ANGGARAN BAHAN BAKU. Penjabaran anggaran produksi adalah anggaran bahan baku yang mengenai jumlah dan jenis bahan baku yang digunakan dalam produksi.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANGGARAN BAHAN BAKU. Penjabaran anggaran produksi adalah anggaran bahan baku yang mengenai jumlah dan jenis bahan baku yang digunakan dalam produksi."

Transkripsi

1 ANGGARAN BAHAN BAKU Penjabaran anggaran produksi adalah anggaran bahan baku yang mengenai jumlah dan jenis bahan baku yang digunakan dalam produksi. Bahan baku digunakan proses produksi tersendiri dari dua macam, yaitu bahan baku langsung dan bahan baku tidak langsung. Bahan baku langsung adalah bahan baku yang secara langsung berperan dalam proses produksi dan mempunyai hubungan erat dengan jumlah produk yang dihasilkan. Adapun bahan baku tidak langsung disebut bahan baku penolong, merupakan bahan baku secara tidak langsung ikut berperan dalam proses produksi. Anggaran bahan baku merencanakan lebutuhan dan penggunaan bahan baku langsung, sedangkan kebutuhan bahan baku tidak langsung akan direncanakan dalam anggaran biaya overhead pabrik. Anggaran bahan baku adalah semua anggaran yang berhubungan dengan perencanaan secara lebih rinci mengenai penggunaan bahan baku untuk proses produksi selama periode tertentu yang akan datang. Tujuan Penyusunan Anggaran Bahan Baku Penyusunan anggaran bahan baku sangat membantu manajemen dalam mengambil langkah kebijakan yang berkaitan dengan : Perkiraan jumlah kebutuhan bahan baku Perkiraan jumlah pembelian bahan baku yang diperlukan Dasar perkiraan kebutuhan dana dalam pembelian bahan baku Dasar penentuan komponen harga pokok produk karena pemakaian bahan baku untuk proses produksi Dasar pengawasan penggunaan bahan baku. Elemen Anggaran Bahan Baku Anggaran bahan baku meliputi empat sub-anggaran, yaitu: 1. Anggaran kebutuhan bahan baku, 2. Anggaran pembelian bahan baku, 3. Anggaran persediaan bahan baku, dan 4. Anggaran biaya pemakaian bahan baku. 1. Anggaran kebutuhan bahan baku Anggaran disusun sebagai perencanaan jumlah bahan baku yang dibutuhkan untuk keperluan produksi pada periode mendatang. Anggaran ini harus merinci : a. Jenis barang jadi yang diproduksi b. Jenis bahan baku yang digunakan c. Bagian-bagian yang dilalui dalam proses produksi d. Standar penggunaan bahan baku e. Waktu penggunaan bahan baku f. Jumlah masing-masing barang jadi.

2 2. Anggaran Pembelian Bahan Baku Anggaran in Anggaran ini disusun sebagai perencanaan jumlah bahan baku yang harus dibeli pada periode mendatang, dan merinci : a. Jenis bahan baku yang digunakan dalam proses produksi b. Jumlah yang harus dibeli c. Harga persatuan (unit) bahan baku. Pembelian pembelian yang harus dilakukan, semuanya tergantung produksi masing-masing periode, dari persediaan awal dan dari jumlah persediaan akhir yang diinginkan. Anggaran pembelian bahan baku dapat diformulasikan : Kebutuhan bahan baku untuk produksi Persediaan akhir bahan baku Jumlah kebutuhan bahan baku Persediaan awal bahan baku Pembelian bahan baku XX XX XX XX XX Faktor yang diperlukan dipertimbangkan dalam penyusunan anggaran pembelian bahan baku, adalah : a. Anggaran unit kebutuhan bahan baku b. Biaya pengadaan c. Biaya penyimpanan dan risiko penyimpanan d. Fluktuasi harga bahan baku e. Tersedianya bahan baku dipasar f. Modal kerja yang tersedia g. Kebijakan perusahaan terhadap tersedianya bahan baku, yang pada umumnya dipengaruhi oleh: fluktuasi produksi, fasilitas tempat penyimpanan, risiko kerugian, biaya penyimpanan, perputaran persediaan bahan baku, lead time dan modal kerja. Dalam pembelian bahan baku dapat pula dihitung menggunakan rumus sederhana sebagai berikut : Pembelian bahan langsung yang dibutuhkan = Anggaran produksi (unit) + persediaan akhir yang diinginkan persediaan awal Biaya pembelian bahan langsung = bahan langsung yang perlu dibeli (unit) x biaya pembelian (unit) Sebagai contoh :

3 PT. XYZ ANGGARAN PEMBELIAN BAHAN LANGSUNG Triwulan Pertama 2000 Unit Jan. Peb Mar Jumlah Unit produksi yang diperlukan Tambah persd akhir yang diinginkan* * 180 Subtotal Kurang persd awal Pembelian yang diperlukan Biaya per unit x Rp Biaya pembelian (ribu) Rp Keterangan : *Persed.akhir bahan langsung yang diinginkan = 30% x prod bulan berikutnya. *600 produksi (produksi April) x 30% = 180 unit Persed.awal bahan langsung = 30% x prod.bulan berjalan (=persed.akhir bulan lalu yang diinginkan). Dalam penyusunan anggaran pembelian bahan baku, hal yang perlu diperhatikan adalah jumlah pembelian yang paling ekonomis dimana menghitungnya dipertimbangkan dua jenis biaya yang bersifat variabel, yaitu : 1. Biaya pemesanan (ordering cost) yang selalu berubah-ubah sesuai dengan frekwensi pesanan. 2. Biaya penyimpanan (carrying cost) yang berubah-ubah sesuai dengan jumlah bahan baku yang disimpan. Jumlah pembelian yang paling ekonomis (EOQ) dapat diformulasikan : EOQ = 2 R.S P. I

