SURVEI SEBARAN AIR TANAH DENGAN GEOLISTRIK KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE JATILOR KECAMATAN GODONG KABUPATEN GROBOGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SURVEI SEBARAN AIR TANAH DENGAN GEOLISTRIK KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE JATILOR KECAMATAN GODONG KABUPATEN GROBOGAN"

Transkripsi

1 i SURVEI SEBARAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE DI DESA JATILOR KECAMATAN GODONG KABUPATEN GROBOGAN skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Program Studi Fisika oleh Riza Isnaini Ningtyas JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013

2 ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini yang berjudul Survei Sebaran Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Dipole-Dipole Di Desa Jatilor Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan, telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi. Semarang, Agustus 2013 Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping Dr. Khumaedi, M.Si. Drs. Hadi Susanto, M.Si. NIP NIP ii

3 iii PENGESAHAN Skripsi yang berjudul Survei Sebaran Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Dipole- Dipole Di Desa Jatilor Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan disusun oleh Riza Isnaini Ningtyas telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA UNNES pada tanggal Agustus 2013 Panitia: Ketua Sekretaris Prof. Dr. Wiyanto, M.Si. Dr. Khumaedi, M.Si. NIP NIP Penguji 1 Drs. Suharto Linuwih, M.Si. NIP Anggota Penguji/ Pembimbing Utama Anggota Penguji/ Pembimbing Pendamping Dr. Khumaedi, M.Si. Drs. Hadi Susanto, M.Si. NIP NIP iii

4 iv PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Semarang, Agustus 2013 Penulis Riza Isnaini Ningtyas NIM iv

5 v MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO: Hidup itu penuh pengorbanan dan penuh tantangan Janganlah merasa terlambat untuk mencapai impian Anda. Kehidupan ini selalu menyediakan hati baiknya untuk jiwa yang ikhlas membarukan diri dan bangkit melakukan kebaikan yang selama ini tertunda karena keraguan dan rasa malas. Waktu memang tidak menunggu, tapi kehidupan bisa menyegerakan pencapaian impian Anda, jika Anda segera memulai. Tidak ada kata terlambat untuk memulai pencapaian impian Anda (Mario Teguh) PERSEMBAHAN: Untuk Bapak dan Ibu yang senantiasa memberi doa, kasih sayang serta pengorbanan yang begitu besar demi masa depanku. Untuk Kakak-kakakku, Adik-adikku dan Keluargaku yang selalu memberi doa, semangat dan dukungan. Untuk Dosen dan Guru yang telah mengajar dan mendidikku. Untuk semua teman - teman yang selalu ada untuk membantu dan memberikan semangat. v

6 vi PRAKATA Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul Survei Sebaran Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Dipole-Dipole Di Desa Jatilor Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan. Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan karena adanya bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., selaku Rektor Universitas Negeri Semarang (UNNES). 2. Prof. Dr. Wiyanto, M.Si., selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Semarang. 3. Dr. Khumaedi, M.Si., selaku Ketua Jurusan Fisika Universitas Negeri Semarang sekaligus Dosen Pembimbing I yang telah memberikan petunjuk, motivasi materi dan moril serta pengarahan dalam penyusunan skripsi. 4. Dr. Agus Yulianto, M.Si., selaku Ketua Program Studi Fisika Jurusan Fisika Universitas Negeri Semarang. 5. Dr. Supriyadi, M.Si, selaku Dosen Wali yang telah memberikan bimbingan dan motivasi. 6. Drs. Hadi Susanto, M.Si., selaku Dosen Pembimbing II yang selalu memberikan motivasi,perhatian serta petunjuk maupun pengarahan dalam penyusunan skripsi. vi

7 vii 7. Drs. Suharto Linuwih, M.Si. yang telah meluangkan waktunya untuk menjadi Dosen Penguji. 8. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Fisika yang telah memberikan bekal dalam penyusunan skripsi ini. 9. Bapak Ngusman, selaku Kepala Desa Jatilor yang telah memberikan ijin penelitian. 10. Bapak Mulyono dan Ibu Indaryati yang tak pernah lelah memberikan nasehat, dukungan, do a, pengorbanan dan kasih sayang kepada penulis. 11. Kakakku Evia, Adikku Titan dan Keluargaku yang selalu memberi doa, semangat dan dukungan. 12. Fitri, Hilmi, Ema & Wakhidah yang telah membantu berjalannya proses penelitian. 13. Alfi, Lisma, Ucik, Sheila, Eka, Delvita, Sri, Ika, Shinta, Ani, Mamila, Mz yuda, Mb Aya dan semua sahabat Fisika 2009 serta Geofisika Unnes yang telah berjuang bersama, memberikan motivasi dan do a. 14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini. Penulis sadar dengan apa yang telah disusun dan disampaikan masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu penulis menerima segala kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Semarang, Agustus 2013 Penulis vii

8 viii ABSTRAK Ningtyas, Riza Isnaini Survei Sebaran Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Dipole-Dipole Di Desa Jatilor Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan. Skripsi, Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama Dr. Khumaedi, M.Si. dan Pembimbing Pendamping Drs. Hadi Susanto, M.Si. Kata Kunci : Air Tanah, Geolistrik, Dipole - Dipole Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di Desa Jatilor, penggunaan sumur galian telah dilakukan untuk memenuhi kebutuhan air bersih dengan kedalaman sekitar 5-20 meter. Namun beberapa sumur galian dengan kedalaman dibawah 7 meter tidak dapat memenuhi kebutuhan air disebabkan karena keringnya air sumur ketika memasuki musim kemarau. Masyarakat di daerah tersebut tidak mengetahui sebaran dan kedalaman air tanah sumur galian. Tujuan penelitian untuk mengetahui penyebaran dan kedalaman air tanah sumur galian. Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah penelitian geolistrik konfigurasi dipole-dipole dengan 6 lintasan di daerah tersebut. Hasil menunjukkan lapisan dengan interval resistivitas m merupakan lapisan napal, kerikil dan batu gamping. Lapisan dengan interval resistivitas m merupakan kerikil, lempung halus, dan pasir. Lapisan yang memiliki interval resistivitas 0, m terdapat lapisan tanah, lempung dan lempung basah. Lintasan yang paling berpotensi mengandung air tanah adalah lokasi dengan titik koordinat E ,S dengan kedalaman air tanah sumur galian sekitar 4,62-17,9 m. viii

9 ix DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN... PERNYATAAN... MOTTO DAN PERSEMBAHAN... PRAKATA... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv v vi viii ix xii xiii xiv BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penegasan Istilah Permasalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Sistematika Penulisan Skripsi... 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Geologi Kabupaten Grobogan... 7 ix

10 x 2.2 Air Tanah Metode Geolistrik Tahanan Jenis Rumus-rumus Dasar Listrik Potensial di Sekitar Titik Arus di Permukaan Bumi Faktor Geometri Konfigurasi Dipole-dipole Sifat Kelistrikan Batuan Program Komputer Res2Dinv BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Waktu dan Lokasi Penelitian Alat Penelitian Diagram Alir Penelitian Prosedur Penelitian Persiapan Pengukuran Lapangan (Pelaksanaan) Metode Analisis Data BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil Pengukuran Lintasan Pertama pada Lokasi Pertama Hasil Pengukuran Lintasan Kedua pada Lokasi Pertama Hasil Pengukuran Lintasan Pertama pada Lokasi Kedua Hasil Pengukuran Lintasan Kedua pada Lokasi Kedua x

11 xi 4.1.5Hasil Pengukuran Lintasan Pertama pada Lokasi Ketiga Hasil Pengukuran Lintasan Kedua pada Lokasi Ketiga Pembahasan BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi

12 xii DAFTAR TABEL Tabel Halaman 2.1 Stratigrafi Kabupaten Grobogan Variasi Material Bumi (Batuan)...23 xiii

13 xiii DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 2.1 Peta Geologi Kabupaten Grobogan Segmen Penghantar Listrik yang Mempunyai Panjang l dan Luas Penampang A dialiri Listrik I Potensial di Sekitar Titik Arus pada Permukaan Bumi Permukaan Equipotensial dan Arah Aliran Arus Listrik Akibat Dua Sumber Arus (I dan I) di Permukaan Bumi Homogen Konfigurasi Dipole-dipole Variasi Harga n terhadap Kedalaman Pengukuran Peta Geologi Kecamatan Godong Diagram Alir Proses Penelitian Stacking Chart Geolistrik Multi channel Alat Resistivity Multi channel Program GeoRes yang Dijalankan Langsung di Lapangan Penampang Resistivitas Lintasan Pertama pada Lokasi Pertama Penampang Resistivitas Lintasan Kedua pada Lokasi Pertama Penampang Resistivitas Lintasan Pertama pada Lokasi Kedua Penampang Resistivitas Lintasan Kedua pada Lokasi Kedua Penampang Resistivitas Lintasan Pertama pada Lokasi Ketiga Penampang Resistivitas Lintasan Kedua pada Lokasi Ketiga...39 xiii

14 xiv DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Data Penelitian Lintasan Pertama pada Lokasi Pertama Data Penelitian Lintasan Kedua pada Lokasi Pertama Data Penelitian Lintasan Pertama pada Lokasi Kedua Data Penelitian Lintasan Kedua pada Lokasi Kedua Data Penelitian Lintasan Pertama pada Lokasi Ketiga Data Penelitian Lintasan Kedua pada Lokasi Ketiga Foto Penelitian...66 xiv

15 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan air di pedesaan meningkat baik untuk keperluan kehidupan sehari hari manusia, peternakan, maupun pertanian. Akibat pertumbuhan penduduk, maka kebutuhan air pada daerah pemukiman meningkat, akibatnya banyak daerah resapan air digunakan sebagai daerah pemukiman, sehingga daerah tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan air penduduk yang tinggal di daerah tersebut. Semakin meningkat kebutuhan air bersih, maka eksploitasi air tanah juga akan semakin besar. Hal ini mengakibatkan persediaan air tanah semakin berkurang. Eksploitasi air tanah yang dilakukan secara berlebihan (penggunaan sumur bor) khususnya pada daerah berpantai atau pesisir dapat menyebabkan suatu masalah dimana air laut akan masuk dan terpenetrasi pada daerah air tawar. Air laut tersebut akan menyusup ke zona air tanah atau terjadi intrusi air laut (Hadi et al., 2009: 22). Air merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan, hal ini dikarenakan seluruh makhluk hidup membutuhkan air untuk mempertahankan hidup. Pada kenyataannya ketersediaan air semakin berkurang bahkan pada musim kemarau banyak daerah di dunia khususnya Indonesia mengalami kekeringan dan kesulitan air, sehingga banyak warga masyarakat daerah tersebut terpaksa harus membeli air dengan harga yang mahal untuk dapat memenuhi kebutuhannya sehari-sehari (Karunia et al., 2012: 92). 1

16 2 Untuk melayani kebutuhan air bersih yang bersumber dari air tanah tersebut, perlu diketahui potensi air tanah baik secara kuantitas maupun kualitas. Seiring dengan bertambahnya penduduk, kebutuhan akan air semakin meningkat baik untuk keperluan kehidupan sehari-hari manusia, peternakan maupun pertanian. Masalah ini memerlukan pemecahan berupa pencarian sumber-sumber air untuk memenuhi kebutuhan tersebut (Sadjab et al., 2012: 38). Struktur bawah permukaan kemungkinan merupakan suatu sistem perlapisan dengan nilai resistivitas listrik yang berbeda-beda. Banyak faktor yang mempengaruhi nilai resistivitas listrik ini antara lain: homogenitas tiap tanah, kandungan mineral logam, kandungan aquifer (misalnya: air, minyak, dan gas), porositas, permebilitas, suhu, dan umur geologi tanah. Adanya kenyataan ini menunjukkan bahwa bila dilakukan pengukuran di permukaan, maka yang diukur bukan resistivitas yang sebenarnya, melainkan kombinasi nilai resistivitas listrik berbagai macam tanah, baik karena variasi lateral maupun vertikal. Nilai resistivitas listrik di setiap titik akan memiliki besar yang berbeda, sehingga menyebabkan bidang equipotensial menjadi tidak beraturan (Muallifah, 2009: 179). Informasi bawah permukaan merupakan salah satu komponen penting dalam melakukan kegiatan yang berkaitan dengan bumi. Informasi ini meliputi struktur geologi (lipatan, patahan, rekahan), jenis dan sifat fisis batuan, susunan batuan di bawah permukaan, kedalaman, ketebalan dan distribusinya, termasuk kondisi akuifer pengandung air tanah. Salah satu cara untuk bisa mengetahui

