DAMPAK FOREIGN DIRECT INVESTMENT DAN KINERJA EKSPOR-IMPOR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONAL: STUDI KOMPARATIF NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAMPAK FOREIGN DIRECT INVESTMENT DAN KINERJA EKSPOR-IMPOR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONAL: STUDI KOMPARATIF NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG"

Transkripsi

1 DAMPAK FOREIGN DIRECT INVESTMENT DAN KINERJA EKSPOR-IMPOR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONAL: STUDI KOMPARATIF NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG OLEH DEVIYANTINI H14879 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 212

2 RINGKASAN DEVIYANTINI. Dampak Foreign Direct Investment dan Kinerja Ekspor-Impor terhadap Pertumbuhan Ekonomi Nasional: Studi Komparatif Negara Maju dan Negara Berkembang (dibimbing oleh NOER AZAM ACHSANI). Globalisasi ditandai dengan semakin terbukanya suatu negara terhadap perdagangan internasional serta investasi asing langsung. Banyak negara-negara di dunia berlomba-lomba dalam meningkatkan aliran masuk foreign direct investment (FDI) serta pangsa ekspornya dalam perdagangan internasional. Kedua kegiatan tersebut dianggap dapat mempercepat proses pertumbuhan ekonomi di suatu negara, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Namun, perlu disadari pula bahwa dampak dari FDI serta perdagangan internasional tidaklah sama antar satu negara dengan negara lainnya, terutama antara negara maju dan negara berkembang. Sehingga, para pembuat kebijakan atau pemerintah baik di negara maju maupun di negara berkembang, perlu memilih strategi yang tepat dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi sesuai dengan kondisi dari masing-masing negara. Pada model pertumbuhan neoklasik, dikatakan pula bahwa jumlah kapital serta tenaga kerja mempunyai dampak yang positif bagi pertumbuhan ekonomi. Hal ini pula yang perlu menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah di seluruh dunia dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi negaranya dari sisi tenaga kerja dan modal. Pada penelitian ini, ada tujuh belas negara yang terlibat. Ketujuh belas negara tersebut berasal dari kawasan ASEAN+6, Uni Eropa, dan Amerika Utara. Kemudian, negara-negara yang terlibat dikelompokkan ke dalam dua kelompok, yaitu negara maju dan negara berkembang. Pengelompokkan ini dilakukan karena adanya perbedaan kondisi ekonomi di negara maju dan negara berkembang. Penelitian ini mencoba untuk menganalisis hubungan kausalitas antara pertumbuhan ekonomi dengan inwards FDI, ekspor, impor, serta jumlah kapital dan angkatan kerja di suatu negara yang juga dianggap mempunyai pengaruh dalam proses tersebut. Selain itu, penelitian ini juga mencoba menganalisis cara yang paling baik dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di negara maju dan negara berkembang, antara FDI-led growth atau export-led growth. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu, Granger causality test dan panel data dinamis. Hasil menunjukkan, secara umum, terdapat hubungan kausalitas satu arah antara FDI dan GDP, dimana FDI secara signifikan memengaruhi GDP. Hal yang sama juga terjadi antara hubungan kausalitas antara tenaga kerja dan GDP. Hubungan kausalitas satu arah ditemukan antara tenaga kerja dan GDP, dimana GDP secara signifikan berpengaruh terhadap tenaga kerja. Sementara antara variabel ekspor dan GDP, impor dan GDP, serta kapital dan GDP ditemukan hubungan kausalitas dua arah. Untuk kasus di negara maju, hasil analisis menunjukkan bahwa FDI merupakan faktor yang mempunyai pengaruh positif bagi pertumbuhan ekonomi di negara tersebut. Selain itu, karena FDI mempunyai probabilitas yang signifikan

3 sementara ekspor tidak signifikan, maka dapat dikatakan bahwa meningkatkan aliran masuk FDI ke negara maju merupakan strategi yang memungkinkan dibandingkan menggunakan strategi ekspor. Pada kasus di negara berkembang ditemukan bahwa inwards FDI, ekspor, dan kapital merupakan faktor-faktor yang berpengaruh positif, semntara impor mempunyai pengaruh yang negatif bagi pertumbuhan ekonomi di negara berkembang. Selain itu, koefisien ekspor mempunyai nilai yang lebih besar dibanding koefisien FDI. Dengan kata lain, ekspor mempunyai dampak yang lebih besar bagi pertumbuhan ekonomi di negara berkembang. Dengan kata lain, menggunakan strategi ekspor dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di negara berkembang dapat menjadi suatu pilihan yang tepat dan memungkinkan.

4 DAMPAK FOREIGN DIRECT INVESTMENT, DAN KINERJA EKSPOR-IMPOR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONAL: STUDI KOMPARATIF NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG Oleh DEVIYANTINI H14879 Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 212

5 Judul Sripsi : Dampak Foreign Direct Investment dan Kinerja Ekspor- Impor terhadap Pertumbuhan Ekonomi Nasional: Studi Komparatif Negara Maju dan Negara Berkembang Nama NIM : Deviyantini : H14879 Menyetujui, Dosen Pembimbing Prof. Dr. Noer Azam Achsani NIP Mengetahui, Ketua Departemen Ilmu Ekonomi Dr. Ir. Dedi Budiman Hakim, M.Ec. NIP Tanggal Kelulusan :

6 PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN. Bogor, Juni 212 Deviyantini H14879

7 RIWAYAT HIDUP Deviyantini. Dilahirkan di Bogor, pada tanggal 3 Juni 199. Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara, dari pasangan Peri Sambudja dan Wahyuningsih. Jenjang pendidikan penulis dilalui tanpa hambatan, penulis menamatkan sekolah dasar di SD Al-Ghazaly Bogor, kemudian melanjutkan ke SLTP Negeri 4 Bogor dan lulus pada tahun 25. Pada tahun yang sama penulis diterima di SMA Negeri 5 Bogor dan lulus pada tahun 28. Pada tahun 28 penulis melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi di Institut Pertanian Bogor melalui Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Ilmu Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama menjadi mahasiswa, pada tahun 21 penulis mengikuti program pengabdian masyarakat, IPB Go Field 21, program pembuatan biogas, selama satu bulan di Kampung Joglo, Desa Cibeureum, Cisarua, Kabupaten Bogor. Selain itu penulis juga aktif dalam organisasi Sharia Economic Student Club (SES-C) selama satu tahun di tahun 211 sebagai staff Divisi Media Ekonomi Syariah dan menjalani beragam kegiatan kepanitiaan. Penulis juga merupakan peraih beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) tahun 21, 211, dan 212.

8 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik. Juduk skripsi ini adalah Dampak Foreign Direct Investment dan Kinerja Ekspor-Impor terhadap Pertumbuhan Ekonomi Nasional: Studi Komparatif Negara Maju dan Negara Berkembang. Penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penulis mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan, perhatian dan semangat kepada penulis dalam menyusun skripsi ini. Beberapa pihak tersebut antara lain: 1. Prof. Dr. Noer Azam Achsani, selaku pembimbing skripsi yang telah membimbing penulis dengan sabar serta memberikan ilmu, arahan dan masukan kepada penulis, baik secara teknis, teoritis, maupun moril dalam proses penyusunan skripsi ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik. 2. Dr. Yeti Lis Purnamadewi selaku dosen penguji utama yang telah memberikan krtik dan saran untuk perbaikan skripsi ini. 3. Dr. Wiwiek Rindayati selaku dosen komisi pendidikan yang telah memberikan saran tentang tata cara penulisan skripsi yang baik. 4. Kedua orang tua, Bapak Peri Sambudja dan Ibu Wahyuningsih serta adik penulis, Shary Febriani, yang selalu memberikan doa, kasih sayang, dan dukungannya yang tak pernah putus untuk penulis. 5. Kak Indra, M.Si yang telah dengan ikhlas memberikan banyak bantuan kepada penulis mengenai sumber data serta pengolahannya. 6. Kak Ade dan Kak Heni yang telah memberikan informasi mengenai datadata yang dibutuhkan. 7. Teman-teman satu bimbingan, Vevi Retno Maretha, Retno Wulandari, dan Dewa Putu Adityadharma yang telah menjadi partner yang sangat baik dan untuk ilmunya yang bermanfaat, perhatian, semangat, serta kesabarannya dalam menghadapi banyak kekurangan yang penulis

9 8. miliki. Terima kasih untuk kebersamaannya selama ini di saat senang dan sulit. 9. Kak Retni, Kak Solihin, dan Kak Riska yang dengan senang hati membantu penulis dan membagi pengalamannya kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 1. Seluruh jajaran staff Departemen Ilmu Ekonomi atas segala bantuan dan kerjasamanya. 11. Fitria Nugrahaeni, Ashfahanirrohimah, Farida Ayu Brilyanti, R.R. Rachmaningrum, Siska Susanti, dan Merry Puspamega, sebagai sahabat yang selalu setia menemani penulis dan juga membantu dalam proses penulisan ini, terima kasih juga untuk canda tawa dan semangat yang telah kalian berikan. 12. Teman-teman Ilmu Ekonomi 45 serta teman-teman SES-C 211 atas dukungannya selama ini. 13. Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dan membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis serta pihak lain yang membutuhkan. Bogor, Juni 212 Deviyantini H14879

10 i DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DARTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISTILAH... i iv v vi vii I. PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian... 1 II. TINJAUAN PUSTAKA Integrasi Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi Teori Pertumbuhan Harrod-Domar Teori Pertumbuhan Solow Kenaikan dalam Faktor-Faktor Produksi Foreign Direct Investment (FDI) Motif Foreign Direct Investment Dampak Foreign Direct Investment... 21

