Profil lipid pada penduduk lanjut usia di Jakarta

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Profil lipid pada penduduk lanjut usia di Jakarta"

Transkripsi

1 Profil lipid pada penduduk lanjut usia di Jakarta Rita Khairani, Mieke Sumiera Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti ABSTRAK Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyebab kematian utama pada pasien di atas usia 65 tahun. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa kadar kolesterol total yang tinggi menjadi faktor penting untuk timbulnya PJK. Dengan mengetahui profil lipid pada lanjut usia (lansia), maka strategi penurunan lipid dapat segera dijalankan untuk menurunkan risiko terjadinya PJK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil lipid pada penduduk lansia di DKI Jakarta. Penelitian potong lintang dilakukan terhadap 307 lansia di 15 kelurahan di Jakarta melalui wawancara terstruktur, pemeriksaan fisik, antropometri dan profil lipid. Hasil profil lipid dikelompokkan dengan menggunakan kriteria dari National Cholesterol Education Program Adult Treatment Panel III. Pemeriksaan kadar lipid meliputi kolesterol total, low density lipoprotein (LDL) kolesterol, high density lipoprotein (HDL) kolesterol, dan trigliserida. Hasil penelitian menunjukkan lebih dari separuh lansia (55,4%) mempunyai kadar lipid normal, dan kadar kolesterol total yang tinggi ( 240 mg/dl) ditemukan sebesar 23,5%. Lansia wanita mempunyai kadar kolesterol total, LDL kolesterol dan trigliserida yang lebih besar dibandingkan lansia pria, sedangkan kadar HDL kolesterol lansia wanita lebih rendah dibandingkan lansia pria. Lansia wanita berisiko 2 6 kali lebih besar untuk mendapatkan kolesterol total dan LDL kolesterol yang tinggi dibandingkan lansia pria. Kata kunci : Profil, lipid, lanjut usia, risiko ABSTRACT Lipid profile in older people in Jakarta Coronary heart disease (CHD) is a major cause of mortality among patients 65 years. Several studies have shown that high total cholesterol concentration is an important factor in CHD. Determination of lipid profile in the elderly will enable the lowering of lipid strategy to prevent CHD progression. The study objective was to determine the lipid profile of the older population in Jakarta. A cross-sectional study was done in 307 older persons in 15 villages in Jakarta by a structured interview, physical examination, anthropometry and lipid profile measurement. The lipid profile were categorized based on the National Cholesterol Education Program Adult Treatment Panel III criteria. Lipid level measurements consist of total cholesterol, low density lipoprotein (LDL) cholesterol, high density lipoprotein (HDL) cholesterol, and triglyceride. This study showed that more than one-half of older persons (55.4%) had normal lipid levels, and high level of total cholesterol ( 240 mg/dl) was 23.5%. Elderly women had total cholesterol, LDL cholesterol, and triglyceride levels higher compared with elderly men except for HDL cholesterol. But HDL cholesterol level in elderly women was lower compared with elderly man. The risk of high levels of total cholesterol and LDL cholesterol in elderly women were 2 to 6 times greater compared with elderly men. Keywords : Lipid, profile, older people, risk 175

2 Khairani, Sumiera Profil lipid pada lansia PENDAHULUAN Pertumbuhan penduduk lanjut usia (lansia) meningkat secara cepat pada abad 21 ini. Pada tahun 2000 di seluruh dunia telah mencapai 425 juta jiwa (± 6,8 persen), di Indonesia yang merupakan negara urutan ke 4 dengan jumlah lansia paling banyak sesudah Cina, India dan Amerika Serikat terdapat atau 7,28% dari total populasi. Jumlah ini diperkirakan akan mengalami peningkatan hampir dua kali lipat pada tahun Pada tahun 2005 jumlah lansia menjadi atau 7,97%. (1) Berdasarkan data Surkesnas 2001 penduduk DKI Jakarta jiwa dan lansianya berjumlah jiwa atau 8,64%. Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyebab kematian utama pada pasien di atas usia 65 tahun. (2,3) Pembuluh arteri seperti juga organ-organ lain dalam tubuh mengikuti proses penuaan di mana terjadi proses karakteristik seperti penebalan lapisan intima, berkurangnya elastisitas, penumpukan kalsium dan bertambahnya diameter lapisan intima. Perubahan yang terjadi terutama pada arteriarteri besar ini disebut sebagai aterosklerosis yang akan memicu timbulnya penyakit jantung koroner. (4) Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa kadar kolesterol total yang tinggi menjadi faktor penting untuk timbulnya PJK. (2,3) Kaum pria mempunyai kemungkinan lebih besar untuk mendapat PJK, tetapi setelah menopause perbandingan wanita dan pria yang menderita PJK adalah sama. (4) Tingginya kadar kolesterol total secara umum merupakan faktor risiko tersendiri untuk terjadinya berbagai macam penyakit. Demikian pula secara khusus, tingginya kadar low density lipoprotein (LDL) merupakan faktor risiko bagi terjadinya aterosklerosis yang mengarah kepada penyakit jantung koroner. (2,3,5) Kadar high density lipoprotein (HDL) sampai saat ini dipercaya berkorelasi dengan insidens berbagai penyakit vaskular. Beberapa penelitian klinis membuktikan bahwa rendahnya kadar HDL meningkatkan angka kejadian PJK. (2,3,6) HDL dipercaya berperan dalam reverse cholesterol transport. Hipotesis dari Miller and Miller (1975) menjelaskan bahwa kadar HDL plasma berfungsi mengangkut kolesterol dari jaringan perifer menuju hati untuk selanjutnya mengalami katabolisma dalam hati dan disekresikan melalui empedu. Hal ini berarti bahwa HDL dapat mencegah terjadinya kerusakan target organ yang disebabkan oleh kondisi hiperkolesterolemia. (6,7) Untuk berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh hipertrigliseridemia banyak penelitian telah dilakukan, namun sampai saat ini para ahli masih bersilang pendapat untuk mengatakan bahwa keadaan hipertrigliseridemia merupakan faktor risiko terjadinya berbagai macam penyakit vaskular. Penelitian epidemiologi menunjukkan bahwa pasien dengan PJK rata-rata memiliki kadar trigliserida yang tinggi, namun hal tersebut dinilai belum mendukung sepenuhnya bahwa hipertrigliseridemia terlibat dalam patogenesis ateroklerosis. (6-8) Studi Framingham menunjukkan bahwa kadar trigliserida yang tinggi meningkatkan risiko kejadian PJK pada wanita, sedangkan pada pria hanya pada usia di atas 50 tahun. Namun penelitian selanjutnya membuktikan bahwa tingginya kadar trigliserida akan menjadi faktor risiko PJK apabila diikuti dengan penurunan HDL. (7,8) Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran profil lipid pada kelompok penduduk lansia di Jakarta, selain itu juga untuk menyelidiki hubungan antara kadar lipid dan berbagai faktor risiko terjadinya PJK. 176

