PERUBAHAN WUJUD FISIK RUMAH TRADISIONAL MINAHASA DI KOTA TOMOHON DAN TONDANO PROVINSI SULAWESI UTARA (DESA TONSEALAMA DAN DESA RURUKAN)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERUBAHAN WUJUD FISIK RUMAH TRADISIONAL MINAHASA DI KOTA TOMOHON DAN TONDANO PROVINSI SULAWESI UTARA (DESA TONSEALAMA DAN DESA RURUKAN)"

Transkripsi

1 PERUBAHAN WUJUD FISIK RUMAH TRADISIONAL MINAHASA DI KOTA TOMOHON DAN TONDANO PROVINSI SULAWESI UTARA (DESA TONSEALAMA DAN DESA RURUKAN) Debbie A.J.Harimu 1), Shirly WUNAS 2) ABSTRAK The purpose of this presentation is to explain the characteristics physical changes traditional minahasa house in the center of town (urban) and out of town (rural) also factors that influence these whole changes, through describing changes on house form also factors that influence these changes. This research uses qualitatif descriptive method through inductive analysis. Data collection method uses observation, document collection, in depth interview, measuring and literature. The object are minahasa traditional houses in Tonsealama (Tondano city) and Rurukan (Tomohon city) that was built in 1897 to The result indicates, most changes after 1900 are space pattern and space function, and followed by material and construction changes. There were not many different with physical changes traditional house in Kota Tondano and Kota Tomohon. Factors that influence physical form change are exogeen and indogeen factors. Key word : Phisical form, traditional house, culture. Pembahasan ini bertujuan untuk menjelaskan karakteristik perubahan wujud fisik rumah tradisional minahasa di wilayah kota dan di periphery kota serta faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan perubahan tersebut, dengan cara mendiskripsikan perubahan yang terjadi pada wujud fisik rumah serta faktor faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut. Tipe penelitian kualitatif deskriptif dengan analisis induktif. Metode pengambilan data dengan observasi, wawancara secara mendalam, pemeriksaan dokumen dan sketsa konstruksi wujud fisik rumah. Objek pengamatan adalah unit rumah tradisional minahasa di desa Tonsealama (Kota Tondano) dan di desa Rurukan (Kota Tomohon) yang dibangun tahun Hasil penelitian menunjukkan perubahan terbesar adalah sesudah tahun 1900, pada pola ruang dan fungsi ruang, kemudian perubahan material dan konstruksi. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap perubahan wujud fisik rumah tradisional pada kedua desa di Kota Tomohon dan Kota Tondano. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan wujud fisik adalah, faktor dari luar dan faktor dari dalam masyarakat minahasa sendiri. Kata kunci : bentuk fisik, Rumah Tradisional, dan Budaya Masyarakat. 1) Debbie A.J.Harimu, ST, MT. Fakultas Teknik Unima, harimu@plasa.com 2) Dr.Ir.Shirly WUNAS, Fakultas Teknik Unhas, shirly@indosat.net.id 1

2 PENDAHULUAN Arsitektur tradisional yang memiliki unsur identitas budaya akan segera punah, akibat dari perubahan nilai-nilai tradisional yang disertai lemahnya kemampuan ekonomi penghuninya. Sardadi dalam Budihardjo (1997) menyatakan bahwa kemajuan teknologi, sarana komunikasi dan semakin transparannya masyarakat telah membuat perubahan nilainilai rumah tradisional. Sesuai Turner (1976), rumah selalu berkembang seiring dengan kondisi sosial dan ekonomi penghuninya, dan menurut Kirmanto (2001), rumah merupakan simbol status sosial bagi pemiliknya, cerminan jati diri (jaminan dan pengakuan akan eksisitensi diri dan keluarga dalam masyarakat), dan investasi yang menjamin kelangsungan status dan kehidupan sosial. Menurut Silas (2000), rumah beserta lingkungannya dapat melambangkan peradaban manusia dan dapat menjadi cermin jati diri dan taraf hidup penghuninya, sebagai gambaran perikehidupan dan penghidupan yang menyeluruh. Rumah tradisional dapat diartikan sebagai rumah yang dibangun dan digunakan dengan cara yang sama sejak beberapa generasi. Tradisi bukan suatu yang lestari, melainkan tetap mengalami perubahan/ transformasi (.Yudohusodo, 1991). Menurut Budhisantoso dalam Budihardjo (1996), Bangunan tradisional sebagai cermin nilai budaya masih jelas tergambar dalam perwujudan bentuk, struktur, tata ruang dan hiasannya. Bentuk fisik rumah tradisional walaupun tidak mengabaikan rasa keindahan (estetika), namun tetap terikat oleh nilai nilai budaya yang berlaku dalam masyarakat. Jika ditelusuri perkembangan arsitektur selama beberapa abad lalu, maka telah terjadi pergeseran arsitektur dipandang dari cara orang membangun, yaitu dari kerajinan tangan ke mekanisasi. Di masa lalu karya arsitektur merupakan produksi setempat, produksi yang dirancang dan dibangun sesuai dengan ketrampilan setempat, memakai bahan setempat. Sekarang bergeser menjadi hasil susunan komponen industri. Seiring dengan perubahan tersebut, Sidharta dalam Budihardjo (1997) mengkhawatirkan, dan memprediksi kemungkinan budaya Indonesia akan hilang, dan mengusulkan kepada para Arsitek Indonesia untuk dapat mensenyawakan inovasi dan teknologi baru dengan kaidah kaidah perencanaan arsitektur yang bersumber dari daerah tempat bangunan berpijak, mempertimbangkan norma, dan tingkah laku pemakainya. Rumah tradisional Minahasa sebagai identitas lokal tidak luput dari fenomena perubahan. Di beberapa kota Propinsi Sulawesi Utara, seperti kota Tomohon, kota Kawangkoan, kota Airmadidi, kota Tondano dan sekitarnya tidak banyak ditemukan rumah 2

3 tradisional, umumnya rumah tradisional yang tersisa sudah direnovasi atau diubah pada bagian bagian tertentu, walaupun beberapa unsur unsur unik tetap dipertahankan. Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, maka pembahasan ini bertujuan untuk menjelaskan karakteristik perubahan wujud fisik rumah tradisional minahasa di wilayah kota dan di periphery kota serta faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan perubahan tersebut. TINJAUAN PUSTAKA Rumah tradisional merupakan bagian dari kebudayaan fisik yaitu kebutuhan bendabenda hasil karya manusia. Menurut Widiarso dalam Santosa (2000), rumah tradisional Nusantara beratapkan rumbia/ ijuk, dan berdinding bilah kayu/ bambu. Menurut Prijotomo (1999), arsitektur Indonesia adalah arsitektur rumah panggung dari kayu, yaitu teknik konstruksi yang mempergunakan sambungan tanpa paku atau alat dan bahan penyambung selain kayu. Bahkan Mangunwijaya dalam Budihardjo (1996) menjelaskan prinsip rumah panggung tersebar dalam kebudayaan Indonesia, Jepang dan Hawai. Ciri umum dari rumah panggung adalah rumah dibangun dengan bertiang, lantai rumah di atas tanah, terbuat dari papan atau bambu, kecuali bagian dapur tidak berkolong (Adimihardja 1999). Demikian halnya di Minahasa, rumah tradisional berbentuk rumah panggung atau rumah kolong, baik yang terdapat di atas air maupun di dataran. Bahan material yang dipergunakan umumnya adalah kayu dari jenis pohon yang diambil dari hutan, yaitu kayu besi, linggua, jenis kayu cempaka utan atau pohon wasian /michelia celebia, jenis kayu nantu/ palagium obtusifolium, dan kayu maumbi/artocarpus dayphyla mig (Watuseke 1995). Kayu besi digunakan untuk tiang, kayu cempaka untuk dinding dan lantai rumah, kayu nantu untuk rangka atap. Bagi masyarakat strata ekonomi rendah menggunakan bambu petung/ bulu jawa untuk tiang, rangka atap dan nibong untuk lantai rumah, untuk dinding dipakai bambu yang dipecah. Arsitektur rumah tradisional Minahasa dapat dibagi dalam periode sebelum gempa bumi tahun 1845 dan periode pasca gempa bumi Sesuai Mamengko (2002), sebelum 1845 adalah masa Tumani, sebelum kedatangan bangsa-bangsa barat di Minahasa, masyarakat telah membuat rumah yang besar di atas tiang-tiang tinggi besar, rumah dihuni keluarga batih. Dibangun secara gotong-royong/ mapalus (lihat gambar 1). 3

