siswa yang diperoleh melalui pengukuran dengan menerapkan prinsip-prinsip

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "siswa yang diperoleh melalui pengukuran dengan menerapkan prinsip-prinsip"

Transkripsi

1 4.3 Penilaian Berbasis Kelas (PBK) 4.1 Tujuan dan Fungsi Penilaian Berbasis Kelas Penilaian Berbasis Kelas (PBK) merupakansuatu penilaian berdasarkan pada suatu proses pengumpulan, pelaporan dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa yang diperoleh melalui pengukuran dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti otentik, akurat dan konsisten sebagai akuntabilitas publik. PBK mengidentifikasi pencapaian kompetensi dan hasil belajar yang dikemukakan melalui pertanyaan yang jelas tentang standar yang harus dan telah dicapai disertasi dengan peta kemajuan belajar siswa. PBK merupakan sebagian dari evaluasi dan merupakan komponen Kurikulum Berbasis Kompetensi. Tujuan umum PBK adalah untuk memberikan penghargaan terhadap pencapaian belajar siswa dan memperbaiki program dan kegiatan pembelajaran. Secara khusus tujuan PBK adalah untuk memberikan (a) informasi tentang kemajuan belajar, (b) informasi yang dapat digunakan untuk membina kegiatan belajar lebih lanjut; (c) motivasi belajar siswa, dan melakukan bimbingan yang lebih tepat. PBK hendaknya menjamin bahwa hasil kerja siswa dan pencapaian belajarnya dapat diidentifikasi. Fungsi PBK bagi siswa dan guru adalah untuk membantu (a) siswa dalam mewujudkan dirinra dengan mengubah atau mengembangkan perilakunya ke arah yang labih baik dan maju; (b) siswa mendapat kepuasan atas apa yang dikerjakannya; (c) guru untuk menetapkan apakah metode mengajar yang digunakannya telah memadai atau tidak; dan (d) guru membuat pertimbangan dan keputusan administrasi. 1

2 4.2 Prinsip-prinsip Penilaian Berbasis Kelas Prinsip-prinsip umum PBK adalah (a) valid, (b) mendidik, (c) berorientasi pada kompetensi, (d) adil dan objektif, (e) terbuka, (f) berkesinambungan, (g) menyeluruh, dan (h) bermakna. Pada segi lain ada dua prinsip khusus PBK: Pertama, apapun jenis penilaian harus memungkinkan adanya kesempatan yang terbaik bagi siswa untuk menunjukkan apa yang mereka ketahui dan pahami, serta mendemontrasikan kemampuannya. Prinsip ini berimplikasi pada pelaksanaan PNK yang hendaknya dalam suasana yang bersahabat dan tidak mengancam, semua siswa mempunyai kesempatan dan mendapat perlakuan yang sama dalam menerima program pembelajaran sebelumnya dan selama proses PBK; siswa memahami secara jelas apa yang dimaksud dalam PBK, dan kriteria membuat keputusan ata hasil PBK hendaknya disepakati dengan siswa dan orang tua/wali. Kedua, setiap guru harus mampu melaksanakan prosedur PBK dan pencatatan secara tepat. Implikasi dari prinsip ini adalah bahwa prosedur PBK harus dapat diterima oleh guru dan dipahami secara jelas; prosedur PBK dan catatan hasil belajar siswa hendaknya mudah dilaksanakan sebagai bagian dari KBM dan tidak mengambil waktu yang berlebihan, catatan harian harus mudah dibuat, jelas, dan mudah dipahami, informasi yang diperoleh untuk menilai semua pencapaian belajar siswa dengan berbagai cara harus digunakan sebagaimana mestinya; penilaian pencapaian belajar siswa yang bersifat positif untuk pembelajaran selanjutnya; klasifikasi dan kesulitan belajar harus ditentukan sehingga mendapat bimbingan dan bantuan belajar yang wajar, hasil penilaian hendaknya menunjukkan kemajuan dan berkelanjutan bagi pencapaian belajar siswa; penilaian semua aspek yang berkaitan dengan pembelajaran yang 2

