ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS VII SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI SEGITIGA DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS VII SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI SEGITIGA DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA"

Transkripsi

1 ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS VII SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI SEGITIGA DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA Muhamaad Ridlo Yuwono* Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk (a) mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik kelas VII pada materi segitiga, dan (b) menemukan alternatif pemecahan hasil diagnosis kesulitan belajar pada materi segitiga. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode tes dan metode wawancara. Penulis mengambil subjek dari peserta didik kelas VII. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Terdapat tiga jenis kesulitan belajar peserta didik dalam mengerjakan soal materi segtiga yaitu (a) kesulitan dalam memahami konsep serta definisi alas dan tinggi segitiga, serta peserta didik masih kesulitan dalam memahami konsep dua garis yang saling berpotongan dan menyebutkan hubungan antarsudut pada dua garis yang saling sejajar, (b) kesulitan dalam mengidentifikasi dan menyebutkan sifat-sifat yang meliputi kesulitan mengidentifikasi dan mengaitkan antara sifat segitiga samasisi dengan sifat segitiga samakaki, dengan menyebutkan bahwa segitiga samasisi bukan segitiga samakaki, (c) kesulitan dalam menemukan rumus yang meliputi kesulitan membuktikan jumlah besar sudut dalam suatu segitga adalah 180 dan menemukan atau membuktikan rumus luas segitiga jika diketahui ukuran alas dan tingginya. (2) Untuk jenis kesulitan dalam memahami konsep dan definisi serta kesulitan dalam mengidentifikasi dan menyebutkan sifat-sifat pada materi segitiga alternatif pemecahannya adalah dengan menerapkan pembelajaran sesuai dengan teori van Hiele, karena dalam pembelajaran tersebut terdapat tahapan yang sudah terurutkan secara sistematis. (2) Untuk jenis kesulitan menemukan rumus alternatif pemecahannya adalah dengan diterapkannya pembelajaran yang menggunakan metode penemuan terbimbing (discovery learning). Alasannya adalah pada metode penemuan terbimbing siswa dituntut untuk menemukan sendiri pengetahuan yang baru dengan bimbingan dari guru. Kata Kunci: kesulitan belajar, segitiga, alternatif pemecahan PENDAHULUAN Menurut Abdussakir (2010), geometri menempati posisi khusus dalam kurikulum matematika, karena banyaknya konsep-konsep yang termuat di dalamnya. Dari sudut pandang psikologi, geometri merupakan penyajian abstraksi dari pengalaman visual dan spasial, misalnya bidang, pola, pengukuran dan pemetaan. Sedangkan dari sudut pandang matematik, geometri menyediakan pendekatan-pendekatan untuk pemecahan masalah, misalnya gambar-gambar, diagram, sistem koordinat, vektor, dan transformasi. Abdussakir (2010) menyatakan bahwa prestasi belajar geometri di Indonesia masih rendah. Pada tingkat SMP ditemukan bahwa masih banyak peserta didik yang belum memahami konsep-konsep geometri. Sesuai dengan penelitian Sunardi, sebagaimana dikutip oleh Abdussakir (2010), ditemukan bahwa masih banyak peserta didik yang salah dalam menyelesaikan soal-soal mengenai garis sejajar pada peserta didik SMP dan masih banyak peserta didik yang menyatakan bahwa belah ketupat bukan jajargenjang. Hasil penelitian Nurlaeli (2009) menunjukkan bahwa terdapat enam jenis kesalahan peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal subpokok bahasan hubungan antarsudut. Enam jenis kesalahan tersebut adalah sebagai berikut. * Program Studi Matematika, FKIP, Unwidha Klaten 14 Magistra No. 95 Th. XXVIII Maret 2016

2 1. Kesalahan dalam kalimat matematika, yang meliputi kesalahan dalam penulisan simbol derajat dan kesalahan penulisan persamaan. 2. Kesalahan dalam memahami soal, yang meliputi kesalahan membaca informasi dari soal, kesalahan membaca informasi dari gambar, kesalahan dalam menentukan langkah awal penyelesaian, dan kesalahan dalam merumuskan persamaan. 3. Kesalahan pemahaman konsep, yang meliputi kesalahan pemahaman konsep hubungan sudut yang saling bertolakbelakang. 4. Kesalahan penerapan konsep, yang meliputi kesalahan menerapkan konsep hubungan sudut yang saling bertolakbelakang, kesalahan menerapkan konsep hubungan sudut yang saling berpelurus, kesalahan menerapkan konsep prasyarat yang dalam hal ini adalah perbandingan, dan kesalahan menerapkan konsep prasyarat yang dalam hal ini adalah persamaan linear satu variabel dan persamaan linear dua variabel. 5. Kesalahan mengilustrasikan gambar hubungan antarsudut, yang meliputi kesalahan menentukan hubungan sudut yang saling berpelurus, kesalahan menentukan hubungan sudut yang saling bertolakbelakang, dan kesulitan menentukan titiktitik dalam menggambar sudut. 6. Kesalahan perhitungan, yang meliputi kesalahan mengoperasikan penjumlahan, pengurangan, pembagian, dan perkalian. Menurut Rahayu (2013), dalam pembelajaran matematika di kelas VII SMP, di dalamnya memuat materi segitiga yang terdiri atas sub materi segitiga dan jenis-jenis segitiga, garis-garis pada segitiga, besar sudut-sudut segitiga, keliling, dan luas segitiga. Dalam memahami sub materi besar sudut-sudut, keliling, dan luas segitiga masih banyak peserta didik yang mengalami kesulitan. Menurut Rahayu (2013), masalah yang dialami peserta didik pada materi segitiga antara lain: peserta didik kurang terampil menggunakan sifat jumlah sudut-sudut dalam segitiga untuk menyelesaikan soal, peserta didik belum dapat memahami pengertian sudut luar segitiga, peserta didik kurang terampil menggunakan menggunakan hubungan sudut dalam dan sudut luar segitiga dalam pemecahan soal, serta peserta didik cenderung hanya menghafalkan rumus keliling dan luas segitiga, sehingga mereka kurang dapat menyelesaikan soal yang berkaitan dengan keliling dan luas segitiga. Berdasarkan uraian tersebut, diper oleh informasi bahwa peserta didik mengalami kesulitan belajar geometri pada hal-hal yang lebih bersifat konseptual. Jika peserta didik belum memahami suatu konsep geometri, maka peserta didik tersebut dimungkinkan mengalami kesulitan dalam memahami konsep geometri yang selanjutnya. Hal tersebut dikarenakan peserta didik kesulitan dalam mengaitkan konsep yang satu dengan konsep lainnya. Terlebih jika untuk memahami konsep yang lain memerlukan pemahaman terhadap konsep yang sebelumnya. Sebagai contohnya adalah jika peserta didik belum memahami konsep hubungan antarsudut, maka akan kesulitan dalam belajar membuktikan jumlah besar sudut segitiga adalah 180. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah (a) Kesulitan belajar apa saja yang dialami peserta didik kelas VII pada materi segitiga? (b) Bagaimana alternatif pemecahan hasil diagnosis kesulitan belajar pada materi segitiga? Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah (a) untuk mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik kelas VII pada materi Magistra No. 95 Th. XXVIII Maret

3 segitiga. (b) untuk menemukan alternatif pemecahan hasil diagnosis kesulitan belajar pada materi segitiga. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode tes dan metode wawancara. Penulis mengambil subjek dari peserta didik kelas VII. Peserta didik kelas diberi tes materi segitiga, kemudian penulis mengambil tiga sampel untuk diwawancarai terkait hasil pekerjaannya. Tiga sampel tersebut penulis ambil untuk kategori peserta didik dengan kemampuan akademik tinggi (kode S1), kemampuan akademik sedang (kode S2), dan kemampuan akademik rendah (kode S3). Penulis meminta guru yang mengajar peserta didik tersebut untuk memilihkan tiga peserta didik sesuai dengan kategori tersebut. Kesulitan belajar peserta didik pada materi segitiga untuk penelitian ini dibatasi berdasarkan tiga jenis kesulitan belajar, yaitu (1) kesulitan dalam memahami konsep dan definisi, (2) kesulitan dalam mengidentifikasi dan menyebutkan sifat-sifat, serta (3) kesulitan dalam menemukan dan menggunakan rumus. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Soal Tes Berikut adalah soal tes yang digunakan untuk mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik pada materi segitiga. Soal nomor 1 a. Perhatikan gambar berikut! (i) (ii) (iii) (iv) Dari gambar tersebut, manakah yang merupakan bangun segitiga? b. Berapakah banyak sisi yang membatasi suatu bangun segitiga dan banyak titik sudut pada suatu segitiga? c. Apakah yang Anda ketahui tentang segitiga? Soal nomor 2 a. Perhatikan gambar berikut! Berdasarkan ABC berikut, tentukan sisi-sisi alas dan sisi-sisi tingginya! C D E A F B b. Apa yang Anda ketahui tentang alas dan tinggi dari suatu segitiga? Soal nomor 3 a. Gambarlah suatu segitiga samakaki dan suatu segitiga samasisi! b. Apa yang Anda ketahui tentang segtiga samasisi dan segitiga samakaki! c. Apakah segitiga kaki juga merupakan segitiga samasisi? (sertai alasan Anda) d. Apakah segitiga samasisi juga merupakan segitiga samakaki? (sertai alasan Anda) Soal nomor 4 a. Apa yang Anda ketahui tentang dua garis yang saling sejajar? b. Perhatikan gambar berikut! 16 Magistra No. 95 Th. XXVIII Maret 2016

