BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Studi Terdahulu. Adapun beberapa penelitian yang berkaitan dan relevan dengan penelitian ini,
|
|
- Sudomo Indradjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 digilib.uns.ac.id 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Studi Terdahulu Kajian pustaka dalam penelitan ini dilakukan dengan cara menelusuri penelitian-penelitian terdahulu, khususnya yang berkaitan dengan kemetaforaan. Adapun beberapa penelitian yang berkaitan dan relevan dengan penelitian ini, sebagai berikut. Penelitian Henry Yustanto (1988) berupa skripsi yang berjudul Kemetaforaan Dalam Puisi-puisi Chairil Anwar, Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS, membahas keekspresifan metafora dalam puisi-puisi karya Chairil Anwar. Permasalahan lain yang dibahas dalam skripsi ini adalah jenis-jenis metafora yang dipakai Chairil Anwar dalam mewujudkan gagasannya. Simpulan dari penelitian ini adalah: (1) puisi-puisi karya Chairil Anwar sangat ekspresif, (2) metafora yang terdapat di dalamnya berhubungan dengan masalah kehidupan keras sesuai keadaan zaman sang penyair. Winarno (1997) dalam skripsinya Metafora dan Kemetaforaan Karyakarya Danarto, Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS, meneliti jenis dan tipe metafora pada kumpulan cerpen dan novel karya Danarto, keekspresifan metafora berdasarkan jarak antara tenor dan wahana, dan pengaruh realitas sosial terhadap penciptaan metafora. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa, Danarto banyak menciptakan ungkapan metafora yang berbentuk klausa dalam kumpulan cerpen dan novelnya ( Godlob, Adam Ma rifat, dan Orang Jawa Naik Haji ). Skripsi Sarwo Indah Ika Wigati (2003), Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS, berjudul Tuturan Metaforis dalam Lirik Lagu-lagu Ebiet G. Ade 10
2 digilib.uns.ac.id 11 membahas wujud tuturan metafora dari segi bentuk dan jenisnya, serta keekspresifan yang terdapat dalam lirik lagu tersebut. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa metafora kalimatif dan metafora kategori manusia (human) banyak ditemukan dalam lirik lagu Ebiet G. Ade sebesar 35,55 %. Dari 149 data metafora dalam lirik lagu Ebiet G. Ade terdapat lima metafora konvensional dan empat metafora mati. Penelitian Endang Dwi Suryawati (2006) berupa skripsi, Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS yang berjudul Kemetaforaan dalam Lirik Lagu Dangdut membahas tipe dan jenis metafora, tingkat keekspresifan metafora, dan fungsi tuturan tulis metafora dalam lirik lagu dangdut. Simpulan dari penelitian ini adalah metafora dalam lirik lagu dangdut tidak seluruhnya memiliki tenor dan wahana. Disebutkan pula bahwa fungsi metafora berdasarkan konteks pemakaiannya dalam lirik lagu dangdut adalah untuk: (1) memperkaya makna, (2) menjelaskan yang abstrak agar lebih konkret, (3) mengungkapkan makna secara berlebihan, dan (4) memperhalus bahasa. Skripsi Suharno (2009) Kemetaforaan SMS dalam Kolom Halo Ole!- Mania pada Tabloid Bola, Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS, membahas wujud dan makna ungkapan metaforis yang terdapat dalam SMS pada Kolom Halo Ole!- Mania pada Tabloid Bola. Simpulan dari penelitian ini adalah wujud ungkapan metafora yang terdapat dalam SMS pada Kolom Halo- Ole!- Mania pada Tabloid Bola dari segi sintaksis terdapat beberapa bentuk, yaitu metafora nominatif, metafora komplementatif, metafora predikatif, metafora klausa, dan metafora kalimatif. Kemudian dilihat dari jenis metafora menurut Stephen Ullman terdapat beberapa bentuk yaitu metafora antropomorfis, metafora
3 digilib.uns.ac.id 12 binatang, metafora konkret ke abstrak, dan metafora sinaestetik. Makna ungkapan metaforis yang terdapat dalam SMS pada Kolom Halo Ole!- Mania pada Tabloid Bola bervariasi dan sangat ekspresif. Disebutkan pula bahwa terdapat keterkaitan antara pencipta metafora dalam SMS pada Kolom Halo Ole!