NARASI KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TOT PARAMETER TES CABOR ATLETIK

Transkripsi

1 NARASI KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TOT PARAMETER TES CABOR ATLETIK Oleh: Dr. Ria Luintuarso, M.Si. NIP Hotel Patra Jasa Searang Jawa Tengah Noveber 2014 Fakultas Ilu Keolahragaan - Universitas Negaeri Yogyakarta Juni

2 A. LANDASAN KEGIATAN Berdasarkan Surat Penugasan/ ijin Dekan No. 1384/ UN34.16/KP/2014, sebagai Pebicara pada TOT Paraeter Tes Cabang Olahraga Unggulan Atletik yang diadakan oleh Keenterian Peuda dan Olahraga (KEMENPORA) B. NAMA KEGIATAN TOT Paraeter Tes Cabang Olahraga Unggulan Atletik C. TUJUAN KEGIATAN Secara uu tujuan kegiatan pengabdian kepada asyarakat ini adalah untuk ebekali para trainer dala enciptakan dan enggunakan tes paraeter untuk para atlet atletik dla rangka elakukan evaluasi perkebangan latihan enuju prestasi dala pertandingan. D. MANFAAT KEGIATAN Progra pengabdian asyarakat ini eiliki anfaat dala enetapkan etode penyusunan tes paraeter dan penyusunan pedoan pelaksanaan tes, atau SOP agar tes paraeter yang dilaksanakan di lapangan eiliki prasyarat tes yang valid dan reliabel, serta eiliki interpretasi yang saa di seluruh Indonesia, terutaa di Cabang Olahraga Atletik. E. KHALAYAK SASARAN Khalayak sasaran utaa dari kegiatan ini adalahpara pelatih senior cabang olahraga atletik dan para dosen pengajar ata kuliah atletik di Jurusan Kepelatihan Olahraga. Peserta progra sebanyak 30 orang yang ewakili berbagai perguruan tinggi olahraga dan daerah yang eiliki pelatih olahraga atletik bertaraf nasional dan pernah enjadi pelatih nasional atau pernah ewakili daerah dala Kejuaraan Nasional Atletik. 2

3 F. METODE KEGIATAN Metode kegiatan dengan paparan, diskusi dan praktek lapangan serta praktek penyajian secara teoritik. Pendekatan teoritis yang terdiri dari peaparan ateri, diskusi, dan tanya jawab. Pendekatan praktis elalui praktik lapangan untuk enciptakan dan elaksanakan berbagai tes paraeter di cabang olahraga atletik untuk berbagaio kelopok uur. Peserta juga diwajibkan untuk eaparkan ateri tes yang diciptakan di depan peserta yang lain, dan epertahankan ciptaannya dengan arguen teori dan praktik serta pengalaan di lapangan. G. HASIL KEGIATAN Hasil kegiatasn adalah tes paraeter standar nasional dan berbagai tes yang diciptakan oleh peserta yang dipertahankan di depan peserta yang lain dan nara suber. Adapun ateri yang dibahas dala TOT adalah sebagai berikut : 1. Karakter Cabang Olahraga Atletik 1.1. Noor Lopat dan lepar Pada kelopok noor Lopat dan Lepar, noor-noor tersebut berkaitan dengan aspek bioekanik yang eiliki kesaaan yaitu adanya gerak parabola yang enentukan pencapaian prestasi yang tinggi. Pada noor lepar benda yang dilepar oleh pelepar seperti peluru, cakra, lebing, aupun artil akan engalai gerakan parabola. Sedangkan pada noor lopat yang engalai gerakan parabola adalah tubuh si atlet itu sendiri seperti pada noor-noor lopat horisontal dan lopat vertikal. Thopson (1991: 3.8) enyatakan bahwa yang enentukan tingginya kinerja gerakan gerakan parabola adalah: 1. Kecepatan awal (take-off dan lepasnya benda) / Vo 2. Sudut lepasnya benda, take-off / <o 3. Tinggi lepasnya benda, take-off / ho 3

4 (Suber: Thopson P.Jl) 1.2. Sprint. Pada noor sprint kecepatan erupakan faktor yang sangat doinan, seperti definisi sprint sendiri yang erupakan lari secepat-cepatnya untuk encapai jarak tertentu dengan waktu sesedikit ungkin. (Muller, Ridzdorf, 2000:5) Ini enunjukkan bahwa kecepatan erupakan unsur yang doinan. Pada noor sprint, isalnya 100, secara bioekanik si atlet akan engalai fase-fase sebagai-berikut: (a) Fase reaksi, (b) Fase percepatan, (c) Fase kecepatan aksial, dan (d) Fase perlabatan 4

5 Suber: Thopson P.Jl) Dari grafik kecepatan di atas napak bahwa atlet tidak hanya eerlukan kecepatan aksial saja, tetapi diperlukan juga kecepatan reaksi, percepatan dan daya tahan kecepatan. (Steinann, 1996: 4), (Loren Seagrave, 1993). Faktor lain yang sangat enentukan dala sprint adalah faktor-faktor Bioetrik yang dikaitkan dengan Bioekanik. Karena dala sprint, kecepatan lari sangat ditentukan oleh frekuensi langkah dan panjang langkah (Muller, Ridzdorf, 2000: 5). Frekuensi langkah ditentukan oleh tingkat koordinasi dan teknik, sedangkan panjang langkah sangat ditentukan oleh ukuran tubuh dan unsur biootor. Oleh karena itu dala encari atlet sprint disaping keapuan biootor, kualitas bioetrik juga sangat diperlukan. 2. Test Paraeter Dasar Cabor Atletik Tes Paraeter atlet reaja ini erupakan alat evaluasi hasil latihan dan sebagai alat untuk peanduan bakat atleta tletik yang terdiri dari noor : sprint, lopat, lepar, serta lari jarak enengah dan jauh. Adapun prosedur pelaksanaan tes adalah sebagai berikut : 5

