PAPARAN HASIL Studi Prakarsa Anti Korupsi SPAK-BUMN 2011
|
|
- Yohanes Kartawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PAPARAN HASIL Studi Prakarsa Anti Korupsi SPAK-BUMN 2011 Jakarta, 1 November 2011 Direktorat Penelitian dan Pengembangan Komisi Pemberantasan Korupsi
2 AGENDA LATAR BELAKANG INDIKATOR SPAK-BUMN 2011 PELAKSANAAN SPAK-BUMN 2011 HASIL PENILAIAN SPAK-BUMN 2011 SIMPULAN DAN SARAN RENCANA TINDAK LANJUT 2
3 LATAR BELAKANG Dengan diratifikasinya United Nations Conventions Against Corruption (UNCAC) melalui UU No. 7/2006, Indonesia wajib melakukan tindakan: Memperkuat sistem untuk peningkatan transparansi & mencegah konflik kepentingan/coi. (Pasal 7 ayat 4) Peningkatan integritas dan tanggung jawab pejabat publik melalui aturan perilaku/kode etik. (Pasal 8) Membangun sistem pengadaan dan manajemen keuangan publik. (Pasal 9) Membangun sistem keterbukaan informasi publik. (Pasal ) Mengambil tindakan pencegahan korupsi yang melibatkan sektor swasta, meningkatkan standar akuntansi dan audit di sektor swasta dan, jika dipandang perlu, memberikan sanksi perdata, administratif atau pidana yang efektif, proporsional dan bersifat larangan bagi yang tidak mematuhi tindakan-tindakan tersebut. (Pasal 12) 3
4 LATAR BELAKANG Tujuan SPAK adalah mengukur efektivitas prakarsa antikorupsi di sektor bisnis. SPAK merupakan pengembangan PIAK yang diaplikasikan pada Instansi Pemerintah di Indonesia sejak tahun
5 INDIKATOR SPAK-BUMN 2011 Indikator disusun berdasarkan instrumen yang penting dalam upaya pencegahan korupsi di suatu instansi/lembaga Pakar dilibatkan dalam mereview indikator dan melakukan pembobotan indikator melalui focus group discussion (FGD) Skor SPAK adalah 0-, semakin tinggi nilai berarti semakin besar upaya pencegahan korupsi yang dilakukan oleh instansi/lembaga bersangkutan 5
6 INDIKATOR SPAK-BUMN 2011 No 1 Indikator Bobot Komitmen Integritas Manajemen Puncak (Tone of The Top) Subindikator a b c 2 Pedoman Etika dan Perilaku (Code of Ethic and Code of Conduct) a b c 3 Penanganan Situasi Konflik (Conflict of Interest/CoI) Kepentingan a b c 4 Pengelolaan Sistem Blowing System) Pengaduan (Whistle a b c 5 Pengelolaan Transparansi Harta Kekayaan (Wealth Disclosure) a b c 6 Pengelolaan Penerimaan Hadiah (Managing Gift) dan Pemberian 0.3 a b 7 8 Penegakan Aturan (Rules Enforcement) Prakarsa lain-lain/inovasi c a a Ketersediaan Korupsi Kebijakan Pimpinan Terkait Anti Peran Pimpinan dalam Penerapan Kebijakan Anti Korupsi Pengawasan dan Evaluasi Ketersediaan dan Kelengkapan Pedoman Etika dan Perilaku Penerapan Pedoman Etika dan Perilaku Evaluasi Ketersediaan dan Kelengkapan Aturan tentang Konflik Kepentingan Penerapan Aturan tentang Konflik Kepentingan Evaluasi Ketersediaan dan Kelengkapan Aturan tentang Sistem Pengaduan Penerapan Aturan tentang Sistem Pengaduan Evaluasi Ketersediaan dan Kelengkapan Aturan tentang Pengelolaan Transparansi Harta Kekayaan Penerapan Aturan tentang Pengelolaan Transparansi Harta Kekayaan Evaluasi Ketersediaan dan Kelengkapan Aturan tentang Pengelolaan Penerimaan dan Pemberiaan Hadiah Penerapan Aturan tentang Pengelolaan Penerimaan dan Pemberiaan Hadiah Evaluasi Penegakan Aturan Prakarsa lain-lain/inovasi 6
7 PENILAIAN SPAK-BUMN 2011 Pengisian kuesioner kuantitatif dan laporan kualitatif oleh BUMN Kuesioner Kuantitatif: Penilaian sendiri (self assessment) oleh peserta (BUMN) dengan cara mengisi kuesioner kuantitatif SPAK. Setiap isian kuesioner harus disertai dengan bukti pendukung (mencakup indikator No.1-7) Laporan Kualitatif: Uraian tentang pencegahan korupsi yang telah dilakukan oleh BUMN, di luar hal-hal yang ditanyakan dalam kuesioner (mencakup indikator No. 8) 7
8 PENILAIAN SPAK-BUMN 2011 Berdasarkan isian kuesioner kuantitatif dan laporan kualitatif, KPK melakukan: Verifikasi bukti pendukung dan verifikasi lapangan Penilaian (scoring): gabungan penilaian kuantitatif dan kualitatif Pemberian saran perbaikan 8
9 PELAKSANAAN SPAK-BUMN 2001 JAN-FEB Penetapan Indikator Utama FEB-MAR Penyusunan & Penyebaran Kuesioner APR-JUL SelfAssessment oleh BUMN AGT-SEPT Penilaian oleh Tim Ahli KPK OKT-NOV Laporan Akhir dan Diseminasi 9
10 PESERTA SPAK-BUMN 2011 SPAK 2011 merupakan pilot study, dengan peserta sebagai berikut: No BUMN PT PERTAMINA (Persero) PT JAMSOSTEK (Persero) PT JASA MARGA Tbk (Persero) PT ANGKASA PURA II (Persero) Sektor Energi Keuangan Konstruksi Transportasi
