SKRIPSI. Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata I Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan. Oleh: : Hetty Setyowati NIM :

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SKRIPSI. Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata I Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan. Oleh: : Hetty Setyowati NIM :"

Transkripsi

1 KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING LEARNING) DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI SUB POKOK BAHASAN TUMBUHAN BERBIJI DI KELAS VII SMPN I DAWE KUDUS TAHUN AJARAN 005/006 SKRIPSI Dajukan Dalam Rangka Penyelesaan Stud Strata I Untuk Mencapa Gelar Sarjana Penddkan Oleh: Nama : Hetty Setyowat NIM : Jurusan : Bolog Program Stud : Penddkan Bolog FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 006

2 PENGESAHAN Skrps dengan judul: Keefektfan Penggunaan Pendekatan Kontekstual (Contextual Teachng Learnng) dalam Pembelajaran Bolog Sub Pokok Bahasan Tumbuhan Berbj d kelas VII SMPN I Dawe Kudus Tahun Ajaran 005/006 Telah dpertahankan d depan sdang Panta Ujan Skrps Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam Unverstas Neger Semarang pada: Har : Jumat Tanggal : 3 Desember 005 Panta Ujan Ketua Sekretars Drs. Kasmad I. S., M. S. Ir. Tut Wdant, M. Bomed. NIP NIP Pembmbng I Anggota Penguj Drs. Sutardh SD., M. Pd.Drs. Y. Ulung A, Ms NIP NIP Pembmbng II Ir. Kuntoro Budyanto. Drs. Sutardh SD., M. Pd NIP NIP Ir. Kuntoro Budyanto NIP

3 ABSTRAK Penggunaan pendekatan kontekstual sebaga pendekatan pembelajaran bolog pada mater sub pokok bahasan tumbuhan berbj dapat mempermudah dalam penyampaan mater sehngga dapat dterma oleh sswa dengan mudah. Pendekatan kontekstual merupakan pendekatan yang memungknkan dkembangkannya strateg belajar yang membantu guru mengkatkan antara mater yang dajarkannya dengan stuas duna nyata sswa dan mendorong sswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dmlknya dengan penerapannya dalam kehdupan mereka sehar-har. Penulsan n bertujuan untuk mengetahu lebh efektf mana antara pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual dengan pembelajaran yang menggunakan pendekatan konvensonal. Populas dalam peneltan n adalah sswa kelas VII semester I SMPN I Dawe Kudus tahun ajaran 005/006 yang terdr dar tga kelas. Pengamblan sampel dlakukan dengan acak kelompok. Dambl Kelas VII-A sebaga kelas kontrol dan VII-B sebaga kelas ekspermen. Instrumen pengumpulan data dalam peneltan n telah duj cobakan yatu berupa 40 butr soal objektf dengan empat plhan dan satu jawaban benar. Ekspermen dlakukan dengan memberkan tes awal kepada kedua kelompok, dlanjutkan dengan pembelajaran dan dakhr dengan memberkan tes akhr. Proses pembelajaran pada kelompok ekspermen dengan menggunakan pendekatan kontekstual sedangkan pada kelompok kontrol dengan menggunakan pendekatan konvensonal. Setelah dlakukan pembelajaran terlhat bahwa hasl belajar kedua kelompok tersebut berbeda secara sgnfkan dan dar hasl uj t dperoleh t htung (,363) > t tabel (,66) yang berart bahwa hasl belajar sswa yang menggunakan pendekatan kontekstual dalam pembelajarannya lebh bak darpada hasl belajar sswa yang menggunakan pendekatan konvensonal. Berdasarkan hasl peneltan dapat dsmpulkan bahwa hasl belajar sswa yang menggunakan pendekatan kontekstual lebh bak darpada hasl belajar sswa yang menggunakan pendekatan konvensonal. Sehngga pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual lebh efektf darpada pembelajaran yang menggunakan pendekatan konvensonal. Saran dar hasl peneltan n yatu: Guru bolog dalam pembelajarannya lebh bak bla menggunakan pendekatan kontekstual karena lebh efektf untuk menngkatkan prestas belajar sswa. Kata Kunc: Pendekatan kontekstual, keefektfan pembelajaran dan mater tumbuhan bj.

4 MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Barang sapa memlk satu alasan untuk hdup da bsa menahan hampr setap keadaan (Fredrch Netzche). Allah tdak membeban seseorang melankan sesua dengan kesanggupannya (Al Baqarah ayat 86). Apa yang kamu smpan untuk drmu sendr akan lenyap, apa yang kamu berkan pada orang lan akan kamu mlk selamanya (Alex Munthe). Semangat manusa tdak bsa dlumpuhkan, jka kamu mash bsa bernafas, kamu mash bsa mempunya mpan (Make Brown). PERSEMBAHAN Karya kecl n kuperuntukkan: Ibu dan bapakku tercnta, yang selalu membantuku dengan doa, kash sayang dan semangat. Kakak dan adkku (Hermn, Tom dan Heru) serta keluargaku yang senantasa memberku dukungan. Dede, Engkln, Nank dan teman-temanku Bo Smart 00. Teman-temanku d KKN, PPL dan d kost Pur Cempaka. Almamaterku. v

5 KATA PENGANTAR Puj syukur ke hadrat Allah SWT yang telah melmpahkan rahmat dan karuna-nya kepada penuls, sehngga penuls mampu menyelesakan skrps dengan judul Keefektfan Penggunaan Pendekatan Kontekstual (Contextual Teachng Learnng) dalam Pembelajaran Bolog Sub Pokok Bahasan Tumbuhan Berbj d kelas VII SMPN I Dawe Kudus Tahun Ajaran 005/006 tanpa suatu halangan apapun. Penuls menyadar bahwa dalam penyusunan skrps n tdak lepas dar peran serta berbaga phak. Oleh karena tu dalam kesempatan n penuls mengucapkan terma kash dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:. Rektor Unverstas Neger Semarang yang telah memberkan kesempatan kepada penuls untuk menyelesakan stud d UNNES.. Dekan Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam UNNES yang telah memberkan kemudahan pelayanan admnstras dalam penyusunan skrps. 3. Ketua Jurusan Bolog FMIPA UNNES yang telah memberkan kemudahan dan kelancaran dalam penyusunan skrps. 4. Drs. Sutardh SD., M. Pd., selaku Dosen Pembmbng I yang penuh kesabaran dalam membmbng dan member motvas sehngga skrps n dapat selesa. 5. Ir. Kuntoro Budyanto, selaku Dosen Pembmbng II yang selalu memberkan bmbngan dan arahan kepada penuls sehngga skrps n dapat selesa. 6. Drs. Y. Ulung A, M.S., yang telah menguj dan member masukan terhadap penyusunan skrps n. v

6 7. Kepala Sekolah SMPN I Dawe Kudus yang memberkan kesempatan kepada penuls saat penuls melakukan peneltan. 8. Fahrudn, S. Pd. Selaku guru pengampu mata pelajaran Bolog d SMPN I Dawe Kudus, atas bantuan dan kerja samanya selama dlaksanakan peneltan. 9. Semua phak dan nstans terkat yang telah membantu selama dlaksanakannya peneltan sampa selesanya penulsan skrps n. Penuls menyadar bahwa dalam penulsan skrps n mash jauh dar sempurna. Oleh karena tu dengan penuh rendah hat penuls akan menerma saran dan krtk untuk menyempurnakan skrps n. Akhrnya penuls berharap semoga skrps n dapat bermanfaat bag penuls khususnya dan bag semua phak pada umumnya. Semarang, Desember 005 Penuls Hetty Setyowat v

7 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... PENGESAHAN... ABSTRAK... MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI...v DAFTAR TABEL... x DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang... B. Permasalahan... 4 C. Penegasan Istlah... 5 D. Tujuan Peneltan... 6 E. Manfaat Peneltan... 6 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tnjauan Pustaka Pengertan Pembelajaran Pengertan Belajar Faktor yang Mempengaruh Belajar Hasl Belajar Karakterstk Sub Pokok Bahasan Tumbuhan Berbj Pembelajaran dengan Pendekatan Kontekstual (CTL) Penerapan Pembelajaran Kontekstual dalam Sub Pokok v

8 Bahasan Tumbuhan Berbj Peranan Pembelajaran CTL dalam Pembelajaran Mater Tumbuhan Bj dan Perbandngannya dengan Konvensonal... 9 B. Hpotess... 0 BAB III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan... B. Varabel Peneltan... C. Rancangan Peneltan... D. Prosedur Peneltan... 3 E. Data dan Cara Pengumpulan Data... 4 F. Metode Analss Data... 5 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasl Peneltan B. Pembahasan... 5 BAB V. PENUTUP A. Smpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN v