4 dalam hal ini : R = Jumlah bahan baku yang akan dibeli dalam suatu jangka waktu tertentu S = Biaya pemesanan P = Harga per unit bahan baku I = Biaya penyimpanan (persentase dari persediaan rata-rata) atau dapat juga dihitung dengan rumus ; 2 R.S EOQ = C / per unit dimana : C = Biaya penyimpanan setiap unit bahan mentah. Maka dalam menerapkan konsep ini perlu diperhatikan asumsi yang mendasarinya, yaitu permintaan barang di mana yang akan datang dapat diketahui dengan pasti dan konstan dari waktu ke waktu. Model dasar EOQ menganggap bahwa penjualan dapat diramalkan, pemakaian bahan baku sepanjang tahun tetap, dan persediaan bisa segera diperoleh. Meskipun demikian, sering kali asumsi bahwa pesanan bisa segera dilakukan dan barang bisa segera diperoleh, meskipun demikian perlu dilonggarkan karena adanya tenggang waktu (lead time) antara pemesanan dan penerimaan barang. Agar kegiatan penjualan tidak terganggu perusahaan harus memiliki persediaan selama masa tenggang waktu. Demi menjaga kelancaran proses, tidak cukup hanya menentukan jumlah bahan baku yang di beli saja, namun harus ditentukan pula waktu pemesanan bahan baku agar dapat datang tepat pada waktu dibutuhkan, karena bahan baku yang terlambat kadangkadang harus dicarikan bahan penggantinya agar proses produksi tidak terhenti. Biaya-biaya yang timbul karena keterlambatan datangnya bahan baku disebut stock out cost (SOC), dan sebaliknya bahan baku yang datangnya terlalu cepat juga menimbulkan biaya ekstra yang disebut extra carriying cost (ECC). Oleh karena itu, dalam menentukan waktu pemesanan bahan baku perlu diperhatikan faktor tenggang waktu (lead time), yaitu jangka waktu sejak dilakukan pemesanan sampai saat datangnya bahan baku yang dipesan dan siap untuk digunakan dalam proses produksi. Contoh Soal dan Penyelesaiannya: Suatu perusahaan memperkirakan kebutuhan bahan baku selama satu tahun sebanyak unit dengan harga Rp per unit. Biaya pemesanan setiap kali pemesanan adalah sebesar Rp ,- dan biaya penyimpanan Rp. 60,- per unit. Lead time selama 9 hari (1 tahun = 360 hari) dan safety stock ditetapkan sebesar 200 unit. Hitung jumlah pembelian paling ekonomis :

5 2 R.S 2. (6000).(5000) EOQ = = = unit. C / per unit 60 Maka untuk diadakan pemesanan kembali bahan mentah (Reorder point), yang didasarkan waktu pemesanan (lead time) adalah sebagai berikut : a. Pemakaian selama lead time : x 6000 = 150 unit b. Safety stock = 200 unit Pemakaian selama 9 hari Reorder point = 150 unit = 350 unit. Misalkan dari cantoh soal di atas diketahui pula bahwa stock out cost sebesar Rp. 150,- unit dan data mengenai lead time yang terjadi dalam perusahaan sebagai berikut : Lead time Probabilitas 4 hari 15 % 5 hari 30 % 6 hari 25 % 7 hari 30 % Maka lead time yang menguntungkan dan saat bahan baku harus dipesan kembali adalah : a. Extra Carying Cost (ECC). Biaya pemeliharaan (penyimpanan) per hari order : x Rp = Rp. 166,67

6 Bila lead time 4 hari, maka ECC = 0 karena 4 hari adalah waktu yang paling cepat. Bila lead time 5 hari, maka ECC = 1 (0,15). Rp. 166,67 = Rp 25,- Bila lead time 6 hari, maka ECC = [2. (0,15). + 1 (0,30) ]. Rp. 166,67 = Rp. 100,- Bila lead time 7 hari, maka ECC = [3 (0,15) + 2 (0,30) + 1 (0,25) ]. Rp. 166,67 = Rp. 216,67 b. Stock Out Cost (SOC) Kebutuhan bahan baku per hari = = 16,67 = Bila lead time 4 hari, maka SOC = [1 (0,30) + 2 (0,25) + 1 (0,30) ]. (150. Rp. 17) = Rp Bila lead time 5 hari, maka SOC = [1. (0,25). + 2 (0,30) ]. 1. (150 ). Rp. 17) = Rp ,50 Bila lead time 6 hari, maka SOC = [1 (0,30). (150) Rp. 17 ] = Rp 765,- Bila lead time 7 hari, maka SOC = 0 Ternyata lead time 7 hari mempunyai total biaya ekastra yang paling kecil yaitu : Extra carrying cost (ECC) = Rp. 216,67 Stock out cost (SOC) = 0 Total cost = Rp. 216,67 Maka bahan baku yang harus dipesan kembali pada saat tingkat persediaan : - Safety stock = 200 unit - kebutuhan selama lead time 7 x 17 = 119 unit Reorder Point = 319 unit

7 3. Anggaran Persediaan Bahan Baku Anggaran persediaan bahan baku disusun sebagai suatu perencanaan yang terperinci atas kuantitas bahan baku yang disimpan sebagai persediaan yang meliputi : a. Jenis bahan baku yang digunakan b. Jumlah masing-masing bahan baku yang tersisa sebagai persediaan c. Harga per unit masing-masing jenis bahan baku d. Nilai bahan baku yang disimpan sebagai persediaan Bahan baku yang harus tersedia untuk kelancaran proses produksi tergantung pada beberapa faktor : a. Volume produksi selama satu periode waktu tertentu. b. Volume bahan baku minimal (safety stock) c Besarnya pembelian yang ekonomis d. Estimasi tentang naik turunnya harga harga bahan baku pada waktu-waktu mendatang e. Biaya-biaya penyimpanan dan pemeliharaan bahan baku. f. Tingkat kecepatan bahan baku menjadi rusak. 4. Anggaran Biaya Pemakaian Bahan Baku. Anggaran pemakaian bahan (dalam unit dan dalam biaya pemakaian) dibuat dengan dasar sistem biaya standar (khususnya banyaknya unit bahan langsung yang diperlukan untuk memproduksi satu unit barang jadi). Yang didasarkan pada bahan baku yang dibeli oleh perusahaan yang tersimpan di gudang sebagai persediaan. Anggaran biaya pemakaian bahan baku akan merencanakan nilai bahan baku yang digunakan dan dihitung dalam satuan moneter. Manfaat disusunnya anggaran ini adalah sebagai perhitungan harga pokok produk yang dihasilkan, dan sebagai pengawasan penggunaan bahan baku Anggaran bahan baku yang habis dipakai harus terperinci mengenai : a. Jenis bahan baku yang digunakan. b.jumlah masing-masing jenis bahan baku yang habis digunakan untuk proses produksi c. Harga per unit masing-masing bahan baku d.nilai masing-masing bahan baku yang habis digunakan untuk proses produksi e. Jenis produk yang dihasilkan f. Waktu penggunaan bahan baku

8 Rumus untuk menentukan biaya pemakaian bahan secara sederhana adalah : Bahan langsung yang dibutuhkan (unit) x harga bahan per unit Contoh : PT. XYZ ANGGARAN PEMAKAIAN BAHAN LANGSUNG Triwulan Pertama 2000 Jan. Peb Mar Jumlah Bahan langsung yang diperlukan* Biaya per unit x Rp Biaya pemk. Bh. Langsung (000) Rp Keterangan: Diperlukan satu unit bahan langsung, untuk membuat satu unit barang produksi. Karena itu jumlah unit bahannya sama dengan jumlah unit produksinya. Adapun contoh soal dan penyelesaian yang lebih terinci adalah : Data yang dihasilkan dari PT Angin Ribut sbb: a. Perkiraan penjualan. Harga/unt Persediaan awal Persediaan akhir Jenis brg. Jumlah (Rp.) Unit unit X Y Z

