Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Penitipan Sementara Surat yang Berharga dan Barang Berharga pada Bank Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Penitipan Sementara Surat yang Berharga dan Barang Berharga pada Bank Indonesia"

Transkripsi

1 Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Non Bank Penitipan Sementara Surat yang Berharga dan Barang Berharga pada Bank Indonesia

2

3 Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Hubungan Non Bank dengan BI Penitipan Sementara Surat yang Berharga dan Barang Berharga pada Bank Indonesia Tim Penyusun Ramlan Ginting Chandra Murniadi Siti Astiyah Dudy Iskandar Gantiah Wuryandani Zulkarnain Sitompul Wahyu Yuwana Komala Dewi Wirza Ayu Novriana Tresna Kholilah Safyra Primadhyta Pusat Riset dan Edukasi Bank Sentral Bank Indonesia Telp: Fax.: Hak Cipta 2012, Bank Indonesia 2012

4 DAFTAR ISI Paragraf Halaman Daftar Isi Rekam Jejak Regulasi Penitipan Sementara Surat yang Berharga dan Barang Berharga pada Bank Indonesia Dasar Hukum Regulasi Terkait Regulasi Bank Indonesia Hal. i Hal. ii Hal. iii Hal. iii Hal. iii Penitipan Sementara Surat yang Berharga dan Barang Berharga pada Bank Indonesia Ketentuan Umum Pg. 1 3 Hal. 1 3 Tata Cara Permohonan Titipan Pg. 4 Hal. 3 4 Jangka Waktu Penitipan Pg. 5 Hal. 5 Perpanjangan Jangka Waktu Titipan Pg. 6 Hal. 5 6 Pengambilan Titipan Pg. 7 Hal. 6 8 Pemutusan Hubungan Penitipan oleh Bank Indonesia Pg. 8 Hal. 8 9 Penerimaan Titipan Pg Hal Titipan Kedaluwarsa Pg Hal Lampiran Hal Lampiran 1 : Wilayah Kerja Kantor Pusat dan Kantor Perwakilan Bank Hal Indonesia dalam Pelaksanaan Penitipan Sementara Surat yang Berharga dan Barang Berharga Lampiran 2 : Bukti Titipan Sementara Hal. 24 Lampiran 3 : Bukti Penyerahan Titipan Hal. 25 i

5 Rekam Jejak Regulasi Penitipan Sementara Surat yang Berharga dan Barang Berharga pada Bank Indonesia SE 14/29/DPU 2012 Tata Cara Penitipan Sementara Surat yang Berharga dan Barang Berharga pada Bank Indonesia Penitipan Sementara Surat yang Berharga dan Barang Berharga pada Bank Indonesia SE 11/20/DPM 2009 Perubahan SE 7/21/DPM 2005 Lampiran 1 SE 7/21/DPM 2005 Penitipan Sementara Surat yang Berharga dan Barang Berharga pada Bank Indonesia 7/16/PBI/2005 Penyimpanan Sekuritas, Sekuritas, Surat yang Berharga dan Barang Berharga pada Bank Indonesia 27/142/KEP/DIR/1995 Penyimpanan Sekuritas, Surat Yang Berharga dan Barang Berharga pada Bank Indonesia Keterangan : Diubah Dicabut PBI/KEP DIR Masih Berlaku PBI/KEP DIR Tidak Berlaku SE Masih Berlaku SE Tidak Berlaku ii

6 Penitipan Sementara Surat / Barang Berharga pada BI Dasar Hukum : - Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia Regulasi Bank Indonesia : - Peraturan Bank Indonesia Nomor tentang Penitipan Sementara Surat yang Berharga dan Barang Berharga pada Bank Indonesia - Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/29/DPU 2012 perihal Tata Cara Penitipan Sementara Surat yang Berharga dan Barang Berharga pada Bank Indonesia iii

7 Hubungan Non Bank dengan BI Penitipan Sementara Surat yang Berharga dan Barang Berharga pada Bank Indonesia BAB I Ketentuan Umum 1 Pasal 1 SE 14/29/DPU 2012 Romawi I No Titipan adalah barang milik pihak lain yang dititipkan sementara dan ditatausahakan pada Bank Indonesia. 2. Penitip adalah pihak tertentu yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yang dapat melakukan penitipan sementara pada Bank Indonesia. 3. Surat yang Berharga adalah dokumen yang mempunyai nilai bagi Penitip yang tidak dapat diperdagangkan di pasar uang dan/atau pasar modal. 4. Sekuritas adalah surat berharga dalam bentuk fisik (warkat) yang mempunyai nilai uang baik yang diperdagangkan maupun yang tidak dapat diperdagangkan di pasar uang dan pasar modal. 5. Uang Rupiah Palsu adalah suatu benda yang bahan, ukuran, warna, gambar, dan/atau desainnya menyerupai Rupiah yang dibuat, dibentuk, dicetak, digandakan, diedarkan, atau digunakan sebagai alat pembayaran secara melawan hukum. 6. Uang Rupiah Tiruan adalah suatu benda yang bahan, ukuran, warna, gambar, dan/atau desainnya menyerupai Rupiah yang dibuat, dibentuk, dicetak, digandakan, atau diedarkan, tidak digunakan sebagai alat pembayaran dengan merendahkan kehormatan Rupiah sebagai simbol negara. 7. Bukti Titipan Sementara yang selanjutnya disingkat BTS adalah bukti penerimaan Titipan pada Bank Indonesia. 8. Bukti Titipan Sementara Pengganti yang selanjutnya disingkat BTS Pengganti adalah bukti untuk menggantikan BTS yang hilang atau rusak. 9. Bukti Penyerahan Titipan yang selanjutnya disingkat BPT adalah bukti penyerahan Titipan oleh Bank Indonesia. 2 Pasal 2 (1) Bank Indonesia dapat menerima Titipan dari Penitip. (2) Titipan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan Titipan tertutup. Yang dimaksud dengan Titipan tertutup adalah Titipan yang pada waktu penyerahan, petugas Bank Indonesia bersama-sama dengan Penitip melihat isi dan wujudnya sesuai dengan surat permohonan, tanpa harus memastikan kebenaran, kualitas, jumlah, dan/atau keaslian dari Titipan. Titipan selanjutnya dikemas dan disegel oleh Penitip. (3) Titipan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. Surat yang Berharga, antara lain sertifikat tanah dan dokumen perjanjian; b. Sekuritas, antara lain saham dan obligasi; dan/atau c. barang berharga, antara lain, uang baik dalam Rupiah maupun valuta asing, logam mulia, platina dan batu mulia. Yang termasuk batu mulia antara lain berlian, intan, dan permata. 1

8 (4) Bank Indonesia dapat menerima Titipan dari Penitip sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa uang Rupiah palsu dan uang Rupiah tiruan. Cakupan uang Rupiah palsu dan uang Rupiah tiruan yang dapat dititipkan pada Bank Indonesia merupakan uang Rupiah palsu dan uang Rupiah tiruan yang merupakan barang temuan. Yang dimaksud dengan uang Rupiah palsu adalah suatu benda yang bahan, ukuran, warna, gambar, dan/atau desainnya menyerupai Rupiah yang dibuat, dibentuk, dicetak, digandakan, diedarkan, atau digunakan sebagai alat pembayaran secara melawan hukum. Yang dimaksud dengan uang Rupiah tiruan adalah suatu benda yang bahan, ukuran, warna, gambar, dan/atau desainnya menyerupai Rupiah yang dibuat, dibentuk, dicetak, digandakan, atau diedarkan, tidak digunakan sebagai alat pembayaran dengan merendahkan kehormatan Rupiah sebagai simbol negara. (5) Titipan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memiliki kriteria sebagai berikut: a. dalam rangka membantu pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan; dan/atau b. dalam rangka penyitaan oleh penyidik dan/atau penetapan sita oleh pengadilan tingkat pertama dalam perkara pidana, perdata atau tata usaha negara dalam rangka penanganan kasus yang berdampak luas. Yang dimaksud dengan kasus yang berdampak luas antara lain yang dapat menimbulkan dampak berskala regional atau nasional. (6) Titipan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) bukan merupakan Titipan yang dianggap berbahaya atau dilarang oleh Pemerintah atau peraturan perundang-undangan yang berlaku. Yang dimaksud dengan Titipan yang dianggap berbahaya atau dilarang oleh Pemerintah atau peraturan perundang-undangan yang berlaku antara lain senjata api, peluru, bahan peledak, bahan kimia, senjata tajam, narkotika dan psikotropika. 3 Pasal 3 (1) Penitip sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 2 ayat (1) terdiri atas : a. kementerian negara/lembaga pemerintah non kementerian negara/lembaga negara; b. pengadilan tingkat pertama atau lembaga yang mempunyai kewenangan penyidikan berdasarkan Undang-Undang; Yang dimaksud dengan lembaga yang mempunyai kewenangan penyidikan berdasarkan Undang-Undang antara lain Kepolisian Negara Republik Indonesia, Kejaksaan Republik Indonesia, Komisi Pemberantasan Korupsi, dan Otoritas Jasa Keuangan. 2

9 c. Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota; dan/atau d. pihak internal Bank Indonesia. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan titipan untuk pihak internal Bank Indonesia diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang bersifat internal. BAB II 4 Pasal 4 Tata Cara Permohonan Titipan (1) Bank Indonesia menerima Titipan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 2 ayat (1) berdasarkan permohonan secara tertulis dari Penitip. (2) Bank Indonesia menolak permohonan penitipan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) apabila tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 2 ayat (3), ayat (4), ayat (5), ayat (6), Paragraf 3 ayat (1), dan/atau apabila terdapat pertimbangan tertentu. Yang dimaksud dengan pertimbangan tertentu antara lain keterbatasan kapasitas ruangan penyimpanan di Bank Indonesia. Ruang penyimpanan adalah khazanah yang merupakan ruangan yang dibuat khusus dengan memperhatikan faktor keamanan dan digunakan terutama untuk menyimpan uang Rupiah. SE 14/29/DPU 2012 Romawi III (3) Calon Penitip yang bermaksud melakukan penitipan barang pada Bank Indonesia, terlebih dahulu menyampaikan surat permohonan yang ditandatangani oleh pemimpin instansi Penitip kepada: a. Departemen Pengedaran Uang, Bank Indonesia, JI. M.H. Thamrin No.2, Jakarta 10350, bagi calon Penitip yang berdomisili di wilayah kerja Kantor Pusat Bank Indonesia. b. Kantor Perwakilan Dalam Negeri Bank Indonesian (KPw DN), bagi calon Penitip yang berdomisili di wilayah kerja KPw DN setempat. Surat permohonan disampaikan kepada Departemen Pengedaran Uang atau KPw DN sesuai dengan pembagian wilayah kerja sebagaimana pada Lampiran 1 yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari ketentuan ini. Surat permohonan memuat: a. jenis, dimensi dan volume barang yang akan dititipkan; b. jangka waktu penitipan; dan c. pernyataan bahwa barang yang akan dititipkan bukan merupakan barang yang berbahaya atau dilarang oleh Pemerintah atau peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bank Indonesia memastikan kesesuaian jenis barang yang akan dititipkan dalam surat permohonan dengan persyaratan dan kriteria penitipan. Bank Indonesia memberitahukan secara tertulis kepada calon Penitip perihal persetujuan awal atau penolakan permohonan penitipan di Bank Indonesia paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak surat permohonan diterima oleh Bank Indonesia. 3

10 Dalam hal permohonan disetujui, pemimpin instansi dari calon Penitip harus datang ke kantor Bank Indonesia dengan membawa dan menyerahkan asli surat persetujuan Bank Indonesia, fotokopi identitas pemimpin instansi tersebut dan barang yang akan dititipkan, untuk melakukan penitipan di Bank Indonesia. Yang dimaksud dengan pemimpin instansi dari calon Penitip, misalnya Kepala Kejaksaan Negeri untuk Kejaksaan Negeri, Direktur Jenderal untuk Direktorat Jenderal, Direktur untuk Direktorat, Kepala Kantor Wilayah untuk Kantor Wilayah, Kepala Kepolisian Resor untuk Kepolisian Resor. Dalam hal pemimpin instansi dari calon Penitip tidak dapat datang ke kantor Bank Indonesia maka yang bersangkutan menugaskan pejabat/pegawai instansi calon Penitip disertai dengan surat kuasa khusus, untuk melakukan penitipan di Bank Indonesia yang ditandatangani oleh pemimpin dari instansi yang bersangkutan. Pejabat/pegawai instansi calon Penitip, membawa dan menyerahkan: a. asli surat persetujuan Bank Indonesia; b. asli surat kuasa khusus; dan c. fotokopi identitas pemberi dan penerima kuasa yang masih berlaku yang tercantum dalam surat kuasa khusus. Calon Penitip memperlihatkan barang yang akan dititipkan kepada petugas Bank Indonesia, untuk mengetahui kesesuaian jenis barang yang akan dititipkan dengan informasi yang tercantum dalam surat permohonan. Apabila barang yang diperlihatkan untuk dititipkan tidak sesuai dengan informasi yang tercantum dalam surat permohonan, Bank Indonesia menolak penitipan dengan menyampaikan surat pemberitahuan penolakan kepada calon Penitip. Apabila barang yang diperlihatkan untuk dititipkan telah sesuai dengan surat permohonan maka Penitip dihadapan petugas Bank Indonesia melakukan hal-hal sebagai berikut: a. melakukan pengemasan terhadap Titipan yang ditempatkan dalam suatu wadah; b. menyegel kemasan; c. membubuhkan tanda tangan pada kemasan yang telah disegel; dan d. menandatangani BTS sebagai bukti sah penitipan, sebagaimana terlampir pada Lampiran 2 yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari ketentuan ini. Selanjutnya Bank Indonesia melakukan hal-hal sebagai berikut: a. mengisi formulir BTS berdasarkan informasi dari Penitip; menandatangani BTS sebagai bukti sah penerimaan Titipan bersama sama dengan Penitip; dan c. menyerahkan lembar pertama BTS kepada Penitip. 4

