ABSTRAK. Dengan membandingkan harga ini pada tabel, dengan dk = 58, diperoleh
|
|
- Yohanes Darmadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ABSTRAK Vivi Mahrani Tarigan Perbedaan Hasil Belajar Matematika Siswa Dengan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Dan Model Pembelajaran Investigasi Pada Materi Statistika Kelas XI MAS Al-Washliyah Petatal Tahun Ajaran 2014/2015. Penelitian ini merupakan penelitian Eksperimen yaitu membandingkan hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran yang berbeda. Yaitu model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dikelas IPA yang merupakan kelas Eksperimen, dan model pembelajaran Investigasi dikelas IPA yang merupakan kelas Kontrol. Penelitian ini bertujuan untuk mendapat bukti secara empiris tentang perbedaan hasil belajar siswa pada materi Statistika MAS Al- Wasliyah Petatal Tahun Ajaran 2014/2015. Populasi pada penelitian ini adalah semua siswa/siswi kelas XI MAS Al-Washliyah Petatal yang berjumlah 60 orang yang terdiri dari 2 kelas yaitu kelas IPA 31 orang siswa dan kelas IPA 29 orang siswa. Sampel dalam penelitian ini adalah IPA dan IPA. Instrumen penelitian ini berupa tes berbentuk uraian sebanyak 6 butir soal. Proses analisis data terdiri dari pengujian persyaratan analisis data dan pengujian hipotesis. Pengujian persyaratan analisa data meliputi uji normalitas dengan menggunakan uji Lilliefors dan uji homogenitas dengan menggunakan uji F. Dari hasil analisis data diperoleh rata-rata dan simpangan baku siswa yang diajar dengan menerapkan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) X = 86, 4 dan S = 6, 8. Rata-rata dan simpangan baku siswa yang diajar dengan model pembelajaran Investigasi X = 78, 5 dan S = 6,1. Dari hasil penelitian hipotesis diperoleh harga t = 5, 27. Dengan membandingkan harga ini pada tabel, dengan dk = 58, diperoleh t tabel = 2,00, ternyata t hitung > ttabel. Hal ini berarti bahwa H 0 ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar yang diajar dengan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dan diajar dengan model pembelajaran Investigasi pada materi Statistika kelas XI MAS Al-Washliyah Petatal Tahun Ajaran 2014/2015. hitung Kata Kunci : Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT), Model Pembelajaran Investigasi, Statistika.
2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teoretis Pengertian belajar Belajar adalah suatu kegiatan untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Menurut Ernest R. Hilgard (dalam Nurhayati 2013:6) : Belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari yang ditimbulkan oleh lainnya. Selanjutnya Djahari (dalam Nuryati 2013:6) menyatakan : Belajar adalah internalisasi atau dialog dari antar interaksi, antar potensi internal siswa (pikiran, perasaan, pengalaman, dan lain-lain) dengan internalnya sendiri atau dengan potensi aksternal lainnya (guru, siswa, kondisi, fakta, dan konsep) sehinnga lahir tanggapan sebagaimana yang diharapkan (conditioned/desired respon), sehingga melahirkan suatu/sejumlah perubahan sebagaimana yang diharapkan (desired out cames). Menurut Slameto (2003:2) : Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dalam pengertian ini terdapat kata perubahan yang bararti bahwa seorang yang telah mengalami proses belajar akan mengalami perubahan tingkah laku, pengetahuan, keterampilannya maupun sikapnya. Dimyati (2006:156) berpendapat : Belajar adalah proses melibatkan manusia secara perorangan sebagai satu organisme sehingga terjadi perubahan pada pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dengan demikian belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku atau kecakapan manusia. Perubahan yang terjadi karena belajar dapat berupa perubahan perubahan dalam kebiasaan, kecakapan kecakapan (skill) atau dalam tiga aspek yaitu pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik). Hasil belajar terdiri dari dua kata yaitu hasil dan belajar. Pengertian hasil menunjukkan suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktifitas atau
3 proses yang mengakibatkan perubahan infut secara fungsional. Begitu pula dalam kegiatan belajar mengajar, setelah mengalami belajar siswa berubah perilakunya dibanding sebelumnya. Gagne dalam Dimyati dan Mudjiono (2006:10 ) mengemukakan : Belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Belajar dilakukan untuk suatu usaha dari individu yang belajar itu sendiri. Hasil belajar adalah suatu puncak proses belajar, hasil belajar tersebut terjadi terutama berkat evaluasi guru. Hasil belajar dapat berupa dampak pengajaran dan dampak pengiring. (Dimyati dan Mudjiono, 2006:20). Cara belajar yang efektif adalah kegiatan belajar yang harus dilakukan secara serta teknik-teknik belajar yang didasarkan pada prinsip-prinsip psikologi dan ilmu kesehatan dan didukung oleh alat-alat dan perlengkapan secukupnya. Dalam proses pembelajaran, Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang masih di anggap sulit di pahami oleh siswa. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran Matematika di perlukan adanya suatu model pembelajaran yang bervariasi. Artinya dalam proses belajar-mengajar guru dituntut untuk menggunakan model pembelajaran yang tidak harus sama untuk semua materi, karena belum tentu materi yang satu dengan yang lain dapat cocok dengan model pembelajaran yang sama. Akhirnya yang terjadi adalah penguasaan siswa terhadap materi tersebut masih tergolong rendah jika di bandingkan dengan mata pelajaran lain. Dari uraian diatas, ahli pendidikan melakukan berbagai uji coba penerapan model pembelajaran. Beberapa percobaan dilakukan menunjukkan hasil yang memuaskan dalam peningkatan motivasi dan hasil belajar, sehingga berbagai model pembelajaran terus di tingkatkan. Misalnya model pembelajaran Numbered Head Together (NHT), dan model pembelajaran Investigasi, motivasi dan hasil belajar siswa lebih meningkat dibanding model pembelajaran konvensional yang hanya berpusat pada guru Hasil belajar Seseorang dikatakan telah belajar apabila adanya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, yaitu perubahan tingkah laku yaang menetap. Seperti yang diungkapkan oleh Sudjana (2009:3) : Hasil belajar siswa pada hakekatnya merupakan perubahan tingkah laku, dimana tingkah laku sebagai
4 hasil belajar dalam pengetahuan yang luas, mencakup bidang kognitif, apektif, dan psikomotorik. Banyak faktor yang ada dalam diri seseorang yang mempengaruhi usaha dan hasil belajar siswa. Hasil belajar yang tidak dapat diperoleh tanpa adanya proses pembelajaran. Apabila proses pembelajaraan yang baik maka akan menghasilkan yang baik sebaliknya, apabila proses pembelajaran yang tidak baik tentu akan menghasilkan yang tidak baik pula. Kualitas dari proses balajar-mengajar adalah indikator strategis dari keberhasilan pelaksanaan dari suatu sistem kurikulum, sebagai tolak ukur dan tinggi rendahnya hasil belajar yang diperoleh. Cara menilai hasil belajar matematika biasanya menggunakan tes. Maksud tes yang utama adalah mengukur hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah belajar matematika dan untuk menentukan seberapa jauh pemahaman materi yang sudah dipelajari. Dalam hal ini hasil belajar merupakan kemampuan siswa dalam mengerjakan latihan, tugas, dan soal-soal tes. Soal-soal yang diberikan adalah soal-soal yang berkaitan dengan pemahaman materi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan Model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Pembelajaran kooperatif type Numbered Head Together (NHT) merupakan salah satu type pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola-pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Type ini dikembangkan oleh Kagen dalam (Mulyabato Tenge, 2011:6) dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang terdapat dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman terhadap isi pelajaran yang diajarkan. Sedangkan Johnson-Johnson dalam (Mulyabato Tenge, 2011:6) mendefinisikan bahwa pembelajaran kooperatif type Numbered Head Together (NHT) adalah suatu model pembelajaran kooperatif yang melibatkan siswa dalam kelompok heterogen beranggotakan tiga sampai lima orang dalam menangani suatu masalah.
5 Menurut Kagen dalam (Mulyabato Tenge, 2011:6-7) : Pembelajaran kooperatif type Numbered Heads Together (NHT) dikembangkan menjadi empat langkah struktur sebagai berikut: 1) Penomoran (numbering). Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan 3 5 orang dan memberikan nomor sehingga tiap siswa dalam kelompok tersebut memiliki nomor yang berbeda. 2) Pengajuan pertanyaan (questioning). Guru mengajukan suatu pertanyaan kepada siswa. 3) Berpikir bersama (head together). Siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa setiap orang mengetahui jawaban tersebut. 4) Pemberian jawaban (answering). Dari definisi di atas terlihat bahwa cara Numbered Head Together (NHT) menuntut kerjasama yang baik antara anggota kelompok. Model pembelajaran ini juga menekankan pada kegiatan-kegiatan pembinaan kerjasama tim siswa mulai bekerja sama dan melakukan diskusi terjadwal di dalam kelompok tentang seberapa jauh mereka berhasil bekerja sama. Menurut Kagen dalam (Nurleni 2013:7 ) : Ada 3 tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran Numbered Head Together (NHT) antara lain : (1) Hasil belajar akademik struktural, yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik. (2) Pengakuan adanya keragaman, yang bertujuan agar siswa menerima teman-temannya dari berbagai latar belajar yang berbeda. (3) Pengembangan keterampilan sosial, yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa antara lain : berbagi tugas, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan pendapat, dan bekerja dalam kelompok Model pembelajaran Investigasi Investigasi merupakan kegiatan belajar-mengajar yang memberikan kemungkinan kepada siswa untuk mengembangkan pemahaman siswa melalui berbagai kegiatan. Kegiaatan belajar dimulai dengan memberikan masalahmasalah oleh guru, sedangkan kegiatan belajar selanjutnya cenderung terbuka,
