ANALISIS BALANCED SCORECARD UNTUK MENGUKUR KINERJA PADA RSUD TANJUNGPINANG CHERISTIAN ( ) Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS BALANCED SCORECARD UNTUK MENGUKUR KINERJA PADA RSUD TANJUNGPINANG CHERISTIAN ( ) Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi"

Transkripsi

1 ANALISIS BALANCED SCORECARD UNTUK MENGUKUR KINERJA PADA RSUD TANJUNGPINANG CHERISTIAN ( ) Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 2015 ABSTRAK Secara garis besar tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur kinerja RSUD Tanjungpinang berdasarkan empat perspektif Balanced Scorecard yaitu Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran, Perspektif Bisnis Internal, Perspektif Pelanggan, dan Perspektif Keuangan. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dan kuantitatif. Pada Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran analisis kinerja nya diukur melalui kusioner kepuasan karyawan dengan indikator yaitu motivasi, kesempatan pengembangan diri, Inovasi, dan suasana dalam bekerja. Untuk Perspektif Proses Bisnis internal diukur melalui proses operasi dan inovasi. Pada Perspektif Pelanggan diukur melalui kusioner kepuasan pelanggan dengan indikator yaitu bukti langsung, kehandalan, jaminan, daya tanggap, dan empati. Perspektif keuangan diukur melalui analisis Value For Money dengan mengukur tingkat ekonomis, efisiensi, dan efektifitas. Setelah dilakukan analisis pada tiap perspektif Balanced Scorecard ini, diperoleh hasil bahwa responden pada perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran merasa puas dan pada Perspektif Pelanggan responden merasa cukup puas. Pada Perspektif Bisnis Internal belum ada inovasi jasa pelayanan baru pada RSUD Tanjungpinang dan untuk proses operasi diperoleh data bahwa rata-rata rasio ALOS, TOI, dan BTO dari tahun adalah tidak ideal. Pada Perspektif Keuangan untuk tingkat ekonomis keuangan RSUD Tanjungpinang dikategorikan kurang ekonomis, untuk tingkat efektifitas dikategorikan sangat efektif, dan untuk tingkat efisiensi dikategorikan sangat tidak efisien. Kata Kunci : Kinerja, Balanced Scorecard, Rumah Sakit PENDAHULUAN

2 Ketika merayakan hari lahir banyak orang mendoakan supaya kita selalu sehat, kita pun mendoakan hal yang sama ketika orang lain merayakan hal yang sama. Di titik ini kita bisa melihat bagaimana kesehatan menjadi nilai yang penting dalam hidup manusia. Hal ini bisa kita lihat di berbagai peradaban, tidak hanya di Indonesia. Kesehatan lalu disamakan dengan kebahagiaan. Orang tidak bahagia jika tidak sehat. Untuk menjadi sehat, orang juga perlu menata pikiran dan pola hidupnya dengan pikiran-pikiran yang baik, yaitu dengan kebahagiaan. Ada kaitan yang bersifat timbal balik antara kesehatan dan kebahagiaan. Tapi pada kenyataan nya tidak semua orang bisa hidup sehat, tidak semua orang bisa berobat dikarenakan biaya yang begitu mahal. Hal ini mendorong pemerintah untuk memberi layanan-layanan yang bisa meringankan biaya pengobatan yang begitu mahal, dan layanan yang terbaru di tahun 2014 ini adalah BPJS. BPJS bisa digunakan hampir di seluruh rumah sakit. Salah satu rumah sakit yang ada di Tanjungpinang adalah RSUD Tanjungpinang. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 5 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja RSUD Kota Tanjungpinang, Walikota Tanjungpinang menerbitkan Peraturan Walikota Nomor 25 Tahun 2009, tentang Uraian Tugas Pokok dan fungsi RSUD Tanjungpinang. RSUD mempunyai tugas

3 pokok : Membantu Walikota dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pelyanan kesehatan rumah sakit yang meliputi bidang perencanaan, anggaran, pelayanan kesehatan, keperawatan dan penunjang pelayanan kesehatan serta upaya kesehatan secara berdayaguna dan berhasilguna dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan serta pencegahan dan melaksanakan upaya rujukan. Dalam rangka mencapai pelayanan prima, perusahaan dihadapkan pada penentuan strategi dalam pengelolaan usahanya. Penentuan strategi akan dijadikan sebagai landasan dan kerangka kerja untuk mewujudkan sasaran sasaran kerja yang telah ditentukan oleh manajemen. Oleh karena itu dibutuhkan suatu alat untuk mengukur kinerja sehingga dapat diketahui sejauh mana strategi dan sasaran yang telah ditentukan dapat tercapai. Penilaian kinerja memegang peranan penting dalam dunia usaha, dikarenakan dengan dilakukanya penilaian kinerja dapat diketahui efektivitas dari penetapan suatu strategi dan penerapanya dalam kurun waktu tertentu. Penilaian kinerja dapat mendeteksi kelemahan atau kekurangan yang masih terdapat dalam perusahaan, untuk selanjutnya dilakukan perbaikan dimasa mendatang. Penilaian kinerja yang paling mudah dan umumnya dilakukan oleh perusahaan adalah pengukuran yang berbasis pada pendekatan tradisional yaitu pengukuran kinerja yang bersumber dari informasi keuangan perusahaan saja. Seperti yang disebutkan di atas bahwa keuntungan dari pengukuran kinerja tersebut adalah sangat mudah dilakukan sehingga pada umumnya perusahaan menggunakan alternatif tersebut. Akan tetapi pengukuran kinerja berdasarkan pendekatan tradisional tersebut juga mempunyai beberapa kelemahan, antara lain tidak berorientasi pada kentungan jangka panjang melainkan berorientasi pada kepentingan jangka pendek. Kelemahan lain dari pendekatan ini adalah ketidakmampuan didalam mengukur kekayaankekayaan perusahaan yang sifatnya tidak berwujud (intangible assets) maupun kekayaan intelektual (sumber daya manusia). Dengan Balanced Scorecard kelemahan kelemahan tadi dapat diantisipasi dengan melakukan pengukuran pada masing masing perspektif, sehingga kelemahan yang disebutkan di atas dapat dikurangi. Maka dari itu penggunaan konsep Balanced Scorecard yang diperkenalkan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton, diharapkan dapat mengurangi kelemahankelemahan yang ada pada pengukuran kinerja yang hanya berorientasi pada aspek keuangan saja. Perbedaan yang terdapat dalam konsep ini adalah digunakanya informasi non keuangan sebagai alat ukur kinerja selain informasi keuangan perusahaan sehingga tidak menekankan pada pencapaian tujuan jangka pendek saja melainkan dapat mengukur penyebab-penyebab terjadinya perubahan di dalam perusahaan. Atas dasar permasalahan tersebut, penulis mengambil judul Analisis Balanced Scorecard Untuk Mengukur Kinerja Pada RSUD Tanjungpinang. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN

4 Pengukuran Kinerja Pengukuran kinerja yaitu suatu hasil kerja yang dihasilkan oleh seseorang karyawan diartikan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Menurut Tika (2006), Kinerja sebagai hasil-hasil fungsi pekerjaan/kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, kinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, kemampuan kerja. Menurut Endang Lestari (2003), kinerja adalah kompetensi yang diisyaratkan bagi jabatannya yang menyangkut aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap dan perilaku. Tujuan dan Manfaat Pengukuran Kinerja Menurut Robert & Anthony (2001:52), tujuan dari sistem pengukuran kinerja adalah untuk membantu dalam menetapkan strategi. Dalam penerapan sistem pengukuran kinerja terdapat empat konsep dasar : 1. Menentukan Strategi Dalam hal ini paling penting adalah tujuan dari target organisasi dinyatakan secara eksplisit dan jelas. Strategi harus dibuat pertama kali untuk keseluruhan dan kemudian dikembangkan ke level fungsional dibawahnya. 2. Menentukan Pengukuran Strategi Pengukuran strategi diperlukan untuk mengartikulasikan strategi keseluruh anggota organisasi. Organisasi tersebut harus fokus pada beberapa pengukuran kritikal saja, sehingga manajemen tidak banyak melakukan pengukuran indikator kinerja yang tidak perlu. 3. Mengintegrasikan pengukuran ke dalam sistem Pengukuran harus merupakan bagian organisasi baik secara formal maupun informal, juga merupakan bagian dari budaya perusahaan dan sumber daya manusia perusahaan. 4. Mengevaluasi pengukuran hasil secara berkesinambungan Manajemen harus selalu mengevaluasi pengukuran kinerja organisasi apakah masih valid untuk ditetapkan dari waktu ke waktu. Pengertian Indikator Kinerja Menurut Dadang Dally (2010:33-34) dalam Endry (2013:14), Indikator kinerja adalah ukuran kualitatif maupun kuantitatif untuk dapat menggambarkan tingkat pencapaian sasaran dan tujuan organisasi, baik tahap perencanaan (ex-ante), tahap pelaksanaan (on-going), maupun tahap setelah kegiatan selesai (ex-post). Menurut Lohman (2003), indikator kinerja (performance indicators) adalah suatu variabel yang digunakan untuk mengekspresikan secara kuantitatif efektivitas dan efisiensi proses atau operasi dengan berpedoman pada target-target dan tujuan organisasi. Jadi jelas bahwa indikator kinerja merupakan kriteria yang digunakan untuk menilai keberhasilan pencapaian tujuan organisasi yang diwujudkan dalam ukuran-ukuran tertentu.