17 3 kondisi bawah permukan tersebut adalah melakukan pengukuran geofisika dengan metode geolistrik (Naryanto, 2008: 38). Metode geolistrik resistivitas adalah salah satu metode yang cukup banyak digunakan dalam dunia eksplorasi khususnya eksplorasi air tanah karena resitivitas dari batuan sangat sensitif terhadap kandungan airnya dimana bumi dianggap sebagai sebuah resistor. Metode geolistrik resistivitas atau tahanan jenis adalah salah satu jenis metode geolistrik yang digunakan untuk mempelajari keadaan bawah permukaan dengan cara mempelajari sifat aliran listrik di dalam batuan di bawah permukaan bumi (Hendrajaya, 1990). Berdasarkan data pemerintah Desa Jatilor (2012), menyatakan bahwa Desa Jatilor Kecamatan Godong secara geografis berada pada ketinggian sampai 50 meter di atas permukaan air laut dengan titik koordinat 7 o 2 27,52 LS dan 110 o 48 55,12 BT serta memiliki luas wilayah Ha. Batas wilayah Desa Jatilor sebelah Utara Desa Penganten Kecamatan Klambu, sebelah Selatan Desa Gundi dan Desa Sumberagung Kecamatan Godong, sebelah Barat Desa Bringin dan Desa Kemloko Kecamatan Godong dan sebelah Timur Desa Wolo dan Desa Ngeluk Kecamatan Penawangan. Luas tanah sawah seluas Ha (70%) terdiri dari sawah irigasi teknis Ha (17%), sawah Irigasi setengah teknis Ha (23%), dan sawah tadah hujan Ha (30%). Tanah bukan sawah seluas Ha (30%) terdiri dari pekarangan/bangunan : Ha (19%), tegalan Ha (10%) dan lain-lain (sungai, jalan, makam, dll) Ha (1%). Daerah penelitian didominasi oleh endapan aluvial (tanah lempung) yang merupakan Formasi Lidah dimana banyak terdapat sungai dangkal. Tanah

18 4 lempung merupakan jenis tanah yang mudah longsor dan mempunyai karakteristik dalam kondisi kering cenderung mengalami retak dengan demikian apabila hujan turun air akan meresap dalam tanah sehingga air tanah mudah ditemukan di daerah ini pada musim penghujan, namun pada musim kemarau kondisi tanah kering dan cenderung mengalami keretakan sehingga air tanah sulit didapat. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di Desa Jatilor, penggunaan sumur galian telah dilakukan untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih dengan kedalaman sekitar 5-20 meter. Namun beberapa sumur galian dengan kedalaman dibawah 7 meter tidak dapat memenuhi kebutuhan air disebabkan karena keringnya air sumur ketika memasuki musim kemarau. Masyarakat di daerah tersebut tidak mengetahui sebaran dan kedalaman air tanah sumur galian. Berdasarkan observasi dan informasi geologi di atas, penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian tentang SURVEI SEBARAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI DIPOLE DIPOLE DI DESA JATILOR KECAMATAN GODONG KABUPATEN GROBOGAN. 1.2 Penegasan Istilah Penegasan istilah dimaksudkan untuk menghindari agar tidak terjadi kekeliruan dalam memahami atau menafsirkan istilah-istilah yang ada. Adapun istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut: 1. Survei adalah teknik penelitian dengan memberi batas yang jelas atas data penelitian yang hasilnya dapat memperlihatkan bahwa tanah itu mengandung air tanah. 2. Air tanah adalah semua air yang terdapat di bawah permukaan tanah.

19 5 1.3 Permasalahan Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah sebaran air tanah di Desa Jatilor Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan? 2. Berapakah kedalaman air tanah sumur galian di Desa Jatilor Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti mempunyai tujuan mengetahui penyebaran air tanah dan kedalaman air tanah sumur galian di Desa Jatilor Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Masyarakat khususnya di Desa Jatilor dapat mengetahui penyebaran, letak dan kedalaman air tanah yang tepat untuk digunakan sebagai sumur galian. Apabila sudah diketahui letak yang tepat untuk digunakan sebagai sumur galian akan bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan air untuk keperluan kehidupan sehari hari, pertanian dan industri rumah tangga. 2. Bagi Peneliti, yaitu mengetahui nilai resisitivitas lapisan tanah dengan menggunakan metode geolistrik dan mengetahui penyebaran air tanah di Desa Jatilor serta memperdalam ilmu pengetahuan tentang geolistrik dan mencoba memberikan sumbangsih pemikiran yang dapat bermanfaat bagi masyarakat.

20 6 1.6 Sistematika Penulisan Skripsi Sistematika penulisan skripsi disusun untuk memudahkan pemahaman tentang struktur dan isi skripsi. Penulisan skripsi ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu: 1. Bagian awal skripsi berisi tentang lembar judul, persetujuan pembimbing, lembar pengesahan, lembar pernyataan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan lampiran. 2. Bagian isi skripsi terdiri dari: Bab 1 Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, penegasan istilah, permasalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika skripsi. Bab 2 Tinjauan Pustaka terdiri dari kajian teori yang mendasari penelitian. Bab 3 Metode Penelitian berisi berisi uraian metode pengumpulan data, waktu dan tempat pelaksanaan penelitian, alat dan bahan penelitian, diagram alir penelitian, prosedur penelitian dan metode analisis data. Bab 4 Hasil dan Pembahasan berisi tentang hasil-hasil penelitian dan pembahasannya. Bab 5 Penutup berisi tentang kesimpulan dan saran. 3. Dan Bagian akhir skripsi terdiri atas daftar pustaka dan lampira

21 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Geologi Kabupaten Grobogan Keadaan geologi regional menunjukkan bahwa kabupaten Grobogan merupakan endapan alluvial yang termasuk Zona Randublatung. Daerah ini mempunyai kenampakan morfologi datar. Di bagian utara terdapat perbukitan bergelombang lemah dan sedang. Sedangkan di bagian selatan dibatasi oleh bagian darat Formasi Kendeng. Di sebelah timur terdapat jalur patahan yang berarah barat-timur, yang merupakan patahan normal. Di sebelah selatan terdapat jalur patahan yang berarah barat-timur yang merupakan patahan naik, tegak lurus patahan tersebut terdapat patahan normal (Indriana et al., 2007: 162). Gambar 2.1 Peta Geologi Kabupaten Grobogan 7

22 8 Kondisi geologi kabupaten Grobogan dapat diklasifikasikan menjadi 3 bagian yaitu: 1. Topografi Kabupaten Grobogan Kondisi topografi kabupaten Grobogan dan sekitarnya terdiri dari: a. Daerah dataran, berada pada ketinggian sampai dengan 50 mdpl, dengan kelerengan 0-8% b. Daerah perbukitan, berada pada ketinggian antara mdpl, dengan kelerengan 8-15% c. Daerah dataran tinggi, berada pada ketinggian antara mdpl, dengan kelerengan >15% 2. Litologi dan Jenis Tanah Kabupaten Grobogan Kondisi litologi dan jenis tanah kabupaten Grobogan dan sekitarnya terdiri dari: a. Alluvial dengan bahan induknya endapan liat dan pasir. b. Asosiasi Litosol, Mediteran kuning dan Rensina dengan bahan induknya batu kapur dan napal lunak. c. Komplek Regosol kelabu dan Grumosol kelabu tua dengan bahan induknya batu kapur dan napal. d. Grumosol dengan bahan induk endapan liat. e. Grumosol dengan bahan induk batu kapur dan napal. f. Asosiasi Grumosol tua coklat dengan bahan induk napal lunak. g. Asosiasi Mediteran merah kekuningan dan Mediteran coklat kekuningan dengan bahan induk batu liat lunak.

23 9 h. Komplek Mediteran coklat kemerahan dan Litosol dengan bahan induk batu kapur dan napal. 3. Stratigrafi Urutan stratigrafi dan macam litologi secara regional dari tua ke muda adalah sebagai berikut: a. Batuan dasar yang berumur Pretersier yang ditembus oleh beberapa sumur eksplorasi menunjukkan susunan batuan ubahan yaitu kwarsit, slate, phyllit. b. Formasi Ngimbang (Eosen-Oligosen Bawah). Formasi ini terletak tidak selaras di atas batuan dasar. Bagian bawah dari formasi ini terdiri dari batuan sedimen klastik kasar mengandung lignit dengan sisipan serpih. Ke arah muda merupakan perlapisan antara batu gamping mengandung dolomit dan sisipan halus serpih. c. Formasi Kujung (Oligosen atas Miosen bawah). Formasi bagian bawah disebut anggota Kranji, terdiri dari napal dan serpih, kadang-kadang dijumpai sisipan batu gamping dolomitan dan pasir halus. Bagian atas disebut anggota Prupuh, merupakan batu gamping terumbu, dolomitan kadang-kadang dijumpai mineral pirit. d. Formasi Tuban (Miosen bawah Miosen tengah). Formasi ini dapat dibagi menjadi dua anggota yaitu anggota Tawun yang tersusun dari serpih, kadangkadang mengandung mineral pirit dan gipsum, dengan sisipan batu gamping dengan kandungan fosil orbitoid dan anggota Pasir Ngrayong. e. Formasi Kawengan (Miosen tengah Pliosen). Formasi Kawengan ke arah lateral mengalami perubahan facies menjadi Formasi Karren, yang tersusun

24 10 oleh batu gamping keras, secara lokal berupa batu gamping terumbu. Di daerah Tuban dan Purwodadi, Formasi Karren tidak selaras di atas formasi Kujung. Formasi Kawengan yang banyak mengandung mineral glukonit dapat dibagi menjadi empat anggota yaitu: anggota Platen Kompleks, anggota Wonocolo, anggota Ledok dan anggota Mundu. Anggota Platen Kompleks merupakan perlapisan antara batu gamping pasiran dan batu pasir gampingan. Anggota Wonocolo tersusun dari napal yang berlapis dengan batu gamping pasiran dan batu pasir gampingan. Anggota Ledok merupakan perlapisan antara batu pasir gampingan dan batu gamping pasiran dengan sisipan napal. Anggota Mundu pada umumnya tersusun oleh napal. f. Formasi Lidah (Pleistosen) terdiri dari lempung, pasir glaukonitan dan batu gamping pasiran. Secara lokal Formasi Lidah berhubungan secara tak selaras di atas Formasi Kawengan. Tabel 2.1 Stratigrafi Kabupaten Grobogan (Indriana et al., 2007: 162) Masa Kenozoikum Zaman Umur dalam jutaan tahun Formasi Eosen Oligosen Bawah Ngimbang Oligosen atas Miosen bawah Kujung Miosen bawah Miosen tengah Tuban Miosen tengah Pliosen 3-6 Kawengan Pleistosen 0,5-2 Lidah

25 Air Tanah Air tanah merupakan sumber air yang sangat penting bagi keseharian kehidupan penduduk Indonesia. Selain untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia, air tanah juga dimanfaatkan untuk pertanian serta industri. Berbagai kepentingan tersebut seringkali mengakibatkan munculnya konflik kebutuhan air antara masyarakat dengan industri sehingga air dapat dikatakan bahwa air memiliki beberapa fungsi sosial (pemenuhan kebutuhan masyarakat), ekonomi (industri) dan daya dukung lingkungan (Rejekiningrum et al., 2010: 1). Air tanah merupakan salah satu komponen dalam peredaran air di bumi yang dikenal sebagai siklus hidrologi. Dengan demikian air tanah adalah salah satu sumber daya alam yang dapat diperbaharui, tetapi hal ini tidak berarti sumber daya ini dapat dieksploitasi tanpa batas. Eksploitasi air tanah yang tidak terkontrol dapat mengakibatkan dampak negatif terhadap keseimbangan alam itu sendiri. Pengembangan sumber air tanah harus berdasar pada konsep pengawetan, yaitu memanfaatkan air tanah secara optimal, mencegah pemborosan dengan menjaga skala prioritas pemakaian dan menjaga kelestarian alam. Air merupakan komponen yang sangat penting bagi kehidupan di muka bumi. Sirkulasi suplai air di bumi juga disebut siklus hidrologi. Siklus ini berawal dari sistem energi matahari yang merupakan energi yang berperan cukup penting bagi siklus hidrologi memancarkan energinya sehingga air yang berasal dari danau, rawa, sungai maupun dari laut secara tetap mengalami evaporasi menjadi uap air yang naik ke atmosfer. Angin akan mengangkut uap air pada jarak yang sangat jauh dan akan berkumpul membentuk awan, setelah mengalami jenuh