- Mania pada Tabloid Bola dengan ruang persepsi manusia, dan paling banyak menduduki keterkaitan yaitu binatang atau anime. Penelitian Farida Trisnaningtyas (2010) berupa skripsi yang berjudul Metafora pada Rubrik Opini dalam Majalah Tempo, Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS, membahas bentuk, jenis, dan pengimajian menurut ruang persepsi manusia pada tuturan metaforis yang terdapat dalam rubrik opini majalah Tempo. Simpulan penelitian ini adalah dari segi hubungan antara tenor dan wahana, metafora yang terdapat dalam rubrik opini majalah Tempo dapat dikelompokkan menjadi kemiripan bentuk dan kemiripan emotif. Dari segi sintaksisnya, metafora bentuk kalimatif yang paling banyak digunakan. Dari segi pengimajian menurut medan persepsi manusia, metafora yang berkategori human paling banyak digunakan. Penelitian selanjutnya, penelitian Lilis Yulaika (2012) berupa skripsi yang berjudul Kemetaforaan Dalam Lirik Lagu Group Band Sheila On 7, Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS, membahas jenis metafora dan jarak antara tenor dan wahana dalam lirik lagu Group Band Sheila On 7. Simpulan penelitian ini adalah Jenis metafora yang terkandung dalam lirik lagu Group Band Sheila On 7 meliputi metafora antropomorfis berjumlah 26 buah, metafora binatang 5 buah, metafora dari konkret ke abstrak 55 buah, dan metafora sinaestetik 16 buah. Serta jarak antara tenor dan wahana metafora-metafora yang terdapat dalam lirik lagu
4 digilib.uns.ac.id 13 Group Band Sheila on 7 cukup jauh atau samar. Akibat jauhnya jarak antara tenor dan wahana tersebut, maka metafora yang ada cukup ekspresif. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya jumlah kemiripan emotif antara tenor dan wahana metafora-metafora tersebut, yaitu 88 buah. Berdasarkan pengamatan tentang adanya penelitian terdahulu yang relevan, penelitian yang mengkaji Kemetaforaan dalam Kumpulan Puisi Aku Ingin Jadi Peluru Karya Wiji Thukul belum pernah dilakukan. Oleh karena itu, sebagai kelengkapan dalam perkembangan bahasa, penelitian ini perlu dilakukan. 1. Pengertian Metafora B. Landasan Teori Ullman berpendapat tentang metafora sebagai berikut. Methapor is so closely intertwined with the very texture of human speech that we have already encountered it in various guises: as a major factor in motivation, as an expressive device, as a source of synonymy and polysemy, as an outlet for intense emotions, as a means of filling gaps in vocabulary, and in several other roles (Metafora begitu erat terkait dengan jaringan tutur manusia yang dapat kita jumpai, antara lain: sebagai faktor utama dalam motivasi, sebagai perangkat ekspresif, sebagai sumber sinonim dan polisemi, sebagai saluran emosi yang kuat, sebagai sarana mengisi kesenjangan dalam kosa kata, dan dalam beberapa peran lain) (Ullman, 1972:212). Metafora merupakan suatu perbandingan antara dua hal yang bersifat menyatu. Dapat pula dikatakan perbandingan antara dua hal yang bersifat langsung karena kemiripan yang bersifat konkret tanpa menggunakan kata-kata yang mengungkapkan perbandingan misalnya, seperti, bak, laksana, atau bagaikan. Dua hal yang diperbandingkan tersebut, yang satu disebut sesuatu yang sedang kita perbincangkan (tenor), dan yang lain disebut sesuatu tempat kita memperbandingkan sesuatu yang pertama (wahana) (Ullman, 1972:212).
5 digilib.uns.ac.id Jenis Metafora Ullman (1972: ) membedakan metafora menjadi empat jenis, yaitu (1) metafora antropomorfis (anthropomorphic metaphor), (2) metafora binatang (animal metaphor), (3) metafora yang timbul akibat pemindahan pengalaman dari konkret ke abstrak atau sebaliknya (from concrete to abstract), (4) metafora sinaestetik (synaestetic metaphor). Berikut ini adalah penjelasan mengenai batasan jenis-jenis metafora tersebut. 1) Metafora antropomorfis Metafora antropomorfis, yaitu metafora yang mengacu pada benda mati yang diambil dari transfer nama-nama bagian tubuh manusia, baik indera maupun perasaan atau sebaliknya. Misalnya, mulut sungai, paru-paru kota, punggung bukit, dan sebagainya. Namun, secara keseluruhan jenis metafora ini tampaknya berasal dari cara yang lebih umum, yaitu berhubungan dengan diri manusia (Ullman, 1972:214). 2) Metafora binatang Metafora binatang yaitu metafora yang bersumber pada dunia binatang. Dalam bahasa Inggris ada nama tumbuhan goat s-beard (jenggot kambing), cock s-foot (kaki ayam), dog s-tail (ekor anjing), dan sebagainya (Ullman, 1972: 215). Jenis metafora binatang sebagaimana yang diungkapkan Ullman tersebut, oleh Sumarsono dicontohkan dengan lidah buaya, kumis kucing, jambu monyet, kuping gajah, cocor bebek, dan sebagainya (Ullman dan diadaptasi oleh Sumarsono, 2007:269). Selain itu bisa juga dari imajinasi terhadap binatang ini ditransfer kepada
