Rekening Dana Investasi (RDI)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Rekening Dana Investasi (RDI)"

Transkripsi

1 Rekening Dana Investasi (RDI) A. Latar Belakang Pada awal pelaksanaan Pelita I, kegiatan investasi unit-unit usaha produktif pemerintah semakin meningkat. Ketersediaan dana untuk pembiayaan kegiatan-kegiatan tersebut melalui perbankan semakin dirasakan kebutuhannya. Untuk meningkatkan ketersediaan dana dalam rangka pembiayaan kegiatankegiatan pembangunan, Pemerintah kemudian membuka keran atau jalur pinjaman dari luar negeri untuk membiayai pembangunan di Indonesia. Sebagai kepanjangan tangan Pemerintah dalam menjalankan pembangunan diantaranya untuk membangun sarana fisik, dibentuk unit-unit usaha Pemerintah yang selanjutnya menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). BUMN-BUMN dan BUMD-BUMD ini diharapkan dapat menjadi unit usaha bisnis yang dijalankan secara profesional, sehingga Pemerintah berharap penyertaan modal Pemerintah dalam BUMN/BUMD dapat dikembalikan lagi oleh BUMN/BUMD. Untuk maksud tersebut, maka Pemerintah melalui Dewan Moneter menetapkan pembentukan Rekening Dana Investasi (RDI) pada Bank Indonesia. Penetapan ini dituangkan dalam Keputusan Dewan Moneter Nomor 07/KEP/DM/1971, tanggal 31 Desember Keputusan Dewan Moneter ini sebenarnya mengatur mengenai pembentukan rekening antara untuk menampung pinjaman luar negeri yang sekaligus di dalamnya juga ditetapkan penggunaan dana yang ditampung dalam rekening tersebut. Oleh karenanya RDI dikenal juga dengan istilah rekening antara. Adapun penampungan RDI tersebut dilakukan melalui 3 (tiga) sumber utama, yaitu pembayaran kembali dana Penyertaan Modal Pemerintah oleh unitunit usaha, pembayaran kembali pokok dan bunga pinjaman yang berasal dari bantuan proyek oleh unit-unit usaha serta dana anggaran yang disisihkan oleh Pemerintah untuk penyertaan modal dan atau pembiayaan kredit investasi. Penggunaan dana investasi dalam RDI harus dengan penetapan oleh Menteri Keuangan. Khusus mengenai keputusan penggunaan investasi, penetapan dimaksud baru dapat dilakukan setelah mendengar pertimbangan Menteri Urusan Perencanaan Pembangunan/Ketua BAPPENAS. Kegiatan yang dapat didanai dari dana investasi terdiri atas 3 (tiga) hal, yaitu pembiayaan investasi, pembayaran hutang-hutang luar negeri yang terjadi karena adanya bantuan proyek serta tujuan lain dalam rangka pengelolaan keuangan Negara. Sedangkan yang menyelenggarakan administrasi pengelolaan rekening ditunjuk adalah Bank Indonesia, dengan kewajiban menyampaikan laporan bulanan kepada Menteri Keuangan dan Menteri Urusan Perencanaan Pembangunan/Ketua BAPPENAS. Sie Infokum Ditama Binbangkum 1

2 B. Dasar Pengaturan RDI Sebagaimana telah diuraikan di atas, pengaturan mengenai RDI atau rekening antara diatur dalam Keputusan Dewan Moneter Nomor 07/KEP/DM/1971. Sedangkan pengelolaan RDI saat ini secara teknis diatur dengan Keputusan Menteri Keuangan (KMK) No. 346/KMK.017/2000 tentang Pengelolaan Rekening Dana Investasi, dan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 82/PMK.06/2005 tentang Tambahan Atas KMK No. 346/KMK.017/2000 tentang Pengelolaan Rekening Dana Investasi. Dengan adanya penerapan sistem pencatatan yang berbasis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja, transfer dan pembiayaan pada laporan keuangan pemerintah yang merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), menyebabkan diperlukannya suatu rekening antara yang digunakan untuk menampung transaksi yang berasal dari pinjaman luar negeri yang akan diteruskan dalam bentuk pinjaman kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan Pemerintah Daerah (Pemda). Hal inilah yang melatarbelakangi diterbitkannya Keputusan Menteri Keuangan No. 346/KMK.017/2000 tentang Pengelolaan Rekening Dana Investasi. C. Pengelolaan RDI 1. Sumber Dana Sumber dana RDI menurut Pasal 2 KMK No. 346/KMK.017/2000, terdiri dari : a. pembayaran kembali pokok pinjaman yang berasal dari pinjaman/hibah luar negeri yang diteruspinjamkan kepada BUMN, BUMD, Pemda, dan penerima pinjaman lainnya; b. pembayaran kembali pokok pinjaman yang berasal dari RDI yang dipinjamkan kepada BUMN, BUMD, Pemda, dan penerima pinjaman lainnya; c. pembayaran biaya administrasi, denda, dan biaya-biaya lainnya yang timbul dari pemberian pinjaman pinjaman/hibah luar negeri yang diteruspinjamkan kepada BUMN, BUMD, Pemda, dan penerima pinjaman lainnya; d. pengembalian dana APBN yang dialokasikan oleh Pemerintah untuk pembiayaan investasi dan modal kerja proyek-proyek pemerintah; e. dana APBN yang dialokasikan Pemerintah untuk RDI guna pembiayaan investasi dan modal kerja proyek-proyek pemerintah; f. pembayaran kembali dana talangan dari RDI yang telah dikeluarkan untuk pembiayaan program Pemerintah. 2. Penggunaan RDI Menurut Pasal 3, Pasal 4, dan Pasal 5 KMK No. 346/KMK.017/2000; serta Pasal 1 PMK No. 82/PMK.06/2005, Dana RDI digunakan untuk : a. pembayaran sebagian hutang luar negeri yang diteruspinjamkan kepada BUMN, BUMD, Pemda, dan penerima pinjaman lainnya. Mekanisme penggunaan dana untuk pembayaran sebagian hutang luar negeri diteruspinjamkan kepada BUMN, BUMD, Pemda, dan penerima pinjaman lainnya dilakukan dengan penyetoran secara bulanan dana dari Sie Infokum Ditama Binbangkum 2

