I. PENDAHULUAN. Kelapa sawit banyak dijumpai di hutan hujan tropis Negara Kamerun, Pantai

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "I. PENDAHULUAN. Kelapa sawit banyak dijumpai di hutan hujan tropis Negara Kamerun, Pantai"

Transkripsi

1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Benua Afrika. Kelapa sawit banyak dijumpai di hutan hujan tropis Negara Kamerun, Pantai Gading, Ghana, Loberia, Nigeria, Sierra Leone, Togo, Angola, dan Kongo. Penduduk setempat menggunakan kelapa sawit untuk memasak dan bahan untuk kecantikan. Selain itu, buah kelapa sawit juga dapat diolah menjadi minyak nabati. Warna dan rasa minyak yang dihasilkan sangat bervariasi (Lubis dan Widanarko, 2011). Kelapa sawit mulai dikenalkan di Indonesia pada tahun 1848 oleh pemerintah Belanda. Saat itu, tanaman kelapa sawit dianggap sebagai salah satu jenis tanaman hias. Kebun Raya Bogor (botanical garden) yang dahulu bernama Buitenzorg menanam empat tanaman kelapa sawit, dua berasal dari Bourbon (Mauritus) dan dua lainnya dari Hortus Botunicus, Belanda. Pada tahun 1853, tanaman tersebut berbuah dan bijinya disebarkan secara gratis. Keempat tanamn tersebut tumbuh subur dan berbuah lebat. Meskipun berbeda waktu penanaman (penanaman tanaman yang berasal dari Bourbon lebih dahulu dua bulan), waktu berbuahnya hampir sama. Kemungkinan besar sumber genetik diperoleh dari sumber yang sama (Lubis dan Widanarko, 2011). Prospek pemasaran dunia untuk minyak sawit dan produk produk turunannya cukup bagus. Karena itu, perkebunan kelapa sawit sekarang telah diperluas secara besar besaran. Ekspansi areal kebun dilakukan oleh perkebunan 1

2 milik negara, perkebunan besar swasta, hingga perkebunan rakyat. Pada perkebunan rakyat, perluasan dilakukan secara mandiri dan ada juga yang bermitra dengan perusahaan perkebunan. Perkebunan kelapa sawit di Indonesia luasnya telah mencapai lebih dari 7 juta hektare. Dengan demikian kelapa sawit mendapat predikat sebagai komoditas dengan perkebunan terluas (Sunarko, 2013). Gulma menjadi salah satu masalah penting dalam setiap perkebunan, tidak terkecuali perkebunan kelapa sawit. Gulma merupakan tumbuhan pengganggu tanaman pokok perkebunan sehingga perlu dilakukan tindakan pengendalian. Keberadaan gulma disekitar tanaman dapat menimbulkan kerugian yang besar, walaupun berlangsung secara perlahan lahan. Persaingan antara tanaman dan gulma terjadi baik diatas permukaan tanah yang berupa persaingan dalam mendapatkan cahaya matahari, CO2 dan ruang tumbuh. Di dalam tanah pun terjadi persaingan, yakni persaingan mendapatkan air dan unsur hara. Faktor persaingan tersebut menyebabkan perkembangan dan pertumbuhan tanaman pokok budidaya menjadi terhambat dan dapat mengurangi jumlah produksi tanaman budidaya. Oleh karena itu, perlu adanya tindakan pengendalian untuk menekan perkembangan gulma di areal pertanaman (Adi, 2014). Kemudian, untuk melatih mahasiswa berpikir secara kritis, bersosialisasi dengan masyarakat dan belajar mengembangkan tugas serta tanggung jawab yang diberikan. Sehubungan dengan pentingnya masalah pengendalian gulma di perkebunan maka pada pelaksanaan tugas akhir ini penulis mengambil judul Manajemen Pengendalian Gulma pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Fase Tanaman Menghasilkan Di PT. Suryabumi Tunggal Perkasa, Intan Estate, Kalimantan Selatan. 2

3 1.2. Perumusan masalah Areal perkebunan kelapa sawit semakin lama semakin meluas. Gulma merupakan vegetasi yang tumbuh secara alami dan menjadi pesaing bagi tanaman kelapa sawit sehingga keberadaannya tidak diinginkan. Gawangan, piringan, dan jalan rintis harus bebas dari gulma liar (Sunarko, 2013). Berikut beberapa akibat yang ditimbulkan jika terjadi keterlambatan dalam mengendalkan gulma : Pertumbuhan tanaman menjadi terlambat sehingga waktu produksi lebih lama. Penurunan kuantitas dan kualitas produksi. Produktifitas kerja menjadi terganggu. Gulma beresiko menjadi sarang hama dan penyakit. Beberapa jenis gulma dapat mengeluarkan zat beracun (allelophaty) seperti alang alang dan mikania. Zat beracun tersebut keluar dari perakaran dan mampu menghambat pertumbuhan tanaman kelapa sawit. Jika gulma di suatu areal perkebunan di dominasi oleh alang alang dan mikania, kelapa sawit biasanya terlihat menguning dan terhambat pertumbuhannya (Lubis dan Widanarko, 2011). 3

4 1.3. Tujuan A. Tujuan Umum PKPM 2 bertujuan untuk agar mahasiswa memperoleh pengalaman dan kondisi nyata pengelolaan perkebunan sebagai bekal untuk mempersiapkan diri memasuki dunia kerja. B. Tujuan Khusus Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan pada kegiatan : pembukaan lahan, penyimpanan bahan tanam, penanaman, pemeliharaan, serta panen dan pasca panen kelapa sawit. Meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi. Memiliki kemampuan dalam menganalisis dan mengkaji secara mendalam suatu masalah serta memberikan solusi pemecahan masalah di bidang manajemen perkebunan. Mengetahui teknik pengendalian gulma yang tepat. Dapat menganalisa kebutuhan Herbisida yang akan diaplikasikan ke lapangan. 4

5 1.4. Manfaat Adapun manfaat yang diperoleh adalah : 1. Dengan diperhatikannya perawatan piringan dan gawangan untuk mempermudah pekerjaan operasional kebun. 2. Pengendalian gulma ditangani sedini mungkin akan memperkecil biaya pemeliharaan. 3. Tidak terjadinya persaingan antara tanaman pokok dengan gulma yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman pokok dan merugikan produksi buah. 5

6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani kelapa sawit Sebagai komoditas agrobisnis, kelapa sawit pertama kali dikembangkan di Indonesia oleh pemerintah Hindia Belanda. Hingga kini, budidaya kelapa sawit telah berkembang pesat (Sunarko, 2013) Taksonomi Tanaman Taksonomi tanaman kelapa sawit (palm oil) dalam sistematika tanaman menurut Mangoensoekarjo dan Semangun (2005), dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Divisi Subdivisi Kelas Subkelas Ordo Famili Subfamili Genus Spesies : Tracheopita : Pteropsida : Angiospermeae : Monocotyledoneae : Arecales : Palmae : Cocoideae : Elaeis : Elaeis guineensis Jacq. Kelapa sawit yang dibudidayakan terdiri dari dua jenis, yakni Elaeis guineensis dan Elaeis oleifera. Jenis Elaeis guineensis adalah jenis yang biasa dibudidayakan orang. Kedua spesis kelapa sawit ini memilki keunggulan masing masing. Elaeis guineensis memilki produksi yang sangat tinggi dan Elaeis 6

7 oleifera memilki tinggi tanaman yang rendah. Ada banyak jenis varietas kelapa sawit di Indonesia. Varietas varietas tersebut dapat dibedakan berdasarkan morfologinya. Setiap varietas mempunyai ciri khas tersendiri. Terdapat 3 jenis varietas kelapa sawit, yaitu : a. Varietas berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah. Varietas pertama ini adalah varietas yang didasarkan pada ketebalan tempurung dan daging buah. Berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah, beberapa varietas kelapa sawit diantaranya Dura, Pisifera, Tenera, dan Macro Carya (Adi, 2014). Adapun penjelasan mengenai varietas varietas tersebut dapat dibaca dalam tabel 1 berikut : Tabel 1. Varietas kelapa sawit berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah Varietas Deskripsi Tempurung tebal (2-8 mm) Tidak terdapat lingkaran serabut pada bagian luar tempurung Dura Daging buah relatif tipis, yaitu 35-50% terhadap buah Kernel (daging biji) besar dengan kandungan minyak rendah Dalam persilangan, dipakai sebagai pohon induk betina Ketebalan tempurung sangat tipis, bahkan hampir tidak ada Daging buah tebal, lebih tebal daripada daging buah Dura Pisifera Daging biji sangat tipis Tidak dapat diperbanyak tanpa menyilangkan dengn jenis lain dan dipakai sebagai pohon induk jantan Hasil dari persilangan Dura dan Pisifera Tempurung tipis (0,5-4 mm) Tenera Terdapat lingkaran serabut disekeliling tempurung Daging buah sangat tebal (60-96% dari buah) Tandan buah lebih banyak, tetapi ukurannya relatif kecil Tempurung tebal sekitar (5 mm) Macro Carya Daging buah sangat tipis 7

8 Ketebalan daging buah berkaitan erat dengan jumlah kandungan rendemen minyak yang dikandung tiap jenis kelapa sawit. Perbedaan ketebalan daging buah kelapa sawit menyebabkan perbedaan jumlah rendemen minyak sawit yang dikandungnya. Rendemen minyak paling tinggi terdapat pada varietas Tenera yaitu mencapai 22 24%, sedangkan pada varietas Dura hanya 16 18%. b. Varietas berdasarkan warna kulit buah Berdasarkan warna kulit buah, beberapa varietas kelapa sawit diantaranya varietas Nigrescens, Virescens, dan Albescens. Adapun penjelasannya dapat diperhatikan dalam tabel 2 di bawah ini : Tabel 2. Varietas kelapa sawit berdasarkan warna kulit buah Varietas Warna buah muda Warna buah masak Nigrescens Ungu kehitam - hitaman Jingga kehitam hitaman Virescens Abescens Hijau Keputih putihan Jingga kemerahan, tetapi ujung buah tetap hijau Kekuning - kuningan dan ujungnya ungu kehitaman c. Varietas Unggul Varietas unggul adalah varietas yang banyak dicari dan ditanam oleh para pembudidaya kelapa sawit untuk memperoleh hasil yang berkualitas dan memuaskan. Varietas unggul kelapa sawit dihasilkan melalui prinsip reproduksi sebenarnya dari hibrida terbaik dengan melakukan persilangan antara jenis kelapa sawit yang diketahui mempunyai daya gabung berdasarkan hasil pengujian progeny dengan mengikuti prosedur seleksi Reciprocal Recurrent Selection 8

