DEPARTEMENISASI - BOP
|
|
- Yuliani Cahyadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 DEPARTEMENISASI - BOP Pada perusahaan yang pengolahan produk melalui beberapa tahap dan pengendalilan biaya dihubungkan dengan bagian atau departemen di dalam pabrik, maka pada perusahaan tersebut perlu mengadakan departemenisasi khususnya untuk elemen biaya overhead pabrik. Departemenisasi biaya overhead pabrik semakin penting pada pabrik yang mengolah produk atau pesanan yang tidak selalu melalui proses yang sama atau produk yang dihasilkan perusahaan memungkinkan untuk dijual sebelum diolah melalui semua tahapan pengolahan. Misalnya pada pabrik tekstil yang dapat menjual benang dan kain mori yang belum disempurnakan (mori gray). Departemenisasi biaya overhead pabrik adalah pembagian pabrik ke dalam bagianbagian yang disebut departemen atau pusat biaya (cost center) dimana biaya overhead pabrik akan dibebankan. Departemen di dalam pabrik dapat dikelompokkan menjadi dua departemen yaitu: 1. Departemen Produksi (Producing Department) Departemen produksi adalah bagian di dalam pabrik yang melakukan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai atau pengolahan dari suatu bagian produk selesai, yang dihasilkan baik dengan tangan (manual) maupun dengan mesin. 2. Departemen Jasa atau Departemen Pembantu (Services Department) Departemen pembantu adalah bagian di dalam pabrik yang tidak melakukan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai atau pengolahan dari suatu bagian produk selesai, akan tetapi bagian tersebut menghasilkan jasa yang dinikmati oleh bagian lain, baik departemen produksi maupun depertemen pembantu yang lain. Untuk tujuan pembebanan biaya overhead pabrik pada produk, tarip biaya overhead pabrik akan dihitung untuk setiap departemen produksi, sehingga produk akan dibebani dengan biaya overhead pabrik sesuai dengan departemen produksi yang dilaluinya, dan selisih biaya overhead pabrik akan dianalisa untuk setiap departemen produksi.
2 2 A. Tujuan Departemenisasi Biaya Overhead Pabrik Tujuan utama departemenisasi biaya overhead pabarik adalah sebagai berikut: 1. Untuk pembebanan biaya overhead pabrik dengan adil dan teliti. Produk akan dibebani biaya overhead pabrik sesuai dengan depertemen produksi yang dilalui yaitu sebesar tarip biaya overhead pabrik depertemen yang dilalui dikalikan kapasitas pembebanan yang diserap oleh suatu produk pada departemen produksi yang bersangkutan. 2. Untuk pengendalian biaya overhead pabrik yang lebih baik. Departemenisasi diharapkan dapat dipakai sebagai dasar untuk meletakan tanggungjawab atas terjadinya biaya pada departemen tertentu, selisih biaya overhead pabrik yang terjadi akan dianalisa untuk depertemen tertentu. 3. Untuk pembuatan keputusan oleh manajemen Syarat atau kondisi-kondisi yang diperlukan supaya tujuan utama departemenisasi biaya overhead pabrik dapat dicapai adalah sebagai berikut: 1. Ketepatan dalam menentukan jumlah departemen produksi dan depertemen pembantu. Depertemen yang dibentuk terlalu sedikit dapat mengakibatkan pembebanan yang kurang adil dan teliti, dari segi pengendalian menjadi kurang teliti pula. Departemen yang terlalu banyak akan menaikkan jumlah biaya dan waktu yang dikorbankan yang mungkin tidak sesuai dengan manfaatnya. 2. Pembagian departemen hendaknya selaras dengan pembagian struktur organisasi di dalam pabrik. 3. Dapat dipilih dasar distribusi, alokasi, maupun pembebanan yang tepat. 4. Penentuan dasar kapasitas dan besarnya kapasitas dengan tepat yang sesuai dengan variabilitas biaya overhead pabrik. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan di dalam menentukan departemen-departemen di dalam pabrik adalah sebagai berikut: 1. Pembagian tanggungjawab atas pengolahan produk yang dihasilkan di dalam pabrik, serta atas biaya yang terjadi. 2. Sifat operasional dari setiap tahapan pengolahan produk dihubungkan dengan gerakangerakan yang dilalui produk di dalam pabrik. 3. Lokasi dari operasi, proses pengolahan, dan mesin. 4. Jumlah departemen atau pusat biaya yang tepat. 5. Penyesuaian mesin dan proses di setiap departemen atau pusat biaya.
