UTANG LUAR NEGERI. B. PERMASALAHAN 1. Apakah definisi utang luar negeri? 2. Bagaimanakah pengelolaan atas utang luar negeri?
|
|
- Shinta Yuwono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 UTANG LUAR NEGERI A. LATAR BELAKANG Pemberian utang luar negeri diawali pasca Perang Dunia II dimana negara-negara di wilayah utara, bank-bank swasta serta lembaga keuangan internasional memberikan pinjaman kepada negara-negara dunia ketiga yang memiliki keinginan untuk mewujudkan kesejahteraan bagi rakyatnya. Sebagai salah satu negara ketiga, Indonesia juga memiliki utang luar negeri diawali sejak era orde lama hingga saat ini. Awalnya utang tersebut digunakan untuk membiayai pembangunan namun dikemudian hari selain untuk pembiayaan pembangunan, utang luar negeri juga merupakan tambahan pembiayaan defisit anggaran guna memacu pertumbuhan ekonomi yang diinginkan. Posisi utang luar negeri Indonesia sampai akhir Maret 2010 mencapai US$180,7 miliar atau setara dengan Rp1.628,4 triliun (patokan kurs=rp9.012/ US$). Utang ini didominasi utang Pemerintah sebesar US$95,1 miliar, utang swasta sebesar US$75,1 miliar, dan utang Bank Indonesia sebesar US$10,5 miliar. B. PERMASALAHAN 1. Apakah definisi utang luar negeri? 2. Bagaimanakah pengelolaan atas utang luar negeri? C. PEMBAHASAN 1. Definsi utang luar negeri Utang luar negeri atau dikenal dengan pinjaman luar negeri adalah : setiap penerimaan negara baik dalam bentuk devisa dan/atau devisa yang dirupiahkan, rupiah, maupun dalam bentuk barang dan/atau jasa yang diperoleh dari pemberi pinjaman luar negeri yang harus dibayar kembali dengan persyaratan tertentu. Sie Infokum Ditama Binbangkum 1
2 Pinjaman ini dapat berbentuk Pinjaman Program 1 dan/atau Pinjaman Proyek 2, dan terdiri atas pinjaman lunak, fasilitas kredit ekspor, pinjaman komersial, dan pinjaman campuran. Pinjaman Lunak adalah pinjaman yang masuk dalam kategori Official Development Assistance (ODA) Loan 3 atau Concessional Loan 4, yang berasal dari suatu negara atau lembaga multilateral, yang ditujukan untuk pembangunan ekonomi atau untuk peningkatan kesejahteraan sosial bagi negara penerima dan memiliki komponen hibah (grant element) sekurangkurangnya 35% (tigapuluh lima per seratus). Contohnya pinjaman dari Perancis untuk membiayai berbagai program penanganan perubahan iklim atau baru-baru ini tawaran pinjaman keuangan dari Jerman untuk proyekproyek bidang transportasi, infrastruktur termasuk juga pengembangan geothermal. Fasilitas Kredit Ekspor adalah pinjaman komersial yang diberikan oleh lembaga keuangan atau lembaga non keuangan di negara pengekspor yang dijamin oleh lembaga penjamin kredit ekspor. Contohnya fasilitas ini diberikan untuk UKM pada sektor furniture, pangan dan perikanan. Pinjaman Komersial adalah pinjaman luar negeri Pemerintah yang diperoleh dengan persyaratan yang berlaku di pasar dan tanpa adanya penjaminan dari lembaga penjamin kredit ekspor. Pinjaman Campuran adalah kombinasi antara dua unsur atau lebih yang terdiri dari hibah, pinjaman lunak, fasilitas kredit ekspor, dan pinjaman komersial. Semua bentuk dan jenis pinjaman luar negeri ini diterima dari negara asing, lembaga multilateral, lembaga keuangan dan lembaga non keuangan asing, dan lembaga keuangan non asing, yang berdomisili dan melaksanakan kegiatan usaha diluar wilayah negara RI. 1 Pinjaman program adalah pinjaman luar negeri dalam valuta asing yang dapat dirupiahkan dan digunakan untuk pembiayaan APBN. 2 Pinjaman proyek adalah pinjaman luar negeri yang digunakan untuk membiayai kegiatan pembangunan tertentu. 3 ODA Loans adalah pinjaman dengan suatu maturity lebih dari satu tahun yang memenuhi kriteria sebagaimana definsi ODA, yang diberikan oleh pemerintah atau lembaga-lembaga resmi dan untuk mana pembayarannya kembali diperlukan dalam mata uang convertible atau dalam bentuk barang (in kind). 4 Concessional Loan adalah pinjaman yang diberikan berdasarkan persyaratan yang secara substansial lebih murah dari pinjaman pasar. Sie Infokum Ditama Binbangkum 2
3 2. Pengelolaan utang luar negeri Salah satu kewenangan Pemerintah dalam hal keuangan adalah melaksanakan pinjaman luar negeri. Namun pelaksanaan ini tidak boleh dilaksanakan secara sembrono. Pentingnya pinjaman luar negeri untuk mendukung pembiayaan proyek-proyek atau untuk tambahan pembiayaan defisit anggaran mengharuskan Pemerintah untuk melakukan pengelolaan yang cermat terhadap utang atau pinjaman luar negeri sehingga Pemerintah kemudian menetapkan peraturan perundang-undangan untuk mengatur pengelolaan utang luar negeri. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan/atau Penerimaan Hibah serta Penerusan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri diatur adanya tahapan-tahapan meliputi perencanaan, pelaksanaan dan penatausahaan, pelaporan, monitoring, evaluasi dan pengawasan atas utang luar negeri. Perencanaan Dalam rangka perencanaan pinjaman luar negeri, Presiden menetapkan Rencana Kebutuhan Pinjaman Luar Negeri (RKPLN) selama 5 (lima) tahun dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) serta berdasarkan usulan Menteri Keuangan dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas kemudian menyusun Daftar Rencana Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri Jangka Menengah (DRPHLN-JM) dengan menggunakan RKPLN dan RPJM sebagai pedomannya. DRPHLN-JM ini diperoleh berdasarkan usulan kegiatan yang diajukan oleh Kementerian Negara/Lembaga, Pemerintah Daerah dan BUMN. Usulan kegiatan dari Kementerian Negara/Lembaga berupa kegiatan dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya dengan memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut : a. kriteria umum dimana kegiatan sesuai dengan arahan dan sasaran RPJM, kegiatan dilakukan dalam rangka pencapaian sasaran program yang menjadi prioritas pembangunan nasional, kegiatan harus mempertimbangkan kemampuan pelaksanaan, kegiatan secara teknis dan pembiayaan lebih efisien untuk dibiayai dari pinjaman luar negeri, dan hasil kegiatan dapat dioperasikan oleh sumberdaya dalam negeri serta diperluas untuk kegiatan lainnya. Sie Infokum Ditama Binbangkum 3
4 b. kegiatan dalam rangka pencapaian sasaran tugas pokok dan fungsi Kementerian Negara/Lembaga. Kementerian Negara/Lembaga juga dapat menginisiasi kegiatan untuk Pemerintah Daerah berupa usulan kegiatan yang sebagian atau seluruhnya akan diteruspinjamkan, yang selanjutnya akan diusulkan oleh Pemerintah Daerah tersebut. Usulan kegiatan dari Pemerintah Daerah harus memperhatikan kriteria umum dan kriteria khusus yang mencakup : 1) kegiatan investasi untuk prasarana dan/atau sarana yang menghasilkan penerimaan pada APBD yang diperoleh dari pungutan atas prasarana/sarana tersebut, 2) kegiatan merupakan urusan Pemerintah Daerah, 3) kegiatan dalam rangka pencapaian sasaran program yang merupakan prioritas RPJMD dan sejalan dengan program RPJM, 4) kegiatan memberikan manfaat langsung bagi pelayanan masyarakat daerah setempat, 5) Pemda mempunyai kemampuan fiskal untuk memenuhi kewajiban pembayaran kembali pinjaman. Sedangkan usulan kegiatan dari BUMN juga harus memperhatikan kriteria umum dan kriteria khusus yaitu kegiatan investasi ini dimaksudkan untuk memperluas dan meningkatkan pelayanan serta meningkatkan penerimaan BUMN, dan BUMN mempunyai proyeksi kemampuan keuangan untuk memenuhi kewajiban pembayaran kembali pinjaman tersebut. Usulan-usulan tersebut dilampiri dengan kerangka acuan kerja, dokumen studi kelayakan kegiatan, dan surat persetujuan dari DPRD (khusus untuk Pemerintah Daerah). Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional kemudian melakukan penilaian atas usulan-usulan kegiatan tersebut meliputi penilaian administrasi, penilaian teknis dan penilaian pendanaan. Penilaian administrasi dilakukan berdasarkan kelengkapan dokumen administrasi. Penilaian teknis meliputi kesesuaian usulan kegiatan dengan sasaran program RPJM, kelayakan teknis, kelayakan ekonomi, kelayakan finansial dan kemampuan pelaksanaan instansi pelaksana. Sementara penilaian pendanaan diperoleh melalui sinkronisasi pendanaan. DRPHLN-JM ini kemudian disampaikan kepada Menteri Keuangan dan Menteri pada Kementerian Negara/Lembaga/Kepala Daerah/Direksi BUMN yang mengusulkan dan calon Pemberi Pinjaman Luar Negeri (PPLN) serta diinformasikan kepada masyarakat. Sie Infokum Ditama Binbangkum 4
5 Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas kemudian melaksanakan pertemuan berkala dengan calon PPLN dengan melibatkan Menkeu, Menlu dan instansi terkait lainnya untuk memperoleh kesepakatan mengenai kegiatan dalam DRPHLN-JM yang sesuai dengan program calon PPLN. Berdasarkan kesepakatan, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas berkoordinasi dengan instansi pengusul dan/atau pelaksana kegiatan untuk menyusun rencana kegiatan rinci dalam rangka meningkatkan kesiapan rencana pelaksanaan kegiatan. Kegiatan yang telah memenuhi kesiapan dicantumkan dalam Daftar Rencana Prioritas Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri (DRPPHLN), dan disampaikan kepada Menkeu, Menteri pada Kementerian Negara/Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah/Direksi BUMN dan calon PPLN. Berdasarkan kegiatan dalam DRPPHLN, Kementerian Negara/Lembaga/Pemerintah Daerah/BUMN melakukan penyempurnaan persiapan pelaksanaan kegiatan, sementara bagi Pemda/BUMN harus melakukan koordinasi dengan Menkeu guna penyusunan rancangan Naskah Perjanjian Penerusan Pinjaman Luar Negeri. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas kemudian melakukan koordinasi dengan calon PPLN untuk mendapatkan indikasi komitmen pendanaan. Setelah didapatkan, Daftar Kegiatan disampaikan kepada Menkeu dan calon PPLN. Menkeu kemudian melakukan perundingan antara Pemerintah dengan melibatkan unsur-unsur Kementerian Keuangan, Kementerian Perencanaan, Kementerian Luar Negeri dan instansi lainnya didampingi ahli hukum, bersama dengan calon PPLN. Hasil perundingan ini kemudian dituangkan dalam Naskah Perjanjian Pinjaman Luar Negeri (NPPLN), sekurangkurangnya memuat jumlah, peruntukan dan persyaratan pinjaman. NPPLN 5 ini berlaku sejak ditandatangani kecuali ditentukan lain oleh naskah tersebut, kemudian disampaikan oleh Depkeu kepada BPK dan instansi terkait. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas kemudian menyusun RK-PHLN yang isinya meliputi rincian jenis kegiatan, lokasi, rencana alokasi anggaran, satuan kerja pelaksana kegiatan, jadwal 5 NPPLN ini dapat diubah diawali dengan pengajuan usulan oleh Menteri pada Kementerian Negara/Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah/Direksi BUMN meliputi perubahan rencana kegiatan, realokasi dana, perpanjangan masa berlaku perjanjian dan/atau pembatalah sebagian kegiatan dan/atau dana kepada Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas untuk dinilai lalu direkomendasikan perubahannya kepada Menkeu. Sie Infokum Ditama Binbangkum 5
6 pelaksanaan, kebutuhan dana pendamping, dan mekanisme pengadaan barang dan jasa. Pelaksanaan Penarikan pinjaman luar negeri dilakukan melalui mekanisme APBN, dengan tata cara : pembukaan L/C, pembayaran Langsung (Direct Payment) 6, reksus (Special Account) 7 dan penggantian pembiayaan pendahuluan (Reimbursement) 8. Penarikan pinjaman luar negeri dengan pembukaan L/C didahului dengan pengajuan Surat Permintaan Penerbitan Surat Kuasa Penarikan Dana (SPP-SKPD) L/C sebesar nilai Kontrak Pengadaan Barang dan Jasa oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran (PA/KPA) kepada KPPN. KPPN kemudian menerbitkan SKPD L/C dan mengirimkannya kepada BI atau Bank dengan tembusan kepada Dirjen Bea dan Cukai dan PA/KPA. PA/KPA kemudian memberitahukan kepada rekanan/importer untuk mengajukan pembukaan L/C kepada BI atau bank dengan melampirkan KPBJ dan daftar barang yang akan diimpor serta dokumen pendukung lain yang diatur oleh BI atau bank. BI atau bank kemudian membuka L/C kepada bank koresponden dan tembusan dokumen pembukaan L/C disampaikan kepada KPPN dan Dirjen Pengelolaan Utang. Atas dasar L/C yang telah dibuka, BI atau bank meminta Pemberi Pinjaman Luar Negeri untuk menerbitkan surat pernyataan kesediaan melakukan pembayaran. Terhadap L/C yang telah dicairkan, Direktorat Pengelolaan Pinjaman/Hibah Luar Negeri, BI atau Bank menerima Notice of Disbursement (NOD) dari Pemberi Pinjaman Luar Negeri. BI kemudian menerbitkan Nota Disposisi dan membukukan ekuivalen Rupiah ke dalam Rekening Kas Negara serta menyampaikan tembusannya kepada KPPN. Oleh KPPN kemudian diterbitkan dan dibukukan Surat Perintah Pembukuan/Pengesahan (SP3) 9 serta menyampaikan kepada PA/KPA sebagai dasar pembukuan SAI. 6 Pembayaran Langsung adalah penarikan dana yang dilakukan oleh KPPN yang ditunjuk atas permintaan Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran dengan cara mengajukan aplikasi penarikan dana kepada Pemberi Pinjaman Luar Negeri untuk membayar langsung kepada rekanan/pihak yang dituju. 7 Rekening khusus (reksus) adalah rekening yang dibuka oleh Menkeu pada Bank Indonesia atau Bank untuk menampung sementara dana pinjaman dan/atau hibah luar negeri tertentu berupa initial deposit untuk kebutuhan pembiayaan kegiatan selama periode tertentu dan setelah digunakan diisi kembali dengan mengajukan penggantian (replenishment) kepada Pemberi Pinjaman Luar Negeri. 8 Penggantian Pembiayaan Pendahuluan (reimbursement) adalah pembayaran yang dilakukan oleh Pemberi Pinjaman Luar Negeri untuk penggantian dana yang pembiayaan kegiatannya dilakukan terlebih dahulu melalui Rekening Bendahara Umum Negara dan/atau Rekening Kas Negara atau Rekening Penerima Penerusan Pinjaman. 9 SP3 adalah surat perintah yang diterbitkan oleh KPPN selaku kuasa BUN, yang fungsinya dipersamakan sebagaimana SPM/SP2D, kepada Bank Indonesia dan Satker untuk dibukukan/disahkan sebagai penerimaan dan Sie Infokum Ditama Binbangkum 6
7 Penarikan pinjaman luar negeri dengan pembayaran langsung dilakukan sebagai berikut : PA/KPA dengan menyampaikan Surat Permintaan Penerbitan Aplikasi Penarikan Dana Pembayaran Langsung (SPP-APD PL) kepada KPPN. Kemudian KPPN menerbitkan APD-PL/withdrawal application dan menyampaikannya kepada Pemberi Pinjaman Luar Negeri lalu dilakukan pembayaran langsung oleh Pemberi Pinjaman Luar Negeri kepada rekanan. Untuk setiap transaksi yang telah dilakukan, Direktorat Pinjaman dan Hibah Luar Negeri, KPPN dan BI menerima Notice of Disbursement (NOD) dari Pemberi Pinjaman Luar Negeri. Atas NOD ini KPPN menerbitkan SP3 dan menyampaikan kepada BI untuk dibukukan serta kepada PA/KPA sebagai dasar pembukuan SAI. Sedangkan penarikan pinjaman luar negeri dengan reksus dilakukan oleh Dirjen