Studi Potensi dan Nilai Ekonomi Berdasarkan Biaya Perjalanan dan Kesediaan Membayar di Pantai Sri Mersing Kabupaten Serdang Bedagai

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Studi Potensi dan Nilai Ekonomi Berdasarkan Biaya Perjalanan dan Kesediaan Membayar di Pantai Sri Mersing Kabupaten Serdang Bedagai"

Transkripsi

1 Studi Potensi dan Nilai Ekonomi Berdasarkan Biaya Perjalanan dan Kesediaan Membayar di Pantai Sri Mersing Kabupaten Serdang Bedagai Potential Studies and Economic Value Based Travel Cost Method and Willingness To Pay in Sri Mersing Beach Serdang Bedagai Febrina Astria Simanjuntak 1, Pindi Patana 2, Zulham Apandy Harahap 2 1 ProgramStudiManajemenSumberdayaPerairan, FakultasPertanian, Universitas Sumatera Utara, ( Febrina.astria@yahoo.com) 2 Staff Pengajar Program StudiManajemenSumberdayaPerairan, FakultasPertanian, Universitas Sumatera Utara Abstract The beach is one of recreational attraction that people want to interact directly and enjoy the beauty of natural resources. Research was conducted at Sri Mersing Beach Serdang Bedagai from August to September 2014 by interviewing respondents that. Assessment of tourism Potential at Sri Mersing beach by using a modification of the ADO-ODTWA of the Forestry Department. Showed that Sri Mersing Beach Tourism has a great potential to be developed.economic value was measured by Travel Cost Method (TCM) and willingness to pay. The results showed that the Travel Cost average is Rp ,- while The average cost of willingness to pay current existense is Rp ,- and after adding the facilities is Rp ,-. Keywords: Economic Value, Willingness To Pay (WTP), Travel cost, Tourism, Mersing. Beaches Sri PENDAHULUAN Pariwisata adalah salah satu jenis industri baru mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam penyediaan lapangan pekerjaan, peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktivitas lainnya. Jenis pariwisata antara lain: wisata budaya, wisata kesehatan, wisata olahraga, wisata komersial, wisata industri, wisata politik, wisata konvensi, wisata sosial, wisata pertanian (Pendit, 1990). Sri Mersing merupakan pantai berpasir putih sedikit kecoklatan yang mulai banyak diminati pengunjung untuk kegiatan pariwisata. Pantai Sri Mersing merupakan pantai yang memiliki banyak kegiatan obyek wisata diantaranya: Rekreasi Pantai, Berenang, Banana Boat, Perahu Mesin untuk berkeliling melihat pantai satu ke pantai lainnya dan lain sebagainya. Obyek wisata Pantai Sri Mersing menawarkan pemandangan pasir putih sedikit kecoklatan yang bersih dan indah. Lokasinya terletak kurang lebih 70 km dari pusat Kota Medan ke arah Selatan. Pantai ini hanya berjarak 10 km dari lokasi pantai cermin dan berada di sebelah selatan Pantai Cermin, sehingga akses jalan dari Kota Medan menuju kelokasi Pantai Sri Mersing sama dengan akses jalan yang dilalui untuk menuju pantai cermin. METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di pantai Sri Mersing, Kabupaten Serdang Bedagai, Pantai Sri Mersing berada di Desa Pantai Cermin Kecamatan Pantai Cermin Kiri Kabupaten

2 Serdang Bedagai. Pantai yang memiliki luas area m 2 ini bersebelahan dengan pantai Cermin Theme Park dan pantai Kuala Putri yang terletak pada koordinat LU dan BT dapat dilihat pada Gambar 2. Pengambilan data primer dilakukan mulai bulan Agustus 2014 hingga September dengan bantuan daftar pertanyaan yang telah ditentukan sebelumnya. Teknik Pengambilan Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling, dimana peneliti memiliki kebebasan untuk memilih siapa saja yang ditemui hal ini relatif lebih mudah cepat serta menghemat biaya, namun tentunya dengan menjamin tingkat ketelitian. Penentuan sampelnya dicari dengan memakai rumus Slovin (Amanda, 2009) yaitu: Gambar 1. Lokasi Pantai Sri Mersing yang dijadikan lokasi Penelitian Bahan dan Alat Adapun alat yang digunakan adalah kalkulator, alat tulis, kamera digital, tali plastik, GPS, keping sechi, bola plastik, waterpass. Bahan dan obyek penelitian ini adalah kuisioner. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan cara: 1. Studi kepustakaan yaitu merupakan satu cara untuk memperoleh data dengan cara membaca literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang diteliti. 2. Metode dokumentasi, merupakan teknik pengumpulan data dengan mengambil data yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang diteliti dari hasil Dinas Pariwisata, Pihak Pengelola dan lainnya. 3. Kuisioner, yaitu cara pengumpulan data dengan memberi kuisioner kepada responden yang akan dijadikan sampel untuk memperoleh data yang dibutuhkan n : sampel yang akan diteliti N : populasi yang datang berkunjung ke kawasan wisata E : Nilai kritis yang di inginkan, 15 % Indeks Kesesuaian Wisata (IKW) Kegiatan wisata yang akan dikembangkan hendaknya disesuaikan dengan potensi sumberdaya dan peruntukannya. Setiap kegiatan wisata mempunyai persyaratan sumberdaya dan lingkungan yang sesuai obyek wisata yang akan dikembangkan. Analisis kesesuaian wisata menggunakan matriks kesesuaian yang disusun berdasarkan kepentingan setiap parameter untuk mendukung kegiatan pada daerah tersebut. Rumus yang digunakan untuk kesesuaian wisata pantai adalah (Yulianda, 2007) IKW = ( )x 100% IKW : Indeks kesesuaian ekosistem untuk wisata pantai Ni : Nilai parameter ke-i (Bobot x Skor). Nmaks : Nilai maksimum dari kategori wisata pantai. S1 : Sangat sesuai dengan nilai % S2 : Cukup sesuai dengan nilai 60 - <80 % S3 : Sesuai bersyarat dengan nilai 35- <60 % N : Tidak sesuai dengan nilai <35 %

3 Penghitungan indeks kesesuaian wisata pantai kategori Piknik memperhatikan beberapa parameter yang meliputi Tipe pantai, lebar pantai, kemirigan pantai, penutupan lahan pantai, ketersediaan air tawar. Penghitungan indeks kesesuaian wisata pantai kategori Berenang memperhatikan beberapa parameter yang meliputi Kedalaman perairan (m), kecerahan perairan (m), material dasar perairan, kecepatan arus, biota berbahaya, ketersediaan air tawar, lebar pantai. Daya Dukung Kawasan (DDK) Daya dukung dihitung agar diketahui jumlah maksimum pengunjung yang secara fisik dapat ditampung di kawasan yang tersedia pada waktu tertentu tanpa menimbulkan gangguan pada alam dan manusia. Rumus yang digunakan dalam analisis ini juga mengacu pada Yulianda (2007) sebagai berikut: ( ) DDK : Daya dukung kawasan (orang) K : Potensi Ekologis pengunjung per satuan unit area (orang) Lp : Luas area (m 2 ) atau panjang area (m 2 ) yang dapat dimanfaatkan Lt : Unit area untuk kategori tertentu (m 2 ) Wt : Waktu yang disediakan oleh kawasan untuk kegiatan wisata alam satu hari (jam) Wp : Waktu yang dihabiskan oleh Pengunjung untuk setiap kegiatan (jam) Metode Biaya Perjalanan (Travel Cost Method / TCM) Metode Biaya Perjalanan merupakan metode yang digunakan untuk memperkirakan nilai rekreasi (recreational value) dari suatu lokasi atau obyek. Metode ini merupakan metode pengukuran secara tidak langsung terhadap barang/jasa yang tidak memiliki nilai pasar (non market good or service). Untuk menghitung biaya perjalanan dapat di tulis dalam persamaan matematis menurut Nurita (2006) sebagai berikut: BP = BTr + (BKr-BKh) + BDk + BLn BP : Total biaya perjalanan (Rp) BTr : Biaya transportasi selama rekreasi (Rp) BKr : Biaya konsumsi di tempat rekreasi (Rp) BKh : Biaya konsumsi harian (Rp) BDk : Biaya dokumentasi (Rp) BLn : Biaya lain-lain (Rp) Menghitung biaya rata-rata responden /kunjungan (BPR) yang ditentukan berdasarka n biaya perjalanan responden secara matematis yaitu: BPR = BPR : Biaya perjalanan rata-rata responden/kunjungan ΣBPT : total biaya perjalanan responden (Biaya transportasi, biaya konsumsi, biaya perlengkapan memancing, biaya parkir dan biaya lain-lain). n : responden Willingness To Pay (WTP) Untuk mendapatkan nilai penawaran pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode dichotomous choice (model referendum) yaitu menawarkan kepada responden jumlah uang tertentu dan menanyakan apakah responden bersedia membayar atau tidak sejumlah uang tersebut dalam upaya pelestarian alam dan lingkungan. Dugaan rata-rata WTP dapat diduga dengan menggunakan nilai rata-rata dari penjumlahan keseluruhan nilai WTP dibagi dengan jumlah responden dihitung dengan rumus Amanda (2009) :