3 3 B. Langkah-langkah Penetuan dan Penggunaan Departmenisasi Tarip BOP 1. Penentuan Tarip BOP Untuk Setiap Departemen Tahap-tahap yang harus dilakukan dalam penentuan tarip BOP untuk setiap departemen produksi adalah sebagai berikut: a. Menyusun anggaran setiap elemen biaya overhead pabarik Pada awal periode disusun anggaran setiap elemen biaya overhead pabrik yang digolongkan ke dalam elemen biaya tetap dan variabel. Contoh 1: penyusunan anggaran biaya overhead pabrik Anggaran BOP Elemen Biaya Biaya Variabel Biaya Tetap Jumlah Biaya Bahan penolong Biaya tng. kerja tidak langsung Penyusutan mesin Reparasi dan pemeliharaan mesin Penyusutan bangunan Reparasi dan pemeliharaan bangunan Bahan bakar Asuransi mesin Jumlah b. Penelitian awal periode Penelitian pabrik awal periode dilakukan setelah disusun anggaran BOP. Penelitian dilakukan sesuai dengan dasar distribusi, dasar alokasi, dan dasar pembebanan terhadap biaya overhead pabrik yang dianggarkan. Contoh 2: seperti pada contoh di atas, memiliki departemen di dalam pabrik meliputi Departemen Produksi I, Departemen Produksi II, Departemen Pembantu A, dan Departemen Pembantu B. Penelitian pabrik pada awal periode tahun 2010 adalah sebagai berikut: Departemen Luas Lantai (m 2 ) Penelitian Pabrik Awal Jumlah Karyawan (orang) Jam Tenaga Listrik Jam Kerja Langsung Jam Mesin Produksi I Produksi II Pembantu A Pembantu B Jumlah
4 4 c. Distribusi elemen biaya overhead pabrik Distribusi biaya overhead pabrik adalah pembagian setiap elemen biaya overhead pabrik ke setiap departemen yang ada di dalam pabrik, sesuai dengan terjadinya suatu biaya yang dinikmati oleh depertemen tertentu di dalam pabrik. Untuk kepentingan distribusi biaya overhead pabrik elemen BOP dikelompokkan menjadi: (1) Biaya overhead pabrik langsung departemen Biaya overhead pabrik langsung departemen adalah elemen biaya overhead pabrik yang terjadinya dapat langsung diikuti jejaknya pada departemen tertentu di dalam pabrik. Jenis biaya ini dapat langsung dikumpulkan untuk setiap departemen di dalam pabrik. (2) Biaya overhead pabrik tidak langsung departemen Biaya overhead pabrik tidak langsung departemen adalah elemen biaya overhead pabrik yang terjadinya tidak dapat langsung diikuti jejaknya pada departemen tertentu di dalam pabrik. Untuk mendistribusikan biaya ini pada setiap departemen diperlukan dasar distribusi yang sesuai dengan manfaat biaya yang bersangkutan. Penelitian pabrik awal periode memberikan informasi untuk distribusi biaya overhead pabrik tidak langsung tersebut. Untuk distribusi biaya overhead pabrik tidak langsung departemen, berikut ini diberikan contoh dasar distribusi dan biaya tidak langsung yang didistribusikan: Dasar distribusi Luas lantai Jumlah karyawan Jam tenaga listrik Nilai investasi aktiva tetap Jam tenaga kuda BOP tidak langsung departemen Biaya penyusutan bangunan Reparasi dan pemeliharaan bangunan Asuransi bangunan Pajak atas bangungan Gaji staf pabrik Jaminan makan dan kesehatan karyawan Listrik PLN Asuransi yang tidak dapat didistribusikan langsung Tenaga (power)
5 5 Contoh 3: seperti pada contoh di atas, distribusi elemen anggaran biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut: Distribusi Anggaran BOP Elemen biaya Variabel / Jumlah Biaya Departemen Produksi Departemen Pembantu Tetap I II B A Biaya Langsung Departemen Bahan penolong V Tenaga kerja tidak langsung V Penyusutan mesin T Reparasi dan pemeliharaan mesin V Bahan bakar V Asuransi mesin T Jumlah biaya langsung departemen Biaya Tidak Langsung Departemen Tenaga kerja tidak langsung T Penyusutan bangunan T Reparasi dan pemeliharaan bangunan V Jumlah biaya tidak langsung departemen Jumlah biaya dianggarkan Jumlah biaya tetap Jumlah biaya variabel
6 6 a. Alokasi BOP departemen pembantu ke departemen produksi Masalah-masalah yang dihadapi dalam mengalokasikan biaya overehaead pabrik departemen pembantu tertentu departemen produksi dan ke departemen pembantu lainnya adalah sebagai berikut: (1) Memilih dasar alokasi BOP departemen pembantu yang adil dan teliti Dasar alokasi BOP yang dipilih haruslah dapat menggambarkan jasa yang dihasilkan oleh departemen pembentu tertentu yang biaya overhead pabriknya akan dialokasikan pada departemen produksi dan departemen pembantu lainnya. Selain itu, dasar alokasi BOP yang dipakai hendaknya praktis. Berikut ini diberikan beberapa contoh pedoman yang sifatnya umum, untuk dasar alokasi BOP departemen pembantu: Departemen Pembantu Pembantu listrik Pembangkit uap (boiler) Pengelolaan bahan (material handling) Reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap Cafeteria (karyawan makan gratis) Air Poliklinik Air Conditioning (AC) Umum pabrik Dasar Alokasi BOP Jam tenaga listrik Ton tenaga uap Pemakaian bahan atau Biaya bahan Jam reparasi dan pemeliharaan, kecuali suku cadang dan supplies dialokasikan secara langsung Jumlah karyawan Liter air dikonsumsi Jumlaj karyawan Luas lantai, Jam pemakaian Jumlah karyawan (2) Memilih metode alokasi BOP departemen pembantu Penggunaan metode alokasi BOP yang berbeda akan mengakibatkan perbedaan tarip BOP departemen produksi, oleh karena itu perlu di pilih salah satu dari beberapa metode alokasi BOP yang dapat digunakan dengan mempertimbangkan faktor-faktor: (a)keadilan dan ketelitian tarip BOP; (b)tarip BOP yang ditentukan dapat dipakai sebagai alat untuk pengendalian biaya; (c) kepraktisan metode alokasi BOP yang digunakan dalam suatu perusahaan. Beberapa metode alokasi BOP departemen pembantu ke departemen produksi dan departemen pembantu lainnya adalah sebagai berikut: 1. Metode alokasi langsung Pada metode alokasi langsung, BOP departemen pembantu tertentu langsung dialokasikan ke departemen produksi tanpa melalui depertemen pembantu lainnya, meskipun departemen pembantu lainnya juga menikmati jasa dari departemen pembantu yang BOPnya dialokasikan.