3 RDI ke Rekening Bendahara Umum Negara (BUN) atas jumlah yang telah ditetapkan sebelumnya pada APBN. Penyetoran dana RDI ke rekening BUN yang telah dilakukan serta proyeksi pemenuhan kewajiban penyetoran dana yang akan dilakukan untuk periode tahun anggaran tertentu tidak menutup kemungkinan penyetoran tambahan atas dana dari RDI ke rekening BUN sehingga jumlah akhir seluruh penyetoran dana dimaksud melebihi jumlah yang telah ditetapkan sebelumnya. b. pembiayaan suatu keperluan yang memenuhi persyaratan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam KMK No. 346/KMK.017/2000. Mekanisme pembiayaan hanya dapat dilakukan untuk pembiayaan investasi dan pembiayaan modal kerja. c. pembiayaan pembelian kembali Surat Utang Negara (SUN) yang dilakukan oleh Pemerintah. Penggunaan dana dari RDI hanya dapat dilakukan berdasarkan persetujuan tertulis dari Menteri Keuangan, yang pelaksanaan lebih lanjut dilakukan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan dengan menetapkan jumlah dan jangka waktu penggunaan dana yang akan dipergunakan. Dana dari RDI ini, harus dikembalikan ke Rekening Dana Investasi paling lambat pada saat selesainya jangka waktu yang ditetapkan Direktur Jenderal Perbendaharaan. Dalam hal terjadi kegagalan pengembalian dana dalam jangka waktu yang telah ditetapkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan, jumlah dana yang belum dikembalikan harus diperhitungkan dengan jumlah penyetoran dana dari RDI ke Rekening Bendahara Umum Negara (BUN) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 KMK No. 346/KMK.017/ Kriteria Kegiatan dan Penerima Pinjaman Dalam Pasal 6 KMK No. 346/KMK.017/2000, pembiayaan dari RDI hanya dapat digunakan untuk pembiayaan investasi dan pembiayaan modal kerja melalui mekanisme pinjaman. Pembiayaan melalui mekanisme pinjaman hanya dapat dilakukan untuk keperluan, yaitu : a. Pembiayaan untuk menghasilkan/menyediakan barang atau jasa yang merupakan kebutuhan dasar masyarakat, yang apabila pendanaannya dilakukan secara komersial, maka kemampuan masyarakat belum memungkinkan untuk menjangkau harga barang atau jasa termaksud; b. Pembiayaan untuk menghasilkan/menyediakan barang atau jasa yang diperlukan untuk mendukung keberhasilan suatu program Pemerintah, yang apabila pendanaannya dilakukan secara komersial, maka harga barang atau jasa termaksud tidak memungkinkan tingkat penggunaan yang memadai untuk mencapai sasaran keberhasilan program Pemerintah tersebut; c. Pembiayaan untuk menghasilkan/menyediakan barang atau jasa yang harus terjamin ketersediaannya guna menghindarkan kemungkinan terjadinya kerawanan sosial, yang apabila terjadi maka biaya pemulihan Sie Infokum Ditama Binbangkum 3

4 yang harus ditanggung Pemerintah akan lebih besar daripada biaya untuk menghasilkan/menyediakan barang atau jasa termaksud; dan d. Pembiayaan untuk mempercepat perkembangan produk perbankan yang mampu mendorong kegiatan ekonomi kelompok masyarakat berpenghasilan rendah ke arah kemandirian ekonomi sosial dari kelompok masyarakat termaksud. Pembiayaan suatu kegiatan berdasarkan persyaratan di atas hanya dapat dilakukan apabila didukung data kuantitatif yang membuktikan bahwa kegiatan yang bersangkutan termasuk salah satu cakupan pembiayaan untuk keperluan atau kegiatan di atas. Pembiayaan itupun hanya dapat dilaksanakan melalui BUMN yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Pemerintah, yang akan bertindak sebagai penerima pinjaman. Sedangkan untuk BUMN, sekurang-kurangnya harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Laporan Keuangan dalam 3 (tiga) tahun terakhir dinyatakan wajar tanpa syarat oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) atau auditor independen; b. Dinyatakan berada dalam kondisi keuangan yang baik dalam tahun terakhir oleh BPKP atau auditor independen; c. Tidak mempunyai tunggakan atas kewajiban pembayaran yang berkaitan dengan pinjaman kepada Pemerintah; d. Manajemen perusahaan mempunyai kredibilitas dan integritas yang baik dalam kaitannya dengan penggunaan dan pengembalian pinjaman. Dalam hal tidak terdapat BUMN yang akan bertindak sebagai penerima pinjaman untuk pembiayaan yang berasal dari RDI, maka pembiayaan termaksud hanya dimungkinkan apabila terdapat Bank Pemerintah atau BPD yang bertindak sebagai "executing bank" (bank pelaksana), yang akan menanggung seluruh risiko kredit yang timbul dari pinjaman dimaksud. Bank Pemerintah dan BPD harus memenuhi persyaratan sebagaimana BUMN di atas. 4. Tata Cara Permintaan Pembiayaan Untuk mendapatkan pembiayaan sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, calon Peminjam harus mengajukan permintaan tertulis kepada Menteri disertai lampiran sebagai berikut : a. Studi kelayakan dari kegiatan yang akan dimintakan pembiayaan; b. Laporan keuangan 3 (tiga) tahun terakhir yang telah diaudit oleh BPKP atau auditor independen; c. Laporan kinerja manajemen 3 (tiga) tahun terakhir yang dibuat oleh BPKP atau auditor independen; d. Persetujuan dari Dewan Komisaris; e. Rekomendasi departemen teknis menyangkut kelayakan kegiatan yang dimintakan untuk dibiayai; f. Data dari departemen teknis yang berhubungan dengan kegiatan yang dimintakan untuk dibiayai. Sie Infokum Ditama Binbangkum 4