11 SKOR TOTAL SPAK-BUMN 2011 Skor Indikator Peringkat Instansi PT PERTAMINA PT JAMSOSTEK PT JASA MARGA Tbk PT ANGKASA PURA II Skor Total Indikator Utama Indikator Inovasi (0.942) (0.058) Skor Indikator Utama > Skor Indikator Inovasi: (PT Pertamina) Menunjukkan bahwa PT Pertamina telah melakukan upaya yang cukup optimal dalam kegiatan antikorupsi Skor Indikator Utama < Skor Indikator Inovasi: ( PT Jamsostek, PT Jasa Marga, Tbk. & PT Angkasa Pura II) Menunjukkan bahwa PT Jamsostek, PT Jasa Marga, & PT Angkasa Pura II, telah melakukan upaya antikorupsi yang cukup baik namun tetap diperlukan peningkatan yang lebih optimal 11
12 SKOR INDIKATOR KETELADANAN PIMPINAN SPAK-BUMN 2011 Peringkat Instansi Nilai Total PT PT PT PT JASA MARGA Tbk PERTAMINA JAMSOSTEK ANGKASA PURA II Keteladanan Pimpinan (0,186) Subindikator Ketersediaan Pengawasan & Peran Pimpinan Aturan Evaluasi (0,48) (0,26) (0,26) Skor Indikator Keteladan Pimpinan untuk semua peserta cukup tinggi di atas 9. Hal ini menunjukkan komitmen pimpinan perusahaan dalam pencegahan korupsi/fraud cukup tinggi, melalui penyediaan aturan/kebijakan anti korupsi, aktif berperan serta dalam penyiapan kelembagaan, sosialisasi serta pengawasan dan evaluasi baik terhadap kebijakan maupun pelaksanaannya. Peluang peningkatan untuk subindikator Peran Pimpinan di AP II adalah peningkatan komunikasi kebijakan antikorupsi melalui berbagai media dan memperluas cakupan komunikasi sampai ke cabang, anak perusahaan, dan perusahaan patungan. 12
13 SKOR INDIKATOR PEDOMAN ETIKA & PERILAKU SPAK-BUMN 2011 Peringkat Instansi Nilai Total PT PT PT PT PERTAMINA JASA MARGA Tbk JAMSOSTEK ANGKASA PURA II Pedoman Etika dan Perilaku (0,139) Subindikator Ketersediaan Penerapan Aturan Aturan (0,39) (0,42) Evaluasi Aturan (0,19) 0 Untuk Indikator Pedoman Etika dan Perilaku, ada peluang perbaikan untuk beberapa subindikator: Penerapan Aturan (PT Jamsostek & PT AP II): perbaikan dapat dilakukan dengan penetapan mekanisme penerapan pedoman yaitu: indetifikasi potensi resiko pelanggaran, pengendalian resiko serta penanganan pelanggaran terhadap pedoman etika dan perilaku. Internalisasi pedoman & etika perilaku terhadap seluruh pegawai perusahaan melalui program sosialisasi yang terjadwal. Evaluasi (PT AP II): perbaikan dapat dilakukan dengan menetapkan kebijakan evaluasi terhadap aturan dan pelaksanaan pedoman etika dan perilaku serta mengimplementasikannya. 13
14 Contoh Pedoman Etika dan Perilaku PT Pertamina 14
15 Contoh Pedoman Etika dan Perilaku PT Pertamina 15
16 SKOR INDIKATOR PENANGANAN SITUASI KONFLIK KEPENTINGAN SPAK-BUMN 2011 Peringkat Instansi PT PT PT PT PERTAMINA JAMSOSTEK ANGKASA PURA II JASA MARGA Tbk Penanganan Situasi Konflik Kepentingan (0,121) Subindikator Ketersediaan Penerapan Evaluasi Nilai Total Aturan Aturan Aturan (0,39) (0,41) (0,20) Untuk Indikator Penanganan Situasi Konflik Kepentingan, ada peluang perbaikan untuk beberapa subindikator: Ketersediaan Aturan (PT Jasa Marga & PT AP II): perbaikan dapat dilakukan dengan menetapkan aturan tentang pedoman penanganan situasi konflik kepentingan, menyiapkan kelembagaan yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan aturan. Penerapan Aturan (PT Jamsostek, PT Jasa Marga, & PT AP II): perbaikan dapat dilakukan dengan menetapkan mekanisme penerapan aturan meliputi mekanisme identifikasi potensi resiko pelanggaran, pengendalian resiko pelanggaran dan penanganan pelanggaran serta internalisasi aturan ke seluruh pegawai perusahaan. Evaluasi (PT AP II & PT Jasa Marga): perbaikan dapat dilakukan dengan menetapakan mekanisme evaluasi aturan dan penerapannya. 16
17 Contoh Pedoman Penanganan Konflik Kepentingan di PT Pertamina 17
18 Contoh Pedoman Penanganan Konflik Kepentingan di PT Jamsostek 18
19 Contoh Formulir Pelaporan Konflik Kepentingan di PT Jamsostek 19
20 Contoh Formulir Pelaporan Konflik Kepentingan di PT Jamsostek 20
21 SKOR INDIKATOR PENGELOLAAN SISTEM PENGADUAN SPAK-BUMN 2011 Peringkat Instansi Nilai Total PT PERTAMINA PT JAMSOSTEK PT ANGKASA PURA II PT JASA MARGA Tbk Pengelolaan Sistem Pengaduan (0,139) Subindikator Ketersediaan Penerapan Aturan Aturan (0,43) (0,39) Evaluasi Aturan (0,18) 0 0 Untuk indikator Pengelolaan Sistem Pengaduan, ada peluang perbaikan untuk beberapa subindikator: Ketersediaan Aturan (PT Jasa Marga dan AP II): perbaikan dapat dilakukan dengan menetapkan aturan tentang pengelolaan sistem pengaduan, menyiapkan kelembagaan yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan aturan. Penerapan Aturan (PT Jasa Marga, PT AP II, & PT Jamsostek): perbaikan dilakukan dengan menetapkan mekanisme penerapan aturan, meliputi mekanisme identifikasi potensi resiko pelanggaran, pengendalian resiko pelanggaran dan penanganan pelanggaran. Internalisasi aturan ke seluruh pegawai perusahaan. Evaluasi (PT AP II & PT Jasa Marga): perbaikan dapat dilakukan dengan menetapakan mekanisme evaluasi aturan dan penerapannya 21
22 Contoh Pedoman Pengelolaan Pengaduan di PT Pertamina 22
23 Contoh Media Pelaporan Pengaduan di PT Pertamina 23