11 BAB III Jangka Waktu Penitipan 5 Pasal 5 (1) Jangka waktu penitipan ditetapkan paling lama 12 (dua belas) bulan sejak tanggal penitipan. (2) Penitip dapat menentukan jangka waktu penitipan pada Bank Indonesia dengan mengacu kepada ketentuan jangka waktu penitipan sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Penolakan permohonan perpanjangan jangka waktu penitipan dilakukan dengan mempertimbangkan antara lain keterbatasan kapasitas ruangan penyimpanan di Bank Indonesia dan/atau Penitip mengajukan permohonan perpanjangan setelah melewati tanggal jatuh waktu Titipan. (3) Jangka waktu penitipan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dapat diperpanjang paling lama 12 (dua belas) bulan sejak tanggal jatuh waktu penitipan untuk setiap perpanjangan. BAB IV 6 Pasal 6 Ayat (1) SE 14/29/DPU 2012 Romawi VI Perpanjangan Jangka Waktu Titipan (1) Perpanjangan jangka waktu penitipan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 5 ayat (3) dilakukan oleh Penitip dengan mengajukan permohonan secara tertulis kepada Bank Indonesia. Tata cara perpanjangan jangka waktu Titipan diatur sebagai berikut: 1. Pemimpin dari instansi Penitip menyampaikan surat permohonan perpanjangan jangka waktu Titipan kepada Bank Indonesia yang menerbitkan BTS dengan melampirkan fotokopi lembar pertama BTS. 2. Surat permohonan perpanjangan jangka waktu Titipan, harus sudah diterima oleh Bank Indonesia paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sebelum tanggal jatuh waktu Titipan. 3. Berdasarkan permohonan perpanjangan jangka waktu Titipan, Bank Indonesia memberitahukan secara tertulis perihal persetujuan atau penolakan perpanjangan jangka waktu Titipan kepada Penitip paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya surat permohonan perpanjangan beserta lampirannya. 4. Dalam hal permohonan perpanjangan jangka waktu Titipan disetujui, pemimpin dari instansi Penitip harus datang ke kantor Bank Indonesia dengan membawa dan menyerahkan: a. asli surat persetujuan perpanjangan dari Bank Indonesia; b. asli lembar pertama BTS; dan c. fotokopi identitas pemimpin dari instansi tersebut. 5. Dalam hal pemimpin dari instansi Penitip tidak dapat datang ke kantor Bank Indonesia maka yang bersangkutan menugaskan pejabat/pegawai dari instansi Penitip disertai dengan surat kuasa khusus, untuk mengurus perpanjangan jangka waktu Titipan di Bank Indonesia yang ditandatangani oleh pemimpin dari instansi yang bersangkutan. 6. Pejabat/pegawai instansi Penitip yang diberikan kuasa tersebut membawa dan menyerahkan: 5

12 SE 14/29/DPU 2012 Romawi VII No. 2b a. asli surat persetujuan perpanjangan dari Bank Indonesia; b. asli lembar pertama BTS; c. asli surat kuasa khusus; dan d. fotokopi identitas pemberi dan penerima kuasa yang masih berlaku yang tercantum dalam surat kuasa khusus. 7. Dalam hal pemimpin instansi dari Penitip yang datang untuk mengurus perpanjangan jangka waktu Titipan di Bank Indonesia, Bank Indonesia melakukan pemeriksaan terhadap: a. surat persetujuan perpanjangan dari Bank Indonesia; b. keaslian lembar pertama BTS yang dicocokkan dengan lembar kedua BTS yang ditatausahakan di Bank Indonesia; dan c. identitas pemimpin dari instansi tersebut. 8. Dalam hal pejabat/pegawai instansi Penitip yang diberikan kuasa yang datang untuk mengurus perpanjangan jangka waktu Titipan di Bank Indonesia, Bank Indonesia melakukan pemeriksaan terhadap: a. surat persetujuan perpanjangan dari Bank Indonesia; b. keaslian lembar pertama BTS yang dicocokkan dengan lembar kedua BTS yang ditatausahakan di Bank Indonesia; c. keabsahan surat kuasa khusus; dan d. identitas pemberi dan penerima kuasa yang masih berlaku yang tercantum dalam surat kuasa khusus. 9. Dalam hal hasil pemeriksaan atas dokumen, telah sesuai maka Bank Indonesia menerbitkan BTS Perpanjangan. 10. BTS Perpanjangan ditandatangani oleh Bank Indonesia dan pemimpin dari instansi Penitip atau pejabat/pegawai dari instansi Penitip di kantor Bank Indonesia yang menerbitkan BTS Perpanjangan. 11. Bank Indonesia menyerahkan lembar pertama BTS Perpanjangan kepada Penitip. 12. Dalam hal tanggal jatuh waktu Titipan bukan pada hari kerja maka waktu pelaksanaan penyerahan Titipan dilakukan pada hari kerja sebelumnya. Pasal 6 Ayat (2) (2) Bank Indonesia dapat menerima atau menolak permohonan perpanjangan jangka waktu penitipan sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Penolakan permohonan perpanjangan jangka waktu penitipan dilakukan dengan mempertimbangkan antara lain keterbatasan kapasitas ruangan penyimpanan di Bank Indonesia dan/ atau penitip mengajukan permohonan perpanjangan setelah melewati tanggal jatuh waktu titipan. BAB V 7 Pasal 7 Pengambilan Titipan (1) Titipan yang telah jatuh waktu harus diambil oleh Penitip. Yang dimaksud dengan Titipan yang telah jatuh waktu adalah Titipan yang telah melewati tanggal jatuh waktu Titipan. 6

13 SE 14/29DPU 2012 Romawi IV (2) Penitip dapat mengambil Titipan sebelum jatuh waktu dengan mengajukan permohonan secara tertulis kepada Bank Indonesia. (3) Tata cara pengambilan Titipan baik pada tanggal jatuh waktu maupun sebelum tanggal jatuh waktu diatur sebagai berikut: 1. Penitip dapat mengambil Titipan pada tanggal jatuh waktu atau sebelum tanggal jatuh waktu, dengan menyampaikan permohonan secara tertulis sebelumnya kepada Bank Indonesia yang menerbitkan BTS paling lambat diterima oleh Bank Indonesia 14 (empat belas) hari kerja sebelum tanggal pengambilan Titipan. Penyampaian surat permohonan pengambilan Titipan disertai fotokopi lembar pertama BTS. Contoh: a. pengambilan Titipan pada tanggal jatuh waktu Jatuh waktu Titipan pada tanggal 28 September 2012 maka permohonan tertulis dari Penitip paling lambat diterima oleh Bank Indonesia pada tanggal 10 September b. pengambilan Titipan sebelum tanggal jatuh waktu Jatuh waktu Titipan pada tanggal 28 September 2012, dan Penitip akan mengambil Titipan pada tanggal 25 September 2012 maka permohonan tertulis dari Penitip paling lambat diterima oleh Bank Indonesia pada tanggal 5 September September 2012 maka permohonan tertulis dari Penitip paling lambat diterima oleh Bank Indonesia pada tanggal 5 September Dalam hal Penitip menyampaikan permohonan pengambilan Titipan kurang dari batas waktu maka Bank Indonesia menyerahkan Titipan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah tanggal diterimanya surat permohonan oleh Bank Indonesia. Contoh: a. pengambilan Titipan pada tanggal jatuh waktu Jatuh waktu Titipan pada tanggal 28 September 2012, tetapi permohonan tertulis dari Penitip baru diterima oleh Bank Indonesia pada tanggal 14 September 2012 maka Bank Indonesia menyerahkan Titipan kepada Penitip paling lambat pada tanggal 4 Oktober b. pengambilan Titipan sebelum tanggal jatuh waktu Jatuh waktu Titipan pada tanggal 28 September 2012, dan Penitip akan mengambil Titipan pada tanggal 25 September 2012, tetapi permohonan tertulis dari Penitip baru diterima oleh Bank Indonesia pada tanggal 10 September 2012 maka Bank Indonesia menyerahkan Titipan kepada Penitip paling lambat pada tanggal 28 September Untuk melakukan pengambilan Titipan di Bank Indonesia, pemimpin instansi dari Penitip harus datang ke kantor Bank Indonesia dengan membawa dan menyerahkan asli lembar pertama BTS dan fotokopi identitas pemimpin instansi tersebut. 7

14 4. Dalam hal pemimpin instansi dari Penitip tidak dapat datang ke kantor Bank Indonesia maka yang bersangkutan menugaskan pejabat/pegawai instansi Penitip disertai dengan surat kuasa khusus, untuk melakukan pengambilan Titipan di Bank Indonesia yang ditandatangani oleh pemimpin dari instansi yang bersangkutan. 5. Pejabat/pegawai instansi Penitip yang diberi kuasa tersebut membawa dan menyerahkan: a. asli surat kuasa khusus; b. asli lembar pertama BTS; dan c. fotokopi identitas diri pemberi dan penerima kuasa yang masih berlaku yang tercantum dalam surat kuasa khusus. 6. Dalam hal pemimpin instansi dari Penitip yang datang untuk melakukan pengambilan Titipan di Bank Indonesia, Bank Indonesia melakukan pemeriksaan terhadap keaslian lembar pertama BTS untuk dicocokkan dengan lembar kedua BTS yang ditatausahakan di Bank Indonesia, dan pemeriksaan terhadap identitas pemimpin instansi tersebut. 7. Dalam hal pejabat/pegawai instansi Penitip yang diberi kuasa yang datang untuk melakukan pengambilan Titipan di Bank Indonesia, Bank Indonesia melakukan pemeriksaan terhadap: a. keabsahan surat kuasa khusus; b. keaslian lembar pertama BTS untuk dicocokkan dengan lembar kedua BTS yang ditatausahakan di Bank Indonesia; dan 8. identitas pemberi dan penerima kuasa yang masih berlaku yang tercantum dalam surat kuasa khusus. 9. Dalam hal hasil pemeriksaan atas dokumen, telah sesuai maka Bank Indonesia menyerahkan kemasan yang berisi Titipan dalam kondisi masih tersegel kepada Penitip. 10. Bank Indonesia menerbitkan BPT sebagaimana pada Lampiran 3 yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari ketentuan ini, dan ditandatangani oleh Penitip dan Bank Indonesia. 10. Lembar pertama BPT, ditatausahakan oleh Bank Indonesia sebagai bukti sah bahwa Titipan telah diserahkan kepada Penitip. 11. Lembar kedua BPT, diserahkan oleh Bank Indonesia kepada Penitip sebagai bukti sah pengambilan Titipan. 12. Penitip harus mengambil seluruh Titipan secara sekaligus dari Bank Indonesia, sesuai dengan jumlah yang tercantum dalam BTS. BAB VI 8 Pasal 8 Pemutusan Hubungan Penitipan oleh Bank Indonesia (1) Bank Indonesia dapat memutuskan hubungan penitipan dengan pertimbangan tertentu, antara lain keterbatasan kapasitas ruangan penyimpanan. Yang dimaksud dengan pertimbangan tertentu antara lain adalah keterbatasan kapasitas ruangan penyimpanan di Bank Indonesia. (2) Dalam hal Bank Indonesia memutuskan hubungan penitipan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Titipan harus diambil oleh Penitip. 8