4 (%) I : ke I yang bersedia membayar ( i = 1, 2,..., n ) EWTP = n EWTP : Dugaan rata-rata WTP Wi : Nilai WTP ke-i n : responden I : ke-i yang bersedia membayar ( i = 1, 2,..., n) Pendugaan kurva WTP dilakukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: WTP = f (JK, UM, SP, TP, PD, JT, PM, FK, DM, BK) WTP : Nilai WTP responden (Rp) JK : Jenis Kelamin UM : Tingkat Usia (tahun) SP : Status Pernikahan TP : Tingkat Pendidikan (tahun) PD : Rata-rata pendapatan per tahun (Rp) JT : Tanggungan (orang) PM : Pemahaman dan pengetahuan tentang manfaat serta kerusakan pantai FK : Frekuensi Kunjungan DM : Domisili BK : Biaya Kunjungan (Rp) Setelah menduga nilai tengah WTP maka selanjutnya diduga nilai total WTP dari masyarakat dengan menggunakan rumus Amanda (2009): TWTP= TWTP : Total WTP WTPi : WTP individu sampel ke-i ni : sampel ke-i yang bersedia membayar sebesar WTP N : sampel P : Populasi HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengunjung Pantai Sri Mersing berasal dari dalam dan luar kabupaten serdang bedagai yang memiliki berbagai karateristik. Pengunjung yang menjadi sampel responden dihitung dengan menggunakan rumus Slovin dan di peroleh jumlah responden sebanyak 44 orang. Potensi Pantai Sri Mersing Potensi yang sudah ada di Pantai Sri Mersing antara lain: Berenang, Piknik, Memancing, Banana Boat. Jenis kegiatan yang lebih diminati oleh wisatawan dapat dilihat pada Gambar % 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% 31.81% 50% Aktivitas Wisata 4.54% 13.65% Gambar 2. Kegiatan yang diminati Wisatawan Daya Tarik Daya tarik merupakan faktor yang membuat orang berkeinginan untuk mengunjungi dan melihat secara langsung ke tempat yang mempunyai daya tarik tersebut. Pengkajian komponen daya tarik ini bertujuan untuk mengetahui gambaran bentuk-bentuk kegiatan rekreasi yang sesuai dengan daya tarik dan sumberdaya yang tersedia. Penilaian Kriteria Daya Tarik Wisata Pantai Sri Mersing dapat dilihat pada Tabel 1.

5 Tabel 1. Penilaian Kriteria Daya Tarik No Unsur-unsur Bobot Nilai Skor Total (a) (b) (c) 1 Keunikan Sumberdaya Alam 2 Banyaknya sumberdaya alam yang menonjol 3 Kegiatan wisata alam yang dapat dilakukan 4 Kebersihan lokasi obyek wisata 5 Kenyamanan a. Bobot Penilaian dari Dirjen PHKA tahun 2003 untuk Daya Tarik b. Nilai dari jumah uraian c. Hasil kali antara bobot dengan nilai Aksesibilitas Aksesibilitas merupakan suatu indikasi yang menyatakan mudah tidaknya suatu obyek untuk dijangkau. Aksesibilitas merupakan syarat yang penting sekali untuk obyek wisata. Tanpa dihubungkan dengan jaringan transportasi tidak mungkin suatu obyek mendapat kunjungan wisatawan. Penilaian Kriteria Aksesibilitas Pantai Sri Mersing dapat dilihat pada Tabel 2. Skor Total (c) 1 Kondisi jalan Jarak pusat kota 3 Waktu tempuh dari pusat kota a. Bobot Penilaian dari Dirjen PHKA tahun 2003 untuk Aksebilitas b. Nilai dari uraian unsur c. Hasil kali antara bobot dengan nilai Penilaian Sarana dan Prasarana Sarana-prasarana penunjang merupakan sarana-prasarana yang dapat menunjang kemudahan dan kenyamanan pengunjung dalam kegiatan wisata. 2 Prasarana Penunjang Skor total (c) a. Bobot Penilaian dari Dirjen PHKA tahun 2003 Untuk Sarana dan Prasarana Penunjang b. Nilai dari jumlah uraian c. Hasil kali antara bobot dengan nilai Penilaian keseluruhan terhadap komponen-komponen wisata di Pantai Sri Mersing dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 2. Penilaian Kriteria Aksesibilitas No Unsurunsur Bobot (a) Nilai (b) Tabel 3. Penilaian Kriteria Sarana dan Prasarana No Unsurunsur Bobot (a) Nilai (b) 1 Sarana Tabel 4. Penilaian keseluruhan komponen No Unsurunsur Skor Total Skor max Indeks Ket (%) (c) (d) (e) 1 Daya Tarik % Layak 2 Aksesibilitas % Layak 3 Sarana dan % Layak Prasarana a. Bobot sesuai kriteria penilaian dari Dirjen PHKA tahun 2003 b. Perkalian antara bobot dengan nilai c. Hasil penilaian terhadap obyek dan daya tarik wisata d. Skor tertinggi untuk setiap kriteria e. Indeks kelayakan perbandingan skor dengan skor tertinggi dalam % Indeks Kesesuaian wisata Wisata pantai merupakan kegiatan wisata yang mengutamakan sumberdaya pantai seperti Piknik, Berenang. Kesesuaian wisata pantai dapat dilihat dengan melakukan analisis indeks kesesuaian wisata. Tabel 5. Perhitungan Indeks Kesesuaian Wisata (IKW) Pantai Sri Mersing Total Skor IKW (%) Tingkat Kesesuaian Piknik 71 88% S1 Berenang 94 84% S1

6 (Rupiah) (orang) Daya Dukung Kawasan Daya Dukung Kawasan Pantai Sri Mersing dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Perhitungan DDK (Daya Dukung Kawasan) Pantai Sri Mersing Kegiatan (Orang/ Hari) Piknik 145 Berenang 80 Biaya Perjalanan (Travel Cost Method) Rata-rata Biaya Perjalanan Pengunjung menuju wisata Pantai Sri Mersing sebesar Rp ,-. Biaya yang dikeluarkan pengunjung juga memiliki nilai terendah dan nilai tertinggi dimana nilai terendah sebesar Rp ,- dan nilai tertinggi sebesar Rp , Terendah Tertinggi Biaya Perjalanan Terendah Tertinggi Gambar 5. Nilai Terendah dan Tertinggi Biaya Perjalanan Pengunjung Willingness To Pay (WTP) Kesediaan membayar pengunjung dilakukan untuk mengetahui seberapa besar tingkat kesediaan responden terhadap penambahan sejumlah dana dalam bentuk penarikan retribusi masuk yang selanjutnya akan dialokasikan untuk penambahan fasilitas, sarana hiburan ataupun sarana permainan Gambar 6. Grafik perbandingan kesediaan pengunjung untuk membayar kondisi eksisting dan setelah ditambahkan sejumlah fasilitas Dugaan rata-rata WTP pada kondisi sekarang tanpa adanya penambahan fasilitas dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Dugaan Rata-rata WTP pada kondisi sekarang No WTP (Rp) Persentase (%) (a) (b) (c) d = (a x b) Total Ratarata 5.568,- (e) WTP x (Rp) a. Nilai WTP yang diberikan b. responden yang bersedia membayar c. Hasil pembagian jumlah responden dikali 100% d. Hasil perkalian a dengan b dengan total reponden e. Hasil pembagian antara total WTP dengan total responden 7 1 Kondisi sekarang kondisi setelah penambahan fasilitas

