BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Studi Terdahulu. Adapun beberapa penelitian yang berkaitan dan relevan dengan penelitian ini,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Studi Terdahulu. Adapun beberapa penelitian yang berkaitan dan relevan dengan penelitian ini,"

Transkripsi

1 digilib.uns.ac.id 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Studi Terdahulu Kajian pustaka dalam penelitan ini dilakukan dengan cara menelusuri penelitian-penelitian terdahulu, khususnya yang berkaitan dengan kemetaforaan. Adapun beberapa penelitian yang berkaitan dan relevan dengan penelitian ini, sebagai berikut. Penelitian Henry Yustanto (1988) berupa skripsi yang berjudul Kemetaforaan Dalam Puisi-puisi Chairil Anwar, Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS, membahas keekspresifan metafora dalam puisi-puisi karya Chairil Anwar. Permasalahan lain yang dibahas dalam skripsi ini adalah jenis-jenis metafora yang dipakai Chairil Anwar dalam mewujudkan gagasannya. Simpulan dari penelitian ini adalah: (1) puisi-puisi karya Chairil Anwar sangat ekspresif, (2) metafora yang terdapat di dalamnya berhubungan dengan masalah kehidupan keras sesuai keadaan zaman sang penyair. Winarno (1997) dalam skripsinya Metafora dan Kemetaforaan Karyakarya Danarto, Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS, meneliti jenis dan tipe metafora pada kumpulan cerpen dan novel karya Danarto, keekspresifan metafora berdasarkan jarak antara tenor dan wahana, dan pengaruh realitas sosial terhadap penciptaan metafora. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa, Danarto banyak menciptakan ungkapan metafora yang berbentuk klausa dalam kumpulan cerpen dan novelnya ( Godlob, Adam Ma rifat, dan Orang Jawa Naik Haji ). Skripsi Sarwo Indah Ika Wigati (2003), Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS, berjudul Tuturan Metaforis dalam Lirik Lagu-lagu Ebiet G. Ade 10

2 digilib.uns.ac.id 11 membahas wujud tuturan metafora dari segi bentuk dan jenisnya, serta keekspresifan yang terdapat dalam lirik lagu tersebut. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa metafora kalimatif dan metafora kategori manusia (human) banyak ditemukan dalam lirik lagu Ebiet G. Ade sebesar 35,55 %. Dari 149 data metafora dalam lirik lagu Ebiet G. Ade terdapat lima metafora konvensional dan empat metafora mati. Penelitian Endang Dwi Suryawati (2006) berupa skripsi, Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS yang berjudul Kemetaforaan dalam Lirik Lagu Dangdut membahas tipe dan jenis metafora, tingkat keekspresifan metafora, dan fungsi tuturan tulis metafora dalam lirik lagu dangdut. Simpulan dari penelitian ini adalah metafora dalam lirik lagu dangdut tidak seluruhnya memiliki tenor dan wahana. Disebutkan pula bahwa fungsi metafora berdasarkan konteks pemakaiannya dalam lirik lagu dangdut adalah untuk: (1) memperkaya makna, (2) menjelaskan yang abstrak agar lebih konkret, (3) mengungkapkan makna secara berlebihan, dan (4) memperhalus bahasa. Skripsi Suharno (2009) Kemetaforaan SMS dalam Kolom Halo Ole!- Mania pada Tabloid Bola, Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS, membahas wujud dan makna ungkapan metaforis yang terdapat dalam SMS pada Kolom Halo Ole!- Mania pada Tabloid Bola. Simpulan dari penelitian ini adalah wujud ungkapan metafora yang terdapat dalam SMS pada Kolom Halo- Ole!- Mania pada Tabloid Bola dari segi sintaksis terdapat beberapa bentuk, yaitu metafora nominatif, metafora komplementatif, metafora predikatif, metafora klausa, dan metafora kalimatif. Kemudian dilihat dari jenis metafora menurut Stephen Ullman terdapat beberapa bentuk yaitu metafora antropomorfis, metafora

3 digilib.uns.ac.id 12 binatang, metafora konkret ke abstrak, dan metafora sinaestetik. Makna ungkapan metaforis yang terdapat dalam SMS pada Kolom Halo Ole!- Mania pada Tabloid Bola bervariasi dan sangat ekspresif. Disebutkan pula bahwa terdapat keterkaitan antara pencipta metafora dalam SMS pada Kolom Halo Ole!- Mania pada Tabloid Bola dengan ruang persepsi manusia, dan paling banyak menduduki keterkaitan yaitu binatang atau anime. Penelitian Farida Trisnaningtyas (2010) berupa skripsi yang berjudul Metafora pada Rubrik Opini dalam Majalah Tempo, Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS, membahas bentuk, jenis, dan pengimajian menurut ruang persepsi manusia pada tuturan metaforis yang terdapat dalam rubrik opini majalah Tempo. Simpulan penelitian ini adalah dari segi hubungan antara tenor dan wahana, metafora yang terdapat dalam rubrik opini majalah Tempo dapat dikelompokkan menjadi kemiripan bentuk dan kemiripan emotif. Dari segi sintaksisnya, metafora bentuk kalimatif yang paling banyak digunakan. Dari segi pengimajian menurut medan persepsi manusia, metafora yang berkategori human paling banyak digunakan. Penelitian selanjutnya, penelitian Lilis Yulaika (2012) berupa skripsi yang berjudul Kemetaforaan Dalam Lirik Lagu Group Band Sheila On 7, Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS, membahas jenis metafora dan jarak antara tenor dan wahana dalam lirik lagu Group Band Sheila On 7. Simpulan penelitian ini adalah Jenis metafora yang terkandung dalam lirik lagu Group Band Sheila On 7 meliputi metafora antropomorfis berjumlah 26 buah, metafora binatang 5 buah, metafora dari konkret ke abstrak 55 buah, dan metafora sinaestetik 16 buah. Serta jarak antara tenor dan wahana metafora-metafora yang terdapat dalam lirik lagu