26 12 akan berubah menjadi butiran-butiran air. Butiran air yang jatuh ke permukaan bumi juga disebut dengan hujan. Turunnya hujan ke bumi ini mengakhiri siklus hidrologi dan akan dimulai dengan siklus yang baru (Putranto & Kusuma, 2009: 48). 2.3 Metode Geolistrik Tahanan Jenis Metode geolistrik merupakan salah satu geofisika yang mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi dan bagaiaman cara mendeteksinya di permukaan bumi (Hendrajaya, 1990). Tujuan dari metode ini adalah untuk memperkirakan sifat kelistrikan medium atau formasi batuan di bawah permukaan yang berhubungan dengan kemampuannya untuk menghantarkan atau menghambat listrik (konduktivitas atau resistivitas). Metode geolistrik lebih efektif jika digunakan untuk eksplorasi yang sifatnya dangkal, jarang memberikan informasi lapisan di kedalaman lebih dari 1000 atau 1500 kaki. Oleh karena itu metode ini jarang digunakan untuk eksplorasi minyak tetapi lebih banyak digunakan dalam bidang geologi teknik seperti penentuan kedalaman batuan dasar, pencarian reservoir air, juga digunakan dalam eksplorasi panas bumi ( geothermal). Keunggulan secara umum adalah harga peralatan relatif murah, waktu yang dibutuhkan relatif sangat cepat, bisa mencapai 4 titik pengukuran atau lebih per hari, beban pekerjaan ; peralatan yang kecil dan ringan sehingga mudah untuk mobilisasi, kebutuhan personal sekitar 5 orang, terutama untuk konfigurasi Schlumberger, serta analisis data secara global bisa langsung diprediksi saat di lapangan (Broto & Afifah, 2008: 121).

27 13 Berdasarkan pada tujuan penyeledikannya, metode geolistrik tahanan jenis dapat dibagi menjadi dua yaitu mapping dan sounding. Aplikasi teknik mapping memberikan informasi lapisan bawah permukaan secara horisontal. Aplikasi teknik sounding memberikan informasi detail pada kedalaman dan karakteristik air bawah permukaan pada daerah penelitian (Ezeh & Ugwu, 2010: 420). Kombinasi antara data teknik mapping dan sounding sangat efisien dalam menggambarkan zona air pada suatu area tanpa mengeksploitasi sumber permukaan pada area tersebut (Ibe & Akaolisa, 2010: 364). Pada metoda ini, pengukuran pada suatu titik sounding dilakukan dengan jalan mengubah-ubah jarak elektroda. Pengubahan jarak elektroda ini tidak dilakukan secara sembarang tetapi mulai dari jarak elektroda kecil kemudian membesar secara gradual. Jarak elektroda ini sebanding dengan kedalaman lapisan batuan yang terdeteksi. Makin besar jarak elektroda tersebut maka makin dalam lapisan batuan yang dapat diselidiki. Pada pengukuran sebenarnya, pembesaran jarak elektroda mungkin dilakukan jika dipunyai suatu alat geolistrik yang memadai. Dalam hal ini, alat geolistrik tersebut harus dapat menghasilkan arus listrik yang cukup besar atau kalau tidak, alat tersebut harus cukup sensitif dalam mendeteksi beda potensial yang kecil sekali. Oleh karena itu, alat geolistrik yang baik adalah alat yang dapat menghasilkan arus listrik cukup besar dan mempunyai sensitifitas yang cukup tinggi (Hendrajaya, 1990).

28 Rumus-rumus Dasar Listrik Dalam metode geolistrik untuk mendeteksi batuan penyusun di suatu daerah berdasarkan sifat kelistrikan batuan penyusunnya, definisi-definisi yang sering digunakan adalah: a. Resistansi b. Resistivitas R = V/I = E/J dalam dalam m c. Konduktivitas = 1/ dalam (m) -1 dengan V I E J : beda potensial 2 buah titik (volt) : besar arus listrik yang mengalir (ampere) : medan listrik (volt/meter) : rapat arus listrik (arus listrik persatuan luas) P l Q I.. A E Gambar 2.2 Segmen Penghantar Listrik yang Mempunyai Panjang l dan Luas Penampang A dialiri Listrik I Suatu kawat yang penampangnya homogen dialiri arus listrik kecepatan rata-rata pembawa muatan konstan, dan besarnya sebanding dengan kuat medan listrik E, akibatnya rapat arus sebanding dengan kuat medan E pula. Pernyataan

29 15 tersebut dinamakan Hukum Ohm, dan jika dinyatakan dalam relasi matematik diperoleh: J = σ E (2.1) = Berdasarkan persamaan = maka dapat diperoleh hubungan: = = atau = = Hubungan diatas dapat juga dinyatakan sebagai berikut : = (2.2) Dengan R adalah hambatan yang dinyatakan oleh hubungan: = (2.3) Persamaan (2.3) menyatakan hambatan penghantar listrik yang dilewati arus listrik. Besaran A adalah luas penampang penghantar, l adalah panjang penghantar listrik, adalah resistivitas listrik, dan adalah konduktivitas ( Sutarman et al, 2003).

30 Potensial di Sekitar Titik Arus di Permukaan Bumi Permukaan yang dilalui arus I adalah permukaan setengah bola dengan luas 2 r 2, sehingga : J = σ E = 1 2 = 1 V r I (2.14) 2 r Maka V 2 r I (2.15) Arus Titik arus Permukaan bumi Arah medan listrik Permukaan equipotensial Gambar 2.3 Potensial di Sekitar Titik Arus pada Permukaan Bumi 2.6 Faktor Geometri Letak dua elektroda potensial terhadap letak kedua elektroda arus mempengaruhi besarnya beda potensial diantara kedua elektroda potensial tersebut. Besaran koreksi letak kedua elektroda potensial terhadap kedua elektroda arus disebut faktor geometri (Hendrajaya, 1990). Jika pada permukaan bumi

31 17 diinjeksikan dua sumber arus yang berlawanan polaritasnya seperti pada gambar (2.4), maka besarnya potensial disuatu titik P adalah : r r I (2.16) dengan : r 1 : Jarak dari titk P ke sumber arus positif r 2 : Jarak dari titk P ke sumber arus negatif Jika ada dua titik yaitu P dan Q yang terletak didalam bumi tersebut, maka besarnya beda potensial antara titik P dan titik Q adalah : q p pq V V V r I r I I r r I r r r r I (2.17) dengan: r 3 : jarak titik Q ke sumber arus positif r 4 : jarak titik Q ke sumber arus negatif r I r I V p Gambar 2.4 Permukaan Equipotensial dan Arah Aliran Arus Listrik Akibat Dua Sumber Arus (I dan I) di Permukaan Bumi Homogen

32 Konfigurasi Dipole dipole Menurut Waluyo, sebagaimana dikutip oleh Andriyani et al. (2010: 47), pada konfigurasi dipole-dipole, kedua elektroda arus dan elektroda potensial terpisah dengan jarak a. Sedangkan elektroda arus dan elektroda potensial bagian dalam terpisah sejauh na, dengan n adalah bilangan bulat. Menurut Rohidah (2009), rangkaian elektroda konfigurasi dipole dipole dapat dilihat pada Gambar 2.5. Jarak antara pasangan elektroda arus adalah a yang besarnya sama dengan jarak pasangan elektroda potensial. Terdapat besaran lain dalam susunan ini, yakni n. Ini adalah perbandingan antara jarak elektroda arus potensial terdalam terhadap jarak antara kedua pasang elektroda arus atau potensial. Besarnya a dibuat tetap serta faktor n meningkat mulai dari 1 ke 2 ke 3 sampai sekitar 6 untuk meningkatkan kedalaman pengukuran. Gambar 2.5 Konfigurasi Dipole-dipole

33 19 Jarak antara elektroda a dan n adalah kelipatan bilangan bulat, didapat titik di bawah permukaan yang terdeteksi yakni kedalaman pengukuran. Data biasanya ditampilkan seperti pada Gambar 2.6. Sebuah titik data pada plot ini terdapat pada perpotongan garis yang ditarik dari pusat dipole elektroda, 45 o terhadap horisontal. Ini berdasarkan asumsi bumi homogen. Besarnya kedalaman pengukuran bergantung pada harga n yang memberikan harga penyeimbang antara elektroda arus dan elektroda potensial. Untuk beberapa macam harga n dapat dilihat seperti pada Gambar 2.6. Setiap susunan elektroda memiliki harga sensitivitas yang menunjukkan keakuratan data yang terukur berkenaan dengan besarnya faktor n yang digunakan. Harga sensitivitas terbesar umunya terletak antara pasangan elektroda arus dan pasangan elektroda potensial. Ini menunjukkan bahwa susunan ini sangat sensitif terhadap perubahan resistivitas di bawah elektroda pada setiap pasang. Seiring membesarnya faktor n harga sensitivitas tinggi semakin terkonsentrasi di bawah pasangan elektroda arus dan potensial, sedangkan harga sensiivitas di bawah elektoda arus potensial terdalam semakin mengecil. Gambar 2.6 Variasi Harga n terhadap Kedalaman Pengukuran

34 20 Maka susunan ini sangat sensitif terhadap perubahan resistivitas secara mendatar dan kurang sensitif terhadap perubahan resistivitas secara vertikal, maka susunan ini sangat bagus untuk memetakan struktur vertikal, namun relatif kurang baik dalam memetakan struktur horisontal seperti lapisan sedimen. Median kedalaman pengukuran untuk susunan ini bergantung pada harga a dan faktor n. Satu kekurangan yang mungkin dari susunan ini adalah kecilnya kekuatan sinyal untuk harga faktor n yang besar. Tegangan berbanding terbalik terhadap pangkat tiga faktor n. Untuk menggunakan susunan ini dengan efektif, resistivitymeter harus memiliki sensitivitas yang tinggi dan sirkuit penolak noise yang sangat baik, sebagaimana kontak elektroda dengan tanah yang harus baik. Penentuan besarnya harga a serta faktor n juga diupayakan secermat mungkin dengan pertimbangan ketepatan kedalaman pengukuran terhadap dimensi objek yang akan diteliti. Dengan upaya ini diharapkan titik data jatuh tepat pada objek yang diteliti. Untuk memperoleh faktor geometri pemasangan elektrode dipole-dipole dengan memasukkan : C 1 P 2 = a + na = a(n+1) C 1 P 1 = na C 2 P 2 = a + na + a = a(n+2) C 2 P 1 = na+a = a(n+1) Dalam persamaan =

35 21 sehingga diperoleh harga : = 2 = 2 1 ( + 1) 1 2 ( + 1) 1 1 ( + 2) + 1 ( + 1) 1 ( + 2) = 2 = 2 = 2 2( )( + 2) ( + 1)( + 2) ( )( + 1) ( )( + 1)( + 2) ( )( + 1)( + 2) 2 ( )( + 1)( + 2) = ( )( + 1)( + 2) Jadi untuk pemasangan elektrode dipole-dipole diperoleh hubungan antara resistivitas, beda potensial dan arus adalah sebagai berikut : 2.8 Sifat Kelistrikan Batuan = ( + 1)( + 2) Aliran arus listrik didalam batuan/mineral dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu konduksi secara elektronik, konduksi secara elektrolitik dan konduksi secara dielektrik (Telford et al., 1990). 1. Konduksi secara elektronik Konduksi ini terjadi jika batuan atau mineral mempunyai banyak elektron bebas sehingga arus listrik dialirkan dalam batuan atau mineral oleh elektronelektron bebas tersebut. 2. Konduksi secara elektrolitik

36 22 Sebagian besar batuan merupakan konduktor yang buruk dan memiliki resistivitas yang sangat tinggi. Batuan biasanya bersifat porus dan memiliki poripori yang terisi oleh fluida terutama air. Batuan-batuan tersebut menjadi konduktor elektrolitik, di mana konduksi arus listrik dibawa oleh ion-ion elektrolitik dalam air. Konduktivitas dan resistivitas batuan porus bergantung pada volume dan susunan pori-porinya. Konduktivitas akan semakin besar jika kandungan air dalam batuan bertambah banyak, dan sebaliknya resistivitas akan semakin besar jika kandungan air dalam batuan berkurang. 3. Konduksi secara dielektrik Konduksi pada batuan atau mineral bersifat dielektrik terhadap aliran listrik, artinya batuan atau mineral tersebut mempunyai elektron bebas sedikit, bahkan tidak ada sama sekali. Tetapi karena adanya pengaruh medan listrik dari luar maka elektron dalam bahan berpindah dan berkumpul terpisah dari inti, sehingga terjadi polarisasi.