7 No Dugaan rata-rata WTP setelah ada penambahan fasilitas dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Dugaan rata-rata WTP setelah penambahan WTP (Rp) (a) fasilitas (b) Persentase (%) (c) WTP x (Rp) d = (a x b) Total Ratarata (e) a. Nilai WTP yang diberikan b. responden yang bersedia membayar c. Hasil pembagian jumlah responden dengan total reponden dikali 100% d. Hasil perkalian a dengan b e. Hasil pembagian antara total WTP dengan total responden Pendugaan Nilai Total WTP pada kondisi sekarang sebesar Rp ,- dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Dugaan Nilai Total WTP pada kondisi sekarang No WTP (Rp) Respon den Perkiraan Total (a) (b) c = (b/b*) x c** WTP x Responde n (Rp) d = a x c Total 44 (b*) 3000 (c**) a. Nilai responden yang disediakan b. responden yang bersedia membayar b*.total responden yang bersedia membayar c. Hasil pembagian b dengan b* dikali c** dimana c** total responden dalam satu tahun d. Hasil perkalian nilai terbesar a dengan c Pendugaan nilai total WTP setelah adanya penambahan fasilitas sebesar Rp ,- dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Dugaan Nilai Total WTP setelah penambahan fasilitas No WTP (Rp) Respond en Perkiraan Total (a) (b) c = (b/b*) x c** WTP x (Rp) d = a x c Total 44 (b*) 3000 (c**) a. Nilai responden yang disediakan b. responden yang bersedia membayar b*.total responden yang bersedia membayar c. Hasil pembagian b dengan b* dikali c** dimana c** total responden dalam satu tahun d. Hasil perkalian nilai terbesar a dengan c Pembahasan Potensi Pantai Sri Mersing Pantai Sri Mersing merupakan salah satu tempat wisata yang mulai diminati oleh pengunjung. Kondisi pantai yang asri dimana masih banyak ditumbuhi cemara laut yang menghiasi pinggiran pantai dan juga sebagai salah satu peneduh tenda untuk wisatawan menikmati Pantai Sri Mersing. Pantai ini juga masih memiliki kondisi pasir yang cukup baik dimana pasir di Pantai ini berwarna putih sedikit kecoklatan.

8 Pantai Sri Mersing juga dilengkapi oleh Fasilitas berupa: Sarana permainan, Sarana hiburan berupa panggung Musik, Musholla, Toilet, Tempat makan, Kios cendramata, Parkir dll. Jenis Kegiatan yang ada di Pantai Sri Mersing antara lain: Piknik, Berenang, Memancing, Banana Boat. Jenis kegiatan yang paling diminati wisatawan dan mendominasi adalah Piknik sebesar 50% dan Berenang sebesar 31.81% (dapat dilihat pada Gambar 2) sehingga atraksi wisata lain tidak ikut di analisis karena sudah mencakup tujuan wisatawan. Penilaian Daya Tarik Menurut (Romani, 2006) daya tarik merupakan modal utama yang memungkinkan datangnya pengunjung. Unsur -unsur yang dinilai pada kriteria daya tarik ini yaitu keunikan, kepekaan, variasi kegiatan, jenis sumberdaya yang menonjol, kebersihan obyek, keamanan, dan kenyamanan dapat dilihat pada Tabel Keunikan sumber daya alam Menurut (Sekar, 2012) Keunikan sumber daya alam merupakan ciri khas yang dimiliki oleh suatu obyek wisata yang berbeda dengan obyek wisata lainnya. Keunikan sumber daya alam juga merupakan satu komponen daya tarik yang tidak bisa dilepaskan dari berminat atau tidak berminatnya pengunjung untuk mengunjungi lokasi wisata. Keunikan sumberdaya alam memiliki total skor terendah dibandingkan unsur lainnya yaitu dengan jumlah skor 90. Keunikan yang terdapat pada obyek wisata pantai Sri Mersing ini diantaranya Pantai dan Pasir putih sedikit kecoklatan yang masih terlihat bersih. 2. Sumberdaya alam yang menonjol Sumberdaya alam yang menonjol dapat jelas dilihat langsung oleh pengunjung yang datang ketika sedang menikmati wisata pantai di Sri Mersing ini. Sumberdaya alam yang menonjol memiliki total skor terendah 60 dimana Unsur Sumberdaya alam diberi nilai 10 karena terdapat 1 unsur didalamnya yaitu Vegetasi Pantai yang masih bagus. 3. Kegiatan wisata yang dapat dilakukan Jenis kegiatan wisata alam merupakan kegiatan-kegiatan yang biasa dilakukan oleh pengunjung saat berada di kawasan wisata. Kondisi dan situasi di obyek wisata, keselamatan pengunjung, dan kelestarian sumber daya alam merupakan faktor penting dalam melakukan kegiatan di obyek wisata. Untuk jenis kegiatan wisata memiliki nilai 25 dimana terdapat empat kegiatan yang dapat dilakukan yaitu Piknik, Memancing, Berenang, Banana Boat dimana untuk Kegiatan wisata yang dapat dilakukan memiliki total skor terbanyak yaitu Kebersihan lokasi obyek wisata Kebersihan lokasi obyek wisata Pantai Sri Mersing bernilai 20 karena terdapat tiga sub unsur yaitu tidak adanya pengaruh dari industri, jalan ramai, pemukiman penduduk dimana total skor kebersihan lokasi obyek wisata diberi nilai 120. Di Pantai ini juga Terdapat Vandalisme atau coret-coret yang dapat dilihat langsung pengunjung saat memasuki kawasan pintu masuk pantai Vandalisme berupa gambar dan ucapan selamat datang kepada pengunjung. 5. Kenyamanan Rasa nyaman di lokasi wisata akan menambah minat pengunjung untuk mengunjungi kembali ke lokasi wisata tersebut. Kawasan wisata Pantai Sri Mersing merupakan lokasi wisata yang cukup nyaman dengan bebas dari bau yang mengganggu, bebas dari kebisingan, tidak adanya lalu lintas yang mengganggu serta pelayanan terhadap Pengunjung cukup baik. Unsur kenyamanan diberi nilai 25 karena ada 4 sub unsur yang terdapat didalamnya dan memiliki total skor 150. Penilaian Aksesibilitas Aksesibilitas merupakan suatu indikasi yang menyatakan mudah tidaknya suatu obyek

9 untuk dijangkau (Romani, 2006) menyatakan bahwa aksesibilitas merupakan syarat yang penting sekali untuk obyek wisata. Tanpa dihubungkan dengan jaringan transportasi tidak mungkin suatu obyek mendapat kunjungan wisatawan. Kondisi jalan yang baik akan lebih memudahkan pengunjung untuk menjangkau lokasi wisata pantai Sri Mersing tersebut untuk kondisi jalan memiliki total skor 150. Jarak tempuh dari pusat kota ke pantai Sri Mersing ini mencapai km, untuk jarak tempuh memiliki total skor terendah yaitu 100. Waktu tempuh dari pusat kota ke lokasi wisata pantai Sri Mersing ini bekisar 1-2 jam. Jarak Tempuh memiliki total skor 150. Aksesibilitas memiliki total skor 400 atau 89% yang termasuk dalam katagori layak atau dapat dilihat pada Tabel 2. Penilaian Sarana dan Prasarana Sarana dan Prasarana penunjang adalah untuk memudahkan pengunjung dalam menikmati potensi dan daya tarik wisata alam. Prasarana merupakan salah satu faktor penunjang yang memudahkan pengunjung dalam menikmati obyek wisata secara tidak langsung. Sarana yang ada di pantai Sri Mersing mendapatkan total skor 120 dimana terdapat warung, toko cendramata dan rumah makan dimana di pantai Sri Mersing ini juga terdapat pedagang yang berjualan keliling dari pantai satu ke pantai yang lain. Sarana dan Prasarana memiliki Total Skor 240 atau 80% yang masuk dalam katagori layak dapat dilihat pada Tabel 3. Dari penilaian diatas didapat bahwa Penilaian Daya Tarik memiliki total skor 570 atau 63% yang termasuk dalam katagori layak untuk dikembangkan. Aksesibilitas memiliki total skor 400 atau 89% yang termasuk dalam katagori layak untuk dikembangkan. Sarana dan Prasana Penunjang memiliki total skor 240 atau 80% yang juga termasuk dalam katagori layak untuk dikembangkan dapat dilihat pada Tabel 4. Pantai Sri Mersing layak dijadikan tempat wisata dan layak untuk dikembangkan seimbang dengan kesejahteraan masyarakat setempat. Indeks Kesesuaian Wisata Pantai Sri Mersing Pantai Sri Mersing memiliki nilai IKW untuk katagori Piknik Sebesar 88% termasuk dalam katagori S1 (Sangat Sesuai) dan Nilai IKW untuk wisata katagori Berenang sebesar 84% yang juga masih dalam Tingkat Katagori S1 (Sangat Sesuai). Pengelolaan Pantai Sri Mersing ini harus tetap dijaga agar tetap dalam katagori Sangat Sesuai sehingg a pengembangan fasilitas dan pelestarian sumberdaya alam di pantai Sri Mersing tetap seimbang. Daya Dukung Kawasan Pantai Sri Mersing Daya dukung dihitung agar diketahui jumlah maksimum pengunjung yang secara fisik dapat ditampung di kawasan yang tersedia pada waktu tertentu tanpa menimbulkan gangguan pada alam dan manusia. Kawasan wisata pantai Sri Mersing memiliki luas lahan m 2. Untuk katagori Piknik luas lahan yang dapat dimanfaatkan sebesar 2700 m 2 dan untuk katagori Berenang luas lahan yang dapat dimanfaatkan sebanyak 1000 m 2 luas unit area yang diperlukan 50 m 2 untuk 1 orang. Daya Dukung Kawasan untuk Piknik Sri Mersing sebanyak 145 orang/hari dan Daya Dukung Kawasan untuk Berenang diperoleh hasil 80 orang/hari. Biaya Perjalanan (Travel Cost Method) Biaya perjalanan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi intensitas kunjungan, dimana biaya perjalanan menjadi pertimbangan seseorang dalam melakukan kunjungan, kenaikan biaya perjalanan mengakibatkan wisatawan mengurangi kunjungannya ke obyek wisata ini dimana sesuai dengan pendapat Setiawan (2012) yang menyatakan bahwa untuk meningkatkan keuntungan, pengelola dapat meningkatkan harga tiket dengan syarat memperbanyak