4 digilib.uns.ac.id 13 Group Band Sheila on 7 cukup jauh atau samar. Akibat jauhnya jarak antara tenor dan wahana tersebut, maka metafora yang ada cukup ekspresif. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya jumlah kemiripan emotif antara tenor dan wahana metafora-metafora tersebut, yaitu 88 buah. Berdasarkan pengamatan tentang adanya penelitian terdahulu yang relevan, penelitian yang mengkaji Kemetaforaan dalam Kumpulan Puisi Aku Ingin Jadi Peluru Karya Wiji Thukul belum pernah dilakukan. Oleh karena itu, sebagai kelengkapan dalam perkembangan bahasa, penelitian ini perlu dilakukan. 1. Pengertian Metafora B. Landasan Teori Ullman berpendapat tentang metafora sebagai berikut. Methapor is so closely intertwined with the very texture of human speech that we have already encountered it in various guises: as a major factor in motivation, as an expressive device, as a source of synonymy and polysemy, as an outlet for intense emotions, as a means of filling gaps in vocabulary, and in several other roles (Metafora begitu erat terkait dengan jaringan tutur manusia yang dapat kita jumpai, antara lain: sebagai faktor utama dalam motivasi, sebagai perangkat ekspresif, sebagai sumber sinonim dan polisemi, sebagai saluran emosi yang kuat, sebagai sarana mengisi kesenjangan dalam kosa kata, dan dalam beberapa peran lain) (Ullman, 1972:212). Metafora merupakan suatu perbandingan antara dua hal yang bersifat menyatu. Dapat pula dikatakan perbandingan antara dua hal yang bersifat langsung karena kemiripan yang bersifat konkret tanpa menggunakan kata-kata yang mengungkapkan perbandingan misalnya, seperti, bak, laksana, atau bagaikan. Dua hal yang diperbandingkan tersebut, yang satu disebut sesuatu yang sedang kita perbincangkan (tenor), dan yang lain disebut sesuatu tempat kita memperbandingkan sesuatu yang pertama (wahana) (Ullman, 1972:212).

5 digilib.uns.ac.id Jenis Metafora Ullman (1972: ) membedakan metafora menjadi empat jenis, yaitu (1) metafora antropomorfis (anthropomorphic metaphor), (2) metafora binatang (animal metaphor), (3) metafora yang timbul akibat pemindahan pengalaman dari konkret ke abstrak atau sebaliknya (from concrete to abstract), (4) metafora sinaestetik (synaestetic metaphor). Berikut ini adalah penjelasan mengenai batasan jenis-jenis metafora tersebut. 1) Metafora antropomorfis Metafora antropomorfis, yaitu metafora yang mengacu pada benda mati yang diambil dari transfer nama-nama bagian tubuh manusia, baik indera maupun perasaan atau sebaliknya. Misalnya, mulut sungai, paru-paru kota, punggung bukit, dan sebagainya. Namun, secara keseluruhan jenis metafora ini tampaknya berasal dari cara yang lebih umum, yaitu berhubungan dengan diri manusia (Ullman, 1972:214). 2) Metafora binatang Metafora binatang yaitu metafora yang bersumber pada dunia binatang. Dalam bahasa Inggris ada nama tumbuhan goat s-beard (jenggot kambing), cock s-foot (kaki ayam), dog s-tail (ekor anjing), dan sebagainya (Ullman, 1972: 215). Jenis metafora binatang sebagaimana yang diungkapkan Ullman tersebut, oleh Sumarsono dicontohkan dengan lidah buaya, kumis kucing, jambu monyet, kuping gajah, cocor bebek, dan sebagainya (Ullman dan diadaptasi oleh Sumarsono, 2007:269). Selain itu bisa juga dari imajinasi terhadap binatang ini ditransfer kepada

6 digilib.uns.ac.id 15 manusia yang dapat menimbulkan sesuatu yang lucu atau humor, ironis, melemahkan nilai atau peyorasi, dan konotasi aneh. Seseorang dapat disamakan dengan binatang, misalnya menyebutnya dengan anjing, kucing, babi, keledai, tikus, angsa, singa, seekor serigala, dan sebagainya. 3) Dari konkret ke abstrak Merupakan metafora yang timbul karena pemindahan pengalaman dari konkret ke abstrak atau sebaliknya. Dalam bahasa Inggris ada metafora yang berhubungan dengan light (cahaya), misalnya to throw light on (menjelaskan sesuatu), leading light (orang penting), to enlighten (memberi pencerahan), brilliant (pintar), dan sebagainya (Ullman, 1972:214). Jenis metafora dari konkret ke abstrak sebagaimana yang diungkapkan Ullman tersebut, oleh Sumarsono dicontohkan dengan sorot mata, sinar wajah, sinar mata, hidupnya sedang bersinar, ajarannya menyinari dunia, menyoroti perilaku pemimpin, harta yang menyilaukan, kejayaannya meredup, dan sebagainya (Ullman dan diadaptasi oleh Sumarsono, 2007:269). 4) Metafora sinaestetik Metafora sinaestetik merupakan metafora yang diciptakan berdasarkan pengalihan tanggapan, yaitu pengalihan dari tanggapan berdasarkan satu indra ke indra yang lain. Misalnya, bicaranya manis (dari indra pendengaran/telinga ke indra pengecap/lidah), warnanya keras (dari indra penglihatan/mata ke indra perasa/kulit), baunya manis (dari indra penciuman/hidung ke indra pengecap/lidah), suaranya tajam (dari indra pendengaran/telinga ke indra perasa/kulit), dan sebagainya (Ullman, 1972:216). 3. Tenor dan Wahana