15 SE 14/29/DPU 2012 Romawi IX No. 2 (3) Tata cara pemutusan hubungan penitipan oleh Bank Indonesia diatur sebagai berikut: a. Bank Indonesia memberitahukan secara tertulis kepada Penitip perihal pemutusan hubungan penitipan disertai alasannya paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sebelum tanggal pemutusan hubungan penitipan. b. Penitip harus mengambil Titipan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggal surat pemberitahuan pemutusan hubungan penitipan. c. Terhadap pengambilan Titipan yang telah dilakukan pemutusan hubungan penitipan oleh Bank Indonesia, diberlakukan tata cara pengambilan Titipan. d. Dalam hal Penitip tidak mengambil Titipan, diberlakukan tata cara penyelesaian terhadap Titipan kedaluwarsa. BAB VII 9 Pasal 9 Penatausahaan Titipan (1) Penatausahaan Titipan pada Bank Indonesia mencakup penerimaan, penyimpanan dan penyerahan Titipan. Yang dimaksud dengan kegiatan penyerahan Titipan termasuk kegiatan penyelesaian Titipan kedaluwarsa. SE 14/29/DPU 2012 Romawi VII No. 1a b SE 14/29/DPU 2012 Romawi VII No. 2a 10 Pasal 10 (2) Dalam rangka penatausahaan Titipan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bank Indonesia menerbitkan: a. Bukti Titipan Sementara sebagai bukti penerimaan Titipan pada Bank Indonesia. b. Bukti Penyerahan Titipan sebagai bukti penyerahan Titipan oleh Bank Indonesia. (3) Waktu pelaksanaan: a. penerimaan Titipan; b. penyerahan Titipan; c. Penggantian BTS yang hilang atau rusak; d. Perpanjangan jangka waktu titipan dilakukan pada hari kerja kecuali pada hari Jum at, pada pukul waktu setempat sampai dengan pukul waktu setempat. (4) Dalam hal tanggal jatuh waktu Titipan bukan pada hari kerja maka waktu pelaksanaan penyerahan Titipan dilakukan pada hari kerja sebelumnya. (1) Bank Indonesia menerbitkan Bukti Titipan Sementara Pengganti untuk Bukti Titipan Sementara yang hilang atau rusak berdasarkan permohonan secara tertulis dari Penitip sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. (2) Bukti Titipan Sementara yang dilaporkan hilang atau rusak dinyatakan tidak berlaku setelah diterbitkannya Bukti Titipan Sementara Pengganti. (3) Bank Indonesia dapat menolak permohonan untuk menerbitkan Bukti Titipan Sementara Pengganti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan pertimbangan tertentu. Yang dimaksud dengan pertimbangan tertentu antara lain adalah ketidaksesuaian antara data dalam surat permohonan dengan data 9

16 yang tercantum dalam Bukti Titip Sementara yang ditatausahakan di Bank Indonesia. SE 14/29/DPU 2012 Romawi V (4) Tata cara penggantian BTS yang hilang atau rusak diatur sebagai berikut: 1. Penggantian BTS yang hilang a. Pemimpin dari instansi Penitip menyampaikan surat permohonan penggantian BTS yang hilang kepada kantor Bank Indonesia yang menerbitkan BTS dengan melampirkan fotokopi surat keterangan kehilangan BTS yang diterbitkan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia setempat yang mencantumkan antara lain informasi jenis barang yang dititipkan di Bank Indonesia. b. Bank Indonesia melakukan verifikasi terhadap dokumen, dengan cara melakukan pencocokan surat permohonan beserta lampirannya dengan lembar kedua BTS yang ditatausahakan di Bank Indonesia. c. Dalam hal hasil verifikasi dokumen telah sesuai maka Bank Indonesia menyampaikan surat pemberitahuan persetujuan penggantian BTS yang hilang kepada Penitip paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggal diterimanya surat permohonan penggantian BTS yang hilang oleh Bank Indonesia. d. Dalam hal hasil verifikasi dokumen tidak sesuai maka Bank Indonesia menyampaikan surat pemberitahuan penolakan penggantian BTS yang hilang dan informasi permintaan kepada Penitip untuk melengkapi dokumen, paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggal diterimanya surat permohonan penggantian BTS yang hilang oleh Bank Indonesia. e. Sesuai surat pemberitahuan persetujuan penggantian BTS yang hilang, pemimpin dari instansi Penitip harus datang ke kantor Bank Indonesia yang menerbitkan BTS dengan membawa asli surat keterangan kehilangan BTS yang diterbitkan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia setempat dan fotokopi identitas pemimpin instansi tersebut. f. Dalam hal pemimpin dari instansi Penitip tidak dapat datang ke kantor Bank Indonesia maka yang bersangkutan menugaskan pejabat/pegawai dari instansi Penitip disertai dengan surat kuasa khusus, untuk mengurus penggantian BTS yang hilang di kantor Bank Indonesia yang ditandatangani oleh pemimpin dari instansi yang bersangkutan. g. Pejabat/pegawai instansi Penitip yang diberikan kuasa tersebut membawa dan menyerahkan: 1) asli surat keterangan kehilangan BTS yang diterbitkan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia setempat; 2) asli surat kuasa khusus; dan 3) fotokopi identitas pemberi dan penerima kuasa yang masih berlaku yang tercantum dalam surat kuasa khusus. 10

17 h. Dalam hal pemimpin instansi dari Penitip yang datang untuk mengurus penggantian BTS yang hilang di Bank Indonesia, Bank Indonesia melakukan pemeriksaan terhadap surat keterangan kehilangan BTS yang diterbitkan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia setempat dan identitas pemimpin instansi tersebut. i. Dalam hal pejabat/pegawai instansi Penitip yang diberikan kuasa yang datang untuk mengurus penggantian BTS yang hilang di Bank Indonesia, Bank Indonesia melakukan pemeriksaan terhadap: 1) surat keterangan kehilangan BTS yang diterbitkan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia setempat; 2) keabsahan surat kuasa khusus; dan 3) identitas pemberi dan penerima kuasa yang masih berlaku yang tercantum dalam surat kuasa khusus. j. Dalam hal hasil pemeriksaan atas dokumen, telah sesuai maka Bank Indonesia menerbitkan BTS Pengganti. k. BTS Pengganti ditandatangani oleh Bank Indonesia dan pemimpin dari instansi Penitip atau pejabat/pegawai dari instansi Penitip, di kantor Bank Indonesia yang menerbitkan BTS Pengganti. l. Bank Indonesia menyerahkan lembar pertama BTS Pengganti kepada Penitip. m. Waktu pelaksanaan penggantian BTS yang hilang dilakukan pada hari kerja kecuali pada hari Jum at, pada pukul waktu setempat sampai dengan pukul waktu setempat. 2. Penggantian BTS yang rusak a. Pemimpin dari instansi Penitip menyampaikan surat permohonan penggantian BTS yang rusak dengan melampirkan fotokopi BTS yang rusak kepada Bank Indonesia. b. Dalam hal BTS yang rusak tidak lagi terlihat nomor dan informasi dalam BTS yang rusak tersebut maka dalam surat permohonan penggantian BTS yang rusak, dilampirkan surat pernyataan dari pemimpin dari instansi Penitip bahwa lembar pertama BTS yang rusak tersebut adalah milik instansi yang bersangkutan dan penyebab kerusakan lembar pertama BTS. c. Bank Indonesia melakukan verifikasi terhadap dokumen, dengan cara melakukan pencocokan surat permohonan beserta lampirannya dengan lembar kedua BTS yang ditatausahakan di Bank Indonesia. d. Dalam hal hasil verifikasi dokumen telah sesuai maka Bank Indonesia menyampaikan surat pemberitahuan persetujuan penggantian BTS yang rusak kepada Penitip paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggal diterimanya surat permohonan penggantian BTS yang rusak oleh Bank Indonesia. 11

18 e. Dalam hal hasil verifikasi dokumen tidak sesuai maka Bank Indonesia menyampaikan surat pemberitahuan penolakan penggantian BTS yang rusak dan informasi permintaan kepada Penitip untuk melengkapi dokumen, paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggal diterimanya surat permohonan penggantian BTS yang rusak oleh Bank Indonesia. f. Sesuai surat pemberitahuan persetujuan penggantian BTS yang rusak, pemimpin dari instansi Penitip harus datang ke kantor Bank Indonesia yang menerbitkan BTS dengan membawa asli BTS yang rusak dan fotokopi identitas pemimpin instansi tersebut. g. Dalam hal pemimpin dari instansi Penitip tidak dapat datang ke kantor Bank Indonesia maka yang bersangkutan menugaskan pejabat/pegawai dari instansi Penitip disertai dengan surat kuasa khusus, untuk mengurus penggantian BTS yang rusak di Bank Indonesia yang ditandatangani oleh pemimpin dari instansi yang bersangkutan. h. Pejabat/pegawai instansi Penitip yang diberikan kuasa tersebut membawa dan menyerahkan: 1) asli BTS yang rusak; 2) asli surat kuasa khusus; dan 3) fotokopi identitas pemberi dan penerima kuasa yang masih berlaku yang tercantum dalam surat kuasa khusus. i. Dalam hal pemimpin instansi dari Penitip yang datang untuk melakukan penggantian BTS yang rusak di Bank Indonesia, Bank Indonesia melakukan pemeriksaan terhadap BTS yang rusak dan identitas pemimpin instansi tersebut. j. Dalam hal pejabat/pegawai instansi Penitip yang diberikan kuasa yang datang untuk mengurus penggantian BTS yang rusak di Bank Indonesia, Bank Indonesia melakukan pemeriksaan terhadap: 1) keaslian BTS yang rusak; 2) keabsahan surat kuasa khusus; dan 3) fotokopi identitas pemberi dan penerima kuasa yang masih berlaku yang tercantum dalam surat kuasa khusus. k. Dalam hal hasil pemeriksaan atas dokumen, telah sesuai maka Bank Indonesia menerbitkan BTS Pengganti. l. BTS Pengganti ditandatangani oleh Bank Indonesia dan pemimpin dari instansi Penitip atau pejabat/pegawai dari instansi Penitip, di kantor Bank Indonesia yang menerbitkan BTS Pengganti. m. Bank Indonesia menyerahkan lembar pertama BTS Pengganti kepada Penitip. 11 Pasal 11 Bank Indonesia tidak mengenakan biaya atas Titipan yang ditatausahakan pada Bank Indonesia. 12

19 BAB VIII Titipan Kedaluwarsa 12 Pasal 12 (1) Bank Indonesia mengkategorikan Titipan menjadi Titipan kedaluwarsa apabila: a. Titipan telah jatuh waktu dan tidak diambil oleh Penitip; b. permohonan perpanjangan secara tertulis dari Penitip diterima setelah lewat jatuh waktu Titipan; atau c. Bank Indonesia telah memutuskan hubungan penitipan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 8 ayat (1), dan Titipan tidak diambil oleh Penitip. (2) Dalam hal Titipan dikategorikan sebagai Titipan kedaluwarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Penitip harus mengambil Titipan dimaksud. (3) Bank Indonesia memberitahukan secara tertulis kepada Penitip mengenai penyelesaian Titipan kedaluwarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (4) Dalam hal Penitip tidak memberikan tanggapan atas surat pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dalam jangka waktu tertentu maka Bank Indonesia: a. mengembalikan Titipan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 2 ayat (3) yang telah kedaluwarsa kepada Penitip atau mengalihkan kepada pihak yang berwenang sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku; atau Proses penyelesaian atas Titipan kedaluwarsa yang telah dialihkan selanjutnya merupakan tanggung jawab pihak yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. b. mengembalikan Titipan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 2 ayat (4) yang telah kedaluwarsa kepada Penitip. SE 14/29/DPU 2012 Romawi VIII No. 2 dan 18 (5) Tata cara penyelesaian titipan kadaluwarsa : 1. Penyampaian surat pemberitahuan kepada Penitip dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali, dengan rentang waktu 14 (empat belas) hari kerja untuk masing-masing pemberitahuan. 2. Untuk surat pemberitahuan ketiga, Penitip diharuskan mengambil Titipan kedaluwarsa paling lambat akhir bulan yang bersangkutan sejak tanggal surat pemberitahuan ketiga. Contoh: a. surat pemberitahuan pertama keharusan mengambil Titipan kedaluwarsa disampaikan pada tanggal 3 September 2012; b. dalam hal Penitip tidak melakukan pengambilan Titipan kedaluwarsa dalam rentang waktu dalam surat pemberitahuan pertama maka disampaikan surat pemberitahuan kedua keharusan mengambil Titipan kedaluwarsa pada tanggal 20 September 2012; atau c. dalam hal Penitip tidak melakukan pengambilan Titipan kedaluwarsa dalam rentang waktu dalam surat pemberitahuan kedua maka disampaikan surat pemberitahuan ketiga keharusan mengambil Titipan kedaluwarsa pada tanggal 9 13

20 Oktober Penitip diharuskan mengambil Titipan kedaluwarsa di Bank Indonesia paling lambat pada tanggal 31 Oktober Penitip yang akan mengambil Titipan kedaluwarsa berdasarkan surat pemberitahuan pertama, surat pemberitahuan kedua atau surat pemberitahuan ketiga dari Bank Indonesia, menyampaikan surat permohonan pengambilan Titipan kedaluwarsa kepada Bank Indonesia yang menerbitkan BTS paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum pengambilan Titipan kedaluwarsa, dengan melampirkan: a. fotokopi surat pemberitahuan dari Bank Indonesia; dan b. fotokopi lembar pertama BTS. Contoh : Pengambilan Titipan kedaluwarsa pada tanggal 28 September 2012 maka surat permohonan dari Penitip paling lambat diterima oleh Bank Indonesia pada tanggal 19 September Dalam hal Penitip menyampaikan surat permohonan pengambilan Titipan kedaluwarsa kurang dari batas waktu maka Bank Indonesia menyerahkan Titipan kedaluwarsa paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah tanggal diterimanya surat permohonan pengambilan. Contoh: Pengambilan Titipan kedaluwarsa pada tanggal 28 September 2012, tetapi surat permohonan dari Penitip baru diterima oleh Bank Indonesia pada tanggal 21 September 2012 maka Bank Indonesia akan menyerahkan Titipan kedaluwarsa paling lambat pada tanggal 2 Oktober Pemimpin dari instansi Penitip sesuai dengan surat pemberitahuan dari Bank Indonesia, harus datang ke kantor Bank Indonesia untuk mengambil Titipan kedaluwarsa dengan membawa dan menyerahkan: a. asli surat pemberitahuan dari Bank Indonesia; b. asli lembar pertama BTS; dan c. fotokopi identitas pemimpin dari instansi tersebut. 6. Dalam hal pemimpin instansi dari Penitip tidak dapat datang ke kantor Bank Indonesia maka yang bersangkutan menugaskan pejabat/pegawai instansi Penitip disertai dengan surat kuasa khusus, untuk melakukan pengambilan Titipan kedaluwarsa di Bank Indonesia yang ditandatangani oleh pemimpin dari instansi yang bersangkutan. 7. Pejabat/pegawai instansi Penitip yang diberi kuasa tersebut membawa dan menyerahkan: a. asli surat pemberitahuan dari Bank Indonesia; b. asli lembar pertama BTS; c. asli surat kuasa khusus; dan d. fotokopi identitas pemberi dan penerima kuasa yang masih berlaku yang tercantum dalam surat kuasa khusus. 8. Dalam hal pemimpin instansi dari Penitip yang datang untuk mengambil Titipan kedaluwarsa di Bank Indonesia, Bank Indonesia melakukan pemeriksaan terhadap: a. surat pemberitahuan dari Bank Indonesia; b. keaslian lembar pertama BTS untuk dicocokkan dengan lembar 14