7 7 Contoh 4: anggaran biaya overhead pabrik departemen pembantu (contoh 3) akan dialokasikan dengan menggunakan metode alokasi langsung. Berdasarkan penelitian pabrik awal tahun 2010, maka ditentukan dasar alokasi untuk Departemen Pembantu A berdasar jumlah karyawan dan Departemen Pembantu B berdasar jam tenaga listrik. Alokasi Anggaran BOP (Metode Alokasi Langsung) Keterangan Jumlah Dpaertemen Produksi Departemen Pembantu biaya I II A B Anggaran BOP sebelum alokasi Alokasi Departemen B (berdasar jam tenaga listrik) (88.000) Alokasi Departemen A (berdasar jumlah karyawan) ( ) - Jumlah alokasi Anggaran BOP setelah alokasi Metode alokasi bertahap tidak bertimbal balik Pada metode bertahap tidak bertimbal balik digunakan ketentuan-ketentuan sebagai berikut: a) BOP departemen pembantu disamping dialokasikan pada departemen produksi, juga dialokasikan pada depertemen pembantu lainnya yang menikmati jasa dari depertemen pembantu yang BOPnya dialokasikan. b) Harus ditentukan urutan atau tahapan alokasi BOP departemen pembantu. Penentuan urutan alokasi dapat dipakai pedoman besarnya jasa suatu departemen pembantu yang dinikmati departemen pembantu lainnya. Pedoman lainnya dapat dipakai perbandingan besarnya BOP departemen pembantu sebelum alokasi dari departemen pembantu lainnya. c) Dalam menyusun table alokasi BOP departemen pembantu, ketentuannya adalah departemen produksi diletakkan sebelah kiri dan departemen pembantu diletakkan sebelah kanan. Departemen pembantu yang dialokasikan pertama diletakkan pada kolom paling kanan demikian seterunya urutan kedua di kirinya.
8 8 Contoh 5: anggaran biaya overhead pabrik departemen pembantu (contoh 3) akan dialokasikan dengan menggunakan metode alokasi bertahap tidak bertimbal balik. Berdasarkan penelitian pabrik awal tahun 2010, maka ditentukan dasar alokasi untuk Departemen Pembantu A berdasar jumlah karyawan dan Departemen Pembantu B berdasar jam tenaga listrik. Alokasi Anggaran BOP (Metode Bertahap, Tidak Bertimbal Balik) Keterangan Jumlah Dpaertemen Produksi Departemen Pembantu biaya I II A B Anggaran BOP sebelum alokasi Alokasi Departemen B (berdasar jam tenaga listrik) (88.000) Alokasi Departemen A (berdasar jumlah karyawan) ( ) - Jumlah alokasi Anggaran BOP setelah alokasi Metode alokasi kontinyu Pada metode alokasi kontinyu, BOP departemen pembantu dialokasikan berurutan dan dilakukan terus menerus secara timbal-balik sampai jumlah BOP departemen pembantu habis atau jumlahnya menjadi relatif kecil. Departemen pembantu yang BOPnya sudah habis dialokasikan akan memperoleh alokasi kembali dari departemen pembantu lainnya. Tahap-tahap alokasi BOP departemen pembantu adalah sebagai berikut: a) Menentukan dasar alokasi dan urutan alokasi BOP departemen pembantu. b) Dilakukan alokasi BOP departemen pembantu putaran ke-satu, sesuai dengan urutan alokasi yang sudah ditentukan dan sifatnya timbal-balik. c) Apabila alokasi putaran ke-satu selesai, maka dilanjutkan putaran ke-dua dengan cara yang sama, dan seterunya pada putaran berikutnya. d) Apabila BOP departemen pembantu sudah habis atau jumlahnya menjadi relatif kecil, maka proses alokasi diberhentikan. Kemudian, sisa BOP langsung dialokasikan ke departemen produksi.
9 9 Contoh 6: anggaran biaya overhead pabrik departemen pembantu (contoh 3) akan dialokasikan dengan menggunakan metode alokasi kontinyu. Berdasarkan penelitian pabrik awal tahun 2010, maka ditentukan dasar alokasi untuk Departemen Pembantu A berdasar jumlah karyawan dan Departemen Pembantu B berdasar jam tenaga listrik. Alokasi Anggaran BOP (Metode Bertahap Kontinyu) Keterangan *) Jumlah Dpaertemen Produksi Departemen Pembantu biaya I II A B Anggaran BOP sebelum alokasi Alokasi Departemen B (berdasar jam tenaga listrik) (88.000) Jumlah Alokasi Departemen A (berdasar jumlah karyawan) ( ) jumlah Alokasi putaran ke-2 Alokasi Departemen B (11.760) (berdasar jam tenaga listrik) Jumlah Alokasi Departemen A (2.352) 236 (berdasar jumlah karyawan) jumlah Alokasi putaran ke-3 Alokasi Departemen B (236) (berdasar jam tenaga listrik) Jumlah 47 0 Alokasi Departemen A (47) 5 (berdasar jumlah karyawan) jumlah 0 5 Alokasi putaran ke-4 (alokasi terakhir) Alokasi Departemen B (5) (berdasar jam tenaga listrik) Jumlah alokasi Anggaran BOP setelah alokasi Keterangan: *) = angka alokasi dibulatkan dalam angka rupiah penuh b. Perhitungan tarip BOP Dari tahap alokasi anggaran BOP departemen pembentu ke departemen produksi akhirnya diketahui besarnya anggaran BOP setiap departemen produksi. Langkah berikutnya adalah mengitung tarip BOP depertemen produksi dengan ketentuan sebagai berikut: (1) Tarip BOP dihitung untuk setiap departemen produksi. (2) Dipilih dasar pembebanan BOP yang paling tepat untuk setiap departemen produksi.