5 Kementerian Keuangan melalui Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan dapat meminta dokumen tambahan apabila dokumen sebagaimana tersebut di atas dianggap kurang lengkap atau tidak memadai. Selanjutnya Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan memberikan jawaban mengenai kekurangan atau terpenuhinya lampiran permintaan tersebut dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah permintaan tertulis diterima. 5. Evaluasi dan Analisa Atas Permintaan Pembiayaan Kementerian Keuangan berhak melakukan penelitian dan penilaian atas dipenuhinya persyaratan untuk kegiatan yang dimintakan pembiayaan dan dipenuhinya persyaratan oleh calon peminjam. Penelitian dan penilaian tersebut didasarkan pada pengujian data kuantitatif yang dijadikan dasar pendukung dimasukkannya kegiatan yang dimintakan pembiayaan sebagai keperluan yang dapat dibiayai serta penilaian data kuantitatif yang menunjukkan dipenuhinya persyaratan tersebut. Adapun pihak yang mengajukan permintaan pembiayaan, wajib menyediakan data dan informasi untuk memungkinkannya Kementerian Keuangan melakukan penelitian dan penilaian. Dalam hal ini, Kementerian Keuangan dapat menyertakan lembaga lain dalam melakukan penelitian dan penilaian dimaksud. Kementerian Keuangan melalui Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan menetapkan hasil penelitian dan penilaian dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) hari kerja setelah disampaikannya pemberitahuan terpenuhinya lampiran permintaan pembiayaan. Dalam hal hasil penelitian dan penilaian menetapkan bahwa kegiatan yang diusulkan termasuk kegiatan yang dapat dibiayai dari RDI serta Peminjam telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan, maka Kementerian Keuangan melalui Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan akan melakukan evaluasi dan analisa terhadap keseluruhan aspek dari pembiayaan yang diminta BUMN untuk menentukan kelayakan secara ekonomis dari kegiatan dimaksud. Evaluasi dan analisa tersebut, dilakukan dengan berpedoman pada penggolongan BUMN peminjam, termasuk tetapi tidak terbatas pada : a. Analisa tingkat likuiditas, profitabilitas, leverage dan rentabilitas; b. Analisa proyeksi cash flow; c. Analisa proyeksi produk dan pemasarannya; dan d. Analisa terhadap performance dari manajemen. Sedangkan penggolongan BUMN ditetapkan lebih lanjut oleh Direktur Jenderal Lembaga Keuangan. Adapun evaluasi dan analisa yang dilakukan, memiliki tujuan untuk mendapatkan dasar penetapan, yaitu : a. Plafond pinjaman; b. Jadwal pencairan pinjaman; c. Jangka waktu pinjaman; d. Biaya administrasi; e. Jadwal pembayaran kembali; dan Sie Infokum Ditama Binbangkum 5

6 f. Mekanisme pengamanan kepentingan pemerintah sebagai pemberi pinjaman, termasuk mekanisme pengamanan pengembalian pinjaman dan mekanisme pengamanan agar penggunaan pinjaman tepat sasaran. Evaluasi dan analisa terhadap keseluruhan aspek pembiayaan dilakukan dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga) hari kerja setelah penyampaian hasil penelitian dan penilaian. Suatu kegiatan hanya dapat dinyatakan layak secara ekonomis untuk dibiayai dari RDI apabila kegiatan tersebut dapat menghasilkan pendapatan yang cukup untuk mengembalikan pinjaman dan pinjaman tersebut tidak akan menyebabkan turunnya kondisi kesehatan keuangan BUMN yang melakukan pinjaman tersebut. 6. Pedoman dalam Penentuan Persyaratan Pinjaman Dasar penetapan yang dilakukan dalam evaluasi dan analisis, dilakukan berdasarkan pokok-pokok pedoman sebagai berikut : a. Plafond pinjaman ditetapkan sesuai dengan kebutuhan sesungguhnya pembiayaan dari kegiatan yang bersangkutan, satu dan lain dengan memperhitungkan cash flow kegiatan termaksud serta optimalisasi penggunaan setiap pengeluaran dalam kegiatan yang bersangkutan; b. Jadwal pencairan pinjaman ditetapkan berdasarkan tahapan pelaksanaan masing-masing bagian kegiatan yang memerlukan pembiayaan dengan memperhitungkan penerimaan yang diperoleh dalam masing-masing kegiatan; c. Jangka waktu pinjaman ditetapkan dengan memperhitungkan tenggang waktu minimal kemampuan Peminjam untuk memperoleh penerimaan dalam kegiatan termaksud, dengan ketentuan : 1) maksimum jangka waktu untuk pinjaman investasi adalah 13 (tiga belas) tahun termasuk masa tenggang maksimum 3 (tiga) tahun; 2) maksimum jangka waktu untuk pinjaman modal kerja adalah 2 (dua) tahun; d. Biaya administrasi ditentukan berdasarkan margin yang dapat diperoleh Peminjam dalam kegiatan termaksud, dengan ketentuan margin bersih yang diterima oleh Peminjam cukup wajar dibandingkan dengan risiko usaha yang harus ditanggung, serta cukup memberikan sisa penerimaan bagi Peminjam tanpa harus menurunkan tingkat kesehatan keuangan Peminjam yang bersangkutan; e. Jadwal pembayaran kembali pinjaman ditetapkan dengan mempertimbangkan cash inflow dari kegiatan yang dibiayai serta secara wajar dan tidak membuka kesempatan bagi Peminjam mendapatkan keuntungan dari pengendapan dana dari penerimaan dalam kegiatan termaksud; f. Mekanisme pengamanan kepentingan Pemerintah sebagai pemberi pinjaman ditetapkan dengan memperhitungkan bahwa sasaran akhir dari kegiatan termaksud mendapatkan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan manfaat yang akan dinikmati oleh Peminjam sebagai pelaksana dari kegiatan yang bersangkutan. Sie Infokum Ditama Binbangkum 6

