Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan"

Transkripsi

1 i Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan

2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR TABEL... PENGANTAR... RINGKASAN EKSEKUTIF... ii iii iv v vii ix BAB I PENDAHULUAN... 1 A. LATAR BELAKANG... 2 B. TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI... C. PERAN STRATEGIS... 4 D. SISTEMATIKA LAPORAN... 5 BAB II PERENCANAAN KINERJA... 6 A. RENCANA STRATEGIS... 7 B. PENETAPAN/PERJANJIAN KINERJA... BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI B. REALISASI ANGGARAN C. KINERJA LAIN-LAIN BAB IV PENUTUP A. KEBERHASILAN B. KEGAGALAN C. STRATEGI LAMPIRAN FORMULIR PENGUKURAN KINERJA DJA TAHUN 2015 PERJANJIAN KINERJA DJA TAHUN 2016 ii

3 DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Anggaran... 3 Gambar 2.1 Peta Strategi Direktorat Jenderal Anggaran... 8 iii

4 DAFTAR GRAFIK Grafik 3.1 Perkembangan IKU Akurasi perencanaan APBN Grafik 3.2 Perkembangan Indeks Kepuasan Pengguna Layanan terhadap Kinerja Layanan DJA Grafik 3.3 Perkembangan Indeks Persentase penyusunan KPJM oleh Penanggung Jawab Program Grafik 3.4 Penyelesaian Revisi Anggaran yang tepat Waktu Grafik 3.5 Perkembangan Persentase Pejabat yang Telah Memenuhi Standar Kompetensi Jabatan Grafik 3.6 Perkembangan Indeks Kesehatan Organisasi DJA Grafik 3.7 Perkembangan Capaian Implementasi Inisiatif Transformasi Kelembagaan DJA Grafik 3.8 Perkembangan Capaian Implementasi Penelaahan RKA-K/L Online Grafik 3.9 Perkembangan Realisasi Penyerapan DIPA iv

5 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Target Indikator Kinerja Utama (IKU) Kemenkeu One Direktorat Jenderal Anggaran... 9 Tabel 3.1 Capaian IKU Kemenkeu One DJA Tahun Tabel 3.2 Capaian Sasaran Strategis Kebijakan Penganggaran yang Berkualitas Tabel 3.3 Capaian IKU Akurasi Perencanaan APBN Tabel 3.4 Capaian Sasaran Strategis Sistem Pelayanan PNBP yang Optimal Tabel 3.5 Capaian IKU Persentase Implementasi Single Source Database PNBP Tabel 3.6 Capaian Sasaran Strategis Pemenuhan Layanan Publik Tabel 3.7 Skor Kepuasan Pengguna Layanan DJA Menurut Jenis Layanan Tabel 3.8 Capaian Sasaran Strategis Kepatuhan Pengguna Layanan yang Tinggi Tabel 3.9 Capaian IKU Persentase Penyusunan KPJM oleh Penanggung Jawab Program Tabel 3.10 Daftar Partisipasi Penyampaian Capaian Kinerja RKA-K/L Kementerian Lembaga tahun Tabel 3.11 Capaian Sasaran Strategis Kebijakan Penganggaran yang Berkualitas Tabel 3.12 Capaian Sasaran Strategis Penyusunan Perencanaan Anggaran yang Akurat Tabel 3.13 Perbandingan Target dan Capaian IKU Deviasi antara Rencana dan Realisasi Penyerapan Anggaran K/L Tabel 3.14 Capaian Sasaran Strategis Kebijakan Sistem Penganggaran yang Optimal Tabel 3.15 Capaian IKU Persentase Penerapan Arsitektur dan Informasi Kinerja dalam RKA-K/L Tabel 3.16 Jangka waktu penyelesaian revisi anggaran tahun Tabel 3.17 Capaian Sasaran Strategis Monitoring dan evaluasi yang efektif Tabel 3.18 Capaian Sasaran Strategis SDM yang kompetitif Tabel 3.19 Persentase Pejabat yang Telah Memenuhi Standar Kompetensi Jabatan Tabel 3.20 Capaian Sasaran Strategis Organisasi yang Kondusif Tabel 3.21 Target implementasi inisiatif Transformasi Kelembagaan DJA tahun Tabel 3.22 Capaian IKU Persentase Implementasi Inisiatif Transformasi Kelembagaan Tabel 3.23 Capaian Sasaran Strategis Sistem Informasi Manajemen yang Terintegrasi Tabel 3.24 Capaian IKU Implementasi Implementasi Penggunaan Aplikasi SIMPONI Tabel 3.25 Capaian Sasaran Strategis Pelaksanaan Anggaran yang Optimal Tabel 3.26 Capaian Output DJA Tabel 3.27 Capaian Penyerapan Anggaran DJA 2015 Per Program v

6 Tabel 3.28 Capaian Penyerapan Anggaran DJA Tabel 3.29 Capaian IKU Persentase Penyerapan Anggaran dan Pencapaian Output Belanja Tabel 3.30 Rincian Realisasi Per jenis Belanja DJA tahun Tabel 3.31 Realisasi Anggaran 2015 Per Program vi

7 PENGANTAR Dari hasil pengukuran kinerja, Nilai Kinerja Organisasi (NKO) DJA tahun 2015 telah mencapai 108,11%. Laporan Kinerja (LAKIN) Direktorat Jenderal Anggaran(DJA) merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja pencapaian visi dan misi DJA pada Tahun Anggaran Penyusunan LAKIN DJA mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Disamping itu, LAKIN DJA Tahun 2015 ini disusun mengacu Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun sebagaimana telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 466/KMK.01/2015 dan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Anggaran sebagaimana telah ditetapkan dalam Keputusan Direktur Jenderal Anggaran Nomor KEP-20/AG/2015. Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan, DJA adalah salah satu unit eselon I yang melaksanakan sebagian fungsi dari Kementerian Keuangan. Sentra dari peran DJA tersebut terletak pada tugasnya untuk merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang penganggaran. Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM), kebijakan di bidang fiskal diarahkan pada keseimbangan antara peningkatan alokasi anggaran dengan upaya untuk memantapkan kesinambungan fiskal melalui pengingkatan penerimaan negara dan efisiensi belanja negara, serta dengan tetap mengupayakan penurunan defisit anggaran. Selama tahun 2015 DJA telah melaksanakan berbagai program dan kegiatan sebagaimana tertuang dalam peta strategis DJA Tahun 2015 yang diterjemahkan dalam Kontrak Kinerja DJA Tahun 2015 yang terdiri dari 16 Indikator Kinerja Utama (IKU). Dalam LAKIN DJA ini akan dijabarkan perbandingan antara realisasi pencapaian vii

8 IKU tahun 2015 dengan kontrak kinerja tahun 2015, serta beberapa kinerja lainnya yang telah dicapai oleh DJA. Dalam situasi dan kondisi perekonomian yang sangat fluktuatif, serta tuntutan masyarakat yang sangat dinamis, tugas pengelolaan anggaran negara dirasakan semakin penuh tantangan. Walaupun demikian, dengan dimotivasi oleh visi memacu pengelolaan APBN yang berkualitas untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan berkeadilan, aparatur DJA senantiasa berupaya untuk mengatasi segala tantangan tersebut, sehingga tugas yang diemban dapat diselesaikan sesuai dengan harapan. Akhir kata, semoga laporan kinerja ini dapat memenuhi harapan sebagai pertanggungjawaban kami kepada masyarakat atas mandat yang diemban dan kinerja yang telah ditetapkan dan sebagai pendorong peningkatan kinerja organisasi DJA. Direktur Jenderal Anggaran Askolani ASKOLANI Direktur Jenderal Anggaran viii

9 RINGKASAN EKSEKUTIF Dari 16 IKU, terdapat 13 IKU berstatus hijau (mencapai target), dan 3 IKU berstatus kuning (kurang dari target). IKU yang tidak memenuhi target meliputi: a) Akurasi perencanaan APBN, b) Indeks Kepuasan Pengguna Layanan, dan c) Indeks Kesehatan Organisasi. Laporan Kinerja DJA, merupakan perwujudan akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi DJA atas penggunaan anggarannya. Selain itu, Laporan Kinerja Direktorat merupakan wujud dari kinerja dalam pencapaian visi dan misi, sebagaimana yang dijabarkan dalam tujuan/sasaran strategis, yang mengacu kepada Rencana Strategis DJA Tahun Dalam rangka menghadapi perubahan kondisi perekonomian nasional yang cepat dan dinamis, DJA telah menetapkan Visi DJA yaitu Memacu pengelolaan APBN yang berkualitas untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan berkeadilan. Untuk mewujudkan visi tersebut, DJA mempunyai lima misi yaitu (1) memacu kualitas pengelolaan APBN dari perencanaan, penyusunan, hingga pelaporan; (2) menggunakan monitoring dan evaluasi secara efektif untuk meningkatkan kualitas perencanaan; (3) mendorong kerjasama dengan stakeholders dalam rangka pemberdayaan di keseluruhan proses; (4) terus-menerus meningkatkan kualitas sistem dan proses penganggaran; serta (5) membangun kapabilitas SDM dan organisasi internal. Dalam mencapai visi dan misi, DJA menetapkan tujuan strategis sebagaimana tertuang dalam arah kebijakan dan strategi DJA dalam Rencana Strategis DJA tahun yaitu meningkatkan kualitas perencanaan penganggaran dan membangun sistem Penerimaan Negara Bukan Pajak(PNBP) yang handal untuk optimalisasi penerimaan negara. Untuk menunjang pencapaian tujuan strategis tersebut, disusunlah Peta Strategi DJA berdasarkan sistem manajemen/pengelolaan kinerja berbasis balanced scorecard (BSC) yang terdiri dari empat perspektif yaitu stakeholder, customer,internal process dan learning and growth. Peta strategi tersebut terdiri dari 12 (dua belas ) sasaran strategis, 2 (dua) sasaran strategis diantaranya merupakan bagian dari stakeholder perspective, 2 (dua) sasaran strategis pada customer perspective, 4 (empat) sasaran strategis pada internal process dan 4 (empat) sasaran strategis learning and growth perspective. ix

10 Sasaran-sasaran strategis tersebut adalah sebagai berikut: (1) Perencanaan anggaran yang berkualitas, (1) Sistem pelayanan PNBP yang optimal, (2) Pemenuhan layanan publik, (3) Kepatuhan pengguna layanan yang tinggi, (4) Kebijakan penganggaran yang berkualitas, (5) Penyusunan perencanaan anggaran yang akurat, (6) Sistem penganggaran yang optimal, (7) Monitoring dan evaluasi yang efektif, (8) SDM yang kompetitif, (9) Organisasi yang kondusif, (10) Sistem informasi manajemen yang terintegrasi, dan (11) Pelaksanaan anggaran yang optimal. Penilaian terhadap keberhasilan atau kegagalan pencapaian sasaran strategis, diukur dengan Indikator Kinerja Utama (IKU). Kualitas IKU didasarkan pada kriteria SMART-C (Specific, Measureable, Agreeable, Realistic, Time-bounded dan Continuously Improved). Pada tahun 2015 telah dihasilkan 16 IKU pada level Direktorat Jenderal yang merupakan komitmen kinerja Direktur Jenderal Anggaran. Secara umum pencapaian IKU pada tahun 2015 sudah sesuai dengan target yang ditetapkan. Dari 16 IKU, terdapat 13 IKU berstatus hijau (mencapai target), dan 3 IKU berstatus kuning (kurang dari target). IKU yang tidak memenuhi target: (1) Akurasi Perencanaan APBN, (2) Indeks Kepuasan Pengguna Layanan, dan (3) Indeks Kesehatan Organisasi. Disamping memfokuskan pencapaian target-target kinerja, DJA juga melaksanakan target-target pekerjaan lain di luar IKU. Selama tahun 2015 terdapat beberapa keberhasilan pelaksanaan tusi (diluar IKU) yang cukup menonjol, antara lain pelaksanaan Pemilihan Pegawai terbaik DJA 2015, Lomba Inovasi, Lomba Poster dan Tagline DJA Anti Korupsi, serta DJA Menyapa. x

11 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI B. PERAN STRATEGIS C. SISTEMATIKA LAPORAN 1

12 A. LATAR BELAKANG Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206/PMK.01/2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang penganggaran. Dalam melaksanakan tugas tersebut, DJA dituntut untuk melaksanakannya dengan prudent, transparan, akuntabel, efektif, dan efisien sesuai dengan prinsip-prinsip good governance sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Salah satu azas penyelenggaraan good governance yang tercantum dalam Undang- Undang Nomor 28 Tahun 1999 adalah azas akuntabilitas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. Akuntabilitas tersebut salah satunya diwujudkan dalam bentuk penyusunan Laporan Kinerja. Laporan Kinerja(LAKIN) disusun sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban DJA dalam melaksanakan tugas dan fungsi selama tahun 2015 dalam rangka melaksanakan misi dan mencapai visi DJA. LAKIN DJA sebagai alat kendali dan pemacu peningkatan kinerja setiap unit organisasi di lingkungan DJA, serta sebagai salah satu alat untuk mendapatkan masukan bagi stakeholders demi perbaikan kinerja DJA. Selain untuk memenuhi prinsip akuntabilitas, Laporan Kinerja juga merupakan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. 2

13 B. TUGAS, FUNGSI, DAN STRUKTUR ORGANISASI Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206/PMK.01/2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan, dinyatakan bahwa DJA adalah salah satu unit eselon I yang melaksanakan sebagian fungsi dari Kementerian Keuangan. Sentral dari peran DJA tersebut terletak pada tugasnya untuk merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang penganggaran. Dalam melaksanakan tugas tersebut di atas, DJA menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: a. Perumusan kebijakan di bidang penganggaran; b. Pelaksanaan kebijakan di bidang penganggaran; c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penganggaran; d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang penganggaran; dan e. Pelaksanaan administrasi DJA. Adapun struktur organisasi DJA terdiri atas: a. Sekretariat Direktorat Jenderal; b. Direktorat Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; c. Direktorat Anggaran I; d. Direktorat Anggaran II; e. Direktorat Anggaran III; f. Direktorat Penerimaan Negara Bukan Pajak; g. Direktorat Sistem Penganggaran; dan h. Direktorat Harmonisasi Peraturan Penganggaran. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Anggaran Gambar 1.1 Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Anggaran Dirjen Anggaran Tenaga Pengkaji PNBP Sekretaris Ditjen Direktorat Anggaran I Direktorat Anggaran II Direktorat Anggaran III Direktorat Penyusunan APBN Direktorat Sistem Penganggaran Direktorat PNBP Direktorat HPP 3

14 C. PERAN STRATEGIS DJA mempunyai peran strategis yaitu merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang penganggaran serta melaksanakan pemungutan pendapatan dari sektor Penerimaan Negara Bukan Pajak. Peran ini sangat strategis mengingat kedua fungsi tersebut merupakan fungsi Menteri Keuangan selaku Chief of Financial Officer (CFO) yang salah satu fungsinya adalah menyusun rancangan APBN dan rancangan Perubahan APBN serta melaksanakan pemungutan pendapatan negara yang telah ditetapkan undangundang. Guna mewujudkan penganggaran yang berkualitas, DJA melaksanakan kegiatan pengelolaan Anggaran Belanja Pemerintah Pusat, penyusunan APBN, serta pengembangan sistem penganggaran. Dari sisi pelaksanaan pemungutan PNBP, DJA melaksanakan kegiatan merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) serta subsidi. Peran tersebut sejalan dengan sasaran yang hendak dicapai pemerintah melalui agenda prioritas Nawa Cita yang salah satunya adalah Mewujudkan kemandirian Ekonomi dengan Menggerakan Sektor-Sektor Strategis Ekonomi Domestik. Untuk mencapai sasaran tersebut, Kementerian Keuangan melakukan upaya penguatan kapasitas fiskal negara. Upaya ini bertujuan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan serta mendorong strategi industrialisasi dalam rangka transformasi ekonomi dengan tetap mempertahankan keberlanjutan fiskal melalui peningkatan mobilisasi penerimaan negara dan peningkatan kualitas belanja negara serta optimalisasi pengelolaan risiko pembiayaan utang. Guna mendukung upaya pencapaian sasaran Nawa Cita tersebut, DJA melaksanakan upaya peningkatan PNBP melalui pembangunan sistem Penerimaan Negara Bukan Pajak yang handal serta peningkatan kualitas belanja melalui perencanaan anggaran yang berkualitas. Upaya tersebut diterjemahkan ke dalam beberapa kegiatan sebagai berikut: a. Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), termasuk perubahannya; b. Pengalokasian anggaran Kementerian/ Lembaga; c. Optimalisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP); d. Penghitungan resource envelope untuk penetapan pagu anggaran; e. Penetapan Pagu Indikatif, Pagu Sementara dan Pagu Definitif; 4

15 f. Penetapan perubahan pagu anggaran bagi K/L terkait; dan g. Penyusunan dan harmonisasi kebijakan penganggaran. D. SISTEMATIKA LAPORAN Sistematika penyajian Laporan Kinerja DJA Tahun 2015 adalah sebagai berikut: 1. Pendahuluan Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued) yang sedang dihadapi organisasi. 2. Bab II Perencanaan Kinerja Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang bersangkutan. 3. Bab III Akuntabilitas Kinerja A. Capaian Kinerja Organisasi Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis Organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi. B. Realisasi Anggaran Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja. C. Kinerja Lainnya 4. Bab V Penutup Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya. 5. Lampiran Formulir Pengukuran Kinerja dan Perjanjian Kinerja DJA Tahun