5 Konsep, Sejarah, dan Perkembangan Balanced Scorecard Sejarah Balanced scorecard dimulai dan diperkenalkan pada awal tahun 1990 di USA oleh David P. Norton dan Robert S. Kaplan melalui suatu riset tentang pengukuran kinerja dalam organisasi masa depan. Istilah balanced scorecard terdiri dari 2 kata yaitu balanced (berimbang) dan scorecard (kartu skor). Kata berimbang (balanced) dapat diartikan dengan kinerja yang diukur secara berimbang dari 2 sisi yaitu sisi keuangan dan non keuangan, mencakup jangka pendek dan jangka panjang, sedangkan pengertian kartu skor (scorecard) adalah suatu kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja baik untuk kondisi sekarang ataupun untuk perencanaan di masa yang akan datang. Tahun 1990, Nolan Norton Insitute yang dipimpin oleh David P. Norton mensponsori studi tentang pengukuran kinerja dalam organisasi masa depan. Bersama Robert Kaplan melakukan riset tersebut, kemudian hasil studi tersebut diterbitkan dalam Jurnal Harvard Review tahun 1992, dengan judul Balanced Scorecard Measures that Drive Performance. Hasil studi tersebut menyimpulkan untuk mengukur kinerja di dalam organisasi masa depan diperlukan ukuran kinerja yang komprehensif, yang mencakup 4 (empat) perspektif: keuangan, customer, proses bisnis/intern, inovasi dan pembelajaran. Balanced Scorecard berkembang sejalan dengan perkembangan impelementasi konsep tersebut. Pada tahun 2000 telah menjadi inti sistem manajemen strategik, tak hanya eksekutif, namun bagi seluruh karyawan perusahaan terutama dalam perusahaan yang telah memanfaatkan secara intensif teknologi informasi dalam bisnisnya. Pada tahap perkembangannya, Balanced Scorecard dimanfaatkan untuk setiap sistem manajemen stratejik, sejak tahap perumusan strategi sampai tahap implementasi dan pemantauan. Pada tahap perymusan strategi, Balanced Scorecard digunakan untuk memperluas cakrawala dalam menafsirkan hasil penginderaan terhadap trend perubahan lingkungan makro dan lingkungan industri kedalam perspektif yang lebih luas : keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Melalui empat perspektif Balanced Scorecard, manajemen mampu menafsirkan dampak trend perubahan lingkungan bisnis yang kompetitif terhadap misi, visi, tujuan, dan sasaran strategi. Pengertian Balanced Scorecard Pengertian Balanced Scorecard menurut Luis (2007;16) mengemukakan : Balanced Scorecard merupakan suatu alat manajemen kinerja (performance management tool) yang dapat membantu organisasi untuk menerjemahkan visi dan strategi kedalam aksi dengan memanfaatkan sekumpulan indikator financial dan non financial yang kesemuanya terjalin dalam suatu hubungan sebab akibat. Menurut Munawir (2002:437) dalam Sri Wahyuni (2011:18) Balanced Scorecard adalah : suatu kartu skor untuk yang digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan oleh seseorang di masa depan, dan untuk mencatat skor hasil kinerja yang sesungguhnya dicapai oleh seseorang. Sedangkan Yuwono

6 (2003:8) mengemukakan bahwa Balanced Scorecard merupakan suatu sistem manajemen, pengukuran, dan pengendalian yang secara cepat, tepat, dan komprehensif dapat memberikan pemahaman kepada manajer tentang performance bisnis. KOMPONEN DALAM BALANCED SCORECARD 1. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran 2. Perspektif Proses Bisnis dan Internal 3. Perspektif Pelanggan 4. Perspektif Keuangan METODELOGI PENELITIAN Objek dan Ruang Lingkup Penelitian Objek penelitian ini adalah RSUD Tanjungpinang yang berlokasi di Jalan Sudirman Nomor 795, Tanjungpinang. Objek penelitian ini meliputi pengukuran kinerja dari aspek keuangan dan non keuangan. Aspek keuangan terdiri dari perspektif keuangan, sedangkan aspek non keuangan terdiri dari perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Dalam pengukuran kinerja tersebut juga digunakan kusioner dengan dua responden, yaitu pasien dan karyawan RSUD Tanjungpinang. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan kuantitatif karena menggunakan Balanced Scorecard sebagai alat implementasi strategis dalam upaya meningkatkan kinerja RSUD Tanjungpinang. Pendekatan kualitatif dipilih agar diperoleh suatu hasil yang lebih mendekati kenyataan, sementara pendekatan kuantitatif juga dipilih karena penelitian ini menggunakan laporan keuangan sebagai acuan untuk mengukur kinerja RSUD Tanjungpinang. Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur kinerja masing - masing perspektif adalah sebagai berikut : 1. Kinerja Perspektif Pembelajaran dan pertumbuhan Pengkuran kinerja perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhanakan menggunakan kusioner yang disebar kepada pegawai RSUD Tanjungpinang. Indikator yang digunakan dalam perspektif ini adalah sebagai berikut : a. Motivasi Pekerja membutuhkan motivasi yang dapat membuatnya bekerja lebih giat dan mencapai hasil hasil yang lebih baik. Pengukuran terhadap motivasi ini dapat dilakukan melalui perhitungan jumlah usulan yang diberikan dengan yang diimplementasikan, jumlah perbaikan, keselarasan antara individu dengan organisasi, dan kinerja kelompok atau keprofesionalan tim. Motivasi adalah indikator yang menggambarakan keprofesionalan kinerja pegawai untuk dapat dipromosikan jabatan sesuai kebutuhan hingga menimbulkan motivasi bagi pegawai itu sendiri. b. Kesempatan pengembangan diri.

7 Meskipun mungkin tidak semua pegawai ingin dipromosikan ( karena alasan sosial ) tetapi pada umumnya setiap orang menginginkan untuk maju dalam hidupnya. Kesempatan pengembangan diri adalah indikator yang menggambarkan kebijakan pemimpin yang memberikan kesempatan pegawai untuk belajar dan mengembangkan potensi. c. Inovasi Dalam inovasi ini, perusahaan meneliti kebutuhan customer yang masih tersembunyi. Lalu perusahaan menciptakan produk/jasa yang dibutuhkan tersebut. Aktivitas ini menentukan suksesnya perusahaan dalam jangka panjang. Pengukuran yang digunakan untuk proses inovasi ini antara lain: prosentase penjualan produk baru, jumlah produk baru dibandingkan dengan pesaing atau rencana, kemampuan proses manufaktur, waktu yang diperlukan untuk memperoleh generasi produk berikutnya, waktu siklus, perolehan, titik impas waktu (break even time). Inovasi dalah indikator yang menggambarkan pimpimpinan memberikan apresiasi terhadap kemampuan pegawai untuk memberikan pemikiran-pemikiran baru. d. Suasana Dalam Bekerja Suasana dalam bekerja adalah indikator yang menggambarkan Kondisi kerja yang aman berasal dari kebutuhan akan rasa aman ( safety needs ). Tempat kerja yang nyaman dan menarik sebetulnya lebih merupakan suatu prestise ( simbol status ), dan pengalokasian hal-hal yang yang bersifat status symbols juga cukup sukar, sebagaimana pengalokasian dana. Tabel 3.1 Nilai Pengukuran Kusioner Skala Nilai Kategori 5 5 Sangat Puas 4 4,9 4 Puas 3 3,9 3 Cukup Puas 2 2,9 2 Tidak Puas 1 1,9 1 Sangat Tidak Puas Sumber : Sugiyono dalam Wiraswasta (2010) 2. Kinerja Perspektif Proses Bisnis Internal Adapun ukurannya sebagai berikut : 1. Inovasi, pengukuran ini dilakukan dengan melihat data perusahaan, inovasi apa yang dikembangkan pada tahun tersebut. 2. Proses Operasi, lebih menitikberatkan pada efisiensi proses, konsistensi dan ketepatan waktu dari barang dan jasa yang diberikan kepada customer. Pengukuran nya melalui : a. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan Data diperoleh dari jumlah kunjungan rawat jalan RSUD Tanjungpinang. b. Jumlah Kunjungan Rawat Inap 1. ALOS (Average Length of Stay)

8 ALOS menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata lamanya seorang pasien di rawat inap di rumah sakit. Pengukurannya dengan membandingkan antara jumlah hari perawatan dengan jumlah pasien yang keluar baik hidup ataupun meninggal. ALOS = X 100% 2. BOR (Bed Occupancy Ratio) BOR menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata persentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu. Indikator ini untuk memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit idealnya 60 85%. BOR = X 100% 3. TOI (Turn Over Internal) TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari. TOI = X 100% 4. BTO (Bed Turn Over Rate) BTO menurut Depkes RI (2005) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai kali. BTO = X 100% 5. GDR (Gross Death Rate) GDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian umum untuk setiap penderita keluar. GDR = X 100% 6. NDR (Net Death Rate) NDR menrut Depkes RI (2005) adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah sakit. NDR= = X 100% 3. Kinerja Perspektif Pelanggan Penelitian ini nantinya menggunakan kuisioner yang akan disebarkan kepada pasien RSUD Tanjungpinang. Indikator yang digunakan dalam pengukuran kinerja perspektif ini yaitu : 1. Bukti Langsung (tangibles) Definisi bukti langsung yaitu, kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan eksistensi kepada pihak eksternal. 2. Kehandalan (realibility)