3 METODE Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan potong lintang (cross sectional) untuk mencapai tujuan penelitian. Populasi penelitian Populasi penelitian adalah para lansia (usia 60 tahun) yang ada di 5 wilayah kotamadya di Jakarta. Sampel Sampel penelitian ini merupakan sebagian dari penelitian utama yang dilakukan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti bekerjasama dengan Pusat Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Atmajaya. Pemilihan sampel dilakukan secara two-stage cluster dan simple random sampling. Dari 260 kelurahan di seluruh Jakarta, terpilih 15 kelurahan, kemudian dari 15 kelurahan tersebut dipilih 307 lansia. Kriteria inklusi adalah lansia pria dan wanita yang berusia 60 tahun, dan masih dapat beraktivitas. Kriteria eksklusi adalah lansia yang menderita penyakit berat sehingga harus berbaring di tempat tidur. Pengumpulan sampel darah vena dilakukan untuk mengukur profil kadar lipid yang meliputi kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL dan trigliserida. Pemeriksaan laboratorium dilakukan di Laboratorium Klinik X. Berdasarkan kriteria dari National Cholesterol Education Program kadar kolesterol total batas tinggi adalah mg/dl, LDL kolesterol mg/dl dan trigliserida mg/dl. Sedangkan kadar HDL kolesterol tinggi besarnya 60 mg/dl. (Tabel 1) Pengolahan dan analisis data Data diolah menggunakan program SPSS versi Prevalens rasio digunakan untuk mengukur terjadinya kadar kolesterol, HDL kolesterol, LDL dan trigliserida yang tinggi pada lansia. Tingkat kemaknaan untuk uji statistik besarnya 0,05. Tabel 1. Klasifikasi kadar lipid plasma Pengumpulan data Lansia terpilih diberikan penjelasan tentang tujuan penelitian dan pemeriksaan yang akan dilakukan dan diminta kesediaan dengan menandatangani informed consent. Wawancara dilakukan pada bulan Maret Juli 2004 dengan menggunakan kuesioner terstruktur oleh mahasiswa dari Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti dan Atmajaya yang sebelumnya mengikuti pelatihan, dan uji coba kuesioner dilakukan untuk validasi instrumen yang digunakan. Pemeriksaan antropometri meliputi pengukuran tinggi dan berat badan. 177

4 Khairani, Sumiera Profil lipid pada lansia Tabel 2. Karakteristik responden HASIL Responden penelitian berjumlah 307 lansia, yang terdiri dari 126 pria (41%) dan 181 wanita (59%), dengan rata-rata usia lansia pria 68,9 ± 7,2 tahun dan lansia wanita 67,6 ± 6,7 tahun. Rata-rata indeks massa tubuh (IMT) pada lansia pria 21,2 ± 3,7 dan lansia wanita 22,9 ± 4,7. Dan rata-rata tekanan darah sistolik pada lansia pria 143,3 ± 22,2 mmhg dan lansia wanita 148,6 ± 27,2 mmhg. Hampir separuh lansia pria (46%) mempunyai kebiasaan merokok, jauh lebih tinggi daripada wanita sebesar 8,8%. Lansia yang berolah raga lebih besar pada pria sebanyak 56,3% dibandingkan wanita 42%. Diet rendah lemak pada lansia pria sebesar 26,2% dan wanita 23,8%. Penyakit jantung pernah diderita oleh 6,3% pria dan 5% wanita, dan 2,2% wanita mempunyai riwayat penyakit jantung dalam keluarga (Tabel 2). Gambaran profil lipid dan sebaran lansia menurut profil lipid dapat dilihat pada Tabel 3 dan 4. Rata-rata kolesterol total besarnya 212 ± 44,8 mg/dl, LDL kolesterol 134 ± 34 mg/dl, HDL kolesterol 48 ± 10 mg/dl dan trigliserida 140 ± 84 mg/dl. Lansia yang mempunyai profil lipid normal besarnya 55,4%. Dari 44,6% yang kadarnya tinggi, 23,5% lansia mempunyai kadar kolesterol total 240 mg/dl, 19,8% lansia mempunyai kadar LDL- kolesterol 160 mg/ dl, dan 13,7% lansia mempunyai kadar trigliserida 200 mg/dl. Sedangkan 21,5% lansia mempunyai kadar HDL kolesterol < 40 mg/dl. Profil lipid menurut gender menunjukkan bahwa lebih separuh lansia mempunyai profil lipid normal (54,8% pada pria dan 55,8% pada wanita). Lansia wanita mempunyai kadar kolesterol total 240 mg/dl, LDL kolesterol 160 mg/dl dan trigliserida 200 mg/dl lebih besar dibandingkan pria, sedangkan pria mempunyai kadar HDL-kolestrerol < 40 mg/dl lebih besar dibandingkan wanita (Gambar 1). Tabel 3. Gambaran profil lipid pada lansia pria dan wanita 178

5 Tabel 4. Sebaran klasifikasi kadar lipid plasma pada lansia pria dan wanita Pada kelompok usia tahun, risiko terjadinya kadar kolesterol total yang tinggi ( 240 mg/dl) pada lansia wanita adalah 4,29 kali lebih besar secara bermakna dibandingkan lansia pria (95% Confidence Interval (CI/1,38 14,17). Risiko terjadinya kadar LDL kolesterol yang tinggi ( 160 mg/dl) pada lansia wanita adalah 5,75 kali lebih besar secara bermakna dibandingkan lansia pria (95% CI 1,47 26,18). Sedangkan risiko terjadinya kadar HDL kolesterol yang rendah (< 40 mg/ dl) pada lansia wanita 0,26 kali lebih kecil secara bermakna dibandingkan lansia pria (95% CI 0,09 0,70). Hal yang sama dijumpai pada lansia berusia 65 tahun, risiko terjadinya kadar kolesterol yang tinggi adalah 2,54 kali lebih besar dibandingkan lansia pria (95% CI 1,12 5,82) (Tabel 5). Pada lansia wanita yang IMT-nya < 25, ternyata risiko terjadinya kadar kolestrol total dan LDL kolesterol yang tinggi adalah 2,83 (95% CI 1,34 6,05) dan 2,53 (95% CI 1,16 5,58) lebih besar dibandingkan lansia pria yang IMT-nya < 25. Sedangkan pada lansia wanita yang IMT-nya 25, risiko terjadinya kadar kolesterol dan LDL kolesterol yang tinggi tidak tidak berbeda dengan lansia pria dengan IMT 25 (Tabel 6). Gambar 1. Distribusi kadar lipid pada lansia pria dan wanita 179

