ANAMNESA DAN PEMERIKSAAN FISIK SISTEM KARDIOVASKULER

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANAMNESA DAN PEMERIKSAAN FISIK SISTEM KARDIOVASKULER"

Transkripsi

1 ANAMNESA DAN PEMERIKSAAN FISIK SISTEM KARDIOVASKULER ANAMNESA Anamnesa merupakan bagian yang paling penting pada proses pemeriksaan pasien. Keluhan utama penyakit pada sistem kardiovaskuler adalah sesak napas, nyeri dada, palpitasi dan claudication. SESAK NAPAS Pasien dengan penyakit jantung biasanya merasa sesak napas pada saat melakukan aktifitas fisik (exertional dyspnoea) dan kadang-kadang timbul sesak pada saat berbaring (positional dyspnoea atau orthopnoea). Patofisiologi orthopnoea adalah sebagai berikut : pada waktu pasien berbaring, terjadi redistribusi cairan dari jaringan perifer ke paru-paru sehingga terjadi peningkatan tekanan kapiler pulmonary. Hal ini kemudian men-stimulasi ujung saraf pada paru-paru sehingga terjadilah orthopnoea. Kadang-kadang pasien mendadak terbangun dari tidurnya, megap-megap, sesak napas. Jadi pasien lebih baik tidur dalam posisi setengah duduk atau dengan beberapa bantal. Gejala ini biasanya disertai dengan batuk yang berdahak putih berbusa (paroxysmal nocturnal dyspnoea). Mekanisme dyspnoea karena aktifitas fisik masih kontroversial. Ada pendapat bahwa mekanismenya sama dengan orthopnoea, yaitu terjadi peningkatan venous return dari otot pada saat aktifitas fisik, sehingga meningkatkan tekanan atrium kiri. Padahal, sesak napas pada saat aktifitas fisik tidak selalu berhubungan langsung dengan tekanan atrium kiri. Ada faktor-faktor lain seperti penurunan kadar oksigen pada darah di arteri dan perubahan fungsi otot jantung pada payah jantung kronis. Sesak napas yang disertai wheezing kadang-kadang disebabkan karena penyakit jantung, tetapi terlebih dahulu harus disingkirkan adanya obstruksi jalan napas. Pasien yang merasa tiba-tiba harus menarik napas dalam-dalam, yang tidak ada hubungannya dengan aktifitas fisik, yang sering mengeluh sesak napas atau yang merasa terus menerus tidak dapat bernapas dengan baik, bukan gejala dari penyakit jantung, tetapi merupakan gejala kecemasan. Kadang-kadang sulit untuk membedakan sesak napas yang disebabkan karena penyakit paru-paru atau jantung. Paroxysmal nocturnal dyspnoea atau orthopnoea merupakan gejala penyakit jantung, sedangkan wheezing merupakan gejala penyakit paruparu. 1

2 Diagnosa banding dyspnoea Payah jantung Penyakit jantung iskemi (atypical angina) Emboli paru Penyakit paru Anemia berat Anamnesa sesak napas Apakah sebelumnya pernah sesak napas? Apakah sesak napas terjadi waktu beraktifitas fisik? Aktifitas fisik seperti apa yang menimbulkan sesak napas seperti ini? Apakah pernah mendadak terbangun dari tidur karena sesak napas? Pada waktu tidur menggunakan berapa bantal? Apakah sesak napas disertai dengan batuk atau wheezing? Klasifikasi Payah Jantung Grade I : Tidak ada keluhan pada waktu istirahat. Timbul dyspnoea pada aktifitas fisik berat. Grade II : Tidak ada keluhan pada waktu istirahat. Timbul dyspnoea pada aktifitas fisik sedang. Grade III : Ada keluhan ringan pada waktu istirahat. Timbul dyspnoea ringan pada aktifitas fisik ringan, dyspnoea berat pada aktifitas sedang. Grade IV : Dyspnoea pada waktu istirahat, dyspnoea berat pada aktifitas fisik sangat ringan. Pasien harus tirah baring. 2

3 NYERI DADA Nyeri dada yang disebabkan karena iskemi myocardial Sekitar 50% pasien yang datang ke klinik kardio mengeluh nyeri dada. Nyeri dada karena penyakit jantung disebut dengan angina pectoris, penyebabnya adalah karena suplai darah ke otot jantung tidak mencukupi kebutuhan metabolisme jantung normal. Pasien dengan angina pada umumnya mengalami penyempitan atau stenosis pada satu atau lebih arteri coronaria. Nyeri timbul karena peningkatan metabolisme jantung pada waktu peningkatan aktifitas fisik atau emosional pasien. Sebagian kecil angina disebabkan karena stenosis aorta atau hypertrophy cardiomyopathy. Sifat khas angina adalah nyeri dada yang timbul pada waktu beraktifitas fisik dan menghilang bila aktifitas dihentikan. Nyeri seperti terbakar, tertusuk, terhimpit atau tercekik. Nyeri yang mirip dengan angina, tetapi timbul pada waktu istirahat dapat disebabkan karena unstable angina atau infark myocard. Nyeri pada infark myocard sifatnya berat, persisten dan sering disertai mual. Gambar 1. Distribusi nyeri angina Penyebab nyeri dada pada waktu aktifitas Angina karena atheroma koroner Aortic stenosis Hypertrophic cardiomyopathy 3

4 Ciri-ciri nyeri angina Disebabkan karena aktifitas fisik dan emosi Nyeri berkurang dengan istirahat Nyeri seperti terbakar, tertekan, terhimpit, tercekik Lokasi nyeri retrosternal Nyeri bertambah parah setelah makan atau udara dingin Nyeri berkurang dengan pemberian nitrat Anamnesa angina Apakah nyeri timbul pada waktu beraktifitas fisik? (misalnya naik tangga) Nyeri di dada sebelah mana? Apakah nyeri bertambah bila udara dingin? Apakah nyeri bertambah pada waktu beraktifitas fisik setelah makan? Apakah nyeri berkurang setelah beristirahat? Apakah nyeri terjadi bila merasa terlalu gembira atau terlalu sedih? Penyebab nyeri dada waktu istirahat Infark myocard Unstable angina Dissecting aortic aneurysm Nyeri esophagus Pericarditis Nyeri pleuritik Nyeri musculoskeletal Herpes zoster (shingles) Pericarditis Pericarditis adalah inflamasi pericardium (selaput serous yang membungkus jantung). Pericarditis merupakan komplikasi infark myocard. Dapat juga disebabkan karena infeksi virus atau bakteri, atau karena uraemia. Nyerinya berupa nyeri konstan di belakang tulang dada dan makin nyeri pada waktu napas dalam. Nyeri pericarditis berhubungan dengan pergerakan tubuh (mis, perubahan posisi berbaring) tetapi tidak berhubungan dengan aktifitas fisik seperti nyeri angina atau infark myocard. Kadang-kadang menjalar ke ujung bahu kiri. Nyeri musculoskeletal Nyeri pada dinding dada atau spine thoracic sering dikira penyakit jantung. Nyeri ini terasa sakit dan berhubungan dengan pergerakan tubuh tertentu dan nyeri tetap timbul pada waktu istirahat. Sekitar cartilage costal biasanya terasa lunak. 4

5 Nyeri dada lainnya Nyeri dada lainnya yang sering dikira nyeri jantung adalah nyeri pleurisy, yaitu pneumothorax akut atau shingles. PALPITASI Palpitasi adalah denyut jantung yang abnormal. Jantung berdenyut sangat cepat atau tidak teratur (aritmia). Dapat juga karena impuls cardiac terlalu kuat yang disebabkan vasodilatasi berlebihan. Pada saat anamnesa, tanyakan apakah aritmia hanya terjadi sementara atau sampai menyebabkan pasien tidak dapat bekerja dan harus berbaring. Kadang-kadang aritmia dapat menyebabkan pingsan. Pada pasien tertentu, palpitasi dicetuskan oleh makanan tertentu, teh, kopi, anggur dan coklat. Perlu ditanyakan tentang obat-obat yang biasanya diminum, terutama decongestan dan obat flu yang mengandung senyawa simpatomimetik. Penyebab palpitasi Ekstrasistole Paroxysmal atrial fibrillation Paroxysmal supraventricular tachycardia Thyrotoxicosis Perimenopausal Anamnesa palpitasi Coba tirukan bunyi denyut jantung anda pada waktu terjadi palpitasi Apakah denyut jantung teratur atau tidak teratur? Apakah ada hal-hal tertentu yang dapat meredakan gejala palpitasi? Apa yang anda lakukan pada waktu timbul gejala palpitasi? Apakah ada makanan tertentu yang menimbulkan palpitasi? Obat-obat apa yang sekarang digunakan? Syncope (pingsan, semaput) Syncope adalah hilangnya kesadaran sementara karena berkurangnya suplai darah ke otak. Diagnosa banding utamanya adalah epilepsi. Bila suplai darah ke otak berhenti agak lama, dapat timbul kejang. Penyebab syncope antara lain : simple fainting (vasovagal syncope), micturition syncope, hipotensi postural, vertebrobasilar insufficiency dan aritmia jantung, terutama intermittent heart block. Simple fainting disebabkan karena respons vagal yang menyebabkan denyut jantung melambat dengan reflex vasodilatasi. Biasanya disebabkan karena kombinasi hilangnya venous return (misalnya berdiri pada saat upacara) dengan peningkatan efek simpatik (terlalu gembira, takut, jijik). Micturition syncope biasanya terjadi waktu malam hari pada laki-laki lanjut usia dengan obstruksi prostat. 5

