BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi target penelitian ini adalah seluruh siswa SLTP Negeri 4 Busungbiu

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi target penelitian ini adalah seluruh siswa SLTP Negeri 4 Busungbiu"

Transkripsi

1 65 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. POPULASI DAN SAMPLING Populasi target penelitian ini adalah seluruh siswa SLTP Negeri 4 Busungbiu dan populasi terjangkaunya adalah seluruh siswa kelas I yang ada di SLTP Negeri 4 Busungbiu tahun ajaran 00/003. Teknik Sampling yang digunakan adalah Cluster Random Sampling. Cluster Random Sampling adalah teknik memilih sebuah sampel dari kelompok-kelompok unit yang kecil. Populasi dari cluster merupakan subpopulasi dari total populasi. Pengelompokan secara cluster menghasilkan unit elementer yang heterogen seperti halnya populasi sendiri (Nazir, 988:366). Langkah-langkah penentuan sampel adalah sebagai berikut. Pada tahap pertama, dipilih dua kelas secara random dari tiga kelas I pada SLTPN 4 Busungbiu sebagai kelompok kontrol dan eksperimen. Ketiga kelas memiliki kemampuan yang relatif sama. Hal ini dapat dilihat dari masukan rerata NEM siswa dan nilai rerata kelas pada raport semester I untuk mata pelajaran IPA. Pada tahap kedua, masingmasing kelompok dipilah menjadi dua yaitu kelompok yang beranggotakan siswa yang memiliki penalaran formal tinggi dan kelompok yang beranggotakan siswa yang memiliki penalaran formal rendah. Penentuan penalaran formal dilakukan dengan menggunakan tes penalaran formal yang diadaptasi dari teori Piaget dan Inhelder. Skor yang diperoleh dari tes penalaran formal kemudian dirangking. Sebanyak 7 % kelompok atas dinyatakan sebagai kelompok yang memiliki penalaran formal tinggi sedangkan 7 % kelompok

2 66 bawah dinyatakan sebagai kelompok yang memiliki penalaran formal rendah. Pengambilan masing-masing 7 % kelompok atas dan kelompok bawah untuk memilah penalaran formal didasarkan pada anjuran Guilford (Guilford, 954 : 45). Penentuan kelompok yang memiliki penalaran formal tinggi dan rendah dilakukan berdasarkan pada pertimbangan : () penalaran formal bersifat kontinu, () kecenderungan penalaran formal individu mengarah pada salah satu kutub, (3) individu yang memiliki penalaran formal tinggi cenderung memperoleh skor tes penalaran formal yang lebih tinggi daripada individu yang memiliki penalaran formal rendah. Sampel yang memiliki skor penalaran formal di sektor rata-rata tidak diambil sebagai sampel karena kurang bisa mengidentifikasi kecenderungan apakah anggota sampel tersebut termasuk penalaran formal tinggi atau rendah. Komposisi anggota sampel penelitian menurut perlakuan yang akan diberikan, diikthisarkan pada tabel 3. berikut. VARIABEL PENALARAN TINGGI PENALARAN RENDAH Tabel 3. Komposisi Anggota Sampel MODEL KONSTRUKTIVIS MODEL KONVENSIONAL TOTAL TOTAL

3 67 3. VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.. Variabel Penelitian Penelitian eksperimen ini melibatkan beberapa variabel yang dapat dikelompokkan sebagai berikut. a. Variabel Terikat ( Y ) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah miskonsepsi siswa. b. Variabel Bebas ( X ) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model belajar konstruktivis yang dikenakan pada kelompok eksperimen, sedangkan kelompok kontrol menggunakan model belajar konvensional. c. Variabel Moderator Variabel moderator dalam penelitian ini adalah penalaran formal siswa. Penggunaan penalaran formal sebagai variabel moderator dimaksudkan untuk menganalisis efek lugas (simple effect) model belajar konstruktivis terhadap masing-masing stratum penalaran formal serta interaksi antara penalaran formal dan model belajar Definisi Operasional Untuk menggambarkan secara lebih operasional variabel dalam penelitian ini, berikut dikemukakan definisi operasional masing-masing variabel tersebut. a. Model Belajar Konvensional Model belajar konvensional adalah model belajar yang tidak dilandasi oleh paham konstruktivisme, titik tolak pembelajaran tidak dimulai dari pengetahuan awal yang dimiliki siswa (prior knowledge). Pembelajaran dimulai dari penyajian

4 68 informasi, pemberian ilustrasi dan contoh soal, latihan soal-soal sampai pada akhirnya guru merasakan apa yang diajarkan telah dimengerti oleh siswa. b. Model Belajar Konstruktivis Model belajar konstruktivis adalah model belajar yang titik tolaknya didasarkan pada konsepsi yang dimiliki oleh siswa (prior knowledge). Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan mengadakan konflik kognitif dan diskusi kelas untuk mereduksi miskonsepsi yang muncul pada siswa. Keberhasilan pembelajaran terletak pada kemampuan siswa dalam merubah miskonsepsi menuju konsepsi ilmiah. c. Miskonsepsi Siswa Miskonsepsi siswa adalah konsepsi siswa yang tidak cocok dengan konsepsi ilmiah, hanya dapat ditemukan dalam kasus-kasus tertentu dan tidak berlaku untuk kasus-kasus lainnya serta tidak dapat digeneralisasi. Konsepsi tersebut pada umumnya dibangun secara intuitif dalam upaya memberi makna terhadap dunia pengalaman mereka sehari-hari. Miskonsepsi dinyatakan dengan skor yang diperoleh siswa dari ketidakmampuannya dalam memahami konsep dan prinsip IPA secara ilmiah yang diukur dengan tes diagnostik. Data yang terkumpul untuk ubahan ini dalam peringkat interval. d. Penalaran Formal Penalaran Formal adalah kapasitas siswa untuk melakukan operasi-operasi formal yang meliputi : berpikir kombinatorial, berpikir proporsi, berpikir koordinasi, berpikir keseimbangan mekanik, berpikir probabilitas, berpikir korelasi, berpikir kompensasi dan berpikir konservasi. Penalaran Formal siswa diukur dengan Tes Penalaran Formal, data yang terkumpul untuk ubahan ini dalam peringkat interval.