21 kedua BTS yang ditatausahakan di Bank Indonesia; dan c. identitas pemimpin dari instansi tersebut. 9. Dalam hal pejabat/pegawai instansi Penitip yang diberikan kuasa yang datang untuk mengambil Titipan kedaluwarsa di Bank Indonesia, Bank Indonesia melakukan pemeriksaan terhadap: a. surat pemberitahuan dari Bank Indonesia; b. keaslian lembar pertama BTS untuk dicocokkan dengan lembar kedua BTS yang ditatausahakan di Bank Indonesia; c. keabsahan surat kuasa khusus; dan d. identitas pemberi dan penerima kuasa yang masih berlaku yang tercantum dalam surat kuasa khusus. 10. Dalam hal hasil pemeriksaan atas dokumen, telah sesuai maka Bank Indonesia menyerahkan kemasan yang berisi Titipan kedaluwarsa dalam kondisi masih tersegel kepada Penitip. 11. Bank Indonesia menerbitkan BPT dan ditandatangani oleh Bank Indonesia dan pemimpin dari instansi Penitip atau pejabat/pegawai dari instansi Penitip di kantor Bank Indonesia yang menerbitkan BPT. 12. Lembar pertama BPT, ditatausahakan oleh Bank Indonesia sebagai bukti sah bahwa Titipan kedaluwarsa telah diserahkan kepada Penitip. 13. Lembar kedua BPT, diserahkan oleh Bank Indonesia kepada Penitip sebagai bukti sah pengambilan Titipan kedaluwarsa. 14. Penitip harus mengambil seluruh Titipan kedaluwarsa secara sekaligus dari Bank Indonesia, sesuai dengan jumlah yang tercantum dalam BTS. 15. Dalam hal Penitip melakukan pengambilan Titipan kedaluwarsa, dan Titipan kedaluwarsa belum dialihkan kepada pihak yang berwenang, diberlakukan tata cara pengambilan Titipan kedaluwarsa. 16. Dalam hal Penitip tidak memberikan tanggapan atas surat pemberitahuan Titipan kedaluwarsa dari Bank Indonesia dan tidak melakukan pengambilan Titipan kedaluwarsa sampai dengan batas waktu maka Bank Indonesia: a. mengembalikan Titipan kedaluwarsa secara langsung kepada Penitip; atau b. mengalihkan Titipan kedaluwarsa kepada pihak yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam hal Penitip tidak diketahui keberadaannya. 17. Dalam hal Penitip tidak memberikan tanggapan atas surat pemberitahuan Titipan kedaluwarsa dari Bank Indonesia dan tidak melakukan pengambilan Titipan kedaluwarsa sampai dengan batas waktu, maka Bank Indonesia mengembalikan Titipan kedaluwarsa secara langsung kepada Penitip. 13 Pasal 13 (1) Penitip bertanggungjawab sepenuhnya atas kebenaran, kualitas, jumlah, dan/atau keaslian dari Titipan yang disebutkan dalam Bukti Titipan Sementara sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 9 ayat (2) huruf a. (2) Bank Indonesia dibebaskan dari tanggung jawab apabila terjadi kehilangan, kerusakan, penyusutan, kedaluwarsa dan/atau hal-hal lain 15

22 yang mungkin timbul atas Titipan yang mengakibatkan berkurangnya nilai, kualitas dan/atau fisik Titipan. 14 Pasal 14 (1) Titipan yang telah dikategorikan sebagai Titipan kedaluwarsa sebelum berlakunya ketentuan ini, diselesaikan paling lama 2 (dua) tahun sejak berlakunya ketentuan ini. (2) Dalam hal Titipan tidak dapat diselesaikan sampai dengan batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bank Indonesia mengembalikan Titipan kepada Penitip atau mengalihkan kepada pihak yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 16

23 LAMPIRAN I SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 14/29/DPU TANGGAL 16 OKTOBER 2012 PERIHAL TATA CARA PENITIPAN SEMENTARA SURAT YANG BERHARGA DAN BARANG BERHARGA PADA BANK INDONESIA WILAYAH KERJA KANTOR PUSAT DAN KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DALAM PELAKSANAAN PENITIPAN SEMENTARA SURAT YANG BERHARGA DAN BARANG BERHARGA No. Nama Kantor Alamat Kantor Wilayah Kerja 1. Kantor Pusat Jl. MH. Thamrin DKI Jakarta, Bank Indonesia No.2, Jakarta Kabupaten/Kota Bekasi, Kabupaten/Kota Bogor, Kabupaten Karawang, Kota Depok, Provinsi Banten 2. KPw BI Provinsi Maluku 3. KPw BI Balikpapan 4. KPw BI Provinsi Aceh 5. KPw BI Provinsi Lampung Jl. Raya Patimura No.7, Ambon Jl. Jend. Sudirman No.20, Balikpapan Jl. Cut Meutia No.15, Banda Aceh Jl. Hasanuddin No.38, Bandar Lampung Provinsi Maluku Kota Balikpapan, Kabupaten Pasir dan Kabupaten Penajam Paser Utara Nanggroe Aceh Darussalam dikurangi wilayah kerja KPw BI Lhokseumawe, yaitu meliputi Kota Banda Aceh, Kota Sabang, Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten Pidie, Kabupaten Aceh Barat, Kabupaten Aceh Barat Daya, Kabupaten Aceh Singkil, Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Nagan Raya, Kabupaten Simeulu, Kabupaten Aceh Selatan Provinsi Lampung No

24 2 No. Nama Kantor Alamat Kantor Wilayah Kerja 6. KPw BI Jl. Braga No.108, Provinsi Jawa Barat Wilayah VI Bandung dikurangi wilayah kerja Kantor Pusat, KPw BI Cirebon, KPw BI Tasikmalaya, yaitu meliputi Kabupaten/Kota Bandung, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Garut, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Subang, Kabupaten/Kota Sukabumi, Kabupaten Sumedang dan Kota 7. KPw BI Wilayah II Jl. Lambung Mangkurat No.15, Banjarmasin KPw BI Batam Jl. Engku Putri Batam Center, Batam KPw BI Provinsi Bengkulu Jl. Jend. Ahmad Yani, Bengkulu 10. KPw BI Cirebon Jl. Yos Sudarso No.5-7, Cirebon Cimahi Provinsi Selatan Kalimantan Provinsi Kepulauan Riau Provinsi Bengkulu Kabupaten/Kota Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka 11. KPw BI Wilayah III 12. KPw BI Provinsi Jambi 13. KPw BI Provinsi Papua dan Papua Barat Jl. Letda Tantular No.4 Renon, Denpasar Jl. Jend. Ahmad Yani, Telanaipura Jl. DR. Sam Ratulangi No.9, Jayapura 14. KPw BI Jember Jl. Gajah Mada No.224, Jember Provinsi Bali Provinsi Jambi Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Jember, Kabupaten Situbondo No

25 3 No. Nama Kantor Alamat Kantor Wilayah Kerja 15. KPw BI Kediri Jl. Brawijaya Kabupaten/Kota Blitar, No.2, Kediri Kabupaten/Kota Kediri, Kabupaten/Kota Madiun, Kabupaten Magetan, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Pacitan, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Tulungagung 16. KPw BI Provinsi Sulawesi Tenggara Jl. Sultan Hassanudin No.150, Kendari Provinsi Tenggara Sulawesi 17. KPw BI Provinsi Nusa Tenggara Timur 18. KPw BI Lhokseumawe Jl. Tom Pelio No.2, Kupang Jl. Merdeka No.1, Lhokseumawe Provinsi Nusa Tenggara Timur Kota Lhokseumawe, Kabupaten Langsa, Kabupaten Aceh Utara, Kabupaten Aceh Jeumpa, Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Bener Meriah, Kabupaten Gayo Luwes, Kabupaten Aceh Tenggara, Kabupaten Aceh Timur dan Kabupaten Aceh Tamiang 19. KPw BI Malang Jl. Merdeka Utara No.7, Malang Kabupaten Lumajang, Kabupaten/Kota Malang, Kabupaten/Kota Pasuruan, Kabupaten/Kota Probolinggo dan Kota Batu 20. KPw BI Provinsi Nusa Tenggara Barat Jl. Pejanggik No.2, Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat (Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa) No

26 4 No. Nama Kantor Alamat Kantor Wilayah Kerja 21. KPw BI Jl. Balai Kota Provinsi Sumatera Utara Wilayah IX No.4, Medan dikurangi wilayah kerja KPw BI Sibolga dan KPw BI Pematangsiantar, yaitu meliputi Kabupaten Dairi, Kabupaten Deliserdang, Kabupaten Karo, Kabupaten Langkat, Kabupaten Pakpak Barat, Kabupaten Serdang Bedagai, Kota Binjai, Kota Medan, dan Kota Tebing Tinggi 22. KPw BI Provinsi Jl. Tujuh Belas Sulawesi Utara Agustus, Manado 23. KPw BI Wilayah I Jl. Jend. Sudirman No.3, Makassar 24. KPw BI Jl. Jend. Wilayah VIII Sudirman No.22, 25. KPw BI Provinsi Kalimantan Tengah 26. KPw BI Wilayah VII 27. KPw BI Provinsi Sulawesi Tengah 28. KPw BI Provinsi Riau 29. KPw BI Pematang Siantar Padang Jl. Diponegoro No.17, Palangkaraya Jl. Jend. Sudirman No.510, Palembang Jl. Sam Ratulangi No.23, Palu Jl. Jend. Sudirman No.464, Pekanbaru Jl. H. Adam Malik No.1, Pematang Siantar Provinsi Sulawesi Utara, Provinsi Gorontalo Provinsi Sulawesi Selatan dan Provinsi Sulawesi Barat Provinsi Sumatera Barat Provinsi Tengah Kalimantan Provinsi Sumatera Selatan dan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Provinsi Sulawesi Tengah Provinsi Riau Kabupaten Asahan, Kabupaten Batubara, Kabupaten Labuhan Batu, Kabupaten Simalungun, Kota Pematang Siantar, Kota Tanjungbalai No

27 5 No. Nama Kantor Alamat Kantor Wilayah Kerja 30. KPw BI Provinsi Kalimantan Barat Jl. Jend. A. Yani, Pontianak Provinsi Kalimantan Barat 31. KPw BI Purwokerto 32. KPw BI Provinsi Kalimantan Timur Jl. Jend. Gatot Subroto No.98, Purwokerto Jl. Gajah Mada No.1, Samarinda Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Cilacap, Kabupaten Purbalingga Provinsi Kalimantan Timur dikurangi wilayah kerja KPw BI Balikpapan yaitu meliputi Kota Samarinda, Kota Tarakan, Kota Bontang, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Berau, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Bulungan Utara (Nunukan) dan Kabupaten Bulungan Selatan (Malinau) 33. KPw BI Wilayah V Jl. Imam Bardjo SH No.4, Semarang Provinsi Jawa Tengah dikurangi wilayah kerja KPw BI Purwokerto, KPw BI Solo dan KPw BI Tegal, yaitu meliputi Kabupaten Blora, Kabupaten Demak, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Jepara, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Kendal, Kabupaten Kudus, Kabupaten/Kota Magelang, Kabupaten Pati, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Rembang, Kabupaten/Kota Semarang, Kabupaten Temanggung, Kabupaten Wonosobo, Kota Salatiga No

28 6 No. Nama Kantor Alamat Kantor Wilayah Kerja 34. KPw BI Sibolga Jl. Kapten Maruli Kabupaten Humbang Sitorus No.8, Hasundutan, Kabupaten Sibolga Nias, Kabupaten Nias Barat, Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Nias Utara, Kabupaten Samosir, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Toba Samosir, Kota Sibolga, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Padang Lawas, dan Kabupaten Padang Lawas Utara, Kota Gunungsitoli, dan Kota Padang Sidimpuan 35. KPw BI Solo Jl. Jend. Kabupaten Boyolali, Sudirman No.4, Kabupaten Karang Anyar, Solo Kabupaten Klaten, Kabupaten Sragen, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Wonogiri, Kota 36. KPw BI Wilayah IV Jl. Pahlawan No.105, Surabaya Surakarta Provinsi Jawa Timur dikurangi wilayah kerja KPw BI Jember, KPw BI Kediri dan KPw BI Malang, yaitu meliputi Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Gresik, Kabupaten Jombang, Kabupaten Lamongan, Kabupaten/Kota Mojokerto, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Sumenep, Kabupaten Tuban, Kota Surabaya No

