Bab 14 MANAJEMEN PRODUKSI YANG DILAKUKAN OLEH PERUSAHAAN MULTINASIONAL
|
|
- Indra Makmur
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Bab 14 MANAJEMEN PRODUKSI YANG DILAKUKAN OLEH PERUSAHAAN MULTINASIONAL A. Pendahuluan Pemeriksaan yang bertujuan menemukan barang-barang yang jelek dan membuangnya adalah cara yang sudah terlambat, tidak efektif, dan memakan biaya. Kualitas harus diperoleh bukan dari pemeriksaan, tetapi dari perbaikan proses, (Dr. W. Edwards Deming) B. Penggunaan Sumber Global Ketika perusahaan-perusahaan memasuki pasar global, kompetisi pun meningkat. Hal ini memaksa manajemen perusahaan-perusahaan internasional dan nasional untuk mencari cara-cara menurunkan biaya sekaligus meningkatkan produk-produk mereka agar tetap kompetitif. Seringkali solusi untuk masalah ini adalah outsourcing, yaitu dengan menyewa pihak-pihak lain untuk mengerjakan kegiatan-kegiatan yang tidak bersifat inti. 1.1 Alasan-alasan Sourcing Global Alasan-alasan untuk sourcing global antara lain: Untuk mendapatkan biaya yang rendah. Produk tertentu yang dibutuhkan oleh perusahaan tidak tersedia di pasar lokal dan harus diimpor. Pesaing asing menggunakan komponen-komponen yang memiliki kualitas atau rancangan yang lebih baik dibandingkan dengan yang tersedia di negeri sendiri, sehingga agar kompetitif maka perusahaan juga harus mendapat komponen-komponen atau mesin-mesin produksi dari luar negeri. [Deva P. Setiawan, ST., MM.] 14 1
2 Perusahaan juga mempunyai pilihan mengenai fasilitas-fasilitas sistem produksinya, apakah perusahaan akan mengadakan fasilitas itu sendiri atau menyewa sistem produksi ke perusahaan-perusahaan lain. Dengan outsourcing, perusahaan bisa fokus pada kompetensi inti perusahaan dan menggunakan keahlian perusahaan-perusahaan lain untuk mengurangi biaya dan investasi modal, meningkatkan fleksibilitas dan kecepatan respon, dan meningkatkan kualitas. Outsourcing semakin mudah karena akses global kepada vendor, biaya interaksi yang rendah, serta peningkatan teknologi informasi dan jaringan komunikasi sehingga perusahaan mempunyai banyak pilihan penting. Setiap bagian rangkaian kegiatan dapat dijalankan dengan outsourcing, termasuk rancangan produk, pasokan bahan mentah atau komponen, sistem manufaktur atau perakitan, logistik, distribusi, pemasaran, penjualan, pelayanan, sumber daya manusia, dll. Jika dilakukan dengan tepat, termasuk dikaitkan dengan strategi, outsourcing dapat memberikan peningkatan nilai secara dramatis bagi perusahaan dan para pelanggannya. Pro-kontra yang muncul mengenai keputusan membuat sendiri-ataumembeli ini biasanya berkaitan dengan perbandingan harga, pengendalian pengelolaan spesifikasi rancangan produk rahasia, kuantitas produk yang dikirim, kualitas produk, rancangan produk, serta waktu dan cara pengiriman produk, keahlian sistem manufaktur yang disyaratkan, biaya-biaya yang ditambahkan. Masalah-masalah yang muncul diperparah dengan adanya faktor jarak, perbedaan bahasa antara pembeli dan penjual, serta perbedaan hukum dan undang-undang nasional. Daya tarik sourcing global haruslah lebih besar dari kesulitan-kesulitan yang bisa muncul, dan memang kehadiran para pemasok global dengan tingkat persaingan harga, kualitas, ketepatan waktu yang ketat merupakan tawaran yang menarik. 1.2 Pengaturan Sourcing Global Pengaturan sumber produk asing bagi perusahaan dapat berbentuk sebagai: [Deva P. Setiawan, ST., MM.] 14 2
3 Anak perusahaan yang dimiliki penuh Usaha patungan dengan perusahaan asing Proyek pabrik terikat kontrak (in-bond) Kontraktor independen di luar negeri Perusahaan manufaktur independen di luar negeri 1.3 Masalah-masalah dalam Sourcing Global Alasan utama perusahaan melakukan pembelian ke luar negeri adalah harga yang lebih murah, namun mereka mungkin terkejut bahwa ternyata apa yang dibeli tersebut tidaklah benar-benar murah ketika semua biaya yang berkaitan dengan pembelian tersebut diperhitungkan. Untuk pembelian barang-barang modal seperti peralatan manufaktur, sekarang banyak perusahaan yang menggunakan perhitungan biaya berdasarkan siklus hidup (life cycle costing). Cara perhitungan ini digunakan untuk menganalisis keputusan pembelian berdasarkan masa produktif barang yang dibeli, termasuk nilai tukar tambah atau perkiraan nilai sisa barang pada masa datang. Perkiraan biaya-biaya tambahan untuk pembelian impor: Angkutan internasional, asuransi, dan pengemasan (10-12%) Bea impor (0-50%) Biaya pialang pabean (3-5%) Persediaan transit atau pipeline (5-15%) Biaya Letter of Credit (1%) Biaya-biaya perjalanan dan komunikasi internasional (2-8%) Tenaga ahli impor perusahaan (5%) Pengerjaan kembali produk-produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi (0-15%) [Deva P. Setiawan, ST., MM.] 14 3
4 C. Teknologi Produksi Maju Jepang Perusahaan internasional memiliki fasilitas manufaktur di berbagai negara dengan tingkat kemajuan yang berbeda maka sistem manufaktur perusahaan bisa berbeda-beda meskipun berada dalam satu perusahaan. 1. Sistem Manufaktur Just-in-time Perusahaan manufaktur Jepang menyadari bahwa akibat keterbatasan ukuran perekonomian negaranya, mereka harus melakukan ekspor untuk mencapai pertumbuhan. Mereka juga menyadari bahwa kurangnya sumber daya alam di negara mereka menyebabkan mereka harus memperoleh devisa dari ekspor untuk membayar impor minyak, batu bara, dan bahan-bahan baku. Apa yang harus dilakukan Jepang agar bisa bersaing secara internasional? Agar kompetitif di pasar dunia, perusahaan-perusahaan Jepang harus menawarkan produk-produk berkualitas tinggi dengan harga rendah. Tetapi saat setelah Perang Dunia II, Made in Japan dianggap berkualitas buruk di seluruh dunia. Tahun 1950-an Jepang mengundang beberapa pakar AS seperti Juran, Feigenbaum, dan Deming, yang diabaikan oleh perusahaanperusahaan manufaktur AS. Setelah mempelajari komponen-komponen biaya mereka, para manajer Jepang menyadari bahwa biaya persediaan adalah faktor utama, sehingga menghilangkan persediaan akan menurunkan biaya secara sangat signifikan; misalnya biaya tenaga kerja bisa turun hingga 40 persen. Untuk mengatasi hal ini, Jepang mengadopsi sistem manufaktur justin-time (JIT). JIT adalah suatu sistem keseimbangan dalam manufaktur, dimana terdapat hanya sedikit atau tidak ada penundaan waktu dan waktu luang dalam proses serta persediaan barang jadi. Untuk beroperasi tanpa persediaan, ada syarat-syarat yang harus dipenuhi: Komponen-komponen (baik yang dibeli dari pemasok luar maupun yang dibuat dalam pabrik yang sama) haruslah bebas dari kerusakan. Jika tidak, [Deva P. Setiawan, ST., MM.] 14 4