9 (RSS). Bibit kelapa sawit yang digunakan dalam proses persilangan adalah Dura dan Pisifera. Varietas Dura sebagai induk betina dan Pisifera sebagai induk jantan. Hasil persilangan tersebut telah terbukti memiliki kuantitas dan kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan varietas lain (Adi, 2014) Morfologi Tanaman Kelapa Sawit Menurut Lubis dan Widanarko (2011), tanaman kelapa sawit dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu, bagian vegetatif dan generatif. Bagian vegetatif kelapa sawit terdiri dari akar, batang dan daun. Bagian generatif dari tanaman kelapa sawit meliputi alat perkembangbiakan yaitu bunga, buah, dan biji. Bagian vegetatif tanaman kelapa sawit terdiri atas akar, batang dan daun. A. Akar Tanaman kelapa sawit termasuk ke dalam tanaman berbiji satu (monokotil) yang memiliki akar serabut. Saat awal perkecmbahan, akar pertama muncul dari biji yang berkecambah (radikula). Setelah itu, radikula akan mati dan membentuk akar utama atau primer. Selanjutnya, akar primer akan membentuk akar sekunder, tertier dan kuartener. Perakaran kelapa sawit yang telah terbentuk sempurna umumnya memiliki akar primer dengan diameter 5 10 mm, akar sekunder 2 4 mm, akar tertier 1 2 mm, dan akar kuartener 0,1 0,3 mm. Akar yang paling aktif menyerap air dan unsur hara adalah akar tertier dan akar kuartener yang berada di kedalaman 0 60 cm dengan jarak 2 3 meter dari pangkal pohon ( Lubis dan Widanarko, 2011). 9

10 B. Batang Tanaman kelapa sawit pada umunya memilki batang yang tidak bercabang, pertumbuhan awal setelah fase muda (seedling) terjadi pembentukan batang yang melebar tanpa terjadi pemanjangan internodia. Titik tumbuh batang kelapa sawit hanya satu, terletak di pucuk batang, terbenam di dalam tajuk daun, terbentuk seperti kubis, dan enak di makan. Pada batang terdapat pangkal pelepah pelepah daun yang melekat kukh dan sukar terlepas, walaupun daun telah kering dan mati. Pada tanaman tua, pangkal pangkal pelepah yang masih tertinggal pada batang akan terkelupas sehingga kelihatan batang kelapa sawit berwarna hitam beruas (Sunarko, 2013). Pembengkakan pangkal batang terjadi karena ruas batang dalam masa pertumbuhan awal tidak memanjang, sehingga pangkal pangkal pelepah daun yang tebal menjadi berdesakan. Bongkol batang ini membantu memperkokoh posisi pohon pada tanah agar dapat berdiri tegak. Dalam 1 2 tahun pertama perkembangan batang lebih mengarah ke samping, diameter batang dapat mencapai 60 cm. Selain itu, perkembangan mengarah ke atas sehingga diameter batang hanya sekitar 40 cm dan pertumbuhan meninggi berlangsung lebih cepat. Namun pemanjangan batang kelapa sawit berlangsung relatif lambat (Sunarko, 2013). C. Daun Tanaman kelapa sawit memiliki daun yang menyerupai bulu burung atau ayam. Anak anak daun tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun. Di tengah tengah setiap anak daun terbentuk lidi sebagai tulang daun. Daun berwarna hijau 10

11 tua dan pelepah berwarna sedikit lebih muda. Penampilannya sangat mirip dengan tanaman salak, hanya saja durinya tidak terlau keras dan tajam. Bentuk daunnya termasuk majemuk menyirip, tersusun rozet pada ujung batang. Daun kelapa sawit terdiri dari beberapa bagian : - Kumpulan anak daun yang memiliki helaian (lamina) dan tulang anak daun. - Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat. - Tangkai daun yang merupakan bagian antara daun dan batang. - Seludang daun yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup dan memberi kekuatan pada batang. Luas daun meningkat secara progresif pada umur sekitar 8 10 tahun setelah tanam. Susunan daun kelapa sawit membentuk susunan daun majemuk. Daun daun tersebut akan membentuk suatu daun pelepah yang panjangnya 7,5 9 meter dengan jumlah daun yang tumbuh di kedua sisi berkisar helai. Pohon kelapa sawit normal dan sehat yang dibudidayakan, pada suatu batang terdapat pelepah daun. Luas permukaan daun akan berinteraksi dengan tingkat produktifitas tanaman. Semakin luas permukaan atau semakin banyak jumlah daun maka produksi akan meningkat karena proses fotosintesis akan berjalan dengan baik. Biasanya tanaman kelapa sawit mempunyai daun. Jika tidak di pangkas biasa lebih 60 daun. Tanaman kelapa sawit tua membentuk 2 3 helai daun setiap bulan, sedangkan yang muda dapat menghasilkan 4 5 helai daun setiap bulannya. Produksi daun dipengaruhi oleh faktor umur, lingkungan genetik, dan iklim (Adi, 2014). 11

12 Bagian generatif tanaman kelapa sawit terdiri atas bunga, buah dan biji. a). Bunga Tanaman kelapa sawit mulai berbunga pada umur 2,5 tahun, tetapi pada umumnya bunga tersebut gugur pada fase awal pertumbuhan gneratifnya. Tanaman kelapa sawit termasuk tanaman monoecious. Karena itu, bunga jantan dan bunga jantan terletak pada satu pohon. Bunga sawit muncul dari ketiak daun yang disebut infloresen (bunga majemuk). Bakal bunga tersebut dapat berkembang menjadi bunga jantan atau bunga betina tergantung pada kondisi tanaman. Inflorescen awal terbentuk selama 2 3 bulan, lalu pertumbhan salah satu organ reproduktifnya terhenti dan hanya 1 jenis bunga yang dihasilkan dalam 1 infloresen. Namun, tidak jarang juga organ betina (gynoecium) dapat berkembang bersama sama dengan organ jantan (androecium) dan menghasilkan organ hermaprodit (Lubis dan Widanarko, 2011). Bunga yang sudah berkembang secara sempurna baik bunga jantan maupun bunga betina merupakan bunga majemuk yang terdiri dari kumpulan spikelet dan tersusun dalam infloresen yang berbentuk spiral. Pada bunga ini terdapat tangkai bunga (peduncle) yang merupakan struktur pndukung bunga dan daun pelindung (spathes) yang membungkus bunga sampai masuk ase penyerbukan. Tanaman kelapa sawit merupakan salah satu jenis tanaman yang berumah satu. Rangkaian bunga jantan terpisah dengan rangkaian bunga betina. Umumnya tanaman kelapa sawit melakukan penyerbukan silang (Lubis dan Widanarko, 2011). 12

13 b). Buah Buah kelapa sawit mempunyai warna yang bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah, tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul dari tiap pelepah. Kandungan minyak bertambah sesuai kematangan buah. Setelah melewati fase matang, kandungan asam lemak bebas (FFA, free fatty acid) akan meningkat dan buah akan rontok dengan sendirinya. Kelapa sawit mengandung kurang lebih 80 % perikarp dan 20 % vuah yang dilapisi kulit yang tipis, kadar minyak dalam perikarp sekitar %. Buah terdiri dari 3 lapisan, yakni : - Eksokarp, bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin. - Mesokarp, serabut buah. - Endokarp, cangkang pelindung inti. Bunga yang sangat muda berwarna hijau pucat. Semakin tua warnanya berubah menjadi hijau kehitaman, kemudian menjadi kuning muda, dan setelah matang menjadi merah kuning (oranye). Jika sudah berwarna oranye, buah mulai rontok dan berjatuhan (buah leles) (Adi, 2014). c). Biji Setiap jenis kelapa sawit memiliki ukuran dan bobot biji yang berbeda. Biji Dura Afrika memiliki panjang 2 3 cm dan bobot rata rata mencapai 4 gram. Biasanya, dalam 1 kg terdapat 250 biji. Lain halnya dengan biji Dura Deli memiliki bobot 13 gr perbiji. Sementara itu, biji Tenera Afrika rata rata memiliki bobot 2 gram perbiji. Biji kelapa sawit umumnya memiliki periode dorman.perkecambahan dapat berlangsung lebih dari 6 bulan dengan 13

14 keberhasilan sekitar 50%. Agar perkecambahan dapat berlangsung lebih cepat dan tingkat keberhasilannya lebih tinggi, biji kelapa sawit memerlukan pretreatment (Sunarko, 2013) Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit Setiap tumbuhan mempunyai habitat yang cocok untuk tumbuh dengan baik. Jika suatu tumbuhan hidup di daerah yang tidak cocok sesuai habitatnya, bisa jadi tumbuhan itu tidak bisa tumbuh dengan baik atau tidak normal. Mungkin bisa saja tumbuhan hidup di area yang tidak cocok, tetapi pertumbuhannya bisa terhambat dan tidak bisa berkembang. Begitu juga dengan kelapa sawit yang memerlukan lokasi yang cocok untuk tumbuh dengan baik (Adi, 2014). Semula, kelapa sawit merupakan tanaman yang tumbuh liar di hutan. Kelapa sawit memerlukan kondisi lingkungan yang baik agar mampu tumbuh dan berproduksi secara optimal. Keadaan iklim dan tanah merupakan faktor utama bagi pertumbuhan kelapa sawit, disamping faktor faktor lainnya seperti sifat genetika, perlakuan budidaya, dan penerapan teknologi lainnya. Kelapa sawit termasuk tanaman daerah tropis yang tumbuh baik anatara garis lintang 13 0 Lintang Utara dan 12 0 Lintang Selatan, terutama di kawasan Afrika, Asia, dan Amerika Latin. Lokasi yang cocok untuk ditanami kelapa sawit secara umum adalah sebagai berikut : A. Curah Hujan Tanaman kelapa sawit menghendaki curah hujan mm per tahun. Namun, curah hujan optimal yang paling cocok untuk kelapa sawit adalah 14