9 b. Bahan baku dihitung menurut standar penggunaan kebutuhan (Standar Usage Rate/SUR) Jenis bh.bk. Satuan SUR Barang X Barang Y Barang Z 1 unit kg unit c. Jumlah persediaan masing-masing bahan baku : Jenis bh.bk. Persediaan awal Persediaan akhir unit unit kg kg unit unit d. Perkiraan harga barang adalah : Jenis bh. bk Harga unit kg unit Pertanyaan : Dengan data diata buatlah : 1. Anggaran produksi untuk masing-masing jenis barang 2. Anggaran kebutuhan bahan baku yang dirinci menurut jenis barang dan jenis bahan baku 3. Anggaran pembelian bahan baku yang terperinci menurut jenis bahan baku dan nilainya. Penyelesaiannya : 1. PT Angin Ribut Anggaran Produksi (unit) Keterangan Barang X Barang Y Barang Z Penjualan Persediaan akhir Kebutuhan Persediaan awal Jumlah Produksi

10 2. PT Angin Ribut Anggaran kebutuhan bahan baku. Jenis brg. Produksi Bahan baku 1 Bahan baku 2 Bahan baku 3 (unit) SUR Kebutuhan SUR Kebutuhan SUR Kebutuhan X Y Z Jumlah PT Angin Ribut Anggaran Produksi (unit) Keterangan Bahan baku 1 Bahan baku 2 Bahan baku 3 Kebutuhan Persediaan akhir Jumlah Kebutuhan Persediaan awal Pembelian Harga satuan Rp. 800 Rp. 500 Rp. 750 Biaya pembelian Rp Rp Rp Dalam penyusunan anggaran pembelian bahan baku, hal yang perlu diperhatikan adalah jumlah pembelian yang paling ekonomis dimana menghitungnya dipertimbangkan dua jenis biaya yang bersifat variabel, yaitu : 5. Biaya pemesanan (ordering cost) yang selalu berubah-ubah sesuai dengan frekwensi pesanan. 6. Biaya penyimpanan (carrying cost) yang berubah-ubah sesuai dengan jumlah bahan baku yang disimpan. Jumlah pembelian yang paling ekonomis (EOQ) dapat diformulasikan : EOQ = 2 R.S P. I

11 dalam hal ini : R = Jumlah bahan baku yang akan dibeli dalam suatu jangka waktu tertentu S = Biaya pemesanan P = Harga per unit bahan baku I = Biaya penyimpanan (persentase dari persediaan rata-rata) atau dapat juga dihitung dengan rumus ; 2 R.S EOQ = C / per unit dimana : C = Biaya penyimpanan setiap unit bahan mentah. Maka dalam menerapkan konsep ini perlu diperhatikan asumsi yang mendasarinya, yaitu permintaan barang di mana yang akan datang dapat diketahui dengan pasti dan konstan dari waktu ke waktu. Model dasar EOQ menganggap bahwa penjualan dapat diramalkan, pemakaian bahan baku sepanjang tahun tetap, dan persediaan bisa segera diperoleh. Meskipun demikian, sering kali asumsi bahwa pesanan bisa segera dilakukan dan barang bisa segera diperoleh, meskipun demikian perlu dilonggarkan karena adanya tenggang waktu (lead time) antara pemesanan dan penerimaan barang. Agar kegiatan penjualan tidak terganggu perusahaan harus memiliki persediaan selama masa tenggang waktu. Demi menjaga kelancaran proses, tidak cukup hanya menentukan jumlah bahan baku yang di beli saja, namun harus ditentukan pula waktu pemesanan bahan baku agar dapat datang tepat pada waktu dibutuhkan, karena bahan baku yang terlambat kadang-kadang harus dicarikan bahan penggantinya agar proses produksi tidak terhenti. Biaya-biaya yang timbul karena keterlambatan datangnya bahan baku disebut stock out cost (SOC), dan sebaliknya bahan baku yang datangnya terlalu cepat juga menimbulkan biaya ekstra yang disebut extra carriying cost (ECC). Oleh karena itu, dalam menentukan waktu pemesanan bahan baku perlu diperhatikan faktor tenggang waktu (lead time), yaitu jangka waktu sejak dilakukan pemesanan sampai saat datangnya bahan baku yang dipesan dan siap untuk digunakan dalam proses produksi.

12 Contoh Soal dan Penyelesaiannya: Suatu perusahaan memperkirakan kebutuhan bahan baku selama satu tahun sebanyak unit dengan harga Rp per unit. Biaya pemesanan setiap kali pemesanan adalah sebesar Rp ,- dan biaya penyimpanan Rp. 60,- per unit. Lead time selama 9 hari (1 tahun = 360 hari) dan safety stock ditetapkan sebesar 200 unit. Hitung jumlah pembelian paling ekonomis : 2 R.S 2. (6000).(5000) EOQ = = = unit. C / per unit 60 Maka untuk diadakan pemesanan kembali bahan mentah (Reorder point), yang didasarkan waktu pemesanan (lead time) adalah sebagai berikut : a. Pemakaian selama lead time : x 6000 = 150 unit b. Safety stock = 200 unit Pemakaian selama 9 hari Reorder point = 150 unit = 350 unit. Misalkan dari cantoh soal di atas diketahui pula bahwa stock out cost sebesar Rp. 150,- unit dan data mengenai lead time yang terjadi dalam perusahaan sebagai berikut : Lead time Probabilitas 4 hari 15 % 5 hari 30 % 6 hari 25 % 7 hari 30 %

13 Maka lead time yang menguntungkan dan saat bahan baku harus dipesan kembali adalah : a. Extra Carying Cost (ECC). Biaya pemeliharaan (penyimpanan) per hari order : x Rp = Rp. 166,67 Bila lead time 4 hari, maka ECC = 0 karena 4 hari adalah waktu yang paling cepat. Bila lead time 5 hari, maka ECC = 1 (0,15). Rp. 166,67 = Rp 25,- Bila lead time 6 hari, maka ECC = [2. (0,15). + 1 (0,30) ]. Rp. 166,67 = Rp. 100,- Bila lead time 7 hari, maka ECC = [3 (0,15) + 2 (0,30) + 1 (0,25) ]. Rp. 166,67 = Rp. 216,67 b. Stock Out Cost (SOC) Kebutuhan bahan baku per hari = = 16,67 = Bila lead time 4 hari, maka SOC = [1 (0,30) + 2 (0,25) + 1 (0,30) ]. (150. Rp. 17) = Rp Bila lead time 5 hari, maka SOC = [1. (0,25). + 2 (0,30) ]. 1. (150 ). Rp. 17) = Rp ,50 Bila lead time 6 hari, maka SOC = [1 (0,30). (150) Rp. 17 ] = Rp 765,-

14 Bila lead time 7 hari, maka SOC = 0 Ternyata lead time 7 hari mempunyai total biaya ekastra yang paling kecil yaitu : Extra carrying cost (ECC) = Rp. 216,67 Stock out cost (SOC) = 0 Total cost = Rp. 216,67 Maka bahan baku yang harus dipesan kembali pada saat tingkat persediaan : - Safety stock = 200 unit - kebutuhan selama lead time 7 x 17 = 119 unit Reorder Point = 319 unit 7. Anggaran Persediaan Bahan Baku Anggaran persediaan bahan baku disusun sebagai suatu perencanaan yang terperinci atas kuantitas bahan baku yang disimpan sebagai persediaan yang meliputi : a. Jenis bahan baku yang digunakan b. Jumlah masing-masing bahan baku yang tersisa sebagai persediaan c. Harga per unit masing-masing jenis bahan baku d. Nilai bahan baku yang disimpan sebagai persediaan Bahan baku yang harus tersedia untuk kelancaran proses produksi tergantung pada beberapa faktor : a. Volume produksi selama satu periode waktu tertentu. b. Volume bahan baku minimal (safety stock) c Besarnya pembelian yang ekonomis d. Estimasi tentang naik turunnya harga harga bahan baku pada waktu-waktu mendatang e. Biaya-biaya penyimpanan dan pemeliharaan bahan baku. f. Tingkat kecepatan bahan baku menjadi rusak.

