BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Lteratur Peneltan Pasar Oblgas Pasar oblgas terdr atas pnjaman jangka panjang atau nstrumen utang selan yang dperdagangkan d pasar uang. Pasar n melput surat utang dan oblgas pemerntah, oblgas swasta, oblgas pemerntah daerah, sekurtas hpotek, oblgas sukuk syarah dan utang badan pemerntah. Instrumen-ntrumen n dsebut juga pasar modal dan pendapatan tetap, karena serng kal menjanjkan pola pendapatan tetap maupun alran pendapatan yang dtentukan dengan rumusrumus tertentu. Dalam prakteknya, rumus tersebut dapat menghaslkan alran pendapatan yang jauh dar tetap. Oleh karena tu stlah pendapatan tetap sebenarnya tdaklah terlalu tepat. Lebh mudah dan tepat kta sebut sebaga nstrumen utang atau oblgas. Oblgas merupakan sekurtas yang dterbtkan sehubungan dengan perjanjaan pnjaman. Penerbt oblgas akan membayar seluruh utangnya pada saat jatuh tempo sesua dengan nomnal (par value atau face value) oblgas tersebut. Tngkat mbal hasl kupon (coupon rate) dar oblgas tersebut menentukan bunga yang harus dbayar dengan mengalkan tngkat mbal hasl kupon dengan nomnal oblgas. Nla kupon tersebut cukup tngg untuk menark mnat nvestor. Kadangkala oblgas dterbtkan tanpa membayar kupon atau dsebut oblgas berkupon nol (zero-coupon bonds). Oblgas n dterbtkan dbawah harga nomnal dan mbal hasl adalah selsh dar harga pembelan dan nla nomnal oblgas Faktor Penentu Keamanan Oblgas Perusahaan pemerngkat oblgas menggunakan bass pemerngkatan mereka kebanyakan dar analss tren dan tngkat raso keuangan penerbt. Raso- raso pentng dgunakan untuk menla keamanan: 9

2 10 Raso cakupan (coverage rato). Raso dar laba perusahaan terhadap baya tetap. Raso n terdr: tmes nterest earned, yatu raso laba sebelum pembayaran bunga dan pajak atas kewajban bunga. Fxed charge coverage: termasuk pembayaran sewa guna dan dana pelunasan (sngkng fund) dengan kewajban bunga untuk kemudan dutsertakan dengan raso pendapatan atas seluruh kewajban kas tetap. Raso cakupan n apabla rendah kemungknan adanya kesultan arus kas. Raso Pengungkt (leverage rato). Raso utang terhadap modal. Raso n terlalu tngg menunjukan utang yang berlebhan, dan menunjukan bahwa perusahaan tdak mampu mencptakan laba untuk membayar kewajban oblgasnya. Raso Lkudtas (lqudty rato. Raso n terdr dar raso lancar (aktva lancar/kewajban jangka pendek) dan raso cepat (aktva tetap tanpa persedaan/kewajban jangka pendek). Raso n menghtung kemampuan perusahaan dalam membayar taghan-taghan dengan aset lkud perusahaan. Raso proftabltas (proftabltas rato). Raso n merupakan ukuran mbal hasl aset atau modal dan ndkator kesehatan keuangan perusahaan secara keseluruhan. Raso n dukur dengan (laba sebelum pajak dan bunga dbag dengan jumlah aktva). Perusahaan dengan tngkat mbal hasl aset yang tngg seharusnya lebh mampu menghaslkan uang dpasar modal karena mereka menawarkan mbal hasl yang lebh bak kepada calon nvestornya. Raso arus kas terhadap utang (cash flow-to-debt rato). Raso n adalah raso dar jumlah arus kas terhadap utang perusahaan Kontrak Oblgas dan Imbal Hasl Sebuah oblgas dterbtkan dengan suatu kontrak (ndenture), yatu kontrak dengan phak penerbt dan pemlk oblgas. Salah satu bagan dar kontrak tersebut adalah serangkaan pembatasan yang melndung hak-hak pemegang oblgas:

3 11 Angunan. Agunan merupakan aset perusahaan yang akan dterma pemegang oblgas apabla perusahaan gagal bayar. Jka anggunan tu berbentuk sekurtas, maka oblgasnya dsebut oblgas perwalan anggunan (collateral cash bond). Dana Pelunasan. Perusahaan setuju untuk membentuk dana pelunasan (snkng fund) guna mengalokaskan kewajban pembayaran selama beberapa tahun. Subordnas Utang Berkutnya. Faktor keamanan oblgas yang membatas utang perusahaan berkutnya (klausul subordnas). Pembatasan Dvden. Perjanjan hukum yang membatas besaran perusahaan untuk membayar dvdennya untuk melndung pemegang oblgas terhadap pembayaran dvden saham perusahaan. Imbal hasl dapat dbedakan antara mbal hasl hngga jatuh tempo yang djanjkan dengan mbal hasl yang dharapkan. Imbal hasl djanjkan hanya akan dapat dpenuh jka perusahaan mampu membayar kewajbannya terhadap oblgas yang terbt. Sedangkan mbal hasl yang dharapkan dar arus kas sangat jauh dbawah mbal hasl yang ddasarkan pada arus kas yang djanjkan Captal Asset Prcng Model (CAPM) Captal Asset Prcng Model (CAPM) adalah merupakan lmu ekonom keuangan modern. Model n memberkan predks yang tepat tentang bagamana hubungan antara rsko dan mbal hasl yang dharapkan. Model yang dmula dengan spesfkas plhan para nvestor. Investor secara keseluruhan terhadap portofolonya berharap mbal hasl yang dharapkan dan tdak suka portofolo yang bersko (varance atau standard devaton of return), maka sebaga akbatnya nvestor akan mengambl portofolo yang memlk rsko rendah dar mbal hasl dharapkan. Bahkan, para nvestor dengan rsko rendah akan memnta harga yang lebh tngg, yang pada akhrnya akan segera menurunkan mbal hasl yang dharapkan. Akbatnya, portofolo yang terseda untuk pembelan d pasar harus tunduk kepada beberapa aturan dan sstem perdagangan. Portofolo yang memlk rsko pasar harus menawarkan tarf mbal hasl yang dharapkan lebh