3 efektif, peningkatan kehalian guru, dan pelaporan penampilan siswa kepada orang tua atau wali. 4.3 Acuan Penilian Berbasis Kelas Acuan yang digunakan dalam PBK dapat dilihat pada gambar berikut ini. Perlakuan Intruksional untuk mencapai tingkah laku dan kompetensi PAP Kedudukan individu dibandingkan dengan KD yang ditnetukan Penyesu Aian perlakua n terhadap individu agar tercapai KD Seleksi perlakuan untuk menca pai KD Kriteria Mutlak Diagnosis Kemampuan Acuan Penilaian Tujuan Fungsi Sifat Standar Untuk mewujudkan penguasaan konsep dan tingkah laku PAN Mengetahui kedudukan individu dalam kelompok Mengukur penguasaan individu terhadap materi instruksional individu dalam kelompok Seleksi terhadap indivi du Norma Kelom pok Relatif Gambar 1: Acuan Penilaian Berbasis Kelas 3

4 Keterangan: PAP = Penilaian Acuan Patokan PAN = Penilaian Acuan Norma KD = Kompetensi Dasar Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi siswa dituntut memiliki kemampuan dari hasil perbandingan antara pencapaian sebelum dan sesudah pembelajaran dan kriteria penguasaan kompetensi yang ditentukan. Oleh sebab itu, dalam PBK lebih tepat apabila menggunakan penilaian acuan patokan (PAP). 4.4 Strategi Penilaian Berbasis Kelas Di bawah ini disajikan dalam gambar 2 tentang bagaimana cara kita dalam mengambil suatu keputusan dalam PBK ((Richards, Ed.; 1998:41). STUDENT NEEDS INSTRUCTIONAL OBJECTIVES MATCH MISMATCH DECISION DECISION CONTINUE WITH INSTRUCTIONAL PLAN MODITY OBJECTIVES SELECT STUDNETS WHOSE NEEDS MATCH OBJECTIVES 4

5 bawah ini. Strategi PBK terdiri atas lima langkah, yaitu dapat dilihat pada gambar di Input Factors (1) Student needs and abilities Intructional purposes Time Attitudes (2) Resources Facillities Instructional plane (5) Support (3) Teacher abilities Instructional practices Outcomes (4) (Richards, Ed.; 1998:43) 4.4 Kompetensi Berbahasa Richard (1987:49) menjelaskan bahwa kompetensi komunikatif dalam pembelajaran bahasa meliputi (1) pengetahuan mengenai gramatika dan kosakata, (2) pengetahuan mengenai kadiah-kaidah berbicara, (3) pengetahuan mengenai 5

6 bagaimana cara menggunakan dan memberi respons terhadap tindak-tutur, dan (4) pengetahuan mengenai bagaimana cara menggunakan bahasa secara tepat dan memuaskan. Selanjutnya, ia mengemukakan bahwa komponen-komponen kompetensi komunikatif meliputi (1) kompetensi gramatikal, (2) kompetensi sosiolinguistik, (3) kompetensi wacana, dan (4) kompetensi strategi. Bachman (1990:87) menyebutnya bukan kompetensi komunikatif, tetapi kompetensi bahasa (language commpetence), yang meliputi (1) kompetensi organisasi dan kompetensi pragmatik. Kompetensi organisasi diklasifikasi lagi menjadi (a) kompetensi gramatikal dan (b) kompetensi wacana. Kompetensi pragmatik pun diklasifikasi menjadi (a) kompetensi illocutionary commpetence dan (b) kompetensi sosiolinguistik. Kompetensi gramatikal menurut Bachman adalah kemampuan berbahasa dalam hal penguasaan dan penggunaan kadiah-kaidah bahasa, seperti kosakata, pembetukan kata, pembentukan kalimat, dan pembentukan bunyi/sistem penulisan. Sedangkan kompetensi wacana (textual commpetence) yaitu kemampuan siswa dalam penggunaan bahasa dalam aspek kekohesifan dan kekoherenan. Illocutionary commpetence mencakupi pemakaian bahasa yang berkaitan dengan fungsi-fungsi bahasa, seperti fungsi regulasi, fungsi heuristik, fungsi ideasional, fungsi imajinasi, fungsi personal, fungsi interpesonal, dan fungsi instrumental. Kompetensi sosiolinguistik meliputi kemahiran berbahasa dalam hal sensitivity to dialect or variety, sensitivity to register, sensitivity to naturalnnes, dan references and figurative speech. Selanjutnya Littleewood (1981) mengemukakan bahwa ada dua jenis komptensi komunikatif, yaitu pra komunikatif dan komunikatif. Yang dimaksud 6