7 digilib.uns.ac.id 16 Dasar penciptaan metafora adalah keserupaan atau kemiripan antara dua unsur yang membentuknya. Ullman (1972:213) mengungkapkan, The basic structure of metaphor is very simple. There are always two terms present: the thing we are talking about and that to which we are comparing it (Struktur dasar metafora sangat sederhana. Selalu ada dua istilah: hal yang sedang kita bicarakan dan yang dibandingkan). Dua hal itu diperkenalkan dengan sebutan tenor dan vehicle (wahana) yang di dalamnya terdapat fitur-fitur yang dimiliki dalam bentuk umum dasar metafora. Tenor adalah sesuatu yang dibicarakan atau yang dituturkan secara metaforis, sedangkan vehicle (wahana) adalah sesuatu tempat tenor itu diperbandingkan (Ullman, 1972:213). Mengacu pada pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa makna metafora merupakan produk interaksi antara wahana dan tenor. Kekuatan yang dihasilkan dari kesenjangan di antara keduanya dapat menimbulkan daya tarik yang tinggi bagi pembaca. Dalam bahasa Latin, ada kata musculus (tikus kecil) sebuah bentuk diminutif dari mus (tikus), juga digunakan dalam makna kias otot. Dalam bahasa Inggris menjadi muscle (otot). Metafora terbentuk dari dua term atau hal, sehingga bentuk metafora tersebut, otot merupakan tenor dan tikus kecil merupakan wahananya (Ullman, 1972:213). Adapun contoh lain, misalnya dalam bahasa Inggris puncak gunung disebut crest (jambul atau jengger) karena puncak itu mirip dengan jengger pada kepala binatang. Ini berarti puncak gunung merupakan tenor dan jengger adalah wahananya (Ullman, 1972:213).

8 digilib.uns.ac.id 17 Dalam bahasa Indonesia, contohnya dalam kalimat Fernando menanduk bola. Maka dapat dipahami bahwa seorang manusia bernama Fernando diumpamakan sebagai seekor binatang bertanduk yang bisa menanduk, misalnya kerbau atau sapi. Fernando ialah sesuatu yang dibicarakan (tenor), dan binatang adalah bandingannya (wahana). Pada keduanya, Fernando dan kerbau, ada unsur umum yang dapat dibayangkan yang mengacu ada kesamaan makna, yakni suatu tindakan yang menggunakan kepala. Pada manusia hal itu disebut menyundul, sedangkan pada kerbau disebut menanduk (Ullman dan diadaptasi oleh Sumarsono, 2007:266). Keekspresifan suatu tuturan metafora terletak pada kemiripan antara tenor dan wahana. Kemiripan antara tenor dan wahana ada dua, yakni sebagai berikut. 1) Kemiripan objektif Jika kemiripan antara tenor dan wahana cukup jelas, tuturan metafora yang dihasilkan dianggap kurang ekspresif. Kemiripan semacam ini disebut kemiripan objektif. Kemiripan objektif merupakan kemiripan antara tenor dan wahana dalam hal wujud atau bentuk, misalnya Fernando menanduk bola. 2) Kemiripan emotif Jenis kemiripan secara emotif melibatkan fungsi inderawi untuk merasa. Jika antara tenor dan wahana memiliki kemiripan yang berhubungan dengan perasaan atau emosi maka kemiripan metafora semacam ini dikatakan sebagai emotif. Misalnya, kita berbicara tentang pengalaman pahit (kekecewaan) karena efek yang ditimbulkan mirip dengan rasa pahit (minuman). Apabila dua hal yang dibandingkan sangat berdekatan, misalnya bunga dibandingkan dengan bunga yang lain maka metafora akan muncul juga, tetapi

9 digilib.uns.ac.id 18 mutu ekspresifnya tidak ada sama sekali. Sebaliknya, apabila jarak antara dua objek yang dibandingkan itu cukup jauh maka metafora itu semakin efektif (Ullman, 1972:213). Hal serupa juga diungkapkan Richard (dalam Ullman, 1972:214) As the two things put together are more remote, the tension created is, of course, greater. That tension is the spring of the bow, the source of the energy of the shot (Apabila dua hal yang dipertautkan itu makin jauh jaraknya, tentunya kadar keefektifan metafora yang diciptakan akan lebih besar sehingga lebih ekspresif. Kadar keefektifan merupakan tolok ukur dari sebuah kekuatan atau keekspresifan metafora tersebut). 4. Pengertian Puisi Rachmat Djoko Pradopo (1993:7) menyatakan bahwa puisi merupakan rekaan dan interpretasi pengalaman manusia yang penting, dinyatakan dalam wujud yang menarik dan berkesan. Adapun Tarigan (1993:4-5) mendefinisikan puisi sebagai hasil sebuah ide atau gagasan yang menghasilkan seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat-syarat tertentu dengan menggunakan irama, sajak, dan kadang-kadang kata kiasan sehingga tercipta keselarasan yang menyenangkan. Selanjutnya Herman J. Waluyo (1987:3) menyatakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian aspek fisik dan batinnya. Dalam sebuah puisi, bentuk pertama yang terlihat sebagai sebuah karya sastra adalah bahasa (kata-kata) yang tersusun indah. Puisi memiliki ragam bahasa yang berbeda (bahkan cenderung menyimpang) dari bahasa sehari-hari. Dalam hal

10 digilib.uns.ac.id 19 ini dikenal dengan bahasa kiasan. Salah satu wujud bahasa kiasan yang dominan dalam puisi adalah metafora. Di dalam puisi, metafora berperan untuk mengonkretkan sesuatu yang abstrak, memperindah bahasa, memperkaya makna, memperdalam arti, dan sebagainya (Edi Subroto, 2011: ). C. Kerangka Pikir Kerangka pikir adalah cara kerja yang digunakan oleh penulis untuk menyelesaikan permasalahan yang akan diteliti. Kerangka pikir melibatkan faktorfaktor yang ada dalam penelitian ini. Kerangka pikir penelitian ini secara garis besar digambarkan pada bagan berikut.