16 BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS B. PENETAPAN/ PERJANJIAN KINERJA 6

17 A. RENCANA STRATEGIS Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 36/KMK.01/2014 tentang Cetak Biru Program Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan Tahun , DJA telah menetapkan visi yaitu: Memacu pengelolaan APBN yang berkualitas untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan berkeadilan. Untuk mewujudkan visi tersebut, DJA mempunyai lima misi DJA yaitu: 1. Memacu kualitas pengelolaan APBN dari perencanaan, penyusunan, hingga pelaporan; 2. Menggunakan monitoring dan evaluasi secara efektif untuk meningkatkan kualitas perencanaan; 3. Mendorong kerjasama dengan stakeholders dalam rangka pemberdayaan di keseluruhan proses; 4. Terus-menerus meningkatkan kualitas sistem dan proses penganggaran; dan 5. Membangun kapabilitas SDM dan organisasi internal. Sesuai dengan Rencana Strategis DJA, telah ditetapkan tujuan lima tahun ke depan dari tahun serta menggambarkan arah strategik organisasi, perbaikan-perbaikan yang ingin diciptakan sesuai dengan tugas dan fungsi, serta meletakkan kerangka prioritas untuk memfokuskan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan. Dalam mencapai visi dan misi, DJA menetapkan tujuan strategis sebagaimana tertuang dalam arah kebijakan dan strategi DJA dalam Rencana Strategis DJA tahun yaitu meningkatkan kualitas perencanaan penganggaran dan membangun sistem Penerimaan Negara Bukan Pajak(PNBP) yang handal untuk optimalisasi penerimaan negara. Tujuan DJA untuk periode tersebut dikelompokkan ke dalam 7 (tujuh) tema pokok sebagai berikut: 1. Pengelolaan Anggaran Belanja Pemerintah Pusat (ABPP); 2. Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan Belanja Subsidi dan Belanja Lain-lain (BSBL); 3. Penyusunan Rancangan APBN; 4. Pengelolaan PNBP dan Subsidi; 5. Pengembangan Sistem Penganggaran; 6. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya DJA; dan 7. Harmonisasi Peraturan Penganggaran. 7

18 B. PENETAPAN/ PERJANJIAN KINERJA Dalam rangka mencapai strategi organisasi dan meningkatkan kinerja, DJA juga telah melaksanakan penandatangan kontrak kinerja bagi semua pegawai. Kontrak kinerja merupakan dokumen kesepakatan antara pegawai dengan atasan langsung yang berisi pernyataan kesanggupan untuk mencapai IKU dengan target tertentu. Penyusunan kontrak kinerja dimulai dari level pejabat tertinggi sampai ke pelaksana berdasarkan tugas dan fungsi serta IKU yang cascade dari atasan. Peta Strategi Direktorat Jenderal Anggaran Pada tahun 2015, DJA menjadikan kontrak kinerja sebagai dokumen penetapan kinerja. Kontrak kinerja pejabat eselon I dan II berisikan Peta Strategi yang terdiri dari kumpulan beberapa sasaran strategis yang dikelompokkan dalam empat perspektif yaitu stakeholders, customers, internal process dan learning & growth. Sasaran strategis dirumuskan dari visi dan misi organisasi serta tugas dan fungsi utama unit kerja serta kondisi terkini organisasi. Gambar 2.1 Peta Strategi Direktorat Jenderal Anggaran Peta Strategi DJA 2015 memuat 12 Sasaran Strategis. Sasaran-sasaran strategis tersebut adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan anggaran yang berkualitas, 2. Sistem pelayanan PNBP yang optimal, 3. Pemenuhan layanan publik, 4. Kepatuhan pengguna layanan yang tinggi, 8

19 5. Kebijakan penganggaran yang berkualitas, 6. Penyusunan perencanaan anggaran yang akurat, 7. Sistem penganggaran yang optimal, 8. Monitoring dan evaluasi yang efektif, 9. SDM yang kompetitif, 10. Organisasi yang kondusif, 11. Sistem informasi manajemen yang terintegrasi, dan 12. Pelaksanaan anggaran yang optimal. Kemudian dari 14 IKU, ditetapkan pula target masing-masing IKU selama 2015 dengan rincian sebagai berikut: Target Indikator Kinerja Utama (IKU) Kemenkeu One Direktorat Jenderal Anggaran Tabel 2.1 Target Indikator Kinerja Utama (IKU) Kemenkeu One Direktorat Jenderal Anggaran No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) (4) Perencanaan anggaran yang berkualitas Sistem pelayanan PNBP yang optimal 1a-N Akurasi perencanaan APBN 95% 2a-N Persentase implementasi Single Source Database PNBP 3. Pemenuhan layanan publik 3a-N Indeks Kepuasan Pengguna Layanan Kepatuhan pengguna layanan yang tinggi Kebijakan penganggaran yang berkualitas Penyusunan perencanaan anggaran yang akurat Sistem penganggaran yang optimal Monitoring dan evaluasi yang efektif 4a-N 4b-N 5a-N 6a-CP 7a-N Persentase penyusunan KPJM oleh Penanggung Jawab Program Persentase satker yang menyampaikan capaian kinerja atas pelaksanaan RKA-K/L Persentase persetujuan atas rekomendasi harmonisasi peraturan/kebijakan bidang penganggaran Deviasi antara rencana dan realisasi penyerapan anggaran K/L 5% 3,97 (skala 5) 90% 75% 80% 15% Persentase penerapan arsitektur dan informasi 100% kinerja dalam RKA-K/L 7b-N Penyelesaian revisi anggaran yang tepat waktu 100% 8a-N 9. SDM yang kompetitif 9a-CP 10. Organisasi yang kondusif Sistem informasi manajemen yang terintegrasi Pelaksanaan anggaran yang optimal Persentase implementasi sistem reward dan punishment Persentase pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi jabatan 10a-CP Indeks Kesehatan Organisasi 100% 88% 68 Skala 100) 10b-CP Persentase Implementasi Inisiatif Transformasi Kelembagaan 85% 11a-N Persentase implementasi penelaahan RKA-K/L 60% online 11b-N Persentase implementasi penggunaan aplikasi SIMPONI 80% 12a-N Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja 95% 9

20 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI B. REALISASI ANGGARAN C. KINERJA LAIN-LAIN 10

21 A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI Pengukuran capaian kinerja DJA tahun 2015 dilakukan dengan cara membandingkan antara target (rencana) dan realisasi Indikator Kinerja Utama (IKU) pada masing-masing perspektif. Dari hasil pengukuran kinerja tersebut, diperoleh data bahwa capaian Nilai Kinerja Organisasi (NKO) DJA adalah sebesar 108,11. Nilai tersebut berasal dari capaian kinerja pada masing-masing perspektif sebagai berikut: a. Stakeholders perspective dengan bobot 25 %, capaian kinerja 107,47; b. Customers perspective dengan bobot 15 %, capaian kinerja 106,19; c. Internal process perspective dengan bobot 30%, capaian kinerja 111,20; dan d. Learning and growth perspective dengan bobot 30 %, capaian kinerja 106,52. 19% Perbandingan jumlah IKU berdasarkan indeks capaian 81% Selama tahun 2015, dari 16 IKU DJA, terdapat 13 IKU berstatus hijau dan 3 IKU berstatus kuning. Dari 16 IKU DJA tahun 2015, 13 telah tercapai (81%), sedangkan 3 IKU tidak tercapai yaitu: a. Akurasi Perencanaan APBN b. Indeks Kepuasan Pengguna Layanan. c. Indeks Kesehatan Organisasi. Adapun rincian capaian masing-masing IKU sebagaimana tabel dibawah ini: Capaian IKU Kemenkeu One DJA Tahun 2015 Kode SS/IK U Tabel 3.1 Capaian IKU Kemenkeu One DJA Tahun 2015 Sasaran Strategis/ Indikator Kinerja Utama Target 2015 Realisasi 2015 Nilai Stakeholder Perspective (25%) 108,11 1 Pengelolaan anggaran yang berkualitas 94,95 1a - N Akurasi perencanaan APBN 95,00% 90,20% 94,95 2 Sistem pelayanan PNBP yang optimal 120,00 2a - N Persentase implementasi Single Source Database PNBP 5,00% 24,60% 120,00 Customer Perspective (15%) 106,19 3 Pemenuhan layanan publik 99,75 3a N Indeks kepuasan pengguna layanan 3,97 3,96 99,75 4 Kepatuhan pengguna layanan yang tinggi 112,63 11

22 Capaian IKU Kemenkeu One DJA Tahun 2015 Kode SS/IK U Sasaran Strategis/ Indikator Kinerja Utama Target 2015 Realisasi 2015 Nilai 4a N 4b N Persentase penyusunan KPJM oleh Penanggung Jawab Program Persentase satker yang menyampaikan capaian kinerja atas pelaksanaan RKA-K/L 90,00% 100,00% 111,11 75,00% 85,31% 113,75 Internal Process Perspective (30%) 111,20 5 Kebijakan penganggaran yang berkualitas 120,00 5a N Persentase persetujuan atas rekomendasi harmonisasi peraturan bidang penganggaran 80,00% 99,38% 120,00 6 Penyusunan perencanaan anggaran yang akurat 120,00 6a CP Deviasi antara rencana dan realisasi penyerapan anggaran K/L 15,00% 10,76% 120,00 7 Sistem penganggaran yang optimal 104,79 7a N Persentase penerapan arsitektur dan informasi kinerja dalam RKA-K/L 100,00% 100,00% 100,00 7b N Penyelesaian revisi anggaran yang tepat waktu 100,00% 111,30% 111,30 8 Monitoring dan evaluasi yang efektif 100,00 8a N Implementasi sistem reward dan punishment 100,00% 100,00% 100,00 Learning and Growth Perspective (30%) 106,52 9 SDM yang kompetitif 110,97 9a N Persentase pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi jabatan 88,00% 97,65% 110,97 10 Organisasi yang kondusif 102,21 10a N Indeks Kesehatan Organisasi 68,00 64,00 94,12 10b N Persentase implementasi inisiatif Transformasi Kelembagaan 85,00% 100,00% 117,65 11 Sistem informasi manajemen yang terintegrasi 112,68 11a N Implementasi penelaahan RKA-K/L online 60,00% 63,21% 105,35 11b N Implementasi penggunaan aplikasi SIMPONI 80,00% 123,28% 120,00 12 Pelaksanaan anggaran yang optimal 100,22 12a N Persentase anggaran dan pencapaian output belanja 95,00% 95,21% 100,22 Nilai Kinerja Organisasi (NKO) 108,11 12

23 1. Pengelolaan anggaran yang berkualitas Kebijakan penganggaran merupakan kebijakan ekonomi yang ditempuh pemerintah dalam rangka mengarahkan kondisi perekonomian untuk menjadi lebih baik melalui aspek penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Kebijakan tersebut ditujukan untuk mewujudkan penganggaran yang berkualitas yang menerapkan prinsip kehati-hatian. Artinya, kebijakan yang diterbitkan konsisten sesuai peraturan perundang-undangan berdasarkan profesionalisme dan itikad baik mengacu kondisi perekonomian terkini guna mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan berkeadilan. Sasaran Strategis Pengelolaan Anggaran yang Berkualitas terdiri atas IKU Akurasi Perencanaan APBN dengan rincian target dan realisasi IKU sebagai berikut: Tabel 3.2 Capaian Sasaran Strategis Kebijakan Penganggaran yang Berkualitas Capaian IKU Kemenkeu One DJA Tahun 2015 Kode SS/IKU Sasaran Strategis/ Indikator Kinerja Utama Target 2015 Realisasi 2015 Nilai 1 Pengelolaan anggaran yang berkualitas 94,95 1a - N Akurasi perencanaan APBN 95,00% 90,20% 94,95 1a-N Akurasi Perencanaan APBN Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh DPR. APBN berisi daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana penerimaan dan pengeluaran negara selama satu tahun anggaran (1 Januari - 31 Desember). Perencanaan APBN yang berkualitas merupakan tujuan utama dari siklus penganggaran yang berawal dari perencanaan hingga pertanggungjawaban. Kualitas pengelolaan anggaran negara dapat diukur melalui perhitungan perkiraan besaran APBN yang tertuang dalam tabel I-account. Penganggaran yang berkualitas bisa dilihat dengan tingkat akurasi antara perencanaan dan realisasi. Tingkat akurasi perencanaan APBN adalah kesesuaian atau ketepatan antara angka exercise DJA yang disusun berdasarkan formula yang ditetapkan dan masukan-masukan dari stakeholders terkait, dengan angka realisasi 90,20% dari target sebesar 95% (indeks capaian 94,95). IKU ini mengukur akurasi perencanaan APBN yang terdiri atas: 1. Perencanaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP); 2. Perencanaan Belanja Pusat; dan 3. Perencanaan Pembiayaan. 13

24 IKU ini diukur dengan formula sebagai berikut: Perencanaan PNBP Belanja Pusat Perencanaan Pembiayaan [( ) x 25%] + [(Perencanaan ) x 50%] + [( Realisasi PNBP Realisasi Belanja Pusat Realisasi Pembiayaan ) x 25%] Dalam rangka mencapai IKU ini dalam DIPA DJA Tahun 2015 telah dialokasikan anggaran dalam rangka penyusunan kajian untuk perencanaan APBN dan modeling yang digunakan sebesar Rp Adapun realisasi atas pembiayaan pencapaian IKU ini sebesar Rp ,- (93,13%). Selanjutnya, rincian atas capaian IKU ini adalah sebagai berikut : Tabel 3.3 Capaian IKU Akurasi Perencanaan APBN URAIAN PNBP BELANJA PEMERINTAH PUSAT PEMBIAYAA N Capaian IKU Akurasi Perencanaan APBN Realisasi s.d. 31 Desember 2015 Rp253,7 T Rp1.173,4 T Rp291,9 T Pagu APBNP 2015 Rp269,1 T Rp1.319,5 Rp329,4 T Tingkat Akurasi 94,28% 88,93% 88,62% Bobot perhitungan 25% 50% 25% Nilai 23,57% 44,47% 22,16% Realisasi IKU 90,20% Target IKU 95,00% Indeks capaian IKU 94,95% IKU Akurasi Perencanaan APBN tahun 2015 memperoleh capaian sebesar 90,20%. Capaian ini tidak dapat memenuhi target yang telah ditetapkan sebesar 95,00%. Masalah utama yang menyebabkan ketidaktercapaian IKU ini adalah disebabkan karena pendapatan negara yang mengalami shortfall yang cukup besar sehingga menimbulkan pelebaran defisit anggaran. Kebijakan pelebaran defisit anggaran ini disebabkan karena rendahnya harga minyak ICP, lifting migas, serta realisasi PNBP lainnya dan target penerimaan pajak yang tidak tercapai. Disisi lain, belanja pemerintah pusat tetap dirancang tinggi untuk menjaga stimulus pembangunan. Untuk menutupi defisit tersebut, pemerintah mengeluarkan kebijakan pembiayaan untuk menutup defisit. Hal ini berdampak pada pembiayaan yang menjadi semakin besar dan berpengaruh terhadap akurasi perencanaan APBN. Capaian atas IKU ini sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal di luar pemerintah. Namun demikian, berbagai langkah telah dimitigasi oleh Direktorat Jenderal Anggaran pada tahun 2015 agar deviasi IKU tersebut dapat diminimalisasi, antara lain : 1. Menyempurnakan penyusunan model dan penajaman analisis sensitivitas terkait perencanaan APBNP 2015; 14

25 2. Monitoring secara intensif pelaksanaan APBNP 2015 dan menyusun opsiopsi kebijakan dalam rangka mitigasi risiko pelaksanaan APBN; dan 3. Melakukan rapat koordinasi secara berkala dalam rangka pengamanan pelaksanaan APBNP 2015 yaitu pertemuan bulanan Asset Liability Management (ALM), pertemuan bulanan/mingguan Tim Evaluasi dan Pengawasan Realisasi Anggaran (TEPRA), dan pertemuan bulanan/mingguan Cash Planning Information Network (CPIN). Grafik 3.1 Perkembangan IKU Akurasi perencanaan APBN 100 Perkembangan IKU Akurasi perencanaan APBN 90 95, , Target Realisasi 2. Sistem pelayanan PNBP yang optimal Dalam rangka mendukung optimalisasi penerimaan negara di bidang Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), DJA secara terus menerus berupaya memperbaiki sistem pengadministrasian penerimaan negara guna mewujudkan good governance serta memberikan pelayanan publik yang berkualitas. Langkah perbaikan sistem administrasi ditempuh melalui penerapan implementasi single source database PNBP dengan cara mengimplementasikan SIMPONI dan mengintegrasikannya dengan sistem informasi K/L atau pihak terkait lainnya. Implementasi single source database PNBP diharapkan dapat mempermudah dan menyederhanakan proses pengisian data, menghindari kemungkinan terjadinya human error, serta meningkatkan pelayanan dalam hal pembayaran. Selain itu, K/L memperoleh akses untuk melakukan monitoring, dan mendapatkan laporan realisasi PNBP secara realtime sesuai kewenangannya. Capaian Sasaran Strategis Sistem pelayanan PNBP yang Optimal Sasaran Strategis ini terdiri atas IKU Persentase Implementasi Single Source Database PNBP dengan rincian target dan realisasi IKU sebagai berikut: Tabel 3.4 Capaian Sasaran Strategis Sistem pelayanan PNBP yang Optimal Kode SS/IK U Sasaran Strategis/ Indikator Kinerja Utama 2 Sistem Pelayanan PNBP yang optimal Target 2015 Realisasi 2015 Nilai 2a - N Persentase Implementasi Single Source Database PNBP 5,00% 24,60%