4 12 tngg jka mereka ngn dbel oleh nvestor. Tap kenyataan hubungannya tdak sepert tu. Ia sebenarnya harus dletakan pada Captal Asset Prcng Model (CAPM). Ddalam keuangan, CAPM dgunakan untuk menentukan suatu rate of return yang dngnkan yang sesua dar suatu aset, jka tu aset dtambahkan untuk sebuah portofolo yang sudah ddversfkas dengan bak, menjadkan rsko aset non-dversfkas. Model n mempertmbangkan kepekaan aset atas rsko bukan-dversfkas (yang dkenal sebaga rsko sstemats atau rsko pasar), serng dsebut dengan kuanttas betas ddalam ndustr yang keuangan, sebaga expected return of the market and the expected return of a theoretcal rsk-free asset. Harry Markowtz meletakan pondas manajemen portofolo modern pada tahun CAPM dkembangkan 12 tahun kemudan dalam artkel Wllam Sharpe (1964), John Lnter (1965), dan Jan Mossn (1966). Pokok dar asums asums n adalah kta mencoba untuk memastkan bahwa ndvdual adalah mrp satu sama lan, kecual dalam hal besaran kekayaan awal dan skap menghndar terhadap rsko. Keseragaman prlaku nvestor sangat menyederhanakan analsa kta. Asums-asums tersebut: 1. Terdapat banyak nvestor, para nvestor adalah penerma harga. 2. Investor merencanakan untuk satu perode nvestas yang dentk, pandangan jangka pendek yang tdak optmal yatu mengabakan apa yang akan terjad setelah akhr perode horzon waktu tunggal tersebut. 3. Investas dbatas hanya pada aset keuangan yang dperdagangkan secara umum sepert oblgas, dan kesepakatan pnjaman dan pemberan pnjaman yang bebas rsko. 4. Investor tdak membayar pajak atas mbal hasl dan juga tdak terdapat baya transaks (koms atau beban lannya) atas perdagangan sekurtas. 5. Seluruh nvestor berusaha mengoptmalkan mbal hasl rsko yang rasonal, yang berart mereka semua akan menggunakan model pemlhan portofolo Markowtz. 6. Seluruh nvestor menganalss sekurtas dengan cara yang sama dan mempunya pandangan ekonom yang sama tentang duna yang dhadap.

5 13 CAPM dsusun sebaga gambaran bahwa prem rsko yang tepat terhadap suatu aset akan dtentukan oleh konstrbusnya terhadap rsko dar seluruh portofolo nvestor. Rsko portofolo adalah hal yang pentng bag para nvestor dan hal menentukan prem rsko yang mereka kehendak. Msalnya kta ngn mengetahu rsko portofolo dar oblgas, kta harus mengukur konstrbus rsko pemegang oblgas terhadap rsko keseluruhan portofolo. Dalam bentuk persamaan regres prem rsko yang wajar dapat dnyatakan sebaga berkut: E( r ) = r + [ β E( r ) r ) ] f ( m f (1) E (R) = expected rate of return on th asset R f = rsk free rate of return E (RM) = expected rate of return on market portfolo β = estmate of beta for the th bond,. the non dversfable rsk for th asset. Prem rsko atas aset ndvudual adalah proporsonal terhadap prem rsko atas portofolo d pasar. Market portofolo (M), serta koofsen beta dar sekurtas secara relatf terhadap portofolo pasar. Betas mengukur bagamana volatltas pergerakan mbal hasl oblgas terhadap mbal hasl pasar. Dalam bentuk persamaan regres beta dapat dnyatakan sebaga berkut: β = Cov ( R, R m ) Var ( ) R m. (2) Interpretas membaca nla dar koefsen beta oblgas adalah sebaga berkut: 1. Beta Negatf, Beta kurang dar 0 menunjukkan hubungan yang berlawanan terhadap pergerakan pasar. 2. Beta=0, Uang tuna mempunya beta 0. Dengan kata lan, beta tanpa memperhatkan pergerakan harga pasar, nlanya tetap dan tdak berubah (tanpa nflas).

6 14 3. Beta antara 0 dan 1, Beta suatu oblgas perusahaan mempunya volatltas lebh rendah dar pasar yang mempunya beta=1 (tetap lebh besar dar 0). Beberapa oblgas perusahaan berada dalam ksaran beta n. 4. Beta =1, mewakl volatltas ndeks pasar secara keseluruhan terhadap satu atau kelompok oblgas yang akan dukur nla betanya. Bla suatu oblgas memlk beta =1, harga oblgas tersebut akan bergerak serarah dengan pergerakan pasar. 5. Beta > 1, menunjukkan suatu beta perusahaan volatltas yang lebh besar dar ndeks pasar. Angka n menghaslkan 1 sebaga rata-rata tertmbang dar beta seluruh aset. Jka beta pasar adalah 1( β M = 1 ), sedangkan pasar adalah portofolo dar seluruh aset ddalam perekonoman, maka beta rata-rata tertmbang dar seluruh aset harus sama dengan 1. Akbatnya, beta yang lebh besar dar 1 dpandang agresf, karena nvestas pada saham yang mempunya beta tngg mengandung tngkat senstvtas yang berada datas rata-rata terhadap perubahan-perubahan pasar. Beta dhtung dengan menggunakan analss regres. Beta sebaga kecenderungan suatu mbal hasl sekurtas untuk merespon atas penympangan pasar. Beta 1 menunjukkan bahwa harga sekurtas oblgas tu yang akan bergerak searah dengan pasar. Suatu beta kurang dar 1 berart bahwa volatltas harga sekurtas akan lebh kecl dpasar. Beta lebh besar dar 1 menunjukkan bahwa harga sekurtas akan lebh mudah bervolatltas dpasar. Sebaga contoh, jka beta bursa oblgas adalah 1.2, adalah secara teorts volatltas 20%. Suatu rata-rata rsko oblgas dgambarkan sebaga suatu kecendrungan pergerakan menngkat atau menurun ddalam pergerakan pasar sebaga ukuran ndek, sepert ndeks oblgas korporas Bursa Efek Indonesa (BEI) mempunya beta 1.0, nla n mengndkaskan secara umum pasar bergerak menngkat 10% maka harga oblgas akan menngkat 10%, dan jka pasar turun 10% harga maka harga oblgas turun 10%. Komposs beta 1.0 sebaga pergerakan menngkat atau menurun sebesar 10%. Jka beta suatu oblgas 2.0 berart harga oblgas tersebut akan menjad dua kal rsko portofolo dar rata-rata portofolo, dan n terjad