11 ii 2.4 Perdagangan Internasional Dampak Perdagangan Internasional terhadap Perekonomian Penelitian Terdahulu Kerangka Pemikiran Hipotesis Penelitian III. METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data Metode Analisis dan Pengolahan Data Perumusan Model Metode Analisis Data Metode Data Panel Data panel Dinamis First-Differences GMM (AB-GMM) System GMM (SYS-GMM) Uji Spesifikasi Model Panel Dinamis Granger Causality Test pada Data Panel... 5 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Deskriptif Perbedaan Kondisi Ekonomi di Negara Maju dan Negara Berkembang Hubungan antara Pertumbuhan Ekonomi dan Inwards FDI Hubungan antara Pertumbuhan Ekonomi dan Ekspor Hubungan antara Pertumbuhan Ekonomi dan Impor... 61

12 iii Hubungan antara Pertumbuhan Ekonomi dan Kapital Hubungan antara Pertumbuhan Ekonomi dan Angkatan Kerja Granger Causality Test pada Data Panel Hasil Estimasi dengan Pendekatan Panel Data Dinamis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan Ekonomi di Seluruh Kawasan Pengaruh Variabel Lag Dependent terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Negara Maju Pengaruh Inwards FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Negara Maju Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan Ekonomi di Negara Berkembang Pengaruh Variabel Lag Dependent terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Negara Berkembang Pengaruh Inwards FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Negara Berkembang Pengaruh Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Negara Berkembang Pengaruh Impor terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Negara Berkembang... 81

13 iv Pengaruh Jumlah Kapital terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Negara Berkembang Ringkasan Hasil Estimasi dengan Pendekatan Panel Dinamis 83 V. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 9

14 v DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1.1 Negara-Negara yang Termasuk Kategori Negara Maju dan Negara Berkembang Pertumbuhan Ekonomi, FDI Net Inflows, dan Ekspor di Dunia Tahapan Integrasi Ekonomi Variabel-Variabel yang Digunakan dalam Penelitian Rata-Rata Pertumbuhan Ekonomi, Inwards FDI, dan Ekspor di Negara-Negara Berkembang Periode Rata-Rata Pertumbuhan Ekonomi, Inwards FDI, dan Ekspor di Negara-Negara Maju Periode Granger Causality Test Hasil Estimasi Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan Ekonomi di Negara Maju Hasil Estimasi Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan Ekonomi di Negara Berkembang Ringkasan Hasil Estimasi dengan Pendekatan Panel Dinamis... 83

15 vi DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 2.1 Kerangka Pemikiran Hubungan antara Pertumbuhan Ekonomi dan Inwards FDI Hubungan antara Pertumbuhan Ekonomi dan Ekspor Hubungan antara Pertumbuhan Ekonomi dan Impor Hubungan antara Pertumbuhan Ekonomi dan Kapital Hubungan antara Pertumbuhan Ekonomi dan Angkatan Kerja... 64

16 vii DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Hasil Granger Causality Test Kawasan ASEAN+6, Uni Eropa, dan Amerika Utara Hasil Granger Causality Test Negara-Negara Maju Hasil Granger Causality Test Negara-Negara Berkembang Hasil Estimasi di Negara Maju (ASEAN+6, Uni Eropa, dan Amerika Utara) Hasil Estimasi di Negara Berkembang (ASEAN+6, Uni Eropa, dan Amerika Utara) Pergerakan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Perubahan Inwards FDI di Negara-Negara Berkembang Pergerakan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Perubahan Inwards FDI di Negara-Negara Maju Pergerakan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Perubahan Ekspor di Negara-Negara Berkembang Pergerakan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Perubahan Ekspor di Negara-Negara Maju Pergerakan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Perubahan Impor di Negara-Negara Berkembang... 16

17 viii 11. Pergerakan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Perubahan Impor di Negara-Negara Maju Pergerakan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Perubahan Kapital di Negara-Negara Berkembang Pergerakan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Perubahan Kapital di Negara-Negara Maju Pergerakan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Perubahan Angkatan Kerja di Negara-Negara Berkembang Pergerakan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Perubahan Angkatan Kerja di Negara-Negara Maju Korelasi Antar Variabel di Negara Maju Korelasi Antar Variabel di Negara Berkembang

18 ix DAFTAR ISTILAH No. Istilah Keterangan 1. Contagion effect Efek penularan akibat fluktuasi ekonomi 2. Competitive advantage Keunggulan komparatif suatu produk dalam perdagangan internasional 3. Economic union Salah satu bentuk integrasi ekonomi 4. Emerging countries Negara-negara dengan proses pertumbuhan dan industrialisasi yang cepat 5. Export-led growth Pertumbuhan ekonomi yang dipicu oleh FDI 6. FDI-led growth Pertumbuhan ekonomi yang dipicu oleh ekspor 7. Gross National Product Total output domestik dan asing yang dihasilkan oleh warga negara maupun bukan warga negara yang tinggal di suatu negara. 8. Host country Negara yang menjadi tujuan investasi 9. Inwards FDI Aliran masuk FDI 1. Multinational Corporation Perusahaaan internasional yang kantor pusatnya berada di suatu negara dan mempunyai banyak kantor cabang yang tersebar di seluruh dunia

19 x 11. Newly Industrializing Countries Negara-negara yang telah mencapai sektor manufaktur yang secara relatif lebih maju 12. Pro-foreign investment Mendukung masuknya investasi asing 13. Return Hasil yang diperoleh dari suatu kegiatan investasi 14. Subsidiary Anak perusahaan yang didirikan di negara lain 15. Subprime mortgage Pembekuan pada beberapa sekuritas yang terkait dengan kredit perumahan berisiko tinggi yang kemudian menimbulkan krisis 16. Value added Nilai tambah 17. Volatile Fluktuatif

20 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (26), globalisasi dalam arti ekonominya, menandakan semakin terbukanya perekonomian suatu negara terhadap perdagangan internasional, aliran dana internasional, serta investasi asing langsung. Situasi ini pun dianggap menjadi suatu peluang bagi seluruh negara di dunia, baik untuk negara maju maupun negara berkembang. Globalisasi dapat menjadi sarana bagi suatu negara untuk dapat memperluas pangsa pasarnya, baik dalam hal perdagangan internasional maupun investasi. Pada kenyataanya, fenomena globalisasi tidak hanya memberikan peluang, tapi juga memberikan ancaman. Bagi negara-negara maju globalisasi mungkin telah mendatangkan berkah bagi mereka. Kondisi berbeda dirasakan di negara-negara berkembang, dimana globalisasi belum memberikan manfaat yang banyak, bahkan ada pula yang menimbulkan bencana untuk negaranya (Damanhuri, 21). Pada akhirnya, situasi ini mendorong negara-negara di dunia untuk melakukan integrasi ekonomi dalam rangka memperkuat posisi mereka di dunia internasional. Integrasi ekonomi yang terjadi antar negara-negara di dunia, biasanya diiringi oleh munculnya kerjasama atau kesepakatan dalam bidang ekonomi, politik maupun sosial dan budaya. Sejumlah perjanjian kerjasama baik perjanjian bilateral maupun regional, khususnya dalam bidang ekonomi, telah dibuat sebagai upaya mencapai integrasi ekonomi yang lebih kuat. Menurut

21 2 Purwanto (211), sesuai laporan WTO (World Trade Organization), perkembangan dunia internasional setelah perang Dunia II diwarnai oleh fenomena maraknya perjanjian ekonomi regional di berbagai belahan dunia menuju ke arah globalisasi. Hingga tahun 26 terdapat sekitar 2 perjanjian ekonomi regional di seluruh dunia yang berjalan efektif dan masih ada sejumlah lagi dalam taraf negosiasi. Saat ini, ada tiga kerjasama ekonomi regional terbesar di dunia. Pertama, European Community (EC) yang merupakan bentuk integrasi ekonomi untuk negara-negara di kawasan Eropa. Kedua, North American Free Trade Area (NAFTA), yaitu bentuk integrasi ekonomi untuk negara-negara di kawasan Amerika Utara. Serupa dengan negara-negara di kawasan Eropa dan Amerika Utara, negara-negara di kawasan Asia Tenggara juga membentuk organisasi di bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang dikenal dengan nama Association of South East Asian Nations (ASEAN). Saat ini ASEAN mencoba untuk memperluas lagi kerjasamanya dengan negara-negara lain seperti Jepang, Cina, Korea Selatan, New Zealand, Australia, dan India, yang kemudian disebut sebagai kawasan ASEAN+6. Integrasi ekonomi erat kaitannya dengan liberalisasi perdagangan yang merupakan ciri dari kondisi perekonomian yang semakin mengglobal. Integrasi ekonomi juga telah memperluas kesempatan bagi negara-negara di dunia dalam berinvestasi. Situasi ini tentunya akan memengaruhi iklim investasi dunia, khususnya investasi dalam bentuk Foreign Direct Investment (FDI), yang saat ini banyak dipilih oleh para investor. Kedua kegiatan ekonomi ini, menurut para ekonom, dianggap mempunyai dampak yang positif bagi pertumbuhan ekonomi

22 3 suatu negara, khususnya untuk negara-negara dengan sistem perekonomian terbuka. Liberalisasi perdagangan atau kegiatan perdagangan bebas mempunyai dampak yang positif bagi pertumbuhan ekonomi. Kegiatan ini dapat mendatangkan pendapatan untuk suatu negara yang dapat menambah cadangan devisa. Peningkatan cadangan devisa akan bermanfaat bagi pembangunan ekonomi suatu negara. Namun ada pula hal yang perlu diwaspadai dari kegiatan ekonomi ini. Perdagangan bebas menyebabkan adanya ketergantungan antar negara yang terlibat dalam kegiatan ini. Kondisi tersebut dapat menimbulkan contagion effect yang pada akhirnya akan berdampak pada ketidakstabilan ekonomi di negara lain. Contohnya yaitu peristiwa krisis Asia tahun 1997 serta krisis finansial global tahun 27. Peristiwa krisis Asia berawal dari terdevaluasinya mata uang Baht Thailand, sementara krisis finansial global muncul sebagai akibat dari terjadinya subprime mortgage di Amerika Serikat. Kedua peristiwa ini dapat menjadi pelajaran bagi seluruh negara di dunia akan pentingnya menguatkan serta meningkatkan kerjasama intra regionalnya. Liberalisasi perdagangan bukan satu-satunya kegiatan ekonomi yang berkembang setelah terjadinya integrasi ekonomi. Kegiatan investasi, khususnya FDI, juga dapat meningkat jumlahnya setelah dilakukannya integrasi ekonomi di berbagai negara. Karakter dari aliran modal jangka pendek yang bersifat volatile, menyebabkan pemerintah di negara maju maupun negara berkembang mengalihkan fokus mereka yang awalnya menarik aliran modal jangka pendek beralih untuk menarik masuk aliran FDI (Miankhel et al, 29). Ini dikarenakan FDI mempunyai dampak jangka panjang untuk negara penerima, dimana dalam