6 artinya tidak terstruktur secara ketat oleh guru, yang dalam pelaksanaannya mengacu kepada berbagai teori Investigasi. Menurut Joyle, Weil dan Calhoun (2000:53) : Model ini sangat mudah disesuaikan dan komprehensip yang menggabungkan tujuan-tujuan akademik Investigasi, Integrasi sosial, dan Proses pembelajaran sosial, serta dapat digunakan dalam semua bidang studi, dalam semua tingkat usia. Jadi model pembelajaran Investigasi adalah model pembelajaran yang perencanaannya disesuaikan agar siswa bekerja dalam kelompok, dengan menggunakan penemuan secara kooperatif. Dalam model pembelajaran Investigasi, siswa dituntut untuk lebih aktif dalam mengembangkan sikap dan pengetahuannya tentang Matematika sesuai dengan kemampuan masing-masing sehingga akibatnya memberikan hasil belajar yang lebih bermakna pada siswa. Istilah Investigasi mulai diperkenalkan dengan diterbitkannya laporan dari Cockroff (dalam Evan, 1987) menyatakan bahwa : Pembelajaran matematika harus melibatkan aktifitasaktifitas berikut ini : 1. Ekspositori ( pemaparan ) guru. 2. Diskusi antara siswa dengan siswa, atau siswa dengan guru. 3. Kerja praktek. 4. Pemantapan dan latihan pengerjaan soal. 5. Pemecahan masalah. 6. Investigasi. Krismanto (2003:7) : Investigasi atau penyelidikan merupakan kegiatan pembelajaran yang memberikan kemungkinan siswa untuk mengembangkan pemahaman siswa melalui berbagai kegiatan dan hasil benar sesuai pengembangan yang dilalui siswa. Kegiatan belajarnya diawali dengan pemecahan soal-soal atau masalah-masalah yang diberikan oleh guru, sedangkan kegiatan belajar selanjutnya cenderung terbuka, artinya tidak terstruktur secara ketat oleh guru. Mereka akan belajar dari kesalahan sendiri dengan bertanya, mengapa orang lain memperoleh jawaban yang berbeda dengan jawabannya. Jika
7 digambarkan pada diagram yang mencerminkan kegiatan di kelas akan terlihat prinsip dari model pembelajaran Investigasi sebagai berikut: Pengamatan dari: Gambar 2.1 Diagram Kegiatan Siswa Dengan Model Pembelajaran Investigasi. Keterangan: A, B, C, D, E = siswa. Menurut Setiawan (2006:10) Fase-fase yang harus ditempuh dalam model pembelajaran Investigasi adalah : a. Fase membaca, menerjemahkan dan memahami masalah Pada fase ini siswa harus memahami permasalahannya dengan jelas. Apabila dipandang perlu membuat rencana apa yang harus dikerjakan, mengartikan persoalan menurut bahasa mereka sendiri dengan jalan berdiskusi dalam kelompoknya, yang kemudian mungkin perlu didiskusikan dengan kelompok lain. Jadi pada fase ini siswa memperlihatkan kecakapannya bagaimana ia memulai pemecahan suatu masalah, dengan: Menginterpretasikan soal berdasarkan pengertiannya. Membuat suatu kesimpulan tentang apa yang harus dikerjakan. b. Fase pemecahan masalah. Pada fase ini mungkin saja siswa menjadi bingung apa yang harus dikerjakan pertama kali, maka peran guru sangat diperlukan, misalnya memberikan saran untuk memulai dengan suatu cara, hal ini dimaksudkan untuk memberikan tantangan atau menggali pengetahuan siswa, sehingga mereka terangsang untuk mencoba mencari cara-cara yang mungkin untuk digunakan dalam pemecahan soal tersebut, misalnya dengan membuat gambar, mengamati pola atau membuat
8 catatan-catatan penting. Pada fase yang sangat menentukan ini siswa diharuskan membuat konjektur dari jawaban yang didapatnya, serta mengecek kebenarannya. Secara terperinci siswa diharap melakukan hal-hal sebagai berikut: Mendiskusikan dan memilih cara atau strategi untuk menangani permasalahan. Memilih dengan tepat materi yang diperlukan. Menggunakan berbagai macam strategi yang mungkin. Mencobe ide-ide yang mereka dapatkan pada fase 1. Memilih cara-cara yang sistematis. Mencatat hal-hal penting. Bekerja secara bebas atau bekerja bersama-sama (atau keduanya). Bertanya kepada guru untuk mendapatkan gambaran strategi untuk penyelesaian. Membuat konjektur atau kesimpulan sementara. Mencek konjektur yang didapat sehingga yakin akan kebenarannya. c. Fase menjawab dan mengkomunikasikan jawaban Setelah memecahkan masalah, siswa harus diberikan pengertian untuk mengecek kembali hasilnya, apakah jawaban yang diperoleh itu cukup komunikatif atau dapat difahami oleh orang lain, baik tulisan, gambar ataupun penjelasannya. Pada fase ini siswa dapat terdorong untuk melihat dan memperhatikan apakah hasil yang dicapainya pada masalah ini dapat digunakan pada masalah lain. Jadi intinya pada fase ini siswa diharapkan berhasil: Mengecek hasil yang diperolehnya. Mengevaluasi hasil pekerjaannya. Mencatat dan menginterpretasikan hasil yang diperoleh dengan berbagai cara. Mentransfer keterampilannya untuk diterapkan kepada persoalan yang lebih kompleks. (Alfina : 2014).