7 15 untuk jangka waktu pendek. Sebagan besar beta ddalam rng 0.5 sampa dengan 1.5 dan rata-rata 1.0. Hubungan antara mbal hasl yang dharapkan dengan beta dapat dsajkan secara grafk yang dsebut gars pasar sekurtas (securty market lne- SML) dalam gambar 2.1. Karena beta pasar adalah 1, maka kemrngannya merupakan prem rsko dar portofolo pasar. Pada sumbu horzontal dmana β =1 (yang merupakan beta portofolo pasar). Dengan kata lan, prem atas rsko adalah sama dengan β E r r )].. [ ( m f Gambar 2.1. Securty Market Lne SML Jka suatu oblgas dpandang bak untuk dbel, atau terlalu murah, maka oblgas tersebut akan menyedakan mbal hasl yang dharapkan lebh tngg dar mbal hasl yang dgambarkan oleh SML. Oblgas yang harganya terlalu murah akan berada datas SML. Dengan beta tertentu, maka mbal hasl yang dharapkan dar oblgas tersebut akan lebh tngg dbandngkan yang dsebutkan oleh CAPM. Selanjutnya, oblgas yang terlalu mahal akan berada dbawah SML Estmas Rsko Sstemats versus Rsko Spesfk Perusahaan: Sngle Factor Model 5 Persamaan regres 1 nampaknya tdak terlalu banyak berguna tanpa menjelaskan bagamana mengukur faktor yang dpandang mempengaruh mbal hasl oblgas. Salah satu pendekatan yang masuk akal adalah dengan menegaskan

8 16 bahwa tngkat mbal hasl atas ndeks oblgas sepert Bursa Efek Indonesa (BEI) merupakan proks yang vald sebaga faktor umum. Persamaan n mrp dengan model faktor, yang dsebut model ndeks tunggal (sngle-ndex model), karena menggunakan ndeks pasar sebaga proks atas faktor umum atau faktor sstemats. Imbal hasl berlebhan selama perode nvestas oblgas dnyatakan: r r = α + β ( r r ) f m f + e. (3) Atau R t = α + β mt R + e. (4) Tngkat mbal hasl dar setap sekurtas sebaga penjumlahan dar tga komponen: 1. Imbal hasl yang dharapkan jka pasar netral karena Smbol Jka mbal hasl pasar r f = R 2. Komponen mbal hasl yang menunjukan pergerakan Terhadap pasar secara keseluruhan, dmana β adalah Tngkat ketanggapan terhadap pergerakan pasar. 3. Komponen yang tdak dharapkan, karena prstwa Tdak dharapkan yang hanya relevan pada suatu Sekurtas (spesfk perusahaan). r m = 0 α β ( rm rf e ) Model ndeks dapat dformulaskan dengan hubungan oblgas dengan ndeks pasar oblgas korporas Bursa Efek Indonesa (BEI), dnyatakan dengan persamaan regres, dtentukan sebaga berkut: R = α + β R + ε M. (5) Dmana α (Intercept), dan β (Slope) adalah parameter regres dar perode mbal hasl sekurtas perusahaan setap tahun. R R tngkat mbal hasl dharapkan dar sekurtas, berhubungan dengan market return, dan adalah M error random atau resdu yang dtmbulkan dar non-systematc yatu dversfkas rsko dar sekurtas. ε

9 17 Dalam bentuk persamaan beta dapat dnyatakan sebaga berkut: β = Cov ( R, R Var ( R ) M M ). (6) Pada persamaan dengan regres dengan varabel tunggal, varabel bebas terletak dsektar gars lurus dengan ttk potong α dan kemrngan β. Devas dar gars e, salng tdak berkorelas dengan varabel terkatnya. Karena asums n adalah dentk dengan model ndeks, maka kta dapat memandang model ndeks sepert model regres. Senstvtas mbal hasl oblgas terhadap pasar, dukur dengan α β, sebaga kemrngan gars regres. Ttk potong gars regres adalah. Resdual yatu selsh mbal hasl aktual dengan mbal hasl yang dpredks. Untuk setap bulan, t, estmas resdual kta, yang merupakan devas mbal hasl dar predksnya menurut SCL. Resdual adalah rsko spesfk perusahaan yang tdak dpredks sebelumnya. Persamaan regres resdual : e t = R ( β R + α ) mt e. (7) Atau Devas (Resdual) = Imbal Hasl Aktual - Imbal Hasl Predks Rsko Oblgas Rsko yang melekat pada oblgas terdr dar dua komponen, yatu rsko sstemats (systematc rsk) dan rsko spesfk perusahaan (unsystematc rsk). Rsko sstemats yang dsebabkan oleh faktor eksternal perusahaan yatu faktor makro terhadap prekonoman secara keseluruhan, yatu rsko yang tdak dapat ddversfks dan mengkut pergerakan pasar yang juga dsebut rsko pasar (market rsk) dan tak terkendal oleh perusahaan. Rsko sstemats akan mempengaruh pasar secara keseluruhan. Sedangkan rsko spesfk perusahaan adalah faktor rsko yang unk dan khusus yang terkat perstwa-perstwa perusahaan yang dapat ddversfkas karena tdak mengkut pergerakan pasar.