15 mm per tahun dengan jumlah hari hujan tidak lebih dari 180 hari per tahun. Pembagian hujan yang merata dalam satu tahunnya berpengaruh kurang baik karena pertumbuhan vegetatif lebih dominan daripada pertumbuhan generatif, sehingga bunga atau buah yang terbentuk relatif lebih sedikit. Namun, curah hujan yang terlalu tinggi kurang menguntungkan bagi pekerjaan di perkebunan karena mengganggu kegiatan di kebun seperti pemeliharaan tanaman, kelancaran transportasi, pembakaran sisa sisa tanaman pada pembukaan kebun dan bisa jadi menyebabkan erosi. Contoh keadaan curah hujan yang baik adalah di kawasan Sumatra Utara, yakni berkisar antara mm per tahun. Keadaan curah hujan yang kurang dari mm per tahun tidak berarti kurang baik bagi pertmbuhan kelapa sawit, asal tidak terjadi defisit air, yaitu tidak tercapainya jumlah curah hujan minimum (Adi, 2014). B. Suhu dan tinggi tempat Kelapa sawit adalah tanaman tropis. Tanaman kelapa awit memerlukan temperatur optimal C. Ketinggian tempat yang ideal untuk kelapa sawit antara m dpl (di atas permukaan laut). Kelembapan optimum yang ideal untuk tanaman sawit sekitar 80 90% dan kecepatan angin 5 6 km/jam untuk membantu proses penyerbukan (Adi, 2014). C. Penyinaran matahari Kelapa sawit termasuk tanaman yang menyukai cahaya matahari. Penyinaran matahari sangat berpengaruh terhadap perkembangan buah kelapa sawit. Tanaman yang kurang mendapat sinar matahari karena jarak tanam yang sempit, pertumbuhannya akan terhambat karena hasil asimilasinya kurang. 15

16 Tanaman dewasa yang ternaungi, produksi bunga betinanya sedikit sehingga perbandingan bunga betina dan bunga jantan (sex ratio) kecil. Penelitian menunjukkan pada bulan bulan yang penyinaran mataharinya lebih panjang mempunyai korelasi positif dengan produksi buah kelapa sawit. Kebun kebun kelapa sawit di Indonesia panjang penyinarannya tidak ada masalah karena letak geografisnya dekat dengan garis katulistiwa (Adi, 2014). D. Tanah Kelapa sawit dapat tumbuh di berbagai jenis tanah seperti podzolik, latosol, hidromorfik kelabu, aluvial atau regosol, tanah gambut saprik, dataran pantai, dan muara sungai. Tingkat keasaman (ph) yang optimum untuk sawit adalah 5,0 5,5. Kelapa sawit bisa tumbuh dengan baik di tanah yang meiliki lapisan solum cukup dalam (80 cm) tanpa lapisan padas. Kemiringan lahan pertanaman kelapa sawit sebaiknya tidak lebih dari 15 derajat. Intinya, kelapa sawit dapat dapat tumbuh dengan baik di banyak jenis tanah, asalkan tidak kekurangan air pada musim kemarau dan tidak tergenang air pada musim penghujan. Di lahan lahan yang permukaan air tanahnya tinggi ata tergenang (draenase buruk), akar bisa membusuk dan menyebabkan kematian. Selain itu, pertumbuhan batang dan daunnya tidak mengindikasikan produksi buah yang baik. Kesuburan tanah bukan merupakan syarat mutlak untuk perkebunan kelapa sawit. Tanaman kelapa sawit membutuhkan unsur hara dalam jumlah besar untuk pertumbuhan vegetatif dan generatif. Oleh karena itu, untuk mendapatkan produksi yang tinggi dibutuhkan kandungan unsur hara yang tinggi juga. Selain 16

17 itu, ph tanah sebaiknya bereaksi asam dengan kisaran nilai 4,0 6,0 dan ber-ph optimum 5,0 5,5 (Adi, 2014) Pengelolaan gulma diperkebunan kelapa sawit Gulma merupakan tumbuhan yang mengganggu atau merugikan kepentingan manusia. Karena gulma bersifat merugikan manusia maka manusia berusaha untuk mengendalikannya. Kehadiran gulma ini dinilai merugikan karena secara estetika akan mengganggu keindahan dan secara fungsi akan mengurangi hara, pemanfaatan sinar matahari, air tanah, dan tempat tumbuh yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman utama. Kerugian di bidang usaha tani dengan adanya gulma misalnya akan menurunkan hasil, menurunkan mutu, dan menambah biaya produksi (Sembodo, 2010) Kerugian dan manfaat dari gulma A. Kerugian (peran negatif) gulma Menurut Sembodo (2010), ada beberapa kerugian yang dapat ditimbulkan dengan keberadaan gulma pada beberapa aspek kehidupan manusia, antara lain: 1. Gulma akan menurunkan jumlah hasil (kuantitas). Antara gulma dan tanaman yang hidup bersama dalam suatu areal usaha tani akan berkompetisi dalam memperoleh sarana tumbuh. Akibat dari kompetisi tersebut maka kedua belah pihak akan dirugikan sehingga masing masing tidak dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal. Aspek ini seringkali menjadi perhatian utama petani karena akan berkaitan langsung dengan hasil dan pendapatan yang diperoleh. 17

18 2. Gulma akan menurunkan mutu hasil (kualitas). Penurunan mutu hasil misalnya dapat terjadi melalui pencampuran hasil tanaman dengan biji atau bagian tubuh gulma, pencampuran benih dengan biji gulma, pertumbuhan tanaman yang kurang baik atau tidak seragam, dan sebagainya. Kualitas benih akan menurun apabila tercampur biji gulma dengan jumlah yang cukup banyak sehingga tidak lagi dikategorikn sebagai benih prima. Walaupun pada kenyataannya, dilapangan kontaminasi biji gulma kurang mendapatkan porsi perhatian yang memadai dalam sertifikasi benih. Kualitas hasil yang menurun tersebut akan menurunkan nilai jual dan tingkat pendapatan petani. 3. Gulma dapat meracuni tanaman (alelopati). Beberapa gulma mengeluarkan alelokimia yang dapat meracuni tanaman, misalnya sembung rambat (Mikania micrantha), alang alang (Imperata cylindrica), atau teki (Cyperus rotundus). Adanya alelokimia, umumnya berupa senyawa fenolat, yang dikeluarkan oleh gulma akan menghambat pertumbuhan tanaman pokoknya. Proses penekanan pertumbuhan tanamn oleh alelokimia ini disebut alelopati. 4. Gulma dapat menurunkan nilai tanah. Tanah bongkor atau kotor yang ditumbuhi semak belukar secara psikologis menurunkan daya tarik pembeli tanah tersebut. Sebagai akibatnya, nilai jual tanah kan lebh rendah dibandingkan dengan tanah yang bersih dari gulma. 18

19 5. Gulma dapat merusak atau menghambat penggunaan alat mekanik. Kelancaran jalannya alat alat mekanik, baik untuk mengolah tanah atau kegiatan pemeliharaan dan pemanenan, akan terhambat dengan lebatnya gulma yang tumbuh di areal pertanian, terutama untuk jenis gulma berkayu atau menjalar. Gulma gulma berkayu akan merusak bajak atau garu. 6. Gulma dapat menjadi inang hama dan penyakit tumbuhan. Gulma dapat pula berperan sebagai tempat tinggal sementara atau sumber pakan alternatif bagi hama dan penyakit tumbuhan dan tanaman. Hama tikus lebih menyukai areal pertanian yang kotor karena ditumbuhi gulma. Keberadaan gulma juga dapat berperan dalam menjaga keberlangsungan hidup hama atau penyakit tanaman sehingga siklus hidupnya tidak terputus pada saat tanaman pokoknya tidak ada. 7. Keberadaan gulma akan menambah biaya produksi. Sudah barang tentu biaya produksi usaha tani akan meningkat dengan adanya gulma. Penambah biaya tersebut diperlukan untuk membayar tenaga kerja dan membeli herbisida atau alat alat pengendali gulma. B. Peran positif gulma Sedangkan untuk peran positif dari gulma tersebut ialah: 1. Melindungi tanah dari erosi misal Imperata cylindrica, Paspalum conjugatum, Axonopus compressus, dan Cynodon dactylon yang menjalar pada permukaan tanah. 2. Menyuburkan tanah, dengan cara menyerap unsur N dari udara dan melakukan 19

20 fiksasi N di Rhizobium (bintil akar), dari bintil akar tersebut akan menyumbangkan unsur hara bagi tanah. Contoh nya yaitu : Centrosema pubescens, Pueraria javanica, Calopogonium mucunoides, dan C. caeruleum. 3. Sebagai inang pengganti predator serangga hama atau pathogen seperti Cytorhynus lividipenis dan Synedrella nudiflora sebagai musuh alami Nilaparvata lugens, Coccinela arquata dan Ludwigia hyssopifolia musuh alami N. Lugens. 4. Parasitoid serangga hama misal : Diadegma eucerophaga pada Vernonia cinerea musuh alami Plutella xylostella pada kubis Platigaster oryzae pada Ageratum conyzoides musuh alami Orseolea oryzae (penggerek padi) 5. Sebagai Trap Crop (tanaman penjebak), dengan cara mengundang serangga pada tanaman lain di luar tanaman pokok. Contoh nya yaitu Tripsacum laxum atau Platylenchus loosi pada teh, Titonia diversifolia atau Regidophorus lignosus pada Flemingia congesta. 6. Sebagai tanaman penghalang, dengan keberadaannya dapat mencegah datang nya serangga pengganggu yang berasal dari harum bunga nya, misalnya Tagetes patula atau Meloidogyne hapla. 20

21 Jenis-jenis gulma diperkebunan kelapa sawit Menurut Suwarto dan Octavianty (2010), gulma yang umum ditemui pada areal pertanaman kelapa sawit, antara lain : - Imperata cylindrica (alang alang) gulma rumputan - Axonopus compressus (rumput pahit) gulma rumputan - Cyperrus rotundus (rumput teki) gulma tekian - Mimosa invisa (kucingan) gulma berdaun lebar - Mikania micranta (mikania) gulma berdaun lebar - Ageratum conyzoides (babadotan) gulma berdaun lebar Metode Pengendalian a. Pengendalian secara mekanis Pengendalian gulma secara mekanis adalah tindakan pengendalian gulma dengan menggunakan alat - alat sederhana hingga alat alat mekanis berat untuk merusak atau menekan pertumbuhan gulma secara fisik (Rogomulyo, 2012). b. Pengendalian secara kultur teknis Menurut Sembodo (2010) pengendalian kultur teknis merupakan cara pengendalian gulma dengan menggunakan praktek-praktek budidaya. Metode pengendalian ini bertujuan untuk memanipulasi ekologi atau lingkungan sehingga pertumbuhan gulma tertekan. Upaya- upaya manipulasi ekologi ini seperti penanaman jenis tanaman yang cocok untuk suatu tanah, penanaman rapat agar tajuk tanaman segera menutup ruang kosong merupakan cara yang efektif untuk 21