6 digilib.uns.ac.id 15 manusia yang dapat menimbulkan sesuatu yang lucu atau humor, ironis, melemahkan nilai atau peyorasi, dan konotasi aneh. Seseorang dapat disamakan dengan binatang, misalnya menyebutnya dengan anjing, kucing, babi, keledai, tikus, angsa, singa, seekor serigala, dan sebagainya. 3) Dari konkret ke abstrak Merupakan metafora yang timbul karena pemindahan pengalaman dari konkret ke abstrak atau sebaliknya. Dalam bahasa Inggris ada metafora yang berhubungan dengan light (cahaya), misalnya to throw light on (menjelaskan sesuatu), leading light (orang penting), to enlighten (memberi pencerahan), brilliant (pintar), dan sebagainya (Ullman, 1972:214). Jenis metafora dari konkret ke abstrak sebagaimana yang diungkapkan Ullman tersebut, oleh Sumarsono dicontohkan dengan sorot mata, sinar wajah, sinar mata, hidupnya sedang bersinar, ajarannya menyinari dunia, menyoroti perilaku pemimpin, harta yang menyilaukan, kejayaannya meredup, dan sebagainya (Ullman dan diadaptasi oleh Sumarsono, 2007:269). 4) Metafora sinaestetik Metafora sinaestetik merupakan metafora yang diciptakan berdasarkan pengalihan tanggapan, yaitu pengalihan dari tanggapan berdasarkan satu indra ke indra yang lain. Misalnya, bicaranya manis (dari indra pendengaran/telinga ke indra pengecap/lidah), warnanya keras (dari indra penglihatan/mata ke indra perasa/kulit), baunya manis (dari indra penciuman/hidung ke indra pengecap/lidah), suaranya tajam (dari indra pendengaran/telinga ke indra perasa/kulit), dan sebagainya (Ullman, 1972:216). 3. Tenor dan Wahana
7 digilib.uns.ac.id 16 Dasar penciptaan metafora adalah keserupaan atau kemiripan antara dua unsur yang membentuknya. Ullman (1972:213) mengungkapkan, The basic structure of metaphor is very simple. There are always two terms present: the thing we are talking about and that to which we are comparing it (Struktur dasar metafora sangat sederhana. Selalu ada dua istilah: hal yang sedang kita bicarakan dan yang dibandingkan). Dua hal itu diperkenalkan dengan sebutan tenor dan vehicle (wahana) yang di dalamnya terdapat fitur-fitur yang dimiliki dalam bentuk umum dasar metafora. Tenor adalah sesuatu yang dibicarakan atau yang dituturkan secara metaforis, sedangkan vehicle (wahana) adalah sesuatu tempat tenor itu diperbandingkan (Ullman, 1972:213). Mengacu pada pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa makna metafora merupakan produk interaksi antara wahana dan tenor. Kekuatan yang dihasilkan dari kesenjangan di antara keduanya dapat menimbulkan daya tarik yang tinggi bagi pembaca. Dalam bahasa Latin, ada kata musculus (tikus kecil) sebuah bentuk diminutif dari mus (tikus), juga digunakan dalam makna kias otot. Dalam bahasa Inggris menjadi muscle (otot). Metafora terbentuk dari dua term atau hal, sehingga bentuk metafora tersebut, otot merupakan tenor dan tikus kecil merupakan wahananya (Ullman, 1972:213). Adapun contoh lain, misalnya dalam bahasa Inggris puncak gunung disebut crest (jambul atau jengger) karena puncak itu mirip dengan jengger pada kepala binatang. Ini berarti puncak gunung merupakan tenor dan jengger adalah wahananya (Ullman, 1972:213).
8 digilib.uns.ac.id 17 Dalam bahasa Indonesia, contohnya dalam kalimat Fernando menanduk bola. Maka dapat dipahami bahwa seorang manusia bernama Fernando diumpamakan sebagai seekor binatang bertanduk yang bisa menanduk, misalnya kerbau atau sapi. Fernando ialah sesuatu yang dibicarakan (tenor), dan binatang adalah bandingannya (wahana). Pada keduanya, Fernando dan kerbau, ada unsur umum yang dapat dibayangkan yang mengacu ada kesamaan makna, yakni suatu tindakan yang menggunakan kepala. Pada manusia hal itu disebut menyundul, sedangkan pada kerbau disebut menanduk (Ullman dan diadaptasi oleh Sumarsono, 2007:266). Keekspresifan suatu tuturan metafora terletak pada kemiripan antara tenor dan wahana. Kemiripan antara tenor dan wahana ada dua, yakni sebagai berikut. 1) Kemiripan objektif Jika kemiripan antara tenor dan wahana cukup jelas, tuturan metafora yang dihasilkan dianggap kurang ekspresif. Kemiripan semacam ini disebut kemiripan objektif. Kemiripan objektif merupakan kemiripan antara tenor dan wahana dalam hal wujud atau bentuk, misalnya Fernando menanduk bola. 2) Kemiripan emotif Jenis kemiripan secara emotif melibatkan fungsi inderawi untuk merasa. Jika antara tenor dan wahana memiliki kemiripan yang berhubungan dengan perasaan atau emosi maka kemiripan metafora semacam ini dikatakan sebagai emotif. Misalnya, kita berbicara tentang pengalaman pahit (kekecewaan) karena efek yang ditimbulkan mirip dengan rasa pahit (minuman). Apabila dua hal yang dibandingkan sangat berdekatan, misalnya bunga dibandingkan dengan bunga yang lain maka metafora akan muncul juga, tetapi