6 Khairani, Sumiera Profil lipid pada lansia Tabel 5. Kadar lipid berdasarkan usia pada lansia pria dan wanita PR = Prevalens Ratio CI = Confident Interval Pada lansia dengan tekanan darah normal (sistolik < 140 mmhg dan diastolik < 90 mmhg), risiko terjadinya kadar kolesterol dan trigliserida yang tinggi masing-masing besarnya 1,32 (95% CI 1,08 1,61) dan 1,44 (95% CI 1,18 1,75) kali lebih besar dibandingkan lansia pria yang tekanan darahnya normal. Sedangkan pada lansia wanita yang menderita tekanan darah tinggi (tekanan darah sistolik 140 mmhg dan tekanan darah diastolik 90 mmhg risiko terjadinya kadar kolesterol yang tinggi 1,48 (95% CI 1,25 1,75) kali lebih besar dibandingkan lansia pria yang menderita tekanan darah tinggi (Tabel 7). Tabel 8 menunjukkan lansia yang tidak merokok, berolah-raga dan menjalani diet rendah lemak memiliki kadar lipid abnormal (kecuali HDL kolesterol rendah) lebih tinggi dibandingkan lansia yang merokok, tidak berolah raga dan tidak diet rendah lemak. Sebaliknya kadar HDL kolesterol rendah lebih banyak diderita oleh lansia yang merokok, tidak berolah raga dan tidak diet rendah lemak. Tabel 6. Kadar lipid berdasarkan indeks massa tubuh pada lansia pria dan wanita PR = Prevalens Ratio CI = Confident Interval 180

7 Tabel 7. Tabulasi silang profil lipid berdasarkan tekanan darah pada lansia pria dan wanita PR = Prevalens Ratio CI = Confident Interval PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan prevalensi lansia yang kadar kolesterol totalnya tinggi besarnya 23,5%. Kadar kolesterol total, LDL kolesterol dan trigliserida yang tinggi lebih banyak dialami oleh lansia wanita, sebaliknya kadar HDL kolesterol yang rendah lebih banyak didapatkan pada lansia pria. Schupf et al pada penelitiannya mendapatkan lansia wanita mempunyai rata-rata kadar lipid yang lebih tinggi daripada lansia pria. (10) Hasil yang tidak berbeda didapatkan pada studi yang dilakukan Lichtenstein et al rata-rata kadar lipid pada lansia wanita lebih tinggi dibandingkan lansia pria. (11) Hasil yang berbeda didapatkan pada penelitian Ferrara et al yang menyatakan bahwa rata-rata kadar kolesterol total, LDL kolesterol maupun HDL kolesterol lebih tinggi pada lansia wanita dibandingkan lansia pria. (12) Pada gambaran profil lipid berdasarkan usia pada lansia pria dan wanita, kelompok usia tahun, lansia wanita mempunyai risiko untuk mendapatkan kadar LDL-kolesterol 160 mg/dl adalah 5.7 kali lebih besar dibandingkan dengan lansia pria. Kamso mendapatkan hasil yang tidak berbeda pada kelompok lansia binaan usia tahun, lansia wanita mempunyai risiko untuk memperoleh kadar LDL 160 mg/dl 2.6 kali lebih besar dibandingkan dengan lansia pria. (14) Tabel 8. Profil kadar lipid plasma berdasarkan kebiasaan merokok, olah raga, diet rendah lemak dan riwayat penyakit jantung 181

8 Khairani, Sumiera Profil lipid pada lansia Di kelompok usia 65 tahun, risiko lansia wanita dengan LDL 160 mg/dl adalah 1.7 kali lebih besar dibandingkan dengan lansia pria. Kamso juga mendapatkan hasil tidak berbeda, bahwa di kelompok lansia binaan usia 65 tahun, lansia wanita mempunyai risiko 2 kali lebih besar untuk mendapatkan LDL 160 mg/ dl dibandingkan lansia pria. (13) Pada gambaran profil lipid berdasarkan IMT dengan IMT < 25, lansia wanita mempunyai risiko 2.8 kali lebih besar untuk mendapatkan kolesterol total tinggi ( 240 mg/ dl) dan 2.5 kali lebih besar mendapatkan LDLkolesterol tinggi ( 160 mg/dl) dibandingkan dengan lansia pria. Kamso mendapatkan pada kelompok lansia binaan IMT < 25, lansia wanita mempunyai risiko kolesterol total tinggi 2.4 kali lebih besar dan LDL-kolesterol tinggi 2.7 kali lebih besar dibandingkan dengan lansia pria. (13) IMT merupakan faktor risiko terjadinya stroke, lansia pria yang overweight dan obese mempunyai risiko terjadinya stroke iskemik dan hemoragik yang lebih besar. (14) Namun hasil yang tidak konsisten didapatkan pada penelitian di Cina, lansia yang berusia 70 tahun ternyata IMT berhubungan secara negatif dengan risiko terjadinya kesakitan dan kematian akibat penyakit kardiovaskuler. (15) Beberapa penelitian mengungkapkan, peningkatan kadar kolesterol terutama kolesterol total dan LDL kolesterol dan penurunan HDL kolesterol mempunyai hubungan dengan meningkatnya risiko PJK pada lansia usia 65 tahun. (2,3) Pada penelitian ini, lansia yang mempunyai riwayat PJK tidak mempunyai perbedaan kadar lipid yang bermakna dengan lansia yang tidak mempunyai riwayat PJK. Kelemahan dari studi ini adalah diagnosis PJK tidak dilakukan secara akurat, terutama pada lansia PJK merupakan penyakit yang lebih bersifat silent dan tidak khas. Pada studi epidemiologi sangat sulit untk melakukan pemeriksaan yang lebih ekstensif seperti coronary angiography pada setiap subjek penelitian untuk membuat diagnosis pasti ada tidaknya PJK. KESIMPULAN Hasil penelitian ini menunjukkan risiko terjadinya kadar kolesterol total, LDL kolesterol dan trigliserida yang tinggi lebih besar pada lansia wanita dibandingkan lansia pria. Sedangkan kadar HDL kolesterol yang rendah risikonya lebih kecil pada lansia wanita dibandingkan lansia pria. IMT merupakan faktor risiko terhadap peningkatan kadar kolesterol total, LDL kolesterol dan trigliserida yang tinggi pada lansia wanita dibandingkan lansia pria. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih kepada Pimpinan Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti dan Fakultas Kedokteran Universitas Atmajaya yang telah mendukung pelaksanaan penelitian ini. Semoga kerjasama ini dapat terus berlanjut dan berjalan lebih baik lagi. Tidak lupa para peneliti mengucapkan terima kasih kepada para lansia yang bersedia mengikuti penelitian ini. Daftar Pustaka 1. Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia. Prosiding Seminar dan Lokakarya Pengembangan Pusat Pelayanan Lanjut Usia. Jakarta; Oktober, Dalal D, Robbins JA. Management of hyperlipidemia in the elderly population: an evidence-based approach. South Med J 2002; 95: Safeer RS, Ugalat PS. Cholesterol treatment guidlines update. Am Fam Physician 2002; 65: Kusmana D, Hanafi M. Patofisiologi penyakit jantung koroner. Dalam: Rilantono LI, Baraas F, Karo Karo S, Roebiono PS, editor. Buku Ajar 182