10 10 (3) Tarip BOP dipisahkan ke dalam tarip BOP tetap dan tarip BOP variabel. (4) Bagi departemen produksi, semua biaya yang diterima dari alokasi BOP departemen pembantu diperlakukan sebagai biaya variabel. Dalam penentuan tarip BOP setiap depertemen produksi, perusahaan harus memilih salah satu dari beberapa metode alokasi yang ada. Berikut ini contoh perhitunganan tarip BOP: a) Metode alokasi langsung Contoh 7: (contoh 4) menggunakan perhitungan tarip BOP untuk Departemen I berdasar jam kerja langsung (JKL) dengan kapasitas normal jam setiap tahun, dan Departemen II berdasar jam mesin (JM) dengan kapasitas normal jam setiap tahun. Perhitungan Tarip BOP (Metode Alokasi Langsung) Departemen Keterangan Produksi I Produksi II Anggaran BOP departemen produksi setelah alokasi Anggaran BOP tetap departemen produksi sebelum alokasi Anggaran BOP variabel Departemen Produksi: Sebelum alokasi (lihat contoh 3) Alokasi dari departemen pembantu (semua dianggap BOP variabel) Jumlah anggaran BOP variabel departemen produksi Kapasitas Normal JKL JM Tarip Total (Anggaran BOP departemen Produksi / Kapasitas Normal) 12,2 per JKL 25,6 per JM Tarip Tetap (Anggaran BOP tetap departemen Produksi / Kapasitas Normal) 3,5 per JKL 8,0 per JM Tarip Variabel (Anggaran BOP variabel departemen Produksi / Kapasitas Normal) 8,7 per JKL 17,6 per JM b) Metode alokasi bertahap tidak bertimbal balik Contoh 8: (contoh 5) menggunakan perhitungan tarip BOP untuk Departemen I berdasar jam kerja langsung (JKL) dengan kapasitas normal jam setiap tahun, dan Departemen II berdasar jam mesin (JM) dengan kapasitas normal jam setiap tahun. Perhitungan Tarip BOP (Metode Alokasi bertahap tidak bertimbal balik ) Departemen Keterangan Produksi I Produksi II Anggaran BOP departemen produksi setelah alokasi Anggaran BOP tetap departemen produksi sebelum alokasi Anggaran BOP variabel Departemen Produksi: Sebelum alokasi (lihat contoh 3) Alokasi dari departemen pembantu (semua dianggap BOP variabel) Jumlah anggaran BOP variabel departemen produksi
11 11 Kapasitas Normal JKL JM Tarip Total (Anggaran BOP departemen Produksi / Kapasitas Normal) 12,09 per JKL 25,82 per JM Tarip Tetap (Anggaran BOP tetap departemen Produksi / Kapasitas Normal) 3,50 per JKL 8,0 per JM Tarip Variabel (Anggaran BOP variabel departemen Produksi / Kapasitas Normal) 8,59 per JKL 17,82 per JM c) Metode alokasi kontinyu Contoh 9: (contoh 6) menggunakan perhitungan tarip BOP untuk Departemen I berdasar jam kerja langsung (JKL) dengan kapasitas normal jam setiap tahun, dan Departemen II berdasar jam mesin (JM) dengan kapasitas normal jam setiap tahun. Perhitungan Tarip BOP (Metode Alokasi kontinyu) Departemen Keterangan Produksi I Produksi II Anggaran BOP departemen produksi setelah alokasi Anggaran BOP tetap departemen produksi sebelum alokasi Anggaran BOP variabel Departemen Produksi: Sebelum alokasi (lihat contoh 3) Alokasi dari departemen pembantu (semua dianggap BOP variabel) Jumlah anggaran BOP variabel departemen produksi Kapasitas Normal JKL JM Tarip Total (Anggaran BOP departemen Produksi / Kapasitas Normal) 12,15 per JKL 25,7 per JM Tarip Tetap (Anggaran BOP tetap departemen Produksi / Kapasitas Normal) 3,50 per JKL 8,0 per JM Tarip Variabel (Anggaran BOP variabel departemen Produksi / Kapasitas Normal) 8,65 per JKL 17,7 per JM 2. Pembebanan BOP Pada Produk Pada Setiap Departemen Produksi Dengan diperhitungkannya tarip BOP setiap departemen produksi, maka produk yang diolah akan dibebani BOP sesuai dengan departemen produksi yang dilalui produk tersebut dan besarnya kapasitas sesungguhnya yang dinikmati depertemen produksi yang bersangkutan. 3. Pengumpulan BOP Sesungguhnya Dalam pengumpulan BOP sesungguhnya, dilakukan tahap-tahap yang sama dengan penyusunan anggaran BOP. Tahap-tahapnya adalah sebagai berikut: a. Pengumpulan dan pembuatan bukti transaksi untuk mencatat setiap elemen BOP sesungguhnya ke dalam buku jurnal dan mem-posting ke dalam buku besar dan buku pembantu, dan menggolongkan setiap elem BOP sesungguhnya ke dalam: (1)biaya langsung departemen; (2)biaya tidak langsung departemen. b. Mengadakan penelitian pabrik akhir periode (tahun) untuk kepentingan distribusi biaya tidak langsung departemen dan alokasi BOP sesungguhnya departemen pembantu.
12 12 c. Mendistribusikan elemen BOP langsung dan BOP tidak langsung setiap departemen, baik departemen produksi maupun departemen pembantu. d. Mengalokasikan BOP sesungguhnya setiap departemen pembantu ke depertemen produksi dan departemen pembantu lainnya. Dari tahap-tahap tersebut akan diketahui jumlah BOP sesungguhnya untuk setiap departemen produksi. 4. Perhitungan, Analisa dan Perlakuan Selisih BOP a. Perhitungan selisih biaya overhead pabrik Dari alokasi BOP sesungguhnya diketahui besarnya BOP sesungguhnya setiap departemen produksi. Selisih BOP dihitung dan dianalisa dengan cara membandingkan BOP sesungguhnya dengan BOP dibebankan pada setiap departemen produksi. b. Analisis selisih biaya overhead pabrik Selisih BOP yang timbul, dianalisa ke dalam selisih anggaran dan selisih kapasitas untuk setiap departemen produksi. Selisih anggaran dihitung dari perbedaan BOP variabel sesungguhnya dibandingkan dengan anggaran BOP variabel pada kapasitas sesungguhnya. Selisih kapasitas dihitung dari perbedaan BOP tetap pada kapasitas sesungguhnya dibanding dengan BOP tetap pada kapasitas yang dipakai untuk menghitung tarip (biasanya kapasitas normal). c. Perlakuan selisih biaya overhead pabrik Perlakuan selisih biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut: 1) Selisih BOP yang timbul karena ketidak-tepatan penentuan tarip BOP, dialokasikan ke persediaan produk dalam proses, persediaan produk selesai, dan harga pokok penjualan atas dasar biaya overhead pabrik yang telah dibebankan pada produk. 2) Selisih BOP yang timbul karena faktor efisiensi, maka selisih biaya overhead pabrik dialokasikan langung ke laporan laba-rugi.