4 C k Berdasarkan gambar tesebut, sebutkan tiga rumus luas ABC! c. Perhatikan gambar berikut! 1 3 l Dengan A menggunakan sifat-sifat B dari kesejajaran dua garis, buktikan bahwa jumlah besar sudut-sudut suatu segitiga adalah 180. c. Perhatikan gambar berikut! 3x B 10 cm 6 cm P 8 cm O Hitunglah luas daerah PQR! 2. Jawaban Tertulis dan Analisisnya x 2x a. Jawaban Tertulis dan Analisis pada Pemahaman Konsep dan Definisi Segitiga Pada DKLM tentukan a) nilai b) besar masing-masing ÐK, ÐL dan ÐM.. Soal nomor 5 a. Perhatikan gambar berikut! E C F Jawaban Subjek S1 A D B Melalui gambar tersebut coba Anda buktikan bahwa Luas daerah segitiga = (1/2) ukuran alas ukuran tinggi. (jika pada gambar tersebut alasnya adalah AB dan tingginya adalah CD). b. Perhatikan gambar berikut! C D E Pada soal nomor 2a, ketiga subjek tersebut menjawab alas segitiga adalah AB, sedangkan tingginya adalah FC. Jawaban tersebut masih kurang tepat. Sebenarnya pada segitiga tersebut tedapat tiga pasang alas dan tinggi segitiga. Kemungkinan mereka menganggap bahwa alas segitiga selalu berada di bagian bawah segitiga dan tingginya adalah ruas garis yang tegak lurus dengan alas segitiga. A F B Magistra No. 95 Th. XXVIII Maret

5 Jawaban Subjek S1 Pada jawaban soal nomor 4a, subjek S1 sudah tepat. Subjek S2 dan S3 belum menjawab dengan tepat. Mereka menjawab dua garis saling sejajar sama-sama memiliki besar sudut 180. Memang benar dua garis yang saling sejajar masing-masing memiliki besar sudut 180. Dimungkinkan mereka menjawab seperti itu karena belum mengerti definisi dua garis yang saling sejajar. b. Jawaban Tertulis dan Analisis Kesalahan dalam Mengidentifikasi dan Menyebutkan Sifat-Sifat Segitiga Pada jawaban soal nomor 2b, subjek S1 tidak mendefinisikan alas dan tinggi segitiga secara terpisah, tetapi dia mencoba mencari hubungan antara alas dan tinggi segitiga. Dimungkinkan subjek tersebut salah paham terhadap maksud dari soal nomor 2b tersebut. Jawaban subjek S2 hampir sama dengan subjek S3. Mereka menjawab kalau alas segitiga merupakan sisi bawah dari segitiga, sedangkan tinggi merupakan sisi yang tegak lurus dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah. Hal ini dimungkinkan mereka belum mengerti dan memahami konsep alas dan tinggi segitiga. Jawaban Subjek S3 Pada jawaban soal nomor 3d, semua subjek menjawab tidak tepat. Menurut mereka segitiga samasisi bukan termasuk segitiga segitiga samakaki. Hal ini dimungkinkan karena kurangnya analisis subjek dalam mencari hubungan antara panjang sisi-sisi pada segtiga samasisi dan segitiga samakaki, sehingga terjadi kesalahan konsep seperti itu. 18 Magistra No. 95 Th. XXVIII Maret 2016

6 c. Jawaban Tertulis dan Analisis Kesalahan Subjek dalam Menemukan dan Menggunakan Rumus C A Gambar untuk soal nomor 4b B Pada soal nomor 4b, peserta didik diminta untuk membuktikan bahwa jumlah besar sudut-sudut suatu segitiga adalah 180. Subjek S1 tidak menjawab untuk soal nomor 4b. Subjek S2 dan S3 meiliki jawaban yang hampir sama. Tetapi jawaban mereka belum mengarah ke pembuktian seperti yang diharapkan oleh pembuat soal. Hal tersebut dimungkinkan karena subjek tidak terbiasa mengerjakan soal pembuktian rumus, tetapi lebih terbiasa untuk menggunakan rumus, serta belum mengerti tentang hubungan antarsudut pada dua garis yang saling sejajar. Jawaban Subjek S1 Pada jawaban soal nomor 5a, subjek S1 sudah mencoba membuktikan rumus tersebut. Mungkin dia ingin menunjukkan jika luas daerah segitiga ABC = (1/2) AB EA = (1/2) AB CD. Sedangkan jawaban subjek S2 dan S3 masih belum tepat. Mungkin mereka ingin membuktikan secara langsung dengan menggunakan rumus luas segitiga. Akan tetapi, ketika mereka mengambil alas segiiga adalah ruas garis AB, tinggi segitiga diambil ruas garis BC. Hal tersebut dimungkinkan karena mereka belum memahami konsep alas dan tinggi suatu segitiga. Magistra No. 95 Th. XXVIII Maret

7 Jawaban Subjek S1 Pada jawaban soal nomor 5, semua subjek mengerjakan dengan cara yang sama dan hasilnya juga sama. Memang semuanya sudah benar, tetapi mereka masih saja mengambil alas adalah ruas garis PQ. Berdasarkan hasil analisis jawaban tertulis peserta didik, muncul beberapa dugaan mengenai kesulitan yang dialami peserta didik pada materi segitiga. Kesulitan tersebut diantaranya adalah kesulitan pada pemahaman konsep dan definisi segitiga (dalam menentukan alas dan tinggi segitiga, serta mengaitkan sifat segitiga samasisi dengan segitiga samakaki), kesulitan dalam mengidentifikasi dan menyebutkan sifat-sifat segitiga (dalam menyebutkan sifat alas dan tinggi segitiga, serta mengaitkan hubungan antara sifat segitiga samasisi dengan segitiga samakaki), dan kesulitan dalam menemukan rumus (menemukan rumus jumlah besar sudut dalam segitiga, dan menemukan rumus luas segitiga). 3. Hasil Wawancara dan Analisisnya Tujuan diadakannya wawancara adalah untuk mengidentifikasi kesulitan belajara peserta didik, apakah sesuai dengan dugaan kesulitan atau tidak. Berdasarkan petikan wawancara ketiga subjek, dapat diketahui bahwa subjek S1 sudah bisa mencoba untuk mengaitkan fakta dengan konsep yang dimilikinya. Sementara subjek S2 dan S3 masih kesulitan mengaitkan fakta dengan konsep yang dimilikinya, seakan-akan antara fakta dengan ungkapan verbal konsep yang dimilikinya tidak ada kaitannya. Definisi yang dipahami subjek S2 dan S3 terkesan bertentangan dengan fakta yang telah dipahaminya. Hal ini sejalan dengan dugaan penulis terkait dengan hasil analisis jawaban peserta didik mengenai kesulitan dalam memahami konsep dan definisi. Subjek menganggap bahwa alas segitiga selalu berada di bagian bawah segitiga dan tingginya adalah ruas garis yang tegak lurus dengan alas segitiga. Subjek secara langsung mengerti dua garis yang saling sejajar, tetapi definisi yang mereka ungkapkan masih belum sesuai dengan definisi yang sebenarnya. Berdasarkan petikan wawancara ketiga subjek, dapat diketahui bahwa subjek belum bisa mengidentifikasi dan mengaitkan antara sifat yang satu dengan sifat yang lain. Hal ini sejalan dengan hasil analisis jawaban tertulis peserta didik mengenai kesulitan dalam mengidentifikasi dan menyebutkan sifatsifat. Subjek belum memahami konsep alas dan tinggi segitiga, serta kurangnya analisis subjek dalam mencari 20 Magistra No. 95 Th. XXVIII Maret 2016