26 2a-N Persentase Implementasi Single Source Database PNBP IKU Persentase Implementasi Single Source Database PNBP merupakan IKU baru dan telah sesuai dengan Renstra DJA tahun Perhitungan atas IKU Persentase Implementasi Single Source Database PNBP ini dilakukan sejak triwulan IV tahun Perubahan tersebut dituangkan dalam Addendum Kontrak Kinerja Nomor 2A/KK/2015 yang telah disetujui oleh Menteri Keuangan. IKU ini mengukur Persentase Implementasi Single Source Database PNBP yang terdiri atas: 1. Integrasi sistem pelayanan PNBP di K/L BUMN (sistem); 2. Terbentuknya database SDA Non Migas (perusahaan); dan 3. Monev capaian kinerja satker penyetor PNBP (satker). Selanjutnya, untuk menghitung capaian IKU ini dilakukan perhitungan sebagai berikut: Capaian IKU Implementasi Single Source Database PNBP A Tabel 3.5 Capaian IKU Persentase Implementasi Single Source Database PNBP Alat Ukur Integrasi sistem pelayanan PNBP di K/L dan BUMN (sistem) Target Tahun 2015 Realisasi Tahun 2015 Porsi Capaian Tahun 2015 Bobot Skor % 0,60 10,0% B C Terbentuknya database SDA nonmigas (perusahaan) Monev capaian kinerja satker penyetor PNBP (satker) % 0,30 13,8% % 0,10 0,8% Capaian IKU 24,6% Untuk mencapai IKU ini, pada tahun 2015 DJA telah melaksanakan beberapa kegiatan sebagai berikut: 1. Mengintegrasi 5 (lima) sistem pelayanan PNBP di K/L dan BUMN, diantaranya Bina Karantina Pertanian, Ditjen Bina Farmasi dan Alat Kesehatan, Kementerian Perhubungan, Ditjen HKI, Ditjen Administrasi Hukum Umum. 2. Membentuk database SDA Nonmigas sebanyak perusahaan. 3. Mempercepat proses interkoneksi antar sistem dengan Kementerian/Lembaga. 4. Menyelenggarakan sosialisasi SIMPONI kepada wajib bayar sektor SDA, khususnya SDA Non Migas di sektor Minerba. 5. Sosialisasi SIMPONI kepada Kementerian/Lembaga dan Wajib Bayar. Pada tahun 2016, untuk mendukung pencapaian IKU ini DJA akan melaksanakan beberapa rencana aksi sebagai berikut: 1. Penyusunan SOP Link yang mengatur peran masing-masing UIC 16

27 2. Uji coba penyetoran PNBP di 40 negara yang mempunyai bank persepsi 3. Bimtek kepada kanwil DJPBN dan Pemda. Dalam rangka mencapai IKU ini dalam DIPA DJA Tahun 2015 telah dialokasikan anggaran untuk koordinasi monitoring dan evaluasi SIMPONI yang telah terintegrasi dengan MPN G-2 sebesar Rp ,-. Adapun realisasi anggarannya sebesar Rp ,- (96,89%). \ 3. Pemenuhan Layanan Publik Adapun capaian IKU Jumlah Penerimaan PNBP hingga triwulan III terealisasi sebesar 46,18 triliun dari yang ditargetkam sebesar Rp33,49 triliun (Indeks Capaian IKU sebesar 120). Layanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Pemenuhan layanan publik diukur berdasarkan hasil survei kepuasan pelanggan oleh lembaga independen berdasarkan pemenuhan atas asas penyelenggaraan pelayanan publik sesuai Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, yaitu: (a) kepentingan umum; (b) kepastian hukum; (c) kesamaan hak; (d) keseimbangan hak dan kewajiban; (e) keprofesionalan; (f) partisipatif; (g) persamaan perlakuan/ tidak diskriminatif; (h) keterbukaan; (i) akuntabilitas; (j) fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan; (k) ketepatan waktu; dan (l) kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan. Sasaran Strategis Pemenuhan Layanan Publik diturunkan menjadi IKU Indeks Kepuasan Pengguna Layanan. Indeks Kepuasan Pengguna Layanan ini mengukur nilai kepuasan pelanggan atas layanan unggulan DJA terhadap pihak eksternal, yaitu: a. Pelayanan Penyelesaian Surat Pengesahan DIPA; b. Pelayanan Penyelesaian Revisi Anggaran di DJA; c. Pelayanan Penyelesaian Standar Biaya Keluaran (SBK); d. Pelayanan Penyusunan Konsep Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Jenis dan Tarif atas Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) atau Revisi yang Berlaku Bagi Kementerian/Lembaga; dan e. Sistem Penerimaan PNBP Online (SIMPONI). Capaian Sasaran Strategis Pemenuhan Layanan Publik Kode SS/IK U Tabel 3.6 Capaian Sasaran Strategis Pemenuhan Layanan Publik Sasaran Strategis/ Indikator Kinerja Utama 3 Pemenuhan layanan publik Target 2015 Realisasi 2015 Nilai 3a - N Indeks Kepuasan Pengguna Layanan 3,97 3,96 99,75 17

28 3a-N Indeks Kepuasan Pengguna Layanan Indeks Kepuasan Pengguna Layanan merupakan nilai kepuasan pelanggan atas layanan unggulan Kemenkeu terhadap pihak eksternal. Data capaian Indeks Kepuasan Pengguna Layanan untuk unit Eselon I diperoleh dari survei independen yang dikoordinasikan oleh Biro Organta. Lingkup survei adalah pelanggan atas seluruh layanan unggulan DJA kepada pihak eksternal. Dari hasil survei kepuasan pengguna layanan DJA tahun 2015 yang dilakukan Universitas Gadjah Mada (UGM) dapat diinformasikan bahwa Indeks Kepuasan Pengguna Layanan DJA pada tahun 2015 memperoleh skor 3,96 (skala 5). Adapun jenis layanan yang disurvei untuk DJA tahun 2015 sebanyak 5 (lima) layanan unggulan dengan indeks kepuasan masing-masing sebagai berikut: Tabel 3.7 Skor Kepuasan Pengguna Layanan DJA Menurut Jenis Layanan Skor Kepuasan Pengguna Layanan DJA Menurut Jenis Layanan No. 1 Jenis Layanan Pengesahan DIPA Aspek Layanan (Spesifik) Jangka waktu penyelesaian penetapan DIPA oleh DJA sesuai tanggal penetapan Indeks 3,92 2 Penyelesaian Revisi DIPA (Non-APBNP) Revisi anggaran yang diproses di DJA yang memerlukan penelaahan dapat diselesaikan selambatnya 5(lima) hari kerja sejak data dinyatakan lengkap dan benar Revisi anggaran yang diproses di DJA yang tidak memerlukan penelaahan dapat diselesaikan selambatnya 1 (satu) hari kerja sejak data dinyatakan lengkap dan benar 3,86 3,62 3 Penyelesaian Usulan SBK Usulan Standar Biaya Keluaran (SBK) dapat diselesaikan pada Minggu Ke-2 Juni dengan Peraturan Menteri Keuangan 3,64 4 Penyusunan Konsep RPP tentang Jenis dan Tarif PNBP Penyusunan konsep RPP tentang jenis dan tarif PNBP dapat diselesaikan selambatnya 37 hari kerja sejak dokumen pendukung dinyatakan lengkap dan benar 3,26 5 Layanan SIMPONI Pembayaran/penyetoran PNBP dengan menggunakan SIMPONI dapat dilakukan dengan mudah/praktis dan cepat Pembayaran/penyetoran PNBP dengan menggunakan SIMPONI dapat dilakukan dengan aman 3,41 3,60 SIMPONI dapat diakses 24 jam 3,81 Kode Billing yang diterbitkan SIMPONI dapat ditransaksikan di channel pembayaran bank/pos persepsi (ATM, EDC, internet banking) selama 24 jam 3,74 18

29 No. Jenis Layanan Aspek Layanan (Spesifik) Indeks Para pejabat/pelaksana yang terkait melaksanakan tugas sesuai pedoman aturan 4,02 6 Pertanyaan Umum Para pejabat/pelaksana yang terkait dalam pelaksanaan tugas, tidak bersedia menerima pemberian/imbalan di luar aturan dari pengguna layanan DJA membantu pengguna layanan yang mengalami kendala dalam aplikasi Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Lembaga (RKA-K/L)/DIPA karena perubahan nomenklatur satuan kerja 4,18 3,94 Indeks Kepuasan Pengguna Layanan DJA ,96 Indeks Kepuasan Pengguna Layanan Kemenkeu ,08 Pada tahun 2015, DJA memperoleh nilai indeks kepuasan pengguna layanan sebesar 3,96. Capaian ini lebih rendah dari target yang telah ditetapkan sebesar 3,97 (indeks capaian 99,75) Pada tahun 2015, DJA telah merumuskan langkah-langkah perbaikan untuk meningkatkan kepuasan pengguna layanan DJA, antara lain perbaikan proses bisnis, peningkatan kapasitas SDM, dan penyediaan ruang pertemuan yang representatif. Selain itu, pada tahun 2015 DJA menambahkan 1 (satu) layanan baru sebagai layanan yang menjadi objek survei, yaitu Sistem Penerimaan PNBP Online (SIMPONI) sebagai upaya untuk memperbaiki sistem pengadministrasian penerimaan negara guna mewujudkan good governance yang berkualitas. Ketidaktercapaian target indeks kepuasan pengguna layanan ini dimungkinkan karena adanya perbedaan persepsi terutama kelengkapan dan kebenaran dokumen pendukung yang disampaikan K/L kepada DJA, seperti penyelesaian revisi DIPA dan penyelesaian RPP Jenis dan Tarif PNBP. Selain itu, belum adanya sistem untuk memonitor tahapan proses penyelesaian layanan yang sedang dilalui juga menjadi salah satu faktor yang dapat mengurangi kepuasan pengguna layanan. Pada tahun 2016, DJA akan merumuskan langkah-langkah perbaikan untuk meningkatkan kepuasan pengguna layanan DJA melalui perbaikan SOP Layanan Unggulan, pembuatan maklumat layanan, dan pembuatan sistem monitoring proses penyelesaian layanan unggulan di DJA. 19

30 Perkembangan Indeks Kepuasan Pengguna Layanan terhadap Kinerja Layanan DJA Grafik 3.2 Perkembangan Indeks Kepuasan Pengguna Layanan terhadap Kinerja Layanan DJA 4 3,9 3,8 3,79 3,81 3,87 3,88 3,97 3,96 3, Kepatuhan Pengguna Layanan yang Tinggi Sebagai pengelola anggaran negara, DJA memiliki ekspektasi terhadap pengguna layanan agar patuh terhadap berbagai peraturan dan kebijakan yang ditetapkan dalam bidang penganggaran. Untuk itu, DJA berkepentingan agar setiap peraturan dan kebijakan di bidang penganggaran yang diinisiasi langsung DJA dapat dipatuhi dan diimplementasikan Kementerian Negara/Lembaga. Dalam rangka mewujudkan hal di atas, disusunlah Sasaran Strategis yang dimaksudkan untuk memenuhi keinginan tersebut. Sasaran Strategis ini diterjemahkan dalam IKU Persentase Penyusunan KPJM oleh Penanggung Jawab Program dan IKU Persentase Satker yang Menyampaikan Capaian Kinerja atas Pelaksanaan RKA-K/L. Capaian Sasaran Strategis Kepatuhan Pengguna Layanan yang Tinggi Kode SS/IK U Tabel 3.8 Capaian Sasaran Strategis Kepatuhan Pengguna Layanan yang Tinggi Sasaran Strategis/ Indikator Kinerja Utama Target 2015 Realisasi 2015 Nilai 4 Kepatuhan Pengguna Layanan yang Tinggi 112,63 4a - N 4b - N Persentase penyusunan KPJM oleh Penanggung Jawab Program Persentase satker yang menyampaikan capaian kinerja atas pelaksanaan RKA-K/L 90,00% 100,00% 111,11 75,00% 85,31% 113,75 4a-N Persentase penyusunan KPJM oleh Penanggung Jawab Program Sesuai amanat paket perundang-undangan di bidang keuangan negara (Undangundang Nomor 17 Tahun 2003, Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004, dan Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004) pengelolaan keuangan negara sejak tahun 2005 mengalami perubahan yang cukup mendasar. Terutama di sisi pendekatan penganggarannya yaitu penerapan anggaran terpadu, pendekatan penyusunan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM), dan pendekatan penyusunan penganggaran berbasis kinerja. Pembaharuan sistem penganggaran ini diharapkan dapat memperbaiki kualitas belanja negara menjadi lebih efektif, efisien, transparan, dan akuntabel. KPJM adalah pendekatan penyusunan anggaran berdasarkan kebijakan, dengan pengambilan keputusan terhadap kebijakan tersebut dilakukan dalam perspektif 20

31 lebih dari satu tahun anggaran. Hal tersebut ditempuh dengan mempertimbangkan implikasi biaya keputusan yang bersangkutan pada tahun berikutnya yang dituangkan dalam sebuah prakiraan maju. Dalam prakteknya, KPJM berisi proyeksi pengeluaran untuk tahun berikutnya, sebagai bentuk penuangan rencana fiskal tahunan, yang disertai dengan prakiraan maju tiga tahun berikutnya (sebagai dasar proyeksi jangka menengah). Dalam rangka mengimplementasikan harapan tersebut, IKU Persentase Penyusunan KPJM oleh Penanggung Jawab Program dimaksudkan dapat mengawal maksud reformasi di bidang penganggaran. IKU ini disusun untuk mengukur kepatuhan penanggungjawab program dalam menyusun rencana kerja pemerintah jangka menengah sebagaimana yang dituangkan ke dalam aplikasi RKA-K/L. Untuk mengukur tingkat capaian IKU ini, ditetapkan formula sebagai berikut: Penanggung jawab program yang mengisi alokasi pada kolom KPJM K/L Realisasi IKU ini pada tahun 2015 yaitu 100,00% dengan target 90,00% sehingga diperoleh indeks capaian sebesar 111,11 dengan rincian masing-masing persentase capaian per unit adalah sebagai berikut: Tabel 3.9 Capaian IKU Persentase Penyusunan KPJM oleh Penanggung Jawab Program Capaian IKU IKU Persentase Penyusunan KPJM oleh Penanggung Jawab Program No Unit Penanggung jawab Program yang telah mengisi KPJM 1 Direktorat Anggaran I 100% 2 Direktorat Anggaran II 100% 3 Direktorat III Anggaran 100% Total 100% Perkembangan Indeks Persentase penyusunan KPJM oleh Penanggung Jawab Program Grafik 3.3 Perkembangan Indeks Persentase penyusunan KPJM oleh Penanggung Jawab Program ,77 82, target realisasi 21

32 Pada tahun 2015, DJA telah melakukan upaya untuk mencapai target ini, yaitu melalui bimtek reviu KPJM serta mengingatkan K/L untuk mengisi form KPJM pada aplikasi RKA-K/L sesuai PMK 143/PMK.02/2015 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKA-K/L dan Pengesahan DIPA. Dalam rangka mencapai IKU ini dalam DIPA DJA Tahun 2015 telah dialokasikan anggaran dalam rangka bimtek ke K/L dengan tema KPJM sebesar Rp ,- Realisasi penyerapan dana atas pencapaian IKU ini sebesar Rp ,- (98,94%). 4b-N Persentase satker yang menyampaikan capaian kinerja atas pelaksanaan RKA-K/L Dari total penanggung jawab program sebanyak 225, semua telah mengisi alokasi pada kolom KPJM Aplikasi RKA-K/L. Meskipun IKU ini sudah mencapai 100%, namun terdapat hal perlu mendapat perhatian yaitu satuan kerja K/L masih belum menyusun KPJM secara benar. Hal ini berimplikasi pada penyusunan KPJM yang belum mencerminkan kualitas KPJM yang diharapkan. Kebenaran penyusunan KPJM sangat menentukan kualitas perencanaan penganggaran. Angka yang dituangkan sebagai KPJM tersebut menjadi salah satu bahan dalam penyusunan ancar-ancar pengeluaran sehingga dapat disusun indikasi pendanaan yang realistis guna kesinambungan pembiayaan pembangunan. Selanjutnya, dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan kualitas penyusunan KPJM ini, DJA pada masa mendatang akan melaksanakan asistensi atas KPJM yang disusun K/L dalam RKA-K/L pada saat penelaahan alokasi anggaran dengan menambahkan kriteria kegiatan yang bersifat multiyears. IKU ini mengukur kualitas pengisian capaian kinerja oleh satker melalui aplikasi Sistem Monitoring dan Evaluasi Kinerja Terpadu (SMART) sebagai alat monitoring capaian kinerja pada setiap K/L yaitu: a. kualitas data baik, tidak ada data anomali atas pengisian capaian kinerja b. pengisian capaian kinerja sekurang-kurangnya dilakukan 2 kali dalam setahun Untuk mengukur tingkat capaian IKU ini, ditetapkan formula sebagai berikut: Rata -rata Satker yang menginput capaian kinerja melalui Aplikasi e-monev per K/L K/L Pada tahun 2015, untuk mencapai target IKU ini, DJA telah melaksanakan upaya sebagai berikut: 1. Bimbingan teknis penganggaran di Bandung, Solo, Palembang, dan Jogjakarta. 2. Workshop pengisian capaian kinerja pada aplikasi SMART di 45 kota. 3. Sosialisasi Peraturan Menteri Keuangan Nomor 249/PMK.02/2011 Tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Pelaksanaan RKA-K/L dan workshop aplikasi SMART di 2 provinsi. 22