9 Kehandalan adalah kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. 3. Daya Tanggap (responsiveness) Daya tanggap adalah suatu kemampuan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat (responsive) dan tepat kepada pelanggan dengan penyampaian informasi yang jelas. 4. Jaminan (assurance) Definisi jaminan yaitu pengetahuan, kesopansantunan, dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada perusahaan. 5. Empati adalah memberikan perhatian yang tulus.dan bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya memahami keinginan konsumen. Tabel 3.2 Nilai Pengukuran Kusioner Skala Nilai Kategori 5 5 Sangat Puas 4 4,9 4 Puas 3 3,9 3 Cukup Puas 2 2,9 2 Tidak Puas 1 1,9 1 Sangat Tidak Puas Sumber : Sugiyono dalam Wiraswasta (2010) 4. Kinerja Perspektif Keuangan Kinerja perspektif keuangan yaitu kinerja yang diugunakan untuk mengetahui apakah suatu strategi perusahaan, implementasi dan pelaksanaanya akan membawa perbaikan perusahaan. Penelitian ini dilakukan pada sektor publik, berdasarkan konsep desentralisasi dan otonomi daerah dilihat dari perspektif organisasi dan manajemen lebiih menekankan pada aspek ekonomi, efisiensi, dan efektifitas. Maka dalam perspektif ini diukur dengan menggunakan instrumen pengukur Value For Money yaitu: a. Rasio Ekonomi Rasio ini menggambarkan kehematan dalam penggunaan anggaran dan kecermatan dalam pengelolaan serta menghindari pemborosan. Kegiatan operasional dikatakan ekonomis jika dapat mengurangi biaya biaya yang tidak perlu. Jika realisasi belanja lebih besar dari pada anggarannya maka kinerja manajemen tidak ekonomis dan sebaliknya jika realisasi belanja lebih kecil dari pada anggarannya di sebut ekonomis atau manajemen dapat melakukan penghematan belanja operasional. Sumber data yang di gunakan untuk mencari nilai ekonomis keuangan yang di dapat dari Laporan Realisasi Anggaran pada RSUD Tanjungpinang. Untuk mengukur kinerja tersebut dapat dilakukan dengan cara mengukur tingkat ekonomisnya, yang dapat dihitung dengan rumus di bawah ini : EKONOMIS = X 100

10 Setelah memperoleh hasil dari perhitungan tersebut maka kondisi keuangan RSUD Tanjungpinang dapat di kategorikan tingkat ekonomisnya dengan kriteria seperti yang dapat dilihat dibawah ini : Tabel 3.3 Nilai Konversi Perspektif Keuangan (Ekonomis) Skala Kinerja Keuangan Nilai Konversi Kategori <80% 5 Sangat Ekonomis 80% - 85% 4 Ekonomis 85% - 90% 3 Cukup Ekonomis 90% - 95% 2 Tidak Ekonomis >95% 1 Sangat Tidak Ekonomis Sumber : Sugiyono dalam Wiraswasta (2010) B. Rasio Efisiensi Efisiensi diukur dengan rasio antara output dengan input. Semakin besar output dibanding input, maka semakin tinggi tingkat efisiensi suatu organisasi. Rasio ini menggambarkan perbandingan antara besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan dengan realisasi pendapatan. Untuk mengukur tingkat efisiensi dapat di hitung dengan rumus dibawah ini : x 100 Setelah memperoleh hasil dari perhitungan tersebut maka kondisi keuangan RSUD Tanjungpinang dapat di kategorikan tingkat efisiensinya dengan kriteria seperti yang dapat dilihat dibawah ini : Tabel 3.4 Kriteria Standar Rasio Keuangan (Efisiensi) Skala Kinerja Keuangan Konversi Kategori <100% 5 Sangat Efisien 100% - 110% 4 Efisien 110% -120% 3 Cukup Efisien 120% - 130% 2 Tidak Efisien >130% 1 Sangat Tidak Efisien Sumber : Sugiyono dalam Wiraswasta (2010) a. Rasio Efektifitas Efektifitas adalah ukuran berhasil tidaknya sutau organisasi mencapai tujuannya. Efektifitas tidak menyatakan tentang seberapa besar biaya yang telah dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut. Biaya bisa jadi melebihi apa yang telah dianggarkan. Efektifitas hanya melihat apakah suatu program atau kegiatan telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dalam hal ini efektifitas diukur dengan antara realisasi pendapatan dengan target pendapatan yang telah ditetapkan manajemen. x 100

11 Setelah memperoleh hasil dari perhitungan tersebut maka kondisi keuangan RSUD Tanjungpinang dapat di kategorikan tingkat efektifitasnya dengan kriteria seperti yang dapat dilihat dibawah ini : Tabel 3.5 Kriteria Standar Rasio Keuangan ( Efektifitas) Skala Kinerja Keuangan Konversi Kategori >95% 5 Sangat Efektif 80% - 95% 4 Efektif 65% - 80% 3 Cukup Efektif 50% - 65% 2 Tidak Efektif <50% 1 Sangat Tidak Efektif Sumber : Sugiyono dalam Wiraswasta (2010) Metode Penentuan Populasi dan Sampel Populasi yang diambil pada penelitian ini adalah RSUD Tanjungpinang. Sedangkan sampel yang dipakai adalah laporan realisasi anggaran untuk menilai Perspektif Keuangan. Sementara untuk Perspektif Proses Bisnis dan Internal, sampel yang dipakai adalah laporan standar pelayanan RSUD Tanjungpinang. Untuk Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran dan Perspektif Pelanggan, sampel yang diambil adalah 57 karyawan RSUD Tanjungpinang dan 92 pasien RSUD Tanjungpinang. Metode Analisis 1. Perspektif Keuangan Menggunakan Analisis Value For Money ( Ekonomis, Efisiensi, dan Efektifitas). 2. Perspektif Proses Bisnis dan Internal Menggunakan data standar pelayanan kesehatan sesuai DEPKES RI 2005 dan melihat inovasi yang dilakukan RSUD Tanjungpinang 3. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran dan Perspektif Pelanggan Melakukan uji validitas dan realibilitas pada kusioner. Pengujian ini dilakukan untuk menguji kuesioner yang nantinya dipergunakan untuk mengukur kepuasan karyawan. Berdasarkan dari hasil penelitian ini diharapkan dapat diperoleh hasil yang benarbenar obyektif, yang dikenal dengan istilah validitas. Selain itu perlu juga diuji konsistensinya yang dikenal dengan istilah reliabilitas. Validitas dan reliabilitas merupakan dua syarat dalam menentukan baik atau tidaknya suatu penelitian. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 1. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran Penelitian ini menggunakan kusioner yang disebarkan kepada pegawai RSUD Tanjungpinang yang digunakan untuk mengukur kinerja berdasarkan perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan. Untuk mengukur baik atau handalnya penelitian ini, penulis menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas pada SPSS Tabel 4.1

12 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Kusioner Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran RSUD Tanjungpinang Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N % Valid Cases Excluded a 0.0 Total a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's N of Items Alpha Pertanyaan Total Significant Validitas Cronbach s Realibilitas skor a Motivasi.584**.000 Valid Reliabel Motivasi.292*.028 Valid Reliabel Motivasi.388**.003 Valid Reliabel Motivasi.564**.000 Valid Reliabel Motivasi.341**.009 Valid Reliabel Pengembangan.427**.001 Valid.729 Reliabel Pengembangan.427**.001 Valid Reliabel Pengembangan.688**.000 Valid Reliabel Inovasi.644**.000 Valid Reliabel Inovasi.480**.000 Valid Reliabel Suasana.618**.000 Valid Reliabel Suasana.490**.000 Valid Reliabel Suasana.723**.000 Valid Reliabel Berdasarkan hasil uji validitas dan realibilitas pada SPSS 21.0 diatas menunjukan bahwa data valid dan reliable. Penelitian dinyatakan valid apabila nilai significant <0.05 dan < 0.01 kemudian dintakan reliable jika Cronbach s a > Pada hasil uji diatas dinyatakan valid dan reliabel karena nilai significant < 0.05 dan < 0.01, nilai Cronbach s a > Oleh karena itu instrument kusioner perspektif ini dinyatakan baik atau handal. Tabel 4.3 Hasil Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran RSUD Tanjungpinang Indikator Score Kategori Motivasi 4,52 Puas

13 Kesempatan 4,53 Puas Pengembangan Diri Inovasi 4,35 Puas Suasana Dalam Bekerja 4,2 Puas 2. Proses Bisnis Internal 1. Proses Inovasi RSUD Tanjungpinang melakukan inovasi-inovasi baru untuk meningkatkan kualitas nya. Pada tahun 2010 RSUD Tanjungpinang mengembangkan sistem manajemen dengan menerapkan system PPK-BLUD (Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah) dengan tujuan agar pelaksanaan kegiatan dapat lebih efektif dan efisien sehingga dapat meningkatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan minimal. Selain itu, RSUD juga merenovasi ulang gedung IGD serta menambahkan beberapa alat kesehatan lain nya yang belum ada. Tujuan nya agar pelayanan lebih baik lagi. Sementara jasa pelayanan kesehatan baru yang ditambahkan sampai saat ini belum ada. Tabel 4.4 Jumlah Inovasi RSUD Tanjungpinang selama tahun Tahun Jumlah Inovasi Pelayanan Kesehatan Jumlah Total Pelayanan yang Diberikan Presentase Inovasi % % % % Sumber : Data Sekunder Yang Diolah Dari tahun 2010 sampai 2013 tidak ada penambahan jasa pelayanan kesehatan yang baru yang ditawarkan RSUD Tanjungpinang, sehingga persentase inovasi RSUD Tanjungpinang dari tahun 2010 sampai 2013 adalah 0%. 2. Proses Operasi Cara pengukuran kinerja dalam perspektif proses bisnis internal ini ada 2 cara, yaitu : a. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan Tabel 4.5 DATA PASIEN RAWAT JALAN RSUD TANJUNGPINANG TAHUN 2010 s/d 2013 NO TAHUN RAWAT JALAN BARU LAMA TOTAL