22 menurunkan gulma dan menggunakan tanaman penutup tanah atau LCC (legume cover crops). c. Pengendalian secara hayati Pengendalian hayati pertama kali ditentukan oleh Sukman dan Yakup (2002) dengan arti sempit sebagai penggunaan musuh alami baik yang diintroduksi maupun yang sudah ada di suatu daerah kemudian dikelola agar penekanan terhadap populasi organisme pengganggu yang menjadi sasaran meningkat. Berdasarkan hal ini maka penggunaan Legum Cover Crop (LCC) kadang-kadang juga dimasukkan sebagai pengendalian hayati. d. Pengendalian secara kimia Pengendalian gulma dengan menggunakan senyawa kimia akhir-akhir ini sangat diminati, terutama untuk lahan pertanian yang cukup luas. Penggunaan senyawa kimia diterapkan karena cepat dan tidak rumit. Pengendalian gulma secara kimiawi adalah pengendalian gulma dengan menggunakan herbisida. Yang dimaksud dengan herbisida adalah senyawa kimia yang digunakan untuk mengendalikan gulma dengan cara menghambat pertumbuhan atau mematikan tanpa mengganggu tanaman pokok, sehingga semakin pesatnya penggunaan herbisida. Macam herbisida yang dipilih bisa kontak maupun sistemik, dan penggunaannya bisa pada saat pratanam, pratumbuh atau pasca tumbuh. Keuntungan pengendalian gulma secara kimiawi adalah cepat dan efektif, terutama untuk areal yang luas. Beberapa segi negatifnya ialah bahaya keracunan tanaman, mempunyai efek residu terhadap alam sekitar dan sebagainya. Sehubungan dengan sifatnya ini maka pengendalian gulma secara kimiawi ini 22

23 harus merupakan pilihan terakhir apabila cara-cara pengendalian gulma lainnya tidak berhasil (Sembodo, 2010) Organisasi Pengendalian Gulma Struktur organisasi pengendalian gulma pada tanaman kelapa sawit di PT. Suryabumi Tunggal Perkasa ialah sebagai berikut : Estate Manajer Assisten Divisi Mandor 1 Divisi Mandor Semprot Karyawan Tugas dan wewenang : 1. Estate Manajer Berwewenang dalam perekomendasian waktu, jenis serta dosis untuk pengaplikasian herbisida serta memberikan arahan kepada seluruh staf dalam pelaksanaan kegiatan. 2. Assisten Divisi Membuat rencana kerja pengendalian gulma dengan menggunakan knapsack sprayer setiap bulan. Mengatur tempat kegiatan pengendalian gulma dengan menggunakan knapsack sprayer. Mengatur distribusi alat dan bahan kerja ke gudang. Mengawasi pelaksanaan kerja dan memeriksa hasil kerjanya setiap hari. 23

24 Memonitor kelancaran pelaksanaan kerja dengan memecahkan masalah yang timbul dilapangan. Mempunyai wewenang memberikan sanksi kepada bawahan yang tidak mengerjakan tugasnya dan melakukan kesalahan. 3. Mandor 1 Divisi Membuat rencana kerja dan mengatur kegiatan kerja setiap hari. Membina tenaga kerja dengan kompotensi yang dibutuhkan. Mengatur transportasi pekerja dan bahan kerja ke lokasi kerja. Mengawasi pelaksanaan kerja dan memeriksa hasilnya setiap hari. Mempunyai wewenang untuk menegur bawahannya langsung dilapangan. 4. Mandor Semprot Mencara tenaga kerja yang menyediakan alat alat kerja yang dibutuhkan dan mengatur dan mengarahkan pembagian kerja di lapangan. Menetapkan target kerja dan ancak pekerja setiap hari sesuai kondisi. Mengawasi pelaksanaan kerja dan memeriksa hasilnya setiap saat di lapangan. Mempunyai wewenang memberikan sanksi kepada anggotanya yang melakukan kesalahan. 5. Karyawan Semprot Mengerjakan kegiatan pengendalian gulma dengan menggunakan knapsack sprayer sesuai ketentuan yang telah di tetapkan/ancak masing masing. 24

25 III. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1. Letak Geografis dan Profil Perusahaan Perkebunan PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate. Merupakan salah satu perkebunan kelapa sawit milik Green Eagle Group. Perusahaan perkebunan ini berlokasi di Desa Kamboyan, Kecamatan Hampang, Kabupaten Kota Baru, Provinsi Kalimantan Selatan. Areal perkebunan PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate mempunyai batas-batas sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Hampang. b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Cantung, Kiri Hilir, Kiri Hulu. c. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Cantung, Kiri Hulu. d. Sebelah Barat berbatasan dengan PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Merah Delima Estate. Perusahaan ini bergerak dibidang usaha budidaya tanaman kelapa sawit dan pengolahan buah kelapa sawit. Produk utama yang dihasilkan oleh perusahaan ini adalah minyak sawit mentah CPO (crude palm oil) dan Kernel Keadaan Iklim dan Tanah Iklim Curah hujan rata-rata selama 6 tahun terakhir ( ) di lokasi PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate adalah mm/tahun. Data curah hujan rata-rata tahun dapat dilihat pada Tabel 3. 25

26 Tabel 3. Data curah hujan tahunan di PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate. Tahun Curah Hujan mm/tahun Sumber : PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate Temperatur udara di lokasi PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate, Kamboyan antara 28 0 C C, dan lama penyinaran 5-7 jam/hari, sedangkan kelembaban udara adalah 72% Tanah Areal perkebunan PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate, Kamboyan terdiri dari areal tanah mineral, dengan jenis tanah yang ada dilokasi perkebunan ini tediri dari jenis Podzolik Merah Kuning Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan Luas areal yang dikelola pada PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate, Kamboyan adalah 5.860,87 ha dengan rincian dapat dilihat pada tabel 4. 26

27 Tabel 4. Luas areal konsesi dan tata guna lahan PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate. Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan Lahan Produksi Luas (Ha) Lahan Non Produksi Luas (Ha) Divisi 1 718,98 Jalan 161,12 Divisi 2 609,99 Drainase 51,53 Divisi 3 610,07 Emplasmen 46 Divisi 4 537,07 Lahan Kosong 154 Divisi Plasma 790,1 Lain-Lain 2.182,01 Jumlah 3.266,21 Jumlah 2.594,66 Total Luasan 5.860,87 Ha Sumber : PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate Keadaan Tanaman dan Produksi PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate mengelola kebun inti dan kebun plasma. Kebun inti yang dikelola perusahaan terdiri dari 4 Divisi yaitu Divisi 1, 2, 3, dan 4 sedangkan Divisi 5 yaitu Divisi Plasma. Semua kegiatan kebun inti dan plasma dikelola oleh perusahaan. Luas areal yang ditanami kelapa sawit yaitu 3.226,21 ha dengan jumlah populasi tanaman pokok. Untuk lebih jelas-nya dapat dilihat dari Tabel 5. Tabel 5. Pembagian areal PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate. No Divisi Luas ( Ha) Jumlah Pokok Jumlah Blok 1. Divisi 1 718, Divisi 2 609, Divisi 3 610, Divisi 4 537, Divisi Plasma 790, Jumlah 3.226, Sumber : PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate. 27

28 Produksi tanaman di PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate ini mengalami peningkatan produksi pada tahun 2012 dari ,510 ton (2011) menjadi ,530 ton, dan pada tahun 2013 dan 2014 mengalami penurunan produksi. Produksi TBS per tahunnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 6. Produksi TBS 4 tahun terakhir PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate. No Tahun Produksi (Ton) , Sumber : PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate Manajemen Perusahaan Struktur Organisasi Perusahaan dan Ketenagakerjaan PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) di pimpin oleh seorang Estate Manajer (EM) yang memimpin beberapa kebun Divisi. Estate Manajer dibantu oleh Field Assistant (FA) yang memimpin Divisi. Field Assistant juga di bantu oleh beberapa mandor dan Kerani yaitu mandor 1, mandor panen, mandor pemeliharaan, mandor pupuk, mandor semprot, Kerani panen dan Kerani divisi. Tiap-tiap mandor membawahi beberapa karyawan sesuai dengan pekerjaannya kecuali untuk Kerani divisi yang mengurus administrasi divisi. Dalam urusan teknik, Estate Manajer dibantu oleh Assistant teknik. Assistant teknik dibantu oleh kepala mekanik untuk bagian teknik. Kepala mekanik membawahi Kerani traksi dan mekanik. Estate Manajer juga dibantu oleh seorang kepala tata usaha yang mengurus keseluruhan administrasi kebun. Kepala tata usaha juga dibantu oleh Kerani pembukuan, Finansial, Kerani tanaman, Personalia, Kasir, Kepala gudang, Kerani gudang. 28

29 Struktur Organisasi Organisasi perusahaan ini terdiri dari staf dan karyawan dipimpin oleh seorang Estate Manajer dan dibantu oleh tenaga lainnya. Gambaran umum dari struktur organisasi di PT. Suryabumi Tunggal Perkasa, Intan Estate dapat dilihat pada lampiran Estate Manajer (EM) A. Identitas Jabatan - Nama Jabatan : Estate Manajer (EM) - Departemen : Agronomi - Lokasi : Kebun - Bawahan Langsung : Field Assistant (FA) B. Tanggung Jawab Jabatan dan Rincian Tugas 1. Tersusunnya rencana kegiatan operasional lapangan. 2. Terlaksananya pemeriksaan secara periodik ataupun insidentil terhadap kegiatan perawatan dan pemeliharaan tanaman. 3. Terlaksananya pengendalian dan evaluasi kegiatan produksi di lapangan. 4. Terlaksananya pemeriksaan secara periodik terhadap inventaris perusahaan. 5. Terlaksananya pengendalian biaya operasional sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal. 6. Terlaksananya seluruh kegiatan administrasi divisi. 7. Terlaksananya koordinasi dengan bidang atau unit lain. 8. Terlaksananya pembinaan personil yang berada di bawah tanggung jawabnya. 29