33 4. Monev pengisian capaian kinerja ke satker di lingkungan Kementerian Agama, Kementerian Hukum dan HAM, dan Kementerian Pertahanan di 16 provinsi. Dalam rangka mencapai IKU ini dalam DIPA DJA Tahun 2015 telah dialokasikan anggaran dalam rangka monev satker terkait pengisian capaian kinerja melalui aplikasi SMART sebesar Rp ,-. Realisasi penyerapan dana atas pencapaian IKU ini sebesar Rp ,- (94,50%). Pada tahun 2015, rata-rata persentase satker yang menyampaikan capaian kinerja atas pelaksanaan RKA-K/L dari 87 K/L sebesar 85,31% dari target sebesar 75% (indeks capaian 113,75) dengan rincian sebagai berikut: Daftar Partisipasi Penyampaian Capaian Kinerja RKA-K/L Kementerian Lembaga tahun 2015 Tabel 3.10 Daftar Partisipasi Penyampaian Capaian Kinerja RKA-K/L Kementerian Lembaga tahun 2015 Kode K/L Nama K/L Jumlah Satker Partisipasi Setahun Persentase Partisipasi Setahun (%) 1 Majelis Permusyawaratan Rakyat Dewan Perwakilan Rakyat Badan Pemeriksa Keuangan Mahkamah Agung ,15 6 Kejaksaan Republik Indonesia ,56 7 Kementerian Sekretariat Negara ,86 10 Kementerian Dalam Negeri ,55 11 Kementerian Luar Negeri ,47 12 Kementerian Pertahanan Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia RI ,67 15 Kementerian Keuangan ,24 18 Kementerian Pertanian ,19 19 Kementerian Perindustrian ,14 20 Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral ,89 22 Kementerian Perhubungan ,5 23 Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan ,97 24 Kementerian Kesehatan ,99 25 Kementerian Agama ,45 26 Kementerian Ketenagakerjaan ,94 27 Kementerian Sosial Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kementerian Kelautan Dan Perikanan ,46 Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan 33 Rakyat ,39 Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum Dan 34 Keamanan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

34 Kode K/L Nama K/L 24 Jumlah Satker Partisipasi Setahun Persentase Partisipasi Setahun (%) Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan ,67 Manusia Dan Kebudayaan 40 Kementerian Pariwisata ,7 41 Kementerian Badan Usaha Milik Negara Kementerian Riset, Teknologi Dan Pendidikan ,89 Tinggi 43 Kementerian Lingkungan Hidup ,05 Kementerian Koperasi Dan Pengusaha Kecil Dan 44 Menengah ,13 Kementerian Pemberdayaan Perempuan Dan 47 Perlindungan Anak ,07 Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Dan 48 Reformasi Birokrasi Badan Intelijen Negara Lembaga Sandi Negara Dewan Ketahanan Nasional Badan Pusat Statistik ,88 55 Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Agraria Dan Tata Ruang/BPN ,41 57 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Kementerian Komunikasi Dan Informatika Kepolisian Negara Republik Indonesia ,66 63 Badan Pengawas Obat Dan Makanan Lembaga Ketahanan Nasional Badan Koordinasi Penanaman Modal Badan Narkotika Nasional Kementerian Desa, Pembangunan Daerah 67 Tertinggal Dan Transmigrasi ,67 Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana 68 Nasional ,86 74 Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Badan Meteorologi, Klimatologi Dan Geofisika ,91 76 Komisi Pemilihan Umum ,52 77 Mahkamah Konstitusi RI Pusat Pelaporan Dan Analisis Transaksi Keuangan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ,08 80 Badan Tenaga Nuklir Nasional Badan Pengkajian Dan Penerapan Teknologi ,74 82 Lembaga Penerbangan Dan Antariksa Nasional Badan Informasi Geospasial Badan Standardisasi Nasional Badan Pengawas Tenaga Nuklir Lembaga Administrasi Negara Arsip Nasional Republik Indonesia Badan Kepegawaian Negara

35 Kode K/L Nama K/L Jumlah Satker Partisipasi Setahun Persentase Partisipasi Setahun (%) 89 Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan Kementerian Perdagangan Kementerian Perumahan Rakyat ,5 92 Kementerian Pemuda Dan Olah Raga Komisi Pemberantasan Korupsi Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Komisi Yudisial RI Badan Nasional Penanggulangan Bencana Badan Nasional Penempatan Dan Perlindungan ,71 Tenaga Kerja Indonesia 105 Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 107 Badan SAR Nasional Komisi Pengawas Persaingan Usaha Badan Pengembangan Wilayah Suramadu Ombudsman Republik Indonesia Badan Nasional Pengelola Perbatasan Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan Bebas Batam 113 Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Sekretariat Kabinet Badan Pengawas Pemilihan Umum Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik 116 Indonesia Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik 117 Indonesia ,67 Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas 118 & Pelabuhan Bebas Sabang Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Total ,31 Pada tahun mendatang, DJA akan melakukan beberapa upaya perbaikan untuk meningkatkan partisipasi satker dalam menyampaikan capaian kinerjanya. Beberapa langkah yang akan ditempuh meliputi: 1. Melakukan revisi Peraturan Menteri Keuangan Nomor 249/PMK.02/2011 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Pelaksanaan RKA-K/L. 2. Menyusun MoU dengan DJPBN untuk pembuatan aplikasi SPOC. 3. Sosialisasi dan workshop pengisian output kepada satker. Penyampaian capaian kinerja atas pelaksanaan RKA-K/L penting mengingat hasil monev digunakan sebagai dasar merumuskan rekomendasi atas kebijakan penganggaran supaya lebih optimal. 25

36 5. Kebijakan penganggaran yang berkualitas Kebijakan penganggaran yang berkualitas adalah kebijakan yang berimplikasi pada penyusunan dan pengelolaan anggaran kementerian/lembaga yang merupakan hal mendasar yang perlu diwujudkan agar keseluruhan program kerja pemerintah dapat berjalan optimal. Dalam rangka mewujudkan hal ini, disusunlah Sasaran Strategis yang dimaksudkan untuk memenuhi keinginan tersebut. Sasaran Strategis itu diterjemahkan dalam IKU Persentase persetujuan atas rekomendasi harmonisasi peraturan bidang penganggaran. Capaian Sasaran Strategis Kebijakan penganggaran yang berkualitas Kode SS/IK U Tabel 3.11 Capaian Sasaran Strategis Kebijakan penganggaran yang berkualitas Sasaran Strategis/ Indikator Kinerja Utama Target 2015 Realisasi 2015 Nilai 5 Kebijakan penganggaran yang berkualitas 120,00 5a - N Persentase persetujuan atas rekomendasi harmonisasi peraturan bidang penganggaran 80 99,38 120,00 5a-N Persentase persetujuan atas rekomendasi harmonisasi peraturan bidang penganggaran IKU ini mengukur kualitas rekomendasi DJA kepada Menteri Keuangan dalam penyelesaian harmonisasi peraturan/kebijakan bidang penganggaran yang diusulkan oleh K/L (pihak luar DJA). Untuk mengukur capaian IKU tersebut, ditetapkan formula sebagai berikut: Jumlah rekomendasi DJA yang disetujui Menteri Keuangan Jumlah rekomendasi DJA yang disampaikan kepada Menteri Keuangan x 100% Pada tahun 2015, untuk mencapai IKU tersebut, DJA telah melaksanakan kajian yang mendalam atas usulan yang diajukan K/L serta berkoordinasi dengan pihakpihak terkait. Selama tahun 2015, jumlah rekomendasi yang disampaikan kepada Menteri Keuangan berjumlah 71 rekomendasi. Dari total tersebut, sebanyak 70 rekomendasi tidak disetujui oleh Menteri Keuangan, sehingga persentase persetujuan atas rekomendasi harmonisasi peraturan bidang penganggaran sebesar 99,38% (indeks capaian 120). Dalam rangka mencapai IKU ini dalam DIPA DJA Tahun 2015 telah dialokasikan anggaran dalam rangka penyusunan rekomendasi harmonisasi peraturan di bidang penganggaran (lingkup jaminan sosial, remunerasi, PNBP dan K/L) sebesar Rp Realisasi penyerapan dana atas pencapaian IKU ini sebesar Rp ,- (95,02%). Pada tahun mendatang, DJA akan melakukan beberapa upaya perbaikan untuk mempertahankan serta meningkatkan persentase persetujuan atas rekomendasi harmonisasi peraturan bidang penganggaran dengan melengkapi analisis/ kajian dengan data referensi yang lebih mendalam serta merumuskan rekomendasi baru yang lebih komprehensif. 26

37 6. Penyusunan perencanaan anggaran yang akurat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh DPR. APBN berisi daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana penerimaan dan pengeluaran negara selama satu tahun anggaran (1 Januari sampai dengan 31 Desember). Perencanaan APBN yang berkualitas merupakan tujuan utama dari siklus penganggaran yang berawal dari perencanaan hingga pertanggungjawaban. Kualitas pengelolaan anggaran negara dapat diukur salah satunya melalui tingkat deviasi antara rencana pembelanjaan pemerintah yang ditetapkan dengan realisasinya pada waktu tertentu. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA- K/L), terutama rencana penyerapan dana setiap bulan oleh seluruh K/L (yang nantinya dituangkan ke dalam DIPA), menjadi indikator seberapa jauh K/L menyusun rencana kegiatan dan penganggaran yang benar-benar berkualitas sesuai ketentuan yang berlaku. Berkenaan dengan hal tersebut, pada Sasaran Strategis ini disusun IKU yang diharapkan bisa indikator untuk mengukur perencanaan anggaran yang akurat yaitu IKU Deviasi antara Rencana dan Realisasi Penyerapan Anggaran K/L. Tabel 3.12 Capaian Sasaran Strategis Penyusunan Perencanaan Anggaran yang Akurat Capaian Strategis Penyusunan perencanaan anggaran yang akurat Kode SS/IK U Sasaran Strategis/ Indikator Kinerja Utama 6 Penyusunan perencanaan anggaran yang akurat 6a - CP Deviasi antara Rencana dan Realisasi Penyerapan Anggaran K/L Target 2015 Realisasi 2015 Nilai 15,00% 10,76% 120 6a-CP Deviasi antara Rencana dan Realisasi Penyerapan Anggaran K/L IKU ini mengukur deviasi antara rencana penyerapan dana yang akan dibelanjakan seluruh K/L sebagaimana yang tertuang pada halaman III DIPA (berdasarkan pagu APBN-P) pada setiap bulan dengan realisasi penyerapan belanja negara dalam DIPA K/L (sesuai SP2D yang telah diterbitkan oleh KPPN). Mengingat IKU ini mengukur perencanaan anggaran dan realisasi penyerapan dana, maka DJA ditunjuk menjadi Unit in Charge (UIC) atas tercapainya target yang dicanangkan untuk IKU tersebut. Adapun formula perhitungan IKU ditetapkan sebagai berikut : [Rencana Penarikan Dana - Realisasi Penyerapan Anggaran] x 100% Rencana Penarikan Dana Pada tahun 2015 ditetapkan target deviasi antara rencana dan realisasi penyerapan anggaran K/L sebesar 15%. Selanjutnya, berdasarkan realisasi 27

38 pengeluaran SP2D hingga 31 Desember 2015 yang diterbitkan Ditjen Perbendaharaan diperoleh capaian deviasi selama tahun 2015 sebesar 10,76% sehingga indeks capaian IKU sebesar 120. Adapun rincian detil target dan realisasi per triwulan sebagai berikut : Tabel 3.13 Perbandingan Target dan Capaian IKU Deviasi antara Rencana dan Realisasi Penyerapan Anggaran K/L Capaian IKU Deviasi antara Rencana dan Realisasi Penyerapan Anggaran K/L Target/ Realisasi Q1 Q2 Q3 Q4 Y-2015 a. Target 15,00% 15,00% 15,00% 15,00% 15,00% b. Realisasi 5,55% 14,54% 20,01% 3,02% 10,76% Indeks 163,30 103,06 66,63 179,86 128,27 Dalam rangka mencapai IKU ini dalam DIPA DJA Tahun 2015 telah dialokasikan anggaran dalam rangka monev tingkat pusat K/L sebesar Rp ,- Realisasi penyerapan dana atas pencapaian IKU ini sebesar Rp1, ,- (92,14%). DJA telah berupaya untuk mengurangi deviasi antara rencana dan realisasi penyerapan anggaran K/L salah satunya dengan melakukan sosialisasi Peraturan Menteri Keuangan Nomor 277/PMK.05/2014 tentang Rencana Penarikan Dana, Rencana Penerimaan Dana dan Perencanaan Kas. Melalui sosialisasi ini diharapkan penyusunan rencana penyerapan (Halaman III DIPA) dalam hal ini Rencana Penarikan Dana (RPD) oleh K/L/Satker sesuai dengan RKA-K/L (lebih akurat). 7. Kebijakan sistem penganggaran yang optimal Proses penganggaran dimulai dari tahap penyusunan anggaran, pengesahan, pelaksanaan hingga pertanggungjawaban anggaran dengan menggunakan pendekatan penganggaran berbasis kinerja, sehingga pengelolaan penganggaran menjadi efisien, transparan, fleksibel, dan akuntabel. Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK) adalah penganggaran yang disusun dengan orientasi output. Sistem ini menitikberatkan pada segi penatalaksanaan sehingga selain efisiensi penggunaan dana juga hasil kerjanya diperiksa. Jadi, tolok ukur keberhasilan sistem anggaran ini adalah performance atau prestasi dari tujuan atau hasil anggaran dengan menggunakan dana secara efisien. Dengan membangun suatu sistem penganggaran yang dapat memadukan perencanaan kinerja dengan anggaran tahunan akan terlihat adanya keterkaitan antara dana yang tersedia dengan hasil yang diharapkan. Berkenaan dengan hal tersebut, pada Sasaran Strategis ini disusun IKU Persentase Penerapan Arsitektur dan Informasi Kinerja dalam RKA-K/L dan IKU Penyelesaian Revisi Anggaran yang Tepat Waktu. 28

39 Tabel 3.14 Capaian Sasaran Strategis Kebijakan sistem penganggaran yang optimal Capaian Strategis Kebijakan sistem penganggaran yang optimal Kode SS/IK U Sasaran Strategis/ Indikator Kinerja Utama 7 Kebijakan sistem penganggaran yang optimal 7a N Persentase penerapan arsitektur dan informasi kinerja dalam RKA-K/L Target 2015 Realisasi 2015 Nilai 100,00% 100,00% 100,00 7b N Penyelesaian revisi anggaran yang tepat waktu 100,00% 111,30% 111,30 7a-N Persentase penerapan arsitektur dan informasi kinerja dalam RKA-K/L Arsitektur dan Informasi Kinerja (ADIK) dalam RKA-K/L merupakan tahapan penting yang perlu diwujudkan sebagai dasar untuk mengimplementasikan penganggaran berbasis kinerja. IKU ini mengukur persentase penanggungjawab program yang menerapkan arsitektur dan informasi kinerja dalam RKAK/L sesuai ketentuan yang telah ditetapkan (saat ini menggunakan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 136/PMK.02/2014 Lampiran V). IKU ini bertujuan untuk mengukur kepatuhan K/L dalam menerapkan Arsitektur dan Informasi Kinerja dalam RKA K/L. Adapun formula perhitungan IKU ditetapkan sebagai berikut: Penanggung jawab program yang menerapkan ADIK dalam RKA-K/L x 100% Penanggung jawab program Formula IKU Persentase penerapan arsitektur dan informasi kinerja dalam RKA-K/L Pada tahun 2015, capaian atas IKU Persentase Penerapan Arsitektur Dan Informasi Kinerja dalam RKA-K/L sebesar 100%, sesuai dengan target yang telah ditetapkan sebesar 100% (indeks capaian 100). Adapun rincian atas capaian IKU ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.15 Capaian IKU Persentase penerapan arsitektur dan informasi kinerja dalam RKA-K/L Penanggung jawab program yang menerapkan ADIK dalam RKA-K/L 87 Capaian IKU Persentase penerapan arsitektur dan informasi kinerja dalam RKA-K/L Penanggung jawab program 87 Persentase (%) 100 Dalam rangka mencapai IKU ini dalam DIPA DJA Tahun 2015 telah dialokasikan anggaran dalam rangkasosialisasi peraturan terkait penerapan ADIK dalam RKA- K/L sebesar Rp ,-. Realisasi atas pencapaian IKU ini sebesar Rp ,- (88,73%). Pada tahun 2015, dalam rangka mencapai target penerapan arsitektur dan informasi kinerja dalam RKA-K/L, DJA telah melaksanakan sosialisasi, workshop, dan pendampingan kepada K/L terkait konsep ADIK pada RKA-K/L. Selain itu DJA juga telah menyampaikan surat permintaan kepada K/L terkait usulan konsep ADIK pada RKA-K/L TA Pada tahun mendatang, untuk meningkatkan kualitas penerapan ADIK pada RKA-K/L, DJA akan melakukan reviu atas hasil konsep ADIK serta sosialisasi kepada para K/L atas reviu hasil konsep ADIK. 29

40 7b-N Penyelesaian revisi anggaran yang tepat waktu Revisi Anggaran adalah perubahan Rincian Anggaran Belanja Pemerintah Pusat yang telah ditetapkan berdasarkan APBN Tahun Anggaran 2015 dan disahkan dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Tahun Anggaran Revisi DIPA dimaksudkan untuk melakukan perubahan dan/atau pergeseran rincian anggaran pada DIPA tahun berjalan. Perubahan-perubahan tersebut dapat berupa perubahan pagu, perubahan kegiatan, output, sub output, komponen, sub komponen, akun dan informasi lain dalam format DIPA. Revisi anggaran dilakukan dengan memperhatikan ketentuan mengenai tata cara revisi anggaran sebagaimana diatur dalam PMK No. 140/PMK.02 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 257/PMK.02/2014 Tentang Tata Cara Revisi Anggaran Tahun Anggaran Formula IKU Penyelesaian revisi anggaran yang tepat waktu Sesuai standar pelayanan penyelesaian revisi anggaran Non APBN-P pada DJA, yang ditetapkan melalui Keputusan Dirjen Anggaran Nomor KEP-28/AG/2014, jangka waktu penyelesaian usulan revisi ditetapkan 5 (lima) hari kerja setelah dokumen diterima lengkap (untuk usulan revisi anggaran yang memerlukan penelaahan). Adapun formula untuk menghitung capaian ini adalah sebagai berikut: Indeks waktu standar (( dokumen yang tepat waktu )x 70%) + (( dokumen Rata-rata waktu penyelesaian ) x 30% ) Indeks waktu standar sesuai SOP adalah 5 hari kerja dan 1 hari kerja. Perhitungan revisi anggaran dimulai pada saat dokumen telah diterima secara lengkap, mengacu pada pasal 55 ayat 6 PMK No. 257/PMK.02/2014 tentang Tata Cara Revisi Anggaran Tahun Anggaran Pada tahun 2015, capaian atas IKU ini sebesar 111,30%. Nilai capaian ini lebih besar dari target yang telah ditetapkan yaitu 100% (indeks capaian 111,30). Dari jumlah total revisi pada tahun 2015, berjumlah 886 revisi, dengan jumlah revisi dengan waktu kurang atau sama dengan 5 hari berjumlah 862 revisi. Adapun rincian atas capaian IKU ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.16 Jangka waktu penyelesaian revisi anggaran tahun 2015 Jangka waktu penyelesaian revisi anggaran tahun 2015 Unit Eselon II Jumlah Revisi 1 hari Revisi < 5 hari kerja 2 hari 3 hari 4 hari Total Revisi Tepat Waktu 5 hari Revisi > 5 hari kerja 6 hari 7 hari > 7 hari Total Dit. Anggaran I Dit. Anggaran II Dit. Anggaran III Total