5 RANCANGAN PENELITIAN Rancangan eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non Random Pre-tes Post-test Control Group. Dalam rancangan ini, pengambilan subyek tidak dilakukan secara rambang. Rancangan ini dipilih karena selama eksperimen tidak memungkinkan untuk mengubah kelas yang telah ada. Pra tes digunakan untuk menyetarakan pengetahuan awal kedua kelompok sedangkan post tes digunakan untuk mengukur miskonsepsi siswa setelah diberi perlakuan (Campbell 966 : 47). Rancangan eksperimennya disajikan pada tabel 3. berikut. Tabel 3. Rancangan Eksperimen Kelompok Pra Tes Treatment Post Tes Eksperimen T X T Kontrol T 0 T Keterangan : X = model belajar konstruktivis T = post tes (tes diagnostik) Rancangan analisis penelitian ini adalah rancangan faktorial X. Faktor pemilahnya adalah variabel moderator penalaran formal siswa. Pemilahan dibagi atas dua tingkatan yaitu penalaran formal di atas rata-rata kelompok (7 % dari atas) dan di bawah rata-rata kelompok (7 % dari bawah ) setelah data diurutkan dari yang paling besar ke yang paling kecil. Dengan pemilahan ini diharapkan dapat menambah kecermatan penelitian ini. Dalam pelaksanaan penelitian ini, pemisahan tingkat penalaran formal siswa bersifat semu artinya dalam kegiatan eksperimen, para siswa tidak dipisahkan secara nyata antara yang memiliki tingkat penalaran formal di atas dan di bawah rata-rata kelompok.

6 70 Tabel 3.3 Rancangan Analisis Faktorial x MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS KONVENSIONAL PENALARAN FORMAL TINGGI A B A B RENDAH A B A B keterangan : A = Model Belajar Konstruktivis A = Model Belajar Konvensional B = Penalaran Formal Tinggi B = Penalaran Formal Rendah Tabel 3.3 menyatakan bahwa penelitian ini akan memberikan perlakuan dalam pembelajaran melalui dua model yaitu konstruktivis untuk kelas eksperimen dan konvensional untuk kelas kontrol yang akan menunjukkan bagaimana miskonsepsi siswa dapat direduksi dalam pelajaran fisika setelah menerima perlakuan tersebut. Pada masing-masing kelas terdapat kelompok yang memiliki penalaran tinggi dan rendah. Dengan demikian ada 4 kelompok yaitu : () siswa yang diberikan model pembelajaran konstruktivis untuk penalaran formal tinggi, (). siswa yang diberikan model pembelajaran konstruktivis untuk penalaran formal rendah, (3) siswa yang diberikan model pembelajaran konvensional untuk penalaran formal tinggi dan (4) siswa yang diberikan model pembelajaran konvensional untuk penalaran formal rendah. Pengontrolan validitas dilakukan agar hasil eksperimen benar-benar sebagai akibat dari pengaruh perlakuan. Ada dua belas faktor penyebab rendahnya validitas internal suatu penelitian (Campbell : 966 : 5-6), yaitu : () faktor sejarah, () proses kematangan (3) testing, (4) instrumen pengukuran, (5) regresi statistik, (6) seleksi subyek, (7) mortalitas pada eksperimen, (8) interaksi antara pemilihan dan

7 7 kematangan, (9) efek interaksi testing, (0) efek interaksi dari bias seleksi dan variabel eksperimen, () efek reaksi terhadap perencanaan / persiapan eksperimen, () perlakuan ganda. Faktor sejarah dalam penelitian ini telah dikendalikan dengan melaksanakan post tes waktunya serentak antara kelompok kontrol dan eksperimen. Instrumen dikontrol dengan memberikan instrumen yang valid dan reliabel untuk mengetahui penalaran formal dan miskonsepsi siswa dalam mata pelajaran fisika. Pada penelitian ini dilakukan pengambilan kelompok kontrol, maka tindakan ini telah mampu mengendalikan faktor sejarah, kematangan, testing dan instrumentasi. Sedangkan dengan menggunakan rancangan post-tes memungkinkan untuk mengendalikan faktor kematangan subyek. Selama penelitian ini dilaksanakan tidak ada siswa yang mengundurkan diri sehingga faktor mortalitas dapat dikendalikan. Untuk meningkatkan validitas eksternal penelitian ditempuh langkah-langkah sebagai berikut : () pemilihan kelompok diambil secara random, dalam hal ini kelompok eksperimen dan kontrol telah memiliki kesetaraan karena berasal dari masukan siswa yang memiliki rerata NEM siswa dan nilai rerata kelas pada raport semester I untuk mata pelajaran IPA relatif sama, () uji perbedaan pra tes antara kelas eksperimen dan kontrol dilakukan untuk melihat sejauh mana kesetaraan antara kelas eksperimen dan kontrol, hasil analisis dengan uji-t menunjukkan bahwa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berbeda secara signifikan (hasil selengkapnya disajikan pada lampiran IV), (3) selama pelaksanaan eksperimen diusahakan tidak diketahui atau disadari oleh siswa karena dilaksanakan sesuai dengan pembelajaran rutin, hal ini dilakukan guna menghindari perubahan sikap pada