6 Pada saat pingsan, hilangnya kesadaran tidak terjadi mendadak; pasien tampak pucat atau agak hijau, baik sebelum atau sesudah pingsan. Penanganannya adalah dengan menaikkan tungkai. Sebaliknya syncope karena heart block, terjadinya tiba-tiba, tanpa tanda-tanda sebelumnya. Pasien tampak pucat pada waktu pingsan, dan bila sadar (biasanya juga tiba-tiba) wajahnya berwarna agak kemerahan. Vertebro-basilar insufisiensi biasanya terjadi pada lanjut usia. Gejala yang timbul karena pergerakan leher terganggu. Hipotensi postural biasanya pada lanjut usia dan dicetuskan oleh obat antihipertensi. Anamnesa syncope Apabila memungkinkan, anamnesa diambil dari keluarga atau orang sekitar yang tahu kejadiannya. Situasi apakah yang menyebabkan syncope? Apakah sebelumnya ada gejala-gejala tertentu? Berapa lama pasien sadar kembali? Apakah wajah terlihat pucat saat syncope dan setelah sadar? Obat-obat apa yang sekarang diminum? Claudication Claudication adalah kata Latin yang berarti berjalan pincang. Intermittent claudication merupakan suatu keadaan dimana pasien merasa nyeri pada satu atau kedua tungkai pada waktu berjalan dan nyeri berkurang bila pasien istirahat. Seperti angina yang merupakan gejala awal suatu penyakit atheroma yang mempengaruhi arteri koroner, maka intermittent claudication biasanya merupakan gejala awal penyempitan arteri yang mensuplai tungkai. Nyeri berapa rasa sakit pada betis, paha atau pantat. Intermittent claudication lebih banyak mengenai laki-laki dan perokok dari pada bukan perokok. Pekerjaan dan riwayat keluarga Riwayat keluarga sangat penting pada anamnesa penyakit jantung karena berbagai penyakit jantung mempunyai predisposisi genetik (mis, hiperlipidemia). Tanyakan apakah orang tua masih hidup, dan bila sudah meninggal, tanyakan penyebab kematiannya. Misalnya kematian karena stroke mendadak menunjukkan adanya hipertensi dalam keluarga. Pekerjaan pasien juga dapat berhubungan dengan penyakit jantung : misalnya bila timbul aritmia atau penyakit jantung koroner, maka pasien tidak dapat bekerja sebagai pilot atau sopir truk. Jangan lupa menanyakan kebiasaan merokok, minum alkohol dan obat-obat yang sekarang dikonsumsi. 6

7 Anamnesa riwayat keluarga Apakah ada keturunan penyakit jantung? Apakah kedua orang tua masih hidup? Berapa usia kedua orang tua? Apakah sehat atau sedang menderita suatu penyakit? Apa penyebab kematian kedua orang tua? Apakah saudara ada yang menderita penyakit jantung? PEMERIKSAAN FISIK PADA SISTEM KARDIOVASKULER Ada 3 hal yang perlu diperhatikan pada pemeriksaan fisik sistem kardiovaskuler. Pertama, mahasiswa melakukan pemeriksaan rutin yang meliputi semua aspek penting system kardiovaskuler. Pemeriksaan secara seksama, efisien dan urut, sehingga tidak ada yang terlupa. Kedua, perhatikan hal-hal pokok yang utama untuk menentukan diagnose kerja berdasarkan pada anamnesa. Ketiga, pada saat pemeriksaan fisik sering didapatkan gejala yang tidak diduga sebelumnya, seperti adanya bising jantung, sehingga harus dibuat diagnose banding. Kerangka pemeriksaan fisik system kardiovaskuler 1. Pada waktu anamnesa, perhatikan wajah pasien, apakah terlihat cemas, tertekan, sesak napas atau tanda-tanda khas penyakit tertentu. 2. Periksalah tangan pasien, apakah terasa hangat, berkeringat atau cyanosis perifer; periksalah adanya clubbing atau splinter haemorrhages pada kuku. 3. Palpasi arteri radialis, hitung frekwensi denyut dan tentukan iramanya. 4. Tentukan lokasi dan palpasi arteri brachialis, tentukan sifatnya. Ukur tekanan darah. Bila ada kecurigaan ada masalah pada arcus aorta, maka bandingkan denyutnya pada kedua lengan. 5. Pasien berbaring 45, tentukan tekanan vena jugularis dan bentuk denyut-nya. 6. Perhatikan wajah pasien, periksa konjunctiva, lidah dan mulut. 7. Palpasi arteri carotis dan tentukan sifatnya. 8. Perhatikan dada pasien, inspeksi pericardium dan tentukan jenis pernapasannya, serta perhatikan apakah ada pulsasi yang abnormal 9. Palpasi precordium, tentukan lokasi denyut apex dan sifatnya. Perhatikan precordium saat istirahat, apakah ada vibrilasi atau trill yang abnormal. 7

8 10. Dengarkan dengan stethoschope dan periksalah suara jantung, apakah ada murmur. Bila memungkinkan, dengarkan arteri carotis untuk mencari radiasi murmur atau bruit. 11. Perkusi dan auskultasi dada di depan dan belakang, carilah apakah ada efusi pleura. Dengarkan, apakah ada krepitasi pada dasar paru. 12. Baringkan pasien di tempat datar dan lakukan palpasi pada abdomen, apakah liver teraba? Apakah ada dilatasi aorta abdomen? 13. Periksalah denyut femoralis, popliteal dan kaki. Apakah ada edema sakral? 14. Bila memungkinkan, periksalah kemampuan aktifitas fisik, dengan meminta pasien untuk berjalan. 15. Lakukan test urine. TANGAN PADA PENYAKIT JANTUNG Tangan yang hangat menandakan adanya vasodilatasi perifer. Pasien dengan payah jantung biasanya terjadi vasokonstriksi, sehingga tangannya terasa dingin dan kadangkadang berkeringat akibat peningkatan sekresi adrenaline. Pada pasien subacut infective endocarditis terdapat splinter haemorrhages (Gambar 2) dan pada pasien endocarditis atau cyanotic congenital heart disease terdapat jari-jari clubbing. MEMERIKSA DENYUT PERIFER Gambar 2. Splinter haemorrhage pada pasien endocarditis. Denyut arteri radialis kanan sebaiknya diperiksa dengan tangan kiri pemeriksa (Gambar 3). Dari pemeriksaan ini didapatkan denyut dan irama jantung. Karena arteri radialis relatif jauh dari jantung, maka kurang baik untuk menentukan sifat denyut jantung. Bila ada kecurigaan ada abnormalitas pada arcus aorta atau abnormalitas pada arteri brachialis di sisi tubuh sebelahnya, maka periksalah kedua denyut radialis, serta bandingkan volume dan waktunya. Pada pasien dengan suspek coarctation aorta, periksalah arteri radialis dan 8

9 femoralis. Bila ada coarctation, maka volume arteri femoralis menurun dan lebih lambat dibandingkan dengan denyut arteri radialis (Gambar 4). Gambar 3. Memeriksa denyut arteri radialis Gambar 4. Palpasi arteri radialis dan arteri femoralis bersamaan. Denyut femoralis yang lebih lambat menunjukkan adanya aortic coarctation Denyut arteri brachialis Cara terbaik untuk memeriksa denyut arteri brachialis kanan adalah dengan menggunakan ibu jari tangan kanan, di depan siku, agak medial tendon biceps, sedangkan jari-jari lainnya memegang siku (Gambar 5). Sifat denyut arteri brachialis berhubungan dengan berbagai penyakit (Gambar 6). 9

10 Gambar 5. Memeriksa denyut arteri brachialis menggunakan ibu jari. Arteri terletak di sebelah medial insersi tendon muskulus biceps dan di sebelah dalam insersi fascia muskulus ini. Denyut arteri carotis Gambar 6. Berbagai bentuk denyut nadi berhubungan dengan berbagai penyakit jantung atau abnormalitas vaskuler Arteri carotis letaknya lebih dekat dengan jantung dari pada arteri brachialis, sehingga lebih baik untuk menilai ventrikel kiri. Cara memeriksa arteri carotis sebelah kanan : letakkan ujung ibu jari di sebelah larynx, tekan secara lembut ke belakang ke arah otot precervical sampai denyut arteri carotis terasa (Gambar 7). Cara lain : arteri carotis dapat dirasakan dari belakang dengan cara jari-jari menyusuri leher (Gambar 8). Pada aortic stenosis yang berat, terjadi peningkatan denyut carotis. Bila denyut carotis pasien sukar ditemukan, sedangkan denyut radialis dan brachialisnya mudah ditemukan, maka berarti terjadi aortic stenosis karena denyut menjadi lebih normal pada denyut nadi yang lebih perifer (Gambar 9). Denyut carotis yang tersentak-sentak merupakan suatu hypertrophic cardiomyopathy. 10