41 Pada tahun 2015, untuk meningkatkan efisiensi penyelesaian revisi anggaran, DJA telah melakukan rapat koordinasi internal DJA (antar-eselon II) untuk menanggapi guna merumuskan solusi penyelesaian yang tepat. Selain itu telah dilakukan sosialisasi kepada subdit teknis terkait SOP Revisi Anggaran. Permasalahan utama yang menyebabkan ketidaktepatan waktu penyampaian adalah adanya perbedaan persepsi terutama kelengkapan dan kebenaran dokumen pendukung yang disampaikan K/L kepada DJA saat penyelesaian revisi DIPA. Grafik 3.4 Penyelesaian Revisi Anggaran yang Tepat Waktu Penyelesaian revisi anggaran yang tepat waktu , ,3 Target Realisasi Pada tahun mendatang, untuk menyempurnakan proses pelayanan revisi anggaran, DJA akan melakukan koordinasi internal guna standardisasi layanan revisi serta penyempurnaan atas PMK Revisi Anggaran. 8. Monitoring dan Evaluasi yang Efektif Konsep penganggaran berbasis kinerja yang diterapkan secara penuh mulai tahun anggaran 2011 tercermin dalam Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) yang disusun oleh K/L. Dalam penyusunan RKA-K/L, digunakan tiga instrumen yaitu indikator kinerja, standar biaya dan evaluasi kinerja (pasal 5 Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan RKA-K/L). Monitoring dan evaluasi (monev) yang efektif dapat dilakukan dengan mengamati, mengecek dengan cermat, memantau pekerjaan maupun laporan agar pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan ketentuan/peraturan yang berlaku. Salah satu monev tersebut adalah melakukan evaluasi atas kinerja suatu satuan kerja. Evaluasi kinerja merupakan hal yang penting dalam siklus penganggaran. Pasal 20 PP Nomor 90 tahun 2010 menyatakan bahwa hasil pemantauan dan evaluasi dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan penerapan ganjaran dan sanksi dalam penetapan Pagu Anggaran K/L. Penerapan sistem penghargaan (reward) dan sanksi (punishment) bertujuan untuk mendorong K/L agar meningkatkan kualitas belanjanya. Memperhatikan hal tersebut, Sasaran Strategis ini dituangkan ke dalam IKU Penyempurnaan Sistem Reward dan Punishment. Sasaran Strategis tersebut dimaksudkan untuk mendukung tercapainya indikator dalam Rencana Strategis Kementerian Keuangan berupa tersedianya norma penganggaran berbasis kinerja dan penerapan MTEF yang kredibel dan tepat waktu. 31

42 Tabel 3.17 Capaian Sasaran Strategis Monitoring dan evaluasi yang efektif Capaian Strategis Monitoring dan Evaluasi yang Efektif Kode SS/IKU Sasaran Strategis/ Indikator Kinerja Utama 8 Monitoring dan evaluasi yang efektif Target 2015 Realisasi 2015 Nilai 8a - N Persentase Implementasi Sistem Reward dan Punishment 100% 100% 100% 8a-N Persentase Implementasi Sistem Reward dan Punishment Tahun 2015 merupakan tahun kelima implementasi sistem reward dan punishment atas pelaksanaan anggaran belanja K/L. Sesuai dengan amanat Pasal 17 UU Nomor 14 Tahun 2015 tentang APBN Tahun Anggaran 2015, dalam rangka efisiensi dan efektivitas pelaksanaan anggaran belanja K/L, Pemerintah menerapkan sistem pemberian penghargaan dan pengenaan sanksi atas pelaksanaan anggaran belanja K/L sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Amanat tersebut selaras dengan Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2012 tentang Pemberian Penghargaan dan Pengenaan Sanksi Atas Pelaksanaan Anggaran Belanja K/L. Sistem reward dan punishment merupakan mekanisme yang mengatur pemberian penghargaan dan pengenaan sanksi atas pelaksanaan anggaran belanja Kementerian/Lembaga. Penyempurnaan sistem reward dan punishment melalui tahapan identifikasi permasalahan dalam implementasi reward dan punishment serta melakukan koordinasi internal dan eksternal DJA. Tujuan dari sistem ini adalah untuk mendorong kinerja penyerapan anggaran Kementerian/Lembaga. Formula IKU Persentase Implementasi Sistem Reward dan Punishment Untuk mengukur IKU ini ditetapkan formula sebagai berikut: 1. Identifikasi permasalahan dalam implementasi reward dan punishment (bobot 20%); 2. Melakukan koordinasi internal dan eksternal DJA (bobot 20%); 3. Merumuskan konsep penyempurnaan PMK terkait sistem reward dan punishment (bobot 30%); dan 4. Menyusun dan mengajukan draft revisi penyempurnaan PMK terkait system reward dan punishment kepada Menteri Keuangan (bobot 30%) Dalam rangka mencapai IKU ini dalam DIPA DJA Tahun 2015 telah dialokasikan anggaran dalam rangka penyusunan PMK sebesar Rp Realisasi penyerapan dana atas pencapaian IKU ini sebesar Rp ,- (97,58%). Pada tahun 2015, dicapai target IKU Persentase Implementasi Sistem Reward dan Punishment sebesar 100%, sesuai dengan target yang telah ditetapkan (indeks capaian 100). Adapun langkah yang telah ditempuh DJA untuk mencapai target IKU ini adalah melakukan kajian dalam rangka identifikasi permasalahan dalam implementasi reward dan punishment. DJA telah menyelesaikan PMK 32

43 Nomor 258/PMK.02/2015 pada tanggal 31 Desember 2015 tentang Tata Cara Pemberian Penghargaan dan Pengenaan Sanksi atas Pelaksanaan Anggaran Belanja Kementerian Negara/Lembaga. 9. SDM yang kompetitif Sumber Daya Manusia(SDM) yang Kompetitif adalah SDM yang mampu membangun organisasi untuk mencapai keunggulan kompetitif, yaitu memiliki kompetensi dan kinerja yang terbaik yang menjadi penentu keberhasilan organisasi. Hal ini sejalan dengan sistem merit yang memang harus dilaksanakan oleh seluruh KL di Undang-Undang Aparatur Sipil Negara(ASN). Dalam sistem merit, 2 hal yang harus diperhatikan dalam pengelolaan SDM adalah kompetensi dan kinerja. Oleh karena itu, untuk DJA menetapkan Sasaran Strategis SDM yang Kompetitif sebagai upaya untuk mencapai kondisi SDM yang memiliki keunggulan kompetitif. Sasaran strategis ini terdiri atas IKU Persentase Pejabat yang Telah Memenuhi Standar Kompetensi Jabatan. Tujuan ditetapkannya IKU ini adalah tersedianya pejabat yang mempunyai kompetensi yang dibutuhkan untuk keberhasilan organisasi sesuai jabatannya. Adapun capaian atas Sasaran Strategis ini pada tahun 2015 adalah sebagai berikut: Capaian Strategis SDM yang kompetitif Kode SS/IK U 9 SDM yang kompetitif Tabel 3.18 Capaian Sasaran Strategis SDM yang kompetitif Sasaran Strategis/ Indikator Kinerja Utama Target 2015 Realisasi 2015 Nilai 9a - N Persentase pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi jabatan 88,00% 97,65% 110,97% 9a N Persentase pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi jabatan SKJ (Standar Kompetensi Jabatan) adalah jenis dan level kompetensi yang menjadi syarat keberhasilan pelaksanaan tugas suatu jabatan. Persentase Pejabat yang Telah Memenuhi Standar Kompetensi Jabatan, diperoleh dari jumlah pejabat eselon II, III dan IV DJA yang memiliki nilai JPM 72 dibandingkan dengan jumlah pejabat eselon II, III dan IV DJA yang telah mengikuti Assessment Center. Formula IKU Penyelesaian revisi anggaran yang tepat waktu Jumlah Pejabat (Eselon II s.d. IV) di lingkungan DJA yang telah memenuhi standar kompetensi jabatan x 100% Jumlah Pejabat (Eselon II s.d. IV) di lingkungan DJA yang telah mengikuti assesement Pada tahun 2015, capaian atas IKU ini sebesar 97,65%. Capaian ini lebih besar dari target yang telah ditetapkan sebesar 88.00% (indeks capaian110,97). Adapun rincian atas capaian ini adalah sebagai berikut: 33

44 Tabel 3.19 Persentase Pejabat yang Telah Memenuhi Standar Kompetensi Jabatan Persentase pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi jabatan No. Eselon Jumlah Pejabat Jumlah Pejabat yang Memenuhi SKJ 1 Eselon II ,00 2 Eselon III ,86 3 Eselon IV ,77 Total ,65 % Diperolehnya capaian melebihi target hal ini didukung oleh beberapa hal sebagai berikut: 1. Diklat berbasis kompetensi kepada para pejabat yang memiliki gap kompetensi. 2. Assessment center kepada para pejabat di lingkungan Direktorat Jenderal Anggaran. Dari total 213 pejabat, pejabat yang telah memenuhi SKJ sebanyak 208 pejabat. Grafik 3.5 Perkembangan Persentase Pejabat yang Telah Memenuhi Standar Kompetensi Jabatan Perkembangan Persentase pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi jabatan ,27 94, , , ,1 97, target realisasi 88 Dalam rangka mencapai IKU ini dalam DIPA DJA Tahun 2015 telah dialokasikan anggaran dalam rangka peningkatan kompetensi pejabat DJA sebesar Rp ,-. Realisasi penyerapan dana atas pencapaian IKU ini sebesar Rp ,- (98,89 %). Pada tahun mendatang, untuk mempertahankan serta meningkatkan capaian atas IKU ini DJA akan mengupayakan langkah sebagai berikut: 1. Penyampaian LIAC (Laporan Individu Assessment Center) kepada pejabat yang bersangkutan. 2. Proses coaching dari atasan langsung pejabat yang bersangkutan. 34

45 10. Organisasi yang kondusif Organisasi yang kondusif tercermin dengan adanya perilaku anggota organisasi yang memiliki komitmen kuat terhadap organisasi, hubungan yang harmonis di antara setiap anggota organisasi, serta motivasi dan etos kerja yang tinggi. Organisasi kondusif dapat tercipta jika beberapa faktor berikut dapat berjalan dengan baik antara lain pola komunikasi dan hubungan-hubungan dalam interaksi antarpersonal yang mempengaruhi suasana kerja, program pengembangan SDM dan kualitas kerja, alur dan prosedur pelaksanaan kegiatan, model jalur koordinasi dan konsultasi dalam pelaksanaan kerja, mekanisme penyampaian pendapat dan tingkat kebebasan dalam menyampaikan pendapat, serta program peningkatan kesejahteraan (termasuk pola jenjang karir). Dengan organisasi yang kondusif, pencapaian tujuan organisasi akan berjalan dengan baik. Sasaran Strategis ini terdiri atas IKU Indeks Kesehatan Organisasi Persentase Implementasi Inisiatif dan IKU Transformasi Kelembagaan. Adapun capaian atas Sasaran Strategis ini pada tahun 2015 adalah sebagai berikut: Tabel 3.20 Capaian Sasaran Strategis Organisasi yang Kondusif Capaian Strategis Organisasi yang kondusif Kode SS/IKU 10 SDM yang kompetitif Sasaran Strategis/ Indikator Kinerja Utama Target 2015 Realisasi 2015 Nilai 10a - N Indeks Kesehatan Organisasi 68,00 64,00 94,12 10b - N Persentase Implementasi Inisiatif Transformasi Kelembagaan 85,00% 100,00% 117,65 10a N Indeks Kesehatan Organisasi Dalam rangka mencapai organisasi Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang sehat dan berkinerja tinggi, maka Kemenkeu setiap tahun melakukan Survei Penilaian Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan (Ministry of Finance Organizational Fitness Index/MOFIN). Survei Penilaian Kesehatan Organisasi dikembangkan untuk memberikan pemahaman dan diagnostik awal atas kondisi aspek-aspek organisasi yang dapat mempengaruhi kinerja organisasi tersebut dalam jangka panjang. Metode pengukuran Indeks Kesehatan Organisasi (Organizational Health Index atau OHI) dikembangkan oleh Keller dan Price (2011), dimana menurut teori ini kinerja tinggi yang berkesinambungan ditentukan oleh tingkat kesehatan sebuah organisasi. Pada tahun 2014, DJA memperoleh nilai indeks kesehatan organisasi sebesar 67,00. Pada tahun 2015, sebagai tindak lanjut hasil survei MOFIN tahun sebelumnya, DJA telah melaksanakan beberapa upaya untuk meningkatkan indeks kesehatan organisasi sebagai berikut: 1. Peningkatan kompetensi pegawai DJA berupa pelatihan berbasis kompetensi kepada 99,76% pegawai DJA. 2. Pembuatan lomba inovasi untuk mewadahi kreativitas pegawai DJA. 3. Pemilihan pegawai terbaik tahun

46 Pada tahun 2015, survei MOFIN dilaksanakan secara serentak pada bulan September 2015 secara online. Responden DJA yang mengisi survei MOFIN sebanyak 758 pegawai. Hasil survei tersebut menunjukkan Indeks Kesehatan Organisasi DJA tahun 2015 mendapat skor 64 dari target sebesar 68 (indeks capaian 94,12) Perkembangan Indeks Kesehatan Organisasi DJA Grafik 3.6 Perkembangan Indeks Kesehatan Organisasi DJA target realisasi Pada tahun 2015, Indeks Kesehatan Organisasi DJA tidak mencapai target yang telah ditetapkan, bahkan menurun jika dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya. Adapun beberapa faktor yang menyumbang ketidaktercapaian IKU ini adalah sebagai berikut: 1. Keterlibatan pegawai, yaitu terlibatnya pegawai di dalam dialog mengenai arah organisasi dan diskusi mengenai peran pegawai dalam mencapainya. 2. Manajemen konsekuensi, yaitu akuntabilitas yang dilandasi dengan menghubungkan imbalan dan konsekuensi dengan kinerja individu. 3. Kesempatan karir, yaitu pengembangan karir yang memberikan motivasi kepada pegawai. 4. Insentif keuangan, yaitu penggunaan insentif keuangan berdasarkan capaian kinerja untuk memotivasi pegawai. 5. Penghargaan dan pengakuan, yaitu pemberian pengakuan dan penghargaan non-finansial untuk mendorong kinerja yang tinggi. Pada tahun mendatang, untuk meningkatkan capaian atas IKU ini DJA akan mengupayakan langkah sebagai berikut: 1. Rapat kerja untuk menindaklanjuti rekomendasi hasil survei kesehatan organisasi 2. Pembuatan gugus kendali mutu di tiap-tiap unit kerja. 3. Merumuskan strategi komunikasi yang tepat dalam menyampaikan kebijakan-kebijakan strategis. 36

47 10b N Persentase implementasi inisiatif Transformasi Kelembagaan Dalam rangka meningkatkan kinerja secara signifikan, pelayanan kepada stakeholder, dan sebagai upaya perwujudan good governance serta kelanjutan program reformasi birokrasi, Kementerian Keuangan mencanangkan program transformasi kelembagaan. Program ini bertujuan untuk mengatasi berbagai tantangan dan mengupayakan terbentuknya organisasi yang efektif dan efisien dalam menyelaraskan visi, misi dan mengintegrasikan rencana strategi organisasi untuk mencapai sasaran strategis. Kementerian Keuangan harus bertransformasi untuk meninggalkan sekat-sekat sektoral dan harus lebih berorientasi pada proses bisnis yang terintegrasi, berbasis pada teknologi informasi dan sumber daya manusia yang unggul. Perbaikan internal organisasi Direktorat Jenderal Anggaran menghasilkan blueprint Transformasi Kelembagaan yang didalamnya berisi 6 inisiatif yang diimplementasikan pada tahun 2014 dan seterusnya. Target implementasi inisiatif Transformasi Kelembagaan DJA tahun 2015 Berdasarkan KMK 36 Tahun 2013, program Transformasi Kelembagaan memuat 6 inisiatif Transformasi yang penyelesaiannya dibedakan atas 3 kurun waktu: 1. Membangun momentum untuk reformasi ( ) 2. Membangun keunggulan operasional dan layanan dalam skala besar ( ) 3. Melembagakan terobosan dalam jangka panjang ( ) Monitoring dan evaluasi kesuksesan implementasi inisiatif program Transformasi Kelembagaan, dilaporkan secara semesteran kepada Menteri Keuangan, namun progres penyelesaiannya dilaporkan tahunan untuk kegiatan yang dilaksanakan pada tahun bersangkutan. Persentase implementasi Inisiatif Transformasi Kelembagaan diukur menggunakan persentase capaian atas inisiatif. Adapun rincian target implementasi inisiatif Transformasi Kelembagaan DJA tahun 2015 adalah sebagai berikut: Tabel 3.21 Target implementasi inisiatif Transformasi Kelembagaan DJA tahun 2015 Inisiatif Inisiatif I Inisiatif II Inisiatif III Inisiatif IV Uraian Menerapkan arsitektur anggaran yang terfokus pada outcome Memperkuat monitoring dan evaluasi pada outcome anggaran Merampingkan proses anggaran end-to-end Memperkuat efektivitas interaksi dengan para stakeholder eksternal Inisiatif V Inisiatif VI Membangun kapabilitas K/L Membangun kapabilitas internal Untuk mencapai target tersebut, pada tahun 2015 DJA telah melaksanakan kegiatan sebagai berikut: 1. Sosialisasi Juksunlah RKA-K/L dan workshop ADIK, telah dilakukan evaluasi atas implementasi ADIK dalam RKA-K/L. 37