30 9. Bertanggung jawab atas hasil kerja bawahan, berdasarkan tugas dan tanggung jawab jabatan bawahan. 10. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan. 11. Bertanggung jawab atas keamanan dan keberadaan inventaris yang berada di bawah tanggung jawabnya. 12. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan atasan di luar tugas pokoknya. C. Wewenang 1. Mengusulkan rencana kerja dari unit kerja yang berada di bawah tanggung jawabnya. 2. Mengendalikan biaya dan anggaran operasional kebun yang berada di bawah tanggung jawabnya. 3. Mengendalikan jam lembur dan premi karyawan yang dibawahinya. 4. Mengusulkan penetapan penambahan dan pengurangan tenaga kerja. 5. Memberikan nasehat dan teguran pada karyawan yang lalai dalam pekerjaan. 6. Mengusulkan penyegaran, kursus atau pelatihan guna meningkatkan kemampuan bawahan. 7. Melakukan penilaian prestasi dan potensi bawahan dan merevisi hasil penilaian prestasi dan potensi yang dilakukan oleh bawahannya. 8. Mengusulkan pengangkatan, demosi atau mutasi pejabat yang berada di bawah tanggung jawabnya. 9. Memberikan sanksi dan mengusulkan PHK terhadap karyawan yang dibawahinya. 30

31 10. Menolak atau membatalkan pekerjaan SKU jika tidak sesuai dengan bestek yang ditentukan perusahaan. 2. Field Assistant (FA) A. Identitas Jabatan - Nama Jabatan : Field Assistant (FA) - Departemen : Agronomi - Lokasi : Kebun - Atasan Langsung : Estate Manajer (EM) - Bawahan Langsung : Mandor 1, Mandor Panen, Mandor Pemeliharaan, Mandor semprot, Mandor pupuk, Kerani Panen, Kerani Divisi. B. Tanggung Jawab Jabatan dan Rincian Tugas 1. Tersusunnya rencana kegiatan operasional. 2. Terlaksananya pengawasan kegiatan pemeliharaan dan perawatan tanaman. 3. Terlaksananya pengawasan seluruh kegiatan produksi di lapangan. 4. Terkendalinya sistem pelaporan kegiatan divisi. 5. Terlaksananya pembinaan personil yang berada di bawah tanggung jawabnya. 6. Terlaksananya penjagaan, penggunaan dan keberadaan inventaris perusahaan. 7. Mengendalikan biaya pekerjaan perawatan dan produksi divisi. 8. Terlaksananya koordinasi dengan bidang atau unit yang lain. 9. Bertanggung jawab atas hasil pekerjaan bawahan, berdasarkan tugas dan tanggung jawab jabatan bawahan. 31

32 10. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan. 11. Terlaksananya tugas lain yang diperintahkan atasan di luar tugas-tugas pokok. C. Wewenang 1. Mengadakan penilaian prestasi kerja kepada bawahan untuk diusulkan ke Estate Manager. 2. Memberikan sanksi kepada bawahan yang tidak efektif untuk bekerja. 3. Mengusulkan penetapan atau perubahan tenaga kerja seperti penambahan dan pengurangan atau perubahan fungsi. 4. Membina dan memberikan nasehat kepada tenaga kerja yang di bawah tanggung jawabnya. 5. Memberikan sanksi dan mengusulkan tindakan PHK terhadap karyawan di bawahnya. 6. Meminta dan memberikan pemakaian tenaga kerja dengan unit lain sesuai persetujuan atasan. 7. Mengendalikan pemakaian jam lembur dan premi di divisi. 8. Mengusulakan pembinaan karyawan berupa diklat, kursus dan pelatihan yang berada di bawahnya. 3. Mandor 1 A. Identitas Jabatan - Nama Jabatan : Mandor 1 - Departemen : Agronomi - Lokasi : Kebun 32

33 - Atasan Langsung : Field Assistant (FA) - Bawahan Langsung : Mandor Panen, Mandor Pemeliharaan, Mandor semprot, Mandor pupuk, Kerani Panen. B. Tanggung Jawab Jabatan dan Rincian Tugas 1. Tersusunnya rencana kegiatan operasional. 2. Terlaksananya pengawasan kegiatan pemeliharaan dan perawatan tanaman. 3. Terlaksananya pengawasan seluruh kegiatan produksi di lapangan. 4. Terlaksananya pembinaan personil yang berada di bawah tanggung jawabnya. 5. Bertanggung jawab atas hasil pekerjaan bawahan, berdasarkan tugas dan tanggung jawab jabatan bawahan. 6. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan. 7. Terlaksananya tugas lain yang diperintahkan atasan di luar tugas-tugas pokok. C. Wewenang 1. Mengusulkan penetapan atau perubahan tenaga kerja seperti penambahan dan pengurangan atau perubahan fungsi. 2. Membina dan memberikan nasehat kepada tenaga kerja yang di bawah tanggung jawabnya. 3. Memberikan sanksi dan mengusulkan tindakan PHK terhadap karyawan di bawahnya. 4. Meminta dan memberikan pemakaian tenaga kerja dengan unit lain sesuai persetujuan atasan

34 4. Mandor Panen A. Identitas Jabatan - Nama Jabatan : Mandor Panen - Departemen : Agronomi - Lokasi : Kebun - Atasan Langsung : Field Assistant (FA), Mandor 1 - Bawahan Langsung : Pemanen dan pembrondol B. Tanggung Jawab Jabatan 1. Pengawasan panen sesuai dengan standar yang ditentukan perusahaan. 2. Pelaporan data hasil panen secara benar dan up to date. 3. Keamanan dan keberadaan inventaris yang di bawah tanggung jawabnya. 4. Menjaga nama bak dan rahasia perusahaan. D. Tugas-Tugas 1. Menghitung angka kerapatan panen (AKP) setiap sore hari. 2. Melaporkan hasil perhitungan AKP kepada Field Assistant sebagai dasar untuk perkiraan produksi. 3. Mencatat jumlah pemanen yang bekerja sesuai pada tanggal yang ada pada buku mandor. 4. Menyerahkan buku mandor setiap hari kepada Kerani divisi untuk data pelaporan tenaga kerja dan hasil produksi. 5. Mengawasi ancak panen dan basis agar dapat diselesaikan dengan baik. 6. Mengawasi panen agar brondolan di ketiak pokok, piringan, pasar pikul dan gawangan bersih dikutip. 7. Mengawasi TBS yang matang supaya tidak ada yang ketinggalan di pokok. 34

35 8. Mengawasi pemanen agar tidak memotong buah mentah. 9. Mengawasi pemanen supaya buah tidak ada yang diperam dan buah yang sudah dipotong terangkut ke TPH. 10. Menjaga pemanen supaya tidak memotong pelepah secara serampangan. 11. Mengatur ancak panen sesuai angka kerapatan panen. 12. Mencatat jumlah TBS dan brondolan per tiap pemanen ke dalam buku panen. 13. Memberikan informasi ke asisten tentang kondisi jalan, jembatan dan sarana panen lainnya. 14. Koordinasi dengan satpam dalam rangka penanggulangan pencurian TBS. D. Wewenang 1. Memberikan denda untuk pemanen yang meninggalkan buah atau brondolan di pokok dan di lapangan. 2. Mengusulkan saksi pada atasan untuk karyawan yang berada di bawah tanggung jawabnya. 3. Mengatur ancak panen kepada pemanen. 5. Mandor Pemeliharaan A. Identitas Jabatan - Nama Jabatan : Mandor Perawatan - Departemen : Agronomi - Lokasi : Kebun - Atasan Langsung : Field Assistant (FA), Mandor 1 - Bawahan Langsung : Pekerja perawatan 35

36 B. Tanggung Jawab Jabatan 1. Pengawasan kegiatan pemeliharaan dan perawatan agar sesuai dengan standar mutu dan norma yang telah ditentukan oleh perusahaan. 2. Pelaporan kegiatan perawatan tanaman secara benar dan up to date. 3. Keamanan dan keberadaan inventaris yang di bawah tanggung jawabnya. 4. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan. C. Tugas-Tugas 1. Mengawasi pekerjaan perawatan yang dikontrakkan seperti : rawat jalan tunas pokok, tunas pelepah, rawat aliran air. 2. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan perawatan sesuai dengan rotasi dan paket pekerjaan. 3. Mengawasi tenaga perawatan agar mencapai norma dan mutu yang ditentukan oleh perusahaan. 4. Mengatur dan membagi ancak kerja pada tenaga kerja perawatan setiap hari. 5. Mengisi lembaran kerja dalam buku mandor setiap hari. 6. Melaksanakan inventarisasi pokok tanaman sesuai petunjuk perusahaan. 7. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan perusahaan. D. Wewenang 1. Menginstruksikan kepada SKU dan BHL untuk mengerjakan pekerjaan yang belum sesuai dengan bestek. 2. Mengusulkan sanksi kepada atasan bagi karyawan yang di bawah tanggung jawabnya. 36

37 6. Mandor Pupuk A. Identitas Jabatan - Nama Jabatan : Mandor Pupuk - Departemen : Agronomi - Lokasi : Kebun - Atasan Langsung : Field Assistant (FA), Mandor 1 - Bawahan Langsung : Pekerja pupuk B. Tanggung Jawab Jabatan 1. Pengawasan kegiatan pemupukan agar sesuai dengan standar mutu dan norma yang telah ditentukan oleh perusahaan. 2. Pelaporan kegiatan pemupukan tanaman secara benar dan up to date. 3. Keamanan dan keberadaan inventaris yang di bawah tanggung jawabnya. 4. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan. C. Tugas-Tugas 1. Mengawasi pekerjaan pemupukan pada tanaman 2. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan pemupukan sesuai dengan rotasi dan paket pekerjaan. 3. Mengawasi tenaga pemupukan agar mencapai norma dan mutu yang ditentukan oleh perusahaan. 4. Mengatur dan membagi ancak kerja pada tenaga kerja pemupukan setiap hari. 5. Mengisi lembaran kerja dalam buku mandor setiap hari. 6. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan perusahaan. 37