9 Kardiologi. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; hal Libby P. The patogenesis of atherosclerosis. In: Kasper, Braunwald, Fauci, Hauser, Longo, Jameson, editors. Harrison s Principles of Internal Medicine. Vol th ed. New York: Mc Graw Hill Medical; p Sacks FM. The role of high density lipoprotein (HDL) cholesterol in the prevention and treatment of coronary heart disease: expert group recomendation. Am J Cardiol 2002; 90: Despers JP. Increasing high density lipoprotein cholesterol: An update on fenofibrate. Am J Cardiol 2001; 80: Grundy SM. Hypertriglicridemia, atherogenic dyslipidemia, and the metabolic syndrome. Am J Cardiol 1998; 81: National Cholesterol Education Program Expert Panel on Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Cholesterol. Third report (Adult Treatment Panel III). National Institutes of Health N Schupf N, Costa R, Luchsinger J, Tang MX, Lee JH, Mayeux R. Relationship between plasma lipids and all-cause mortality in nondemented elderly. J Am Geriatr Soc 2005; 53: Lichtenstein AH, Ausman LM, Jalbert SM, Vilela-Bch M, Jauhiainen M, McGladderys S, et al. Efficacy of a therapeutic lifestyle change/step 2 diet in moderately hypercholesterolemic middle-aged and elderly female and male subjects. J Lipid Res 2002; 43: Ferrara A, Barrett-Connor E, Shan J. Total, LDL, and HDL Cholesterol decrease with age in older men and women.the Rancho Bernardo Study Circulation 1997; 96: Kamso S. Nutritional Aspects of Hypertension in the Indonesia Elderly (A Community study in 6 big cities). (dissertation). Jakarta: University of Indonesia; Kurth T, Gaziano M, Berger K, Kase CS, Rexrode KM, Cook N, et al. Body mass index and the rsik of stroke in men. Arch Intern Med 2002; 162 : Woo J, Ho SC, Yuen YK, Yu LM, Lau J. Cardiovascular risk factors and 18-month mortality and morbidity in an elderly Chinese population aged 70 years amd over. Gerontology 1998; 44:

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER ABSTRAK PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2010 Shiela Stefani, 2011 Pembimbing 1 Pembimbing

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014 ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014 Michelle Angel Winata, 2016. Pembimbing I : July Ivone, dr.,mkk., MPd. Ked

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dislipidemia adalah suatu kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total (hiperkolesterolemia), peningkatan kadar trigliserida

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2009

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2009 ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2009 Siska Wijayanti, 2010 Pembimbing I : Freddy T. Andries, dr., M.S.

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010 ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010 Indra Pramana Widya., 2011 Pembimbing I : Freddy T. Andries, dr., M.S

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. infeksi dan kekurangan gizi telah menurun, tetapi sebaliknya penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN. infeksi dan kekurangan gizi telah menurun, tetapi sebaliknya penyakit degeneratif 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia telah terjadi perubahan pola penyakit akibat program kesehatan serta perubahan gaya hidup dan perubahan pola makan pada masyarakat. Penyakit infeksi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes melitus merupakan penyakit menahun yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Diabetes melitus ditandai oleh adanya hiperglikemia kronik

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN RERATA KADAR KOLESTEROL HDL PADA PRIA DEWASA MUDA OBES DAN NON OBES

ABSTRAK GAMBARAN RERATA KADAR KOLESTEROL HDL PADA PRIA DEWASA MUDA OBES DAN NON OBES ABSTRAK GAMBARAN RERATA KADAR KOLESTEROL HDL PADA PRIA DEWASA MUDA OBES DAN NON OBES Thereatdy Sandi Susyanto, 2010. Pembimbing I : dr. Lisawati Sadeli, M.Kes. Pembimbing II : dr. Ellya Rosa Delima,M.Kes.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dan dengan pendekatan cross sectional. Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi Kota Surakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dan dengan pendekatan cross sectional. Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi Kota Surakarta. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini bersifat non-eksperimental dengan rancangan penelitian observasional analitik dan dengan pendekatan cross sectional. B. Lokasi Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Arteri Perifer (PAP) adalah suatu kondisi medis yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Arteri Perifer (PAP) adalah suatu kondisi medis yang disebabkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit Arteri Perifer (PAP) adalah suatu kondisi medis yang disebabkan oleh adanya sumbatan pada arteri yang mendarahi lengan atau kaki. Arteri dalam kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini, penyakit ini banyak berhubungan dengan penyakit-penyakit kronis di dunia

BAB I PENDAHULUAN. ini, penyakit ini banyak berhubungan dengan penyakit-penyakit kronis di dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia merupakan salah satu penyakit yang banyak dijumpai saat ini, penyakit ini banyak berhubungan dengan penyakit-penyakit kronis di dunia seperti Penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik kronik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin,

Lebih terperinci

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Gambaran Faktor Risiko Stroke pada Pasien Stroke Infark Aterotrombotik di RSUD Al Ihsan Periode 1 Januari 2015 31 Desember 2015 The Characteristic of Stroke

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. secara tidak langsung dapat meningkatkan angka usia harapan hidup. Di tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. secara tidak langsung dapat meningkatkan angka usia harapan hidup. Di tahun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan program kesehatan dan pembangunan sosial ekonomi pada umumnya dapat dilihat dari meningkatnya derajat kesehatan suatu negara yang secara tidak langsung

Lebih terperinci

ABSTRAK PERBANDINGAN KADAR LDL, HDL, DAN RASIO LDL/HDL PADA DEWASA MUDA YANG BEROLAHRAGA TIPE AEROBIK CUKUP DAN TIDAK CUKUP

ABSTRAK PERBANDINGAN KADAR LDL, HDL, DAN RASIO LDL/HDL PADA DEWASA MUDA YANG BEROLAHRAGA TIPE AEROBIK CUKUP DAN TIDAK CUKUP ABSTRAK PERBANDINGAN KADAR LDL, HDL, DAN RASIO LDL/HDL PADA DEWASA MUDA YANG BEROLAHRAGA TIPE AEROBIK CUKUP DAN TIDAK CUKUP Theresa Sugiarti Oetji, 2011 Pembimbing I : drg. Winny Suwindere, MS. Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jantung merupakan sebuah organ yang memompa darah ke seluruh tubuh, hal ini menjadikan fungsi jantung sangat vital bagi kehidupan, sehingga jika terjadi sedikit saja

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN RERATA KADAR TRIGLISERIDA PADA PRIA DEWASA MUDA OBES DAN NON OBES

ABSTRAK GAMBARAN RERATA KADAR TRIGLISERIDA PADA PRIA DEWASA MUDA OBES DAN NON OBES ABSTRAK GAMBARAN RERATA KADAR TRIGLISERIDA PADA PRIA DEWASA MUDA OBES DAN NON OBES Viola Stephanie, 2010. Pembimbing I : dr. Lisawati Sadeli, M.Kes. Pembimbing II : dr. Ellya Rosa Delima, M.Kes. Obesitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap tahun lebih dari 36 juta orang meninggal karena penyakit tidak menular (PTM) (63% dari seluruh kematian) di dunia. Lebih dari 9 juta kematian yang disebabkan