10 18 Ada beberapa kemungknan konflk antara ukuran rsko pasar (rsko sstemats) dan rsko fundamental (rsko bsns, dan sebaganya). Sejumlah peneltan telah menelt hubungan antara pengukuran rsko pasar (rsko sstemats) dengan pengukuran rsko fundamental, sepert rsko bsns, rsko keuangan, dan rsko lkudtas. Penuls-penuls dalam stud n umumnya telah menympulkan bahwa ada hubungan yang sgnfkan antara pengukuran rsko pasar dan pengukuran rsko fundamental. Sehngga, kedua pengukuran rsko tersebut salng melengkap. Keberadaannya kelhatan beralasan, bak dalam fungs pasar modal, pengukuran rsko pasar harus mencermnkan karakterstk rsko fundamental dar aset. Sebaga contoh, Anda akan mengharapkan perusahaan yang memlk rsko bsns dan keuangan yang tngg untuk memlk beta d atas rata-rata. Pada saat yang sama, ada kemungknan bahwa perusahaan yang memlk tngkat rsko fundamental yang tngg dan standar devas mbal hasl oblgasnya dengan tngkat yang rendah dar rsko sstematk karena varabeltas pendapatan dan harga oblgas tdak terkat dengan ekonom atau pasar keseluruhan. Oleh karena tu, seseorang dapat menetapkan satu rsko prem untuk sebuah aset sebaga berkut: (Frank K Relly & Keth C. Brown, 2003) Rsk Premum = f (Busness Rsk, Fnancal Rsk, Lqudty Rsk, Interest Rate Rsk, Exchange Rate Rsk, Country Rsk, Purchasng Power Rsk/Inflaton Rsk) Or Rsk Premum = f (Systematc Market Rsk) Busness Rsk adalah ketdakpastan arus pendapatan yang dsebabkan oleh sfat bsns perusahaan. Keclnya arus pendapatan dar perusahaan, semakn sedkt pendapatan yang mengalr ke nvestor. Oleh karena tu, nvestor akan menuntut prem rsko yang ddasarkan pada ketdakpastan yang dsebabkan oleh dasar bsns yang kuat. Sebaga contoh, sebuah perusahaan rtel makanan basanya akan mengalam stabl penjualan dan pertumbuhan pendapatan dar waktu ke waktu dan memlk rsko bsns rendah dbandngkan dengan perusahaan secara otomats dalam ndustr tersebut, d mana penjualan dan penghaslan berfluktuas secara substansal melalu sklus bsns, menyratkan rsko bsns yang tngg.

11 19 Fnancal Rsk adalah ketdakpastan atas penjelasan metode atas keuangan nvestas perusahaan. Jka perusahaan hanya menggunakan oblgas atau saham untuk pembayaan nvestas, a hanya memkul rsko bsns. Tetap jka perusahaan memnjam uang untuk pembayaan nvestas, a tetap harus membayar baya pembayaan (dalam bentuk bunga ke kredtur) sebelum memberkan pendapatan kepada pemegang oblgas atau saham, sehngga ketdakpastan yang kembal ke ekutas nvestor menngkat. Adanya penngkatan ketdakpastan karena adanya baya tetap pembayaan dsebut rsko keuangan atau leverage keuangan dan menyebabkan penngkatan dalam rsko premum oblgas. Lqudty Rsk adalah ketdakpastan djelaskan oleh pasar sekunder untuk nvestor. Bla nvestor mengakuss sebuah aset, a berharap bahwa nvestas pada saat jatuh tempo (sepert dengan oblgas) akan laku kepada orang lan. Dalam kedua kasus n, nvestor berharap untuk dapat dkonvers menjad keamanan uang dan dapat dgunakan hasl n untuk konsums atau nvestas. Semakn sultnya untuk melakukan konvers n, makn besar rsko lkudtas. Investor harus mempertmbangkan dua pertanyaan ketka menla rsko lkudtas nvestas: (1) Berapa lama mengambl dkonvers menjad nvestas uang?. (2) Bagamana kepastan harga yang akan dterma atau ketdakpastan mengena seberapa cepat suatu nvestas dapat dbel atau djual dalam htungan ment?. Rsko lkudtas dapat menjad pertmbangan pentng bla nvestas asng d sekurtas tergantung pada negara dan lkudtas dar pasar oblgas. Interest Rate Rsk adalah pergerakan senstvtas perubahan harga berlawanan dengan perubahan tngkat suku bunga. Tngkat suku bunga nak (turun), harga oblgas akan turun (nak). Perubahan harga oblgas sebelum jangka waktunya berakhr tdak jelas. Investor seharusnya menjual oblgas sebelum jatuh tempo karena nterest rate rsk menngkat. Maka senstvtas perubahan harga oblgas terhadap nterest rate d pasar tergantung dar karakterstk dar coupon, maturty dan ops-ops yang dlakukan. Exchange Rate Rsk adalah ketdakpastan return dar nvestor yang mengakuss sekurtas domnan ddalam mata uang yang berbeda.

12 20 Kemungknan memkul rsko menjad lebh besar karena nvestor membel dan menjual aset d seluruh duna, dbandngkan dengan hanya aset d negara mereka sendr. Rsko yang terjad ddalam perusahaan dan oblgas berupa volatltas tngkat mata uang asng. Country Rsk dsebut juga Poltcal Rsk adalah hasl dar ketdakpastan yang dsebabkan oleh kemungknan suatu perubahan besar dalam lngkungan poltk atau ekonom suatu negara. Indvdu yang bernvestas d negara-negara yang tdak stabl sstem poltk ekonom harus menambahkan prem rsko poltk ketka mereka menentukan tngkat return. Rsko n pentng bag nvestor oblgas saat n. Dengan lebh banyak nvestor nvestas ke nternasonal, bak langsung maupun tdak langsung stabltas poltk, ekonom, dan kelangsungan hdup ekonom suatu negara perlu dpertmbangkan. Purchasng Power Rsk atau Inflaton Rsk. Faktor yang mempengaruh daya bel sekurtas adalah nflas yang dsebut rsko nflas. In adalah kesempatan daya bel yang dnvestaskan akan menurun. Dengan ketdakpastan nflas, yang benar-benar (nflas-dsesuakan) kembal melbatkan rsko meskpun nomnal kembal aman (msalnya, sebuah treasury bond). In adalah rsko yang berkatan dengan rsko suku bunga, sejak kenakan suku bunga umumnya menyebabkan menngkatnya nflas, karena tambahan permntaan pnjaman menambahan prem nflas dan sebaga pengurang kekuatan daya bel. Rsko n menngkat karena varas ddalam nla cash flow dar sekurtas menyebabkan nflas Interest Rate Rsk Kta telah mengetahu bahwa terdapat hubungan terbalk antara harga dan mbal hasl oblgas karena tngkat bunga sangat berfluktuas. Serng nak turunnya tngkat bunga pemlk oblgas mengalam keuntungan dan kerugan atas penjualan sekurtas yang dmlknya. Oblgas yang berpendapatan tetap, tetap mengandung rsko, meskpun pembayaran bunga dan pokok djamn sepert oblgas pemerntah. Oblgas sangat bereaks terhadap fluktuas tngkat bunga.