BIAYA OVERHEAD PABRIK
Pert 14 BIAYA OVERHEAD PABRIK T E A M T E A C H I N G U N I V E R S I T A S I S L A M M A L A N G 2016 Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung
Lebih terperinciBIAYA OVERHEAD PABRIK TARIP TUNGGAL
1 BIAYA OVERHEAD PABRIK TARIP TUNGGAL A. Pengertian Biaya Overhead Pabrik Pada perusahaan yang menggunakan metode harga pokok pesanan, biaya overhead pabrik (BOP) adalah semua elemen biaya produksi selain
Lebih terperinciMETODE HARGA POKOK PESANAN
1 METODE HARGA POKOK PESANAN Metode Harga Pokok Pesanan (Job Order Cost Method) adalah metode pengumpulan harga pokok produk dimana biaya dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak atau jasa secara
Lebih terperinciBAB II BIAYA OVERHEAD PABRIK Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya. Untuk itu suatu perusahaan menyelenggarakan akuntansi, guna memperoleh
BAB II BIAYA OVERHEAD PABRIK 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya Fungsi manajemen perusahaan meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian. Dalam menjalankan fungsinya
Lebih terperinciBiaya Overhead Pabrik
Dosen: Christian Ramos K COST ACCOUNTING (Akuntansi Biaya) Biaya Overhead Pabrik REFERENSI: Hongren, Charles T., Cost Accounting, Prentice Hall (BOOK) Vanderbeck, Principles of Cost Accounting, Cengage
Lebih terperinciBiaya Overhead Pabrik
Dosen: Christian Ramos K COST ACCOUNTING (Akuntansi Biaya) Biaya Overhead Pabrik REFERENSI: Hongren, Charles T., Cost Accounting, Prentice Hall (BOOK) Vanderbeck, Principles of Cost Accounting, Cengage
Lebih terperinciAnalisa Biaya Pemasaran
Analisa Biaya Pemasaran Kemajuan teknologi dalam berproduksi mengakibatkan jumlah produk dapat dihasilkan secara besar-besaran dan dapat menekan biaya produksi satuan serendah mungkin. Permasalahan yang
Lebih terperinciBAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA
BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA Manajemen dalam menjalankan tugasnya harus mempunyai keahlian serta kemampuan untuk memanfaatkan setiap faktor produksi yang ada. Salah satu
Lebih terperinciBIAYA OVERHEAD PABRIK
BIAYA OVERHEAD PABRIK Biaya overhead pabrik pada umumnya dikategorikan sebagai biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Apabila suatu perusahaan juga memiliki departemen-departemen
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan
Lebih terperinciANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK. Muniya Alteza
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK Muniya Alteza Pada bagian ini akan dibicarakan biaya-biaya sbb: 1. Biaya-biaya pabrik (disebut pula biaya overhead pabrik) 2. Biaya-biaya distribusi (disebut pula biaya penjualan)
Lebih terperinciAKUNTANSI BIAYA OVERHEAD PABRIK. Akuntansi Biaya TIP FTP UB Mas ud Effendi
AKUNTANSI BIAYA OVERHEAD PABRIK Akuntansi Biaya TIP FTP UB Mas ud Effendi Bahasan Definisi Biaya Overhead Pabrik Pembagian Biaya Overhead Pabrik Tarif Biaya Overhead Pabrik Langkah-langkah Penentuan Biaya
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya 2.2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi sebagai salah satu ilmu terapan mempunyai dua tipe, yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Salah satu yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.
Lebih terperinciBAB 13 BIAYA OVERHEAD PABRIK: Departementalisasi
BAB 13 BIAYA OVERHEAD PABRIK: Departementalisasi Departementalisasi Departementalisasi dari overhead pabrik berarti membagi parik ke dalam segmen-segmen yang disebut departemen, kemana biaya overhead tersebut
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
5 BAB II LANDASAN TEORI A. Akuntansi Biaya dan Pengertian Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya dan Pengklasifikasian Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi baik organisasi bisnis, non bisnis, manufaktur, dagang dan jasa. Dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Peneliti Terdahulu Hasil penelitian Rahayu (2015) tentang Analisis Pembebanan Biaya Overhead Pabrik terhadap Harga Jual Produk pada UKM di Wilayah Sukabumi yaitu perusahaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dengan akuntansi secara umum sebagai berikut : organisasi kepada para pengguna yang berkepentingan.