9 Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Investigasi adalah sudut pandang terhadap proses pembelajaran yang menuntut siswa untuk melakukan penyelidikan, mengumpulkan data, dan menentukan strategi untuk menyelesaikan persoalan yang diberikan, yang selanjutnya hasil perolehan tersebut dikomunikasikan dan dibandingkan dengan perolehan siswa lainnya. Model pembelajaran Investigasi menekankan pada permasalahan yang belum terformulasikan dengan jelas sehingga memungkinkan perolehan siswa beragam (divergen). Model pembelajaran Investigasi dalam pembelajaran matematika dapat dilakukan melalui tiga fase yaitu: fase membaca, menerjemahkan, dan memahami masalah, fase pemecahan masalah, fase menjawab dan mengkomunikasikan jawaban Materi bahan ajar Pengertian Statistik, Statistika, Populasi, dan Sampel. a. Statistik adalah nilai-nilai ukuran data sehingga menjadi satu nilai yang mudah dimengerti. b. Statistika adalah cabang dari matematika yang mempelajari caracara pengumpulan data dan penyusunan data, pengolahan dan pengartisaan data, serta penyajian data berdasaarkan kumpulan dan analisis data yang dilakukan. c. Populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti. d. Sampel adalah bagian dari populasi yang benar-benar akan diteliti. Sampel harus mewakili (resrensentatif) gambaran yang benar dari populasi Statistika Deskriptif. a. Ukuran terkecil dan ukuran terbesar. Nilai data yang paling kecil setelah data diurutkan disebut ukuran terkecil, sedangkan nilai data yang paling besar setelah diurutkan disebut ukuran terbesar. b. Rataan Hitung (Mean) Mean adalah nilai rata-rata dari suatu data.
10 Mean = 1. Rataan hitung dari data tunggal. = Keterangan : = = = Rataan hitung dari data, dengan notasi x Banyaknya data = Jumlah nilai seluruh data Data ke-i 2. Rataan hitung dari data kelompok. = c. Median (Me) Keterangan : = Rataan hitung dari data kelompok. = Kelas interval. = Frekuensi kelas ke-i. = Nilai tengah kelas ke-i. Median adalah ukuran yang paling tengah setelah data diurutkan. 1. Median data tunggal. Me = x ( ) Keterangan : x = Datum ke- n = Banyaknya datum 2. Median data kelompok Me = L + P Keterangan : L p = Tepi bawah kelas yang memuat median. = Panjang kelas (panjang interval kelas). fk = Frekuensi kumulatif sebelum kelas median.