24 Contoh Mekanisme Pelaporan Pengaduan di PT Pertamina 24
25 Contoh Mekanisme Pelaporan Pengaduan di PT Pertamina (Lanjutan) 25
26 Contoh Pedoman Pengelolaan Pengaduan di PT Jamsostek 26
27 Contoh Mekanisme Pelaporan Pengaduan di PT Jamsostek 27
28 SKOR INDIKATOR PENGELOLAAN TRANSPARANSI HARTA KEKAYAAN SPAK-BUMN 2011 Peringkat Instansi PT PERTAMINA PT ANGKASA PURA II PT JAMSOSTEK PT JASA MARGA Tbk Pengelolaan Transparansi Harta Kekayaan (0,084) Subindikator Ketersediaan Penerapan Evaluasi Nilai Total Aturan Aturan Aturan (0,36) (0,43) (0,21) Untuk Indikator Pengelolaan Transparansi Harta Kekayaan, ada peluang perbaikan untuk beberapa subindikator: Penerapan Aturan (semua peserta SPAK): perbaikan dapat dilakukan dengan menetapkan mekanisme penerapan aturan meliputi mekanisme identifikasi potensi resiko pelanggaran, pengendalian resiko pelanggaran dan penanganan pelanggaran. Internalisasi aturan ke seluruh pegawai perusahaan. Evaluasi (PT Jasa Marga): perbaikan dapat dilakukan dengan menetapkan mekanisme evaluasi aturan dan penerapannya. 28
29 Contoh Pedoman Pelaporan Harta Kekayaan di PT Pertamina 29
30 Contoh Pedoman Pelaporan Harta Kekayaan di PT Pertamina 30
31 Contoh Pedoman Pelaporan Harta Kekayaan di PT Angkasa Pura II 31
32 SKOR PENGELOLAAN PENERIMAAN & PEMBERIAN HADIAH SPAK-BUMN 2011 Peringkat Instansi PT PT PT PT PERTAMINA JAMSOSTEK ANGKASA PURA II JASA MARGA Tbk Pengelolaan Penerimaan dan Pemberian Hadiah (0,3) Subindikator Ketersediaan Penerapan Evaluasi Nilai Total Aturan Aturan Aturan (0,39) (0,45) (0,16) Untuk indikator Pengelolaan Penerimaan & Pemberiaan Hadiah, ada peluang perbaikan untuk beberapa subindikator: Ketersediaan Aturan (PT Jasa Marga, PT AP II & PT Jamsostek): perbaikan dapat dilakukan dengan menetapkan aturan tentang pengelolaan sistem pengaduan, menyiapkan kelembagaan yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan aturan. Internalisasi aturan ke seluruh insan perusahaan. Penerapan Aturan (PT Jasa Marga, PT AP II & PT Jamsostek): menetapkan mekanisme penerapan aturan meliputi: mekanisme identifikasi potensi resiko pelanggaran, pengendalian resiko pelanggaran dan penanganan pelanggaran. Internalisasi aturan ke seluruh pegawai perusahaan. Evaluasi (PT AP II & PT Jasa Marga): perbaikan dapat dilakukan dengan menetapakan mekanisme evaluasi aturan dan penerapannya 32
33 Contoh Pedoman Penerimaan dan Pemberian Hadiah di PT Pertamina 33
34 Contoh Formulir Pelaporan Penerimaan Hadiah di PT Pertamina 34
35 Contoh Formulir Pelaporan Pemberian Hadiah di PT Pertamina 35
36 Contoh Formulir Pelaporan Permintaan Hadiah di PT Pertamina 36
37 Contoh Formulir Pelaporan Penerimaan, Pemberian dan Permintaan Hadiah di PT Pertamina 37
38 SKOR INDIKATOR PENEGAKAN ATURAN SPAK-BUMN 2011 Peringkat Instansi PT PT PT PT PERTAMINA JASA MARGA Tbk ANGKASA PURA II JAMSOSTEK Indikator Penegakan Aturan (0,171) Subindikator Penegakan Aturan (1) Skor Indikator Pegakan Aturan untuk semua peserta SPAK adalah, artinya bahwa pelaksanaan penegakan aturan terkait dengan semua pelanggaran dalam perusahaan jalan. 38
39 SKOR INDIKATOR INOVASI LAINNYA SPAK-BUMN 2011 Peringkat Instansi PT JASA MARGA Tbk PT JAMSOSTEK PT PERTAMINA PT ANGKASA PURA II Indikator Prakarsa Lainnya (0,058) Subindikator Prakarsa Lainnya (1) Berdasarkan hasil penilaian, secara umum nilai ke-4 BUMN cukup baik yang berarti bahwa telah adanya upaya-upaya untuk melakukan pencegahan korupsi dari sejumlah aspek yang belum termasuk dalam indikator utama. Pada SPAK 2011, nilai inovasi tertinggi diraih oleh PT JASA MARGA Tbk dengan nilai 8,61. PT Jasa Marga telah melakukan beberapa upaya pencegahan korupsi antara lain sebagai berikut : (1) menyusun dan menetapkan sejumlah aturan terkait Pengadaan barang dan jasa secara elektronik (E-Procurement), (2) pengadaan sumber daya manusia melalui elektronik (E-recruitment), (3) pembayaran tol secara elektronik (E-toll Card), serta (4) Sistem Prosedur Transaksi keuangan (SPTK). Upaya - upaya inovasi tersebut yang secara umum berusaha mengurangi potensi terjadinya penyimpangan oleh pihak internal dan eksternal. 39
40 SIMPULAN & SARAN Simpulan Secara umum, 4 BUMN peserta SPAK dengan tingkat keseriusan yang bervariasi telah memiliki inisiatif antikorupsi yang diterapkan dalam rangka mendukung kinerja perusahaan. Masih terdapat indikator yang nilainya rendah yaitu : (1) Penanganan konflik kepentingan, (2) pengelolaan pelaporan pengaduan (WBS), (3) pengelolaan transparansi / laporan harta kekayaan, (4) pengelolaan penerimaan dan pemberian hadiah Nilai rendah tersebut diakibatkan oleh karena tidak adanya aturan sebagai dasar pelaksanaan teknis Masih rendahnya inisiatif untuk menerapkan aturan terkait Kegiatan identifikasi dan pengendalian resiko pada penanganan situasi konflik kepentingan, transparansi/pelaporan harta kekayaan, serta pengelolaan penerimaan dan pemberian hadiah pada BUMN peserta SPAK