8 7 saat diberi perlakuan, (4) selama eksperimen berlangsung diharapkan tidak terjadi peristiwa atau kejadian khusus yang mengganggu jalannya eksperimen. Dengan pengambilan langkah tersebut maka validitas internal dan eksternal penelitian ini dapat dipenuhi sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasi pada populasi. 3.4 METODE PENGUMPULAN DATA DAN INSTRUMEN Dalam penelitian ini digunakan enam macam instrumen yang meliputi : (a) instrumen yang berfungsi sebagai pendukung pembelajaran dalam kelas yaitu guru fisika, satuan pelajaran dan modul strategi pengubahan konsepsi, (b) instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel moderator yaitu tes penalaran formal, dan (c) instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel terikat yaitu tes diagnostik dan pedoman interview klinis siswa.. Guru fisika Pelaksanaan pembelajaran di kelas eksperimen maupun kontrol dilakukan oleh guru pada sekolah tersebut. Hal ini dilakukan agar rancangan pembelajaran yang dilaksanakan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan untuk menjaga validitas eksternal dari penelitian ini. Pembelajaran dilaksanakan secara rutin sehingga proses penelitian tidak diketahui atau disadari oleh siswa. Hal ini dilakukan guna menghindari perubahan sikap pada saat diberi perlakuan.. Satuan Pelajaran Satuan pelajaran yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada Kurikulum Berbasis Kompetensi mata pelajaran fisika tahun 00 dari Pusat Kurikulum yang meliputi pokok bahasan tekanan. Satuan pelajaran untuk pokok bahasan tekanan ini disajikan dengan alokasi waktu (6 jam pelajaran ). Sistematika satuan pelajaran

9 73 ini meliputi : ) kompetensi dasar, ) indikator pencapaian hasil belajar, 3) materi pokok, 4) proses pembelajaran yang meliputi pendekatan, metoda, dan langkahlangkah pembelajaran, (5) alat dan sumber belajar, (6) evaluasi. 3. Modul Strategi Pengubahan Miskonsepsi Modul ini adalah modul kecil yang terdiri dari uraian materi yang memuat konsep-konsep esensial yang mengacu pada konsepsi awal siswa yang telah dijaring sebelum pembelajaran dilaksanakan. Hasil penjaringan diperoleh melalui interview klinis, peta konsep dan tes awal. Dengan berpedoman pada pra konsepsi ini, siswa diharapkan merasa lebih mudah dalam mereduksi miskonsepsinya menuju konsepsi ilmiah. Sistematika penulisan modul ini meliputi : () uraian yang berisi miskonsepsimiskonsepsi yang telah menghinggapi struktur kognitif siswa, () uraian ringkas konsep-konsep esensial untuk materi tekanan, (3) kegiatan eksperimen sederhana untuk mengcounter miskonsepsi siswa yang sifatnya sangat resistan, (4) evaluasi. 4. Tes Diagnostik Tes diagnostik ini disusun oleh peneliti dengan berpedoman pada Kurikulum Berbasis Kompetensi mata pejaran fisika tahun 00 dari Pusat Kurikulum. Tipe soal adalah pilihan ganda. Tes ini digunakan sebagai tes awal untuk melihat prior knowledge siswa dan tes akhir untuk mengetahui perbedaan miskonsepsi kelompok kontrol dan eksperimen. Melalui alat ini diharapkan dapat mengungkapkan data penguasaan siswa terhadap konsep-konsep fisika untuk pokok bahasan tekanan. Ranah kognitif yang diukur mengikuti taksonomi Bloom yang meliputi ingatan (c), pemahaman (c) dan aplikasi (c3). Untuk menjamin validitas isi (content validity) dilakukan dengan menyusun kisi-kisi soal, sehingga akan tersusun secara proporsional

10 74 Tabel 3.4 Kisi-kisi Tes Diagnostik TOPIK/ JAM PEL SUB TOPIK INDIKATOR DIMENSI JML ITEM NO SOAL C C C3 Tekanan Siswa diharapkan dapat : Pada. Menjelaskan faktor - faktor Zat yang mempengaruhi berat suatu Padat benda.. Menyebutkan pengertian berat suatu benda. 3. Menjelaskan faktor- faktor yang 3, 4 mempengaruhi besarnya tekan - an pada zat padat. TEKANAN ( 6 J P ) Tekanan Siswa diharapkan dapat : Pada. Menjelaskan hubungan massa 3 4 5, 6, 7 Zat jenis dengan konsep terapung, 8 Cair melayang dan tenggelam.. Menyebutkan sifat tekanan zat 4 6 8,9,0, cair dalam ruang terbuka,5 3. Menjelaskan terjadinya gejala- 3 gejala berkaitan dengan 4 hukum Pascal 4. Menjelaskan prilaku-prilaku 6,7 zat cair dalam bejana berhubungan. 5. Menyebutkan peristiwa 4 9,0, berkaitan dengan hukum 7 archimedes. 6. Menjelaskan faktor-faktor 4 5,3,4, yang mempengaruhi besarnya 6 gaya Archimedes. 5

11 75 Tekanan Siswa diharapkan dapat : 8,9, Pada. Menjelaskan peristiwa ,3, Zat peristiwa berkaitan dengan 3, 34, Gas tekanan pada zat gas. 36. Menjelaskan hubungan 35 ketinggian tempat dengan 37 tekanan udara. 3. Melakukan kegiatan yang 4 33, 40 menunjuk hubungan tekanan 38,39 dan volume berkaitan dengan hukum Boyle. JUMLAH Cara pemberian skor terhadap jawaban siswa untuk setiap butir soal adalah sebagai berikut. Jika siswa tidak menjawab atau jawaban siswa salah diberi skor 0. Skor diberikan bila jawaban siswa benar. Sebelum instrumen ini digunakan maka diteliti dulu kualitasnya melalui uji coba. Kualitas instrumen ditunjukkan oleh kesahihan dan keterandalannya dalam mengungkapkan apa yang akan diukur. Syaratsyarat tes yang baik paling sedikit memiliki : validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. Validitas tes adalah ketepatan alat ukur dengan apa yang hendak diukur (Sutrisnohadi, 99:). Reliabilitas tes adalah kemampuan mempertahankan kestabilan / kemantapan, keterpercayaan dan ketepatan dari suatu ramalan ( Kerlinger, 973 : 709 ). Selain memenuhi validitas dan reliabilitas, suatu tes juga harus memiliki daya pembeda dan keseimbangan dari tingkat kesulitan soal tersebut, yaitu adanya soal-soal yang mudah, sedang dan sukar secara proporsional.