14 Sumber : Data Sekunder Yang Diolah Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa, dari tahun 2010 hingga tahun 2011 terjadi penurunan pasien baru rawat jalan dari pasien ke pasien. Pada tahun 2011 sampai tahun 2012 juga mengalami penurunan jumlah pasien baru dari pasien ke Dan dari tahun 2012 hingga tahun 2013 juga mengalami jumlah pasien rawat jalan baru dari pasien ke pasien. Penurunan jumlah pasien baru rawat jalan RSUD Tanjungpinang dari tahun ke tahun adalah karena menurun nya citra pelayanan RSUD Tanjungpinang. b. Jumlah Kunjungan Rawat Inap Indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja bisnis internal ini adalah rasio rasio yang menunjukkan kualitas pelayanan suatu rumah sakit. Berikut ini adalah standar nilai rasio yang digunakan untuk mengukur perspektif bisnis internal ini berdasarkan DEPKES RI tahun 2005 : Tabel 4.6 Standar Ideal Rasio Rasio Terkait Pelayanan Rumah Sakit Berdasarkan Depkes RI 2015 RASIO STANDAR IDEAL ALOS 6 9 HARI BOR 60 % - 85 % TOI 1 3 Hari BTO KALI NDR Tidak lebih dari 25 per 1000 pasien keluar GDR Tidak lebih dari 45 per 1000 pasien keluar Sumber : DEPKES RI 2005 Tabel 4.7 Kinerja Rawat Inap RSUD Tanjungpinang Tahun No Rasio Rata-rata Standar 1 ALOS 4,2 4,4 3,9 4,24 4,185 Tidak Ideal 2 BOR 69,5 65,4 61,78 61,03 64,43 Ideal 3 TOI 1,8 6,4 2,44 2,64 3,32 Tidak 4 BTO 61,8 55,5 57,44 53,85 57,15 Ideal Tidak Ideal 5 GDR 43,7 47,8 40,55 40,26 43,07 Ideal 6 NDR 22,3 21,2 21,45 16,53 20,37 Ideal Sumber : Data Sekunder Yang Diolah ALOS (Average Length Of Stay) pada RSUD Tanjungpinang dari tahun adalah tidak ideal, karena rata-rata seorang pasien menginap hanya 4 hari. Sementara standar ideal ALOS (Average Length Of Stay) adalah 6 9 hari.

15 Sementara untuk BOR ( Bed Occupancy Rate) RSUD Tanjungpinang dari tahun sudah ideal yaitu rata-rata %, sementara standar ideal nya adalah 60 % - 85 %. Untuk indikator TOI (Turn Over Internal) RSUD Tanjungpinang tidak ideal karena rata-rata tempat tidur kosong dari tahun yaitu 3,32 hari, sementara standar ideal TOI (Turn Over Internal) adalah 1 3 hari. Indikator BTO (Bed Turn Over Rate) pada RSUD Tanjungpinang dari tahun tidak ideal karena rata rata tempat tidur dipakai sebanyak 57,15 kali, sementara standar ideal BTO (Bed Turn Over Rate) yaitu rata-rata dipakai sebanyak kali. Indikator berikutnya adalah NDR (Net Death Rate) pada RSUD Tanjungpinang. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa NDR (Net Death Rate) pada RSUD Tanjungpinang adalah ideal karena rata-rata pasien meninggal dari 1000 pasien keluar nya adalah 20,37 pasien. Sementara standar ideal nya adalah tidak lebih dari 25 per 1000 pasien keluar. Indikator terakhir adalah GDR (Gross Death Rate) pada RSUD Tanjungpinang sudah ideal karena masih berada dalam standar ideal yakni rata-rata sebanyak 43,07 pasien meninggal dari 1000 pasien keluar. Standar ideal GDR (Gross Death Rate) adalah tidak lebih dari 45 dari 1000 pasien keluar. Perspektif Pelanggan Penelitian ini menggunakan kusioner yang akan disebarkan kepada pasien RSUD Tanjungpinang. Untuk mengukur baik atau handal nya penelitian ini, penulis menggunakan uji validitas dal reliabilitas pada SPSS Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kusioner Kepuasan Pelanggan RSUD Tanjungpinang Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N % Valid Cases Excluded a Total a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's N of Items Alpha Total Cronbach s Pertanyaan Significant Validitas Reliabilitas Skor a Jaminan.497**.000 Valid Reliabel Jaminan.576**.000 Valid Reliabel

16 Jaminan.582**.000 Valid Reliabel Tanggap.654**.000 Valid Reliabel Tanggap.552**.000 Valid Reliabel Empati.513**.000 Valid Reliabel Empati.345**.001 Valid Reliabel Empati.498**.000 Valid Reliabel Keandalan.607**.000 Valid Reliabel Keandalan.617**.000 Valid Reliabel Bukti.561**.000 Valid Reliabel Bukti.633**.000 Valid Reliabel Bukti.646**.000 Valid Reliabel Bukti.486**.000 Valid Reliabel Berdasarkan hasil uji validitas dan realibilitas pada SPSS 21.0 diatas menunjukan bahwa data valid dan reliabel. Penelitian dinyatakan valid apabila nilai significant <0.05 dan < 0.01 kemudian dintakan reliable jika Cronbach s a > Pada hasil uji diatas dinyatakan valid dan reliabel karena nilai significant < 0.05 dan < 0.01, nilai Cronbach s a > Oleh karena itu instrument kusioner perspektif ini dinyatakan baik atau handal. Tabel 4.10 Hasil Perspektif Pelanggan RSUD Tanjungpinang Indikator Skor Kategori Jaminan 3,4 Cukup Puas Daya Tanggap 3,65 Cukup Puas Empati 3,43 Cukup Puas Keandalan 3,45 Cukup Puas Bukti Langsung 3,57 Cukup Puas 4. Perspektif Keuangan Perspektif keuangan juga menjadi salah satu tolak ukur untuk mengukur kinerja suatu perusahaan. Penelitian pada persektif akan menggunakan data dari Laporan Keuangan RSUD Tanjungpinang tahun Adapun metode yang akan digunakan adalah Value For Money. Hasil pengukuran kinerja perspektif keuangan dapat dilihat dari pembahasan berikut : Untuk mengukur kinerja nya dapat dilakukan dengan cara mengukur tingkat ekonomis, yang dapat dihitung dengan cara : a. X 100% Tabel 4.11 Kriteria Standar Perspektif Keuangan (Ekonomis) Skala Kinerja Keuangan Nilai Konversi Kategori

17 < 80% 5 Sangat Ekonomis 80% - 85% 4 Ekonomis 85% - 90% 3 Cukup Ekonomis 90% - 95% 2 Tidak Ekonomis >95% 1 Sangat Tidak Ekonomis Sumber : Sugiyono dalam Wiraswasta (2010) Tabel 4.12 Rasio Ekonomis RSUD Tanjungpianang Tahun (Dalam Rupiah) Sumber : Data Yang Diolah Tahun Realisasi Belanja Anggaran Belanja Rasio Ekonomi ,33% ,53% ,45% Kategori Cukup Ekonomis Tidak Ekonomis Sangat Tidak Ekonomis Cukup ,37% Ekonomis Dari data diatas dapat disimpilkan bahwa tingkat ke ekonomisan keuangan RSUD Tanjungpinang pada tahun 2010 sebesar 88.33%. Kondisi ini menunjukan bahwa RSUD telah melakukan penghematan sebesar 11,77% atau Rp ,00. Dengan menggunakan kriteria standar ekonomis, pada tahun 2010 RSUD Tanjungpinang dikatakan cukup ekonomis. Pada tahun 2011 kondisi keuangan RSUD Tanjungpinang dikategorikan tidak ekonomis karena tingkat ke ekonomisan nya sebesar 93,53% atau hanya melakukan penghematan anggaran 6,47% atau sebesar Rp ,00 dari anggaran yang sudah ditetapkan. Tahun 2012 tingkat ke ekonomisan kondisi keuangan RSUD Tanjungpinang sebesar 95,45% dan dikategorikan sangat tidak ekonomis. Penghematan belanja pada tahun 2012 ini hanya sebesar 4, 55% atau sebesar Rp ,00 dari jumlah anggaran yang sudah ditetapkan. Pada tahun 2013 tingkat ke ekonomisan kondisi keuangan RSUD Tanjungpinang dikategorikan cukup ekonomis yaitu sebesar 86,37 %. Pada tahun 2013 RSUD Tanjungpinang menghemat anggaran belanja sebesar 13,63% atau sebesar Rp ,00 dari jumlah anggaran yang sudah di tetapkan. Dalam organisasi sektor publik yang berbasis anggaran kinerja, penghematan belanja operasional sudah menjadi suatu keharusan dalam rangka mengurangi pemborosan uang negara. Penghematan penggunaan belanja pada organisasi sektor publik dapat dilakukan dengan sistem tender pengadaan barang dan jasa publik yang telah diatur menurut peraturan perundang undangan.