41 SIMPULAN & SARAN Saran Perbaikan BUMN agar membangun sistem anti korupsi secara berkesinambungan melalui penetapan dasar hukum yang kuat. Dasar hukum tersebut sebaiknya juga mengatur pengelolaan kegiatan anti korupsi yang akan dilakukan Menyusun dan menetapkan Standard Operational Procedure (SOP) tentang penerapan pedoman etika dan perilaku, penanganan konflik kepentingan, pengelolaan sistem pengaduan, pengelolaan/ transparansi harta kekayaan, serta pengelolaan penerimaan dan pemberian hadiah yang mendukung upaya pencegahan korupsi secara komprehensif indikator SPAK dan konsisten terutama terkait dengan 41
42 SIMPULAN & SARAN Saran Perbaikan (Lanjutan) Melakukan evaluasi berkala terhadap aturan dan sistem pengelolaan pedoman etika pengelolaan dan sistem perilaku, pengaduan, penanganan pengelolaan/ konflik kepentingan, transparansi harta kekayaan, serta pengelolaan penerimaan dan pemberian hadiah Pimpinan puncak BUMN memastikan diselenggarakannya Fraud Risk Assessment yang dilakukan secara berkala. Hasil dari Fraud Risk Assessment tersebut dijadikan dasar untuk menyusun Fraud Control Plan. Pimpinan puncak juga bertanggung jawab penuh memastikan bahwa Fraud Control Plan ini berjalan dengan baik. 42
43 RENCANA TINDAK LANJUT Mendorong perluasan penerapan program penilaian prakarsa antikorupsi di BUMN dengan bekerjasama dengan Kementeriaan BUMN. 43
44 44
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan salah satu pelaku ekonomi nasional di samping usaha swasta dan koperasi. Dalam sistem perekonomian nasional, peran BUMN cukup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan salah satu pelaku ekonomi nasional di samping usaha swasta dan koperasi. Dalam sistem perekonomian nasional, peran BUMN cukup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan salah satu pelaku ekonomi nasional di samping usaha swasta dan koperasi. Dalam sistem perekonomian nasional, peran BUMN cukup
Lebih terperinciLAPORAN HASIL STUDI PRAKARSA ANTI KORUPSI (SPAK) PADA BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN) TAHUN 2011
LAPORAN HASIL STUDI PRAKARSA ANTI KORUPSI (SPAK) PADA BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN) TAHUN 2011 i PENGANTAR Studi Prakarsa Anti Korupsi (SPAK) BUMN 2011 merupakan kegiatan Komisi Pemberantasan Korupsi
Lebih terperinciDirektorat Penelitian dan Pengembangan. Kamis, 4 Oktober 2012
Direktorat Penelitian dan Pengembangan Kamis, 4 Oktober 2012 Agenda A Pendahuluan B Metode Pelaksanaan PIAK 2012 C Hasil Penilaian Inisiatif Antikorupsi (PIAK) 2012 D Kesimpulan A.Pendahuluan 1. Latar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan dan Manfaat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hal yang menjadi kunci penting keberhasilan upaya pemberantasan korupsi pada suatu unit utama/lembaga adalah inisiatif dari internal unit utama sendiri. Beberapa inisiatif
Lebih terperinciLaporan. Penilaian Inisiatif Anti Korupsi (PIAK) 2009
Laporan Penilaian Inisiatif Anti Korupsi (PIAK) 2009 Direktorat Penelitian dan Pengembangan 2010 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... ii DAFTAR LAMPIRAN... iii BAB 1 PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang...
Lebih terperinciPengembangan Konsep PIAK Lanjutan 2011 BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang UU Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Tindak Pidana Korupsi mengamanahkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk melaksanakan tugas-tugas koordinasi dan supervisi
Lebih terperinciSOSIALISASI PENILAIAN INISIATIF ANTI KORUPSI 2011
SOSIALISASI PENILAIAN INISIATIF ANTI KORUPSI 2011 (PIAK 2011) 24 Februari 2011 AGENDA 1. Gambaran Singkat tentang PIAK 2. Sekilas Hasil Pelaksanaan PIAK 2010 3. Rencana Pelaksanaan PIAK 2011 1. Gambaran
Lebih terperinciPembangunan Integritas Bisnis
AKSI KOLABORATIF Pembangunan Integritas Bisnis Panduan Bagi Pelaku Bisnis, Regulator, dan Penegak Hukum DEKLARASI DEKLARASI Kami; para pelaku bisnis, instansi pemerintah, aparat penegak hukum dan perwakilan
Lebih terperinciKUESIONER PENILAIAN INISIATIF ANTI KORUPSI 2011 DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI 2011
KUESIONER PENILAIAN INISIATIF ANTI KORUPSI 2011 DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI 2011 Kementerian/ Lembaga/ Pemprov / Pemkot : Unit Utama/SKPD : Petunjuk Umum - Semua
Lebih terperinciPIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI
PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Latar Belakang... 3 1.2 Landasan Hukum... 3 1.3 Maksud dan Tujuan...