5 lini produksi harus dihentikan dan para pekerja pada semua lini operasi berikutnya harus menunggu input yang dapat digunakannya. Suku cadang dan komponen-komponen harus dikirimkan ke setiap titik dalam proses produksi tepat pada waktu yang diperlukan (karena itu disebut just-in-time). Agar dapat mengurangi persediaan barang jadi namun tetap dapat merespon pesanan konsumen dengan cepat, perusahaan manufaktur perlu membentuk unit-unit produksi fleksibel yang mensyaratkan waktu persiapan yang cepat. Harus ada pengurangan waktu pemrosesan; antara lain dengan memperpendek waktu yang dibutuhkan untuk mengangkut barangsetengah-jadi dari satu operasi ke operasi lainnya. Ini dapat dicapai dengan mengatur lay-out mesin mengikuti aliran kerja. Selain itu, karena setiap urutan operasi bertindak sebagai pemeriksaan kualitas, maka biaya produksi juga dapat ditekan karena ini mengurangi produksi komponen yang rusak. Manufaktur yang fleksibel memungkinkan perubahan produk dilakukan dengan cepat, tetapi setiap perubahan dalam lini produksi tetap memakan biaya. Karena itu, perusahaan manufaktur menyederhanakan lini-lini produk dan merancang produk-produk yang menggunakan sebanyak mungkin komponen yang sama. Hal ini juga mempengaruhi diterimanya konsep JIT oleh para pemasok perusahaan karena mereka menerima lebih sedikit jenis pesanan tetapi dalam jumlah yang lebih besar, sehingga memungkinkan periode produksi yang lebih panjang dan lebih murah akibat pengurangan penggantian sistem produksi. Agar JIT berhasil, perusahaan manufaktur harus bekerja sama dengan para pemasoknya. Mereka tidak dapat meneruskan cara Amerika yang memiliki banyak penjual dan kemudian saling mempermainkan mereka untuk memperoleh harga terbaik. Perusahaan-perusahaan Jepang memiliki lebih sedikit penjual dan berusaha membina hubungan yang erat dengan mereka, termasuk mengundang mereka selama proses rancangan produk berlangsung. [Deva P. Setiawan, ST., MM.] 14 5
6 Untuk menekan biaya, meningkatkan kualitas, dan mempersingkat waktu produksi, manajemen Jepang mengharuskan perancang produk, manajer produksi, staf pembelian, dan para agen pemasaran untuk bekerja sebagai sebuah tim, bukan menggunakan metode pemadam kebakaran. Pertemuan tim tersebut memungkinkan para pemasok untuk menyarankan pemakaian komponen standar yang lebih murah yang mereka produksi rutin, bagian manufaktur dapat menunjukkan bagaimana perubahan rancangan dapat menyederhanakan proses produksi, dan bagian pemasaran bisa menyumbangkan informasi dari sudut pandang konsumen; semuanya sebelum produk pertama diproduksi. 1.2 TQM Untuk meningkatkan kualitas, para manajer Jepang menggunakan konsep manajemen kualitas total (total quality management TQM), suatu pendekatan manajemen menyeluruh perusahaan untuk memastikan kualitas di seluruh organisasi. Setiap orang mulai dari manajemen puncak hingga para pekerja harus berkomitmen terhadap kualitas. Untuk implementasi TQM, perlu dibentuk tim; misalnya tim yang disebut Lingkaran Kualitas (quality circle). Lingkaran kualitas adalah kelompok kerja kecil yang bertemu secara periodik untuk membahas cara-cara meningkatkan area fungsi mereka dan kualitas produk. 1.3 Masalah dalam Penerapan Sistem JIT Jepang Banyak perusahaan manufaktur meniru cara Jepang ini. Tetapi mereka gagal karena mereka hanya melakukan JIT pada satu bagian saja yaitu penjadwalan persediaan barang. Padahal yang penting adalah keseluruhan sistem yang mencakup sumber daya manusia, bahan, dan hubungan dengan para pemasok (ini semua disebut juga lean production). Selain itu, banyak orang yang tidak memahami bahwa JIT melibatkan TQM, karena perbaikan yang terus-menerus merupakan bagian tidak terpisahkan. Kesulitan lainnya adalah perbedaan sikap akibat pengaruh budaya. Manajer negara barat masih sangat menghargai sistem manajemen ilmiah [Deva P. Setiawan, ST., MM.] 14 6
7 Taylor (Taylor s scientific management system), yaitu suatu sistem yang didasarkan pada pengukuran ilmiah yang menjelaskan pembagian kerja dimana perencanaan dilakukan oleh para manajer dan pelaksanaan rencana diserahkan kepada para supervisor dan pekerja. Sistem ini tidak sesuai dengan prinsip lingkaran kualitas, karena pengambilan keputusan bersifat partisipatif dan kemampuan para pekerja untuk ikut memecahkan masalah. Masalah yang lebih jauh adalah kegagalan dalam melatih dan mengintegrasikan pemasok kedalam sistem tersebut. 1.4 Keterbatasan Sistem Manufaktur JIT Beberapa keterbatasan dari sistem manufaktur JIT adalah: JIT terbatas pada operasi yang memproduksi komponen yang sama secara berulang-ulang karena JIT merupakan sistem keseimbangan dimana semua operasi dirancang untuk memproduksi komponen dengan jumlah yang sama. JIT sulit diterapkan untuk jenis job shops. Jika suatu operasi berhenti, maka keseluruhan lini produksi berhenti, tidak ada persediaan yang menjaga operasi berikutnya terus berjalan. Sulit untuk mencapai sebuah sistem yang seimbang karena kapasitas produksi berbeda untuk berbagai golongan mesin. Masalah ini memang tidak begitu berat untuk unit-unit produksi besar. JIT tidak mengijinkan rombongan/kontingen, sehingga setiap keping harus bebas dari kerusakan ketika barang itu diterima dan janji pengiriman harus dipenuhi. Sehingga pemeliharaan pencegahan atau terencana (preventive or planned maintenance) sangatlah penting. Kerusakan mesin yang tibatiba akan menghentikan seluruh proses produksi. Perlu dilakukan banyak trial-and-error untuk menjalankan sistem ini. D. Teknologi Produksi Maju Amerika Serikat 1. Manufaktur Tersinkronisasi (Synchronous Manufacturing) Manufaktur Tersinkronisasi disebut juga sebagai Teori Kendala (theory of constraints TOC), merupakan suatu sistem pengendalian jadwal dan [Deva P. Setiawan, ST., MM.] 14 7