Lebih terperinci

Hubungan Tingkat Konsumsi Alkohol Dengan Gambaran Profil Lipid Pada Karyawan PT. Inalum Paritohan Tahun 2012

Hubungan Tingkat Konsumsi Alkohol Dengan Gambaran Profil Lipid Pada Karyawan PT. Inalum Paritohan Tahun 2012 i Hubungan Tingkat Konsumsi Alkohol Dengan Gambaran Profil Lipid Pada Karyawan PT. Inalum Paritohan Tahun 2012 Oleh: Richardo Marpaung 090100066 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012

Lebih terperinci

BAB 5 PEMBAHASAN. dengan menggunakan consecutive sampling. Rerata umur pada penelitian ini

BAB 5 PEMBAHASAN. dengan menggunakan consecutive sampling. Rerata umur pada penelitian ini 61 BAB 5 PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian pada 44 subyek pasien pasca stroke iskemik dengan menggunakan consecutive sampling. Rerata umur pada penelitian ini hampir sama dengan penelitian sebelumnya

Lebih terperinci

Kata kunci: diabetes melitus, diabetic kidney disease, end stage renal disease

Kata kunci: diabetes melitus, diabetic kidney disease, end stage renal disease ABSTRAK GAMBARAN PASIEN RAWAT INAP DIABETIC KIDNEY DISEASE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE OKTOBER 2010 SEPTEMBER 2011 Widyasanti, 2012; Pembimbing I : dr. Sylvia Soeng, M.Kes Pembimbing II : Dra.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lipid atau lemak adalah suatu kumpulan zat yang tidak larut dalam air tetapi dapat larut dalam pelarut seperti alkohol atau kloroform (Oxford Dictionary, 2003). Selama

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005

ABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005 ABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005 Ahmad Taqwin, 2007 Pembimbing I : Agustian L.K, dr., Sp.PD. Pembimbing

Lebih terperinci

ABSTRAK HUBUNGAN OBESITAS YANG DINILAI BERDASARKAN BMI DAN WHR DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PRIA DEWASA

ABSTRAK HUBUNGAN OBESITAS YANG DINILAI BERDASARKAN BMI DAN WHR DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PRIA DEWASA ABSTRAK HUBUNGAN OBESITAS YANG DINILAI BERDASARKAN BMI DAN WHR DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PRIA DEWASA Rilla Saeliputri, 2012. Pembimbing: Meilinah Hidayat, dr., MKes., Dr., Felix Kasim, dr., MKes.,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suplai darah ke seluruh tubuh sangat penting bagi kehidupan karena di dalam darah terkandung oksigen yang sangat dibutuhkan sebagai pengangkut bahan makanan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini berbagai laporan kesehatan mengindikasikan bahwa prevalensi penyakit tidak menular lebih banyak dari pada penyakit menular. Dinyatakan oleh World

Lebih terperinci

Dislipidemia dan Obesitas Sentral pada Lanjut Usia di Kota Padang

Dislipidemia dan Obesitas Sentral pada Lanjut Usia di Kota Padang EPIDEMIOLOGI Dislipidemia dan Obesitas Sentral pada Lanjut Usia di Kota Padang Sudijanto Kamso* Abstrak Data-data di rumah sakit maupun di masyarakat menunjukkan penyakit kardiovaskuler yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang terus mengalami perubahan, terutama di bidang

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang terus mengalami perubahan, terutama di bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini, seiring dengan perkembangan zaman, Indonesia sebagai negara berkembang terus mengalami perubahan, terutama di bidang teknologi dan industri. Seiring dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan di bidang perekonomian sebagai dampak dari pembangunan menyebabkan perubahan gaya hidup seluruh etnis masyarakat dunia. Perubahan gaya hidup menyebabkan perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam darah dengan bantuan lipoprotein juga merupakan hasil konvert kelebihan

BAB I PENDAHULUAN. dalam darah dengan bantuan lipoprotein juga merupakan hasil konvert kelebihan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Plasma trigliserida merupakan salah satu bentuk lemak yang bersirkulasi dalam darah dengan bantuan lipoprotein juga merupakan hasil konvert kelebihan kalori dari makanan

Lebih terperinci

DONOR DARAH DAN PROFIL LIPID BLOOD DONOR AND LIPID PROFILES

DONOR DARAH DAN PROFIL LIPID BLOOD DONOR AND LIPID PROFILES [ TINJAUAN PUSTAKA ] DONOR DARAH DAN PROFIL LIPID Selvia Farahdina Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung Abstrak Penyakit kardiovaskuler merupakan salah satu penyakit yang paling mematikan di dunia.

Lebih terperinci

Hubungan Asupan Lemak dan Asupan Kolesterol dengan Kadar Kolesterol Total pada Penderita Jantung Koroner Rawat Jalan di RSUD Tugurejo Semarang

Hubungan Asupan Lemak dan Asupan Kolesterol dengan Kadar Kolesterol Total pada Penderita Jantung Koroner Rawat Jalan di RSUD Tugurejo Semarang 13 Hubungan Asupan Lemak dan Asupan Kolesterol dengan Kadar Kolesterol Total pada Penderita Jantung Koroner Rawat Jalan di RSUD Tugurejo Semarang Filandita Nur Septianggi 1, Tatik Mulyati, Hapsari Sulistya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya

BAB I PENDAHULUAN. darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler adalah gangguan fungsi jantung dan pembuluh darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya penyempitan pembuluh darah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung yang terutama disebabkan karena penyempitan arteri koroner. Peningkatan kadar kolesterol dalam darah menjadi faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan mempertahankan kesehatan dan daya tahan jantung, paru-paru, otot dan sendi.

BAB I PENDAHULUAN. dan mempertahankan kesehatan dan daya tahan jantung, paru-paru, otot dan sendi. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit jantung koroner merupakan keadaan dimana terjadinya penimbunan plak di pembuluh darah koroner. Hal ini menyebabkan arteri koroner menyempit atau tersumbat.

