Journal of Indonesian Applied Economics Vol. 4 No. 1 Mei 2010, 26-33

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Journal of Indonesian Applied Economics Vol. 4 No. 1 Mei 2010, 26-33"

Transkripsi

1 Journal of Indonesan Appled Economcs Vol. 4 No. 1 e 010, 6-33 EILIHAN DAN EBENTUKAN OTOFOLIO SAHA LQ45 YANG OTIAL (STUDI KASUS DI BUSA EFEK INDONESIA (BEI)) Desy Wahyunngrum Fakultas Ekonom Unverstas Brawjaya ABSTACT Ths artcle ams to dentfy how nvestor choose and decde an optmal portfolo of stock, usng arkowtz and Sngle Index odel. The analyss on 45 Shares n the group of LQ45 n Indonesa Stock Exchange (IDX), found that the optmal portfolo would be composed of 11 share: TUB (Truba Alam anunggal Engneerng Tbk), BUI (Bum esources Tbk), TINS (Tmah Tbk ), BNB (Bakre & Brothers Tbk), BBNI (Bank Negara Indonesa Tbk), and ELTY (Bakreland Development Tbk). As a comparson of rsk and return of optmal and non-optmal portfolo, the optmal portfolo had 14.6% return and 1.6% rsk, whle the non-optmal had only 7.8% return and 0.13% rsk. Keywords: arkowtz odel, Sngle Index odel, LQ45, Indonesa Stock Exchange, optmal portfolo, rsk, return A. LATA BELAKANG Salah satu bdang nvestas yang cukup menark adalah saham. rp dengan pedagang, motvas seorang nvestor untuk melakukan nvestas pada saham tak lan adalah untuk mendapatkan keuntungan. Investor mengharapkan pembagan dvden (dvdend ncome) dan keuntungan dar kenakan harga saham (captal gan), karena saham bsa djual dengan harga yang lebh tngg. Tetap duna nvestas saham juga penuh dengan ketdakpastan atau rsko (Fardansyah, 00). Keputusan plhan nvestas lebh banyak pada pertmbangan aspek fundamental perusahaan berupa emten yang berknerja bak, atau yang dapat memberkan dvden menark. Karena tulah, plhan nvestas jatuh pada saham yang tergolong pada kelompok LQ 45. Sebuah pepatah serng mendasar kegatan nvestas d pasar modal guna menghndar besarnya rsko nvestas yang mungkn dtanggung yatu, Don t put all your eggs n one basket (jangan letakkan semua telur anda dalam satu keranjang). Jka kta menanamkan dana yang kta mlk hanya pada satu saham, ada kemungknan kta akan menderta kerugan yang besar jka konds buruk menmpa perusahaan yang menerbtkan saham tersebut. Oleh karena tu nvestor dapat melakukan dversfkas dengan mengalokaskan dana pada beberapa saham dar perusahaan yang berbeda. Kombnas saham n dsebut dengan portofolo saham. enurut Fabozz (1999:61) teor portofolo berhubungan dengan pemlhan portofolo yang dapat memaksmalkan pengembalan yang dharapkan sesua dengan tngkat rsko yang dapat dterma. Dengan menggunakan model kuanttatf dan data hstors, teor portofolo mendefnskan pengembalan portofolo yang dharapkan dan tngkat rsko portofolo yang dapat dterma serta menunjukkan cara pembentukan portofolo yang optmal. asalah yang akan dtelt dapat drumuskan dalam bentuk pertanyaan sebaga berkut (1). Bagamana pemlhan portofolo saham yang optmal pada perusahaan yang tercatat dalam LQ 45 d Bursa Efek Indonesa (BEI) dan (). Saham mana saja yang masuk dalam portofolo optmal dan berapa besar propors dana yang sebaknya dnvestaskan pada masng-masng saham. 6