38 D. Wewenang 1. Menginstruksikan kepada SKU dan BHL untuk mengerjakan pekerjaan yang belum sesuai dengan bestek. 2. Mengusulkan sanksi kepada atasan bagi karyawan yang di bawah tanggung jawabnya. 7. Mandor Semprot A. Identitas Jabatan - Nama Jabatan : Mandor Semprot - Departemen : Agronomi - Lokasi : Kebun - Atasan Langsung : Field Assistant (FA), Mandor 1 - Bawahan Langsung : Pekerja penyemprotan B. Tanggung Jawab Jabatan 1. Pengawasan kegiatan penyemprotan agar sesuai dengan standar mutu dan norma yang telah ditentukan oleh perusahaan. 2. Pelaporan kegiatan penyemprotan tanaman secara benar dan up to date. 3. Keamanan dan keberadaan inventaris yang di bawah tanggung jawabnya. 4. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan. C. Tugas-Tugas 1. Mengawasi pekerjaan penyemprotan pada tanaman 2. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan penyemprotan sesuai dengan rotasi dan paket pekerjaan. 38

39 3. Mengawasi tenaga penyemprotan agar mencapai norma dan mutu yang ditentukan oleh perusahaan. 4. Mengatur dan membagi ancak kerja pada tenaga kerja penyemprotan setiap hari. 5. Mengisi lembaran kerja dalam buku mandor setiap hari. 6. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan perusahaan. D. Wewenang 1. Menginstruksikan kepada SKU dan BHL untuk mengerjakan pekerjaan yang belum sesuai dengan bestek. 2. Mengusulkan sanksi kepada atasan bagi karyawan yang di bawah tanggung jawabnya. 8. Kerani Panen A. Identitas Jabatan - Nama Jabatan : Kerani Panen - Departemen : Agronomi - Lokasi : Kebun - Atasan Langsung : Field Assistant (FA), Mandor 1 - Bawahan Langsung : Pekerja Muat TBS B. Tanggung Jawab Jabatan 1. Pengawasan pengangkutan TBS agar kualitas tetap terjaga sampai ke PKS atau loading ramp. 2. Pelaporan data pengangkutan TBS secara benar dan up to date 3. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan. 39

40 4. Keamanan dan keberadaan inventaris berada di bawah tanggung jawabnya. C. Tugas-Tugas 1. Mengawasi pengangkutan TBS dari TPH sampai ke loading Ramp PKS agar terangkut dengan baik sehingga tidak ada yang restan atau tertinggal di lapangan. 2. Mengawasi pengangkutan brondolan agar bersih dari sampah, pasir, kerikil dan tidak ada yang tertinggal atau tercecer. 3. Melakukan sortasi buah agar tidak diangkut ke PKS atau loding ramp. D. Wewenang 1. Menginstruksikan kepada SKU atau BHL untuk mengerjakan pekerjaan yang belum sesuai dengan bestek. 2. Mengusulkan sanksi kepada atasan bagi karyawan yang di bawah tanggung jawabnya. 9. Kerani Divisi A. Identitas Jabatan - Nama Jabatan : Kerani Afdeling - Departemen : Agronomi - Lokasi : Kebun - Atasan Langsung : Field Assistant (FA) B. Tanggung Jawab Jabatan 1. Tertib semua administrasi di divisi. 2. Kebenaran data yang diserahkan kepada atasan. 40

41 3. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan. 4. Menjaga keamanan dan keberadaan inventaris di bawah tanggung jawabnya. C. Tugas-Tugas 1. Membuat rencana kerja harian dan bulanan divisi. 2. Membuat laporan data-data lapangan yang dibutuhkan oleh kantor kebun. 3. Membantu Field Assistant (FA) dalam menyusun cash flow dan RKAP. 4. Mencatat daftar curah hujan setiap hari. 5. Membuat daftar cuti karyawan divisi dan data karyawan divisi. 6. Memeriksa daftar tanda tangan absensi karyawan. 7. Membuat serta menyusun laporan hasil kerja seperti ILPH, buku assistant, pet kerja, daftar premi, BASTP, daftar lembur dan lain-lain. 8. Membagikan beras catu karyawan divisi. 9. Membantu karyawan divisi dalam membantu penggajian karyawan divisi. 10. Mengawasi setiap keluar masuknya bahan dan alat di gudang divisi. 11. Mencatat dalam kartu gudang setiap pengeluaran dan penerimaan barang dan bahan. 12. Menyimpan dan mengatur dengan baik setiap barang di dalam gudang divisi baik yang baik maupun barang bekas. 13. Mengerjakan tugas lain yang diinstruksikan atasan. D. Wewenang 1. Menolak mengeluarkan barang dan bahan dari gudang divisi tanpa sepengetahuan atasan. 41

42 10. Assistant Teknik A. Identitas Jabatan - Nama Jabatan : Assistant Teknik - Departemen : Teknik - Lokasi : Kebun - Atasan Langsung : Estate Manajer - Bawahan Langsung : Kepala mekanik, Kerani traksi, supir, operator dan mekanik. B. Tanggung Jawab Jabatan dan Rincian Tugas 1. Terlaksananya rencana kegiatan operasional teknik. 2. Terlaksananya pemeliharaan serta perbaikan alat berat dan kendaraan. 3. Terlaksananya pengadaan spare part dan bahan lainnya untuk keperluan alat dan kendaraan. 4. Mengatur kegiatan alat bengkel dan penerangan. 5. Terlaksananya kegiatan pengangkutan hasil dan pelaksanaan kerja alat berat. 6. Terlaksananya pembinaan personil yang berada di bawah tanggung jawabnya. 7. Terkendalinya sistem pelaporan kegiatan dan administrasi teknik. 8. Terlaksananya koordinasi dengan unit atau bagian lain. 9. Menjaga keamanan inventaris yang berada di bawah tanggung jawabnya. 10. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan. 11. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diinstruksikan atasan. 42

43 C. Wewenang 1. Mengusulkan penambahan dan pengurangan alat bengkel kepada atasan berdasarkan efisiensi pemakaian alat. 2. Mengusulkan penyegaran, kursus atau kepelatihan untuk meningkatkan kemampuan bawahan. 3. Mengendalikan biaya lembur dan premi karyawan yang berada di bawahnya. 4. Meminta dan memberikan pemakaian tenaga kerja yang akan dipakai dari divisi atau unit lain dengan seizin atasan. 5. Mengadakan penilaian prestasi kerja kepada bawahan untuk diusulkan ke Estate Manajer. 6. Mengusulkan penetapan atau penggunaan tenaga kerja seperti penambahan dan pengurangan ataupun perubahan fungsi. 7. Membina dan memberikan nasehat kepada tenaga kerja yang berada di bawah tanggung jawabnya. 8. Mengusulkan tindakan SP, PHK terhadap karyawan di bawahnya. 9. Membatalkan pekerjaan SKU jika tidak sesuai dengan bestek perusahaan yang berada di bawah tanggung jawabnya. 11. Kepala Mekanik A. Identitas Jabatan - Nama Jabatan : Kepala Mekanik - Departemen : Teknik - Lokasi : Kebun 43

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan berupa pohon batang lurus dari famili Palmae yang berasal dari Afrika. Kelapa sawit pertama kali diintroduksi ke Indonesia

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika dan termasuk famili Aracaceae (dahulu: Palmaceae). Tanaman kelapa sawit adalah tanaman monokotil

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Taksonomi kelapa sawit yang dikutip dari Pahan (2008) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermeae Ordo : Monocotyledonae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Setyamidjaja (2006) menjelasakan taksonomi tanaman kelapa sawit (palm oil) sebagai berikut. Divisi : Spermatophyta Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit Kelapa sawit merupakan tanaman yang berasal dari Afrika. Tanaman yang merupakan subkelas dari monokotil ini mempunyai habitus yang paling besar. Klasifikasi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan/industri berupa pohon batang lurus dari famili Arecaceae. Tanaman tropis ini dikenal sebagai penghasil minyak sayur yang berasal

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Kelapa Sawit Pohon kelapa sawit terdiri dari pada dua spesies Arecaceae atau famili palma yang digunakan untuk pertanian komersial dalam pengeluaran minyak kelapa sawit.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) diklasifikasikan ke dalam kelas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) diklasifikasikan ke dalam kelas II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Kelapa Sawit Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) diklasifikasikan ke dalam kelas Angiospermae, subkelas Monocotyledonae, ordo Palmales, famili Palmae, genus Elaeis,

Lebih terperinci

guineensis berasal dari kata Guinea yaitu merupakan nama suatu daerah di Pantai

guineensis berasal dari kata Guinea yaitu merupakan nama suatu daerah di Pantai I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelapa sawit dalam bahasa latin dinamakan juga Elaeis guineensis Jacq. Kata Elaeis berasal dari kata Elaion dari bahasa Yunani yang berarti minyak dan kata guineensis

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit diperkirakan berasal dari Afrika Barat dan Amerika Selatan. Tanaman ini lebih berkembang di Asia Tenggara. Bibit kelapa sawit pertama kali masuk ke Indonesia

Lebih terperinci

PENGELOLAAN TENAGA KERJA PANEN DAN SISTEM PENGANGKUTAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN TENAGA KERJA PANEN DAN SISTEM PENGANGKUTAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT PENGELOLAAN TENAGA KERJA PANEN DAN SISTEM PENGANGKUTAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN MUSTIKA PT SAJANG HEULANG MINAMAS PLANTATION KALIMANTAN SELATAN Oleh CINDY CHAIRUNISA

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit Syarat Tumbuh Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit Syarat Tumbuh Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit Agribisnis kelapa sawit membutuhkan organisasi dan manajemen yang baik mulai dari proses perencanaan bisnis hingga penjualan crude palm oil (CPO) ke

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut. A. Jenis atau Varietas Kelapa Sawit Jenis (varietas)

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia, kelapa sawit pertama kali didatangkan oleh pemerintah Hindia

II. TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia, kelapa sawit pertama kali didatangkan oleh pemerintah Hindia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kelapa Sawit Di Indonesia, kelapa sawit pertama kali didatangkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1848. Penanaman dilakukan dengan menanam di Kebun Raya Bogor,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit diklasifikasikan sebagai berikut : Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili : Arecaceae Sub Famili

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit Kelapa sawit merupakan tanaman yang berasal dari Afrika dan Amerika Selatan, tepatnya di Brazil. Spesies E. oleifera dan E. odora berasal dari kawasan Amerika

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani dan Morfologi Kelapa sawit termasuk tanaman jangka panjang. Tinggi kelapa sawit dapat mencapai 13-18 meter. Tanaman kelapa sawit termasuk ke dalam tanaman berbiji satu

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Manajemen Panen dan Pasca Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) PT. Suryabumi Tunggal Perkasa Intan Estate Kalimantan Selatan.