10 wahana permainan anak-anak dan melakukan peningkatan pelayanan dalam pemberian informasi karakteristik kepada masyarakat. Biaya perjalanan pengunjung juga memiliki nilai terendah dan tertinggi dimana nilai teredahnya berada pada nilai Rp ,- dan nilai tertingginya berada pada nilai Rp ,-. Nilai setiap pengunjung berbedabeda dikarenakan akomodasi dan keinginan yang berbeda-beda juga untuk menikmati wisata pantai tersebut sesuai dengan cara masing-masing responden. Rata-rata Biaya Perjalanan yang dikeluarkan oleh responden sebanyak Rp ,-. Willingness To Pay (WTP) Pantai Sri Mersing Pada penelitian ini digunakan nilai WTP pada kondisi sekarang dan nilai WTP setelah ditambahkan fasilitas, ini memudahkan untuk dapat melihat perbedaan nilai WTP pada kondisi yang berbeda. Pada kondisi sekarang didapat nilai rata-rata WTP responden sebesar Rp 5.568/orang dan pada kondisi setelah ditambah adanya fasilitas nilai rata-rata WTP responden sebesar Rp /orang dari hasil ini bisa menjadi acuan kepada pengelola dalam penerapan tiket masuk untuk pelestarian lingkungan serta penambahan fasilitas sarana dan prasarana pantai Sri Mersing sehingga tingkat kepuasan pengunjung juga semakin tinggi dan pantai Sri Mersing juga semakin banyak dikunjungi oleh wisatawan. Berdasarkan hasil dari grafik perbandingan kesediaan membayar pengunjung dapat kita lihat perbedaan antara pengunjung yang bersedia membayar dengan kondisi sekarang tanpa adanya penambahan fasilitas serta pengunjung yang bersedia membayar setelah ditambahkan sejumlah fasilitas. Pengunjung yang bersedia membayar pada kondisi sekarang tanpa adanya penambahan fasilitas pada kisaran Rp.1000 Rp sebanyak 90,90% pada kisaran Rp Rp sebanyak 6,8% pada kisaran Rp Rp sebanyak 2,3%. Pengunjung yang bersedia membayar setelah adanya penambahan fasilitas pada kisaran Rp.1000 Rp sebanyak 2,3% pada kisaran Rp Rp sebanyak 45,4% pada kisaran Rp Rp pada kisaran 34% Rp Rp sebanyak 16% pada kisaran Rp sebanyak 2,3% dimana dengan adanya penambahan fasiltas tempat sampah diperbanyak, wahana permainan yang sudah ada jumlahnya diperbanyak, penambahan wahana baru, tempat penginapan. Dari data pengunjung/responden satu tahun terakhir yaitu pada tahun 2013 dan dari sampel kuisioner kepada pengunjung sebanyak 44 di dapat nilai TWTP responden pada kondisi sekarang untuk pantai Sri Mersing sebesar Rp ,-. Nilai TWTP responden pada kondisi setelah adanya penambahan fasilitas untuk pantai Sri Mersing sebesar Rp ,- sehingga dapat menjadi pertimbangan buat pengelola untuk meningkatkan potensi di pantai Sri Mersing serta lebih menjaga kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat di pantai Sri Mersing. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Pantai Sri Mersing memiliki Penilaian Daya Tarik 63%, Aksesibilitas 89%, Sarana dan Prasarana Penunjang 80% yang termasuk dalam kategori Layak untuk dikembangkan. Pantai Sri Mersing juga memiliki nilai Indeks Kesesuaian Wisata (IKW) untuk katagori wisata Piknik sebesar 88% dan untuk katagori Berenang sebesar 84% (S1). Pantai Sri Mersing memiliki nilai Daya Dukung Kawasan (DDK) untuk katagori Piknik sebanyak 145 orang/hari dan untuk katagori Berenang sebanyak 80 orang/hari. 2. Biaya rata-rata yang dikeluarkan pengunjung pantai Sri Mersing sebesar Rp ,- dimana biaya terendah Pengunjung Sebesar Rp dan Biaya Tertinggi Pengunjung sebesar Rp ,-

11 3. Nilai WTP rata-rata pantai Sri Mersing pada kondisi sekarang sebesar Rp.5.568,- sedangkan pada kondisi setelah adanya penambahan fasilitas sebesar Rp ,- yang dapat menjadi acuan untuk Pengelola menerapkan Tiket Masuk dan Penambahan fasilitas serta pelestarian lingkungan. Saran Saran dalam penulisan ini adalah agar adanya peran dan perhatiannya stekholder untuk mengelola dan meningkatkan sarana dan prasarana untuk pengembangan. Penulis juga mengharapkan adanya saran dan kritik dalam kesempurnaan penulisan skripsi ini. DAFTAR PUSTAKA Amanda, M Analisis Dampak Ekonomi Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Lokal Studi Kasus Pantai Bandulu Kabupaten Serang Provinsi Banten. {Skripsi}. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Amanda, S Analisis Willingness To Pay Pengunjung Obyek Wisata Danau Situgede Dalam Upaya Pelestarian Lingkungan.{Skripsi}. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Nurita, D., M, Sobari., G, Yulianto Analisis Permintaan Rekreasi dan Strategi Pengembangan Wisata Bahari Pantai Kalianda Resrort,Kabupaten Lampung Selatan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Ipb. Bogor. Jurnal Buletin Ekonomi Perikanan Vol. VI. NO.3. Pendit, N. S Ilmu Pariwisata. PT Pradnya Paramita. Jakarta. Romani, S Penilaian Potensi Obyek Dan Daya Tarik Wisata Alam Serta Alternatif Perencanaannya Di Taman Nasional Bukit Duabelas Provinsi Jambi. {Skripsi} Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor. Sekar, I., Y, Affifudin., P, Patana Analisis Potensi Obyek Wisata dan Kesiapan Masyarakat dalam Pengembangan Desa Wisata Berbasis Masyarakat di Kawasan Danau Linting Kabupaten Deli Serdang. Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan. Setiawan, D., R, Resti., T, Indrawati Analisis Intensitas Kunjungan Objek Wisata Air Terjun Linggahara Kabupaten Labuhanbatu Sumatera Utara. Jurnal Sosial Ekonomi Pembangunan. Fakultas Ekonomi Universitas Riau. Vol II No. 6 Yulianda, F., A, Fahrudin., A, Hutabarat., S, Harteti., Kusharjani Ekologi Ekosistem Perairan Laut Tropis. Pusdiklat Kehutanan, Departemen Kehutanan Republik Indonesia, SECEM dan Korea International Cooperation Agency. Bogor.