29 7 No. Nama Kantor Alamat Kantor Wilayah Kerja 37. KPw BI Jl. Sutisna Kabupaten/Kota Tasikmalaya Senjaya No.19, Tasikmalaya, Kabupaten Tasikmalaya Ciamis dan Kota Banjar KPw BI Tegal Jl. Dr. Sutomo No.55, Tegal 39. KPw BI Provinsi Maluku Utara 40. KPw BI Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Jl. Jos Sudarso, Ternate Jl. Panembahan Senopati No.4-6, Yogyakarta Kabupaten Batang, Kabupaten Brebes, Kabupaten/Kota Pekalongan, Kabupaten Pemalang, Kabupaten/Kota Tegal Provinsi Maluku Utara Daerah Yogyakarta Istimewa KEPALA DEPARTEMEN PENGEDARAN UANG, GATOT SUGIONO S. 23

30 LAMPIRAN II SURAT EDARAN BANK INDONESIA NO. 14/29/DPU TANGGAL 16 OKTOBER 2012 PERIHAL TATA CARA PENITIPAN SEMENTARA SURAT YANG BERHARGA DAN BARANG BERHARGA PADA BANK INDONESIA BUKTI TITIPAN SEMENTARA Lembar 1 : Penitip No. BTS : Tahun Buku/./BTS/Rubrik Satker Tanggal : Bukti Titipan Sementara adalah bukti penerimaan Titipan pada Bank Indonesia, yang harus dikembalikan kepada Bank Indonesia pada saat pengambilan Titipan. PENITIP (lembaga/instansi & alamat): REFERENSI (diisi nomor & tanggal surat permohonan dari Penitip): JENIS TITIPAN JUMLAH KEMASAN KETERANGAN TANGGAL JATUH WAKTU: PENITIP BANK INDONESIA KEPALA KASIR/KABID SP PENGELOLA KHAZANAH KASIR SENIOR KASIR I (Nama Jelas) (Nama Jelas) (Nama Jelas) (Nama Jelas) Pokok-pokok syarat penitipan: 1. Jangka waktu penitipan paling lama 12 (dua belas) bulan, dan dapat diperpanjang paling lama 12 (dua belas) bulan sejak tanggal jatuh waktu penitipan untuk setiap perpanjangan. 2. Penitip harus mengambil Titipan yang telah jatuh waktu di Bank Indonesia dengan membawa asli BTS. 3. Dalam hal Penitip bermaksud melakukan perpanjangan jangka waktu penitipan, Penitip harus mengajukan surat permohonan perpanjangan sebelum tanggal jatuh waktu Titipan. 4. Bank Indonesia dapat melakukan pemutusan hubungan penitipan dengan pertimbangan tertentu. 5. Penitip bertanggungjawab sepenuhnya atas kebenaran, kualitas, jumlah, dan/atau keaslian dari Titipan yang disebutkan dalam BTS. 6. Bank Indonesia dibebaskan dari tanggung jawab apabila terjadi kehilangan, kerusakan, penyusutan, kedaluwarsa dan/atau hal-hal lain yang mungkin timbul atas Titipan yang mengakibatkan berkurangnya nilai, kualitas dan/atau fisik Titipan. 7. Syarat penitipan lainnya mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang berlaku. 24

31 LAMPIRAN III SURAT EDARAN BANK INDONESIA NO. 14/29/DPU TANGGAL 16 OKTOBER 2012 PERIHAL TATA CARA PENITIPAN SEMENTARA SURAT YANG BERHARGA DAN BARANG BERHARGA PADA BANK INDONESIA BUKTI PENYERAHAN TITIPAN Lembar 2 : Penitip No. BPT: Tahun Buku/.../BPT/Rubrik Satker Tanggal: Bukti Penyerahan Titipan adalah bukti penyerahan Titipan dari Bank Indonesia kepada Penitip. PENITIP (lembaga/instansi & alamat): REFERENSI (diisi nomor & tanggal surat permohonan dari Penitip): JENIS TITIPAN JUMLAH KEMASAN*) KETERANGAN SEBAGAIMANA BUKTI TITIPAN SEMENTARA NO. TANGGAL PENYERAHAN TITIPAN : PENITIP BANK INDONESIA PENGELOLA KHAZANAH KEPALA KASIR/KABID SP KASIR SENIOR KASIR I (Nama Jelas) (Nama Jelas) (Nama Jelas) (Nama Jelas) *) Jumlah kemasan yang diserahkan harus sama dengan jumlah kemasan yang dititipkan yang tercantum dalam BTS. 25

WILAYAH KERJA KANTOR PUSAT DAN KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DALAM PELAKSANAAN PENITIPAN SEMENTARA SURAT YANG BERHARGA DAN BARANG BERHARGA

WILAYAH KERJA KANTOR PUSAT DAN KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DALAM PELAKSANAAN PENITIPAN SEMENTARA SURAT YANG BERHARGA DAN BARANG BERHARGA LAMPIRAN I SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 14/29/DPU TANGGAL 16 OKTOBER 2012 PERIHAL TATA CARA PENITIPAN SEMENTARA SURAT YANG BERHARGA DAN BARANG BERHARGA PADA BANK INDONESIA WILAYAH KERJA KANTOR PUSAT

Lebih terperinci

WILAYAH KERJA KANTOR PUSAT DAN KANTOR BANK INDONESIA DALAM PELAKSANAAN PENYIMPANAN SEKURITAS, SURAT YANG BERHARGA DAN BARANG BERHARGA

WILAYAH KERJA KANTOR PUSAT DAN KANTOR BANK INDONESIA DALAM PELAKSANAAN PENYIMPANAN SEKURITAS, SURAT YANG BERHARGA DAN BARANG BERHARGA Lampiran 1 WILAYAH KERJA KANTOR PUSAT DAN KANTOR BANK INDONESIA DALAM PELAKSANAAN PENYIMPANAN SEKURITAS, SURAT YANG BERHARGA DAN BARANG BERHARGA 1. Kantor Pusat Bank Indonesia Jl. MH. Thamrin No.2, Jakarta

Lebih terperinci

JURISDICTION OF BANK INDONESIA HEAD OFFICE AND BANK INDONESIA OFFICE (KBI)

JURISDICTION OF BANK INDONESIA HEAD OFFICE AND BANK INDONESIA OFFICE (KBI) JURISDICTION OF BANK INDONESIA HEAD OFFICE AND BANK INDONESIA OFFICE (KBI) 1 Bank Indonesia Head Office (Kantor Pusat Bank Indonesia) Jl. MH. Thamrin No.2, Jakarta 10350 DKI Jakarta, Kabupaten Bekasi,

Lebih terperinci

No. 11/ 7 /DPM Jakarta, 13 Maret 2009 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PEDAGANG VALUTA ASING BUKAN BANK DI INDONESIA

No. 11/ 7 /DPM Jakarta, 13 Maret 2009 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PEDAGANG VALUTA ASING BUKAN BANK DI INDONESIA No. 11/ 7 /DPM Jakarta, 13 Maret 2009 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA PEDAGANG VALUTA ASING BUKAN BANK DI INDONESIA Perihal : Perubahan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 9/23/DPM Tanggal 8 Oktober 2007

Lebih terperinci

No.14/ 29 /DPU Jakarta, 16 Oktober 2012 SURAT EDARAN

No.14/ 29 /DPU Jakarta, 16 Oktober 2012 SURAT EDARAN No.14/ 29 /DPU Jakarta, 16 Oktober 2012 SURAT EDARAN Perihal : Tata Cara Penitipan Sementara Surat yang Berharga dan Barang Berharga pada Bank Indonesia Sehubungan dengan berlakunya Peraturan Bank Indonesia

Lebih terperinci

WILAYAH KERJA KANTOR PUSAT DAN KANTOR BANK INDONESIA. No Nama Kantor Alamat Kantor Wilayah Kerja

WILAYAH KERJA KANTOR PUSAT DAN KANTOR BANK INDONESIA. No Nama Kantor Alamat Kantor Wilayah Kerja Lampiran 1 WILAYAH KERJA KANTOR PUSAT DAN KANTOR BANK INDONESIA 1. Kantor Pusat Bank Jl. MH. Thamrin No.2 DKI Jakarta, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bogor, Indonesia Jakarta 10010 Kabupaten Kerawang, Kabupaten

Lebih terperinci

LAMPIRAN IV SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 16/SEOJK.03/2015 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT

LAMPIRAN IV SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 16/SEOJK.03/2015 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT LAMPIRAN IV SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 16/SEOJK.03/2015 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT - 1 - DAFTAR WILAYAH KERJA DAN ALAMAT KANTOR REGIONAL DAN KANTOR OTORITAS JASA KEUANGAN BERDASARKAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN IV SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 46 /SEOJK.03/2016 TENTANG BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

LAMPIRAN IV SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 46 /SEOJK.03/2016 TENTANG BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH LAMPIRAN IV SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 46 /SEOJK.03/2016 TENTANG BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH - 1 - DAFTAR WILAYAH KERJA DAN ALAMAT KANTOR REGIONAL DAN KANTOR OTORITAS JASA KEUANGAN BERDASARKAN

Lebih terperinci

ALAMAT KANTOR BANK INDONESIA

ALAMAT KANTOR BANK INDONESIA Lampiran SE No. 6/49/DPU tgl. 14 Desember 2004 -------------------------------------------------------------- Lampiran 1 ALAMAT KANTOR BANK INDONESIA No. Nama Kantor Alamat Kantor 1. KBI Ambon Jl. Raya

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 13 /PBI/2012 TENTANG PENITIPAN SEMENTARA SURAT YANG BERHARGA DAN BARANG BERHARGA PADA BANK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 13 /PBI/2012 TENTANG PENITIPAN SEMENTARA SURAT YANG BERHARGA DAN BARANG BERHARGA PADA BANK INDONESIA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 13 /PBI/2012 TENTANG PENITIPAN SEMENTARA SURAT YANG BERHARGA DAN BARANG BERHARGA PADA BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

INFORMASI UPAH MINIMUM REGIONAL (UMR) TAHUN 2010, 2011, 2012

INFORMASI UPAH MINIMUM REGIONAL (UMR) TAHUN 2010, 2011, 2012 INFORMASI UPAH MINIMUM REGIONAL (UMR) TAHUN 2010, 2011, 2012 Berikut Informasi Upah Minimum Regional (UMR) atau Upah Minimum Kabupaten (UMK) yang telah dikeluarkan masing-masing Regional atau Kabupaten

Lebih terperinci

Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/14/DPNP tanggal 11Juli 2003

Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/14/DPNP tanggal 11Juli 2003 1a Direktur. Bank Indonesia. Perihal : Permohonan Izin Usaha sebagai Pedagang Valuta Asing bagi. Dengan ini kami mengajukan permohonan untuk mendapatkan izin usaha sebagai Pedagang Valuta Asing bagi Bank

Lebih terperinci

DAFTAR KUOTA PELATIHAN KURIKULUM 2013 PAI PADA MGMP PAI SMK KABUPATEN/KOTA

DAFTAR KUOTA PELATIHAN KURIKULUM 2013 PAI PADA MGMP PAI SMK KABUPATEN/KOTA NO PROVINSI DK KABUPATEN JUMLAH PESERTA JML PESERTA PROVINSI 1 A C E H 1 Kab. Aceh Besar 30 180 2 Kab. Aceh Jaya 30 3 Kab. Bireuen 30 4 Kab. Pidie 30 5 Kota Banda Aceh 30 6 6 Kota Lhokseumawe 30 2 BANGKA

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 4/8/PBI/2002 PERSYARATAN DAN TATA CARA MEMBAWA UANG RUPIAH KELUAR ATAU MASUK GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 4/8/PBI/2002 PERSYARATAN DAN TATA CARA MEMBAWA UANG RUPIAH KELUAR ATAU MASUK GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 4/8/PBI/2002 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA MEMBAWA UANG RUPIAH KELUAR ATAU MASUK WILAYAH PABEAN REPUBLIK INDONESIA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2002 NOMOR 104

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2002 NOMOR 104 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2002 NOMOR 104 DLN PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 4/8/PBI/2002 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA MEMBAWA UANG RUPIAH KELUAR ATAU MASUK WILAYAH

Lebih terperinci

LAMPIRAN XV PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2016

LAMPIRAN XV PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2016 PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2016 RINCIAN DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM PANAS BUMI MENURUT PROVINSI/KABUPATEN/KOTA

Lebih terperinci

Perizinan Usaha Lembaga Keuangan Mikro

Perizinan Usaha Lembaga Keuangan Mikro Perizinan Usaha Lembaga Keuangan Mikro A. PERIZINAN USAHA LKM Sebelum menjalankan kegiatan usaha, LKM harus memiliki izin usaha dari OJK. Perizinan Usaha LKM dibagi menjadi 2 (dua), yaitu: 1. Permohonan

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN, AGUS D.W. MARTOWARDOJO.