15 8. Anggaran Biaya Pemakaian Bahan Baku. Anggaran pemakaian bahan (dalam unit dan dalam biaya pemakaian) dibuat dengan dasar sistem biaya standar (khususnya banyaknya unit bahan langsung yang diperlukan untuk memproduksi satu unit barang jadi). Yang didasarkan pada bahan baku yang dibeli oleh perusahaan yang tersimpan di gudang sebagai persediaan. Anggaran biaya pemakaian bahan baku akan merencanakan nilai bahan baku yang digunakan dan dihitung dalam satuan moneter. Manfaat disusunnya anggaran ini adalah sebagai perhitungan harga pokok produk yang dihasilkan, dan sebagai pengawasan penggunaan bahan baku Anggaran bahan baku yang habis dipakai harus terperinci mengenai : a. Jenis bahan baku yang digunakan. b. Jumlah masing-masing jenis bahan baku yang habis digunakan untuk proses produksi c. Harga per unit masing-masing bahan baku d. Nilai masing-masing bahan baku yang habis digunakan untuk proses produksi e. Jenis produk yang dihasilkan f. Waktu penggunaan bahan baku Rumus untuk menentukan biaya pemakaian bahan secara sederhana adalah : Bahan langsung yang dibutuhkan (unit) x harga bahan per unit Contoh : PT. XYZ ANGGARAN PEMAKAIAN BAHAN LANGSUNG Triwulan Pertama 2000 Jan. Peb Mar Jumlah Bahan langsung yang diperlukan* Biaya per unit x Rp Biaya pemk. Bh. Langsung (000) Rp Keterangan: Diperlukan satu unit bahan langsung, untuk membuat satu unit barang produksi. Karena itu jumlah unit bahannya sama dengan jumlah unit produksinya.

16 Adapun contoh soal dan penyelesaian yang lebih terinci adalah : Data yang dihasilkan dari PT Angin Ribut sbb: a. Perkiraan penjualan. Jenis brg. Jumlah Harga/unt Persediaan awal Persediaan akhir (Rp.) Unit unit X Y Z b. Bahan baku dihitung menurut standar penggunaan kebutuhan (Standar Usage Rate/SUR) Jenis bh.bk. Satuan SUR Barang X Barang Y Barang Z 1 unit kg unit c. Jumlah persediaan masing-masing bahan baku : Jenis bh.bk. Persediaan awal Persediaan akhir unit unit kg kg unit unit d. Perkiraan harga barang adalah : Jenis bh. bk Harga Pertanyaan : Dengan data diata buatlah : unit kg unit 1. Anggaran produksi untuk masing-masing jenis barang 2. Anggaran kebutuhan bahan baku yang dirinci menurut jenis barang dan jenis bahan baku 3. Anggaran pembelian bahan baku yang terperinci menurut jenis bahan baku dan nilainya.

17 Penyelesaiannya : 1. PT Angin Ribut Anggaran Produksi (unit) Keterangan Barang X Barang Y Barang Z Penjualan Persediaan akhir Kebutuhan Persediaan awal Jumlah Produksi PT Angin Ribut Anggaran kebutuhan bahan baku. Jenis brg. Produksi Bahan baku 1 Bahan baku 2 Bahan baku 3 (unit) SUR Kebutuhan SUR Kebutuhan SUR Kebutuhan X Y Z Jumlah PT Angin Ribut Anggaran Produksi (unit) Keterangan Bahan baku 1 Bahan baku 2 Bahan baku 3 Kebutuhan Persediaan akhir Jumlah Kebutuhan Persediaan awal Pembelian Harga satuan Rp. 800 Rp. 500 Rp. 750 Biaya pembelian Rp Rp Rp

ANGGARAN BAHAN BAKU. Muniya Alteza

ANGGARAN BAHAN BAKU. Muniya Alteza ANGGARAN BAHAN BAKU Muniya Alteza Anggaran Bahan Baku Secara umum, anggaran bahan baku dikelompokkan menjadi 2, yaitu: 1. Bahan baku langsung merupakan bagian dari produk jadi yang biayanya dengan mudah

Lebih terperinci

1. PENGERTIAN. ahan Baku yang digunakan dalam proses produksi dikelompokkan dalam dua bagian yaitu:

1. PENGERTIAN. ahan Baku yang digunakan dalam proses produksi dikelompokkan dalam dua bagian yaitu: 4 NGGRN HN KU 1. PENGERTIN ahan aku yang digunakan dalam proses produksi dikelompokkan dalam dua bagian yaitu: 1. ahan aku Langsung Semua bahan baku langsung yang merupakan bagian barang jadi yang dihasilkan.

Lebih terperinci

Bahan baku dipakai = unit yang diproduksi x standar pemakaian bahan baku

Bahan baku dipakai = unit yang diproduksi x standar pemakaian bahan baku VI NGGRN HN MENTH (HN KU) 6.1 nggaran Kebutuhan ahan Mentah ahan baku merupakan bahan langsung, yaitu bahan yang membentuk suatu kesatuan yang tidak terpisahkan dari produk jadi. ahan baku adalah bahan

Lebih terperinci

Anggaran Bahan Baku. Deskripsi Materi :

Anggaran Bahan Baku. Deskripsi Materi : Anggaran Bahan Baku Deskripsi Materi : Mampu menghitung kebutuhan bahan langsung dan membuat anggaran biaya dan pembelian bahan langsung Pemahaman mengenai anggaran rencana dan pengendalian Bahan Baku

Lebih terperinci

BAB 4:PERSEDIAAN dan PENJUALAN

BAB 4:PERSEDIAAN dan PENJUALAN BAB 4:PERSEDIAAN dan PENJUALAN Marp up 1. Markup adalah peningkatan harga jual, atau menjual barang dengan harga lebih tinggi dibandingkan dengan biaya produksinya. Contoh: sebuah mesin cuci dengan harga

Lebih terperinci

Bab: Anggaran Material MINGGU KE 5 DAN 6

Bab: Anggaran Material MINGGU KE 5 DAN 6 Bab: Anggaran Material MINGGU KE 5 DAN 6 BAB: ANGGARAN MATERIAL Pengertian Penyusunan Anggaran Material: 1.Anggaran Kebutuhan Material 2.Anggaran Pembelian Material 3.Anggaran Penggunaan Material 4.Anggaran