KATA PENGANTAR Manajemen Panen dan Pasca Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) PT. Suryabumi Tunggal Perkasa Intan Estate Kalimantan Selatan. KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan judul Manajemen Panen

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit berasal dari benua Afrika. Delta Nigeria merupakan tempat dimana fosil tepung sari dari kala miosen yang bentuknya sangat mirip dengan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika dan Amerika Selatan, tepatnya Brasilia. Kata Elaeis berasal dari kata Elaion berarti minyak dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Kelapa sawit termasuk tanaman keras (tahunan) yang mulai menghasilkan pada umur 3 tahun dengan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis 16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq.) 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Morfologi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq.) Kelapa sawit merupakan tanaman monokotil perennial dengan periode regenerasi yang panjang sekitar 20 tahun

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. serta genus Elaeis dengan spesies Elaeis guineensis Jacq. 8 m ke dalam tanah dan 16 m tumbuh ke samping (PANECO, dkk., 2013).

TINJAUAN PUSTAKA. serta genus Elaeis dengan spesies Elaeis guineensis Jacq. 8 m ke dalam tanah dan 16 m tumbuh ke samping (PANECO, dkk., 2013). TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Taksonomi dari tanaman kelapa sawit adalah sebagai berikut; divisi Spermatophyta, dengan subdivisi Pteropsida. Kelapa sawit tergolong kelas Angiospermae dengan subkelas

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Tanaman tebu dalam dunia tumbuh-tumbuhan memiliki sistematika sebagai berikut : Kelas : Angiospermae Subkelas : Monocotyledoneae Ordo : Glumaceae Famili : Graminae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dalam identifikasi secara ilmiah. Metode pemberian nama ilmiah (latin) ini di. Divisi : Spermatophyta. Subdivisi : Angiospermae

TINJAUAN PUSTAKA. dalam identifikasi secara ilmiah. Metode pemberian nama ilmiah (latin) ini di. Divisi : Spermatophyta. Subdivisi : Angiospermae II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Dan Morfologi Kelapa Sawit 1. Klasifikasi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) Dalam dunia botani, semua tumbuhan diklasifikasikan untuk memudahkan dalam identifikasi secara

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium 14 TINJAUAN PUSTAKA Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Dalam dunia tumbuhan, tanaman bawang merah diklasifikasikan dalam Divisi : Spermatophyta ; Sub Divisi : Angiospermae ; Class : Monocotylodenae ;

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit termasuk sebagai tanaman monokotil, mempunyai akar serabut.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit termasuk sebagai tanaman monokotil, mempunyai akar serabut. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Dan Morfologi Kelapa Sawit 1. Akar Kelapa sawit termasuk sebagai tanaman monokotil, mempunyai akar serabut. Akar pertama yang muncul dari biji yang berkecambah disebut radikula

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Ekologi Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Ekologi Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam tanah dan respirasi tanaman. Tanaman kelapa sawit berakar serabut. Perakarannya sangat kuat

Lebih terperinci

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) I. SYARAT PERTUMBUHAN 1.1. Iklim Lama penyinaran matahari rata rata 5 7 jam/hari. Curah hujan tahunan 1.500 4.000 mm. Temperatur optimal 24 280C. Ketinggian tempat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Saccharum officinarum

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Saccharum officinarum TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Dalam taksonomi tumbuhan, tebu tergolong dalam Kerajaan Plantae, Divisi Magnoliophyta, Kelas Monocotyledoneae, Ordo Glumaceae, Famili Graminae, Genus

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gladiol termasuk ke dalam famili Iridaceae dan memiliki daun yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gladiol termasuk ke dalam famili Iridaceae dan memiliki daun yang 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Tanaman Gladiol Bunga gladiol yang berasal dari daratan Afrika Selatan ini memang sangat indah. Bunga ini simbol kekuatan, kejujuran, kedermawanan, ketulusan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit semula merupakan tanaman yang tumbuh liar di hutan-hutan maupun daerah semak belukar tetapi kemudian dibudidayakan. Sebagai tanaman

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Ekologi Tanaman Jagung (Zea mays L.)

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Ekologi Tanaman Jagung (Zea mays L.) TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Ekologi Tanaman Jagung (Zea mays L.) Tanaman jagung merupakan tanaman asli benua Amerika yang termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Taksonomi tanaman

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM. Letak Wilayah Administratif

KEADAAN UMUM. Letak Wilayah Administratif 11 KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif PT. Panca Surya Agrindo terletak di antara 100 0 36-100 0 24 Bujur Timur dan 100 0 04 100 0 14 Lintang Utara, di Desa Tambusai Utara, Kecamatan Tambusai Utara,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara agraris yang artinya pertanian memegang

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara agraris yang artinya pertanian memegang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Negara Indonesia merupakan negara agraris yang artinya pertanian memegang peranan penting pada perekonomian nasional. Sub sektor perkebunan mempunyai peranan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah tanaman perkebunan yang sangat

I. PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah tanaman perkebunan yang sangat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah tanaman perkebunan yang sangat toleran terhadap kondisi lingkungan yang kurang baik. Namun, untuk menghasilkan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistematika dan Botani Tanaman Jagung Manis Tanaman jagung manis termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays saccharata Sturt. Dalam Rukmana (2010), secara

Lebih terperinci

Tujuan TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit

Tujuan TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit 2 Pembibitan merupakan kegiatan teknis budidaya yang dapat dilakukan untuk memperoleh bibit kelapa sawit yang berkualitas. Kegiatan pemeliharaan merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan pembibitan.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Tanaman

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kelapa sawit merupakan tanaman yang berasal dari Afrika. Kelapa sawit merupakan sub keluarga cocoideae yang paling besar habitusnya. Klasifikasi tanaman

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Panen Kelapa sawit Panen merupakan suatu kegiatan memotong tandan buah yang sudah matang, kemudian mengutip tandan dan memungut brondolan, dan mengangkutnya dari pohon ke tempat

Lebih terperinci

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Papilionaceae; genus Arachis; dan spesies Arachis hypogaea L. Kacang tanah

Lebih terperinci

BUDIDAYA KELAPA SAWIT

BUDIDAYA KELAPA SAWIT KARYA ILMIAH BUDIDAYA KELAPA SAWIT Disusun oleh: LEGIMIN 11.11.5014 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMUNIKASI AMIKOM YOGYAKARTA 2012 ABSTRAK Kelapa sawit merupakan komoditas yang penting karena

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit diduga berasal dari Afrika Barat dan Amerika Selatan, tepatnya Brasilia. Kelapa sawit memiliki struktur tanaman yang terdiri atas akar, batang, daun,

Lebih terperinci

II. TINJUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika Barat,

II. TINJUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika Barat, II. TINJUAN PUSTAKA 2.1.Tanaman Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika Barat, tetapi dapat dikembangkan diluar daerah asalnya termasuk Indonesia. Pada tahun 1848

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Morfologi Kacang Tanah

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Morfologi Kacang Tanah TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Kacang Tanah Kacang tanah tergolong dalam famili Leguminoceae sub-famili Papilinoideae dan genus Arachis. Tanaman semusim (Arachis hypogaea) ini membentuk polong dalam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani tanaman karet Menurut Sianturi (2002), sistematika tanaman karet adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. atas. Umumnya para petani lebih menyukai tipe tegak karena berumur pendek

TINJAUAN PUSTAKA. atas. Umumnya para petani lebih menyukai tipe tegak karena berumur pendek II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kacang Tanah Secara garis besar kacang tanah dibedakan menjadi dua tipe yaitu tipe tegak dan menjalar. Kacang tanah tipe tegak percabangannya lurus atau sedikit miring ke atas.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Kelapa Sawit Kelapa sawit tumbuh tegak lurus dapat mencapai 15-20 m. Tanaman ini berumah satu atau monoeclous dimana bunga jantan dan bunga betina terdapat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah 3 TINJAUAN PUSTAKA Pemadatan Tanah Hillel (1998) menyatakan bahwa tanah yang padat memiliki ruang pori yang rendah sehingga menghambat aerasi, penetrasi akar, dan drainase. Menurut Maryamah (2010) pemadatan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Kelapa Sawit Taksonomi kelapa sawit adalah sebagai berikut :

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Kelapa Sawit Taksonomi kelapa sawit adalah sebagai berikut : BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani dan Morfologi Kelapa Sawit Taksonomi kelapa sawit adalah sebagai berikut : Divisi : Tracheophyta Subdivisi : Pteropsida Kelas : Angiospermae Sub Kelas : Monocotyledoneane

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Teknis Panen

TINJAUAN PUSTAKA. Teknis Panen 3 TINJAUAN PUSTAKA Teknis Panen Panen merupakan rangkaian kegiatan terakhir dari kegiatan budidaya kelapa sawit. Pelaksanaan panen perlu dilakukan secara baik dengan memperhatikan beberapa kriteria tertentu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kedelai Suprapto (1999) mennyatakan tanaman kedelai dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Kelas: Dicotyledone, Ordo:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Indonesia menguasai ekspor pasar minyak sawit mentah dunia sebesar

BAB I PENDAHULUAN Indonesia menguasai ekspor pasar minyak sawit mentah dunia sebesar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup besar dan dapat berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional. Penduduk di Indonesia

Lebih terperinci

PANEN KELAPA SAWIT Pengrtian Panen Sistim Panen 2.1 Kriteria Matang Panen 2.2 Komposisi TBS Fraksi Komposisi (%) Kematangan

PANEN KELAPA SAWIT Pengrtian Panen Sistim Panen 2.1 Kriteria Matang Panen 2.2 Komposisi TBS Fraksi Komposisi (%) Kematangan PANEN KELAPA SAWIT 1. Pengrtian Panen Panen adalah serangkaian kegiatan mulai dari memotong tandan matang panen sesuai criteria matang panen, mengumpulkan dan mengutipbrondolan serta menyusun tandan di