18 b. x 100 Tabel 4.13 Kriteria Standar Rasio Keuangan ( Efektifitas) Skala Kinerja Keuangan Konversi Kategori >95% 5 Sangat Efektif 80% - 95% 4 Efektif 65% - 80% 3 Cukup Efektif 50% - 65% 2 Tidak Efektif <50% 1 Sangat Tidak Efektif Sumber : Sugiyono dalam Wiraswasta (2010) Tabel 4.14 Rasio Efektifitas RSUD Tanjungpinang Tahun (Dalam Rupiah) Tahun Realisasi Pendapatan Anggaran Pendapatan Tingkat Efektifitas ,31% ,52% ,22% , ,11% Kategori Sangat Efektif Sangat Efektif Sangat Efektif Sangat Efektif Sumber : Data Yang Diolah Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat efektifitas keuangan RSUD Tanjungpinang pada tahun 2010 sebesar 108,31% yang artinya RSUD Tanjungpinang mampu menghasilkan pendapatan usaha sebanyak 1, 08 kali dari yang ditargetkan. Nilai efektifitas keuangan RSUD Tanjungpinang pada tahun 2010 dapat dikategorikan sangat efektif. Pada tahun 2011 tingkat efektifitas keuangan RSUD Tanjungpinang sebesar 106,52% atau mampu menghasilkan pendapatan sebanyak 1,06 kali dari yang ditargetkan dan dikategorikan sangat efektif. Pada tahun 2012 tingkat efektifitas keuangan RSUD Tanjungpinang sebesar 127,22% atau mampu menghasilkan pendapatan sebesar 1,27 kali dari yang ditargetkan dan dapat dikategorikan sangat efektif. Pada tahun berikutnya yaitu tahun 2013, tingkat efektifitas keuangan RSUD Tanjungpinang sebesar 122,11% atau mampu menghasilkan pendapatan sebesar 1,22 kali dari yang ditargetkan. Tingkat efektifitas keuangan RSUD Tanjungpinang tahun 2013 dapat juga di kategorikan sangat efektif. c. x 100 Tabel 4.15 Kriteria Standar Rasio Keuangan (Efisiensi)

19 Skala Kinerja Keuangan Konversi Kategori <100% 5 Sangat Efisien 100% - 110% 4 Efisien 110% -120% 3 Cukup Efisien 120% - 130% 2 Tidak Efisien >130% 1 Sangat Tidak Efisien Sumber : Sugiyono dalam Wiraswasta (2010) Tabel 4.16 Rasio Efisiensi RSUD Tanjungpinang Tahun (Dalam Rupiah) Tahun Realisasi Belanja Realisasi Pendapatan Tingkat Efisiensi ,79% ,37% ,59% ,18 183,68% Kategori Sangat Tidak Efisien Sangat Tidak Efisien Sangat Tidak Efisien Sangat Tidak Efisien Sumber : Data yang diolah Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat efisiensi keuangan RSUD Tanjungpinang pada tahun 2010 sebesar 279,79% yang artinya jumlah belanja RSUD Tanjungpinang 2,79 kali lebih besar dari pada pendapatan yang dihasilkan. Tingkat efisiensi keuangan RSUD Tanjungpinang pada tahun 2010 dapat dikategorikan sangat tidak efisien. Pada tahun 2011 tingkat efisien keuangan RSUD Tanjungpinang sebesar 326,37% dan dikategorikan sangat tidak efisien. Tahun 2012 tingkat efisiensi keuangan RSUD Tanjungpinang juga dapat dikategorikan sangat tidak efisien yaitu sebesar 220,59%. Pada tahun 2013 tingkat efisiensi keuangan RSUD Tanjungpinang sebesar 183,68% dan dikategorikan sangat tidak efisien. Dengan kategori sangat tidak efisien nya kondisi keuangan RSUD Tanjungpinang dapat dipahami karena mengingat tujuan utama berdirinya RSUD Tanjungpinang adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan yang optimal kepada masyarakat, sehingga jumlah realisasi pendapatan tidak menjadi prioritas utama organisasi. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

20 Berikut ini adalah kesimpulan dari hasil penelitian : 1. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran Hasil analisis data dari setiap indikator pada perspektif ini adalah responden merasa puas. 2. Perspektif Proses Bisnis Internal Pada perspektif ini terdapat 2 indikator utama yaitu proses inovasi dan proses operasi. Untuk indikator proses inovasi pada RSUD Tanjungpinang dari tahun tidak ada penambahan jasa pelayanan baru. Ini tentu saja sangat mempengaruhi kualitas RSUD Tanjungpinang di mata masyarakat. RSUD Tanjungpinang harus lebih fokus pada instrument ini agar mendapatkan hasil yang lebih baik lagi. Pada indikator proses operasi terbagi 2 yaitu jumlah kunjungan rawat jalan dan kunjungan rawat inap. Untuk kunjungan rawat jalan RSUD Tanjungpinang dari tahun terus mengalami penurunan. Untuk jumlah kunjungan rawat inap dari tahun diukur dengan menggunakan rasio- rasio sesuai DEPKES RI. Rata rata rasio ALOS (Average Length of Stay), TOI (Turn Over Internal), dan BTO (Bed Turn Over Rate) dari tahun adalah tidak ideal. 3. Perspektif Pelanggan Hasil analisis data dari setiap indikator pada perspektif ini adalah responden merasa cukup puas. 4. Perspektif Keuangan Untuk perspektif keuangan, kinerja keuangan RSUD Tanjungpinang dari tahun diukur menggunakan analisis Value For Money yang di ukur menggunakan 3 rasio yaitu rasio ekonomis, rasio efisiensi, dan rasio efektifitas. Untuk rasio ekonomis tahun 2011 dan 2012 keuangan RSUD Tanjungpinang dikategorikan tidak ekonomis, karena hanya menghemat anggaran sebesar 6,47% di tahun 2011 dan 4,55% ditahun Tingkat efisiensi keuangan RSUD Tanjungpianang dari tahun dikategorikan sangat tidak efisien. Tingkat ketidakefisiensian tertinggi RSUD Tanjungpinang yaitu pada tahun 2011 yaitu sebesar 326,37% yang artinya jumlah belanja RSUD Tanjungpinang 3, 26 kali lebih besar dari pendapatan yang dihasilkan. Untuk tingkat efektifitas keuangan RSUD Tanjungpinang dari tahun dikategorikan sangat efektif. Dimana tingkat efektifitas tertinggi terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar 127,22% yang artinya RSUD mampu mendapatkan pendapatan 1,27 kali dari yang ditargetkan. Saran Setelah memperhatikan kinerja RSUD Tanjungpinang bersarakan empat perspektif balanced scorecard, penulis ingin merekomendasikan beberapa hal yang perlu diperhatikan pihak manajemen RSUD Tanjungpinang : 1. RSUD Tanjungpinang hendaknya lebih meningkatkan keakraban dan kerjasama antara sesama pegawai dan antara atasan dan bawahan. Suasana bekerja yang baik akan lebih meningkatkan kualitas kerja.

21 2. Sebaiknya RSUD Tanjungpinang lebih meningkatkan inovasi inovasi baru dalam pelayanan RSUD Tanjungpinang. Kelengkapan jasa layanan tentu saja akan meningkatkan mutu RSUD Tanjungpinang. 3. Tingkat kepuasan pasien RSUD Tanjungpinang terhadap pelayanan yang diberikan sejauh ini sudah cukup bagus, tapi akan lebih baik lagi jika RSUD Tanjungpinang terus meningkatkan mutu pelayanan. Semakin baik mutu yang diberikan tentu saja akan meningkatkan citra RSUD Tanjungpinang di mata publik. 4. RSUD Tanjungpinang sebaiknya lebih memperhatikan tingkat efisiensi keuangan nya. Penghematan anggaran bagi oraganisasi sektor publik merupakan suatu hal yang wajib dilakukan. DAFTAR PUSTAKA Aurora, Novella Penerapan Balanced Scorecard Sebagai Tolak Ukur Pengukuran Kinerja Studi Kasus pada RSUD Tugerejo Semarang. Universitas Diponegoro. Darmiyati, Jidanah Penerapan Balanced Scorecard Sebagai Metode Pengukuran Kinerja Pada Rumah Sakit IPHI PEDAN Kabupaten Klaten. Semarang. Universitas Diponegoro. Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun Tentang Standar Jasa Pelayanan Kesehatan Nasional. Dhalifah, Syarifah Analisis Pengukuran Kinerja Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Kepulauan Riau Dengan Metode Balanced Scorecard. Tanjungpinang. Universitas Maritim Raja Ali Haji. Eko, Wahyu Penerapan Metode Balanced Scorecard Sebagai Tolak Ukur Penilaian Kinerja Pada Organisasi Nirlaba. Semarang. Universitas Diponegoro. Ghozali, Imam Statistic Non Parametic : Teori dan Aplikasi Dengan Program SPSS. Kaplan, Robert S. dan Norton, P. David Balanced Scorecard Menerapkan Strategi Menjadi Aksi. Erlangga. Jakarta. Marsiasmo Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta. Mulyadi Alat Manajemen Kontemporer Untuk Pelipatganda Kinerja Keuangan Perusahaan. Jakarta. Salemba Empat.