11 Aliran darah ke ventrikel kiri mula-mula normal, kemudian mendadak terjadi obstruksi (Gambar 10). Gambar 7. Palpasi arteri carotis menggunakan ibu jari Gambar 8. Palpasi arteri carotis dengan cara lain Gambar 9. Perubahan gelombang denyut nadi pada aortic stenosis 11

12 Gambar 10. Hypertrophy cardiomyopathy. Denyut carotis yang jerky disebabkan karena obstruksi outflow ventrikel kiri. Denyut arteri femoralis Denyut arteri femoralis dapat digunakan untuk menilai kerja jantung, seperti arteri carotis. Pada pasien dengan kelainan aorta atau arteri iliaca, denyutnya lemah atau tidak ada. Cara pemeriksaannya adalah : pasien membuka pakaian, berbaring di tempat datar, letakkan ibu jari atau jari-jari pemeriksa langsung di atas superior pubic ramus dan pertengahan dan diantara pubic tubical dan anterior superior iliac spine (Gambar 11). Metode pemeriksaan denyut popliteal dan kaki digunakan untuk pemeriksaan penyakit arterial perifer. Gambar 11. Palpasi arteri femoralis 12

13 Denyut arteri popliteal Arteri popliteal berada di dalam fossa popliteal tetapi denyutnya dapat dirasakan di permukaan posterior ujung distal femur. Pasien berbaring di tempat datar, lutut agak fleksi. Jari-jari digunakan untuk menekan ujung jari-jari tangan yang lain pada fossa popliteal dan rasakan denyut arteri popliteal di belakang persendian lutut (Gambar 12). Palpasi arteri popliteal digunakan untuk evaluasi pasien dengan penyakit vaskuler perifer, yaitu intermittent claudication. Gambar 12. Palpasi arteri popliteal Denyut arteri dorsalis pedis dan tibialis posterior Palpasi arteri-arteri ini digunakan untuk memeriksa adanya penyakit vaskuler perifer, selain itu juga dapat digunakan untuk monitor frekwensi denyut dan irama nadi pada saat anaesthesia atau recovery. Denyut arteri dorsalis pedis dapat dirasakan dengan jari-jari menekan dorsum kaki lateral terhadap tendon extensor hallucis longus (Gambar 13); arteri tibialis posterior dapat dirasakan dengan jari-jari melingkupi pergelangan kaki di sebelah posterior menuju malleolus medialis (Gambar 14). Gambar 13. Palpasi arteri dorsalis pedis 13

14 Gambar 14. Palpasi arteri tibialis posterior PENGUKURAN TEKANAN DARAH Alat untuk mengukur tekanan darah adalah stethoscope dan sphygmomanometer. Sphygmomanometer diletakkan di lengan atas (Gambar 15) kemudian dipompa. Apabila tekanan pada cuff sphygmomanometer meningkat sampai di atas tekanan sistolik pada arteri brachialis, maka arteri tertekan dan arteri radialis menjadi tidak teraba lagi. Bila tekanan cuff diturunkan perlahan, darah memaksa masuk melalui obstruksi untuk kemudian ikut siklus jantung, hal ini menghasilkan bunyi yang dapat didengarkan pada stethoscope yang diletakkan pada arteri brachialis di siku. Suara ini disebut dengan Korotkoff sound. Apabila tekanan pada cuff terus menurun, Korotkoff sound menjadi lebih keras dan beberapa saat kemudian suaranya mendadak menjadi kecil (Fase 4), selanjutnya semua suara-suara menghilang (Fase 5). Fase 4 dan 5 digunakan untuk menentukan tekanan diastolik. Terjadinya Korotkoff sounds dapat dilihat pada Gambar 16. Gambar 15. Mengukur tekanan darah menggunakan sphygmomanometer dan stethoscope. Cuff sphygmomanometer dipasang pada lengan atas yang bebas dari pakaian. Letak lengan atas sejajar dengan letak jantung 14

15 Gambar 16. Hubungan antara tekanan cuff, Korotkoff sound dan tekanan arterial Cara memeriksa tekanan darah : lepaskan pakaian pada lengan, kemudian pasang cuff sphygmomanometer. Lengan pasien harus sejajar dengan jantung. Terlebih dahulu tentukan tekanan sistolik dengan palpasi arteri radialis sebelum mendengarkan dengan stethoscope. Hal ini dilakukan karena kadang-kadang pada pasien dengan tekanan darah yang sangat tinggi, Korotkoff sounds dapat hilang dan timbul kembali pada saat tekanan cuff menurun. Fenomena ini disebut dengan auscultatory gap. Agar pemeriksaan ini akurat, tekanan pada cuff harus diturunkan perlahan-lahan, sekitar 1 mmhg/detik. Manometer Mercury harus diletakkan tegak, jangan miring. Manometer Aneroid lama-lama menjadi tidak akurat, sehingga harus di-kalibrasi dengan standard manometer Mercury. Pasien dengan tekanan darah yang sangat tinggi biasanya juga disertai gejala lain, yaitu perubahan pada retina, hipertrofi ventrikel kiri dan proteinuria. Bila gejala-gejala ini tidak ada, maka jangan dulu membuat diagnosa hipertensi hanya berdasarkan pengukuran tekanan darah sesaat. Lakukan pemeriksaan tekanan darah berulang. Pasien yang bila diperiksa tekanan darahnya di rumah sakit hasilnya tinggi, bila diperiksa dirumah, tekanan darahnya dapat normal. Semakin lanjut usia, tekanan darah dapat semakin meningkat. Kebalikan hipertensi adalah hipotensi atau tekanan darah rendah. Kadang-kadang tekanan darah sistolik kurang dari 100 mmhg dapat menyebabkan syok. Hipotensi biasanya dikaitkan dengan konsekwensinya (mis, kegagalan fungsi otak atau ginjal, bukan pada nilai tekanan darahnya). Pasien dengan hipotensi postural, gejalanya adalah pusing bila mendadak berdiri dari keadaan duduk atau berbaring. Diagnosanya ditegakkan dengan mengukur tekanan darah pasien pada saat berbaring dan berdiri. 15

16 Penyebab Hipertensi Sistemik Primary essential hypertension Secondary : Aortic co-arctation Hormonal : o Congenital adrenal hyperplasia 11 hydroxylase deficiency o Acquired phaeochromocytoma Conn's syndrome Cushing's syndrome Renal : o Polycystic kidneys o Renal artery stenosis o Acute glomerulonephritis o Chronic renal disease Obat-obat : o Steroids o Contraceptive pill o Nonsteroidal anti-inflammatory drugs o Cyclosporin Hal-hal penting pada pengukuran tekanan darah Lepaskan pakaian pada lengan Letakkan lengan sejajar dengan jantung Gunakan ukuran cuff yang sesuai : gunakan cuff yang lebar pada pasien obesitas. Untuk anak-anak gunakan cuff khusus anak-anak Periksa tekanan sistolik dengan palpitasi Lepaskan tekanan, tidak lebih dari 1 mmhg/detik Untuk tekanan diastolik, gunakan fase 5 (pada saat suara menghilang) Cek manometer aneroid secara teratur dengan standard manometer mercury Bila menggunakan manometer mercury, letakknya harus tegak Penyebab Hipotensi Cardiac output yang menurun o Myocardial infection o Pericardial tamponade o Emboli paru masif o Acute valve incompetence 16

17 Hypovolaemia o Haemorrhage o Diabetic pre-coma o Dehidrasi karena diare atau muntah Vasodilatasi berlebihan o Anaphylaxis o Gram negative septicaemia o Obat o Autonomic failure PEMERIKSAAN JUGULAR VENOUS PULSE (JVP) Pemeriksaan JVP menunjukkan keadaan input jantung. Vena jugular interna berhubungan langsung dengan vena cava superior dan atrium kanan. Tekanan normal pada atrium kanan equivalent dengan tekanan kolom darah setinggi cm. Jadi bila pasien berdiri atau duduk tegak, vena jugularis interna akan kolaps dan bila pasien berbaring, vena terisi penuh. Bila pasien berbaring sekitar 45, maka pulsasi vena jugularis akan tampak tepat di atas clavicula; maka posisi ini digunakan untuk pemeriksaan denyut vena jugularis (JVP) (Gambar 17). Kepala pasien diletakkan pada bantal, dengan leher fleksi dan pandangan lurus ke depan. Jangan menegangkan muskulus sternomastoid, karena vena jugularis interna tepat berada di bawahnya. Gambar 17. Pemeriksaan JVP. Pasien berbaring supinasi 45, pulsasi jugularis terlihat tepat di atas clavicula Perbedaan antara denyut vena jugularis dengan arteri carotis Venous Berdenyut ke dalam Dua puncak dalam satu siklus (pada irama sinus) Dipengaruhi oleh kompresi abdomen Dapat menggeser earlobes (bila tekanan vena meningkat) 17