48 2. Penggunaan hasil monev secara sederhana dalam persiapan reviu angka dasar dan trilateral meeting, serta penyempurnaan aplikasi monev kinerja penganggaran. 3. Penyusunan konsep kebijakan pengurangan satker. 4. Penerbitan pedoman interaksi pada tahap pertemuan tiga pihak dalam rangka penyusunan RKP & pedoman interaksi pada penyusunan APBN. 5. Penugasan tim taskforce ke K/L dengan tujuan membangun kapabilitas K/L. 6. Persiapan pembentukan jabatan fungsional analis anggaran Pada tahun 2015, persentase implementasi inisiatif Transformasi Kelembagaan memperoleh capaian sebesar 100%, melebihi target yang ditetapkan yaitu 85% (indeks capaian 117,65). Adapun rincian atas capaian IKU ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.22 Capaian IKU Persentase Implementasi Inisiatif Transformasi Kelembagaan No. Inisiatif Capaian I Menerapkan arsitektur anggaran yang terfokus pada outcome a. Penyusunan pedoman reviu ADIK 100% b. Sosialisasi bentuk dokumen baru berdasarkan ADIK 100% c. Evaluasi implementasi ADIK atas form yang telah terisi lengkap 100% Capaian IKU Persentase implementasi inisiatif Transformasi Kelembagaan II III IV Memperkuat monitoring dan evaluasi pada outcome anggaran a. Menerapkan proses dan metodologi monev yang baru sebagai percobaan di K/L 100% b. Mengembangkan sistem IT untuk mendukung SPOC 100% Merampingkan proses anggaran end-to-end a. Penyusunan konsep kebijakan pengurangan satker 100% b. Penyusunan pedoman penelitian dan penelaahan ADIK 100% Memperkuat efektivitas interaksi dengan para stakeholder eksternal a. Penyusunan pedoman teknis mandiri interaksi DJA-Bappenas pada trilateral meeting dalam penyusunan RKP b. Penyusunan pedoman interaksi pemerintah-dpr pada penyusunan APBN 100% 100% c. Pembentukan data warehouse penganggaran 100% V Membangun kapabilitas K/L a. Pembentukan tim task force (budget communications team) di bidang penganggaran 100% b. Sosialisasi task force kepada K/L terpilih 100% VI Membangun kapabilitas internal 38

49 a. Pembentukan jabatan fungsional analis anggaran 100% b. Pelaksanaan Training of Trainer Analis Anggaran kerja sama dengan BPPK 100% Adapun perkembangan capaian atas IKU ini adalah sebagai berikut. Grafik 3.7 Perkembangan Capaian Implementasi Inisiatif Transformasi Kelembagaan DJA target realisasi Dalam rangka mencapai IKU ini dalam DIPA DJA Tahun 2015 telah dialokasikan anggaran dalam rangka pelaksanaan dan monitoring Transformasi Kelembagaan sebesar Rp ,-. Realisasi penyerapan dana atas pencapaian IKU ini sebesar Rp ,- (95,53%). Pada tahun mendatang, untuk meningkatkan capaian atas IKU ini DJA akan mengupayakan langkah sebagai berikut: 1. Sosialisasi penelaahan baru; 2. Evaluasi pedoman trilateral; 3. Sinkronisasi penugasan taskforce; dan 4. Melanjutkan proses pembentukan jabfung analis anggaran. 11. Sistem informasi manajemen yang terintegrasi Sistem informasi dikoordinir secara terpusat untuk menjamin bahwa data yang diproses dapat dioperasikan secara terencana dan terkoordinasi. Semuanya untuk menjamin bahwa informasi melewati dan menuju subsistem yang diperlukan serta menjamin bahwa sistem informasi bekerja secara efisien. Sasaran strategis ini terdiri atas IKU Implementasi Penelaahan RKA-K/L Online dan IKU Implementasi Penggunaan Aplikasi SIMPONI. Adapun capaian atas Sasaran Strategis ini pada tahun 2015 adalah sebagai berikut: 39

50 Capaian Strategis Sistem informasi manajemen yang terintegrasi Kode SS/IK U Tabel 3.23 Capaian Sasaran Strategis Sistem Informasi Manajemen yang Terintegrasi Sasaran Strategis/ Indikator Kinerja Utama 11 Sistem informasi manajemen yang terintegrasi Target 2015 Realisasi 2015 Nilai 11a - N Implementasi penelaahan RKA-K/L online 60,00% 63,21% 105,35 11b - N Implementasi penggunaan aplikasi SIMPONI 80,00% 123,28% 120,00 11a N Implementasi Penelaahan RKA-K/L online Penelaahan RKA-K/L merupakan forum penelaahan RKA-K/L antara Kementerian/Lembaga dengan Kementerian Keuangan dan Kementerian PPN/BAPPENAS. Kegiatan penelaahan RKA-K/L Online dilakukan tanpa tatap muka dan menggunakan aplikasirka-k/l DIPA Online. Dokumen RKA-K/L yang ditelaah dalam forum penelaahan merupakan dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisikan program dan kegiatan suatu Kementerian Negara/Lembaga (K/L) yang disusun sesuai dengan amanat dalam PP Nomor 90 Tahun Penelaahan dokumen RKA-K/L tersebut dimaksudkan untuk memastikan hal-hal sebagai berikut (1). Rencana kinerja yang dituangkan dalam RKA-K/L konsisten dengan yang tertuang dalam RKP, (2). Untuk mencapai rencana kinerja tersebut dialokasikan dana yang efisien dalam tataran perencanaan; dan (3). Dalam pengalokasiannya telah mengikuti ketentuan penerapan penganggaran terpadu, penganggaran berbasis kinerja dan kerangka pengeluaran jangka menengah. Formula IKU Implementasi penelaahan RKA-K/L online Tujuan IKU ini adalah untuk mengukur jumlah K/L yang telah melakukan penelaahan online sesuai dengan penyesuaian proses bisnis pengelolaan RKA- K/L. Adapun formula untuk menghitung pencapaian IKU ini adalah sebagai berikut: K/L yang telah melakukan penelaahan RKA-K/L online K/L x 100% Pada tahun 2015, capaian atas IKU ini sebesar 63,21%. Capaian ini lebih besar dari target yang telah ditetapkan sebesar 60,00% (indeks capaian 105,35). Untuk mencapai target ini, DJA mengirimkan undangan penelaahan RKA-KL online kepada 87 K/L. Dalam pelaksanaannya, K/L yang mengikuti penelaahan online pada pagu anggaran sebanyak 54 K/L dan penelaahan online pada pagu alokasi sebanyak 56 K/L sehingga capaian K/L penelaahan RKA-K/L online sebanyak 63,21%. Untuk mendukung kelancaran kegiatan penelaahan RKA-KL Online, DJA telah melaksanakan upaya tunning aplikasi, database, dan konfigurasi di apache webserver. Namun demikian, masih terdapat kendala yang dihadapi yaitu konfigurasi webserver yang belum optimal. Hal ini berdampak pada K/L sulit 40

51 mengakses webserver dan keterlambatan chatting antara pegawai DJA dengan satker K/L dalam proses penelaahan RKA-K/L online, sehingga kegiatan penelaahan terhambat. Grafik 3.8 Perkembangan Implementasi Penelaahan RKA-K/L Online Perkembangan Implementasi Penelaahan RKA-K/L Online , target realisasi Dalam rangka mencapai IKU ini dalam DIPA DJA Tahun 2015 telah dialokasikan anggaran sebesar Rp ,-. Realisasi penyerapan dana atas pencapaian IKU ini sebesar Rp ,- (94,20%). Pada tahun mendatang, DJA akan melakukan perbaikan atas kegiatan penelaahan RKA-K/L online melalui stress-test dan perbaikan konfigurasi webserver. 11b N Implementasi Penggunaan Aplikasi SIMPONI Sistem Informasi Penerimaan PNBP(SIMPONI) merupakan aplikasi yang digunakan untuk memfasilitasi pembayaran/penyetoran PNBP dan penerimaan nonanggaran. Keberadaan aplikasi SIMPONI ini ditujukan untuk memberi kemudahan bagi Wajib Bayar/Wajib Setor guna membayar atau menyetor PNBP dan penerimaan non anggaran. IKU Implementasi dan Pengembangan SIMPONI mempunyai 3 layanan utama : 1. Jumlah Satker yang menggunakan SIMPONI; 2. Nominal Penyetoran Melalui SIMPONI; dan 3. Pengembangan SIMPONI. Formula IKU Implementasi Implementasi penggunaan aplikasi SIMPONI Tujuan ditetapkannya IKU ini adalah untuk mendorong para pihak untuk menggunakan SIMPONI dalam penyetoran PNBP serta memantau efektivitas penggunaan SIMPONI. Tujuan IKU ini adalah untuk mengukur jumlah K/L yang telah melakukan penelaahan online sesuai dengan penyesuaian proses bisnis pengelolaan RKA-K/L. Adapun formula untuk menghitung pencapaian IKU ini adalah sebagai berikut: Persentase realisasi (jumlah satker+ nominalpenyetoran + pengembangan) 3 x 100% 41

52 Dalam rangka mencapai IKU ini dalam DIPA DJA Tahun 2015 telah dialokasikan anggaran dalam rangka koordinasi monitoring dan evaluasi SIMPONI sebesar Rp ,-. Realisasi penyerapan dana atas pencapaian IKU ini sebesar Rp ,- (96,89 %). Pada tahun 2015, capaian atas IKU ini sebesar 123,28% Capaian ini lebih besar dari target yang telah ditetapkan sebesar 80,00%. Adapun rincian atas capaian target ini adalah sebagai berikut: Capaian IKU Implementasi Implementasi penggunaan aplikasi SIMPONI Tabel 3.24 Capaian IKU Implementasi Implementasi Penggunaan Aplikasi SIMPONI No. Komponen Q4 Catatan 1 Jumlah satker yang menggunakan SIMPONI 155% Dari target (70% x satker = satker), satker telah menggunakan SIMPONI 2 Nominal penyetoran melalui SIMPONI 130% Dari target penyetoran PNBP Migas, DMO & Dividen melalui SIMPONI yaitu Rp83,96T, telah terealisasi sebesar Rp108,8T 3 Pengembangan SIMPONI 101% Pada bulan Januari telah dilaksanakan proses deployment web service SIMPONI MPN G-2 yang menjadikan proses pemb. Wadah sistem telah selesai. (Target 25%, realisasi 25%) Grandlaunching telah dilaksanakan pada tanggal 17 Februari Workshop telah dilaksanakan pada tanggal 17 Februari 2015 (10%) Dari target 12 kali sosialisasi telah dilaksanakan 14 kali sosialisasi. Rencana integrasi (5). Sampai saat ini terdapat 5 sistem pada K/L yang telah terintegrasi dengan SIMPONI antara lain Bina Karantina Pertanian (Barantan), Ditjen Bina Farmasi dan Alat Kesehatan (Binfar), Kementerian Perhubungan, Ditjen HKI, dan Ditjen Administrasi Hukum Umum. Total pembobotan 123,28% Ketercapaian target ini tidak lepas dari upaya DJA dalam mengimplementasikan aplikasi SIMPONI melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1. Mengintegrasikan 5 (lima) sistem pelayanan PNBP di K/L dan BUMN, diantaranya Bina Karantina Pertanian, Ditjen Bina Farmasi dan Alat Kesehatan, Kementerian Perhubungan, Ditjen HKI, Ditjen Administrasi Hukum Umum. 2. Membentuk database SDA Nonmigas sebanyak perusahaan. 42

53 3. Mempercepat proses interkoneksi antar sistem dengan Kementerian/Lembaga. 4. Menyelenggarakan sosialisasi SIMPONI kepada wajib bayar sektor SDA, khususnya SDA Non Migas di sektor Minerba. 5. Sosialisasi SIMPONI kepada Kementerian/Lembaga dan Wajib Bayar. Pada tahun mendatang, untuk semakin memantapkan Implementasi penggunaan aplikasi SIMPONI, DJA akan menyusun SOP link yang mengatur peran masingmasing unit in charge dalam alur penerimaan negara. 12. Pelaksanaan anggaran yang optimal Dana yang tersedia dalam dokumen pelaksanaan anggaran (DIPA), harus dikelola sesuai rencana yang telah ditetapkan dan dapat dipertanggungjawabkan. Pelaksanaan anggaran menggunakan prinsip hemat, efisien, dan tidak mewah dengan tetap memenuhi output sebagaimana telah direncanakan dalam DIPA Sasaran Strategis ini terdiri atas IKU Persentase Anggaran dan Pencapaian Output Belanja. Adapun capaian atas Sasaran Strategis ini pada tahun 2015 adalah sebagai berikut: Tabel 3.25 Capaian Sasaran Strategis Pelaksanaan Anggaran yang Optimal Capaian Strategis Pelaksanaan anggaran yang optimal Kode SS/IK U Sasaran Strategis/ Indikator Kinerja Utama 12 Pelaksanaan anggaran yang optimal Target 2015 Realisasi 2015 Nilai 12a - N Persentase anggaran dan pencapaian output belanja 95,00% 95,21% 100,22 12a N Persentase anggaran dan pencapaian output belanja Implementasi pengelolaan anggaran diukur atas tiga komponen, sebagaimana yang tertuang pada Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE-32/MK.1/2015 tentang Tata Cara Pengukutan Indikator Kinerja Utama Penyerapan Anggaran dan Pencapaian Output Belanja di Lingkungan Kementerian Keuangan, yaitu: a. Penyerapan anggaran Komponen ini membandingkan antara realisasi anggaran non belanja pegawai dengan pagu anggaran non belanja pegawai dengan bobot (11,86%) b. Efisiensi Komponen ini membandingkan hasil lebih atau sisa dana yang diperoleh setelah pelaksanaan dan/atau penandatanganan kontrak dari suatu kegiatan yang target sasarannya telah dicapai (pencapaian outputnya lebih besar atau sama dengan 100%) dengan bobot sebesar 34,96%. c. Pencapaian keluaran Komponen menunjukkan pencapaian atas barang/jasa yang dihasilkan dari suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran serta tujuan program dan kebijakan. 43

54 Tujuan IKU ini adalah untuk mengukur optimalisasi pengelolaan anggaran dari sisi penyerapan dan pencapaian output. Adapun formula untuk menghitung pencapaian IKU ini adalah sebagai berikut: Formula IKU Persentase anggaran dan pencapaian output belanja Realisasi IKU = (% penyerapan anggaran x 11,86%) + (%efisiensi x 34,96%) + (9%pencapaian keluaran x 53,18%) Pada tahun 2015, capaian atas IKU ini sebesar 95,21%. Capaian ini lebih besar dari target yang telah ditetapkan sebesar 95,00% (indeks capaian 10,22). Ketercapaian IKU ini tidak terlepas dari upaya DJA melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a. Monitoring Rencana Umum Pengadaan secara berkala. b. Rapat mingguan untuk monitoring pekerjaan penataan ruang kerja DJA. c. Koordinasi dengan pihak-pihak terkait. Adapun rincian atas capaian tersebut digambarkan pada tabel berikut. Tabel 3.26 Capaian Output DJA 2015 Capaian Output DJA 2015 Kegiatan/ Output Output Process Target 2015 (%) Realisasi 2015 (%) DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN 95,00 99,60 Pengelolaan Anggaran Belanja Pemerintah Pusat (ABPP) 95,00 100,00 a. Peraturan Pelaksanaan di Bidang Penganggaran 95,00 100,00 b. Laporan/ Monev Kegiatan 95,00 100,00 Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan Belanja Subsidi dan Belanja Lain-lain (BSBL) 44 95,00 100,00 a. Laporan Keuangan Belanja Subsidi dan Belanja Lain-lain (BSBL) 95,00 100,00 Penyusunan Rancangan APBN 95,00 100,00 a. Nota Keuangan Beserta RUU APBN dan RUU APBN-P 95,00 100,00 b. Laporan Analisis, Kegiatan, dan Proyeksi Kebijakan APBN 95,00 100,00 Pengelolaan PNBP dan Subsidi 95,00 99,72 a. Peraturan di Bidang PNBP dan Subsidi Energi 95,00 99,72 b. Laporan Monev/ Kegiatan 95,00 99,72 Pengembangan Sistem Penganggaran 95,00 100,00 a. Peraturan Bidang Penganggaran 95,00 100,00 b. Sistem Aplikasi Bidang Penganggaran 95,00 100,00 c. Laporan Kajian/ Monev/ Kegiatan 95,00 100,00 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Direktorat Jenderal Anggaran 95,00 99,85 a. Dokumen Perencanaan dan Keuangan 95,00 100,00