Lebih terperinci

SIMULASI HUBUNGAN ANTARA FRAKSI KEMATANGAN BUAH DAN TINGGI POHON TERHADAP JUMLAH BUAH MEMBRONDOL TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq)

SIMULASI HUBUNGAN ANTARA FRAKSI KEMATANGAN BUAH DAN TINGGI POHON TERHADAP JUMLAH BUAH MEMBRONDOL TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) Jurnal Penelitian STIPAP, 2013, 4 (1) : 1-11 SIMULASI HUBUNGAN ANTARA FRAKSI KEMATANGAN BUAH DAN TINGGI POHON TERHADAP JUMLAH BUAH MEMBRONDOL TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) 1 2 Mardiana

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Jagung Manis Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea mays saccarata L. Menurut Rukmana ( 2009), secara sistematika para ahli botani mengklasifikasikan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Kelapa sawit termasuk tanaman monokotil yang secara taksonomi diklasifikasikan ke dalam ordo Palmales, Famili Palmae, Subfamili Cocoidae,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Kecambah Kelapa sawit berkembang biak dengan biji dan akan berkecambah untuk selanjutnya

II. TINJAUAN PUSTAKA Kecambah Kelapa sawit berkembang biak dengan biji dan akan berkecambah untuk selanjutnya II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Kelapa Sawit 2.1.1 Kecambah Kelapa sawit berkembang biak dengan biji dan akan berkecambah untuk selanjutnya tumbuh menjadi tanaman. Susunan buah kelapa sawit dari lapisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel).

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Indonesia sebagai Negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup besar dan berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional. Penduduk di Indonesia

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani 3 TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Pepaya (Carica papaya) merupakan tanaman buah-buahan tropika. Pepaya merupakan tanaman asli Amerika Tengah, tetapi kini telah menyebar ke seluruh dunia

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Siahaan dan Sitompul (1978), Klasifikasi dari tanaman kedelai adalah sebagai berikut : Kingdom Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Spermatophyta

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM. Letak Wilayah Administratif

KEADAAN UMUM. Letak Wilayah Administratif 12 KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Tambusai Estate terletak di antara 100 0 37-100 0 24 Bujur Timur dan 1 0 04-1 0 14 Lintang Utara yang terletak di Desa Tambusai Utara, Kecamatan Tambusai Utara,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung (Zea mays.l) keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L.

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung (Zea mays.l) keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L. 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung (Zea mays.l) Tanaman jagung merupakan tanaman asli benua Amerika yang termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija jenis

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija jenis I. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Botani Kacang Tanah Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija jenis Leguminosa yang memiliki kandungan gizi sangat tinggi. Kacang tanah merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Jagung (Zea Mays L.) Jagung (Zea mays L) adalah tanaman semusim dan termasuk jenis rumputan/graminae yang mempunyai batang tunggal, meski terdapat kemungkinan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate

PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate 48 PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate Dalam kegiatan agribisnis kelapa sawit dibutuhkan keterampilan manajemen yang baik agar segala aset perusahaan baik sumberdaya alam, sumberdaya manusia,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) Menurut Rahayu dan Berlian ( 2003 ) tanaman bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 1. Botani Bawang Merah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kelapa Sawit 2.1.1 Sejarah Perkelapa Sawitan Mengenai daerah asal kelapa sawit terdapat beberapa pendapat. Pendapat pertama menyatakan bahwa kalapa sawit berasal dari

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Tanaman Teh

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Tanaman Teh 3 TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi Tanaman Teh Klasifikasi tanaman teh yang dikutip dari Nazaruddin dan Paimin (1993) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Tabel 11. Rencana dan Realisasi Pemupukan Kebun Mentawak PT JAW Tahun 2007 dan 2008.

PEMBAHASAN. Tabel 11. Rencana dan Realisasi Pemupukan Kebun Mentawak PT JAW Tahun 2007 dan 2008. 51 PEMBAHASAN Produksi Pencapaian produksi tandan buah segar (TBS) Kebun Mentawak PT JAW dari tahun 2005 2007 (Tabel 2) mengalami peningkatan yang signifikan yaitu dari tahun 2005 ke 2006 ± 10 000 ton,

Lebih terperinci

TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT

TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT NAMA INSTANSI FASILITATOR : MU ADDIN, S.TP : SMK NEGERI 1 SIMPANG PEMATANG : Ir. SETIA PURNOMO, M.P. Perencanaan pemeliharaan merupakan tahapan awal yang sangat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Tanaman Gladiol Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang sesuai dengan bentuk daunnya yang meruncing dan memanjang.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam

TINJAUAN PUSTAKA. Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam tanah dan respirasi tanaman. Akar tanaman kelapa sawit tidak berbuku, ujungnya runcing, dan berwarna

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Kelapa Sawit Kelapa sawit (Elaeis guineensis) bukan merupakan tanaman asli Indonesia, tetapi berasal dari Afrika. Kelapa sawit di Afrika diklasifikasikan oleh Jacquin pada tahun 1763 sebagai

Lebih terperinci

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Keadaan Iklim, Tanah, dan Topografi

KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Keadaan Iklim, Tanah, dan Topografi KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Lokasi kebun PT JAW terletak di Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. Wilayah kebun dapat diakses dalam perjalanan darat dengan waktu tempuh sekitar

Lebih terperinci

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu dimulai dari tanggal 13 Februari 2012 sampai 12 Mei 2012 di Teluk Siak Estate (TSE) PT. Aneka Intipersada, Minamas Plantation,

Lebih terperinci

TI JAUA PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit

TI JAUA PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit 4 TI JAUA PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit Dalam dunia botani, semua tumbuhan diklasifikasikan untuk memudahkan dalam identifikasi secara ilmiah. Metode pemberian nama ilmiah (latin) ini dikembangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seorang ahli botani bernama Linnaeus adalah orang yang memberi nama latin Zea mays

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seorang ahli botani bernama Linnaeus adalah orang yang memberi nama latin Zea mays BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Tanaman Jagung Seorang ahli botani bernama Linnaeus adalah orang yang memberi nama latin Zea mays untuk spesies jagung (Anonim, 2007). Jagung merupakan tanaman semusim

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah 12 KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Teluk Siak Estate PT Aneka Intipersada secara geografis terletak di Desa Tualang Perawang, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Konsep pengembangan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E

II. TINJAUAN PUSTAKA. daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kacang Tanah Kacang tanah tumbuh secara perdu setinggi 30 hingga 50 cm dan mengeluarkan daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Rukmana (2005), klasifikasi tanaman bawang merah adalah sebagai berikut: Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledonae

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) Pohon kelapa sawit terdiri dari pada dua spesies Arecaceae atau famili palma yang digunakan untuk pertanian komersial dalam pengeluaran

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Susunan akar kedelai pada umumnya sangat baik, pertumbuhan akar tunggang lurus masuk kedalam tanah dan mempunyai banyak akar cabang. Pada akar-akar cabang banyak terdapat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. diklasifikasikan sebagai berikut. Divisi: Spermatophyta; Subdivisi:

TINJAUAN PUSTAKA. diklasifikasikan sebagai berikut. Divisi: Spermatophyta; Subdivisi: TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Dalam sistematika tumbuhan, kedudukan tanaman bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut. Divisi: Spermatophyta; Subdivisi: Angiospermae; Kelas: Monocotyledoneae; Ordo:

Lebih terperinci

NB: KERANGKA EKSEKUTIF PROPOSAL PKL DISUSUN MAKSIMAL 5 HALAMAN 1 SPASI (kecuali cover dan lembar pengesahan)

NB: KERANGKA EKSEKUTIF PROPOSAL PKL DISUSUN MAKSIMAL 5 HALAMAN 1 SPASI (kecuali cover dan lembar pengesahan) FORMAT EKSEKUTIF PROPOSAL PKL Berikut ini kerangka eksekutif proposal PKL dengan format sebagai berikut 1. COVER JUDUL / TOPIK 2. PENDAHULUAN Latar belakang Identifikasi permasalahan Tujuan umum dan khusus

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Manggis dan Syarat Tumbuh Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah berupa pohon yang banyak tumbuh secara alami pada hutan tropis di kawasan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh cabang lagi kecil-kecil, cabang kecil ini ditumbuhi bulu-bulu akar yang sangat halus. Akar tunggang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman cabai Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis tanaman hortikultura penting yang dibudidayakan secara komersial, hal ini disebabkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Kedelai Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja, atau Soja max. Namun demikian, pada tahun 1984 telah disepakati bahwa

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan

TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan 14 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gladiol Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan pada bentuk daunnya yang sempit dan panjang seperti pedang. Genus gladiolus terdiri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor Agribisnis Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Indonesia tercatat memiliki

I. PENDAHULUAN. Sektor Agribisnis Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Indonesia tercatat memiliki I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Sektor Agribisnis Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Indonesia tercatat memiliki perkembangan yang sangat pesat. Pada tahun 1980, luas lahan kebun kelapa sawit mencapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Bayam Bayam (Amaranthus sp.) merupakan tanaman semusim dan tergolong sebagai tumbuhan C4 yang mampu mengikat gas CO 2 secara efisien sehingga memiliki daya adaptasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah tanaman industri penting penghasil

I. PENDAHULUAN. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah tanaman industri penting penghasil I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah tanaman industri penting penghasil minyak masak, bahan industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Perkebunan kelapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Caisim (Brassica juncea L.) Caisim merupakan jenis sayuran yang digemari setelah bayam dan kangkung (Haryanto dkk, 2003). Tanaman caisim termasuk dalam famili Cruciferae

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR. BUDIDAYA DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. BAKRIE PASAMAN PLANTATIONS - PASAMAN SUMATRA BARAT

LAPORAN TUGAS AKHIR. BUDIDAYA DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. BAKRIE PASAMAN PLANTATIONS - PASAMAN SUMATRA BARAT i LAPORAN TUGAS AKHIR BUDIDAYA DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. BAKRIE PASAMAN PLANTATIONS - PASAMAN SUMATRA BARAT Disusun oleh : DEDE SARFAWI HARAHAP NBP. 0801111021 Telah

Lebih terperinci