Lebih terperinciRoad Map KPK dalam Pemberantasan Korupsi di Indonesia Tahun
Road Map KPK dalam Pemberantasan Korupsi di Indonesia Tahun 2011-2023 1. Latar Belakang Mengantisipasi tantangan ke depan yang semakin kompleks, diperlukan upaya pemberantasan korupsi yang komprehensif
Lebih terperinciNOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA
Yth. Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan Terbuka di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA Sehubungan dengan Peraturan
Lebih terperinciLAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA
LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA 2 PRINSIP DAN REKOMENDASI TATA KELOLA A. Hubungan Perusahaan Terbuka Dengan Pemegang
Lebih terperinciPEDOMAN KODE ETIK BPJS KETENAGAKERJAAN
PEDOMAN KODE ETIK BPJS KETENAGAKERJAAN DASAR HUKUM KODE ETIK BPJS KETENAGAKERJAAN UU No.31/1999 jo UU No. 20/2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi; UU No. 28/1999 tentang Penyelenggara Negara
Lebih terperinciPEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI
Sahabat Setia Petani PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI PT. PERTANI (PERSERO) SEKRETARIS PERUSAHAAN BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PT Pertani (Persero) yang selanjutnya disebut Perusahaan senantiasa
Lebih terperinciLaporan Penilaian Inisiatif Anti Korupsi 2011 PENGANTAR
Laporan Penilaian Inisiatif Anti Korupsi 2011 PENGANTAR Penilaian Inisiatif Anti Korupsi (PIAK) 2011 merupakan kegiatan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam mendorong Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Lebih terperinciSOSIALISASI PENILAIAN INISIATIF ANTI KORUPSI 2010 (PIAK 2010) Ruang Auditorium KPK 17 Maret 2010
SOSIALISASI PENILAIAN INISIATIF ANTI KORUPSI 2010 (PIAK 2010) Ruang Auditorium KPK 17 Maret 2010 AGENDA 1. Gambaran Singkat tentang PIAK 2. Sekilas Hasil Pelaksanaan 2009 3. Rencana Pelaksanaan PIAK 2010
Lebih terperinciKUESIONER PENILAIAN INISIATIF ANTI KORUPSI 2010 DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI 2010
KUESIONER PENILAIAN INISIATIF ANTI KORUPSI 2010 DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI 2010 Kementerian/Pemprov/Pemkot/Pemkab : Unit Utama : Petunjuk Umum - Semua pertanyaan
Lebih terperinciWHISTLE BLOWING SYSTEM
SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN WHISTLE BLOWING SYSTEM 2011 0 B a b 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang yang selanjutnya disebut Perusahaan atau Perseroan terus melaksanakan penerapan prinsip-prinsip GCG secara
Lebih terperinciPT HALEYORA POWER KEPUTUSAN DIREKSI PT HALEYORA POWER. NOMOR: 096a.K/DIR-HP/2014 TENTANG PEDOMAN PT HALEYORA POWER BERSIH DIREKSI PT HALEYORA POWER
PT HALEYORA POWER KEPUTUSAN DIREKSI PT HALEYORA POWER NOMOR: 096a.K/DIR-HP/2014 TENTANG PEDOMAN PT HALEYORA POWER BERSIH DIREKSI PT HALEYORA POWER Menimbang : a. bahwa PT Haleyora Power (selanjutnya disebut
Lebih terperinciPertama-tama, perkenanlah saya menyampaikan permohonan maaf dari Menteri Luar Negeri yang berhalangan hadir pada pertemuan ini.
PAPARAN WAKIL MENTERI LUAR NEGERI NILAI STRATEGIS DAN IMPLIKASI UNCAC BAGI INDONESIA DI TINGKAT NASIONAL DAN INTERNASIONAL PADA PERINGATAN HARI ANTI KORUPSI SEDUNIA JAKARTA, 11 DESEMBER 2017 Yang terhormat
Lebih terperinciMONITORING TINDAK LANJUT PENANGANAN PELAPORAN PELANGGARAN YANG DITERIMA INSPEKTORAT PERIODE 2015
MONITORING TINDAK LANJUT PENANGANAN PELAPORAN PELANGGARAN YANG DITERIMA INSPEKTORAT PERIODE 2015 Dasar : 1. Peraturan Kepala PPATK Nomor : PER-07/1.01/PPATK/08/12 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat
Lebih terperinciKebijakan Seleksi Pemasok atau Vendor
Kebijakan Seleksi Pemasok atau Vendor PT Prodia Widyahusada Tbk Revisi: 00 November 2017 Kebijakan Seleksi & Peningkatan Kemampuan Pemasok/Vendor/Supplier PT Prodia Widyahusada Tbk ( Perseroan ) memiliki
Lebih terperinciINDIKATOR PENILAIAN INISIATIF ANTI KORUPSI (PIAK) 2011
INDIKATOR PENILAIAN INISIATIF ANTI KORUPSI (PIAK) 2011 Variabel Indikator Sub Indikator 1. Kode Etik 2. Transparansi Manajemen SDM 1. Ketersediaan Kode Etik 2. Ketersediaan Mekanisme Penerapan dan Pelembagaan
Lebih terperinciPEDOMAN PERILAKU [CODE OF CONDUCT]
PEDOMAN PERILAKU [CODE OF CONDUCT] building a better Indonesia 1 PT Surya Semesta Internusa Tbk (yang selanjutnya disebut Perseroan ) memiliki Pedoman Perilaku sebagai dasar dan panduan bagi seluruh insan
Lebih terperinciPEDOMAN KODE ETIK BPJS KETENAGAKERJAAN
PEDOMAN KODE ETIK BPJS KETENAGAKERJAAN DASAR HUKUM KODE ETIK BPJS KETENAGAKERJAAN UU No.31/1999 jo UU No. 20/2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi; UU No. 28/1999 tentang Penyelenggara Negara
Lebih terperinciPenanggungjawab : Koordinator Tim Pelaksana
CAKUPAN PEKERJAAN KOORDINATOR SEKTOR DAN STAF ADMINISTRASI PADA SEKRETARIAT PELAKSANAAN PERATURAN PRESIDEN (PERPRES) NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG STRATEGI NASIONAL PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI (STRANAS
Lebih terperinciKOMITE AUDIT CHARTER PT INDOFARMA (PERSERO) TBK
KOMITE AUDIT CHARTER PT INDOFARMA (PERSERO) TBK TAHUN 2017 tit a INDOFARMA PENGESAHAN CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk Pada hari ini, Jakarta tanggal 15 Juni 2017, Charter Komite Audit PT
Lebih terperinciPedoman Dewan Komisaris. PT Astra International Tbk
PT Astra International Tbk Desember 2015 PEDOMAN DEWAN KOMISARIS 1. Pengantar Sebagai perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia, PT Astra International Tbk ( Perseroan atau Astra )
Lebih terperinciGUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 8 TAHUN 2014 T E N T A N G
GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 8 TAHUN 2014 T E N T A N G AKSI DAERAH PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI ( AD-PPK ) PROVINSI JAMBI TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciPEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN (CONFLICT OF INTEREST) DI PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk Halaman 1 dari 15 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PT Jasa Marga (Persero) Tbk yang selanjutnya disebut Perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Milik Negara (BUMN). Seluruh atau sebagian besar modal BUMN dimiliki oleh
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang State-owned Enterprises (SOE) di Indonesia disebut Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Seluruh atau sebagian besar modal BUMN dimiliki oleh negara melalui penyertaan
Lebih terperinciPedoman Direksi. PT Astra International Tbk
PT Astra International Tbk Desember 2015 PEDOMAN DIREKSI 1. Pengantar Sebagai perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia, PT Astra International Tbk ( Perseroan atau Astra ) memiliki
Lebih terperinciINTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2014
INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 Direktorat Litbang, Deputi Pencegahan Komisi Pemberantasan Korupsi www.kpk.go.id Agenda 1. Latar Belakang 2. Definisi, Tujuan dan Metodologi 3. Fakta Hasil
Lebih terperinciLaporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Tahun 2017 BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (GCG) di lingkungan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) dilaksanakan berdasarkan Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER- 01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata
Lebih terperinciPEDOMAN PENERIMAAN DAN PEMBERIAN GRATIFIKASI/ HADIAH/ HIBURAN PT Perkebunan Nusantara IX.