55 b. Dokumen Organisasi dan Ketatalaksanaan 95,00 98,53 c. Dokumen Kepegawaian 95,00 100,00 d. Layanan Peningkatan Kompetensi Pegawai 95,00 100,00 e. Dokumen Kepatuhan dan Bantuan Hukum 95,00 100,00 f. Laporan Pelaksanaan Tugas Dukungan Lainnya DJA 95,00 100,00 g. Layanan Perkantoran 95,00 100,00 h. Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi 95,00 100,00 i. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 95,00 100,00 j. Gedung/ Bangunan 95,00 100,00 Harmonisasi Peraturan Penganggaran 95,00 97,60 a. Rekomendasi Kebijakan Penganggaran 95,00 97,60 Tabel Capaian Penyerapan Anggaran DJA 2015 Per Program Capaian Penyerapan Anggaran DJA 2015 No. Kegiatan Pagu Realisasi 2015 % 1 2 DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN Pengelolaan Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Penyusunan dan Penyampaian LK BSBL ,78% ,32% ,69% 3 Penyusunan Rancangan APBN ,15% 4 Pengelolaan PNBP dan Subsidi ,23% Pengembangan Sistem Penganggaran Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Harmonisasi Peraturan Penganggaran ,86% ,50% Tabel Capaian Penyerapan Anggaran DJA ,56% Capaian Penyerapan Anggaran DJA 2015 Capaian IKU Persentase Penyerapan Anggaran dan Pencapaian Output Belanja Pagu Kontrak Rp Realisasi Kontrak Rp Efisiensi 89,69% Tabel Capaian IKU Persentase Penyerapan Anggaran dan Pencapaian Output Belanja Komponen Capaian(%) Bobot(%) (%) Penyerapan anggaran 91,78 11,86 10,89 Efisiensi 88,69 34,96 31,36 Pencapaian output 99,60 53,18 52,97 Realisasi IKU 95,21 45

56 Adapun dana yang tidak terserap disebabkan antara lain: 1. Pengeluaran untuk perjadin penugasan khusus, belanja paket meeting dalam kota, belanja bahan, dan belanja sewa lebih rendah dari pagu POK. 2. Pengeluaran belanja modal peralatan dan mesin berupa pengadaan alat pengolah data dan komunikasi. 3. Terdapat anggota tim yang tidak dibayarkan karena ketentuan pembatasan pembayaran honorarium. 4. Terdapat dua perjalanan dinas ke luar negeri yang tidak dapat ditagihkan untuk tahun ini, dikarenakan ada masalah administrasi yang menyebabkan gagal berangkat seperti terlambatnya keluar izin dari Sekretariat Negara. 5. Dana studi banding ke luar negeri yang tidak digunakan. 6. Kerusakan perangkat terjadi di pertengahan tahun anggaran. Pemeriksaan dan pengumpulan spesifikasi ke vendor cukup lama sehingga tidak dapat dilaksanakan pada akhir tahun Pada tahun mendatang, untuk mempertahankan/meningkatkan persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja, DJA akan mengupayakan monitoring bulanan dengan seluruh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan Staf Pengelola Kegiatan (SPK). 46

57 B. REALISASI ANGGARAN Berdasarkan data per 31 Desember 2015, realisasi penyerapan DIPA DJA TA 2015 secara keseluruhan jenis belanja adalah sebesar Rp ,- atau mencapai 92,00% dari total pagu sebesar Rp ,-. Realisasi penyerapan DIPA tahun 2015 ini meningkat dari tahun sebelumnya yang baru mencapai 87,79%. Secara umum, perkembangan realisasi penyerapan DIPA dalam periode terlihat dalam grafik berikut: Grafik 3.9 Perkembangan Realisasi Penyerapan DIPA 93,21% 87,97% 94,29% 87,79% 92,00% Tabel 3.30 Rincian Realisasi Per jenis Belanja DJA tahun 2015 No Belanja Pagu DIPA Realisasi (SP2D) % Realisasi 1 Pegawai Rp Rp ,32% 2 Barang Rp Rp ,19% 3 Modal Rp Rp ,55% Jumlah Rp Rp ,00% Tabel 3.31 Realisasi Anggaran 2015 Per Program No. Kegiatan Pagu (Rp) Realisasi(Rp) % DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN ,00% 1 Pengelolaan Anggaran Belanja Pemerintah Pusat ,32% 2 Penyusunan dan Penyampaian LK BSBL ,69% 3 Penyusunan Rancangan APBN ,15% 4 Pengelolaan PNBP dan Subsidi ,23% 5 Pengembangan Sistem Penganggaran ,86% 6 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya ,41% 7 Harmonisasi Peraturan Penganggaran ,56% 47

58 C. KINERJA LAIN-LAIN 1. Membumikan APBM melalui DJA Menyapa Dalam rangka membumikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara( APBN) kepada masyarakat, DJA menggelar kegiatan DJA Menyapa ke beberapa sekolah di kawasan Jabodetabek. Kegiatan ini dikemas dalam bentuk sharing terkait penganggaran di Indonesia kepada para pengajar dan pelajar di Sekolah Menengah Atas di Jabodetabek. Hingga kini, program DJA Menyapa sudah dilaksanakan di 11 SMA di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi dari tanggal 11 November sampai dengan 23 November 2015 DJA Menyapa SMAN 1 Bojonggede 11 November 2015 DJA Menyapa SMAN 1 Jakarta 16 November Pemilihan pegawai terbaik DJA tahun 2014 Dalam rangka memberikan apresiasi atas kinerja pegawai DJA, pada tanggal 4 Juni 2015 telah dilaksanakan pemilihan pegawai terbaik DJA tahun 2014 yang melibatkan 34 kandidat yang masingmasing diusulkan oleh setiap unit eselon II. Kandidat terdiri dari 12 pejabat eselon 4 dan 22 pelaksana. Perhitungan suara dilaksanakan pada tanggal 5 Juni 2015 dimana kegiatan ini berhasil mengajak 633 pegawai DJA untuk menentukan pilihan/favoritnya atau sebesar 73,69 % dari total pegawai aktif di DJA, dengan jumlah surat suara sah sebanyak 582 surat dan surat suara tidak sah sebanyak 51 surat. Dari pemilihan ini, terpilih pemenang sebanyak 6 orang, yang terdiri dari 3 pegawai terbaik untuk kategori pejabat eselon IV dan 3 pegawai terbaik kategori pelaksana. Kategori pejabat eselon IV yaitu Rusmaya Adriansa, Kiswanto, dan Evi Subardi. Sedangkan untuk kategori pelaksana yaitu Tri Yuliarto, Ahmad Fauzan Sirat, dan Irwan Sujarwo S. Pengumuman pegawai terbaik DJA dilaksanakan pada acara Raker DJA tanggal 10 Juni 2015 di Dhanapala. 48

59 3. Lomba Poster dan Tagline DJA Anti Korupsi Dalam rangka menggalakkan semangat dan budaya anti korupsi di lingkungan Direktorat Jenderal Anggaran, DJA mengadakan kegiatan dengan tema DJA Anti Korupsi. Terdapat dua kategori yang dilombakan yaitu lomba poster dan lomba tagline. Kegiatan ini dilaksanakan melalui empat tahap yaitu pengumpulan karya, penjurian untuk memilih Juara I dan Juara II untuk masing-masing kategori lomba, pameran untuk memilih juara favorit, lalu diakhiri dengan pengumuman. Pengumpulan hasil karya mulai dilaksanakan pada tanggal 1 April 2015 dan ditutup pada 12 Mei Meskipun kegiatan ini baru pertama kali di laksanakan di DJA, tetapi antusiasme pegawai untuk mengikuti lomba ini cukup tinggi ditandai dengan jumlah karya di-submit sebanyak 21 poster dan 28 tagline. Dalam rangka independensi, penjurian dilaksanakan oleh ahli desain grafis, perwakilan KPK, dan manajemen DJA. Setelah dilakukan tahap penjurian dan pameran, diperoleh nama-nama pemenang yang diumumkan pada Sosialisasi Gratifikasi pada tanggal 26 Agustus 2016 sebagai berikut: Juara I Poster : Eko Widyasmoro Juara II Poster : Faslan Syam Sajiah Juara Favorit Poster : Nurokhim Juara I Tagline Juara II Tagline Juara Favorit Tagline : Edy Lanjaryanto : Dwi Retno Hendarti : Shinta Putri Permata Dewi 49

60 4. Lomba Inovasi DJA 2015 Pada bulan Juni 2015, DJA menyelenggarakan Kompetisi lnovasi di lingkungan DJA Tahun 2015 dengan tema "Peningkatan Potensi dan Kapasitas Organisasi untuk Berkinerja Tinggi melalui lnovasi". Latar belakang pelaksanaan kompetisi dimaksud adalah sebagai upaya menindaklanjuti hasil penilaian MOFIN DJA tahun 2014 yang menunjukkan nilai yang rendah pada indikator inovasi top down (dimensi lnovasi dan pembelajaran), penghargaan dan pengakuan (dimensi motivasi), dan kompetisi internal (dimensi budaya dan iklim kerja). Oleh karena itu, untuk meningkatkan potensi dan kapasitas organisasi agar berkinerja tinggi untuk jangka panjang, khususnya pada indikator yang bernilai rendah tersebut, DJA menyelenggarakan menyelenggarakan Kompetisi lnovasi di lingkungan DJA Tahun Tujuan pelaksanaan kompetisi tersebut adalah untuk memberikan dorongan kepada para pegawai DJA agar berpartisipasi memberikan pengembangan ide dan inisiatif perbaikan yang baru melalui karya inovasi yang mendukung pelaksanaan tugas dalam memberikan pelayanan kepada stakeholder.selain itu, melalui kegiatan ini terbangun budaya dan iklim kerja yang menekankan pada hasil dan capaian dalam iklim kompetisi internal yang sehat, serta memberikan pengakuan dan penghargaan kepada para pegawai DJA yang memberikan usaha lebih guna memberikan hasil terbaik yang mendorong kinerja. Kriteria penilaian atas karya inovasi yang diajukan adalah kebaruan/inovasi, manfaat bagi organisasi,dan kelayakan dapat diimplementasikan. Hingga pendaftaran ditutup, terdapat 18 karya inovasi yang masuk ke panitia, yaitu: 1. Bimtek di Bidang penganggaran yang Profesional dan Komprehensif untuk memacu kualitas penganggaran. 2. MR. ARIS (Solusi Perubahan menuju Indonesia yang Lebih Baik) 3. Peningkatan Kapasitas melalui Quiz 4. Percepatan Penyampaian Informasi(Surat) dan Pelayanan Revisi dalam Rangka Peningkatan Good Governance Direktorat jenderal Anggaran. 5. Baku Cakap Penelaahan Online 6. Employee engagement 7. Menggerakkan Konsep Go Green Office di DJA dan Implementasinya dalam Pengalokasian Anggaran. 8. Peran Budget Analyst dan Partners (BAPA) dalam Rangka Penajaman Kemampuan Penganggaran dan Penelaahan Anggaran. 50

61 9. Revitalisasi Perangkat Jaringan Komunikasi Data dalam Rangka Meningkatkan Kecepatan Akses Data. 10. Membumikan APBN 11. Sigap RT 12. Modul Surat Tugas Online 13. Smart Napping 14. Mengejar Laba, Menuntut Produktivitas 15. PNBP On The Spot 16. Relaks Sejenak Kerja Lebih Enak 17. Peningkatan Kualitas Penganggaran Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara (BA BUN) melalui Pembentukan Assesment Forum (AF) 18. Sistem Informasi Terintegrasi. Setelah melalui proses presentasi dan penjurian, kompetisi inovasi dimenangkan oleh Tim Modul Surat Tugas Online. Saat ini modul ini sedang dalam tahap pembangunan aplikasi. Diharapkan dengan diterapkannya Modul Surat Tugas Online dapat memberikan manfaat sebagai berikut: a. Standarisasi Surat Tugas di lingkungan DJA b. Adanya Monitoring penerbitan Surat Tugas di lingkungan DJA yang dapat digunakan sebagai alat kontrol terhadap penugasan pegawai di lingkungan DJA c. Menghindari duplikasi terkait pembebanan anggaran (dobel pembayaran) d. Meminimalisir terjadinya kesalahan perhitungan uang makan, uang lembur dan tunjangan kinerja e. Memberikan keyakinan bagi pelaksana perjalanan dinas, penanggung jawab kegiatan dan penanggung jawab keuangan dalam pelaksanaan kegiatan f. Memanfaatkan teknologi informasi dalam mengefisienkan kinerja pegawai di lingkungan DJA 5. Buah Dari Gerakan Antikorupsi DJA Kota Bandung mendapat kehormatan menjadi pusat peringatan Hari Antikorupsi Internasional (HAKI) Acara yang diprakarasai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu digelar selama dua hari, Desember 2015 di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) Bandung. 51

62 Acara Festival Antikorupsi 2015 itu dibuka Menko Politik, Hukum dan Keamanan, Luhut Panjaitan mewakili Presiden RI dan disaksikan Gubernur Jawa Barat, Plt. Ketua KPK, Walikota Bandung, dan utusan Kementerian Negara/Lembaga serta pemerintah daerah. Pada acara tersebut, Kementerian Keuangan turut berpartisipasi mengisi venue, baik di dalam maupun di luar ruangan utama. Dalam kesempatan ini, Kementerian Keuangan juga meraih penghargaan sebagai stan Terbaik dalam Festival Antikorupsi Pada kesempatan tersebut, KPK juga memberikan penghargaan gratifikasi kepada Kementerian Negara/Lembaga/BUMN/BUMD dan pemerintah daerah. Tahun ini ada 19 penerima penghargaan dari KPK tersebut, salah satunya Direktur Jenderal Anggaran, Askolani. Pimpinan Direktorat Jenderal Anggaran ini menduduki peringkat kedua pegawai negeri/penyelenggara negara yang melaporkan menerima gratifikasi (yang ditetapkan menjadi milik negara) pada tahun 2015 dengan nilai SGD 100,000. Berlokasi di Ruang B-2 Sabuga, Mariatul Aini, Sekretaris Direktorat Jenderal Anggaran, menerima penghargaan dari Plt. Ketua KPK, Taufiequrachman Ruki, mewakili Askolani yang sedang mendapat tugas menghadiri acara penting di luar negeri. Pemberian penghargaan gratifikasi tersebut merupakan ajang tahunan KPK yang diselenggarakan bertepatan dengan Hari Antikorupsi se-dunia. Tujuannya untuk memberikan apresiasi atas kesadaran dan kemauan penyelenggara negara dan Pegawai Negeri Sipil dalam melaporkan garitifikasi, ungkap Yuyuk Andriati, Plh. Kepala Biro Humas KPK. Penghargaan yang diterima pimpinan Direktorat Jenderal Anggaran ini adalah salah satu buah dari gerakan antikorupsi yang selama ini getol dilaksanakan DJA(sms). 52

63 BAB III PENUTUP 53

64 BAB IV PENUTUP A. Keberhasilan Pencapaian kinerja DJA pada tahun 2015 sudah sesuai dengan target yang ditetapkan, walaupun masih terdapat beberapa IKU belum mencapai target yang ditentukan. Kinerja DJA tahun 2015 yang dapat dinilai sebagai sebuah prestasi, antara lain: a. Nilai Kinerja Organisasi DJA pada tahun 2015 yang diukur berdasarkan pengelolaan kinerja berbasis balanced scorecard (BSC) mencapai 108,11%. Dari total 16 IKU, hanya terdapat 3 (tiga) IKU yang tidak mencapai target yang telah ditetapkan. b. Disamping itu, terdapat pula keberhasilan dan terobosan yang cukup signifikan dilakukan DJA pada tahun 2015, yaitu: 1) Membumikan APBM melalui DJA Menyapa sebagai upaya untuk menyebarluaskan informasi seputar penganggaran di Indonesia kepada pelajar dan guru sekolah menengah atas sederajat. 2) Pemilihan pegawai terbaik DJA tahun 2014 sebagai wujud pemberian apresiasi atas pegawai DJA yang berperilaku baik dan berkinerja tinggi. 3) Lomba Poster dan Tagline DJA Anti Korupsi sebagai upaya menanamkan semangat dan budaya anti korupsi di lingkungan DJA. 4) Lomba Inovasi DJA 2015 sebagai upaya memberikan dorongan kepada para pegawai DJA agar berpartisipasi memberikan pengembangan ide dan inisiatif perbaikan yang baru melalui karya inovasi yang mendukung pelaksanaan tugas dalam memberikan pelayanan kepada stakeholder. 5) Penghargaan kepada Direktur Jenderal Anggaran sebagai pegawai negeri/penyelenggara negara yang melaporkan menerima gratifikasi. B. Kegagalan Pada tahun 2015, terdapat 3 (tiga) IKU yang tidak dapat memenuhi target yang telah ditetapkan, yaitu: a. IKU Akurasi Perencanaan APBN b. IKU Indeks Kepuasan Pengguna Layanan; c. IKU Indeks Kesehatan Organisasi; 54

65 C. Strategi Strategi yang akan ditempuh oleh DJA sebagai pemecahan masalah yang terkait dengan pencapaian target IKU, antara lain: a. Kebijakan pengamanan APBN TA 2016 dari sisi belanja serta kebijakan monev dan pengamanan APBNP 2016 sebagai upaya meningkatkan akurasi perencanaan APBN. b. Perbaikan SOP Layanan Unggulan. c. Pembuatan maklumat layanan, sistem monitoring proses penyelesaian layanan unggulan di DJA guna meningkatkan Indeks Kepuasan Pengguna Layanan; dan d. Rapat kerja guna mengevaluasi capaian indeks kesehatan organisasi, pembuatan gugus kendali mutu di tiap-tiap unit kerja, perumusan strategi komunikasi yang tepat dalam menyampaikan kebijakankebijakan strategis, serta menindaklanjuti rekomendasi hasil survei kesehatan organisasi guna meningkatkan Indeks Kesehatan Organisasi DJA. 55

66 FORMULIR PENGUKURAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA. Tahun Direktorat Jenderal Anggaran. Kementerian Keuangan Direktorat Jenderal Anggaran

LAPORAN KINERJA. Tahun Direktorat Jenderal Anggaran. Kementerian Keuangan Direktorat Jenderal Anggaran LAPORAN KINERJA Direktorat Jenderal Anggaran Tahun Kementerian Keuangan Direktorat Jenderal Anggaran DAFTAR ISI DAFTAR ISI... PENGANTAR... RINGKASAN EKSEKUTIF... ii iii v BAB I PENDAHULUAN... 1 A. LATAR