8 hubungan antara panjang sisi-sisi pada segitiga samasisi dan segitiga samakaki, sehingga terjadi kesalahan konsep mengenai hubungan segitiga segitiga samasisi dengan segitiga samakaki. Berdasarkan petikan wawancara ketiga subjek, dapat diketahui bahwa subjek belum terbiasa untuk mengerjakan soal pembuktian rumus. Mereka lebih cenderung menghafalkan rumus dan menggunakannya begitu saja. Subjek S1 sudah mulai bisa membuktikan rumus, meskipun dengan beberapa bantuan pertanyaan pancingan yang diberikan kepadanya. Sementara subjek S2 dan S3 masih saja membuktikan rumus dengan menggunakan rumus tersebut. 4. Hasil Analisis a. Kesulitan dalam Memahami Konsep dan Mendefinisikan 1. Hampir semua peserta didik yang menjadi subjek, menyatakan bahwa alas dari suatu segitiga adalah sisi yang letaknya selalu di bawah pada segitiga tersebut. Berdasarkan analisis jawaban tes dan wawancara, dapat dikatakan bahwa konsep serta definisi alas dan tinggi segitiga belum tertanam secara baik pada diri peserta didik. Jika peserta didik belum bisa memahami suatu konsep dengan benar, maka akan berdampak pada pemahaman konsep selanjutnya. Sehingga jika peserta didik belum memahami secara benar konsep serta definisi alas dan tinggi segitiga, maka peserta didik tersebut dipastikan juga akan menemui kesulitan mengerjakan soal mengenai luas daerah segitiga. 2. Berdasarkan analisis jawaban tes dan wawancara, diperoleh fakta bahwa peserta didik masih kesulitan dalam memahami konsep dua garis yang saling berpotongan dan menyebutkan hubungan antarsudut pada dua garis yang saling sejajar. Masih kesulitan mengaitkan fakta dengan konsep yang dimilikinya, seakan-akan antara fakta dengan ungkapan verbal dari konsep yang dimilikinya tidak ada kaitannya. b. Kesulitan dalam Mengidentifikasi dan Menyebutkan Sifat-Sifat Berdasarkan analisis jawaban dan wawancara, dapat dijelaskan bahwa peserta didik belum bisa mengidentifikasi dan mengaitkan antara sifat segitiga samasisi dengan sifat segitiga samakaki, dengan menyebutkan bahwa segitiga samasisi bukan segitiga sama kaki. Mereka hanya menyebutkan sifat-sifat berdasarkan apa yang terdapat pada soal atau berdasarkan gambar yang digambarnya. Meskipun dengan sedikit bantuan mereka mampu mengidentifikasi dan mengaitkan antara sifat segitiga samasisi dengan sifat segitiga samakaki. c. Kesulitan dalam Menemukan Rumus Berdasarkan analisis jawaban dan wawancara, dapat dijelaskan bahwa subjek belum terbiasa untuk mengerjakan soal pembuktian rumus. Peserta didik kesulitan membuktikan jumlah besar sudut dalam suatu segitga adalah 180 dan menemukan atau membuktikan rumus luas segitiga jika diketahui ukuran alas dan tingginya. Pada pembuktian rumus, peserta didik cenderung menggunakan Magistra No. 95 Th. XXVIII Maret

9 rumus tersebut untuk membuktikannya. Mereka lebih cenderung menghafalkan rumus dan menggunakannya begitu saja. 5. Alternatif Pemecahan a. Alternatif Pemecahan untuk Mengatasi Kesulitan Memahami Konsep, Mendefinisikan, Mengidentifikasi dan Menyebutkan Sifat-Sifat Menurut penulis, pemecahan untuk mengatasi kesulitan tersebut adalah dengan menerapkan pembelajaran sesuai teori van Hiele. Alasan pengambilan alternatif pemecahan tersebut, karena dalam pembelajaran tersebut terdapat tahapan yang sudah terurutkan secara sistematis, sehingga guru dapat mengetahui pencapaian siswa pada tahap tersebut dan segera dapat membantu kesulitan yang dialami oleh siswa tersebut. Berikut beberapa hasil penelitian yang mendukung pengambilan alasan tersebut. Hasil penelitian Khoiri (2014) menunjukkan bahwa pembelajaran berdasarkan teori van Hiele mampu membangun pemahaman siswa pada konsep segiempat. Hasil penelitian Yadil (2009) menunjukkan bahwa skenario pembelajaran van Hiele yang dirancang pada setiap siklus dapat meningkatkan pemahaman peserta didik dari tahap berpikir visualisasi ke tahap analitik. Menurut Abdussakir (2011), berikut ini adalah contoh sederhana mengenai pembelajaran materi segitiga sesuai teori van Hiele. 1. Tahap 0 (Visualisasi) Pada tahap 0 ini guru menyediakan berbagai model bangun (atau dapat juga gambar) segitiga dan bukan segitiga. Berbagai gambar segitiga dan bukan segitiga ini dibuat sangat bervariasi dan ditempatkan secara acak. Siswa dihar apkan dapat mengelompokkan mana yang termasuk segitiga dan yang bukan segitiga. Berdasarkan pengelompokkan tersebut diharapkan siswa siswa dapat mengenal segitiga meskipun pengenalan ini masih terbatas pada penampakan visual. 2. Tahap 1 (Analisis) Berdasarkan pengelompokan yang dibuat, siswa mulai mengeksplorasi berbagai sifat yang dimiliki tiap kelompok gambar. Siswa mulai lebih memfokuskan pada sifat-sifat daripada identifikasi. Siswa mulai mencari sifat-sifat mengapa suatu kelompok gambar tertentu termasuk kelompok segitiga dan kelompok lain bukan segitiga. Selain itu, siswa membandingkan masing-masing kelompok menurut sifat-sifat yang mereka temukan. Dengan demikian, sifat-sifat dapat mencirikan dan mengontraskan masingmasing kelompok. 3. Tahap 2 (Deduksi Informal) Siswa membuat daftar sifat yang ditemukan untuk masing-masing kelompok gambar. Selanjutnya siswa mendiskusikan sifat yang perlu dan cukup untuk kondisi suatu bangun atau konsep. Siswa mulai mengarah pada sifat yang perlu dan cukup agar suatu bangun dapat disebut segitiga atau bukan. Selanjutnya siswa diarahkan menggunakan bahasa yang bersifat deduktif informal, misalnya: jika-maka. Pada tahap ini, guru mulai mengarahkan siswa untuk membuat definisi abstrak mengenai segitiga. 22 Magistra No. 95 Th. XXVIII Maret 2016

10 b. Alternatif Pemecahan untuk Mengatasi Kesulitan Menemukan Rumus Sebelum membuktikan suatu rumus, guru harus memastikan bahwa siswa sudah memahami materi prasyarat yang berkaitan dengan pembuktian rumus tersebut. Penulis juga menyarankan supaya diterapkannya pembelajaran yang menggunakan metode penemuan terbimbing (discovery learning). Berikut beberapa hasil penelitian yang mendukung pengambilan alasan tersebut. Hasil penelitian Balim (2009) menunjukkan bahwa metode pembelajaran discovery learning mampu meningkatkan keberhasilan dan keterampilan menemukan peserta didik yang lebih baik dibandingkan dengan metode pembelajaran tradisional. Hasil penelitian Uside et. al. (2013) menyatakan bahwa Metode Discovery Eksperimental berpengaruh signifikan pada prestasi peserta didik dengan meningkatkan retensi pengetahuan dan menanamkan kepercayaan peserta didik. Hasil penelitian Effendi (2012) menunjukkan bahwa, (1) secara keseluruhan peningkatan kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematis peserta didik yang memperoleh pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing lebih baik daripada pembelajaran konvensional, (2) peningkatan kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematis siswa berbeda signifikan antarkemampuan awal matematis, (3) serta terdapat interaksi yang signifikan antara faktor pembelajaran dan kemampuan awal matematis terhadap kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematis. Hasil penelitian Rahman & Maarif (2014) menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan analogi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan metode discovery lebih baik daripada siswa yang memperoleh metode pembelajaran dengan metode ekspositori. Menurut Suyitno (2004), dalam metode penemuan terbimbing, para siswa diberi bimbingan singkat untuk menemukan jawabannya. Harus diusahakan agar jawaban atau hasil akhir itu tetap ditemukan sendiri oleh siswa. Menurut Suyitno (2004), perencanaan metode penemuan adalah sebagai berikut: i Aktivitas siswa untuk belajar mandiri perlu ditingkatkan. ii Hasil akhir harus ditemukan sendiri oleh siswa. iii Materi prasyarat harus sudah dimiliki siswa. iv Guru hanya sebagai pengarah/pembimbing. Menurut Suyitno (2004), kelebihan metode penemuan adalah sebagai berikut: 1) Siswa aktif dalam kegiatan belajar. 2) Siswa memahami benar bahan pelajaran. 3) Menimbulkan rasa puas bagi siswa. 4) Siswa akan dapat mentransfer pengetahuannya ke berbagai konteks. 5) Melatih siswa belajar mandiri. Pada metode penemuan terbimbing siswa dituntut untuk menemukan sendiri pengetahuan yang baru dengan bimbingan dari guru. Bimbingan tersebut dapat berupa susunan pertanyaan yang bersifat membangun pengetahuan dari siswa. Sehingga, siswa dapat Magistra No. 95 Th. XXVIII Maret