18 Arterial Berdenyut keluar Satu puncak dalam satu siklus Tidak dipengaruhi oleh kompresi abdomen Tidak menggeser earlobes Bila denyut vena jugularis telah ditemukan, maka tentukan tinggi pulsasi di atas level atrial dan bentuk gelombang pulsasi vena jugularis. Karena tidak mungkin dapat melihat atrium kanan, maka dianggap sama dengan tinggi pulsasi vena jugularis di atas sudut manubriosternal (Gambar 18). Tinggi sudut manubriosternal di atas mid-right atrium selalu konstan, walaupun pasien dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri. JVP yang normal adalah kurang dari 4 cm di atas sudut manubriosternal. Gambar 18. Hubungan antara JVP, atrium kanan dan manubriosternal angle Pada pasien dengan JVP yang sangat tinggi (mis, pada pericardial tamponade atau constrictive pericarditis), vena jugularis interna dapat terisi penuh saat pasien berbaring 45, sehingga pasien perlu didudukkan untuk dapat melihat ujung pulsasi. Bila JVP terlihat di atas clavicula pada saat pasien duduk tegak, maka artinya tekanan JVP meningkat. Pada saat pasien duduk tegak, kadang-kadang tidak adekuat untuk memeriksa tekanan vena yang sangat tinggi. Maka pasien diminta untuk menaikkan tangan sampai vena di belakang tangan kolaps dan periksalah perbedaan tinggi tangan dengan atrium kanan atau sudut sternum. Contoh bentuk gelombang tekanan jugular dapat dilihat pada Gambar 19. Bentuk gelombang yang abnormal terjadi pada tricuspid regurgitation, yaitu gelombang sistoliknya besar sehingga dapat teraba dan tidak dapat hilang bila ditekan dengan jari. Penyebab peningkatan tekanan JVP adalah payah jantung kongestif, dimana peningkatan tekanan vena menunjukkan kegagalan ventrikel kanan. Peningkatan JVP yang tidak pulsatif, menunjukkan kemungkinan adanya obstruksi vena kava superior. 18

19 Gambar 19. Berbagai jenis gelombang JVP Penyebab peningkatan JVP Payah jantung kongestif atau payah jantung kanan Tricuspid reflux Pericardial tamponade Pulmonary embolism Overload cairan iatrogenic Obstruksi vena cava superior Penyebab dan ciri-ciri peningkatan JVP Sering Payah jantung kongestif Tricuspid regurgitation Bentuk gelombang normal Gelombang V yang besar 19

20 Agak jarang Pericardial tamponade Massive pulmonary embolism Peningkatan tekanan vena, pola gelombang sulit ditentukan karena pasien menjadi hipotensi bila duduk Jarang Superior caval obstruction Constrictive pericarditis Tricuspid stenosis PALPASI PRECORDIUM Palpasi precordium dilakukan dengan cara meletakkan telapak tangan pada dinding dada di sebelah kiri sternum (Gambar 20). Pertama kali, tentukan letak apex. Yaitu tempat pulsasi yang paling luar dan paling bawah. Biasanya tempatnya ditentukan dari intercostal, clavicula dan axilla. Apex orang dewasa normal yang berbaring 45, berada diantara intercostal ke 5 dan 6, di midclavicular line. Kadang-kadang jantung dapat bergeser, bila pasien miring ke kiri, maka apex akan bergeser keluar. Pada pasien obesitas atau pasien emfisema, pasien diminta miring ke kiri pada saat pemeriksaan prekordium. Pada pasien ini posisi apex tidak dapat ditentukan, jadi hanya untuk memeriksa kualitas denyut apex (Gambar 21). Kualitas denyut apex yang normal dan yang tidak, hanya bisa didapatkan dengan banyak latihan. Apex yang berdenyut keras menunjukkan adanya peningkatan cardiac output (misalnya pada pasien yang demam atau setelah olah raga). Apex yang difus menandakan adanya kerusakan muskulus ventrikel, yang biasanya disebabkan karena inkark myocard atau cardiomyopathy. Impuls difus ini dapat dilihat dengan inspeksi precordium. Sifat impuls jantung pada hipertrofi ventrikel kiri sangat khas, yaitu sangat kuat dan menetap, bukan impuls tajam dan pendek. Pada stenosis mitral, apex jantung berupa tepukan (tapping). Hal ini disebabkan ventrikel kiri membesar sehingga bergeser menjadi lebih dekat ke dinding dada. Selain itu suara jantung pertama menjadi keras, sehingga dapat dipalpasi. Hipertrofi ventrikel kanan atau dilatasi, dirasakan dekat dengan garis sternal kiri. Gambar 20. Palpasi precordium. Untuk menentukan letak apex, pasien berbaring terlentang, sedangkan untuk memeriksa kualitas impuls, pasien miring ke kiri 20

21 Gambar 21. Jenis Impuls apical Selain palpasi jantung, pemeriksaan dengan tangan juga dapat digunakan untuk menentukan suatu vibralation atau thrill. Thrills adalah murmur yang dapat dipalpasi dan selalu dapat dengan mudah didengarkan waktu auskultasi. Diastolic thrill (yang bunyinya seperti stroking a purring cat ) kadang-kadang didapatkan pada pasien mitral stenosis. Systolic thrills didapatkan pada aortic stenosis, ventricular septal defect atau mitral reflux. Penyakit yang menyebabkan hipertrofi ventrikel Hipertensi Aortic stenosis Hypertrophic cardiomyopathy AUSKULTASI JANTUNG Auskultasi jantung yang baik adalah dengan menggunakan stethoscope yang mutunya baik pula. Ada 2 fungsi utama stethoscope. Pertama, mengantarkan suara dari dada pasien dan membantu mengurangi suara dari luar. Kedua, secara selektif mengantarkan suara pada frekwensi tertentu. Stethoscope terdiri dari dua bagian telinga yang disambungkan dengan selang ke dada dan mempunyai bagian diaphragma dan bell. Bell dan diaphragma memperkuat suara dari berbagai frekwensi. Bell digunakan untuk mendengarkan low-pitched sound seperti mid-diastolic murmur pada mitral stenosis atau suara jantung ketiga pada payah 21

22 jantung. Sebaliknya, filter diaphragma meniadakan low pithched sound dan memperjelas high pitched sound. Diaphragma baik untuk menganalisa suara jantung kedua, untuk ejeksi dan mid-systolic click dan untuk early diastolic murmur pada aortic regurgitation yang high pitched sound tetapi pelan. Gambar 22. Auskultasi jantung. Untuk mendengarkan suara jantung dan murmur, tentukan asal suara dan radiasi turbulen aliran darahnya. Daerah tempat auskultasi jantung antara lain : pada apex, dasar (bagian jantung antara apex dan sternum) dan pada daerah aortic dan pulmonary di sebelah kiri dan kanan sternum (Gambar 22). Apabila mendengar suara yang abnormal, maka pindahkan stethoscope sehingga suara tersebut terdengar dengan jelas. Dengarkan suara tersebut bersamaan dengan palpasi arteri carotis (Gambar 23). Gambar 23. Auskultasi jantung bersamaan dengan palpasi arteri carotis 22

23 SUARA JANTUNG Suara jantung pertama dan kedua Mekanisme suara jantung pertama dan kedua serta mekanisme dan fisiologi splitting suara jantung kedua telah dijelaskan sebelumnya. Suara jantung pertama dapat didengarkan dengan mudah menggunakan bell dan diaphragma, tetapi diaphragma tidak dapat untuk meng-analisa suara jantung kedua. Stethoscope diletakkan pada ujung kiri sternal. Suara jantung dapat direkam menggunakan phonocardiography (Gambar 24). Gambar 24. Suara jantung dari phonocardiography Faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas suara jantung Suara jantung pertama yang keras Sirkulasi hiperdinamik (demam, olah raga) Mitral stenosis Atrial myxoma (jarang) Suara jantung pertama yang pelan Cardiac output rendah (istirahat, payah jantung) Takikardi Mitral reflux yang berat (disebabkan karena destruksi katub) 23

PEMERIKSAAN JANTUNG. PERSIAPAN: 1. Stetoskop

PEMERIKSAAN JANTUNG. PERSIAPAN: 1. Stetoskop PERSIAPAN: 1. Stetoskop PEMERIKSAAN JANTUNG No. Persiapan 1. Cuci tangan 2. Jelaskan prosedur kepada pasien/ keluarga 3. Atur posisi pasien dengan berbaring senyaman mungkin dan jaga privacy pasien Pemeriksaan

Lebih terperinci

Bunyi Jantung I (BJ I)

Bunyi Jantung I (BJ I) Murmur dan gallop Murmur Murmur adalah kelainan bunyi jantung akibat tubulensi aliran darah. Tubulensi dapat terjadi karena penyempitan kritis katub, katub yang tidak berfugsi dengan baik yang menyebabkan

Lebih terperinci

Karna posisi ini mengurangi aliran balik vena dan tekanan kapiler paru (isselbacher,2012)

Karna posisi ini mengurangi aliran balik vena dan tekanan kapiler paru (isselbacher,2012) 1e. patofisiologi sesak Penyebab: kardiovaskular : gagal jantung Peningkatan vena pulomonalis dan tekana kapiler pembendungan pembuluh darah paru dan edema paru intentisial peningkatan kerja otot untuk

Lebih terperinci

SKILL 2 CARDIAC PHYSICAL EXAMINATION IN ADULT

SKILL 2 CARDIAC PHYSICAL EXAMINATION IN ADULT SKILL 2 CARDIAC PHYSICAL EXAMINATION IN ADULT 1. Sapa dan Perkenalan diri 2. Identitas pasien (nama,usia,alamat) sesuaikan dengan rekam medis 3. Informed consent (minta pasien melepaskan pakaian bagian

