+ FUNGSI PEMERINTAH Alokasi, Distribusi & Stabilisasi Perencanaan Pembangunan Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "+ FUNGSI PEMERINTAH Alokasi, Distribusi & Stabilisasi Perencanaan Pembangunan Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan"

Transkripsi

1 + FUNGSI PEMERINTAH Alokasi, Distribusi & Stabilisasi Perencanaan Pembangunan Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan

2 + sejarah singkat KLASIK < 1870 NEOKLASIK > 1870 Aliran Klasik (Adam Smith, Robert Malthus, David Ricardo & John Stuart Mill) menganut kebebasan pasar, menganggap campur tangan pemerintah sebagai suatu yang menghambat dan mengganggu bekerjanya kekuatan objek6f dari pasar yang disebut sebagai mekanisme pasar. Aliran Neoklasik (Alfred Marshall, Leon Walras & Knut Wicksell) Penerusnya para penganut aliran neoklasik bahkan menuduh bahwa campur tangan pemerintah dapat menghambat kebebasan individu yang merupakan fondasi dari sistem demokrasi

3 + sejarah singkat Aliran Keynesian (J.M. Keynes) Berbeda dengan aliran klasik dan neoklasik, adl pandangan yang melihat peran pemerintah sebagai keniscayaan. Tanpa campur tangan pemerintah, akan terjadi persaingan bebas yg merugikan kelompok ekonomi lemah. Akibatnya yang terjadi bukan kebebasan pasar, melainkan restriksi pasar dalam bentuk monopoli oleh golongan ekonomi kuat Kebabasan pasar, tanpa ada campur tangan pemerintah, 6dak akan mampu melakukan alokasi sumber daya dan output secara op6mal (Fullemployment of Outputs) (Keynes, 1936) KEYNESIAN 1936

4 + sejarah singkat Aliran Neoliberalism (Robert Nozick, Keith Joseph) Kemunculan aliran neoliberalism sebagai kri6k terhadap kri6k terhadap keynesian, dengan melihat pengaruh poli6k dalam thd harga pasar minyak, yg mengantarkan pada depresi ekonomi dunia Melalui World Bank dan Washington Consensus menjadi wacana dunia mendorong negara berkembang untuk: 1. Liberalisasi perdagangan: penghapusan restriksi 2. Kesamaan perlakuan antara investasi domes6k dan investasi asing 3. Priva6sasi badan usaha milik negara 4. Kompe66f pasar di6ngkatkan melalui kebijakan deregulasi dan restriksi 5. Perlindungan thd property right, baik di sektor formal maupun informal NEOLIBERAL 1973

5 + Peran Pemerintah menurut 3 Kelompok Aliran Ekonomi i. NEOLIBERAL campur tangan pemerintah sebagai sesuatu yang menghambat kebebasan individu. Sikap terbaik pemerintah adalah sedikit campur tangan dalam urusan ekonomi (the best government is the least government) ii. WELFARE ECONOMICS disebut jg market failure approach. Kelompok ini melihat pen5ngnya campur tangan pemerintah dalam pengadaan dan distribusi barang- barang tertentu secara efisien tanpa melalui pasar. Barang- barang tsb antara lain Public Goods dan Pioneers Project

6 + WELFARE ECONOMICS Pada PUBLIC GOODS terdapat ke5dak- mampuan pasar dalam pengaturan pengadaan dan distribusinya. Karena itu, 6dak dapat diserahkan kepada pihak swasta. Ada dua ciri pokok dari barang- barang ini yang menyebabkan kesulitan pengaturan melalui pasar. Pertama, sulit dibedakan antara yang membayar dengan yang 6dak membayar, baik dalam pengadaan maupun dalam distribusi (non- exclusiveness). Semua orang tanpa membayar dapat menggunakan barang atau memanfaatkan pelayanan itu secara bebas (free riders). Kedua, pemakaiannya dilakukan secara bersama, bukan bersifat sendiri- sendiri (non- rivalness). Contoh dari public goods ini adalah keamanan nasional, lampu jalan raya dan sebagainya.

7 + WELFARE ECONOMICS Demikian juga dengan PIONEER PROJECT. Pengadaan dan pengelolaannya 6dak mungkin diadakan berdasarkan perhitungan pasar. Proyek- proyek ini boleh jadi 5dak ekonomis jika dilihat dalam jangka waktu pendek, tetapi ekonomis dinilai dalam jangka panjang. Termasuk dalam proyek- proyek pionir ini antara lain adalah jalan- jalan terobosan didaerah ter6nggal, pembukaan lahan atau proyek percontohan, dan sarana lain yang diperlukan dalam pembukaan daerah baru.

8 + Peran Pemerintah menurut 3 Kelompok Aliran Ekonomi iii. INSTITUTIONALISM pertanyaan yang bekaitan dengan pandangan atau aliran ini adalah bagaimana pemerintah itu berfungsi? Pemerintah dalam melakukan kegiatannya dapat ber6ndak secara langsung atau boleh jadi secara 6dak langsung, melalui kemitraan dengan pihak lain. Baik dengan pihak swasta domes6k, swasta asing atapun dengan pemerintah asing Semua 6ndakan pemerintah ini harus dilakukan dengan menggunakan lembaga dan prosedur tertentu. Baik lembaga permanen yang sudah ada ataupun dengan membentuk lembaga sementara (Ad Hoc atau Comission)

9 + VS Peran pemerintah Mengatur, memperbaiki atau mengarahkan ak6vitas sektor swasta. Karena sektor swasta 6dak dapat sepenuhnya mengatasi masalah perekonomian

10 + PERAN PEMERINTAH dalam ekonomi modern 1. PERAN ALOKASI pemerintah dalam alokasi sumber- sumber ekonomi 2. PERAN DISTRIBUSI peran pemerintah dalam distribusi kekayaan/pendapatan 3. PERAN STABILITAS peran pemerintah sebagai alat menjaga kestabilan kondisi perekonomian