23 4 FDI tidak hanya terjadi transfer modal, namun juga terjadi transfer teknologi, ilmu pengetahuan, maupun manajemen. Sridharan et al (29) juga berpendapat bahwa FDI memberikan keuntungan bukan hanya untuk investor, namun juga bagi negara penerima investasi itu sendiri. Investor asing mendapat keuntungan dengan memanfaatkan aset mereka dan sumber daya secara efisien melalui FDI, sementara negara penerima mendapat keuntungan dengan memperoleh teknologi serta dapat terlibat dalam produksi internasional dan jaringan perdagangan. Dengan kata lain, FDI juga berpotensi dalam menigkatkan pertumbuhan ekonomi di host country. Seperti halnya perdagangan internasional, perlu disadari pula bahwa FDI tidak hanya berdampak positif terhadap perekonomian, namun dapat pula berdampak negatif. Menurut Oktaviani et al (21) pada awalnya FDI dapat memperbaiki posisi devisa di host country, tetapi dalam jangka panjang dampaknya dapat berbalik dan menyebabkan pengurangan dari devisa itu sendiri. Hal tersebut terjadi karena adanya impor besar-besaran dari barang-barang setengah jadi serta barang modal ke host country. Kondisi ini juga diperburuk oleh adanya pengiriman kembali keuntungan hasil bunga serta royalti. Selain itu, FDI juga menyebabkan turunnya investasi domestik, karena kalah bersaing dengan modal asing. FDI dan perdagangan internasional merupakan kegiatan ekonomi yang muncul sebagi akibat dari semakin terbukanya perekonomian global. Keduanya dapat menjadi pendorong bagi proses pertumbuhan ekonomi di suatu negara. Banyak negara yang menggunakan kedua strategi ini sebagai upaya dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi. Namun, antara FDI-led growth maupun

24 5 export-led growth memberikan dampak yang berbeda di berbagai negara. Hal ini tentu perlu menjadi perhatian dan dijadikan pertimbangan bagi para pembuat kebijakan ekonomi dalam menentukan strategi yang tepat dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi negaranya, khususnya untuk negara-negara maju dan negara-negara berkembang di kawasan ASEAN+6, Uni Eropa, maupun Amerika Utara yang akan dibahas dalam penelitian ini. Tabel 1.1 Negara-Negara yang Termasuk Kategori Negara Maju dan Negara Berkembang No. Negara Income Group Kategori Negara 1. Indonesia Lower middle income Negara Berkembang 2. Malaysia Upper middle income Negara Berkembang 3. Singapura High income: non-oecd Negara Maju 4. Thailand Upper middle income Negara Berkembang 5. Filipina Lower middle income Negara Berkembang 6. Jepang High income: OECD Negara Maju 7. Cina Upper middle income Negara Berkembang 8. Korea Selatan High income: OECD Negara Maju 9. India Lower middle income Negara Berkembang 1. Australia High income: OECD Negara Maju 11. New Zealand High income: OECD Negara Maju 12. Perancis High income: OECD Negara Maju 13. United Kingdom High income: OECD Negara Maju 14. Jerman High income: OECD Negara Maju 15. Kanada High income: OECD Negara Maju 16. United States High income: OECD Negara Maju 17. Meksiko Upper middle income Negara Berkembang Sumber: World Bank, 21 Secara umum, menurut Todaro dan Smith (23), untuk menentukan suatu negara termasuk dalam kategori negara maju atau negara berkembang, dapat dilihat dari tingkat pendapatan nasionalnya. Suatu negara yang termasuk kategori

25 6 negara berkembang adalah negara-negara yang mempunyai tingkat pendapatan rendah (low income), menengah-bawah (lower-middle income), dan menengahatas (upper-middle income). Sementara negara dengan pendapatan tinggi (high income) termasuk dalam kategori negara maju. Tabel 1.1 diatas menjadi acuan untuk menentukan negara-negara mana saja yang termasuk ke dalam negara maju dan negara mana saja yang termasuk ke dalam kategori negara berkembang di dalam penelitian ini. 1.2 Perumusan Masalah Globalisasi telah membuat negara-negara dunia seolah menjadi tanpa batas. Barang dan jasa serta modal mengalir begitu deras dari satu negara ke negara lainnya setelah terjadinya globalisasi. Globalisasi membuat ukuran pasar menjadi semakin luas. Negara yang memiliki keunggulan kompetitif semakin dapat memperkaya negaranya, sementara negara yang tidak siap dalam menghadapi persaingan dalam pasar global akan semakin terpuruk (Oktaviani dan Novianti, 29). FDI dan perdagangan internasional merupakan bagian dari globalisasi ekonomi saat ini. Pada Tabel 1.2 dapat kita lihat perkembangan dari pertumbuhan ekonomi, FDI net inflows, dan ekspor dunia dari tahun 2 sampai 21. Pada tabel tersebut dapat kita ketahui bahwa sejak tahun 28, persentase pertumbuhan ekonomi dunia mengalami penurunan dan mencapai puncak penurunannya di tahun 29. Begitu pula terjadi penurunan dari perkembangan FDI net inflows dan ekspor dunia pada tahun 29. Penurunan tersebut merupakan dampak dari terjadinya krisis finansial global yang terjadi di tahun 27. Merosotnya

26 7 pertumbuhan ekonomi, dan juga indikator ekonomi lainnya di tahun 29 telah memberikan informasi kepada negara-negara di dunia bahwa saat ini faktor eksternal memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kondisi ekonomi di suatu negara. Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi, FDI Net Inflows, dan Ekspor di Dunia Tahun Pertumbuhan Ekonomi (persen per tahun) FDI Net Inflows (persen dari GDP) Ekspor Barang dan Jasa (persen dari GDP) Sumber: World Bank, 21 Banyak negara yang berupaya meningkatkan aliran masuk FDI serta pangsa ekspornya dalam rangka mencapai pertumbuhan ekonomi yang positif. Salah satu negara berkembang yang mengalami peningkatan dalam inwards FDI adalah India. Menurut data International Financial Statistics dalam Jayachandran dan Seilan (21), jumlah inwards FDI India pada tahun 2 yaitu sebesar US$ 2.32 miliar, dan kemudian mengalami peningkatan di tahun 25 menjadi US$ 6.59 miliar. Kondisi ini tidak jauh berbeda dengan negara maju, seperti United States (US). Pada tahun 27, nilai inwards FDI US mencapai US$ 2.1 triliun yang sebelumnya berada di posisi US$ 1.8 triliun pada tahun 26 (Jackson,

27 8 28). Kegiatan perdagangan internasional, khusunya ekspor, juga mengalami peningkatan baik di negara maju maupun di negara berkembang. Berdasarkan data dari World Bank, Jerman mempunyai share ekspor barang dan jasa terhadap GDP di tahun 2 sebesar persen, dan meningkat pada tahun 21 sebesar persen. Thailand yang termasuk dalam kategori negara berkembang juga mengalami peningkatan dalam share ekspornya terhadap GDP. Pada tahun 2 share ekspor barang dan jasanya sebesar persen dari GDP, kemudian meningkat menjadi persen di tahun 21. FDI dan perdagangan internasional telah dijadikan suatu strategi oleh negara-negara di dunia dalam mempercepat proses pertumbuhan ekonomi negara mereka. Namun, dampak dari FDI serta perdagangan internasional tidaklah sama antar satu negara dengan negara lainnya, terutama antara negara maju dan negara berkembang. Negara maju dan negara berkembang mempunyai kondisi perekonomian yang berbeda. Negara maju memiliki tingkat kesejahteraan, tingkat produktivitas, kualitas sumber daya manusia, dan standar hidup yang jauh lebih tinggi dibandingkan negara berkembang. Sehingga, kebijakan ataupun strategi ekonomi yang diterapkan untuk negara maju, tidak dapat disamakan atau bahkan secara langsung diterapkan di negara berkembang. Pemerintah negara berkembang, perlu melakukan berbagai pertimbangan dan penyaringan untuk menentukan kebijakan maupun strategi yang tepat dalam mencapai tujuan-tujuan ekonominya, salah satunya adalah pertumbuhan ekonomi yang positif. Pada model pertumbuhan neoklasik, dikatakan pula bahwa jumlah kapital serta tenaga kerja mempunyai dampak yang positif bagi pertumbuhan ekonomi di suatu negara. Hal ini pula yang perlu menjadi bahan pertimbangan bagi

28 9 pemerintah di seluruh dunia dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi negaranya dari sisi tenaga kerja dan modal. Berdasarkan latar belakang yang sudah disampaikan sebelumnya, penulis mencoba merumuskan beberapa masalah yang akan dianalisis ataupun dikaji pada penelitian ini, yaitu: 1. Apakah ada hubungan kausalitas antara FDI, perdagangan internasional, jumlah modal, dan angkatan kerja, dengan pertumbuhan ekonomi? 2. Apakah FDI-led growth jauh lebih baik dibandingkan export-led growth, atau sebaliknya, pada kasus negara maju? 3. Apakah FDI-led growth jauh lebih baik dibandingkan export-led growth, atau sebaliknya, pada kasus negara berkembang? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini terkait dengan permasalahan yang telah dijelaskan sebelumnya adalah: 1. Menganalisis hubungan kausalitas antara FDI, perdagangan internasional, jumlah modal, dan angkatan kerja, dengan pertumbuhan ekonomi. 2. Menganalisis cara yang paling baik dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di negara maju antara FDI-led growth atau export-led growth. 3. Menganalisis cara yang paling baik dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di negara berkembang antara FDI-led growth atau export-led growth.