Lebih terperinci

A.A Sagung Ika Nuriska 1, Made Ratna Saraswati 2

A.A Sagung Ika Nuriska 1, Made Ratna Saraswati 2 HUBUNGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL DENGAN HIPERTENSI SISTOLIK PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI POLIKLINIK ENDOKRIN RUMAH SAKIT UMUM SANGLAH PERIODE JANUARI DESEMBER 2011 A.A Sagung Ika Nuriska 1, Made

Lebih terperinci

PERBANDINGAN NILAI LOW-DENSITY LIPOPROTEIN CHOLESTEROL (LDL-C) INDIREK DENGAN DIREK PADA KADAR TRIGLISERIDA <200 mg/dl DAN ANTARA mg/dl

PERBANDINGAN NILAI LOW-DENSITY LIPOPROTEIN CHOLESTEROL (LDL-C) INDIREK DENGAN DIREK PADA KADAR TRIGLISERIDA <200 mg/dl DAN ANTARA mg/dl PERBANDINGAN NILAI LOW-DENSITY LIPOPROTEIN CHOLESTEROL () INDIREK DENGAN DIREK PADA KADAR TRIGLISERIDA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun(rahayu, 2014). Menurut

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun(rahayu, 2014). Menurut 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin meningkatnyausia harapan hidup penduduk akibatnya jumlah penduduk lanjut usia terus meningkat dari tahun

Lebih terperinci

CIRI-CIRI KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN OBESITAS DI POLIKLINIK ENDOKRIN RSUP DR KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

CIRI-CIRI KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN OBESITAS DI POLIKLINIK ENDOKRIN RSUP DR KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH CIRI-CIRI KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN OBESITAS DI POLIKLINIK ENDOKRIN RSUP DR KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT BUDI AGUNG JUWANA PERIODE JANUARI DESEMBER 2015

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT BUDI AGUNG JUWANA PERIODE JANUARI DESEMBER 2015 ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT BUDI AGUNG JUWANA PERIODE JANUARI DESEMBER 2015 Veronica Shinta Setiadi, 2016. Pembimbing I : Budi Widyarto L., dr., MH Pembimbing II :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah istilah untuk penyakit yang muncul ketika dinding arteri koronaria menyempit oleh pembentukan material lemak secara gradual yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mementingkan defisit neurologis yang terjadi sehingga batasan stroke adalah. untuk pasien dan keluarganya (Adibhatla et al., 2008).

BAB I PENDAHULUAN. mementingkan defisit neurologis yang terjadi sehingga batasan stroke adalah. untuk pasien dan keluarganya (Adibhatla et al., 2008). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke didefinisikan sebagai suatu manifestasi klinis gangguan peredaran darah otak yang menyebabkan defisit neurologis. Definisi lain lebih mementingkan defisit neurologis

Lebih terperinci

PERBEDAAN PROFIL LIPID LDL, HDL, DAN TRIGLISERIDA PENDERITA SINDROM KORONER AKUT ANTARA PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK SKRIPSI

PERBEDAAN PROFIL LIPID LDL, HDL, DAN TRIGLISERIDA PENDERITA SINDROM KORONER AKUT ANTARA PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK SKRIPSI PERBEDAAN PROFIL LIPID LDL, HDL, DAN TRIGLISERIDA PENDERITA SINDROM KORONER AKUT ANTARA PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran LadysaAshadita G0012111

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karena lemak tidak larut dalam air, maka cara pengangkutannya didalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Karena lemak tidak larut dalam air, maka cara pengangkutannya didalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Apolipoprotein atau apoprotein dikenal sebagai gugus protein pada lipoprotein. 1 Fungsi apolipoprotein ini adalah mentransport lemak ke dalam darah. Karena lemak tidak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara global Penyakit Tidak Menular (PTM) membunuh 38 juta orang setiap tahun. (1) Negara Amerika menyatakan 7 dari 10 kematian berasal dari PTM dengan perbandingan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Denpasar, 27 Desember Penulis

KATA PENGANTAR. Denpasar, 27 Desember Penulis KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena berkat rahmat dan karunia-nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul PREVALENSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan suatu keadaan akibat terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi koroner. Penyempitan atau penyumbatan

Lebih terperinci

ABSTRAK. PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN JATI BELANDA (Guazuma ulmifolia Lamk) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL

ABSTRAK. PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN JATI BELANDA (Guazuma ulmifolia Lamk) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL ABSTRAK PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN JATI BELANDA (Guazuma ulmifolia Lamk) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL Satya Setiadi, 2014, Pembimbing I : Dr. Diana Krisanti Jasaputra, dr., M.Kes Pembimbing

Lebih terperinci

Kadar Kolesterol Tinggi Dan Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kadar Kolesterol Darah

Kadar Kolesterol Tinggi Dan Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kadar Kolesterol Darah Kajian Kadar Kolesterol Tinggi Dan Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kadar Kolesterol Darah Maratu Soleha Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Badan Litbangkes Kemenkes RI e-mail: maratu@litbang.depkes.go.id

Lebih terperinci

PERBEDAAN PROFIL LIPID DAN RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II OBESITAS DAN NON-OBESITAS DI RSUD

PERBEDAAN PROFIL LIPID DAN RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II OBESITAS DAN NON-OBESITAS DI RSUD PERBEDAAN PROFIL LIPID DAN RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II OBESITAS DAN NON-OBESITAS DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

ABSTRAK PERBANDINGAN NILAI LOW-DENSITY LIPOPROTEIN CHOLESTEROL

ABSTRAK PERBANDINGAN NILAI LOW-DENSITY LIPOPROTEIN CHOLESTEROL ABSTRAK PERBANDINGAN NILAI LOW-DENSITY LIPOPROTEIN CHOLESTEROL (LDL-C) INDIREK DENGAN DIREK PADA KADAR TRIGLISERIDA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyebab utama kematian di dunia. Menurut organisasi kesehatan dunia

BAB I PENDAHULUAN. penyebab utama kematian di dunia. Menurut organisasi kesehatan dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler merupakan jenis penyakit yang melibatkan jantung atau pembuluh darah. Penyakit ini masih merupakan salah satu penyebab utama kematian di dunia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah populasi terbanyak keempat setelah China, India,

Lebih terperinci

GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PETUGAS AVIATION SECURITY BANDARA JUWATA TARAKAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH kg/m 2

GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PETUGAS AVIATION SECURITY BANDARA JUWATA TARAKAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH kg/m 2 GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PETUGAS AVIATION SECURITY BANDARA JUWATA TARAKAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH 17-27 kg/m 2 Agung Setiyawan MahasiswaPeminatanEpidemiologidanPenyakitTropik FakultasKesehatanMasyarakatUniversitasDiponegoro

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan uji Chi Square atau Fisher Exact jika jumlah sel tidak. memenuhi (Sastroasmoro dan Ismael, 2011).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan uji Chi Square atau Fisher Exact jika jumlah sel tidak. memenuhi (Sastroasmoro dan Ismael, 2011). BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian terdiri atas analisis deskriptif dan analisis data secara statistik, yaitu karakteristik dasar dan hasil analisis antar variabel

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP 3.1 KERANGKA TEORI klasifikasi : Angina pektoris tak stabil (APTS) Infark miokard tanpa elevasi segmen ST (NSTEMI) Infark miokard dengan elevasi segmen ST (STEMI)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai serangan otak atau brain attack merupakan penyebab kematian ketiga

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai serangan otak atau brain attack merupakan penyebab kematian ketiga 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Salah satu dari penyakit saraf yang cukup memprihatinkan dan senantiasa membutuhkan perhatian kita bersama adalah stroke, penyakit ini disebut juga sebagai serangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. epidemiologi di Indonesia. Kecendrungan peningkatan kasus penyakit

BAB I PENDAHULUAN. epidemiologi di Indonesia. Kecendrungan peningkatan kasus penyakit BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perubahan pola kesakitan dan kematian dari penyakit infeksi dan malnutrisi ke penyakit tidak menular menunjukan telah terjadinya transisi epidemiologi di Indonesia.