PEDOMAN PENERIMAAN DAN PEMBERIAN GRATIFIKASI/ HADIAH/ HIBURAN PT Perkebunan Nusantara IX www.ptpnix.co.id Pedoman Penerimaan dan Pemberian Gratifikasi/Hadiah dan Hiburan (Entertainment) 1 BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciSISTEM PENGENDALIAN KECURANGAN (FRAUD CONTROL SYSTEM) KEP DIREKSI NO: KEP/04/012015
SISTEM PENGENDALIAN KECURANGAN (FRAUD CONTROL SYSTEM) KEP DIREKSI NO: KEP/04/012015 DASAR Peraturan Perundangan: 1. UU Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi,
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER
Lebih terperinci12Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis
Modul ke: Fakultas 12Pasca Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata
Lebih terperinciPEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN (Conflict of Interest) PT Perkebunan Nusantara IX.
PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN (Conflict of Interest) PT Perkebunan Nusantara IX www.ptpnix.co.id Pedoman Benturan Kepentingan / Conflict of Interest (CoI) 0 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam kegiatan
Lebih terperinciMENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA
SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN
Lebih terperinciMENUJU INTEGRITAS, AKUNTABILITAS DAN PROFESIONALISME DALAM PERADILAN
MENUJU INTEGRITAS, AKUNTABILITAS DAN PROFESIONALISME DALAM PERADILAN Gilles Blanchi (Chief Technical Advisor / Project Manager SUSTAIN) Public Discussion, 19 December 2016 Manajemen sumber daya manusia
Lebih terperinciP e d o m a n. Anti Kecurangan (Fraud )
P e d o m a n Anti Kecurangan (Fraud ) A. LATAR BELAKANG Setiap organisasi bertanggungjawab untuk berusaha mengembangkan suatu perilaku organisasi yang mencerminkan kejujuran dan etika yang dikomunikasikan
Lebih terperinciPEDOMAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI
PEDOMAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI Desember 2012 DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 Pernyataan Komitmen... 2 I. LANDASAN HUKUM... 3 II. PENGERTIAN UMUM... 3 III. MAKSUD DAN TUJUAN... 4 IV. KLASIFIKASI INFORMASI...
Lebih terperinciDHAHANA PUTRA DIREKTORAT JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN, KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA R.I
HARMONISASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI SESUAI DENGAN KETENTUAN UNCAC DHAHANA PUTRA DIREKTORAT JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN,
Lebih terperinci- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas.
PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH UMUM Seiring dengan perkembangan industri perbankan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN BIROKRASI PEMERINTAH KOTA MALANG
BAB II GAMBARAN BIROKRASI PEMERINTAH KOTA MALANG A. Gambaran Umum Birokrasi Pemerintah Kota Malang Pemerintah Kota Malang pada dasarnya telah melakukan langkah-langkah perubahan untuk mewujudkan pemerintahan
Lebih terperinciGUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 12 TAHUN 2015 T E N T A N G AKSI DAERAH PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI PROVINSI JAMBI TAHUN 2015
1 GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 12 TAHUN 2015 T E N T A N G AKSI DAERAH PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI PROVINSI JAMBI TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI,
Lebih terperinciPedoman Dan Standard Operational Procedure Laporan Harta Kekayaan Pejabat Perusahaan (LHKPP) PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero)
Pedoman Dan Standard Operational Procedure Laporan Harta Kekayaan Pejabat Perusahaan (LHKPP) PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) PEDOMAN 1 LHKPP - PT Rajawali Nusantara Indonesia tahun 2013 DAFTAR
Lebih terperinciPENDAHULUAN. dunia, termasuk Pemerintah Indonesia. The Association of Certified Fraud
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Kecurangan (fraud) merupakan salah satu masalah krusial yang dihadapi dunia, termasuk Pemerintah Indonesia. The Association of Certified Fraud Examiners (ACFE, 2016)
Lebih terperinciMenteri adalah Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI DAN WILAYAH BIROKRASI
Lebih terperinciSUBSTANSI DAN KONTEN NILAI DASAR, KODE ETIK DAN KODE PERILAKU ASN
SUBSTANSI DAN KONTEN NILAI DASAR, KODE ETIK DAN KODE PERILAKU ASN Teguh Kurniawan Kepala UPMA & SPI, FIA Universitas Indonesia teguh.kurniawan@ui.ac.id; http://kurniawans.id OUTLINE Pengertian Nilai Dasar,
Lebih terperinciPEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk Perseroan meyakini bahwa pembentukan dan penerapan Pedoman Tata Kelola Perusahan Yang Baik ( Pedoman GCG ) secara konsisten dan berkesinambungan
Lebih terperinciDireksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN
Yth. Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.04/20.. TENTANG LAPORAN PENERAPAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.2101, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KPK. Status Gratifikasi. Penetapan. Pelaporan. Pedoman. PERATURAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PELAPORAN
Lebih terperinciPEDOMAN KEBIJAKAN CODE OF CONDUCT PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO)
1 PEDOMAN KEBIJAKAN CODE OF CONDUCT PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk. Pedoman Kebijakan Code of Conduct sebagaimana dimaksud pada lampiran Peraturan Direksi ini terdiri dari 5 (lima) bagian, yaitu:
Lebih terperinciPemberantasan Korupsi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan dan Martabat Bangsa Indonesia
Pemberantasan Korupsi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan dan Martabat Bangsa Indonesia Eko Soesamto Tjiptadi Deputi Pencegahan Jakarta, 4 Maret 2011 Daftar Isi qgambaran Korupsi Di Indonesia qkebijakan Anti
Lebih terperinci2017, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3852); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999
No.862, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LAN. Penyampaian dan Pengumuman LHKPN. Pencabutan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENYAMPAIAN DAN PENGUMUMAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1105, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Good Public Governance. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