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN. a. Pengertian Persediaan. 2) Persediaan Barang Dalam Proses. 2) Persediaan Barang Jadi

MANAJEMEN PERSEDIAAN. a. Pengertian Persediaan. 2) Persediaan Barang Dalam Proses. 2) Persediaan Barang Jadi MANAJEMEN PERSEDIAAN a. Pengertian Persediaan Perusahaan yang melakukan usahanya dalam bidang pengolahan, komponen perusahaan merupakan komponen pokok yang harus mendapatkan perhatian secara penuh. Perusahaan

Lebih terperinci

Anggaran Biaya Bahan Baku

Anggaran Biaya Bahan Baku Anggaran Biaya Bahan Baku Sub pokok bahasan: 1. Tujuan penyusunan anggaran biaya bahan baku 2. Anggaran pemakaian/kebutuhan bahan baku 3. Anggaran persediaan bahan baku 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN 10.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Persediaan Perusahaan Manufaktur pada umumnya mempertahankan 3 jenis persediaan: a. Persediaan Bahan Baku, Faktor- faktor yang

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ. Hanna Lestari, M.Eng

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ. Hanna Lestari, M.Eng ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ Hanna Lestari, M.Eng 1 Masalah produksi merupakan hal penting bagi perusahaan karena berkaitan dengan pencapaian laba perusahaan. Jika proses

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. penerimaan dengan pengeluaran, tetapi dengan semakin

BAB II LANDASAN TEORI. penerimaan dengan pengeluaran, tetapi dengan semakin BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Jenis-Jenis Anggaran 1. Pengertian Anggaran Pengertian anggaran terus berkembang dari masa ke masa. Dulu anggaran hanya merupakan suatu alat untuk menyeimbangkan

Lebih terperinci

B I A YA B A H AN A. Perencanaan Bahan Tujuan perencanaan bahan Masalah yang timbul dalam perencanaan bahan

B I A YA B A H AN A. Perencanaan Bahan Tujuan perencanaan bahan Masalah yang timbul dalam perencanaan bahan 1 B I A YA B A H AN Masalah yang dihadapi manajemen yang berhubungan dengan bahan adalah keterlambatan tersedianya bahan akan mempengaruhi kelancaran kegiatan produksi, sedangkan persediaan bahan yang

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PEMBELIAN DAN PEMAKAIAN BAHAN MANUFAKTUR DAN BUKAN MANUFAKTUR. Dr. Kartika Sari. Universitas Gunadarma

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PEMBELIAN DAN PEMAKAIAN BAHAN MANUFAKTUR DAN BUKAN MANUFAKTUR. Dr. Kartika Sari. Universitas Gunadarma KOMP. PERANGGARAN 2 PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PEMBELIAN DAN PEMAKAIAN BAHAN MANUFAKTUR DAN BUKAN MANUFAKTUR Dr. Kartika Sari Universitas Gunadarma Materi 1-1 Anggaran Bahan dan Komponen Suku Cadang

Lebih terperinci

BAB V PENGELOLAAN PERSEDIAAN

BAB V PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAB V PENGELOLAAN PERSEDIAAN A. Pengertian Persediaan Persediaan merupakan bagian utama dari modal kerja, sebab dilihat dari jumlahnya biasanya persediaan inilah unsur modal kerja yang paling besar. Hal

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Bahan Baku : Pengendalian, Perhitungan Biaya, dan Perencanaan (Materials : Controlling, Costing and Planning)

Akuntansi Biaya. Bahan Baku : Pengendalian, Perhitungan Biaya, dan Perencanaan (Materials : Controlling, Costing and Planning) Akuntansi Biaya Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Bahan Baku : Pengendalian, Perhitungan Biaya, dan Perencanaan (Materials : Controlling, Costing and Planning) Rista Bintara, SE., M.Ak Program Studi

Lebih terperinci

Pengelolaan Persediaan

Pengelolaan Persediaan Modul ke: Pengelolaan Persediaan Factor-faktor yang mempengaruhi besarnya persediaan. Biaya-biaya yang berhubungan dengan persediaan. Pengolahan persediaan dengan teknik ABC dan EOQ Fakultas EKONOMI Program

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Selama kurang lebih 1 (satu) bulan terhitung sejak 05 Juli s/d 13 Agustus 2010 penulis melaksanakan kerja praktek di Balai Besar Bahan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN Manajemen Investasi dan Pasokan Julius Nursyamsi MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan membentuk hubungan antara produksi dan penjualan produk Persediaan dikelompokan : 1. Bahan baku 2.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan ekonomi dewasa ini, dunia usaha tumbuh dengan semakin pesat. Sehingga menuntut perusahaan untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi persaingan

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Keuangan Modul ke: Pengelolaan Persediaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad, SE, MM Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Pengelolaan Persediaan Materi Pembelajaran Persediaan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Fakultas FEB MEILIYAH ARIANI, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi http://www.mercubuana.ac.id MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan membentuk hubungan antara produksi dan penjualan

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan. Penentuan Jumlah Persediaan (Stochastics Model) Hesti Maheswari SE., M.Si. Manajemen. Modul ke: 05Fakultas Ekonomi & Bisnis

Manajemen Persediaan. Penentuan Jumlah Persediaan (Stochastics Model) Hesti Maheswari SE., M.Si. Manajemen. Modul ke: 05Fakultas Ekonomi & Bisnis Modul ke: 05Fakultas Ekonomi & Bisnis Manajemen Persediaan Penentuan Jumlah Persediaan (Stochastics Model) Hesti Maheswari SE., M.Si Program Studi Manajemen Menghindari Kerusakan Menghindari Keterlambatan

Lebih terperinci

CHAPTER 5 MANAJEMEN KAS, MANAJEMEN PIUTANG, MANAJEMEN PERSEDIAAN DALAM KOPERASI

CHAPTER 5 MANAJEMEN KAS, MANAJEMEN PIUTANG, MANAJEMEN PERSEDIAAN DALAM KOPERASI CHAPTER 5 MANAJEMEN KAS, MANAJEMEN PIUTANG, MANAJEMEN PERSEDIAAN DALAM KOPERASI 1 Manajemen Kas Kas : - Aktiva paling likuid - Cash on hand dan Demand Deposit Mengapa perlu memiliki kas? - Motif transaksi

Lebih terperinci

Ir. Rini Anggraini, MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJEMEN.