11 + PERAN ALOKASI sumber ekonomi Mengalokasikan sumberdaya ekonomi sbg barang privat dan barang publik, serta mengeluarkan aturan mengenai cara pemanfaatan masing- masing sumberdaya Barang Privat Barang yang dapat disediakan melalui sistem pasar, yaitu melalui transaksi antara penjual dan pembeli Barang- barang tersebut mempunyai sifat pengecualian Barang Publik Barang yang 6dak dapat disediakan melalui sistem pasar, karena manfaat dari adanya barang tersebut 6dak hanya dirasakan secara pribadi akan tetapi dapat dinikma6 orang lain Barang- barang tersebut tdak mempunyai sifat pengecualian/ eksludibilitas (non excludable) atau dapat dilakukan pengencualian tapi 6dak ekonomis dan 6dak memiliki sifat bersaing (non rivalry)

12 + Excludable Non Excludable Rivalness BARANG PRIVAT: dihasilkan oleh swasta dijual memalui pasar dibiayai dari hasil penjualan SUMBERDAYA BERSAMA (QUASI PUBLIC/CPRs) : barang dirasakan dan dikonsumsi bersama tapi dapat terjadi kepadatan dijual melalui pasar atau langsung dari pemerintah Non Rivalness BARANG KLUB (QUASI PRIVATE) : barang swasta yang menimbulkan eksternalitas dibiayai dari hasil penjualan atau APBN BARANG PUBLIK: dihasilkan oleh pemerintah disalurkan oleh pemerintah dijual melalui pasar atau langsung oleh pemerintah

13 + PERAN DISTRIBUSI pendapatan & kekayaan Distrubi pendapatan tergantung pada: Pemilikan faktor- faktor produksi Permintaan dan penawaran faktor produksi Sistem warisan dan hukum yang berlaku Kemampuan memperoleh pendapatan Distribusi kekayaan dan pendapatan yang di6mbulkan oleh sistem pasar mungkin dianggap 6dak adil oleh masyarakat Keadilan bersifat dinamis dan rela6f tergantung dari persepsi masyarakat terhadap keadilan DPR merumuskan keadilan publik, selanjutnya pemerintah melalui kebijaksanaan fiskal dan moneter merubah keadaan masyarakat dengan distribusi pendapatan baik secara langsung atau 6dak langsung

14 + PERAN STABILITAS perekonomian Jika perekonomian yang sepenuhnya diserahkan kepada sektor swasta akan sangat peka terhadap goncangan keadaan dan akan menimbulkan pengangguran dan inflasi Inflasi dan deflasi harus ditangani pemerintah melalui kebijaksanaan moneter dan fiskal Peran pemerintah dalam alokasi sumber ekonomi, distribusi pendapatan dan stabilitas ekonomi dapat menimbulkan pertentangan kebijaksaan pemerintah

15 + KEGAGALAN PEMERINTAH Sebab kegagalan pemerintah dikelompokkan menjadi dua jenis: Omossion Failure dan Commision Failure Omossion Failure Memburuknya fasilitas transportasi dan komunikasi menyebabkan naiknya biaya produksi Pemeliharaan fixed nominal exchange rate berbenturan dgn laju inflasi Commision Failure BUMN yang ongkosnya mahal dan 6dak efisien Pemborosan dalam program investasi pemerintah Kontrol pemerintah yang memakan biaya mahal Defisit anggaran akibat pemborosan, mengakibatkan inflasi, gangguan alokasi sumberdaya dan menghambat tabungan rumah tangga

16 + KEGAGALAN PEMERINTAH Pemerintah 6dak selamanya bisa mempengaruhi ak6vitas perekonomian dengan menghimbau masyarakat agar jangan menimbulkan polusi, agar bersikap inova6f atau yang lainnya. Instrumen utama yang dapat dipergunakan adalah : a. Pajak yang memperkecil konsumsi atau investasi pribadi agar tersedia sumberdaya untuk pembelanjaan umum, termasuk jenis pajak yang tujuannya untuk merangsang atau mencegah kegiatan ekonomi tertentu b. Pembelanjaan yang mendorong perusahaan atau pekerja menghasilkan suatu jenis barang atau jasa tertetu c. Regulasi atau pengendalian yang merupakan pengarahan bagi orang agar melaksanakan atau menghen6kan ak6vitas ekonominya

17 + 1. Menetapkan tujuan dan diterjemahkan dalam target kuan6ta6f 2. Mengukur ketersediaan sumberdaya dan kendala yang ada, misalnya tabungan, bantuan luar negeri, penerimaan pemerintah dan ekspor, serta keterbatasan organisasi dan administrasi. 3. Memilih berbagai cara (kegiatan dan alat) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan 4. Proses pemilihan kegiatan dan program untuk mencapai tujuan nasional (welfare funcbon) tanpa ada gangguan dari kendala

18 + 1. Komisi Perencanaan Komisi perencanaan yang diorganisir dengan tepat, dibagi menjadi bagian dan sub bagian, serta beranggotakan orang- orang yang profesional 2. Data Statistik informasi dan data sta6s6k dan sumber- sumber potensial seper6 SDA, SDM dan modal yang dimiliki akan sangat menentukan arah pioritas suatu perencanaan. 3. Tujuan tujuan yang hendak dicapai harus realis6s dan sesuai dengan kondisi perekonomian negara tersebut

19 + 4. Penetapan Sasaran dan Prioritas Penetapan sasaran dan prioritas untuk pencapaian suatu tujuan dibuat secara makro dan sektoral. Sasaran makro mencakup se6ap aspek perekonomian dan dapat dikuan6fikasikan. Sasaran sektoral harus disesuaikan dengan sasaran makro agar tercipta keselarasan untuk mencapai tujuan. Keserasian untuk mencapai tujuan memerlukan skala prioritas. Skala prioritas ditentukan berdasar kebutuhan jangka pendek dan jangka panjang dengan memperha6kan SDM dan SDA yang tersedia. 5. Mobilisasi Sumber Daya Penetapan pembiayaan pembangunan oleh pemerintah menjadi dasar mobilisasi sumberdaya yang tersedia. Sumber pembiayaan berasal dari sumber dalam negeri (tabungan, laba perusahaan negara, dan pajak) dan sumber luar negeri (bantuan luar negeri dan penanaman modal asing)

20 + Jangan mengakibatkan efek inflasioner dan tekanan pada neraca pembayaran dan harus mampu mendo- rong tabungan & investasi bagi sektor perusahaan dan rumah tangga dalam negeri. 6. Keseimbangan dalam Perencanaan perencanaan pembangunan harus bisa menjamin keseimbangan dalam perekonomian untuk menghindarkan kelangkaan maupun surplus pada periode perencanaan. Keseimbangan fisik, melipu6 keseimbangan antar input dan output dari berbagai sektor perekonomian Keseimbangan moneter, melipu6 keseimbangan antara penerimaan dan pengeluaran negara, investasi, jml produksi, pendapatan masyarakat, barang konsumsi.