7 Variabel dan cara perhitungan yang dipergunakan sebagai dasar penetapan hal-hal di atas diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal Lembaga Keuangan. 7. Persetujuan Pinjaman Menurut Pasal 11 KMK No. 346/KMK.017/2000, berdasarkan evaluasi dan analisa terhadap keseluruhan aspek suatu kegiatan dinyatakan layak secara ekonomis untuk dibiayai, maka Menteri akan menetapkan persetujuan pembiayaan kegiatan dalam bentuk pinjaman, berikut persyaratan pinjaman pada pembiayaan dimaksud, dalam jangka waktu paling lama 8 (delapan) hari kerja sejak ditetapkannya hasil evaluasi dan analisa. Sebaliknya, apabila suatu kegiatan dinyatakan tidak layak secara ekonomis untuk dibiayai, maka Menteri akan memberitahukan penolakan permintaan pembiayaan dimaksud disertai alasan penolakannya dalam jangka waktu paling lama 8 (delapan) hari kerja sejak ditetapkannya hasil evaluasi dan analisa. Persyaratan pinjaman yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan sekurangkurangnya memuat : a. Plafond pinjaman, termasuk jadwal pencairan pinjaman; b. Jangka waktu Pinjaman, jadwal pembayaran kembali pinjaman, dan khusus pinjaman untuk investasi dapat pula ditentukan masa tenggang; c. Biaya administrasi; d. Biaya komitmen dan denda; dan e. Ketentuan lain yang diperlukan sehubungan dengan adanya ciri atau sifat spesifik dari kegiatan yang dibiayai. 8. Perjanjian Pinjaman Berdasarkan persetujuan pembiayaan oleh Menteri Keuangan, ditandatangani suatu perjanjian pinjaman antara Pemerintah sebagai pemberi pinjaman dan pihak yang mengajukan permintaan pembiayaan sebagai penerima pinjaman. Menteri Keuangan menunjuk Direktur Jenderal Lembaga Keuangan untuk mewakili Pemerintah dalam penandatanganan perjanjian pinjaman, sedangkan Peminjam untuk penandatanganan perjanjian pinjaman diwakili oleh Direktur Utama atau anggota direksi yang lain sesuai dengan ketentuan mengenai hal termaksud dalam anggaran dasar Peminjam yang bersangkutan. Namun, Direktur utama atau anggota direksi hanya dapat menandatangani perjanjian pinjaman setelah Dewan Komisaris dari Peminjam yang bersangkutan memberikan persetujuan tertulis bahwa Peminjam termaksud akan menanggung segala konsekuensi yuridis dari perjanjian tersebut. Perjanjian pinjaman tersebut, sekurang-kurangnya harus memuat ketentuan mengenai : a. Tujuan pemberian pinjaman; b. Persyaratan pinjaman; c. Tata cara pencairan pinjaman; d. Tata cara pelaporan penggunaan dana pinjaman; e. Tata cara pemeriksaan langsung; f. Pelaporan dan pemeriksaan; Sie Infokum Ditama Binbangkum 7

8 g. Hak dan kewajiban dari pemberi dan penerima pinjaman; dan h. Sanksi untuk pihak yang gagal melaksanakan kewajibannya. Konsep perjanjian pinjaman disusun berdasarkan persetujuan pembiayaan oleh Kementerian Keuangan melalui Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan bersama dengan Peminjam dalam jangka waktu paling lama 20 (dua puluh) hari kerja. Perjanjian pinjaman antara Pemerintah dan Peminjam tersebut ditandatangani selambat-lambatnya dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari kerja sejak konsep perjanjian pinjaman selesai dibuat. 9. Pencairan Pinjaman Untuk mencairkan dana pinjaman berdasarkan perjanjian pinjaman yang telah ditandatangani oleh kedua belah pihak yang bersangkutan, Peminjam harus mengajukan permintaan pencairan dana secara tertulis kepada Menteri. Dalam hal pencairan dana pinjaman dilakukan satu tahap atau untuk pencairan tahap pertama, permintaan pencairan harus dilampiri dengan : a. RPDP yang telah disahkan oleh komisaris utama atau anggota komisaris yang ditunjuk; b. Surat pembukaan rekening atas nama Peminjam pada bank untuk menampung dana pencairan pinjaman; c. Surat penunjukan pejabat yang berwenang untuk mengajukan permintaan pencairan dana pinjaman; d. Surat penunjukan anggota komisaris untuk mengesahkan RPDP apabila diperlukan; dan e. Dalam hal pembiayaan dilakukan untuk kegiatan yang pelaksanaannya oleh BUMN maka harus pula dilampiri dengan kontrak pembelian, pengadaan, atau pembangunan, yang dibuat oleh BUMN peminjam dengan pihak ketiga untuk kegiatan yang dibiayai dengan dana pinjaman. Dalam hal pencairan dana pinjaman dilakukan lebih dari satu tahap, permintaan pencairan untuk tahap kedua dan selanjutnya harus dilampiri dengan : a. LPDP dari pencairan dana pinjaman tahap sebelumnya yang telah disahkan oleh komisaris utama atau anggota komisaris yang ditunjuk; b. Dokumen pendukung dari LPDP; c. Rekening koran dari rekening yang digunakan untuk menampung dana pinjaman; dan d. RPDP untuk tahap yang bersangkutan, yang telah disahkan oleh komisaris utama atau anggota komisaris yang ditunjuk. Kementerian Keuangan memberikan jawaban mengenai kekurangan atau terpenuhinya lampiran permintaan pencairan dana dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah permintaan pencairan dana diterima. Selanjutnya Kementerian Keuangan melakukan penelitian dan penilaian atas permintaan pencairan pinjaman dengan mendasarkan pada : a. Plafond pinjaman dan jadwal pencairan pinjaman berdasarkan persetujuan Menteri atas pembiayaan kegiatan dalam bentuk pinjaman; Sie Infokum Ditama Binbangkum 8

9 e. Saldo pada rekening yang digunakan untuk menampung dana pinjaman; b. Perkembangan pelaksanaan kegiatan yang dibiayai; c. Tunggakan pembayaran kewajiban yang berasal dari Peminjam dimaksud kepada Pemerintah; dan d. Informasi atau data yang menyatakan bahwa sebagian atau seluruh pembiayaan sudah tidak diperlukan lagi. Dalam hal berdasarkan penelitian dan penilaian, permintaan pencairan dana disetujui, Menteri akan menerbitkan surat perintah kepada Bank Indonesia untuk memindahbukukan dana dari RDI ke rekening Peminjam dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) hari kerja setelah pemberitahuan terpenuhinya lampiran permintaan pencairan. Namun dalam hal berdasarkan penelitian dan penilaian permintaan pencairan dana ditolak, Menteri akan menerbitkan surat penolakan kepada BUMN dimaksud disertai dengan alasan penolakannya dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) hari kerja. 10. Monitoring dan Pemeriksaan Berdasarkan dokumen-dokumen dan laporan yang disampaikan oleh Peminjam sebagaimana diatur dalam perjanjian pinjaman maupun data/informasi yang berasal dari pihak lain, Kementerian Keuangan membuat data base pinjaman yang berisi tentang data keuangan dan non keuangan, baik yang berkaitan langsung dengan pinjaman maupun yang berkaitan dengan Peminjam. Selanjutnya, Kementerian Keuangan melakukan penilaian secara terus menerus atas berbagai aspek yang berpengaruh secara langsung pada tingkat risiko usaha dari Peminjam, yaitu : 1. Aspek keuangan, yang mencakup penilaian atas perkembangan tingkat profitabilitas, pertumbuhan volume penjualan, perubahan struktur hutang, dan stabilitas keuangan perusahaan; 2. Aspek manajerial, yang mencakup penilaian atas kemungkinan adanya pergantian manajemen Peminjam yang bersifat mendadak, tingkat efisiensi usaha dan perilaku manajemen dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya; dan 3. Aspek strategis, yang mencakup penilaian atas perencanaan strategis Peminjam, kelemahan pada penerapan business plan, kelemahan dalam upaya-upaya pemasaran produk, dan diversifikasi produk. Penilaian dilakukan secara terus menerus atas berbagai aspek, hal tersebut bertujuan untuk memantau penggunaan dana pinjaman serta kondisi keuangan Peminjam secara keseluruhan serta mengidentifikasikan kemungkinan terjadinya kegagalan pengembalian pinjaman secara dini. Apabila diketahui kemungkinan akan terjadinya penyimpangan atas penggunaan dana pinjaman atau kemungkinan perkembangan kondisi keuangan yang semakin memburuk dari Peminjam yang berpotensi menimbulkan kerugian pada Pemerintah, maka Kementerian Keuangan mengambil langkah-langkah untuk meminimalkan risiko kerugian dimaksud, bahkan Menteri dapat melakukan pemeriksaan langsung terhadap Peminjam. Sie Infokum Ditama Binbangkum 9