Lebih terperinci

LAPORAN FISIOLOGI MANUSIA PRAKTIKUM 2 PENGUKURAN SECARA TAK LANGSUNG TEKANAN DARAH ARTERI PADA ORANG

LAPORAN FISIOLOGI MANUSIA PRAKTIKUM 2 PENGUKURAN SECARA TAK LANGSUNG TEKANAN DARAH ARTERI PADA ORANG LAPORAN FISIOLOGI MANUSIA PRAKTIKUM 2 PENGUKURAN SECARA TAK LANGSUNG TEKANAN DARAH ARTERI PADA ORANG MARIA ANGELINA SITORUS NPM.153112620120027 FAKULTAS BIOLOGI PROGRAM STUDI BIOMEDIK UNIVERSITAS NASIONAL

Lebih terperinci

Anamnesis (History Taking)

Anamnesis (History Taking) CHECK LIST Anamnesis (History Taking) No 1. 2. 3. Jenis kegiatan Menyapa pasien dengan menyebut nama & senyum serta mempersilahkan duduk (jabat tangan) Menanyakan ulang identitas pasien: nama, usia, tempat

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN FISIK JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH LEHER

PEMERIKSAAN FISIK JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH LEHER PEMERIKSAAN FISIK JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH LEHER 1. Tujuan pembelajaran Mahasiswa dapat melakukan teknik pemeriksaan fisik jantung dan pembuluh darah melalui teknik inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi

Lebih terperinci

Tutorial BUNYI DAN BISING JANTUNG. Dr. Poppy S. Roebiono, SpJP(K) Dept. Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI / PJNHK

Tutorial BUNYI DAN BISING JANTUNG. Dr. Poppy S. Roebiono, SpJP(K) Dept. Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI / PJNHK Tutorial BUNYI DAN BISING JANTUNG Dr. Poppy S. Roebiono, SpJP(K) Dept. Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI / PJNHK LISTRIK JANTUNG impuls listrik dari SA node melalui atrium AV node berkas His serabut

Lebih terperinci

MONITORING HEMODINAMIK

MONITORING HEMODINAMIK MONITORING HEMODINAMIK DEFINISI Hemodinamik adalah aliran darah dalam sistem peredaran tubuh, baik melalui sirkulasi magna (sirkulasi besar) maupun sirkulasi parva ( sirkulasi dalam paru-paru). Monitoring

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Gagal jantung kongestif (CHF) adalah keadaan patofisiologis berupa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Gagal jantung kongestif (CHF) adalah keadaan patofisiologis berupa BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Gagal Jantung Kongestif 1.1 Defenisi Gagal Jantung Kongestif Gagal jantung kongestif (CHF) adalah keadaan patofisiologis berupa kelainan fungsi jantung, sehingga jantung tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jantung merupakan organ yang sangat penting bagi tubuh kita karena berfungsi mengantarkan oksigen,nutrien,dan substansi lain ke jaringan dan membuang sisa metabolisme

Lebih terperinci

Materi 13 KEDARURATAN MEDIS

Materi 13 KEDARURATAN MEDIS Materi 13 KEDARURATAN MEDIS Oleh : Agus Triyono, M.Kes Pengertian Kedaruratan medis adalah keadaan non trauma atau disebut juga kasus medis. Seseorang dengan kedarutan medis dapat juga terjadi cedera.

Lebih terperinci

PENYAKIT KATUP JANTUNG

PENYAKIT KATUP JANTUNG PENYAKIT KATUP JANTUNG DEFINISI Kelainan katup jantung adalah kelainan pada jantung yang menyebabkan kelainan kelainan pada aliran darah yang melintasi katup jantung. Katup yang terserang penyakit dapat

Lebih terperinci

A. Pengukuran tekanan darah secara tidak langsung

A. Pengukuran tekanan darah secara tidak langsung Materi 3 Kardiovaskular III A. Pengukuran tekanan darah secara tidak langsung Tujuan a. Mengukur tekanan darah arteri dengan cara palpasi b. Mengukur tekanan darah arteri dengan cara auskultasi Dasar Teori

Lebih terperinci

PENGUKURAN TANDA VITAL Oleh: Akhmadi, SKp

PENGUKURAN TANDA VITAL Oleh: Akhmadi, SKp PENGUKURAN TANDA VITAL Oleh: Akhmadi, SKp Pengukuran tanda vital merefleksikan indicator fungsi tubuh untuk mempertahankan mekanisme homeostatis dalam rentang yang normal. Adanya perubahan dari pola yang

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA USILA DENGAN GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULER (ANGINA PECTORIS)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA USILA DENGAN GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULER (ANGINA PECTORIS) ASUHAN KEPERAWATAN PADA USILA DENGAN GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULER (ANGINA PECTORIS) ANGINA PECTORIS I. PENGERTIAN Angina pectoris adalah suatu sindrom klinis di mana pasien mendapat serangan sakit dada

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MONITORING HEMODINAMIK RUMAH SAKIT

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MONITORING HEMODINAMIK RUMAH SAKIT STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MONITORING HEMODINAMIK RUMAH SAKIT Tanggal terbit: Disahkan oleh: Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Ns. Hikayati, S.Kep., M.Kep. NIP. 19760220 200212 2 001 Pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah. 1.3 Tujuan MAKALAH INFARK MIOKARD AKUT

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah. 1.3 Tujuan MAKALAH INFARK MIOKARD AKUT MAKALAH INFARK MIOKARD AKUT BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infark miokard akut mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung akibart suplai darah yang tidak adekuat, sehingga aliran darah koroner

Lebih terperinci

VENTRIKEL SEPTAL DEFECT

VENTRIKEL SEPTAL DEFECT VENTRIKEL SEPTAL DEFECT 1. Defenisi Suatu keadaan abnormal yaitu adanya pembukaan antara ventrikel kiri dan ventrikel kanan 2. Patofisiologi Adanya defek ventrikel, menyebabkan tekanan ventrikel kiri

Lebih terperinci

BAB IX PEMERIKSAAN JANTUNG

BAB IX PEMERIKSAAN JANTUNG BAB IX PEMERIKSAAN JANTUNG A. PENDARULUAN Jantung dan pembuluh darah merupakan dua komponen struktural sistem peredaran darah yang berperan dalam mempertahankan sirkulasi darah sehingga pertukaran oksigen,

Lebih terperinci

Diagnosis, klasifikasi Hipertensi. Yuda Turana Indonesian Society of Hypertension FK UNIKA AtmaJaya

Diagnosis, klasifikasi Hipertensi. Yuda Turana Indonesian Society of Hypertension FK UNIKA AtmaJaya Diagnosis, klasifikasi Hipertensi Yuda Turana Indonesian Society of Hypertension FK UNIKA AtmaJaya Klasifikasi Hipertensi Kategori TD Sistolik TD Diastolik Optimal < 120 dan/atau < 80 Normal 120 129 dan/atau

Lebih terperinci

Dr. Prastowo Sidi Pramono, Sp.A

Dr. Prastowo Sidi Pramono, Sp.A Dr. Prastowo Sidi Pramono, Sp.A PENYAKIT JANTUNG BAWAAN Penyakit jantung yang dibawa dari lahir kelainan pada struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang dibawa dari lahir akibat gangguan atau

Lebih terperinci

ADHIM SETIADIANSYAH Pembimbing : dr. HJ. SUGINEM MUDJIANTORO, Sp.Rad FAKULTAS KEDOKTERAN UNIV. MUHAMMADIYAH JAKARTA S t a s e R a d i o l o g i, R u

ADHIM SETIADIANSYAH Pembimbing : dr. HJ. SUGINEM MUDJIANTORO, Sp.Rad FAKULTAS KEDOKTERAN UNIV. MUHAMMADIYAH JAKARTA S t a s e R a d i o l o g i, R u ADHIM SETIADIANSYAH Pembimbing : dr. HJ. SUGINEM MUDJIANTORO, Sp.Rad FAKULTAS KEDOKTERAN UNIV. MUHAMMADIYAH JAKARTA S t a s e R a d i o l o g i, R u m a h S a k i t I s l a m J a k a r t a, P o n d o k

Lebih terperinci

BAYI DENGAN RESIKO TINGGI: KELAINAN JANTUNG KONGENITAL. OLEH. FARIDA LINDA SARI SIREGAR, M.Kep

BAYI DENGAN RESIKO TINGGI: KELAINAN JANTUNG KONGENITAL. OLEH. FARIDA LINDA SARI SIREGAR, M.Kep BAYI DENGAN RESIKO TINGGI: KELAINAN JANTUNG KONGENITAL OLEH. FARIDA LINDA SARI SIREGAR, M.Kep PENDAHULUAN Sekitar 1% dari bayi lahir menderita kelainan jantung bawaan. Sebagian bayi lahir tanpa gejala