12 76 Sebelum instrumen ini digunakan maka diteliti dulu kualitasnya melalui uji coba. Kualitas instrumen ditunjukkan oleh kesahihan (validitas) dan keterandalannya (reliabilitas) dalam mengungkapkan apa yang akan diukur Untuk mengetahui validitas butir soal digunakan korelasi point biserial (r pbis ), sedangkan reliabilitas menggunakan KR-0. Rumus KR-0 digunakan karena masing-masing butir soal memiliki tingkat kesukaran yang relatif sama. Rumus-rumus yang digunakan untuk perhitungan adalah sebagai berikut : Korelasi Point Biserial (r pbis ) r pbis = (x p s t x t ) p q (Sutrino Hadi, 99:38) Dimana : X p = rata-rata skor testi yang menjawab X t = rata-rata skor total untuk semua testi s t = simpangan baku skor total setiap testi p = proporsi testi yang dapat menjawab benar butir soal yang bersangkutan q = p KR-0 KR- 0 = k SD k t SD t ( pq) (Guilford, 973 : 46) Dimana : k = banyaknya butir soal p = proporsi peserta tes yang menjawab dengan benar. q = p

13 77 Untuk menganalisis daya beda butir soal digunakan rumus : Dimana : R R ULI = U L f ( Dantes, 00 : 8) ULI = Upper Low Indek R u = Banyaknya subyek kelompok atas yang menjawab benar R L = Banyaknya subyek kelompok bawah yang menjawab benar f = Banyaknya masing-masing golongan Kriteria : daya beda yang baik berkisar antara Sedangkan untuk uji tingkat kesukaran dicari dengan rumus : DK = WL + WH nl + nh X 00% (Nurkancana,99 : 57) dimana : DK = derajat kesukaran nl = jumlah kelompok bawah nh = jumlah kelompok atas Kriteria : tingkat kesukaran yang baik berkisar antara 5% 75% 5. Tes Penalaran Formal Seperti yang telah dikemukakan bahwa penalaran formal siswa adalah kapasitas siswa untuk melakukan operasi-operasi formal yang meliputi : berpikir kombinatorial, berpikir proporsi, berpikir koordinasi, berpikir keseimbangan mekanik, berpikir probabilitas, berpikir korelasi, berpikir kompensasi dan berpikir konservasi. Untuk mengukur penalaran formal siswa diberikan tes yang disusun berdasarkan indikator-indikator yang diambil dari delapan aspek penalaran formal

14 78 yang diadaptasi dari teori Piaget dan Inhelder. Indikator tersebut meliputi : penalaran kombinatorial, proporsi, koordinasi, keseimbangan mekanik, probability, korelasi, kompensasi dan konservasi (Travers, 98 : 94-96). Soal tersebut berbentuk pilihan ganda dengan jumlah option 4 buah. Bobot yang soal yang dijawab benar = dan yang dijawab salah = 0, dengan alokasi waktu selama 90 menit dengan jumlah soal sebanyak 33 buah. Melalui tes ini diharapkan mampu mengungkap kemampuan berpikir yang dimiliki siswa dalam berpikir abstrak dan sistematis terhadap suatu obyek. Untuk menjamin validitas isi (content validity) dilakukan dengan menyusun kisi-kisi, sehingga masing-masing sub pokok bahasan tersusun secara proporsional. Kisi-kisi soal dapat dilihat pada tabel 3.5. Tabel 3.5 Kisi Kisi Soal Penalaran Formal VAR INDIKATOR ALAT UKUR SKALA PENGU- SUMBER DATA JML ITEM BUTIR TES KURAN Kombinatorial 5,,3,4,5 Proporsi (analogi) 4 6,7,8,9 Koordinasi 4 0,,,3 PENALARAN Keseimbangan TES INTER- SISWA 5 4,5,6, Mekanik VAL 7,8 FORMAL Probabilitas 3 9,.0, Korelasi 5,3,4,5,6 Kompensasi 3 7,8,9 Konservasi 4 30,3,3,33 JUMLAH 33

15 79 Sebelum instrumen ini digunakan maka diteliti dulu kualitasnya melalui uji coba. Kualitas instrumen ditunjukkan oleh kesahihan (validitas) dan keterandalannya (reliabilitas) dalam mengungkapkan apa yang akan diukur Untuk mengetahui validitas butir soal digunakan korelasi point biserial (r pbis ), sedangkan reliabilitas menggunakan KR-0. Rumus KR-0 digunakan karena masing-masing butir soal memiliki tingkat kesukaran yang relatif sama. Rumus-rumus yang digunakan untuk perhitungan adalah sebagai berikut : Korelasi Point Biserial (r pbis ) r pbis = Dimana : ( x p xt ) p (Sutrino Hadi, 99:38) st q X p = rata-rata skor testi yang menjawab benar X t = rata-rata skor total untuk semua testi s t = simpangan baku skor total setiap testi p = proporsi testi yang dapat menjawab benar butir soal yang q = p bersangkutan KR-0 KR- 0 = k SD k t SD t ( pq) (Guilford, 973 : 46) Dimana : k = banyaknya butir soal p = proporsi peserta tes yang menjawab benar soal yang bersangkutan q = p