4 Karakteristik konstruksinya, rangka atapnya adalah gabungan bentuk pelana dan limas, konstruksi kayu/ bambu batangan, diikat dengan tali ijuk pada usuk dari bambu, badan bangunan menggunakan konstruksi kayu dan sistem sambungan pen, kolong bangunan terdiri dari tiang penyangga dengan ukuran cm (ukuran dapat dipeluk oleh dua orang dewasa) dengan tinggi tingginya 3-5 cm, tangga dari akar pohon besar atau bambu Karakteristik ruang dalam rumah, hanya terdapat satu ruang bangsal untuk semua kegiatan penghuninya. Pembatas territorial adalah dengan merentangkan rotan atau tali ijuk dan menggantungkan tikar (Graafland,1898). Orientasi rumah menghadap ke arah yang ditentukan oleh Tonaas yang memperoleh petunjuk dari Empung Walian Wangko (Tuhan). Gambar 1 Rumah Tradisional Minahasa tahun Sumber : Supit 1986;198 Gambar 2 Rumah Tradisional Minahasa tahun Sumber : Supit 1986; 50 Konstruksi rumah tradisional Minahasa tahun (gambar 2)., mempunyai karakteristik yang hampir sama dengan sebelumnya, yaitu atap bentuk pelana atau gabungan antara bentuk pelana dan limas, demikian juga pada kerangka badan bangunan rumah yang terdiri dari kayu dengan sambungan pen, dan kolong rumah terdiri dari tiang penyanggah. Perbedaanya hanya tiang penyanggah berukuran lebih kecil dan lebih pendek dari masa sebelumnya, yaitu sebesar 30/30 cm atau 40/40 cm, tinggi 1,5-2,5 meter. Karakteristik ruang dalam rumah masa adalah berbeda dengan sebelumnya, karena sudah terdapat beberapa kamar, seperti badan rumah terdepan berfungsi sebagai ruang tamu/ ruang setup emperan, ruang tengah/ pores difungsikan untuk menerima kerabat dekat, dan ruang tidur untuk orang tua dan anak perempuan, ruang tengah belakang tempat lumbung padi (sangkor). Ruang masak terpisah pada bangunan lainnya. Fungsi loteng/ soldor adalah sama dengan masa sebelumnya yang diperuntukkan menyimpan hasil panen (gambar 3 dan gambar 4). 4

5 Gambar 3. denah rumah tradisional minahasa, tahun METODE PENELITIAN Gambar 4, lay out rumah tradisional minahasa, tahun Objek pengamatan dalam penelitian ini adalah semua unit rumah tradisional Minahasa yang masih ada di Desa Tonsealama 11 rumah (Kota Tondano) dan di Desa Rurukan 9 rumah (Kota Tomohon) yang dibangun tahun Adapun pertimbangan memilih dua desa ini karena:1. Ke-dua desa terletak di daerah pegunungan ini mewakili ciri khas orang Minahasa. Objek penelitian adalah rumah tradisional Minahasa yaitu rumah tradisional dari masyarakat Minahasa yang dikenal dengan nama Bergbewoners atau Bergbevolking atau Alfoeren yang menurut istilah setempat disebut Orang Gunung. 2). Kedua desa memiliki rumah rumah tua yang memenuhi kriteria tradisional paling banyak di bandingkan desa-desa lain di Minahasa. Tipe Penelitian kualitatif deskriptif dengan analisis induktif. Metode pengambilan data dengan observasi, wawancara secara mendalam, pemeriksaan dokumen dan sketsa konstruksi wujud fisik rumah. Perubahan bentuk fisik rumah tradisional Minahasa di Kota Tondano/ Desa Tonsealama (rural) dan Kota Tomohon/ Desa Rurukan (urban) dinilai dari 1) aspek fisik dari konstruksi atap, kolong, tangga, pintu jendela dan sambungan kayu, 2) aspek material dari penutup atap, rangka atap, kolong, tangga dan pintu jendela. Faktor pengaruh dinilai dari agama, pendidikan, pekerjaan, status sosial, struktur keluarga, teknologi dan status kepemilikan. Metode analisis yang dipakai adalah secara kualitatif dengan analisis data 5

6 secara induktif. Data diperoleh dari hasil pengamatan langsung dan wawancara mendalam dengan pemilik rumah. Skala pengukuran yang dipergunakan adalah berdasarkan prosentase rata-rata perubahan dari aspek-aspek fisik seluruh populasi masing-masing di kedua desa yang dikategorikan perubahan besar jika terjadi 67%-100%, perubahan sedang jika 35%-66% dan perubahan kecil/ hampir tidak terjadi perubahan jika < 34%. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Tonsealama Kecamatan Airmadidi Kota Tondano dan Desa Rurukan Kecamatan Tomohon, Kota Tomohon. Luas Desa Tonsealama adalah 1.033,5 ha, terdapat 450 KK (2003), rata rata 5-6 jiwa/kk, dan 73,82% mempunyai pendidikan dasar (<SLTP) dan bekerja sebagai petani/ peternak. Asal usul desa ini adalah pada masa Tumani, sebelum gempa bumi tahun Gambar 5. Lokasi Penelitian. Desa Tonsealama berada di tepi jalan raya menuju ke Kema yang pada abad ke 16 tempat bertahta raja Manado. Luas Desa Rurukan adalah 350 ha, terdapat 423 KK (2003), mempunyai sosial ekonomi yang hampir sama dengan Desa Tonsealama, yaitu rata rata 5-6 jiwa/ KK, dan 66,99% berpendidikan dasar dan bermata pencaharian sebagai petani/ peternak. Pola perkampungan konsentrik, dengan pola jalan grid, bentuk rumah panggung, ladang pertanian terletak di sekitar perkampungan. Desa Rurukan didirikan setelah bangsa Belanda masuk ke Minahasa, dengan peraturan tanam kopi paksa, terisolasi, dengan menempuh jalan ke perkebunan kopi 6

7 melalui sungai Ruruk. Pada tanggal 19 April 1948 perkampungan diresmikan sebagai satu desa dengan nama Rurukan. Pada tahun 1970 penduduk menjadi petani agribisnis, dan 1990 menjadi desa agrowisata. 2. Perubahan Fisik Rumah Tradisional Minahasa Material rangka atap yang dipakai adalah kayu, dan untuk penutup/ pelapis atap digunakan daun rumbia. Perubahan bentuk dan konstruksi atap yang terdapat di Desa Tonsealama terdapat 72,7%, dan di Desa Rurukan terdapat 88,9%. Perubahan fisik rumah tradisional Minahasa nampak pada perubahan konstruksi dan material, sebagai berikut: 1) Perubahan konstruksi atap kasau di Desa Tonsealama menjadi konstruksi atap peran dengan kuda kuda berdiri, perubahan dilakukan setelah tahun pembangunan ( pada waktu daya tahan kayu menurun sesuai dengan umur konstruksi kayu). Gambar 6. Variasi perubahan bentuk atap di desa Tonsealama Di Desa Rurukan, masyarakat tetap mempertahankan konstruksi atap rumahnya, baik dalam bentuk konstruksi atap kasau ataupun atap peran. tahun 1900 tahun 2003 Gambar 7. Rumah didirikan tahun 1915 di desa Tonsealama yang pada tahun 2003 diubah material penutup atap rumbia menjadi atap seng. 7

8 Material konstruksi atap rumbia diganti dengan atap seng. Perubahan material konstruksi atap di Desa Tonsealama, dilakukan sejak tahun 1920 sampai saat ini, dan di Desa Rurukan perubahan dilakukan sejak 1932 sampai saat ini. Sesuai penuturan penghuni rumah, umur atap rumbia adalah tahun, dan saat ini material atap rumbia sulit diperoleh dan kualitasnya menurun karena masa pakainya hanya 1-3 tahun. 2).Rangka badan rumah tetap, tetapi perubahan nampak pada pengisi konstruksi dinding dan konstruksi jendela. Perubahan konstruksi dinding terjadi setelah bangunan rumah berumur 70 tahun. Material konstruksi dinding terpasang horisontal dirubah dengan memasang secara vertikal (khususnya di Desa Tonsealama). Konstruksi jendela 2 sayap diubah menjadi jendela kaca nako/ jalusi (di Desa Tonsealama dan Desa Rurukan). Konstruksi awal Gambar 8. Konstruksi jendela tanpa engsel (kanan) Konstruksi yang telah berubah Gambar 9. Jendela kaca nako pada rumah R8 di Rurukan (kiri) dan di rumah T6 di Tonsealama (kanan) Sumber: Pegamatan lapangan Maret ) Perubahan konstruksi kolong rumah terdapat di Desa Rurukan dan Tonsealama, yaitu perubahan pada peran bantalan bawah yang telah diabaikan, akibat dari pengaruh umur bangunan, kayu lapuk dan hancur. Dampaknya nampak pada struktur rumah yang labil, terutama bila beban hidup yang diterima besar. Perubahan juga nampak pada batu alas watulanei yang sudah tenggelam dalam tanah dan diganti dengan beton cor. Perubahan tiang kolong kayu diganti dengan tiang beton, sehingga tidak memerlukan elemen bantalan bawah, skor dan batu alas. 8