11 digilib.uns.ac.id 20 Bagan Kerangka Pikir Kumpulan puisi Aku Ingin Jadi Peluru karya Wiji Thukul Ungkapan metafora Teori Stephen Ullman Jenis metafora Kemiripan antara tenor dan wahana - Metafora antropomorfis - Metafora binatang - Metafora dari konkret ke abstrak - Kemiripan emotif - Kemiripan objektif - Metafora sinaestetik Simpulan Adapun penjelasan dari bagan kerangka pikir di atas, sebagai berikut. Kumpulan puisi Aku Ingin Jadi Peluru karya Wiji Thukul hanya diambil yang mengandung ungkapan metafora sebagai data. Konteks kalimat pembentuk tuturan metafora diikutsertakan pula dalam penulisan data guna mengetahui makna yang terkandung dalam tuturan metafora tersebut. Selanjutnya dengan menggunakan teori Stephen Ullman tuturan metafora akan digolongkan ke dalam jenis metafora yang sesuai dengan ciri-ciri yang dimiliki ungkapan metafora tersebut (metafora antropomorfis, metafora binatang, metafora dari konkret ke

12 digilib.uns.ac.id 21 abstrak, atau metafora sinaestetik). Langkah selanjutnya, ungkapan metafora juga dianalisis dengan teori Stephen Ullman untuk mengetahui tenor dan wahana serta kemiripannya, yakni termasuk ke dalam kemiripan emotif atau kemiripan objektif. Kemiripan tenor dan wahana akan menunjukkan tingkat keekspresifan sebuah metafora. Dari keseluruhan langkah di atas maka dapat ditarik sebuah simpulan, yakni jumlah masing-masing jenis metafora sehingga dapat diketahui jenis metafora yang paling banyak digunakan dalam kumpulan puisi Aku Ingin Jadi Peluru karya Wiji Thukul. Selanjutnya dapat diketahui pula jumlah kemiripan emotif dan objektif sehingga dapat diketahui tingkat keekspresifan metafora dalam kumpulan puisi Aku Ingin Jadi Peluru karya Wiji Thukul.

METAFORA PADA LIRIK LAGU MUHAMMAD TULUS RUSYDI (TULUS) DI ALBUM GAJAH ARTIKEL SKRIPSI

METAFORA PADA LIRIK LAGU MUHAMMAD TULUS RUSYDI (TULUS) DI ALBUM GAJAH ARTIKEL SKRIPSI METAFORA PADA LIRIK LAGU MUHAMMAD TULUS RUSYDI (TULUS) DI ALBUM GAJAH ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Penulisan Skripsi guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Prodi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengertian secara umum, bahasa merupakan suatu bentuk alat komunikasi manusia yang berupa lambang bunyi melalui alat ucap yang dikeluarkannya akan memunculkan sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan sastra. Pada intinya kegiatan bersastra sesungguhnya adalah media

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan sastra. Pada intinya kegiatan bersastra sesungguhnya adalah media BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari sebuah kesusastraan, terlepas dari apakah kegiatan bersastra dilakukan didasari ataupun tanpa didasari kesadaran untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem lambang bunyi yang bermakna dan dihasilkan oleh alat ucap manusia (Keraf, 2004:1), sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Nama Judul : Endang Dwi Suryawati : Kemetaforaan dalam lirik lagu dangdut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Roman Jacobson (dalam Tarigan, 1987:11) menyebutkan dua fungsi bahasa, yaitu fungsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penulisan skripsi ini penulis tidak terlepas dari buku-buku pendukung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penulisan skripsi ini penulis tidak terlepas dari buku-buku pendukung BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan yang Relevan Dalam penulisan skripsi ini penulis tidak terlepas dari buku-buku pendukung dan skripsi yang relevan dengan judul penelitian. Sesuai dengan judul penelitian

Lebih terperinci

KEMETAFORAAN DALAM LIRIK LAGU GRUP BAND SHEILA ON 7

KEMETAFORAAN DALAM LIRIK LAGU GRUP BAND SHEILA ON 7 KEMETAFORAAN DALAM LIRIK LAGU GRUP BAND SHEILA ON 7 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide,

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide, maupun isi pikiran kepada

Lebih terperinci

ANALISIS TUTURAN METAFORIS DALAM LIRIK LAGU-LAGU LETTO

ANALISIS TUTURAN METAFORIS DALAM LIRIK LAGU-LAGU LETTO ANALISIS TUTURAN METAFORIS DALAM LIRIK LAGU-LAGU LETTO SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Oleh : TYAS PUJI PRAMESTI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sisi-sisi kehidupan manusia dan memuat kebenaran-kebenaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. sisi-sisi kehidupan manusia dan memuat kebenaran-kebenaran kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan refleksi atau cerminan kondisi sosial masyarakat yang terjadi di dunia sehingga karya itu menggugah perasaan orang untuk berpikir tentang

Lebih terperinci

METAFORA TEMA PERCINTAAN PADA LIRIK LAGU CIPTAAN EBIET G. ADE: Sebuah Tinjauan Semantik

METAFORA TEMA PERCINTAAN PADA LIRIK LAGU CIPTAAN EBIET G. ADE: Sebuah Tinjauan Semantik METAFORA TEMA PERCINTAAN PADA LIRIK LAGU CIPTAAN EBIET G. ADE: Sebuah Tinjauan Semantik Yunita Wulan Nugrahani Muhammad Qomaruddin Prodi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, identifikasi BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, batasan masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian sejenis yang peneliti temukan dalam bentuk skripsi di

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian sejenis yang peneliti temukan dalam bentuk skripsi di 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevan Penelitian sejenis yang peneliti temukan dalam bentuk skripsi di perpustakaan Universitas Muhammadiyah Purwokerto ada dua yaitu skripsi Muput

Lebih terperinci

Tuturan Metaforis dalam lirik lagu-lagu Ebiet G. Ade SKRIPSI

Tuturan Metaforis dalam lirik lagu-lagu Ebiet G. Ade SKRIPSI Tuturan Metaforis dalam lirik lagu-lagu Ebiet G. Ade SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Oleh Sarwo Indah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antara tanda - tanda linguistik atau tanda-tanda lingual dengan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antara tanda - tanda linguistik atau tanda-tanda lingual dengan hal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam linguistik terdapat kajian khusus mengenai makna yang dikenal dengan Semantik. Semantik adalah ilmu tentang makna. Para ahli bahasa memberikan pengertian semantik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi 1 BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab 1, peneliti akan memaparkan hal-hal yang melatarbelakangi penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi operasional. 1.1 Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Salah