6 1. Tes Percepatan dan Kecepatan. (SPEED) Alat pengukur : Stop watch Fasilitas : Lintasan sepanjang 40 eter Cara pengukuran : a. Buatlah lintasn 40 eter dengan eberi tanda garis start, tanda pada jarak jarak 10 eter dan garis finis pada jarak 40 eter. b. Pelaksanaan : (1) Atlet berdiri pada posisi start berdiri tepat dibelakang garis start (2) Setelah ada aba-aba Ya! Atau tanda akustik yang lain atlet berlari secepat-cepatnya enuju garis finish. (3) Catat waktu yang ditepuh pada jarak 10 eter dan 40 eter sekaligus. (4) Lakukan dua kali dengan istirahat lebih dari 3 enit. c. Satuan pengukuran : Hasil dinyatakan dala detik dan diukur sapai 0.1 (sepersepuluh detik) d. Hasil pengukuran : Hasil pengukuran adalah yang terbaik dari kedua pengukuran. e. Nora pengukuran : lihat tabel. 2. Tes Power dan Koordinasi (OHFT) Bentuk tes Alat pengukur Fasilitas : Shocken depan (Overhead Front Throw) : Meteran : Peluru/bola edicine 3 kilogra (putri) dan 4 kilogra (putra) 6

7 Pelaksanaan : (1) Testee berdiri dengan lutut ditekuk secukupnya (90 ), badan tegak enghadap bidang leparan, peluru dipegang dengan dua tangan. (2) Lontarkan peluru ke depan atas dengan cara engayunkan lengan, eluruskan tungkai dan pinggul secara bersaaan dan diakhiri dengan gerakan eloncat kedepan sebagai gerakan lanjutan. (3) Ukur hasilnya dari jatuhnya peluru sapai tupuan kaki di sikap perulaan. (4) Lakukan dua kali percobaan. Satuan Pengukuran : Hasil diukur dala eter sapai seperseratus eter. Hasil pengukuran : Hasil pengukuran adalah yang terbaik dari kedua pengukuran. Nora pengukuran : lihat tabel. 3. Tes Power tungkai (SBJ) Bentuk tes : Lopat Jauh tanpa awalan (Standing Broad Jup) Alat pengukur : eteran Fasilitas : Bak pasir Pelaksanaan : (1) Atlet berdiri di tepi bak pasir (2) Meloncat dengan enupu pada dua kaki ke depan sejauh-jauhnya, endarat di bak pasir. (3) Ukur dari tepat pendaratan yang terdekat dengan tupuan ke tepat tupuan. (4) Lakukan dua kali percobaan. 7

8 pengukuran : Hasil diukur dala eter sapai seperseratus eter. Hasil pengukuran : Hasil pengukuran adalah yang terbaik dari kedua pengukuran. 4. Tes daya tahan (800) Bentuk tes Alat pengukur : lari 800 : Stop watch Satuan pengukuran : Menit dan detik (isalnya 3 40 berarti 3 enit 40 detik) 3. Nora Paraeter atlet Reaja dan Yunior Usia 15 TahunKeBawah Putra *) Status SPEED OHFT SBJ Sangat baik Baik Cukup Kurang S. Kurang < 1,7 det 1,7 1,9 det 1,9 2,0 det 2,0 2,5 det >2,5 det < 5,2 det 5,2 6,0 det 6,0 6,4 det 6,4 7,6 det >7,6 det >9,08 9,08 7,48 7,48 6,68 6,68 4,27 < 4,27 >2,25 2,25 2,14 2,14 2,03 2,03 1,70 < 1,70 < >3 44 8

9 Usia 15 TahunKeBawahPutri *) Status SPEED OHFT SBJ Sangat baik Baik Cukup Kurang S. Kurang < 1,7 det 1,7 1,9 det 1,9 2,2 det 2,2 2,9 det >2,9 det < 5,4 det 5,4 6,6 det 6,6 7,2 det 7,2 9,0 det >9,0 det >7,87 7,88 6,42 6,42 5,68 5,68 3,48 < 3,48 >2,10 2,10 1,90 1, ,80 1,51 < 1,51 < > 4 33 H. KESIMPULAN Kegiatan progra PPM tentang TOT Paraeter Test Cabang Olahraga Atletik dapat berjalan dengan baik dan setiap peserta dapat enyusun tes paraeter berdasarkan standar test paraeter nasional yang telah disiapkan oleh narasuber. PPM ini dapat ditarik kesipulan sebagai berikut : 1. Setiap peserta terlibat aktif dala penyusunan tes paraeter atletik sesuai dengan kondisi daerah asing-asing berdasarkan pada tes paraeter nasional yang ada. 2. Seua peserta telah berhasil enyajikan hasil tes paraeternya dan epertahankannya dengan arguen iliah yang ada. I. SARAN 1. Perlunya kegiatan lanjutan untuk tes paraeter pada tingkat usia yang lebih tinggi. 2. Progra ini perlu ditindaklanjuti dengan sosialisasi pada tiap provinsi untuk kabupaten dan kota. 9