11 belajar mandiri dalam menemukan pengetahuan yang baru. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Terdapat tiga jenis kesulitan belajar peserta didik dalam mengerjakan soal materi segtiga yaitu (a) kesulitan dalam memahami konsep serta definisi alas dan tinggi segitiga, serta peserta didik masih kesulitan dalam memahami konsep dua garis yang saling berpotongan dan menyebutkan hubungan antarsudut pada dua garis yang saling sejajar, (b) kesulitan dalam mengidentifikasi dan menyebutkan sifat-sifat yang meliputi kesulitan mengidentifikasi dan mengaitkan antara sifat segitiga samasisi dengan sifat segitiga samakaki, dengan menyebutkan bahwa segitiga samasisi bukan segitiga samakaki, (c) kesulitan dalam menemukan rumus yang meliputi kesulitan membuktikan jumlah besar sudut dalam suatu segitga adalah dan menemukan atau membuktikan rumus luas segitiga jika diketahui ukuran alas dan tingginya. (2) Untuk jenis kesulitan dalam memahami konsep dan definisi serta kesulitan dalam mengidentifikasi dan menyebutkan sifat-sifat pada materi segitiga arlternatif penyelesaiannya adalah dengan menerapkan pembelajaran sesuai dengan teori van Hiele, karena dalam pembelajaran tersebut terdapat tahapan yang sudah terurutkan secara sistematis. Sehingga gur u dapat mengetahui pencapaian siswa pada tahap tersebut dan segera dapat membantu kesulitan yang dialami oleh siswa tersebut. (3) Untuk kesulitan menemukan rumus alternatif penyelesaiannya adalah dengan diterapkannya pembelajaran yang menggunakan metode penemuan terbimbing (discovery learning). Alasannya adalah pada metode penemuan terbimbing siswa dituntut untuk menemukan sendiri pengetahuan yang baru dengan bimbingan dari guru. Bimbingan tersebut dapat berupa susunan pertanyaan yang bersifat membangun pengetahuan dari siswa. Sehingga, siswa dapat belajar mandiri dalam menemukan pengetahuan yang baru. Saran yang dapat diberikan adalah penelitian ini masih terbatas pada tiga jenis kesulitan belajar pada materi segitiga. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan peneliti lain dapat mengembangkan jenis kesulitan belajar yang lain pada materi segitiga beserta alternatif pemecahannya. 24 Magistra No. 95 Th. XXVIII Maret 2016

12 DAFTAR PUSTAKA Abdussakir Pembelajaran Geometri Sesuai Teori van Hiele. El-Hikmah Jurnal Kependidikan dan Keagamaan, 7(2), ISSN Fakultas Tarbiyah UIN Maliki Malang. Tersedia di abdussakir.wordpress.com/ [diakses ]. Balim, A. G The Effects of Discovery Learning on Students Success and Inquiry Learning Skills. Eurasian Journal of Educational Research, Issue 35, Spring 2009, Effendi, L. O Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP. Jurnal Penelitian Pendidikan, 13(2): Khoiri, M Pemahaman Siswa Pada Konsep Segiempat Berdasarkan Teor i van Hiele. Prosiding Seminar Nasional Matematika, Universitas Jember, 19 November 2014, ( ). Nurlaeli, R Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal-Soal Subpokok Bahasan Hubungan Antarsudut. Skripsi: FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta. Rahayu, N. S Eksperimentasi Pembelajaran Matematika dengan Model Problem Solving pada Sub Materi Besar Sudut-Sudut, Keliling dan Luas Segitiga Ditijau dari Aktivitas Belajar Matematika Siswa Kelas VII Semester II SMP Negeri 2 Jaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011. Jurnal Pendidikan Matematika Solusi, 1(1): Rahman, R. & S. Maarif Pengaruh Penggunaan Metode Discovery terhadap Kemampuan Analogi Matematis Siswa SMK Al- Ikhsan Pamarican Kabupaten Ciamis Jawa Barat. Infinity-Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, 3(1): Suyitno, A Dasar-Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika 1. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Uside, O. N., K. H. Barchok, & O. G. Abura. Effect of Discovery Method on Secondary School Student s Achievement in Physics in Kenya. Asian Journal of Social Sciences & Humanities, 2(3): Yadil, M. N Penerapan Model Pembelajaran van Hiele untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa SMP Karunadipa Palu terhadap Konsep Bangun- Bangun Segiempat. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika. Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 5 Desember Magistra No. 95 Th. XXVIII Maret

SILABUS MATEMATIKA KELAS VII. Menjelaskan jenis-jenis. segitiga. berdasarkan sisisisinya. berdasarkan besar. pengertian jajargenjang,

SILABUS MATEMATIKA KELAS VII. Menjelaskan jenis-jenis. segitiga. berdasarkan sisisisinya. berdasarkan besar. pengertian jajargenjang, LAMPIRAN 1. Silabus SILABUS MATEMATIKA KELAS VII Standar Kompetensi : GEOMETRI 4.Memahami konsep segi empat dan serta menentukan ukurannya Kompetensi 6.1 Segiempat dan Mengident i fikasi sifat-sifat berdasarka

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

KISI-KISI PENULISAN SOAL UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS KISI-KISI PENULISAN SAL UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS Mata Pelajaran : Matematika Materi Pokok : Segiempat dan Segitiga Kelas / semester : VII / 2 Standar Komptensi : Memahami konsep segi empat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu cabang matematika yang diajarkan di sekolah adalah Geometri. Dari sudut pandang psikologi, geometri merupakan penyajian abstraksi dari pengalaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Putri Dewi Wulandari, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Putri Dewi Wulandari, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika adalah disiplin ilmu yang kaya konsep dan sangat mengutamakan keteraturan dan koneksitas. Konsep-konsep dalam matematika tidak terputusputus dan

Lebih terperinci

datar berdasarkan kemampuan berpikir geometris Van Hiele sebagai berikut:

datar berdasarkan kemampuan berpikir geometris Van Hiele sebagai berikut: BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis peserta didik kelas VIII-F SMP Negeri 39 Semarang pada materi bangun

Lebih terperinci

SILABUS PEMELAJARAN Sekolah : SMP Negeri 1 Poncol Kelas : VII (Tujuh) Mata Pelajaran : Matematika Semester : II (dua) GEOMETRI

SILABUS PEMELAJARAN Sekolah : SMP Negeri 1 Poncol Kelas : VII (Tujuh) Mata Pelajaran : Matematika Semester : II (dua) GEOMETRI Lampiran 1.1 45 Lampiran 1.2 46 47 Lampiran 2.1 SILABUS PEMELAJARAN Sekolah : SMP Negeri 1 Poncol Kelas : VII (Tujuh) Mata Pelajaran : Matematika Semester : II (dua) GEOMETRI Standar Kompetensi : 6. Memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya akan selalu berkembang ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya akan selalu berkembang ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan aspek penting dalam perkembangan kehidupan masyarakat dan kemajuan bangsa. Manusia yang selalu diiringi pendidikan, kehidupannya akan selalu berkembang

Lebih terperinci

SILABUS PEMELAJARAN. Indikator Pencapaian Kompetensi. Menjelaskan jenisjenis. berdasarkan sisisisinya. berdasarkan besar sudutnya

SILABUS PEMELAJARAN. Indikator Pencapaian Kompetensi. Menjelaskan jenisjenis. berdasarkan sisisisinya. berdasarkan besar sudutnya 42 43 SILABUS PEMELAJARAN Sekolah :... Kelas : VII (Tujuh) Mata Pelajaran : Matematika Semester : II (dua) GEOMETRI Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep segiempat dan segitiga serta menentukan ukurannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Deslyn Everina Simatupang, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Deslyn Everina Simatupang, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Geometri merupakan salah satu cabang matematika yang sangat bermanfaat dalam kehidupan, karena itu, geometri perlu diajarkan di sekolah. Adapun tujuan pembelajaran geometri,