21 + 7. Sistem Administrasi yang Efisien administrasi yang baik, efisien dan 6dak korup adalah syarat mutlak bagi keberhasilan suatu perencanaan pembangunan 8. Kebijaksanaan Pembangunan yang Tepat Penyidikan potensi pembangunan Penyediaan prasarana yang memadai Penyediaan sarana la6han dan pendidikan yang memadai Perbaikan landasan hukum bagi kegiatan perekonomian Penciptaan iklim pasar yang baik Membina pengusaha yang potensial Pemanfaatan sumberdaya yang lebih baik

22 + 9. Dasar Pendidikan Administrasi yang baik dan efisien memerlukan dasar pendidikan yang kuat 10. Teori Konsumsi Perencanan pembangunan harus didasarkan pada teori konsumsi. Kebutuhan dasar harus diproduksi secara berdaya guna dan tersedia, kebutuhan lainnya harus menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat 11. Dukungan Masyarakat Dukungan rakyat sangat pen6ng bagi keberhasilan perencanan pembangunan suatu negara yang demokra6s.

23 + perencana Mendefinisikan masalah masyarakat Fisik, ekonomi & sosial Menganalisis sis- tem fisik, ekonomi dan sosial Menentukan ke- lemahan2 suatu sistem Kelompok kep. Umum & khusus Penafsiran nilai2 masyarakat Menentukan kebutuhan publik evaluasi perencana Menetapkan tujuan &sasaran Merancang alterna6f2 Badan2 implemen- tasi IMPLEMENTASI RENCANA Kriteria evaluasi alterna6f Mengevaluasi alterna6f Alterna6f terbaik PEMERINTAH Rencana terinci

24 + E.N.D Terimakasih

+ FUNGSI PEMERINTAH Alokasi, Distribusi & Stabilisasi Perencanaan Pembangunan Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan

+ FUNGSI PEMERINTAH Alokasi, Distribusi & Stabilisasi Perencanaan Pembangunan Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan + FUNGSI PEMERINTAH Alokasi, Distribusi & Stabilisasi Perencanaan Pembangunan Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan http://chairululid.lecture.ub.ac.id + sejarah singkat KLASIK < 1870 NEOKLASIK > 1870 Aliran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdapat juga transfer, seperti tunjangan sosial yang merupakan bantuan

BAB I PENDAHULUAN. terdapat juga transfer, seperti tunjangan sosial yang merupakan bantuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang dilakukan pemerintah berkaitan dengan penerimaan (pendapatan) dan pengeluaran (belanja) uang oleh pemerintah yang dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

TABUNGAN DALAM NEGERI

TABUNGAN DALAM NEGERI TABUNGAN DALAM NEGERI Mata Kuliah : Pembiayaan Pembangunan http://chairululid.lecture.ub.ac.id Pengantar Capital Fundamentalism; pendekatan pembangunan ekonomi yg menekankan pada proses pembentukan modal,

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Pengantar Ekonomi Makro Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Penger:an Ilmu Ekonomi Adalah studi mengenai cara- cara yang ditempuh oleh masyarakat untuk menggunakan sumber daya yang langka guna memproduksi komoditas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dimulai dengan bangkrutnya lembaga-lembaga keuangan di Amerika

BAB I PENDAHULUAN. yang dimulai dengan bangkrutnya lembaga-lembaga keuangan di Amerika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini dunia diperhadapkan pada masalah krisis ekonomi global yang dimulai dengan bangkrutnya lembaga-lembaga keuangan di Amerika sehingga akan berdampak buruk

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Pembangunan PERENCANAAN PEMBANGUNAN EKONOMI

Pengantar Ekonomi Pembangunan PERENCANAAN PEMBANGUNAN EKONOMI Pengantar Ekonomi Pembangunan PERENCANAAN PEMBANGUNAN EKONOMI Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id Sub Pokok bahasan pertemuan ke-5 z Pengertian, Unsur, dan Fungsi Perencanaan z Perlunya

Lebih terperinci

PENGELUARAN PEMERINTAH PENGGUNAAN PENGELUARAN PEMERINTAH MENJALANKAN RODA PEMERINTAHAN MEMBIAYAI KEGIATAN PEREKONOMIAN PERAN PEMERINTAH DALAM PEREKONOMIAN 1. PERAN ALOKATIF: mengalokasikan SDE agar pemanfaatannya

Lebih terperinci

Peran Pemerintah dalam Perekonomian

Peran Pemerintah dalam Perekonomian Peran Pemerintah dalam Perekonomian 1. Sistem ekonomi atau Politik Negara 2. Pasar dan peran Pemerintah 3. Jenis Sistem Ekonomi 4. Peran Pemerintah 5. Sumber Penerimaan Negara week-2 ekmakro08-ittelkom-mna

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi pada dasarnya untuk memenuhi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat (social welfare) tidak bisa sepenuhnya

Lebih terperinci

PEREKONOMIAN INDONESIA

PEREKONOMIAN INDONESIA Modul ke: 11Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi MANAGEMEN PEREKONOMIAN INDONESIA KEBIJAKAN FISKAL DAN APBN -Arfi laili Ibkari (43114120416) -Puji Warastuti (43114120402) -Wiwit Aryani (43114120411)

Lebih terperinci

KEBIJAKAN FISKAL. Sayifullah, SE., M.Akt

KEBIJAKAN FISKAL. Sayifullah, SE., M.Akt KEBIJAKAN FISKAL Sayifullah, SE., M.Akt Materi Presentasi Asal mula kebijakan fiskal Macam kebijakan fiskal Tujuan kebijakan fiskal Konflik antara stabilitas harga dan kesempatan kerja Kaitan antara kebijakan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN FISKAL 30/04/2016. Kebijakan fiskal

KEBIJAKAN FISKAL 30/04/2016. Kebijakan fiskal KEBIJAKAN FISKAL KEBIJAKAN FISKAL Kebijakan Fiskal adalah kebijakan ekonomi yang digunakan pemerintah untuk mengelola atau mengarahkan perekonomian ke kondisi yang diinginkan dengan cara mengubah-ubah