37 23 Tabel 2.2 Variasi Resistivitas Material Bumi (Batuan) (Telford et al., 1990) Bahan Resistivitas (Ωm) Air (udara) Pyrite (pirit) Quartz (kwarsa) ~ 0, Calcite (kalsit) 1 x Rock salt (garam batu) Granite (granit) Andesite (andesit) Basalt (basal) Soil (tanah) Silkclay (lempung halus) Marls (pasiran) Unconsolidate wet clay (lempung ,7 x x basah) Limestones (batu gamping) Sandstones (batu pasir) Shales (batu tulis) Sand (pasir) Clay (lempung) Fres water Ground water (air tanah) Magnetite (magnetit) Dry gravel (kerikil kering) Alluvium and sands (aluvium dan pasir) Gravel (Kerikil)

38 Program Komputer Res2DinV Program komputer Res2DinV adalah program komputer yang secara otomatis menentukan model resistivi 2 dimensi (2 -D) untuk bawah permukaan dari data hasil survei goelistrik. Model 2-D menggunakan program inversi dengan teknik optimasi least-square non linier dan subroutine dari permodelan maju digunakan untuk menghitung nilai resistivitas semu. Data hasil survey geolistrik di simpan dalam bentuk file *.dat dengan data dalam file tersebut tersusun dalam order sebagai berikut : Line 1 Nama tempat dari garis survei Line 2 Spasi elektroda terpendek Line 3 Tipe Pengukuran (Wenner = 1, Pole-pole = 2, Dipole-dipole = 3, Poledipol = 4, Schlumberger = 7) Line 4 Jumlah total datum point Line 5 Tipe dari lokasi x datum point. Masukkan 0 bila letak elektroda pertama diketahui. Gunakan 1 jika titik tengahnya diketahui. Line 6 Ketik 1 untuk data IP dan 0 untuk data resistivitas. Line 7 Posisisi x, spasi elektroda, (faktor pemisah elektroda ( n) untuk dipoledipole, pole-pole, dan wenner-schlumberger) dan harga resistivitas semu terukur pada datum point pertama. Line 8 Posisisi x, spasi elektroda dan resistivitas semu yang terukur untuk datum point kedua. Dan seterusnya untuk datum point berikutnya. Setelah itu diakhiri dengan empat angka 0.

39 25 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan pengamatan dan pengukuran secara langsung di Desa Jatilor Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan. Gambar 3.1 Peta Geologi Kecamatan Godong 25

40 Waktu dan Tempat Penelitian Waktu : 31 Maret 2012 Tempat : Desa Jatilor Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan 3.3 Alat Penelitian Alat yang digunakan selama penelitian di lapangan adalah sebagai berikut: 1. Resistivitimeter Multi Channel merk S-Field gunanya untuk memberikan harga beda potensial (V) dan kuat arus (I). 2. Patok untuk mengetahui penempatan elektroda (elektroda potensial dan elektroda arus) yang akan dipasang. 3. Palu geologi digunakan untuk memukul elektroda potensial dan elektroda arus di permukaan tanah. 4. Elektroda 5. Aki (elemen kering) sebagai sumber arus. 6. Meteran digunakan untuk mengukur panjang lintasan yang akan diteliti. 7. Kabel listrik digunakan sebagai kabel penghubung. 8. Laptop untuk dihubungkan ke alat resistivitimeter.

41 Diagram Alir Penelitian Mulai Kajian pustaka Persiapan alat penelitian Uji coba alat di lokasi penelitian Tidak Alat dapat bekerja Ya Pengambilan data Pengolahan Data dengan Software Res2Dinv Interpretasi Data Hasil Pengolahan Analisa data Kesimpulan Selesai Gambar 3.2 Diagram Alir Proses Penelitian

42 Prosedur Penelitian Persiapan Persiapan yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Studi Literatur, yaitu mempelajari literatur-literatur atau teori-teori yang berhubungan dengan kondisi geologi dan jurnal-jurnal penelitian tentang geolistrik khususnya yang berhubungan dengan interpretasi serta tehnik akuisisi data. b. Mengurus surat izin penelitian dan melakukan survei pendahuluan untuk mengetahui gambaran umum lokasi penelitian. c. Menyiapkan peralatan. d. Melakukan uji test pada alat yang digunakan di lapangan. e. Mempersiapkan stacking chart yang sesuai dengan luas daerah dan kedalaman yang di inginkan pada daerah yang sudah di observasi sebelumnya. C2 a C1 3a P1 a P2 C2 a C1 2a P1 a P2 C2 C1 P2 P1 Gambar 3.3 Stacking Chart Geolistrik Multi channel

43 Pengukuran Lapangan (Pelaksanaan) Pengukuran dalam penelitian ini dilakukan di tiga lokasi penelitian, yang terdiri dari dua bentangan untuk setiap lokasinya. Teknik pengukuran dalam penelitian ini, didasarkan pada stacking chart yang disesuaikan dengan kondisi lapangan. Pengukuran dalam penelitian ini menggunakan seperangkat alat resistivity multi channel (seperti gambar 3.4). Beberapa hal tahapan yang dilakukan adalah: a. Memasang elektroda sebanyak 16 elektroda pada lintasan sepanjang 75 meter dengan spasi antar elektroda sebesar 5 meter pada lapangan lokasi penelitian. b. Kabel penghubung elektroda pertama hingga elektroda ke delapan dimasukkan pada lubang alat resistivity multi channel yang bertuliskan angka 1-8. c. Kabel penghubung elektroda ke sembilan hingga elektroda ke enam belas dimasukkan pada lubang alat resistivity multi channel yang bertuliskan angka d. Sisa lubang dipergunakan untuk kabel penghubung dengan sumber arus atau aki dan kabel penghubung alat resistivity multi channel dengan USB agar terkoneksi dengan laptop. Gambar 3.4 Alat Resistivity Multi channel

44 30 e. Membuka software GeoRes-Multi channel (seperti gambar 3.5) pada laptop. Memilih settings mengubah metode didalamnya menjadi custom dan memasukan konfigurasi dipole-dipole yang telah dibuat dalam bentuk notepad setelah itu mengklik save setting now. f. Memilih resistivity setelah itu memilih direktori untuk menyimpan data yang dihasilkan dari pengukuran lalu mengklik start. Dengan software tersebut monitoring di bawah permukaan tanah dapat otomatis terbaca. g. Data hasil pengukuran disimpan pada direktori yang sudah dipilih sebelum memulai pengukuran. h. Mengulangi langkah poin a sampai g untuk lintasan berikutnya. Gambar 3.5 Program GeoRes yang Dijalankan Langsung di Lapangan

45 Metode Analisis Data Data berupa nilai beda potensial ( V), nilai potensial diri ( Vsp) dari hasil pengukuran, dan nilai besarnya kuat arus ( I) yang diinjeksikan diolah menggunakan program Microsoft Excel untuk mendapatkan nilai faktor geometri (K) dan nilai resistivitas ( ). Data resistivitas semu ( ) hasil perhitungan, data datum point (dp), spasi elektroda ( a) dan faktor pemisah elektroda (n) diinput ke program notepad dalam bentuk file text. Setelah file data lapangan sudah berada dalam bentuk file text dan mengikuti format data Res2Dinv, selanjutnya dilakukan inversi untuk menampilkan gambar penampang bawah permukaan daerah survei. Interpretasi data dilakukan dengan membaca dan mengevaluasi penampang sounding berdasarkan nilai hasil perhitungan dan keberadaan air tanah. Pada tahapan ini terlihat/tampak sebaran variasi nilai-nilai resistivitas bawah permukaan daerah penelitian dari warna yang diberikan pada gambar penampang hasil pemrosesan. Dari perbedaan nilai resistivitas inilah dapat menafsirkan sebaran kedalaman potensi sumber air tanah dibawah permukaan daerah survei.

46 32 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pada daerah survei dilakukan pengukuran sebanyak tiga lokasi untuk setiap lokasinya terdiri dari 2 lintasan, dimana setiap lintasan tersebut diterapkan pengukuran dengan metode geolistrik resistivitas konfigurasi dipole-dipole. Pengambilan data dilakukan di daerah survei dengan panjang lintasan 75 meter dengan spasi elektroda 5 meter untuk tiap lokasi. Jarak antara kedua lintasan 5 meter. Setelah data diolah dengan software Res2Dinv maka diperoleh penampang resistivitas bawah permukaan pada tiap lokasi dengan kedalaman 17,9 meter di bawah permukaan tanah. Kedalaman yang terukur adalah seperempat dari panjang lintasannya sesuai dengan koreksi dalam software tersebut Hasil Pengukuran Lintasan Pertama pada Lokasi Pertama Setelah dilakukan proses akuisisi data langkah selanjutnya mengolah data dan menginterpretasikannya. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan metode geolistrik dipole-dipole yang memiliki panjang lintasan 75 meter dengan target kedalaman yang ingin diketahui sekitar 18,75 meter di bawah permukaan tanah. Jarak spasi antar elektroda yang digunakan sebesar 5 meter. Lintasan ini terletak pada koordinat S dan E Data lapangan yang diperoleh 32

47 33 diolah dengan software Res2DINV dan menghasilkan gambar penampang bawah permukaan seperti pada gambar 4.1. Gambar 4.1 Penampang Resistivitas Lintasan Pertama pada Lokasi Pertama Secara umum di bawah permukaan daerah penelitian terdiri dari beberapa lapisan dengan nilai resistivitas yang berbeda. Lapisan pertama adalah lapisan paling atas yaitu lapisan tanah penutup yang memiliki interval resistivitas berkisar 0, m dengan kedalaman sekitar 0,8-8 meter di bawah permukaan tanah (warna biru). Pada lapisan ini diperkirakan terdapat beberapa aliran dan resapan air yang terjadi pada waktu hujan sehingga membentuk cekungan seperti mangkok yang dilapisi tanah, lempung dan lempung basah yang diprediksi bisa menahan air tanah dikala musim kering sehingga daerah tersebut tidak pernah kekeringan atau kekurangan air. Lapisan kedua adalah lapisan zona peralihan yaitu pada kedalaman cukup bervariasi sekitar 3-10 meter di bawah permukaan tanah (warna hijau) diprediksi terdapat kerikil, lempung halus, dan pasir. Lapisan ketiga adalah lapisan zona resistif yaitu berada pada kedalaman sekitar lebih dari 6 meter di bawah permukaan tanah dengan interval resistivitas lebih dari 300 m diduga terdapat napal, kerikil dan batu gamping (warna ungu) yang sangat resistif.