10 D. Penutup Rekening Dana Investasi (RDI) merupakan rekening antara untuk menampung pinjaman luar negeri yang sekaligus di dalamnya juga ditetapkan penggunaan dana yang ditampung dalam rekening Menteri Keuangan yang diperuntukkan bagi kegiatan investasi pada BUMN, BUMD dan Pemerintah Daerah. Dana yang terdapat pada rekening tersebut sebenarnya berasal dari APBN. Selama ini, dana RDI berasal dari berbagai pinjaman luar negeri, yang biasanya dialokasikan untuk investasi pembangunan di daerah. RDI yang biasa digunakan lebih banyak terkait pada investasi untuk pengembangan wilayah dan rekening pengembangan wilayah. Bagi pemda, RDI biasanya juga dikontruksikan sebagai dana yang diperuntukkan bagi kegiatan investasi pemda melalui mekanisme on lending. Sedangkan bagi BUMN dan BUMD dikonstruksikan sebagai dana investasi pemerintah dalam bentuk penyertaan modal pemerintah. Referensi : 1. Keputusan Dewan Moneter Nomor 07/KEP/DM/1971, tanggal 31 Desember 1971; 2. Keputusan Menteri Keuangan No. 346/KMK.017/2000 tentang Pengelolaan Rekening Dana Investasi; 3. Peraturan Menteri Keuangan No. 82/PMK.06/2005 tentang Tambahan Atas KMK No. 346/KMK.017/2000 tentang Pengelolaan Rekening Dana Investasi; 4. Audit rekening Dana Investasi, 5. Rekening Dana Investasi Rampung Tahun Depan, edisi Kamis, 27 Agustus 2009; 6. Sekilas tentang Rekening Dana Investasi (RDI), Sie Infokum Ditama Binbangkum 10

Tata Kerja Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan; 7. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 259/KMK.017/1993 tanggal 27 Pebruari 1993

Tata Kerja Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan; 7. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 259/KMK.017/1993 tanggal 27 Pebruari 1993 KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 346 /KMK.017/2000 TENTANG PENGELOLAAN REKENING DANA INVESTASI MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dengan penerapan sistem pencatatan

Lebih terperinci

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tamba

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tamba No.765, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Kredit Investasi Pemerintah. Pengelolaan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 193/PMK.05/2011 TENTANG KREDIT INVESTASI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAIIA ESA MENTERI KEUANGAIN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAIIA ESA MENTERI KEUANGAIN, MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 24 /PMK.06/2006 TENTANG PENGELOLAAN REKENING INDUK DANA LINGKUNGAN BERGULIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAIIA ESA MENTERI KEUANGAIN,

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang No.1000, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. PDN. PLN. Penerusan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 /PMK.05/2016 TENTANG TATA CARA PENERUSAN PINJAMAN

Lebih terperinci

1 of 8 18/12/ :05

1 of 8 18/12/ :05 1 of 8 18/12/2015 16:05 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 193/PMK.05/2011 TENTANG KREDIT INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 174/PMK.08/2016 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN JAMINAN KEPADA PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT SARANA MULTI INFRASTRUKTUR DALAM RANGKA PENUGASAN PENYEDIAAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 119/PMK. 05/2006 TENTANG TATACARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN, DAN PENGELOLAAN DANA DUKUNGAN INFRASTRUKTUR

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 119/PMK. 05/2006 TENTANG TATACARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN, DAN PENGELOLAAN DANA DUKUNGAN INFRASTRUKTUR MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 119/PMK. 05/2006 TENTANG TATACARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN, DAN PENGELOLAAN DANA DUKUNGAN INFRASTRUKTUR MENTERI KEUANGAN, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENGADAAN DAN PENERUSAN PINJAMAN DALAM NEGERI OLEH PEMERINTAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENGADAAN DAN PENERUSAN PINJAMAN DALAM NEGERI OLEH PEMERINTAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENGADAAN DAN PENERUSAN PINJAMAN DALAM NEGERI OLEH PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENGADAAN DAN PENERUSAN PINJAMAN DALAM NEGERI OLEH PEMERINTAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENGADAAN DAN PENERUSAN PINJAMAN DALAM NEGERI OLEH PEMERINTAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENGADAAN DAN PENERUSAN PINJAMAN DALAM NEGERI OLEH PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penyediaan Air Minum. Prosedur.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penyediaan Air Minum. Prosedur. No.515, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penyediaan Air Minum. Prosedur. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 229/PMK. 01/2009 TENTANG TATACARA PELAKSANAAN PEMBERIAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 136/PMK.05/2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 136/PMK.05/2006 TENTANG PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 136/PMK.05/2006 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 119/PMK.05/2006 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN, DAN PENGELOLAAN DANA DUKUNGAN INFRASTRUKTUR

Lebih terperinci

2016, No Investasi pada Badan Usaha Milik Negara/Perseroan Terbatas sebagaimana dimaksud dalam huruf a, belum memuat pengaturan penyelesaian pi