22 Putra, Endry Dwi Peranan Balanced Scorecard Sebagai Tolak Ukur Penilaian Kinerja Instansi Pemerintah pada BPDB Provinsi Kepri. Tanjungpianang. Universitas Maritim Raja Ali Haji. Sari, Lia Balanced Scorecard pada Organisasi Sektor Publik. Palembang. Politeknik Palembang Darusalam. Trihastuti, Kristianingsih Analisis Kinerja Perusahaan Dengan Metode Balanced Scorecard. Semarang. Universitas Negri Semarang. Wahyuni, Sri Analisis Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukuran Kinerja Pada PT Semen Basowa Maros. Makasar. Universitas Hasanudin. Wijayanti, Rahardian Analisis Kinerja RSUD DR. ISKAK Tulungagung Dengan Metode Balanced Scorecard. Tesis. Jakarta. Universitas Indonesia.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Obyek yang dipilih dalam penelitian ini adalah Rumah Sakit Graha Husada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Obyek yang dipilih dalam penelitian ini adalah Rumah Sakit Graha Husada BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek dan Lokasi Penelitian Obyek yang dipilih dalam penelitian ini adalah Rumah Sakit Graha Husada Bandar Lampung dengan alasan bahwa penerapan balanced scorecard dalam

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD (Studi Empiris Pada Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Delanggu Klaten) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA DENGAN ELEMEN-ELEMEN BALANCED SCORECARD

PENGUKURAN KINERJA DENGAN ELEMEN-ELEMEN BALANCED SCORECARD PENGUKURAN KINERJA DENGAN ELEMEN-ELEMEN BALANCED SCORECARD ( Studi Empiris RSUD Pandan Arang Boyolali ) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA

INDIKATOR KINERJA UTAMA INSTANSI : RSUD MARDI WALUYO KOTA BLITAR TUJUAN TUGAS FUNGSI : Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat : Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang Pelayanan Kesehatan Paripurna.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penelitian ini. Teori-teori tersebut meliputi pengertian organisasi sektor publik,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penelitian ini. Teori-teori tersebut meliputi pengertian organisasi sektor publik, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Pada sub bab ini akan dibahas teori-teori yang akan dijadikan dasar dalam penelitian ini. Teori-teori tersebut meliputi pengertian organisasi sektor publik, pengertian

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ANALISIS PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. gawat darurat. Sedangkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. pencegahan penyakit serta upaya perbaikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. gawat darurat. Sedangkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. pencegahan penyakit serta upaya perbaikan. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 147/MENKES/PER/I/2010 menyatakan bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk melakukan evaluasi dalam menilai kinerja perusahaan. Seringkali penilaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk melakukan evaluasi dalam menilai kinerja perusahaan. Seringkali penilaian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penilaian Kinerja Melihat aktifitas perusahaan dalam melaksanakan kegiatan operasinya sehari - hari maka akan menghasilkan penilaian yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 RUMUS/ FORMULA. tahun = Jumlah pasien rawat inap + Jumlah pasien rawat jalan

RENCANA KINERJA TAHUNAN RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 RUMUS/ FORMULA. tahun = Jumlah pasien rawat inap + Jumlah pasien rawat jalan RENCANA KINERJA TAHUNAN RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 VISI : Misi 1 : Menjadi rumah profesional dan berkualitas dengan berorientasi kebutuhan masyarakat Melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai

Lebih terperinci

68 Media Bina Ilmiah ISSN No

68 Media Bina Ilmiah ISSN No 68 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 ANALISIS BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLOK UKUR PENGUKURAN KINERJA PADA RUMAH SAKIT UMUM DERAH (RSUD) KOTA MATARAM Oleh : I Made Murjana dan Nuuril Faradisa Dosen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja adalah cara perseorangan atau kelompok dari suatu organisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja adalah cara perseorangan atau kelompok dari suatu organisasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Menurut Robbins dalam Rai (2008:40), kinerja merupakan hasil evaluasi terhadap pekerjaan yang telah dilakukan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan bersama.

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULANAN RSUD LAWANG TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA TRIWULANAN RSUD LAWANG TAHUN 2015 LAMPIRAN LAPORAN KINERJA TRIWULANAN RSUD LAWANG TAHUN 2015 RSUD Lawang mempunyai 2 sasaran srategis, yaitu : 1. Meningkatnya sumber daya manusia, sarana, prasarana, peralatan, dan kebijakan untuk pengembangan

Lebih terperinci

THE FIPA ( Forum Ilmiah Pendidikan Akuntansi ) IKIP PGRI MADIUN 13 September 2014, ISSN :

THE FIPA ( Forum Ilmiah Pendidikan Akuntansi ) IKIP PGRI MADIUN 13 September 2014, ISSN : PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.HARJONO PONOROGO Zaskia Tristiana Anggraini Program Studi Pendidikan Akuntansi FPIPS ABSTRAK Rumah Sakit Umum Daerah

Lebih terperinci

PENILAIAN KINERJA RSUD KABUPATEN BULELENG DENGAN PERSPEKTIF BALANCED SCORECARD

PENILAIAN KINERJA RSUD KABUPATEN BULELENG DENGAN PERSPEKTIF BALANCED SCORECARD PENILAIAN KINERJA RSUD KABUPATEN BULELENG DENGAN PERSPEKTIF BALANCED SCORECARD Ni Putu Ika Parianti 1 I Putu Sudana 2 1 Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia e-mail: ikaa_vi91@yahoo.com

Lebih terperinci

PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLAK UKUR PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA BADAN USAHA YANG BERBENTUK RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH DI SURABAYA

PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLAK UKUR PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA BADAN USAHA YANG BERBENTUK RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH DI SURABAYA 24 PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLAK UKUR PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA BADAN USAHA YANG BERBENTUK RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH DI SURABAYA Amalia Trinoviyanti Pratiwi, Ahmad Masyhad, Widya Susanti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, hal itu disebabkan karena semakin tingginya kesadaran masyarakat akan

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, hal itu disebabkan karena semakin tingginya kesadaran masyarakat akan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kebutuhan masyarakat akan jasa layanan kesehatan semakin hari semakin meningkat, hal itu disebabkan karena semakin tingginya kesadaran masyarakat akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit dari cost center menjadi profit oriented membutuhkan suatu peraturan

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit dari cost center menjadi profit oriented membutuhkan suatu peraturan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai salah satu lembaga pelayanan publik pada sektor kesehatan, rumah sakit dituntut harus selalu meningkatkan kinerjanya. Beralihnya orientasi rumah sakit dari

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian 85 Lampiran 1 Surat Izin Penelitian 86 Lampiran 2 Data-Data Rumah Sakit Amal Sehat DATA ANALISIS KINERJA KEUANGAN RUMAH SAKIT AMAL SEHAT KETERANGAN TAHUN 2010 2011 2012 2013 2014 RASIO AKTIVITAS TATO 2,41

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hasil dari pengukuran kinerja merupakan ukuran apakah sebuah strategi yang

BAB I PENDAHULUAN. hasil dari pengukuran kinerja merupakan ukuran apakah sebuah strategi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diera otonomi daerah, rumah sakit sebagai institusi publik harus menempuh langkah yang strategis dalam berkompetisi. Berdasarkan kajian manajemen strategik,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan di seluruh sarana pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta,

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan di seluruh sarana pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta, I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Salah satu tujuan dari pembangunan kesehatan di Indonesia adalah upaya memperbaiki kualitas pelayanan kesehatan. Pelayanan berkualitas ini harus dapat dilaksanakan di

Lebih terperinci

REZA ABDULMUDY DOSEN UNIVERSITAS DARUSSALAM AMBON Abstrak

REZA ABDULMUDY DOSEN UNIVERSITAS DARUSSALAM AMBON Abstrak Penerapan Balanced Scorecard sebagai Alat Penilaian Kinerja Pada Rumah Sakit Umum Tulehu REZA ABDULMUDY DOSEN UNIVERSITAS DARUSSALAM AMBON rezasaka_am@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas serta pencapaian visi dan misi perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas serta pencapaian visi dan misi perusahaan tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat persaingan perusahaan di abad ke-21 ini semakin ketat sejalan dengan diberlakukannya era perdagangan bebas. Hal ini tentu juga mempengaruhi persaingan di dunia

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU MENGGUNAKAN ELEMEN-ELEMEN BALANCED SCORECARD. (Studi Empiris pada RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU)

PENGUKURAN KINERJA RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU MENGGUNAKAN ELEMEN-ELEMEN BALANCED SCORECARD. (Studi Empiris pada RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU) PENGUKURAN KINERJA RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU MENGGUNAKAN ELEMEN-ELEMEN BALANCED SCORECARD (Studi Empiris pada RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan sebagai salah satu pembangunan nasional merupakan investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan kesehatan diselenggarakan

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA DENGAN ELEMEN-ELEMEN BALANCE SCORECARD

PENGUKURAN KINERJA DENGAN ELEMEN-ELEMEN BALANCE SCORECARD PENGUKURAN KINERJA DENGAN ELEMEN-ELEMEN BALANCE SCORECARD (STUDI EMPIRIS RSUD SUKOHARJO) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh perusahan tersebut. (Helfert, 1996)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh perusahan tersebut. (Helfert, 1996) 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja adalah hasil atau prestasi kerja suatu perusahaan selama periode waktu tertentu yang dipengaruhi oleh proses operasional perusahaan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KABUPATEN SIDOARJO

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KABUPATEN SIDOARJO (IKU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KABUPATEN SIDOARJO UNIT KERJA : RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SIDOARJO TUGAS POKOK : Melaksanakan upaya kesehatan yang berdayaguna dengan menggunakan upaya penyembuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Penilaian kinerja merupakan proses pengukuran organisasi dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Penilaian kinerja merupakan proses pengukuran organisasi dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penilaian kinerja merupakan proses pengukuran organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Penilaian kinerja dapat juga diartikan sebagai penentuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. karyawan, pemilik, dan stakeholder dengan kata lain kinerja perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. karyawan, pemilik, dan stakeholder dengan kata lain kinerja perusahaan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Didalam sistem pengendalian manajemen, Pengukuran kinerja pada suatu perusahaan menjadi hal yang sangat penting bagi manajemen dalam melakukan evaluasi terhadap

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD (Studi Kasus Pada RSUD Pandan Arang Boyolali) NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD (Studi Kasus Pada RSUD Pandan Arang Boyolali) NASKAH PUBLIKASI ANALISIS PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD (Studi Kasus Pada RSUD Pandan Arang Boyolali) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Tahun Pemerintah berkewajiban mengupayakan tersedianya pelayanan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Tahun Pemerintah berkewajiban mengupayakan tersedianya pelayanan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan sebagai organisasi yang bergerak