48 34 Sehingga menurut data geologi merupakan daerah aluvium atau alluvial yang terdiri dari lempung, napal, kerikil, pasir dan batu gamping Hasil Pengukuran Lintasan Kedua pada Lokasi Pertama Setelah dilakukan proses akuisisi data langkah selanjutnya mengolah data dan menginterpretasikannya. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan metode geolistrik dipole-dipole yang memiliki panjang lintasan 75 meter dengan target kedalaman yang ingin diketahui sekitar 18,75 meter di bawah permukaan tanah. Jarak spasi antar elektroda yang digunakan sebesar 5 meter. Lintasan ini terletak pada koordinat S dan E Data lapangan yang diperoleh diolah dengan software Res2DINV dan menghasilkan gambar penampang bawah permukaan seperti pada gambar 4.2. Gambar 4.2 Penampang Resistivitas Lintasan Kedua pada Lokasi Pertama Secara umum di bawah permukaan daerah penelitian terdiri dari beberapa lapisan dengan nilai resistivitas yang berbeda. Lapisan pertama adalah lapisan paling atas yaitu lapisan tanah penutup yang memiliki interval resistivitas berkisar 0, m dengan kedalaman sekitar 0,8-10 meter di bawah permukaan tanah (warna biru). Pada lapisan ini diperkirakan terdapat beberapa aliran dan resapan air yang terjadi pada waktu hujan sehingga membentuk cekungan seperti mangkok yang dilapisi tanah, lempung dan lempung basah yang diprediksi bisa

49 35 menahan air tanah dikala musim kering sehingga daerah tersebut tidak pernah kekeringan atau kekurangan air. Lapisan kedua adalah lapisan zona peralihan yaitu pada kedalaman cukup bervariasi sekitar 4-14 meter di bawah permukaan tanah (warna hijau) diprediksi terdapat kerikil, lempung halus, dan pasir. Lapisan ketiga adalah lapisan zona resistif yaitu berada pada kedalaman sekitar lebih dari 7 meter di bawah permukaan tanah dengan interval resistivitas lebih dari 300 m diduga terdapat napal, kerikil dan batu gamping (warna ungu) yang sangat resistif. Sehingga menurut data geologi merupakan daerah aluvium atau alluvial yang terdiri dari lempung, napal, kerikil, pasir dan batu gamping Hasil Pengukuran Lintasan Pertama pada Lokasi Kedua Setelah dilakukan proses akuisisi data langkah selanjutnya mengolah data dan menginterpretasikannya. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan metode geolistrik dipole-dipole yang memiliki panjang lintasan 75 meter dengan target kedalaman yang ingin diketahui sekitar 18,75 meter di bawah permukaan tanah. Jarak spasi antar elektroda yang digunakan sebesar 5 meter. Lintasan ini terletak pada koordinat S dan E Data lapangan yang diperoleh diolah dengan software Res2DINV dan menghasilkan gambar penampang bawah permukaan seperti pada gambar 4.3. Gambar 4.3 Penampang Resistivitas Lintasan Pertama pada Lokasi Kedua

50 36 Secara umum di bawah permukaan daerah penelitian terdiri dari beberapa lapisan dengan nilai resistivitas yang berbeda. Lapisan pertama adalah lapisan paling atas yaitu lapisan tanah penutup yang memiliki interval resistivitas berkisar 0, m dengan kedalaman sekitar 0,8-12 meter di bawah permukaan tanah (warna biru). Pada lapisan ini diperkirakan terdapat beberapa aliran dan resapan air yang terjadi pada waktu hujan sehingga membentuk cekungan seperti mangkok yang dilapisi tanah, lempung dan lempung basah yang diprediksi bisa menahan air tanah dikala musim kering sehingga daerah tersebut tidak pernah kekeringan atau kekurangan air. Lapisan kedua adalah lapisan zona peralihan yaitu pada kedalaman cukup bervariasi sekitar 5-15 meter di bawah permukaan tanah (warna hijau) diprediksi terdapat kerikil, lempung halus, dan pasir. Lapisan ketiga adalah lapisan zona resistif yaitu berada pada kedalaman sekitar 6-15 meter di bawah permukaan tanah dengan interval resistivitas lebih dari 300 m diduga terdapat napal, kerikil dan batu gamping (warna ungu) yang sangat resistif. Sehingga menurut data geologi merupakan daerah aluvium atau alluvial yang terdiri dari lempung, napal, kerikil, pasir dan batu gamping Hasil Pengukuran Lintasan Kedua pada Lokasi Kedua Setelah dilakukan proses akuisisi data langkah selanjutnya mengolah data dan menginterpretasikannya. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan metode geolistrik dipole-dipole yang memiliki panjang lintasan 75 meter dengan target kedalaman yang ingin diketahui sekitar 18,75 meter di bawah permukaan tanah. Jarak spasi antar elektroda yang digunakan sebesar 5 meter. Lintasan ini terletak pada koordinat S dan E Data lapangan yang diperoleh

51 37 diolah dengan software Res2DINV dan menghasilkan gambar penampang bawah permukaan seperti pada gambar 4.4. Gambar 4.4 Penampang Resistivitas Lintasan Kedua pada Lokasi Kedua Secara umum di bawah permukaan daerah penelitian terdiri dari beberapa lapisan dengan nilai resistivitas yang berbeda. Lapisan pertama adalah lapisan paling atas yaitu lapisan tanah penutup yang memiliki interval resistivitas berkisar 0, m dengan kedalaman sekitar 0,8-14 meter di bawah permukaan tanah (warna biru). Pada lapisan ini diperkirakan terdapat beberapa aliran dan resapan air yang terjadi pada waktu hujan sehingga membentuk cekungan seperti mangkok yang dilapisi tanah, lempung dan lempung basah yang diprediksi bisa menahan air tanah dikala musim kering sehingga daerah tersebut tidak pernah kekeringan atau kekurangan air. Lapisan kedua adalah lapisan zona peralihan yaitu pada kedalaman cukup bervariasi sekitar 4,5-17 meter di bawah permukaan tanah (warna hijau) diprediksi terdapat kerikil, lempung halus, dan pasir. Lapisan ketiga adalah lapisan zona resistif yaitu berada pada kedalaman sekitar meter di bawah permukaan tanah dengan interval resistivitas lebih dari 300 m diduga terdapat napal, kerikil dan batu gamping (warna ungu) yang sangat resistif. Sehingga menurut data geologi merupakan daerah aluvium atau alluvial yang terdiri dari lempung, napal, kerikil, pasir dan batu gamping.

Unnes Physics Journal

Unnes Physics Journal UPJ 2 (2) (2013) Unnes Physics Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upj SURVEI SEBARAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE DI DESA JATILOR KECAMATAN GODONG KABUPATEN

Lebih terperinci

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 01 (2016), Hal ISSN :

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 01 (2016), Hal ISSN : Identifikasi Intrusi Air Laut Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas 2D Konfigurasi Wenner-Schlumberger di Pantai Tanjung Gondol Kabupaten Bengkayang Victor Hutabarat a, Yudha Arman a*, Andi Ihwan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada penelitian ini dibahas mengenai proses pengolahan data geolistrik resistivitas dengan menggunakan perangkat lunak AGI EARTH IMAGER 3D sehingga diperoleh penampang resistivitas

Lebih terperinci

Identifikasi Keretakan Beton Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Timotius 1*), Yoga Satria Putra 1), Boni P. Lapanporo 1)

Identifikasi Keretakan Beton Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Timotius 1*), Yoga Satria Putra 1), Boni P. Lapanporo 1) Identifikasi Keretakan Beton Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Timotius 1*), Yoga Satria Putra 1), Boni P. Lapanporo 1) 1) Program Studi Fisika, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Lebih terperinci

PENENTUAN TAHANAN JENIS BATUAN ANDESIT MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER (STUDI KASUS DESA POLOSIRI)

PENENTUAN TAHANAN JENIS BATUAN ANDESIT MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER (STUDI KASUS DESA POLOSIRI) Jurnal Fisika Vol. 3 No. 2, Nopember 2013 117 PENENTUAN TAHANAN JENIS BATUAN ANDESIT MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER (STUDI KASUS DESA POLOSIRI) Munaji*, Syaiful Imam, Ismi Lutfinur

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilakukan di Desa Sambengwetan Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas dan Laboratorium Fisika Eksperimen MIPA Unsoed pada bulan

Lebih terperinci

METODE EKSPERIMEN Tujuan

METODE EKSPERIMEN Tujuan METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS KONFIGURASI WENNER NURFAIZAH AMATILLAH IMTISAL (1127030055) FISIKA SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG TAHUN 2014 Email : nurfaizah.ifa@gmal.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu kebutuhan utama bagi manusia. Manfaat air sangat luas bagi kehidupan manusia, misalnya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, irigasi, industri,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2015, mulai dari pukul

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2015, mulai dari pukul BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2015, mulai dari pukul 10.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB. Penelitian dilakukan di Desa Gerbosari,

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional XII Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

Prosiding Seminar Nasional XII Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta Interpretasi Lapisan Akuifer Air Tanah Menggunakan Metode Geolistrik Di Kampung Horna Baru Dan Kampung Muturi Distrik Manimeri Kabupaten Teluk Bintuni Provinsi Papua Barat Karmila Laitupa, Putri Nova H.D,

Lebih terperinci

MONITORING REMBESAN EMBUNG UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG DENGAN METODE RESISTIVITY

MONITORING REMBESAN EMBUNG UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG DENGAN METODE RESISTIVITY MONITORING REMBESAN EMBUNG UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG DENGAN METODE RESISTIVITY skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Program Studi Fisika oleh Finarani Putri

Lebih terperinci

Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Barat, Jalan Jhoni Anwar No. 85 Lapai, Padang 25142, Telp : (0751)

Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Barat, Jalan Jhoni Anwar No. 85 Lapai, Padang 25142, Telp : (0751) PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS KONFIGURASI SCHLUMBERGER (Jorong Tampus Kanagarian Ujung Gading Kecamatan Lembah Malintang Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat) Arif

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pemodelan tahanan jenis dilakukan dengan cara mencatat nilai kuat arus yang diinjeksikan dan perubahan beda potensial yang terukur dengan menggunakan konfigurasi wenner. Pengukuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi serta bagaimana cara mendeteksinya di dalam bumi dan di permukaan

Lebih terperinci

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE UNTUK IDENTIVIKASI POTENSI SEBARAN GALENA (PBS) DAERAH-X, KABUPATEN WONOGIRI

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE UNTUK IDENTIVIKASI POTENSI SEBARAN GALENA (PBS) DAERAH-X, KABUPATEN WONOGIRI APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE UNTUK IDENTIVIKASI POTENSI SEBARAN GALENA (PBS) DAERAH-X, KABUPATEN WONOGIRI Satria Kinayung 1, Darsono 1, Budi Legowo 1 ABSTRAK. Telah

Lebih terperinci

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 2 (2015), Hal ISSN :

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 2 (2015), Hal ISSN : IDENTIFIKASI STRUKTUR LAPISAN TANAH GAMBUT SEBAGAI INFORMASI AWAL RANCANG BANGUNAN DENGAN METODE GEOLISTRIK 3D Firmansyah Sirait 1), Andi Ihwan 1)* 1) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

APLIKASI METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS KONFIGURASI WENNER- SCHLUMBERGER UNTUK SURVEY PIPA BAWAH PERMUKAAN

APLIKASI METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS KONFIGURASI WENNER- SCHLUMBERGER UNTUK SURVEY PIPA BAWAH PERMUKAAN APLIKASI METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS KONFIGURASI WENNER- SCHLUMBERGER UNTUK SURVEY PIPA BAWAH PERMUKAAN Staff Pengajar pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Mataram Jl. Majapahit

Lebih terperinci

PEMODELAN AKUIFER AIR TANAH UNTUK MASYARAKAT PESISIR LINGKUNGAN BAHER KABUPATEN BANGKA SELATAN. Mardiah 1, Franto 2

PEMODELAN AKUIFER AIR TANAH UNTUK MASYARAKAT PESISIR LINGKUNGAN BAHER KABUPATEN BANGKA SELATAN. Mardiah 1, Franto 2 PEMODELAN AKUIFER AIR TANAH UNTUK MASYARAKAT PESISIR LINGKUNGAN BAHER KABUPATEN BANGKA SELATAN Mardiah 1, Franto 2 Staf Pengajar Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Bangka Belitung Abstrak Keterbatasan

Lebih terperinci

BAB V INTERPRETASI HASIL PENGUKURAN RESISTIVITAS

BAB V INTERPRETASI HASIL PENGUKURAN RESISTIVITAS BAB V INTERPRETASI HASIL PENGUKURAN RESISTIVITAS Metode resistivitas atau metode geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang digunakan untuk mengetahui sifat fisik batuan, yaitu dengan melakukan

Lebih terperinci

POSITRON, Vol. VI, No. 2 (2016), Hal ISSN :

POSITRON, Vol. VI, No. 2 (2016), Hal ISSN : Identifikasi Sebaran Batuan Beku Di Bukit Koci Desa Sempalai Kabupaten Sambas Kalimantan Barat Dengan Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Mimin Setiadi a), Apriansyah b), Joko Sampurno a)* a Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup di muka bumi. Makhluk hidup khususnya manusia melakukan

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup di muka bumi. Makhluk hidup khususnya manusia melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air tanah merupakan sumber daya yang sangat bermanfaat bagi semua makhluk hidup di muka bumi. Makhluk hidup khususnya manusia melakukan berbagai cara untuk memenuhi

Lebih terperinci

Interpretasi Bawah Permukaan. (Aditya Yoga Purnama) 99. Oleh: Aditya Yoga Purnama 1*), Denny Darmawan 1, Nugroho Budi Wibowo 2 1