MENTERI KEUANGAN, AGUS D.W. MARTOWARDOJO. LAMPIRAN VI PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR /PMK.07/2011 TENTANG ALOKASI KURANG BAYAR DAN BAGI HASIL PAJAK DAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU TAHUN ANGGARAN 2009 DAN TAHUN ANGGARAN 2010 YANG DIALOKASIKAN

Lebih terperinci

RINCIAN ALOKASI TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA PROVINSI/KABUPATEN/KOTA DALAM APBN T.A. 2018

RINCIAN ALOKASI TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA PROVINSI/KABUPATEN/KOTA DALAM APBN T.A. 2018 RINCIAN ALOKASI TRANSFER KE DAERAH DAN DESA PROVINSI/KABUPATEN/KOTA DALAM APBN T.A. BAGI HASIL DAK N FISIK TOTAL ALOKASI UMUM TA PROFESI DESA TA I Provinsi Aceh 126.402.087 76.537.898 19.292.417 396.906.382

Lebih terperinci

1.1. UMUM. Statistik BPKH Wilayah XI Jawa-Madura Tahun

1.1. UMUM. Statistik BPKH Wilayah XI Jawa-Madura Tahun 1.1. UMUM 1.1.1. DASAR Balai Pemantapan Kawasan Hutan adalah Unit Pelaksana Teknis Badan Planologi Kehutanan yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 6188/Kpts-II/2002, Tanggal 10

Lebih terperinci

Direktorat Komunikasi dan Hubungan Internasional Otoritas Jasa Keuangan TTD

Direktorat Komunikasi dan Hubungan Internasional Otoritas Jasa Keuangan TTD SIARAN PERS KEPALA KANTOR REGIONAL DAN KEPALA KANTOR OJK DI SELURUH INDONESIA DILANTIK Jakarta, 27 Februari 2014, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kamis (27/2/2014) melantik Kepala Kantor Regional dan Kepala

Lebih terperinci

Lampiran SE EKSTERN No.6/ 22 /DLN tgl. 10 Mei Lampiran 1

Lampiran SE EKSTERN No.6/ 22 /DLN tgl. 10 Mei Lampiran 1 Lampiran 1 Direktur Direktorat Luar Negeri Kantor Pusat Bank Indonesia Jl. M.H. Thamrin No.2 Kotak Pos 1035 J A K A R T A 10010 Jakarta, **) Pemimpin Bank Indonesia.. Jalan.***) Perihal : Permohonan Izin

Lebih terperinci

Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/35/DPBPR tanggal 16 Agustus 2004

Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/35/DPBPR tanggal 16 Agustus 2004 Lampiran 1 DAFTAR ISIAN BAGI CALON PEMEGANG SAHAM PENGENDALI (PSP)/ ULTIMATE SHAREHOLDERS BPR - PERORANGAN (Gunakan lembar jawaban terpisah apabila halaman yang tersedia tidak mencukupi) 1 Nama lengkap

Lebih terperinci

2011, Republik Indonesia Nomor 3263) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 (Lembaran Negara R

2011, Republik Indonesia Nomor 3263) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 (Lembaran Negara R BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA 615, 2011 KEMENTERIAN KEUANGAN. DBH. Pajak. Cukai. Tahun Anggaran 2011 PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 161/PMK.07/2011 TENTANG ALOKASI KURANG BAYAR

Lebih terperinci

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Persyaratan dan Tata Cara Membawa Uang Rupiah Keluar atau Masuk Wilayah Pabean Republik Indonesia

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Persyaratan dan Tata Cara Membawa Uang Rupiah Keluar atau Masuk Wilayah Pabean Republik Indonesia Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Non Bank Persyaratan dan Tata Cara Membawa Uang Rupiah Keluar atau Masuk Wilayah Pabean Republik Indonesia Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Sistem Pembayaran Tunai

Lebih terperinci

JUMLAH DAN LOKASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN LOKASI

JUMLAH DAN LOKASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN LOKASI 2013, No.1161 4 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

LAMPIRAN XVII PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2016

LAMPIRAN XVII PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2016 PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2016 Pendidikan Kesehatan dan KB Perumahan, Air Minum, dan Kedaulatan Pangan

Lebih terperinci

JUMLAH DAN LOKASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA

JUMLAH DAN LOKASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA JUMLAH DAN LOKASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA No BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 7/16/PBI/2005 TENTANG PENYIMPANAN SEKURITAS, SURAT YANG BERHARGA DAN BARANG BERHARGA PADA BANK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 7/16/PBI/2005 TENTANG PENYIMPANAN SEKURITAS, SURAT YANG BERHARGA DAN BARANG BERHARGA PADA BANK INDONESIA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 7/16/PBI/2005 TENTANG PENYIMPANAN SEKURITAS, SURAT YANG BERHARGA DAN BARANG BERHARGA PADA BANK INDONESIA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Bank Indonesia melakukan

Lebih terperinci

Nama Penyedia Alamat Penyedia Lokasi Pabrik (Provinsi) Merk : PT. LAMBANG JAYA : JL. RAYA HAJIMENA KM 14 NO. 165 NATAR - LAMPUNG SELATAN - LAMPUNG

Nama Penyedia Alamat Penyedia Lokasi Pabrik (Provinsi) Merk : PT. LAMBANG JAYA : JL. RAYA HAJIMENA KM 14 NO. 165 NATAR - LAMPUNG SELATAN - LAMPUNG Nama Penyedia Alamat Penyedia Lokasi Pabrik (Provinsi) Merk : PT. LAMBANG JAYA : JL. RAYA HAJIMENA KM 14 NO. 165 NATAR - LAMPUNG SELATAN - LAMPUNG : INDO JARWO TRANSPLANTER - LJ-RTP2040 Periode : Januari

Lebih terperinci

Kode Lap. Tanggal Halaman Prog.Id. : 09 Maret 2015 KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA : 018 KEMENTERIAN PERTANIAN ESELON I : 04 DITJEN HORTIKULTURA

Kode Lap. Tanggal Halaman Prog.Id. : 09 Maret 2015 KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA : 018 KEMENTERIAN PERTANIAN ESELON I : 04 DITJEN HORTIKULTURA BELANJA MELALUI KPPN DAN BUN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 212 KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA : 18 KEMENTERIAN PERTANIAN : 4 DITJEN HORTIKULTURA : LRBEB 1b : 9 Maret 215 : 1 1 IKHTISAR MENURUT SATKER

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.1361/AJ.106/DRJD/2003

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.1361/AJ.106/DRJD/2003 KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.1361/AJ.106/DRJD/2003 TENTANG PENETAPAN SIMPUL JARINGAN TRANSPORTASI JALAN UNTUK TERMINAL PENUMPANG TIPE A DI SELURUH INDONESIA DIREKTUR JENDERAL

Lebih terperinci

ALOKASI SEMENTARA DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU TAHUN ANGGARAN 2011 NO PROVINSI/KABUPATEN/KOTA JUMLAH

ALOKASI SEMENTARA DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU TAHUN ANGGARAN 2011 NO PROVINSI/KABUPATEN/KOTA JUMLAH LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 33/PMK.07/2011 TENTANG : ALOKASI SEMENTARA DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU TAHUN ANGGARAN 2011 ALOKASI SEMENTARA DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU TAHUN

Lebih terperinci

PROPINSI KOTAMADYA/KABUPATEN TARIF KABUPATEN/KOTAMADYA HARGA REGULER. DKI JAKARTA Kota Jakarta Barat Jakarta Barat

PROPINSI KOTAMADYA/KABUPATEN TARIF KABUPATEN/KOTAMADYA HARGA REGULER. DKI JAKARTA Kota Jakarta Barat Jakarta Barat PROPINSI KOTAMADYA/KABUPATEN TARIF KABUPATEN/KOTAMADYA HARGA REGULER DKI JAKARTA Kota Jakarta Barat Jakarta Barat 13.000 Kota. Jakarta Pusat Jakarta Pusat 13.000 Tidak Ada Other Kota. Jakarta Selatan Jakarta

Lebih terperinci

TRIWULAN IV (Oktober-Desember 2014)

TRIWULAN IV (Oktober-Desember 2014) Total 33 JAWA TENGAH 2 3375 KOTA PEKALONGAN 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 100,00 Sangat Mendukung 14 RIAU 1 1471 KOTA PEKAN BARU 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 95,00 Sangat Mendukung 21 KEPULAUAN RIAU 1 2171 KOTA BATAM 2 1

Lebih terperinci

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 44 TAHUN 2012 TENTANG STANDARISASI INDEKS BIAYA KEGIATAN, PEMELIHARAAN, PENGADAAN

Lebih terperinci

C. REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH SPESIFIK LOKASI (PER KECAMATAN)

C. REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH SPESIFIK LOKASI (PER KECAMATAN) C. REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH SPESIFIK LOKASI (PER KECAMATAN) DAFTAR ISI No. 01. Propinsi Nangroe Aceh Darussalam 10 / 136 23 1. Kabupaten Aceh Selatan 14 24 2. Kabupaten Aceh Sungkil

Lebih terperinci

DATA DASAR PUSKESMAS

DATA DASAR PUSKESMAS DATA DASAR PUSKESMAS DATA KONDISI PUSKESMAS, PUSTU DAN POLINDES DATA KONDISI KENDARAAN DI PUSKESMAS DATA TENAGA DI PUSKESMAS (Keadaan Akhir Desember 2011) KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA JAKARTA,

Lebih terperinci

JUMLAH DAN LOKASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA

JUMLAH DAN LOKASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA JUMLAH DAN LOKASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA No BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

Lebih terperinci

Nomor Propinsi/Kabupaten/Kota Jumlah T-15 T-17 T-19 Jumlah biaya

Nomor Propinsi/Kabupaten/Kota Jumlah T-15 T-17 T-19 Jumlah biaya Nomor Propinsi/Kabupaten/Kota Jumlah T-15 T-17 T-19 Jumlah biaya 1 2 3 4 5 6 7 8 1 Nanggroe Aceh Drslm 30 17 11 2 Rp 4,971,210,858.00 1 Kab. Pidie 3 3 - - Rp 504,893,559.00 2 Kab. Aceh Utara 6 5 1 - Rp

Lebih terperinci

2011, No Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2010 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2011 (Lembaran Negara Republik Indone

2011, No Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2010 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2011 (Lembaran Negara Republik Indone No.10, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Dana Bagi Hasil. SDA. Minyak dan Gas Bumi.2008 PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05/PMK.07/2011 TENTANG ALOKASI KURANG

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DATA KABUPATEN/KOTA PENERIMA PENGALIHAN PENGELOLAAN PBB-P2 SEBAGAI SAMPEL PENELITIAN

LAMPIRAN 1 DATA KABUPATEN/KOTA PENERIMA PENGALIHAN PENGELOLAAN PBB-P2 SEBAGAI SAMPEL PENELITIAN LAMPIRAN 55 LAMPIRAN 1 DATA KABUPATEN/KOTA PENERIMA PENGALIHAN PENGELOLAAN PBB-P2 SEBAGAI SAMPEL PENELITIAN No. 1. Kota Surabaya Daerah 2011 2012 2. Kota Depok 3. Kab. Bogor 4. Kota Palembang 5. Kota Bandar

Lebih terperinci

Daftar Instansi Pemerintah Daerah Yang Mendapatkan Formasi Khusus Tenaga Dokter PTT 2014 Keadaan sampai dengan 12 Agustus 2014

Daftar Instansi Pemerintah Daerah Yang Mendapatkan Formasi Khusus Tenaga Dokter PTT 2014 Keadaan sampai dengan 12 Agustus 2014 Daftar Instansi Pemerintah Daerah Yang Mendapatkan Formasi Khusus Tenaga Dokter PTT 2014 Keadaan sampai dengan 12 Agustus 2014 NO WILAYAH KERJA KANTOR REGIONAL I YOGYAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH Pemerintah

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA KOTA/KABUPATENI TRIWULAN-II 2014 PERIODE : APRIL-JUNI 2014

EVALUASI KINERJA KOTA/KABUPATENI TRIWULAN-II 2014 PERIODE : APRIL-JUNI 2014 EVALUASI KINERJA KOTA/KABUPATENI TRIWULAN-II 2014 PERIODE : APRIL-JUNI 2014 kd_ prov PROVINSI kd_ kota KOTA/KABUPATEN NILAI FASILITASI NILAI OUTPUT NILAI AKHIR 35 JAWA TIMUR 3501 KAB. PACITAN 90,2 100,0

Lebih terperinci

Jumlah No. Provinsi/ Kabupaten Halaman Kabupaten Kecamatan 11. Provinsi Jawa Tengah 34 / 548

Jumlah No. Provinsi/ Kabupaten Halaman Kabupaten Kecamatan 11. Provinsi Jawa Tengah 34 / 548 4. Kota Bekasi 23 109 5. Kota Bekasi 10 110 6. Kabupaten Purwakarta 17 111 7. Kabupaten Bandung 43 112 8. Kodya Cimahi 3 113 9. Kabupaten Sumedang 26 114 10. Kabupaten Garut 39 115 11. Kabupaten Majalengka

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA KOTA/KABUPATEN TRIWULAN-II 2014 KINERJA FASILITASI PROGRAM PERIODE : APRIL-JUNI 2014

EVALUASI KINERJA KOTA/KABUPATEN TRIWULAN-II 2014 KINERJA FASILITASI PROGRAM PERIODE : APRIL-JUNI 2014 EVALUASI KINERJA KOTA/KABUPATEN TRIWULAN-II 2014 KINERJA FASILITASI PROGRAM PERIODE : APRIL-JUNI 2014 PROVINSI KOTA/KABUPATEN P P M Pelatihan Sosiali sasi RLF MK Infrastruktur LOCAL GOV'T BLM NILAI KINERJA

Lebih terperinci

ALOKASI TRANSFER KE DAERAH (DBH dan DAU) Tahun Anggaran 2012 No Kabupaten/Kota/Provinsi Jenis Jumlah 1 Kab. Bangka DBH Pajak 28,494,882, Kab.