2 emlhan dan embentukan ortofolo Wahyunngrum B. KAJIAN TEOITIS ergerakan harga saham dtentukan oleh demand dan supply dar saham tersebut. Jka demand menngkat, maka harga saham akan nak. Sebalknya, harga saham akan turun jka demand menurun. Ada beberapa faktor yang mempengaruh pergerakan harga saham akbat perubahan demand dan supply, yakn pergerakan suku bunga bank, tngkat nflas, nla tukar rupah, knerja perusahaan (yang dlhat dar laba dan devden), serta faktor sosal dan poltk. Terdapat banyak metode yang dapat dgunakan untuk mengetahu hubungan varabel makro ekonom terhadap pasar modal suatu negara. Salah satu teor yang serng dgunakan adalah Arbtrage rcng Theory (AT) yang dkembangkan oleh Chen (1986). Konsep n merupakan model kesembangan yang menggunakan hukum satu harga (the law of one prce), dmana dua kesempatan nvestas yang dentk sama tdak bsa djual dengan harga yang berbeda. Dengan menggunakan AT, Chen (1966) membuktkan bahwa varabel makro ekonom memlk pengaruh yang sstematk terhadap return pasar saham. Kekuatan perekonoman mempengaruh tngkat dskonto kemampuan perusahaan untuk menggerakkan alran kas dan pembayaran devden d masa yang akan datang. Varabel-varabel fundamental ekonom makro dalam mempengaruh fluktuas kurs dapat dkaj dengan beberapa model kurs valas dengan pendekatan moneter dengan menggunakan dasar teor partas daya bel (purchasng power party) dan partas suku bunga (nterest rate party). Salah satu teor yang dgunakan untuk menjelaskan kurs mata uang adalah teor artas Daya Bel (purchasng power party). Teor partas daya bel n menyatakan bahwa kurs mata uang antar negara harus mencermnkan nla perbandngan nla mata uang satu negara terhadap negara lannya yang dtentukan oleh daya bel masng-masng negara. Hubungan antara kurs dan harga komodtas dalam teor partas daya bel yatu kurs akan cenderung menurun dengan propors yang sama dengan kenakan harga. Teor partas daya bel terdr dar dua macam yatu: partas daya bel absolut dan partas daya bel relatf. artas daya bel absolut menjelaskan bahwa kesembangan nla mata uang dalam neger terhadap nla mata uang luar neger adalah perbandngan harga absolut dalam dan luar neger. artas daya bel absolut n selanjutnya menghaslkan hukum satu harga (law of one prce) yang menjelaskan bahwa untuk satu jens barang yang sama, maka harga d tempat lan juga harus sama. artas daya bel relatf menjelaskan bahwa kurs merupakan persentase perbandngan perubahan harga absolut dalam neger terhadap luar neger. Asums utama yang mendasar teor partas daya bel adalah bahwa pasar komodt merupakan pasar yang efsen bak dar seg alokas, operasonal, penentuan harga, dan nformas. Asums n selanjutnya menyatakan bahwa (Kuncoro, 1993): (1) Semua barang merupakan barang yang dperdagangkan d pasar nternasonal (tradable goods) dan tdak ada baya transportas; () Tdak ada restrks-restrks dalam perdagangan nternasonal; (3) Barang dalam neger dan luar neger bersfat homogen sempurna untuk masng-masng barang; (4) Terdapat kesamaan ndeks harga yang dgunakan untuk memperhtungkan daya bel mata uang asng dan domestk, terutama untuk ndeks harga dan elemen ndeks harga. artas suku bunga (nterest rate party) merupakan teor yang palng dkenal dalam keuangan nternasonal. Teor partas suku bunga n mengasumskan nla kurs berdasarkan tngkat bunga antar negara yang bersangkutan. Dalam negara dengan sstem kurs bebas, tngkat bunga domestk () cenderung dsamakan dengan tngkat bunga luar neger (*) dengan memperhtungkan perkraan laju depresas mata uang negara yang bersangkutan terhadap negara lan (Balle dan cohan, 1990). Teor partas suku bunga terdr dar dua macam yatu: partas suku bunga tertutup (covered nterest rate party) dan partas suku bunga tdak tertutup (uncovered nterest rate party). artas Suku Bunga Tertutup (Covered Interest ate arty) menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara kurs spot, kurs forward, dan varabel suku bunga. artas suku bunga tertutup n menjelaskan hubungan yang erat antara suku bunga dengan pergerakan kurs spot dan kurs forward mata uang tertentu khususnya mata uang keras (hard currency) sepert dolar Amerka dan Yen Jepang. artas suku bunga tertutup dpandang sebaga dasar yang lebh relevan untuk menjelaskan 7

3 Journal of Indonesan Appled Economcs Vol. 4 No. 1 e 010, 6-33 kurs valas. enjelasan tentang bekerjanya mekansme partas suku bunga tertutup, yatu dengan menggunakan hubungan dua negara dengan nla mata uang dan suku bunga masng-masng negara, dengan asums terdapat keterbukaan antar negara. artas Suku Bunga Tdak Tertutup (Uncovered Interest ate arty) juga dgunakan untuk menganalss model kurs valas. Dalam teor partas suku bunga tdak tertutup, dasumskan pasar yang efsen terjad bla kurs forward merupakan peramal yang tdak bsa untuk nla kurs spot pada masa yang akan datang. Hubungan tngkat bunga dengan nla tukar mata uang ddasarkan pada n yatu suatu konds dmana expected return dar deposto atau tabungan dar mata uang adalah sama (konds equlbrum). endekatan n menggunakan asums adanya perfect captal moblty dan nstrumen keuangan d kedua negara bersfat perfectly substtutable. Dengan demkan, jka tngkat bunga luar neger lebh besar dbandngkan tngkat bunga dalam neger, maka nla tukar domestk akan terapresas sebesar perbedaan tngkat bunga tersebut, begtu pula sebalknya. C. ETODE DAN ANALISIS DATA eneltan n merupakan peneltan kuanttatf dengan ruang lngkup saham LQ 45 perode Februar 008 s/d Jul 008. Adapun obyek analss dar peneltan n adalah 1) harga saham dan dvden bulanan pada masng-masng saham perusahaan yang tercatat dalam LQ 45 datas, ) IHSG bulanan dan 3) Suku bunga SBI sebaga return bebas rsko. erode yang dgunakan dalam peneltan adalah selama 60 bulan, yang dmula dar tahun 003: s.d 008:1. Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder yang dperoleh dar nternet dan ojok BEJ Fakultas Ekonom Unverstas Brawjaya. Untuk memperoleh tujuan dar peneltan n, maka tahap-tahap analss yang dlakukan adalah sebaga berkut : 1. enghtung hasl (return) saham tap bulan. D t t1 t t...1) t 1 Dmana : t = Hasl (return) saham pada perode t t = Harga saham pada perode t t-1 = Harga saham pada perode t-1 D t = Dvden per bulan. enghtung tngkat pengembalan (return) yang dharapkan atas saham. t E( )...) N Dmana : N = Jumlah perode pengamatan 3. enghtung tngkat pengembalan (return) pasar. IHSG IHSG t t1. t...3) IHSGt 1 Dmana :.t = Tngkat pengembalan (return) pasar, IHSG t = Indeks Harga Saham Gabungan untuk perode t, IHSG t-1 = Indeks Harga Saham Gabungan untuk perode t enentukan beta saham dengan menggunakan tme seres regreson. e...4) Dmana : = Nla ekspektas dar return saham yang ndependen terhadap return 8