9 DAFTAR TABEL Tabel Halaman Tabel.. Hasl Uj Normaltas Kelas VII-A Berdasarkan Nla UAS... 3 Tabel.. Hasl Uj Normaltas Kelas VII-B Berdasarkan Nla UAS... 3 Tabel.. Hasl Uj Kesamaan Dua Varans Kelas VII-A Tabel.. Hasl Uj Kesamaan Dua Varans Kelas VII-B Tabel 3. Rngkasan Uj T Antara Kelas VII-A dan VII-B Tabel 4. Deskrps Data Hasl Kemampuan Awal Sswa Sebelum Pembelajaran Tabel 5.. Hasl Uj Normaltas Data Pre Tes Kelompok Ekspermen Tabel 5.. Hasl Uj Normaltas Data Pre Tes Kelompok Kontrol Tabel 6.. Hasl Uj Kesamaan Dua Varans Data Pre Tes Kelas Ekspermen Tabel 6.. Hasl Uj Kesamaan Dua Varans Data Pre Tes Kelas Kontrol Tabel 7. Hasl Uj Kesamaan Dua Rata-Rata Tabel 8. Deskrps Data Hasl Belajar Setelah Pembelajaran Tabel 9.. Hasl Uj Normaltas Data Post Tes Kelompok Ekspermen Tabel 9.. Hasl Uj Normaltas Data Post Tes Kelompok Kontrol Tabel 0.. Hasl Uj Kesamaan Dua Varans Data Post Tes Kelas Ekspermen Tabel 0.. Hasl Uj Kesamaan Dua Varans Data Post Tes Kelas Kontrol Tabel. Hasl Analss Uj Perbedaan Rata-Rata Kelompok Ekspermen dan Kontrol... 5 x

10 Daftar Lampran Lampran Halaman Lampran. Data Nla Rata-Rata UAS Lampran. Uj Normaltas Data Kelas VII-A Lampran 3. Uj Normaltas Data Kelas VII-B....6 Lampran 4. Uj Kesamaan Dua Varans Data Nla Rata-Rata UAS Antara Kelas VII-A dan VII-B....6 Lampran 5. Uj Kesamaan Dua Rata-Rata UAS Antara Kelompok Kelas VII-A dan VII-B Lampran 6. T-Test Lampran 7. Slabus dan Penlaan Lampran 8. RP (Ekspermen) Lampran 9. RP (Ekspermen) Lampran 0. RP 3 (Ekspermen) Lampran. RP (Kontrol) Lampran. RP (Kontrol) Lampran 3. RP 3 (Kontrol) Lampran 4. LKS... 8 Lampran 5. LKS Lampran 6. LKS Lampran 7. LKS Lampran 8. Ks-Ks Soal Instrumen Peneltan... 0 Lampran 9. Uj Coba Instrumen Peneltan Lampran 0. Hasl Analss Uj Coba Soal... 8 Lampran. Perhtungan Valdtas Butr... 5 x

11 Lampran. Perhtungan Tngkat Kesukaran Soal... 7 Lampran 3. Perhtungan Daya Pembeda Soal... 8 Lampran 4. Perhtungan Relabltas Instrumen... 9 Lampran 5. Ks-Ks Soal Instrumen Peneltan Lampran 6. Soal-Soal Instrumen Peneltan... 3 Lampran 7. Data Pre Tes dan Post Tes Hasl Belajar... 4 Lampran 8. Uj Normaltas Data Pre Tes Kelompok Ekspermen Lampran 9. Uj Normaltas Data Pre Tes Kelompok Kontrol Lampran 30. Uj Kesamaan Dua Varans Data Pre Tes Antara Kelompok Ekspermen dan Kontrol Lampran 3. Uj Kesamaan Dua Rata-Rata Pre Tes Antara Kelompok Ekspermen dan Kontrol Lampran 3. Uj Normaltas Data Post Tes Kelompok Ekspermen Lampran 33. Uj Normaltas Data Post Tes Kelompok Kontrol Lampran 34. Uj Kesamaan Dua Varans Data Post Tes Antara Kelompok Ekspermen dan Kontrol Lampran 35. Uj Perbedaan Dua Rata-Rata Post Tes Antara Kelompok Ekspermen dan Kontrol Lampran 36. T-Test... 5 Lampran 37. Tabel Nla Ch Kuadrat... 5 Lampran 38. Daftar Krtk Uj F (Α = 5%) Lampran 39. Daftar Krtk Uj T Lampran 40. Surat Usulan Pembmbng Lampran 4. Permohonan Ijn Peneltan ke SMPN I Dawe Kudus Lampran 4. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Peneltan x

12 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penddkan merupakan rangkaan kegatan komunkas antar manusa, sehngga dapat tumbuh dan berkembang sebaga manusa yang utuh. Penddkan memegang peranan pentng dalam mempersapkan sumber daya manusa d masa yang akan datang. Proses pembelajaran yang terjad d lngkungan sekolah (penddkan formal) melbatkan berbaga komponen yatu: tujuan, bahan, metode dan alat serta penlaan (Sudjana, 000). Jka salah satu komponen tdak ada maka proses pembelajaran kurang berhasl. Sswa pada umumnya dapat mencapa skap mental yang bak jka mereka mengetahu tujuan belajar tu sendr. Pembelajaran yang dlaksanakan dapat dketahu haslnya dengan dadakan evaluas hasl belajar. Evaluas hasl belajar antara lan bertujuan untuk mengetahu kemajuan-kemajuan dan kelemahan-kelemahan sswa, guru, proses belajar mengajar beserta sebab akbatnya, sehngga sswa dapat mengetahu langkah apa yang akan dambl untuk menngkatkan hasl belajarnya. Belajar adalah proses menghaslkan perubahan tngkah laku atau kecakapan. Keberhaslan belajar tergantung pada beberapa faktor, yatu: ) faktor nternal, alah faktor yang berasal dar dalam dr anak/sswa tu sendr. ) faktor eksternal, alah faktor yang berasal dar luar dr anak/sswa. Faktor nternal melput: bahan belajar, motvas, skap, perasaan, emos, dan ntelegens. Sedangkan faktor eksternal melput: bahan pelajaran, metode mengajar, meda pen-

13 ddkan dan lngkungan dalam kelas maupun d luar kelas.(dmyat dan Mudjono, 999). Dalam rangka mewujudkan pemerataan hasl penddkan yang bermutu, dperlukan kurkulum dengan kompetens lulusan yang memlk keunggulan bertaraf lokal, nasonal dan global.untuk tu dperlukan pembelajaran yang handal. Pembelajaran d sekolah dewasa n, tdak sesua dengan yang dharapkan, apabla jka dkatkan dengan pemahaman sswa terhadap mater pelajaran. Banyak sswa yang mempunya kemampuan menghafal mater yang dterma dengan bak, tetap mereka tdak memaham secara mendalam apa yang mereka hafalkan. Sebagan besar sswa belum mampu menghubungkan mater yang dpelajar dengan pengetahuan yang dgunakan atau dmanfaatkan. Hal n dsebabkan karena penggunaan sstem pembelajaran yang tradsonal yatu sswa hanya dber pengetahuan secara lsan (ceramah) sehngga sswa menerma pengetahuan secara abstrak (hanya membayangkan) tanpa mengalam atau melhat sendr. Padahal sswa membutuhkan konsep-konsep yang berhubungan dengan lngkungan sektarnya karena pembelajaran tdak hanya berupa transfer pengetahuan tetap sesuatu yang harus dpaham oleh sswa yang akan dperlukan dalam kehdupan sehar-har. Belajar lebh bermakna jka sswa mengalam sendr apa yang dpelajar darpada hanya mengetahu secara lsan saja. Banyak sekal pendekatan pembelajaran yang dapat dgunakan dalam proses belajar mengajar. Agar dperoleh hasl yang memuaskan dperlukan pendekatan yang tepat untuk mengajarkan suatu pengetahuan atau mater sehngga haslnya sesua dengan yang dharapkan.

14 3 Dalam hal n penuls mengambl mater tumbuhan bj karena nla ulangan pada mater tersebut mash rendah yatu 59,6. Hal tersebut terjad karena d dalam proses pembelajarannya metode yang dkembangkan kurang bervaras. Kecenderungan pembelajaran mengarah pada ceramah dan praktkum d laboratoram, meda yang dgunakan mash kurang. Untuk memecahkan masalah pembelajaran d atas dperlukan sebuah strateg belajar yang tdak mengharuskan sswa menghafal fakta-fakta, tetap strateg yang mendorong sswa mengkonstrukskan pengetahuan dbenak mereka sendr. Dalam konteks n sswa perlu mengert makna belajar beserta manfaatnya. Dengan begtu mereka bsa menempatkan dr sebaga manusa yang memerlukan suatu bekal untuk hdupnya. Mereka mempelajar apa yang bermanfaat bag drnya dan berupaya menggapanya dengan guru sebaga pengarah dan pembmbng. Untuk tu dperlukan suatu pendekatan yang tepat yatu pendekatan kontekstual (CTL) Pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengkatkan mater yang dajarkan dengan lngkungan sektar sswa dan mendorong sswa untuk menghubungkan antara pengetahuan yang mereka dapat deng-an penerapannya dalam kehdupan sehar-har d masyarakat. Dengan konsep n dharapkan proses pembelajaran menjad lebh bermakna karena berlangsung se-cara lmah dalam bentuk kegatan sswa atau sswa mengalam atau mengamat sendr, tdak hanya transfer pengetahuan dar guru ke sswa. Pendekatan kon-tekstual (CTL) d dalam proses pembelajarannya memanfaatkan berbaga sumber pembelajaran, settng belajar yang tdak selalu d dalam kelas, dan dapat meman-faatkan meda apa saja untuk belajar