Lebih terperinci

Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan

Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Laporan Kinerja 2017 I II Kementerian Keuangan Laporan Kinerja 2017 III IV Kementerian Keuangan P E N G A N T A R Pada tahun 2017, dari hasil pengukuran kinerja, Nilai Kinerja Organisasi (NKO) DJA tahun

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DJA

LAPORAN KINERJA DJA LAPORAN KINERJA DJA 2014 1 Daftar Isi Daftar Isi... 2 Kata Pengantar... 3 Ringkasan Eksekutif... 4 BAB I (Pendahuluan)... 5 A. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi... 5 B. Peran Strategis... 6 C. Sistematika

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PROFIL APLIKASI SMART. Direktorat Jenderal Anggaran mempunyai misi sebagai berikut: meningkatkan kualitas perencanaan;

BAB III DESKRIPSI PROFIL APLIKASI SMART. Direktorat Jenderal Anggaran mempunyai misi sebagai berikut: meningkatkan kualitas perencanaan; BAB III DESKRIPSI PROFIL APLIKASI SMART A. Profil Direktorat Jenderal Anggaran Sebagai bagian dari Kementerian Keuangan yang bertugas perihal penganggaran negara, Direktorat Jenderal Anggaran mempunyai

Lebih terperinci

PENATAAN ARSITEKTUR DAN INFORMASI KINERJA DALAM RKA K/L 2016

PENATAAN ARSITEKTUR DAN INFORMASI KINERJA DALAM RKA K/L 2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PENATAAN ARSITEKTUR DAN INFORMASI KINERJA DALAM RKA K/L 2016 Jakarta, 10 Februari 2015 Dalam rangka penguatan penganggaran berbasis kinerja, dilakukan penataan Arsitektur

Lebih terperinci

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : C. MISI UNIT

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 01/PJ.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 01/PJ. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 01/PJ.01/2012 TENTANG PENYUSUNAN DAN PENYAMPAIAN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

2.1 Rencana Strategis

2.1 Rencana Strategis 2.1 Rencana Strategis Sekretariat Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan () telah menyusun suatu Rencana Strategis (Renstra) dengan berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama

Lebih terperinci

21 Universitas Indonesia

21 Universitas Indonesia BAB 3 GAMBARAN UMUM DEPARTEMEN KEUANGAN DAN BALANCED SCORECARD TEMA BELANJA NEGARA 3.1. Tugas, Fungsi, dan Peran Strategis Departemen Keuangan Republik Indonesia Departemen Keuangan Republik Indonesia

Lebih terperinci

K A T A P E N G A N T A R

K A T A P E N G A N T A R K A T A P E N G A N T A R Puji Syukur ke hadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga Bagian Keuangan dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Bagian

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah No.1183, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BSN. SAKIP. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTABILITAS INSTANSI

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

2016, No Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, Menteri Keuangan dapat menetapkan pola pengelolaan k

2016, No Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, Menteri Keuangan dapat menetapkan pola pengelolaan k BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1792, 2016 KEMENKEU. PPK-BLU Satker. Penetapan. Pencabutan Penerapan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 180/PMK.05/2016 TENTANG PENETAPAN DAN PENCABUTAN

Lebih terperinci

REVISI ANGGARAN PADA DJA SEMAKIN SEDERHANA, CEPAT DAN AKURAT (Bagian 1)

REVISI ANGGARAN PADA DJA SEMAKIN SEDERHANA, CEPAT DAN AKURAT (Bagian 1) REVISI ANGGARAN PADA DJA SEMAKIN SEDERHANA, CEPAT DAN AKURAT (Bagian 1) Dalam praktek penyusunan RKA-K/L, terkadang terjadi proses penganggaran yang belum memperhatikan kaidah-kaidah penganggaran yang

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN KINERJA DAN PELAPORAN KINERJA DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM

PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN KINERJA DAN PELAPORAN KINERJA DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM - 2 - Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M.

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M. KATA PENGANTAR Laporan akuntabilitas kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders dan memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 yang mengamanatkan setiap instansi pemerintah/lembaga

Lebih terperinci

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : (15) KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. A. Simpulan

BAB IV PENUTUP. A. Simpulan BAB IV A. Simpulan Laporan kinerja Sekretariat Kabinet tahun 2015 ini merupakan laporan pertanggungjawaban atas pencapaian visi dan misi Sekretariat Kabinet dalam rangka menuju organisasi yang efektif,

Lebih terperinci

Bab IV Studi Kasus IV.1 Profil Direktorat Jenderal Perbendaharaan

Bab IV Studi Kasus IV.1 Profil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Bab IV Studi Kasus Sebelum melakukan perancangan, akan dipaparkan profil Direktorat Jenderal Perbendaharaan beserta visi, misi, tugas pokok dan fungsi, struktur organisasi, strategi bisnis, strategi TI,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun anggaran 2013, kewenangan atas pengesahan Daftar Isian

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun anggaran 2013, kewenangan atas pengesahan Daftar Isian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak tahun anggaran 2013, kewenangan atas pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) beralih dari Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPB) kepada Direktorat

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : Mewujudkan pengelolaan kas yang efisien dan optimal.

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : Mewujudkan pengelolaan kas yang efisien dan optimal. RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : (15) KEMENTERIAN

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF

RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF disusun untuk menyajikan informasi tentang capaian komitmen kinerja yang telah diperjanjikan Sekretariat Kabinet kepada kepada pimpinan dan stakeholders selama tahun 2015. Laporan Kinerja

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L No.1236, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-KEMARITIMAN. SAKIP. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA DI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra KL) adalah dokumen perencanaan Kementerian/Lembaga jangka menengah (5 tahun) yang memuat visi, misi, tujuan, strategi,

Lebih terperinci

REVIU ANGKA DASAR (BASELINE) (Bagian 1)

REVIU ANGKA DASAR (BASELINE) (Bagian 1) REVIU ANGKA DASAR (BASELINE) (Bagian 1) Ada lima tahapan pokok dalam satu siklus APBN di Indonesia yaitu : 1). Perencanaan dan Penganggaran APBN; 2). Penetapan/Persetujuan APBN; 3). Pelaksanaan APBN; 4).

Lebih terperinci

Gambar Piramida Penyelarasan Strategi

Gambar Piramida Penyelarasan Strategi Balanced Scorecard Kementerian Keuangan Konsep Balanced Scorecard (BSC) dikembangkan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton yang berawal dari studi tentang pengukuran kinerja di sektor bisnis pada tahun

Lebih terperinci

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : C. MISI UNIT

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang PENGANTAR

Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang PENGANTAR PENGANTAR (LAKIP) Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja DJPU tahun 2011 sebagai salah satu Unit Eselon I Kementerian Keuangan. LAKIP DJPU disusun

Lebih terperinci

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 JAKARTA, FEBRUARI 2016 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan Rencana Strategis Bisnis (RSB) bagi suatu organisasi pemerintah merupakan suatu kewajiban sebagai upaya mewujudkan tata kelola system yang modern. RSB

Lebih terperinci

NAMA JABATAN : Direktur Jenderal Anggaran

NAMA JABATAN : Direktur Jenderal Anggaran LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 706/PM.1/2008 TENTANG URAIAN JABATAN DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN MENTERI KEUANGAN - 1-1. NAMA JABATAN : Direktur Jenderal Anggaran 2. IKHTISAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I A. Latar Belakang Tahun 2015 merupakan tahun pertama dalam pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015 2019. Periode ini ditandai dengan fokus pembangunan pada pemantapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 106/PMK.06/2017 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 106/PMK.06/2017 TENTANG PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 106/PMK.06/2017 TENTANG PENGELOLAAN KINERJA DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PADA PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) DI BAWAH PEMBINAAN DAN PENGAWASAN MENTERI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 106/PMK.06/2017 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 106/PMK.06/2017 TENTANG PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 106/PMK.06/2017 TENTANG PENGELOLAAN KINERJA DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PADA PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) DI BAWAH PEMBINAAN DAN PENGAWASAN MENTERI

Lebih terperinci

Laporan Kinerja KPPN Bandar Lampung 2015

Laporan Kinerja KPPN Bandar Lampung 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Penjelasan Umum Organisasi Laporan Kinerja KPPN Bandar Lampung tahun 2015 disusun sebagai bentuk perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan kinerja dalam mencapai sasaran strategis

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 152/PMK.02/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 152/PMK.02/2014 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 152/PMK02/2014 TENTANG PETUNJUK PENYUSUNAN RENCANA PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Lebih terperinci

1. NAMA JABATAN: Direktur Evaluasi Pengelolaan dan Informasi Keuangan Daerah.

1. NAMA JABATAN: Direktur Evaluasi Pengelolaan dan Informasi Keuangan Daerah. LAMPIRAN VI KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KM.1/2016 TENTANG URAIAN JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN 1. NAMA JABATAN: Direktur Evaluasi Pengelolaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan instrumen

BAB 1 PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan instrumen BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan instrumen kebijakan fiskal yang digunakan oleh pemerintah untuk menjalankan fungsinya dalam mengatur

Lebih terperinci

Ikhtisar Eksekutif. vii

Ikhtisar Eksekutif. vii Kata Pengantar Laporan Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ini merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi kepada masyarakat (stakeholders) dalam menjalankan visi dan misi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN, PELAPORAN, PEMANTAUAN DAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh i KATA PENGANTAR Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Rencana Strategis (Renstra) merupakan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang

Lebih terperinci

1. NAMA JABATAN: Sekretaris Direktorat Jenderal.

1. NAMA JABATAN: Sekretaris Direktorat Jenderal. LAMPIRAN II KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KM.1/2016 TENTANG URAIAN JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN 1. NAMA JABATAN: Sekretaris Direktorat

Lebih terperinci

1. NAMA JABATAN: Direktur Pendapatan dan Kapasitas Keuangan Daerah.

1. NAMA JABATAN: Direktur Pendapatan dan Kapasitas Keuangan Daerah. LAMPIRAN IV KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KM.1/2016 TENTANG URAIAN JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN 1. NAMA JABATAN: Direktur Pendapatan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman. No.418, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 168 /PMK.07/2009 TENTANG

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR SP DIPA-15.3-/216 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara.

Lebih terperinci

I. Pengertian BAB I PENDAHULUAN

I. Pengertian BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PADA LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : (15) KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat :

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat : BAB I PENDAHULUAN I.1 KONDISI UMUM ORGANISASI B agian Hukum dibentuk berdasarkan Keputusan Kepala BSN Nomor 965/BSN-I/HK.35/05/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Standardisasi Nasional. Bagian

Lebih terperinci

Revisi ke 05 Tanggal : 27 Agustus 2015

Revisi ke 05 Tanggal : 27 Agustus 2015 REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 27 Tahun 214 tentang APBN TA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, 2013 KEPALA BPPT KOTABANDUNG. Drs. H. DANDAN RIZA WARDANA, M.Si PEMBINA TK. I NIP

KATA PENGANTAR. Bandung, 2013 KEPALA BPPT KOTABANDUNG. Drs. H. DANDAN RIZA WARDANA, M.Si PEMBINA TK. I NIP KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-nya, kami dapat menyelesaikan Rencana Kerja (RENJA) Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun

Lebih terperinci

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : (15) KEMENTERIAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : (15) KEMENTERIAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DITJEN IDP 2016 LAPORAN KINERJA. Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik

LAPORAN KINERJA DITJEN IDP 2016 LAPORAN KINERJA. Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik LAPORAN KINERJA DITJEN IDP 2016 LAPORAN KINERJA 2016 Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik LKJ DITJEN IDP 2016 2016 LKJ DITJEN IDP KATA PENGANTAR Menjadi penjuru penguatan citra positif Indonesia

Lebih terperinci

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 1 : RENCANA PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS PADA KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN : 216 A. KEMENTRIAN : (19) KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

down mengandung makna bahwa perencanaan ini memperhatikan pula

down mengandung makna bahwa perencanaan ini memperhatikan pula BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya agar efektif, efisien, dan akuntabel, Direktorat Penanganan Pelanggaran (Dit. PP) berpedoman pada dokumen perencanaan

Lebih terperinci

KAK/ TOR PER KELUARAN KEGIATAN TAHUN DOKUMEN PERENCANAAN/PENGANGGARAN/PELAPORAN/MONITORING DAN EVALUASI

KAK/ TOR PER KELUARAN KEGIATAN TAHUN DOKUMEN PERENCANAAN/PENGANGGARAN/PELAPORAN/MONITORING DAN EVALUASI F-3.1.0.1 Rev.0 KAK/ TOR PER KELUARAN KEGIATAN TAHUN 2015 184.005 DOKUMEN PERENCANAAN/PENGANGGARAN/PELAPORAN/MONITORING DAN EVALUASI Kementerian Negara/Lembaga : KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN (019) Unit Eselon

Lebih terperinci

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : (15) KEMENTERIAN

Lebih terperinci

DASAR HUKUM. Jawab Keuangan Negara;. PP No. 20 Tahun 2004 tentang RKP;. PP No. 21 Tahun 2004 ttg Penyusunan RKA-KL. dan Tanggung

DASAR HUKUM. Jawab Keuangan Negara;. PP No. 20 Tahun 2004 tentang RKP;. PP No. 21 Tahun 2004 ttg Penyusunan RKA-KL. dan Tanggung DASAR HUKUM. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbend. Negara;. UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;. PP No.

Lebih terperinci

FORMULIR 2 RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2017 1. Kementrian/Lembaga : KEMENTERIAN KEUANGAN 2. Sasaran Strategis K/L : 1.Terjaganya Kesinambungan Fiskal 3. Program : Program

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERJANJIAN KINERJA, PELAPORAN KINERJA, DAN TATA CARA REVIU ATAS LAPORAN KINERJA

Lebih terperinci

Langgeng Suwito. Pemaparan Materi:PMK 214 tahun 2017 tentang Pengukuran

Langgeng Suwito. Pemaparan Materi:PMK 214 tahun 2017 tentang Pengukuran Pemaparan Materi:PMK 214 tahun 2017 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan RKA-K/L Langgeng Suwito Kepala Subdirektorat Evaluasi Kinerja Penganggaran Direktorat Sistem Penganggaran

Lebih terperinci

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIREBON, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.912, 2011 KEMENTERIAN SOSIAL. PNBP. Pedoman Pengelolaan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 183 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136/PMK.02/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136/PMK.02/2014 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136/PMK.02/2014 TENTANG PETUNJUK PENYUSUNAN DAN PENELAAHAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Lebih terperinci

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : C. MISI UNIT

Lebih terperinci

Keuangan telah melakukan perubahan kelembagaan yaitu. peningkat- an efisiensi, efektivitas, dan produktivitas kinerja birokrasi dalam

Keuangan telah melakukan perubahan kelembagaan yaitu. peningkat- an efisiensi, efektivitas, dan produktivitas kinerja birokrasi dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam upaya peningkatan kinerja dan institusi kelembagaannya, Kementerian Keuangan telah melakukan perubahan kelembagaan yaitu peningkat- an efisiensi, efektivitas,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna sebagai informasi akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna sebagai informasi akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. KATA PENGANTAR Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan adanya kerjasama dari semua pihak yang terkait di lingkup Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, maka LAPORAN KINERJA Sekretariat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, serta

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN SERTA

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sebagai perwujudan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang memberikan landasan bagi berbagai bentuk perencanaan

Lebih terperinci

KPU Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang BAB I PENDAHULUAN

KPU Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pemilihan Umum adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang diselenggarakan secara demokratis, Langsung Umum Bebas Rahasia, Jujur dan Adil dalam Negara Kesatuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Dubnick (2005), akuntabilitas publik secara tradisional dipahami sebagai alat yang digunakan untuk mengawasi dan mengarahkan perilaku administrasi dengan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK

PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN DIREKTORAT PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DISAMPAIKAN DALAM KEGIATAN SOSIALISASI PERATURAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (TERM OF REFERENCE) PENYUSUNAN STANDAR BIAYA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA UNIT ESELON PROGRAM : : :

KERANGKA ACUAN KERJA (TERM OF REFERENCE) PENYUSUNAN STANDAR BIAYA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA UNIT ESELON PROGRAM : : : KERANGKA ACUAN KERJA (TERM OF REFERENCE) PENYUSUNAN STANDAR BIAYA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA UNIT ESELON PROGRAM : : : Departemen Keuangan Direktorat Jenderal Anggaran Pengelolaan Anggaran Negara HASIL

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KABUPATEN/KOTA

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KABUPATEN/KOTA - 2-2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Presiden

Lebih terperinci

FORMULIR 1 PENJELASAN UMUM RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016

FORMULIR 1 PENJELASAN UMUM RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016 FORMULIR 1 PENJELASAN UMUM RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016 1.Kementerian/Lembaga : KEMENTERIAN KEUANGAN 2. VISI : Menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi Indonesia

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 KATA PENGANTAR R encana Kinerja merupakan dokumen yang berisi target kinerja yang diharapkan oleh suatu unit kerja pada satu tahun tertentu

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 71...TAHUN 2009 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2010

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 71...TAHUN 2009 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2010 PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 71...TAHUN 2009 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Alhamdulillaah,

KATA PENGANTAR. Alhamdulillaah, KATA PENGANTAR Alhamdulillaah, Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan petunjuk- Nya kami telah menyusun dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUN 2008 DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN NO KEGIATAN OUTPUT. Program : Peningkatan Penerimaan dan Pengamanan Keuangan Negara

RENCANA KERJA TAHUN 2008 DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN NO KEGIATAN OUTPUT. Program : Peningkatan Penerimaan dan Pengamanan Keuangan Negara NO KEGIATAN OUTPUT Program : Peningkatan Penerimaan dan Pengamanan Keuangan Negara 1. Pembinaan/koordinasi/evaluasi dan pelaporan di bidang PNBP Melakukan penelitian dan pengembangan dalam rangka inovasi

Lebih terperinci