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan sebagai organisasi yang bergerak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan sebagai organisasi yang bergerak dibidang jasa khususnya pemberian jasa pada pasien, pemberian pelayanan keperawatan secara professional

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di RSUD Karangasem, Kabupaten

BAB IV METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di RSUD Karangasem, Kabupaten 24 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif kuantitatif. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Lokasi penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kinerja RS Graha Husada dilihat dari perspektif keuangan dengan menggunakan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kinerja RS Graha Husada dilihat dari perspektif keuangan dengan menggunakan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5. Kesimpulan 5.. Perspektif Keuangan Kinerja RS Graha Husada dilihat dari perspektif keuangan dengan menggunakan alat ukur rasio seperti current ratio, quick ratio, total debt

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BALANCED SCORECARD

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BALANCED SCORECARD BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BALANCED SCORECARD Sebagaimana yang telah diuraikan pada Bab 2, penulis memutuskan menggunakan metode balanced scorecard untuk mengukur kinerja RSUD Tg. Uban di Provinsi Kepulauan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Banyaknya komentar masyarakat tentang keberhasilan dan tidak keberhasilan instansi pemerintah dalam menjalankan

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Banyaknya komentar masyarakat tentang keberhasilan dan tidak keberhasilan instansi pemerintah dalam menjalankan PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Banyaknya komentar masyarakat tentang keberhasilan dan tidak keberhasilan instansi pemerintah dalam menjalankan amanah yang diberikan kepadanya menunjukkan harapan

Lebih terperinci

Penampilan rumah sakit dapat diketahui dari beberapa indikator antara lain : a. Cakupan dan mutu pelayanan dilihat melalui indikator :

Penampilan rumah sakit dapat diketahui dari beberapa indikator antara lain : a. Cakupan dan mutu pelayanan dilihat melalui indikator : Rumah Sakit Indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana rumah sakit antara lain dengan melihat perkembangan fasilitas perawatan yang biasanya diukur dengan jumlah rumah sakit dan tempat

Lebih terperinci

FARISA HARDHIYANI B

FARISA HARDHIYANI B ANALISIS PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT DENGAN METODE BALANCED SCORECARD (Studi Kasus pada RSUD Pandan Arang Boyolali dan RSUD Kota Semarang) Diajukan Untuk Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. sehat. Namun saat ini rumah sakit bukan hanya sebagai fasilitas sarana kesehatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. sehat. Namun saat ini rumah sakit bukan hanya sebagai fasilitas sarana kesehatan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit mempunyai tugas melaksanakan upaya kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat. Namun saat ini rumah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja. dihasilkan oleh suatu perusahaan atau organisasi dalam periode tertentu

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja. dihasilkan oleh suatu perusahaan atau organisasi dalam periode tertentu BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja Kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian dari pelaksanaan suatu program/kegiatan/kebijakan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengelola jasa pelayanan kesehatan. Rumah sakit pemerintah sebagai sarana utama

BAB I PENDAHULUAN. pengelola jasa pelayanan kesehatan. Rumah sakit pemerintah sebagai sarana utama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah sakit pemerintah merupakan salah satu organisasi sektor publik pengelola jasa pelayanan kesehatan. Rumah sakit pemerintah sebagai sarana utama dalam pembangunan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 (IKU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 VISI : Menjadi Rumah Sakit yang Bermutu Internasional dalam Pelayanan, Pendidikan, dan Penelitian MISI : Menyelenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Masyarakat memiliki kebutuhan yang semakin tinggi akan jasa layanan kesehatan. Hal ini disebabkan karena semakin meningkatnya kesadaran akan kesehatan. Rumah

Lebih terperinci

Gumbreg No. 1Purwokerto. RSUD Pro! Dr. Margono Soekarjo Purwokerto

Gumbreg No. 1Purwokerto. RSUD Pro! Dr. Margono Soekarjo Purwokerto 45 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus tunggal yan dilaksanakan pada RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto yang terletak di Jl. Dr. Gumbreg No. 1Purwokerto.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit 1. Pengertian Rumah Sakit Suatu bagian dari organisasi medis dan sosial yang mempunyai fungsi untuk memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat, baik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Harapan Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Terhadap Program Studi (Room 1)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Harapan Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Terhadap Program Studi (Room 1) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Harapan Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Terhadap Program Studi (Room 1) Pada tahap ini data yang dikumpulkan adalah data data yang bersifat kualitatif, yaitu

Lebih terperinci

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obat merupakan komponen penting dalam pelayanan kesehatan. Pengelolaan obat yang efisien diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi rumah sakit dan pasien

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada penelitian ini, terdapat penelitian terdahulu yang terkait dengan pembahasan

BAB II LANDASAN TEORI. Pada penelitian ini, terdapat penelitian terdahulu yang terkait dengan pembahasan 16 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penelitian Terdahulu Pada penelitian ini, terdapat penelitian terdahulu yang terkait dengan pembahasan sehingga dapat dijadikan sebagai suatu perbandingan. Pertama, berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi persaingan bisnis yang sangat kompetitif, kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi persaingan bisnis yang sangat kompetitif, kinerja BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Puskesmas merupakan organisasi sektor publik yang berfungsi sebagai Badan Layanan Umum Daerah yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat baik yang ada di

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan Optik XYZ merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pelayanan pemeriksaan mata dan jual beli kacamata yang

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT DENGAN PENERAPAN METODE BALANCED SCORECARD (Studi Kasus Pada RSUD Kanjuruhan Kepanjen Kabupaten Malang)

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT DENGAN PENERAPAN METODE BALANCED SCORECARD (Studi Kasus Pada RSUD Kanjuruhan Kepanjen Kabupaten Malang) ANALISIS PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT DENGAN PENERAPAN METODE BALANCED SCORECARD (Studi Kasus Pada RSUD Kanjuruhan Kepanjen Kabupaten Malang) Laila Yulita Anisak Didied Poernawan Affandy, SE., MBA.,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang kompleks dengan padat karya dan padat modal. Untuk melaksanakan fungsi yang demikian kompleks,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk menempuh langkah-langkah strategik dalam bersaing pada kondisi

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk menempuh langkah-langkah strategik dalam bersaing pada kondisi 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dalam era persaingan bisnis yang pesat seperti sekarang ini, perusahaan dituntut untuk menempuh langkah-langkah strategik dalam bersaing pada kondisi apapun. Selain

Lebih terperinci

Jurnal Dinamika Manajemen

Jurnal Dinamika Manajemen JDM Vol. 2, No. 1, 2011, pp: 78-91 Jurnal Dinamika Manajemen http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jdm PENGUKURAN KINERJA ORGANISASI DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD PADA RSUD KABUPATEN KEBUMEN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Peneliti yang melakukan penelitian sebelumnya harus menentukan metode penelitian yang akan digunakan pada penelitiannya, karena hal tersebut akan membantu

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PADA KOPERASI SEMOGA JAYA UNIT SIMPAN PINJAM DI TENGGARONG

PENGUKURAN KINERJA PADA KOPERASI SEMOGA JAYA UNIT SIMPAN PINJAM DI TENGGARONG PENGUKURAN KINERJA PADA KOPERASI SEMOGA JAYA UNIT SIMPAN PINJAM DI TENGGARONG Ainun Jariah 1, Titin Ruliana 2, Suyatin 3 Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda.Kalimantan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Apotek Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Rebublik Indonesia (Kepmenkes RI) No. 1332/Menkes/SK/X/2002 mengenai Ketentuan dan Tata cara Pemberian Izin Apotek, yang dimaksud dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sumber Daya Air dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sumber Daya Air dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, diamanatkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Gambar 3.1 berikut adalah kerangka pemikiran penelitian pada PT. XYZ: Analisa Bisnis Pada PT. XYZ Perumusan Masalah Pengumpulan data dengan: - Kuesioner

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Djatikoesoemo Bojonegoro dengan menggunakan metode Balanced Scorecard, dapat diketahui hasilnya dari berbagai perspektif, antara lain :

BAB V PENUTUP. Djatikoesoemo Bojonegoro dengan menggunakan metode Balanced Scorecard, dapat diketahui hasilnya dari berbagai perspektif, antara lain : BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Pengukuran kinerja Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro dengan menggunakan metode Balanced Scorecard, dapat diketahui hasilnya dari berbagai perspektif,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Pengukuran Kinerja. terhadap kinerja (Fitriyani et al., 2015)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Pengukuran Kinerja. terhadap kinerja (Fitriyani et al., 2015) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengukuran Kinerja a. Pengertian Pengukuran Kinerja Kinerja adalah suatu gambaran pengelolaan suatu organisasi yang dapat dinilai berdasarkan suatu ukuran yang

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA

INDIKATOR KINERJA UTAMA Instansi Visi Misi Tujuan Tugas Fungsi : RS Jiwa Menur : RS Jiwa kelas A pendidikan dengan pelayanan prima : 1. Mewujudkan pelayanan kesehatan jiwa subspesialistik yang prima paripurna serta pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pelanggan. Salah satu bisnis yang berkembang di perkotaan adalah retail. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pelanggan. Salah satu bisnis yang berkembang di perkotaan adalah retail. Hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan semakin modernnya perkembangan zaman, menyebabkan timbulnya berbagai usaha bisnis yang tentunya mempunyai tujuan untuk memuaskan pelanggan.