Lebih terperinciPedoman Kerja Komite Audit
Pedoman Kerja Komite Audit PT Erajaya Swasembada Tbk & Entitas Anak Berlaku Sejak Tahun 2015 Dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Dewan Komisaris wajib membentuk
Lebih terperinciMENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA
SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER - 01/1VIBU/01/2015 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciEVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH
EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH SASARAN REFORMASI BIROKRASI pemerintahan belum bersih, kurang akuntabel dan berkinerja rendah pemerintahan belum efektif dan efisien pemerintahan yang bersih,
Lebih terperinciPENINGKATAN KAPASITAS PENGENDALIAN INTERN DAN UPAYA PENCEGAHAN KORUPSI GUNTUR KUSMEIYANO DIREKTORAT DIKYANMAS DEPUTI BIDANG PENCEGAHAN KPK
PENINGKATAN KAPASITAS PENGENDALIAN INTERN DAN UPAYA PENCEGAHAN KORUPSI GUNTUR KUSMEIYANO DIREKTORAT DIKYANMAS DEPUTI BIDANG PENCEGAHAN KPK KEMRISTEKDIKTI JAKARTA, 19 AGUSTUS 2015 Pemberantasan Korupsi
Lebih terperinciDAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT. I Pendahuluan 1. II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1. III Kedudukan 2. IV Keanggotaan 2. V Hak dan Kewenangan 3
DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT Halaman I Pendahuluan 1 II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1 III Kedudukan 2 IV Keanggotaan 2 V Hak dan Kewenangan 3 VI Tugas dan Tanggung Jawab 4 VII Hubungan Dengan Pihak
Lebih terperinciCAPAIAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI PADA PROGRAM PENGUATAN PENGAWASAN
CAPAIAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI PADA PROGRAM PENGUATAN PENGAWASAN Gambar 1. Tampilan Subsite LPSE PENGUATAN PENGAWASAN Road Map Reformasi Birokrasi Badan Pengawas Obat dan Makanan Tahun, untuk
Lebih terperinci-1- LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK
-1- LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /SEOJK.04/2017 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Prinsip-prinsip GCG 1. Transparansi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT PJB Services meyakini bahwa penerapan GCG secara konsisten dan berkesinambungan akan meningkatkan nilai perusahaan secara berkelanjutan. Oleh karena itu PT PJB
Lebih terperinciLAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA (LHKPN)
LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA (LHKPN) KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI JAKARTA, 11 OKTOBER 2016 DIREKTORAT PENDAFTARAN DAN PEMERIKSAAN LHKPN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI
Lebih terperinciLAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK
LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.. /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG
Lebih terperinciPERTEMUAN 5: PENCEGAHAN DAN DETEKSI FRAUD
PERTEMUAN 5: PENCEGAHAN DAN DETEKSI FRAUD A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai bagaimana atau apa yang hars dilakukan untuk mencegah dan mendeteksi terjadinya fraud. Melalui pembelajaran
Lebih terperinciSNI ISO 37001:2016 Sistem Manajemen Anti Penyuapan BADAN STANDARDISASI NASIONAL
SNI ISO 37001:2016 Sistem Manajemen Anti Penyuapan BADAN STANDARDISASI NASIONAL /R 0/2017 Data Tindak Pidana Korupsi Sumber: Data KPK tahun 2004 s.d September 2017 Sumber: Databooks Kata Data Indonesia
Lebih terperinciP e d o m a n. Whistle Blowing System (WBS)
P e d o m a n Whistle Blowing System (WBS) A. LATAR BELAKANG Perusahaan senantiasa menerapkan prinsip-prinsip tata kelola Perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) secara konsisten dan berkelanjutan.
Lebih terperinciPERAN KADIN DALAM PENGEMBANGAN PROFESI ANTI KORUPSI
Launching & Seminar SKKNI Ahli Pembangun Integritas PERAN KADIN DALAM PENGEMBANGAN PROFESI ANTI KORUPSI SUSI RAI AZIZI KADIN INDONESIA STATISTIK TINDAK PIDANA KORUPSI DITANGANI KPK HINGGA SEPT 2017 POSISI
Lebih terperinciPERATURAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI
PERATURAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PIMPINAN KOMISI PEMBERANTASAN
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM
PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM I. UMUM Perkembangan industri perbankan yang sangat pesat umumnya disertai dengan semakin
Lebih terperinciPT Wintermar Offshore Marine Tbk
PT Wintermar Offshore Marine Tbk ( Perusahaan ) Piagam Audit Internal I. Pembukaan Sebagaimana yang telah diatur oleh peraturan, yaitu Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 56/POJK.04/2015 yang ditetapkan
Lebih terperinciPEDOMAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN WHISTLE BLOWING SYSTEM. Revisi Ke : PELANGGARAN PENDAHULUAN
PT. INHUTANI I (PERSERO) PEDOMAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN ARAN WHISTLE BLOWING SYSTEM FUNGSI : SEKRETARIS PERUSAHAAN NOMOR : JUDUL : SISTEM PELAPORAN Revisi Ke : PELANGGARAN Berlaku TMT : PENDAHULUAN
Lebih terperinciPELAPORAN PELANGGARAN MELALUI WHISTLE BLOWING SYSTEM TAHUN PT Wijaya Karya (Persero) Tbk yang selanjutnya disebut Perseroan terus
PELAPORAN PELANGGARAN MELALUI WHISTLE BLOWING SYSTEM TAHUN 2015 A. Latar Belakang PT Wijaya Karya (Persero) Tbk yang selanjutnya disebut Perseroan terus menerapkan prinsip-prinsip GCG secara konsisten
Lebih terperinciPOLICY BRIEF ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA PARTISIPASI PUBLIK DALAM PROSES PENGAMBILAN KEBIJAKAN PUBLIK
POLICY BRIEF ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA PARTISIPASI PUBLIK DALAM PROSES PENGAMBILAN KEBIJAKAN PUBLIK A. PENDAHULUAN Salah satu agenda pembangunan nasional yang tertuang dalam Rencana Pembangunan
Lebih terperinciPEDOMAN PEMILIHAN AGEN PERUBAHAN BUDAYA ANTI KORUPSI DI LINGK POLRI
PEDOMAN PEMILIHAN AGEN PERUBAHAN BUDAYA ANTI KORUPSI DI LINGK POLRI 1 Mataram, 31 Maret 2017 1. KOMITMEN PIMPINAN 2. PARTISIPASI AKTIF 3. RASA MEMILIKI 4. KETERSEDIAAN SUMBER DAYA 5. LINGKUNGANYG KONDUSIF
Lebih terperinciKERANGKA LOGIS PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI TINGKAT MAKRO
Lampiran A 73 KERANGKA LOGIS PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI 2015 2019 TINGKAT MAKRO Sasaran Reformasi A. yang bersih dan akuntabel. 1. Penerapan sistem nilai dan integritas birokrasi yang efektif. 2.