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN. Setiawan, S.Kp., MNS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN. Setiawan, S.Kp., MNS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN SHOCK HYPOVOLEMIK Setiawan, S.Kp., MNS KLASIFIKASI SHOCK HYPOVOLEMIC SHOCK CARDIOGENIC SHOCK SEPTIC SHOCK NEUROGENIC SHOCK ANAPHYLACTIC SHOCK TAHAPAN SHOCK TAHAP INISIAL

Lebih terperinci

Penatalaksanaan Astigmatism No. Dokumen : No. Revisi : Tgl. Terbit : Halaman :

Penatalaksanaan Astigmatism No. Dokumen : No. Revisi : Tgl. Terbit : Halaman : 1. Pengertian Angina pektoris ialah suatu sindrom klinis berupa serangan nyeri dada yang khas, yaitu seperti rasa ditekan atau terasa berat di dada yang sering menjalar ke lengan kiri. Nyeri dada tersebut

Lebih terperinci

SOP ECHOCARDIOGRAPHY TINDAKAN

SOP ECHOCARDIOGRAPHY TINDAKAN SOP ECHOCARDIOGRAPHY N O A B C FASE PRA INTERAKSI TINDAKAN 1. Membaca dokumentasi keperawatan. 2. Menyiapkan alat-alat : alat echocardiography, gel, tissu. 3. Mencuci tangan. FASE ORIENTASI 1. Memberikan

Lebih terperinci

CARDIOMYOPATHY. dr. Riska Yulinta Viandini, MMR

CARDIOMYOPATHY. dr. Riska Yulinta Viandini, MMR CARDIOMYOPATHY dr. Riska Yulinta Viandini, MMR CARDIOMYOPATHY DEFINISI Kardiomiopati (cardiomyopathy) adalah istilah umum untuk gangguan otot jantung yang menyebabkan jantung tidak bisa lagi berkontraksi

Lebih terperinci

Topik : Infark Miokard Akut Penyuluh : Rizki Taufikur R Kelompok Sasaran : Lansia Tanggal/Bln/Th : 25/04/2016 W a k t u : A.

Topik : Infark Miokard Akut Penyuluh : Rizki Taufikur R Kelompok Sasaran : Lansia Tanggal/Bln/Th : 25/04/2016 W a k t u : A. Topik : Infark Miokard Akut Penyuluh : Rizki Taufikur R Kelompok Sasaran : Lansia Tanggal/Bln/Th : 25/04/2016 W a k t u : 09.30 A. LATAR BELAKANG Dengan bertambahnya usia, wajar saja bila kondisi dan fungsi

Lebih terperinci

BAB 2. Universitas Sumatera Utara

BAB 2. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Defenisi Tekanan Darah Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh darah terhadap pembuluh darah. Tekanan darah dipengaruhi volume darah dan elastisitas pembuluh darah.

Lebih terperinci

Gangguan Sistem Konduksi Jantung

Gangguan Sistem Konduksi Jantung Gangguan Sistem Konduksi Jantung Dapat menimbulkan Arrytmia. Jenis Arrytmia ada yang disebut Heart Block (AV Block ). Dapat diatasi dengan menanam alat pacu jantung. Gangguan Kelainan Anatomi Dapat berupa

Lebih terperinci

PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO

PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO PADA FOTO THORAX STANDAR USIA DI BAWAH 60 TAHUN DAN DI ATAS 60 TAHUN PADA PENYAKIT HIPERTENSI DI RS. PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

Buku 2: RKPM. Modul Fungsi Kardiovaskuler

Buku 2: RKPM. Modul Fungsi Kardiovaskuler UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN Jl. Farmako Sekip Utara Yogyakarta Buku 2: RKPM Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan Modul Pembelajaran Pertemuan ke-5 Modul

Lebih terperinci

FISIOLOGI MANUSIA PENGUKURAN SECARA TAK LANGSUNG TEKANAN DARAH ARTERI

FISIOLOGI MANUSIA PENGUKURAN SECARA TAK LANGSUNG TEKANAN DARAH ARTERI FISIOLOGI MANUSIA PENGUKURAN SECARA TAK LANGSUNG TEKANAN DARAH ARTERI Muhammad Reza Jaelani LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI II I. Acara Latihan Pengukuran Secra Tak Langsung Tekanan Darah Arteri pada Orang

Lebih terperinci

BAHAN AJAR PENYAKIT JANTUNG HIPERTENSIF DAN

BAHAN AJAR PENYAKIT JANTUNG HIPERTENSIF DAN BAHAN AJAR PENYAKIT JANTUNG HIPERTENSIF DAN 18 JANTUNG KORONER Penyakit Jantung Sampai sekarang penyakit jantung tetap sebagai pemegang rekor pembunuh nomor satu. Kalau dilihat dari berbagai kasus kematian

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN TANDA VITAL TUJUAN PEMBELAJARAN TINJAUAN PUSTAKA

PEMERIKSAAN TANDA VITAL TUJUAN PEMBELAJARAN TINJAUAN PUSTAKA PEMERIKSAAN TANDA VITAL TUJUAN PEMBELAJARAN Pada akhir praktikum pemeriksaan tanda vital, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Menjelaskan hal-hal yang tercakup dalam tanda vital. 2. Menjelaskan alat dan bahan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Sekitar 1% dari bayi lahir menderita kelainan jantung bawaan. Sebagian bayi lahir tanpa gejala dan gejala baru tampak pada masa kanak- kan

PENDAHULUAN Sekitar 1% dari bayi lahir menderita kelainan jantung bawaan. Sebagian bayi lahir tanpa gejala dan gejala baru tampak pada masa kanak- kan BAYI DENGAN RESIKO TINGGI: KELAINAN JANTUNG KONGENITAL OLEH. FARIDA LINDA SARI SIREGAR, M.Kep PENDAHULUAN Sekitar 1% dari bayi lahir menderita kelainan jantung bawaan. Sebagian bayi lahir tanpa gejala

Lebih terperinci

ALAT DAN BAHAN. 2 buah penggaris / mistar. Pulpen. Kapas dan alkohol SKENARIO SESAK NAFAS

ALAT DAN BAHAN. 2 buah penggaris / mistar. Pulpen. Kapas dan alkohol SKENARIO SESAK NAFAS (JVP) dalam bahasa Inggris, adalah tekanan sistem vena yang diamai secara idak langsung (indirek). Secara langsung (direk), tekanan sistem vena diukur dengan memasukkan kateter yang dihubungkan dengan

Lebih terperinci

HIPERTENSI. adalah gangguan yang terjadi pada sistem peredaran darah sehingga peredaran darah menjadi diatas normal

HIPERTENSI. adalah gangguan yang terjadi pada sistem peredaran darah sehingga peredaran darah menjadi diatas normal Pengertian HIPERTENSI adalah gangguan yang terjadi pada sistem peredaran darah sehingga peredaran darah menjadi diatas normal Peningkatan ini menyebabkan jantung harus bekerja lebih keras dari biasanya,

Lebih terperinci

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga 5 2.2. Cara Kerja Jantung Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut diastol). Selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung (disebut sistol).

Lebih terperinci

BUKU ACUAN PESERTA CSL 2 PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH DAN TEKANAN VENA JUGULAR

BUKU ACUAN PESERTA CSL 2 PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH DAN TEKANAN VENA JUGULAR BUKU ACUAN PESERTA CSL 2 PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH DAN TEKANAN VENA JUGULAR Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2017 TATA-TERTIB LABORATORIUM DAN CLINICAL SKILLS LAB FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

MONITORING HEMODINAMIK TIM ICU INTERMEDIATE ANGKATAN I

MONITORING HEMODINAMIK TIM ICU INTERMEDIATE ANGKATAN I MONITORING HEMODINAMIK TIM ICU INTERMEDIATE ANGKATAN I Hemodinamik Aliran darah dalam sistem peredaran tubuh kita baik sirkulasi magna/ besar maupun sirkulasi parva/ sirkulasi dalam paru paru. Monitoring

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dari sekian banyak kasus penyakit jantung, Congestive Heart Failure

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dari sekian banyak kasus penyakit jantung, Congestive Heart Failure BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dari sekian banyak kasus penyakit jantung, Congestive Heart Failure (CHF) menjadi yang terbesar. Bahkan dimasa yang akan datang penyakit ini diprediksi akan terus bertambah

Lebih terperinci

SISTEM CARDIOVASCULAR

SISTEM CARDIOVASCULAR SISTEM CARDIOVASCULAR Forewords Jantung (bahasa Latin, cor) adalah sebuah rongga, rongga, organ berotot yang memompa darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang berulang. Istilah kardiak berarti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Gagal jantung adalah keadaan di mana jantung tidak mampu memompa darah untuk mencukupi kebutuhan jaringan melakukan metabolisme dengan kata lain, diperlukan peningkatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Cara Kerja Jantung Jantung yang berfungsi sebagai pompa yang melakukan tekanan terhadap darah agar timbul gradien dan darah dapat mengalir ke seluruh tubuh.pembuluh darah berfungsi

Lebih terperinci

TEKANAN DARAH TINGGI (Hipertensi)

TEKANAN DARAH TINGGI (Hipertensi) TEKANAN DARAH TINGGI (Hipertensi) DEFINISI Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana

Lebih terperinci

Curah jantung. Nama : Herda Septa D NPM : Keperawatan IV D. Definisi

Curah jantung. Nama : Herda Septa D NPM : Keperawatan IV D. Definisi Nama : Herda Septa D NPM : 0926010138 Keperawatan IV D Curah jantung Definisi Kontraksi miokardium yang berirama dan sinkron menyebabkan darah dipompa masuk ke dalam sirkulasi paru dan sistemik. Volume

Lebih terperinci

PATENT DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)

PATENT DUCTUS ARTERIOSUS (PDA) PATENT DUCTUS ARTERIOSUS (PDA) DEFENISI PDA kegagalan menutupnya duktus arteriosus ( arteri yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonal ) pd minggu pertama kehidupan, yang menyebabkan mengalirnya darah

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADIA PASIEN GANGGUAN KEBUTUHAN SUHU TUBUH (HIPERTERMI)

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADIA PASIEN GANGGUAN KEBUTUHAN SUHU TUBUH (HIPERTERMI) LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADIA PASIEN GANGGUAN KEBUTUHAN SUHU TUBUH (HIPERTERMI) A. Masalah Keperawatan Gangguan kebutuhan suhu tubuh (Hipertermi) B. Pengertian Hipertermi adalah peningkatan

Lebih terperinci

1. PEMERIKSAAN VITAL SIGN

1. PEMERIKSAAN VITAL SIGN 1. PEMERIKSAAN VITAL SIGN DASAR TEORI Vital sign atau tanda-tanda vital adalah ukuran statistik berbagai fisiologis yang digunakan untuk membantu menentukan status kesehatan seseorang, terutama pada pasien

Lebih terperinci

Mahasiswa mampu: 3. Melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan kateterisasi jantung

Mahasiswa mampu: 3. Melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan kateterisasi jantung Wantiyah Mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan tentang arteri koroner 2. Menguraikan konsep keteterisasi jantung: pengertian, tujuan, indikasi, kontraindikasi, prosedur, hal-hal yang harus diperhatikan 3. Melakukan

Lebih terperinci

Mengenal Penyakit Kelainan Darah

Mengenal Penyakit Kelainan Darah Mengenal Penyakit Kelainan Darah Ilustrasi penyakit kelainan darah Anemia sel sabit merupakan penyakit kelainan darah yang serius. Disebut sel sabit karena bentuk sel darah merah menyerupai bulan sabit.

Lebih terperinci

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan PENGANTAR KESEHATAN DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY PENGANTAR Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan meningkatkan kesehatan, cara mencegah penyakit, cara menyembuhkan

Lebih terperinci

LABORATORIUM KETERAMPILAN KLINIS KETERAMPILAN DIAGNOSTIK DAN TERAPEUTIK PEMERIKSAAN KARDIOVASKULER

LABORATORIUM KETERAMPILAN KLINIS KETERAMPILAN DIAGNOSTIK DAN TERAPEUTIK PEMERIKSAAN KARDIOVASKULER LABORATORIUM KETERAMPILAN KLINIS KETERAMPILAN DIAGNOSTIK DAN TERAPEUTIK PEMERIKSAAN KARDIOVASKULER Buku Pedoman Keterampilan Klinis Semester 3 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2017

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab stenosis mitral paling sering adalah demam rematik, kemudian dapat

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab stenosis mitral paling sering adalah demam rematik, kemudian dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Stenosis mitral adalah kondisi dimana terjadi hambatan aliran darah dari atrium kiri ke ventrikel kiri pada fase diastolik akibat penyempitan katup mitral. 1 Penyebab

Lebih terperinci

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI Conducted by: Jusuf R. Sofjan,dr,MARS 2/17/2016 1 Jantung merupakan organ otot

Lebih terperinci

SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA

SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA Organ Sistem Peredaran darah: darah, jantung, dan pembuluh. 1. Darah, tersusun atas: a. Sel-sel darah: 1) Sel darah merah (eritrosit) 2) Sel darah putih (leukosit) 3)

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA BAGIAN PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA BAGIAN PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI Data Diri DokterMuda NamaPasien Alamsyah JenisKelamin Laki-laki 59 tahun No. CM 1-07-96-69 Soal 1 ReferensiLiteratur Pasien datang dengan keluhan nyeri dada sebelah kanan. Nyeri dada dirasakan sekitar

Lebih terperinci

BAB IV PEMERIKSAAN PULSUS DAN PEREDARAN DARAH PERIFER

BAB IV PEMERIKSAAN PULSUS DAN PEREDARAN DARAH PERIFER BAB IV PEMERIKSAAN PULSUS DAN PEREDARAN DARAH PERIFER A. PENDAHULUAN Pemeriksaan pulsus, vena superfisial, kapiler dan bilamana dikaitkan dengan pemeriksaan jantung sekaligus mempunyai arti yang sangat

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA PRAKTIKUM DENYUT NADI DAN TEKANAN DARAH

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA PRAKTIKUM DENYUT NADI DAN TEKANAN DARAH LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA PRAKTIKUM DENYUT NADI DAN TEKANAN DARAH Oleh : Lie Willeon Wijaksono (1050888) Merriam Novitalia (1050897) Yenny Mayasari Liem (1050901) Emi Puspasari (1050902)

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Does. Shows. Knows How. Knows. Sumber:Miller(1990),ShumwayandHarden(2003)

PENDAHULUAN. Does. Shows. Knows How. Knows. Sumber:Miller(1990),ShumwayandHarden(2003) Abstrak Pemeriksaan fisik pada kelainan kardiovaskuler dilakukan pada penderita dengan atau tanpa keluhan kardiovaskuler. Pembelajaran Keterampilan Klinis Pemeriksaan Kardiovaskuler pada semester 3 ini

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi

LAPORAN PENDAHULUAN Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi LAPORAN PENDAHULUAN I. Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi Termoregulasi adalah suatu pengaturan fisiologis tubuh manusia mengenai keseimbangan produksi

Lebih terperinci

Data Demografi. Ø Perubahan posisi dan diafragma ke atas dan ukuran jantung sebanding dengan

Data Demografi. Ø Perubahan posisi dan diafragma ke atas dan ukuran jantung sebanding dengan ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian Data Demografi Nama Umur Pekerjaan Alamat a. Aktifitas dan istirahat Ø Ketidakmampuan melakukan aktifitas normal Ø Dispnea nokturnal karena pengerahan tenaga b. Sirkulasi

Lebih terperinci

KEDARURATAN LINGKUNGAN

KEDARURATAN LINGKUNGAN Materi 14 KEDARURATAN LINGKUNGAN Oleh : Agus Triyono, M.Kes a. Paparan Panas Panas dapat mengakibatkan gangguan pada tubuh. Umumnya ada 3 macam gangguan yang terjadi td&penc. kebakaran/agust.doc 2 a. 1.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di klinik Animal Clinic My Vets Kemang Jakarta Selatan. Penelitian ini berlangsung dari bulan Juni 2010 sampai dengan Juni 2011. Alat Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam waktu mendatang jumlah golongan usia lanjut akan semakin bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang, termasuk Indonesia. Bertambahnya

Lebih terperinci

Pusat Hiperked dan KK

Pusat Hiperked dan KK Pusat Hiperked dan KK 1. Gangguan pernafasan (sumbatan jalan nafas, menghisap asap/gas beracun, kelemahan atau kekejangan otot pernafasan). 2. Gangguan kesadaran (gegar/memar otak, sengatan matahari langsung,

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALATIHAN SOAL

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALATIHAN SOAL SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALATIHAN SOAL 1. Penyakit keturunan di mana penderitanya mengalami gangguan dalam pembekuan darah disebut... Leukopeni Leukositosis Anemia Hemofilia

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Kesehatan Jantung Lansia 2.1.1. Kesehatan Jantung Lansia Kesehatan untuk lansia adalah kemampuan untuk meningkatkan kualitas hidup secara efektif dalam masyarakat dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI Di dalam landasan teori ini, akan dibahas tentang teori teori dan konsep dasar yang mendukung pembahasan dari aplikasi yang akan dibuat. 2.1 Auskultasi Jantung Suara jantung adalah

Lebih terperinci

Kegawatdaruratan Sistem Kardiovaskuler. Rianti Citra Utami

Kegawatdaruratan Sistem Kardiovaskuler. Rianti Citra Utami Kegawatdaruratan Sistem Kardiovaskuler Rianti Citra Utami 03011252 Pendahuluan Henti jantung (cardiac arrest) bertanggung jawab terhadap 60% angka kematian penderita dewasa yang mengalami PJK 40% pasien

Lebih terperinci

PERTEMUAN MINGGU 19 DISEASES OF CARDIOVADCULAR (PENYAKIT JANTUNG-PEMBULUH)

PERTEMUAN MINGGU 19 DISEASES OF CARDIOVADCULAR (PENYAKIT JANTUNG-PEMBULUH) PERTEMUAN MINGGU 19 DISEASES OF CARDIOVADCULAR (PENYAKIT JANTUNG-PEMBULUH) Pendahuluan Sistem sirkulasi ini meliputi,organ jantung, arteri, vena, dan kelenjar limfa. Klasifikasi pada bab ini berdasarkan

Lebih terperinci

[BUKU SAKU UNTUK JEMAAH HAJI]