9 digilib.uns.ac.id 18 mutu ekspresifnya tidak ada sama sekali. Sebaliknya, apabila jarak antara dua objek yang dibandingkan itu cukup jauh maka metafora itu semakin efektif (Ullman, 1972:213). Hal serupa juga diungkapkan Richard (dalam Ullman, 1972:214) As the two things put together are more remote, the tension created is, of course, greater. That tension is the spring of the bow, the source of the energy of the shot (Apabila dua hal yang dipertautkan itu makin jauh jaraknya, tentunya kadar keefektifan metafora yang diciptakan akan lebih besar sehingga lebih ekspresif. Kadar keefektifan merupakan tolok ukur dari sebuah kekuatan atau keekspresifan metafora tersebut). 4. Pengertian Puisi Rachmat Djoko Pradopo (1993:7) menyatakan bahwa puisi merupakan rekaan dan interpretasi pengalaman manusia yang penting, dinyatakan dalam wujud yang menarik dan berkesan. Adapun Tarigan (1993:4-5) mendefinisikan puisi sebagai hasil sebuah ide atau gagasan yang menghasilkan seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat-syarat tertentu dengan menggunakan irama, sajak, dan kadang-kadang kata kiasan sehingga tercipta keselarasan yang menyenangkan. Selanjutnya Herman J. Waluyo (1987:3) menyatakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian aspek fisik dan batinnya. Dalam sebuah puisi, bentuk pertama yang terlihat sebagai sebuah karya sastra adalah bahasa (kata-kata) yang tersusun indah. Puisi memiliki ragam bahasa yang berbeda (bahkan cenderung menyimpang) dari bahasa sehari-hari. Dalam hal
10 digilib.uns.ac.id 19 ini dikenal dengan bahasa kiasan. Salah satu wujud bahasa kiasan yang dominan dalam puisi adalah metafora. Di dalam puisi, metafora berperan untuk mengonkretkan sesuatu yang abstrak, memperindah bahasa, memperkaya makna, memperdalam arti, dan sebagainya (Edi Subroto, 2011: ). C. Kerangka Pikir Kerangka pikir adalah cara kerja yang digunakan oleh penulis untuk menyelesaikan permasalahan yang akan diteliti. Kerangka pikir melibatkan faktorfaktor yang ada dalam penelitian ini. Kerangka pikir penelitian ini secara garis besar digambarkan pada bagan berikut.
11 digilib.uns.ac.id 20 Bagan Kerangka Pikir Kumpulan puisi Aku Ingin Jadi Peluru karya Wiji Thukul Ungkapan metafora Teori Stephen Ullman Jenis metafora Kemiripan antara tenor dan wahana - Metafora antropomorfis - Metafora binatang - Metafora dari konkret ke abstrak - Kemiripan emotif - Kemiripan objektif - Metafora sinaestetik Simpulan Adapun penjelasan dari bagan kerangka pikir di atas, sebagai berikut. Kumpulan puisi Aku Ingin Jadi Peluru karya Wiji Thukul hanya diambil yang mengandung ungkapan metafora sebagai data. Konteks kalimat pembentuk tuturan metafora diikutsertakan pula dalam penulisan data guna mengetahui makna yang terkandung dalam tuturan metafora tersebut. Selanjutnya dengan menggunakan teori Stephen Ullman tuturan metafora akan digolongkan ke dalam jenis metafora yang sesuai dengan ciri-ciri yang dimiliki ungkapan metafora tersebut (metafora antropomorfis, metafora binatang, metafora dari konkret ke
12 digilib.uns.ac.id 21 abstrak, atau metafora sinaestetik). Langkah selanjutnya, ungkapan metafora juga dianalisis dengan teori Stephen Ullman untuk mengetahui tenor dan wahana serta kemiripannya, yakni termasuk ke dalam kemiripan emotif atau kemiripan objektif. Kemiripan tenor dan wahana akan menunjukkan tingkat keekspresifan sebuah metafora. Dari keseluruhan langkah di atas maka dapat ditarik sebuah simpulan, yakni jumlah masing-masing jenis metafora sehingga dapat diketahui jenis metafora yang paling banyak digunakan dalam kumpulan puisi Aku Ingin Jadi Peluru karya Wiji Thukul. Selanjutnya dapat diketahui pula jumlah kemiripan emotif dan objektif sehingga dapat diketahui tingkat keekspresifan metafora dalam kumpulan puisi Aku Ingin Jadi Peluru karya Wiji Thukul.