7 dengan kompetensi pra komunikatif adalah kemampuan berbahasa dalam aspek kompetensi struktural dan kuasi komunikatif; sedangkan kompetensi komunikatif meliputi kemampuan berbhasa dalam aspek komunikatif fungsional dan interaksi sosial. Untuk dapat menyusun suatu tesbahasa dan Sastra Indonesia yang baik dan terukur, pengembang tes perlu memperhatikan dan mempelajari dimensi-dimensi tes bahasa, yaitu (1) dimensi tujuan tes bahasa, (2) dimensi bentuk stimulus tes, (3) dimensi bentuk respons tes, (4) dimensi isi tes, (5) dimensi kemampuan tertes, (6) dimensi teknik tes, dan (7) dimensi reliabilitas dan validitas tes. Dimensi tujuan tes bahasa meliputi empat jenis, yaitu tes pencapaian atau tes kemajuan, tes sikap, tes diagnostik, dan tes penempatan. Dimensi bentuk stimulus tes adalah satu runtunan stimulus dan respons. Oleh karena itu, dalam penyusunan tes bahasa perlu diperhatikan bentuk stimulus yang perlu dirancang oleh pengembang tes. Stimulus-stimulus tersebut dapat berupa lisan, tertulis, gambar-gambar, dan tindakan. Dimensi bentuk respons merupakan jawaban yang diberikan oleh siswa dalam merespons stimulus yang diberikan oleh penguji. Respons yang diberikan oleh siswa dapat berupa lisan, tertulis, gambar-gambar, dan tindakan. Dimensi isi tes bahasa berupa tes terpenggal dan tes terpadu. Tes terpenggal merupakan tes yang hendak mengukur kemampuan siswa dalam menguasai ejaan dan tanda baca atau penguasaan kosa kata tertentu. Tes terpadu mengukur keseluruhan kemampuan siswa berbahasa sesuai dengan jenjang pendidikan dan tujuan pengajaran yang sudah ditetapkan. 7

8 Sesuai dengan tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang menekankan aspek komunikatif, maka tes bahasa Indonesi pun harus mengukur kemampuan siswa dalam berbahasa untuk kepentingan komunikasi. Kemampuan komuniatif siswa yang dimasudkan adalah kemampuan berbahasa Indonesia sesuai dengan situasi dan konteks. 4.5 Tes Bahasa Indonesia Tes Struktur dan Kosakata Struktur bahasa adalah unsur bahasa yang berupa kaidah yang mengantur susunan suatu bahasa; mulai dari bunyi, kata, kalimat, dan wacana. Respons yang diharapkan dalam tes struktur ini adalah penggunaan kaidah struktur bahasa Indonesia yang baik dan benar. Struktur bahasa yang harus dipelajari oleh peserta didik adalah bahasa yang normatif. Tes struktur bahasa adalah teknik pengukuran untuk mengumpulkan informasi dalam rangka evaluasi penguasaan peserta didik terhadap struktur bahasa yang dipelajarinya. Tes struktur dapat dilakukan dengan pendekatan terpilah dan terpadu. Kedua pendekatan tes struktur ini memiliki kekurangan dan kelebihannya, akan tetapi sebaiknya dalam pengukuran struktur bahasa lebih baik keduanya digunakan. Tes struktur bahasa Indonesia yang dilakukan di sekolah-sekolah (SMP-SMU) dewasa ini menggunakan pendekatan terpilah (discrete-point approach test), seperti yang kita ketahui dalam ulangan harian, ulangan umum, ujian sekolah, EBTA atau EBTANAS. Agar tes struktur bahasa Indonesia yang dilaksanakan di sekolah benar-benar dapat menggambarkan hasil belajar siswa seperti yang dituntut dalam kurikulum 8