9 . Tinggi kolong rumah tetap dipertahankan 1,5-2,5 meter, karena kolong rumah dimanfaatkan untuk kegiatan sehari-hari. Namun demikian beberapa rumah tradisional Minahasa di Desa Rurukan telah merubah tinggi kolong rumah yang sesuai dengan ukuran dan kualitas kayu, seperti ungkapan dari Pongoh Bogia, rumah yang didirikan tahun 1925, dan Pondaa Makarawung, rumah yang didirikan tahun 1935 : Ung kayu-kayu pa wangker aki pasar sa sangke ran kayu-kayu sombor, seng kayu si i doi keta wan ung keketedan wo ung keawetan na. Gambar 10. Konstruksi awal. Sambungan Tiang penyanggah dengan Kancingan dobel Konstruksi kolom tidak lagi ada kancingan bawah dan rumah tidak Konstruksi kolom tidak lagi ada diletakkan di atas watulinei diganti dengan beton cor kancingan bawah/bantalan bawah Gambar 11. Konstruksi kolong/ Tiang penyanggah setelah mengalami perubahan 4) Perubahan elemen tangga ditinjau dari posisi/ perletakan tangga dan jumlah anak tangga. Di Desa Tonsealama masih terdapat (54,5%) rumah tradisional Minahasa yang mempertahankan posisi 2 buah tangga di depan rumah, terletak di samping kiri dan kanan 9

10 depan rumah, terletak segaris berlawanan arah, dengan jumlah anak tangga ganjil. Posisi letak tangga di Desa Rurukan berbeda, terdapat 66,7% rumah tradisional yang masih mempertahankan masing masing 1 buah tangga yang terletak di depan dan di belakang rumah, pada posisi samping kiri atau kanan rumah, posisi berlawanan arah dan jumlah anak tangga ganjil. Adapun material kayu untuk tangga tetap dipertahankan di Desa Rurukan, tetapi 54,5% rumah tradisional Minahasa di Desa Tonsealama telah mengganti tangga kayu menjadi tangga beton. Gambar 12. Konstruksi awal dua tangga kayu di depan rumah Didirikan tahun 1907 Didirikan tahun 1920 Gambar 13. Rumah yang mengalami perubahan dari konstruksi tangga kayu diganti konstruksi tangga beton. 5) Perubahan fungsi dan pola ruang. (1) Ruang Loteng. Ruang loteng pada rumah tradisional Minahasa periode memiliki fungsi antara lain sebagai kamar tidur anak laki laki, tempat menyimpan hasil kebun. Fungsi ini kemudian berkembang menjadi tempat menjemur pakaian di musim hujan, menyimpan barang barang atau gudang. Sejak listrik 10

11 masuk desa ruang loteng tidak difungsikan lagi. (2) Ruang Kolong. Di desa Tonsealama 72.7% dan di desa Rurukan 33.3% telah mengalami perubahan. Lancarnya arus transportasi dan mobilisasi penduduk dari desa ke desa menimbulkan iklim preventif. Di Tonsealama ada yang menjadikan tempat menjual makanan, disewakan untuk menitipkan bendi/delman atau disewakan. Di desa Rurukan disewakan untuk menyimpan kuda pacu. (3) Fungsi kamar tidur tidak mengalami perubahan. (4) Ruang tengah belakang. Di ruang ini tidak lagi ditempatkan sankor atau lumbung padi, tetapi hanya difungsikan untuk ruang makan atau ruang keluarga atau ruang belajar. Gambar 16. Variasi perubahan pola ruang. Keterangan 1.Teras 3. Kamar Tidur 5. Teras belakang 2. Porest 4. Rg tengah belakang 6. Dapur 11

12 (6) Dapur. Terjadi penegasan fungsi dapur. Fungsi dapur menjadi lebih khusus sebagai tempat memasak saja di dapur kering dan tempat mencuci peralatan dapur dan bahan untuk dimasak di dapur basah. (7)Pola rumah tradisional Minahasa di desa Tonsealama berbeda dengan di desa Rurukan. Di desa Tonsealama, denah awalnya simetris, sama dengan bentuk asli rumah tradisional Minahasa. Di desa Rurukan sejak didirikannya, denah awal rumah telah asimetris. Di desa Tonsealama terdapat 72.7% rumah dan di desa Rurukan hanya 11,1 % yang pola tatanan ruang awalnya sama dengan bentuk asli, 88.9% lainnya telah berubah. Kamar tidur tambahan diletakkan di depan atau di belakang pada salah satu sisi letak kamar tidur yang ada. Perubahan lain adalah perubahan perletakan dapur. Saat didirikan letak dapur terpisah dari rumah utama/induk. Sekarang dapur ditempatkan di dalam rumah utama/induk berdampingan dengan ruang makandan dapur sabua dijadikan dapur basah. 3. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Fisik dan Perubahan Penggunaan Ruang Dalam Rumah Tradisional Minahasa Beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan fisik konstruksi rumah tradisional Minahasa adalah; 1)Faktor status kepemilikan rumah dan lahan mempengaruhi kualitas perawatan fisik rumah, sesuai Turner (1976), tanpa adanya jaminan kepastian tentang status kepemilikan rumah dan lahan, penghuni rumah tidak merasa aman untuk menginvestasikan dananya pada rumah tempat tinggalnya. Akibatnya kayu lapuk, dan diganti seadanya telah mempengaruhi sistim konstruksi rumah tradisionalnya 2)Faktor ekonomi penghuni mempengaruhi perubahan material konstruksi rumah. Penggunaan material-material baru pada rumah tinggal menjadi suatu kebanggaan tersendiri bagi penghuninya. Adapun faktor faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan ruang dalam rumah adalah; 1) Faktor kebutuhan ruang, karena bagi keluarga di Desa Tonsealama dan Rurukan, rumah tidak hanya untuk pemenuhan kebutuhan fisiologis dan kebutuhan rasa aman saja, tetapi telah meningkat pada kebutuhan untuk bersosialisasi. Ruang tidur dipindahkan pada satu sisi bangunan, untuk memperoleh ruang tamu yang luas untuk dapat beribadah bersama keluarga dan tetangga di lingkungannya (aktivitas beribadah kolom).2) Faktor perkembangan teknologi juga mempengaruhi perubahan fisik rumah, karena pengolahan hasil produksi 12

13 padi, jagung sudah mempergunakan mesin pemipil dan mesin pemilah, sehingga penghuni rumah tidak membutuhkan lagi ruang penyimpanan di loteng atau sangkor. KESIMPULAN Wujud fisik rumah tradisional Minahasa mengalami perubahan, tetapi tingkat perubahan fisik rumah tradisional Minahasa untuk konstruksi relatif kecil (<34%), perubahan material relatif sedang (35%-66%), perubahan pola ruang relatif besar (67%-100%). Tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap perubahan wujud fisik rumah tradisional pada kedua Kota Tomohon (Urban) dan Kota Tondano (rural). Perubahan fisik konstruksi terbanyak terdapat pada Kota Tondano/ Desa Tonsealama, pada rumah tradisional yang sudah ada sejak sebelum 1897, umumnya terjadi perubahan karena pengaruh umur bangunan, kayu sudah lapuk diganti dengan material lainnya, sehingga mempengaruhi sistim konstruksinya. Kondisi tersebut mengekspresikan firnitas bangunan, karena kekukuhan bangunan terhadap pengaruh luar dalam waktu yang cukup lama TONSEALAMA n=11 RURUKAN n= Tonsealama 28.9% Rurukan 10 % RANGKA ATAP RANGKA INTI LANTAI DINDING PINTU JENDELA BANTALAN ATAS BANTALAN BAWAH TIANG SKOR BATU ALAS ATAP INTI KOLONG Gambar 17. Histogram volume perubahan konstruksi TONSEALAMA n=11 RURUKAN n=9 Tonsealama 31.2% Rurukan 23.2% RANGKA PENUTUP RANGKA INTI LANTAI DINDING PINTU JENDELA BANTALAN ATAS BANTALAN BAWAH TIANG SKOR BATU ALAS ATAP INTI KOLONG Gambar 18. Histogram volume perubahan material 13