Lebih terperinci

Ruang Lingkup Ekonomi Publik. Individu, Masyarakat dan Pemerintah

Ruang Lingkup Ekonomi Publik. Individu, Masyarakat dan Pemerintah Ruang Lingkup Ekonomi Publik, Individu, Masyarakat dan Pemerintah Sayifullah, SE., M.Akt sayiful1@gmail.com Materi Presentasi Ruang Lingkup Ekonomi Publik Perbedaan cara berpikir individu, organisasi swasta

Lebih terperinci

EKONOMI PUBLIK JUNAEDI

EKONOMI PUBLIK JUNAEDI EKONOMI PUBLIK JUNAEDI Contents 1 PENDAHULUAN 2 PERAN PEMERINTAH 3 KEGAGALAN PASAR 4 RUMAH TANGGA PEMERINTAH PENDAHULUAN Ekonomi Publik Definisi: studi tentang kebijakan ekonomi, dengan penekanan khusus

Lebih terperinci

EKONOMI POLITIK SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN (ESL 426 )

EKONOMI POLITIK SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN (ESL 426 ) EKONOMI POLITIK SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN (ESL 426 ) Dosen: 1. Dr. Ir. Aceng Hidiayat MT (Koordinator) 2. Dessy Rachmawatie SPt, MSi 3. Prima Gandhi SP, MSi KULIAH 5 : Teori Ekonomi Politik Keynessian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian pada umumnya mengalami fluktuasi. Pertumbuhan ekonomi nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian pada umumnya mengalami fluktuasi. Pertumbuhan ekonomi nasional yang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi adalah ukuran perkembangan perekonomian suatu negara dari satu periode ke periode berikutnya. Menurut Rahardja dan Manurung (2008), perekonomian

Lebih terperinci

Review Sistem Perekonomian

Review Sistem Perekonomian FUNGSI PEMERINTAH Pendahuluan a. Mari berdoa.. Luruskan niat untuk kuliah b. Pokok Bahasan: Fungsi dan peranan permerintah dalam perekonomian c. Sub Pokok Bahasan Revies: Sistem ekonomi Peran pemerintah

Lebih terperinci

Oleh: Hendry Wijaya, SE., M.Si.

Oleh: Hendry Wijaya, SE., M.Si. Arus Lingkar Kegiatan Ekonomi Dua Sektor Arus Lingkar Kegiatan Ekonomi Tiga Sektor Arus Lingkar Kegiatan Ekonomi Empat Sektor Oleh: Hendry Wijaya, SE., M.Si. Arus Lingkar Kegiatan Ekonomi Arus lingkar

Lebih terperinci

TEORI KLASIK DAN KANEYSIAN.

TEORI KLASIK DAN KANEYSIAN. TEORI KLASIK DAN KANEYSIAN www.aeunike.ub.ac.id TEORI KLASIK 2 Mashab Klasik (dan Neo Klasik) Pelopor : Adam Smith Fenomena ekonomi sbg fenomena alam & selalu bersifat eksak dengan ketentuan hukum alam

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional merupakan upaya pembangunan yang berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk melaksanakan tugas mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan perekonomian dunia dewasa ini ditandai dengan semakin terintegrasinya perekonomian antar negara. Indonesia mengikuti perkembangan tersebut melalui serangkaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dan tersedianya fasilitas yang memadai untuk kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dan tersedianya fasilitas yang memadai untuk kesejahteraan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan otonomi daerah dapat dicerminkan dari peningkatan pelayanan dan tersedianya fasilitas yang memadai untuk kesejahteraan masyarakat. Hal yang dapat mewujudkan

Lebih terperinci

PENGANTAR EKONOMI MIKRO

PENGANTAR EKONOMI MIKRO Modul ke: 01Fakultas Ekonomi & Bisnis PENGANTAR EKONOMI MIKRO PENDAHULUAN RUANG LINGKUP EKONOMI MIKRO Lela Nurlaela Wati, SE. MM Program Studi Manajemen Pengantar Ekonomi Mikro ILMU EKONOMI MIKRO MAKRO

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Berdasarkan strategi dan arah kebijakan pembangunan ekonomi Kabupaten Polewali Mandar dalam Rencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Ekonomi Makro

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Ekonomi Makro BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Ekonomi Makro Ekonomi Makro adalah bagian dari ilmu ekonomi yang mengkhususkan mempelajari mekanisme bekerjanya perekonomian secara keseluruhan.. Hubungan yang dipelajari

Lebih terperinci

Mekanisme transmisi. Angelina Ika Rahutami 2011

Mekanisme transmisi. Angelina Ika Rahutami 2011 Mekanisme transmisi Angelina Ika Rahutami 2011 the transmission mechanism Seluruh model makroekonometrik mengandung penjelasan kuantitatif yang menunjukkan bagaimana perubahan variabel nominal membawa

Lebih terperinci

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007 ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007 Nomor. 02/ A/B.AN/VII/2007 Perkembangan Ekonomi Tahun 2007 Pada APBN 2007 Pemerintah telah menyampaikan indikator-indikator

Lebih terperinci

3. KERANGKA PEMIKIRAN

3. KERANGKA PEMIKIRAN 3. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka pemikiran Penelitian Pemerintah pusat memberikan wewenang yang besar kepada pemerintah daerah untuk mengelola pemerintahannya sendiri dalam wadah negara kesatuan Republik

Lebih terperinci

ekonomi K-13 KEBIJAKAN MONETER DAN KEBIJAKAN FISKAL K e l a s A. PENGERTIAN KEBIJAKAN MONETER Tujuan Pembelajaran

ekonomi K-13 KEBIJAKAN MONETER DAN KEBIJAKAN FISKAL K e l a s A. PENGERTIAN KEBIJAKAN MONETER Tujuan Pembelajaran K-13 ekonomi K e l a s XI KEBIJAKAN MONETER DAN KEBIJAKAN FISKAL Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Menjelaskan jenis dan instrumen

Lebih terperinci

FUNGSI PEMERINTAH Peran pemerintah dibutuhkan karena perekonomian tidak dapat secara efisien menghasilkan barang/jasa yang mengoptimalkan kepuasan masyarakat. Kegagalan pasar merupakan muara dari tidak