Lebih terperinci

Silabus Matematika Kelas VII Semester Genap 44

Silabus Matematika Kelas VII Semester Genap  44 Indikator : 1. Menentukan banyaknya cara persegi panjang dapat menempati bingkainya. 2. Menggunakan sifat-sifat persegi panjang, sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dalam perhitungan. 3. Menentukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Rahmawati, 2013:9). Pizzini mengenalkan model pembelajaran problem solving

BAB II KAJIAN TEORI. Rahmawati, 2013:9). Pizzini mengenalkan model pembelajaran problem solving BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis, Model Pembelajaran Search, Solve, Create and Share (SSCS), Pembelajaran Konvensional dan Sikap 1. Model Pembelajaran Search, Solve, Create and

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA MATERI DIMENSI TIGA

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA MATERI DIMENSI TIGA Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika (SESIOMADIKA)2017 ISBN: 978-602-60550-1-9 Pembelajaran, hal. 201-206 ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA MATERI DIMENSI TIGA

Lebih terperinci

Analisis Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Tentang Bangun Datar Ditinjau Dari Teori Van Hiele ABSTRAK

Analisis Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Tentang Bangun Datar Ditinjau Dari Teori Van Hiele ABSTRAK Analisis Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Tentang Bangun Datar Ditinjau Dari Teori Van Hiele 1 Wahyudi, 2 Sutra Asoka Dewi 1 yudhisalatiga@gmail.com 2 sutrasoka@gmail.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS KETERAMPILAN GEOMETRI SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH GEOMETRI BERDASARKAN TINGKAT BERPIKIR VAN HIELE

ANALISIS KETERAMPILAN GEOMETRI SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH GEOMETRI BERDASARKAN TINGKAT BERPIKIR VAN HIELE ANALISIS KETERAMPILAN GEOMETRI SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH GEOMETRI BERDASARKAN TINGKAT BERPIKIR VAN HIELE (Studi Kasus pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 16 Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014) Nur aini

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 03 TUNTANG TENTANG BANGUN DATAR DITINJAU DARI TEORI VAN HIELE

ANALISIS KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 03 TUNTANG TENTANG BANGUN DATAR DITINJAU DARI TEORI VAN HIELE ANALISIS KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 03 TUNTANG TENTANG BANGUN DATAR DITINJAU DARI TEORI VAN HIELE JURNAL Disusun untuk memenuhi syarat guna mencapai Gelar

Lebih terperinci

SILABUS PEMELAJARAN. Indikator Pencapaian Kompetensi. Tes tertulis

SILABUS PEMELAJARAN. Indikator Pencapaian Kompetensi. Tes tertulis Sekolah :... Kelas : VII (Tujuh) Mata Pelajaran : Matematika Semester : II (dua) SILABUS PEMELAJARAN ALJABAR Standar : 4. Menggunakan konsep dan diagram Venn dalam pemecahan masalah Kegiatan 4.1 Mema-hami

Lebih terperinci

Rusli P.D. Kolnel, Rully Charitas Indra Prahmana, Samsul Arifin, Pengaruh Pembelajaran...

Rusli P.D. Kolnel, Rully Charitas Indra Prahmana, Samsul Arifin, Pengaruh Pembelajaran... PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA GASING PADA MATERI GEOMETRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Rusli P. D. Kolnel 1, Rully Charitas Indra Prahmana 2, Samsul Arifin 3 Abstrak

Lebih terperinci

DESAIN DIDAKTIS BANGUN RUANG SISI DATAR UNTUK MENINGKATKAN LEVEL BERPIKIR GEOMETRI SISWA SMP

DESAIN DIDAKTIS BANGUN RUANG SISI DATAR UNTUK MENINGKATKAN LEVEL BERPIKIR GEOMETRI SISWA SMP DESAIN DIDAKTIS BANGUN RUANG SISI DATAR UNTUK MENINGKATKAN LEVEL BERPIKIR GEOMETRI SISWA SMP Rifa Rizqiyani Siti Fatimah Endang Mulyana Departemen Pendidikan Matematika, Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika...ISBN: hal November http://jurnal.fkip.uns.ac.

Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika...ISBN: hal November http://jurnal.fkip.uns.ac. ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS PADA MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 NGEMPLAK BOYOLALI Sayekti Dwiningrum 1, Mardiyana 2, Ikrar Pramudya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat pada jenjang pendidikan formal dari mulai sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Bahkan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan formal yang sedang banyak diminati masyarakat, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan formal yang sedang banyak diminati masyarakat, yaitu A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Pendidikan formal yang sedang banyak diminati masyarakat, yaitu pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Berdasarkan pada Data Rekapitulasi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Bangun Datar dan Segitiga. serta menentukan ukurannya. : 1 x 40 menit

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Bangun Datar dan Segitiga. serta menentukan ukurannya. : 1 x 40 menit RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Standar Kompetensi Waktu : SMPN 3 Sidoarjo : Matematika : VII/2 : Bangun Datar dan Segitiga : Memahami

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI TAHAP BERPIKIR GEOMETRI SISWA SMP NEGERI 2 AMBARAWA BERDASARKAN TEORI VAN HIELE

IDENTIFIKASI TAHAP BERPIKIR GEOMETRI SISWA SMP NEGERI 2 AMBARAWA BERDASARKAN TEORI VAN HIELE Satya Widya, Vol. 30, No.2. Desember 2014: 96-103 IDENTIFIKASI TAHAP BERPIKIR GEOMETRI SISWA SMP NEGERI 2 AMBARAWA BERDASARKAN TEORI VAN HIELE Susi Lestariyani Alumni Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI SEGIEMPAT BERBASIS TEORI VAN HIELE

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI SEGIEMPAT BERBASIS TEORI VAN HIELE PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI SEGIEMPAT BERBASIS TEORI VAN HIELE Susanto, Yulis Jamiah, Bistari Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan Email: l_hian@yahoo.co.id Abstrak:Penelitian

Lebih terperinci

Geometri Dimensi Dua

Geometri Dimensi Dua Geometri Dimensi Dua Materi Pelatihan Guru SMK Model Seni/Pariwisata/Bisnis Manajemen Yogyakarta, 28 November 23 Desember 2010 Oleh Dr. Ali Mahmudi JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN

Lebih terperinci

Analisis Kesulitan Mahasiswa Dalam Menyelesaikan Soal Geometri Analitik Bidang Materi Garis Dan Lingkaran

Analisis Kesulitan Mahasiswa Dalam Menyelesaikan Soal Geometri Analitik Bidang Materi Garis Dan Lingkaran SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2015 Analisis Kesulitan Mahasiswa Dalam Menyelesaikan Soal Geometri Analitik Bidang Materi Garis Dan Lingkaran Aritsya Imswatama, Nur aini Muhassanah

Lebih terperinci

Mahasiswa Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dosen Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Sebelas Maret Surakarta

Mahasiswa Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dosen Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Sebelas Maret Surakarta EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PROBLEM SOLVING PADA SUB MATERI BESAR SUDUT- SUDUT, KELILING DAN LUAS SEGITIGA DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SEMESTER II

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Kemampuan Representasi Matematis Menurut Jones & Knuth representasi adalah suatu model atau bentuk alternatif dari suatu situasi masalah atau aspek dari situasi

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL PENALARAN & KOMUNIKASI MATEMATIS

KISI-KISI SOAL PENALARAN & KOMUNIKASI MATEMATIS 74 KISI-KISI SOAL PENALARAN & KOMUNIKASI MATEMATIS Jenis Sekolah : SMP Alokasi Waktu : 90 Menit Mata Pelajaran : Matematika Jumlah Soal : 8 butir Kelas/Semester : VIII/ Bentuk Soal : Uraian Standar Kompetensi

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN BANGUN RUANG (1)

PEMBELAJARAN BANGUN RUANG (1) H. SufyaniPrabawant, M. Ed. Bahan Belajar Mandiri 5 PEMBELAJARAN BANGUN RUANG (1) Pendahuluan Bahan belajar mandiri ini menyajikan pembelajaran bangun-bangun ruang dan dibagi menjadi dua kegiatan belajar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan ini berisi gambaran pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi. Bab ini terdiri atas latar belakang masalah, mengapa masalah ini diangkat menjadi bahasan penelitian, rumusan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN LAMPIRAN Standar Kompetensi RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN Nama Sekolah : SMP Negeri Tempel Mata Pelajaran : Matematika Kelas/ Semester : VII (Tujuh)/ Materi Pokok : Segitiga Alokasi