Lebih terperinciPERNYATAAN KOMITMEN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT JASA RAHARJA (PERSERO)
PERNYATAAN KOMITMEN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT JASA RAHARJA (PERSERO) Dewan Komisaris dan Direksi PT Jasa Raharja (Persero), dengan ini menyatakan bahwa dalam menjalankan tugas, fungsi dan wewenang
Lebih terperinciPIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)
PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT TOBA BARA SEJAHTRA Tbk 2013 Daftar Isi Hal Daftar Isi 1 Bab I Pendahuluan 2 Bab II Pembentukan dan Organisasi 4 Bab III Tugas, Tanggung Jawab dan Prosedur
Lebih terperinciPEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENYAMPAIAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA (LHKPN)
PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENYAMPAIAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA (LHKPN) PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO) DAFTAR ISI Daftar Isi... i I. Pendahuluan... 1 1. Latar Belakang... 1 2. Komitmen
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tinggi (Katz, dalam Moeljarto 1995). Pembangunan nasional merupakan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan dirumuskan sebagai proses perubahan yang terencana dari suatu situasi nasional yang satu ke situasi nasional yang lain yang dinilai lebih tinggi (Katz, dalam
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, penulis mengambil kesimpulan bahwa: 1. Komite Audit dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
Lebih terperinciPENINGKATAN TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS APARATUR DALAM KERANGKA REFORMASI BIROKRASI
KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI PENINGKATAN TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS APARATUR DALAM KERANGKA REFORMASI BIROKRASI Herry Yana Sutisna Deputi Bidang Pengawasan dan
Lebih terperinciPEDOMAN KEPATUHAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA (LHKPN)
PEDOMAN KEPATUHAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA (LHKPN) DAFTAR ISI Daftar Isi 1 Pernyataan Komitmen 2 BAGIAN 1 : PENDAHULUAN 3 A. Latar Belakang 3 B. Maksud, Tujuan dan Manfaat 4 C. Landasan
Lebih terperinciDAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk
DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk Halaman I. Pembukaan 1 II. Kedudukan 2 III. Keanggotaan 2 IV. Hak dan Kewenangan 4 V. Tugas dan Tanggungjawab 4 VI. Hubungan Dengan Pihak Yang
Lebih terperinciPedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi
Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi Pendahuluan No Ref: 01.01 Lainnya: Hlm. 1 Paraf/Inisial Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Direksi Ref Hal I. Pendahuluan Dasar Hukum Prinsip Dasar Hubungan Kerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam maupun luar negeri (Teguh Haryono, 2012). Bank harus memberi prioritas
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perbankan yang semakin pesat saat ini menimbulkan persaingan bank semakin ketat. Persaingan ini mengakibatkan pasar perbankan semakin dinamis
Lebih terperinciKERTAS KERJA PENILAIAN WILAYAH BEBAS KORUPSI (WBK) KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI KATEGORI
LAMPIRAN II Permenkumham No. M.HH-01.PW.02.03 Tahun 2011 KERTAS KERJA PENILAIAN WILAYAH BEBAS KORUPSI (WBK) KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI NO KOMPONEN/SUB KOMPONEN KATEGORI PENILAIAN y/t; a/b/c/d/e NILAI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. upaya penyelamatan dan penyempurnaan yang meliputi produktifitas, efisiensi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia usaha yang semakin berkembang dengan pesatnya pada perusahaaan baik yang bergerak di bidang jasa, perdagangan maupun manufaktur yang selalu berhadapan
Lebih terperinciSetyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI
Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI Menteri PAN dan RB, pelaksanaan proses pembangunan zona integritas harus dilaksanakan dengan perencanaan yang baik, karena di sini akan menentukan
Lebih terperinci2016, No Peraturan Komisi Pemberantasan Korupsi tentang Audit Penyadapan Informasi yang Sah (Lawful Interception) pada Komisi Pemberantasan Ko
No. 588, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KPK. Penyadapan yang Sah. Audit. PERATURAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2015 TENTANG AUDIT PENYADAPAN INFORMASI YANG SAH
Lebih terperinciSISTEM PERUNDANG-UNDANGAN PEMBERANTASAN KORUPSI
TRAINING PENGARUSUTAMAAN PENDEKATAN HAK ASASI MANUSIA DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA BAGI HAKIM SELURUH INDONESIA 0Bali, 17 20 Juni 2013 1MAKALAH SISTEM PERUNDANG-UNDANGAN PEMBERANTASAN KORUPSI
Lebih terperinciMENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 20 TAHUN 2012
PERATURAN MENTERI NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI, Menimbang : a. bahwa Pakta Integritas
Lebih terperinciPedoman Audit Internal (Internal Audit Charter) Lampiran, Surat Keputusan, No:06/FMI-CS/III/2017 Tentang Penetapan Kepala Unit Audit Internal
1. Definisi a) Audit Internal adalah suatu kegiatan pemberian keyakinan dan konsultasi yang bersifat independen dan objektif, dengan tujuan untuk meningkatkan nilai dan memperbaiki operasional perusahaan,
Lebih terperinci