Lebih terperinci

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER PANDANGAN GUBERNUR BANK INDONESIA PADA RAPAT KERJA PANITIA ANGGARAN DPR RI MENGENAI LAPORAN SEMESTER I DAN PROGNOSIS SEMESTER II APBN TA 2006 2006 Anggota Dewan yang terhormat, 1. Pertama-tama perkenankanlah

Lebih terperinci

Andri Helmi M, SE., MM. Sistem Ekonomi Indonesia

Andri Helmi M, SE., MM. Sistem Ekonomi Indonesia Andri Helmi M, SE., MM Sistem Ekonomi Indonesia Pemerintah bertugas menjaga stabilitas ekonomi, politik, dan sosial budaya kesejahteraan seluruh masyarakat. Siapa itu pemerintah? Bagaimana stabilitas di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Ketenagakerjaan Penduduk suatu negara dapat dibagi menjadi dua yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Tenaga kerja adalah penduduk yang berusia kerja

Lebih terperinci

Ekonomi. untuk SMA/MA Kelas XI Semester 1. Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Inung Oni Setiadi Irim Rismi Hastyorini. Dibuat oleh:

Ekonomi. untuk SMA/MA Kelas XI Semester 1. Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Inung Oni Setiadi Irim Rismi Hastyorini. Dibuat oleh: Ekonomi untuk SMA/MA Kelas XI Semester 1 Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial Dibuat oleh: Inung Oni Setiadi Irim Rismi Hastyorini Disclaimer Powerpoint pembelajaran ini dibuat sebagai alternatif guna membantu Bapak/Ibu

Lebih terperinci

Perekonomian Indonesia

Perekonomian Indonesia Modul ke: 11Fakultas Ekonomi & Bisnis Perekonomian Indonesia Kebijakan Fiskal dan Moneter Janfry Sihite Program Studi Manajemen Tujuan Sesuai rapem Kebijakan Fiskal Kebijakan Fiskal adalah suatu kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengatur masuk dan keluarnya perusahaan dari sebuah indutri, standar mutu

BAB I PENDAHULUAN. mengatur masuk dan keluarnya perusahaan dari sebuah indutri, standar mutu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam suatu Negara, pemerintah mempunyai berbagai kekuasaan untuk mengatur masuk dan keluarnya perusahaan dari sebuah indutri, standar mutu produk, menetapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesinambungan fiskal (fiscal sustainability) merupakan kunci dari kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. Kesinambungan fiskal (fiscal sustainability) merupakan kunci dari kebijakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesinambungan fiskal (fiscal sustainability) merupakan kunci dari kebijakan fiskal pemerintah. Pada dasarnya, kebijakan fiskal mempunyai keterkaitan yang erat dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan suatu negara, terutama untuk negara-negara yang sedang berkembang. Peningkatan kesejahteraan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. membangun infrastruktur dan fasilitas pelayanan umum. pasar yang tidak sempurna, serta eksternalitas dari kegiatan ekonomi.

I. PENDAHULUAN. membangun infrastruktur dan fasilitas pelayanan umum. pasar yang tidak sempurna, serta eksternalitas dari kegiatan ekonomi. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan yang dilakukan oleh setiap pemerintahan terutama ditujukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerataan distribusi pendapatan, membuka kesempatan kerja,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian suatu negara sangat menentukan tingkat. kesejahteraan masyarakat suatu negara, yang berarti bahwa suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian suatu negara sangat menentukan tingkat. kesejahteraan masyarakat suatu negara, yang berarti bahwa suatu negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi perekonomian suatu negara sangat menentukan tingkat kesejahteraan masyarakat suatu negara, yang berarti bahwa suatu negara menginginkan negaranya memiliki suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 1. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (sehingga dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat

Lebih terperinci

SILABUS OLIMPIADE EKONOMI. : 120 menit tingkat kabupaten/kota dan provinsi. 150 menit tingkat nasional

SILABUS OLIMPIADE EKONOMI. : 120 menit tingkat kabupaten/kota dan provinsi. 150 menit tingkat nasional SILABUS OLIMPIADE EKONOMI Bidang studi Jenjang Alokasi waktu : Ekonomi : SMA/MA : 120 menit tingkat kabupaten/kota dan provinsi 150 menit tingkat nasional Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran 1. Mengidentifikasi

Lebih terperinci

Universitas Bina Darma

Universitas Bina Darma Mata Kuliah Kelas Hari/Tanggal Dosen Universitas Bina Darma Petunjuk mengerjakan soal: Tulislah Nama, NIM dan Kelas. ( Berdoa dahulu sebelum mengerjakan soal ) Kerjakan di KERTAS A. PILIHAN GANDA 1. Perdagangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. mempunyai kebutuhan sehingga disebut permintaan absolut atau potensial. Dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. mempunyai kebutuhan sehingga disebut permintaan absolut atau potensial. Dengan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Permintaan Menurut pengertian sehari-hari permintaan diartikan sebagai jumlah barang yang dibutuhkan. Permintaan ini hanya didasarkan

Lebih terperinci

EKONOMI. unlimited human s wants and needs. scarcity resources

EKONOMI. unlimited human s wants and needs. scarcity resources EKONOMI EKONOMI 1 2 3 unlimited human s wants and needs scarcity resources CHOICES Faktor Penggerak Kegiatan Ekonomi Kebutuhan Ekonomi, sifatnya tidak terbatas Kelangkaan (Scarcity), ketersediaannya terbatas

Lebih terperinci

= Inflasi Pt = Indeks Harga Konsumen tahun-t Pt-1 = Indeks Harga Konsumen tahun sebelumnya (t-1)

= Inflasi Pt = Indeks Harga Konsumen tahun-t Pt-1 = Indeks Harga Konsumen tahun sebelumnya (t-1) Inflasi adalah kecendrungan meningkatnya harga-harga barang secara umum dan terus menerus. Kenaikkan harga satu atau dua barang tidak bisa disebut sebagai inflasi, kecuali jika kenaikkan harga barang itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk mengumpulkan dana guna membiayai kegiatan-kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk mengumpulkan dana guna membiayai kegiatan-kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan disegala bidang harus terus dilakukan oleh pemerintah untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Untuk melaksanakan pembangunan, pemerintah tidak bisa

Lebih terperinci

Contoh Soal APBN Dan APBD Beserta Jawabannya

Contoh Soal APBN Dan APBD Beserta Jawabannya Contoh Soal APBN Dan APBD Beserta Jawabannya Contoh Soal APBN Dan APBD Beserta Jawabannya 1. APBN merupakan instrumen untuk mengendalikan perekonomian saat terjadinya infali atau deflasi. Hal ini menggambarkan