16 80 Untuk menganalisis daya beda butir soal digunakan rumus : R R ULI = U L f ( Dantes, 00 : 8) Dimana : ULI = Upper Low Indek R u = Banyaknya subyek kelompok atas yang menjawab benar R L = Banyaknya subyek kelompok bawah yang menjawab benar f = Banyaknya masing-masing golongan Kriteria : daya beda yang baik berkisar antara Sedangkan untuk uji tingkat kesukaran dicari dengan rumus : DK = WL + WH nl + nh X 00% (Nurkancana,99 : 57) dimana : DK = derajat kesukaran nl = jumlah kelompok bawah nh = jumlah kelompok atas Kriteria : tingkat kesukaran yang baik berkisar antara 5% 75%

17 8 6. Pedoman interview klinis siswa Pedoman ini dibuat untuk menjaring konsepsi awal siswa berkaitan dengan pokok bahasan tekanan secara lebih mendalam. Pedoman interview klinis ini dilaksanakan setelah diadakan pra tes tetapi sebelum pembelajaran dilaksanakan. Langkah-langkah dalam pelaksanaan interview klinis ini dengan memanggil secara random 5 orang siswa pada kelas eksperimen untuk diwawancarai secara mendalam berkaitan dengan pengetahuan awal yang telah dimilikinya. Hal ini dilakukan untuk mengkonfrontasi dengan hasil yang dikerjakannya pada saat pra tes dilaksanakan. Pelaksanaan interview klinis ini tidak dilaksanakan di kelas tetapi menggunakan ruangan khusus agar siswa memberikan jawaban secara lugas dan terbuka. Hasil interview klinis ini akan menunjukkan tingkat kekonsistenan miskonsepsi yang menghinggapi struktur kognitif siswa. Selanjutnya hasil ini digunakan untuk merancang program pembelajaran. 3.5 METODE ANALISIS DATA 3.5. Uji Prasyaratan Analisis Uji normalitas dilakukan terhadap data miskonsepsi yang diberikan model pembelajaran konstruktivis baik secara keseluruhan maupun berdasarkan penalaran siswa. Uji normalitas data tersebut menggunakan uji Lilliefors terhadap enam kelompok data. Kelompok pertama adalah data miskonsepsi siswa dengan yang mengikuti model konstruktivis. Kelompok kedua, data miskonsepsi yang memiliki penalaran formal tinggi yang mengikuti model konstruktivis. Kelompok ketiga, data miskonsepsi yang memiliki penalaran formal rendah yang mengikuti model

18 8 konstruktivis. Kelompok keempat, data miskonsepsi yang mengikuti model konvensional. Kelompok kelima, data miskonsepsi yang memiliki penalaran formal tinggi yang mengikuti model konvensional. Kelompok keenam, data miskonsepsi yang memiliki penalaran formal rendah yang mengikuti model konvensional. Harga L hitung yang diperoleh dikonsultasikan dengan harga L tabel dengan mengambil; taraf signifikansi 5 %. Jika harga L hitung yang diperoleh lebih kecil dari harga L tabel maka sebaran frekwensi skor variabel tersebut adalah normal. Untuk menguji homogenitas varian antar kelompok digunakan uji Bartlett. Uji Bartlett dilakukan terhadap empat kelompok data. Kiteria pengujian varians homogen jika χ hitung < χ tabel pada taraf signifikansi 5 % dengan derajat kebebasan (k ). ( Sujana, 98 : 6). Ringkasan uji Bartlett disajikan pada tabel 3.6. Tabel 3.6 Ringkasan Uji Bartlett Sampel ke- dk /dk Si log Si dk log Si ni - /(ni ) Si log Si (ni ) log Si k nk - / ( nk ) Sk log Sk ( nk ) log Sk

19 Uji Hipotesis Data tentang prior knowledge dan miskonsepsi yang muncul pada diri siswa dan perubahannya setelah diberikan pembelajaran dideskripsikan secara naratif dan dianalisis secara deskriptif dengan persentase. Hipotesis pertama yang menyatakan proporsi penurunan miskonsepsi siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model konstruktivis lebih besar daripada siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model konvensional diuji dengan uji perbedaan proporsi dengan uji Z satu pihak. Rumus perbedaan proporsi dinyatakan dengan rumusan : Z = (x/ n) (x/n) pq {/n) + (/n)} (Sudjana, 98 : 46) dimana : x/n = proporsi peristiwa x/n = proporsi peristiwa p = (x + x) / (n+ n) q = p Harga Z hitung yang diperoleh dikonsultasikan dengan harga Z pada tabel dengan mengambil; taraf signifikansi 5 %. Kriteria penerimaan jika harga Z hitung yang diperoleh lebih besar dari harga Z tabel. Teknik analisis data yang digunakan untuk pengujian hipotesis kedua sampai kelima adalah dengan teknik analisis varians (anava) dua jalur. Dasar pemikiran teknik anava adalah variansi total semua subjek dalam suatu eksperimen dapat dianalisis menjadi dua sumber yaitu varians antar kelompok dan varians dalam kelompok. Anava dua jalur dapat digunakan untuk menguji perbedaan dua mean atau lebih.