METAFORA PADA LIRIK LAGU MUHAMMAD TULUS RUSYDI (TULUS) DI ALBUM GAJAH ARTIKEL SKRIPSI
METAFORA PADA LIRIK LAGU MUHAMMAD TULUS RUSYDI (TULUS) DI ALBUM GAJAH ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Penulisan Skripsi guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Prodi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengertian secara umum, bahasa merupakan suatu bentuk alat komunikasi manusia yang berupa lambang bunyi melalui alat ucap yang dikeluarkannya akan memunculkan sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan sastra. Pada intinya kegiatan bersastra sesungguhnya adalah media
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari sebuah kesusastraan, terlepas dari apakah kegiatan bersastra dilakukan didasari ataupun tanpa didasari kesadaran untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem lambang bunyi yang bermakna dan dihasilkan oleh alat ucap manusia (Keraf, 2004:1), sedangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
Nama Judul : Endang Dwi Suryawati : Kemetaforaan dalam lirik lagu dangdut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Roman Jacobson (dalam Tarigan, 1987:11) menyebutkan dua fungsi bahasa, yaitu fungsi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penulisan skripsi ini penulis tidak terlepas dari buku-buku pendukung
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan yang Relevan Dalam penulisan skripsi ini penulis tidak terlepas dari buku-buku pendukung dan skripsi yang relevan dengan judul penelitian. Sesuai dengan judul penelitian
Lebih terperinciKEMETAFORAAN DALAM LIRIK LAGU GRUP BAND SHEILA ON 7
KEMETAFORAAN DALAM LIRIK LAGU GRUP BAND SHEILA ON 7 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide, maupun isi pikiran kepada
Lebih terperinciANALISIS TUTURAN METAFORIS DALAM LIRIK LAGU-LAGU LETTO
ANALISIS TUTURAN METAFORIS DALAM LIRIK LAGU-LAGU LETTO SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Oleh : TYAS PUJI PRAMESTI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sisi-sisi kehidupan manusia dan memuat kebenaran-kebenaran kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan refleksi atau cerminan kondisi sosial masyarakat yang terjadi di dunia sehingga karya itu menggugah perasaan orang untuk berpikir tentang
Lebih terperinciMETAFORA TEMA PERCINTAAN PADA LIRIK LAGU CIPTAAN EBIET G. ADE: Sebuah Tinjauan Semantik
METAFORA TEMA PERCINTAAN PADA LIRIK LAGU CIPTAAN EBIET G. ADE: Sebuah Tinjauan Semantik Yunita Wulan Nugrahani Muhammad Qomaruddin Prodi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, identifikasi
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, batasan masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Penelitian sejenis yang peneliti temukan dalam bentuk skripsi di
6 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevan Penelitian sejenis yang peneliti temukan dalam bentuk skripsi di perpustakaan Universitas Muhammadiyah Purwokerto ada dua yaitu skripsi Muput
Lebih terperinciTuturan Metaforis dalam lirik lagu-lagu Ebiet G. Ade SKRIPSI
Tuturan Metaforis dalam lirik lagu-lagu Ebiet G. Ade SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Oleh Sarwo Indah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hubungan antara tanda - tanda linguistik atau tanda-tanda lingual dengan hal yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam linguistik terdapat kajian khusus mengenai makna yang dikenal dengan Semantik. Semantik adalah ilmu tentang makna. Para ahli bahasa memberikan pengertian semantik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi
1 BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab 1, peneliti akan memaparkan hal-hal yang melatarbelakangi penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi operasional. 1.1 Latar Belakang Masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sendiri mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Salah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ciptaan Tuhan yang paling tinggi derajatnya adalah manusia, manusia sendiri mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Salah satu kelebihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesatuan dan kesinambungan mengandung irama dan ragam nada (suara yang berirama) disebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lagu merupakan seni nada atau suara dalam urutan, kombinasi dan hubungan temporal biasanya diiringi dengan alat musik untuk menghasilkan gubahan musik yang
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada diluar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam menjalin hubungan dengan dunia luar, hal ini berarti bahwa fungsi utama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan wahana komunikasi yang paling efektif bagi manusia dalam menjalin hubungan dengan dunia luar, hal ini berarti bahwa fungsi utama bahasa adalah sebagai
Lebih terperinciANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN A.T. MAHMUD
ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN A.T. MAHMUD SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperti morfem, kata, kelompok kata, kalusa, kalimat. Satuan-satuan tersebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai alat komunikasi dan interaksi pada dasarnya tidak dapat ditafsirkan secara terpisah, karena dalam bahasa mempunyai satuan-satuan seperti morfem, kata,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. curahan perasaan pribadi, (2) susunan sebuah nyanyian (Moeliono (Peny.), 2003:
6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Lirik Lagu Sebagai Genre Sastra Lirik mempunyai dua pengertian yaitu (1) karya sastra (puisi) yang berisi curahan perasaan pribadi, (2) susunan sebuah nyanyian (Moeliono
Lebih terperinciANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU EBIT G. ADE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU EBIT G. ADE SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Diajukan oleh : EMA WIDIYAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Puisi merupakan ungkapan perasaan yang dihayati oleh penyairnya ke dalam suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang
1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan ruang lingkup penelitian. 1.1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Menurut Felicia (2001), dalam berkomunikasi sehari-hari, salah satu alat yang paling sering digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seseorang dapat bertutur dengan bahasa tertentu secara tiba-tiba dalam situasi penuturan baik bersifat formal maupun yang bersifat informal. Mengganti bahasa diartikan