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian untuk pengunjung wisata Pantai Sri

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian untuk pengunjung wisata Pantai Sri Lampiran 1. Kuesioner Penelitian untuk pengunjung wisata Pantai Sri Mersing Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian No. : Waktu : Hari/Tanggal : No : Waktu : Hari/tanggal : A. Identitas

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan

3. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 14 3. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di kawasan Pantai Lampuuk Kabupaten Aceh Besar, Provinsi NAD. Secara geografis Kabupaten Aceh Besar terletak pada 5,2º-5,8º

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara 61 LAMPIRAN 62 Lampiran 1. Kuisioner untuk Pengunjung Pantai Paris Tigaras PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA No. Waktu Hari/Tangga A. Data Pribadi

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2. Alat dan Bahan

3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2. Alat dan Bahan 13 3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di kawasan Pantai Santolo, Kabupaten Garut. Pantai Santolo yang menjadi objek penelitian secara administratif berada di dua

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA DUKUNG MINAWISATA DI KELURAHAN PULAU TIDUNG, KEPULAUAN SERIBU

ANALISIS DAYA DUKUNG MINAWISATA DI KELURAHAN PULAU TIDUNG, KEPULAUAN SERIBU ANALISIS DAYA DUKUNG MINAWISATA DI KELURAHAN PULAU TIDUNG, KEPULAUAN SERIBU Urip Rahmani 1), Riena F Telussa 2), Amirullah 3) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan USNI Email: urip_rahmani@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

ANALISIS JASA LINGKUNGAN EKOWISATA AIR TERJUN LAHUNDAPE DI KAWASAN TAHURA NIPA-NIPA

ANALISIS JASA LINGKUNGAN EKOWISATA AIR TERJUN LAHUNDAPE DI KAWASAN TAHURA NIPA-NIPA Ecogreen Vol. 3 1, April 2017 Halaman 27 31 ISSN 2407-9049 ANALISIS JASA LINGKUNGAN EKOWISATA AIR TERJUN LAHUNDAPE DI KAWASAN TAHURA NIPA-NIPA Arniawati *, Safril Kasim, Rahmawati Anshar Jurusan Kehutanan

Lebih terperinci

No : Hari/tanggal /jam : Nama instansi : Alamat Instansi : Nama responden yang diwawancarai Jabatan

No : Hari/tanggal /jam : Nama instansi : Alamat Instansi : Nama responden yang diwawancarai Jabatan LAMPIRAN 55 Lampiran 1. Kuisioner pengelola dan instansi terkait Kuisioner untuk pengelola dan Instansi terkait Pantai Pangumbahan No : Hari/tanggal /jam : Nama instansi : Alamat Instansi : Nama responden

Lebih terperinci

Valuasi Ekonomi Dalam Pengembangan Ekowisata Berbasis Sumberdaya Penyu di Kampung Baru Desa Sebong Lagoi Kabupaten Bintan

Valuasi Ekonomi Dalam Pengembangan Ekowisata Berbasis Sumberdaya Penyu di Kampung Baru Desa Sebong Lagoi Kabupaten Bintan Valuasi Ekonomi Dalam Pengembangan Ekowisata Berbasis Sumberdaya Penyu di Kampung Baru Desa Sebong Lagoi Kabupaten Bintan Priyanti Junia Pratiwi, Winny Retna Melani, Fitria Ulfah. Juniapratiwi2406@gmail.com

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di sepanjang jalur ekowisata hutan mangrove di Pantai

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di sepanjang jalur ekowisata hutan mangrove di Pantai III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di sepanjang jalur ekowisata hutan mangrove di Pantai Sari Ringgung, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, pada bulan

Lebih terperinci

KAJIAN DAYA DUKUNG FISIK WISATA DANAU DI PANTAI PASIR PUTIH PARBABA KABUPATEN SAMOSIR

KAJIAN DAYA DUKUNG FISIK WISATA DANAU DI PANTAI PASIR PUTIH PARBABA KABUPATEN SAMOSIR KAJIAN DAYA DUKUNG FISIK WISATA DANAU DI PANTAI PASIR PUTIH PARBABA KABUPATEN SAMOSIR (The Study of Physical Carrying Capacity Lake Tourism at Parbaba Pasir Putih Beach District Samosir) Nancy Rolina,

Lebih terperinci

EVALUASI POTENSI KAWASAN WISATA DANAU LIMBOTO PROVINSI GORONTALO

EVALUASI POTENSI KAWASAN WISATA DANAU LIMBOTO PROVINSI GORONTALO LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL JURNAL EVALUASI POTENSI KAWASAN WISATA DANAU LIMBOTO PROVINSI GORONTALO OLEH : VEGGY ARMAN NIM. 633410011 EVALUASI POTENSI KAWASAN WISATA DANAU LIMBOTO PROVINSI GORONTALO Veggy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor pariwisata sebagai kegiatan perekonomian telah menjadi andalan potensial dan prioritas pengembangan bagi sejumlah negara, terlebih bagi negara berkembang

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara 54 LAMPIRAN 55 Lampiran 1. Kuisioner penelitian untuk wisatawan daerah tujuan wisata Ajibata Kabupaten Toba Samosir Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian No. : Waktu : Hari/Tanggal

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 17 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di perairan Pulau Hari Kecamatan Laonti Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara. Lokasi penelitian ditentukan

Lebih terperinci

Strategi Pengelolaan Wisata Pantai Cemara Kembar Kabupaten Serdang Bedagai

Strategi Pengelolaan Wisata Pantai Cemara Kembar Kabupaten Serdang Bedagai Strategi Pengelolaan Wisata Pantai Cemara Kembar Kabupaten Serdang Bedagai (Tourism Management Strategy of Cemara Kembar Beach in Serdang Bedagai District) 1 Akmila, 2 Pindi Patana, 2 Yoes Soemaryono 1

Lebih terperinci

Studi Potensi dan Dampak Aktivitas Wisata Sungai Batang Gadis di Kota Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal

Studi Potensi dan Dampak Aktivitas Wisata Sungai Batang Gadis di Kota Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal Studi Potensi dan Dampak Aktivitas Wisata Sungai Batang Gadis di Kota Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal Study Of Potency And Analysis Of The Impact Of Tourism Activities On Water Quality Batang Gadis

Lebih terperinci

Jenis data Indikator Pengamatan Unit Sumber Kegunaan

Jenis data Indikator Pengamatan Unit Sumber Kegunaan 31 BAB III METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lanskap wisata TNB, Sulawesi Utara tepatnya di Pulau Bunaken, yang terletak di utara Pulau Sulawesi, Indonesia. Pulau

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama 3 bulan terhitung sejak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama 3 bulan terhitung sejak 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Waktu pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama 3 bulan terhitung sejak bulan eptember sampai Desember 2013. Penelitian ini bertempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian berlokasi di Gili Air, Gili Meno dan Gili Trawangan yang berada di kawasan Taman Wisata Perairan Gili Matra, Desa Gili Indah,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Data menunjukkan bahwa sektor pariwisata di Indonesia telah. Olehkarenanya, sektor ini menjadi sangat potensial untuk dikembangkan

TINJAUAN PUSTAKA. Data menunjukkan bahwa sektor pariwisata di Indonesia telah. Olehkarenanya, sektor ini menjadi sangat potensial untuk dikembangkan TINJAUAN PUSTAKA Pariwisata dan Ekowisata Data menunjukkan bahwa sektor pariwisata di Indonesia telah memilikikontribusi ekonomi yang cukup penting bagi kegiatan pembangunan. Olehkarenanya, sektor ini

Lebih terperinci

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODA PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di daerah wisata bahari Kawasan Wisata Lagoi (Bintan Resort) Kecamatan Teluk Sebong, Kabupaten Bintan. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan 118 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Objek wisata Curug Orok yang terletak di Desa Cikandang Kecamatan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kabupaten Lombok Barat-Propinsi Nusa Tenggara Barat, yaitu di kawasan pesisir Kecamatan Sekotong bagian utara, tepatnya di Desa Sekotong

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Nglambor Gunung Kidul. Tujuan penelitian tersebut adalah

BAB II LANDASAN TEORI. Nglambor Gunung Kidul. Tujuan penelitian tersebut adalah BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Penelitian Terdahulu Pratama (2016) melakukan penelitian dengan judul Valuasi Ekonomi Pariwisata Dengan Metode Biaya Perjalanan (Travel Cost Method) Di Pantai Nglambor Gunung