Ir. Rini Anggraini, MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJEMEN. Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Model stokastik adalah model yang menganggap bahwa nilai-nilai parameter merupakan nilai-nilai yang tidak tetap dengan satu atau lebih parameter tersebut merupakan variabel

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN. ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara

MANAJEMEN PERSEDIAAN. ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara MANAJEMEN PERSEDIAAN ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara A. Pendahuluan Manajemen persediaan merupakan hal yang mendasar dalam penetapan keunggulan kompetatif

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Fungsi Pengendalian Persediaan Masalah pengendalian persediaan merupakan salah satu masalah penting yang dihadapi oleh perusahaan. Kekurangan bahan baku akan mengakibatkan adanya

Lebih terperinci

MATERI 5 ANGGARAN BAHAN BAKU

MATERI 5 ANGGARAN BAHAN BAKU KOMP. PERANGGARAN 2 MATERI 5 ANGGARAN BAHAN BAKU Dr. Kartika Sari Universitas Gunadarma Materi 1-1 Sub pokok bahasan: 1. Tujuan penyusunan anggaran biaya bahan baku 2. Anggaran pemakaian/kebutuhan bahan

Lebih terperinci

BAB 4 ANGGARAN BAHAN BAKU LANGSUNG

BAB 4 ANGGARAN BAHAN BAKU LANGSUNG Penganggaran Perusahaan 71 BAB 4 ANGGARAN BAHAN BAKU LANGSUNG A. Pengertian Anggaran Bahan Baku Langsung Pengertian bahan yang digunakan dalam proses produksi dikelompokan menjadi bahan baku langsung (Direct

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN PERSEDIAAN: TIPE, MANFAAT DAN BIAYA Jenis Persediaan: a. Persediaan bahan mentah. Bahan mentah adalah bahan yang akan digunakan untuk memproduksi barang dagangan. b. Persediaan barang

Lebih terperinci

CHAPTER 5 MANAJEMEN KAS, MANAJEMEN PIUTANG, MANAJEMEN PERSEDIAAN DALAM KOPERASI

CHAPTER 5 MANAJEMEN KAS, MANAJEMEN PIUTANG, MANAJEMEN PERSEDIAAN DALAM KOPERASI CHAPTER 5 MANAJEMEN KAS, MANAJEMEN PIUTANG, MANAJEMEN PERSEDIAAN DALAM KOPERASI CHAPTER 5 MANAJEMEN KAS, MANAJEMEN PIUTANG, MANAJEMEN PERSEDIAAN DALAM KOPERASI 1 Manajemen Kas Kas : - Aktiva paling likuid

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Materials : Controlling, Costing, and Planning. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen S1

Akuntansi Biaya. Materials : Controlling, Costing, and Planning. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen S1 Akuntansi Biaya Modul ke: Materials : Controlling, Costing, and Planning Fakultas FEB Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Program Studi Manajemen S1 www.mercubuana.ac.id Definisi Bahan Baku adalah Bahan yang secara

Lebih terperinci

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN Perusahaan memiliki persediaan dengan tujuan untuk menjaga kelancaran usahanya. Bagi perusahaan dagang persediaan barang dagang memungkinkan perusahaan untuk memenuhi permintaan

Lebih terperinci

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY A. Penentuan Ukuran Pemesanan (Lot Sizing) Lot sizing merupakan teknik dalam meminimalkan jumlah barang yang akan dipesan, sehingga dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT Subur mitra grafistama yang berlokasi di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT Subur mitra grafistama yang berlokasi di 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Penelitian dilakukan di PT Subur mitra grafistama yang berlokasi di Jl.wolter monginsidi no.70-72 Jakarta selatan. Penelitian dilakukan selama

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. Pemesanan barang merupakan kegiatan yang sangat penting pada bagian

BAB 1. PENDAHULUAN. Pemesanan barang merupakan kegiatan yang sangat penting pada bagian BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemesanan barang merupakan kegiatan yang sangat penting pada bagian pengendalian persediaan barang atau inventory control dalam suatu perusahaan atau organisasi,

Lebih terperinci

Persediaan. Ruang Lingkup. Definisi. Menetapkan Persediaan. Keuntungan & Kerugian Persediaan

Persediaan. Ruang Lingkup. Definisi. Menetapkan Persediaan. Keuntungan & Kerugian Persediaan EMA402 - Manajemen Rantai Pasokan EMA-402 Manajemen Rantai Pasokan Materi #11 Manajemen Persediaan Definisi Persediaan Sekumpulan produk fisik pada berbagai tahap proses transformasi dari bahan mentah

Lebih terperinci

LOGO. Anggaran Produksi.

LOGO. Anggaran Produksi. LOGO Anggaran Produksi Anggaran Produksi Tujuan Umum Mampu menyusun rencana persediaan produk, anggaran biaya produksi dan anggaran produksi. Tujuan Khusus Merencanakan persediaan produk jadi dan persediaan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ II.1 Pengertian Persediaan Persediaaan adalah semua sediaan barang- barang untuk keperluan menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

Lebih terperinci

Manajemen Operasional. Metode EOQ

Manajemen Operasional. Metode EOQ Manajemen Operasional Metode EOQ ECONOMIC ORDER QUANTITY METODE EOQ Pendekatan yang umum digunakan untuk manajemen persediaan dalam menganalisis inventory adalah dengan model EOQ (Economic Order Quantity).

Lebih terperinci

Persediaan adalah barang yang sudah dimiliki oleh perusahaan tetapi belum digunakan

Persediaan adalah barang yang sudah dimiliki oleh perusahaan tetapi belum digunakan Persediaan adalah barang yang sudah dimiliki oleh perusahaan tetapi belum digunakan Persediaan merupakan faktor yang penting dalam mencapai tujuan perusahaan, karena kekurangan/kelebihan persediaan akan

Lebih terperinci

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier Hand Out Manajemen Keuangan I Disusun oleh Nila Firdausi Nuzula Digunakan untuk melengkapi buku wajib Inventory Management Persediaan berguna untuk : a. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya bahan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Asti Widayanti S.Si M.T

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Asti Widayanti S.Si M.T MANAJEMEN PERSEDIAAN Asti Widayanti S.Si M.T Pengertian Persediaan Persediaan merupakan bagian dari modal kerja yang tertanam dalam bahan baku, barang setengah jadi, maupun berupa barang jadi tergantung

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Bahan Baku: Pengendalian, Perhitungan Biaya, dan Perencanaan. Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI. Modul ke:

Akuntansi Biaya. Bahan Baku: Pengendalian, Perhitungan Biaya, dan Perencanaan. Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI. Modul ke: Akuntansi Biaya Modul ke: Bahan Baku: Pengendalian, Perhitungan Biaya, dan Perencanaan Fakultas Fakultas Ekonomi dan BIsnis Program Studi Akuntansi Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laju perekonomian yang semakin meningkat dan tingkat persaingan yang semakin tajam, suatu perusahaan harus lebih giat dalam mencapai tujuan. Tujuan perusahaan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: Fakultas EKONOMI & BISNIS Rona Tumiur Mauli Caroline Simorangkir, SE.,MM. Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Pengertian Persediaan Persediaan merupakan bagian dari

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN

PENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN PENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN M A N A J E M E N O P E R A S I O N A L M I N G G U K E S E P U L U H B Y. M U H A M M A D W A D U D, S E., M. S I. F A K U L T A S E K O N O M I U N I V.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai pendukung teori adanya penelitian ini. Teori-teori yang menjadi bahan rujukan berkaitan tentang manajemen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN Bahan baku merupakan salah satu faktor yang memiliki pengaruh besar dalam memperlancar proses produksi. Banyaknya yang tersedia akan menentukan besarnya penggunaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk bisa mempertanggungjawabkan kebenaran dari suatu penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk bisa mempertanggungjawabkan kebenaran dari suatu penelitian, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Untuk bisa mempertanggungjawabkan kebenaran dari suatu penelitian, terlebih dahulu harus menemukan metode penelitian yang tepat, agar bisa diperoleh data