BAB II LANDASAN TEORI A. Akuntansi Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Sebelum mengurai lebih jauh tentang biaya overhead pabrik dan harga pokok penjualan, penulis ingin menjelaskan pengertian akuntansi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsur dari harga pokok dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORI
BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Pengertian dan Penggolongan Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi bisnis, non-bisnis, manufaktur, eceran dan jasa. Umumnya, berbagai macam
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntani Biaya 1. Pengertian biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses produksi dalam satu perusahaan manufaktur. Terdapat
Lebih terperinciBAB VI METODE HARGA POKOK PROSES
BAB VI METODE HARGA POKOK PROSES Pengumpulan biaya produksi tergantung karakteristik perusahaan dalam melakukan proses produksi : Perusahaan yang berproduksi atas dasar pesanan : pengumpulan biaya produksi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang
Lebih terperinciPERANAN ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK SEBAGAI SALAH SATU ALAT PENGENDALIAN BIAYA
PERANAN ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK SEBAGAI SALAH SATU ALAT PENGENDALIAN BIAYA Amin Setio Lestiningsih Universitas BSI Bandung Jl. Sekolah Internasional No 1 6, Terusan Jalan Jakarta Antapani
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam
Lebih terperinciBAB II HARGA POKOK PRODUKSI
BAB II HARGA POKOK PRODUKSI Bab ini berisi teori yang akan digunakan sebagai dasar melakukan analisis data. Mencakup pengertian dan penggolongan biaya serta teori yang berkaitan dengan penentuan harga
Lebih terperinciBAB II HARGA POKOK PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL MENENGAH
BAB II HARGA POKOK PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL MENENGAH 3.1 Biaya 3.1.1 Pengertian Biaya Biaya memiliki dua pengertian baik pengertian secara luas dan pengertian secara sempit. Dalam arti luas, biaya adalah
Lebih terperinciAKUNTANSI BIAYA OVERHEAD PABRIK Anggaran,Aktual Dan Pembebanan
Modul ke: 12Fakultas Elok Ekonomi & Bisnis AKUNTANSI BIAYA OVERHEAD PABRIK Anggaran,Aktual Dan Pembebanan Kurniawati, SE, M.Ak Program Studi Manajemen MENURUT SIFATNYA Biaya bahan penolong Biaya reparasi
Lebih terperinciHARGA POKOK PROSES. Kasus:
1 Kasus: HARGA POKOK PROSES A. Informasi Umum Perusahaan Sejak tanggal 1 Januari 2013, Tuan Akbar mendirikan sebuah perusahaan genting Mutiara Indah yang berlokasi di Magelang, Sendangadi, Mlati, Sleman.
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN
7 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Biaya Biaya merupakan salah satu komponen yang sangat penting karena biaya sangat berpengaruh dalam mendukung kemajuan suatu perusahaan dalam melaksanakan aktifitas
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN. Dalam menjalankan fungsinya, manajemen membutuhkan informasi untuk
5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Dalam menjalankan fungsinya, manajemen membutuhkan informasi untuk membuat perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Untuk itu manajemen
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. biaya bukan merupakan tersendiri yang terpisah dari dua tipe tersebut, namun
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntnasi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntnasi Biaya Menurut Mulyadi (2005 : 1), akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua (2) tipe, akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.
Lebih terperinciBAB VIII AKUNTANSI BIAYA OVERHEAD PABRIK
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AKUNTANSI BAB VIII AKUNTANSI BIAYA OVERHEAD PABRIK Drs. Heri Yanto, MBA, PhD Niswah Baroroh, SE, M.Si Kuat Waluyojati, SE, M.Si KEMENTERIAN
Lebih terperinciBAB VIII ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK
BAB VIII ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK Pada bagian ini akan dibicarakan biaya-biaya lain yakni: biaya-biaya pabrik (sering pula disebut biaya overhead pabrik). Dalam mengadakan perencanaan dan pengawasan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi suatu perusahaan. Akuntansi biaya mengukur
Lebih terperinciBAB 6 ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK
Penganggaran Perusahaan 95 BAB 6 ANGGARAN BIAYA OERHEAD PABRIK A. Penggolongan Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead pabrik dapat digolongkan menjadi 3 yaitu: 1. Penggolongan biaya overhead menurut sifatnya.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas
9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Manajemen Keberadaan akuntansi manajemen sangat penting di dalam suatu organisasi untuk membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas akuntansi
Lebih terperinciDEPARTEMENTALISASI BIAYA OVERHEAD PABRIK
DEPARTEMENTALISASI BIAYA OVERHEAD PABRIK Langkah-langkah penentuan tariff biaya overhead pabrik per departemen 1. penyusunan anggaran biaya overhead pabrik per departemen 2. alokasi biaya overhead pabrik
Lebih terperinciHARGA POKOK PESANAN. Kasus:
1 Kasus: HARGA POKOK PESANAN A. Informasi Umum Perusahaan Sejak tanggal 1 Januari 2013, Tuan Fadhil mendirikan sebuah perusahaan mebel JUJUR yang berlokasi di Dusun Ketulan RT04/RW02, Candibinangun, Pakem,
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu,
Lebih terperinciBab 1. Konsep Biaya dan Sistem Informasi Akuntansi Biaya Hubungan Akuntansi Biaya dengan Akuntansi Keuangan
Bab 1 Konsep Biaya dan Sistem Informasi Akuntansi Biaya 1.1 Pengertian Akuntansi biaya adalah suatu bidang akuntansi yang mempelajari bagaimana mencatat, megukur dan melaporkan tentang informasi biaya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Unsur - Unsur Biaya Produksi 1. Pengertian Biaya Produksi Sebelum membahas mengenai biaya produksi, terlebih dahulu dijelaskan pengertian dari biaya itu sendiri.
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Pengertian Akuntansi Biaya Carter & Usry (2006;11)
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar bisa dibagi dua tipe yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Harga Jual Menurut Mulyadi (1993), Pada prinsipnya harga jual harus dapat menutupi biaya penuh ditambah dengan laba wajar. Harga jual sama dengan biaya produksi ditambah Mark-up.