2016, No Investasi pada Badan Usaha Milik Negara/Perseroan Terbatas sebagaimana dimaksud dalam huruf a, belum memuat pengaturan penyelesaian pi No.147, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Piutang Negara. Optimalisasi. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13/PMK.05/2016 TENTANG TATA CARA OPTIMALISASI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.229,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PMK.08/2012 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN DANA CADANGAN PENJAMINAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENGADAAN DAN PENERUSAN PINJAMAN DALAM NEGERI OLEH PEMERINTAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENGADAAN DAN PENERUSAN PINJAMAN DALAM NEGERI OLEH PEMERINTAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENGADAAN DAN PENERUSAN PINJAMAN DALAM NEGERI OLEH PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 107/PMK.06/2005

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 107/PMK.06/2005 PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 107/PMK.06/2005 TENTANG PENYELESAIAN PIUTANG NEGARA YANG BERSUMBER DARI PENERUSAN PINJAMAN LUAR NEGERI, REKENING DANA INVESTASI, DAN REKENING PEMBANGUNAN DAERAH MENTERI

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 17/PMK.05/2007 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 17/PMK.05/2007 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 17/PMK.05/2007 TENTANG PENYELESAIAN PIUTANG NEGARA YANG BERSUMBER DARI NASKAH PERJANJIAN PENERUSAN PINJAMAN DAN PERJANJIAN PINJAMAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PINJAMAN DARI PEMERINTAH KEPADA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: 43 /PB/2006 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELESAIAN PIUTANG NEGARA YANG BERSUMBER

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam No. 2024,2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Pemberian. Jaminan. Percepatan. Jalan Tol Sumatera. Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 253/ PMK.08/2015 TENTANG TATA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1376, 2016 KEMENKEU. pemberi Pinjaman/Hibah Luar Negeri. Dana. Penyediaan dan Pengembalian. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 135/PMK.05/2016 TENTANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PINJAMAN DARI PEMERINTAH KEPADA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PINJAMAN DALAM NEGERI

PINJAMAN DALAM NEGERI PINJAMAN DALAM NEGERI A. Latar Belakang Skim pinjaman dalam negeri memang belum terlalu dikenal dibandingkan dengan skim pinjaman luar negeri. Padahal keduanya merupakan sumber pembiayaan yang diakui sebagaimana

Lebih terperinci

MENTER!KEUANGAN REPUBUK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK I N DONESIA NOMOR 174 /PMK.08/2016

MENTER!KEUANGAN REPUBUK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK I N DONESIA NOMOR 174 /PMK.08/2016 MENTER!KEUANGAN REPUBUK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK I N DONESIA NOMOR 174 /PMK.08/2016 TENTANG PEMBERIAN JAMINAN KEPADA PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT SAR.ANA MULTI INFRASTRUKTUR

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 70, Tambah

2017, No Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 70, Tambah BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1529, 2017 KEMENKEU. LRT Jabodetabek. Pemberian Jaminan Pemerintah. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 148/PMK.08/2017 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN

Lebih terperinci

Page 1 of 5 Perihal : PENYELESAIAN PIUTANG NEGARA YANG BERSUMBER DARI PENERUSAN PINJAMAN LUAR NEGERI, REKENING DANA INVESTASI, DAN REKENING PEMBANGUNAN DAERAH PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM Tanggal Terbit

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 89/PMK.05/2011 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PINJAMAN PEMERINTAH DENGAN PERSYARATAN LUNAK KEPADA PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PERSERO) MELALUI PUSAT INVESTASI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1165, 2014 KEMENKEU. Dana Iuran. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan. DPR. DPRD. BPK. KY. Hakim MK. Hakim Agung. Menteri, Wakil Menteri. Pejabat Tertentu. Pertanggungjawaban.

Lebih terperinci

2 menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang

2 menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang No.361, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. OJK. Transaksi. Bursa. Penjamin. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5635) PERATURAN OTORITAS JASA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 26/POJK.04/2014 TENTANG. Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 26/POJK.04/2014 TENTANG. Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 26/POJK.04/2014 TENTANG Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 35 /KMK.07/2003 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN/PENATAUSAHAAN, DAN PEMANTAUAN PENERUSAN PINJAMAN LUAR

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 89/PMK.05/2011 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 89/PMK.05/2011 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 89/PMK.05/2011 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PINJAMAN PEMERINTAH DENGAN PERSYARATAN LUNAK KEPADA PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PINJAMAN DARI PEMERINTAH KEPADA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Dana Jaminan Penugasan Pembiayaan Infrastruktur Dae

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Dana Jaminan Penugasan Pembiayaan Infrastruktur Dae No.1283, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Pengelolaan DJPPID. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR125/PMK.08/2017 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN DANA JAMINAN PENUGASAN PEMBIAYAAN

Lebih terperinci

PERENCANAAN, PELAKSANAAN/PENATAUSAHAAN, DAN PEMANTAUAN PENERUSAN PINJAMAN LUAR NEGERI PEMERINTAH KEPADA DAERAH

PERENCANAAN, PELAKSANAAN/PENATAUSAHAAN, DAN PEMANTAUAN PENERUSAN PINJAMAN LUAR NEGERI PEMERINTAH KEPADA DAERAH PERENCANAAN, PELAKSANAAN/PENATAUSAHAAN, DAN PEMANTAUAN PENERUSAN PINJAMAN LUAR NEGERI PEMERINTAH KEPADA DAERAH A. PENGANTAR Pinjaman luar negeri merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang digunakan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. PPN. Pembangunan. Pasca Bencana Alam.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. PPN. Pembangunan. Pasca Bencana Alam. No.34, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. PPN. Pembangunan. Pasca Bencana Alam. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 /PMK.02/2010 TENTANG TATA CARA PENYETORAN

Lebih terperinci

2 Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4957); 4. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 ten

2 Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4957); 4. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 ten BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1054. 2015 KEMENKEU. Lembaga Ekspor Indonesia. Penungasan Khusus. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 134 /PMK. 08/2015 TENTANG PENUGASAN KHUSUS KEPADA

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Draft 10042014 OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2013 TENTANG PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

2015, No Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diatur dalam suatu Peraturan Menteri; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimak

2015, No Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diatur dalam suatu Peraturan Menteri; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimak BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1485, 2015 KEMENKEU. Jaminan Pemerintah. Infrastruktur. Pinjaman Langsung. Lembaga Keuangan Internasional. BUMN. Pelaksanaan. Pemberian. Tata Cara. PERATURAN MENTERI