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. Dalam bab dua ini penulis akan membahas tentang teori-teori yang akan digunakan
Bab 2 Landasan Teori Dalam bab dua ini penulis akan membahas tentang teori-teori yang akan digunakan dalam penelitian kali ini. Teori tersebut mencangkup teori semantik dan teori pengkajian puisi. Teori
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh manusia dalam kehidupan seharihari. Ketika berbahasa ada bentuk nyata dari pikiran yang ingin disampaikan kepada mitra
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK TEMATIK DIKELAS V SDN BAKTI KENCANA
PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK TEMATIK DIKELAS V SDN BAKTI KENCANA MAKALAH SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti ujian sidang sarjana Pendidikan Bahasa
Lebih terperinciANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK
ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK SKRIPSI Usulan Penelitian untuk Skripsi S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Diajukan Oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperhitungkan efek yang ditimbulkan oleh perkataan tersebut, karena nilai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dasar penggunaan bahasa dalam sastra bukan sekedar paham, tetapi yang penting adalah keberdayaan kata untuk meninggalkan kesan kepada pembaca atau pendengarnya. Dalam
Lebih terperinciANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU IWAN FALS SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS X
ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU IWAN FALS SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS X Oleh: Supriyanto Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo
Lebih terperinciANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA
ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA Oleh: Supriyadi Wibowo Progam Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas
Lebih terperinciDIKSI DALAM NOVEL SAAT LANGIT DAN BUMI BERCUMBU KARYA WIWID PRASETYO OLEH INDRAWATI SULEMAN
1 DIKSI DALAM NOVEL SAAT LANGIT DAN BUMI BERCUMBU KARYA WIWID PRASETYO OLEH INDRAWATI SULEMAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa puisi berasal dari bahasa Yunani poeima membuat atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puisi merupakan bentuk karya sastra yang sangat populer di kalangan masyarakat sampai saat ini. Puisi digemari oleh semua lapisan masyarakat, karena kemajuan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra anak masih terpinggirkan dalam khazanah kesusastraan di Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang sastra anak. Hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Empat keterampilan berbahasa yang harus dimiliki siswa dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. 1. Analisis Gaya Bahasa pada Lirik Lagu Grup Band Noah dalam Album Seperti Seharusnya (Edi Yulianto, 2015)
8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan memberikan pemaparan mengenai penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Penelitian sejenis yang peneliti temukan dalam bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan keterampilan dasar terpenting pada manusia, yaitu berbahasa. Menurut Tarigan (1986:3), menulis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk mengikuti perkembangan zaman. Pembelajaran memiliki peran serta mendidik siswa agar menjadi manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. puisi. Bahasa puisi mempunyai arti yang tersimpan dan ingin diungkapkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bentuk karya sastra mempunyai bahasa yang khas salah satunya yaitu puisi. Bahasa puisi mempunyai arti yang tersimpan dan ingin diungkapkan oleh penulisnya. Menulis
Lebih terperinci2015 METAFORA DALAM TUTURAN KOMENTATOR INDONESIA SUPER LEAGUE MUSIM : KAJIAN SEMANTIK KOGNITIF
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola menjadi cabang olahraga yang sangat populer dan digemari oleh masyarakat Indonesia. Selain pertandingannya yang menarik terdapat pula fenomena bahasa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan yang Relevan Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan dengan judul skripsi ini. Untuk mempertanggungjawabkan suatu karya ilmiah
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dalam sebuah karya sastra, namun berkaitan dengan hal-hal yang dianggap sangat
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Metafora tidak terbatas menyangkut pada sebuah gaya bahasa yang terdapat dalam sebuah karya sastra, namun berkaitan dengan hal-hal yang dianggap sangat dekat dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu aset kebudayaan bagi bangsa
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan salah satu aset kebudayaan bagi bangsa Indonesia. Salah satu ragam bahasa di Indonesia adalah peribahasa. Berbicara mengenai peribahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa dan sastra memiliki hubungan yang erat. Kekuatan sastra berada pada kekuatan dan cara pengarang menggunakan bahasa. Melalui bahasa, seorang pengarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena itu, bagi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu karya seni yang disampaikan oleh seorang sastrawan melalui media bahasa. Keindahan dalam suatu karya sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keempat keterampilan berbahasa tersebut memiliki keterkaitan yang sangat erat
BAB I PENDAHULUAN Bab I membahas mengenai hal yang dipaparkan pada sub bab, yakni latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Adapun penjelasannya sebagai berikut.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karya sastra. Sebuah karya sastra tidak lepas dari bahasa. dapat dikatakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan berbahasa memudahkan seseorang berkomunikasi dengan orang lain, dalam bermasyarakat. Dasar yang sangat penting bagi seseorang untuk berkomunikasi adalah bahasa.
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA ALAM PADA SISWA KELAS V SD NO. 188/1 KEMBANG SERI SKRIPSI OLEH DESI FITRI A1D109099