13 21 Senstvtas harga oblgas terhadap perubahan tgkat bunga pasar jelas merupakan kekhawatran yang besar bag nvestor. Dar pengamatan senstvtas perubahan harga terhadap perubahan tngkat bunga ada beberapa hal yang dapat dsmpulkan sebaga dall bahwa jangka waktu merupakan faktor penentu dar rsko tngkat bunga: Harga dan tngkat mbal hasl oblgas berhubungan terbalk. Kenakan tngkat mbal hasl hngga jatuh tempo oblgas menghaslkan perubahan harga yang lebh kecl dbandngkan penurunan tngkat mbal hasl dengan besaran yang sama. Harga oblgas jangka panjang cenderung lebh senstf terhadap perubahan tngkat bunga dbandngkan harga oblgas jangka pendek. Senstvtas harga oblgas terhadap perubahan tngkat mbal hasl menngkat pada tngkat yang semakn berkurang ketka jangka waktu bertambah. Rsko tngkat bunga berhubungan terbalk dengan tngkat bunga oblgas. Harga oblgas berbunga tngg lebh tdak senstf terhadap perubahan tngkat bunga dbandngkan oblgas berbunga rendah. Senstvtas harga oblgas terhadap perubahan tngkat mbal hasl berhubungan terbalk dengan tngkat mbal hasl hngga jatuh tempo d waktu oblgas djual. Oblgas berjangka panjang lebh senstf terhadap pergerakan tngkat bunga dbandngkan oblgas jangka pendek. Oblgas berkupon nol lebh mewakl oblgas berjangka panjang dbandngkan oblgas berbunga yang memlk jangka waktu yang sama. Untuk tu efektvtas jangka waktu oblgas sangat berguna sehngga kta dapat membuatnya tepat secara sstemats. Untuk menghadap ambguty jatuh tempo dar oblgas yang memberkan beberapa kal pembayaran, kta perlu sebuah pengukuran dar ratarata jangka waktu arus kas yang djanjkan oblgas untuk menjad rangkuman statstk jangka waktu efektf oblgas. Kta juga ngn menggunakan pengukuran tersebut sebaga arahan terhadap senstvtas oblgas terhadap perubahan tngkat bunga. Frederc Macaulay menyebutkan konsep jatuh tempo efektf sebaga duras oblgas. Alat pengukuran tu dsebut Duraton. Duraton adalah konsep manajemen bonds portfolo yang palng sedkt ada tga alasan, sebaga berkut:

14 22 Pertama, Duraton mengukur efektvtas rata-rata jatuh tempo dar portofolo. Kedua, Duraton sebaga alat utama untuk menangkal atas perubahan tngkat suku bunga. Ketga, Duraton mengukur senstvtas perubahan tngkat suku bunga terhadap portofolo oblgas. Sehngga, volatltas perubahan harga oblgas secara proporsonal dengan duras dar oblgas, dan duras menjad ukuran umum dar eksposur. (Bode, et al, 2005) Kerangka Teor dar Peneltan Model Peneltan Beberapa stud peneltan mengena estmas market model yang konsentras pada hubungan returns oblgas terhadap beta coofcent, dmana beta coofcent destmas dengan menggunakan lnear regres model yang dsebut one market model regresson dalam kontek teor portofolo ddalam mengukur rsko sstemats. Rsko sstemats adalah kunc predks dar modern fnance ddalam mempredks expected return pada sekurtas (Bode and Kane, 2005). Ramesh K.S. Rao (1982), maksud utama dar peneltannya adalah untuk mengnvestgas pengaruh dar perubahan yeld pada rsko sstemats dar oblgas. Pengaruh perubahan yeld pada betas bonds tergantung pada beberapa hal yatu hubungan antara yelds, duraton, and bond prces. Konds beta bond akan menngkat atau menurun akan dtunjukan oleh elaststas dar duraton dengan meperhatkan yeld dan beta awalnya dar sebuah bond, pertmbangannya adalah perubahan yeld adalah pengaruh dar beta bond. Wensten (1981), menggambarkan beberapa varabel yang mempengaruh rsko sstemats dar oblgas korporas. Varabel-varabel tersebut adalah term to maturty, coupon rate, bond ratng, dan yeld spread. Varabelvarabel tersebut salng berhubungan ddalam menjelaskan rsko sstemats.

15 23 Gambar 2.2. Kerangka Konseptual Rsko Sstemats Yeld Spread Coupon Rate Systematc Rsk Bond Ratng Term to Maturty Adops dar Wensten (1981) Hubungan Rsko Sstemats dengan Interest Rate Rsk Interest rate rsk adalah rsko yang tmbul karena turunnya tngkat mbal hasl yang dharapkan atau expected yeld to maturty atau requred yeld atas perubahan harga yang rendah yang dsebabkan perubahan tngkat suku bunga yang menngkat. Hubungan harga dan suku bunga adalah berbandng terbalk, jka tngkat suku bunga menngkat maka harga oblgas menurun, dan jka tngkat suku bunga menurun maka harga oblgas menngkat. Interest rate adalah fungs duras dar suatu oblgas, perubahan nterest rate akan menyebabkan perubahan harga, dan perubahan harga akan menyebabkan perubahan mbal hasl suatu oblgas atas pasar, sehngga senstvtas mbal hasl suatu oblgas terhadap pasar yang dukur dengan beta koofsen perlu mempertmbangkan fungs duras. Duras adalah sebaga rata-rata tertmbang dar waktu hngga pembayaran bunga atau pembayaran pokok oblgas, dan sebaga pengukuran alam dar eksposur oblgas terhadap perubahan tngkat bunga sebaga pertmbangan mbal hasl yang teralokas. Hubungan Beta oblgas dan duras dapat dtunjukan dengan persamaan regres : β t = D t Cov( drt, RMt ) Var( R ) Mt. (8) β t dr t