[BUKU SAKU UNTUK JEMAAH HAJI] 2015 copyright@saricipta2015 [BUKU SAKU UNTUK JEMAAH HAJI] Buku saku ini berisi informasi terkait Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah yang sangat bermanfaat dalam rangka pengendalian mandiri oleh jamaah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok mengganggu kesehatan barangkali merupakan istilah yang tepat, namun tidak populer dan tidak menarik bagi perokok. Banyak orang sakit akibat merokok, tetapi orang

Lebih terperinci

Gambar 1. Atresia Pulmonal Sumber : (http://www.mayoclinic.org/images/pulmonary-valve-atresia-lg-enlg.jpg)

Gambar 1. Atresia Pulmonal Sumber : (http://www.mayoclinic.org/images/pulmonary-valve-atresia-lg-enlg.jpg) DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK FKUP RSHS BANDUNG TUGAS PENGAYAAN Oleh : Asri Rachmawati Pembimbing : dr. H. Armijn Firman, Sp.A Hari/Tanggal : September 2013 ATRESIA PULMONAL PENDAHULUAN Atresia pulmonal

Lebih terperinci

PENILAIAN KETERAMPILAN KELAINAN THORAX (ANAMNESIS + PEMERIKSAAAN FISIK)

PENILAIAN KETERAMPILAN KELAINAN THORAX (ANAMNESIS + PEMERIKSAAAN FISIK) PENILAIAN KETERAMPILAN KELAINAN THORAX (ANAMNESIS + PEMERIKSAAAN FISIK) Nama Mahasiswa : Tanggal Pemeriksaan : No. 1. 2. 3. 4. Aspek yang dinilai Membina sambung rasa, bersikap baik dan sopan, serta menunjukkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. Hipertensi didefinisikan sebagai kenaikan secara pasti tekanan darah arteri

BAB II TINJAUAN TEORI. Hipertensi didefinisikan sebagai kenaikan secara pasti tekanan darah arteri BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Hipertensi didefinisikan sebagai kenaikan secara pasti tekanan darah arteri pada angka 140/90 mmhg atau lebih. Dibedakan bahwa hipertensi sistolik mengarah pada tekanan

Lebih terperinci

Pemeriksaan fisik paru (inspeksi dan palpasi) dr. Edi Nurtjahja,Sp.P

Pemeriksaan fisik paru (inspeksi dan palpasi) dr. Edi Nurtjahja,Sp.P Pemeriksaan fisik paru (inspeksi dan palpasi) dr. Edi Nurtjahja,Sp.P Penilaian umum Inspeksi Wajah pasien Inspeksi Sikap tubuh Inspeksi leher Inspeksi dada Normal Dada membentuk tong Kifosis Pectus excavatum

Lebih terperinci

SKRIPSI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG OLEH : NAMA : MIRA ANDARIAH S A NIM :

SKRIPSI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG OLEH : NAMA : MIRA ANDARIAH S A NIM : TITLE DIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG DISPLAY SKRIPSI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG OLEH : NAMA : MIRA ANDARIAH S A NIM : 10198028 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KOMPUTER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Berdasarkan data World Health Organization (WHO), saat ini terdapat setidaknya 1,3 milyar perokok di seluruh dunia. Jumlah ini mencakup hampir sepertiga jumlah populasi

Lebih terperinci

BAB I TINJAUAN TEORI. Suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah diastolic>90

BAB I TINJAUAN TEORI. Suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah diastolic>90 1 BAB I TINJAUAN TEORI A. Pengertian Suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah diastolic>90 mmhg,yang terjadi pada seseoang paling sedikit tiga waktu terakhir yang berbeda (who 1978,komisi

Lebih terperinci

STRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM KARDIOVASKULER

STRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM KARDIOVASKULER STRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM KARDIOVASKULER Tujuan Pembelajaran Menjelaskan anatomi dan fungsi struktur jantung : Lapisan jantung, atrium, ventrikel, katup semilunar, dan katup atrioventrikular Menjelaskan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Remaja 1 Definisi Remaja Menurut WHO, remaja adalah masa di mana individu berkembang dari saat pertama kali menunjukkan tanda tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai

Lebih terperinci

JANTUNG dan PEREDARAN DARAH. Dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO

JANTUNG dan PEREDARAN DARAH. Dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO JANTUNG dan PEREDARAN DARAH Dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO Jantung merupakan organ utama dalam system kardiovaskuler. Jantung dibentuk oleh organ-organ muscular, apex dan basis cordis, atrium kanan dan

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Anemia adalah berkurangnya volume sel darah merah atau menurunnya

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Anemia adalah berkurangnya volume sel darah merah atau menurunnya BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anemia Anemia adalah berkurangnya volume sel darah merah atau menurunnya konsentrasi hemoglobin di bawah nilai normal sesuai usia dan jenis kelamin. 8,9 Sedangkan literatur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi 1. Definisi Hipertensi adalah tekanan darah sistolik 140 mmhg dan tekanan darah diastolic 90 mmhg atau buila pasien memakai obat hipertensi. (7) 2. Manifestasi Klinis

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN GAGAL JANTUNG. OLEH : Ns. ANISA

ASUHAN KEPERAWATAN GAGAL JANTUNG. OLEH : Ns. ANISA ASUHAN KEPERAWATAN GAGAL JANTUNG OLEH : Ns. ANISA 1 Review Anatomi Aliran darah melalui jantung 2 Review Fisiologi Sistem Mekanik Jantung Sistolik Diastolik Curah jantung Kardiak indeks Preload Afterload

Lebih terperinci

Syok Syok Hipovolemik A. Definisi B. Etiologi

Syok Syok Hipovolemik A. Definisi B. Etiologi Syok Syok adalah suatu sindrom klinis yang terjadi akibat gangguan hemodinamik dan metabolik ditandai dengan kegagalan sistem sirkulasi untuk mempertahankan perfusi yang adekuat ke organ-organ vital tubuh.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tekanan Darah Tekanan darah adalah daya dorong ke semua arah pada seluruh permukaan yang tertutup pada dinding bagian dalam jantung dan pembuluh darah. Tekanan darah timbul dari

Lebih terperinci

Novina Aryanti, dr., SpPK Departemen Patologi Klinik FK UWK- Surabaya 2014

Novina Aryanti, dr., SpPK Departemen Patologi Klinik FK UWK- Surabaya 2014 Novina Aryanti, dr., SpPK Departemen Patologi Klinik FK UWK- Surabaya 2014 1 Pendahuluan Angka kematian akibat penyakit jantung menduduki peringkat ke- 2 stl stroke Gejala Penyakit jantung a. Sesak b.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. DEFINISI Insufisiensi katup aorta (regurgitasi) adalah kembalinya darah ke ventrikel kiri dari aorta selama diastol. Insufisiensi aorta adalah suatu keadaan dimana terjadi refluk

Lebih terperinci

Chronic Hearth Disease (CHD)/ Gagal Jantung

Chronic Hearth Disease (CHD)/ Gagal Jantung Chronic Hearth Disease (CHD)/ Gagal Jantung I. DEFINISI Chronic Hearth Disease (CHF)/gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. milimeter air raksa (mmhg) (Guyton, 2014). Berdasarkan Seventh Joint National

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. milimeter air raksa (mmhg) (Guyton, 2014). Berdasarkan Seventh Joint National BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tekanan Darah 1. Definisi Tekanan Darah Menurut Guyton, tekanan darah adalah daya yang dihasilkan oleh darah terhadap setiap satuan luas dinding pembuluh yang dinyatakan dalam

Lebih terperinci

PROSEDUR PENGUKURAN TEKANAN VENA SENTRAL

PROSEDUR PENGUKURAN TEKANAN VENA SENTRAL PROSEDUR PENGUKURAN TEKANAN VENA SENTRAL 1. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti proses pembelajaran tentang pengukuran tekanan vena sentral, mahasiswa mampu melakukan prosedur pengukuran tekanan vena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stenosis mitral merupakan salah satu penyakit katup jantung. Pada kondisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stenosis mitral merupakan salah satu penyakit katup jantung. Pada kondisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stenosis mitral merupakan salah satu penyakit katup jantung. Pada kondisi ini terjadi perubahan struktur katup mitral yang menyebabkan gangguan pembukaan, sehingga aliran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem sirkulasi darah merupakan salah satu sistem yang penting sebagai alat perfusi jaringan. Gangguan sistem sirkulasi cukup banyak terjadi dalam masyarakat. Salah

Lebih terperinci

BPSL BLOK FAAL BUKU PRAKTIKUM SKILLS LAB ILMU KEDOKTERAN DASAR SEMESTER I TAHUN AKADEMIK PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN GIGI

BPSL BLOK FAAL BUKU PRAKTIKUM SKILLS LAB ILMU KEDOKTERAN DASAR SEMESTER I TAHUN AKADEMIK PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN GIGI BPSL BUKU PRAKTIKUM SKILLS LAB ILMU KEDOKTERAN DASAR FAAL SEMESTER I TAHUN AKADEMIK 2016-2017 BLOK 1.1.2 PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA 1 FAAL DASAR

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. khususnya nefrologi dan endokrinologi.

BAB IV METODE PENELITIAN. khususnya nefrologi dan endokrinologi. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam khususnya nefrologi dan endokrinologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah

Lebih terperinci