Perbendaharaan pada BI atau bank. Kemudian atas permintaan PA/KPA, Dirjen Perbendaharaan mengajukan permintaan pengisian initial deposit kepada Pemberi Pinjaman Luar Negeri untuk kebutuhan pembiayaan selama periode tertentu atau senilai pinjaman yang ditentukan dalam NPPLN. Lalu PA/KPA mengajukan SPM/SPP, SKM, Reksus L/C dengan dilampiri dokumen pendukung kepada KPPN yang menjadi dasar bagi KPPN untuk menerbitkan SP2D atau SKM Reksus L/C. Dokumen yang diterbitkan tersebut disampaikan kepada BI atau Bank dan menjadi dasar untuk melakukan pembebanan pada Reksus. PA/KPA kemudian memberitahukan rekanan/importer untuk membuka L/C di BI atau bank dengan melampirkan KPBJ dan daftar barang yang akan diimpor serta dokumen pendukung lainnya. BI atau bank kemudian membuka L/C kepada bank koresponden dan tembusan dokumen pembukaan L/C disampaikan kepada KPPN dan Dirjen Pengelolaan Utang. BI atau bank kemudian membebani reksus untuk melakukan pembayaran kepada bank koresponden untuk diteruskan kepada pemasok. Atas pembebanan ini, BI menerbitkan Nota Disposisi sebagai realisasi L/C dan membukukan ekuivalen Rupiah ke dalam Rekening Kas Negara KKPN penerbit SKM Reksus L/C dengan menerbitkan Nota Debet/Kredit sebagai realisasi penarikan pinjaman luar negeri serta disampaikan kepada KPPN. KPPN kemudian menerbitkan dan membukukan SP3 pada tahun anggaran berjalan sebagai realisasi APBN dan menyampaikannya kepada PA/KPA dan Dirjen Pengelolaan Utang. Apabila pengeluaran dalam APBN atas realisasi penarikan pinjaman dan/atau hibah luar negeri melalui tata cara PL dan L/C. Sie Infokum Ditama Binbangkum 7
8 terdapat sisa dana dalam reksus setelah closing account maka sisa dana kembali kepada Pemberi Pinjaman Luar Negeri. Sementara penarikan pinjaman luar negeri dengan mekanisme reimbursement untuk dana rekening BUN dan/atau rekening kas negara atau rekening Penerima Penerusan Pinjaman (PPP) dilakukan sebagai berikut : PA/KPA mengajukan bukti-bukti pengeluaran pembiayaan pendahuluan dan Rincian Penggunaan Uang Kepada KPPN. Atas dasar bukti-bukti tersebut dan dokumen pendukung lain yang diminta oleh Pemberi Pinjaman Luar Negeri, KPPN mengajukan APD kepada Pemberi Pinjaman Luar Negeri. Lalu Pemberi Pinjaman menerbitkan NOD atau dokumen lain yang dipersamakan dan diberikan kepada Dirjen Pengelolaan Utang, KPPN dan BI. Berdasarkan NOD, KPPN menerbitkan SP3 dan mengirimkan kepada PA/KPA sebagai bahan pembukuan SAI. Penatausahaan Sebagai wakil dari Pemerintah, Menteri Keuangan memiliki kewajiban untuk melakukan penatausahaan pinjaman luar negeri dalam bentuk kegiatan administrasi pengelolaan pinjaman dan akuntansi pengelolaan pinjaman. Pinjaman luar negeri ini dituangkan dalam dokumen satuan anggaran dan selanjutnya dituangkan dalam dokumen pelaksanaan anggaran. Sesuai dengan PSAP 9 paragraf 21, pengakuan pinjaman luar negeri dibedakan berdasarkan cara-cara penarikannya yaitu sebagai berikut : (i) dengan pembukaan L/C, pinjaman diakui saat pemberi pinjaman melakukan disbursement kepada bank koresponden untuk membayar L/C tersebut, dan realisasi disbursement tersebut diberitahukan oleh pemberi pinjaman kepada peminjam dengan NOD. (ii) dengan pembayaran langsung, diakui saat pemberi pinjaman melakukan disbursement kepada rekanan, dan diberitahukan oleh pemberi pinjaman kepada peminjam melalui NOD. (iii) dengan pembukaan reksus, pinjaman diakui saat pemberi pinjaman melakukan disbursement ke reksus tersebut. (iv) dengan pembiayaan pendahuluan, diakui saat pemberi pinjaman melakukan disbursement ke rekening BUN dan/atau rekening Kas Negara atau rekening Penerima Penerusan Pinjaman untuk mengganti pengeluaran yang telah dilakukan. Sie Infokum Ditama Binbangkum 8
9 Utang tersebut dicatat sebesar nilai nominal berdasarkan nilai tukar (kurs tengah BI) pada tanggal neraca dan disajikan sebesar nilai tercatat 10. Selain itu perlu juga diungkapkan rincian dari masing-masing utang, jatuh tempo, tingkat bunga, amortisasi diskonto/premium, dan selisih kurs utang dalam valuta asing yang terjadi antar kurs transaksi dan kurs tanggal neraca. Pelaporan, Monitoring, dan Evaluasi Pinjaman luar negeri yang telah digunakan untuk membiayai kegiatankegiatan tertentu harus selalu dilaporkan oleh Menteri pada Kementerian Negara/Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah/Direksi BUMN kepada Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan. Laporan tersebut berwujud Laporan Pelaksanaan Kegiatan mencakup perkembangan realisasi penyerapan dana, perkembangan pencapaian pelaksanaan fisik, perkembangan proses pengadaan barang dan jasa, permasalahan/kendala yang dihadapi dan langkah tindak lanjut yang diperlukan dengan acuan RPK-PHLN. Bukan hanya melaporkan kegiatan, Menteri pada Kementerian Negara/Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah/Direksi BUMN juga memiliki kewajiban untuk melaksanakan evaluasi tahap