BAB I PENDAHULUAN. sendiri mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ciptaan Tuhan yang paling tinggi derajatnya adalah manusia, manusia sendiri mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Salah satu kelebihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesatuan dan kesinambungan mengandung irama dan ragam nada (suara yang berirama) disebut

BAB I PENDAHULUAN. kesatuan dan kesinambungan mengandung irama dan ragam nada (suara yang berirama) disebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lagu merupakan seni nada atau suara dalam urutan, kombinasi dan hubungan temporal biasanya diiringi dengan alat musik untuk menghasilkan gubahan musik yang

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada diluar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalin hubungan dengan dunia luar, hal ini berarti bahwa fungsi utama

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalin hubungan dengan dunia luar, hal ini berarti bahwa fungsi utama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan wahana komunikasi yang paling efektif bagi manusia dalam menjalin hubungan dengan dunia luar, hal ini berarti bahwa fungsi utama bahasa adalah sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN A.T. MAHMUD

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN A.T. MAHMUD ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN A.T. MAHMUD SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti morfem, kata, kelompok kata, kalusa, kalimat. Satuan-satuan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. seperti morfem, kata, kelompok kata, kalusa, kalimat. Satuan-satuan tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai alat komunikasi dan interaksi pada dasarnya tidak dapat ditafsirkan secara terpisah, karena dalam bahasa mempunyai satuan-satuan seperti morfem, kata,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. curahan perasaan pribadi, (2) susunan sebuah nyanyian (Moeliono (Peny.), 2003:

BAB II LANDASAN TEORI. curahan perasaan pribadi, (2) susunan sebuah nyanyian (Moeliono (Peny.), 2003: 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Lirik Lagu Sebagai Genre Sastra Lirik mempunyai dua pengertian yaitu (1) karya sastra (puisi) yang berisi curahan perasaan pribadi, (2) susunan sebuah nyanyian (Moeliono

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU EBIT G. ADE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU EBIT G. ADE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU EBIT G. ADE SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Diajukan oleh : EMA WIDIYAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang

BAB I PENDAHULUAN. suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Puisi merupakan ungkapan perasaan yang dihayati oleh penyairnya ke dalam suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan ruang lingkup penelitian. 1.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Menurut Felicia (2001), dalam berkomunikasi sehari-hari, salah satu alat yang paling sering digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seseorang dapat bertutur dengan bahasa tertentu secara tiba-tiba dalam situasi penuturan baik bersifat formal maupun yang bersifat informal. Mengganti bahasa diartikan

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Dalam bab dua ini penulis akan membahas tentang teori-teori yang akan digunakan

Bab 2. Landasan Teori. Dalam bab dua ini penulis akan membahas tentang teori-teori yang akan digunakan Bab 2 Landasan Teori Dalam bab dua ini penulis akan membahas tentang teori-teori yang akan digunakan dalam penelitian kali ini. Teori tersebut mencangkup teori semantik dan teori pengkajian puisi. Teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh manusia dalam kehidupan seharihari. Ketika berbahasa ada bentuk nyata dari pikiran yang ingin disampaikan kepada mitra

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK TEMATIK DIKELAS V SDN BAKTI KENCANA

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK TEMATIK DIKELAS V SDN BAKTI KENCANA PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK TEMATIK DIKELAS V SDN BAKTI KENCANA MAKALAH SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti ujian sidang sarjana Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK SKRIPSI Usulan Penelitian untuk Skripsi S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Diajukan Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperhitungkan efek yang ditimbulkan oleh perkataan tersebut, karena nilai

BAB I PENDAHULUAN. memperhitungkan efek yang ditimbulkan oleh perkataan tersebut, karena nilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dasar penggunaan bahasa dalam sastra bukan sekedar paham, tetapi yang penting adalah keberdayaan kata untuk meninggalkan kesan kepada pembaca atau pendengarnya. Dalam

Lebih terperinci

ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU IWAN FALS SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS X

ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU IWAN FALS SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS X ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU IWAN FALS SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS X Oleh: Supriyanto Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA Oleh: Supriyadi Wibowo Progam Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

DIKSI DALAM NOVEL SAAT LANGIT DAN BUMI BERCUMBU KARYA WIWID PRASETYO OLEH INDRAWATI SULEMAN

DIKSI DALAM NOVEL SAAT LANGIT DAN BUMI BERCUMBU KARYA WIWID PRASETYO OLEH INDRAWATI SULEMAN 1 DIKSI DALAM NOVEL SAAT LANGIT DAN BUMI BERCUMBU KARYA WIWID PRASETYO OLEH INDRAWATI SULEMAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa puisi berasal dari bahasa Yunani poeima membuat atau

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa puisi berasal dari bahasa Yunani poeima membuat atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puisi merupakan bentuk karya sastra yang sangat populer di kalangan masyarakat sampai saat ini. Puisi digemari oleh semua lapisan masyarakat, karena kemajuan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra anak masih terpinggirkan dalam khazanah kesusastraan di Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang sastra anak. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Empat keterampilan berbahasa yang harus dimiliki siswa dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Analisis Gaya Bahasa pada Lirik Lagu Grup Band Noah dalam Album Seperti Seharusnya (Edi Yulianto, 2015)

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Analisis Gaya Bahasa pada Lirik Lagu Grup Band Noah dalam Album Seperti Seharusnya (Edi Yulianto, 2015) 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan memberikan pemaparan mengenai penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Penelitian sejenis yang peneliti temukan dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan keterampilan dasar terpenting pada manusia, yaitu berbahasa. Menurut Tarigan (1986:3), menulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk mengikuti perkembangan zaman. Pembelajaran memiliki peran serta mendidik siswa agar menjadi manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Bahasa puisi mempunyai arti yang tersimpan dan ingin diungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Bahasa puisi mempunyai arti yang tersimpan dan ingin diungkapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bentuk karya sastra mempunyai bahasa yang khas salah satunya yaitu puisi. Bahasa puisi mempunyai arti yang tersimpan dan ingin diungkapkan oleh penulisnya. Menulis