14 TONSEALAMA n=11 RURUKAN n= Tonsealama 41.4% Rurukan 18.5% LOTENG TERAS RG.TAMU RG TIDUR RG TENGAH TERAS BELAKANG KOLONG DAPUR MCK ATAP INTI KOLONG LUAR INDUK Gambar 19. Histogram volume perubahan fungsi ruang Tonsealama 67% Rurukan 66.7% TONSEALAMA n=11 RURUKAN n= TERAS - RG.TAMU- RG TIDUR- RG TENGAH- TERAS DAPUR- MCK- DILUAR MELINTANG DI MELINTANG DI SIMETRIS DI MELINTANG DI BELAKANG- DILUAR RUMAH INDUK DEPAN DEPAN TENGAH TENGAH MELINTANG DI RUMAH INDUK BELAKANG INTI Gambar 20. Histogram volume perubahan pola ruang Faktor faktor yang mempengaruhi perubahan fisik konstruksi rumah tradisonal Minahasa adalah faktor status kepemilikan rumah dan lahan, serta faktor ekonomi penghuninya. Faktor faktor yang mempengaruhi perubahan pemanfaatan ruang dan pola ruang dalam rumah adalah faktor kebutuhan ruang dan faktor kemajuan teknologi. 14

15 DAFTAR PUSTAKA Adimihardja, K Traditional Kampung and Architecture of Kasepuhan,West Java. Monuments and Sites Indonesia, Icomos. Palapa. Bandung. Budihardjo,E Menuju Arsitektur Indonesia. Alumni. Bandung Jati Diri Arsitek Indonesia. Alumni. Bandung Graafland, N Minahasa Masa Lalu Dan Masa Kini. De Minahasa, Haar Verleden en Haar Tegenwoordige toestans. De Erven F. Bohn. Haarlem. Kirmanto, D Kebijakan Dan Strategi Nasional Perumahan Dan Permukiman (KSNPP), (Online), ( diakses 10 Nopember 2004). Mamengko, R Etnik Minahasa Dalam Akselerasi Perubahan. Telaah Historis Teologis Antropologis. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta. Prijotomo J Javanese Architecture, Monument dan Situs Indonesia, Icomos. Palapa. Bandung Santosa Suistainable Environmental Architecture. International Seminar. ITS. Surabaya. Silas J. dkk Rumah Produktif Dalam Dimensi Tradisional Dan Pemberdayaan, UPT ITS. Surabaya. Supit, B Minahasa Dari Amanat Watu Pinawetengan Sampai Gelora Minawanua, Sinar Harapan, Jakarta. Turner, J.F.C Housing By People. Marion Boyars London Watuseke, F.S Profil Rumah Adat Minahasa dan Maknanya,Makalah Musyawarah I Kebudayaan Minahasa.Tomohon. Yudohusodo Rumah Untuk Seluruh Rakyat, INKOPPOL, Unit Percetakan Bharakerta. Jakarta. 15

Perkembangan Arsitektur Rumah Tradisional Suku Minahasa part 2(perkembangannya)

Perkembangan Arsitektur Rumah Tradisional Suku Minahasa part 2(perkembangannya) Perkembangan Arsitektur Rumah Tradisional Suku Minahasa part 2(perkembangannya) Berikut tambahan dari yang pertama atau bisa disebut juga perkembangan atau perubahan rumah tradisional suku Minahasa dari

Lebih terperinci

STUDI RUMAH PANGGUNG TAHAN GEMPA WOLOAN DI MINAHASA MANADO

STUDI RUMAH PANGGUNG TAHAN GEMPA WOLOAN DI MINAHASA MANADO STUDI RUMAH PANGGUNG TAHAN GEMPA WOLOAN DI MINAHASA MANADO Marwati Dosen Pada Jurusan Arsitektur Fakultas Sains & Teknologi UIN Alauddin Makassar email : marambodalle@yahoo.com Abstract: Indonesia is an

Lebih terperinci

BAB 1 STRUKTUR DAN KONSTRUKSI

BAB 1 STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BAB 1 STRUKTUR DAN KONSTRUKSI Sistem struktur dan konstruksi Rumah Gadang memiliki keunikan, dimulai dari atapnya yang rumit hingga pondasinya yang sederhana tetapi memiliki peran yang sangat penting bagi

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Tipologi bangunan rumah tinggal masyarakat lereng gunung Sindoro tepatnya di Dusun

Lebih terperinci

Identifikasi Geometri sebagai Dasar Bentuk pada Arsitektur Tradisional Nusa Tenggara Barat

Identifikasi Geometri sebagai Dasar Bentuk pada Arsitektur Tradisional Nusa Tenggara Barat SEMINAR HERITAGEIPLBI 2017 PENELITIAN Identifikasi Geometri sebagai Dasar Bentuk pada Arsitektur Tradisional Nusa Tenggara Barat Erlina Laksmiani Wahjutami erlina.laksmiani@unmer.ac.id Sejarah, Kritik

Lebih terperinci

STRUKTUR KONSTRUKSI RUMAH JOGLO

STRUKTUR KONSTRUKSI RUMAH JOGLO STRUKTUR KONSTRUKSI RUMAH JOGLO Joglo merupakan kerangka bangunan utama dari rumah tradisional Jawa terdiri atas soko guru berupa empat tiang utama dengan pengeret tumpang songo (tumpang sembilan) atau

Lebih terperinci

ADAPTASI TEKNOLOGI DI RUMAH ADAT SUMBA

ADAPTASI TEKNOLOGI DI RUMAH ADAT SUMBA M.I. Ririk Winandari, Adaptasi Teknologi di Rumah Adat Sumba 109 ADAPTASI TEKNOLOGI DI RUMAH ADAT SUMBA M.I. Ririk Winandari* Jurusan Arsitektur - Universitas Trisakti, Jl. Kyai Tapa No.1 Grogol, Jakarta

Lebih terperinci

RUMAH ADAT LAMPUNG. (sumber : foto Tri Hidayat)

RUMAH ADAT LAMPUNG. (sumber : foto Tri Hidayat) RUMH T LMPUN Rumah-rumah tradisional Lampung arat adalah rumah panggung yaitu rumah yang terbuat dari kayu yang dibawah nya sengaja dikosongkan sebagai tempat menyimpan ternak dan hasil panen. pada umum

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN RUMAH SEHAT SEDERHANA YANG LAYAK HUNI DI KELOMPOK USAHA BERSAMA AGRIBISNIS (KUBA) PALAMPANG TARUNG DI PALANGKA RAYA

UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN RUMAH SEHAT SEDERHANA YANG LAYAK HUNI DI KELOMPOK USAHA BERSAMA AGRIBISNIS (KUBA) PALAMPANG TARUNG DI PALANGKA RAYA UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN RUMAH SEHAT SEDERHANA YANG LAYAK HUNI DI KELOMPOK USAHA BERSAMA AGRIBISNIS (KUBA) PALAMPANG TARUNG DI PALANGKA RAYA Wita Kristiana 1) ABSTRAK Rumah sederhana adalah rumah

Lebih terperinci

BAB III RUMAH ADAT BETAWI SETU BABAKAN. 3.1 Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan

BAB III RUMAH ADAT BETAWI SETU BABAKAN. 3.1 Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan BAB III RUMAH ADAT BETAWI SETU BABAKAN 3.1 Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan Gambar 3.1 Gerbang Masuk Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan adalah sebuah perkampungan budaya yang dibangun untuk

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA NOMOR: 111/KPTS/CK/1993 TANGGAL 28 SEPTEMBER 1993 TENTANG: PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA A. DASAR DASAR PERENCANAAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

Lebih terperinci

KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung

KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung MODUL PELATIHAN KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung Pendahuluan Konsep rumah bambu plester merupakan konsep rumah murah

Lebih terperinci

BAB V1 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V1 KESIMPULAN DAN SARAN BAB V1 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan mengenai identifikasi perubahan rumah tradisional desa Kurau, dalam upaya memberikan kontribusi secara deskriptif,

Lebih terperinci

KARAKTER ARSITEKTUR TRADISIONAL SUKU BADUY LUAR DI GAJEBOH BANTEN. Djumiko. Abstrak

KARAKTER ARSITEKTUR TRADISIONAL SUKU BADUY LUAR DI GAJEBOH BANTEN. Djumiko. Abstrak KARAKTER ARSITEKTUR TRADISIONAL SUKU BADUY LUAR DI GAJEBOH BANTEN Djumiko Abstrak Suku Baduy merupakan masyarakat yang hidup di daerah Lebak, Banten dan merupakan masyarakat yang hidup dengan tetap memelihara

Lebih terperinci

Bentuk dan Konstruksi Bangunan Rumah Nelayan Rumput Laut, Kabupaten Bantaeng

Bentuk dan Konstruksi Bangunan Rumah Nelayan Rumput Laut, Kabupaten Bantaeng TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Bentuk dan Konstruksi Bangunan Rumah Nelayan Rumput Laut, Kabupaten Bantaeng Pratiwi Mushar (1), Victor Sampebulu (1) tiwiarch19@gmail.com (1) Labo bahan, struktur dan kontruksi

Lebih terperinci

POLA RUANG DALAM RUMAH PANGGONG DI KAMPUNG BONTANG KUALA

POLA RUANG DALAM RUMAH PANGGONG DI KAMPUNG BONTANG KUALA POLA RUANG DALAM RUMAH PANGGONG DI KAMPUNG BONTANG KUALA Yazid Dwi Putra Noerhadi 1, Antariksa 2, dan Abraham Mohammad Ridjal 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya 2

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Masyarakat Bugis di Provinsi Sulawesi Selatan memiliki ciri khas dan budaya yang unik. Rumah tinggal berbentuk panggung, aksara khusus, dan catatan kuno yang disebut lontaraq.