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA ALAM PADA SISWA KELAS V SD NO. 188/1 KEMBANG SERI SKRIPSI OLEH DESI FITRI A1D109099 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia, baik komunikasi. kehidupan masyarakat. Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia, baik komunikasi antarindividu yang satu dengan yang lain maupun antar kelompok yang satu dengan yang lain. Interaksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran manusia. Dalam musik terdapat lirik lagu dan alunan musik yang harmonis, dapat membawa seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berperan penting agar suatu maksud dari pembicara dapat sampai dengan baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Segala hal yang dilakukan seseorang tak terlepas dari bagaimana ia memaknai tindakannya, begitu pula dalam berkomunikasi yang menjadikan bahasa sebagai kunci pokoknya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai medianya (Semi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia (Semi, bahasa sebagai mediumnya (Sugono, 2008:129).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang berobjek manusia dan bermedium bahasa dalam kehidupan masyarakat. Sastra sebagai karya kreatif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak hanya dipakai dalam berkomunikasi secara lisan akan tetapi juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemakaian gaya bahasa di kalangan masyaakat sangat beragam, tidak hanya dipakai dalam berkomunikasi secara lisan akan tetapi juga dipakai dalam menyampaikan
Lebih terperinciPENGGUNAAN GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN KATA KHUSUS PADA KUMPULAN PUISI KETIKA CINTA BICARA KARYA KAHLIL GIBRAN
PENGGUNAAN GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN KATA KHUSUS PADA KUMPULAN PUISI KETIKA CINTA BICARA KARYA KAHLIL GIBRAN Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. karya sastra penggunaan bahasa dihadapkan pada usaha sepenuhnya untuk
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada karya sastra, bahasa yang dipergunakan berbeda dengan karya ilmiah. Dalam karya sastra penggunaan bahasa dihadapkan pada usaha sepenuhnya untuk pengungkapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keinginan, memberikan saran atau pendapat, dan lain sebagainya. Semakin tinggi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki peranan yang sangat signifikan dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa adanya bahasa, manusia tidak dapat mengungkapkan perasaan, menyampaikan keinginan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segala bentuk gagasan, ide, tujuan, maupun hasil pemikiran seseorang kepada orang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat vital yang dimiliki oleh manusia dalam mengekspresikan segala bentuk gagasan, ide, tujuan, maupun hasil pemikiran seseorang kepada orang
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA BERITA SURAT KABAR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 37 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA BERITA SURAT KABAR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 37 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Astuti Riawardani Progam Studi Pendidikan Bahasa Dan
Lebih terperinciANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN PAK KASUR
ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN PAK KASUR NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tulisan atau bisa disebut dengan bahasa tulis.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan bahasa di dalam masyarakat untuk wujud pemakaian bahasa berupa kata, frase, klausa, dan kalimat. Oleh sebab itu, perkembangan bahasa terjadi pada tataran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. atau persamaan; misal kaki gunung, kaki meja, berdasarkan kias pada kaki manusia (Harimurti, 2008: 152).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai sistem komunikasi merupakan alat untuk mengekspresikan pikiran kita, perasaan kita, dan pendapat kita. Tentunya ketika berbicara kepada seseorang tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sistem tanda yang mempunyai makna yang mempergunakan medium bahasa. Bahasa sebagai medium karya sastra. Bahasa sudah menjadi sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pikiran dan perasaannya bilamana tidak saling menyerap tanda-tanda yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya bahasa dipahami sebagai alat komunikasi dalam kehidupan masyarakat. Manusia dalam hidup bermasyarakat saling menyampaikan pikiran dan perasaannya. Manusia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perubahan fakta cerita novel Pintu Terlarang karya Sekar Ayu Asmara
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian yang Relevan Sebelumnya Perubahan fakta cerita novel Pintu Terlarang karya Sekar Ayu Asmara ke dalam film Pintu Terlarang disutradarai oleh Sheila Thimoty belum
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Wujud sarana retorika yang digunakan dalam Puisi-puisi Anak di Harian
112 BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Wujud sarana retorika yang digunakan dalam Puisi-puisi Anak di Harian Kedaulatan
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret; (3) ling gambaran
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Landasan Teori 2.1.1 Konsep Konsep adalah (1) rancangan atau buram surat dan sebagainya; (2) ide atau pengertian yang diabstrakkan dari
Lebih terperinciMETAFORA PADA KUMPULAN PUISI DERU CAMPUR DEBU KARYA CHAIRIL ANWAR SKRIPSI
METAFORA PADA KUMPULAN PUISI DERU CAMPUR DEBU KARYA CHAIRIL ANWAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Oleh RENI KARNITA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Melalui karya sastra, seseorang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat keyakinan dalam suatu bentuk konkret yang membangkitkan pesona
Lebih terperinciANALISIS WACANA LIRIK LAGU OPICK ALBUM ISTIGFAR (TINJAUAN INTERTEKSTUAL, ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL)
ANALISIS WACANA LIRIK LAGU OPICK ALBUM ISTIGFAR (TINJAUAN INTERTEKSTUAL, ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra
Lebih terperinciMOTTO. Hanya dengan mengingat Allah hati akan terasa tenang (Terjemahan Q.S. bersyukur akan senantiasa membawa kita pada jalan kemudahan (Penulis)
ii iii iv MOTTO Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai kemampuannya (Terjemahan Q.S. Al-Baqarah:286) Hanya dengan mengingat Allah hati akan terasa tenang (Terjemahan Q.S. Ar- Ra d:28) Mengeluh
Lebih terperinciSamuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah.