15 4 Dar uraan d atas, maka dperlukan peneltan dengan judul Keefektfan Penggunaan Pendekatan Kontekstual (Contextual Teachng Learnng) dalam Pembelajaran Bolog Sub Pokok Bahasan Tumbuhan Berbj d Kelas VII SMPN I Dawe Kudus Tahun Ajaran 005/006 dengan alasan sebaga berkut.. Penddkan kta mash ddomnas oleh pandangan bahwa pengetahuan sebaga perangkat fakta-fakta yang harus dhafalkan.. Pada umumnya pembelajaran d dalam kelas, guru mash berfungs sebaga satu-satunya sumber pengetahuan dan ceramah sebaga metode atau pendekatan pembelajaran utama. 3. Pelajaran bolog khususnya pada mater tumbuhan bj tdak dapat dpelajar dengan menghafal dan memaham konsep saja akan tetap dperlukan pengetahuan nyata sehngga sswa mengalam atau mengamat sendr. 4. Kurkulum sekarang yatu kurkulum 004 menghendak pelajaran Bolog dalam pembelajarannya menggunakan CTL. B. Permasalahan Banyak pendekatan yang dapat dterapkan dalam pembelajaran Bolog, salah satunya adalah pembelajaran dengan pendekatan kontekstual. Permasalahan yang tmbul pada peneltan n adalah apakah pembelajaran dengan penerapan pendekatan kontekstual (CTL) lebh efektf darpada pembelajaran yang menggunakan pendekatan konvensonal dalam pembelajaran Bolog sub pokok bahasan tumbuhan berbj d kelas VII SMPN I Dawe Kudus

16 5 C. Penegasan Istlah Untuk menghndar salah pengertan mengena judul skrps n, maka beberapa stlah yang terdapat pada judul perlu djelaskan. Adapun stlah yang perlu djelaskan adalah sebaga berkut.. Keefektfan Pembelajaran Karakterstk pertama adalah bahwa pembelajaran efektf memudahkan murd belajar sesuatu yang bermanfaat, sepert fakta, ketramplan, nla, konsep dan bagamana hdup seras dengan sesama, atau sesuatu hasl belajar yang dngnkan. Karakterstk kedua pembelajaran efektf adalah bahwa keteramplan tersebut daku oleh mereka yang berkompeten menla, sepert guru-guru, pelath guru-guru, tutor dan pemandu mata pelajaran atau murd-murd sendr. (Dunne & Ted, 996) Dalam pemeltan n yang dmaksud dengan keefektfan pembelajaran adalah keberhaslan pembelajaran yang dlhat dar hasl belajar berupa tes.. Pendekatan Kontekstual Pendekatan kontekstual adalah pendekatan yang memungknkan dkembangkannya strateg belajar yang membantu guru mengatkan antara mater yang dajarkannya dengan stuas duna nyata sswa dan mendorong sswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dmlk dengan penerapannya dalam kehdupan mereka sehar-har.

17 6 D. Tujuan Peneltan Tujuan peneltan n untuk mengetahu lebh efektf mana antara pembelajaran pendekatan kontekstual (CTL), dengan pembelajaran yang menggunakan pendekatan konvensonal terhadap sub pokok bahasan tumbuhan berbj kelas VII SMPN I Dawe Kudus. E. Manfaat Peneltan. Bag Guru a. Mendapatkan pengalaman langsung dalam penerapan pembelajaran dengan pendekatan CTL. b. Membantu guru dalam pemlhan model pembelajaran yang sesua sehngga dapat menngkatkan kualtas pembelajaran yang lebh menark mnat sswa.. Bag Sekolah Hasl peneltan n akan memberkan sumbangan yang berart dalam rangkamemperbak pembelajaran bolog khususnya. 3. Bag Kelmuan Memperkaya strateg dalam pembelajaran bolog pada khususnya agar lebh bermakna dan produktf. 4. Bag Penuls Untuk menambah wawasan pengetahuan bahwa belajar akan lebh bermakna apabla kta mengalam apa yang dpelajar bukan hanya sekedar mengetahunya.

18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tnjauan Pustaka. Pengertan Pembelajaran Pengertan pembelajaran secara umum adalah suatu kegatan yang dlakukan oleh guru sedemkan rupa sehngga tngkah laku sswa berubah kearah yang lebh bak (Darsono, dkk. 000). Berdasarkan pengertan pembelajaran tersebut maka guru berfungs sebaga fasltator yatu orang yang menyedakan fasltas dan mencptakan stuas yang mendukung agar sswa dapat mewujudkan kemampuan belajarnya sehngga dapat mengubah tngkah lakunya menjad bak.. Pengertan Belajar Belajar adalah proses perubahan perlaku yang berkatan dengan pengalaman dan lathan. Perlaku dkategorkan menjad tga yatu: a. Kogntf (kecerdasan berfkr) b. Afektf (skap, perasaan, emos) c. Pskomotork (skll, ketramplan) Menurut Darsono (000) pengertan belajar adalah terjadnya perubahan pada dr orang yang belajar karena pengalaman, bukan karena bawaan sejak lahr. 3. Faktor yang Mempengaruh Belajar a. Faktor dar dalam 7

19 8 Faktor dar dalam adalah faktor yang mempengaruh belajar. Faktor n melput: konds fsologs dan pskologs. Faktor fsologs melput kesehatan badan, faktor gz, dan konds panca ndera. Sedangkan faktor pskologs melput kecerdasan, bakat, mnat, emos, motvas dan perasaan. b. Faktor dar luar Faktor dar luar yatu faktor yang mempengaruh proses belajar dan hasl belajar yang berasal dar luar dr anak atau sswa yang belajar. Faktor n melput faktor lngkungan dan faktor nstrumental. Faktor lngkungan melput lngkungan alam, fsk, dan lngkungan sosal. Sedangkan faktor nstrumental melput kurkulum, program penddkan, sarana, dan prasarana serta faktor guru atau tenaga pengajar. 4. Hasl Belajar Hasl belajar merupakan perubahan perlaku yang dperoleh pembelajar setelah mengalam aktvtas mengajar. Menurut Gagne dalam (Djwandono,989), hasl belajar dapat dbag menjad lma kelompok, yatu sebaga berkut. a. Informas verbal yatu tngkat pengetahuan yang dmlk seseorang yang dapat dungkapkan melalu bahasa lsan maupun tertuls kepada orang lan. b. Kemahran ntelektual yatu kemampuan seseorang untuk berhubungan dengan lngkungannya dan dengan drnya sendr. c. Pengetahuan kegatan kogntf yatu kemampuan yang dapat menyalurkan dan mengarahkan aktvtas kogntfnya sendr, khususnya bla sedang belajar dan berfkr.

20 9 d. Keteramplan motork yatu seorang yang mampu melakukan suatu rangkaan gerak-gerk jasman dalam urutan tertentu, dengan mengadakan koordnas antara gerak-gerk berbaga anggota badan secara terpadu. e. Skap yatu skap tertentu dar seseorang terhadap suatu objek. Hasl belajar yang dcapa sswa dpengaruh oleh dua faktor utama yatu faktor dar dalam dr sswa tu dan faktor yang datang dar luar dr sswa atau faktor lngkungan. Faktor yang datang dar dr sswa terutama kemampuan yang dmlknya. Faktor kemampuan sswa besar sekal pengaruhnya terhadap hasl belajar yang dcapa. Sepert yang dkemukakan oleh Clark dalam (Sudjana, 000) bahwa hasl belajar sswa d sekolah 70% dpengaruh oleh kemampuan sswa dan 30% dpengaruh oleh lngkungan. D sampng faktor kemampuan yang dmlk sswa, juga ada faktor lan sepert motvas belajar, ketekunan, sosal ekonom, faktor fsk dan psks. 5. Karakterstk Sub Pokok Bahasan Tumbuhan Berbj Mater pokok bahasan tumbuhan berbj tergolong mater yang faktual (dapat damat) artnya pengelompokkan tumbuhan berbj dapat dpelajar dlngkungan sektar sswa melalu perbedaan dan persamaan cr yang dmlknya. Dalam slabus SMP, dsebutkan bahwa Kompetens Dasar dar mater tumbuhan berbj adalah sswa mampu mengelompokkan mahluk hdup. Supaya Kompetens Dasar tersebut tercapa maka dalam proses belajar perlu dterapkan bagamana sswa mampu membedakan, mengdentfakas cr-cr tumbuhan bj

21 0 sehngga sswa dapat mengelompokkan tumbuhan berbj tersebut berdasarkan persamaan dan perbedaan cr yang dmlknya., Tumbuhan bj umumnya berkembang bak dengan bj dan mencangkup beberapa kelompok yang masng-masng mempunya cr khas. Tumbuhan bj dbag menjad dua kelompok yatu kelompok tumbuhan berbj terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan berbj tertutup (Angospermae). Tumbuhan berbj tertutup dbag menjad dua yatu dkotl dan monokotl. Untuk mempelajar tumbuhan berbj terbuka, kegatan yang dlakukan adalah sebaga berkut: a. Mengamat letak dan keadaan bj beberapa tumbuhan bj terbuka, msalnya paks haj, pnus dan melnjo. Kemudan menympulkan bahwa cr-cr umum tumbuhan tersebut antara lan bjnya tdak terbungkus oleh daun buah. b. Mengumpulkan tumbuhan dan buah dar tumbuhan bj terbuka untuk memperkaya pengenalan tentang tumbuhan bj terbuka. Untuk mempelajar tumbuhan berbj tertutup yang melput tumbuhan berkepng satu dan tumbuhan berkepng dua, kegatan yang dlakukan adalah sebaga berkut. a. Mengamat letak dan keadaan bj beberapa tumbuhan bj tertutup, msalnya bj salak dan rambutan. Kemudan menympulkan bahwa cr-cr tumbuhan berbj tertutup antara lan bjnya terbungkus oleh daun buah. b. Dengan menggunakan pengetahuan tentang kelompok-kelompok tumbuhan bj berlath mengenal tumbuhan yang ada dsektarnya.