8 manufaktur yang berusaha menemukan dan kemudian menghapuskan atau meminimalkan kendala apa pun yang menghalangi output produksi yang lebih besar, seperti mesin, orang, peralatan, dan fasilitas-fasilitas; sehingga sistem ini merupakan sistem manufaktur dengan operasi tidak seimbang yang menekankan keseluruhan kinerja sistem. Output sistem tersebut ditentukan dan dibatasi oleh output dari operasi yang paling lambat (bottleneck) yang sedang bekerja dengan kapasitas penuh. Penjadwalan pekerjaan menggunakan sebuah program komputer yang dibuat oleh Dr. Goldtratt yang juga menciptakan TOC ini. Jadwal mempertimbangkan operasi bottleneck dan nonbottleneck dengan software ini. Penjadwalan menjadi jauh lebih cepat karena jadwal dan simulasi produksi dapat dilakukan di komputer tanpa harus melakukan teknik trial-and-error untuk menyusun jadwal. Selain itu, begitu bottleneck ditemukan, manajer operasi dapat berkonsentrasi pada peningkatan kecepatan produksi proses tersebut. Setelah memecahkan masalah itu, manajer dapat mengulangi proses tersebut pada operasi paling lambat berikutnya. Manufaktur Tersinkronisasi bertujuan menyeimbangkan aliran produk melalui sistem yang membiarkan tingkat output berbagai operasi tidak seimbang. Tidak seperti JIT, persediaan bisa ditempatkan dekat bottleneck untuk menghindari penghentian dalam operasi yang penting ini. Perbedaan penting lainnya antara JIT dengan TOC adalah kerusakan suku cadang atau komponen pada suatu titik proses produksi dapat menghentikan sebuah sistem JIT, tetapi karena TOC memiliki kapasitas berlebih pada semua operasi kecuali pada bottleneck, setiap komponen rusak yang diproduksi sebelum bottleneck dapat dibuat kembali, sehingga seluruh sistem tidak terhenti. 2. Manufaktur Lunak Manufaktur Lunak menggunakan peranti lunak dan tangan-tangan para pekerja, dan robot-robot hanya memainkan peranan pendukung. Manufaktur Lunak telah membuat pabrik-pabrik menjadi sangat gesit. [Deva P. Setiawan, ST., MM.] 14 8
9 3. Sigma Enam (Six Sigma) Six Sigma adalah suatu proses manajemen bisnis yang menggabungkan alat bantu analisis yang teliti dengan infrastruktur yang jelas dan kepemimpinan dari atas, untuk mengatasi masalah dan mengoptimalkan proses-proses. Six Sigma memusatkan perhatian untuk mengurangi variasi dan mengeliminasi barang-barang rusak dalam proses pengerjaan; sehingga seiring dengan menurunnya jumlah barang yang rusak, biaya dan siklus waktu pun ikut menurun, sementara kepuasan konsumen meningkat. Six Sigma secara harafiah berarti maksimum 3,4 kerusakan barang per satu juta kejadian. Kebanyakan bisnis beroperasi pada Dua Sigma atau Tiga Sigma (lebih dari pengalaman tidak memuaskan per sejuta kontak konsumen). Pendekatan Six Sigma terdiri atas lima langkah: definisi, pengukuran, analisis, perbaikan, dan pengendalian. Six Sigma dimulai dari mendefinisikan proses, menentukan konsumen yang dituju dan masalah mereka. Karakteristik utama yang penting bagi konsumen diidentifikasi, termasuk proses yang mendukung karakteristik tersebut. Selanjutnya, Six Sigma memerhatikan pengukuran proses, termasuk mengategorikan karakteristik utama, memastikan kebenaran sistem pengukuran, dan mengumpulkan data. Langkah ketiga adalah analisis, mengubah data mentah menjadi informasi yang menyajikan pemahaman mengenai proses dan mengidentifikasi penyebab masalah atau kerusakan yang utama. Kemudian Six Sigma memusatkan perhatian pada perbaikan proses, termasuk mengembangkan solusi masalah, mengimplementasikan perubahan, dan menilai perlu tidaknya melakukan perubahan lainnya. Terakhir, proses dikendalikan untuk mengawasi dan mempertahankan kinerjanya dari waktu ke waktu. Maka, Six Sigma merupakan metode penciptaan sistem lingkaran tertutup untuk perbaikan terus-menerus dalam proses bisnis. Dalam memilih proyek untuk Six Sigma, diperlukan hubungan yang jelas dengan prioritas bisnis, seperti tercermin dalam rencana strategis dan operasi tahunan organisasi. Suatu proyek harus menggambarkan terobosan [Deva P. Setiawan, ST., MM.] 14 9
10 dalam bentuk perbaikan yang signifikan, baik dalam proses maupun keuntungan yang diperoleh, dengan ukuran kesuksesan yang jelas dan kuantitatif. Proyek juga sebaiknya dapat diselesaikan dalam waktu tiga hingga enam bulan, atau dibagi-bagi menjadi subproyek dengan durasi tadi; ini untuk menjaga kemajuan dan minat perusahaan terhadap proyek tadi. Manfaat terbesar Six Sigma bagi organisasi yang menggunakannya adalah penghematan biaya, kenaikan tingkat kepuasan konsumen, berkurangnya barang-barang yang rusak, pertumbuhan perusahaan dan peningkatan kualitas; semua itu dicapai sekaligus bersamaan. E. Kurva Pengalaman Saat suatu proses dimulai biasanya tidak beranjak dari nol, tetapi kita telah mempunyai pengetahuan dasar dan garis besar proses. Tetapi saat proses itu dijalankan, tidak semua hal telah kita ketahui sepenuhnya dan tidak semua yang terjadi telah diprediksikan. Ketika proses itu berjalan, kita belajar hal-hal baru dari masalahmasalah yang timbul. Kita juga semakin mengenali bidang tersebut dengan lebih terinci. Kita akan lebih memahami apa yang kurang baik dan apa yang lebih baik dalam proses itu. Kita juga lebih memahami pasar yang terkait, kesempatan yang bisa diraih dan masalah-masalah yang terjadi. Dari pengalaman menjalankan proses itu, kita melakukan perbaikan terus-menerus; jika kita berhenti, maka kita menghadapi masalah yang semakin besar dan menyebabkan kita berkutat dengan masalah yang berulang-ulang. Dengan pengalaman ini, kita akan bisa menurunkan biaya proses karena kita bisa memilih yang lebih murah dan menghindari kesalahankesalahan yang pernah dilakukan; sekaligus kualitas yang diperoleh juga menjadi lebih baik. Proses terus-menerus ini yang akan membuat kita sulit dikalahkan kompetitor yang baru muncul. Karena ketika mereka mulai dan harus menggumuli masalah-masalah yang telah kita lewati, kita telah melangkah lebih jauh lagi dan lebih maju. [Deva P. Setiawan, ST., MM.] 14 10
Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk
Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk Darsini Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo, Jl.
Lebih terperinciAPLIKASI JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN INDONESIA
APLIKASI JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN INDONESIA APLIKASI JUST IN TIME (JIT) PADA PERUSAHAAN DI INDONESIA 1. Pengertian Metode Just In Time (JIT) Manufaktur JIT adalah suatu sistem berdasarkan tarikan permintaan
Lebih terperinciBAB V PERANAN INFORMASI DALAM KUALITAS PRODUK DAN JASA
BAB V PERANAN INFORMASI DALAM KUALITAS PRODUK DAN JASA Kualitas didefinisikan dalam banyak cara. Menurut James Martin, konsultan komputer terkenal, mendeskripsikan kualitas perangkat lunak sebagai tepat
Lebih terperinciJust-in-Time Production Systems (JITPS) in Developing. Countries: The Nigerian Experience
TUGAS PPIC Just-in-Time Production Systems (JITPS) in Developing Countries: The Nigerian Experience Kamla-Raj 2010 J Soc Sci, 22(2): 145-152 (2010) Oleh: Chandra Silvi (105100303111002) Dyah Intani Enggaela
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Mursyidi (2008:174) Just In Time (JIT) dikembangkan oleh
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Just In Time 2.1.1.1. Pengertian Just In Time Menurut Mursyidi (2008:174) Just In Time (JIT) dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan otomotif di Jepang
Lebih terperinciMenghilangkan kegagalan/kesalahan dalam segala bentuk Percaya bahwa biaya persediaan dapat dikurangi Perbaikan secara terus menerus
PENERAPAN JUST IN TIME PADA INDUSTRI FASHION SEBAGAI PENJAMINAN KUALITAS (QUALITY ASSURANCE) ABSTRAKSI Sistem Just in Time telah menjadi satu pendekatan umum dalam pengelolaan bahan baku/persediaan. Semakin
Lebih terperinciKEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI
Modul ke: 05 KEWIRAUSAHAAN III Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III Fakultas SISTIM INFORMASI Endang Duparman Program Studi INFORMATIKA www.mercubuana.a.cid EVALUASI RENCANA PRODUKSI
Lebih terperinciStrategi Operasi untuk Barang & Jasa
Strategi Operasi untuk Barang & Jasa Contoh : Perusahaan Haier Perusahaan dari China Membangun pabrik di California Selatan, Amerika Serikat --- Haier responsif terhadap kebutuhan pelanggan Haier secara
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Just In Time Pada tahun 1970 konsep Just In Time mulai dipopulerkan oleh Mr. Taiichi Ohno dan rekannya di Toyota Motor Company, Jepang. Akar dari konsep Just In Time dapat ditelusuri
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Pemasaran Pengertian manajemen pemasaran menurut Adi (2006:6) adalah suatu analisis, perencana, pelaksanaan serta kontrol program-program yang telah direncanakan
Lebih terperinciPERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN
PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN A. Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Sistem informasi akuntansi manajemen asalah sistem informasi yang menghasilkan keluaran (output) dengan menggunakan masukan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Mutu Pelayanan Kesehatan
11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Mutu Pelayanan Kesehatan a. Pengertian Mutu Pelayanan Kesehatan Mutu adalah tingkat dimana pelayanan kesehatan pasien ditingkatkan mendekati hasil yang diharapkan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Permasalahan yang terjadi di CARLogistik termasuk kategori kompleks. Berdasarkan hasil analisis dan observasi data yang peneliti lakukan, diperoleh kesimpulan
Lebih terperinciMANAJEMEN BIAYA & ALOKASI BIAYA. Prepared by Yuli Kurniawati
MANAJEMEN BIAYA & ALOKASI BIAYA Prepared by Yuli Kurniawati DEFINISI Manajemen Biaya : Mengidentifikasi, mengumpulkan, mengukur, mengklasifikasikan, dan melaporkan informasi yang berguna untuk manajer
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan sangat cepat di segala bidang. Persaingan yang semakin ketat mengharuskan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan lingkungan dunia usaha industri di Indonesia saat ini berlangsung dengan sangat cepat di segala bidang. Persaingan yang semakin ketat mengharuskan
Lebih terperinciMekanisme Pasar E-Commerce (1/2)
Pasar Elektronik Mekanisme Pasar E-Commerce (1/2) Pasar Memfasilitasi Pertukaran informasi barang layanan pembayaran Pasar membuat nilai ekonomi untuk pembeli penjual pasar intermediari masyarakat lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian sekarang ini, sebagian besar produsen tidak langsung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perekonomian sekarang ini, sebagian besar produsen tidak langsung menjual barang mereka kepada pemakai akhir. Di antara produsen dan pemakai terdapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat suatu tuntutan dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat suatu tuntutan dalam kebutuhan hidup manusia. Hal ini juga membawa suatu kompetisi khususnya di dunia manufaktur.