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR 6.1 Karakteristik Responden Penentuan karakteristik pengunjung TWA Gunung Pancar diperoleh berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner dari 100

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata memiliki multiplayer effect atau efek pengganda yaitu berupa

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata memiliki multiplayer effect atau efek pengganda yaitu berupa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata memiliki multiplayer effect atau efek pengganda yaitu berupa penyerapan tenaga kerja dan berkembangnya kegiatan perekonomian pendukung pariwisata seperti

Lebih terperinci

NILAI EKONOMI WISATA GUNUNG SIBAYAK BERDASARKAN METODE BIAYA PERJALANAN (Travel Cost Methode) DI BERASTAGI SUMATERA UTARA

NILAI EKONOMI WISATA GUNUNG SIBAYAK BERDASARKAN METODE BIAYA PERJALANAN (Travel Cost Methode) DI BERASTAGI SUMATERA UTARA NILAI EKONOMI WISATA GUNUNG SIBAYAK BERDASARKAN METODE BIAYA PERJALANAN (Travel Cost Methode) DI BERASTAGI SUMATERA UTARA ECONOMIC VALUE OF SIBAYAK MOUNTAIN TOUR BASED ON TRAVEL COST METHODE (TCM) IN BERASTAGI

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuisioner Pengunjung Kuisioner penelitian untuk pengunjung Pantai Putra Deli

Lampiran 1. Kuisioner Pengunjung Kuisioner penelitian untuk pengunjung Pantai Putra Deli Lampiran 1. Kuisioner Pengunjung Kuisioner penelitian untuk pengunjung Pantai Putra Deli Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara No. : Waktu : Hari/Tanggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor lain untuk berkembang karena kegiatan pada sektor-sektor lain

BAB I PENDAHULUAN. sektor lain untuk berkembang karena kegiatan pada sektor-sektor lain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor yang perkembangannya memicu sektor lain untuk berkembang karena kegiatan pada sektor-sektor lain menghasilkan produk-produk yang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis yang dikaji dalam penelitian ini ditekankan pada obyek dan daya tarik wisata, penilaian manfaat wisata alam, serta prospek

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Objek dan Daya Tarik Wisata

III. KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Objek dan Daya Tarik Wisata III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis yang dikaji dalam penelitian ini ditekankan pada objek dan daya tarik wisata, teknik pengukuran manfaat wisata alam dan

Lebih terperinci

3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian METODOLOGI. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini terdiri dari tahapan, yakni dilaksanakan pada bulan Agustus 0 untuk survey data awal dan pada bulan FebruariMaret 0 pengambilan data lapangan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 8 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Kegiatan penelitian mengenai Pengembangan Pariwisata Alam di Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) dilakukan pada bulan Mei-Juni Tahun 2010 di Kawasan TNGC

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Propinsi Lampung merupakan wilayah yang memiliki kekayaan alam yang melimpah dan keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan Propinsi

Lebih terperinci

STUDI KESESUAIAN PANTAI LAGUNA DESA MERPAS KECAMATAN NASAL KABUPATEN KAUR SEBAGAI DAERAH PENGEMBANGAN PARIWISATA DAN KONSERVASI

STUDI KESESUAIAN PANTAI LAGUNA DESA MERPAS KECAMATAN NASAL KABUPATEN KAUR SEBAGAI DAERAH PENGEMBANGAN PARIWISATA DAN KONSERVASI STUDI KESESUAIAN PANTAI LAGUNA DESA MERPAS KECAMATAN NASAL KABUPATEN KAUR SEBAGAI DAERAH PENGEMBANGAN PARIWISATA DAN KONSERVASI Oleh Gesten Hazeri 1, Dede Hartono 1* dan Indra Cahyadinata 2 1 Program Studi

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI EKOWISATA DANAU TOBA DI PANTAI PARIS KABUPATEN SIMALUNGUN SUMATERA UTARA

ANALISIS POTENSI EKOWISATA DANAU TOBA DI PANTAI PARIS KABUPATEN SIMALUNGUN SUMATERA UTARA ANALISIS POTENSI EKOWISATA DANAU TOBA DI PANTAI PARIS KABUPATEN SIMALUNGUN SUMATERA UTARA (Analysis Potential Ecotourism Toba Lake in Paris Beach, Simalungun district, North Sumatera) 1 Putri Y R Simanjuntak,

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA WILLINGNESS DAN ABILITY TO PAY STUDI KAWASAN PARIWISATA PANTAI SLOPENG, KABUPATEN SUMENEP, MADURA Moh. Harun 1, Anita Intan Nura Diana 2 1 Dosen Program Studi Teknik Sipil, Universitas Wiraraja email :

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuesioner untuk Pengunjung Kawasan Danau Linting

Lampiran 1. Kuesioner untuk Pengunjung Kawasan Danau Linting Lampiran 1. Kuesioner untuk Pengunjung Kawasan Danau Linting No. Responden : Hari/Tanggal : A. Data Pribadi Responden. Nama : Umur : Jenis Kelamin : Perempuan / Lakilaki* Asal/tempat tinggal : Pendidikan

Lebih terperinci

ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG KAWASAN WISATA PANTAI LHOKNGA KECAMATAN LHOKNGA KABUPATEN ACEH BESAR SKRIPSI TAUFIQ HIDAYAT

ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG KAWASAN WISATA PANTAI LHOKNGA KECAMATAN LHOKNGA KABUPATEN ACEH BESAR SKRIPSI TAUFIQ HIDAYAT ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG KAWASAN WISATA PANTAI LHOKNGA KECAMATAN LHOKNGA KABUPATEN ACEH BESAR SKRIPSI TAUFIQ HIDAYAT 100302084 Skripsi sebagai satu diantara beberapa syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Tigaras, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun, Provinsi

METODE PENELITIAN. Tigaras, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun, Provinsi 15 METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2017 di Pantai Paris, Desa Tigaras, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara.

Lebih terperinci

persepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR

persepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR 17.270 kunjungan, sehingga dari hasil tersebut didapat nilai ekonomi TWA Gunung Pancar sebesar Rp 5.142.622.222,00. Nilai surplus konsumen yang besar dikatakan sebagai indikator kemampuan pengunjung yang

Lebih terperinci

KAJIAN DAYA DUKUNG FISIK WISATA DANAU DI PANTAI PASIR PUTIH PARBABA KABUPATEN SAMOSIR NANCY ROLINA

KAJIAN DAYA DUKUNG FISIK WISATA DANAU DI PANTAI PASIR PUTIH PARBABA KABUPATEN SAMOSIR NANCY ROLINA KAJIAN DAYA DUKUNG FISIK WISATA DANAU DI PANTAI PASIR PUTIH PARBABA KABUPATEN SAMOSIR NANCY ROLINA 120302062 PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2016

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA IDENTIFIKASI POTENSI OBYEK WISATA DAN ANALISIS KESIAPAN MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN DESA WISATA BERBASIS MASYARAKAT DI KAWASAN DANAU LINTING KABUPATEN DELI SERDANG SKRIPSI Oleh: Sekar Indah Putri Barus

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 9 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Taman Wisata Alam Tangkuban Parahu Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat. Waktu penelitian dimulai bulan

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Tahapan Penelitian 3.3 Pengumpulan Data

3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Tahapan Penelitian 3.3 Pengumpulan Data 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur yaitu di kawasan pesisir Kecamatan Pringkuku. Kawasan Pesisir Kecamatan Pringkuku terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk menikmati produk-produk wisata baik itu keindahan alam maupun beraneka ragam kesenian

Lebih terperinci

ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG EKOWISATA BAHARI PULAU HARI KECAMATAN LAONTI KABUPATEN KONAWE SELATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA ROMY KETJULAN

ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG EKOWISATA BAHARI PULAU HARI KECAMATAN LAONTI KABUPATEN KONAWE SELATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA ROMY KETJULAN ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG EKOWISATA BAHARI PULAU HARI KECAMATAN LAONTI KABUPATEN KONAWE SELATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA ROMY KETJULAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Mollusca merupakan salah satu filum yang terbesar pada kelompok hewan, baik dalam jumlah spesies maupun dalam jumlah individu, dua kelas terbesar dari filum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata pada saat ini, menjadi harapan bagi banyak negara termasuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata pada saat ini, menjadi harapan bagi banyak negara termasuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata pada saat ini, menjadi harapan bagi banyak negara termasuk Indonesia sebagai sektor yang dapat diandalkan dalam pembangunan ekonomi. Bahkan tidak berlebihan,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. meskipun ada beberapa badan air yang airnya asin. Dalam ilmu perairan