16 24 Dmana adalah beta dar oblgas waktu t, adalah perubahan yeld to maturty, R adalah tngkat return dar market portfolo, dan D adalah mt duras dar waktu t. In memberkan hubungan antara nterest rate rsk dan rsko sstemats. Duras sama dengan yeld to maturty, asums semua prem arus kas yang dterma akan lebh sedkt dar prem yang dharapkan pada akhr tanggal jatuh tempo. Mungkn oblgas yang memlk coupon yang lebh tngg mempunya duras yang besar debandngkan oblgas yang memlk coupon yang lebh kecl, bahkan oblgas yang tme maturty-nya sama. t Model Market Regres Ddalam mengukur faktor-faktor yang dpandang mempengaruh tngkat mbal hasl oblgas korporas terhadap pasar, perlu suatu pendekatan faktor makro (sstemats) yang vald, dan faktor sstemats yang vald tersebut adalah proks ndek pasar oblgas korporas. Faktor sstemats n dapat dgunakan ddalam metode mengestmas rsko sstemats dar pasar sekurtas. Pendekatan metode n menggunakan model faktor sngle-factor market model, dengan persamaan regres: R B, t = α + βrm, t + ε B, t Hasl regres n dapat mengukur tngkat mbal hasl oblgas korporas atas pasar yang dukur dengan beta koofsen, dan mengukur sumber-sumber rsko dar suatu oblgas Prlaku Beta Beta adalah ukuran dar volatltas, atau rsko sstemats dan keamanan suatu portofolo dpasar. Beta dgunakan dalam model penetapan harga aset modal (CAPM). CAPM adalah model yang dgunakan untuk menghtung tngkat mbal hasl yang dharapkan dar suatu aset berdasarkan beta dan pasar, dan baya ekutas. Ingat bahwa baya modal merupakan tngkat dskonto yang dgunakan nla sekarang dan arus kas kedepan. Semakn tngg beta perusahaan semakn tngg baya modal dscount rate.

17 25 Beta dhtung dengan menggunakan analss persamaan regres. Beta sebaga kecendrungan tngkat keamanan mbal hasl atas pergerakan pasar. Sebuah beta=1 menunjukan bahwa harga oblgas bergerak sesua pergerakan pasar. Beta>1 menunjukan bahwa harga oblgas akan lebh stabl d pasar. Sebaga contoh, jka beta suatu oblgas=1,2, secara teor 20% lebh stabl dar pasar, dan sebalknya. Oblgas dengan beta>1.0 menmbulkan rsko lebh tngg tetap memberkan potens keuntungan lebh tngg, sebalknya beta<1.0 menmbulkan rsko lebh kecl namun potens keuntungan lebh rendah juga Model Regres Dar analsa Wensten,1981 beberapa varabel oblgas merupakan bagan dar faktor sstemats, maka ddalam analssnya Wensten melakukan regres beta koofsen dengan varabel-varabel term to maturty, coupon rate, bond ratng dan yeld spread, untuk melhat hasl korelas ddalam menjelaskan rsko sstemats dar suatu oblgas. Model regres tersebut dlakukan Wensten dengan tpe regres: Tpe 1, Betas terhadap term to maturty, coupon dan ratng. Tpe 2, Betas terhadap term to maturty, coupon dan yeld spread. Tpe 3. Betas terhadap term to maturty, coupon, ratng dan yeld spread Dmana dharapkan hubungan sstemats dengan term to maturty postp yatu pertambahan term to maturty akan menurunkan yeld to maturty. Dengan coupon rate dan bond ratng negatp yatu coupon rate yang tngg dan bond ratng yang tngg akan menyebabkan jatuhnya harga oblgas dan menyebabkan turunnya yeld to maturty. Dan yeld spread postf yatu dpengaruh perubahan dar yeld to maturty. Maka dar varabel-varabel tersebut dapat dnyatakan salng berhubungan ddalam menjelaskan rsko sstemats.

RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI

RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI 1 Return (Imbal hasl) nvestas Expected return (Return ekspetas) return yang dharapkan akan ddapat oleh nvestor d masa depan Actual return/ Realzed return (Return aktual)

Lebih terperinci

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur Krtkan Terhadap Varans Sebaga Alat Ukur Varans mengukur penympangan pengembalan aktva d sektar nla yang dharapkan, maka varans mempertmbangkan juga pengembalan d atas atau d bawah nla pengembalan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

OVERVIEW 1/40

OVERVIEW 1/40 http://www..deden08m.wordpress.com OVERVIEW 1/40 Konsep-konsep dasar dalam pembentukan portofolo optmal. Perbedaan tentang aset bersko dan aset bebas rsko. Perbedaan preferens nvestor dalam memlh portofolo

Lebih terperinci

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4.

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4. TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4 KONSEP DASAR 2/40 Ada tga konsep dasar yang perlu dketahu untuk memaham pembentukan portofolo optmal, yatu: portofolo efsen dan portofolo optmal fungs utltas dan

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

Nama : Crishadi Juliantoro NPM : ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang

Lebih terperinci

CAKUPAN PEMBAHASAN. APT (Arbritage Pricing Theory) Overview. Pengujian CAPM. CAPM (Capital Asset Pricing Model) Portofolio pasar.

CAKUPAN PEMBAHASAN. APT (Arbritage Pricing Theory) Overview. Pengujian CAPM. CAPM (Capital Asset Pricing Model) Portofolio pasar. http://www.deden08m.wordpress.com CAKUPAN PEBAHASAN Overvew CAP (Captal Asset Prcng odel) Portofolo pasar Gars pasar modal Gars pasar sekurtas Estmas Beta Pengujan CAP APT (Arbrtage Prcng Theory) 1/40

Lebih terperinci

CAPITAL ASSET PRICING MODEL

CAPITAL ASSET PRICING MODEL CAPITAL ASSET PRICING ODEL 1. Konsep CAP 2. Perumusan CAP (CL dan SL) 3. Pelonggaran CAP unya Alteza Konsep Dasar CAP Drumuskan oleh Sharpe, Lntner & ossn (1960an) odel yang menghubungkan expected return

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman yang semakin berkembang ini, dunia usaha dan industri