Lebih terperinci

III. KERANGKA TEORITIS

III. KERANGKA TEORITIS III. KERANGKA TEORITIS 3.1. Kebijakan Fiskal dan Kebijakan Moneter Kebijakan fiskal mempengaruhi perekonomian (pendapatan dan suku bunga) melalui permintaan agregat pada pasar barang, sedangkan kebijakan

Lebih terperinci

Pengantar: Perbedaan Sifat & Karakteristik Organisasi PUBLIK dengan SWASTA

Pengantar: Perbedaan Sifat & Karakteristik Organisasi PUBLIK dengan SWASTA Pertemuan ke: 03 Public Goods dan Private Goods POLITIK KEUANGAN NEGARA (3 SKS) Pengampu: Miftah Adhi Ikhsanto, S.IP, MiOP Amirudin, S.IP, M.Ec.Dev 1 Alamat: Jurusan Politik danpemerintahan Fisipol UGM

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHANBATU

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHANBATU SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHANBATU GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Judul Mata Kuliah Kode/ SKS : Pengantar Ekonomi Makro : MKKK 301/ 3 SKS konsep dasar Ekonomi Makro; mampu mengklasifikasi

Lebih terperinci

Modul ke: Pendahuluan. Fakultas FAK. EKONOMI & BISNIS. Cecep W. Program Studi. S-1 Manajemen.

Modul ke: Pendahuluan. Fakultas FAK. EKONOMI & BISNIS. Cecep W. Program Studi. S-1 Manajemen. Modul ke: Pendahuluan Fakultas FAK. EKONOMI & BISNIS Cecep W Program Studi S-1 Manajemen www.mercubuana.ac.id Materi 1 Kontrak Perkuliahan Tujuan Ruang Lingkup Mengapa orang perlu mempelajari Ilmu Ekonomi?

Lebih terperinci

HAND OUT MATA KULIAH

HAND OUT MATA KULIAH HAND OUT MATA KULIAH Nama Mata Kuliah : Ekonomi Publik Kode Mata Kuliah : KP 402 Semester / SKS : 6 / 2 SKS Program Studi : Pendidikan Ekonomi dan Koperasi Dosen : (1170) Drs. Ani Pinayani, MM. Siti Parhah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sistem negara kesatuan, pemerintah daerah merupakan bagian yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sistem negara kesatuan, pemerintah daerah merupakan bagian yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sistem negara kesatuan, pemerintah daerah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pemerintah pusat sehingga dengan demikian pembangunan daerah diupayakan sejalan

Lebih terperinci

Kebutuhan manusia Pengertian kebutuhan Macam-macam kebutuhan

Kebutuhan manusia Pengertian kebutuhan Macam-macam kebutuhan 1. Mengidentifikasi manusia Karakteristik OSN Ekonomi menurut jenjang Tingkat Kabupaten/Kota Tingkat Provinsi Tingkat Nasional Kebutuhan manusia Pengertian Macam-macam 1. Mengidentifikasi manusia Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN A. PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Berkaitan dengan manajemen keuangan pemerintah daerah, sesuai dengan amanat UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) MATA KULIAH EKONOMI UMUM (EKO 160) Pengajar : TIM DOSEN

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) MATA KULIAH EKONOMI UMUM (EKO 160) Pengajar : TIM DOSEN GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) MATA KULIAH EKONOMI UMUM (EKO 160) Pengajar : TIM DOSEN DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005 GARIS-GARIS BESAR

Lebih terperinci

KRISIS EKONOMI DI INDONESIA MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA

KRISIS EKONOMI DI INDONESIA MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA KRISIS EKONOMI DI INDONESIA MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA Definisi Krisis ekonomi : Suatu kondisi dimana perekonomian suatu negara mengalami penurunan akibat krisis keuangan Krisis keuangan/ moneter

Lebih terperinci

PERAN PEMERINTAH DALAM PEREKONOMIAN

PERAN PEMERINTAH DALAM PEREKONOMIAN PERAN PEMERINTAH DALAM PEREKONOMIAN 1 2 Fungsi Ekonomi Utama Pemerintah 1. Meningkatkan efisiensi dengan menciptakan persaingan, mengendalikan eksternalitas dan menyediakan barang publik Pemerintah berperan

Lebih terperinci

International Monetary Fund UNTUK SEGERA th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C USA

International Monetary Fund UNTUK SEGERA th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C USA Siaran Pers No. 16/104 International Monetary Fund UNTUK SEGERA 700 19 th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C. 20431 USA Dewan Eksekutif IMF Menyimpulkan Konsultasi Pasal IV 2015 dengan Indonesia

Lebih terperinci

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Makro Ekonomi Disusun oleh: Nama : Nida Usanah Prodi : Pendidikan Akuntansi B NIM : 7101413170 JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah, indikator ini penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah, indikator ini penting untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

PEREKONOMIAN INDONESIA. Kebijakan Fiskal Dan APBN. Rakhman, SP., MM. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi S1-Manajemen.

PEREKONOMIAN INDONESIA. Kebijakan Fiskal Dan APBN. Rakhman, SP., MM. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi S1-Manajemen. Modul ke: 10 Sitti Fakultas FEB PEREKONOMIAN INDONESIA Kebijakan Fiskal Dan APBN Rakhman, SP., MM Program Studi S1-Manajemen http://www.mercubuana.ac.id Bagian Isi KEBIJAKAN FISKAL DAN APBN Instrumen dan

Lebih terperinci

Kebijakan Fiskal. Kuliah ke 13,10 Desember 2009 Erry Sukriah, MSE

Kebijakan Fiskal. Kuliah ke 13,10 Desember 2009 Erry Sukriah, MSE Kebijakan Fiskal Kuliah ke 13,10 Desember 2009 Erry Sukriah, MSE Coba pikirkan?? Seberapa jauh peran pemerintah dalam kehidupan sehari-hari. Seberapa perlu keberadaan pemerintah dibanding dengan aktor