4 pasar, emlhan dan embentukan ortofolo Wahyunngrum = Beta yang merupakan koefsen yang mengukur perubahan akbat dar perubahan, e = Kesalahan resdu yang merupakan varabel acak dengan nla ekspektasnya sama dengan nol atau E( ) 0 e Hasl perhtungan regres n dengan menggunakan SSS 1. eturn pasar sebaga varabel bebas dan return saham sebaga varabel terkat. 5. enghtung varan dar kesalahan resdu yang menunjukkan besarnya rsko tdak sstematk yang unk terjad d dalam perusahaan. n e E e 1...5) e n 1 Dmana : e = Varan dar kesalahan resdu e = Kesalahan resdu, dengan nla ekspektasnya sama dengan nol atau E e 0. n = Jumlah perode pengamatan 6. enentukan raso antara ekses return dengan beta (excess return to beta rato / EB). Excess return ddefnskan sebaga selsh return ekspektas dengan return aktva bebas rsko. Excess return to beta berart mengukur kelebhan return relatp terhadap satu unt rsko yang tdak dapat ddversfkaskan yang dukur dengan Beta. EB Dmana : E( ) B...6) EB = Excess eturn to Beta sekurtas ke- E ( ) = eturn ekspektas untuk sekurtas ke- = eturn aktva bebas rsko B = Beta sekurtas ke- 7. enentukan saham-saham yang termasuk portofolo optmal, dtentukan dengan langkah sebaga berkut : 1. Urutkan saham-saham berdasarkan nla EB terbesar ke nla EB terkecl. Saham-saham dengan nla EB terbesar merupakan kanddat untuk dmasukkan ke portofolo optmal.. Htung nla A dan A B E. B untuk masng-masng saham ke- sebaga berkut : B...7.1) dan e e...7.) 9

5 Journal of Indonesan Appled Economcs Vol. 4 No. 1 e 010, 6-33 Dmana : = Varan dar kesalahan resdu saham ke- yang juga merupakan rsko e unk atau rsko tdak sstematk. 3. Htung nla C dengan rumus : C j1 1 A j1 j j...7.3) 4. Besarnya cut-off pont ( * C ) adalah nla dmana nla EB terakhr kal mash lebh besar dar nla 5. Saham-saham yang membentuk portofolo optmal adalah saham-saham yang mempunya nla EB lebh besar atau sama dengan nla EB d ttk. Saham-saham yang mempunya EB lebh kecl dengan EB ttk tdak dkutsertakan dalam pembentukan portofolo optmal. 8. enentukan besarnya propors nvestas. Z w k...8.1) Z j j1 Dengan nla adalah sebesar: * Z ( EB C )...8.) e Dmana : k w = ropors saham ke-, = Jumlah saham d portofolo optmal, = Beta saham ke-, e EB = Varan dar kesalahan resdu saham ke-, = Excess eturn to Beta saham ke-, * C = Nla cut-off pont yang merupakan nla C terbesar. D. HASIL DAN EBAHASAN Dar hasl perhtungan return dan ekspekted return dengan rumus (1) dan () dperoleh hasl bahwa tngkat pengembalan/e() tertngg dtawarkan oleh saham perusahaan BBNI (Bank Negara Indonesa Tbk), yatu sebesar 1.5%. Sedangkan E() terendah dtawarkan oleh UNV (Unlever Indonesa Tbk) yatu sebesar 0,9%. Tngkat pengembalan pasar E(m) dapat dhtung dengan rumus (3) yatu sebesar atau 3.4%. Tngkat return bebas rsko ( B ) dperlukan sebaga ukuran tngkat pengembalan mnmum pada saat rsko bernla 0. Tngkat return bebas rsko basanya dukur dengan tngkat suku bunga SBI yang dtetapkan BI. enurut BI ( sejak penerapan ITF pada Jul 005, arah kebjakan BI dtetapkan melalu besarnya BI rate yang saat n besarnya 8%. Saham-saham yang dolah selanjutnya adalah saham-saham yang memenuh syarat E() > 30