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman yang semakin berkembang ini, dunia usaha dan industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman yang semakn berkembang n, duna usaha dan ndustr mengalam kemajuan yang pesat, khususnya d bdang ndustr. Kemajuan perekonoman d Indonesa tdak terlepas dar

Lebih terperinci

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan Pada bab n akan dbahas mengena penyelesaan masalah ops real menggunakan pohon keputusan bnomal. Dalam menentukan penlaan proyek, dapat dgunakan beberapa metode d antaranya dscounted cash flow (DF). DF

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Ruang Lngkup Peneltan Reksadana yang dgunakan dalam peneltan n adalah reksadana yang terdaftar dalam stus BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. panjang, umumnya lebih dari satu tahun. Secara hukum pasar modal sebagai

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. panjang, umumnya lebih dari satu tahun. Secara hukum pasar modal sebagai 67 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tnjauan Teorets 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertan Pasar Modal Menurut Samsul (2006:43) pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permntaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tnjauan Teorts 2.1.1 Saham Menurut Anoraga (2006:58) saham adalah surat berharga bukt penyertaan atau pemlkan ndvdu maupun nsttus dalam suatu perusahaan. Saham berwujud selembar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

Perhitungan Bunga Kredit dengan Angsuran

Perhitungan Bunga Kredit dengan Angsuran Perhtungan Kredt dengan / Mengapa Perhtungan Kredt Perlu Dketahu? Perhtungan bunga kredt yang dgunakan bank akan menentukan besar keclnya angsuran pokok dan bunga yang harus dbayar Debtur atas kredt yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

Dan untuk memperoleh persentase tingkat pengembalian selama setahun adalah:

Dan untuk memperoleh persentase tingkat pengembalian selama setahun adalah: 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 DEFINISI ANAJEEN PORTOFOLIO anajemen portofolo berkatan erat dengan nvestas. enurut Relly dan Brown, nvestas adalah komtmen untuk menyshkan uang (pendapatan) dalam suatu perode

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani    / KORELASI DAN REGRESI LINIER 9 Debrna Puspta Andran www. E-mal : debrna.ub@gmal.com / debrna@ub.ac.d 2 Outlne 3 Perbedaan mendasar antara korelas dan regres? KORELASI Korelas hanya menunjukkan sekedar hubungan.

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam kehdupan sehar-har, serngkal dumpa hubungan antara suatu varabel dengan satu atau lebh varabel lan. D dalam bdang pertanan sebaga contoh, doss dan ens pupuk yang dberkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

Konsep Penting dalam Investasi

Konsep Penting dalam Investasi Mater 3 Konsep Pentng dalam Investas Prof. Dr. Deden Mulyana, SE., M.S. RETURN YANG DIHARAPKAN DAN RISIKO PORTOFOLIO PENGERTIAN RETURN DAN RISIKO ESTIMASI RETURN DAN RISIKO ASET TUNGGAL ANALISIS RISIKO

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

PowerPoint Slides by Yana Rohmana Education University of Indonesian

PowerPoint Slides by Yana Rohmana Education University of Indonesian SIFAT-SIFAT ANALISIS REGRESI PowerPont Sldes by Yana Rohmana Educaton Unversty of Indonesan 2007 Laboratorum Ekonom & Koperas Publshng Jl. Dr. Setabud 229 Bandung, Telp. 022 2013163-2523 Hal-hal yang akan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE, LIQUIDITY, ASSETS GROWTH DAN ASSETS SIZE TERHADAP BETA SAHAM LQ 45 DI BURSA EFEK JAKARTA

ANALISIS PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE, LIQUIDITY, ASSETS GROWTH DAN ASSETS SIZE TERHADAP BETA SAHAM LQ 45 DI BURSA EFEK JAKARTA ANALISIS PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE, LIQUIDITY, ASSETS GROWTH DAN ASSETS SIZE TERHADAP BETA SAHAM LQ 45 DI BURSA EFEK JAKARTA Chrstan Hery Masrendra Alumnus Fakultas Ekonom Jurusan Manajemen Unverstas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

MOJAKOE. March 25. Metode Kuantitatif dalam Bisnis

MOJAKOE. March 25. Metode Kuantitatif dalam Bisnis March 25 MOJKOE 2013 Dlarang memperbanyak MOJKOE n tanpa sejn SP FEUI. Download MOJKOE dan SP Mentorng d : www.spa-feu.com Metode Kuanttatf dalam Bsns SOL WJIB (NOMOR 1-3) SOL I : Plhan ganda ( 45 pon

Lebih terperinci

Pengaruh variabel makroekonomi..., 8 Serbio Harerio, Universitas FE UI, 2009Indonesia

Pengaruh variabel makroekonomi..., 8 Serbio Harerio, Universitas FE UI, 2009Indonesia BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defns Ilmu Makroekonom Makroekonom adalah cabang lmu ekonom yang mempelajar fenomena ekonom secara agregat atau keseluruhan, msalnya pertumbuhan ekonom, tngkat pengangguran, nflas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat BABl PENDAHULUAN 1.1. LAT AR BELAKANG PERMASALAHAN ndonesa merupakan negara yang sedang berkembang dengan tngkat populas yang cukup besar. Dengan jumlah penduduk dewasa n mencapa lebh dar 180 juta jwa

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7 ANGKAAN AUS SEAAH (DC). Arus Searah (DC) Pada rangkaan DC hanya melbatkan arus dan tegangan searah, yatu arus dan tegangan yang tdak berubah terhadap waktu. Elemen pada rangkaan DC melput: ) batera ) hambatan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB TIJAUA KEPUSTAKAA.1. Gambaran Umum Obyek Peneltan Gambar.1 Lokas Daerah Stud Gambar. Detal Lokas Daerah Stud (Sumber : Peta Dgtal Jabotabek ver.0) 7 8 Kawasan perumahan yang dplh sebaga daerah stud

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Landasan Peneltan Terdahulu Tabel.1 Tabel Penelt Terdahulu PENELITI JUDUL ALAT ANALISIS HASIL Rosta (008) Analss Portofolo Saham Melalu Model Indeks Tunggal sebaga Penlaan Expected

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu objek penelitian dan desain penelitian.