22 Dengan dberlakukannya Kurkulum Berbass Kompetens (KBK) dmana pendekatan belajar dalam IPA pada KBK menggunakan empat plar yatu Inkur Sans, Konstruktvsme, Sans Tehnolog dan Masyarakat (STM) dan pemecahan masalah. Dtambah dengan karakterstk dar mater tumbuhan bj dan Kompetens Dasar yang ngn dcapa maka pembelajaran pada sub konsep tumbuhan bj lebh efektf dengan menerapkan pendekatan kontekstual. 6. Pembelajaran dengan Pendekatan Kontekstual (CTL) Pembelajaran kontekstual (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu sswa menghubungkan antara mater yang dajarkan dengan stuas duna nyata sswa dan mendorong sswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dmlknya dengan penerapannya dalam kehdupan mereka sebaga anggota keluarga dan masyarakat. Proses pembelajaran berlangsung secara alamah dalam bentuk sswa belajar dan mengalam, bukan transfer pengetahuan dar guru kepada sswa. Pemaduan mater pelajaran dengan konteks keseharan sswa d dalam pembelajaran dengan pendekatan kontekstual akan menghaslkan dasar-dasar pengetahuan yang kuat dan mendalam sehngga sswa kaya akan pemahaman masalah dan cara penyelesaannya. Dalam hal n sswa perlu mengert makna belajar dan manfaatnya bag kehdupan dan bagamana cara mencapanya. Mereka harus sadar bahwa apa yang mereka pelajar berguna bag hdupnya. Sehngga mereka dapat menempatkan dr sendr untuk membekal dr d dalam hdupnya. Mereka mempelajar apa yang bermanfaat bag drnya dan berupaya mencapanya. Dalam upaya n, mereka memerlukan guru sebaga pengarah dan pembmbng.

23 D kelas kontekstual, tugas guru adalah membantu sswa mencapa tujuannya. Tugas guru lebh banyak berkatan dengan strateg darpada member nformas, mengelola kelas sebaga sebuah tm yang bekerja sama untuk menemukan sesuatu yang baru bag anggota kelas. Pengetahuan dan keteramplan dapat dtemukan oleh sswa, bukan dar apa kata guru. Pendekatan kontekstual merupakan strateg pembelajaran yang mendekatkan pengetahuan yang dperoleh sswa dengan pengalamannya dalam kehdupan sehar-har. Pendekatan kontekstual mempunya tujuh komponen yang terntegras dalam suatu rencana pembelajaran. a. Konstruktvsme Teor belajar tentang konstruktvsme menyatakan bahwa sswa harus membangun pengetahuan d dalam benak mereka sendr. Setap pengetahuan dapat dkuasa dengan bak jka sswa secara aktf mengkontruks pengetahuannya d dalam pkrannya. Konstruktvsme merupakan landasan berpkr atau flosofs pendekatan kontekstual. Kontekstual yatu pengetahuan dbangun oleh manusa sedkt dem sedkt yang haslnya dperluas melalu konteks terbatas dan tdak secara tba-tba. Pengetahuan bukan seperangkat fakta, konsep atau kadah yang sap dambl atau dngat. Manusa harus mengkontruks pengetahuan tu dan member makna melalu pengalaman nyata. Oleh karena tu pengetahuan menjad proses mengkontruks bukan menerma pengetahuan. Dalam pandangan konstruktvsme, strateg lebh dutamakan darpada seberapa banyak sswa memperoleh dan mengngat pengetahuan. Untuk tu, tugas guru adalah memfasltas proses tersebut dengan: ) menjadkan pengetahuan bermakna dan relevan bag sswa,

24 3 ) member kesempatan sswa menemukan dan menerapkan denya sendr, 3) menyadarkan sswa agar menerapkan strateg mereka sendr dalam belajar. b. Menemukan (nqury) Menemukan merupakan bagan nt dar kegatan pembelajaran CTL. Pengetahuan dan keteramplan yang dperoleh sswa dharapkan bukan hasl mengngat seperangkat fakta-fakta tetap hasl menemukan sendr. Guru selalu merangsang kegatan yang merujuk pada kegatan menemukan apapun mater yang dajukan. Sklus nqury yatu merumuskan masalah, observas, bertanya, mengajukan dugaan (hpotess), pengumpulan data dan penympulan. c. Bertanya (Questonng) Questonng atau bertanya adalah salah satu strateg pembentukan pendekatan kontekstual. Bag guru, bertanya dpandang sebaga kegatan untuk mendorong sswa untuk mengetahu sesuatu, mengarahkan sswa untuk memperoleh nformas, membmbng dan menla kemampuan sswa. Bag sswa, bertanya merupakan kegatan pentng dalam melaksanakan pembelajaran berbass nqury. d. Permodelan (Modellng) Modellng atau permodelan adalah kegatan pemberan model dengan tujuan untuk membahasakan gagasan yang kta pkrkan, mendemonstraskan bagamana kta mengngnkan para sswa untuk belajar atau melakukan sesuatu yang kta ngnkan. Dalam sebuah pembelajaran keteramplan atau

25 4 pengetahuan tertentu selalu ada model yang dapat dcontoh dan damat sswa. Guru member model tentang bagamana cara belajar msalnya guru member contoh tentang cara belajar sesuatu, sebelum sswa melaksanakan tugas. Dalam pendekatan CTL guru bukan satu-satunya model. Model dapat drangsang dengan melbatkan sswa-sswa dtunjuk untuk member contoh temannya mendemonstraskan keteramplan. e. Masyarakat Belajar (Learnng Communty) Konsep Learnng Communty menyarankan agar hasl pembelajaran dperoleh dar kerja sama dengan orang lan. Hasl belajar dperoleh dar sharng dengan teman, antar kelompok, antara yang tahu dengan yang belum tahu. Dalam kelas kontekstual guru selalu melaksanakan pembelajaran dalam kelompok-kelompok belajar. Sswa dbag dalam kelompok yang anggotanya heterogen. f. Refleks (Reflecton) Refleks adalah cara berpkr tentang apa yang baru dpelajar atau berpkr kebelakang tentang apa-apa yang sudah dlakukan. Sswa menympan apa yang telah dpelajar sebaga struktur pengetahuan yang baru yang merupakan pengayaan atau revs dar pengatahuan yang baru dterma. Implementas pada akhr pembelajaran guru member waktu sebentar agar sswa melakukan refleks berupa: ) peryataan langsung tentang apa yang dperoleh har tu, ) catatan atau jurnal d buku sswa, 3) kesan dan saran sswa mengena pembelajaran har tu,

26 5 4) dskus, 5) hasl kerja. g. Penlaan yang sebenarnya (Authentc Assesment) Penlaan adalah proses pengumpulan berbaga data yang dapat member gambaran perkembangan belajar sswa. Gambaran tu perlu dperoleh guru agar dapat memastkan bahwa sswa mengalam proses pembelajaran yang benar. Apabla data yang dkumpulkan guru untuk mengdentfkaskan bahwa sswa mengalam kemacetan dalam belajar, maka guru segera mengambl tndakan yang tepat agar sswa terbebas dar kemacetan belajar. Penlaan dlakukan bersama secara terntegras dar kegatan pembelajaran. Data yang dkumpulkan harus dar kegatan yang nyata yang dkerjakan sswa pada proses pembelajaran. Jka guru ngn mengetahu perkembangan sswa, maka guru harus mengumpulkan data dar kegatan nyata saat sswa melakukan kegatan atau percobaan. Penlaan autentk ddasarkan pada pengetahuan dan keteramplan yang dperoleh sswa. Karakterstk penlaan sebenarnya dlakukan sebaga berkut. ) Dlaksanakan selama dan sesudah pembelajaran ) Dapat dgunakan untuk formatf atau sumatf 3) Yang dukur adalah keteramplan dan performannya bukan mengngat fakta 4) Berkesnambungan 5) Terntegras 6) Dapat dgunakan sebaga feed back