6 emlhan dan embentukan ortofolo Wahyunngrum, karena saham-saham yang memlk E() > B B memlk tngkat pengembalan mnmum yang bebas rsko. Dar 45 saham dperoleh 11 saham yang memlk syarat E() > yatu sebaga berkut: Tabel 1. Saham Saham dengan eturn d atas eturn bebas resko N o N am a e ru sah a an E ( ) B E ( ) 1 B B N I B NB B NG A B T B U I C O E L TY S UL I T IN S T U B U N T B erhtungan selanjutnya adalah menghtung besar alpha dan beta dengan menggunakan regres sederhana sesua dengan persamaan (4) pada program SSS. Beta menggambarkan senstvtas perubahan knerja portofolo dbandngkan dengan knerja pasar atau merupakan ukuran volatltas return suatu sekurtas atau return portofolo terhadap return pasar sedangkan komponen return yang unk dwakl oleh (alpha) yang ndependen terhadap return pasar. BBNI mempunya nla beta yang tngg yatu 7.003, hal n berart saham tersebut sangat fluktuatf, saham tersebut akan nak dan turun (bergejolak) lebh tngg dbandngkan dengan ndeks pasar (msalnya IHSG). Sedangkan BNGA memlk nla beta yang negatf, yatu yang berart bahwa return aset tersebut berkebalkan dengan return pasar. Secara umum return pasar akan selalu postf, apabla beta suatu saham negatf, artnya aset tersebut akan memberkan return yang lebh kecl dar tngkat keuntungan bebas rsko (aset tersebut memberkan return yang kecl). erhtungan varan dar kesalahan resdu menunjukkan besarnya rsko tdak sstematk yang unk terjad d dalam masng-masng saham, yang dhtung dengan rumus (5). BBNI memlk nla varan tertngg yatu.046, yang berart bahwa dsampng mempunya ekspected return yang tngg juga memlk rsko yang tngg pula (hgh rsk hgh return), sedangkan rsko terendah dtawarkan oleh saham UNT, dmana saham n juga memlk nla ekspected return yang terendah. aso EB merupakan ukuran penlaan knerja portofolo yang menunjukkan hubungan antara dua faktor penentu nvestas yatu return dan rsko. ortofolo yang optmal akan bers dengan aktva-aktva yang mempunya EB yang tngg. aso EB dhtung dengan rumus (6). Dalam perhtungan tersebut dketahu bahwa saham TUB memlk nla EB terbesar yatu 0.046, dmana nla EB yang besar akan memberkan keuntungan lebh datas tngkat suku bunga bebas rsko. Jad excess return d atas tngkat suku bunga bebas rsko berart bla keuntungan bsa lebh dar 8%. Sedangkan saham BNGA memlk nla EB terendah yatu sebesar Dar perhtungan n dapat dkatakan bahwa saham BNGA memlk tngkat pengembalan yang kecl dbandngkan dengan aktva bebas rsko, sehngga kemungknan besar saham n tdak akan masuk dalam portofolo optmal. Langkah selanjutnya yakn menentukan saham-saham yang termasuk dalam portofolo optmal yatu : 31

7 Journal of Indonesan Appled Economcs Vol. 4 No. 1 e 010, engurutkan nla EB dar yang terbesar sampa dengan terkecl,. enghtung A dan B dengan rumus (7.1) dan (7.), 3. enghtung C dengan rumus (7.3) dan menentukan Cut-Off ont yang merupakan batas nla EB berapa yang dkatakan tngg, dengan demkan dketahu besarnya C* adalah sebesar , dmana angka n dperoleh dar nla EB terakhr kal mash lebh besar dar C yatu pada saham TINS (Tmah Tbk). Dengan demkan dperoleh portofolo optmal dan non-optmal. Sehngga dapat dhtung propors dana untuk masng-masng saham dengan rumus (8.1) dan (8.). Dar urutan perhtungan datas dperoleh hasl bahwa saham-saham yang membentuk portofolo optmal dan propors dana nvestasnya adalah sebaga berkut: Tabel. Saham-Saham dalam ortofolo Optmal No. Nama erusahaan E() EB C Z W e 1 TUB % BUI % 3 BNB % 4 BBNI % 5 ELTY % 6 TINS % Saham TUB mempunya propors dana terbesar yakn sebesar 64.6%, sedangkan saham ELTY hanya mendapat propors nvestas sebesar 0.9%. Dengan demkan dapat dhtung return serta rsko portofolo optmal dan nonoptmal dengan menggunakan rumus sebaga berkut : E E. dan n. w. e 1 Sehngga dperoleh return ekspektas portofolo optmal adalah sebesar 14.6% dan rskonya adalah sebesar 1.6%. Dengan perhtungan yang sama dperoleh return ekspektas portofolo nonoptmal adalah sebesar 7.8% dan rskonya sebesar 0.13%. Dengan dana yang dmlk, nvestor dapat melakukan dversfkas nvestas sesua kengnan nvestor. Dar keenam saham yang terbentuk ada kemungknan nvestor dengan pertmbanganpertmbangan tertentu untuk djadkan sebaga nvestas, karena tap-tap nvestor mempunya perlaku nvestas yang tdak sama. Akan tetap pemlhan portofolo dengan ddukung oleh perhtungan yang matang sepert pada datas, setdaknya akan mengurang rsko yang terjad dan dapat mengoptmalkan keuntungan nvestas. E. KESIULAN DAN EKOENDASI enentuan portofolo optmal yang dperoleh dengan menggunakan odel arkowtz dan odel Indeks Tunggal terhadap 45 saham LQ45 d Bursa Effek, menemukan: 1. ertama, dar 45 saham LQ45 dperoleh 44 saham yang memenuh syarat E() > 0, dalam hal n saham yang dkeluarkan adalah saham FEN (oble-8 Telecom Tbk) yang mempunya E() terbesar. 3