ALOKASI TRANSFER KE DAERAH (DBH dan DAU) Tahun Anggaran 2012 No Kabupaten/Kota/Provinsi Jenis Jumlah 1 Kab. Bangka DBH Pajak 28,494,882, Kab. ALOKASI TRANSFER KE DAERAH (DBH dan DAU) Tahun Anggaran 2012 No Kabupaten/Kota/Provinsi Jenis Jumlah 1 Kab. Bangka DBH Pajak 28,494,882,904.00 2 Kab. Bangka DBH SDA 57,289,532,092.00 3 Kab. Bangka DAU

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Kabupaten yang berada di wilayah Jawa dan Bali. Proses pembentukan klaster dari

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Kabupaten yang berada di wilayah Jawa dan Bali. Proses pembentukan klaster dari BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini mengembangkan model pengklasteran Pemerintah Daerah di Indonesia dengan mengambil sampel pada 30 Pemerintah Kota dan 91 Pemerintah Kabupaten

Lebih terperinci

KANAL TRANSISI TELEVISI SIARAN DIGITAL TERESTERIAL PADA ZONA LAYANAN IV, ZONA LAYANAN V, ZONA LAYANAN VI, ZONA LAYANAN VII DAN ZONA LAYANAN XV

KANAL TRANSISI TELEVISI SIARAN DIGITAL TERESTERIAL PADA ZONA LAYANAN IV, ZONA LAYANAN V, ZONA LAYANAN VI, ZONA LAYANAN VII DAN ZONA LAYANAN XV 2012, 773 8 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG PENGGUNAAN PITA SPEKTRUM FREKUENSI RADIO ULTRA HIGH FREQUENCY (UHF) PADA ZONA LAYANAN IV,

Lebih terperinci

Lampiran 1 Nomor : 7569 /D.3.2/07/2017 Tanggal : 26 Juli Daftar Undangan

Lampiran 1 Nomor : 7569 /D.3.2/07/2017 Tanggal : 26 Juli Daftar Undangan Lampiran 1 Nomor : 7569 /D.3.2/07/2017 Tanggal : 26 Juli 2017 Daftar Undangan 1. Kepala Badan Pengembangan SDM Kabupaten Banjarnegara 2. Kepala Badan Pengembangan SDM Kabupaten Banyumas 3. Kepala Badan

Lebih terperinci

Kode Lap. Tanggal Halaman Prog.Id. : 09 Maret 2015 KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA : 018 KEMENTERIAN PERTANIAN ESELON I : 04 DITJEN HORTIKULTURA

Kode Lap. Tanggal Halaman Prog.Id. : 09 Maret 2015 KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA : 018 KEMENTERIAN PERTANIAN ESELON I : 04 DITJEN HORTIKULTURA BELANJA MELALUI KPPN DAN BUN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 213 KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA : 18 KEMENTERIAN PERTANIAN : 4 DITJEN HORTIKULTURA : LRBEB 1b : 9 Maret 215 : 1 1 IKHTISAR MENURUT SATKER

Lebih terperinci

KABUPATEN - KOTA YANG MENGIRIM BUKU SLHD 2011 SESUAI JADWAL PENGIRIMAN 6 APRIL REGIONAL PROVINSI KABUPATEN/KOTA JUMLAH Bali Nusa Tenggara

KABUPATEN - KOTA YANG MENGIRIM BUKU SLHD 2011 SESUAI JADWAL PENGIRIMAN 6 APRIL REGIONAL PROVINSI KABUPATEN/KOTA JUMLAH Bali Nusa Tenggara KABUPATEN - KOTA YANG MENGIRIM BUKU SLHD 2011 SESUAI JADWAL PENGIRIMAN 6 APRIL 2012 REGIONAL PROVINSI KABUPATEN/KOTA JUMLAH Bali Nusa Tenggara 2 Bali Kabupaten Badung 1 Kabupaten Bangli 1 Kabupaten Buleleng

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 275/KMK

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 275/KMK KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 275/KMK.06/4 TANGGAL 31 MEI 4 TENTANG PENETAPAN PERKIRAAN JUMLAH DANA BAGIAN DAERAH DARI SUMBER DAYA ALAM MINYAK BUMI DAN GAS ALAM TAHUN ANGGARAN 4

Lebih terperinci

PENGUMUMAN Penerimaan Program Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2011

PENGUMUMAN Penerimaan Program Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2011 PENGUMUMAN Penerimaan Program Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2011 Diberitahukan kepada alumni/lulusan Perguruan Tinggi/Sekolah Tinggi dari disiplin Ilmu-ilmu Peternakan atau Kedokteran Hewan, bahwa

Lebih terperinci

PENETAPAN PERKIRAAN ALOKASI DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM MINYAK BUMI DAN GAS BUMI TAHUN ANGGARAN 2007

PENETAPAN PERKIRAAN ALOKASI DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM MINYAK BUMI DAN GAS BUMI TAHUN ANGGARAN 2007 PENETAPAN PERKIRAAN ALOKASI DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM MINYAK BUMI DAN GAS BUMI TAHUN ANGGARAN 2007 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 PMK.07/2007 TENTANG PENETAPAN

Lebih terperinci

Summary Report of TLAS Trainings in Community Forest on Java Year of Implementation :

Summary Report of TLAS Trainings in Community Forest on Java Year of Implementation : Summary Report of TLAS Trainings in Community Forest on Java Year of Implementation : 2011-2012 No. Provinces and Groups of Participants Training Dates and Places Number and Origins of Participants Remarks

Lebih terperinci

KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA BELANJA MELALUI KPPN DAN BUN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 211 KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA : 18 DEPARTEMEN PERTANIAN : 4 DITJEN HORTIKULTURA : LRBEB 1b : 9 Maret 215 : 1 SEMULA SETELAH 1 IKHTISAR

Lebih terperinci

KODE KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DAN KANTOR PELAYANAN PAJAK NO UNIT KANTOR KODE 1.

KODE KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DAN KANTOR PELAYANAN PAJAK NO UNIT KANTOR KODE 1. LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 161/KMK.01/2007 TENTANG KODE KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DAN KANTOR PELAYANAN PAJAK KODE KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DAN KANTOR PELAYANAN

Lebih terperinci

Lampiran Surat No : KL /BIII.1/1022/2017. Kepada Yth :

Lampiran Surat No : KL /BIII.1/1022/2017. Kepada Yth : Lampiran Surat No : KL.01.01.01/BIII.1/1022/2017 Kepada Yth : Provinsi Banten 1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten 2. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak 3. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang

Lebih terperinci

KAWASAN PERKEBUNAN. di sampaikan pada roundtable pengembangan kawasan Makasar, 27 Februari 2014

KAWASAN PERKEBUNAN. di sampaikan pada roundtable pengembangan kawasan Makasar, 27 Februari 2014 KAWASAN PERKEBUNAN di sampaikan pada roundtable pengembangan kawasan Makasar, 27 Februari 2014 FOKUS KOMODITI 1. Tebu 2. Karet 3. Kakao 4. Kopi (Arabika dan Robusta) 5. Lada 6. Pala 7. Sagu KAWASAN TEBU

Lebih terperinci

DAFTAR UNDANGAN PENGADILAN TINGGI DAN PENGADILAN NEGERI YANG MENERIMA SERTIFIKAT AKREDITASI TAHUN 2017

DAFTAR UNDANGAN PENGADILAN TINGGI DAN PENGADILAN NEGERI YANG MENERIMA SERTIFIKAT AKREDITASI TAHUN 2017 DAFTAR UNDANGAN PENGADILAN TINGGI DAN PENGADILAN NEGERI YANG MENERIMA SERTIFIKAT AKREDITASI TAHUN 2017 WILAYAH JAWA TIMUR 1 PENGADILAN NEGERI SURABAYA 2 PENGADILAN NEGERI BANYUWANGI 3 PENGADILAN NEGERI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P. 51/Menhut-II/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P. 51/Menhut-II/2009 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P. 51/Menhut-II/2009 TENTANG PERUBAHAN KESATU ATAS PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR P.02/MENHUT- II /2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS KONSERVASI

Lebih terperinci

NO. JUMLAH PENCA BERAT NO. JUMLAH PENCA BERAT PROVINSI/KABUPATEN/KOTA POPULASI PENCA PROVINSI/KABUPATEN/KOTA POPULASI PENCA

NO. JUMLAH PENCA BERAT NO. JUMLAH PENCA BERAT PROVINSI/KABUPATEN/KOTA POPULASI PENCA PROVINSI/KABUPATEN/KOTA POPULASI PENCA LAMPIRAN I KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31/HUK/2010 TANGGAL : 26 APRIL 2010 TENTANG : PENETAPAN NAMA-NAMA PENYANDANG CACAT BERAT PENERIMA BANTUAN DANA JAMINAN SOSIAL TAHUN 2010 NO.

Lebih terperinci

RINCIAN PERKIRAAN ALOKASI DANA BAG! HASIL SUMBER DAYA ALAM PERTAMBANGAN PANAS BUM! TAHUN ANGGARAN 2013

RINCIAN PERKIRAAN ALOKASI DANA BAG! HASIL SUMBER DAYA ALAM PERTAMBANGAN PANAS BUM! TAHUN ANGGARAN 2013 LAMPIRAN PERATURAN MENTER! K!WANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 /PMIC07/20! TENTANG PERUDAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOM OR 222/PMK.0?/2012 TENTANG. PERKIRAAN ALOKASJ DANA BAG! HASIL SUMBER

Lebih terperinci

DAFTAR KUOTA PELATIHAN KURIKULUM 2013 PAI PADA MGMP PAI SMA KABUPATEN/KOTA TAHUN 2013 JML. PESERTA PROVINSI

DAFTAR KUOTA PELATIHAN KURIKULUM 2013 PAI PADA MGMP PAI SMA KABUPATEN/KOTA TAHUN 2013 JML. PESERTA PROVINSI DAFTAR KUOTA PELATIHAN KURIKULUM 2013 PAI PADA MGMP PAI SMA KABUPATEN/KOTA TAHUN 2013 NO. DK KABUPATEN/KOTA 1 DKI 1 Kota Jakarta Selatan 50 250 2 Kota Jakarta Barat 50 3 Kota Jakarta Timur 50 4 Kota Jakarta

Lebih terperinci

DAFTAR UNDANGAN PENGADILAN TINGGI DAN PENGADILAN NEGERI YANG MENERIMA SERTIFIKAT AKREDITASI TAHUN 2017

DAFTAR UNDANGAN PENGADILAN TINGGI DAN PENGADILAN NEGERI YANG MENERIMA SERTIFIKAT AKREDITASI TAHUN 2017 DAFTAR UNDANGAN PENGADILAN TINGGI DAN PENGADILAN NEGERI YANG MENERIMA SERTIFIKAT AKREDITASI TAHUN 2017 1 WILAYAH JAWA TIMUR 1 PENGADILAN NEGERI SURABAYA 2 PENGADILAN NEGERI BANYUWANGI 3 PENGADILAN NEGERI

Lebih terperinci

KABUPATEN KOTA YANG SUDAH MENGIRIM BUKU SLHD 2011 PER 20 APRIL 2012

KABUPATEN KOTA YANG SUDAH MENGIRIM BUKU SLHD 2011 PER 20 APRIL 2012 KABUPATEN KOTA YANG SUDAH MENGIRIM BUKU SLHD 2011 PER 20 APRIL 2012 NAMA DAERAH Kabupaten Kota Total Bali NT 19 2 21 Bali 7 1 8 Kabupaten Badung 1 1 Kabupaten Bangli 1 1 Kabupaten Buleleng 1 1 Kabupaten

Lebih terperinci

DAFTAR KUOTA PELATIHAN KURIKULUM 2013 PAI KKG PAI KABUPATEN/KOTA TAHUN 2013

DAFTAR KUOTA PELATIHAN KURIKULUM 2013 PAI KKG PAI KABUPATEN/KOTA TAHUN 2013 DAFTAR KUOTA PELATIHAN KURIKULUM 2013 PAI KKG PAI KABUPATEN/KOTA TAHUN 2013 NO 1 DKI JAKARTA 6 630 1 Jakarta Pusat 110 2 Jakarta Utara 110 3 Jakarta Barat 110 4 Jakarta Selatan 135 5 Jakarta Timur 135

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA KOTA/KABUPATEN TRIWULAN-II 2014 KINERJA OUTPUT PROGRAM PERIODE : APRIL-JUNI 2014