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu objek penelitian dan desain penelitian. BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN Bab n dbag menjad dua bagan, yatu objek peneltan dan desan peneltan. III.1 Objek Peneltan Objek peneltan dalam skrps n adalah nla perusahaan LQ 45 perode 2009-2011.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum melakukan peneltan, langkah yang dlakukan oleh penuls adalah mengetahu dan menentukan metode yang akan dgunakan dalam peneltan. Sugyono (2006: 1) menyatakan:

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Investas Investas dapat ddefnskan sebaga suatu komtmen atas sejumlah dana dalam suatu perode dalam rangka mendapatkan pembayaran masa depan yang akan mengkompensaskan nvestor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode dalam peneltan merupakan suatu cara yang dgunakan oleh penelt dalam mencapa tujuan peneltan. Metode dapat memberkan gambaran kepada penelt mengena langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

Fauzi Adi Kurniawan Raden Rustam Hidayat Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Fauzi Adi Kurniawan Raden Rustam Hidayat Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang PENEAPAN METODE CAPITAL ASSET PICING MODEL (CAPM) UNTUK PENETAPAN KELOMPOK SAHAM-SAHAM EFISIEN (Stud pada Perusahaan Industr Barang Konsums yang Terdaftar d Bursa Efek Indonesa Perode 2011-2013) Fauz Ad

Lebih terperinci

KEPUTUSAN-KEPUTUSAN LINTAS WAKTU

KEPUTUSAN-KEPUTUSAN LINTAS WAKTU KEPUTUSA-KEPUTUSA LITAS WAKTU Dr. Mohammad Abdul Mukhy Page Modal adalah uang dan sumber daya yang dnvestaskan Bunga (nterest) adalah pengembalan atas modal atau sejumlah uang yang dterma nvestor untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan penjualan. Sebelum penjualan dlakukan basanya akan dsepakat terlebh dahulu bagamana cara pembayaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Sesua dengan tujuan peneltan untuk mengetahu reaks pasar pada saat penerbtan oblgas, maka dgunakan metode event study untuk mengetahu ada tdaknya return saham yang abnormal

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN Pada bab n akan durakan kerangka pemkran hpotess, teknk pengumpulan data, dan teknk analss data. Kerangka pemkran hpotess membahas hpotess pengujan pada peneltan, teknk pengumpulan

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM-SAHAM PADA PERIODE BULLISH DI BURSA EFEK INDONESIA

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM-SAHAM PADA PERIODE BULLISH DI BURSA EFEK INDONESIA PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM-SAHAM PADA PERIODE BULLISH DI BURSA EFEK INDONESIA Suramaya Suc Kewal Sekolah Tngg Ilmu Ekonom Mus Palembang suramayasuc@yahoo.com Abstrak: Pembentukan Portofolo Optmal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Dajukan Sebaga Salah Satu Syarat Untuk menyelesakan Program Sarjana ( S1) Pada Sekolah Tngg Ilmu Ekonom Nahdlatul

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN By: Rn Halla Nasuton, ST, MT MERANCANG JARINGAN SC Perancangan jarngan SC merupakan satu kegatan pentng yang harus

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan . Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan analss statstk yang dgunakan untuk memodelkan hubungan antara varabel ndependen (x) dengan varabel ( x, y ) n dependen (y) untuk n pengamatan

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN : JURNAL MATEMATIKA AN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, 161-167, esember 00, ISSN : 1410-8518 PENGARUH SUATU ATA OBSERVASI ALAM MENGESTIMASI PARAMETER MOEL REGRESI Hern Utam, Rur I, dan Abdurakhman Jurusan Matematka

Lebih terperinci

PENELITIAN DOSEN PEMULA

PENELITIAN DOSEN PEMULA Kode/Nama Rumpun Ilmu : 56 / Akuntans PENELITIAN DOSEN PEMULA ANALISIS PORTOFOLIO UNTUK MENENTUKAN EXPECTED RETURN OPTIMAL DAN RISIKO MINIMAL PADA SAHAM PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konds persangan dalam berbaga bdang ndustr saat n dapat dkatakan sudah sedemkan ketatnya. Persangan dalam merebut pasar, adanya novas produk, mencptakan kepuasan pelanggan

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. ketahui, dimana dalam pasar ini ada penjual dan pembeli yang melakukan tawar

LANDASAN TEORI. ketahui, dimana dalam pasar ini ada penjual dan pembeli yang melakukan tawar BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tnjauan Teor 2.1.1 Pengertan dan Peranan Pasar Modal Pasar modal pada hakekatnya sama dengan pasar tradsonal yang selama n kta ketahu, dmana dalam pasar n ada penjual dan pembel

Lebih terperinci

PORTOFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN METODE Z

PORTOFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN METODE Z Jurnal Manajemen, Vol.1, o., Me 013 POTOFOLIO DEGA MEGGUAKA MODEL IDEKS TUGGAL DA METODE Z Oleh: Werner. Murhad Unverstas Surabaya Abstract: Ths study amed to establsh the optmal portfolo usng a sngle

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

ZULIA HANUM Jurnal Ilmiah Ekonomikawan ISSN: Edisi 11 Des 2012 ABSTRAK

ZULIA HANUM Jurnal Ilmiah Ekonomikawan ISSN: Edisi 11 Des 2012 ABSTRAK PENGARUH WITH HOLDING TA SYSTEM PADA PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (STUDI KASUS KPP PRATAMA MEDAN PETISAH) ZULIA HANUM Jurnal Ilmah Ekonomkawan ISSN: 1693-7600 Eds 11

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN A. Regres Model Log-Log Pada prnspnya model n merupakan hasl transformas dar suatu model tdak lner dengan membuat model dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

PENGARUH ARUS KAS OPERASI TERHADAP LIKUIDITAS PADA PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT DAN BANTEN

PENGARUH ARUS KAS OPERASI TERHADAP LIKUIDITAS PADA PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT DAN BANTEN 1 PENGARUH ARUS KAS OPERASI TERHADAP LIKUIDITAS PADA PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT DAN BANTEN Pembmbng: Surtkant, SE., M.S Penuls: Ecatarna Febola Annsa Program Stud Akuntans Fakultas Ekonom Unverstas

Lebih terperinci