8 emlhan dan embentukan ortofolo Wahyunngrum. Dar 44 saham yang terplh, dtentukan kembal saham yang mempunya E() > B, yatu yang mempunya tngkat pengembalan yang lebh besar darpada aktva bebas rsko. Dar 44 saham tersebut dperoleh 11 saham yang kemudan dolah kembal untuk mencar rsko dan returnnya dantaranya yatu melalu raso EB yang mengukur kelebhan return relatf terhadap satu unt resko yang tdak dapat ddversfkaskan. Berdasarkan analss resko saham yang dnla dengan varan kesalahan resdu, serta tahap-tahap analss model ndeks tunggal, dperoleh 6 saham yang menjad portofolo optmal yatu saham TUB (Truba Alam anunggal Engneerng Tbk), BUI (Bum esources Tbk), TINS (Tmah Tbk ), BNB (Bakre & Brothers Tbk), BBNI (Bank Negara Indonesa Tbk), serta ELTY (Bakreland Development Tbk). 3. erbandngan return yang optmal dan yang non-optmal yakn eturn ekspektas portofolo optmal yang dperoleh adalah sebesar 14.6% dan rskonya sebesar 1.6%. Sedangkan return ekspektas pada portofolo non-optmal adalah sebesar 7.8% dan rskonya sebesar 0.13%. DAFTA USTAKA Balle, chard dan atrck cahon The Foregn Exchange arket: Theory and Econometrc Evdence. Cambrdge Unversty ress. Cambrdge Bursa Efek Jakarta BEJ Laporan Tahunan Chen, N. F.,. oll dan S. oss Economc Forces and the Stock arket. Journal of Busness 59 (3). Fabozz, Frank J anajemen Investas. Jakarta : Salemba Empat Fardansyah, Tedy. 00. Kat dan Strateg enjad Investor awa. Jakarta : T Elex eda Komputndo Ftrah, Laly Analss ortofolo Sebaga Salah Satu Alat engamblan Keputusan Investas Saham d asar odal (Stud Kasus ada erusahaan Semen Yang Go ublck). Skrps. FIA UNIBAW, alang Jogyanto.007. Teor ortofolo Dan Analss Investas. Yogyakarta : BFE Kuncoro, udrajad urchasng ower arty: It s Nature, Devaton, and Implcaton for Internatonal anagement. Kelola Gadjah ada Unversty evew. hal. 83, No. 7/III/1993 Sunaryah engantar engetahuan asar odal. Yogyakarta : U Akadem anajemen erusahaan YKN Supraptono rospek Industr Sekurtas 007. Economc evew. No. 06. Desember Tandelln, Eduardus Analss Investas dan anajemen ortofolo. Yogyakarta : BFE Tryfno rospek Investas D Bursa Efek Indonesa Tahun 008. Economc evew. No. 10 Desember 007. Undang-Undang epublk Indonesa Nomor 8 Tahun 1995 Tentang asar odal. 33

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

Nama : Crishadi Juliantoro NPM : ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI

RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI 1 Return (Imbal hasl) nvestas Expected return (Return ekspetas) return yang dharapkan akan ddapat oleh nvestor d masa depan Actual return/ Realzed return (Return aktual)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

OVERVIEW 1/40

OVERVIEW 1/40 http://www..deden08m.wordpress.com OVERVIEW 1/40 Konsep-konsep dasar dalam pembentukan portofolo optmal. Perbedaan tentang aset bersko dan aset bebas rsko. Perbedaan preferens nvestor dalam memlh portofolo

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM-SAHAM PADA PERIODE BULLISH DI BURSA EFEK INDONESIA

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM-SAHAM PADA PERIODE BULLISH DI BURSA EFEK INDONESIA PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM-SAHAM PADA PERIODE BULLISH DI BURSA EFEK INDONESIA Suramaya Suc Kewal Sekolah Tngg Ilmu Ekonom Mus Palembang suramayasuc@yahoo.com Abstrak: Pembentukan Portofolo Optmal

Lebih terperinci

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4.