Lebih terperinciPenelitian ini dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara VIII di Jln. Sindang
Penelitian ini dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara VIII di Jln. Sindang Sirna No.4 Bandung 40135 dan kerja praktik ini dilaksanakan pada bulan Juni- Juli tahun 2006. BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Akuntansi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsure dari harga dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu perlu
Lebih terperinciANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT. DANAPERSADARAYA MOTOR INDUSTRY
ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT. DANAPERSADARAYA MOTOR INDUSTRY Nama : Desty Natalia NPM : 21210859 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Haryono, SE., MMSI Latar Belakang Masalah Biaya Overhead
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik
6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Harga Pokok Produksi Menurut Mulyadi (2007:18) yang dimaksud dengan harga pokok produksi adalah harga pokok produksi memperhitungkan semua unsur biaya yang terdiri dari biaya
Lebih terperinciMODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA DAN PRAK
MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA DAN PRAK Versi 3.0 Tahun Penyusunan 2011 Tim Penyusun 1. Hantoro Arief Gisijanto 2. Radi Sahara 3. C. Widi Pratiwi 4. Novi Indah Purwaningsih 5. Syahreza Marasutan Pohan
Lebih terperinciHARGA POKOK PRODUKSI
HARGA POKOK PRODUKSI Suatu perusahaan perlu menetukan harga pokok bagi produksi yang dihasilkan, karena harga pokok itu merupakan salah satu faktor yang ikut mempengaruhi penentuan harga jual dasar penentuan
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN. Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.2 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi, serta membuat baik keputusan
Lebih terperinciPenganggaran Perusahaan 53 ANGGARAN PRODUKSI
Penganggaran Perusahaan 53 bab 3 ANGGARAN PRODUKSI A. Pengertian Anggaran Produksi Pengertian menurut R A Supriyono (2000) anggaran produksi adalah anggaran yang dinyatakandidalam satuan fisik produk yang
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: a. Perhitungan harga pokok produksi pada UKM Konveksi Pak Kirwono masih
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama hal nya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya sangat berperan penting dalam kegiatan perusahaan. Salah satu peranan akuntansi biaya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Ada beberapa pengertian biaya yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya: Daljono (2011: 13) mendefinisikan Biaya adalah suatu pengorbanan sumber
Lebih terperincicommit to user 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Klasifikasi Kos (Cost) dan Biaya (Expense) 1. Kos (Cost) a. Pengertian Kos
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Klasifikasi Kos (Cost) dan Biaya (Expense) 1. Kos (Cost) a. Pengertian Kos Mulyadi (2003: 4) menjelaskan bahwa kos (cost) adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan
Lebih terperinciPENENTUAN BIAYA PROSES: AKUNTANSI KERUGIAN PRODUKSI
Pert 9-10 PENENTUAN BIAYA PROSES: AKUNTANSI KERUGIAN PRODUKSI Team Teaching Universitas Islam Malang 2015 AKUNTANSI SISA BAHAN Sisa bahan (scrap material) meliputi bahan yang tersisa dari proses produksi
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi
BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN 2.1 Harga Pokok Produksi 1. Pengertian Harga Pokok Produksi Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan
Lebih terperinciBAB I HARGA POKOK PRODUKSI
BAB I HARGA POKOK PRODUKSI A. Definisi Harga Pokok Produksi Harga Pokok Produksi adalah penjumlahan seluruh pengorbanan sumber ekonomi yang digunakan dalam pengolahan bahan baku menjadi produk. Suatu perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen (2011:47) Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Akuntansi Biaya 2.1.1. Pengertian Akuntasi Biaya Secara garis besar Akuntasi berarti pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian dari transaksi-transaksi
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan dalam menentukan harga pokok adalah biaya. Biaya mengandung dua pengertian, yaitu dalam beban
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi berkaitan dengan hal pengukuran, pencatatan dan pelaporan informasi keuangan kepada pihak-pihak
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Akuntansi Biaya. Menurut Mulyadi (2009:7) mendefinisikan akuntansi biaya sebagai. berikut:
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatam perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian akuntansi yang mencatat berbagai macam biaya, mengelompokkan, mengalokasikannya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dominan dibanding ternak perah lainnya. Menurut Kanisius (2008) dari berbagai
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sapi Perah Secara umum, sapi perah merupakan penghasil susu yang sangat dominan dibanding ternak perah lainnya. Menurut Kanisius (2008) dari berbagai bangsa sapi perah yang terdapat
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk
Lebih terperinciCOST ACCOUNTING MATERI-12 SISTEM BIAYA TAKSIRAN
Novera KM COST ACCOUNTING MATERI-12 SISTEM BIAYA TAKSIRAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA SISTEM BIAYA TAKSIRAN Adalah sistem akuntansi biaya produksi yang menggunakan suatu bentuk biaya-biaya yang ditentukan
Lebih terperinciPertemuan 9 Penyusunan Anggaran BOP (Biaya Overhead Pabrik)
Pertemuan 9 Penyusunan Anggaran BOP (Biaya Overhead Pabrik) Sumber : Kartika Sari, Dasuki, dan sumber relevan lainnya Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead pabrik (BOP) adalah: biaya-biaya dalam pabrik
Lebih terperinciBAB II PENGUKURAN BIAYA PEMBEBANAN PRODUK JASA. masa datang bagi organisasi (Hansen dan Mowen, 2006:40).
BAB II PENGUKURAN BIAYA PEMBEBANAN PRODUK JASA II.1. Pengertian Biaya Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi keuangan yang membahas mengenai penentuan harga pokok produk. Akuntansi biaya secara khusus berkaitan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di berbagai bidang seperti ekonomi, politik, teknologi, industri, kesehatan, dan bidang lainnya
Lebih terperinciBiaya Produksi : Semua biaya yang timbul dalam hubungannya dengan kegiatan untuk mengolah barang dan jasa menjadi produk selesai.
AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR Perusahaan Manufaktur : Perusahaan yang kegiatan utamanya adalah memperoleh barang dan jasa untuk diolah menjadi produk selesai dan menjual produk selesai yang dihasilkan
Lebih terperinciJurusan Akuntansi Unika Soegijapranata
Jurusan Akuntansi Unika Soegijapranata PENGERTIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK Biaya overhead pabrik adalah biaya bahan, tenaga kerja, dan fasilitas produksi lainnya, selain biaya bahan baku dan biaya tenaga
Lebih terperincilangsung Biaya Tenaga kerja
SIKLUS PEMBUATAN PRODUK SIKLUS AKUNTANSI BIAYA Pembelian dan Penyimpanan Penentuan harga Pokok bahan baku Yang dibeli Pengolahan Menjadi Produk jadi langsung Biaya Tenaga kerja Penentuan Harga pokok Yang
Lebih terperinciAKUNTANSI BIAYA PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN PESANAN JOB ORDER COSTING (BAB 5) VENY, SE.MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI
Modul ke: AKUNTANSI BIAYA PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN PESANAN JOB ORDER COSTING (BAB 5) Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Bagian Isi Modul Modul berisi materi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dari definisi biaya tersebut mengandung empat unsur penting biaya yaitu: 1. Pengorbanan sumber-sumber ekonomi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Pengertian biaya menurut Supriyono (1999:252) adalah pengorbanan sumbersumber ekonomi yang sudah terjadi atau akan terjadi yang dinyatakan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Perhitungan Biaya Produksi PT. Sorin Maharasa adalah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam industri berbahan baku daging. Perusahaan tersebut menghasilkan
Lebih terperinciANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PERUSAHAAN ROTI UD. SHANIA BAKERY
ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PERUSAHAAN ROTI UD. SHANIA BAKERY Nama : Ayu Purnamasari NPM : 29210613 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Susanti Usman, SE., MMSI Latar Belakang Masalah Biaya
Lebih terperinciPert 4. Team Teaching
Pert 4 Team Teaching Universitas Islam Malang 2016 Tujuan sistem akumulasi biaya adalah menghasilkan informasi biaya total dan per unit produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Biaya total adalah jumlah
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Umum Akuntansi Biaya Akuntansi dalam suatu organisasi atau perusahaan dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu akuntansi keuangan (financial accounting) dan akuntansi manajemen
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Setiap perusahaan yang berorientasi pada peningkatan pendapatan akan selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan
Lebih terperinciGaji merupakan pembayaran kepada tenaga kerja/karyawan yg didasarkan pada rentang waktu seperti gaji mingguan, bulanan dan lain sebagainya.
Biaya Tenaga kerja didefinisikan sebagai pembayaran-pembayaran kepada pada pekerja yang didasarkan pada jam kerja atau dasar unit yang diproduksi. Istilah yang digunakan utk biaya tenaga kerja ini adalah
Lebih terperinciPENGANTAR AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN)
PENGANTAR AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN) Karakteristik Perusahaan Manufaktur Dalam perusahaan manufaktur ada tiga kegiatan atau fungsi utama yaitu kegiatan produksi,
Lebih terperinciOPENING ABC FOR E LEARNING SELASA 08 DES 2015 AZFA MUTIARA AHMAD PABULO, SE, MEK FOR APKB
OPENING ABC FOR E LEARNING SELASA 08 DES 2015 AZFA MUTIARA AHMAD PABULO, SE, MEK FOR APKB Sumber daya adl : unsur yang dibebankan atau yang digunakan dalam pelaksanaan suatu aktivitas. Misalnya : gaji
Lebih terperinciBAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perhitungan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Metode Tradisional Pada PT. XYZ Perhitungan harga pokok produksi dalam perusahaan, khususnya perusahaan manufaktur masalah
Lebih terperinciPenganggaran Perusahaan
Modul ke: Penganggaran Perusahaan Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Dr. Aries Susanty, ST. MT Program Studi Penyusunan Anggaran Biaya Overhead Pabrik Abstract Memberikan pemahaman tentang lingkup kegiatan dalam
Lebih terperinciVII. SIKLUS AKUNTANSI USAHA MANUFAKTUR
VII. SIKLUS AKUNTANSI USAHA MANUFAKTUR Ada tiga kegiatan utama dalam usaha manufaktur yaitu produksi, penjualan dan administrasi/umum. Lebih kompleks dibandingkan perusahaan jasa dan dagang sehingga perlu
Lebih terperinciDefinisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri
Lebih terperinciMETODE HARGA POKOK PESANAN
METODE HARGA POKOK PESANAN A. TUJUAN 1. Mengetahui karakteristik perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan 2. Melakukan akumulasi biaya berdasarkan pesanan 3. Membuat ayat jurnal akuntansi biaya
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. IV. 1. Evaluasi Terhadap Klasifikasi Biaya Produksi. biaya bahan baku langsung oleh perusahaan.
BAB IV PEMBAHASAN IV. 1. Evaluasi Terhadap Klasifikasi Biaya Produksi Pada PT Grahacitra Adhitama ditemukan pengklasifikasian dan perhitungan biaya produksi yang kurang tepat, yaitu : 1. Ada beberapa unsur
Lebih terperinciSISTEM BIAYA TAKSIRAN A. PENGERTIAN DAN TUJUAN SISTEM BIAYA TAKSIRAN Pengertian Sistem Biaya Taksiran Sistem biaya taksiran adalah salah satu harga
SISTEM BIAYA TAKSIRAN A. PENGERTIAN DAN TUJUAN SISTEM BIAYA TAKSIRAN Pengertian Sistem Biaya Taksiran Sistem biaya taksiran adalah salah satu harga pokok yang ditentukan di muka untuk mengolah produk atau
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau lebih popular dengan singkatan UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan pekerjaan.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
35 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Komposisi Biaya Perhitungan harga pokok produksi pada suatu perusahaan tidak hanya untuk menentukan harga jual serta besarnya pendapatan saja tetapi juga untuk
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Menurut Carter dan Usry (2009:58) menjelaskan bahwa biaya produksi
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian, dan unsur biaya produksi. 1. Pengertian biaya produksi Menurut Carter dan Usry (2009:58) menjelaskan bahwa biaya produksi adalah sebagai jumlah dari tiga elemen biaya
Lebih terperinci