Lebih terperinci

Vegitya Ramadhani Putri, SH, S.Ant, MA, LLM

Vegitya Ramadhani Putri, SH, S.Ant, MA, LLM Sistem keuangan adalah suatu sistem yg dibentuk oleh lembaga-2 yg mempunyai kompetensi yg berkaitan dengan seluk-beluk di bidang keuangan. Sistem keuangan (financial system) merupakan satu kesatuan sistem

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. dulu pernah dilakukan, diantaranya : Andriani (2000) dalam penelitiannya yang

BAB II URAIAN TEORITIS. dulu pernah dilakukan, diantaranya : Andriani (2000) dalam penelitiannya yang BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Sebagai landasan dalam penelitian ini, digunakan beberapa penelitian yang dulu pernah dilakukan, diantaranya : Andriani (2000) dalam penelitiannya yang mengambil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai perekonomian terbuka kecil, perkembangan nilai tukar merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum. Pengaruh nilai tukar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2. untuk mencapai tingkat kestabilan harga secara mantap. 3. untuk mengatasi masalah pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. 2. untuk mencapai tingkat kestabilan harga secara mantap. 3. untuk mengatasi masalah pengangguran. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan jangka panjang yang dilaksanakan di Indonesia bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur dengan mengacu pada Trilogi Pembangunan (Rochmat Soemitro,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihindarkan. Hal ini disebabkan karena pemerintah merupakan salah satu pelaku

BAB I PENDAHULUAN. dihindarkan. Hal ini disebabkan karena pemerintah merupakan salah satu pelaku BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perekonomian tiga sektor, campur tangan pemerintah tidak dapat dihindarkan. Hal ini disebabkan karena pemerintah merupakan salah satu pelaku ekonomi (rumah tangga

Lebih terperinci

Materi 2 Ekonomi Mikro

Materi 2 Ekonomi Mikro Materi 2 Ekonomi Mikro Hubungan Pelaku Ekonomi Dalam Perekonomian Abstract Hubungan pelaku ekonomi dalam perekonomian dengan mempelajari sumberdaya aktivitas ekonomi yang saling berkaitan dalam kegiatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengeluaran Pemerintah (Government Expenditure) dalam Sadono Sukirno (2000) bahwa peranan atau campur tangan pemerintah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengeluaran Pemerintah (Government Expenditure) dalam Sadono Sukirno (2000) bahwa peranan atau campur tangan pemerintah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengeluaran Pemerintah (Government Expenditure) Pemerintah berperan di dalam menyediakan kebutuhan akan barang dan jasa publik yang tak dapat disediakan sektor swasta. Menurut

Lebih terperinci

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA Ekonomi rakyat merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan

Lebih terperinci

Pertumbuhan ekonomi wilayah

Pertumbuhan ekonomi wilayah Teori Pertumbuhan ekonomi wilayah Adanya pertambahan pendapatan masyarakat yang terjadi di wilayah tersebut, yaitu kenaikan seluruh nilai tambah (added value) Pertambahan pendapatan diukur dalam nilai

Lebih terperinci

Perekonomian Indonesia

Perekonomian Indonesia Modul ke: Perekonomian Indonesia Konsep dan Strategi Pembangunan Perekonomian Fakultas Ekonomi & Bisnis Janfry Sihite Program Studi Manajemen http://www.mercubuana.ac.id Arti dan Unsur Pertumbuhan Ekonomi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah sektor riil dalam pembahasan mengenai ekonomi makro menggambarkan kondisi perekonomian dipandang dari sisi permintaan dan penawaran barang dan jasa. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kestabilan harga. Masalah pertumbuhan ekonomi adalah masalah klasik

BAB I PENDAHULUAN. kestabilan harga. Masalah pertumbuhan ekonomi adalah masalah klasik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan jangka panjang yang dilaksanakan di Indonesia bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang mengacu kepada trilogi pembangunan. Demi mewujudkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan negara adalah pemerataan pembangunan ekonomi. Dalam

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan negara adalah pemerataan pembangunan ekonomi. Dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan negara adalah pemerataan pembangunan ekonomi. Dalam mencapai tujuannya, pemerintah negara Indonesia sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang

Lebih terperinci

KEBIJAKAN EKONOMI INDONESIA

KEBIJAKAN EKONOMI INDONESIA KEBIJAKAN EKONOMI INDONESIA Kuliah SEI pertemuan 11 NANANG HARYONO, S.IP., M.Si DEPARTEMEN ADMINISTRASI FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 2012 Perencanaan Pembangunan Ekonomi ARTHUR LEWIS dalam buku DEVELOPMENT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Cita-cita mulia tersebut dapat diwujudkan melalui pelaksanaan

Lebih terperinci

STAN KEBIJAKAN FISKAL PENGANTAR PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA. oleh: Rachmat Efendi

STAN KEBIJAKAN FISKAL PENGANTAR PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA. oleh: Rachmat Efendi PENGANTAR PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA KEBIJAKAN FISKAL oleh: Rachmat Efendi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Prodip III Kepabeanan Dan Cukai Tahun 2015 TUJUAN PEMBELAJARAN Memahami Kebijakan Fiskal yang

Lebih terperinci

NERACA PERDAGANGAN DAN NERACA PEMBAYARAN

NERACA PERDAGANGAN DAN NERACA PEMBAYARAN NERACA PERDAGANGAN DAN NERACA PEMBAYARAN 1. Untuk meningkatkan kerjasama ekonomi internasional, terutama menarik lebih banyak investasi asing di Indonesia perlu diusahakan antara lain : a. Membatasi tingkat

Lebih terperinci

08. Tabel biaya dan produksi suatu barang sebagai berikut : Jumlah produksi Biaya tetap Biaya variabel Biaya total 4000 unit 5000 unit 6000 unit

08. Tabel biaya dan produksi suatu barang sebagai berikut : Jumlah produksi Biaya tetap Biaya variabel Biaya total 4000 unit 5000 unit 6000 unit EKONOMI KHUSUS 01. Dalam rangka menjaga kestabilan arus uang dan arus barang dalam perekonomian, bank sentral dapat melakukan penjualan dan pembelian surat-surat berharga di bursa efek. Kebijaksanaan bank

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) Nama Mata Kuliah : Ekonomi Publik Kode/SKS : KP 402 / 2 Semester : 6 Kelompok Mata Kuliah : MKKPS Status Mata Kuliah : Wajib Prsayarat : Teori

Lebih terperinci

Kewirausahaan. Persaingan Dalam Pasar Bebas. Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Modul ke: Fakultas Fakultas Teknik. Program Studi Arsitektur