29 1 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi penulis, pembaca, maupun para pembuat kebijakan, diantaranya: 1. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk mengaplikasikan ilmu yang telah diterima selama berada di bangku perkuliahan serta dapat menambah wawasan baru. 2. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan menambah wawasan pembaca serta dapat dijadikan bahan rujukan atau acuan untuk penelitan selanjutnya. 3. Bagi para pembuat kebijakan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam membuat kebijakan yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti oleh penulis. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Fokus dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan kausalitas antara FDI, perdagangan internasional, jumlah modal, dan angkatan kerja, dengan pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini juga akan membandingkan strategi yang paling baik dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi antara FDI-led growth atau export-led growth pada kasus negara maju dan negara berkembang. Negaranegara maju dan berkembang yang menjadi objek dalam penelitian ini yaitu, negara-negara di kawasan ASEAN+6, Uni Eropa, dan Amerika Utara. Untuk negara-negara di kawasan ASEAN+6 yaitu, Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Jepang, Korea Selatan, Cina, New Zealand, Australia, dan India. Negara-negara ASEAN lainnya tidak disertakan dalam penelitian ini karena

30 11 adanya keterbatasan dalam memperoleh data untuk negara-negara tersebut. Negara-negara Uni Eropa diwakili oleh Perancis, Jerman, dan United Kingdom, sementara negara-negara di kawasan Amerika Utara, diwakili oleh United States, Kanada, dan Meksiko.

31 II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dijelaskan beberapa teori terkait dengan penelitian. Teori-teori tersebut diantaranya mengenai integrasi ekonomi, pertumbuhan ekonomi, foreign direct investment, dan perdagangan internasional. Penelitian terdahulu, yang merupakan acuan dari penelitian ini juga akan disampaikan dalam bab ini yang selanjutnya pada akhir bab ditutup dengan kerangka pemikiran. 2.1 Integrasi Ekonomi Integrasi ekonomi merupakan suatu kebijakan komersial atau kebijakan perdagangan yang secara diskriminatif menghapuskan atau menurunkan hambatan-hambatan perdagangan, baik dalam bentuk tarif maupun non-tarif. Artinya, kebijakan ini hanya akan berlaku bagi negara-negara teretentu yang sudah saling sepakat untuk membentuk suatu integrasi ekonomi. Tujuannya yaitu untuk mencapai kesejahteraan serta stabilitas yang tinggi untuk negara-negara anggotanya (Salvatore, 1997). Menurut Todaro dan Smith (26), negara-negara yang menjadi anggota dari suatu integrasi ekonomi tersebut biasanya bedekatan secara geografis. Integrasi ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara dalam kawasan tertentu, mempunyai beberapa tahapan. Tahapan-tahapan tersebut menunjukkan seberapa kuatnya kerjasama yang berlangsung diantara negara-negara yang terlibat dalam integrasi tersebut. Balassa dalam Oktaviani et al (21) mengatakan ada beberapa tahapan dari integrasi ekonomi. Berikut tahapan-tahapan tersebut beserta penjelasannya pada Tabel 2.1.

32 13 Tabel 2.1. Tahapan Integrasi Ekonomi Tahapan Keterangan Suatu kawasan di mana tarif dan dan kuota antara negara anggota dihapuskan, namun Free Trade Area (FTA) masing-masing negara tetap menerapkan tarif terhadap negara bukan anggota. Merupakan FTA yang meniadakan hambatan pergerakan komoditi antar negara, tetapi Customs Union (CU) menerapkan hambatan yang sama terhadap negara bukan anggota. Common Market Economic Union Integration Total Economic Integration Sumber: Balassa dalam Oktaviani et al (21) Merupakan Customs Union yang juga meniadakan hambatan-hambatan pada pergerakan faktor-faktor produksi (barang, jasa, dan aliran modal). Kesamaan harga dari faktorfaktor produktif diharapkan dapat menghasilkan alokasi sumber yang efisien. Merupakan Common Market dengan tingkat harmonisasi kebijakan ekonomi nasional yang signifikan, termasuk kebijakan struktural. Penyatuan moneter, fiskal, dan kebijakan sosial yang diikuti dengan pembentukan lembaga supranasional dengan keputusan-keputusan yang mengikat bagi seluruh anggota. Oktaviani et al (21) juga mengemukakan hal yang tidak jauh berbeda mengenai tingkatan integrasi ekonomi, yaitu: 1. Pengaturan Perdagangan Preferensial (Preferential Trade Arrangements) Ini merupakan bentuk integrasi ekonomi yang paling longgar. Negaranegara yang menjadi anggota dalam integrasi ini sepakat menurunkan hambatan-hambatan perdagangan yang berlangsung di antara mereka, dan membedakannya dengan yang diberlakukan terhadap negara-negara luar yang bukan merupakan anggota. Contoh: Skema Preferensi Persemakmuran Inggris (British Commonwealth Preference Scheme).

33 14 2. Kawasan Perdagangan Bebas (Free Trade Area) Bentuk integrasi ekonomi yang lebih tinggi dimana semua hambatan perdagangan tarif maupun non-tarif di antara negara-negara anggota telah dihilangkan sepenuhnya, namun setiap negara anggota masih berhak untuk menentukan sendiri hambatan-hambatan perdagangan yang diterapkan untuk negara-negara luar yang bukan anggota. Contoh: AFTA dan NAFTA. 3. Persekutuan Pabean (Customs Union) Semua negara anggota diwajibkan untuk menghilangkan semua bentuk perdagangan di antara negara-negara anggota. Selain itu, mereka juga harus menyeragamkan kebijakan perdagangannya terhadap negaranegara luar yang bukan anggota. Penyelarasan kebijakan perdagangan ini merupakan ciri utama Persekutuan Pabean. Contohnya: Uni Eropa atau Europan Union (EU). 4. Pasar Bersama (Common Market) Pada bentuk integrasi ekonomi ini, bukan hanya perdagangan barang saja yang dibebaskan, tetapi juga arus-arus faktor produksi seperti tenaga kerja dan modal. Contoh: Uni Eropa yang telah mencapai status pasaran bersama itu pada akhir tahun Uni Ekonomi (Economic Union) Integrasi ini berada pada tingkatan tertinggi dari integrasi ekonomi. Harmonisasi dilakukan lebih jauh, bahkan dengan menyeragamkan kebijakan-kebijakan moneter dan fiskal dari masing-masing negara anggota. Contohnya: Benelux

34 Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator dari kemajuan ekonomi suatu negara. Menurut Kuznets, pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada penduduknya (Todaro dan Smith, 23). Ada tiga faktor utama berkaitan dengan pembangunan ekonomi suatu bangsa, yaitu: 1. Akumulasi modal Akumulasi modal meliputi bentuk atau jenis investasi baru yang ditanamkan pada tanah, peralatan fisik, dan modal atau sumber daya manusia. Akumulasi modal terjadi apabila sebagian dari pendapatan ditabung serta diinvestasikan kembali dengan tujuan memperbesar output dan pendapatan di kemudian hari. 2. Pertumbuhan penduduk Secara tradisional, pertumbuhan penduduk dianggap mempunyai pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan penduduk pada akhirnya akan meningkatkan jumlah angkatan kerja. Jumlah tenaga kerja yang lebih besar berarti akan menambah jumlah tenaga produktif, sedangkan pertumbuhan penduduk yang lebih besar berarti meningkatkan ukuran pasar domestiknya. 3. Kemajuan teknologi Kemajuan teknologi bagi kebanyakan ekonom merupakan sumber pertumbuhan ekonomi yang paling penting. Kemajuan teknologi terjadi

35 16 karena ditemukan cara baru sebagai perbaikan dari cara-cara lama dalam menangani pekerjaan-pekerjaan tradisional. Dalam argumen pasar bebas neoklasik merupakan keyakinan bahwa liberalisasi pasar-pasar nasional akan merangsang investasi, baik itu investasi domestik maupun yang berasal dari luar negeri, sehingga dengan sendirinya akan memacu tingkat akumulasi modal. Bila diukur berdasarkan satuan tingkat pertumbuhan Gross National Product (GNP), hal tersebut sama dengan penambahan tingkat tabungan domestik, yang pada gilirannya akan meningkatkan rasio modal-tenaga kerja (capital-labor ratios) dan pendapatan per kapita negaranegara berkembang yang pada umumnya miskin modal. Model-model pertumbuhan neoklasik tradisional sesungguhnya bertolak secara langsung dari model Harrod-Domar dan Solow Model Pertumbuhan Harrod-Domar Model pertumbuhan Harrod-Domar menjelaskan mekanisme perekonomian yang mengandalkan peningkatan investasi dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi. Model ini menyarankan bahwa setiap perekonomian pada dasarnya harus senantiasa mencadangkan atau menabung sebagian tertentu dari pendapatan nasionalnya untuk menambah atau menggantikan barang-barang modal (gedung, alat-alat, dan bahan baku) yang telah susut atau rusak. Namun, untuk memacu pertumbuhan ekonomi dibutuhkan investasi baru yang merupakan tambahan neto terhadap cadangan atau stok modal (capital stock). Bila kita asumsikan bahwa ada hubungan ekonomi langsung antara besarnya total stok modal (K), dengan GNP total (Y), maka hal itu berarti bahwa setiap tambahan

36 17 netto terhadap stok modal dalam bentuk investasi baru akan menghasilkan kenaikan arus output nasional atau GNP. Y Y s k... (2.1) Persamaan diatas merupakan versi sederhana dari persamaan teori pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar. Persamaan tersebut menjelaskan bahwa tingkat pertumbuhan Produk Domestik Bruto (ΔY/Y) ditentukan secara bersamasama oleh tabungan nasional (s) serta rasio modal-output nasional (k) Model Pertumbuhan Solow Model pertumbuhan neoklasik selanjutnya yaitu model pertumbuhan neoklasik Solow. Pada intinya, model ini merupakan pengembangan dari formulasi Harrod-Domar dengan menambahkan faktor kedua, yakni tenaga kerja, serta memperkenalkan variabel independen ketiga, yaitu teknologi ke dalam persamaan pertumbuhan. Berbeda dengan model Harrod-Domar yang mengasumsikan skala hasil tetap (constant return to scale) dengan koefisien baku, model pertumbuhan neoklasik Solow berpegang pada konsep skala hasil yang terus berkurang (diminishing returns) dari input tenaga kerja dan modal jika keduanya dianalisis secara terpisah; jika keduanya dianalisis secara bersamaan atau sekaligus, Solow juga memakai asumsi skala hasil tetap tersebut. Kemajuan teknologi ditetapkan sebagai faktor residu untuk menjelaskan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang, dan tinggi rendahnya pertumbuhan itu sendiri oleh Solow maupun para teoretisi lainnya diasumsikan bersifat eksogen atau tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

37 18 Dalam bentuk yang lebih formal, model pertumbuhan neoklasik Solow memakai fungsi produksi agregat standar, yakni: 1 Y K AL... (2.2) Pada persamaan tersebut Y adalah Produk Domestik Bruto (PDB), K adalah stok modal fisik dan modal manusia, L adalah tenaga kerja, dan A adalah produktivitas tenaga kerja, yang pertumbuhannya ditentukan secara eksogen. Adapun simbol α melambangkan elastisitas output terhadap modal. Karena tingkat kemajuan teknologi ditentukan secara eksogen, model neoklasik Solow terkadang juga disebut sebagi model pertumbuhan eksogen. Menurut teori pertumbuhan neoklasik tradisional pertumbuhan output bersumber dari satu atau lebih dari tiga faktor, yaitu kenaikan kuantitas dan kualitas tenaga kerja, penambahan modal, dan penyempurnaan teknologi. Kenaikan kuantitas dan kualitas dari tenaga kerja dapat dilihat dari pertumbuhan jumlah penduduk dan juga perbaikan pendidikan. Faktor penambahan modal dapat dilihat melalui tabungan dan investasi Kenaikan dalam Faktor-Faktor Produksi Menurut Mankiw (27), kenaikan dalam faktor-faktor produksi memberikan kontribusi pada kenaikan output. Kita mulai dengan mengasumsikan tidak ada perubahan teknologi, sehingga fungsi produksi yang mengaitkan Y dengan modal (K) dan tenaga kerja (L) adalah konstan: Y = F(K,L)... (2.3)

38 19 Ini artinya, output berubah karena jumlah modal dan tenaga kerja berubah. Berikut merupakan penjelasan lebih lanjut dari fungsi tersebut. 1. Kenaikan Modal Produk marjinal modal (MPK) menyatakan berapa banyak output meningkat ketika modal meningkat sebesar satu unit. MPK = F(K+1, L) F(K,L)... (2.4) Oleh karena itu, ketika modal meningkat sebesar ΔK unit output meningkat mendekati MPK x ΔK. ΔY = MPK x ΔK... (2.5) 2. Kenaikan Tenaga Kerja Produk marjinal tenaga kerja (MPL) menyatakan berapa banyak perubahan output ketika tenaga kerja meningkat sebesar satu unit, yaitu MPL = F(K, L+1) F(K,L)... (2.6) Karena itu, ketika jumlah tenaga kerja meningkat sebesar ΔL unit, maka output meningkat sampai mendekati MPL x ΔL. ΔY = MPL x ΔL... (2.7) 3. Kenaikan Modal dan Tenaga kerja Anggaplah bahwa jumlah modal meningkat sebesar ΔK dan jumlah tenaga kerja meningkat sebesar ΔL. Kenaikan output kemudian berasal dari dua sumber. Kita bisa membagi kenaikan ini menjadi dua sumber dengan menggunakan produk marjinal dari dua input: ΔY = (MPK x ΔK) + (MPL x ΔL)... (2.8)

39 2 2.3 Foreign Direct Investment (FDI) FDI merupakan salah satu bentuk aliran modal internasional. Menurut Hady (24), FDI merupakan investasi riil dalam bentuk pendirian perusahaan, pembangunan pabrik, pembelian barang modal, tanah, bahan baku, dan persediaan dimana investor terlibat langsung dalam manajemen perusahaan dan mengontrol penanaman modal tersebut. Bentuk aliran modal internasional tersebut biasanya dimulai dengan pendirian subsidiary atau pembelian saham mayoritas dari suatu perusahaan. Dalam konteks internasional, bentuk investasi ini biasanya dilakukan oleh multinational corporation (MNC) dengan operasi di bidang manufaktur, industri pengolahan, ekstraksi sumber alam, industri jasa, dan sebagainya Motif Foreign Direct Investment Berikut merupakan motif suatu negara memilih investasi dalam bentuk FDI diantaranya: a. Untuk mendapatkan return yang lebih tinggi melalui tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, perpajakan yang lebih menguntungkan, dan infrastruktur yang lebih baik, yang merupakan motif utama dari FDI. b. Untuk melakukan diversifikasi resiko. c. Untuk tetap memiliki competitive advantage melalui direct control dengan melakukan hal-hal berikut: 1) Horizontal Integration Hal ini banyak dilakukan oleh perusahaan besar atau MNC yang biasanya berada dalam posisi monopolistic atau oligopolistic dengan

40 21 tujuan untuk melakukan direct control, khususnya yang berkenaan dengan penguasaan ilmu pengetahuan atau teknologi, dan managerial skill tertentu sehingga tetap memiliki competitive advantage di setiap pasar luar negeri yang dimasuki. 2) Vertical Integration Competitive advantage melalui direct control juga dapat dilakukan dengan vertical integration, baik melalui backward maupun forward integration. Backward integration dilakukan dengan jalan FDI di bidang pertambangan dan pertanian/perkebunan untuk memperoleh jaminan supply bahan baku tertentu dengan harga semurah mungkin. Forward integration dilakukan dengan jalan membangun jaringan distribusi, misalnya untuk produk automotive dan elektronik. d. Untuk menghindari hambatan tarif dan non-tarif yang dibebankan kepada impor dan sekaligus memanfaatkan berbagai insentif dalam bentuk subsidi yang diberikan oleh pemerintah lokal untuk mendorong FDI Dampak Foreign Direct Investment FDI mempunyai pengaruh bagi negara tujuan investasi atau yang biasa disebut dengan host country. Dampak positif dari keberadaan FDI di host country, menurut Oktaviani et al (21) yaitu: a. Sumbangan positif penanaman modal asing ini, yaitu peranannya dalam mengisi kekosongan atau kekurangan sumber daya antara tingkat

41 22 investasi yang ditargetkan dengan jumlah aktual tabungan domestik yang dapat dimobilisasikan. b. Dengan memungut pajak atas keuntungan MNC dan ikut serta secara finansial dalam kegiatan-kegiatan mereka di dalam negeri, pemerintah negara-negara berkembang berharap bahwa mereka akan dapat turut memobilisasikan sumber-sumber finansial dalam rangka membiayai proyek-proyek pembangunan secara lebih baik. c. MNC tersebut tidak hanya akan menyediakan sumber-sumber finansial dan pabrik-pabrik baru saja kepada negara-negara miskin yang bertindak sebagai host country, akan tetapi mereka juga menyediakan suatu paket sumber daya yang dibutuhkan bagi proses pembangunan secara keseluruhan, termasuk juga pengalaman dan kecakapan manajerial, kemampuan kewirausahaan, yang pada akhirnya dapat dimanifestasikan dan diajarkan kepada pengusaha-pengusaha domestik. d. MNC juga berguna untuk mendidik para manajer lokal agar mengetahui strategi dalam rangka membuat relasi dengan bank-bank luar negeri, mencari alternatif pasokan sumber daya, serta memperluas jaringanjaringan pemasaran sampai ke tingkat internasional. e. MNC akan membawa pengetahuan dan teknologi yang tentu saja dinilai sangat maju oleh negara-negara berkembang mengenai proses produksi sekaligus memperkenalkan mesin-mesin dan peralatan modern kepada negara-negara Dunia Ketiga. Selain dampak positif yang telah disebutkan di atas, MNC dalam kegiatan ekonominya, tentu juga memiliki dampak negatif, diantaranya:

42 23 a. Keberadaan MNC seringkali memberi pengaruh negatif terhadap tingkat upah rata-rata. b. Dalam jangka panjang, keberadaan MNC dapat mengurangi penghasilan devisa, baik dari sisi neraca transaksi berjalan maupun neraca modal. c. MNC berpotensi besar untuk merusak perekonomian tuan rumah dengan cara menekan semangat bisnis para usahawan lokal. d. MNC juga sering menggunakan kekuatan ekonomi mereka untuk memengaruhi, menyuap, dan memanipulasi berbagai kebijakan pemerintah di host country ke arah yang tidak menguntungkan bagi pembangunannya. 2.4 Perdagangan Internasional Setiap negara di dunia mempunyai banyak keterbatasan. Baik itu keterbatasan sumber daya alam, sumber daya manusia, maupun teknologi. Tidak semua kebutuhan masyarakat dapat dipenuhi oleh sumber daya yang tersedia di negara tersebut. Sehingga, setiap negara di dunia perlu melakukan interaksi dengan negara lainnya dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di dalam negara tersebut, salah satunya melalui perdagangan internasional. Menurut Damanhuri (21), perdagangan luar negeri memiliki peranan yang sangat penting bagi pertumbuhan dan pembangunan di suatu negara. Model pertumbuhan ekonomi yang dikembangkan oleh Keynes, perdagangan internasional merupakan salah satu determinan bagi pendapatan suatu negara. Secara sederhana, pemikiran Keynes tersebut dapat dijelaskan dalam persamaan di bawah ini:

43 24 Y C I G N X... (2.9) Dalam persamaan tersebut, Y adalah pendapatan sebuah negara, C merupakan pengeluaran yang dikeluarkan oleh rumah tangga, I adalah simbol untuk investasi atau pengeluaran modal yang dilakukan oleh sektor produsen, G adalah pengeluaran yang dikeluarkan oleh pemerintah, X merupakan ekspor yang dilakukan oleh negara, sementara M adalah simbol untuk impor yang dilakukan oleh sebuah negara. Dalam persamaan tersebut, perdagangan internasional disimbolkan dengan (X-M) Dampak Perdagangan Internasional terhadap Perekonomian Perdagangan internasional sering pula dikatakan sebagai mesin pertumbuhan (engine of growth). Menurut Salvatore (1997), sekalipun perdagangan internasional tidak bisa menjadi mesin pertumbuhan yang efektif bagi negara-negara berkembang, namun bukan berarti perdagangan internasional tidak ada kegunaannya. Para ekonom seperti Haberler mengatakan keuntungankeuntungan yang bisa diperoleh dari perdagangan internasional, diantaranya: a. Perdagangan dapat meningkatkan pendayagunaan sumber-sumber daya domestik di suatu negara berkembang. b. Perdagangan internasional dapat menciptakan pembagian kerja dan skala ekonomi (economies of scale) yang lebih tinggi, melalui peningkatan ukuran pasar. c. Perdagangan internasional juga berfungsi sebagai wahana transmisi gagasan-gagasan baru, teknologi yang lebih baik, serta kecakapan

44 25 manajerial, dan bidang-bidang keahlian lainnya yang diperlukan bagi kegiatan bisnis. d. Perdagangan antar negara juga merangsang dan memudahkan mengalirnya arus modal internasional dari negara maju ke negara berkembang. e. Impor produk-produk baru dapat merangsang permintaan domestik serta dapat memberikan inspirasi dan membuka lahan bisnis baru yang menguntungkan bagi para produsen setempat. f. Perdagangan internasional merupakan instrumen yang efektif untuk mencegah monopoli karena perdagangan pada dasarnya dapat merangsang peningkatan efisiensi setiap produsen domestik agar mampu menghadapi persaingan dari negara lain. Menurut Oktaviani et al (21), kegiatan perdagangan internasional tidak hanya memberikan dampak positif, namun juga dapat menimbulkan dampak negatif, yaitu: a. Terpengaruhnya perekonomian nasional oleh situasi dan kondisi pasar dunia. Apabila kita tidak merespon situasi pasar dunia, maka kita akan ditinggalkan oleh negara-negara lain. b. Berpengaruh pada perubahan terhadap kebijakan pembangunan nasional yang telah ditetapkan apabila pengaruh global tersebut berdampak buruk terhadap kehidupan masyarakat. c. Menciptakan ketergantungan produk terhadap suatu negara. d. Eksploitasi terhadap sumber daya karena untuk memenuhi permintaan pasar dunia.

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi, foreign direct investment, dan perdagangan internasional. Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi, foreign direct investment, dan perdagangan internasional. Penelitian II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dijelaskan beberapa teori terkait dengan penelitian. Teori-teori tersebut diantaranya mengenai integrasi ekonomi, pertumbuhan ekonomi, foreign direct investment,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi menuntut adanya keterbukaan ekonomi yang semakin luas dari setiap negara di dunia, baik keterbukaan dalam perdagangan luar negeri (trade openness) maupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dijabarkan beberapa teori yang menjadi landasan analisis penulis mengenai hubungan kedua variabel utama, yaitu Foreign Direct Investment (FDI) dan pertumbuhan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. semakin penting sejak tahun 1990-an. Hal tersebut ditandai dengan. meningkatnya jumlah kesepakatan integrasi ekonomi, bersamaan dengan

I. PENDAHULUAN. semakin penting sejak tahun 1990-an. Hal tersebut ditandai dengan. meningkatnya jumlah kesepakatan integrasi ekonomi, bersamaan dengan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Integrasi suatu negara ke dalam kawasan integrasi ekonomi telah menarik perhatian banyak negara, terutama setelah Perang Dunia II dan menjadi semakin penting sejak tahun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu negara sangat ditunjang oleh indikator tabungan dan investasi domestik yang digunakan untuk menentukan tingkat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi ekonomi bagi seluruh bangsa di dunia adalah fakta sejarah yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan ASEAN. Globalisasi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Integrasi ekonomi memberikan pengaruh bagi kegiatan ekonomi negaranegara anggotanya. Liberalisasi ekonomi yang semakin meluas beberapa dekade terakhir, menyebabkan perdagangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam

I. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam perekonomian setiap negara di dunia. Dengan perdagangan internasional, perekonomian akan saling terjalin

Lebih terperinci

Materi Minggu 12. Kerjasama Ekonomi Internasional

Materi Minggu 12. Kerjasama Ekonomi Internasional E k o n o m i I n t e r n a s i o n a l 101 Materi Minggu 12 Kerjasama Ekonomi Internasional Semua negara di dunia ini tidak dapat berdiri sendiri. Perlu kerjasama dengan negara lain karena adanya saling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu cepat diiringi dengan derasnya arus globalisasi yang semakin berkembang maka hal ini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi

I. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun 1980. Globalisasi selain memberikan dampak positif, juga memberikan dampak yang mengkhawatirkan bagi negara yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tinbergen (1954), integrasi ekonomi merupakan penciptaan struktur

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tinbergen (1954), integrasi ekonomi merupakan penciptaan struktur BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Tinbergen (1954), integrasi ekonomi merupakan penciptaan struktur perekonomian internasional yang lebih bebas dengan jalan menghapuskan semua hambatanhambatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam Todaro dan Smith (2003:91-92) pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. dalam Todaro dan Smith (2003:91-92) pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Kutznets dalam Todaro dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan kesejahteraan suatu negara yaitu dengan meningkatkan faktor

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan kesejahteraan suatu negara yaitu dengan meningkatkan faktor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah makro ekonomi jangka panjang disetiap periode. Dalam setiap periode upaya untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan suatu

Lebih terperinci

MATERI PERDAGANGAN LUAR NEGERI

MATERI PERDAGANGAN LUAR NEGERI MATERI PERDAGANGAN LUAR NEGERI A. Definisi Pengertian perdagangan internasional merupakan hubungan kegiatan ekonomi antarnegara yang diwujudkan dengan adanya proses pertukaran barang atau jasa atas dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, nilai serta norma masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, nilai serta norma masyarakat, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, nilai serta norma masyarakat, dan institusi-institusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam sistem perekonomian terbuka, perdagangan internasional merupakan komponen penting dalam determinasi pendapatan nasional suatu negara atau daerah, di

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK TRADE FACILITATION TERHADAP PERDAGANGAN BILATERAL INTRA-ASEAN OLEH INDAH JAYANGSARI H

ANALISIS DAMPAK TRADE FACILITATION TERHADAP PERDAGANGAN BILATERAL INTRA-ASEAN OLEH INDAH JAYANGSARI H ANALISIS DAMPAK TRADE FACILITATION TERHADAP PERDAGANGAN BILATERAL INTRA-ASEAN OLEH INDAH JAYANGSARI H14102043 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 RINGKASAN

Lebih terperinci

BAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA 81 BAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA Negara-negara yang tergabung dalam ASEAN bersama dengan Cina, Jepang dan Rep. Korea telah sepakat akan membentuk suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh negara sebagian anggota masyarakat internasional masuk dalam blokblok

BAB I PENDAHULUAN. seluruh negara sebagian anggota masyarakat internasional masuk dalam blokblok BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Liberalisasi perdagangan kini telah menjadi fenomena dunia. Hampir di seluruh negara sebagian anggota masyarakat internasional masuk dalam blokblok perdagangan bebas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional memiliki peranan penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu negara terhadap arus

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH NERACA PERDAGANGAN DAN CAPITAL INFLOW TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA OLEH PRIMA ANDRIANI H

ANALISIS PENGARUH NERACA PERDAGANGAN DAN CAPITAL INFLOW TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA OLEH PRIMA ANDRIANI H ANALISIS PENGARUH NERACA PERDAGANGAN DAN CAPITAL INFLOW TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA OLEH PRIMA ANDRIANI H14104090 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki awal abad 21 dunia ditandai dengan terjadinya proses integrasi ekonomi di berbagai belahan dunia. Proses integrasi ini penting dilakukan masing-masing kawasan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Dampak globalisasi di bidang ekonomi memungkinkan adanya hubungan saling terkait dan saling memengaruhi antara pasar modal di dunia. Dampak globalisasi di bidang ekonomi diikuti

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. moneter terus mengalami perkembangan. Inisiatif kerjasama mulai dikembangkan

I. PENDAHULUAN. moneter terus mengalami perkembangan. Inisiatif kerjasama mulai dikembangkan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses integrasi di berbagai belahan dunia telah terjadi selama beberapa dekade terakhir, terutama dalam bidang ekonomi. Proses integrasi ini penting dilakukan oleh masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari negara-negara maju, baik di kawasan regional maupun kawasan global.

BAB I PENDAHULUAN. dari negara-negara maju, baik di kawasan regional maupun kawasan global. BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam perjalanan menuju negara maju, Indonesia memerlukan dana yang tidak sedikit untuk melaksanakan pembangunan nasional. Kebutuhan dana yang besar disebabkan

Lebih terperinci

SIAPA YANG DIUNTUNGKAN DALAM PERJANJIAN PERDAGANGAN BEBAS?

SIAPA YANG DIUNTUNGKAN DALAM PERJANJIAN PERDAGANGAN BEBAS? SIAPA YANG DIUNTUNGKAN DALAM PERJANJIAN PERDAGANGAN BEBAS? Oleh: Ahmad Syariful Jamil, S.E., M.Si Calon Widyaiswara Ahli Pertama Belum selesai proses penarikan diri Inggris dari keanggotaan Uni Eropa,

Lebih terperinci

: Determinan Intra-Industry Trade Komoditi Kosmetik Indonesia dengan Mitra Dagang Negara ASEAN-5 : I Putu Kurniawan

: Determinan Intra-Industry Trade Komoditi Kosmetik Indonesia dengan Mitra Dagang Negara ASEAN-5 : I Putu Kurniawan Judul Nama : Determinan Intra-Industry Trade Komoditi Kosmetik Indonesia dengan Mitra Dagang Negara ASEAN-5 : I Putu Kurniawan NIM : 1306105127 Abstrak Integrasi ekonomi merupakan hal penting yang perlu

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata saat ini telah menjadi salah satu motor penggerak ekonomi dunia terutama dalam penerimaan devisa negara melalui konsumsi yang dilakukan turis asing terhadap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini ditunjukkan dengan hubungan multilateral dengan beberapa negara lain di dunia. Realisasi dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Investasi Investasi adalah mereka yang memiliki pendapatan, yang dipergunakan bukan untuk tujuan konsumsi melainkan investasi. Investasi, dalam pengertian sehari-hari

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Wealth of Nation (Halwani & Tjiptoherijanto, 1993). Dengan adanya

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Wealth of Nation (Halwani & Tjiptoherijanto, 1993). Dengan adanya 58 BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir Perdagangan bebas yang menjadi landasan teori perdagangan internasional dicetuskan pertama kali oleh Smith (1776) dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perubahan-perubahan mendasar dalam struktur sosial, tingkah laku sosial, dan

I. PENDAHULUAN. perubahan-perubahan mendasar dalam struktur sosial, tingkah laku sosial, dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan adalah suatu proses multidimensional yang melibatkan berbagai perubahan-perubahan mendasar dalam struktur sosial, tingkah laku sosial, dan institusi sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan pembangunannya, suatu negara membutuhkan biaya yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan pembangunannya, suatu negara membutuhkan biaya yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam mewujudkan pembangunannya, suatu negara membutuhkan biaya yang besar. Biaya biaya tersebut dapat diperoleh melalui pembiayaan dalam negeri maupun pembiayaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi sebuah negara, keberhasilan pembangunan ekonominya dapat diukur dan digambarkan secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2007) menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan internasional. Dalam situasi globalisasi ekonomi, tidak ada satupun

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan internasional. Dalam situasi globalisasi ekonomi, tidak ada satupun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu aspek penting dalam perekonomian suatu negara adalah perdagangan internasional. Dalam situasi globalisasi ekonomi, tidak ada satupun negara yang tidak

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3 IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3 4.1 Pertumbuhan Ekonomi Negara ASEAN+3 Potret ekonomi dikawasan ASEAN+3 hingga tahun 199-an secara umum dinilai sangat fenomenal. Hal

Lebih terperinci

EKONOMI INTERNASIONAL

EKONOMI INTERNASIONAL URAIAN MATERI ampir H EKONOMI INTERNASIONAL tidak ada satu negara pun di dunia yang tidak melakukan hubungan perdagangan internasional. Hubungan ekonomi internasional dapat berupa perdagangan, investasi,

Lebih terperinci

BAB 3 KONDISI PERDAGANGAN LUAR-NEGERI INDONESIA DENGAN KAWASAN ASEAN

BAB 3 KONDISI PERDAGANGAN LUAR-NEGERI INDONESIA DENGAN KAWASAN ASEAN BAB 3 KONDISI PERDAGANGAN LUAR-NEGERI INDONESIA DENGAN KAWASAN ASEAN Disepakatinya suatu kesepakatan liberalisasi perdagangan, sesungguhnya bukan hanya bertujuan untuk mempermudah kegiatan perdagangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) / ASEAN Economic Community (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini merupakan agenda utama negara

Lebih terperinci

Akumulasi logam mulia adalah esensial bagi kekayaan suatu bangsa. Kebijakan ekonomi: mendorong ekspor dan membatasi impor

Akumulasi logam mulia adalah esensial bagi kekayaan suatu bangsa. Kebijakan ekonomi: mendorong ekspor dan membatasi impor Bisnis Internasional #2 Nofie Iman Merkantilisme Berkembang di Eropa abad ke-16 hingga 18 Akumulasi logam mulia adalah esensial bagi kekayaan suatu bangsa Kebijakan ekonomi: mendorong ekspor dan membatasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WTO (World Trade Organization) tahun 2007

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WTO (World Trade Organization) tahun 2007 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berdasarkan laporan WTO (World Trade Organization) tahun 2007 (Business&Economic Review Advisor, 2007), saat ini sedang terjadi transisi dalam sistem perdagangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003) I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara dapat diukur dan digambarkan secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003) menyatakan bahwa pertumbuhan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia pada periode 24 28 mulai menunjukkan perkembangan yang pesat. Kondisi ini sangat memengaruhi perekonomian dunia. Tabel 1 menunjukkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian suatu negara, karena pasar modal merupakan lembaga intermediasi dana dari pihak yang kelebihan dana

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian, baik di dalam negeri maupun di tingkat dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan. Penanaman modal dapat dijadikan sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kesenjangan Ekonomi Antar Wilayah Sjafrizal (2008) menyatakan kesenjangan ekonomi antar wilayah merupakan aspek yang umum terjadi dalam kegiatan pembangunan

Lebih terperinci

Perekonomian Suatu Negara

Perekonomian Suatu Negara Menteri Keuangan RI Jakarta, Maret 2010 Perekonomian Suatu Negara Dinamika dilihat dari 4 Komponen= I. Neraca Output Y = C + I + G + (X-M) AS = AD II. Neraca Fiskal => APBN Total Pendapatan Negara (Tax;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara bertujuan agar posisi ekonomi negara tersebut di pasar internasional

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara bertujuan agar posisi ekonomi negara tersebut di pasar internasional BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Penelitian Negara-negara di seluruh dunia saat ini menyadari bahwa integrasi ekonomi memiliki peran penting dalam perdagangan. Integrasi dilakukan oleh setiap negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting untuk menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi disuatu Negara yang diukur dari perbedaan PDB tahun

Lebih terperinci

BAB VI. KESIMPULAN. integrasi ekonomi ASEAN menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: perdagangan di kawasan ASEAN dan negara anggotanya.

BAB VI. KESIMPULAN. integrasi ekonomi ASEAN menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: perdagangan di kawasan ASEAN dan negara anggotanya. BAB VI. KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan Hasil penelitian mengenai aliran perdagangan dan investasi pada kawasan integrasi ekonomi ASEAN menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Integrasi ekonomi memberi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penanaman modal yang sering disebut juga investasi merupakan langkah

BAB I PENDAHULUAN. Penanaman modal yang sering disebut juga investasi merupakan langkah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penanaman modal yang sering disebut juga investasi merupakan langkah awal kegiatan produksi. Adanya modal dalam sebuah perusahaan menjamin berlangsungnya proses

Lebih terperinci

ARTI PENTING MANAJEMEN KEUANGAN INTERNASIONAL

ARTI PENTING MANAJEMEN KEUANGAN INTERNASIONAL MATERI 1 ARTI PENTING MANAJEMEN KEUANGAN INTERNASIONAL by Prof. Dr. Deden Mulyana, SE., M.Si. http://www.deden08m.com 1 Maximazing Profit Introduction Tujuan Perusahaan Optimizing shareholders wealth Optimizing

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan atau. dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-penyesuaian

I. PENDAHULUAN. kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan atau. dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-penyesuaian 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan kapasitas dalam jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan

Lebih terperinci

Bab 5 Bisnis Global P E R T E M U A N 5

Bab 5 Bisnis Global P E R T E M U A N 5 Bab 5 Bisnis Global P E R T E M U A N 5 1 PENGERTIAN GLOBALISASI Globalisasi: Perekonomian dunia yang menjadi sistem tunggal yang saling bergantung satu dengan yang lainnya Beberapa kekuatan yang digabungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses pembangunan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses pembangunan yang terjadi secara terus menerus dan bersifat dinamis. Sasaran pembangunan yang dilakukan oleh negara sedang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian masih sangat bergantung pada negara lain. Teori David Ricardo menerangkan perdagangan

Lebih terperinci

Teori-teori Ekonomi Bisnis Internasional

Teori-teori Ekonomi Bisnis Internasional Pertemuan 4 Teori-teori Ekonomi Bisnis Internasional Dhiani Dyahjatmayanti, S.TP., M.B.A. STTKD Yogyakarta Jl.Parangtritis Km.4,5 Yogyakarta, http://www.sttkd.ac.id - info@sttkd.ac.id, sttkdyogyakarta@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asosiasi negara- negara Asia Tenggara (ASEAN) didirikan pada tanggal 8

BAB I PENDAHULUAN. Asosiasi negara- negara Asia Tenggara (ASEAN) didirikan pada tanggal 8 BAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Asosiasi negara- negara Asia Tenggara (ASEAN) didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand dengan ditandatanganinya deklarasi Bangkok

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3 IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3 4.1 Perkembangan Harga Minyak Dunia Pada awal tahun 1998 dan pertengahan tahun 1999 produksi OPEC turun sekitar tiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini hampir semua negara-negara di dunia menganut sistem pasar bebas

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini hampir semua negara-negara di dunia menganut sistem pasar bebas BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat ini hampir semua negara-negara di dunia menganut sistem pasar bebas sehingga terkait satu sama lain. Aliran dana bebas keluar masuk dari satu negara ke negara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional, disamping tetap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional, disamping tetap BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Pembangunan Ekonomi Pembangunan menurut Todaro dan Smith (2006) merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas

Lebih terperinci

ANALISIS KETERKAITAN ANTARA INDEKS SAHAM SYARIAH DI BEBERAPA NEGARA DAN INDEKS SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) DI INDONESIA

ANALISIS KETERKAITAN ANTARA INDEKS SAHAM SYARIAH DI BEBERAPA NEGARA DAN INDEKS SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) DI INDONESIA ANALISIS KETERKAITAN ANTARA INDEKS SAHAM SYARIAH DI BEBERAPA NEGARA DAN INDEKS SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) DI INDONESIA OLEH Zainul Abidin H14103065 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengalami perubahan relatif pesat. Beberapa perubahan tersebut ditandai oleh: (1)

I. PENDAHULUAN. mengalami perubahan relatif pesat. Beberapa perubahan tersebut ditandai oleh: (1) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dua dasawarsa terakhir perkembangan perekonomian dunia telah mengalami perubahan relatif pesat. Beberapa perubahan tersebut ditandai oleh: (1) mulai bergesernya

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor perikanan Indonesia dalam era perdagangan bebas mempunyai peluang yang cukup besar. Indonesia merupakan negara bahari yang sangat kaya dengan potensi perikananan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sesuai dalam melakukan pengukuran tersebut adalah Gross Domestic Product (GDP).

BAB II LANDASAN TEORI. sesuai dalam melakukan pengukuran tersebut adalah Gross Domestic Product (GDP). 12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Gross Domestic Product (GDP) dan GDP per kapita Dalam perekonomian suatu negara terdapat suatu indikator yang digunakan untuk menilai apakah perekonomian berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Dinamika penanaman modal memengaruhi tinggi rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Dinamika penanaman modal memengaruhi tinggi rendahnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi pada hakekatnya adalah langkah awal kegiatan pembangunan ekonomi. Dinamika penanaman modal memengaruhi tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi dan mencerminkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi yang dicapai

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi yang dicapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan salah satu tujuan pembangunan ekonomi. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi yang dicapai suatu negara menandakan berhasilnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. B. Belanja Negara (triliun Rupiah)

I. PENDAHULUAN. B. Belanja Negara (triliun Rupiah) 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang fokus terhadap pembangunan nasional. Menurut data Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal

Lebih terperinci

PERTEMUAN 5 dan 6 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI

PERTEMUAN 5 dan 6 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI PERTEMUAN 5 dan 6 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI Pendahuluan Pembangunan ekonomi merupakan salah satu bagian penting dari pembangunan nasional dengan tujuan utama untuk meningkatkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Perdagangan Internasional Menurut Oktaviani dan Novianti (2009) perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan negara lain

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi Suryana (2000 : 3), mengungkapkan pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomensa globalisasi dalam bidang ekonomi mendorong perkembangan ekonomi yang semakin dinamis antar negara. Dengan adanya globalisasi, terjadi perubahan sistem ekonomi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nilai tukar merupakan salah satu alat untuk kebijakan ekonomi bagi sebuah negara. Nilai tukar adalah salah satu indikator ekonomi yang sangat dibutuhkan khususnya sebagai

Lebih terperinci

Bab 5 Bisnis Global 10/2/2017 1

Bab 5 Bisnis Global 10/2/2017 1 Bab 5 Bisnis Global 10/2/2017 1 Pengertian Globalisasi Globalisasi: Perekonomian dunia yang menjadi sistem tunggal yang saling bergantung satu dengan yang lainnya Beberapa kekuatan yang digabungkan menyulut

Lebih terperinci

Dari hasil penelitian mengenai perilaku makroekonomi lndonesia. dikaitkan dengan liberalisasi perdagangan, maka dapat ditarik beberapa

Dari hasil penelitian mengenai perilaku makroekonomi lndonesia. dikaitkan dengan liberalisasi perdagangan, maka dapat ditarik beberapa VII. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian mengenai perilaku makroekonomi lndonesia dikaitkan dengan liberalisasi perdagangan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan : 1. Dari pembahasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Integrasi ekonomi merupakan kebijakan perdagangan internasional yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Integrasi ekonomi merupakan kebijakan perdagangan internasional yang dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Integrasi ekonomi merupakan kebijakan perdagangan internasional yang dilakukan dengan mengurangi atau menghapuskan hambatan perdagangan secara diskriminatif bagi negara-negara

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 10 Ekonomi

Antiremed Kelas 10 Ekonomi Antiremed Kelas 10 Ekonomi Pendapatan Nasional - Soal Halaman 1 01. Pada metode pendapatan, besar pendapatan nasional suatu negara akan sama dengan (A) jumlah produksi ditambah upah (B) jumlah investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia modern sekarang suatu negara sulit untuk dapat memenuhi seluruh kebutuhannya sendiri tanpa kerjasama dengan negara lain. Dengan kemajuan teknologi yang sangat

Lebih terperinci

Kerja sama ekonomi internasional

Kerja sama ekonomi internasional Meet -12 1 hubungan antara suatu negara dengan negara lainnya dalam bidang ekonomi melalui kesepakatankesepakatan tertentu, dengan memegang prinsip keadilan dan saling menguntungkan. Tujuan umum kerja

Lebih terperinci

SATU DEKADE KERJASAMA EKONOMI UNI EROPA-INDONESIA EKSPOR-IMPOR PENDORONG INVESTASI UNI EROPA DI INDONESIA

SATU DEKADE KERJASAMA EKONOMI UNI EROPA-INDONESIA EKSPOR-IMPOR PENDORONG INVESTASI UNI EROPA DI INDONESIA RINGKASAN EKSEKUTIF SATU DEKADE KERJASAMA EKONOMI UNI EROPA-INDONESIA EKSPOR-IMPOR PENDORONG INVESTASI UNI EROPA DI INDONESIA DAFTAR ISI KATA PENGANTAR 4 INVESTASI UNI EROPA PENDORONG PERDAGANGAN INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu unsur utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu unsur utama dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu unsur utama dalam pembangunan ekonomi dan mempunyai implikasi kebijakan yang cukup luas, walaupun disadari bahwa proses pembangunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Pengertian Penanaman Modal Asing Langsung (Foreign Direct Investment).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Pengertian Penanaman Modal Asing Langsung (Foreign Direct Investment). BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Pengertian Penanaman Modal Asing Langsung (Foreign Direct Investment). Krugman dalam Sondakh (2009), menjelaskan bahwa yang dimaksud FDI adalah arus

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumberdaya alam yang melimpah, terutama pada sektor pertanian. Sektor pertanian sangat berpengaruh bagi perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak terlepas dari perkembangan ekonomi global

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak terlepas dari perkembangan ekonomi global BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perekonomian suatu negara tidak terlepas dari perkembangan ekonomi global dan kawasan serta berbagai kemajuan dalam perbaikan, iklim investasi, infrastruktur,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi 2.1.1. Pengertian Industri Perbankan Pasal 1 angka (2) UU Perbankan No. 10 Tahun 1998 menentukan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

Lebih terperinci

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI PEMBERDAYAAAN KOPERASI & UMKM DALAM RANGKA PENINGKATAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT 1) Ir. H. Airlangga Hartarto, MMT., MBA Ketua Komisi VI DPR RI 2) A. Muhajir, SH., MH Anggota Komisi VI DPR RI Disampaikan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH INFRASTRUKTUR EKONOMI DAN SOSIAL TERHADAP PRODUKTIVITAS EKONOMI DI INDONESIA OLEH KRISMANTI TRI WAHYUNI H

ANALISIS PENGARUH INFRASTRUKTUR EKONOMI DAN SOSIAL TERHADAP PRODUKTIVITAS EKONOMI DI INDONESIA OLEH KRISMANTI TRI WAHYUNI H ANALISIS PENGARUH INFRASTRUKTUR EKONOMI DAN SOSIAL TERHADAP PRODUKTIVITAS EKONOMI DI INDONESIA OLEH KRISMANTI TRI WAHYUNI H14094021 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PEMASARAN INTERNASIONAL

PEMASARAN INTERNASIONAL PENGANTAR PEMASARAN PEMASARAN INTERNASIONAL Suwandi PROGRAM STUDI MANAGEMENT RESORT & LEISURE UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG PEMASARAN INTERNASIONAL 1. Globalisasi perdagangan dunia 2. Faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang wajib dimiliki dalam mewujudkan persaingan pasar bebas baik dalam kegiatan maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. boleh dikatakan stabil selama lebih kurang tiga puluh tahun tiba-tiba harus. langsung berdampak pada perekonomian dalam negeri.

BAB I PENDAHULUAN. boleh dikatakan stabil selama lebih kurang tiga puluh tahun tiba-tiba harus. langsung berdampak pada perekonomian dalam negeri. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Nyaris tidak ada satu orang pun yang mengira kalau negara kita akan diterpa krisis ekonomi hingga separah ini. Perekonomian Indonesia yang boleh dikatakan stabil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercermin dari kegiatan perdagangan antar negara. Perdagangan antar negara

BAB I PENDAHULUAN. tercermin dari kegiatan perdagangan antar negara. Perdagangan antar negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini interaksi antar negara merupakan hal yang tidak bisa dihindari dan hampir dilakukan oleh setiap negara di dunia, interaksi tersebut biasanya tercermin dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permintaan energi di Asia Tenggara terus meningkat dan laju

BAB I PENDAHULUAN. Permintaan energi di Asia Tenggara terus meningkat dan laju BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permintaan energi di Asia Tenggara terus meningkat dan laju pertumbuhannya merupakan yang tercepat di dunia sejak tahun 1990. Energy Information Administration (EIA)

Lebih terperinci

HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA EKSPOR NON MIGAS TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN SKRIPSI

HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA EKSPOR NON MIGAS TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN SKRIPSI HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA EKSPOR NON MIGAS TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN 1980-2008 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. ekonomi terbesar di dunia pada tahun Tujuan pemerintah tersebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. ekonomi terbesar di dunia pada tahun Tujuan pemerintah tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan Pemerintah Indonesia yang tertuang dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025, adalah menjadikan Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Di era globalisasi perdagangan diseluruh dunia, dimana siklus perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Di era globalisasi perdagangan diseluruh dunia, dimana siklus perdagangan BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Di era globalisasi perdagangan diseluruh dunia, dimana siklus perdagangan dapat dengan bebas bergerak ke setiap Negara di penjuru dunia. yang secara langsung berpengaruh

Lebih terperinci