Lebih terperinci

2015 METAFORA DALAM TUTURAN KOMENTATOR INDONESIA SUPER LEAGUE MUSIM : KAJIAN SEMANTIK KOGNITIF

2015 METAFORA DALAM TUTURAN KOMENTATOR INDONESIA SUPER LEAGUE MUSIM : KAJIAN SEMANTIK KOGNITIF BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola menjadi cabang olahraga yang sangat populer dan digemari oleh masyarakat Indonesia. Selain pertandingannya yang menarik terdapat pula fenomena bahasa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan yang Relevan Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan dengan judul skripsi ini. Untuk mempertanggungjawabkan suatu karya ilmiah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dalam sebuah karya sastra, namun berkaitan dengan hal-hal yang dianggap sangat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dalam sebuah karya sastra, namun berkaitan dengan hal-hal yang dianggap sangat BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Metafora tidak terbatas menyangkut pada sebuah gaya bahasa yang terdapat dalam sebuah karya sastra, namun berkaitan dengan hal-hal yang dianggap sangat dekat dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu aset kebudayaan bagi bangsa

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu aset kebudayaan bagi bangsa 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan salah satu aset kebudayaan bagi bangsa Indonesia. Salah satu ragam bahasa di Indonesia adalah peribahasa. Berbicara mengenai peribahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa dan sastra memiliki hubungan yang erat. Kekuatan sastra berada pada kekuatan dan cara pengarang menggunakan bahasa. Melalui bahasa, seorang pengarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena itu, bagi

BAB I PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena itu, bagi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu karya seni yang disampaikan oleh seorang sastrawan melalui media bahasa. Keindahan dalam suatu karya sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keempat keterampilan berbahasa tersebut memiliki keterkaitan yang sangat erat

BAB I PENDAHULUAN. Keempat keterampilan berbahasa tersebut memiliki keterkaitan yang sangat erat BAB I PENDAHULUAN Bab I membahas mengenai hal yang dipaparkan pada sub bab, yakni latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Adapun penjelasannya sebagai berikut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra. Sebuah karya sastra tidak lepas dari bahasa. dapat dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra. Sebuah karya sastra tidak lepas dari bahasa. dapat dikatakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan berbahasa memudahkan seseorang berkomunikasi dengan orang lain, dalam bermasyarakat. Dasar yang sangat penting bagi seseorang untuk berkomunikasi adalah bahasa.

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA ALAM PADA SISWA KELAS V SD NO. 188/1 KEMBANG SERI SKRIPSI OLEH DESI FITRI A1D109099

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA ALAM PADA SISWA KELAS V SD NO. 188/1 KEMBANG SERI SKRIPSI OLEH DESI FITRI A1D109099 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA ALAM PADA SISWA KELAS V SD NO. 188/1 KEMBANG SERI SKRIPSI OLEH DESI FITRI A1D109099 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia, baik komunikasi. kehidupan masyarakat. Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia, baik komunikasi. kehidupan masyarakat. Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia, baik komunikasi antarindividu yang satu dengan yang lain maupun antar kelompok yang satu dengan yang lain. Interaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran manusia. Dalam musik terdapat lirik lagu dan alunan musik yang harmonis, dapat membawa seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting agar suatu maksud dari pembicara dapat sampai dengan baik

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting agar suatu maksud dari pembicara dapat sampai dengan baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Segala hal yang dilakukan seseorang tak terlepas dari bagaimana ia memaknai tindakannya, begitu pula dalam berkomunikasi yang menjadikan bahasa sebagai kunci pokoknya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai medianya (Semi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia (Semi, bahasa sebagai mediumnya (Sugono, 2008:129).

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia (Semi, bahasa sebagai mediumnya (Sugono, 2008:129). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang berobjek manusia dan bermedium bahasa dalam kehidupan masyarakat. Sastra sebagai karya kreatif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya dipakai dalam berkomunikasi secara lisan akan tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya dipakai dalam berkomunikasi secara lisan akan tetapi juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemakaian gaya bahasa di kalangan masyaakat sangat beragam, tidak hanya dipakai dalam berkomunikasi secara lisan akan tetapi juga dipakai dalam menyampaikan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN KATA KHUSUS PADA KUMPULAN PUISI KETIKA CINTA BICARA KARYA KAHLIL GIBRAN

PENGGUNAAN GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN KATA KHUSUS PADA KUMPULAN PUISI KETIKA CINTA BICARA KARYA KAHLIL GIBRAN PENGGUNAAN GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN KATA KHUSUS PADA KUMPULAN PUISI KETIKA CINTA BICARA KARYA KAHLIL GIBRAN Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. karya sastra penggunaan bahasa dihadapkan pada usaha sepenuhnya untuk

I. PENDAHULUAN. karya sastra penggunaan bahasa dihadapkan pada usaha sepenuhnya untuk 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada karya sastra, bahasa yang dipergunakan berbeda dengan karya ilmiah. Dalam karya sastra penggunaan bahasa dihadapkan pada usaha sepenuhnya untuk pengungkapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keinginan, memberikan saran atau pendapat, dan lain sebagainya. Semakin tinggi

BAB I PENDAHULUAN. keinginan, memberikan saran atau pendapat, dan lain sebagainya. Semakin tinggi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki peranan yang sangat signifikan dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa adanya bahasa, manusia tidak dapat mengungkapkan perasaan, menyampaikan keinginan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala bentuk gagasan, ide, tujuan, maupun hasil pemikiran seseorang kepada orang

BAB I PENDAHULUAN. segala bentuk gagasan, ide, tujuan, maupun hasil pemikiran seseorang kepada orang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat vital yang dimiliki oleh manusia dalam mengekspresikan segala bentuk gagasan, ide, tujuan, maupun hasil pemikiran seseorang kepada orang

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA BERITA SURAT KABAR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 37 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA BERITA SURAT KABAR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 37 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA BERITA SURAT KABAR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 37 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Astuti Riawardani Progam Studi Pendidikan Bahasa Dan

Lebih terperinci

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN PAK KASUR

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN PAK KASUR ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN PAK KASUR NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau bisa disebut dengan bahasa tulis.