27 6 Hal-hal yang dapat dgunakan sebaga dasar menla prestas sswa yatu: a) proyek atau kegatan dan laporan, b) PR, c) kus, d) karya sswa, e) presentas atau penamplan sswa, f) demonstras, g) laporan, h) jurnal, ) hasl tes tertuls. Implkas dar pendekatan CTL n adalah apa yang harus dpelajar oleh sswa bak tu pengetahuan maupun keteramplan harus bermakna bag sswa. Dengan demkan, sesua dengan pendapat Ausegel dalam Sugand (004), yang mengatakan bahwa pengalaman belajar baru akan masuk ke dalam memor dalam jangka panjang dan akan menjad pengetahuan baru bla memlk makna. Proses pembelajaran tdak hanya menyenangkan saat da mempelajar mater (joyful learnng) tetap juga dapat bermanfaat bag hdupnya nant (Supryono, 004), sehngga dengan namanya bahwa pendekatan pembelajaran CTL n senantasa mengatkan mater pembelajaran dengan duna nyata sswa. Pembelajaran kontekstual berbeda dengan pembelajaran konvensonal, berkut beberapa perbedaan pembelajaran kontekstual dengan pembelajaran konvensonal (Depdknas, 00) No Pendekatan CTL Pendekatan konvensonal. Sswa secara aktf terlbat Sswa adalah penerma nformas dalam proses pembelajaran secara pasf. Sswa belajar dar teman melalu kerja kelompok, dskus, salng menoreks Sswa belajar secara ndvdual 3. Pembelajaran sangat dkatkan Pembelajaran sangat abstrak dan dengan kehdupan nyata teorts 4. Hasl belajar dukur dengan beberapa cara Hasl belajar dengan tes

28 7 7. Penerapan Pembelajaran Kontekstual dalam Sub Pokok Bahasan Tumbuhan Berbj Proses pembelajaran dalam sub pokok bahasan tumbuhan berbj, metode yang dgunakan adalah pengamatan, dskus, dan tanya jawab. Sebaga gambaran, berkut adalah alternatf skema pembelajaran sub konsep tumbuhan berbj yang dapat melbatkan sswa secara aktf selama proses pembelajaran sesua dengan pendekatan CTL. - Menggal pengetahuan awal sswa - Mengatkan pengetahuan awal dengan mater yang akan dbahas Komponen Konstruktvsme - Pembagan kelompok kecl. - Sswa belajar dalam kelompok Komponen masyarakat belajar - Guru member contoh cara kerja pada LKS Komponen permodelan - Pemberan masalah pada sswa - Sswa menyelesakan masalah. - Kesmpulan sementara dalam kelompok. Komponen menemukan - Presentas kelompok - Dskus secara klaskal. - Kesmpulan Komponen bertanya - Sswa melakukan refleks d akhr pembelajaran. Komponen refleks - Penlaan sebenarnya. Komponen penlaan sebenarnya Skema Pembelajaran sub konsep tumbuhan berbj dengan pendekatan CTL

29 8 Berdasarkan skema d atas, proses pembelajaran sub konsep tumbuhan berbj dengan pendekatan CTL akan dlaksanakan sebaga berukut. a. Pendahuluan yatu member motvas kepada sswa dengan cara mengajukan pertanyaan berupa permasalahan yang bsa menumbuhkan mnat belajar sswa mengena mater yang akan dpelajar. b. Menerapkan belajar kelompok yang terdr dar lma sampa enam orang yang memlk kemampuan akademk yang heterogen. Pembagan kelompok yang heterogen sswa akan lebh mudah menemukan dan memaham konsep yang sult sehngga mereka dapat salng mendskuskan masalah-masalah dengan teman sekelompoknya. c. Memberkan permasalahan kepada sswa berupa pertanyaan pada LKS. Bersama teman sekelompoknya sswa memecahkan permasalahannya. Pemecahan masalah dsn sswa dharapkan dapat menemukan sendr berdasarkan pengalaman dan pengetahuan awalnya serta mendskuskan dengan teman sekelompoknya, dlanjutkan dengan menark kesmpulan sementara. d. Mempresentaskan hasl kesmpulan sementara. Kemudan melakukan sharng/dskus. Sharng dlakukan supaya sswa salng melengkap hasl temuan antara satu kelompok dengan kelompok lan. ) Mengembangkan rasa ngn tahu sswa dengan menggunakan tehnk bertanya. ) Bersama dengan guru, sswa menark kesmpulan 3) Penutup yatu refleks dar seluruh kegatan yang telah dlakukan 4) Guru melakukan penlaan sebenarnya.

30 9 Pemaduan mater dengan konteks keseharan sswa akan berart dalam proses pembelajarannya sehngga pembelajaran kontekstual mencptakan ruang kelas yang ddalamnya sswa akan menjad aktf bukan hanya pengamat yang pasf, karena pembelajaran banyak dlakukan oleh sswa yang pada akhrnya akan mempengaruh hasl belajar sswa yang berupa tes. 8. Peranan Pembelajaran CTL dalam Pembelajaran Mater Tumbuhan Bj dan Perbandngannya dengan Konvensonal Pada mater n yatu tumbuhan bj peranan CTL adalah menghadrkan duna nyata bag sswa dengan cara guru membawa objek nyata (berbaga macam tumbuhan bj) untuk memudahkan sswa dalam mengamat, mengdentfkas cr-cr tumbuhan bj. Lan halnya dengan pendekatan konvensonal, dalam pembelajarannya sswa dhadapkan pada sesuatu yang abstrak (hanya membayangkan) tanpa mengalam atau melhat sendr. Sehngga pembelajaran dengan pendekatan kontekstual akan lebh efektf untuk mencapa kompetens dasar dan ndkator yang dharapkan dan n juga ddukung oleh peneltan sebelumnya, yatu peneltan yang dlakukan oleh: a. Mugart dengan judul Efektftas Penggunaan Pendekatan Kontekstual (Contextual Teachng Learnng) dalam Pembelajaran Kma Pokok Bahasan Mater, Perubahan Mater, serta Rumus Kma dan Persamaan Reaks Sswa Kelas Semester SMUN I Sumpuh Tahun Ajaran 003/004, b. St Istanah dengan judul Efektftas Penggunaan CTL Mater Pokok Pengetahuan Peta pada Sswa Kelas VII SMPN I Wedarjaksa Pat Tahun Pelajaran 004/005.

31 0 B. Hpotess Berdasarkan pendahuluan dan landasan teor yang telah durakan sebelumnya, maka hpotess dalam peneltan n adalah pembelajaran dengan pendekatan kontekstual lebh efektf darpada pembelajaran yang menggunakan pendekatan konvensonal terhadap hasl belajar pada sub pokok bahasan tumbuhan berbj d kelas VII SMPN I Dawe Kudus tahun ajaran 005/006

32 BAB III METODE PENELITIAN Populas dan Sampel Peneltan Populas Populas dalam peneltan n adalah semua sswa kelas VII semester gasal SMPN I Dawe Kudus tahun ajaran 005/006. Keseluruhan sswa kelas VII terdr dar sswa dan terbag dalam 3 kelas. Sampel Sampel dalam peneltan n adalah dua kelas. Dar tga kelas yang ada dplh dua kelas secara acak untuk kepentngan peneltan yatu sebaga kelas kontrol dan kelas ekspermen. Terplh kelas VII-B dengan jumlah 4 sswa sebaga kelompok ekspermen dan kelas VII-A dengan jumlah 4 sswa sebaga kelompok kontrol Varabel Peneltan Dalam peneltan n ada dua varabel pokok yang akan dpelajar hubungannya yatu:. Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dan pembelajaran yang menggunakan pendekatan konvensonal sebaga varabel bebas.. Keefektfan pembelajaran sebaga varabel tergantung. Dalam peneltan n akan dtelt pentngnya pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual dalam mengajarkan sub pokok bahasan tumbuhan berbj. Varabel-varabel lan yang dkendalkan yatu: (a) kurku-

33 lum yang dgunakan sama, (b) guru yang mengajar sama, (c) sumber belajar sswa juga dgunakan sumber belajar yang sama. Rancangan Peneltan Rancangan peneltan yang dgunakan adalah rancangan acak kelompok dengan pemberan perlakuan yang dukur dengan pengukuran tes awal dan tes akhr. Prosedur yang dlakukan adalah sebaga berkut. Memlh unt percobaan secara random Membag unt percobaan atas dua kelompok. Kelompok satu dber perlakuan, sedangkan kelompok dua tanpa perlakuan dan merupakan kelompok kontrol Memberkan tes awal untuk kedua kelompok dan htung mean prestas untuk masng-masng kelompok Memberkan tes akhr untuk kedua kelompok dan htung mean prestas dar masng-masng kelompok Menghtung perbedaan mean (tes akhr dan tes awal) dar masng-masng kelompok dan bandngkan perbedaan tersebut secara statstk Kelompok Kelompok Percobaan Kelompok Kontrol Keterangan Pengukuran Perlakuan Pengukuran (tes awal) (tes akhr) To X T To - T X : Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual - : Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konvensonal