Interpretasi Bawah Permukaan. (Aditya Yoga Purnama) 99. Oleh: Aditya Yoga Purnama 1*), Denny Darmawan 1, Nugroho Budi Wibowo 2 1 Interpretasi Bawah Permukaan. (Aditya Yoga Purnama) 99 INTERPRETASI BAWAH PERMUKAAN ZONA KERENTANAN LONGSOR DI DESA GERBOSARI, KECAMATAN SAMIGALUH, KABUPATEN KULONPROGO MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI

Lebih terperinci

GEOFISIKA EKSPLORASI. [Metode Geolistrik] Anggota kelompok : Maya Vergentina Budi Atmadhi Andi Sutriawan Wiranata

GEOFISIKA EKSPLORASI. [Metode Geolistrik] Anggota kelompok : Maya Vergentina Budi Atmadhi Andi Sutriawan Wiranata GEOFISIKA EKSPLORASI [Metode Geolistrik] Anggota kelompok : Maya Vergentina Budi Atmadhi Andi Sutriawan Wiranata PENDAHULUAN Metoda geofisika merupakan salah satu metoda yang umum digunakan dalam eksplorasi

Lebih terperinci

SURVEI SEBARAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI KELURAHAN BONTO RAYA KECAMATAN BATANG KABUPATEN JENEPONTO

SURVEI SEBARAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI KELURAHAN BONTO RAYA KECAMATAN BATANG KABUPATEN JENEPONTO SURVEI SEBARAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI KELURAHAN BONTO RAYA KECAMATAN BATANG KABUPATEN JENEPONTO Rosmiati S, Pariabti Palloan, Nasrul Ihsan Prodi Fisika Jurusan Fisika FMIPA

Lebih terperinci

Aplikasi Metode Geolistrik Resistivitas Konfigurasi Wenner Untuk Menentukan Struktur Tanah di Halaman Belakang SCC ITS Surabaya

Aplikasi Metode Geolistrik Resistivitas Konfigurasi Wenner Untuk Menentukan Struktur Tanah di Halaman Belakang SCC ITS Surabaya 1 Aplikasi Metode Geolistrik Resistivitas Konfigurasi Wenner Untuk Menentukan Struktur Tanah Andrias Sanggra Wijaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 sanjaya031@gmail.com

Lebih terperinci

APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI POLE-POLE UNTUK MENENTUKAN SEBARAN DAN KEDALAMAN BATUAN SEDIMEN DI DESA WONOSARI KECAMATAN NGALIYAN SEMARANG

APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI POLE-POLE UNTUK MENENTUKAN SEBARAN DAN KEDALAMAN BATUAN SEDIMEN DI DESA WONOSARI KECAMATAN NGALIYAN SEMARANG APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI POLE-POLE UNTUK MENENTUKAN SEBARAN DAN KEDALAMAN BATUAN SEDIMEN DI DESA WONOSARI KECAMATAN NGALIYAN SEMARANG Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Gambar 2.1 Interaksi antara air tanah dengan struktur geologi

BAB 2 DASAR TEORI. Gambar 2.1 Interaksi antara air tanah dengan struktur geologi 5 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Hidrogeologi Ilmu yang mempelajari interaksi antar struktur batuan dan air tanah adalah hidrogeologi. Dalam prosesnya ilmu ini juga berkaitan dengan disiplin ilmu fisika dan kimia

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011) 33-37

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011) 33-37 ISSN: 1693-1246 Januari 2011 J F P F I http://journal.unnes.ac.id MONITORING DAERAH RESAPAN AIR DENGAN METODE GEOLISTRIK STUDI KASUS KELURAHAN SEKARAN, KECAMATAN GUNUNGPATI, KOTA SEMARANG N. Millah*, Khumaedi,

Lebih terperinci

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITY UNTUK PENDUGAAN SEBARAN INTRUSI AIR LAUT DI KELURAHAN KLEGO KOTA PEKALONGAN

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITY UNTUK PENDUGAAN SEBARAN INTRUSI AIR LAUT DI KELURAHAN KLEGO KOTA PEKALONGAN APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITY UNTUK PENDUGAAN SEBARAN INTRUSI AIR LAUT DI KELURAHAN KLEGO KOTA PEKALONGAN skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Program

Lebih terperinci

Pemodelan Akuifer Air Tanah dengan Metode Geolistrik Tahanan Jenis Konfigurasi Dipole-dipole

Pemodelan Akuifer Air Tanah dengan Metode Geolistrik Tahanan Jenis Konfigurasi Dipole-dipole Pemodelan Akuifer Air Tanah dengan Metode Geolistrik Tahanan Jenis Konfigurasi Dipole-dipole Sari Dewi Tarigan 1,a), Alamta Singarimbum 2,b) Laboratorium Fisika Bumi, Kelompok Keilmuan Fisika Bumi dan

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNIK CROSS SECTION MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER- SCHLUMBERGER UNTUK POTENSI MANGAN DI GUNUNG SADENG

PENERAPAN TEKNIK CROSS SECTION MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER- SCHLUMBERGER UNTUK POTENSI MANGAN DI GUNUNG SADENG PENERAPAN TEKNIK CROSS SECTION MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER- SCHLUMBERGER UNTUK POTENSI MANGAN DI GUNUNG SADENG SKRIPSI Oleh : ABD. ROHIM NIM 071810201074 JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI BIDANG GELINCIR DI TEMPAT WISATA BANTIR SUMOWONO SEBAGAI UPAYA MITIGASI BENCANA LONGSOR

IDENTIFIKASI BIDANG GELINCIR DI TEMPAT WISATA BANTIR SUMOWONO SEBAGAI UPAYA MITIGASI BENCANA LONGSOR IDENTIFIKASI BIDANG GELINCIR DI TEMPAT WISATA BANTIR SUMOWONO SEBAGAI UPAYA MITIGASI BENCANA LONGSOR Edu Dwiadi Nugraha *, Supriyadi, Eva Nurjanah, Retno Wulandari, Trian Slamet Julianti Jurusan Fisika

Lebih terperinci

Interpretasi Bawah Permukaan Daerah Porong Sidoarjo Dengan Metode Geolistrik Tahanan Jenis Untuk Mendapatkan Bidang Patahan

Interpretasi Bawah Permukaan Daerah Porong Sidoarjo Dengan Metode Geolistrik Tahanan Jenis Untuk Mendapatkan Bidang Patahan Interpretasi Bawah Permukaan Daerah Porong Sidoarjo Dengan Metode Geolistrik Tahanan Jenis Untuk Mendapatkan Bidang Patahan Teguh Setiyawan, Dr. Ir. Widya Utama, DEA Laboratorium Geofisika Jurusan Fisika

Lebih terperinci

PENDUGAAN RESERVOIR DAERAH POTENSI PANAS BUMI PENCONG DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAHANAN JENIS

PENDUGAAN RESERVOIR DAERAH POTENSI PANAS BUMI PENCONG DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAHANAN JENIS PENDUGAAN RESERVOIR DAERAH POTENSI PANAS BUMI PENCONG DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAHANAN JENIS Erwin, Pariabti Palloan, A. J. Patandean Prodi Fisika Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Makassar Jl.

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POTENSI AIR BAWAH TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK 1-DIMENSI DI DESA SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER

IDENTIFIKASI POTENSI AIR BAWAH TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK 1-DIMENSI DI DESA SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER IDENTIFIKASI POTENSI AIR BAWAH TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK 1-DIMENSI DI DESA SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI Oleh REDY HARTANTO NIM 051810201055 JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

PEMANFAATAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS UNTUK MENGETAHUI STRUKTUR GEOLOGI SUMBER AIR PANAS DI DAERAH SONGGORITI KOTA BATU

PEMANFAATAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS UNTUK MENGETAHUI STRUKTUR GEOLOGI SUMBER AIR PANAS DI DAERAH SONGGORITI KOTA BATU PEMANFAATAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS UNTUK MENGETAHUI STRUKTUR GEOLOGI SUMBER AIR PANAS DI DAERAH SONGGORITI KOTA BATU M. Imron Rosyid *), Siti Zulaikah **), Samsul Hidayat **) E-mail: imronpoenya@yahoo.com

Lebih terperinci

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS 2 DIMENSI UNTUK MENENTUKAN PERSEBARAN AIR TANAH DI DESA GUNUNGJATI KECAMATAN JABUNG KABUPATEN MALANG

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS 2 DIMENSI UNTUK MENENTUKAN PERSEBARAN AIR TANAH DI DESA GUNUNGJATI KECAMATAN JABUNG KABUPATEN MALANG APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS 2 DIMENSI UNTUK MENENTUKAN PERSEBARAN AIR TANAH DI DESA GUNUNGJATI KECAMATAN JABUNG KABUPATEN MALANG Novi Wulandari N, Sujito, Daeng Achmad Suaidi Jurusan Fisika

Lebih terperinci

MENENTUKAN AKUIFER LAPISAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER DI PERUMAHAN GRIYO PUSPITO DAN BUMI TAMPAN LESTARI

MENENTUKAN AKUIFER LAPISAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER DI PERUMAHAN GRIYO PUSPITO DAN BUMI TAMPAN LESTARI MENENTUKAN AKUIFER LAPISAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER DI PERUMAHAN GRIYO PUSPITO DAN BUMI TAMPAN LESTARI Mando Parhusip 1, Riad Syech 2, Sugianto 2 e-mail:mandoparhusip89@gmail.com

Lebih terperinci

Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 2, Nomor 2, Juni 2010, Halaman ISSN:

Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 2, Nomor 2, Juni 2010, Halaman ISSN: Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 2, Nomor 2, Juni 2010, Halaman 111 119 ISSN: 2085 1227 Penyebaran Batuan Situs Purbakala Candi Palgading di Dusun Palgading, Desa Sinduharjo, Kecamatan Ngaglik,

Lebih terperinci

MENDETEKSI REMBESAN LIMBAH SEPTIC TANK DI DALAM TANAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS

MENDETEKSI REMBESAN LIMBAH SEPTIC TANK DI DALAM TANAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS MENDETEKSI REMBESAN LIMBAH SEPTIC TANK DI DALAM TANAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS SKRIPSI Oleh : INDRIATI NIM 030210102326 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

Lebih terperinci

Unnes Physics Journal

Unnes Physics Journal UPJ 4 (1) (2015) Unnes Physics Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upj PENDUGAAN PERSEBARAN AIR BAWAH PERMUKAAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER-SCHLUMBERGER DI DESA TANGGUNGARJO KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada November 2012. Lokasi pengambilan data dilakukan di daerah-x, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

Modul Pelatihan Geolistrik 2013 Aryadi Nurfalaq, S.Si., MT

Modul Pelatihan Geolistrik 2013 Aryadi Nurfalaq, S.Si., MT METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS A. PENGANTAR Prinsip dasar metode ini adalah menginjeksikan arus listrik ke dalam bumi menggunakan dua buah elektroda arus, kemudian mengukur beda potensial melalui dua

Lebih terperinci

REVISI, PEMODELAN FISIKA APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK INVESTIGASI KEBERADAAN AIR TANAH

REVISI, PEMODELAN FISIKA APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK INVESTIGASI KEBERADAAN AIR TANAH REISI, 1801017 PEMODELAN FISIKA APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK INESTIGASI KEBERADAAN AIR TANAH anata Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Mataram Jl. Majapahit

Lebih terperinci

e-issn : Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains Didaktika

e-issn : Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains Didaktika STUDI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI SCHLUMBERGER (Study kasus Stadion Universitas Brawijaya, Malang) ABSTRAK: Arif Rahman Hakim 1, Hairunisa 2 STKIP

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA digilib.uns.ac.id 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sifat Kelistrikan Suatu Batuan Sifat kelistrikan yang terdapat di bumi dapat dimanfaatkan untuk membantu penelitian geolistrik. Aliran arus listrik di dalam

Lebih terperinci

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK IDENTIFIKASI AKUIFER DI KECAMATAN PLUPUH, KABUPATEN SRAGEN

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK IDENTIFIKASI AKUIFER DI KECAMATAN PLUPUH, KABUPATEN SRAGEN APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK IDENTIFIKASI AKUIFER DI KECAMATAN PLUPUH, KABUPATEN SRAGEN Eka Ayu Tyas Winarni 1, Darsono 1, Budi Legowo 1 ABSTRAK. Identifikasi

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI ZONA SESAR OPAK DI DAERAH BANTUL YOGYAKARTA MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI

IDENTIFIKASI ZONA SESAR OPAK DI DAERAH BANTUL YOGYAKARTA MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI IDENTIFIKASI ZONA SESAR OPAK DI DAERAH BANTUL YOGYAKARTA MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang Email: lutfinur.ismi@ymail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kerentanan longsor yang cukup besar. Meningkatnya intensitas hujan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kerentanan longsor yang cukup besar. Meningkatnya intensitas hujan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia yang berada pada iklim tropis dengan curah hujan yang tinggi memiliki kerentanan longsor yang cukup besar. Meningkatnya intensitas hujan mengakibatkan

Lebih terperinci

POLA SEBARAN AKUIFER DI DAERAH PESISIR TANJUNG PANDAN P.BELITUNG

POLA SEBARAN AKUIFER DI DAERAH PESISIR TANJUNG PANDAN P.BELITUNG Jurnal Fisika Vol. 3 No. 1, Mei 2013 95 POLA SEBARAN AKUIFER DI DAERAH PESISIR TANJUNG PANDAN P.BELITUNG D. G. Pryambodo 1, *, M. Hasanudin 2 1 Loka Penelitian Sumberdaya dan Kerentanan Pesisir, KKP Jl.