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI MANUFAKTUR
1 SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR PENGERTIAN SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR Sistem yang digunakan untuk mendukung fungsi produksi, yang mencakup seluruh kegiatan yang terkait dengan perencanaan dan pengendalian
Lebih terperinciRUANG LINGKUP MANAJEMEN BIAYA
1 RUANG LINGKUP MANAJEMEN BIAYA PENDAHULUAN Manajemen biaya Manajemen strategik Perencanaan dan pembuatan keputusan Pengendalian manajemen dan pengendalian operasional Penyajian laporan keuangan Organisasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Nastiti (UMM:2001) judul: penerapan MRP pada perusahaan tenun Pelangi lawang. Pendekatan yang digunakan untuk pengolahan data yaitu membuat Jadwal
Lebih terperinciSISTEM PRODUKSI JUST IN TIME (SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU) YULIATI, SE, MM
SISTEM PRODUKSI JUST IN TIME (SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU) II YULIATI, SE, MM PRINSIP DASAR JUST IN TIME ( JIT ) 3. Mengurangi pemborosan (Eliminate Waste) Pemborosan (waste) harus dieliminasi dalam setiap
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Balanced Scorecard Balanced scorecard adalah suatu pendekatan untuk memberi penilaian hasil kerja suatu organisasi yang ditemukan oleh Kaplan dan Norton di tahun 1992 dan dikembangkan
Lebih terperinciACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM)
ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM) PENGERTIAN Activity Based Management (ABM) adalah merupakan suatu metode pengelolaan aktivitas yang bertujuan untuk meningkatkan nilai (value) produk atau jasa untuk konsumen,
Lebih terperinciANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN OPERASI INTERNASIONAL
ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN OPERASI INTERNASIONAL 1 STRATEGI OPERASI DALAM LINGKUNGAN GLOBAL Manajemen Operasional di lingkungan global dan pencapaian keunggulan kompetitif melalui operasional 2 APA
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gambaran Umum Pokok pembahasan pada tesis ini hanya akan difokuskan dalam rangka mengetahui bagaimana Janssen Cilag Indonesia dapat mencapai titik optimum di dalam manajemen persediaannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dengan hadirnya persaingan global di bidang bisnis sekarang ini, dunia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan hadirnya persaingan global di bidang bisnis sekarang ini, dunia usaha dituntut untuk berkinerja dengan efektif dan efisien. Hal ini dilakukan agar perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sigma bukan merupakan program kualitas yang berpegang pada zero defect (tanpa
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendahuluan Six Sigma merupakan konsep yang relatif baru bagi banyak organisasi. Six Sigma bukan merupakan program kualitas yang berpegang pada zero defect (tanpa cacat), tetapi
Lebih terperinciTOC dan Just In Time (JIT)
TOC dan Just In Time (JIT) 1. Hubungan TOC dan JIT Adapun yang mejadi tujuan seorang manajer mengaplikasikan JIT dalam perusahaannya adalah mengurangi waktu yang digunakan produk dalam pabrik. Jika saja
Lebih terperinciKEBIJAKAN MANAGEMEN RESIKO
1. Risiko Keuangan Dalam menjalankan usahanya Perseroan menghadapi risiko yang dapat mempengaruhi hasil usaha Perseroan apabila tidak di antisipasi dan dipersiapkan penanganannya dengan baik. Kebijakan
Lebih terperinciMANAJEMEN PERSEDIAAN. HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017
MANAJEMEN PERSEDIAAN HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 Biaya Persediaan Manajemen persediaan merupakan hal yang mendasar dalam membangun keunggulan kompetitif perusahaan dalam jangka panjang.
Lebih terperinciKONSEP SISTEM INFORMASI
CROSS FUNCTIONAL MANAGEMENTS Materi Bahasan Pertemuan 6 Konsep Dasar CRM Contoh Aliran Informasi CRM Konsep Dasar SCM Contoh Aliran Informasi SCM 1 CRM Customer Relationship Management Konsep Dasar CRM
Lebih terperinciAkuntansi Biaya. Just in Time. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen.