34 3 To : Pengukuran (tes awal) T dan T : Pengukuran (tes akhr) Prosedur Peneltan. Tahap Penyusunan Instrumen Peneltan n adalah: Langkah-langkah yang dtempuh dalam penyusunan nstrumen peneltan a. mengadakan pembatasan mater yang akan dujkan. Bahan yang akan dujkan adalah sub pokok bahasan tumbuhan berbj b. menentukan waktu yang akan dsedakan untuk mengerjakan soal serta menentukan jumlah tem soal yang akan dgunakan c. menentukan tpe soal. Tpe soal yang dgunakan adalah objektf tes bentuk plhan ganda dengan empat alternatve jawaban d. menyusun ks-ks soal Ks-ks soal dperlukan sebaga dasar atau pedoman dalam membuat soal ddalam penyusunan test e. Perskoran dan Penlaan Cara pemberan skor dalam peneltan n adalah untuk jawaban yang benar dber skor dan untuk jawaban salah dber skor 0 selanjutnya jumlah skor yang dperoleh drubah menjad bentuk nla -0 dengan rumus: N = R S Keterangan: N : nla yang dharapkan

35 4 R : jumlah skor yang dperoleh S : jumlah skor deal. Tahap Uj Coba Instrumen Setelah perangkat nstrumen dbuat, langkah selaqnjutnya adalah melakukan uj coba nstrumen. Uj coba nstrumen pada peneltan n dlakukan pada subjek peneltan yang bukan sampel. Uj coba nstrumen dlakukan pada sswa kelas II-A d SMPN I Dawe Kudus. 3. Tahap Pelaksanaan Tes Hasl Belajar untuk Peneltan Instrumen dkatakan bak apabla memenuh persyaratan antara lan: valdtas, relabltas, daya pembeda dan tngkat kesukaran soal yang telah dtetapkan. Supaya persyaratan-persyaratan tersebut dpenuh, maka perangkat tes dkatakan bak dan dapat dgunakan untuk peneltan. Instrumen tes hasl belajar yang dteskan sebanyak 40 butr soal dengan waktu 45 ment untuk mengerjakan soal tersebut. Data dan Cara Pengumpulan Data Pengumpulan data pada peneltan n, menggunakan metode sebaga berkut. Metode Dokumentas Metode n dlakukan dengan mengambl dokumen atau data-data pendukung peneltan yang melput, daftar nama sswa yang menjad subjek peneltan dan data nla rata-rata UAS sswa kelas VII-A,VII-B dan VII-C semester gasal d SMPN I Dawe Kudus tahun ajaran 005/006.

36 5 Metode Tes Metode n dgunakan untuk mendapatkan data hasl belajar bolog sswa sub pokok bahasan tumbuhan berbj dar kelompok ekspermen maupun kelompok kontrol. Metode Analss Data Analss Uj Coba Instrumen Peneltan Setelah dlakukan uj coba perangkat tes, maka langkah selanjutnya adalah menganalss perangkat tes tersebut. Adapun analss perangkat tes tersebut adalah sebaga berkut: Valdtas Soal rp bs = Mp Mt St p q Keterangan: rp bs : koefsen korelas bseral Mp Mt St p q : rerata skor dar subjek yang menjawab betul : rerata skor total : standar devas dar skor total : propors sswa yang menjawab benar : propors sswa yang menjawab salah Klasfkas valdtas soal adalah sebaga berkut. 0,800 < r,000 : sangat tngg 0,600 < r 0,800 : tngg

37 6 0,400 <r 0,600 : cukup 0,00 <r 0,400 : rendah 0,000 < r 0,00 : sangat rendah (Arkunto, 00) Haslnya: ) Soal-soal dengan tngkat valdtas tngg, dengan nomer 7, 5, 3, 39, 50. ) Soal-soal dengan tngkat valdtas cukup, dengan nomer,, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 0,, 3, 5, 6, 8, 9, 0,, 3, 8, 9, 30, 3, 34, 37, 40, 4, 4, 43, 44, 45, 47, 48, 49, 5, 53, 54, 55, 56, 58, 59, 60. 3) Soal-soal dengan tngkat valdtas rendah, dengan nomer 6, 7, 46. 4) Soal- soal dengan tngkat valdtas sangat rendah, dengan nomer 8,, 4,, 4, 33, 35, 36, 38, 5, 57. Soal yang dpaka adalah nomer,, 3, 4, 5, 6, 7, 0,,, 5, 6, 7, 8, 9, 0,, 3, 5, 8, 9, 30, 3, 3, 34, 37, 39, 40, 4, 4, 43, 44, 45, 47, 48 49, 50, 5, 53, 54, 55, 56, 58, 59, 60. Perhtungan valdtas dapat dlhat pada Lampran 8. Relabltas Rumus yang dgunakan adalah KR-0, yatu r k Vt pq = k Vt xx Keterangan: r : relabltas xx p : propors subjek yang menjawab tem benar

38 7 q k V t : propors yang menjawab tem salah : banyaknya tem : varans total atau smpangan baku Klasfkas relabltas soal adalah sebaga berkut 0,800 < r,000 : sangat tngg 0,600 < r 0,800 : tngg 0,400 <r 0,600 : cukup 0,00 < r 0,400 : rendah 0,000 <r 0,00 : sangat rendah (Arkunto, 00) Haslnya: Dar perhtungan dperoleh nla relabltas soal sebesar 0,90 yang berart tngkat relabltasnya sangat tngg. Perhtungan relabltas dapat dlhat pada Lampran. Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal membedakan antara sswa yang berkemampuan tngg dengan sswa yang berkemampuan rendah. Rumus yang dgunakan DP = JBA JB JS A B Keterangan DP : daya pembeda JB A : jumlah sswa kelompok atas yang menjawab soal dengan benar JB B : jumlah sswa kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

39 8 JS A : jumlah sswa kelompok atas Klasfkas daya pembeda adalah sebaga berkut DP 0,00 : sangat jelek 0,00 < DP 0,0 : jelek 0,0 < DP 0,40 : cukup 0,40 < DP 0,70 : bak 0,70 < DP,00 : sangat bak (Suherman,990) Haslnya: Soal yang termasuk kategor sangat jelek,adalah soal dengan nomer 4, 33, 38. Soal yang termasuk kategor jelek adalah soal dengan nomer 8,, 4,, 7, 35, 36, 46, 5, 57. Soal yang termasuk kategor cukup adalah soal dengan nomer,, 3, 4, 5, 6, 7, 9,, 3, 5, 8, 9, 0, 3, 5, 6, 9, 30, 3, 39, 40, 4, 45, 49, 50, 5, 53, 54, 55. Soal yang termasuk kategor bak adalah soal dengan nomer 0, 6, 7,, 8, 3, 34, 37, 4, 43, 44, 47, 48, 56, 58, 59, 60. Perhtungan daya pembeda soal dapat dlhat pada Lampran 0. Tngkat Kesukaran Soal yang bak adalah soal yang tdak terlalu mudah atau terlalu sult. Soal yang terlalu mudah tdak merangsang sswa un-tuk menngkatkan usaha untuk menyelesakannya. Soal yang terlalu sukar akan menyebabkan sswa menjad putus asa dan tdak mempunya semangat untuk mencoba lag karena

40 9 dluar jangkauannya. Tngkat kesukaran soal adalah blangan yang menunjukkan sukar atau rendahnya suatu soal (Arkunto, 00) Rumus yang dgunakan: IK = JB JS A A + JB + JS B B Keterangan IK : Indeks kesukaran JB A : jumlah sswa kelompok atas yang menjawab soal dengan benar JB B : jumlah sswa kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar JS A : banyaknya sswa pada kelompok atas JS B : banyaknya sswa pada kelompok bawah Krtera tngkat kesukaran TK = 0,00 : terlalu sukar 0,00 < TK 0,30 : sukar 0,30 < TK 0,70 : sedang 0,70 < TK,00 : mudah TK =,00 : sangat mudah ( Suherman, 990 ) Haslnya ) Soal-soal dengan kategor mudah dengan nomer,,, 4, 39, 49, 5, 53, 57. ) Soal-soal dengan kategor sedang dengan nomer, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 0,, 3, 5, 6, 9, 0, 3, 5, 6, 8, 9, 30, 3, 3, 33, 34, 37, 38, 40, 4, 4, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 50, 5, 54, 56, 58, 59, 60.

41 30 3) Soal-soal dengan kategor sukar dengan nomer 4, 7, 8,, 7, 35, 36, 55. Perhtungan tngkat kesukaran soal dapat dlhat pada Lampran 9. Analss Data Awal (Untuk Pengamblan Sampel) Sebelum sampel dber perlakuan maka perlu danalss dulu melalu uj homogentas dan uj kesamaan rata-rata populas. Dalam hal n dgunakan nla rata-rata UAS sebaga data awal. Uj normaltas Uj normaltas dgunakan untuk mengetahu apakah data yang dgunakan berupa data yang berdstrbus normal atau tdak. Rumus yang dgunakan adalah uj Ch Kuadrat. χ = Keterangan: ( O E ) E χ : Ch Kuadrat O : Frekuens pengamatan E : Frekuens harapan Data yang dgunakan pada uj normaltas dapat dlhat pada tabel..