Lebih terperinci

U J I A N A K H I R S E K O L A H Tahun Pelajaran Mata Diklat : MATEMATIKA Kelas : XI Prakerin Semester : Genap

U J I A N A K H I R S E K O L A H Tahun Pelajaran Mata Diklat : MATEMATIKA Kelas : XI Prakerin Semester : Genap PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 6 MALANG Jl. Ki Ageng Gribig 28 Malang 65138 Telp. 0341-722216 Fax. 0341-720138 www.smkn6-malang.sch.id E-mail : @smkn6-malang.sch.id ISO SMM 9001-2008

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : SITI NURAINI

SKRIPSI. Oleh : SITI NURAINI PENERAPAN PEMBELAJARAN GEOMETRI BERBASIS TEORI VAN HIELE (PBH) SUB POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT SEGIEMPAT SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 5 TANGGUL SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh : SITI NURAINI

Lebih terperinci

ANALISIS PENALARAN ANALOGI SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PYTHAGORAS PADA SISWA SMP

ANALISIS PENALARAN ANALOGI SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PYTHAGORAS PADA SISWA SMP ANALISIS PENALARAN ANALOGI SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PYTHAGORAS PADA SISWA SMP Gianlucy Rahmawati Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email: gianlucy245@gmail.com

Lebih terperinci

JURNAL PROFIL PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI BANGUN DATAR SEGIEMPAT MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL

JURNAL PROFIL PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI BANGUN DATAR SEGIEMPAT MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL JURNAL PROFIL PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI BANGUN DATAR SEGIEMPAT MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PROFILE UNDERSTANDING OF STUDENT S CONCEPT ON RECTANGLE MATERIAL THROUGH CONTEXTUAL APPROACH Oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu ilmu yang wajib dipelajari di sekolah. Hal ini dikarenakan matematika memiliki peranan yang sangat penting khususnya dalam bidang pendidikan.

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X SMAN 02 BATU

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X SMAN 02 BATU PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X SMAN 02 BATU Debora Febbivoyna (1), Sumarjono (2), Bambang Tahan Sungkowo (3) Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar, terencana dan diupayakan untuk memungkinkan peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri baik fisik maupun nirfisik;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siswa, karena itu matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. siswa, karena itu matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir siswa, karena itu matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari maupun dalam menghadapi

Lebih terperinci

Geometri Ruang di Perguruan Tinggi: Kesalahan Mahasiswa Menyelesaikan Soal Berdasarkan Prosedur Newman

Geometri Ruang di Perguruan Tinggi: Kesalahan Mahasiswa Menyelesaikan Soal Berdasarkan Prosedur Newman SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 M-64 Geometri Ruang di Perguruan Tinggi: Kesalahan Mahasiswa Menyelesaikan Soal Berdasarkan Prosedur Newman Mega Eriska Rosaria Purnomo 1, Isnaeni

Lebih terperinci

Kemampuan Penalaran Matematis Siswa SMP dalam Belajar Garis dan Sudut dengan GeoGebra

Kemampuan Penalaran Matematis Siswa SMP dalam Belajar Garis dan Sudut dengan GeoGebra Suska Journal of Mathematics Education Vol.2, No. 1, 2016, Hal. 13 19 Kemampuan Penalaran Matematis Siswa SMP dalam Belajar Garis dan Sudut dengan GeoGebra Farida Nursyahidah, Bagus Ardi Saputro, Muhammad

Lebih terperinci

DESKRIPSI KEMAMPUAN GEOMETRI SISWA SMP BERDASARKAN TEORI VAN HIELE

DESKRIPSI KEMAMPUAN GEOMETRI SISWA SMP BERDASARKAN TEORI VAN HIELE Pedagogy Volume 2 Nomor 1 ISSN 2502-3802 DESKRIPSI KEMAMPUAN GEOMETRI SISWA SMP BERDASARKAN TEORI VAN HIELE Zet Petrus 1, Karmila 2, Achmad Riady Program Studi Pendidikan Matematika 1,2,3, Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

Inisiasi 2 Geometri dan Pengukuran

Inisiasi 2 Geometri dan Pengukuran Inisiasi 2 Geometri dan Pengukuran Apa kabar Saudara? Semoga Anda dalam keadaan sehat dan semangat selalu. Selamat berjumpa pada inisiasi kedua pada mata kuliah Pemecahan Masalah Matematika. Kali ini topik

Lebih terperinci

Lampiran 1.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Model Pembelajaran Kontekstual dengan Setting Pembelajaran Kooperatif

Lampiran 1.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Model Pembelajaran Kontekstual dengan Setting Pembelajaran Kooperatif Lampiran 1.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Model Pembelajaran Kontekstual dengan Setting Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) Nama Sekolah : SMP NEGERI 2 KRETEK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan penyelenggaraan program sarjana bertujuan untuk menciptakan lulusan yang memiliki kemampuan penguasaan konsep dan menerapkan keahlian tertentu. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

MASALAH KETIDAKTEPATAN ISTILAH DAN SIMBUL DALAM GEOMETRI SLTP KELAS 1 Oleh: Endang Mulyana

MASALAH KETIDAKTEPATAN ISTILAH DAN SIMBUL DALAM GEOMETRI SLTP KELAS 1 Oleh: Endang Mulyana 1 MASALAH KETIDAKTEPATAN ISTILAH DAN SIMBUL DALAM GEOMETRI SLTP KELAS 1 Oleh: Endang Mulyana A. Pendahuluan Dalam GBPP Kurikulum 1994 yang telah disempurnakan melalui Suplemen GBPP tahun 1999, bahan ajar

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL DAN URAIAN ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP

KISI-KISI PENULISAN SOAL DAN URAIAN ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP KISI-KISI PENULISAN SOAL DAN URAIAN ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP Jenis Sekolah : SMP/MTs Penulis : Gresiana P Mata Pelajaran : Matematika Jumlah Soal : 40 nomor Kelas : VII (TUJUH) Bentuk Soal : Pilihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia untuk menjamin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia untuk menjamin keberlangsungan hidupnya agar lebih bermartabat. Karena itu negara memiliki kewajiban untuk

Lebih terperinci

LAMPIRAN-LAMPIRAN 33

LAMPIRAN-LAMPIRAN 33 LAMPIRAN-LAMPIRAN 33 34 PERANGKAT PEMBELAJARAN (SILABUS DAN RPP) 35 SILABUS PEMELAJARAN Sekolah :... Kelas : VII (Tujuh) Mata Pelajaran : Matematika Semester : II (dua) GEOMETRI Standar Kompetensi : 6.

Lebih terperinci

(A) Hanya K (B) Hanya L (C) Hanya M K L M (D) Hanya L dan M (E) Semua adalah persegi

(A) Hanya K (B) Hanya L (C) Hanya M K L M (D) Hanya L dan M (E) Semua adalah persegi 1.Manakah bangun berikut yang merupakan persegi? (A) Hanya K (B) Hanya L (C) Hanya M K L M (D) Hanya L dan M (E) emua adalah persegi 2. Manakah bangun berikut yang merupakan segitiga. U V W X (A) emuanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumberdaya manusia sangat diperlukan Indonesia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi kebutuhan akan sumberdaya

Lebih terperinci

Geometri dan Pengukuran dalam Kurikulum Matematika

Geometri dan Pengukuran dalam Kurikulum Matematika Geometri dan Pengukuran dalam Kurikulum Matematika Farida Nurhasanah 2012 SI SD kelas I smt 1 Geometri dan Pengukuran 2. Menggunakan pengukuran waktu dan panjang 3. Mengenal beberapa bangun ruang 2.1 Menentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari seperti mengenal garis, bangun datar dan bangun ruang. Geometri

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari seperti mengenal garis, bangun datar dan bangun ruang. Geometri 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Geometri merupakan salah satu cabang dari matematika yang dipelajari di sekolah. Pada dasarnya siswa telah mengenal geometri sebelum mereka memasuki dunia

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. Identitas Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester : SMP N 6 Yogyakarta : Matematika : VII/ II Materi Pembelajaran : Segitiga Alokasi Waktu B. Standar Kompetensi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II KAJIAN TEORETIS BAB II KAJIAN TEORETIS A. Kajian Teori 1. Model Pembelajaran Search, Solve, Create, and Share (SSCS) Model pembelajaran Search, Solve, Create, and Share (SSCS) pertama kali dikembangkan oleh Pizzini tahun

Lebih terperinci

Profil Berpikir Logis dalam Memecahkan Masalah oleh Mahasiswa Calon Guru Tipe Camper

Profil Berpikir Logis dalam Memecahkan Masalah oleh Mahasiswa Calon Guru Tipe Camper SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Profil Berpikir Logis dalam Memecahkan Masalah oleh Mahasiswa Calon Guru Tipe Camper Titin Masfingatin, Wasilatul Murtafiah IKIP PGRI MADIUN

Lebih terperinci

Kajian Matematika SMP Palupi Sri Wijiyanti, M.Pd Semester/Kelas : 3A3 Tanggal Pengumpulan : 14 Desember 2015

Kajian Matematika SMP Palupi Sri Wijiyanti, M.Pd Semester/Kelas : 3A3 Tanggal Pengumpulan : 14 Desember 2015 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA TAHUN 2015 Mata Kuliah Dosen Pengampu : : Kajian Matematika SMP Palupi Sri Wijiyanti, M.Pd Semester/Kelas

Lebih terperinci

Kue yang bulat, Lingkungan. Garis bilangan Termometer. Tangga rumah. 1x40 menit Buku teks. Instrumen. dan kurang dari 10.