Lebih terperinci

PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI METODE PENGUKURAN KINERJA PADA RS IPHI PEDAN KABUPATEN KLATEN

PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI METODE PENGUKURAN KINERJA PADA RS IPHI PEDAN KABUPATEN KLATEN DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman 1-15 http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting ISSN (Online): 2337-3806 PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI METODE PENGUKURAN

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA RSUD Dr.ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA RSUD Dr.ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI TAHUN 2015 INDIKATOR KINERJA UTAMA RSUD Dr.ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI TAHUN 2015 1 NAMA ORGANISASI RSUD Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI. 2 TUGAS Melaksanakan upaya kesehatan secara berdayaguna dan berhasilguna dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam hal persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam hal persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan besar dalam hal persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber dayamanusia, dan penanganan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di Indonesia menunjukkan kemajuan pesat seiring

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di Indonesia menunjukkan kemajuan pesat seiring BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis di Indonesia menunjukkan kemajuan pesat seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, antar lembaga atau organisasi saling berkompetisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana pencapaian perusahaan. Selama ini yang umum dipergunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana pencapaian perusahaan. Selama ini yang umum dipergunakan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin ketatnya persaingan bisnis terutama dengan pekembangan teknologi yang terus update, permintaan konsumen yang semakin beragam mengikuti perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja secara profesional layaknya organisasi swasta. Sebuah

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja secara profesional layaknya organisasi swasta. Sebuah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan dunia yang sangat cepat, khususnya Indonesia mengakibatkan lingkungan bisnis semakin kompetitif, manajemen organisasi yang baik merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit mempunyai peran yang penting dalam memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit mempunyai peran yang penting dalam memberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman pada saat ini menuntut sebuah rumah sakit untuk meningkatkan kinerja sumber daya manusia. Sumber daya manusia merupakan kunci pokok yang

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA UPT RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA UPT RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA UPT RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH JL.SUMBERGLAGAH PACET, MOJOKERTO Telp. (0321) 690441 Kode Pos. 61374 Fax

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghasilkan dampak pada kematian, kesakitan, ketidakmampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghasilkan dampak pada kematian, kesakitan, ketidakmampuan dan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Peningkatan mutu pelayanan kesehatan menjadi isu utama dalam pembangunan kesehatan baik dalam lingkup nasional maupun global. Hal ini didorong karena semakin besarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit adalah salah satu organisasi sektor publik yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa kesehatan yang mempunyai tugas melaksanakan suatu upaya kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah Sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah Sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat jalan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hanya memperhatikan prestasi dan sikap karyawan, tetapi juga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hanya memperhatikan prestasi dan sikap karyawan, tetapi juga BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Organisasi Menurut Stephen P. Robbins dalam buku Teori Organisasi, teori organisasi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi segenap bangsa Indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian koperasi Menurut Sumarni dan Soeprihanto (1995) koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan kebebasan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA

INDIKATOR KINERJA UTAMA Instansi Visi Misi Tujuan Tugas Fungsi : RS Jiwa Menur : RS Jiwa kelas A pendidikan dengan pelayanan prima : 1. Mewujudkan pelayanan kesehatan jiwa subspesialistik yang prima dan paripurna serta pelayanan

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) BERDASARKAN BALANCED SCORECARD DI RSUD dr. R. KOESMA KABUPATEN TUBAN

PENGUKURAN KINERJA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) BERDASARKAN BALANCED SCORECARD DI RSUD dr. R. KOESMA KABUPATEN TUBAN DIA, Jurnal Administrasi Publik ISSN : 0216-6496 Juni 2016, Vol. 14, No. 1, hal 26-42 PENGUKURAN KINERJA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) BERDASARKAN BALANCED SCORECARD DI RSUD dr. R. KOESMA KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 76 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai analisis manfaat implementasi balanced scorecard terhadap pelaksanaan proses manajemen strategik, maka

Lebih terperinci

PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA RUMAH SAKIT WIDODO NGAWI SKRIPSI

PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA RUMAH SAKIT WIDODO NGAWI SKRIPSI PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA RUMAH SAKIT WIDODO NGAWI SKRIPSI DiajukanKepadaFakultasEkonomi Universitas Pembangunan Nasional Veteran JawaTimur Oleh : PRINGGO ADI SASONGKO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan,

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan, proses dalam menghasilkan produk/jasa tersebut, sistem jual-beli yang ada

Lebih terperinci

ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA PEMBERI LAYANAN KESEHATAN

ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA PEMBERI LAYANAN KESEHATAN ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA PEMBERI LAYANAN KESEHATAN (Studi Kasus pada Poliklinik dan Rumah Bersalin Rejosari Husada Delanggu Klaten) p SKRIPSI Disusun Sebagai Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Tujuan ini menentukan ke arah mana suatu perusahaan atau

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Tujuan ini menentukan ke arah mana suatu perusahaan atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Setiap perusahaan atau entitas didirikan dengan suatu tujuan tertentu. Tujuan ini menentukan ke arah mana suatu perusahaan atau entitas ini beroperasi. Namun secara

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN MELALUI PENDEKATAN VALUE FOR MONEY PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA TANJUNGPINANG

PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN MELALUI PENDEKATAN VALUE FOR MONEY PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA TANJUNGPINANG PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN MELALUI PENDEKATAN VALUE FOR MONEY PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA TANJUNGPINANG Laode Kadafi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai. Suatu

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai. Suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai. Suatu organisasi dikatakan berhasil apabila visi, misi dan tujuannya tercapai. Untuk dapat mencapainya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengukuran Kinerja Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat konsitensi dan kebaikan fungsi-fungsi produk. Kinerja merupakan penentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ancaman yang akan datang. Rumah Sakit yang memiliki perencanaan strategis akan

BAB I PENDAHULUAN. ancaman yang akan datang. Rumah Sakit yang memiliki perencanaan strategis akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam proses manajemen, perencanaan sangat dibutuhkan oleh setiap organisasi dalam menjalankan kegiatannya. Perencanaan tersebut sebagai acuan organisasi untuk mencapai

Lebih terperinci

2 Sumber daya manusia medis dan non medis merupakan kunci keberhasilan rumah sakit, karena rumah sakit adalah suatu bentuk organisasi yang berfungsi s

2 Sumber daya manusia medis dan non medis merupakan kunci keberhasilan rumah sakit, karena rumah sakit adalah suatu bentuk organisasi yang berfungsi s BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rumah sakit merupakan suatu organisasi dalam bidang kesehatan yang berfungsi untuk mengupayakan kesehatan dasar, kesehatan rujukan dan upaya kesehatan penunjang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Konteks Penelitian. Di masa sekarang dan di masa depan, perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN Konteks Penelitian. Di masa sekarang dan di masa depan, perusahaan-perusahaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Penelitian Di masa sekarang dan di masa depan, perusahaan-perusahaan menghadapi lingkungan bisnis yang kompleks. Kompleksitas bisnis tersebut terjadi dengan semakin meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Untuk menghadapi tantangan persaingan tersebut, perusahaan harus mempunyai daya

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Untuk menghadapi tantangan persaingan tersebut, perusahaan harus mempunyai daya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor ekonomi yaitu bidang industri merupakan salah satu sektor pembangunan yang paling utama di Indonesia. Perkembangan jaman membuat tingkat persaingan semakin

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM CIBITUNG RAYNA DALINTA GINTING

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM CIBITUNG RAYNA DALINTA GINTING ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM CIBITUNG RAYNA DALINTA GINTING 11208394 PENDAHULUAN Latar Belakang Setiap manusia di dunia ini mempunyai hak asasi

Lebih terperinci

ITEM PERTANYAAN PENELITIAN

ITEM PERTANYAAN PENELITIAN LAMPIRAN I Contoh Kuesioner ITEM PERTANYAAN PENELITIAN Pernyataan berikut ini berkaitan dengan kinerja Bapak/Ibu sebagai pimpinan pembuat usulan Rencana Kegiatan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah

Lebih terperinci

Implementasi Balanced Scorecard Sebagai Penilaian Kinerja RSUD Panembahan Senopati. Oleh : Mei Murawati ABSTRACT

Implementasi Balanced Scorecard Sebagai Penilaian Kinerja RSUD Panembahan Senopati. Oleh : Mei Murawati ABSTRACT Implementasi Balanced Scorecard Sebagai Penilaian Kinerja RSUD Panembahan Senopati Oleh : Mei Murawati ABSTRACT Each agency needs to be done in general performance assessment, including Panembahan Senopati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, padat pakar, dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, padat pakar, dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks, padat pakar, dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan rumah sakit menyangkut berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. siklus hidup dan mengurangi dampak kegagalan dari suatu kondisi yang buruk.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. siklus hidup dan mengurangi dampak kegagalan dari suatu kondisi yang buruk. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen pemeliharaan suatu property diperlukan untuk memperpanjang siklus hidup dan mengurangi dampak kegagalan dari suatu kondisi yang buruk. Salah satu property

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis. Di dalam sistem pengendalian manajemen pada suatu organisasi bisnis,

Lebih terperinci

KUESIONER UNTUK WP PENGUKURAN KINERJA KPP PRATAMA JAKARTA TEBET BERDASARKAN KONSEP BALANCED SCORECARD

KUESIONER UNTUK WP PENGUKURAN KINERJA KPP PRATAMA JAKARTA TEBET BERDASARKAN KONSEP BALANCED SCORECARD 105 LAMPIRAN 1 KUESIONER UNTUK WP PENGUKURAN KINERJA KPP PRATAMA JAKARTA TEBET BERDASARKAN KONSEP BALANCED SCORECARD Kepada : Wajib Pajak KPP Pratama Jakarta Tebet Hal : Permonohonan Pengisian Angket Lampiran

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015 EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015 I. Pelayanan RSUD Patut Patuh Patju Lombok Barat RSUD Patut Patuh Patju kabupaten Lombok Barat merupakan

Lebih terperinci