akhir atas pencapaian sasaran kegiatan yang ditetapkan dan evaluasi atas dampak pelaksanaan kegiatan. Baik laporan pelaksanaan kegiatan maupun hasil evaluasi disampaikan kepada Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas untuk diolah. Laporan pelaksanaan kegiatan tersebut akan dievaluasi dan disajikan menjadi Laporan Kinerja Pelaksanaan Pinjaman yang sekaligus juga berisi langkah-langkah tindak lanjut bilamana timbul permasalahan-permasalahan selama pelaksanaan kegiatan. Sedangkan hasil evaluasi diolah oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas untuk disusun dalam suatu laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan yang akan digunakan sebagai bahan untuk perencanaan tahap selanjutnya. Selain melalui pelaporan, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas juga mengadakan rapat berkala pada setiap berakhirnya triwulan dan kunjungan lapangan sebagai bentuk pemantauan. Sementara Menteri Keuangan akan melakukan koordinasi dengan Gubernur 10 Nilai tercatat adalah nilai buku utang yang dihitung dari nilai nominal setelah dikurangi atau ditambah diskonto atau premium yang belum diamortisasi. Sie Infokum Ditama Binbangkum 9
10 BI guna mengeluarkan Laporan Realisasi Penyerapan Pinjaman secara triwulanan. D. PENUTUP Kebijakan utang luar negeri atau pinjaman luar negeri ini diharapkan dapat membantu mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat sehingga dalam pengelolaannya harus dilakukan secara penuh tanggungjawab. Selain dalam setiap tahapannya harus mengikuti mekanisme yang dipersyaratkan peraturan perundang-undangan, Pemerintah yang diwakili oleh Menteri Keuangan juga harus memiliki keterbukaan informasi mengenai kebijakan pinjaman dan/atau hibah luar negeri, jumlah hibah luar negeri, posisi utang luar negeri, sumber pinjaman luar negeri dan jenis pinjaman luar negeri. Publikasi ini diharapkan dapat meningkatkan kepedulian masyarakat untuk melakukan pengawasan terhadap pengelolaan utang luar negeri selain pengawasan dari pengawas internal dan/atau dari lembaga pemeriksa eksternal (BPK). Referensi : - UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. - PP Nomor 2 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan/atau Penerimaan Hibah serta Penerusan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri. - Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Nomor : PER.005/M.PPN/06/2006 tentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan Serta Penilaian Kegiatan Yang Dibiayai Dari Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri. - Peraturan Menteri Keuangan Nomor 143/PMK.05/2006 tentang Tata Cara Penarikan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri. - Buletin Teknis Utang. - IMF, External Debt Statistics. Sie Infokum Ditama Binbangkum 10
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL,
PERATURAN MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL NOMOR: PER. 005/M.PPN/06/2006 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN DAN PENGAJUAN USULAN SERTA PENILAIAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 143/PMK.05/2006 TENTANG TATA CARA PENARIKAN PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 143/PMK.05/2006 TENTANG TATA CARA PENARIKAN PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 207/PMK.05/2008 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 207/PMK.05/2008 TENTANG TATA CARA PENARIKAN PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERI YANG DITERUSPINJAMKAN KEPADA BADAN USAHA MILIK
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN DAN/ATAU PENERIMAAN HIBAH SERTA PENERUSAN PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN DAN/ATAU PENERIMAAN HIBAH SERTA PENERUSAN PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPINJAMAN DALAM NEGERI
PINJAMAN DALAM NEGERI A. Latar Belakang Skim pinjaman dalam negeri memang belum terlalu dikenal dibandingkan dengan skim pinjaman luar negeri. Padahal keduanya merupakan sumber pembiayaan yang diakui sebagaimana
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN DAN/ATAU PENERIMAAN HIBAH SERTA PENERUSAN PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 52 /PMK. 010 /2006 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN HIBAH KEPADA DAERAH MENTERI KEUANGAN,
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 52 /PMK. 010 /2006 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN HIBAH KEPADA DAERAH MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 3 ayat (2) dan Pasal 6 Peraturan
Lebih terperinci2011, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nom
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.761, 2011 BAPPENAS. Prosedur Kegiatan. Biaya Luar Negeri. Hibah. PERATURAN MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Lebih terperincipenerusan utang atau hibah luar negeri kepada Pemerintah Daerah/BUMN/BUMD, diatur dengan peraturan pemerintah.