TINJAUAN PUSTAKA. meskipun ada beberapa badan air yang airnya asin. Dalam ilmu perairan TINJAUAN PUSTAKA Danau Perairan pedalaman (inland water) diistilahkan untuk semua badan air (water body) yang ada di daratan. Air pada perairan pedalaman umumnya tawar meskipun ada beberapa badan air yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Pariwisata merupakan kegiatan melakukan perjalanan dengan mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman flora, fauna dan gejala alam dengan keindahan pemandangan alamnya merupakan anugrah Tuhan Yang Maha

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. dan juga nursery ground. Mangrove juga berfungsi sebagai tempat penampung

PENDAHULUAN. dan juga nursery ground. Mangrove juga berfungsi sebagai tempat penampung PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir Indonesia kaya dan beranekaragam sumberdaya alam. Satu diantara sumberdaya alam di wilayah pesisir adalah ekosistem mangrove. Ekosistem mangrove merupakan ekosistem

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian 18 METODE PENELITIAN Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif menggunakan metode penelitian survei. Penelitian survei adalah penelitian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taman Nasional Undang-undang No. 5 Tahun 1990 menyatakan bahwa taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi wisata alam berupa pantai-pantai. Objek wisata pantai yang ada

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi wisata alam berupa pantai-pantai. Objek wisata pantai yang ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Pacitan merupakan salah satu destinasi wisata di Indonesia yang memiliki potensi wisata alam berupa pantai-pantai. Objek wisata pantai yang ada di Pacitan

Lebih terperinci

STUDI POTENSI EKOWISATA MANGROVE DI KUALA LANGSA PROVINSI ACEH (Study of Ecotourism Mangrove Potency At Kuala Langsa, Province of Aceh)

STUDI POTENSI EKOWISATA MANGROVE DI KUALA LANGSA PROVINSI ACEH (Study of Ecotourism Mangrove Potency At Kuala Langsa, Province of Aceh) 44 STUDI POTENSI EKOWISATA MANGROVE DI KUALA LANGSA PROVINSI ACEH (Study of Ecotourism Mangrove Potency At Kuala Langsa, Province of Aceh) Arief Baizuri Majid (1), Pindi Patana (2), Indra Lesmana (2) 1

Lebih terperinci

Kesesuaian Wisata Pantai Berpasir Pulau Saronde Kecamatan Ponelo Kepulauan, Kabupaten Gorontalo Utara

Kesesuaian Wisata Pantai Berpasir Pulau Saronde Kecamatan Ponelo Kepulauan, Kabupaten Gorontalo Utara 1 Kesesuaian Wisata Pantai Berpasir Pulau Saronde Kecamatan Ponelo Kepulauan, Kabupaten Gorontalo Utara Masita Hair Kamah 1), Femy M. Sahami 2), Sri Nuryatin Hamzah 3) Email : nishabandel@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

KAJIAN POTENSI UNTUK EKOWISATA DI PANTAI LESTARI INDAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI SUMATERA UTARA

KAJIAN POTENSI UNTUK EKOWISATA DI PANTAI LESTARI INDAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI SUMATERA UTARA KAJIAN POTENSI UNTUK EKOWISATA DI PANTAI LESTARI INDAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI SUMATERA UTARA (Study Potential for Ecotourism in Lestari Indah beach, Serdang Bedagairegency, North Sumatra province )

Lebih terperinci

ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG KAWASAN WISATA PANTAI CERMIN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG KAWASAN WISATA PANTAI CERMIN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG KAWASAN WISATA PANTAI CERMIN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI (Analysis of suitability and carrying capacity of Pantai Cermin area Serdang Bedagai Regency) Syahru Ramadhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki berbagai macam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki berbagai macam kekayaan sumber daya alam. Keberagaman potensi alam, flora, fauna serta berbagai macam budaya, adat istiadat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah pesisir merupakan wilayah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan di laut yang saling berinteraksi sehingga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pulau-Pulau Kecil 2.1.1 Karakteristik Pulau-Pulau Kecil Definisi pulau menurut UNCLOS (1982) dalam Jaelani dkk (2012) adalah daratan yang terbentuk secara alami, dikelilingi

Lebih terperinci

Elfrida Tambunan a*, Siti Latifah b, Pindi Patana b. b Staf Pengajar Program Studi Kehutanan Universitas Sumatera Utara

Elfrida Tambunan a*, Siti Latifah b, Pindi Patana b. b Staf Pengajar Program Studi Kehutanan Universitas Sumatera Utara Analisis Nilai Ekonomi Obyek Wisata Alam di Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara (Studi Kasus Pemandian Air Panas di Kelurahan Siogung-ogung, Kecamatan Pangururan) The Analisis of Economic Value

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil analisis dari studi yang dilakukan terhadap persepsi wisatawan terhadap Objek Wisata Batu Mentas, maka selanjutnya diuraikan kesimpulan dan rekomendasi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pariwisata Menurut Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990, yang dimaksud pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata,

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Daya Tarik Kawasan Situ Cileunca sebagai Kawasan Wisata

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Daya Tarik Kawasan Situ Cileunca sebagai Kawasan Wisata Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Daya Tarik Kawasan Situ Cileunca sebagai Kawasan Wisata Salsabila Azka Nadya Halim dan Jenny Ernawati Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan Mayjen

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP BUMI PERKEMAHAN RANCA UPAS BERDASARKAN PENDEKATAN DAYA DUKUNG EKOLOGI MUHAMMAD ICHWAN A

PERENCANAAN LANSKAP BUMI PERKEMAHAN RANCA UPAS BERDASARKAN PENDEKATAN DAYA DUKUNG EKOLOGI MUHAMMAD ICHWAN A PERENCANAAN LANSKAP BUMI PERKEMAHAN RANCA UPAS BERDASARKAN PENDEKATAN DAYA DUKUNG EKOLOGI MUHAMMAD ICHWAN A34204040 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 RINGKASAN

Lebih terperinci

Kajian Kesesuaian Wisata Dan Daya Dukung Kawasan Wisata Sungai Bingai Namu Sira-Sira Langkat Sumatera Utara

Kajian Kesesuaian Wisata Dan Daya Dukung Kawasan Wisata Sungai Bingai Namu Sira-Sira Langkat Sumatera Utara Kajian Kesesuaian Wisata Dan Daya Dukung Kawasan Wisata Sungai Bingai Namu Sira-Sira Langkat Sumatera Utara Study on Suitability and Carrying Capacity of Bingai River Namu Sira-Sira at Langkat Regency

Lebih terperinci

KUISIONER PENELITIAN PROGRAM STUDI KEHUTANAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

KUISIONER PENELITIAN PROGRAM STUDI KEHUTANAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Lampiran 1. Kuisioner Penelitian KUISIONER PENELITIAN PROGRAM STUDI KEHUTANAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Nomor Kode : Hari/Tanggal wawancara : Nama Responden : Jenis Kelamin : Tempat tinggal (Kabupaten/Kota)

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir pulau kecil pada umumnya memiliki panorama yang indah untuk dapat dijadikan sebagai obyek wisata yang menarik dan menguntungkan, seperti pantai pasir putih, ekosistem

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian tentang ekowisata mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Namun

TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian tentang ekowisata mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Namun TINJAUAN PUSTAKA Konsep Wisata Alam Pengertian tentang ekowisata mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Namun pada hakekatnya, pengertian ekowisata adalah suatu bentuk wisata yang bertanggung jawab

Lebih terperinci

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN UBI KAYU DI KECAMATAN PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU. (Jurnal) Oleh DIAH PUTRI SAFERA

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN UBI KAYU DI KECAMATAN PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU. (Jurnal) Oleh DIAH PUTRI SAFERA 0 EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN UBI KAYU DI KECAMATAN PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU (Jurnal) Oleh DIAH PUTRI SAFERA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi, sehingga keadaan ini menjadi perhatian besar dari para ahli dan

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi, sehingga keadaan ini menjadi perhatian besar dari para ahli dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya, dan teknologi, sehingga keadaan ini menjadi perhatian besar dari para ahli dan perencana

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan bentuk industri pariwisata yang belakangan ini menjadi tujuan dari sebagian kecil masyarakat. Pengembangan industri pariwisata mempunyai peranan penting