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN USIA, JENIS KELAMIN, LINGKAR PERUT DAN BERAT BADAN PADA PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RS IMMANUEL. Aming Tohardi, dr.

ABSTRAK GAMBARAN USIA, JENIS KELAMIN, LINGKAR PERUT DAN BERAT BADAN PADA PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RS IMMANUEL. Aming Tohardi, dr. ABSTRAK GAMBARAN USIA, JENIS KELAMIN, LINGKAR PERUT DAN BERAT BADAN PADA PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RS IMMANUEL Marissa Johannes, 2006 Pembimbing: Suhendar A.G.,dr.FCCP. FACA Aming Tohardi,

Lebih terperinci

POLA DISLIPIDEMIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN JENIS KELAMIN PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG

POLA DISLIPIDEMIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN JENIS KELAMIN PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG POLA DISLIPIDEMIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN JENIS KELAMIN PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk

Lebih terperinci

THE RELATION OF OBESITY WITH LDL AND HDL LEVEL AT PRECLINIC STUDENT OF MEDICAL FACULTY LAMPUNG UNIVERSITY 2013

THE RELATION OF OBESITY WITH LDL AND HDL LEVEL AT PRECLINIC STUDENT OF MEDICAL FACULTY LAMPUNG UNIVERSITY 2013 THE RELATION OF OBESITY WITH LDL AND HDL LEVEL AT PRECLINIC STUDENT OF MEDICAL FACULTY LAMPUNG UNIVERSITY 2013 Ercho, NC, Berawi K, Susantiningsih T Medical Faculty of Lampung University Abstract Obesity

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prevalensi penyakit jantung koroner (PJK) berdasarkan yang pernah didiagnosis dokter di Indonesia sebesar 0,5 persen, dan berdasarkan diagnosis dokter atau gejala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia saat ini juga

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia saat ini juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang saat ini dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia saat ini juga menghadapi dampak perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau tekanan darah tinggi (Dalimartha, 2008). makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan kurang olahraga

BAB I PENDAHULUAN. atau tekanan darah tinggi (Dalimartha, 2008). makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan kurang olahraga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi alam dan masyarakat saat ini yang sangat kompleks membuat banyak bermunculan berbagai masalah-masalah kesehatan yang cukup dominan khususnya di negara negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sampai saat ini hipertensi masih menjadi masalah utama di dunia, baik di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data American Heart Association

Lebih terperinci

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA DEWASA MUDA OBESITAS DI STIKES INDONESIA PADANG

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA DEWASA MUDA OBESITAS DI STIKES INDONESIA PADANG HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA DEWASA MUDA OBESITAS DI STIKES INDONESIA PADANG Skripsi Diajukan ke Fakultas Kedokteran Universitas Andalas sebagai Pemenuhan Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

Susanty Wahyu Nanurlaili, I Wayan Sudhana Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Udayana, Denpasar, Bali.

Susanty Wahyu Nanurlaili, I Wayan Sudhana Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Udayana, Denpasar, Bali. GAMBARAN KEPATUHAN MINUM OBAT DAN PERAN SERTA KELUARGA PADA KEBERHASILAN PENGOBATAN PASIEN HIPERTENSI DI DESA TIMBRAH KECAMATAN KARANGASEM PADA JANUARI 014 Susanty Wahyu Nanurlaili, I Wayan Sudhana Program

Lebih terperinci

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PASIEN YANG DIRAWAT DIRUANG ICCU RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA Manuscript Oleh : DEWI PUSPITASARI NIM : G2A213026 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

Lebih terperinci

Artikel Penelitian. Abstrak. Abstract. Medika Prasetya 1, Fadil Oenzil 2, Yerizal Karani 3

Artikel Penelitian. Abstrak. Abstract.  Medika Prasetya 1, Fadil Oenzil 2, Yerizal Karani 3 737 Artikel Penelitian Hubungan Indeks Masa Tubuh dan Lingkar Perut dengan Low Density Lipoprotein pada Pasien Penyakit Jantung Koroner di Poliklinik Jantung RSUP Dr. M. Djamil Padang Medika Prasetya 1,

Lebih terperinci

EFEK PEMBERIAN REBUSAN DAUN AFRIKA(

EFEK PEMBERIAN REBUSAN DAUN AFRIKA( ABSTRAK EFEK PEMBERIAN REBUSAN DAUN AFRIKA(Vernonia amygdalina Del), TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR YANG DI INDUKSI PAKAN TINGGI LEMAK Elton Fredy Kalvari, 2015 ;Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung adalah suatu keadaan dimana jantung tidak bisa bertugas dengan baik. Penyakit jantung merupakan penyakit yang paling ditakuti di dunia karena dalam

Lebih terperinci

PROFIL PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI POLI JANTUNG RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN PADA TAHUN Oleh : IRWANTO

PROFIL PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI POLI JANTUNG RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN PADA TAHUN Oleh : IRWANTO PROFIL PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI POLI JANTUNG RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN PADA TAHUN 2013 Oleh : IRWANTO 110100294 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 PROFIL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan global, penyebab utama dari kecacatan, dan

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan global, penyebab utama dari kecacatan, dan BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Stroke adalah salah satu sindrom neurologi yang merupakan masalah kesehatan global, penyebab utama dari kecacatan, dan penyebab utama angka mortalitas di seluruh dunia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Tingkat morbiditas dan mortalitas penyakit jantung. iskemik masih menduduki peringkat pertama di dunia

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Tingkat morbiditas dan mortalitas penyakit jantung. iskemik masih menduduki peringkat pertama di dunia BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Tingkat morbiditas dan mortalitas penyakit jantung iskemik masih menduduki peringkat pertama di dunia dalam dekade terakhir (2000-2011). Penyakit ini menjadi penyebab

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di dunia. Diperkirakan 17,5 juta orang meninggal dunia karena penyakit ini. Dan 7,4 juta

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi merupakan faktor risiko stroke yang utama 1.Masalah kesehatan yang timbul akibat stoke sangat

Lebih terperinci

ABSTRAK. Wulan Yuwita, 2007, Pembimbing I : Onkie Kusnadi, dr., Sp.PD. Pembimbing II : Lusiana Darsono, dr., M.Kes.