3. Undang- Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. Pasal 38 ayat 1,2 dan 4. Pasal 38 (1) Menteri Keuangan dapat menunjuk pejabat yang diberi kuasa atas nama Menteri Keuangan untuk mengadakan
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 91 /PMK.05/2010 TENTANG TATA CARA PENARIKAN PINJAMAN DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 91 /PMK.05/2010 TENTANG TATA CARA PENARIKAN PINJAMAN DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang
Lebih terperinciPERENCANAAN, PELAKSANAAN/PENATAUSAHAAN, DAN PEMANTAUAN PENERUSAN PINJAMAN LUAR NEGERI PEMERINTAH KEPADA DAERAH
PERENCANAAN, PELAKSANAAN/PENATAUSAHAAN, DAN PEMANTAUAN PENERUSAN PINJAMAN LUAR NEGERI PEMERINTAH KEPADA DAERAH A. PENGANTAR Pinjaman luar negeri merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang digunakan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 52 /PMK. 010 /2006 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN HIBAH KEPADA DAERAH MENTERI KEUANGAN,
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 52 /PMK. 010 /2006 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN HIBAH KEPADA DAERAH MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 3 ayat (2) dan Pasal 6 Peraturan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL,
SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN, PENGAJUAN USULAN, PENILAIAN, PEMANTAUAN,
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN, PENGAJUAN USULAN, PENILAIAN,
Lebih terperinci1 of 15 21/12/ :53
1 of 15 21/12/2015 13:53 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 188/PMK.07/2012 TENTANG HIBAH DARI PEMERINTAH PUSAT KEPADA PEMERINTAH DAERAH DENGAN
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BERSAMA DIREKTUR JENDERAL PENGELOLAAN UTANG DAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 01 /PU/2007 NOMOR PER- 74 /PB/2007 TENTANG TATA CARA PENYAMPAIAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1183, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Hibah. Pemerintah Pusat. Pemerintah Daerah. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 188 /PMK.07/2012 TENTANG HIBAH DARI
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 53 /PMK.010/2006 TENTANG
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 53 /PMK.010/2006 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PINJAMAN DAERAH DARI PEMERINTAH YANG DANANYA BERSUMBER DARI PINJAMAN LUAR NEGERI MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 35 /KMK.07/2003 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN/PENATAUSAHAAN, DAN PEMANTAUAN PENERUSAN PINJAMAN LUAR
Lebih terperinciBADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL NOMOR 4
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN PENERIMAAN HIBAH
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN PENERIMAAN HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 53/PMK.010/2006 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 53/PMK.010/2006 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PINJAMAN DAERAH DARI PEMERINTAH YANG DANANYA BERSUMBER DARI PINJAMAN LUAR NEGERI MENTERI
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 151/PMK.05/2011 TENTANG TATA CARA PENARIKAN PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERI
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 151/PMK.05/2011 TENTANG TATA CARA PENARIKAN PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN PENERIMAAN HIBAH
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN PENERIMAAN HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENGADAAN DAN PENERUSAN PINJAMAN DALAM NEGERI OLEH PEMERINTAH
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENGADAAN DAN PENERUSAN PINJAMAN DALAM NEGERI OLEH PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinci1 of 10 18/12/ :50
1 of 10 18/12/2015 15:50 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 151/PMK.05/2011 TENTANG TATA CARA PENARIKAN PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN PENERIMAAN HIBAH
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN PENERIMAAN HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENGADAAN DAN PENERUSAN PINJAMAN DALAM NEGERI OLEH PEMERINTAH
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENGADAAN DAN PENERUSAN PINJAMAN DALAM NEGERI OLEH PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciMEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN PENERIMAAN HIBAH. BAB I KETENTUAN UMUM
www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN PENERIMAAN HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBERITA NEGARA. LIPI. Hibah Luar Negeri. Pinjaman. Pengelolaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA
No. 1196, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LIPI. Hibah Luar Negeri. Pinjaman. Pengelolaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENGADAAN DAN PENERUSAN PINJAMAN DALAM NEGERI OLEH PEMERINTAH
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENGADAAN DAN PENERUSAN PINJAMAN DALAM NEGERI OLEH PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35/KMK.07/2003 TENTANG
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35/KMK.07/2003 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN/PENATAUSAHAAN, DAN PEMANTAUAN PENERUSAN PINJAMAN LUAR NEGERI PEMERINTAH KEPADA DAERAH Menimbang: a. bahwa
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.853, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Pinjaman. Hibah. Pemerintah. Pemantauan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 224/PMK.08/2011 TENTANG TATA CARA PEMANTAUAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1376, 2016 KEMENKEU. pemberi Pinjaman/Hibah Luar Negeri. Dana. Penyediaan dan Pengembalian. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 135/PMK.05/2016 TENTANG
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 224/PMK.08/2011 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 224/PMK.08/2011 TENTANG TATA CARA PEMANTAUAN DAN EVALUASI ATAS PINJAMAN DAN HIBAH KEPADA PEMERINTAH DENGAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1627, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Pinjaman. Hibah. Luar Negeri. Penyediaan. Refund. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 223 /PMK.05/2013 TENTANG
Lebih terperinci2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang
No.1000, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. PDN. PLN. Penerusan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 /PMK.05/2016 TENTANG TATA CARA PENERUSAN PINJAMAN
Lebih terperinci2016, No Mengingat : Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pengadaan Dan Penerusan Pinjaman Dalam Negeri (Lembaran Negara
No.753, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Pinjaman. Dalam Negeri. Penarikan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79/PMK.05/2016 TENTANG TATA CARA PENARIKAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN 168/PMK.07/2008 TENTANG HIBAH DAERAH MENTERI KEUANGAN,
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 168/PMK.07/2008 TENTANG HIBAH DAERAH MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 22 ayat (2) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 180/PMK.08/2012 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 180/PMK.08/2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 224/PMK.08/2011 TENTANG TATA CARA
Lebih terperinciSALINAN NOMOR 151/PMK.05/2011 TENTANG TATA CARA PENARIKAN PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 151/PMK.05/2011 TENTANG TATA CARA PENARIKAN PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 53 /PMK
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 53 /PMK.010/2006 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PINJAMAN DAERAH DARI PEMERINTAH YANG DANANYA BERSUMBER DARI PINJAMAN LUAR NEGERI MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciDAFTAR ISI 1. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN PENERIMAAN HIBAH...