11 f d. Modus (Mo) = Frekuensi kelas median. n = Banyaknya datum. Modus adalah data/ukuran yang paling sering muncul atau data yang frekwensinya paling besar. 1. Modus data tunggal. Modus dari data,,,..., didefinisikan sebagai nilai datum yang paling sering muncul (nilai datum yang memiliki frekuensi terbesar). 2. Modus data kelompok. Mo = L + P Keterangan : P = Panjang kelas. L = Tepi bawah kelas modus. = Selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi sebelum kelas modus. = Selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi sesudah kelas modus 2.2 Kerangka Konseptual Model pembelajaran dapat diartikan sebegai sudut pandang kita terhadap proses belajar mengajar di sekolah, yang mengarah pada terjadinya suatu proses yang sifatnya masih umum. Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dan model pembelajaran Investigasi pada materi Statistika dikelas XI MAS Al-Washliyah Petatal tahun ajaran 2014/2015. Dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dan model pembelajaran Investigasi ini siswa diharapkan akan lebih mengenal dan paham tentang konsep-konsep dan prinsip-prinsip matematika yang diajarkan oleh guru. Dengan menggunakan model pembelajaran Investigasi ini di harapkan keefektifan pembelajaran akan tercapai yaitu dengan tercapainya ketuntasan hasil belajar siswa, minimal dapat menggunakan materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
12 2.3 Hipotesis Penelitian Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah: : Tidak ada perbedaan Hasil belajar siswa yang diberi dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dengan menggunakan model pembelajaran Investigasi pada materi Statistika kelas XI MAS Al-Washliyah Petatal tahun ajaran 2014/2015. : Ada perbedaan Hasil belajar siswa yang diberidengan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dengan menggunakan model pembelajaran Investigasi pada materi Statistika kelas XI MAS Al-Washliyah Petatal tahun ajaran 2014/2015.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan, minat,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Proses Belajar - Mengajar a. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu kegiatan yang membawa perubahan pada individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya mengenai
Lebih terperinciINKUIRI DAN INVESTIGASI IPA
INKUIRI DAN INVESTIGASI IPA A. INVESTIGASI Sains terbentuk dari proses penyelidikan yang terus-menerus. Hal yang menentukan sesuatu dinamakan sebagai sains adalah adanya pengamatan empiris. PPK Jatim (2008:
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Dalam penelitian suatu kajian teori sangat diperlukan, suatu kajian teori ini akan sangat membantu dalam penelitian. Dimana teori ini dijadikan suatu dasar atau patokan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektif juga dapat diartikan dengan
11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Dalam kamus bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektif juga dapat
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SD INPRES TAVANJUKA
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SD INPRES TAVANJUKA Oleh: Orpalina* ABSTRAK Permasalahan pada penelitian ini adalah rendahnya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Landasan Teori 1. Hakikat Belajar Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI GAYA DAN HUKUM NEWTON T.
Jurnal INPAFI, Volume 1, Nomor 2, Juni 2013 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI GAYA DAN HUKUM NEWTON T.P 2012/2013 Mariati Purnama Simanjuntak
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Hasil Belajar Pakar psikologi melihat perilaku belajar sebagai proses psikologis individu dalam interaksinya dengan lingkungan hidup secara alami. Sedangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masalah adalah sebuah kata yang sering terdengar oleh kita. Namun sesuatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan pemecahan masalah sangat penting artinya bagi siswa. Para ahli pembelajaran sependapat bahwa kemampuan pemecahan masalah dapat dibentuk melalui bidang
Lebih terperinciPENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 18 MEDAN
ISSN 5-73X PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 18 MEDAN Faridah Anum Siregar Jurusan Pendidikan Fisika Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan Abstrak.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran kontekstual dengan sistem pengajaran pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui pengalaman karena adanya interaksi antara individu
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Menurut Gagne (dalam Slameto, 2007:43) lima kategori hasil belajar yaitu
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar Menurut Gagne (dalam Slameto, 2007:43) lima kategori hasil belajar yaitu (1) informasi verbal; (2) keterampilan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Merujuk pemikiran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gresi Gardini, 2013
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menyatakan bahwa pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia (SDM), karena sumber daya yang berkualitas
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Indonesia antara lain diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), karena sumber daya yang berkualitas sangat diperlukan dalam
Lebih terperinciPerbedaan Kemampuan Representasi Matematis Siswa Menggunakan Pembelajaran Tipe NHT dan Tipe TPS Pada Materi Pecahan
ISBN:978-602-17980-9-6 Perbedaan Kemampuan Representasi Matematis Siswa Menggunakan Pembelajaran Tipe NHT dan Tipe TPS Pada Materi Pecahan Yusrina Santri Nasution Prodi Pendidikan Matematika Pasca Sarjana
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Lembaran Pengesahan Riwayat Hidup. Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran
vi DAFTAR ISI Lembaran Pengesahan Riwayat Hidup Abstrak Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran i ii iii iv vi ix x xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 1.2 Identifikasi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. kemempuan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Pembelajaran Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kemempuan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada siswa untuk belajar.