Lebih terperinci

PEMODELAN FISIKA APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK INVESTIGASI KEBERADAAN AIR TANAH

PEMODELAN FISIKA APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK INVESTIGASI KEBERADAAN AIR TANAH PEMODELAN FISIKA APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK INVESTIGASI KEBERADAAN AIR TANAH anata Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Mataram Jl. Majapahit No. 62 Mataram

Lebih terperinci

Riad Syech, Juandi,M, M.Edizar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Riau Kampus Bina Widya Km 12,5 Pekanbaru ABSTRAK

Riad Syech, Juandi,M, M.Edizar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Riau Kampus Bina Widya Km 12,5 Pekanbaru ABSTRAK MENENTUKAN LAPISAN AKUIFER DAS (DAERAH ALIRAN SUNGAI) SIAK DENGAN MEMBANDINGKAN HASIL UKUR METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI WENNER DAN KONFIGURASI SCHLUMBERGER Riad Syech, Juandi,M, M.Edizar

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POLA AKUIFER DI SEKITAR DANAU MATANO SOROAKO KAB. LUWU TIMUR Zulfikar, Drs. Hasanuddin M.Si, Syamsuddin, S.Si, MT

IDENTIFIKASI POLA AKUIFER DI SEKITAR DANAU MATANO SOROAKO KAB. LUWU TIMUR Zulfikar, Drs. Hasanuddin M.Si, Syamsuddin, S.Si, MT IDENTIFIKASI POLA AKUIFER DI SEKITAR DANAU MATANO SOROAKO KAB. LUWU TIMUR Zulfikar, Drs. Hasanuddin M.Si, Syamsuddin, S.Si, MT Program Studi Geofisika Jurusan Fisika FMIPA Universitas Hasanuddin Jl. Perintis

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No.2, (2017) ( X Print) B-29

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No.2, (2017) ( X Print) B-29 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No.2, (2017) 25280-51258 (2301-928X Print) B-29 Identifikasi Sebaran Aliran Air Bawah Tanah (Groundwater) dengan Metode Vertical Electrical Sounding (VES) Konfigurasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian Daerah penelitian terletak di Bukit Indah, Gambung, Desa Mekarsari, Kecamatan Pasir Jambu Ciwidey, Kabupaten Bandung. Jumlah lintasan dalam penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS DATA INVERSI 2-DIMENSI DAN 3-DIMENSI UNTUK KARAKTERISASI NILAI RESISTIVITAS BAWAH PERMUKAAN DI SEKITAR SUMBER AIR PANAS KAMPALA

ANALISIS DATA INVERSI 2-DIMENSI DAN 3-DIMENSI UNTUK KARAKTERISASI NILAI RESISTIVITAS BAWAH PERMUKAAN DI SEKITAR SUMBER AIR PANAS KAMPALA ANALISIS DATA INVERSI 2-DIMENSI DAN 3-DIMENSI UNTUK KARAKTERISASI NILAI RESISTIVITAS BAWAH PERMUKAAN DI SEKITAR SUMBER AIR PANAS KAMPALA Muh. Taufik Dwi Putra ˡ, Syamsuddin ˡ, Sabrianto Aswad ˡ. Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Panas bumi (Geotermal) adalah sumber daya alam berupa air panas atau uap yang terbentuk di dalam reservoir bumi melalui pemanasan air bawah permukaan oleh

Lebih terperinci

BAB 4 PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA

BAB 4 PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA BAB 4 PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA Pengolahan dan interpretasi data geofisika untuk daerah panas bumi Bonjol meliputi pengolahan data gravitasi (gaya berat) dan data resistivitas (geolistrik)

Lebih terperinci

PENENTUAN ZONA PENGENDAPAN TIMAH PLASER DAERAH LAUT LUBUK BUNDAR DENGAN MARINE RESISTIVITY Muhammad Irpan Kusuma 1), Muhammad Hamzah 2), Makhrani 2)

PENENTUAN ZONA PENGENDAPAN TIMAH PLASER DAERAH LAUT LUBUK BUNDAR DENGAN MARINE RESISTIVITY Muhammad Irpan Kusuma 1), Muhammad Hamzah 2), Makhrani 2) PENENTUAN ZONA PENGENDAPAN TIMAH PLASER DAERAH LAUT LUBUK BUNDAR DENGAN MARINE RESISTIVITY Muhammad Irpan Kusuma 1), Muhammad Hamzah 2), Makhrani 2) 1) Mahasiswa Program Studi Geofisika Fakultas MIPA Universitas

Lebih terperinci

Pengaruh Kadar Air Tanah Lempung Terhadap Nilai Resistivitas/Tahanan Jenis pada Model Fisik dengan Metode ERT (Electrical Resistivity Tomography)

Pengaruh Kadar Air Tanah Lempung Terhadap Nilai Resistivitas/Tahanan Jenis pada Model Fisik dengan Metode ERT (Electrical Resistivity Tomography) Pengaruh Kadar Air Tanah Lempung Terhadap Nilai Resistivitas/Tahanan Jenis pada Model Fisik dengan Metode ERT (Electrical Resistivity Tomography) Heni Dewi Saidah, Eko Andi Suryo, Suroso Jurusan Teknik

Lebih terperinci

APLIKASI METODE GEOLISTRIK UNTUK MENENTUKAN INTRUSI AIR GARAM DI SEKITAR BLEDUG KUWU GROBOGAN

APLIKASI METODE GEOLISTRIK UNTUK MENENTUKAN INTRUSI AIR GARAM DI SEKITAR BLEDUG KUWU GROBOGAN APLIKASI METODE GEOLISTRIK UNTUK MENENTUKAN INTRUSI AIR GARAM DI SEKITAR BLEDUG KUWU GROBOGAN skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Program Studi Fisika oleh

Lebih terperinci

Rustan Efendi 1, Hartito Panggoe 1, Sandra 1 1 Program Studi Fisika Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Tadulako, Palu, Indonesia

Rustan Efendi 1, Hartito Panggoe 1, Sandra 1 1 Program Studi Fisika Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Tadulako, Palu, Indonesia IDENTIFIKASI AKUIFER AIRTANAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK DI DESA OU KECAMATAN SOJOL IDENTIFICATION GROUNDWATER AQUIFERS METHOD USING GEOELECTRIC DISTRICT IN THE VILLAGE OU SOJOL Rustan Efendi

Lebih terperinci

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 2 (2015), Hal ISSN :

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 2 (2015), Hal ISSN : Pendugaan Bidang Gelincir Tanah Longsor di Desa Aruk Kecamatan Sajingan Besar Kabupaten Sambas dengan Menggunakan Metode Tahanan Jenis Ezra Andwa Heradian 1), Yudha Arman 1)* 1) Program Studi Fisika, Fakultas

Lebih terperinci

PENENTUAN BIDANG GELINCIR DAERAH RAWAN LONGSOR (LANDSLIDE) BERDASARKAN DATA GEOLISTRIK RESISTIVITAS

PENENTUAN BIDANG GELINCIR DAERAH RAWAN LONGSOR (LANDSLIDE) BERDASARKAN DATA GEOLISTRIK RESISTIVITAS PENENTUAN BIDANG GELINCIR DAERAH RAWAN LONGSOR (LANDSLIDE) BERDASARKAN DATA GEOLISTRIK RESISTIVITAS SKRIPSI Oleh FAJAR KURNIAWAN NIM 040210102024 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia terletak di daerah tropis merupakan negara yang mempunyai ketersediaan air yang cukup.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia terletak di daerah tropis merupakan negara yang mempunyai ketersediaan air yang cukup. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia terletak di daerah tropis merupakan negara yang mempunyai ketersediaan air yang cukup. Namun secara alamiah Indonesia menghadapi kendala dalam memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

PENETROMETER TEST (DCPT) DI JALAN ARTERI

PENETROMETER TEST (DCPT) DI JALAN ARTERI PEMETAAN ZONA LEMAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER DAN DUTCH CONE PENETROMETER TEST (DCPT) DI JALAN ARTERI PORONG ABDURAHMAN WAFI Dosen Pembimbing: Prof. Dr.rer.nat. Bagus Jaya

Lebih terperinci

PROFIL RESISTIVITAS 2D PADA GUA BAWAH TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER-SCHLUMBERGER (STUDI KASUS GUA DAGO PAKAR, BANDUNG)

PROFIL RESISTIVITAS 2D PADA GUA BAWAH TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER-SCHLUMBERGER (STUDI KASUS GUA DAGO PAKAR, BANDUNG) ISSN: 1412-0917 Jurnal Pengajaran MIPA, Vol. 14 No. 2 Oktober 2009 PROFIL RESISTIVITAS 2D PADA GUA BAWAH TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER-SCHLUMBERGER (STUDI KASUS GUA DAGO PAKAR, BANDUNG)

Lebih terperinci

ANALISIS SIFAT KONDUKTIVITAS LISTRIK PADA BEBERAPA JENIS MATERIAL DENGAN METODE POTENSIAL JATUH. Said, M.

ANALISIS SIFAT KONDUKTIVITAS LISTRIK PADA BEBERAPA JENIS MATERIAL DENGAN METODE POTENSIAL JATUH. Said, M. ANALISIS SIFAT KONDUKTIITAS LISTRIK PADA BBRAPA JNIS MATRIAL DNGAN MTOD POTNSIAL JATUH ISSN : 1858-330X Said, M. Jurusan Fisika Universitas Islam Negeri Makassar ABSTRAK Telah dilakukan pengukuran konduktivitas

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kupang, Oktober Penulis

KATA PENGANTAR. Kupang, Oktober Penulis KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat-nya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terimakasih

Lebih terperinci

MENENTUKAN LITOLOGI DAN AKUIFER MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER DAN SCHLUMBERGER DI PERUMAHAN WADYA GRAHA I PEKANBARU

MENENTUKAN LITOLOGI DAN AKUIFER MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER DAN SCHLUMBERGER DI PERUMAHAN WADYA GRAHA I PEKANBARU MENENTUKAN LITOLOGI DAN AKUIFER MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER DAN SCHLUMBERGER DI PERUMAHAN WADYA GRAHA I PEKANBARU Heri Gokdi 1, M. Edisar 2, Juandi M 3 1 Mahasiswa Program Studi S1

Lebih terperinci

Jurnal Einstein 4 (3) (2016): Jurnal Einstein. Available online

Jurnal Einstein 4 (3) (2016): Jurnal Einstein. Available online Jurnal Einstein 4 (3) (2016): 31-38 Jurnal Einstein Available online http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/einstein Eksplorasi Potensi Air Tanah Di Kota Tanjung Balai Sumatera Utara Dengan Menggunakan

Lebih terperinci

Penerapan Metode Geolistrik Untuk Identifikasi Pola Penyebaran Zona Asin Di Bledug Kuwu, Grobogan, Jawa Tengah

Penerapan Metode Geolistrik Untuk Identifikasi Pola Penyebaran Zona Asin Di Bledug Kuwu, Grobogan, Jawa Tengah ISSN:2089 0133 Indonesian Journal of Applied Physics (2012) Vol.2 No.7 halaman 73 April 2012 Penerapan Metode Geolistrik Untuk Identifikasi Pola Penyebaran Zona Asin Di Bledug Kuwu, Grobogan, Jawa Tengah