a b DAFTAR ISI 1. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN PENERIMAAN HIBAH... 2. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PINJAMAN DARI PEMERINTAH KEPADA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinci2016, No Negara/Pemerintah Daerah beserta perubahannya sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dalam perkembangannya perlu dilakukan penyesuaian d
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1088, 2016 KEMENKEU. PPLN. Penarikan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121/PMK.05/2016 TENTANG TATA CARA PENARIKAN PENERUSAN
Lebih terperinciLampiran 1 Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor : P.46/Menhut-II/2011 Tanggal : 24 Mei 2011 B A B I
Lampiran 1 Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor : P.46/Menhut-II/2011 Tanggal : 24 Mei 2011 B A B I P E N D A H U L U A N 1. 1. L a t a r B e l a k a n g a. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Lebih terperinciPENGAJUAN USULAN KEGIATAN YANG DIBIAYAI DARI PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERI
PETUNJUK TEKNIS PENGAJUAN USULAN KEGIATAN YANG DIBIAYAI DARI PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERI PETUNJUK UMUM (BUKU I) KANTOR MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PINJAMAN DARI PEMERINTAH KEPADA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PINJAMAN DARI PEMERINTAH KEPADA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciKOMITE STÁNDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
IPSAP Nomor 03 tentang Pengakuan Penerimaan Pembiayaan yang Diterima pada Rekening Kas Umum Negara/Daerah dan Pengeluaran Pembiayaan yang Dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah INTERPRETASI PERNYATAAN
Lebih terperinciB A B I - UMUM. 5. Keputusan Presiden RI Nomor 96/M Tahun 1993 tentang Pembentukan Kabinet Pembangunan VI. Menimbang :
SKB MENKEU DENGAN KETUA BAPPENAS NO.185/KMK.03/1995 DNA NO. KEP.031/KET/5/1995 TENTANG TATA CARA Perencanaan, Pelaksanaan/Penatausahaan, dan Pemantauan Pinjaman/ Hibah Luar Negeri dalam rangka Pelaksanaan
Lebih terperinciKeputusan Bersama Menteri Keuangan dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas
Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas No. : 459 / KMK. 03/1999 No. : KEP 264/KET/09/1999 Tentang Perubahan Atas Surat Keputusan Bersama
Lebih terperinciPENGELOLAAN UANG PERSEDIAAN SUMBER DANA PINJAMAN LUAR NEGERI
PENGELOLAAN UANG PERSEDIAAN SUMBER DANA PINJAMAN LUAR NEGERI P engelolaan Uang Persediaan yang bersumber dari dana Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN), dapat diartikan sebagai jumlah UP yang dapat ditarik
Lebih terperinci2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 t
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1519, 2017 KEMENDAGRI. Hibah. Penerimaan dan Pengelolaan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG KETENTUAN PENERIMAAN DAN PENGELOLAAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.918, 2011 KEMENTERIAN KEUANGAN. Sumber Pembiayaan. Sumber Pembiayaan Alternatif. Penetapan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 245/PMK.08/2011 TENTANG
Lebih terperinciMenteri Perencanaan Pembangunan Nasionall Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasionall Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL NOMOR 3
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.5,2012 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.953, 2015 KEMENSETNEG. Hibah. Pengelolaan. PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN HIBAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PENGAJUAN USULAN KEGIATAN YANG DIBIAYAI DARI PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERI
PETUNJUK TEKNIS PENGAJUAN USULAN KEGIATAN YANG DIBIAYAI DARI PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERI PENINGKATAN KESIAPAN RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN (BUKU 3) KANTOR MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 259/PMK.05/2014 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 259/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PENGELOLAAN PENERUSAN PINJAMAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperincidilaksanakan dalam kerangka hubungan keuangan antara pemerintah daerah.
dilaksanakan dalam kerangka hubungan keuangan antara pemerintah daerah. pemerintah pusat dan Kedua peraturan perundang-undangan di atas secara tegas menjelaskan pelaksanaan kebijakan pinjaman daerah dan
Lebih terperinciRekening Dana Investasi (RDI)
Rekening Dana Investasi (RDI) A. Latar Belakang Pada awal pelaksanaan Pelita I, kegiatan investasi unit-unit usaha produktif pemerintah semakin meningkat. Ketersediaan dana untuk pembiayaan kegiatan-kegiatan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan efektivitas dan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.46/Menhut-II/2011 TENTANG
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.46/Menhut-II/2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN ADMINISTRASI PENGELOLAAN HIBAH LUAR NEGERI PADA KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciMENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 18/PRT/M/2006 TENTANG
MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 18/PRT/M/2006 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGENDALIAN PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERI BIDANG PEKERJAAN UMUM DEPARTEMEN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1327, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Penerusan. Sistem Akuntansi. Pelaporan. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 232 /PMK.05/2012 TENTANG PERUBAHAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
Lebih terperinciREPUBLIK INDONESIA PETUNJUK PENGUSULAN KEGIATAN YANG DIBIAYAI DARI PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERI
REPUBLIK INDONESIA PETUNJUK PENGUSULAN KEGIATAN YANG DIBIAYAI DARI PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERI 2010 2014 KEMENTERIAN NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.137, 2011 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA EKONOMI. Surat Berharga Syariah Negara. Pembiayaan Proyek. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5265) PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinci2013, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA. BAB I KETENTUAN UMU