20 84 Penelitian ini menguji perbedaan antara dua kelompok dengan perlakuan dua jenis model pembelajaran. Di samping itu kedua kelompok siswa dibedakan antara siswa yang memiliki penalaran formal tinggi dan siswa yang memiliki penalaran formal rendah. Melalui teknik anava dua jalur dalam penelitian ini, diharapkan dapat menemukan perbedaan miskonsepsi dalam pelajaran fisika yang diberikan dengan model pembelajaran konstruktivis dan model pembelajaran konvensional. Kemudian dilanjutkan dengan uji-t satu ekor untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran mana yang lebih tinggi antara model pembelajaran konstruktivis dan model pembelajaran konvensional. Pengujian signifikansinya dilakukan dengan rumus berikut : RK F AB = RK AB dal (Dantes, 986 : 3) Kriteria penolakan Ho : Tolak Ho jika F AB > F (I-)(J-) ; IJ(K-) ; α dimana : RK AB = JK AB / db AB RK dal = JK dal / db dal (rerata kuadrat interaksi) (rerata kuadrat dalam) JK AB = jumlah kuadrat interaksi JK D = jumlah kuadrat sesatan

21 85 Perhitungan-perhitungan dalam analisis variansi dua jalur dapat diringkas dalam tabel 3.7 ( Dantes, 986: 3 ). Tabel 3.7 Ringkasan Anava Dua Jalur SV JK db RK F Antar A JK A a- JK A / db A RK ant /RK dal Antar B JK B b- JK B / db B RK B / RK dal Interaksi AB JK AB db A X db B JK AB / db AB RK AB / RK dal Dalam JK D N-ab JK dal / db dal - Total JK TOT N- Selanjutnya analisis dilanjutkan dengan uji Tukey. Uji Tukey dilakukan untuk mengetahui keunggulan salah satu model belajar dalam mereduksi miskonsepsi siswa yang : (a) memiliki penalaran formal tinggi dan diberikan model pembelajaran konstruktivis dan model pembelajaran konvensional. (b) memiliki penalaran formal rendah dan diberikan model pembelajaran konstruktivis dan model pembelajaran konvensional dengan taraf signifikansi α= Uji ini hanya berlaku untuk dua kelompok yang sama banyak datanya dengan rumus : Q = X i X RKD n j (Santosa Murwani,999 : 69) Kriteria pengujian : tolak Ho bila Q hitung > Q tabel (α, db).

DAFTAR ISI Latar Belakang Masalah Identifikasi Masalah Keterbatasan Masalah Perumusan Masalah...

DAFTAR ISI Latar Belakang Masalah Identifikasi Masalah Keterbatasan Masalah Perumusan Masalah... DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar........................ Abstrak................................. Daftar Isi........................ i iii v Daftar Tabel........................... viii Daftar Gambar........................

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Se-Gugus Gajah Mada Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar yang terdiri dari 8 SD.

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Pembelajaran model pembelajaran PQ4R adalah model rangkaian kegiatan

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Pembelajaran model pembelajaran PQ4R adalah model rangkaian kegiatan BAB III METODA PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Pembelajaran model pembelajaran PQ4R adalah model rangkaian kegiatan pembelajaran dengan menggunakan langkah preview (membaca selintas dengan cepat),

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN 114 BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen yang mengungkap perbedaan prestasi belajar mahasiswa dalam pembelajaran mata kuliah kewirausahaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebuah penelitian memerlukan metode pendekatan yang digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Sebuah penelitian memerlukan metode pendekatan yang digunakan untuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Sebuah penelitian memerlukan metode pendekatan yang digunakan untuk memecahkan masalah yang akan diteliti serta untuk mencapai tujuan penelitian. Menurut

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 1 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian mempunyai peranan yang sangat penting di dalam proses penelitian, karena metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) kuantitatif yang dilaksanakan dengan menggunakan metode eksperimen, yaitu prosedur untuk menyelidiki

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi III. METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen dengan variabel terikat keterampilan berpikir kritis (Y), variabel bebas

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Data Hasil Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan selama 25 hari, mulai dari tanggal 21 Maret 2012 sampai 14 April 2012 di MA Manbaul Ulum Demak. Populasi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 7 Medan yang beralamat di Adam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 7 Medan yang beralamat di Adam BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di SMP Negeri 7 Medan yang beralamat di Adam Malik No. 12 Medan. Penelitian ini pelaksanaannya pada Tahun Pelajaran 2013/2014,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN R X O 1 R O 2

BAB III METODE PENELITIAN R X O 1 R O 2 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif yang merupakan metode eksperimen berdesain posttest-only control design, karena tujuan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. bersifat membandingkan. Menguji hipotesis komparatif berarti menguji parameter

III. METODOLOGI PENELITIAN. bersifat membandingkan. Menguji hipotesis komparatif berarti menguji parameter 58 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan tingkat eksplanasinya, penelitian ini tergolong penelitian komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian, desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, prosedur penelitian,

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Se-Gugus Diponegoro Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar yang terdiri dari 6 SD. Subjek

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung. III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Bandarlampung tahun pelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Hasil Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada tanggal 4 Mei 013 sampai 30 Mei 013 di Madrasah Ibtida iyah Miftahul Ahlakiyah semarang. Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Dengan kata lain, penelitian eksperimen dapat diartikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah menjawab permasalahan yang telah dipaparkan pada Bab I. Berdasarkan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen. Pada penelitian ini peneliti melakukan satu macam perlakuan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen. Pada penelitian ini peneliti melakukan satu macam perlakuan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Pada penelitian ini peneliti melakukan satu macam perlakuan yang diberikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain post test control group design yakni menempatkan subyek penelitian

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain eksperimen sejati (true experimental design), bentuk yang digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif dengan pendekatan penelitian eksperimen. Pendekatan kuantitatif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini mengunakan metode penelitian eksperimen (experimental research). Metode penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode eksperimen semu. (McMillan & Shumacher, 001). Tahap studi pendahuluan dimulai dengan melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian menurut Sugiyono (2012: 3) adalah cara ilmiah