EVALUASI KINERJA KOTA/KABUPATEN TRIWULAN-II 2014 KINERJA OUTPUT PROGRAM PERIODE : APRIL-JUNI 2014 EVALUASI KINERJA KOTA/KABUPATEN TRIWULAN-II 2014 KINERJA OUTPUT PROGRAM PERIODE : APRIL-JUNI 2014 PROVINSI KOTA/KABUPATEN PARTS MISKIN PARTS PERP PEMILU BKM REALISASI DDUB TRIDAYA SELESAI KUALITAS INFRA

Lebih terperinci

ALOKASI KURANG BAYAR DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU TAHUN ANGGARAN No Daerah DBH CHT

ALOKASI KURANG BAYAR DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU TAHUN ANGGARAN No Daerah DBH CHT 2012, No.885 4 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 141/PMK.07/2012 TENTANG ALOKASI KURANG BAYAR DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU TAHUN ANGGARAN 2010 ALOKASI KURANG BAYAR DANA

Lebih terperinci

DAERAH JUMLAH PROPINSI (A)

DAERAH JUMLAH PROPINSI (A) RINCIAN DANA KONTINJENSI UNTUK BANTUAN KEPADA PEMERINTAH DAERAH YANG MENGALAMI SURPLUS MARJINAL SETELAH PENGALIHAN PERSONIL, PERALATAN, PEMBIAYAAN DAN DOKUMEN (P3D) Lampiran I NO DAERAH JUMLAH PROPINSI

Lebih terperinci

RINCIANALOKASI KURANG BAYAR DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM PERTAMBANGAN UMUM TAHUN ANGGARAN 2007, TAHUN ANGGARAN 2008, DAN TAHUN ANGGARAN 2009 YANG DIALOKASIKAN DALAM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA

Lebih terperinci

Nomor : 04521/B5/LL/ Maret 2018 Lampiran : 1 (satu) eksemplar Perihal : Permohonan ijin

Nomor : 04521/B5/LL/ Maret 2018 Lampiran : 1 (satu) eksemplar Perihal : Permohonan ijin KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN Jalan Jenderal Sudirman, Pintu 1 Senayan, Gedung D Lantai 14 Senayan, Jakarta 10270 Telp. (021) 57974124 Fax. (021)

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR :3/18/PBI/2001 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA MEMBAWA UANG RUPIAH KELUAR ATAU MASUK WILAYAH REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR :3/18/PBI/2001 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA MEMBAWA UANG RUPIAH KELUAR ATAU MASUK WILAYAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR :3/18/PBI/2001 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA MEMBAWA UANG RUPIAH KELUAR ATAU MASUK WILAYAH REPUBLIK INDONESIA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

LAMPIRAN XIX PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2016

LAMPIRAN XIX PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2016 PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2016 1 Provinsi Sumatera Utara 39.666.323 2 Provinsi Sumatera Barat 41.853.286

Lebih terperinci

KAB/KOTA PRIORITAS SASARAN DIKLAT GURU PENGEMBANG MATEMATIKA JENJANG SMP TAHUN 2012

KAB/KOTA PRIORITAS SASARAN DIKLAT GURU PENGEMBANG MATEMATIKA JENJANG SMP TAHUN 2012 KAB/KOTA PRIORITAS SASARAN DIKLAT GURU PENGEMBANG MATEMATIKA JENJANG SMP TAHUN 2012 No Provinsi Kab/Kota 1 Nanggro Aceh Darussalam Kab. Aceh Jaya Kab. Aceh Nagan Raya Kab. Aceh Singkil Kab. Aceh Tenggara

Lebih terperinci

UNDANGAN PEMASUKAN PENAWARAN Nomor : 005/PAN-PPBJ/KPAN/III/2011

UNDANGAN PEMASUKAN PENAWARAN Nomor : 005/PAN-PPBJ/KPAN/III/2011 UNDANGAN PEMASUKAN PENAWARAN Nomor : 005/PAN-PPBJ/KPAN/III/2011 Panitia Pengadaan Barang/Jasa Komisi Penanggulangan AIDS Nasional mengundang calon penyedia barang/jasa guna berpartisipasi mengajukan penawaran

Lebih terperinci

9. Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

9. Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang

Lebih terperinci

Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik 1100 DISTA ACEH 1100 DISTA ACEH 1100 DISTA ACEH 1100 DISTA ACEH 1100 DISTA ACEH 1100 NANGGROE ACEH DARUSSALAM 1100 NANGGROE ACEH DARUSSALAM 1100 NANGGROE ACEH DARUSSALAM 1105 ACEH BARAT 1105 ACEH BARAT

Lebih terperinci

KEBUTUHAN FORMASI CPNS BNN TAHUN 2013

KEBUTUHAN FORMASI CPNS BNN TAHUN 2013 BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KEBUTUHAN FORMASI CPNS BNN TAHUN 2013 LAMPIRAN PENGUMUMAN NOMOR : PENG/01/IX/2013/BNN TANGGAL : 4 SEPTEMBER 2013 No. 1 ACEH BNNP Aceh Perawat D-3 Keperawatan

Lebih terperinci

Kode Cabang. Jam Operasional. Nama Kantor. No. Urut. Regional I/ Medan. Regional II/ Palembang

Kode Cabang. Jam Operasional. Nama Kantor. No. Urut. Regional I/ Medan. Regional II/ Palembang Regional I/ Medan 1 1 105 00 KCP. Medan Pulau Pinang 08.00 s/d 15.00 2 2 105 31 KCP. Kabanjahe 08.00 s/d 15.00 3 3 106 01 KCP Medan Lapangan Merdeka 08.00 s/d 15.00 4 4 107 01 KCP Pematangsiantar Sutomo

Lebih terperinci

Jenjang. SMA/MA/SMAK/SMTK Perguruan Tinggi Negeri. Dinas Pendidikan Propvinsi

Jenjang. SMA/MA/SMAK/SMTK Perguruan Tinggi Negeri. Dinas Pendidikan Propvinsi Pemindaian Jenjang JENJANG SMA/MA/SMAK/SMTK dan SMK PAKET C SMP/MTs dan PAKET B SMALB dan SMPLB SMK - Teori Kejuruan PEMINDAI Perguruan Tinggi Negeri Dinas Pendidikan Provinsi Dinas Pendidikan Provinsi

Lebih terperinci

DAFTAR KUOTA PELATIHAN KURIKULUM 2013 PAI MGMP PAI SMP KABUPATEN/KOTA TAHUN NO Kabupaten/Kota Propinsi Kuota

DAFTAR KUOTA PELATIHAN KURIKULUM 2013 PAI MGMP PAI SMP KABUPATEN/KOTA TAHUN NO Kabupaten/Kota Propinsi Kuota DAFTAR KUOTA PELATIHAN KURIKULUM 2013 PAI MGMP PAI SMP KABUPATEN/KOTA TAHUN 2013 NO Kabupaten/Kota Propinsi Kuota 1 2 3 4 1. Aceh 12 5 1 Kabupaten Aceh Barat Aceh 2 Kabupaten Nagan Raya Aceh 3 Kabupaten

Lebih terperinci

PENGAJUAN INSTANSI VERTIKAL BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA TAHUN 2016

PENGAJUAN INSTANSI VERTIKAL BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA TAHUN 2016 PENGAJUAN INSTANSI VERTIKAL BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA TAHUN 2016 NO 1 1 BNN Kab. Aceh Tamiang 2 2 BNN Kab. Pidie 3 3 BNN Kab. Aceh Besar 4 4 BNN Kab. Aceh Barat 5 Aceh 5 BNN Kab. Subulussalam

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 PERATURAN KEPALA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN, PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: PER-61/K/SU/2012 TENTANG PERUBAHAN KELIMA ATAS KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR KEP-06.00.00-286/K/2001

Lebih terperinci

B. Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota Wilayah Indonesia Barat

B. Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota Wilayah Indonesia Barat LAMPIRAN UNDANGAN (PEMERINTAH DAERAH) A. Sekretaris Daerah Provinsi Wilayah Barat 1. Sekretaris Daerah Provinsi Aceh 2. Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara 3. Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera

Lebih terperinci

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 275 / KMK.06 / 2004 TENTANG

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 275 / KMK.06 / 2004 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 275 / KMK.06 / 2004 TENTANG PENETAPAN PERKIRAAN JUMLAH DANA BAGIAN DAERAH DARI SUMBER DAYA ALAM MINYAK BUMI

Lebih terperinci

UPAH MINIMUM TAHUN 2005 PROPINSI KABUPATEN - KOTAMADYA DI INDONESIA No Propinsi Kabupaten / Kotamadya Sektor Industri Upah Minimum 2005 (Rp)

UPAH MINIMUM TAHUN 2005 PROPINSI KABUPATEN - KOTAMADYA DI INDONESIA No Propinsi Kabupaten / Kotamadya Sektor Industri Upah Minimum 2005 (Rp) PROPINSI KABUPATEN KOTAMADYA DI INDONESIA 1 Nanggroe Aceh Darussalam No. 25 / 2004 Tanggal 29102004 2 Sumatera Barat No. 564528 / 2004 Tanggal 22112004 3 Jambi No. 491 / 2004 Tanggal 26112004 4 Riau No.

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NAMA DAN KODE KANTOR PELAYANAN PAJAK NO. N A M A KODE KANWIL/KPP KANWIL DJP NANGGROE ACEH 010

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NAMA DAN KODE KANTOR PELAYANAN PAJAK NO. N A M A KODE KANWIL/KPP KANWIL DJP NANGGROE ACEH 010 LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIKINDONESIA NOMOR 58/KMK.03 /2002 TENTANG PERUBAHAN DAN PEMBERIAN KODE KANTOR PELAYANAN PAJAK NAMA DAN KODE KANTOR PELAYANAN PAJAK KANWIL DJP NANGGROE ACEH 010

Lebih terperinci

SURAT EDARAN. : Tata Cara Penyimpanan Sekuritas, Surat Yang Berharga dan Barang Berharga Pada Bank Indonesia

SURAT EDARAN. : Tata Cara Penyimpanan Sekuritas, Surat Yang Berharga dan Barang Berharga Pada Bank Indonesia No. 7/21/DPM Jakarta, 1 Juli 2005 SURAT EDARAN Perihal : Tata Cara Penyimpanan Sekuritas, Surat Yang Berharga dan Barang Berharga Pada Bank Indonesia Sehubungan dengan telah dikeluarkannya Peraturan Bank

Lebih terperinci

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Pelaksanaan Pengawasan Bank Kredit Desa

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Pelaksanaan Pengawasan Bank Kredit Desa Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Non Bank Pelaksanaan Pengawasan Bank Kredit Desa Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Hubungan Non Bank Dengan BI Pelaksanaan Pengawasan Bank Kredit Desa Tim Penyusun

Lebih terperinci

DAFTAR USULAN PENILAIAN INSTANSI VERTIKAL BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA (UPDATE JANUARI 2016)

DAFTAR USULAN PENILAIAN INSTANSI VERTIKAL BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA (UPDATE JANUARI 2016) DAFTAR USULAN PENILAIAN INSTANSI VERTIKAL BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA (UPDATE JANUARI 2016) NO PER 1 1 BNN Kab. Aceh Tamiang 2 2 BNN Kab. Pidie 3 3 BNN Kab. Aceh Besar 4 4 BNN Kab. Aceh Barat

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Pengawasan

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Pengawasan No.1864, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA. Perwakilan. Orta. Perubahan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN

Lebih terperinci

DAFTAR SATUAN KERJA TUGAS PEMBANTUAN DAN DEKONSENTRASI TAHUN 2009 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

DAFTAR SATUAN KERJA TUGAS PEMBANTUAN DAN DEKONSENTRASI TAHUN 2009 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DAFTAR SATUAN KERJA DAN TAHUN 2009 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM NO. KAB/KOTA 1 PENATAAN RUANG - - 32 32 2 SUMBER DAYA AIR 28 132-160 3 BINA MARGA 31 - - 31 59 132 32 223 E:\WEB_PRODUK\Agung\Pengumuman\NAMA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KETUJUH ATAS KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWASAN NOMOR: KEP-06.00.00-286/K/2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, -1- SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI

Lebih terperinci

WALIKOTA MADIUN, Menimbang

WALIKOTA MADIUN, Menimbang PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG BIAYA PERJALANAN DINAS JABATAN BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI SIPIL, PEGAWAI TIDAK TETAP DAN BIAYA AKOMODASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MADIUN

Lebih terperinci

Pariwisata. Sentra DAK REGULER. dan Pertanian. dan. Kawasan. Kedaulatan Berencana Pariwisata Pariwisata. Pariwisata.

Pariwisata. Sentra DAK REGULER. dan Pertanian. dan. Kawasan. Kedaulatan Berencana Pariwisata Pariwisata. Pariwisata. RINCIAN ALOKASI DANA ALOKASI KHUSUS () FISIK MENURUT PROVINSI/KABUPATEN/KOTA TA 2017 RINCIAN ALOKASI DANA ALOKASI KHUSUS () FISIK MENURUT PROVINSI/KABUPATEN/KOTA TA 2017 (dalam jutaan rupiah) Nama Kelautan

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG BIAYA PERJALANAN DINAS JABATAN DALAM NEGERI BAGI WALIKOTA, WAKIL WALIKOTA, UNSUR PIMPINAN SERTA ANGGOTA DPRD, PEGAWAI NEGERI SIPIL

Lebih terperinci