Akuntansi Biaya Modul ke: Just in Time Fakultas FEB Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Just in Time Just In Time adalah filosofi yang dipusatkan pada pengurangan biaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu rantai yang disebut Supply Chain. Saat ini bukan merupakan persaingan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan di bidang industri (barang dan jasa) semakin ketat, sebagai akibat dari globalisasi dan ekonomi pasar bebas yang diberlakukan oleh beberapa organisasi perdagangan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. orang-orang produksi memegang peranan sangat penting dan sangat berpengaruh. Hal
PENDAHULUAN Latar Belakang Pada setengah abad pertama dari abad kedua puluh, di dalam kebanyakan industri barat terjadi suatu hal yaitu permintaan melebihi penawaran. Akibatnya para insinyur dan orang-orang
Lebih terperinciSTRATEGI OPERASI DI LINGKUNGAN GLOBAL
STRATEGI OPERASI DI LINGKUNGAN GLOBAL Pengertian Globalisasi Kata globalisasi dari bahasa Inggris globalization. Global berarti universal yang mendapat imbuhan - lization yang bisa dimaknai sebagai proses.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Informasi Akuntansi Diferensial 2.1.1 Pengertian Informasi Akuntansi Diferensial Informasi diperlukan manusia untuk mengurangi ketidakpastian yang selalu menyangkut masa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang hasilnya ditujukan kepada pihak-pihak internal organisasi, seperti manajer
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntansi manajemen adalah sistem akuntansi yang berupa informasi yang hasilnya ditujukan kepada pihak-pihak internal organisasi, seperti manajer keuangan, manajer
Lebih terperinciPROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang
PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang mengkhususkan diri pada pengembangan manajemen proyek. PMBOK merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perubahan teknologi yang begitu dinamis dan perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat telah memunculkan banyaknya pesaing-pesaing di dunia perekonomian. Para pesaing
Lebih terperinciBAHAN AJAR Jurusan : Administrasi Bisnis Konsentrasi : Mata Kuliah : Pengantar Bisnis
BAB 4 Manajemen Produksi Bisnis berusaha untuk memadukan manajemen dengan mesin sesempurna mungkin. Menciptakan dan memelihara keseimbangan antara manajemen dengan mesin-mesin produksi merupakan tugas
Lebih terperinciBAB I. Persaingan dunia usaha dewasa ini semakin kompetitif. Penyebab utama dari makin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dunia usaha dewasa ini semakin kompetitif. Penyebab utama dari makin kompetitifnya persaingan di dunia usaha adalah perkembangan kerjasama dunia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan tersebut tidak hanya bersifat evolusioner namun seringkali sifatnya
12 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan hidup dalam lingkungan yang berubah cepat, dinamik, dan rumit. Perubahan tersebut tidak hanya bersifat evolusioner namun seringkali sifatnya revolusioner.
Lebih terperinciTotal Quality Purchasing
Total Quality Purchasing Diadaptasi dari Total quality management, a How-to Program For The High- Performance Business, Alexander Hamilton Institute Dalam Manajemen Mutu Total, pembelian memainkan peran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam lima tahun belakangan ini, pengguna internet di Indonesia telah. bertumbuh dengan signifikan.
13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam lima tahun belakangan ini, pengguna internet di Indonesia telah bertumbuh dengan signifikan. Gambar 1.1 Asia Top Internet Countries 14 Melihat peluang pasar
Lebih terperinciBahan Ajar SISPRO MAHOP :) 2012/2013
PENJADWALAN Penjadwalan adalah aspek yang penting dalam pengendalian operasi baik dalam industri manufaktur maupun jasa. Dengan meningkatkan titik berat kepada pasar dan volume produksi untuk meningkatkan
Lebih terperinciOrang-orang, Prosedur-prosedur, Data, Software (perangkat lunak), Infrastruktur teknologi informasi.
Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Sistem hampir selalu terdiri dari beberapa subsistem kecil, yang masing-masing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manapun. Dengan adanya globalisasi yang didukung oleh kemampuan teknologi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari oleh pihak manapun. Dengan adanya globalisasi yang didukung oleh kemampuan teknologi yang sangat pesat, akan
Lebih terperinciACTIVITY-BASED MANAGEMENT
ACTIVITY-BASED MANAGEMENT Activity-based management (ABM) dimulai dari pemahaman yang mendalam personel tentang aktivitas yang menjadi penyebab timbulnya biaya. Proses analisis nilai merupakan pendekatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang cepat dan kompleks sebagai akibat dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis yang cepat dan kompleks sebagai akibat dari gelombang globalisasi menuntut para pelaku usaha atau perusahaan untuk lebih responsif dalam menghadapi
Lebih terperinciLean Thinking dan Lean Manufacturing
Lean Thinking dan Lean Manufacturing Christophel Pratanto No comments Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste (pemborosan) di dalam proses, atau dapat juga dikatakan sebagai
Lebih terperinciRantai Pasokan Global (Global Supply Chains)
Rantai Pasokan Global (Global Supply Chains) McGraw-Hill/Irwin Copyright 2013 by The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved. Gambaran rantai pasokan global Kondisi Ekonomi global sebagai alasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Zulian Zamil : 2003).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam rangka melaksanakan pembangunan untuk memenuhi kebutuhan rakyat, sektor yang memegang peranan penting setelah sektor pertanian adalah sektor manufaktur.
Lebih terperinciBAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN
11 BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN 2.1. Pengertian dan Manfaat Analisis Profitabilitas Pelanggan Kondisi lingkungan yang baru menyebabkan perusahaan harus berfokus kepada
Lebih terperinciBAB I RINGKASAN EKSEKUTIF
BAB 1 RINGKASAN EKSEKUTIF BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF 1.1 Deskripsi Konsep Bisnis Teknologi telah menjadi unsur yang terdapat dalam kehidupan manusia, bahkan hampir di semua aspek kehidupan. Hampir semua
Lebih terperinciMASALAH INTERNASIONAL DALAM AKUNTANSI MANAJEMEN. HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017
MASALAH INTERNASIONAL DALAM AKUNTANSI MANAJEMEN HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 Dunia bisnis menginginkan adanya kemampuan bisnis dan keuangan dalam diri para akuntan manajemen. Pekerjaan
Lebih terperinciMengelola Lead Time secara Stratejik. Dicky Gumilang Semester Genap
Mengelola Lead Time secara Stratejik Dicky Gumilang Semester Genap 2016-2017 1 Kompetisi berdasarkan Waktu Harga dan mutu penting, tetapi meningkatnya biaya karena waktu adalah kritikal untuk antisipasi:
Lebih terperinciMateri 14 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA. deden08m.com 1
Materi 14 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA deden08m.com 1 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA: Posisi Perusahaan dalam Industri (1) Rencana bisnis yang efektif harus mendefinisikan secara jelas di mana posisi perusahaan
Lebih terperinciOperasional. Disampaikan Oleh : Kristian Suhartadi WN, SE., MM
Operasional Disampaikan Oleh : Kristian Suhartadi WN, SE., MM PRODUKSI Menurut Sofyan Assauri : Produksi merupakan segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan (utility) suatu barang dan jasa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha pada era globalisasi ini diwarnai dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha pada era globalisasi ini diwarnai dengan persaingan yang semakin ketat. Persaingan bukan hanya datang dari dalam tetapi datang juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis yang semakin meningkat secara ketat berdampak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis yang semakin meningkat secara ketat berdampak terhadap persaingan bisnis yang semakin tinggi dan tajam baik di pasar domestik maupun pasar
Lebih terperinciAddr : : Contact No :
email Addr : heriyanto.lucky@gmail.com : dewa_emas@yahoo.com Contact No : 081318170013 SISTEM INDUSTRI MANUFAKTUR Industri manufaktur didefinisikan sebagai industri yang membuat produk dari bahan mentah
Lebih terperinci1. Pengertian Logistik Global 2. Pengaturan Logistik 3. Zona Perdagangan Bebas 4. Operasi Maquiladora 5. Tarif Dasar Impor Khusus di A.S 6.