Lebih terperinciLa Masi, Saleh dan Safarudin. Jurusan PMIPA/Matematika FKIP Unhalu Kampus Bumi Tridharma Kendari 93232
92 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII-1 PADA MATERI POKOK SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV)
Lebih terperinciJSEE - Vol. III, No. 1 April 2015 ISSN : Jurnal Sains Ekonomi dan Edukasi
JSEE - Vol. III, No. 1 April 015 ISSN : 35-6719 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI TINDAKAN, PRINSIP DAN MOTIF EKONOMI DI KELAS
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian telah dilakukan dan uraian pembahasan mengenai penerapan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) untuk meningkatakan
Lebih terperinciKhairun Nisa Marwan dan Rita Juliani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 1 BATANG KUIS T.P. 2013/2014 Khairun Nisa Marwan dan Rita Juliani Jurusan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Dalam makna yang lebih kompleks
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Pemahaman berasal dari kata paham yang menurut Kamus Besar Bahasa
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pemahaman Konsep Matematis Pemahaman berasal dari kata paham yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2008: 1002) berarti pengertian, pendapat; pikiran,
Lebih terperinciKOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER TERMODIFIKASI DAN THINK-PAIR-SHARE
KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER TERMODIFIKASI DAN THINK-PAIR-SHARE Oleh: Kiki Fatkhiyani STKIP NU Indramayu, Jawa Barat ABSTRAK Kecakapan sosial
Lebih terperinciPeningkatan Hasil Belajar PKn Materi Organisasi melalui Model Numbered Head Together di Kelas V. Endah Tri Wahyuni
Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Organisasi melalui Model Numbered Head Together di Kelas V Endah Tri Wahyuni 1 1 Universitas Negeri Malang Email: 1 endahtriw7@gmail.com Tersedia Online di http://www.jurnal.unublitar.ac.id/
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan sistematis terarah pada perubahan tingkah laku menuju ke kedewasaan anak didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang
Lebih terperinciKata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar
PENERAPAN METODE NUMBERED HEAD TOGETHER ( NHT ) DENGAN MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SDN 2 GUNUNG PUTRI SITUBONDO Oleh Ria Dwi
Lebih terperinciJSEE - Vol. II, No. 2 November 2014 ISSN : Jurnal Sains Ekonomi dan Edukasi
JSEE - Vol. II, No. November 014 ISSN : 354-6719 PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERAIF NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KETENAGAKERJAAN DI KELAS
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran kooperatif Tipe NHT Tipe ini dikembangkan oleh Kagen dalam Ibrahim (2000: 28) dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. dalam memecahkan masalah bersama. Pembelajaran kooperatif adalah
12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Salah satu model pembelajaran yang mengembangkan prinsip kerjasama adalah pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif menekankan kepada siswa untuk
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 11 Kota Jambi. Terdapat 12 kelas paralel
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian Penelitian dilakukan di SMP Negeri 11 Kota Jambi. Terdapat 12 kelas paralel dari kelas VII. Untuk mendapatkan kelas yang akan dijadikan sampel,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. KAJIAN TEORI 2.1.1 Pengertian Belajar Sebagian besar ahli berpendapat bahwa belajar adalah merupakan proses perubahan, dimana perubahan tersebut merupakan hasil dari pengalaman.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI 1. Hasil Belajar Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya seluruh aspek potensi kemanusiaan saja (Suprijono, 2006). Hasil belajar adalah
Lebih terperinciMETODE PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
METODE PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA YUSNELDA Guru SMP Negeri 7 Dumai yusnelday@gmail.com ABSTRAK Tujuan penelitian ini
Lebih terperinci: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN
Tugas Kegiatan Belajar II Tatang Kurniawan Judul Jurnal : PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. bisa untuk mencapai hasil yang optimal. Belajar adalah sebuah proses
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu aktivitas yang di dalamnya terdapat sebuah proses dari tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti menjadi mengerti, tidak bisa menjadi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Kajian teori ini merupakan uraian pendapat dari para ahli yang mendukung penelitian beberapa teori para ahli tersebut mengkaji objek yang sama dan mempunyai pandangan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. laku peserta didik dari tidak tahu menjadi tahu berdasarkan pengalaman dan
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses yang membawa perubahan tingkah laku peserta didik dari tidak tahu menjadi tahu berdasarkan pengalaman dan latihan terus menerus.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Belajar Banyak ahli pendidikan yang mengungkapkan pengertian belajar menurut sudut pandang mereka masing-masing. Berikut ini kutipan pendapat beberapa ahli pendidikan tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia bergantung pada kualitas pendidikan. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. diperlukan penguasaan matematika sejak dini. Oleh karena itu, selayaknya mata
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. memecahkan masalah, menemukan sesuatu untuk dirinya sendiri.
BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme Teori konstruktivisme dalam belajar adalah peserta didik agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Tiara Irmawati Budi Handoyo Purwanto Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. menjalankan pembelajaran di kelas. Ngalimun (2013: 28) mengatakan bahwa
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran dapat di artikan sebagai pedoman atau acuan dalam menjalankan pembelajaran di kelas. Ngalimun (2013: 28) mengatakan
Lebih terperinciII. KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Teori Yang Melandasi Model Pembelajaran Make A Match
II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Yang Melandasi Model Pembelajaran Make A Match 2.1.1 Teori Vygotski Karya Vygotski didasarkan pada tiga ide utama : (1) bahwa intelektual berkembang pada saat individu menghadapi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini penulis memaparkan hasil penelitian yang mencakup deskripsi data hasil penelitian, uji persyaratan, pengujian hipotesis, pembahasan dan keterbatasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah suatu upaya sadar dan terencana. untuk meningkatkan dan mengembangkan potensi manusia yang serba
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya adalah suatu upaya sadar dan terencana untuk meningkatkan dan mengembangkan potensi manusia yang serba bervariasi. Dengan pendidikan, akan dapat
Lebih terperinciDita Amelia*, Johni Azmi**, Jimmi Copriady*** No.
STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DAN THINK PAIR SQUARE (TPS) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN KOLOID DI KELAS XI IPA SMA NEGERI UJUNGBATU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia berdasarkan hasil survei UNDP adalah akibat rendahnya mutu pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dan kepribadian individu melalui proses atau kegiatan tertentu (pengajaran, bimbingan atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelajaran matematika. Padahal, dalam kehidupan sehari-hari matematika
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketergantungan manusia terhadap teknologi modern dewasa ini dalam menjalani segala aktivitas setiap hari sangat tinggi. Matematika merupakan ilmu yang menjadi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Berikut ini akan dijelaskan mengenai kajian teori yang digunakan pada penelitian ini, antara lain Tinjauan Tentang Belajar IPA di SD, Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran matematika adalah pemecahan masalah, sehingga kompetensi dasar yang harus dimiliki siswa adalah standar minimal tentang pengetahuan, keterampilan, sikap
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembelajaran kooperatif tipe Index Card Match dan model pembelajaran
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini diuraikan deskripsi data, analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang diperoleh selama pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar dan Prestasi Belajar Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan
Lebih terperinciPeningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization
Abstrak. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika melalui pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Hasil Belajar Matematika Siswa Setelah Diajar Menggunakan Model. Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Pada Siswa Kelas VII
BAB V PEMBAHASAN A. Hasil Belajar Matematika Siswa Setelah Diajar Menggunakan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Ponggok Blitar Penerapan model pembelajaran
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan
12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar Matematika Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemahaman konsep, konsep luas persegi panjang, model pembelajaran kooperatif
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Uraian pada Bab II menyajikan kajian teoritis tentang pengertian pemahaman konsep, konsep luas persegi panjang, model pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Lebih terperinciPENGGUNAAN METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Nabla Dewantara: Jurnal Pendidikan Matematika (ISSN 2528-3901) 33 PENGGUNAAN METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Rika Firma Yenni Dosen Pend. Matematika Universitas Tamansiswa
Lebih terperinciII. KERANGKA TEORETIS. Kreativitas sebagai alat individu untuk mengekspresikan kreativitas yang
9 II. KERANGKA TEORETIS A. Tinjauan Pustaka 1. Berpikir Kreatif Kreativitas sebagai alat individu untuk mengekspresikan kreativitas yang dimiliki sebagai hasil dari kemampuan berpikir kreatif merupakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
56 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Kegiatan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP PGRI 11 Palembang dimulai dari tanggal 10 Agustus 2015 s/d 1 Oktober 2015. Kegiatan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. KAJIAN TEORI 2.1.1 Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Pembelajaran matematika di SD merupakan suatu permasalahan yang menarik. Adanya perbedaan karakteristik khususnya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
8 BAB II LANDASAN TEORI A. Hasil Penelitian Yang Relevan Dalam hasil penelitian yang relevan ini akan dibahas mengenai penelitian-penelitian yang telah dilakukan para peneliti terdahulu sebagai acuan dalam
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD NEGERI 3 TONDO Oleh: Suhardi, Marungkil Pasaribu, Siti
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembelajaran multi model (Numbered Head Together dan Problem Based
57 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Materi pokok usaha dan energi diajarkan dengan menerapkan pembelajaran multi model (Numbered Head Together dan Problem Based Learning) dan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian teori 1. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran
Lebih terperinciPenerapan Number Head Together pada Materi Statistika Siswa MAS Al-Ishlah Al-Aziziah Banda Aceh
Serambi Akademica, Volume V, No., November 017 ISSN : 337-8085 Penerapan Number Head Together pada Materi Statistika Siswa MAS Al-Ishlah Al-Aziziah Banda Aceh Roslina 1 Dores Irawan 1, Pendidikan Matematika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada abad 21 ini, kita perlu menelaah kembali praktik-praktik pembelajaran di sekolah-sekolah. Dalam proses pembelajaran guru mempertimbangkan model pembelajaran,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan setiap manusia sepanjang hidupnya. Tanpa adanya pendidikan manusia akan sulit berkembang bahkan akan terbelakang. Salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membentuk waktu serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk waktu serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan proses pembelajaran yang baik adalah mengenai hasil belajar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji berkaitan dengan penyelenggaraan proses pembelajaran yang baik adalah mengenai hasil belajar siswa, salah satu
Lebih terperinciInge Ratna Dwi Alitalya, Puger Honggowiyono. Kata-kata kunci: Numbered Head Together (NHT), CTL, NHT berbasis CTL
Ratna Dwi A, Honggowiyono; Perbedaan Hasil Belajar Siswa Antara Metode Numbered Head PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) BERBASIS CTL DENGAN METODE NHT PADA MATERI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesuai dengan Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Hasil Belajar Siswa Deskripsi hasil belajar siswa dalam penelitian ini dipaparkan dalam bentuk mean (X), median (Me), modus (Mo),
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang dilaksanakan di SMA Negeri 1
29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Bangkurung, dengan 2 kelas yang diambil sebagai sampel dalam
Lebih terperinci*Keperluan korespondensi : , ABSTRAK
EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAYDAN NUMBERED HEADS TOGETHER DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 16 SURAKARTA
Lebih terperinciSTATISTIKA 2 UKURAN PEMUSATAN
STATISTIKA 2 UKURAN PEMUSATAN TUJUAN Melatih berfikir dan bernalar secara logis dan kritis serta dapat mengembangkan aktifitas, kreatifitas dalam memecahkan masalah dan mengkomunikasikan ide dan gagasannya.