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum da

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum da BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.426, 2017 KEMENPU-PR. Dana Talangan Badan Usaha untuk Pengadaan Tanah Jalan Tol. Perubahan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

2016, No Negara/Pemerintah Daerah beserta perubahannya sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dalam perkembangannya perlu dilakukan penyesuaian d

2016, No Negara/Pemerintah Daerah beserta perubahannya sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dalam perkembangannya perlu dilakukan penyesuaian d BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1088, 2016 KEMENKEU. PPLN. Penarikan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121/PMK.05/2016 TENTANG TATA CARA PENARIKAN PENERUSAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.683, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Piutang Negara. Petani. Eks Proyek. Perusahaan Inti Rakyat. Perkebunan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 115 /PMK.05/2012

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 47/PMK.07/2011 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN TUNGGAKAN PINJAMAN PEMERINTAH DAERAH KEPADA PEMERINTAH MELALUI SANKSI PEMOTONGAN DANA ALOKASI UMUM DAN/ATAU DANA BAGI HASIL

Lebih terperinci

1 of 6 21/12/ :38

1 of 6 21/12/ :38 1 of 6 21/12/2015 14:38 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 115/PMK. 05/2012 TENTANG PENYELESAIAN PIUTANG NEGARA PADA PETANI PESERTA EKS PROYEK

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk memperluas investasi pemerintah

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 277/PMK.05/2014TENTANG RENCANA PENARIKAN DANA, RENCANA PENERIMAAN DANA, DAN PERENCANAAN KAS

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 277/PMK.05/2014TENTANG RENCANA PENARIKAN DANA, RENCANA PENERIMAAN DANA, DAN PERENCANAAN KAS MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 277/PMK.05/2014TENTANG RENCANA PENARIKAN DANA, RENCANA PENERIMAAN DANA, DAN PERENCANAAN KAS DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

REKENING DANA INVESTASI

REKENING DANA INVESTASI REKENING DANA INVESTASI Daftar Isi: I. Pendahuluan 1 1. Peraturan 1 2. Kontribusi RDI terhadap Pembiayaan APBN 1 3. Posisi Piutang RDI/RPD/SLA 3 II. Permasalahan 5 1. Hasil Pemeriksaan BPK 5 2. Hasil Evaluasi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk memperluas investasi pemerintah

Lebih terperinci

2017, No Pinjaman atas Beban Bagian Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; d. bahwa Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.05/2011 tentang Pem

2017, No Pinjaman atas Beban Bagian Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; d. bahwa Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.05/2011 tentang Pem BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1619, 2017 KEMENKEU. Pembayaran Jasa Bank Penatausaha. Penerusan Pinjaman PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 164/PMK.05/2017 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk memperluas investasi pemerintah

Lebih terperinci

1 of 5 18/12/ :41

1 of 5 18/12/ :41 1 of 5 18/12/2015 14:41 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 47/PMK.07/2011 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN TUNGGAKAN PINJAMAN PEMERINTAH DAERAH KEPADA PEMERINTAH

Lebih terperinci

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presid

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presid BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1263, 2015 KEMENKEU. Pendanaan. Rehabilitasi. Rekontruksi. Pasca Bencana. Pemerintah Pusat. Pemerintah Daerah. Hibah. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

2017, No penerimaan negara bukan pajak dari hasil pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana d

2017, No penerimaan negara bukan pajak dari hasil pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana d BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1772, 2017 KEMENKEU. PNBP dari Hasil Pengelolaan Kekayaan Negara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 190/PMK.02/2017 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN PENERIMAAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.563, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Belanja. Bantuan Sosial. Kementerian/Lembaga. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81/PMK.05/2012 TENTANG BELANJA BANTUAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa pembangunan nasional Negara Kesatuan Republik

Lebih terperinci

2017, No untuk pembangunan bendungan serta sejalan dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 21/PMK.06/2017 tentang Tata Cara Pendanaan Pengadaan

2017, No untuk pembangunan bendungan serta sejalan dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 21/PMK.06/2017 tentang Tata Cara Pendanaan Pengadaan No.611, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPU-PR. Penggunaan Dana Badan Usaha Terlebih Dahulu. Pengadaan Tanah bagi Pembangunan Bendungan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 87 1P13/2011

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 87 1P13/2011 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 87 1P13/2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELUARAN NEGARA ATAS BEBAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PRT/M/2016 TENTANG PENETAPAN DAN TATA CARA PENGGUNAAN DANA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.953, 2015 KEMENSETNEG. Hibah. Pengelolaan. PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN HIBAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional Negara Kesatuan Republik

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 150/PMK.02/2011 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN, PENGHITUNGAN, PEMBAYARAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN SUBSIDI BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH DENGAN

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 129/PMK.07/2008 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN SANKSI PEMOTONGAN DANA ALOKASI UMUM DAN/ ATAU DANA BAGI HASIL DALAM KAITANNYA

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pengadaan Dan Penerusan Pinjaman Dalam Negeri (Lembaran Negara

2016, No Mengingat : Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pengadaan Dan Penerusan Pinjaman Dalam Negeri (Lembaran Negara No.753, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Pinjaman. Dalam Negeri. Penarikan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79/PMK.05/2016 TENTANG TATA CARA PENARIKAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN UANG NEGARA/DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN UANG NEGARA/DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN UANG NEGARA/DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NO : 13 2001 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR : 29 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BEKASI Menimbang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 153/PMK.05/2008 TENTANG PENYELESAIAN PIUTANG NEGARA YANG BERSUMBER DARI PENERUSAN PINJAMAN LUAR NEGERI, REKENING DANA INVESTASI,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1311, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Biaya Konstruksi. Proyek Kerja Sama. Infrastruktur. Dukungan Kelayakan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 223/PMK.011/2012

Lebih terperinci

1 of 5 21/12/ :38

1 of 5 21/12/ :38 1 of 5 21/12/2015 14:38 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 114/PMK.05/2012 TENTANG PENYELESAIAN PIUTANG NEGARA YANG BERSUMBER DARI PENERUSAN

Lebih terperinci

No. 5/30/BKr Jakarta, 18 November 2003 S U R A T E D A R A N. kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA DAN PT. PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO)

No. 5/30/BKr Jakarta, 18 November 2003 S U R A T E D A R A N. kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA DAN PT. PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO) No. 5/30/BKr Jakarta, 18 November 2003 S U R A T E D A R A N kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA DAN PT. PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO) Perihal : Pelaksanaan Pengalihan Pengelolaan Kredit Likuiditas