42 3 Tabel.. Hasl Uj Normaltas Kelas VII-A Berdasarkan Nla UAS Kelas nterval Batas kelas Z untuk batas kelas Peluang untuk Z Luas kelas untuk Z E O ( O E ) 4,35-5,0 4,345-3, 0,4993 0,059 0,6687 0,64 5,-5,86 5,05 -,3 0,4834 0,80 5,3754 3,0497 5,87-6,6 5,865 -,06 0,3554 0,3594 5,0955 0,5935 6,63-7,38 6,65 0,0 0,0040 0,3559 4, ,39-8,4 7,385,08 0,3599 0,47 5, , 8,5-8,90 8,45,6 0,4846 0,048 0,60 0,35 8,905 3,3 0,4994 E χ = 4,945 Untuk α = 5%, dengan dk = 6-3 = 3 dperoleh χ tabel = 7,8. Karena χ htung < χ tabel maka Ho dterma. Artnya data tersebut berdstrbus normal. Perhtungan selanjutnya dapat dlhat pada Lampran. Tabel.. Hasl Uj Normaltas Kelas VII-B Berdasarkan Nla UAS Kelas nterval Batas kelas Z untuk batas kelas Peluang untuk Z Luas kelas untuk Z E O ( O E ) 4,35-5,0 4,345 -,83 0,4977 0,084,934 0,934 5,-5,86 5,05 -,87 0,4693 0,507 6,38 9,8 5,87-6,6 5,865-0,9 0,386 0,345 4, ,063 6,63-7,38 6,65 0,06 0,039 0,3 3,5330 0,474 7,39-8,4 7,385,0 0,346 0,300 5, ,0533 8,5-8,90 8,45,98 0,476 0,03 0,9350 0,0045 8,905,95 0,4984 E χ =,8797 Untuk α = 5%, dengan dk = 6-3 = 3 dperoleh χ tabel = 7,8. Karena χ htung < χ tabel maka Ho dterma. Artnya data tersebut berdstrbus normal. Perhtungan selanjutnya dapat dlhat pada Lampran 3.

43 3 Uj homogentas Uj homogentas n bertujuan untuk mengetahu apakah kedua kelompok mempunya varans yang sama atau tdak. Jka kedua kelompok mempunya varans yag sama maka kelompok tersebut dkatakan homogen. Hpotess yang akan duj: Ho : σ = σ tdak ada perbedaan varans dar kedua kelompok sampel Ha : σ σ ada perbedaan varans dar kedua kelompok sample σ : varans kelas ekspermen σ : Varans kelas kontrol Untuk menguj kesamaan varans tersebut rumus yang dgunakan: S F htung = S Keterangan: S : varans yang lebh besar S : varans yang lebh kecl Krtera pengujan adalah Ho dtolak jka F htung F tabel dengan taraf nyata 5% dan dk pemblang = ( n ) dan dk penyebut = ( n ). b Tabel.. Hasl Uj Kesamaan Dua Varans Kelas VII-A: Kelas nterval F x f x ( f x ) 4,35-5,0 4,75 4,75 5,-5,86 3 5,485 6,455 5,87-6,6 0 6,45 4,9 6,63-7,38 7,005 77,055 7,39-8,4 6 7,765 46,59 8,5-8,90 8,55 8, ,5 f k s S 6,6 0,503 0,7 Tabel.. Hasl Uj Kesamaan Dua Varans Kelas VII-B:

44 33 Kelas nterval f x f x ( f x ) 4,35-5,0 0 4,75 0 5,-5,86 9 5,485 49,365 5,87-6,6 5 6,45 93,675 6,63-7,38 7,005 77,055 7,39-8,4 6 7,765 46,59 8,5-8,90 8,55 8, , f s S 6,58 0,60 6,79 Untuk α = 5% dperoleh F htung =,38 dan F tabel =,860. Karena F htung F tabel maka Ho dterma. Artnya bahwa kedua kelompok berasal dar populas yang varansnya sama. Perhtungan selengkapnya terdapat pada Lampran 4. Uj kesamaan dua rata-rata Untuk menguj apakah ada perbedaan rata-rata nla UAS dar kedua sampel. Pasangan hpotessnya: Ho: µ = µ Ha: µ µ Keterangan: µ : rata-rata kelompok VII-A µ : rata-rata kelompok VII-B Jka varans nla UAS tdak berbeda dgunakan rumus: t = S X X + n n dengan S = ( n ) S + ( n ) n + n S

45 34 Keterangan t : uj t X : rerata skor nla UAS kelas VII-A X : rerata skor nla UAS kelas VII-B S : varans S : varans kelas VII-A S : varans kelas VII-B n : jumlah subjek kelas VII-A n : jumlah subjek kelas VII-B Derajat kebebasan untuk tabel dstrbus t adalah n + n ) dengan peluang (- α), α =5% taraf sgnfkan. ( Sudjana, 99). Jka varans hasl tes berbeda dgunakan rumus: ( t = X S n X S + n Krtera pengujan adalah hpotess H 0 dtolak jka: w t + + w t < t < w w w t w + + wt w dengan: S w = t = t( / α )( n ) n Setelah data dolah dengan rumus datas, maka kta dapat menentukan hpo-tess nol (Ho) dtolak atau dterma. Dengan menggunakan taraf sgnfkan 5%. Tabel 3. Rngkasan Uj t antara Kelas VII-A dan VII-B

46 35 Sumber varas Kelas VII-A Kelas VII-B Σ N x Varans ( s ) Standart devas (s) 77,93 4 6,6 0,503 0,7 76,38 4 6,58 0,60 0,79 S gabungan t htung t p tabel 0, ,6,99 N s Berdasarkan perhtungan dperoleh t htung = 0,6, sedangkan t tabel =,99. Karena t htung (0,6) < t tabel (,99) maka Ho dterma Artnya bahwa tdak ada perbedaan rata-rata yang sgnfkan. Perhtungan selengkapnya dapat dlhat pada Lampran Pemberan Perlakuan Berdasarkan uj homogentas dan uj kesamaan dua rata-rata yang menyatakan bahwa, secara sgnfkan sampel-sampel peneltan homogen dan mempunya kesamaan rata-rata, maka dlakukan pemlhan secara acak dua kelas yang akan dtelt. Berdasarkan pengundan terplh kelas VII-A dan VII-B. Kelas VII-A pembelajaran tumbuhan bj dengan menggunakan pendekatan konvensonal sedangkan VII-B pembelajaran tumbuhan bj dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Analss Data Akhr (Hasl belajar dua kelas setelah dber perlakuan) Uj normaltas data Uj normaltas dgunakan untuk mengetahu apakah data yang dgunakan berupa data yang berdstrbus normal atau tdak. Untuk uj normaltas langsung dgunakan pada data sampel yatu kelompok yang mendapat perlaku-an dengan menggunakan pendekatan kontekstual dan kelompok yang menda-patkan pendekatan konvensonal. Rumus yang dgunakan adalah uj Ch Kua-drat, yatu sebaga berkut.

47 36 χ = k = Keterangan ( O E ) E χ : Ch kuadrat O : frekuens pengamatan E : frekuens yang dharapan Jka χ data < ( α )( k ) χ dar tabel, maka sampel berasal dar populas yang berdstrbus normal. (Sudjana, 996) Uj homogentas (uj kesamaan dua varans) Uj n bertujuan untuk menentukan rumus t tes yang akan dgunakan dalam uj hpotess akhr dengan rumus: F htung = S S Keterangan: S : varans yang lebh besar S : varans yang lebh kecl Peluang untuk dstrbus F adalah ½ α ( α adalah taraf sgnfkan dalam hal n 5%). Dan derajat kebebasan untuk pemblang k-. Dalam uj kesamaan dua varans untuk tes awal dan tes akhr, hpotess statstk yang dajukan adalah: σ Ho = σ =, yang berart kedua kelompok berasal dar populas yang varansnya sama.