Kewirausahaan. Persaingan Dalam Pasar Bebas. Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Modul ke: Fakultas Fakultas Teknik. Program Studi Arsitektur Kewirausahaan Modul ke: Persaingan Dalam Pasar Bebas Fakultas Fakultas Teknik Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Program Studi Arsitektur www.mercubuana.ac.id Pengertian Pasa Bebas Perdagangan bebas adalah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang 1. 1.1 PENDAHULUAN Latar Belakang Listrik merupakan salah satu sumber daya energi dan mempunyai sifat sebagai barang publik yang mendekati kategori barang privat yang disediakan pemerintah (publicly provided

Lebih terperinci

RUANG LINGKUP EKONOMI. Pertemuan 1

RUANG LINGKUP EKONOMI. Pertemuan 1 RUANG LINGKUP EKONOMI Pertemuan 1 Kebutuhan tidak terbatas Alat pemuas kebutuhan (sumber daya) terbatas 2 PENGERTIAN ILMU EKONOMI Samuelson: Ilmu ekonomi adalah studi mengenai individu-individu dan masyarakat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Produk Domestik Bruto Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu negara sebagai ukuran utama bagi

Lebih terperinci

PINJAMAN LUAR NEGERI DAN KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH. Oleh : Ikak G. Patriastomo 1

PINJAMAN LUAR NEGERI DAN KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH. Oleh : Ikak G. Patriastomo 1 PINJAMAN LUAR NEGERI DAN KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH Oleh : Ikak G. Patriastomo 1 PENDAHULUAN Bantuan luar negeri dapat berupa pinjaman maupun hibah luar negeri. Pinjaman luar negeri lebih mendesak dibahas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dasar pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia dimulai sejak Undang-Undang

I. PENDAHULUAN. Dasar pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia dimulai sejak Undang-Undang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dasar pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia dimulai sejak Undang-Undang dasar 1945 yang mengamanatkan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas provinsi-provinsi

Lebih terperinci

Kebijakan Pemerintah KEBIJAKAN PEMERINTAH. Kebijakan Pemerintah. Kebijakan Pemerintah 4/29/2017. Tujuan

Kebijakan Pemerintah KEBIJAKAN PEMERINTAH. Kebijakan Pemerintah. Kebijakan Pemerintah 4/29/2017. Tujuan KEBIJAKAN PEMERINTAH Kebijakan pemerintah yg berkaitan dengan APBN untuk mempengaruhi jalannya perekonomian guna mencapai sasaran atau tujuan tertentu Misal: 1. menaikkan/menurunkan budget 2. menaikkan

Lebih terperinci

PERANAN PEMERINTAH DI BIDANG PEREKONOMIAN : PILIHAN PUBLIK DAN EKSTERNALITAS

PERANAN PEMERINTAH DI BIDANG PEREKONOMIAN : PILIHAN PUBLIK DAN EKSTERNALITAS PERANAN PEMERINTAH DI BIDANG PEREKONOMIAN : PILIHAN PUBLIK DAN EKSTERNALITAS DR. MOHAMMAD ABDUL MUKHYI, SE., MM Pemerintah tidak selamanya bisa mempengaruhi aktivitas perekonomian dengan menghimbau masyarakat

Lebih terperinci

Pengantar Makro Ekonomi. Pengantar Ilmu Ekonomi

Pengantar Makro Ekonomi. Pengantar Ilmu Ekonomi Pengantar Makro Ekonomi Pengantar Ilmu Ekonomi Makroekonomi Mengkhususkan mempelajari mekanisme bekerjanya perekonomian secara keseluruhan Bertujuan memahami peristiwa ekonomi dan memperbaiki kebijakan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan suatu negara. Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami perubahan yang cukup berfluktuatif. Pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menilai keberhasilan pembangunan dan upaya memperkuat daya saing ekonomi daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Makroekonomi Makroekonomi adalah teori dasar kedua dalam ilmu ekonomi, setelah mikroekonomi. Teori mikroekonomi menganalisis mengenai kegiatan di dalam perekonomian dengan

Lebih terperinci

faktor yang dimiliki masing-masing negara, antara lain sistem ekonomi, kualitas birokrasi. Sistem ekonomi yang dianut oleh suatu negara akan

faktor yang dimiliki masing-masing negara, antara lain sistem ekonomi, kualitas birokrasi. Sistem ekonomi yang dianut oleh suatu negara akan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan suatu negara sangat ditentukan oleh berbagai faktor yang dimiliki masing-masing negara, antara lain sistem ekonomi, ketersediaan sumber daya, teknologi,

Lebih terperinci

PENGANTAR EKONOMI MAKRO

PENGANTAR EKONOMI MAKRO EKONOMI MAKRO PENGANTAR EKONOMI MAKRO Universitas Medan Area T.Parulian M A T E R I 1. Perkembangan Teori Ekonomi Makro 2. Perhitungan Pendapatan Nasional. 3. Keseimbangan Pendapatan 2 sektor, 3 sektor

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN PERTANIAN & KEBIJAKAN PEMERINTAH

PEMBANGUNAN PERTANIAN & KEBIJAKAN PEMERINTAH PEMBANGUNAN PERTANIAN & KEBIJAKAN PEMERINTAH TIK ; MAHASISWA DIHARAPKAN DAPAT MENJELASKAN SYARAT - SYARAT POKOK PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN KEBIJAKAN PENDUKUNGNYA PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

Media Tugas Referensi. Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar. Pengajaran Kuliah Mimbar

Media Tugas Referensi. Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar. Pengajaran Kuliah Mimbar Minggu Pokok Bahasan dan ke TIU 1 & 2. Sistem memahami tentang pengertian sistem perekonomian yang ada, pokokpokok pikiran tentang sistem ekonomi di, perkembangan sistem dan para pelaku ekonomi Sub Pokok

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN NASIONAL ASOSIASI GURU EKONOMI INDONESIA

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN NASIONAL ASOSIASI GURU EKONOMI INDONESIA KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN NASIONAL Jenis Sekolah : SMA Mata Pelajaran : EKONOMI Kurikulum : Irisan/KTSP Alokasi Waktu : 120 menit Jumlah soal : 40 soal Bentuk Soal : Pilihan Ganda Tahun Ajaran : 2010

Lebih terperinci