Lebih terperinci

Perubahan Konsep Dapur Hunian Akibat Kebutuhan Pengguna pada Perumahan (Studi Kasus: Perumahan Vila Bukit Tidar Malang)

Perubahan Konsep Dapur Hunian Akibat Kebutuhan Pengguna pada Perumahan (Studi Kasus: Perumahan Vila Bukit Tidar Malang) Perubahan Konsep Dapur Hunian Akibat Kebutuhan Pengguna pada Perumahan (Studi Kasus: Perumahan Vila Bukit Tidar Malang) Umamah Al Batul 1 dan Rinawati P. Handajani 2 1 Mahasiswi Jurusan Arsitektur, Fakultas

Lebih terperinci

SUMBU POLA RUANG DALAM RUMAH TINGGAL DI KAWASAN PECINAN KOTA BATU

SUMBU POLA RUANG DALAM RUMAH TINGGAL DI KAWASAN PECINAN KOTA BATU SUMBU POLA RUANG DALAM RUMAH TINGGAL DI KAWASAN PECINAN KOTA BATU Maharani Puspitasari 1, Antariksa 2, Wulan Astrini 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya 2 Dosen Jurusan

Lebih terperinci

ORNAMEN DAN BENTUK RUANG RUMAH TINGGAL DI KAWASAN KAMPUNG AL MUNAWAR 13 ULU PALEMBANG

ORNAMEN DAN BENTUK RUANG RUMAH TINGGAL DI KAWASAN KAMPUNG AL MUNAWAR 13 ULU PALEMBANG ORNAMEN DAN BENTUK RUANG RUMAH TINGGAL DI KAWASAN KAMPUNG AL MUNAWAR 13 ULU PALEMBANG Wienty Triyuly Tenaga Pengajar Program Studi Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya Jl. Raya Palembang-Prabumulih

Lebih terperinci

EVALUASI BENTUK LAY OUT UNIT HUNIAN PADA RUSUN HARUM TEBET JAKARTA

EVALUASI BENTUK LAY OUT UNIT HUNIAN PADA RUSUN HARUM TEBET JAKARTA EVALUASI BENTUK LAY OUT UNIT HUNIAN PADA RUSUN HARUM TEBET JAKARTA Susy Irma Adisurya Program Studi Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Trisakti E-mail: susyirma@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN Penerapan Tema dasar Arsitektur nusantara pada Perancangan Hotel Resort di Ngadas ini meliputi lima aspek : 1. Bentuk Atap yang Dominan 2. Penonjolan kebun daripada hunian 3. Lepas

Lebih terperinci

BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Survey (Observasi) Lapangan Dalam penelitian ini, secara garis besar penyajian data-data yang dikumpulkan melalui gambar-gambar dari hasil observasi lalu diuraikan

Lebih terperinci

SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS. Di susun oleh : Di Susun Oleh :

SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS. Di susun oleh : Di Susun Oleh : SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS Di susun oleh : Di Susun Oleh : DIAH SEKAR SARI (0951010032) Dosen Pembimbing : HERU SUBIYANTORO ST. MT. UPN

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. Rumah toko Cina Malabero Bengkulu yang dikelompokkan dalam

BAB VI KESIMPULAN. Rumah toko Cina Malabero Bengkulu yang dikelompokkan dalam BAB VI KESIMPULAN 6.1. Karakteristik Bangunan Asli (Periode 1) Rumah toko Cina Malabero Bengkulu yang dikelompokkan dalam permukiman warga Cina (Chinese Kamp) di depan Benteng Marlborough mempunyai dua

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Studi Tipologi Bangunan Pabrik Gula Krebet. Kawasan Pabrik gula yang berasal dari buku, data arsitek dan sumber-sumber lain

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Studi Tipologi Bangunan Pabrik Gula Krebet. Kawasan Pabrik gula yang berasal dari buku, data arsitek dan sumber-sumber lain BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Perancangan Konsep dasar yang digunakan dalam Revitalisasi Kawasan Pabrik Gula Krebet Malang ini mencangkup empat aspek yaitu: Standar Perancangan Objek Prinsip-prinsip

Lebih terperinci

Renovasi Rumah Tinggal Sederhana sebagai Pemenuhan Kebutuhan Konsumen pada Perumahan di Kabupaten Sidoarjo. Julistyana Tistogondo, ST, MT ABSTRAK

Renovasi Rumah Tinggal Sederhana sebagai Pemenuhan Kebutuhan Konsumen pada Perumahan di Kabupaten Sidoarjo. Julistyana Tistogondo, ST, MT ABSTRAK NEUTRON, Vol.4, No. 1, Februari 2004 35 Renovasi Rumah Tinggal Sederhana sebagai Pemenuhan Kebutuhan Konsumen pada Perumahan di Kabupaten Sidoarjo Julistyana Tistogondo, ST, MT ABSTRAK Berdasarkan keputusan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN :

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN : PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN : Kompetensi Keahlian : Hari / Tanggal : Teknik Gambar Bangunan Kelas / Jurusan : III / Teknik Gambar Bangunan Waktu

Lebih terperinci

RUMAH LIMAS PALEMBANG WARISAN BUDAYA YANG HAMPIR PUNAH

RUMAH LIMAS PALEMBANG WARISAN BUDAYA YANG HAMPIR PUNAH RUMAH LIMAS PALEMBANG WARISAN BUDAYA YANG HAMPIR PUNAH Reny Kartika Sary Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Palembang Email : renykartikasary@yahoo.com Abstrak Rumah Limas

Lebih terperinci

Ciri Khas Arsitektur Tradisional Pada Rumah Warga di Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal

Ciri Khas Arsitektur Tradisional Pada Rumah Warga di Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Ciri Khas Arsitektur Tradisional Pada Rumah Warga di Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Andhika Bayu Chandra 15600022 4A Arsitektur Teknik Universitas PGRI Semarang Andhikabayuchandra123@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

PRINSIP PENATAAN RUANG PADA HUNIAN MUSLIM ARAB DI KAMPUNG ARAB MALANG

PRINSIP PENATAAN RUANG PADA HUNIAN MUSLIM ARAB DI KAMPUNG ARAB MALANG PRINSIP PENATAAN RUANG PADA HUNIAN MUSLIM ARAB DI KAMPUNG ARAB MALANG 1 Ita Roihanah Abstrak Hunian merupakan hal yang tidak dapat dilepaskan dari dasar kebutuhan hidup pertama manusia. Hunian berada pada

Lebih terperinci

KONSTRUKSI RANGKA ATAP

KONSTRUKSI RANGKA ATAP KONSTRUKSI RANGKA ATAP 2. URAIAN MATERI ATAP Atap merupakan bagian dari bangunan gedung ( rumah ) yang letaknya berada dibagian paling atas, sehingga untuk perencanaannya atap ini haruslah diperhitungkan

Lebih terperinci

Rumah Lanting : Rumah Terapung Diatas Air Tinjauan Aspek Tipologi Bangunan

Rumah Lanting : Rumah Terapung Diatas Air Tinjauan Aspek Tipologi Bangunan Rumah Lanting : Rumah Terapung Diatas Air Tinjauan Aspek Tipologi Bangunan Bambang Daryanto Staf Pengajar Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik UNLAM Abstrak Salah satu bentuk rumah tradisional Banjar

Lebih terperinci

Konsep Design Mikro (Bangsal)

Konsep Design Mikro (Bangsal) Panggung tempat acara adat Konsep Design Mikro (Bangsal) Pintu masuk utama Ruang Tunggu / lobby dibuat mengelilingi bangunan, hal ini sesuai dengan kebuadayaan masyarakat yang menggunakan ruang ruang teras

Lebih terperinci

A. GAMBAR ARSITEKTUR.

A. GAMBAR ARSITEKTUR. A. GAMBAR ARSITEKTUR. Gambar Arsitektur, yaitu gambar deskriptif dari imajinasi pemilik proyek dan visualisasi desain imajinasi tersebut oleh arsitek. Gambar ini menjadi acuan bagi tenaga teknik sipil

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI RUMAH TRADISIONAL DI LORONG FIRMA KAWASAN 3-4 ULU, PALEMBANG

IDENTIFIKASI RUMAH TRADISIONAL DI LORONG FIRMA KAWASAN 3-4 ULU, PALEMBANG TEMU ILMIAH IPLBI 2013 IDENTIFIKASI RUMAH TRADISIONAL DI LORONG FIRMA KAWASAN 3-4 ULU, PALEMBANG Wienty Triyuly (1), Sri Desfita Yona (2), Ade Tria Juliandini (3) (1) Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas

Lebih terperinci

Pengembangan Modul Konstruksi Bambu Plester Sebagai Alternatif Kulit Bangunan

Pengembangan Modul Konstruksi Bambu Plester Sebagai Alternatif Kulit Bangunan Pengembangan Modul Konstruksi Bambu Plester Sebagai Alternatif Kulit Bangunan oleh Widya Fransiska Febriati Prog. Studi Teknik Arsitektur FT. Universitas Sriwijaya, Palembang Email: widyafrans@telkom.net

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional dibangun, namun cukup banyak ditemukan bangunan-bangunan yang diberi sentuhan tradisional

Lebih terperinci

Dasar-Dasar Rumah Sehat KATA PENGANTAR

Dasar-Dasar Rumah Sehat KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Guna menunjang program pemerintah dalam penyediaan infrastruktur perdesaan, Puslitbang Perumahan dan Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. rumah limas di desa Sirah Pulaupadang dan arsitektur rumah limas di Palembang

BAB V PENUTUP. rumah limas di desa Sirah Pulaupadang dan arsitektur rumah limas di Palembang 1 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari penjelasan di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa arsitektur rumah limas di desa Sirah Pulaupadang dan arsitektur rumah limas di Palembang mencerminkan sebuah ekspresi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya pertumbuhan penduduk membuat permintaan akan bangunan rumah dan gedung sebagai tempat tinggal, beraktifitas dan bersosialisasi bagi masyarakat ikut meningkat

Lebih terperinci

ELEMEN PEMBENTUK ARSITEKTUR TRADISIONAL BATAK KARO DI KAMPUNG DOKAN

ELEMEN PEMBENTUK ARSITEKTUR TRADISIONAL BATAK KARO DI KAMPUNG DOKAN ELEMEN PEMBENTUK ARSITEKTUR TRADISIONAL BATAK KARO DI KAMPUNG DOKAN Putra Adytia, Antariksa, Abraham Mohammad Ridjal Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Jalan MT.Haryono 167, Malang

Lebih terperinci

Tradisi Membangun Arsitektur Tradisional Folajiku Sorabi, Tidore Kepulauan

Tradisi Membangun Arsitektur Tradisional Folajiku Sorabi, Tidore Kepulauan TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Tradisi Membangun Arsitektur Tradisional, Tidore Kepulauan Sherly Asriany Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Khairun. Abstrak Kebudayaan membangun dalam arsitektur

Lebih terperinci

: Kampung Sampireun. Atap dilapisi ijuk

: Kampung Sampireun. Atap dilapisi ijuk : Kampung Sampireun Atap dilapisi ijuk Atap dilapisi ijuk Kolom terbuat dari batang bambu Kolom terbuat dari batang bambu Konsep bentuk massa secara global yakni mengambil bentuk dari rumah tradisional

Lebih terperinci

Kampung Wisata -> Kampung Wisata -> Konsep utama -> akomodasi + atraksi Jenis Wisatawan ---> Domestik + Mancanegara

Kampung Wisata -> Kampung Wisata -> Konsep utama -> akomodasi + atraksi Jenis Wisatawan ---> Domestik + Mancanegara Kampung Wisata -> suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku.

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. A. Kesimpulan

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. A. Kesimpulan 129 BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Dari pembahasan sebelumnya maka dapat disimpulkan beberapa ciri-ciri elemenelemen arsitektural bangunan rumah lama di Kota Baru sebagai berikut : 1.

Lebih terperinci

TIPOLOGI GEREJA IMMANUEL DI DESA MANDOMAI. Abstraksi

TIPOLOGI GEREJA IMMANUEL DI DESA MANDOMAI. Abstraksi ISSN 1907-8536 Volume 5 Nomor 1 Juli 2010 TIPOLOGI GEREJA IMMANUEL DI DESA MANDOMAI Alderina 1) Abstraksi Terdapat suatu gereja peninggalan Zending Barmen (Jerman) yang berlokasi di desa Saka Mangkahai

Lebih terperinci

RUMAH TRADISIONAL BANYUWANGI

RUMAH TRADISIONAL BANYUWANGI Nama : Reza Agung Priambodo NPM : 0851010034 RUMAH TRADISIONAL BANYUWANGI Kabupaten Banyuwangi adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Banyuwangi. Kabupaten ini terletak

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Tampak samping Rumah Tongkonan (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993)

Gambar 1.1 Tampak samping Rumah Tongkonan (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tana Toraja, sebuah kabupaten yang terletak di Provinsi Sulawesi Selatan, merupakan tempat tinggal bagi suku aslinya yaitu Suku Toraja. Kabupaten yang seluruh daerahnya

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK RUMAH ADAT TAMBI SUKU LORE SULAWESI TENGAH

KARAKTERISTIK RUMAH ADAT TAMBI SUKU LORE SULAWESI TENGAH KARAKTERISTIK RUMAH ADAT TAMBI SUKU LORE SULAWESI TENGAH OLEH : SANDRA REZITHA KEMALASARI Mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur Universitas Brawijaya Email: sandrarezitha@hotmail.com ABSTRAK Karakteristik

Lebih terperinci

Struktur dan Konstruksi II

Struktur dan Konstruksi II Struktur dan Konstruksi II Modul ke: Material Struktur Bangunan Fakultas Teknik Christy Vidiyanti, ST., MT. Program Studi Teknik Arsitektur http://www.mercubuana.ac.id Cakupan Isi Materi Materi pertemuan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR Prasato Satwiko. Arsitektur Sadar Energi tahun 2005 Dengan memfokuskan permasalahan, strategi penataan energi bangunan dapat dikembangkan dengan lebih terarah.strategi

Lebih terperinci

SISTEM KONSTRUKSI BANGUNAN SEDERHANA PADA PERBAIKAN RUMAH WARGA DI DAERAH ROB (Studi Kasus : Kelurahan Kemijen, Semarang Timur)

SISTEM KONSTRUKSI BANGUNAN SEDERHANA PADA PERBAIKAN RUMAH WARGA DI DAERAH ROB (Studi Kasus : Kelurahan Kemijen, Semarang Timur) Sistem Konstruksi Bangunan Sederhana pada Perbaikan Rumah Warga di Daerah Rob SISTEM KONSTRUKSI BANGUNAN SEDERHANA PADA PERBAIKAN RUMAH WARGA DI DAERAH ROB (Studi Kasus : Kelurahan Kemijen, Semarang Timur)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Aktivitas Pengrajin Gerabah di Desa Pagelaran

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Aktivitas Pengrajin Gerabah di Desa Pagelaran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desa Pagelaran merupakan salah satu daerah penghasil gerabah di Kabupaten Malang. Di tengah wilayah desa ini dilintasi jalan yang menghubungkan Malang dengan Bantur

Lebih terperinci

EKSISTENSI RUMAH TRADISIONAL BANJAR SEBAGAI IDENTITAS KAWASAN BERSEJARAH DI KELURAHAN KUIN UTARA, BANJARMASIN

EKSISTENSI RUMAH TRADISIONAL BANJAR SEBAGAI IDENTITAS KAWASAN BERSEJARAH DI KELURAHAN KUIN UTARA, BANJARMASIN Eksistensi Rumah Tradisional Banjar Sebagai Identitas Kawasan Bersejarah Di Kelurahan Kuin Utara, Banjarmasin (Banjar Traditional House Existence As Historical Region Identity In North Kuin-Banjarmasin)

Lebih terperinci

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA LAMPIRAN 1 133 134 KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA Aspek Pertanyaan 1. Latar belakang 1. Bagaimanakah sejarah berdirinya LPIT BIAS? 2. Siapakah pendiri LPIT BIAS? 3. Apa tujuan didirikan LPIT BIAS? 4. Ada

Lebih terperinci

DATA RUMAH ADAT DI JAWA BARAT

DATA RUMAH ADAT DI JAWA BARAT DATA RUMAH ADAT DI JAWA BARAT 1. Nama : Rumah Adat Citalang : Desa Citalang, Kecamatan Purwakarta, Kabupaten Purwakarta : Pemukiman di Desa Citalang menunjukkan pola menyebar dan mengelompok. Jarak antara

Lebih terperinci

RUMAH SUSUN PADA KAWASAN DAERAH ALIRAN SUNGAI TONDANO DI MANADO

RUMAH SUSUN PADA KAWASAN DAERAH ALIRAN SUNGAI TONDANO DI MANADO RUMAH SUSUN PADA KAWASAN DAERAH ALIRAN SUNGAI TONDANO DI MANADO (Behavior Modifier) Elza Yustin Landimuru, Mahasiswa S1 Arsitektur UNSRAT Pierre H Gosal, Staf Dosen Pengajar Arsitektur UNSRAT Fela Warouw,