Pengertian dan Unsur-unsurnya Karya sastra secara umum bisa dibedakan menjadi tiga: puisi, prosa, dan drama. Secara etimologis istilah puisi berasal dari kata bahasa Yunani poesis, yang berarti membangun,
Lebih terperinciMata Kuliah Persepsi Bentuk
Modul ke: Mata Kuliah Persepsi Bentuk Pertemuan 11 Fakultas FDSK Nina Maftukha, S.Pd., M.Sn Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id IDE Dalam dunia seni rupa umumnya dikenal ada dua struktur,
Lebih terperinciMEDIA VIDEO EMOTIF SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN PUISI
Bahasa dan Sastra Indonesia dalam Konteks Global MEDIA VIDEO EMOTIF SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN PUISI M. Syirojudin A malina Wijaya S2 Pendidikan Bahasa Indonesia, Pascasarjana
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang digunakan untuk menyampaikan maksud tertentu oleh seseorang kepada orang lain. Dengan kata lain, untuk berkomunikasi. Menurut Keraf
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 AMBAL TAHUN PELAJARAN 2013/2014
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 AMBAL TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Turyati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
6 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Keterampilan Menulis Puisi a. Hakikat Menulis Tarigan (1994:3) memberikan pengertian bahwa menulis adalah suatu keterampilan berbahasa
Lebih terperinciHALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL
HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL Judul Penelitian : Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP Negeri 22 Padang Nama : Rika Fitrianti NPM : 0910013111196 Jenjang Pendidikan : Sarjana Pendidikan (S1) Program
Lebih terperinciGaya dan Stilistika Citra, Metafora,Simbol, dan Mitos
Gaya dan Stilistika Citra, Metafora,Simbol, dan Mitos Gaya dan Stilistika Menurut KBBI gaya adalah ragam (cara, rupa, bentuk, dsb) yang khusus (mengenai tulisan, karangan, pemakain bahasa, bangunan rumah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cara pengungkapannya. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan secara
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Secara umum karya sastra terbagi atas tiga jenis yaitu puisi, prosa dan drama. Menurut Kosasih (2012:1), ketiga jenis karya sastra tersebut dibedakan berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasa yang bersifat estetik. Hasil ciptaan itu menjadi sebuah karya sastra
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah bentuk seni yang dituangkan melalui bahasa. Pada hakikatnya karya sastra merupakan karya seni yang bersifat kreatif. Artinya
Lebih terperinciANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA
ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA Oleh: Ulin Niswah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Adi_Jaddati@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu bentuk karya sastra yang memiliki keindahan dalam bahasanya yaitu puisi. Waluyo (1991:3) mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang paling tua.
Lebih terperinciANALISIS GAYA BAHASA PADA PUISI AKU KARYA CHAIRIL ANWAR
P ISSN 2614-624X E ISSN 2614-6231 DOI: http://dx.doi.org/10.22460/p.v1i2p%25p.193 ANALISIS GAYA BAHASA PADA PUISI AKU KARYA CHAIRIL ANWAR Risma Despryanti 1, Riska Desyana 2, Amalia Siddiqa Rahayu 3, Yeni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak dapat hidup bermasyarakat. Dengan bahasa orang dapat. lambang bunyi, suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Keraf,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari orang tidak dapat lepas dari pemakaian bahasa, apalagi dalam kehidupan masyarakat. Peranan bahasa dalam hidup bermasyarakat sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak terlepas dari kehidupan masyarakat karena dalam karya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Karya sastra tidak terlepas dari kehidupan masyarakat karena dalam karya sastra terdapat kenyataan yang dialami oleh masyarakat itu
Lebih terperinciKONDISI BUKU TEKS APRESIASI PUISI DI PERGURUAN TINGGI
KONDISI BUKU TEKS APRESIASI PUISI DI PERGURUAN TINGGI Oktaviani Windra Puspita 1, Andayani 2, Herman J. Waluyo 3, Muhammad Rohmadi 4 Program Doktor Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sastra diciptakan oleh para sastrawan untuk dapat dinikmati, dipahami, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan gambaran dari kehidupan sosial masyarakat. Karya sastra diciptakan oleh para sastrawan untuk dapat dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan masyarakat.
Lebih terperinciGAYA BAHASA PUISI TANPA SYARAT PADA AKUN SEBAGAI MEDIA AJAR PEMAKNAAN PUISI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS
GAYA BAHASA PUISI TANPA SYARAT PADA AKUN INSTAGRAM @PuisiLangit SEBAGAI MEDIA AJAR PEMAKNAAN PUISI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS Theresia Pinaka Ratna Ning Hapsari, Veronica Melinda Nurhidayati Universitas
Lebih terperinciPENGGUNAAN TEKNIK PANGGIL PENGALAMAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA N 5 PURWOREJO
PENGGUNAAN TEKNIK PANGGIL PENGALAMAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA N 5 PURWOREJO Oleh: Farida Tuzzaman Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nur Innayatunnisa, 2015
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan wujud dari gagasan dan pemikiran seseorang, wujud dari sastra itu sendiri adalah berupa karya yang berbentuk tulisan atau karangan. Gagasan seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengetahuan tentang kode bahasa, kode budaya dan kode sastra.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memahami sebuah karya sastra pada dasarnya bukanlah persoalan mudah, karena pemahaman sastra berkaitan erat dengan proses sifat karya sastra itu sendiri. Maka
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. meneliti tentang lirik lagu Umi karya Hayashi Ryuuha dan Omocha No
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Sebelumnya Berdasarkan penelitian terdahulu, belum ada seorang pun yang meneliti tentang lirik lagu Umi karya Hayashi Ryuuha dan Omocha No Chachacha karya Nosaka Akiyuki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagian alat komunikasi, baik komunikasi antara individu yang satu dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan unsur terpenting dalam kehidupan manusia, yaitu sebagian alat komunikasi, baik komunikasi antara individu yang satu dengan yang lain maupun
Lebih terperincibentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna.
PUISI bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna. Keindahan sebuah puisi disebabkan oleh: diksi, majas, rima dan irama yang terkandung dalam karya sastra tersebut. Adapun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagus Pragnya Paramarta, 2015
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat tutur akan menggunakan bahasanya secara dinamis. Artinya, bahasa yang digunakan oleh penutur tidak selalu menggunakan bahasa yang digunakan pada saat itu
Lebih terperinci