1 1. Pengertian Logistik Global 2. Pengaturan Logistik 3. Zona Perdagangan Bebas 4. Operasi Maquiladora 5. Tarif Dasar Impor Khusus di A.S 6. Retail Global 2 Distribusi dan logistik Global memegang peranan
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI : dari konsep dasar menuju pengadaannya
SISTEM INFORMASI : dari konsep dasar menuju pengadaannya Rosyid Budiman, Sari Iswanti PENDAHULUAN Informasi merupakan salah satu sumber daya utama bagi para manajer. Seperti sumber daya yang lain maka
Lebih terperinciBAB VI MANAJEMEN OPERASI
BAB VI MANAJEMEN OPERASI Menggambarkan begitu pentingnya manajemen produksi dan operasi bagi perusahaan Mengidentifikasi faktor-faktor yang terkait dalam pemilihan lokasi perusahaan Menguraikan tugas utama
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI MANUFAKTUR
SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DEFINISI SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR Manufaktur, dalam arti yang paling luas, adalah proses merubah bahan baku menjadi produk. Proses ini meliputi:perancangan produk, pemilihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak terhadap persaingan bisnis yang semakin tinggi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan bisnis meningkat semakin ketat meskipun berada dalam kondisi perekonomian yang cenderung tidak stabil. Hal tersebut memberikan dampak
Lebih terperinciBAB 13 MANAJEMEN SEDIAAN
BAB 13 MANAJEMEN SEDIAAN 1 Biaya Sediaan Manajemen sediaan merupakan hal yang mendasar dalam membangun keunggulan kompetitif perusahaan dalam jangka panjang. Kualitas, rekayasa produk, harga, kelebihan
Lebih terperinciPengantar Bisnis. Tujuan, Sumber Daya, dan Stakeholders Bisnis MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
MODUL PERKULIAHAN Tujuan, Sumber Daya, dan Stakeholders Bisnis Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi & Bisnis Akuntansi 01 MK84014 Abstract Tujuan dan perkembangan dunia bisnis;
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dan informasi mengakibatkan peningkatan persaingan antar perusahaan dalam industri sejenis. Perusahaan perusahaan yang ada dituntut untuk
Lebih terperinciBAB III KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB III KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kajian Teori Teori yang di gunakan adalah : Line Performance (Operational Excellence) dan Losses 3.1.1 OPERATIONAL EXCELLENCE Operational excellence (OE)
Lebih terperinciAplikasi Manajemen Operasi Dalam Lingkungan Kerja
Aplikasi Manajemen Operasi Dalam Lingkungan Kerja Ibrahim Al-Chanif, S.Kom. program studi manajemen angkatan xxii.a program pascasarjana universitas islam batik surakarta 2016 manajemen operasi pada industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan teknologi dan persaingan bisnis yang semakin ketat maka para produsen berlomba-lomba untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi. Munculnya
Lebih terperinciManajemen Persediaan (Inventory Management)
Manajemen Persediaan (Inventory Management) 1 A. PERSEDIAAN (INVENTORY) Persediaan adalah bahan/barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu misalnya untuk proses produksi atau
Lebih terperinciASPEK-ASPEK STUDI KELAYAKAN BISNIS
Kuliah 3 ASPEK-ASPEK STUDI KELAYAKAN BISNIS DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM - IPB Menurut Husnan, Suad ASPEK PASAR ASPEK TEKNIS ASPEK MANAJEMEN ASPEK HUKUM KEUANGAN (FINANSIAL) EKONOMI, SOSIAL, DAN LINGKUNGAN
Lebih terperinciKONSEP DASAR SISTEM INFORMASI DALAM BISNIS
KONSEP KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI DALAM BISNIS Teknologi informasi, termasuk sistem informasi berbasis internet, memainkan peranan penting dalam bisnis. Teknologi informasi dapat membantu segala jenis
Lebih terperinciPengantar Sistem Produksi Lanjut. BY Mohammad Okki Hardian Reedit Nurjannah
Pengantar Sistem Produksi Lanjut BY Mohammad Okki Hardian Reedit Nurjannah Definisi Sistem Sekelompok entitas atau komponen yang terintegrasi dan berinteraksi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu
Lebih terperinciBAB II. organisasi mulai dari perencanaan sistim operasi, perancangan sistim operasi hingga
BAB II A. Manajemen Operasi Manajemen Operasi membahas bagaimana membangun dan mengelola operasi suatu organisasi mulai dari perencanaan sistim operasi, perancangan sistim operasi hingga pengendalian sistim
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN PRODUK BARU DALAM PERSPEKTIF SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
BAB 3 PERANCANGAN PRODUK BARU DALAM PERSPEKTIF SUPPLY CHAIN MANAGEMENT 3.1 Pendahuluan Dalam perspektif supply chain, perancangan produk baru adalah salah satu fungsi vital yang sejajar dengan fungsi-fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bisnis eceran ( Retail Businesses ) atau yang juga populer dengan sebutan
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang Bisnis eceran ( Retail Businesses ) atau yang juga populer dengan sebutan Peoples Businesses merupakan salah satu cabang kegiatan perdagangan jasa yang berkembang
Lebih terperinciPERANCANGAN PRODUK. Chapter 3. Gasal 2014
PERANCANGAN PRODUK Chapter 3 Gasal 2014 Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id Blog : http://debrina.lecture.ub.ac.id/ 29/09/2014 Perancangan Produk -
Lebih terperinciContoh dari ukuran waktu tertentu diidentifikasi termasuk siklus pengembangan produk, untuk pengiriman siklus, dan layanan siklus.