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaaan,

Lebih terperinci

PENTINGNYA INVENTORY CONTROL BAHAN BAKU UNTUK MEMPERLANCAR PROSES PRODUKSI PADA PERUSAHAAN

PENTINGNYA INVENTORY CONTROL BAHAN BAKU UNTUK MEMPERLANCAR PROSES PRODUKSI PADA PERUSAHAAN PENTINGNYA INVENTORY CONTROL BAHAN BAKU UNTUK MEMPERLANCAR PROSES PRODUKSI PADA PERUSAHAAN Oleh : Drs. HARIYANTO 1 ) I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap bidang usaha atau perusahaan pada umumnya selalu

Lebih terperinci

Persediaan. by R.A.H

Persediaan. by R.A.H Persediaan by R.A.H MANAJEMEN PERSEDIAAN PENGERTIAN Persediaan adalah bahan atau barang yg disimpan yg akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu. Persediaan dapat berupa bahan mentah, bahan pembantu,

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan

Manajemen Persediaan Manajemen Persediaan 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 A B C 20 40 60 80 100 100 80 60 40 20 Prof. Dr. Ir. Zulkifli Alamsyah, M.Sc. Program Studi Agribisnis FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI Persediaan Pengertian

Lebih terperinci

INVESTASI DALAM PERSEDIAAN

INVESTASI DALAM PERSEDIAAN INVESTASI DALAM PERSEDIAAN Persediaan (Inventory) mrpk elemen utama dari Modal Kerja karena : 1. Jml persediaan paling besar dj dibanding dg Modal Kerja lainnya 2. Aktiva yg selalu dlm keadaan berputar,

Lebih terperinci

Prinsip-Prinsip Manajemen Persediaan Tujuan perencanaan dan pengendaliaan persediaan:

Prinsip-Prinsip Manajemen Persediaan Tujuan perencanaan dan pengendaliaan persediaan: Prinsip-Prinsip Manajemen Persediaan Penentuan jumlah dan jenis barang yang disimpan haruslah sedemikian rupa sehingga produksi dan operasi perusahaan tidak terganggu, tetapi dilain pihak sekaligus harus

Lebih terperinci

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh :

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh : ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA Oleh : Boys Bidil Noor Fakultas Ekonomi, Univeritas 17 agustus Samarinda Email : boy.aidil@gmail.com ABSTRAKSI Penelitian ini untuk bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Pasar Ikan Higienis Pejompongan Jakarta Pusat. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2013 hingga Mei 2013. 3.2

Lebih terperinci

INVENTORY. (Manajemen Persediaan)

INVENTORY. (Manajemen Persediaan) INVENTORY (Manajemen Persediaan) Pendahuluan Yaitu: Segala sesuatu/sumber-sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan Sekumpulan produk phisikal pada berbagai

Lebih terperinci

BIAYA BAHAN. Endang Sri Utami, SE., M.Si., Ak, CA

BIAYA BAHAN. Endang Sri Utami, SE., M.Si., Ak, CA BIAYA BAHAN Endang Sri Utami, SE., M.Si., Ak, CA Permasalahan Bahan Keterlambatan bahan akan mempengaruhi kelancaran produksi, sedangkan persediaan bahan yang berlebihan berarti pemborosan modal kerja

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masi

Lebih terperinci

Proudly present. Manajemen Persediaan. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK.

Proudly present. Manajemen Persediaan. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK. Proudly present Manajemen Persediaan Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK 081-331-529-764 www.bwmahardhika.com INVENTORY MANAGEMENT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA Manajemen Persediaan Terkait dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Dalam perancangan sistem terlebih dahulu harus mengerti sub sistem. Sub sistem yaitu serangkaian kegiatan yang dapat ditentukan identitasnya, yang

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan : stok dari elemen-elemen/item-item untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang atau bahan/barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode

Lebih terperinci

MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI

MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI INVENTORY MANAGEMENT MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI Manajemen Persediaan Manajemen persediaan merupakan suatu cara untuk mengelola dan mengendalikan persediaan agar dapat melakukan pemesanan yang tepat sehingga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Berdasarkan jenis operasi perusahaan, persediaan dapat diklasifikasikan

BAB II LANDASAN TEORI. Berdasarkan jenis operasi perusahaan, persediaan dapat diklasifikasikan 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan (Inventory) 2.1.1 Pengertian Persediaan Berdasarkan jenis operasi perusahaan, persediaan dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua): 1. Pada perusahaan manufaktur yang

Lebih terperinci

INVENTORY Klasifikasi Bahan Baku :

INVENTORY Klasifikasi Bahan Baku : INVENTORY Model ini digunakan untuk memecahkan kasus yang berhubungan dengan persediaan barang untuk proses produksi dan biaya produksi dalam kaitannya dengan permintaan pelanggan terhadap suatu produk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengendalian persediaan bahan baku yang dilakukan pada PT. XYZ. Penelitian ini menggunakan 2 jenis data, yaitu :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengendalian persediaan bahan baku yang dilakukan pada PT. XYZ. Penelitian ini menggunakan 2 jenis data, yaitu : BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian Tugas Akhir ini dititik beratkan pada perencanaan pengendalian persediaan bahan baku yang dilakukan pada PT. XYZ 3.2 Jenis Data Penelitian

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan. Persediaan Pengaman. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen

Manajemen Persediaan. Persediaan Pengaman. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen Modul ke: 06 Manajemen Persediaan Persediaan Pengaman Fakultas FEB Program Studi Manajemen Safety Stock Tujuan safety stock adalah meminimalkan terjadinya stock out dan mengurangi penambahan biaya penyimpanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek dan Lokasi Penelitian Obyek penelitian ini adalah CV. Tani Jaya Perkasa yang beralamat di Dusun Gebangan RT 02 RW 02 Kelurahan Putat, Kecamatan Purwodadi, Kaubapten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah metode deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk membuat deskriptif secara sistematis,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif

BAB IV METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis/Disain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Kuantitatif. Deskriptif yaitu menganalisa, mengendalikan dan mendiskripsikan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengendalian Persediaan Setiap perusahaan, apakah itu perusahaan dagang, pabrik, serta jasa selalu mengadakan persediaan, karena itu persediaan sangat penting. Tanpa adanya

Lebih terperinci

Modul ke: Manajemen Persediaan. Manajemen Pembelian. Fakultas. Hesti Maheswari SE., M.Si. Ekonomi dan Bisnis. Program Studi.