Lebih terperinci

KAJIAN POTENSI UNTUK EKOWISATA DI PANTAI TANGSI KABUPATEN LOMBOK TIMUR NUSA TENGGARA BARAT DENGAN MENGGUNAKAN SWOT ANALISIS

KAJIAN POTENSI UNTUK EKOWISATA DI PANTAI TANGSI KABUPATEN LOMBOK TIMUR NUSA TENGGARA BARAT DENGAN MENGGUNAKAN SWOT ANALISIS KAJIAN POTENSI UNTUK EKOWISATA DI PANTAI TANGSI KABUPATEN LOMBOK TIMUR NUSA TENGGARA BARAT DENGAN MENGGUNAKAN SWOT ANALISIS Wildan Rayadi 1 1 PT. Semen Jawa (Siam Cement Group) Jl. Pelabuhan 2 Km 11 Desa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pariwisata Menurut undang-undang No. 10 tahun 2009, Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 RUANG LINGKUP PENELITIAN 3.1.1 Ruang Lingkup Substansi Penelitian ini menitikberatkan untuk menghitung Indeks Kesesuaian Kawasan Wisata dengan memperhatikan daya dukung kawasan

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK EKONOMI WISATA BAHARI TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT DI PULAU TIDUNG

ANALISIS DAMPAK EKONOMI WISATA BAHARI TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT DI PULAU TIDUNG Reka Loka PWK - Itenas No.x Vol. xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2013 ANALISIS DAMPAK EKONOMI WISATA BAHARI TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT DI PULAU TIDUNG ACHADIAT DRITASTO, IR., MT.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan sosial. Menurut definisi pada Undang-undang no 10 tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan sosial. Menurut definisi pada Undang-undang no 10 tahun 2009 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang dapat berperan dalam pertumbuhan ekonomi pada suatu negara tidak terkecuali di Indonesia. Pariwisata juga tidak dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Taman Wisata Alam Menurut PPAK (1987) Wisata Alam adalah bentuk kegiatan yang memanfaatkan potensi sumberdaya alam dan tata lingkungannya. Sedangkan berdasarkan UU No.5 1990

Lebih terperinci

Studi Kesesuaian dan Daya Tarik Wisata di Pantai Bosur Tapanuli Tengah Ditinjau dari Aspek Biofisik ABSTRACT

Studi Kesesuaian dan Daya Tarik Wisata di Pantai Bosur Tapanuli Tengah Ditinjau dari Aspek Biofisik ABSTRACT Studi Kesesuaian dan Daya Tarik Wisata di Pantai Bosur Tapanuli Tengah Ditinjau dari Aspek Biofisik (Study of Suitability and Appeal of Tourism in Bosur Beach Central Tapanuli from Biophysical Aspect)

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KAWASAN EKOWISATA DI TAMAN NASIONAL KUTAI, KALIMANTAN TIMUR BERDASARKAN TINGKAT KEPUASAN PENGUNJUNG

PENGEMBANGAN KAWASAN EKOWISATA DI TAMAN NASIONAL KUTAI, KALIMANTAN TIMUR BERDASARKAN TINGKAT KEPUASAN PENGUNJUNG PENGEMBANGAN KAWASAN EKOWISATA DI TAMAN NASIONAL KUTAI, KALIMANTAN TIMUR BERDASARKAN TINGKAT KEPUASAN PENGUNJUNG Oleh : VIORENTIN GADIS NUCIFERA 3607.100.029 PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Lebih terperinci

ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG KAWASAN WISATA PANTAI LHOKNGA KECAMATAN LHOKNGA KABUPATEN ACEH BESAR

ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG KAWASAN WISATA PANTAI LHOKNGA KECAMATAN LHOKNGA KABUPATEN ACEH BESAR ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG KAWASAN WISATA PANTAI LHOKNGA KECAMATAN LHOKNGA KABUPATEN ACEH BESAR Analysist of Suitability and Carrying Capacity of Lhoknga Beach Tourism Lhoknga Subdistrit Aceh

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal penyediaan lapangan kerja,

TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal penyediaan lapangan kerja, TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Pariwisata Pariwisata merupakan salah satu industri yang mampu menyediakan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal penyediaan lapangan kerja, pendapatan, tarif hidup, dan dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis dan subtropis yang

I. PENDAHULUAN. Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis dan subtropis yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis dan subtropis yang didominasi oleh beberapa jenis mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberikan oleh pantai bisa didapat secara langsung dan tidak langsung. Manfaat yang

BAB I PENDAHULUAN. diberikan oleh pantai bisa didapat secara langsung dan tidak langsung. Manfaat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pantai sebagai suatu ekosistem yang unik memiliki berbagai fungsi yang mampu memberikan manfaat bagi manusia yang tinggal di sekitarnya. Manfaat yang diberikan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kabupaten Serdang Bedagai merupakan Kabupaten yang dimekarkan dari Kabupaten induknya yakni Kabupaten Deli Serdang. Kabupaten Serdang Bedagai memiliki iklim

Lebih terperinci

STUDI POTENSI EKOWISATA MANGROVE DI KUALA LANGSA PROVINSI ACEH ARIEF BAIZURI MAJID

STUDI POTENSI EKOWISATA MANGROVE DI KUALA LANGSA PROVINSI ACEH ARIEF BAIZURI MAJID STUDI POTENSI EKOWISATA MANGROVE DI KUALA LANGSA PROVINSI ACEH ARIEF BAIZURI MAJID 090302034 PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014 STUDI POTENSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang BAB I PENDAHULUAN Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah pembangunan skala nasional, hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan sebagai salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai kekayaan alam dan keragaman yang tinggi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai kekayaan alam dan keragaman yang tinggi dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai kekayaan alam dan keragaman yang tinggi dalam berbagai bentukan alam, struktur historik, adat budaya, dan sumber daya lain yang terkait dengan wisata.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia terdiri dari pulau-pulau dan berbagai macam suku dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia terdiri dari pulau-pulau dan berbagai macam suku dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia terdiri dari pulau-pulau dan berbagai macam suku dengan adat istiadat yang berbeda,yang mempunyai banyak pemandangan alam yang indah berupa pantai,danau,laut,gunung,sungai,air

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. beberapa kesimpulan sebagai berikut: orang dengan total tiket masuk sebesar Rp

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. beberapa kesimpulan sebagai berikut: orang dengan total tiket masuk sebesar Rp 73 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Besaran nilai Willingness To Pay (WTP) adalah sebesar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 14 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODOLOGI Kegiatan penelitian ini dilakukan di Pusat Kota Banda Aceh yang berada di Kecamatan Baiturrahman, tepatnya mencakup tiga kampung, yaitu Kampung Baru,

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Choice Modelling (CM) Penelitian ini dimulai pada tanggal 15 April 2016 sampai dengan tanggal 1 Mei 2016 di Hutan Mangrove Pasar Banggi, Rembang. Data diperoleh dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di kawasan pesisir Nuhuroa yaitu kawasan pesisir Kecamatan Kei Kecil dan Kecamatan Dullah Utara (Tabel 1). Tabel 1 Lokasi Penelitian di

Lebih terperinci

Tahap II. Penilaian/ pembobotan Kriteria Penilaian Daya Dukung Lingkungan dalam Rangka Pengembangan Kawasan Wisata Alam

Tahap II. Penilaian/ pembobotan Kriteria Penilaian Daya Dukung Lingkungan dalam Rangka Pengembangan Kawasan Wisata Alam Tahap II. Penilaian/ pembobotan Kriteria Penilaian Daya Dukung Lingkungan dalam Rangka Pengembangan Kawasan Wisata Alam Untuk penentuan prioritas kriteria dilakukan dengan memberikan penilaian atau bobot

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 14 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4. 1. Sejarah dan Status Kawasan Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Parahu Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Parahu telah dikunjungi wisatawan sejak 1713. Pengelolaan

Lebih terperinci

Arahan Pengembangan Pariwisata di Kawasan Tanjung Lesung Berdasarkan Partisipasi Masyarakat

Arahan Pengembangan Pariwisata di Kawasan Tanjung Lesung Berdasarkan Partisipasi Masyarakat JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018), 2337-3520 (2301-928X Print) C 14 Arahan Pengembangan Pariwisata di Kawasan Tanjung Lesung Berdasarkan Partisipasi Masyarakat Fathun Qolbi dan Arwi Yudhi K Departemen

Lebih terperinci