Lebih terperinci

Identifikasi Sistem Panas Bumi Di Desa Masaingi Dengan Menggunakan Metode Geolistrik

Identifikasi Sistem Panas Bumi Di Desa Masaingi Dengan Menggunakan Metode Geolistrik Identifikasi Sistem Panas Bumi Di Desa Masaingi Dengan Menggunakan Metode Geolistrik Dewa Putu Budi Arnata 1*, Moh. Dahlan Th. Musa 1, Sabhan 1 1 Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Tadulako ABSTRACT

Lebih terperinci

PENENTUAN POSISI OPTIMUM AIR TANAH MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS

PENENTUAN POSISI OPTIMUM AIR TANAH MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS PENENTUAN POSISI OPTIMUM AIR TANAH MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS SKRIPSI Oleh Akhmad Sufyan Tabroni NIM 040210102324 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

METODE TAHANAN JENIS KONFIGURASI WENNER

METODE TAHANAN JENIS KONFIGURASI WENNER METODE TAHANAN JENIS KONFIGURASI WENNER Pribadi Mumpuni Adhi, Almas Hilman Muhtadi, Panji Achmari, Zamzam Ibnu Sina, Iwan Jaya Aziz, Petrus Fajar Subekti 00, 00, 000, 00, 00, 000 Program Studi Fisika,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI INTRUSI AIR LAUT KE DALAM AKUIFER MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI PANTAI BAJULMATI MALANG

IDENTIFIKASI INTRUSI AIR LAUT KE DALAM AKUIFER MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI PANTAI BAJULMATI MALANG IDENTIFIKASI INTRUSI AIR LAUT KE DALAM AKUIFER MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI PANTAI BAJULMATI MALANG Maria Ulfa 1), Daeng Achmad Suaidi 2), Sujito 3) 1) Mahasiswa Jurusan Fisika, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Febuari 2016 sampai dengan Juni 2016. Lokasi pengambilan data berada di Kecamatan Karangdowo Kabupaten

Lebih terperinci

PENENTUAN LITOLOGI BATUAN DAN MUKA AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER SCHLUMBERGER DI DAERAH LANDFILL PLTU LABUHAN ANGIN SIBOLGA

PENENTUAN LITOLOGI BATUAN DAN MUKA AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER SCHLUMBERGER DI DAERAH LANDFILL PLTU LABUHAN ANGIN SIBOLGA PENENTUAN LITOLOGI BATUAN DAN MUKA AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER SCHLUMBERGER DI DAERAH LANDFILL PLTU LABUHAN ANGIN SIBOLGA SKRIPSI LURANI BR SITORUS 110801073 DEPARTEMEN FISIKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia terkenal sebagai bangsa yang memiliki kekayaan warisan budaya yang bernilai tinggi. Warisan budaya itu ada yang berupa bangunan atau monumen, kesenian,

Lebih terperinci

SKRIPSI FITRIKAYANTI HASIBUAN NIM : DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

SKRIPSI FITRIKAYANTI HASIBUAN NIM : DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 STUDI INTRUSI AIR LAUT DENGAN MENGGUNAKAN METODE RESISTIVITAS LISTRIK KONFIGURASI WENNER SCLUMBERGER DI KAWASAN DESA PANTAI CERMIN KIRI KECAMATAN PANTAI CERMIN SKRIPSI FITRIKAYANTI HASIBUAN NIM : 080801042

Lebih terperinci

PENERAPAN FORWARD MODELING 2D UNTUK IDENTIFIKASI MODEL ANOMALI BAWAH PERMUKAAN

PENERAPAN FORWARD MODELING 2D UNTUK IDENTIFIKASI MODEL ANOMALI BAWAH PERMUKAAN PENERAPAN FORWARD MODELING 2D UNTUK IDENTIFIKASI MODEL ANOMALI BAWAH PERMUKAAN Syamsuddin1, Lantu1, Sabrianto Aswad1, dan Sulfian1 1 Program Studi Geofisika Jurusan Fisika FMIPA Universitas Hasanuddin

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Lokasi lintasan pengukuran Sumber: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)

Gambar 3.1 Lokasi lintasan pengukuran Sumber: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada penelitian ini dibahas mengenai proses pengolahan data apparent resistivity dan apparent chargeability dengan menggunakan perangkat lunak Res2dInv dan Rockwork 15 sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif - analitik dari data geolistrik resistivitas dan kekar. Berdasarkan hasil pengolahan data geolistrik dan analisis kekar

Lebih terperinci

Pemetaan Akuifer Air Tanah Di Sekitar Candi Prambanan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta Dengan Menggunakan Metode Geolistrik Tahanan Jenis

Pemetaan Akuifer Air Tanah Di Sekitar Candi Prambanan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta Dengan Menggunakan Metode Geolistrik Tahanan Jenis JURNAL MIPA UNSRAT ONLINE 1 (1) 37-44 dapat diakses melalui http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmuo Pemetaan Akuifer Air Tanah Di Sekitar Candi Prambanan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM Kegiatan penelitian dilakukan di Laboratorium BALAI BESAR KERAMIK Jalan Jendral A. Yani 392 Bandung. Conto yang digunakan adalah tanah liat (lempung) yang berasal dari Desa Siluman

Lebih terperinci

FOTON, Jurnal Fisika dan Pembelajarannya Volume 18, Nomor 2, Agustus 2014

FOTON, Jurnal Fisika dan Pembelajarannya Volume 18, Nomor 2, Agustus 2014 FOTON, Jurnal Fisika dan Pembelajarannya Volume 18, Nomor 2, Agustus 2014 Aplikasi Geolistrik Resistivitas untuk Mengetahui Distribusi Tahanan Jenis dalam Investigasi Potensi Bencana Longsor di Perbukitan

Lebih terperinci

*

* Aplikasi Metode Geolistrik Resistivitas untuk Pendugaan Struktur Batuan serta Keberadaan Air Tanah (Studi Kasus Sulamu Kecamatan Sulamu Kabupaten Kupang) 1* Abdul Wahid, 2 Hadi Imam Sutaji, 3 Ahmad Rasyid

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Lokasi Penelitian. 1. Letak. timur adalah 51 Km dan dari utara ke selatan adalah 34 Km (dalam Peta Rupa

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Lokasi Penelitian. 1. Letak. timur adalah 51 Km dan dari utara ke selatan adalah 34 Km (dalam Peta Rupa digilib.uns.ac.id 53 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Letak a. Letak Astronomis Kabupaten Rembang terletak diantara 111 o 00 BT - 111 o 30 BT dan 6 o 30 LS - 7 o 00 LS atau dalam

Lebih terperinci

ANALISA KONDUKTIVITAS HIDROLIKA PADA SISTIM AKUIFER

ANALISA KONDUKTIVITAS HIDROLIKA PADA SISTIM AKUIFER ANALISA KONDUKTIVITAS HIDROLIKA PADA SISTIM AKUIFER Juandi M. 1, Adrianto Ahmad 2, Muhammad Edisar 1,Syamsulduha 3 1.Jurusan Fisika FMIPA UR, 2. Fakultas Teknik UR, 3Jurusan Matematika FMIPA UR Kampus

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA

BAB IV PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA BAB IV PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA Dalam penelitian ini, penulis menggunakan 2 metode geofisika, yaitu gravitasi dan resistivitas. Dimana kedua metode tersebut saling mendukung, sehingga

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI SEBARAN BATUBARA MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK HAMBATAN JENIS DI DESA LEMBAN TONGOA

IDENTIFIKASI SEBARAN BATUBARA MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK HAMBATAN JENIS DI DESA LEMBAN TONGOA IDENTIFIKASI SEBARAN BATUBARA MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK HAMBATAN JENIS DI DESA LEMBAN TONGOA (Identification of The Coal Distribution Using Geoelectrical Resistivity Method at Lemban Tongoa Village)

Lebih terperinci

PENYELIDIKAN BIJIH BESI DENGAN METODE GEOMAGNET DAN GEOLISTRIK

PENYELIDIKAN BIJIH BESI DENGAN METODE GEOMAGNET DAN GEOLISTRIK PENYELIDIKAN BIJIH BESI DENGAN METODE GEOMAGNET DAN GEOLISTRIK Yeremias K. L. Killo 1, Rian Jonathan 2, Sarwo Edy Lewier 3, Yusias Andrie 4 2 Mahasiswa Teknik Pertambangan Upn Veteran Yogyakarta 1,3,4

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011) 1-5 PENDUGAAN POLA SEBARAN LIMBAH TPA JATIBARANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011) 1-5 PENDUGAAN POLA SEBARAN LIMBAH TPA JATIBARANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK ISSN: 1693-1246 Januari 2011 J P F I http://journal.unnes.ac.id PENDUGAAN POLA SEBARAN LIMBAH TPA JATIBARANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK P. R. Nilasari*, Khumaedi, Supriyadi Jurusan Fisika, Fakultas

Lebih terperinci

PENENTUAN FORMATION FACTOR (F) DARI PENGUKURAN RESISTIVITAS PADA TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) PAKUSARI, JEMBER SKRIPSI

PENENTUAN FORMATION FACTOR (F) DARI PENGUKURAN RESISTIVITAS PADA TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) PAKUSARI, JEMBER SKRIPSI PENENTUAN FORMATION FACTOR (F) DARI PENGUKURAN RESISTIVITAS PADA TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) PAKUSARI, JEMBER SKRIPSI Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi syarat-syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

Identifikasi Sebaran Aquifer Menggunakan Metode Geolistrik Hambatan Jenis Di Desa Bora Kecamatan Sigi Biromari Kabupaten Sigi

Identifikasi Sebaran Aquifer Menggunakan Metode Geolistrik Hambatan Jenis Di Desa Bora Kecamatan Sigi Biromari Kabupaten Sigi 2016 Identifikasi Sebaran Aquifer Menggunakan Metode Geolistrik Hambatan Jenis Di Desa (Identification of aquifer distribution using geoelectrict resistivity method at Bora Village, Sigi Biromaru District,

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR 2.1. Metode Geologi

BAB II TEORI DASAR 2.1. Metode Geologi BAB II TEORI DASAR 2.1. Metode Geologi Metode geologi yang dipergunakan adalah analisa peta geologi regional dan detail. Peta geologi regional menunjukkan tatanan geologi regional daerah tersebut, sedangkan

Lebih terperinci

Dinisa Hanifa 1, Ibrahim Sota 1, Simon Sadok Siregar 1

Dinisa Hanifa 1, Ibrahim Sota 1, Simon Sadok Siregar 1 PENENTUAN LAPISAN AKUIFER AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER DI DESA SUNGAI JATI KECAMATAN MATARAMAN KABUPATEN BANJAR KALIMANTAN SELATAN Dinisa Hanifa 1, Ibrahim Sota 1, Simon

Lebih terperinci

STUDI BIDANG GELINCIR SEBAGAI LANGKAH AWAL MITIGASI BENCANA LONGSOR

STUDI BIDANG GELINCIR SEBAGAI LANGKAH AWAL MITIGASI BENCANA LONGSOR STUDI BIDANG GELINCIR SEBAGAI LANGKAH AWAL MITIGASI BENCANA LONGSOR Rahma Hi. Manrulu 1, Aryadi Nurfalaq 2 Universitas Cokroaminoto Palopo 1,2 rahma_manrulu@yahoo.com 1 Telah dilakukan penelitian untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasrkan peta geologi daerah Leles-Papandayan yang dibuat oleh N.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasrkan peta geologi daerah Leles-Papandayan yang dibuat oleh N. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Geologi Daerah Penelitian Berdasrkan peta geologi daerah Leles-Papandayan yang dibuat oleh N. Ratman dan S. Gafoer. Tahun 1998, sebagian besar berupa batuan gunung api,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI AKUIFER DI ZONA PATAHAN OPAK PASCA GEMPA YOGYAKARTA 2006 DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER

IDENTIFIKASI AKUIFER DI ZONA PATAHAN OPAK PASCA GEMPA YOGYAKARTA 2006 DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER Identifikasi Akuifer. (Fifi Erfiayanti Prihastiwi) 82 IDENTIFIKASI AKUIFER DI ZONA PATAHAN OPAK PASCA GEMPA YOGYAKARTA 2006 DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER AQUIFER IDENTIFICATION IN OPAK

Lebih terperinci