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian menurut Sugiyono (2012: 3) adalah cara ilmiah 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian menurut Sugiyono (2012: 3) adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan studi eksperimental, kelompok yang akan terlibat dalam penelitian ini yaitu kelompok eksperimen. Kelompok ini akan mendapatkan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek,

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. yang lain dalam kondisi yang terkendalikan, variabel-variabel lain yang dapat

METODOLOGI PENELITIAN. yang lain dalam kondisi yang terkendalikan, variabel-variabel lain yang dapat 38 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen dengan pendekatan komparatif. Penelitian eksperimen yaitu suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen, yaitu prosedur untuk menyelidiki hubungan sebab akibat dengan menempatkan obyek secara

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandarlampung. Populasi dalam

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandarlampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandarlampung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 8 Bandarlampung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan harapan derajat kepastian jawaban tinggi. Metode yang digunakan penulis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan harapan derajat kepastian jawaban tinggi. Metode yang digunakan penulis 48 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Eksperimen melihat ke depan dan bersifat prediktif kondisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam menyelesaikan masalah penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif dipilih penulis

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Bagian ini akan membahas metode penelitian, populasi dan sampel, variabel

METODE PENELITIAN. Bagian ini akan membahas metode penelitian, populasi dan sampel, variabel III. METODE PENELITIAN Bagian ini akan membahas metode penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, definisi konseptual dan operasional, jenis dan teknik pengumpulan data, uji persyaratan instrument,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen kuasi. Quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen kuasi. Quasi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen kuasi. Quasi experiment atau eksperimen semu merupakan pengembangan dari true experimental design.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research ), maksudnya adalah penelitian yang langsung dilakukan di medan terjadinya gejala-gejala. 1

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. penelitian eksperimen adalah penelitian deskriptif yang ingin mencari

BAB III METODA PENELITIAN. penelitian eksperimen adalah penelitian deskriptif yang ingin mencari BAB III METODA PENELITIAN A. Metoda Penelitian Penelitian ini menggunakan metoda penelitian eksperimen, penelitian eksperimen adalah penelitian deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen atau

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen atau BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen atau percobaan semu yang bertujuan untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) kuantitatif yang dilaksanakan dengan menggunakan metode eksperimen, yaitu prosedur untuk menyelidiki

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian telah dilaksanakan di SMA Negeri Karangpandan kelas X tahun pelajaran 2012/2013 yang beralamat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitan Menurut Sogiyono, metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian ini,penulis menggunakan metode penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen didefinisikan sebagai metode sistematis guna membangun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini termasuk penelitian eksperimen dengan desain penelitian sebagai berikut: 1. Desain satu faktor, dua sampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatifeksperimen, karena penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen. Metode eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dilaksanakan adalah randomized control group pretest-posttest design. Dimana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dilaksanakan adalah randomized control group pretest-posttest design. Dimana BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, penelitian ini dilaksanakan dengan metode eksperimen semu, dengan desain yang dilaksanakan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bagian ini akan membahas metodologi penelitian, populasi dan sampel, variabel

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bagian ini akan membahas metodologi penelitian, populasi dan sampel, variabel III. METODOLOGI PENELITIAN Bagian ini akan membahas metodologi penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data, uji persyaratan instrument, pengukuran

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. (2013: 107) Analisis komparatif dilakukan dengan cara membandingkan

III. METODOLOGI PENELITIAN. (2013: 107) Analisis komparatif dilakukan dengan cara membandingkan 43 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen dengan pendekatan komparatif. Menurut Sugiyono (2013: 107) Analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini berdasarkan pendekatannya yaitu penelitian kuantitatif. Menurut Sutama (2015: 43) penelitian kuantitatif adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental yang mencoba mengetahui seberapa efektif pembelajaran bermedia visual Macromedia Flash pada materi

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi data Data diperlukan untuk mencapai keberhasilan suatu penelitian. Data juga digunakan untuk mengetahui keadaan awal dan akhir dari populasi suatu penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau teknik ilmiah untuk memperoleh data dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau teknik ilmiah untuk memperoleh data dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara atau teknik ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan, maka

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan, maka BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan, maka metode penelitian yang akan digunakan adalah metode eksperimen dengan pendekatan kualitatif

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pelaksanaan dan hasil penelitian dapat didiskripsikan sebagai berikut. 1. Tahap Persiapan Persiapan-persiapan yang dilakukan sebelum melaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan ilmiah. Menurut Frankel dan Wallen dalam Yusuf, Muri. yang terjadi, dan 5) menguji hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan ilmiah. Menurut Frankel dan Wallen dalam Yusuf, Muri. yang terjadi, dan 5) menguji hipotesis. 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan ilmiah. Menurut Frankel dan Wallen dalam Yusuf, Muri (2005: 17) menyatakan bahwa ada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Okt Sep Agu Jul Jun Mei Apr Mar Feb BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Sambungmacan kelas XI IPA semester genap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan metode penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian kuantitatif yang akan dilakukan merupakan metode eksperimen yang berdesain posttest-only control design, karena tujuan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Menurut Syaodih Sukmadinata, N (2005:52) metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi dasar,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran inquiry tantangan (challenge inquiry) merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran inquiry tantangan (challenge inquiry) merupakan 5 A III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional 1. Model pembelajaran inquiry tantangan (challenge inquiry) merupakan model pembelajaran yang diberikan sebagai metode pembelajaran dimana siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terletak di Jalan Jaksa Agung Soeprapto, Kelurahan Wumialo Kecamatan Kota

BAB III METODE PENELITIAN. terletak di Jalan Jaksa Agung Soeprapto, Kelurahan Wumialo Kecamatan Kota BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di SMP Negeri 6 Gorontalo yang lokasinya terletak di Jalan Jaksa Agung Soeprapto, Kelurahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di MA Darul Hikmah Pekanbaru yang

BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di MA Darul Hikmah Pekanbaru yang 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap Tahun Pelajaran 2013-2014 yaitu dimulai dari tanggal 26 Februari sampai tanggal 25 April 2014.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan quasi experiment, rancangan yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan quasi experiment, rancangan yang digunakan 43 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan quasi experiment, rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest-posttest Eqiuvalent Group Design,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini diuraikan beberapa hal yang berkaitan dengan metode penelitian yang dilakukan. Uraian ini meliputi jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Proses Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap: 1. Tahap Persiapan Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang terbagi dalam

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan tingkat eksplantasinya, penelitian ini tergolong penelitian komparatif

III. METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan tingkat eksplantasinya, penelitian ini tergolong penelitian komparatif III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan tingkat eksplantasinya, penelitian ini tergolong penelitian komparatif dengan pendekatan eksperimen semu (quasi eksperimental design). Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode B A B I I I. M e t o d o l o g i P e n e l i t i a n 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Waktu, Populasi, Sampel Penelitian 1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Cimahi, yang beralamat di Jl. Kamarung No. 69 Km 1,5 Cimahi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional 1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang diberikan sebagai metode pembelajaran dimana siswa akan mengenal, mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah di dalam judul skripsi. Sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAAN. mengetahui pengaruh yang muncul. Dalam penelitian ini penulis melakukan

BAB III METODE PENELITIAAN. mengetahui pengaruh yang muncul. Dalam penelitian ini penulis melakukan BAB III METODE PENELITIAAN 3.1 Rancangan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan, maka jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimen. Penelitian ini merupakan kegiatan untuk meneliti

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pembahasan mengenai bab ini akan dikemukakan mengenai rancangan

III. METODE PENELITIAN. Pembahasan mengenai bab ini akan dikemukakan mengenai rancangan 64 III. METODE PENELITIAN Pembahasan mengenai bab ini akan dikemukakan mengenai rancangan penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi penelitian, sampel penelitian, teknik pengumpulan data, definisi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Untuk mengetahui efektif tidaknya model pembelajaran Probing Prompting dengan pendekatan Scientific dalam meningkatkan hasil belajar matematika materi Sifat-sifat Operasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang akan dilakukan metode eksperimen dengan desain Posttest-Only Control Design. Adapun pola desain

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif dapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Pendekatan penelitian merupakan salah satu aspek penting dalam kelangsungan penelitian yang akan dilakukan. Hal ini karena

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode yang digunakan adalah metode studi eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang sisitematis, logis dan teliti didalam melakukan kontrol

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Menurut BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. exsperimen (eksperimen semu) dengan desain Nonequivalent Control Group

BAB III METODE PENELITIAN. exsperimen (eksperimen semu) dengan desain Nonequivalent Control Group BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi exsperimen (eksperimen semu) dengan desain Nonequivalent Control Group Design

Lebih terperinci

Hasil analisis perhitungan validitas butir soal ( pbis. Berdasarkan hasil analisis perhitungan validitas butir soal diperoleh data sebagai berikut:

Hasil analisis perhitungan validitas butir soal ( pbis. Berdasarkan hasil analisis perhitungan validitas butir soal diperoleh data sebagai berikut: BAB IV HASIL PENELITIAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA MATERI POKOK DAUR HIDUP BEBERAPA HEWAN A. Data Hasil Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Trans Sulawesi,Desa Mongolato,Kabupaten Gorontalo,Provinsi Gorontalo.

METODOLOGI PENELITIAN. Trans Sulawesi,Desa Mongolato,Kabupaten Gorontalo,Provinsi Gorontalo. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Telaga,yang terletak di Jalan Trans Sulawesi,Desa Mongolato,Kabupaten Gorontalo,Provinsi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Bandarlampung Kota Bandar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Bandarlampung Kota Bandar III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri Bandarlampung Kota Bandar lampung. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri Bandar lampung semester

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian yang menggunakan eksperimen. Metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif eksperimen dengan desain penelitian post test only control design. Subjek penelitian yang dipilih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berbasis masalah open-ended bila dibandingkan dengan pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. berbasis masalah open-ended bila dibandingkan dengan pembelajaran BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang dilakukan peneliti untuk mengetahui perbedaan kemampuan pemahaman konsep siswa dengan pembelajaran berbasis

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode quasi experiment dan desain

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Subyek penelitiannya dibedakan menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen diberi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri atas data keadaan awal Fisika siswa dari nilai ulangan harian pada materi sub pokok bahasan Suhu dan Pemuaian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian dengan data berupa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatifeksperimen, karena penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (filed research) maksudnya adalah penelitian yang langsung dilakukan dilapangan. Sedangkan metode

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian menggunakan dua variabel penelitian yaitu variabel bebas dan terikat. Sebagai variabel bebas adalah penggunaan metode pembelajaran GASING

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. komparatif dengan pendekatan eksparimen. Penelitian dengan pendekatan

METODE PENELITIAN. komparatif dengan pendekatan eksparimen. Penelitian dengan pendekatan III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian komparatif dengan pendekatan eksparimen. Penelitian dengan pendekatan eksparimen diartikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh, tetapi peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh, tetapi peneliti 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen, dimana variabel penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh, tetapi peneliti menerapkan desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen yang menempatkan subyek penelitian ke dalam dua kelas yaitu kelas kontrol

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan desain Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan pemilihan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan istilah penggabungan dua metode yang termasuk ke dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodologi berasal dari kata metode dan logos. Metode berarti cara yang tepat untuk melakukan sesuatu, sedangkan logos berarti ilmu atau pengetahuan. Jadi, metodologi adalah cara

Lebih terperinci