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4. TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4 KONSEP DASAR 2/40 Ada tga konsep dasar yang perlu dketahu untuk memaham pembentukan portofolo optmal, yatu: portofolo efsen dan portofolo optmal fungs utltas dan

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

OPTIMAL PORTFOLIO ANALYSIS BASED ON SINGLE INDEX MODEL IN LQ-45 STOCK

OPTIMAL PORTFOLIO ANALYSIS BASED ON SINGLE INDEX MODEL IN LQ-45 STOCK OTIMAL ORTFOLIO ANALYSIS ASED ON SINGLE INDEX MODEL IN LQ-45 STOCK Key words: stock portfolo. Septyarn, Drs. Tjahjo Dwnurt, MM. Undergraduate rogram, Faculty of Economy, 009 Gunadarma Unversty http://www.gunadarma.ac.d

Lebih terperinci

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur Krtkan Terhadap Varans Sebaga Alat Ukur Varans mengukur penympangan pengembalan aktva d sektar nla yang dharapkan, maka varans mempertmbangkan juga pengembalan d atas atau d bawah nla pengembalan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Ruang Lngkup Peneltan Reksadana yang dgunakan dalam peneltan n adalah reksadana yang terdaftar dalam stus BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. panjang, umumnya lebih dari satu tahun. Secara hukum pasar modal sebagai

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. panjang, umumnya lebih dari satu tahun. Secara hukum pasar modal sebagai 67 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tnjauan Teorets 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertan Pasar Modal Menurut Samsul (2006:43) pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permntaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

CAKUPAN PEMBAHASAN. APT (Arbritage Pricing Theory) Overview. Pengujian CAPM. CAPM (Capital Asset Pricing Model) Portofolio pasar.

CAKUPAN PEMBAHASAN. APT (Arbritage Pricing Theory) Overview. Pengujian CAPM. CAPM (Capital Asset Pricing Model) Portofolio pasar. http://www.deden08m.wordpress.com CAKUPAN PEBAHASAN Overvew CAP (Captal Asset Prcng odel) Portofolo pasar Gars pasar modal Gars pasar sekurtas Estmas Beta Pengujan CAP APT (Arbrtage Prcng Theory) 1/40

Lebih terperinci

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan Pada bab n akan dbahas mengena penyelesaan masalah ops real menggunakan pohon keputusan bnomal. Dalam menentukan penlaan proyek, dapat dgunakan beberapa metode d antaranya dscounted cash flow (DF). DF

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL INDEKS TUNGGAL PORTOFOLIO SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

ANALISIS MODEL INDEKS TUNGGAL PORTOFOLIO SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) AALISIS ODEL IDEKS TUGGAL POTOFOLIO SAHA PADA PEUSAHAA AUFAKTU IDOESIA YAG TEDAFTA DI BUSA EFEK IDOESIA (BEI) Apryan Wdya Turangga luphyaya@ymal.com Dnnul Alfan Akbar dnnul_alfan_akbar@yahoo.com Jurusan

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

PENELITIAN DOSEN PEMULA

PENELITIAN DOSEN PEMULA Kode/Nama Rumpun Ilmu : 56 / Akuntans PENELITIAN DOSEN PEMULA ANALISIS PORTOFOLIO UNTUK MENENTUKAN EXPECTED RETURN OPTIMAL DAN RISIKO MINIMAL PADA SAHAM PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG OPTIMAL PADA SAHAM YANG TERCATAT DI JAKARTA ISLAMIC INDEX ( JII ) PERIODE DESEMBER 2010-NOVEMBER 2011

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG OPTIMAL PADA SAHAM YANG TERCATAT DI JAKARTA ISLAMIC INDEX ( JII ) PERIODE DESEMBER 2010-NOVEMBER 2011 PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG OPTIMAL PADA SAHAM YANG TERCATAT DI JAKARTA ISLAMIC INDEX ( JII ) PERIODE DESEMBER 010-NOVEMBER 011 Lulu Ul Jannah Fakultas Ekonom Unverstas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

Analisis Model Indeks Tunggal Portofolio Saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode

Analisis Model Indeks Tunggal Portofolio Saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode Analss Model Indeks Tunggal Portofolo Saham d Bursa Efek Indonesa (BEI) Perode 009-011 Mrah (mrah_vezmle@ymal.com) Trsnad Wjaya (trsnad@mdp.ac.d) Jurusan Manajemen STIE MDP Abstrak : Peneltan n bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman yang semakin berkembang ini, dunia usaha dan industri

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman yang semakin berkembang ini, dunia usaha dan industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman yang semakn berkembang n, duna usaha dan ndustr mengalam kemajuan yang pesat, khususnya d bdang ndustr. Kemajuan perekonoman d Indonesa tdak terlepas dar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

PORTOFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN METODE Z

PORTOFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN METODE Z Jurnal Manajemen, Vol.1, o., Me 013 POTOFOLIO DEGA MEGGUAKA MODEL IDEKS TUGGAL DA METODE Z Oleh: Werner. Murhad Unverstas Surabaya Abstract: Ths study amed to establsh the optmal portfolo usng a sngle

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

MODEL INDEKS TUNGGAL (SINGLE INDEX MODEL)

MODEL INDEKS TUNGGAL (SINGLE INDEX MODEL) MODEL INDEKS TUNGGAL (SINGLE INDEX MODEL) 1. Konse Dasar Sngle Index Model. Forula SIM untuk Sekurtas 3. SIM untuk Sekurtas Tunggal 4. SIM untuk Portofolo 5. Portofolo Otal Berdasarkan SIM Munya Alteza

Lebih terperinci

CAPITAL ASSET PRICING MODEL

CAPITAL ASSET PRICING MODEL CAPITAL ASSET PRICING ODEL 1. Konsep CAP 2. Perumusan CAP (CL dan SL) 3. Pelonggaran CAP unya Alteza Konsep Dasar CAP Drumuskan oleh Sharpe, Lntner & ossn (1960an) odel yang menghubungkan expected return

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL INDEKS TUNGGAL SEBAGAI DASAR INVESTASI SAHAMPADA PERUSAHAAN BUMN

ANALISIS MODEL INDEKS TUNGGAL SEBAGAI DASAR INVESTASI SAHAMPADA PERUSAHAAN BUMN Jurnal Ilmu dan Rset Manajemen Volume, Nomor 8, Agustus 0 Analss Model Indeks Tunggal...-Farand, Ray ANALISIS MODEL INDEKS TUNGGAL SEBAGAI DASAR INVESTASI SAHAMPADA PERUSAHAAN BUMN Ray Farand uda.rand7@gmal.com

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tnjauan Teorts 2.1.1 Saham Menurut Anoraga (2006:58) saham adalah surat berharga bukt penyertaan atau pemlkan ndvdu maupun nsttus dalam suatu perusahaan. Saham berwujud selembar

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Landasan Peneltan Terdahulu Tabel.1 Tabel Penelt Terdahulu PENELITI JUDUL ALAT ANALISIS HASIL Rosta (008) Analss Portofolo Saham Melalu Model Indeks Tunggal sebaga Penlaan Expected

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PORTOFOLIO DENGAN KOMBINASI INDEKS KOMPAS 100 MENGGUNAKAN ANALISIS SINGLE INDEX MODEL

OPTIMALISASI PORTOFOLIO DENGAN KOMBINASI INDEKS KOMPAS 100 MENGGUNAKAN ANALISIS SINGLE INDEX MODEL Calyptra: Jurnal Ilmah Mahasswa Unverstas Surabaya Vol.3 No.1 (014) OPTIMALISASI PORTOFOLIO DENGAN KOMBINASI INDEKS KOMPAS 100 MENGGUNAKAN ANALISIS SINGLE INDEX MODEL INTISARI Yulant Panjaya Manajemen

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

Paramitasari, Mulyono Analisis Portofolio Untuk Menentukan Expected Return Optimal 19

Paramitasari, Mulyono Analisis Portofolio Untuk Menentukan Expected Return Optimal 19 Paramtasar, Mulyono Analss Portofolo Untuk Menentukan Expected Return Optmal 19 Analss Portofolo Untuk Menentukan Expected Return Optmal dan Rsko Mnmal pada Saham Perusahaan Telekomunkas yang Terdaftar

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

Dan untuk memperoleh persentase tingkat pengembalian selama setahun adalah:

Dan untuk memperoleh persentase tingkat pengembalian selama setahun adalah: 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 DEFINISI ANAJEEN PORTOFOLIO anajemen portofolo berkatan erat dengan nvestas. enurut Relly dan Brown, nvestas adalah komtmen untuk menyshkan uang (pendapatan) dalam suatu perode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

KEPUTUSAN-KEPUTUSAN LINTAS WAKTU

KEPUTUSAN-KEPUTUSAN LINTAS WAKTU KEPUTUSA-KEPUTUSA LITAS WAKTU Dr. Mohammad Abdul Mukhy Page Modal adalah uang dan sumber daya yang dnvestaskan Bunga (nterest) adalah pengembalan atas modal atau sejumlah uang yang dterma nvestor untuk

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN By: Rn Halla Nasuton, ST, MT MERANCANG JARINGAN SC Perancangan jarngan SC merupakan satu kegatan pentng yang harus

Lebih terperinci

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM INDEKS LQ-45 DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM INDEKS LQ-45 DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL DI BURSA EFEK INDONESIA Analss Portofolo Optmal 5 ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM INDEKS LQ-45 DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL DI BURSA EFEK INDONESIA ALMUNFARIJAH Program Stud Manajemen Unverstas Selamet Sr Kendal Jawa Tengah