ABSTRAK. Wulan Yuwita, 2007, Pembimbing I : Onkie Kusnadi, dr., Sp.PD. Pembimbing II : Lusiana Darsono, dr., M.Kes. ABSTRAK POLA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT- INAP DI BAGIAN/SMF PENYAKIT DALAM RS. IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2005 - DESEMBER 2005 Wulan Yuwita, 2007, Pembimbing I : Onkie Kusnadi,

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PENDERITA RAWAT JALAN RUMAH SAKIT DOKTER PIRNGADI MEDAN

ANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PENDERITA RAWAT JALAN RUMAH SAKIT DOKTER PIRNGADI MEDAN HASSIILL PPEENEELLIITTIIAN ANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PENDERITA RAWAT JALAN RUMAH SAKIT DOKTER PIRNGADI MEDAN Fazidah A. Siregar, Achsan Harahap, dan Rasmaliah Departemen Epidemiologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Penyakit jantung koroner merupakan penyebab. kematian terbanyak di dunia, dengan 7,4 juta kematian

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Penyakit jantung koroner merupakan penyebab. kematian terbanyak di dunia, dengan 7,4 juta kematian BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian terbanyak di dunia, dengan 7,4 juta kematian pada tahun 2012. Angka mortalitas ini mengalami peningkatan apabila

Lebih terperinci

HEMAKANEN NAIR A/L VASU FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

HEMAKANEN NAIR A/L VASU FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 Hubungan Obesitas Sentral Sebagai Salah Satu Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner Pada Usia 40-60 Tahun Di RSUP H.Adam Malik, Medan. Oleh: HEMAKANEN NAIR A/L VASU 110100413 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Gambar 3. Rancang Bangun Penelitian N R2 K2. N : Penderita pasca stroke iskemik dengan hipertensi

BAB 3 METODE PENELITIAN. Gambar 3. Rancang Bangun Penelitian N R2 K2. N : Penderita pasca stroke iskemik dengan hipertensi 51 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Rancang Bangun Penelitian Jenis Penelitian Desain Penelitian : Observational : Cross sectional (belah lintang) Gambar 3. Rancang Bangun Penelitian R0 K1 R0 K2 R1 K1 R1 K2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat. World Health Organization (WHO) memperkirakan akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Penyakit kardiovaskular merupakan salah satu dari. 10 penyebab kematian terbesar pada tahun 2011.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Penyakit kardiovaskular merupakan salah satu dari. 10 penyebab kematian terbesar pada tahun 2011. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskular merupakan salah satu dari 10 penyebab kematian terbesar pada tahun 2011. Penyakit jantung iskemik menyebabkan 7 juta kematian dan menjadi penyebab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia pada saat ini menghadapi permasalahan ganda berupa kasus-kasus penyakit menular yang masih belum terselesaikan sekaligus peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengukuran antropometri terdiri dari body mass index

BAB I PENDAHULUAN. Pengukuran antropometri terdiri dari body mass index BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran antropometri terdiri dari body mass index (BMI), pengukuran lingkar pinggang, rasio lingkar panggul pinggang, skinfold measurement, waist stature rasio,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KADAR MIKROALBUMINURIA PADA STROKE INFARK ATEROTROMBOTIK DENGAN FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DAN PASIEN HIPERTENSI

PERBANDINGAN KADAR MIKROALBUMINURIA PADA STROKE INFARK ATEROTROMBOTIK DENGAN FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DAN PASIEN HIPERTENSI PERBANDINGAN KADAR MIKROALBUMINURIA PADA STROKE INFARK ATEROTROMBOTIK DENGAN FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DAN PASIEN HIPERTENSI SA Putri, Nurdjaman Nurimaba, Henny Anggraini Sadeli, Thamrin Syamsudin Bagian

Lebih terperinci

ABSTRAK EFEK SEDUHAN TEH OOLONG (Camellia sinensis) TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA LAKI-LAKI DEWASA NORMAL

ABSTRAK EFEK SEDUHAN TEH OOLONG (Camellia sinensis) TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA LAKI-LAKI DEWASA NORMAL ABSTRAK EFEK SEDUHAN TEH OOLONG (Camellia sinensis) TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA LAKI-LAKI DEWASA NORMAL Laksmi I. Trishanti, 2016; Pembimbing I:Edwin Setiabudi,dr.,Sp.PD.,KKV.FINASIM

Lebih terperinci

ABSTRAK. Ronauly V. N, 2011, Pembimbing 1: dr. Sijani Prahastuti, M.Kes Pembimbing 2 : Prof. DR. Susy Tjahjani, dr., M.Kes

ABSTRAK. Ronauly V. N, 2011, Pembimbing 1: dr. Sijani Prahastuti, M.Kes Pembimbing 2 : Prof. DR. Susy Tjahjani, dr., M.Kes ABSTRAK EFEK INFUSA DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL LDL DAN PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL DARAH TIKUS JANTAN GALUR WISTAR MODEL DISLIPIDEMIA Ronauly V. N, 2011,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalirkan darah ke otot jantung. Saat ini, PJK merupakan salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. mengalirkan darah ke otot jantung. Saat ini, PJK merupakan salah satu bentuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner atau PJK adalah suatu kelainan yang disebabkan oleh adanya penyempitan dan hambatan arteri koroner yang mengalirkan darah ke otot jantung.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) telah menetapkan bahwa tujuan pembangunan nasional mengarah kepada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber

Lebih terperinci

HUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN PROFIL LIPID PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)

HUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN PROFIL LIPID PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) HUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN PROFIL LIPID PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) DI POLIKLINIK JANTUNG RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai negara mengingat beban biaya serta morbiditas dan mortalitas yang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai negara mengingat beban biaya serta morbiditas dan mortalitas yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegemukan dan obesitas menjadi masalah kesehatan yang serius di berbagai negara mengingat beban biaya serta morbiditas dan mortalitas yang diakibatkan oleh obesitas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat terjadi seiring dengan meningkatnya arus globalisasi, perkembangan teknologi dan industri. Hal ini juga mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit yang masih menjadi masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit yang masih menjadi masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan baik di negara maju maupun negara berkembang. Penyakit ini sangat ditakuti oleh seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung dan pembuluh darah (cardiovascular disease) merupakan salah satu masalah kesehatan yang masih tinggi angka morbiditas dan mortalitasnya. Dalam laporannya

Lebih terperinci

ABSTRAK... 1 ABSTRACT

ABSTRAK... 1 ABSTRACT DAFTAR ISI ABSTRAK... 1 ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR SINGKATAN... ix DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

POLA DISLIPIDEMIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN JENIS KELAMIN PADA PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG

POLA DISLIPIDEMIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN JENIS KELAMIN PADA PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG POLA DISLIPIDEMIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN JENIS KELAMIN PADA PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagai persyaratan guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama lipoprotein plasma adalah low density lipoprotein (LDL). 1 LDL berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. utama lipoprotein plasma adalah low density lipoprotein (LDL). 1 LDL berfungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lipoprotein merupakan gabungan dari lipid nonpolar (triasilgliserol dan ester kolesteril) dengan lipid amfipatik (fosfolipid dan kolesterol) serta protein yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) adalah sekelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia akibat berkurangnya sekresi insulin, berkurangnya penggunaan glukosa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang dikutip Junaidi (2011) adalah suatu sindrom klinis dengan gejala berupa gangguan fungsi otak secara

Lebih terperinci