Kue yang bulat, Lingkungan. Garis bilangan Termometer. Tangga rumah. 1x40 menit Buku teks. Instrumen. dan kurang dari 10. Sekolah : Kelas : VII Mata Pelajaran : Matematika Semester : I(satu) SILABUS Standar Kompetensi : BILANGAN 1. Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam pemecahan masalah Kompetensi

Lebih terperinci

Tahap kedua pada teori Gray-Tall adalah tahap proses. Pada tahap proses terdapat tiga indikator mengkonstruk bukti geometri

Tahap kedua pada teori Gray-Tall adalah tahap proses. Pada tahap proses terdapat tiga indikator mengkonstruk bukti geometri 81 BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab empat menunjukkan bahwa, proses berpikir siswa dalam mengkonstruk bukti geometri berdasarkan teori Gray-Tall terdiri dari

Lebih terperinci

APLIKASI SOFTWARE CABRI GEOMETRI PADA MATERI GEOMETRI SEBAGAI UPAYA MENGEKSPLORASI KEMAMPAUAN MATEMATIS

APLIKASI SOFTWARE CABRI GEOMETRI PADA MATERI GEOMETRI SEBAGAI UPAYA MENGEKSPLORASI KEMAMPAUAN MATEMATIS APLIKASI SOFTWARE CABRI GEOMETRI PADA MATERI GEOMETRI SEBAGAI UPAYA MENGEKSPLORASI KEMAMPAUAN MATEMATIS Samsul Maarif Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA Jakarta sams_andromeda@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Konsep, Konsepsi, dan Miskonsepsi Konsep menurut Berg (1991:8) adalah golongan benda, simbol, atau peristiwa tertentu yang digolongkan berdasarkan sifat yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II KAJIAN TEORETIS BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Pembelajaran Anchored Instruction, Pembelajaran Ekspositori, Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis, dan Sikap 1. Model Pembelajaran Anchored Instruction Model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bilangan, (b) aljabar, (c) geometri dan pengukuran, (d) statistika dan peluang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bilangan, (b) aljabar, (c) geometri dan pengukuran, (d) statistika dan peluang 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemahaman Konsep Matematika Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP), disebutkan bahwa standar kompetensi mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II KAJIAN TEORETIS BAB II KAJIAN TEORETIS A. Kajian Teori 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Menurut Munandar (1999:47), kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses yang harus dilalui individu sehingga dapat meningkatkan kualitas pribadi di masyarakat. Menurut Djumali, dkk (2013: 1) pendidikan

Lebih terperinci

Respon Mahasiswa terhadap Desain Perkuliahan Geometri yang Mengembangkan Kemampuan Komunikasi Matematika

Respon Mahasiswa terhadap Desain Perkuliahan Geometri yang Mengembangkan Kemampuan Komunikasi Matematika Respon Mahasiswa terhadap Desain Perkuliahan Geometri yang Mengembangkan Kemampuan Komunikasi Matematika M-59 Kurnia Noviartati 1, Agustin Ernawati 2 STKIP Al Hikmah Surabaya 1,2 kurnia.noviartati@gmail.com

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, keterampilan, dan keahlian tertentu kepada manusia untuk mengembangkan bakat serta kepribadiannya.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian pengembangan atau Research and

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian pengembangan atau Research and BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D) dengan menggunakan model pengembangan ADDIE yang

Lebih terperinci

INSTRUMEN PERANGKAT PEMBELAJARAN

INSTRUMEN PERANGKAT PEMBELAJARAN INSTRUMEN PERANGKAT PEMBELAJARAN Lampiran 1 : RPP Siklus I Pertemuan 1 dan 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu : SDN Pekunden : Matematika : II (dua)

Lebih terperinci

Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Menggunakan Model Penemuan Terbimbing dan Model Pengajaran Langsung

Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Menggunakan Model Penemuan Terbimbing dan Model Pengajaran Langsung Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Menggunakan Model Penemuan Terbimbing dan Kuswanto; Heru Kurniawan; Supriyono Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo e-mail: kuswantomath@gmail.com

Lebih terperinci

Agung Wijaya Arifandi et al., Analisis Struktur Hasil Belajar Siswa dalam Menyelesaikan Soal...

Agung Wijaya Arifandi et al., Analisis Struktur Hasil Belajar Siswa dalam Menyelesaikan Soal... 1 Analisis Struktur Hasil Belajar Siswa dalam Menyelesaikan Soal Pemecahan Masalah Pokok Bahasan Aritmetika Sosial Berdasarkan Taksonomi SOLO di Kelas VII SMP Negeri 7 Jember (Analysis of Student Learning

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar kelak mampu bersaing dan berperan dalam menghadapi setiap perubahan

Lebih terperinci

HASIL UJICOBA INSTRUMEN

HASIL UJICOBA INSTRUMEN HASIL UJICOBA INSTRUMEN Ujicoba instrumen, berupa seperangkat tes untuk melihat proses abstraksi yang berlangsung dalam menyelesaikan suatu masalah geometri pada pokok bahasana segitiga, dilakukan secara

Lebih terperinci

2015 DESAIN DIDAKTIS SIFAT-SIFAT SEGIEMPAT UNTUK MENCAPAI LEVEL BERPIKIR GEOMETRI PENGELOMPOKKAN PADA SISWA SMP

2015 DESAIN DIDAKTIS SIFAT-SIFAT SEGIEMPAT UNTUK MENCAPAI LEVEL BERPIKIR GEOMETRI PENGELOMPOKKAN PADA SISWA SMP BAB I PENDAHALUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Suherman dkk (2001, 8), belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman. Tidak dapat dipungkiri

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK. mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu, menimbang-nimbang. sesuatu melalui akal dari hasil olahan informasi.

BAB II KAJIAN TEORITIK. mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu, menimbang-nimbang. sesuatu melalui akal dari hasil olahan informasi. BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Proses Berpikir Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, proses adalah runtunan perubahan (peristiwa) dalam perkembangan sesuatu. Sedangkan berpikir adalah

Lebih terperinci

Rizky Puspitadewi 1,*, Agung Nugroho Catur Saputro 2 dan Ashadi 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

Rizky Puspitadewi 1,*, Agung Nugroho Catur Saputro 2 dan Ashadi 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 5 No. 4 Tahun 216 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 114-119 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

Masfingatin dan Murtafi ah, Kemampuan Berpikir Logis Mahasiswa... 19

Masfingatin dan Murtafi ah, Kemampuan Berpikir Logis Mahasiswa... 19 Masfingatin dan Murtafi ah, Kemampuan Berpikir Logis Mahasiswa... 9 KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS MAHASISWA DENGAN ADVERSITY QUOTIENT TIPE CLIMBER DALAM PEMECAHAN MASALAH GEOMETRI Titin Masfingatin ), Wasilatul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Clement dan Sarama (CPRE, 2011, hlm. 23) menyatakan bahwa learning trajectory adalah deskripsi pemikiran anak-anak ketika belajar dalam domain matematika tertentu,

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT BERPIKIR SISWA BERDASARKAN TEORI VAN HIELE PADA MATERI DIMENSI TIGA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF FIELD DEPENDENT DAN FIELD INDEPENDENT

ANALISIS TINGKAT BERPIKIR SISWA BERDASARKAN TEORI VAN HIELE PADA MATERI DIMENSI TIGA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF FIELD DEPENDENT DAN FIELD INDEPENDENT ANALISIS TINGKAT BERPIKIR SISWA BERDASARKAN TEORI VAN HIELE PADA MATERI DIMENSI TIGA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF FIELD DEPENDENT DAN FIELD INDEPENDENT (Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Mojolaban Kelas

Lebih terperinci

Modul 3 SIMETRI, PERSEGIPANJANG, PERSEGI, DAN KESEJAJARAN GARIS

Modul 3 SIMETRI, PERSEGIPANJANG, PERSEGI, DAN KESEJAJARAN GARIS Modul 3 SIMETRI, PERSEGIPANJANG, PERSEGI, DAN KESEJAJARAN GARIS A. Pengantar Materi yang akan di bahas pada kegiatan pembelajaran ini terdiri atas pengertian simetri lipat, simetri putar, setengah putaran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU no. 20 tahun 2004, pendidikan merupakan usaha sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU no. 20 tahun 2004, pendidikan merupakan usaha sadar dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut UU no. 20 tahun 2004, pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan segala potensi yang dimiliki peserta didik melalui proses pembelajaran.

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DKI JAKARTA KISI-KISI ULANGAN KENAIKAN KELAS (SEMESTER GENAP) TAHUN PELAJARAN 2012/2013

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DKI JAKARTA KISI-KISI ULANGAN KENAIKAN KELAS (SEMESTER GENAP) TAHUN PELAJARAN 2012/2013 DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DKI JAKARTA KISI-KISI ULANGAN KENAIKAN KELAS (SEMESTER GENAP) TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Satuan Pendidikan : SMP Mata Pelajaran : MATEMATIKA Kelas : VII (TUJUH) Jumlah : 40 Bentuk

Lebih terperinci

Standar Kompetensi : Memahami konsep segiempat dan segitiga dan menggunakannya. dalam pemecahan masalah

Standar Kompetensi : Memahami konsep segiempat dan segitiga dan menggunakannya. dalam pemecahan masalah 100 RENCANA PELAKSANA PEMBELAJARAN (RPP) RPP-3 Kelas Eksperimen Mata Pelajaran : Matematika Materi Pokok : Keliling dan luas daerah daerah segiempat Sub Materi Pokok : Luas daerah daerah jajar genjang

Lebih terperinci

PENGAYAAN MATERI OLIMPIADE MATEMATIKA SD GEOMETRI. Oleh : Himmawati P.L

PENGAYAAN MATERI OLIMPIADE MATEMATIKA SD GEOMETRI. Oleh : Himmawati P.L PENGAYAAN MATERI OLIMPIADE MATEMATIKA SD GEOMETRI Oleh : Himmawati P.L Soal matematika yang diujikan di sekolah-sekolah maupun di Ujian Nasional pada umumnya dapat diselesaikan dengan cara-cara biasa.

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA MELALUI METODE PROJECT BASED LEARNING

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA MELALUI METODE PROJECT BASED LEARNING PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA MELALUI METODE PROJECT BASED LEARNING BAGI SISWA KELAS VII H SEMESTER GENAP MTS NEGERI SURAKARTA II TAHUN 2014/2015 Naskah Publikasi Diajukan untuk memperoleh

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN BANGUN DATAR (2)

PEMBELAJARAN BANGUN DATAR (2) H. Sufyani Prabawanto, M. Ed. Bahan Belajar Mandiri 4 PEMBELAJARAN BANGUN DATAR (2) Pendahuluan Bahan belajar mandiri ini menyajikan pembelajaran bangun-bangun datar yang dibagi menjadi dua kegiatan belajar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari- hari maupun dalam ilmu pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari- hari maupun dalam ilmu pengetahuan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan yang sangat berperan dalam perkembangan dunia. Matematika sangat penting untuk mengembangkan kemampuan dalam pemecahan

Lebih terperinci

Geometri Sistem Persamaan Linier Dua Variabel di Bidang Kartesius dengan GUI Matlab

Geometri Sistem Persamaan Linier Dua Variabel di Bidang Kartesius dengan GUI Matlab 1 Geometri Sistem Persamaan Linier Dua Variabel di Bidang Kartesius dengan GUI Matlab Jesi Irwanto E-mail: Irawanjasy21@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memahamkan konsep sistem persamaan

Lebih terperinci

ISBN :

ISBN : PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK TERINTEGRASI PADA MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING Tukaryanto 1, Sri Sutarni 2 1 Mahasiswa Pendidikan Matematika,

Lebih terperinci

Sifat-Sifat Bangun Datar

Sifat-Sifat Bangun Datar Sifat-Sifat Bangun Datar Bangun datar merupakan sebuah bangun berupa bidang datar yang dibatasi oleh beberapa ruas garis. Jumlah dan model ruas garis yang membatasi bangun tersebut menentukan nama dan

Lebih terperinci

KETERAMPILAN DASAR GEOMETRI SISWA KELAS V DALAM MENYELESAIKAN SOAL BANGUN DATAR BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA DI MI AL ISTIQOMAH BANJARMASIN

KETERAMPILAN DASAR GEOMETRI SISWA KELAS V DALAM MENYELESAIKAN SOAL BANGUN DATAR BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA DI MI AL ISTIQOMAH BANJARMASIN KETERAMPILAN DASAR GEOMETRI SISWA KELAS V DALAM MENYELESAIKAN SOAL BANGUN DATAR BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA DI MI AL ISTIQOMAH BANJARMASIN Nonong Rahimah, Asy ari STKIP PGRI Banjarmasin,STKIP PGRI

Lebih terperinci

Rasio. atau 20 : 10. Contoh: Tiga sudut memiliki rasio 4 : 3 : 2. tentukan sudut-sudutnya jika:

Rasio. atau 20 : 10. Contoh: Tiga sudut memiliki rasio 4 : 3 : 2. tentukan sudut-sudutnya jika: Rasio Rasio adalah perbandingan ukuran. Rasio digunakan untuk membandingkan besaran dengan pembagian. Misal dua segitiga memiliki bentuk yang sama tetapi ukurannya berbeda. Salah satu sisinya yang seletak

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA SMP KELAS VII PADA PENERAPAN OPEN-ENDED

ANALISIS KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA SMP KELAS VII PADA PENERAPAN OPEN-ENDED Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika (SESIOMADIKA) 2017 ISBN: 978-602-60550-1-9 Pembelajaran, hal. 680-688 ANALISIS KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA SMP KELAS VII PADA

Lebih terperinci

TINGKAT BERPIKIR GEOMETRI SISWA KELAS VII SMP BERDASARKAN TEORI VAN HIELE

TINGKAT BERPIKIR GEOMETRI SISWA KELAS VII SMP BERDASARKAN TEORI VAN HIELE TINGKAT BERPIKIR GEOMETRI SISWA KELAS VII SMP BERDASARKAN TEORI VAN HIELE Jackson Pasini Mairing Pendidikan Matematika FKIP Universitas Palangka Raya Email: jacksonmairing@gmail.com Abstrak: Tingkat berpikir

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1 KELOMPOK TTW

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1 KELOMPOK TTW RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1 KELOMPOK TTW Nama Sekolah : SMP N Berbah Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : VII/Genap Alokasi Waktu : x 40 menit ( jam pelajaran) Standar Kompetensi :

Lebih terperinci

Tabel 1. Rata-rata Nilai Ujian Nasional Secara Nasional

Tabel 1. Rata-rata Nilai Ujian Nasional Secara Nasional Rekap Nilai Ujian Nasional tahun 2011 Pada tahun 2011 rata-rata nilai matematika 7.31, nilai terendah 0.25, nilai tertinggi 10, dengan standar deviasi sebesar 1.57. Secara rinci perolehan nilai Ujian Nasional

Lebih terperinci

SMPIT AT TAQWA Beraqidah, Berakhlaq, Berprestasi

SMPIT AT TAQWA Beraqidah, Berakhlaq, Berprestasi KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) GENAP TAHUN PELAJARAN 2015/2016 BIDANG STUDI : Matematika KELAS : 7 ( Tujuh) STANDAR KOMPETENSI / KOMPETENSI INTI : 1. Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan

Lebih terperinci

Bab 6 - Segitiga dan Segi Empat

Bab 6 - Segitiga dan Segi Empat Gambar 6.1 Keindahan panorama yang diperlihatkan layar-layar perahu nelayan di bawah cerah matahari di Bali Sumber: Indonesia Untaian Manikam di Khatulistiwa Perhatikan gambar 6.1 di atas! Perahu layar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Dengan pendidikan manusia mendapatkan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan. Pendidikan

Lebih terperinci