Lebih terperincikebutuhan anak yang berusia antara 7-12 tahun. Anak dalam kelompokusia 7-12 tahun menurut Piaget (dalam Riyanto : 2002), anak pada usia ini pada tahap
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu mata pelajaran yang memerlukan perhatian khusus bagi siswa SD adalah mata pelajaran IPS. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata
Lebih terperinciPEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) Siti Mawaddah, Fenty Ayu Prichasari
EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 3, Nomor 1, April 2015, hlm 30-37 PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) Siti Mawaddah, Fenty
Lebih terperinciKata Kunci :Outdoor Learning, Resitasi, Integrasi, Hasil Belajar Siswa
PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR LARNING DIINTEGRASI DENGAN METODE PEMBELAJARAN RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 1 BINTAUNA (Pada Mata Pelajaran Geografi Materi Lingkungan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sehingga siswa menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep, teori,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran biologi lebih menekankan pada pendekatan keterampilan proses, sehingga siswa menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep, teori, dan sikap ilmiah yang dapat
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Belajar adalah suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia pada umumnya dan pendidikan pada khususnya
Lebih terperinciJIME, Vol. 2. No. 2 ISSN Oktober 2016
Meningkatkatkan Prestasi Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Di Kelas VII SMPN 4 Mataram Semester Genap Tahun Pelajaran 2009/2010 Sulasmi, S.Pd Guru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan diharapkan dapat mengembangkan potensi manusia. Pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kemajuan suatu negara tidak dapat terlepas dari maju dan berkembangnya pembangunan, pendidikan memiliki peranan penting dalam pembangunan suatu negara. Proses pendidikan
Lebih terperinciOleh : Retnosari Widiastuti ABSTRAKSI
Peningkatan Aktivitas dan Prestasi Belajar Materi Penyimpangan Sosial melalui Penerapan Model Pembelajaran Number Head Together Bagi Siswa Kelas XD SMAN 1 Rowosari Semeser 2 Tahun Pelajaran 2015/2016 Oleh
Lebih terperinci583 JURNAL ENTROPI, VOLUME VII, NOMOR 1, FEBRUARI 2013 Inovasi Penelitian, Pendidikan dan Pembelajaran Sains
583 JURNAL ENTROPI, VOLUME VII, NOMOR 1, FEBRUARI 2013 Inovasi Penelitian, Pendidikan dan Pembelajaran Sains Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas
Lebih terperinciMahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika STKIP PGRI Sumatera Barat 2
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP IPA FISIKA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG Egi Wulan Sari, Husna, Megasyani Anaperta
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengenai penerapan model Problem Based Learning (PBL)
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini mengenai penerapan model Problem Based Learning (PBL) pada kompetensi dasar Memberikan Pelayanan Kepada Pelanggan kelas X Administrasi Perkantoran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di dunia secara. global dan kompetitif memerlukan generasi yang memiliki kemampuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di dunia secara global dan kompetitif memerlukan generasi yang memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, memanfaatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran yang dilaksanakan dengan menyenangkan dan berpusat pada siswa semestinya harus selalu dilakukan seorang guru. Siswa antusias mengacungkan
Lebih terperinciPENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG FUNGSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER BAGI SISWA SMP
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG FUNGSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER BAGI SISWA SMP Ngatini SMP Negeri I Purwodadi T ABSTRACT he aim of the research is to
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Materi pokok sistem koloid merupakan salah satu materi kimia yang sangat sering
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Materi pokok sistem koloid merupakan salah satu materi kimia yang sangat sering dijumpai di lingkungan sekitar dan dapat mudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Lebih terperinciLEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL PENGARUH INTEGRASI MODEL PEMBELAJARAN TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DALAM MATA PELAJARAN GEOGRAFI MATERI LINGKUNGAN HIDUP
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu kata efektif juga dapat
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK DIANA MANURUNG Guru SMPN 1 Patumbak Email : chairini.nurdin@gmail.com
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hasil Belajar Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan,
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR Ni Km. Suandewi 1, *, I Made.Citra Wibawa 2 12 Jurusan PGSD, FIP Universitas Pendidikan Ganesha
Lebih terperinci