Sebagai kompetisi mengintensifkan, perusahaan harus menjadi lebih responsif terhadap pelanggan. strategi yang paling efektif untuk meningkatkan responsivitas adalah untuk menghilangkan. non kontribusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Resesi yang terjadi di benua Amerika dan Eropa pada tahun 2012
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Resesi yang terjadi di benua Amerika dan Eropa pada tahun 2012 menyebabkan tekanan besar pada harga komoditas dagang dan permintaan sumber daya alam. Dampak tekanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industri. Kenapa sektor industri dituntut untuk selalu berkembang? Hal ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi saat ini, perkembangan dunia usaha semakin pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Dimana perusahaan tidak hanya menghadapi persaingan lokal
Lebih terperinciSIKLUS PRODUKSI. N. Tri Suswanto Saptadi. 6/1/2016 nts/sia 1. Aktivitas Siklus Produksi
SIKLUS PRODUKSI N. Tri Suswanto Saptadi 6/1/2016 nts/sia 1 Aktivitas Siklus Produksi Siklus Produksi adalah rangkaian aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan data terkait yang terus terjadi yang berkaitan
Lebih terperinciAkuntansi Biaya. Just In Time and Backflushing. Ellis Venissa, MBA. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen
Akuntansi Biaya Modul ke: Just In Time and Backflushing Fakultas Ekonomi dan Bisnis Ellis Venissa, MBA. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Kemampuan yang diharapkan Mampu mendeskripsikan sistem
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Dalam Bab ini dikemukakan teori-teori dan penjelasan-penjelasan yang digunakan untuk pengolahan data dan proses analisa terhadap permasalahan yang dihadapi. 2.1. PENGERTIAN TQM/ MANAJEMEN
Lebih terperinciSINTESIS FUNGSI-FUNGSI BISNIS
1 SINTESIS FUNGSI-FUNGSI BISNIS PENILAIAN SUATU BISNIS Mengingat nilai suatu proyek ditentukan dengan mengestimasi present value perkiraan arus kasnya di masa mendatang. Sebuah perusahaan yang menilai
Lebih terperinciRESUME BUKU MANAGEMENT INFORMATION SYSTEMS 10/E (O BRIEN/MARAKAS) CHAPTER 14: ENTERPRISE AND GLOBAL MANAGEMENT OF INFORMATION TECHNOLOGY
Tugas : Take Home Ujian Akhir Triwulan Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc RESUME BUKU MANAGEMENT INFORMATION SYSTEMS 10/E (O BRIEN/MARAKAS) CHAPTER 14: ENTERPRISE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persaingan industri manufaktur menuntut produsen lebih produktif dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan industri manufaktur menuntut produsen lebih produktif dan efisien untuk mendapatkan hasil barang atau produk yang bermutu dan lebih murah, di antara perusahaan
Lebih terperinciLIFE-CYCLE COSTING 6.1 PENDAHULUAN
6 LIFE-CYCLE COSTING 6.1 PENDAHULUAN Siklus hidup produk (product life cycle) harus diperhatikan dalam dua aspek yaitu: biaya selama siklus hidup produk (cost life cycle) dan penjualan selama siklus hidup
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. barang dari supplier. Pembelian adalah suatu usaha yang dilakukan untuk
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pembelian Menurut Hatta (2008), pembelian merupakan kegiatan untuk memperoleh barang dari supplier. Pembelian adalah suatu usaha yang dilakukan untuk pengadaan barang yang diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sarana jasa pengiriman. Bisnis jasa pengiriman di dalam negeri beberapa tahun
17 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat ini banyak muncul industri-industri yang menawarkan serta memasarkan sarana jasa pengiriman. Bisnis jasa pengiriman di dalam negeri beberapa tahun terakhir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Arus globalisasi yang melanda dunia membuat perekonomian semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Arus globalisasi yang melanda dunia membuat perekonomian semakin terbuka melewati jarak dan batas antar negara. Dengan terjadinya globalisasi, tidak ada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang semakin tidak menentu, khususnya perbankan yang termasuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini setiap perusahaan dan industri bertahan di dalam perekonomian yang semakin tidak menentu, khususnya perbankan yang termasuk kategori
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. output. Manajemen operasi dapat di terapkan pada perusahan manufaktur maupun jasa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tiga tahapan utama dalam manajemen operasi adalah pengaturan input, proses dan output. Manajemen operasi dapat di terapkan pada perusahan manufaktur maupun jasa.
Lebih terperinciSISTEM PRODUKSI JUST IN TIME (SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU) YULIATI, SE, MM
SISTEM PRODUKSI JUST IN TIME (SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU) YULIATI, SE, MM Konsep Just In Time (JIT) adalah sistem manajemen fabrikasi modern yang dikembangkan oleh perusahaanperusahaan terbaik yang ada
Lebih terperinciTeori Ketergantungan Terhadap Sumber Daya (Resource Dependence Theory)
Teori Ketergantungan Terhadap Sumber Daya (Resource Dependence Theory) Resource Dependence Theory adalah studi tentang bagaimana sumber daya eksternal organisasi mempengaruhi perilaku organisasi. Teori
Lebih terperinciLAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE. Petunjuk: Berilah nilai bobot antara 0-5 dimana:
LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE Petunjuk: Berilah nilai bobot antara - dimana: Tidak berhubungan sama sekali. Sangat sedikit hubungannya. Sedikit hubungannya Cukup berhubungan. Memiliki
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Rekayasa Ulang Proses Bisnis Hammer dan Champy (1995, hal 27-30) mengatakan bahwa Rekayasa Ulang adalah pemikiran ulang secara fundamental dan perancangan ulang secara radikal
Lebih terperinci