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau bisa disebut dengan bahasa tulis. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan bahasa di dalam masyarakat untuk wujud pemakaian bahasa berupa kata, frase, klausa, dan kalimat. Oleh sebab itu, perkembangan bahasa terjadi pada tataran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. atau persamaan; misal kaki gunung, kaki meja, berdasarkan kias pada kaki manusia (Harimurti, 2008: 152).

BAB 1 PENDAHULUAN. atau persamaan; misal kaki gunung, kaki meja, berdasarkan kias pada kaki manusia (Harimurti, 2008: 152). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai sistem komunikasi merupakan alat untuk mengekspresikan pikiran kita, perasaan kita, dan pendapat kita. Tentunya ketika berbicara kepada seseorang tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sistem tanda yang mempunyai makna yang mempergunakan medium bahasa. Bahasa sebagai medium karya sastra. Bahasa sudah menjadi sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan perasaannya bilamana tidak saling menyerap tanda-tanda yang

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan perasaannya bilamana tidak saling menyerap tanda-tanda yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya bahasa dipahami sebagai alat komunikasi dalam kehidupan masyarakat. Manusia dalam hidup bermasyarakat saling menyampaikan pikiran dan perasaannya. Manusia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perubahan fakta cerita novel Pintu Terlarang karya Sekar Ayu Asmara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perubahan fakta cerita novel Pintu Terlarang karya Sekar Ayu Asmara 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian yang Relevan Sebelumnya Perubahan fakta cerita novel Pintu Terlarang karya Sekar Ayu Asmara ke dalam film Pintu Terlarang disutradarai oleh Sheila Thimoty belum

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Wujud sarana retorika yang digunakan dalam Puisi-puisi Anak di Harian

BAB V PENUTUP. 1. Wujud sarana retorika yang digunakan dalam Puisi-puisi Anak di Harian 112 BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Wujud sarana retorika yang digunakan dalam Puisi-puisi Anak di Harian Kedaulatan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret; (3) ling gambaran

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret; (3) ling gambaran BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Landasan Teori 2.1.1 Konsep Konsep adalah (1) rancangan atau buram surat dan sebagainya; (2) ide atau pengertian yang diabstrakkan dari

Lebih terperinci

METAFORA PADA KUMPULAN PUISI DERU CAMPUR DEBU KARYA CHAIRIL ANWAR SKRIPSI

METAFORA PADA KUMPULAN PUISI DERU CAMPUR DEBU KARYA CHAIRIL ANWAR SKRIPSI METAFORA PADA KUMPULAN PUISI DERU CAMPUR DEBU KARYA CHAIRIL ANWAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Oleh RENI KARNITA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Melalui karya sastra, seseorang

I. PENDAHULUAN. membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Melalui karya sastra, seseorang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat keyakinan dalam suatu bentuk konkret yang membangkitkan pesona

Lebih terperinci

ANALISIS WACANA LIRIK LAGU OPICK ALBUM ISTIGFAR (TINJAUAN INTERTEKSTUAL, ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL)

ANALISIS WACANA LIRIK LAGU OPICK ALBUM ISTIGFAR (TINJAUAN INTERTEKSTUAL, ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL) ANALISIS WACANA LIRIK LAGU OPICK ALBUM ISTIGFAR (TINJAUAN INTERTEKSTUAL, ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra

Lebih terperinci

MOTTO. Hanya dengan mengingat Allah hati akan terasa tenang (Terjemahan Q.S. bersyukur akan senantiasa membawa kita pada jalan kemudahan (Penulis)

MOTTO. Hanya dengan mengingat Allah hati akan terasa tenang (Terjemahan Q.S. bersyukur akan senantiasa membawa kita pada jalan kemudahan (Penulis) ii iii iv MOTTO Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai kemampuannya (Terjemahan Q.S. Al-Baqarah:286) Hanya dengan mengingat Allah hati akan terasa tenang (Terjemahan Q.S. Ar- Ra d:28) Mengeluh

Lebih terperinci

Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah.

Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah. Pengertian dan Unsur-unsurnya Karya sastra secara umum bisa dibedakan menjadi tiga: puisi, prosa, dan drama. Secara etimologis istilah puisi berasal dari kata bahasa Yunani poesis, yang berarti membangun,

Lebih terperinci

Mata Kuliah Persepsi Bentuk

Mata Kuliah Persepsi Bentuk Modul ke: Mata Kuliah Persepsi Bentuk Pertemuan 11 Fakultas FDSK Nina Maftukha, S.Pd., M.Sn Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id IDE Dalam dunia seni rupa umumnya dikenal ada dua struktur,

Lebih terperinci

MEDIA VIDEO EMOTIF SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN PUISI

MEDIA VIDEO EMOTIF SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN PUISI Bahasa dan Sastra Indonesia dalam Konteks Global MEDIA VIDEO EMOTIF SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN PUISI M. Syirojudin A malina Wijaya S2 Pendidikan Bahasa Indonesia, Pascasarjana

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang digunakan untuk menyampaikan maksud tertentu oleh seseorang kepada orang lain. Dengan kata lain, untuk berkomunikasi. Menurut Keraf

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 AMBAL TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 AMBAL TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 AMBAL TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Turyati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 6 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Keterampilan Menulis Puisi a. Hakikat Menulis Tarigan (1994:3) memberikan pengertian bahwa menulis adalah suatu keterampilan berbahasa

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL Judul Penelitian : Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP Negeri 22 Padang Nama : Rika Fitrianti NPM : 0910013111196 Jenjang Pendidikan : Sarjana Pendidikan (S1) Program