Lebih terperinci

Tipologi Arsitektur Tradisional Minahasa Berdasarkan Etnik Tolour dan Tonsea

Tipologi Arsitektur Tradisional Minahasa Berdasarkan Etnik Tolour dan Tonsea TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Tipologi Arsitektur Tradisional Minahasa Berdasarkan Etnik Tolour dan Tonsea Vicky H. Makarau Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado Abstrak Minahasa tidak

Lebih terperinci

Kajian Perumahan di Kawasan Gempol Bandung: Tinjauan dari Sistem Struktur dan Konstruksi Bangunan

Kajian Perumahan di Kawasan Gempol Bandung: Tinjauan dari Sistem Struktur dan Konstruksi Bangunan Kajian Perumahan di Kawasan Gempol Bandung: Tinjauan dari Sistem Struktur dan Konstruksi Bangunan Sugeng Triyadi S. Andi Harapan S. Abstrak Perumahan gempol merupakan salah satu perumahan peninggalan Belanda

Lebih terperinci

Metode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA >

Metode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA > Metode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA > GSF-Aceh. Didalam Pelaksanaan Proyek, metode pelaksanaan sangat penting dilaksanakan, hal ini untuk mengetahui

Lebih terperinci

PEDOMAN UMUM RUMAH SEDERHANA SEHAT

PEDOMAN UMUM RUMAH SEDERHANA SEHAT PEDOMAN UMUM RUMAH SEDERHANA SEHAT 1 I. Pendahuluan Dalam rangka peningkatan taraf hidup rakyat Indonesia melalui penyediaan perumahan secara merata, khususnya bagi kelompok masyarakat yang berpenghasilan

Lebih terperinci

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

Bab 5 Kesimpulan dan Saran Bab 5 Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan Desain konstruksi yang telah dilakukan dalam tugas akhir ini membuktikan bahwa anggaran yang besar tidak diperlukan untuk mendesain suatu bangunan tahan gempa.

Lebih terperinci

Sirkulasi Bangunan Rumah Tinggal Kampung Kauman Kota Malang

Sirkulasi Bangunan Rumah Tinggal Kampung Kauman Kota Malang Sirkulasi Bangunan Rumah Tinggal Kampung Kauman Kota Malang Rosawati Saputri 1, Antariksa 2, Lisa Dwi Wulandari 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya, 2 Dosen Jurusan

Lebih terperinci

DINDING DINDING BATU BUATAN

DINDING DINDING BATU BUATAN DINDING Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan

Lebih terperinci

Arsitektur Modern Indonesia (1940-Abad 20) BY: Dian P.E Laksmiyanti, S.T, M.T

Arsitektur Modern Indonesia (1940-Abad 20) BY: Dian P.E Laksmiyanti, S.T, M.T Arsitektur Modern Indonesia (1940-Abad 20) BY: Dian P.E Laksmiyanti, S.T, M.T Arsitektur Awal Kemerdekaan Arsitektur awal kemerdekaan berakar dari usaha pengembalian pemerintah Hindia Belanda setelah Jepang

Lebih terperinci

PELESTARIAN BANGUNAN MASJID TUO KAYU JAO DI SUMATERA BARAT

PELESTARIAN BANGUNAN MASJID TUO KAYU JAO DI SUMATERA BARAT PELESTARIAN BANGUNAN MASJID TUO KAYU JAO DI SUMATERA BARAT Dion Farhan Harun, Antariksa, Abraham Mohammad Ridjal Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jl. Mayjen Haryono 167, Malang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup dalam melangsungkan kehidupannya

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup dalam melangsungkan kehidupannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk hidup dalam melangsungkan kehidupannya tidak lepas dari lingkungan hidup sekitarnya. Lingkungan hidup manusia tersebut menyediakan berbagai

Lebih terperinci

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PENGGUNAAN BETON BERTULANG TERHADAP KAYU PADA KONSTRUKSI KUDA-KUDA. Tri Hartanto. Abstrak

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PENGGUNAAN BETON BERTULANG TERHADAP KAYU PADA KONSTRUKSI KUDA-KUDA. Tri Hartanto. Abstrak KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PENGGUNAAN BETON BERTULANG TERHADAP KAYU PADA KONSTRUKSI KUDA-KUDA Tri Hartanto Abstrak Pengetahuan tentang sistim struktur dan konstruksi, dan teknologi bahan sangat erat sekali

Lebih terperinci

Perkuatan Struktur pada Revitalisasi Bangunan Cagar Budaya Kasus Studi: Toko Dynasti, Jalan AM Sangaji Yogyakarta

Perkuatan Struktur pada Revitalisasi Bangunan Cagar Budaya Kasus Studi: Toko Dynasti, Jalan AM Sangaji Yogyakarta SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Perkuatan Struktur pada Revitalisasi Bangunan Cagar Budaya Kasus Studi: Toko Dynasti, Jalan AM Sangaji Yogyakarta Augustinus Madyana Putra (1), Andi Prasetiyo Wibowo

Lebih terperinci

PERHITUNGAN. 1.Galian Tanah = 1/2 (lbr ats + lbr bwh) * t*l pondasi = 1/2 (0,9 + 0,7) x 0,65 x 100 m 52 m 3

PERHITUNGAN. 1.Galian Tanah = 1/2 (lbr ats + lbr bwh) * t*l pondasi = 1/2 (0,9 + 0,7) x 0,65 x 100 m 52 m 3 TABEL 1. NO URAIAN I Pekerjaan Persiapan 1. Pembersihan Lahan 1LS II 15 2. Pemasangan Bouwplank Volume Tiang 0,288 m 3 > pnjg tiang (4/6):100 cm = jlh tiang x Dimensi tiang > jarak antar tiang: 1 m = 65

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Menara Kudus terletak di Kelurahan Kauman, Kecamatan Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, sekitar 40 km dari Kota Semarang. Oleh penduduk kota Kudus dan sekitarnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1 perbandingan bahan Sifat Beton Baja Kayu. Homogen / Heterogen Homogen Homogen Isotrop / Anisotrop Isotrop Isotrop Anisotrop

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1 perbandingan bahan Sifat Beton Baja Kayu. Homogen / Heterogen Homogen Homogen Isotrop / Anisotrop Isotrop Isotrop Anisotrop BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dunia konstruksi di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat. Saat ini, di berbagai tempat dibangun gedung-gedung betingkat, jembatan layang, jalan, dan

Lebih terperinci

Studi Elemen Interior Rumah Adat Sumbawa

Studi Elemen Interior Rumah Adat Sumbawa Studi Elemen Interior Rumah Adat Sumbawa Depri Satriawan 1 dan Chairil Budiarto Amiuza 2 1 Mahasiswa Program Sarjana Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya 2 Dosen Program Sarjana Arsitektur,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Adat merupakan ciri khas bangunan suatu etnik di suatu wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Adat merupakan ciri khas bangunan suatu etnik di suatu wilayah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah Adat merupakan ciri khas bangunan suatu etnik di suatu wilayah tertentu. Masing-masing daerah (wilayah) tersebut yang memiliki keragaman dan kekayaan budaya.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 178 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Situs Kabuyutan Ciburuy, terletak di Desa Pamalayan Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat. Di dalam lingkungan situs ini terdapat artefak-artefak

Lebih terperinci

Pembentukan Pulau Sulawesi

Pembentukan Pulau Sulawesi Pulau SuLawesi Pembentukan Pulau Sulawesi Pada mulanya, bumi hanya terdiri dari satu benua yang disebut Pangea. Benua yang hanya satu-satunya ini kemudian pecah menjadi dua bagian pada sekitar 240 juta

Lebih terperinci

Pertimbangan Penentuan Ketinggian Panggung pada Rumah Melayu Kampar

Pertimbangan Penentuan Ketinggian Panggung pada Rumah Melayu Kampar SEMINAR HERITAGEIPLBI 2017 DISKURSUS Pertimbangan Penentuan Ketinggian Panggung pada Rumah Melayu Kampar Ratna Amanati na_amanati@yahoo.co.id Progam Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Riau Abstrak

Lebih terperinci

PERUBAHAN POLA RUANG DALAM PADA HOME INDUSTRY SARUNG TENUN SAMARINDA DI KECAMATAN SAMARINDA SEBERANG

PERUBAHAN POLA RUANG DALAM PADA HOME INDUSTRY SARUNG TENUN SAMARINDA DI KECAMATAN SAMARINDA SEBERANG PERUBAHAN POLA RUANG DALAM PADA HOME INDUSTRY SARUNG TENUN SAMARINDA DI KECAMATAN SAMARINDA SEBERANG Parada Ichwan Parnanda, Herry Santosa, Iwan Wibisono Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

TKS 4406 Material Technology I

TKS 4406 Material Technology I TKS 4406 Material Technology I Dr.Eng. Achfas Zacoeb, ST., MT. Department of Civil Engineering Faculty of Engineering University of Brawijaya UMUM Atap adalah bagian bangunan yang mempunyai fungsi ganda

Lebih terperinci

berbentuk persegi panjang yaitu memanjang dari selatan ke utara. Di desa ini

berbentuk persegi panjang yaitu memanjang dari selatan ke utara. Di desa ini Desa Tenganan Pegringsingan II Oleh: I Ketut Darsana, Dosen PS Seni Tari Jika dilihat dari bentuk geografisnya, desa Tenganan Pegringsingan berbentuk persegi panjang yaitu memanjang dari selatan ke utara.