48 37 Ha = σ σ, yang berart kedua kelompok berasal dar populas yang varansnya berbeda. Krtera pengujan dalam uj kesamaan dua varans untuk tes awal dan tes akhr adalah sebaga berkut. ) Terma Ho jka F htung F / α ( nb ):( nk ), hal n berart kedua kelompok berasal dar populas yang varansnya sama. ) Tolak Ho jka F htung > F / α ( nb ):( nk ), hal n berart kedua kelompok berasal dar populas yang varansnya berbeda. Uj Kesamaan Dua Rata-rata Uj kesamaan dua rata-rata merupakan rata-rata kelompok yang menggunakan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual kelas VII-B dan kelompok yang menggunakan pendekatan konvensonal kelas VII-A. Uj kesamaan rata-rata dgunakan untuk membuktkan kebenaran hpotess yang telah dtetapkan pada bab II, dengan menggunakan uj student (ujt). Rumus yang dgunakan adalah: t = S X X + n n dengan S = ( n ) S + ( n ) n + n S Keterangan t : uj t X : rerata skor hasl belajar kelompok ekspermen kelas VII-B

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 6 BAB IV HAIL PENELITIAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Untuk mengetahu keefektfan penerapan model pembelajaran cooperatve learnng tpe TAD (tudent Teams-Achevement Dvsons) terhadap hasl belajar matematka

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada sswa kelas XI d SMA Neger Gorontalo, Kota Gorontalo waktu peneltan dlaksanakan d mula pada bulan Oktober 03 sampa bulan Desember

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen dengan bentuk kuas ekspermen. Pre test dlakukan d awal peneltan dan post tes dlakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Peneltan Penuls melaksanakan peneltan terlebh dahulu membuat surat zn peneltan yang dtujukan pada SMK Neger 1 Cmah, dengan waktu pelaksanaan peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai 3 BAB III METODELOGIPENELITIAN 3. Lokas dan Waktu Peneltan 3.. Lokas Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger Bonepanta pada kelas X pada semester genap tahun ajaran 0/03. 3.. Waktu Peneltan Peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAAN. Jenis penelitiaan ini adalah penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh

BAB III METODE PENELITIAAN. Jenis penelitiaan ini adalah penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh 44 BAB III METODE PENELITIAAN A. Jens Peneltaan Jens peneltaan n adalah peneltan kuanttatf, karena data yang dperoleh berupa data kuanttatf. Dsampng tu jens peneltan n adalah peneltaan ekspermen, karena

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT Sgt Pratmoko, dkk. Komparas Hasl Belajar Sswa... 99 KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT Sgt Pratmoko,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab n membahas tentang prosedur pengembangan pembelajaran dan mplementas model Problem Based Learnng dalam pembelajaran Konsep Dasar Matematka, Subjek Peneltan, Teknk dan Instrumen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukan, guna menjawab persoalanpersoalan yang d hadap. Adapun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Produk model pengembangan pembelajaran mengacu pada proses pembelajaran yang menekankan pada pemberdayaan teman sejawat dan permanan. Pemberdayaan teman

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA TAHUN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA TAHUN PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA TENTANG BERCERITA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF SISWA KELAS II SDN ANGKATAN LOR 02 KECAMATAN TAMBAKROMO KABUPATEN PATI SEMESTER I TAHUN 2011 / 2012

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodolog adalah salah satu faktor yang sangat pentng dalam sebuah peneltan, juga sedkt banyak tergantung pada ketepatan metode yang dgunakan. A. Jens Peneltan Berdasarkan rumusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode 34 BAB III METODE PENELITIAN A Metode yang Dgunakan Metode peneltan merupakan suatu pendekatan yang dgunakan untuk mencar jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dbahas Metode peneltan juga dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Adapun tujuan dar peneltan n adalah:. Untuk mengetahu pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learnng pada mater pokok kalor kelas VII d MTs Nurul Itthad

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:56) menjelaskan metode penelitian deskriptif adalah:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:56) menjelaskan metode penelitian deskriptif adalah: 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Sugyono (008:56) menjelaskan metode peneltan deskrptf adalah: Rumusan masalah deskrptf adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat, Subek, Waktu dan Jens Peneltan Pada bagan n akan dbahas tentang tempat peneltan, waktu peneltan dar perencanaan sampa penulsan hasl peneltan, serta ens peneltan n.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran III. METODE PENELITIAN A. Settng Peneltan Peneltan n menggunakan data kuanttatf dengan jens Peneltan Tndakan Kelas (PTK). Peneltan n dlaksanakan d SMAN 1 Bandar Lampung yang beralamat d jalan Jend. Sudrman

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Sesua dengan permasalahan yang sudah dkemukakan pada bab sebelumnya, peneltan n dlakukan dengan tujuan untuk:. Mengetahu hasl belajar dengan menggunakan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE BUZZ GROUP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG ANAI

PENERAPAN METODE BUZZ GROUP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG ANAI PENERAPAN METODE BUZZ GROUP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG ANAI Yuwta Srmela 1 Fazr Zuzano 1 Nnwat 1 1 Jurusan Penddkan Matematka dan IPA,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Menurut Sugyono (013: 6) bahwa: Metode peneltan dapat dartkan sebaga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan pada 6 (enam) MTs d Kota Yogyakarta, yang melput: Madrasah Tsanawyah Neger Yogyakarta II, Madrasah Tsanawyah Muhammadyah Gedongtengen,

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Menurut Arkunto (00:3) peneltan ekspermen adalah suatu peneltan yang selalu dlakukan dengan maksud untuk melhat akbat dar suatu perlakuan. Metode yang penuls

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN. Pola Kecenderungan Penempatan Kunci Jawaban Pada Soal Tipe-D Melengkapi Berganda. Oleh: Drs. Pramono Sidi

LAPORAN PENELITIAN. Pola Kecenderungan Penempatan Kunci Jawaban Pada Soal Tipe-D Melengkapi Berganda. Oleh: Drs. Pramono Sidi LAPORAN PENELITIAN Pola Kecenderungan Penempatan Kunc Jawaban Pada Soal Tpe-D Melengkap Berganda Oleh: Drs. Pramono Sd Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam Me 1990 RINGKASAN Populas yang dambl

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Lokas peneltan adalah d kampus Jurusan Penddkan Teknk Spl FPTK UPI yang beralamat d Jl. Dr. Setabud No. 07 Bandung, 40154. 3. Metode Peneltan Metode peneltan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Dajukan Sebaga Salah Satu Syarat Untuk menyelesakan Program Sarjana ( S1) Pada Sekolah Tngg Ilmu Ekonom Nahdlatul

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

PENGARUH KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP SWASTA PGRI 58 TANJUNG MORAWA.

PENGARUH KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP SWASTA PGRI 58 TANJUNG MORAWA. Jurnal Mantk Penusa Volume 0 No 1 Desember 016 ISSN:088-3943 PENGARUH KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP SWASTA PGRI 58 TANJUNG MORAWA Yula Utam Program Stud

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk A. Metode dan Desan Peneltan 1. Metode Peneltan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara lmah yang dgunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Dalam art yang lebh luas,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bulan September - November 2010 di SMP Negeri 1 Kalianda Kabupaten

III. METODE PENELITIAN. bulan September - November 2010 di SMP Negeri 1 Kalianda Kabupaten III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan pada semester ganjl tahun ajaran 010/011 antara bulan September - November 010 d SMP Neger 1 Kalanda Kabupaten Lampung Selatan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk memahami suatu objek dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk memahami suatu objek dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Menurut Sugyono (009:6) bahwa: Metode peneltan dapat dartkan sebaga

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data. BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan harus dsesuakan dengan masalah dan tujuan peneltan, hal n dlakukan untuk kepentngan perolehan dan analss data. Mengena pengertan metode peneltan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Pada peneltan n, metode yang dgunakan adalah metode kuas ekspermen. Metode n dlakukan untuk mengetahu ada atau tdaknya pengaruh pendekatan keteramplan metakogntf

Lebih terperinci

SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Guru Pendidikan Sekolah Dasar pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Guru Pendidikan Sekolah Dasar pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENYUSUN KARANGAN BERDASARKAN RANGKAIAN GAMBAR SERI MELALUI METODE PENUGASAN DAN LATIHAN PADA SISWA KELAS V SDN JAMBEAN 03 SEMESTER 1 KECAMATAN MARGOREJO KABUPATEN

Lebih terperinci

Jurnal Mantik Penusa Vol 15 No 1 Juni 2014 ISSN :

Jurnal Mantik Penusa Vol 15 No 1 Juni 2014 ISSN : Jurnal Mantk Penusa Vol No Jun 0 ISSN : 088-9 PENGARUH KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP KEMALA BHAYANGKARI MEDAN TAHUN AJARAN 0/0 AWALUDIN FITRA, S.Pd.,

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Defns Operasonal Defns operasonal dperlukan agar tdak terjad salah pengertan dan penafsran terhadap stlah-stlah yang terkandung d dalam judul peneltan n. Istlah-stlah yang

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti perbandingan hasil belajar

BAB III METODE PENELITIAN. dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti perbandingan hasil belajar BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Jens peneltan n adalah peneltan lapangan. Peneltan yang dlakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk menelt perbandngan hasl belajar sswa melalu model

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 68 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen semu (quas experment) dengan membag dua kelas yatu kelas ekspermen dan juga kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan kombnas atau mxed methods. Cresswell (2012: 533) A mxed methods research desgn s a procedure for collectng, analyzng and mxng

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan 1. Tempat Peneltan Peneltan n dlakukan pada sswa kelas X tahun ajaran 013/014 yang bertempat d SMA N 1Sambungmacan Sragen.. Waktu Peneltan Peneltan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur atau cara yang ditempuh dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur atau cara yang ditempuh dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan prosedur atau cara yang dtempuh dalam mencapa suatu tujuan peneltan. Tujuan peneltan yang akan dlakukan adalah untuk mengetahu perbandngan

Lebih terperinci