No.103, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN NEGARA. Pelaksanaan. APBN. Tata Cara. (Penjelesan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5423) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinci2016, No Proyek/Kegiatan melalui penerbitan Surat Berharga Syariah Negara; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf
No. 1055, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. SBSN. Pembiayaan Proyek/Kegiatan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 120/PMK.08/2016 TENTANG TATA CARA
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 36 /PB/2006 TENTANG PETUNJUK PENCAIRAN DANA LOAN/CREDIT IBRD/IDA NO. 4790-IND/4078-IND
Lebih terperinci2015, No Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diatur dalam suatu Peraturan Menteri; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimak
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1485, 2015 KEMENKEU. Jaminan Pemerintah. Infrastruktur. Pinjaman Langsung. Lembaga Keuangan Internasional. BUMN. Pelaksanaan. Pemberian. Tata Cara. PERATURAN MENTERI
Lebih terperinciPOKOK -POKOK PERATURAN PINJAMAN DAN HIBAH LUAR NEGERI :
POKOK -POKOK PERATURAN PINJAMAN DAN HIBAH LUAR NEGERI : SEBAGAI PANDUAN DALAM PERENCANAAN, PELAKSANAAN DAN PEMANTAUAN PROYEK-PROYEK PHLN Disusun Oleh : DIREKTORAT PENDANAAN LUAR NEGERI BILATERAL BAPPENAS
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciPETUNJUK PENGUSULAN KEGIATAN YANG DIBIAYAI DARI PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERI
REPUBLIK INDONESIA PETUNJUK PENGUSULAN KEGIATAN YANG DIBIAYAI DARI PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERI 20100 2014 KEMENTERIAN NEGARAA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 28/PMK.05/2010 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN PENERUSAN PINJAMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 28/PMK.05/2010 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN PENERUSAN PINJAMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,
Lebih terperinciHibah Daerah. Hibah Daerah meliputi:
Hibah Daerah Hibah daerah adalah pemberian dengan pengalihan hak atas sesuatu dari Pemerintah atau pihak lain kepada Pemerintah Daerah atau sebaliknya yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 147/PMK.07/2006 TENTANG TATACARA PENERBITAN, PERTANGGUNGJAWABAN, DAN PUBLIKASI INFORMASI OBLIGASI DAERAH
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 147/PMK.07/2006 TENTANG TATACARA PENERBITAN, PERTANGGUNGJAWABAN, DAN PUBLIKASI INFORMASI OBLIGASI DAERAH MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan
Lebih terperinciPengajuan Usulan Kegiatan Untuk Dapat Dibiayai Dari Pinjaman dan Hibah Luar Negeri
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Petunjuk Teknis Pengajuan Usulan Kegiatan Untuk Dapat Dibiayai Dari Pinjaman dan Hibah Luar Negeri 2 PETUNJUK TEKNIS Pengajuan Usulan Kegiatan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2011 TENTANG PEMBIAYAAN PROYEK MELALUI PENERBITAN SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2011 TENTANG PEMBIAYAAN PROYEK MELALUI PENERBITAN SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk meningkatkan efektivitas dan
Lebih terperinciPENGUJIAN DOKUMEN PERSYARATAN PEMBAYARAN PINJAMAN LUAR NEGERI
PENGUJIAN DOKUMEN PERSYARATAN PEMBAYARAN PINJAMAN LUAR NEGERI 8 Menyebutkan Pengertian Ketentuan Mengenai Uang Muka PHLN Menjelaskan Batas Pencairan UP PHLN Menjelaskan Ketentuan Mengenai Sisa Dana PHLN
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 32 /PB/2006 TENTANG PETUNJUK PENCAIRAN DANA HIBAH NO. TF-056263 IDF GRANT
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1345, 2012 BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Hibah. Pengelolaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1622, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Kuntansi. Utang. Pemerintah. Sistem. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 218/PMK.05/2013 TENTANG SISTEM
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.229,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PMK.08/2012 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN DANA CADANGAN PENJAMINAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1311, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Biaya Konstruksi. Proyek Kerja Sama. Infrastruktur. Dukungan Kelayakan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 223/PMK.011/2012
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 174/PMK.08/2016 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN JAMINAN KEPADA PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT SARANA MULTI INFRASTRUKTUR DALAM RANGKA PENUGASAN PENYEDIAAN
Lebih terperinciPINJAMAN LUAR NEGERI DAN KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH. Oleh : Ikak G. Patriastomo 1
PINJAMAN LUAR NEGERI DAN KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH Oleh : Ikak G. Patriastomo 1 PENDAHULUAN Bantuan luar negeri dapat berupa pinjaman maupun hibah luar negeri. Pinjaman luar negeri lebih mendesak dibahas
Lebih terperinci*37998 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 107 TAHUN 2000 (107/2000) TENTANG PINJAMAN DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Copyright (C) 2000 BPHN PP 107/2000, PINJAMAN DAERAH *37998 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 107 TAHUN 2000 (107/2000) TENTANG PINJAMAN DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 199/PMK.05/2011 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN JASA BANK PENATAUSAHA PENERUSAN PINJAMAN ATAS BEBAN BAGIAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2011 TENTANG PEMBIAYAAN PROYEK MELALUI PENERBITAN SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2011 TENTANG PEMBIAYAAN PROYEK MELALUI PENERBITAN SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa penyelenggaraan pemerintahan negara
Lebih terperinciPINJAMAN OLEH PEMERINTAH DAERAH. Ilustrasi: https://www.cermati.com
PINJAMAN OLEH PEMERINTAH DAERAH Ilustrasi: https://www.cermati.com I. Pendahuluan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) mempunyai peran penting bagi Pemerintah Daerah dalam rangka pelaksanaan tugas
Lebih terperinci