Lebih terperinci

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA MARULAM MT SIMARMATA, MS STATISTIK TERAPAN FAK HUKUM USI @4 ARTI UKURAN LOKASI DAN VARIASI Suatu Kelompok DATA berupa kumpulan nla VARIABEL [ vaabel ] Ms banyaknya

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia) PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I ENDHULUN. Latar elakang Mengambl keputusan secara aktf memberkan suatu tngkat pengendalan atas kehdupan spengambl keputusan. lhan-plhan yang dambl sebenarnya membantu dalam penentuan masa depan. Namun

Lebih terperinci

Jurnal Akuntansi dan Investasi Vol. 4 No. 2, hal: 63-76, Juli 2003 ISSN:

Jurnal Akuntansi dan Investasi Vol. 4 No. 2, hal: 63-76, Juli 2003 ISSN: Jurnal Akuntans dan Investas Vol. 4 No. 2, hal: 63-76, Jul 2003 ISSN: 1411-6227 Pengaruh Indkator Raso Keuangan Perusahaan Prce Earnng Rato (PER) dan Prce to Book Value (PBV) terhadap Return Portfolo Saham

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Baker (1974) mendefnskan penjadwalan sebaga proses pengalokasan sumber-sumber dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan sejumlah pekerjaan. Menurut Morton dan

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP HARGA SAHAM DAN ABNORMAL RETURN PADA INDUSTRI JASA DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP HARGA SAHAM DAN ABNORMAL RETURN PADA INDUSTRI JASA DI BURSA EFEK INDONESIA Vol. 3, No.1, Januar 017, 33-3 ISSNONLINE 3-3578/ISSN PRINTED 3-1850 PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP HARGA SAHAM DAN ABNORMAL RETURN PADA INDUSTRI JASA DI BURSA EFEK INDONESIA CARISSA BELLA YONATAN

Lebih terperinci

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat BABl PENDAHULUAN 1.1. LAT AR BELAKANG PERMASALAHAN ndonesa merupakan negara yang sedang berkembang dengan tngkat populas yang cukup besar. Dengan jumlah penduduk dewasa n mencapa lebh dar 180 juta jwa

Lebih terperinci

PORTFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN METODE Z. Werner R. Murhadi Universitas Surabaya,

PORTFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN METODE Z. Werner R. Murhadi Universitas Surabaya, PORTFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN METODE Z Werner R. Murhad Unverstas Surabaya, emal: Werner@staff.ubaya.ac.d Intsar Peneltan n bertujuan untuk membentuk portfollo optmal dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode dalam peneltan merupakan suatu cara yang dgunakan oleh penelt dalam mencapa tujuan peneltan. Metode dapat memberkan gambaran kepada penelt mengena langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

Fauzi Adi Kurniawan Raden Rustam Hidayat Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Fauzi Adi Kurniawan Raden Rustam Hidayat Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang PENEAPAN METODE CAPITAL ASSET PICING MODEL (CAPM) UNTUK PENETAPAN KELOMPOK SAHAM-SAHAM EFISIEN (Stud pada Perusahaan Industr Barang Konsums yang Terdaftar d Bursa Efek Indonesa Perode 2011-2013) Fauz Ad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negosas Negosas dapat dkategorkan dengan banyak cara, yatu berdasarkan sesuatu yang dnegosaskan, karakter dar orang yang melakukan negosas, protokol negosas, karakterstk dar nformas,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum melakukan peneltan, langkah yang dlakukan oleh penuls adalah mengetahu dan menentukan metode yang akan dgunakan dalam peneltan. Sugyono (2006: 1) menyatakan:

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

Analisis Portofolio yang Optimal pada Saham Indeks Kompas100 di Bursa Efek Indonesia

Analisis Portofolio yang Optimal pada Saham Indeks Kompas100 di Bursa Efek Indonesia IJCCS, Vol.x, No.x, Julyxxxx, pp. 1~5 ISSN: 1978-150 1 Analss Portofolo yang Optmal pada Indeks Kompas100 d Bursa Efek Indonesa Yuvta Sar Harun *1, Ervta Saftr, Trsnad Wjaya 3 Jurusan Manajemen, STIE MDP,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di Provinsi Sulawesi Selatan dengan Elastisitasnya

Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di Provinsi Sulawesi Selatan dengan Elastisitasnya Vol. 8, No., 9-101, Januar 01 Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsums Rumah Tangga d Provns Sulawes Selatan dengan Elaststasnya Adawayat Rangkut Abstrak Seleks kurva pengeluaran konsums masyarakat Sulawes

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan analss statstk yang dgunakan untuk memodelkan hubungan antara varabel ndependen (x) dengan varabel ( x, y ) n dependen (y) untuk n pengamatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Dajukan Sebaga Salah Satu Syarat Untuk menyelesakan Program Sarjana ( S1) Pada Sekolah Tngg Ilmu Ekonom Nahdlatul

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci