan campuran (Plassa). Materi yang terdapat di bumi ini sangat beranekaragam dan tak terhitung jumlahnya. Mulai dari zat tunggal yang terdiri dari unsur dan senyawa, sampai dengan campuran

Lebih terperinci

GLOSARIUM. A : penyerapan pada permukaan. Aerosol : sistem koloid yang medium pendispersinya gas (8, B)

GLOSARIUM. A : penyerapan pada permukaan. Aerosol : sistem koloid yang medium pendispersinya gas (8, B) A Adsorbsi : penyerapan pada permukaan KIMIA XI SMA 225 Aerosol : sistem koloid yang medium pendispersinya gas (8, B) Asam Arrhenius Asam Bronsted Lowry : donor proton (5, A) : senyawa yang menghasilkan

Lebih terperinci

Bab VI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit

Bab VI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Bab VI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Sumber: Dokumentasi Penerbit Air laut merupakan elektrolit karena di dalamnya terdapat ion-ion seperti Na, K, Ca 2, Cl, 2, dan CO 3 2. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah

Lebih terperinci