Lebih terperinci

Gaya dan Stilistika Citra, Metafora,Simbol, dan Mitos

Gaya dan Stilistika Citra, Metafora,Simbol, dan Mitos Gaya dan Stilistika Citra, Metafora,Simbol, dan Mitos Gaya dan Stilistika Menurut KBBI gaya adalah ragam (cara, rupa, bentuk, dsb) yang khusus (mengenai tulisan, karangan, pemakain bahasa, bangunan rumah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cara pengungkapannya. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan secara

BAB I PENDAHULUAN. cara pengungkapannya. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan secara 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Secara umum karya sastra terbagi atas tiga jenis yaitu puisi, prosa dan drama. Menurut Kosasih (2012:1), ketiga jenis karya sastra tersebut dibedakan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang bersifat estetik. Hasil ciptaan itu menjadi sebuah karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang bersifat estetik. Hasil ciptaan itu menjadi sebuah karya sastra 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah bentuk seni yang dituangkan melalui bahasa. Pada hakikatnya karya sastra merupakan karya seni yang bersifat kreatif. Artinya

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA Oleh: Ulin Niswah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Adi_Jaddati@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu bentuk karya sastra yang memiliki keindahan dalam bahasanya yaitu puisi. Waluyo (1991:3) mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang paling tua.

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PADA PUISI AKU KARYA CHAIRIL ANWAR

ANALISIS GAYA BAHASA PADA PUISI AKU KARYA CHAIRIL ANWAR P ISSN 2614-624X E ISSN 2614-6231 DOI: http://dx.doi.org/10.22460/p.v1i2p%25p.193 ANALISIS GAYA BAHASA PADA PUISI AKU KARYA CHAIRIL ANWAR Risma Despryanti 1, Riska Desyana 2, Amalia Siddiqa Rahayu 3, Yeni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat hidup bermasyarakat. Dengan bahasa orang dapat. lambang bunyi, suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Keraf,

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat hidup bermasyarakat. Dengan bahasa orang dapat. lambang bunyi, suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Keraf, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari orang tidak dapat lepas dari pemakaian bahasa, apalagi dalam kehidupan masyarakat. Peranan bahasa dalam hidup bermasyarakat sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak terlepas dari kehidupan masyarakat karena dalam karya

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak terlepas dari kehidupan masyarakat karena dalam karya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Karya sastra tidak terlepas dari kehidupan masyarakat karena dalam karya sastra terdapat kenyataan yang dialami oleh masyarakat itu

Lebih terperinci

KONDISI BUKU TEKS APRESIASI PUISI DI PERGURUAN TINGGI

KONDISI BUKU TEKS APRESIASI PUISI DI PERGURUAN TINGGI KONDISI BUKU TEKS APRESIASI PUISI DI PERGURUAN TINGGI Oktaviani Windra Puspita 1, Andayani 2, Herman J. Waluyo 3, Muhammad Rohmadi 4 Program Doktor Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sastra diciptakan oleh para sastrawan untuk dapat dinikmati, dipahami, dan

BAB I PENDAHULUAN. sastra diciptakan oleh para sastrawan untuk dapat dinikmati, dipahami, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan gambaran dari kehidupan sosial masyarakat. Karya sastra diciptakan oleh para sastrawan untuk dapat dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan masyarakat.

Lebih terperinci

GAYA BAHASA PUISI TANPA SYARAT PADA AKUN SEBAGAI MEDIA AJAR PEMAKNAAN PUISI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

GAYA BAHASA PUISI TANPA SYARAT PADA AKUN SEBAGAI MEDIA AJAR PEMAKNAAN PUISI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS GAYA BAHASA PUISI TANPA SYARAT PADA AKUN INSTAGRAM @PuisiLangit SEBAGAI MEDIA AJAR PEMAKNAAN PUISI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS Theresia Pinaka Ratna Ning Hapsari, Veronica Melinda Nurhidayati Universitas

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TEKNIK PANGGIL PENGALAMAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA N 5 PURWOREJO

PENGGUNAAN TEKNIK PANGGIL PENGALAMAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA N 5 PURWOREJO PENGGUNAAN TEKNIK PANGGIL PENGALAMAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA N 5 PURWOREJO Oleh: Farida Tuzzaman Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nur Innayatunnisa, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nur Innayatunnisa, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan wujud dari gagasan dan pemikiran seseorang, wujud dari sastra itu sendiri adalah berupa karya yang berbentuk tulisan atau karangan. Gagasan seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengetahuan tentang kode bahasa, kode budaya dan kode sastra.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengetahuan tentang kode bahasa, kode budaya dan kode sastra. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memahami sebuah karya sastra pada dasarnya bukanlah persoalan mudah, karena pemahaman sastra berkaitan erat dengan proses sifat karya sastra itu sendiri. Maka

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. meneliti tentang lirik lagu Umi karya Hayashi Ryuuha dan Omocha No

BAB II LANDASAN TEORI. meneliti tentang lirik lagu Umi karya Hayashi Ryuuha dan Omocha No BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Sebelumnya Berdasarkan penelitian terdahulu, belum ada seorang pun yang meneliti tentang lirik lagu Umi karya Hayashi Ryuuha dan Omocha No Chachacha karya Nosaka Akiyuki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagian alat komunikasi, baik komunikasi antara individu yang satu dengan

BAB I PENDAHULUAN. sebagian alat komunikasi, baik komunikasi antara individu yang satu dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan unsur terpenting dalam kehidupan manusia, yaitu sebagian alat komunikasi, baik komunikasi antara individu yang satu dengan yang lain maupun

Lebih terperinci

bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna.

bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna. PUISI bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna. Keindahan sebuah puisi disebabkan oleh: diksi, majas, rima dan irama yang terkandung dalam karya sastra tersebut. Adapun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagus Pragnya Paramarta, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagus Pragnya Paramarta, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat tutur akan menggunakan bahasanya secara dinamis. Artinya, bahasa yang digunakan oleh penutur tidak selalu menggunakan bahasa yang digunakan pada saat itu

Lebih terperinci