Lebih terperinci

POLA PENGEMBANGAN RUMAH DI KAMPUNG KOTA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

POLA PENGEMBANGAN RUMAH DI KAMPUNG KOTA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA POLA PENGEMBANGAN RUMAH DI KAMPUNG KOTA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA Nina Nurdiani Jurusan Arsitektur, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Bina Nusantara Jln K.H. Syahdan No. 9, Kemanggisan,

Lebih terperinci

Tabel 4.2. Kesesuaianan Penerapan Langgam Arsitektur Palladian Pada Istana Kepresidenan Bogor.

Tabel 4.2. Kesesuaianan Penerapan Langgam Arsitektur Palladian Pada Istana Kepresidenan Bogor. Tabel 4.2. Kesesuaianan Penerapan Langgam Arsitektur Palladian Pada Istana Kepresidenan Bogor. No. Kategori Elemen Bangunan Istana Kepresidenan Bogor. Arsitektur Palladian. Kesesuaian 1. Wujud Tatanan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Rencana Tapak Seluruh Kompleks Istana Kepresidenan Bogor. Sumber: Bag. Teknik Istana Bogor, 2012

LAMPIRAN. Lampiran 1. Rencana Tapak Seluruh Kompleks Istana Kepresidenan Bogor. Sumber: Bag. Teknik Istana Bogor, 2012 LAMPIRAN Lampiran 1. Rencana Tapak Seluruh Kompleks Istana Kepresidenan Bogor. Sumber: Bag. Teknik Istana Bogor, 2012 Lampiran 2. Rencana Tapak Area Utama Istana Kepresidenan Bogor. 101 Lampiran 3. Denah

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB III TINJAUAN KHUSUS BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1. Pengertian Tema 3.1.1. Green Architecture (Arsitektur Hijau) Banyak orang memiliki pemahaman berbeda-beda tentang Green Architecture, ada yang beranggapan besaran volume bangunan

Lebih terperinci

Sistem Struktur Rumah Adat Barat Rattenggaro

Sistem Struktur Rumah Adat Barat Rattenggaro TEMU ILMIAH IPLBI 2014 Sistem Struktur Rumah Adat Barat Rattenggaro Cindy F. Tanrim, Mellisa Stefani Y, Cynthia K, Wenny Stefanie, Jessica Wijaya L Sejarah dan Teori Arsitektur/kota, Prodi Arsitektur,

Lebih terperinci

NILAI-NILAI VERNAKULAR PADA ARSITEKTUR MASYARAKAT WANUKAKA, SUMBA BARAT

NILAI-NILAI VERNAKULAR PADA ARSITEKTUR MASYARAKAT WANUKAKA, SUMBA BARAT NILAI-NILAI VERNAKULAR PADA ARSITEKTUR MASYARAKAT WANUKAKA, SUMBA BARAT Suryo Tri Harjanto Dosen Arsitektur FTSP ITN Malang ABSTRAKSI Indonesia dikenal dengan negara banyak pulau. Masing-masing pulau memiliki

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

BAB IV TINJAUAN KHUSUS BAB IV TINJAUAN KHUSUS 4.1. Perencanaan Bahan 4.1.1. Perencanaan Lantai Lantai dasar difungsikan untuk area parkir mobil, area service, pantry, ruang tamu, ruang makan, ruang keluarga, kamar mandi tamu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ruang Publik Yaroana Masigi berada di tengah-tengah permukiman

BAB I PENDAHULUAN. Ruang Publik Yaroana Masigi berada di tengah-tengah permukiman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ruang Publik Yaroana Masigi berada di tengah-tengah permukiman tradisional Kelurahan Melai, merupakan permukiman yang eksistensinya telah ada sejak zaman Kesultanan

Lebih terperinci

PEMBOROSAN BIAYA PEMBANGUNAN AK1BAT PENULANGAN YANG TIDAK SESUAI ATURAN TEKNIK. Tri Hartanto. Abstrak

PEMBOROSAN BIAYA PEMBANGUNAN AK1BAT PENULANGAN YANG TIDAK SESUAI ATURAN TEKNIK. Tri Hartanto. Abstrak PEMBOROSAN BIAYA PEMBANGUNAN AK1BAT PENULANGAN YANG TIDAK SESUAI ATURAN TEKNIK Tri Hartanto Abstrak Membangun berarti mengatur dan aturan tersebut dapat dicerminkan dalam setiap proses tahapan pembangunan.

Lebih terperinci

KONSEP RUMAH TUMBUH PADA RUMAH ADAT TRADISIONAL DUSUN DOKA, NUSA TENGGARA TIMUR

KONSEP RUMAH TUMBUH PADA RUMAH ADAT TRADISIONAL DUSUN DOKA, NUSA TENGGARA TIMUR PADA RUMAH ADAT TRADISIONAL DUSUN DOKA, NUSA TENGGARA TIMUR Oleh : Ferdy Sabono (Staf Pengajar Prodi Teknik Arsitektur, Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta, ferdy.sabono@yahoo.com) Abstrak Rumah

Lebih terperinci

Karakter Tektonika Rumah Tongkonan Toraja

Karakter Tektonika Rumah Tongkonan Toraja Karakter Tektonika Rumah Tongkonan Toraja Andi Eka Oktawati 1, Wasilah Sahabuddin 2 1 Dosen, Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Sains & Teknologi UIN Alauddin Makassar 2 Dosen, Jurusan Teknik Arsitektur

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bambu tergolong keluarga Graminiae (rumput-rumputan) disebut juga Giant Grass

I. PENDAHULUAN. Bambu tergolong keluarga Graminiae (rumput-rumputan) disebut juga Giant Grass 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bambu tergolong keluarga Graminiae (rumput-rumputan) disebut juga Giant Grass (rumput raksasa), berumpun dan terdiri dari sejumlah batang (buluh) yang tumbuh secara bertahap,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masyarakat dan kebudayaan merupakan hubungan yang sangat sulit dipisahkan. Sebab masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian

Lebih terperinci

TIANG Gambar Balok Lantai Dimasukkan ke dalam Tiang (Sketsa : Ridwan)

TIANG Gambar Balok Lantai Dimasukkan ke dalam Tiang (Sketsa : Ridwan) TIANG Setelah pondasi yang berada di dalam tanah, bagian selanjutnya dari struktur Rumah Bubungan Tinggi adalah tiang. Tiang merupakan struktur vertikal yang menyalurkan beban dari bagian atap hingga ke

Lebih terperinci

KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA KOTA MALANG

KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA KOTA MALANG KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA KOTA MALANG Efrina Amalia Ridwan, Antariksa, Noviani Suryasari Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jl. Mayjend

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PERUMAHAN DI KAWASAN TEPI SUNGAI MAHAKAM KASUS KELURAHAN SELILI KECAMATAN SAMARINDA ILIR KOTA SAMARINDA. Dwi Suci Sri Lestari.

KARAKTERISTIK PERUMAHAN DI KAWASAN TEPI SUNGAI MAHAKAM KASUS KELURAHAN SELILI KECAMATAN SAMARINDA ILIR KOTA SAMARINDA. Dwi Suci Sri Lestari. KARAKTERISTIK PERUMAHAN DI KAWASAN TEPI SUNGAI MAHAKAM KASUS KELURAHAN SELILI KECAMATAN SAMARINDA ILIR KOTA SAMARINDA Dwi Suci Sri Lestari Abstrak Kawasan tepi sungai merupakan kawasan tempat bertemunya

Lebih terperinci

Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan Masyarakat 1 Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan komponen sosial masyarakat, usaha dan ekonomi, serta lingkungan sebagai pendekatan pembangunan permukiman yang berkelanjutan KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. Negara Indonesia selain terkenal dengan Negara kepulauan, juga terkenal dengan keindahan alam dan kekayaan hutan.

BAB 1. Pendahuluan. Negara Indonesia selain terkenal dengan Negara kepulauan, juga terkenal dengan keindahan alam dan kekayaan hutan. BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia selain terkenal dengan Negara kepulauan, juga terkenal dengan keindahan alam dan kekayaan hutan. (www.wikipedia.com) Terjaganya hutan dan area terbuka

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci