BAB I PENDAHULUAN I.I

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN I.I"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Penelitian Pada suatu perusahaan, manajemen keuangan menyentuh segala aspek dimana semua keputusan dalam bidang usaha atau setiap fungsi perusahaan mempunyai hubungan yang erat dengan segi keuangan dan sebuah keputusan seringkali akan berdampak pada kinerja perusahaan itu sendiri yang sekaligus berdampak pula pada keuangan perusahaan. Fungsi manajemen yang terpenting adalah adanya hubungan dari setiap keputusan yang diambil dalam suatu perusahaan, sehingga keputusan tersebut dapat saling menunjang satu sama lain dengan memperhatikan tujuan-tujuan dari pembelanjaan beserta kendalakendalanya Tujuan akhir aktivitas pembelanjaan yang merupakan fungsi manajemen keuangan adalah memaksimalkan nilai perusahaan. Dalam mencapai tujuan ini, para manajer harus bisa mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi akibat perubahan situasi dan kondisi yang ada di dalam maupun di luar perusahaan yang dapat mempengaruhi aktivitas perusahaan. Demi terwujudnya tujuan tersebut, maka diperlukan adanya suatu prinsip pengelolaan yang efektif, efisien dan produktif terhadap semua bagian yang ada di dalam perusahaan serta ditunjang dengan tindakan pengendalian yang efektif untuk mencegah timbulnya penyimpangan-penyimpangan yang dapat mengakibatkan terganggunya kesinambungan perusahaan. Manajer harus menetapkan kebijakan yang tepat sehingga dapat mengatasi setiap permasalahan yang timbul di dalam maupun di luar perusahaan dalam bentuk pengambilan suatu keputusan. Semua tindakan tersebut dilakukan dengan tujuan agar perusahaan dapat bersaing dan dapat mempertahankan kesinambungan hidup perusahaan. Dalam upaya mempertahankan kelangsungan hidup usahanya, salah satu aspek penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan adalah terpenuhinya modal utama yang dibutuhkan oleh setiap perusahaan yaitu modal kerja (working capital), dimana modal kerja digunakan oleh perusahaan untuk membiayai

2 aktivitas operasionalnya. Modal kerja merupakan modal atau dana yang diinvestasikan perusahaan ke dalam aktiva lancar (current assets) dan dari dana tersebut diharapkan dapat diperoleh laba yang maksimal. Modal kerja yang terdapat pada perusahaan umumnya tidak hanya menyangkut pada aktiva lancar saja, tetapi juga kewajiban lancar atau hutang lancar yang biasanya dipergunakan untuk mendanai aktiva lancar tersebut. Untuk itu, modal kerja harus dapat dikelola dengan tepat oleh seorang manajer keuangan dari suatu perusahaan, agar tidak menimbulkan beban bagi perusahaan, karena terdapat unsur pinjaman atau kredit yang di dalamnya terdapat beban bunga, tetapi dapat membantu perusahaan untuk memperoleh laba maksimal karena perusahaan harus dapat tumbuh dan berkembang. Maka, pengelolaan modal kerja merupakan salah satu aspek penting bagi perusahaan. Perusahaan secara umum harus mempertahankan jumlah modal kerja yang sesuai dengan kebutuhan modal kerja perusahaan. Secara umum aktiva lancar (current assets) terdiri dari kas, surat-surat berharga atau sekuritas, piutang dan persediaan. Setiap elemen dari aktiva lancar tersebut harus dikelola secara tepat untuk mencapai kelancaran kegiatan perusahaan sehari-hari, sehingga bila dikelola secara tepat akan memungkinkan perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan memungkinkan pula bagi perusahaan untuk membayar semua kewajiban keuangan tepat pada waktunya. Manajemen modal kerja berkepentingan terhadap keputusan investasi pada aktiva lancar dan hutang lancar, terutama mengenai bagaimana menggunakan dan komposisi keduanya yang akan mempengaruhi kinerja perusahaan. Modal kerja terdiri dari empat komponen utama yaitu kas, piutang, persediaan dan surat berharga. Pengelolaan kas, piutang dan persediaan secara efektif dan efisien sangatlah penting bagi perusahaan dalam menentukan besarnya modal kerja yang akan diinvestasikan perusahaan untuk mencapai keuntungan yang diharapkan. Dapat dikatakan bahwa manajer keuangan berkewajiban untuk mengatur permodalan dan belanja perusahaan, sehingga tidak terjadi keadaan dimana perusahaan kekurangan modal yang akan mengakibatkan terhambatnya aktivitas

3 perusahaan dan kelebihan modal yang akan mengakibatkan suatu pemborosan modal yang dianggap tidak perlu dan dapat merugikan perusahaan. Sehingga jumlah modal kerja yang diinginkan tetap dapat dipertahankan. Salah satu unsur dari modal kerja yang penting adalah kas. Kas diperlukan dalam membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun untuk mengadakan investasi baru dalam aktiva tetap. Pengeluaran kas suatu perusahaan dapat bersifat terus menerus atau continue, misalkan pengeluaran kas untuk pembelian barang mentah, pembayaran upah buruh, gaji dan lain sebagainya. Selain kas dalam aktiva lancar terdapat piutang. Piutang timbul karena perusahaan melakukan penjualan secara kredit untuk memperbesar volume penjualannya. Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas, tetapi menimbulkan piutang, dan barulah kemudian pada hari jatuh tempo terjadi aliran kas masuk yang berasal dari pengumpulan piutang tersebut. Piutang merupakan elemen modal kerja yang selalu dalam keadaan berputar secara terus menerus dalam rantai perputaran modal kerja. Manajemen piutang merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan yang menjual produknya dengan kredit. Dengan makin besarnya volume penjualan kredit setiap tahunnya berarti bahwa perusahaan itu harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang. Makin besarnya jumlah piutang perusahaan berarti makin besar pula risiko yang harus ditanggung oleh perusahaan, tetapi bersamaan dengan itu juga memperbesar keuntungannya. Aktiva lancar lain yang dapat mempengaruhi tingkat keuntungan serta kinerja perusahaan adalah inventory atau persediaan. Inventory sebagai elemen utama dari modal kerja yang merupakan aktiva yang juga selalu dalam keadaan berputar, dimana secara terus menerus akan mengalami perubahan. Masalah investasi dalam persediaan meruapakan masalah pembelanjaan aktif, seperti halnya investasi dalam aktiva-aktiva lainnya. Dalam menentukan besarnya investasi atau alokasi modal dalam persediaan atau inventory mempunyai efek yang langsung terhadap keuntungan atau profitabilitas perusahaan. Kesalahan dalam penetapan besarnya investasi dalam persediaan akan menekan keuntungan atau profitablitas perusahaan.

4 Oleh karena itu, pengelolaan aktiva lancar secara efektif dan efisien yang sangat berperan dalam menentukan seberapa besar perubahan modal kerja yang akan diinvestasikan perusahaan untuk mencapai keuntungan yang diharapkan. Pada hakikatnya tujuan sebuah perusahaan didirikan adalah untuk mendapatkan laba agar kelangsungan hidup perusahaan dapat terjamin sehingga dapat selalu mengusahakan perkembangan lebih lanjut. Salah satu cara dalam memperbesar perolehan laba adalah dengan meningkatkan efisiensi penggunaan dana perusahaan melalui manajemen modal kerja. Akan tetapi laba yang tinggi belum tentu menunjukkan bahwa perusahaan telah bekerja secara efisien. Untuk dapat menilai efisiensi tidaknya suatu perusahaan dalam menghasilkan laba, maka laba ini perlu dibandingkan dengan modal yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut atau dengan kata lain mengukur efisiensi itu harus dengan menghitung profitabilitasnya, dimana setiap perusahaan diharapkan mencapai tingkat profitabilitas yang maksimal. Profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba. Dengan kata lain profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba. Profitabilitas sering pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh modal yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan laba. Profitabilitas yang dikaitkan dengan modal kerja dapat diartikan dengan penjualan dikurangi beban atau disebut laba operasi. Sumber-sumber modal kerja dapat menggunakan modal sendiri dan pinjaman dari pihak lain. Untuk pembiayaan yang digunakan dari modal sendiri memiliki keterbatasan pada jumlahnya, sedangkan kebutuhan yang sangat besar untuk pembiayaan modal kerja umumnya ditambah dari pinjaman, namun walaupun besarnya kebutuhan dapat dipenuhi, timbul beban dalam penggunaannya yaitu berupa bunga pinjaman. Pentingnya modal kerja dalam segala aktivitas perubahan harus didukung dengan sikap kehati-hatian (prudential) dari pihak manajemen, karena modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan baik besar atau kecil akan memiliki risiko, yaitu terhadap aktivitas baik dalam hal kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya maupun kemampuan dalam menghasilkan laba perusahaan.

5 Pengelolaan modal kerja yang efektif dan efisien dapat dilihat dari perputaran modal kerja. Perputaran modal kerja diharapkan terjadi dalam jangka waktu yang relatif pendek, sehingga modal kerja yang ditanamkan cepat kembali. Komponen modal kerja terdiri dari kas, piutang serta persediaan. Semakin tinggi tingkat perputaran kas, piutang dan persediaan menunjukkan tingginya volume penjualan yang dicapai oleh perusahaan, dan laba yang diterima akan menjadi banyak jumlahnya. Hal tersebut juga dapat dilihat dari laba pada perusahaan industri rokok yang terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, hal ini dikarenakan jumlah penduduk yang besar menjadikan Indonesia sebagai pasar yang prospektif bagi industri rokok. Meskipun dewasa ini berbagai kebijakan dilakukan dalam upaya membatasi konsumsi rokok, di antaranya kenaikan tarif cukai rokok, larangan merokok di tempat umum, undang-undang kesehatan, dan rancangan peraturan pemerintah tentang pengamanan produk tembakau sebagai zat adiktif, tak dapat dipungkiri, pasar industri rokok di Indonesia masih besar. Namun, sifat permintaan produknya yang cukup inelastis terhadap harga ikut memperkuat tingginya permintaan rokok di Indonesia. Di saat terjadi penurunan daya beli masyarakat pun, volume permintaan rokok diperkirakan masih cukup besar dan hanya cenderung terjadi switching down pembelian rokok dari kelas yang lebih tinggi ke kelas yang lebih rendah. Dari data World Health Organization (WHO), pada tahun 2010 Indonesia menduduki peringkat sebagai negara dengan konsumsi rokok terbesar nomor 3 setelah China dan India dan diatas Rusia dan AS. Padahal dari jumlah penduduk, Indonesia berada di posisi ke-4 yakni setelah China, India dan AS. Tidak kurang Rp 100 triliun rupiah dana masyarakat dikeluarkan hanya untuk membeli sekitar 225 miliar batang rokok. Dan dari pangsa pasar yang begitu besar dan subur di negeri ini, maka perusahaan rokok menjadi salah satu sumber bisnis bagi para pemilik perusahaan rokok yang masuk 40 orang terkaya Indonesia 2009 seperti Rudy Hartono (Djarum), Putera Sampoerna (Philip Morris - PT HM Sampoerna) dan Rachman Halim (Gudang Garam) (

6 Tingginya penjualan rokok memberikan tingkat laba yang cukup besar untuk industri ini, seperti laba perusahaan pada industri rokok PT Gudang Garam Tbk (GGRM) mengumumkan sepanjang kuartal I 2011 membukukan laba sebesar Rp 1,11 triliun atau naik 17,2 % dibanding periode sebelumnya senilai Rp 942,92 miliar. Dalam laporan keuangan yang dipublikasikan perseroan, pada tanggal 29 maret 2011, kenaikan laba bersih tersebut didorong oleh faktor meningkatnya penjualan di sepanjang kuartal I ini yaitu sebesar Rp 9,47 triliun atau naik 10,24% dibanding periode sebelumnya senilai Rp 8,59 triliun ( Dalam laporan keuangan PT Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA) yang dipublikasikan di Jakarta, Rabu (30/3/2011) dijelaskan, positifnya kinerja perusahaan didorong oleh meningkatnya pendapatan bersih menjadi Rp 8,9 triliun pada tahun 2010 dibandingkan dengan tahun 2009 yang sebesar Rp 7,25 triliun. Laba kotor naik menjadi Rp 1,94 triliun dari sebelumnya yang sebesar Rp 1,35 triliun. Begitu juga laba usaha perseroan naik signifikan jadi Rp 509,6 miliar dari sebelumnya Rp 16,3 miliar. Perusahaan mendapatkan tambahan pemasukan dari keuntungan penjualan barang sisa sebesar Rp 13,5 miliar dibandingkan periode sebelumnya yang cuma Rp 8,03 miliar. Tapi, beban pajak perusahaan rokok ini tampak meningkat jadi Rp 9,05 miliar dari sebelumnya yang sebesar Rp 2,4 miliar. Pada periode tahun 2010 tersebut juga nilai aset tetap perseroan mengalami penurunan hingga sebesar Rp 31,14 miliar. Di samping itu, jumlah aset perseroan tampak tumbuh tipis menjadi Rp 4,9 triliun dibandingkan periode sebelumnya Rp 4,89 triliun ( Sejauh ini ada puluhan produsen rokok kretek di Indonesia. Tapi pasar rokok dikuasai lima produsen besar, yakni Sampoerna yang menguasai 29 persen pangsa pasar; Gudang Garam 25 persen, Djarum 22 persen, Bentoel 7 persen, dan Nojorono menguasai sekitar 6,7 persen. Sisanya produsen lainnya ( Dan perkiraan pada tahun 2012 laba perusahaan akan terus mengalami kenaikan sebagai perusahaan rokok yang masih berada pada posisi tiga besar dalam menguasai pangsa pasarnya di Indonesia. Maka perusahaan-perusahaan tersebut membutuhkan dana atau modal yang tidak sedikit. Hal ini berkaitan pula

7 dengan pencapaian untuk pemenuhan modal kerja yaitu kas, piutang dan persediaan. Hal tersebut dapat mempengaruhi kelangsungan hidup serta kinerja perusahaan. Dalam hasil penelitian terdahulu oleh Nurhayati (2011) dengan judul pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas pada perusahaan sektor industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah untuk menguji pengaruh modal kerja dalam arti perputaran persediaan (ITO) dan perputaran piutang (RTO) baik secara parsial maupun simultan terhadap profitabilitas (ROA), alat ukur untuk menilai profitabilitas adalah Return on Assets (ROA). Hasil penelitian menunjukkan Perputaran persediaan (ITO) dan perputaran piutang (RTO) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA) pada tingkat kepercayaan 95%. Dan secara parsial variabel perputaran persediaan (ITO) berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas (ROA) pada tingkat kepercayaan 95%. Berdasarkan penelitian di atas memiliki kesamaan dengan penelitian penulis yaitu menggunakan perputaran piutang (RTO) dan perputaran persediaan (ITO), namun pada penelitian penulis menggunakan perputaran kas (cash turnover) yang pada penelitian terdahulu tidak digunakan perputaran kas. Perbedaan yang lain yaitu pada penelitian terdahulu menggunakan alat ukur profitabilitas (ROA) sementara penulis menggunakan ROI. Berdasarkan fenomena dan uraian di atas, penulis tertarik untuk menganalisis perubahan kas, piutang dan persediaan yang terjadi selama periode tahun pada industri rokok yang listing di BEI dalam kaitannya dengan tingkat profitabilitas yang dituangkan dalam skripsi yang berjudul : Pengaruh Perputaran Kas, Piutang, dan Persediaan terhadap Profitabilitas pada Industri Rokok yang Listing di BEI periode

8 I.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang akan dibahas dalam penelitian dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1. Bagaimana kondisi perputaran kas, piutang dan persediaan pada industri rokok yang listing di BEI periode ? 2. Bagaimana kondisi profitabilitas pada industri rokok yang listing di BEI periode ? 3. Bagaimana pengaruh perputaran kas, piutang dan persediaan terhadap profitabilitas baik secara simultan maupun parsial pada industri rokok yang listing di BEI periode ? I.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan untuk menyusun skripsi yang merupakan salah satu prasyarat yang harus dipenuhi oleh penulis dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama Bandung. Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam melakukan penelitian adalah untuk mendapatkan jawaban atas permasalahan yang telah diidentifikasikan di atas yaitu : 1. Menganalisis kondisi perputaran kas, piutang dan persediaan pada industri rokok yang listing di BEI periode Menganalisis kondisi profitabilitas pada industri rokok yang listing di BEI periode Menganalisis pengaruh perputaran kas, piutang dan persediaan terhadap profitabilitas baik secara simultan maupun parsial pada industri rokok yang listing di BEI periode

9 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau kegunaan bagi berbagai pihak, diantaranya: 1. Bagi Penulis Penulis dapat menambah pengetahuan dan memperluas wawasan mengenai dunia usaha, khususnya dalam bidang keuangan di suatu perusahaan dengan pengelolaan manajemen modal kerja yang terdiri dari kas, piutang dan persediaan terutama mengenai bagaimana penggunaan dan komposisinya yang sesuai dan tepat digunakan dalam bisnis. 2. Bagi Perusahaan Diharapkan dapat memberikan masukan bagi perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam membuat perencanaan keuangan dan mengendalikan modal kerja seefektif dan seefisien mungkin, agar aktivitas perusahaan dapat berjalan dengan baik dan mampu memaksimalkan nilai perusahaan. 3. Bagi Pembaca Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi, informasi atau pertimbangan dalam melakukan penelitian selanjutnya mengenai aspek yang berkaitan. 1.5 Kerangka Pemikiran Dalam menjalankan aktivitas operasionalnya, setiap perusahaan tentu membutuhkan modal yang cukup agar kontinuitas perusahaan dapat berjalan dengan baik, modal ini berupa aktiva lancar yang diperlukan untuk menghasilkan produk yang bisa meningkatkan laba. Di samping itu, pengelolaan keuangan secara efektif dan efisien menjadi salah satu kunci di dalam keberhasilan suatu perusahaan untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya, termasuk di dalamnya pengelolaan modal kerja.

10 Pentingnya manajemen modal kerja menurut Sartono (2001:345) bahwa : Manajemen modal kerja yang efektif menjadi sangat penting untuk pertumbuhan kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang. Apabila perusahaan kekurangan modal kerja untuk memperluas penjualan dan meningkatkan produksinya, maka besar kemungkinan akan kehilangan pendapatan dan keuntungan. Perusahaan yang tidak memiliki modal kerja yang cukup, tidak dapat membayar kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya dan akan menghadapi masalah likuiditas. Modal kerja merupakan unsur yang berperan penting dalam menghasilkan pendapatan. Tingginya investasi perusahaan yang tercermin dalam aktiva lancar menunjukkan hal tersebut. Dalam penentuan besarnya jumlah modal kerja yang dibutuhkan, kesalahan atau ketidaktepatan yang terjadi akan mengakibatkan aktivitas perusahaan terganggu. Apabila hal ini dibiarkan secara terus menerus, maka akan mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan. Dengan demikian pengelolaan aktiva lancar yang meliputi kas, piutang dan persediaan melalui perkembangan modal kerja merupakan salah satu aspek penting yang dibutuhkan oleh perusahaan. Menurut Sundjaja dan Barlian (2002:155) bahwa : Modal kerja yaitu aktiva lancar yang mewakili bagian dari investasi yang berputar dari satu bentuk ke bentuk yang lainnya dalam melaksanakan suatu usaha, atau modal kerja adalah kas/bank, surat berharga yang mudah diuangkan misal cek, giro (deposito), piutang dagang dan persediaan yang tingkat perputarannya tidak melebihi satu tahun atau jangka waktu operasi normal perusahaan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur modal kerja perusahaan terdiri dari kas, piutang dan persediaan. Kas adalah salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Makin besar jumlah kas yang ada di dalam perusahaan berarti makin tinggi tingkat likuiditasnya. Ini berarti bahwa perusahaan mempunyai risiko yang lebih kecil untuk dapat memenuhi kewajiban financialnya.

11 Menurut Harnanto (2002:148) bahwa : Kas merupakan alat pertukaran atau pembayaran yang diakui oleh masyarakat dan oleh sebab itu merupakan dasar landasan yang kuat untuk dipakai sebagai alat pengukur terhadap semua kegiatan ekonomi di dalam perusahaan. Perusahaan tidak berarti harus berusaha untuk mempertahankan persediaan kas yang sangat besar, karena semakin besarnya kas akan semakin banyak uang yang menganggur, sehingga akan memperkecil tingkat profitabilitasnya. Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2004:105) bahwa : Kas merupakan bentuk aktiva yang paling likuid, yang bisa dipergunakan segera untuk memenuhi kewajiban financial perusahaan. Karena sifat likuidnya tersebut, kas memberikan keuntungan yang paling rendah. Masalah utama dalam pengelolaan kas adalah menyediakan kas yang memadai, tidak terlalu banyak agar keuntungan tidak berkurang terlalu besar. Oleh karena itu, manajer keuangan perlu menentukan jumlah kas yang optimal, agar dapat meningkatkan profitabilitas disatu sisi juga dapat menjamin tingkat likuiditas perusahaan. Disamping itu, perusahaan juga harus menentukan tingkat piutang yang ada dalam perusahaan agar disatu sisi dapat meningkatkan penjualan disisi lain harus juga dapat meminimalkan risiko tidak dibayarnya piutang oleh konsumen. Menurut Abdullah (2004:137) bahwa kebanyakan perusahaan investasi pada aktiva lancar berupa piutang antara 40-45% dari total aktiva lancar, atau hampir 25% terhadap aktiva tetap. Oleh karena itu, manajemen investasi dalam piutang merupakan bagian dalam manajemen keuangan karena berkaitan dengan pencapaian profit suatu perusahaan, sehingga dengan meningkatkan penjualan maka kesempatan perusahaan untuk memperoleh laba akan semakin besar, jika kebijakan pengelolaan piutang dan kebijakan penagihan dapat dilakukan dengan baik.

12 Menurut Sutrisno (2003:61) bahwa : Piutang adalah tagihan perusahaan kepada pihak lain sebagai akibat penjualan secara kredit. Timbulnya piutang yang diakibatkan oleh penjualan kredit diharapkan dapat meningkatkan penjualan yang pada akhirnya akan meningkatkan profitabilitas. Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2004:117) bahwa : Piutang merupakan proses penjualan barang hasil produksi secara kredit. Penjualan secara kredit tersebut merupakan suatu upaya untuk meningkatkan (atau untuk mencegah penurunan) penjualan. Dengan penjualan yang makin meningkat, diharapkan laba juga akan meningkat. Aktiva lancar lain yang dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan adalah persediaan. Tanpa adanya persediaan, perusahaan akan dihadapkan pada risiko bahwa perusahaan pada suatu saat tidak dapat memenuhi keinginan dari para pelanggannya yang memerlukan atau meminta barang atau jasa yang dihasilkan. Hal ini mungkin terjadi, karena tidak selamanya barang tersedia setiap saat, yang berarti pula bahwa perusahaan akan kehilangan kesempatan memperoleh keuntungan yang seharusnya didapat. Jadi persediaan sangatlah penting artinya untuk setiap perusahaan, baik perusahaan yang menghasilkan barang ataupun jasa. Suatu perusahaan diharapkan untuk selalu menjaga persediaannya agar selalu cukup agar kegiatan operasi perusahaan khususnya dalam hal penjualan dapat berjalan lancar dan efisien yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah agar persediaan yang dibutuhkan hendaknya selalu tersedia sehingga kelangsungan kegiatan perusahaan dapat terjamin. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk selalu mengadakan pengawasan atas persediaan, karena kegiatan ini akan dapat membantu agar tercapainya suatu tingkat efisiensi penggunaan dalam persediaan.

13 Pengertian persediaan menurut Warren yang telah diterjemahkan oleh Farahmita (2005:440) adalah : Barang dagang yang disimpan untuk kemudian dijual dalam operasi bisnis perusahaan dan bahan yang digunakan dalam proses produksi atau yang disimpan untuk tujuan itu. Barang dagangan yang dimiliki oleh perusahaan digunakan untuk menjamin kontinuitas usaha suatu perusahaan agar dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Melalui pemenuhan permintaan konsumen diharapkan perusahaan dapat meningkatkan profitabilitas. Menurut Riyanto (2001:69) bahwa : Masalah penentuan besarnya investasi atau alokasi modal dalam persediaan mempunyai efek yang langsung terhadap keuntungan perusahan. Kesalahan dalam penetapan besarnya investasi dalam inventory akan menekan keuntungan perusahaan. Berdasarkan komponen modal kerja yang telah dijelaskan, maka aliran atau perputaran modal kerja perlu dijaga kelancarannya agar perusahaan dapat memperoleh laba yang diharapkan dalam rangka meningkatkan profitabilitas. Laba atau profit sering pula dikaitkan dengan ukuran efisiensi dan efektifitas dari suatu unit kerja dalam memanfaatkan sumber daya perusahaan atau dengan kata lain efisiensi dan efektifitas dari satu unit kerja dalam memanfaatkan sumber daya perusahaan akan tergambar melalui profitabilitasnya. Menurut Sartono (2001:122) bahwa : Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa profitabilitas adalah hubungan antara pendapatan dan biaya-biaya yang dihasilkan dengan penggunaan aktiva tetap dan aktiva lancar perusahaan dalam aktivitas produktif. Tingkat profitabilitas dapat diukur dengan menggambarkan rasio profitabilitas.

14 Menurut Martono dan Harjito (2003:59): Rasio profitabilitas terdiri dari dua jenis rasio yang menunjukkan laba dalam hubungannya dengan penjualan dan rasio yang menunjukkan laba dalam hubungannya dengan investasi. Rasio profitabilitas dapat diukur dengan menggunakan Gross Profit Margin, Operating Income Ratio (Operating Profit Margin), Operating ratio, Net Profit Margin, Earning Power of Total Investment (Rate of Return On Investment/ROI) dan Rate of Return For the Owners (Rate of Return on Worth). Dalam menghitung tingkat profitabilitas, penulis menggunakan Return On Investment (ROI) sebagai indikator, karena perhitungan tersebut didasarkan atas laba bersih setelah pajak dibagi dengan total aktiva perusahaan yang merupakan cerminan dari investasi pada aktiva tetap dan modal kerja untuk menjalankan operasi perusahaan. ROI merupakan salah satu rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan investasi yang ditanamkan dalam total asset yang digunakan untul menghasilkan keuntungan. Pengertian Return On Investment menurut Bergevin (2002:274) : Measures of wealth creation from a given level and type of capital. Artinya yaitu suatu tindakan penciptaan kekayaan adalah dari tingkat tertentu dan jenis modalnya. Kemudian menurut Riyanto (2001:336) pengertian ROI adalah : Kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan netto. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ROI menunjukkan besarnya kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba maksimal. Modal kerja yang merupakan investasi perusahaan dalam bentuk aktiva lancar (current asset) diharapkan dapat dialokasikan secara optimal. Hal tersebut berkaitan dengan yang dikemukakan oleh Sundjaja dan Barlian (2002:158), bahwa investasi dalam aktiva lancar berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas.

15 Total investasi dalam perusahaan terdiri dari aktiva tetap dan modal kerja (aktiva lancar) dan laba perusahaan akan meningkat dilihat dari hubungan antara pendapatan dan laba yang dihasilkan dari penggunaan aktiva perusahaan baik aktiva tetap maupun modal kerja (aktiva lancar) dalam kegiatan yang produktif. Berdasarkan uraian tersebut, modal kerja sangat berperan dalam kinerja perusahaan, sehingga dibutuhkan keputusan yang tepat dalam pengambilan suatu keputusan untuk melakukan investasi dalam modal kerja seperti yang dikemukakan oleh Gitman (2006:629) bahwa: Too much investment in current assets reduced profitability where as to little investment increases the risk of not being able to pay debt at they comedue. Maksud dari uraian di atas adalah investasi dalam aktiva lancar yang terlalu banyak akan menurunkan profitabilitas, padahal investasi yang terlalu sedikit akan meningkatkan risiko ketidakmampuan membayar utang pada saat jatuh tempo. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa aktiva tetap sangat berperan dalam kinerja perusahaan sehingga dibutuhkan pemikiran yang matang dalam pengambilan suatu keputusan. Berdasarkan orientasi bahwa suatu perusahaan akan melakukan investasi jika investasi tersebut menguntungkan bagi perusahaan, dalam hal ini dapat memberikan peningkatan laba perusahaan dimana hal ini dapat dilihat dari ROI.

16 Berdasarkan uraian di atas, dapat disusun bagan kerangka pemikiran sebagai berikut : Gambar 1.1 Bagan Kerangka Pemikiran Perusahaan Investasi Pendanaan Kebijakan Deviden Aktiva Lancar Aktiva Tetap Modal Kerja Kas (x 1 ) Piutang (x 2 ) Persediaan (x 3 ) Surat-Surat Berharga Profitabilitas (Y) Keterangan : Diteliti Tidak Diteliti 1.6 Hipotesis Penelitian Berdasarkan pada latar belakang, identifikasi masalah, tujuan dan penelitian, dan kerangka pemikiran diatas, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut : - Perputaran kas, piutang dan persediaan secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas perusahaan pada industri rokok yang listing di BEI periode Perputaran kas, piutang dan persediaan secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas perusahaan pada industri rokok yang listing di BEI periode

17 1.7 Metodologi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah eksplanatori survey dengan menggunakan metode penelitian deskriptif dan verikatif. Menurut ( eksplanatori survey adalah : Penelitian yang bertujuan untuk menguji suatu teori atau hipotesis guna memperkuat atau bahkan menolak teori atau hipotesis penelitian yang sudah ada. Selanjutnya menurut Nazir (2003:63) bahwa : Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status keluarga manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kilas peristiwa pada masa sekarang. Kemudian definisi metode verikatif menurut Rasyad (2003:6) sebagai berikut : Metode verikatif adalah metode yang digunakan untuk melakukan perkiraan (estimate) dan pengujian hipotesis. Alat analisis yang digunakan analisis regresi berganda dan analisis korelasi, dimana penulis melakukan pengujian hipotesis yang dianalisis dengan metode statistik secara parsial dengan menggunakan uji t. Sedangkan untuk menguji hipotesis secara simultan digunakan uji F, selanjutnya nilai pengujian yang diperoleh dibandingkan dengan tabel distribusi t dan F. 1.8 Waktu dan Tempat Penelitian Untuk keperluan penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada perusahaan industri rokok yang listing di BEI yang terdaftar di BEI periode Namun karena keterbatasan jarak, waktu, serta ketersediaan informasi yang lebih mudah, maka pengambilan data didasarkan pada data sekunder yaitu berupa laporan keuangan yang diambil di Pojok Bursa Universitas Widyatama dan Perpustakaan Umum Universitas Padjajaran. Adapun waktu penelitian dilakukan dari bulan Maret 2012 sampai dengan September 2012.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini persaingan dalam dunia bisnis sudah semakin tajam seiring dengan dibukanya sistem mekanisme pasar bebas. Peranan mekanisme pasar bebas di dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan selalu memerlukan modal kerja yang akan digunakan untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada untuk senantiasa meningkatkan efisiensinya. Hal ini dimaksudkan supaya perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Modal Kerja Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rentabilitas Menurut Munawir (2004:86), rentabilitas atau profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Seiring bertambah dewasanya perusahaan, mereka harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Seiring bertambah dewasanya perusahaan, mereka harus dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Seiring bertambah dewasanya perusahaan, mereka harus dapat berkembang dalam mengikuti dan memenuhi kebutuhan pasar yang berubahubah serta bersaing untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Modal Kerja 1. Pengertian Modal Kerja Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, hal ini dikarena industri tembakau mempunyai multiplier effect yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, hal ini dikarena industri tembakau mempunyai multiplier effect yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri pengolahan tembakau mampu dalam menggerakkan ekonomi di Indonesia, hal ini dikarena industri tembakau mempunyai multiplier effect yang sangat luas,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Analisis rasio laporan keuangan pada perusahaan industri rokok telah dilaksanakan secara efektif, hal ini terlihat dari perusahaan industri rokok dalam menganalisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendanai operasional perusahan maupun untuk membiayai investasi jangka UKDW

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendanai operasional perusahan maupun untuk membiayai investasi jangka UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap aktivitas perusahan akan selalu memerlukan dana dan biaya baik untuk mendanai operasional perusahan maupun untuk membiayai investasi jangka panjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era persaingan yang sangat ketat, keunggulan kompetitif telah berkembang dan melibatkan pada pentingnya kinerja keuangan perusahaan. Oleh karena itu sangat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya. A. Tinjauan Teoritis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Setiap perusahaan perlu menyediakan modal kerja untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN MODAL KERJA TERHADAP PERUBAHAN PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK JAKARTA (BEJ)

PENGARUH PERUBAHAN MODAL KERJA TERHADAP PERUBAHAN PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK JAKARTA (BEJ) PENGARUH PERUBAHAN MODAL KERJA TERHADAP PERUBAHAN PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK JAKARTA (BEJ) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Modal Kerja Modal kerja sangat diperlukan dalam menjalankan kegiatan usaha. Setiap perusahaan tentunya membutuhkan modal kerja dalam melakukan kegiatan operasional

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Wibowo dan Wartini (2012) sebelum melakukan investasi dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Wibowo dan Wartini (2012) sebelum melakukan investasi dalam suatu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut Wibowo dan Wartini (2012) sebelum melakukan investasi dalam suatu perusahaan, para investor biasanya melakukan analisis profitabilitas. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Indofarma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston, 18 II. LANDASAN TEORI 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk lebih memaksimalkan kinerjanya dalam berbagai hal terutama dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. untuk lebih memaksimalkan kinerjanya dalam berbagai hal terutama dalam hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menghadapi krisis finansial yang terjadi sekarang ini, sebuah perusahaan ataupun lembaga usaha baik milik pemerintah maupun swasta dituntut untuk lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang maksimal. Dengan memperoleh laba yang maksimal seperti

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang maksimal. Dengan memperoleh laba yang maksimal seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya tujuan perusahaan adalah memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal. Dengan memperoleh laba yang maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Modal Kerja 2.1.1. Pengertian dan Konsep Modal Kerja Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasinya sehari-hari. Uang atau dana yang telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu diarahkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu diarahkan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu diarahkan pada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Laba merupakan tujuan utama setiap perusahaan. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan dituntut untuk lebih memaksimalkan kinerjanya untuk memperoleh laba, karena pada umumnya suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasinya

II. LANDASAN TEORI. Perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasinya II. LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Modal Kerja Perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasinya sehari-hari penertian modal kerja menurut beberapa ahli, antara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Rasio Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisis rasio adalah suatu metode Analisis untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profitabilitas Profitabilitas atau kemampuan memperoleh laba adalah suatu ukuran dalam persentase yang digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan laba

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan diproksikan melalui dimensi profitabilitas perusahaan. komposisi utang perusahaan (Harmono, 2011: ).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan diproksikan melalui dimensi profitabilitas perusahaan. komposisi utang perusahaan (Harmono, 2011: ). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Profitabilitas Konsep profitabilitas ini dalam teori keuangan sering digunakan sebagai indikator kinerja fundamental perusahaan mewakili kinerja manajemen.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Maraknya perkembangan dunia usaha yang bebas seperti sekarang ini, sehingga tidak asing lagi bagi masyarakat untuk melakukan investasi ke perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Kerja Terhadap Profitabilitas pada perusahaan rokok GO-Public di Indonesia

BAB II URAIAN TEORITIS. Kerja Terhadap Profitabilitas pada perusahaan rokok GO-Public di Indonesia 25 BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Kamel (2004) melakukan penelitian mengenai Pengaruh Kebijakan Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada perusahaan rokok GO-Public di Indonesia mempergunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset 2.1.1 Pengertian Aset Aset merupakan bentuk dari penanaman modal perusahaan yang bentuknya dapat berupa hak atas kekayaan atau jasa yang dimiliki perusahaan yang bersangkutan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dikarenakan perkembangan teknologi yang semakin pesat dan makin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dikarenakan perkembangan teknologi yang semakin pesat dan makin BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Pengertian Modal Dikarenakan perkembangan teknologi yang semakin pesat dan makin banyaknya perusahaan-perusahaan menjadi besar, maka faktor produksi modal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Laporan Keuangan Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 2012 dikemukakan laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat dan semakin berkembangnya sumber daya manusia, akan membawa dampak yang besar dan luas terhadap perubahan struktur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu tujuan lain perusahaan. Untuk meningkatkan laba,

BAB I PENDAHULUAN. satu tujuan lain perusahaan. Untuk meningkatkan laba, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama perusahaan menurut Brigham dan Houston (2009) adalah untuk memaksimalkan kekayaan bagi para pemegang sahamnya atau kepada pemilik perusahaan (stakeholder).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperdagangkan di pasar modal adalah saham. (Ardhitiani 2011:1)

BAB I PENDAHULUAN. diperdagangkan di pasar modal adalah saham. (Ardhitiani 2011:1) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal adalah tempat transaksi bagi pihak yang membutuhkan dana yaitu perusahaan dengan pihak yang kelebihan dana yang disalurkan untuk investasi atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang industri, jasa maupun dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ( UU No 8/1995 Tentang Pasar Modal ).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ( UU No 8/1995 Tentang Pasar Modal ). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Terjadinya krisis ekonomi global pada tahun 2008 telah mengakibatkan para investor baik itu dari dalam maupun dari luar negeri lebih berhati-hati dalam menginvestasikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba 2.1.1 Pengertian Laba Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang telah ditetapkan. Aktivitas-aktivitas tersebut

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang telah ditetapkan. Aktivitas-aktivitas tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan perusahaan manufaktur di Indonesia semakin pesat, Hal ini dapat dilihat dari jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari periode

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 22 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Munawir (2012:5) laporan keuangan adalah laporan keuangan itu terdiri dari neraca dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 82 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1.1. Kesimpulan Bedasarkan tujuan penelitian serta pembahasan dari bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa kinerja PT HM Sampoern, Tbk sangat baik dan jika dibandingkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri manufaktur setiap tahun semakin berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri manufaktur setiap tahun semakin berkembang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan industri manufaktur setiap tahun semakin berkembang dengan baik. Salah satu sektor industri manufaktur yang cukup baik untuk dicermati adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas menurut Anoraga (1997:300) adalah menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan pada dasarnya karena ingin mengetahui posisi keuangan perusahaan saat

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. aktiva dengan Return on Investment (ROI) pada PT. Sumbetri Megah. Hasil

BAB II URAIAN TEORITIS. aktiva dengan Return on Investment (ROI) pada PT. Sumbetri Megah. Hasil BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Grace (2009) melakukan penelitian tentang analisis hubungan efektifitas aktiva dengan Return on Investment (ROI) pada PT. Sumbetri Megah. Hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Simpulan rinci yang didapatkan dari perhitungan analisis rasio keuangan yang telah dilakukan sebagai salah satu dasar penilaian kinerja keuangan pada PT Ace Hardware Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan perlu memiliki kemampuan manajemen yang baik untuk dapat tetap bertahan melanjutkan usahanya serta untuk dapat melakukan ekspansi usaha ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Saat ini dunia sedang dihadapkan dengan suatu era yang menuntut persaingan dalam skala internasional, yang dikenal dengan era globalisasi. Indonesia sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUTAKA. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi maupun

BAB II TINJAUAN PUTAKA. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi maupun BAB II TINJAUAN PUTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Modal Kerja Setiap perusahaan yang melakukan kegiatannya selalu membutuhkan dana. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Dalam setiap perusahaan peranan ilmu manajemen sangat penting sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Rasio Keuangan Rasio yang menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan semakin sengitnya persaingan antar perusahaan, kini perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang besar untuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas menurut Anoraga (1997:300) adalah menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.2.1. Profitabilitas Ada beberapa pengukuran terhadap profitabilitas perusahaan dimana masing-masing pengukuran dihubungkan dengan volume penjualan, total

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang kompetitif. Menghadapi persaingan tersebut, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang kompetitif. Menghadapi persaingan tersebut, perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Melihat perkembangan dunia usaha yang banyak bermunculan dan tumbuh dengan semakin cepat, hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya suatu persaingan usaha

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut PSAK No.1 ( Revisi 2009 ) Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang selalu unggul di dalam persaingan dunia usaha.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang selalu unggul di dalam persaingan dunia usaha. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi dan perdagangan bebas seperti sekarang ini, persaingan antar perusahaan semakin ketat. Persaingan bahkan terjadi pada perusahaan yang sejenis,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama berdirinya sebuah perusahaan adalah untuk. dipastikan perusahaan beroperasi secara maksimal. Profitabilitas dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama berdirinya sebuah perusahaan adalah untuk. dipastikan perusahaan beroperasi secara maksimal. Profitabilitas dapat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan utama berdirinya sebuah perusahaan adalah untuk menghasilkan laba perusahaan. Pertumbuhan dan kelangsungan hidup suatu perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan sektor industri barang konsumsi. Perusahan manufaktur sektor konsumsi

BAB I PENDAHULUAN. dan sektor industri barang konsumsi. Perusahan manufaktur sektor konsumsi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan merupakan sebuah organisasi yang berorientasi pada laba dengan menjual barang dan/atau jasa kepada masyarakat. Apabila didasarkan atas kegiatan utama yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang Piutang meliputi semua klaim atau hak untuk menuntut pembayaran kepada pihak lain, yang pada umumnya akan berakibat adanya penerimaan kas di masa yang akan datang. Pengertian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam era persaingan bisnis sekarang ini, modal merupakan salah satu faktor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam era persaingan bisnis sekarang ini, modal merupakan salah satu faktor BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Modal Dalam era persaingan bisnis sekarang ini, modal merupakan salah satu faktor yang mendukung keberhasilan suatu perusahaan. Oleh sebab itu masalah modal merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan. perusahaan. Ada dua pengertian modal kerja, yang pertama gross working

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan. perusahaan. Ada dua pengertian modal kerja, yang pertama gross working BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan dalam menjalankan operasinya selalu diarahkan pada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Bagi perusahaan yang profit oriented maka tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasionalnya agar senantiasa semakin efisien dan efektif. Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasionalnya agar senantiasa semakin efisien dan efektif. Perusahaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas saat ini, kemajuan teknologi telah berpengaruh besar terhadap cara perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Pada umumnya kinerja merupakan sebagai hasil yang telah dicapai atas segala aktivitas yang telah digunakan dalam mendayagunakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. dikemukakan adanya beberapa konsep, yaitu :

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. dikemukakan adanya beberapa konsep, yaitu : BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Modal Kerja Menurut Bambang Riyanto (2001:57) pengertian modal kerja ini dapat dikemukakan adanya beberapa konsep, yaitu : 1) Konsep

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Kalbe Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Definisi operasional merupakan gambaran tentang bagaimana suatu variabel diukur. Definisi operasional ditunjukkan pada variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini dalam suatu periode tertentu (Kasmir,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Pada saat ini kemajuan teknologi didalam dunia usaha khususnya di Indonesia sangatlah berkembang. Maka dari itu dilihat dari sisi perusahaan untuk mengantisipasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Profitabilitas Profitabilitas adalah rasio yang mengukur efektifitas manajemen yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN MODAL KERJA TERHADAP PERUBAHAN PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR GO PUBLIC

PENGARUH PERUBAHAN MODAL KERJA TERHADAP PERUBAHAN PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR GO PUBLIC PENGARUH PERUBAHAN MODAL KERJA TERHADAP PERUBAHAN PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR GO PUBLIC (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2003, 2004, 2005) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi

Lebih terperinci

PT BENTOEL INTER LAPORAN POSISI KE 200 KETERANGAN 2009 ASSET ASSET LANCAR kas dan setara kas 84,310,801,719 piutang usaha pihak ketiga

PT BENTOEL INTER LAPORAN POSISI KE 200 KETERANGAN 2009 ASSET ASSET LANCAR kas dan setara kas 84,310,801,719 piutang usaha pihak ketiga PT BENTOEL INTER LAPORAN POSISI KE 200 KETERANGAN 2009 ASSET ASSET LANCAR kas dan setara kas 84,310,801,719 piutang usaha pihak ketiga 174,309,061,823 pihak relasi piutang lain - lain pihak hubungan istimewa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas adalah kemampuan perusahan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini semakin ketatnya persaingan negara-negara di dunia berlombalomba

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini semakin ketatnya persaingan negara-negara di dunia berlombalomba BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini semakin ketatnya persaingan negara-negara di dunia berlombalomba dalam meningkatkan serta membenahi perekonomiannya. Sektor industri diyakini sebagai sektor

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan pembahasan sebelumnya yang dilakukan penulis pada bab IV, hasil penelitian pada PT Adira Dinamika Multi Finance, Tbk dapat disimpulkan sebagai berikut :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Modal kerja sangat penting dalam operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk member uang muka pada pembelian bahan baku

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja dalam Meningkatkan Profitabilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja dalam Meningkatkan Profitabilitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang membahas masalah yang hampir sama dilakukan oleh Mohammad Wisnu Prabowo (2010) meneliti tentang Analisis Sumber dan Penggunaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan merupakan analisis mengenai kondisi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. mengukur dari working capital management (WCM). Siklus konversi kas secara

PENDAHULUAN. mengukur dari working capital management (WCM). Siklus konversi kas secara PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Siklus konversi kas (Cash Conversion Cycle) dapat digunakan untuk mengukur dari working capital management (WCM). Siklus konversi kas secara definitif adalah interval

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menjamin kelangsungan operasi perusahaan sehari-hari. Modal kerja sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menjamin kelangsungan operasi perusahaan sehari-hari. Modal kerja sangat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Modal Kerja Pengelolaan modal kerja terkait dengan keputusan investasi dan pembelanjaan jangka pendek yang tercermin pada aset lancar dan utang lancar perusahaan. Mengelola

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian terdahulu dilakukan oleh Permani (2004), pada perusahaanperusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode tahun 1999-2003.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah menyebabkan banyak perusahaan yang sulit untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. telah menyebabkan banyak perusahaan yang sulit untuk mempertahankan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Resesi ekonomi yang melanda negara-negara di Asia, khususnya Indonesia telah menyebabkan banyak perusahaan yang sulit untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Modal Kerja 2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk membeli uang muka pada pembelian bahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan manufaktur. Perusahaan memiliki kebutuhan modal yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan manufaktur. Perusahaan memiliki kebutuhan modal yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Modal Perusahaan membutuhkan modal dalam menjalankan aktifitasnya. Modal merupakan faktor yang sangat penting dalam perusahaan. Terdapat tiga

Lebih terperinci

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode tertentu. Dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkannya. Adapun tujuan akhir yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkannya. Adapun tujuan akhir yang ingin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era persaingan industri manufaktur yang berkembang bebas saat ini, perusahaan diharapkan mampu menghasilkan produk bermutu bagi konsumen untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Likuiditas Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan-perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang hasil akhirnya sangat dibutuhkan baik bagi manajemen untuk menyusun rencana yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada saat ini begitu banyak perusahaan manufaktur yang berkembang di Indonesia, terutama perusahaan disektor barang konsumsi (Consumer Goods Industry) dan

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN ROKOK (Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode )

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN ROKOK (Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode ) ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN ROKOK (Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2013) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-syarat Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perolehan laba merupakan tujuan akhir yang dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah perolehan laba atau keuntungan yang maksimal, di samping hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dana, baik untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari maupun untuk

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dana, baik untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari maupun untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya setiap perusahaan akan melakukan berbagai aktivitas untuk mecapai tujuannya yang telah ditetapkan. Setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan suatu bisnis setiap perusahaan perbankan memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana merupakan elemen utama yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian merupakan hak pemegang saham biasa (common stock) untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Jika perusahaan memutuskan untuk membagi keuntungan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan dalam melakukan penelitian, sehingga dengan mengetahui penelitian terdahulu dapat memperoleh informasi

Lebih terperinci