Modul ke: Manajemen Persediaan. Manajemen Pembelian. Fakultas. Hesti Maheswari SE., M.Si. Ekonomi dan Bisnis. Program Studi. Modul ke: 02 Manajemen Persediaan Manajemen Pembelian Fakultas Ekonomi dan Bisnis Hesti Maheswari SE., M.Si Program Studi S1 Manajemen PENGERTIAN PERSEDIAAN Stok bahan/barang yang digunakan untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Ngadiluwih, Kediri. UD. Pilar Jaya adalah perusahaan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Ngadiluwih, Kediri. UD. Pilar Jaya adalah perusahaan yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di UD. Pilar Jaya yang berlokasi di Desa Banjarejo, Kecamatan Ngadiluwih, Kediri. UD. Pilar Jaya adalah perusahaan yang memproduksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di pabrik bihun jagung PT. Subafood Pangan Jaya yang beralamat di Jalan Raya Legok Km. 6 Komplek Doson, Desa Cijantra,

Lebih terperinci

Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT)

Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT) Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT) Objektif: 12. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dan jenis-jenis persediaan. 13. Mahasiswa dapat menghitung biaya-biaya dalam persediaan. 14.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekurangan atau kelebihan persediaan merupakan faktor yang memicu peningkatan biaya. Jumlah persediaan yang terlalu banyak akan berakibat pemborosan dalam biaya simpan,

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Menentukan Jumlah Persediaan dengan Asumsi terdapat perubahan kebutuhan harga Fakultas EKONOMI DAN BISNIS M. Soelton Ibrahem, S.Psi, MM Program Studi Manajemen MENENTUKAN

Lebih terperinci

Tujuan anggaran Bahan:

Tujuan anggaran Bahan: ANGGARAN BAHAN BAKU DWI PURNOMO Tujuan anggaran Bahan: Memperkirakan jumlah kebutuhan bahan baku langsung Memperkirakan jumlah pembelian bahan baku langsung yang diperlukan Sebagai dasar memperkirakan

Lebih terperinci

INVENTORY CONTROL. Slide prepare By; Iman P. Hidayat

INVENTORY CONTROL. Slide prepare By; Iman P. Hidayat INVENTORY CONTROL Slide prepare By; Iman P. Hidayat Pendahuluan Dalam suatu perusahaan harus ada pengaturan jumlah persediaan baik bahan baku atau barang jadi agar kebutuhan proses produksi maupun kebutuhan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) KONSEP DASAR Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory control), karena kebijakan persediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap laba yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap laba yang diperoleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah produksi merupakan masalah yang sangat penting bagi perusahaan karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap laba yang diperoleh perusahaan. Apabila

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN. Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan. Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE. Ekonomi dan Bisnis

MANAJEMEN KEUANGAN. Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan. Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE. Ekonomi dan Bisnis MANAJEMEN KEUANGAN Modul ke: 12 Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Keuangan www.mercubuana.ac.id Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D.,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Fungsi Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Pengertian persediaan menurut Handoko (1996) adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu atau sumberdaya-sumberdaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahan baku sangat besar sehingga tidak mungkin suatu perusahaan akan dapat

BAB I PENDAHULUAN. bahan baku sangat besar sehingga tidak mungkin suatu perusahaan akan dapat BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Setiap perusahaan manufaktur mempunyai bahan baku, baik itu perusahaan besar maupun perusahaan kecil. Ketergantungan perusahaan terhadap bahan baku sangat besar sehingga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Jenis Jenis dan Biaya-Biaya Persediaan 1. Pengertian Persediaan Perusahaan didalam menjalankan operasoinalnya tentu memliki persediaan, baik itu perusahaan dagang

Lebih terperinci

Modul ke: Manajemen Persediaan. Persediaan Pengaman. Maheswari SE., M.Si. Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi. Manajemen

Modul ke: Manajemen Persediaan. Persediaan Pengaman. Maheswari SE., M.Si. Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi. Manajemen Modul ke: 06 Hesti Fakultas Ekonomi & Bisnis Manajemen Persediaan Persediaan Pengaman Maheswari SE., M.Si Program Studi Manajemen Kedatangan barang terlambat menimbulkan stock out (kehabisan barang persediaan)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan (inventory) adalah sumber daya ekonomi fisik yang perlu diadakan dan dipelihara untuk menunjang kelancaran produksi, meliputi bahan baku (raw

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting dalam menunjang operasi (kegiatan) dari perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting dalam menunjang operasi (kegiatan) dari perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada berbagai perusahaan atau organisasi lain, persediaan memegang peranan yang sangat penting dalam menunjang operasi (kegiatan) dari perusahaan atau organisasi tersebut.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN A.

III. METODE PENELITIAN A. III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Deskriptif analitis yaitu memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) EOQ. Christian Kuswibowo, M.Sc. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen

Manajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) EOQ. Christian Kuswibowo, M.Sc. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen Modul ke: Manajemen Persediaan Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) EOQ Fakultas FEB Christian Kuswibowo, M.Sc Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Bagian Isi Sebelum penggunaan MRP, perencanaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persediaan (inventory) merupakan barang yang disimpan untuk digunakan atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persediaan (inventory) merupakan barang yang disimpan untuk digunakan atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Arti Penting Persediaan 1. Pengertian Persediaan persediaan (inventory) merupakan barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada periode mendatang. Persediaan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN PENGERTIAN Persediaan : - Segala sesuatu/sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan - Sekumpulan produk phisikal pada berbagai tahap proses

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pentingnya Persediaan Bagi Perusahaan Suatu perusahaan akan selalu mempunyai persediaan, baik persediaan berupa persediaan bahan baku, persediaan barang setengah jadi ataupun persediaan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. (2000), persediaan merupakan sebuah aktiva yang meliputi barang-barang milik

TINJAUAN PUSTAKA. (2000), persediaan merupakan sebuah aktiva yang meliputi barang-barang milik II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Persediaan Definisi dari persediaan adalah material berupa bahan baku baik berupa barang setengah jadi, atau barang jadi yang disimpan dalam suatu tempat dimana barang

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PERUSAHAAN KOPI BUBUK BALI CAP BANYUATIS

PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PERUSAHAAN KOPI BUBUK BALI CAP BANYUATIS PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PERUSAHAAN KOPI BUBUK BALI CAP BANYUATIS I Gusti Ayu Widi Astuti1, Wayan Cipta1, Made Ary Meitriana2 Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas

Lebih terperinci

Syukriah, Putri Narisa Lia. Jurusan Teknik Industri, Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, Indonesia

Syukriah, Putri Narisa Lia. Jurusan Teknik Industri, Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, Indonesia PENGENDALIAN PENGOLAHAN BIJI KOPI MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDERQUANTITY(EOQ) PADA PABRIK KOPERASI BAITUL QIRADH (KBQ) BABURRAYYAN TAKENGON ACEH TENGAH Syukriah, Putri Narisa Lia Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai suatu negara berkembang, Indonesia saat ini giat melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai suatu negara berkembang, Indonesia saat ini giat melaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebagai suatu negara berkembang, Indonesia saat ini giat melaksanakan pembangunan di segala bidang, terutama di bidang ekonomi sebagai persiapan dalam memasuki

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Akuntansi

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Akuntansi Modul ke: 12 MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi Idik Sodikin,SE,MBA,MM Manajemen persediaan Kriteria persediaan o Persediaan pada perusahaan dagang Persediaan

Lebih terperinci