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 252/PMK.05/2014 TENTANG REKENING MILIK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA/SATUAN KERJA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 252/PMK.05/2014 TENTANG REKENING MILIK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA/SATUAN KERJA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 252/PMK.05/2014 TENTANG REKENING MILIK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA/SATUAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

2016, No Dana Desa, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, per

2016, No Dana Desa, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, per No.478, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Dana. Desa. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49/PMK.07/2016 TENTANG TATA CARA PENGALOKASIAN, PENYALURAN,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35/KMK.07/2003 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35/KMK.07/2003 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35/KMK.07/2003 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN/PENATAUSAHAAN, DAN PEMANTAUAN PENERUSAN PINJAMAN LUAR NEGERI PEMERINTAH KEPADA DAERAH Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.682, 2012 KEMENTERIAN KEUANGAN. Penyelesaian. Piutang Negara. Perusahaan Daerah Air Minum. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 114/PMK.05/2012 TENTANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.972, 2015 KEMENKEU. Dana Keistimewaan. Daerah Istimewa Yogyakarta. Penyaluran. Pengalokasian. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 126/ PMK.07/2015

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN INVESTASI, KERJASAMA DAN PINJAMAN/UTANG BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 205/PMK.02/2013 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 205/PMK.02/2013 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 205/PMK.02/2013 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA IURAN JAMINAN KESEHATAN

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 53 /PMK.010/2006 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 53 /PMK.010/2006 TENTANG PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 53 /PMK.010/2006 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PINJAMAN DAERAH DARI PEMERINTAH YANG DANANYA BERSUMBER DARI PINJAMAN LUAR NEGERI MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

2 1. Pemerintah Asing/Lembaga Asing adalah pemerintah/lembaga yang berasal dari luar negeri yang menerima hibah dari Pemerintah Republik Indonesia. 2.

2 1. Pemerintah Asing/Lembaga Asing adalah pemerintah/lembaga yang berasal dari luar negeri yang menerima hibah dari Pemerintah Republik Indonesia. 2. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.669, 2014 KEMENKEU. Belanja Hibah. Pemerintah. Lembaga. Asing. Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92/PMK.08/2014 TENTANG PELAKSANAAN BELANJA

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.990, 2017 KEMENKEU. Administrasi Pengelolaan Hibah. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99/PMK.05/2017 TENTANG ADMINISTRASI PENGELOLAAN HIBAH

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TANGGAL 1 JULI 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TANGGAL 1 JULI 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TANGGAL 1 JULI 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional Negara Kesatuan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PENGELOLAAN DANA BERGULIR PADA UNIT PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI USAHA MIKRO DAN MENENGAH KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2016

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2016 SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN PINJAMAN/UTANG PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

2016, No b. bahwa dalam rangka efektifitas dan efisiensi penyelesaian pengembalian kelebihan pembayaran Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangu

2016, No b. bahwa dalam rangka efektifitas dan efisiensi penyelesaian pengembalian kelebihan pembayaran Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangu BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 491, 2016 KEMENKEU. PBB. Perdesaan dan Perkotaan. Kelebihan Bea. Pengembalian. Penyelesaian. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51/PMK.07/2016

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 54 /PB/2007 TENTANG PETUNJUK PENCAIRAN DAN PENYALURAN DANA PENGUATAN MODAL

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemerintahan negara

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 49/PMK.02/2008 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 49/PMK.02/2008 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 49/PMK.02/2008 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA PENYELENGGARAAN KEWAJIBAN PELAYANAN UMUM

Lebih terperinci

KREDIT USAHA PEMBIBITAN SAPI

KREDIT USAHA PEMBIBITAN SAPI PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR: 131 /PMK.05/2009 TENTANG KREDIT USAHA PEMBIBITAN SAPI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan hasil putusan Rapat Koordinator

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Subsidi Beras. Masyarakat. Pendapatan Rendah.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Subsidi Beras. Masyarakat. Pendapatan Rendah. No.117, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Subsidi Beras. Masyarakat. Pendapatan Rendah. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99/PMK.02/2009 TENTANG SUBSIDI BERAS

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDOENSIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDOENSIA, PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 250/PMK.05/2010 TENTANG TATA CARA PENCAIRAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA ATAS BEBAN BAGIAN ANGGARAN BENDAHARA UMUM NEGARA PADA KANTOR PELAYANAN

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER-20/PB/2006 TENTANG PETUNJUK PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA JAMINAN SOSIAL PENYANDANG

Lebih terperinci

1 of 9 21/12/ :39

1 of 9 21/12/ :39 1 of 9 21/12/2015 12:39 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 223/PMK.011/2012 TENTANG PEMBERIAN DUKUNGAN KELAYAKAN ATAS SEBAGIAN BIAYA KONSTRUKSI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 53/PMK.010/2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 53/PMK.010/2006 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 53/PMK.010/2006 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PINJAMAN DAERAH DARI PEMERINTAH YANG DANANYA BERSUMBER DARI PINJAMAN LUAR NEGERI MENTERI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1610, 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN. Dana Iuran. Jaminan Kesehatan. Penyediaan. Pencairan Pertanggungjawaban. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa penyelenggaraan pemerintahan negara

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2 / 6 /PBI/2000 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN BANK GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2 / 6 /PBI/2000 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN BANK GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2 / 6 /PBI/2000 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN BANK GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa bank sebagai badan usaha yang menghimpun dan menyalurkan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 301/KMK.01/2002 TENTANG PENGURUSAN PIUTANG NEGARA KREDIT PERUMAHAN BANK TABUNGAN NEGARA

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 301/KMK.01/2002 TENTANG PENGURUSAN PIUTANG NEGARA KREDIT PERUMAHAN BANK TABUNGAN NEGARA KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 301/KMK.01/2002 TENTANG PENGURUSAN PIUTANG NEGARA KREDIT PERUMAHAN BANK TABUNGAN NEGARA Menimbang : MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa Piutang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional Negara Kesatuan Republik

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 171/PMK.05/2009 TENTANG SKEMA SUBSIDI RESI GUDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 171/PMK.05/2009 TENTANG SKEMA SUBSIDI RESI GUDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 171/PMK.05/2009 TENTANG SKEMA SUBSIDI RESI GUDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP)

PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP) PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP) I. Latar Belakang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah wujud dari pengelolaan keuangan negara yang merupakan instrumen bagi Pemerintah untuk mengatur

Lebih terperinci