9 melalui pendekatan pengajaran bahasa yang komunikatif, maka seyogianya tes struktur bahasa Indonesia dilaksanakan sebagai berikut. a) Menggunakan kedua macam pendekatan tes bahasa (terpilah dan terpadu). Melalui pendekatan terpadu misalnya tes struktur bahasa dipadukan dengan salah satu keterampilan berbahasa yang produktif, seperti tes penguasaan struktur bahasa melalui menulis atau mengarang. Keuntungan yang kita peroleh ialah siswa dihadapkan pada perbuatan berbahasa yang aktual (otentik) juga bersifat komunikatif. Sedangkan dengan pendekatan terpilah, seperti yang lazim digunakan, yaitu melalui melengkapi kalimat dengan menggunakan bentuk kata, memilih kalimat yang benar, menafsirkan arti bentuk kata dan kalimat, menyusun kalimat yang susunannya kacau, menyempurnakan bentuk kata, dan mengubah bentuk kalimat. b) Ranah yang harus diutamakan dalam tes struktur adalah ranah aplikatif, analisis, sintesis, dan evaluasi. c) Pada tes struktur yang menggunakan pendekatan terpilah sebaiknya tidak hanya jenis pilihan berganda, akan tetapi menggunakan jenis isian dan esai terbatas. d) Sampel struktur bahasa yang dipilih sebagai bahan tes sebaiknya struktur yang dapat mewakili (representatif) struktur-struktur bahasa Indonesia yang lainnya. Tes kosa kata adalah teknik pengukuran untuk mengumpulkan informasi dalam rangka mengevaluasi penguasaan kosa kata individu dalam suatu bahasa, baik kosa kata aktif maupun kosa kata pasif. Oleh karena kosa kata merupakan unsur bahasa yang terpilah (separated object), maka tesnya pun menggunakan pendekatan terpilah. Akan tetapi, tuntutan Kurikulum 1994, sebaiknya tes kosa kata bahasa Indonesia menggunakan pendekatan terpadu. 9

10 Ada dua masalah yang dihadapi dalam tes kosa kata, yaitu (1) dalam menentukan kosa kata yang akan diteskan atau respons kosa kata mana yang harus distimulus, (2) jumlah kosa kata yang tidak jelas, dan (3) menentukan jenis tes yang akan digunakan Tes Berbicara Tes berbicara adalah teknik pengukuran untuk mengumpulkan informasi mengenai kemampuan seseorang (siswa) dalam keterampilan berbicara. Informasi ini akan dipakai untuk menentukan nilai keterampilan berbicara. Pada umumnya tes berbicara bukan hanya tes lisan melainkan juga tes perbuatan/penampilan, yakni tes nonverbal. Ini berarti yang dinilai bukan hanya perbuatan berbicara, melainkan juga proses/perbuatan dalam menghasilkan pembicaraan itu. Untuk itu, teknik tes berbicara dibantu oleh teknik observasi: penguji mengamati (bukan hanya mendengarkan) bagaimana peserta tes (testee) berbicara. Hal ini berlaku pada tes berbicara yang dilakukan secara langsung (direct oral performance testing). Sebuah tes keterampilan terpadu, tes berbicara memadukan sejumlah komponen untuk dijadikan sasaran tes, yaitu (1) bahasa lisan yang digunakan, (2) isi pembicaraan, (3) teknik dan penampilan. Teknik tes berbicara dapat digunakan dengan teknik bercakap-cakap, tanya jawab, wawancara, diskusi, debat, bermain peran, bercerita, berpidato, berceramah, laporan, dan teknik membacakan (membaca nyaring) Tes Menulis/Mengarang 10

11 Ada dua metode yang sering digunakan dalam pengukuran kemampuan menulis atau mengarang, yaitu metode langsung dan metode tidak langsung (Halim, 1982: ). Metode langsung merupakan tes keterampilan menulis langsung dilaksanakan dengan cara pelaksana tes (guru) langsung menyuruh siswa atau peserta tes menulis atau mengarang topik-topik atau judul-judul karangan tertentu. Keunggulan metode langsung adalah (a) dapat mengukur kemampuan tertentu (kemampuan menyusun, menghubungkan serta memakai bahasa yang dikarangnya dapat lebih efektif, (b) mempunyai potensi untuk mendorong peserta mengerjakan tugasnya sebaik-baiknya; dan (c) lebih mudah dan lebih cepat mempersiapkannya. Sedangkan kekurangannya adalah (a) hasilnya kurang dapat dipercaya, karena teknik penyekorannya subjektif, (b) penulis akan dapat menghindari kata-kata atau kalimatkalimat tertentu yang dirasakannya sukar; dan (c) pemeriksaan hasil tes memerlukan waktu yang lama. Metode tidak langsung adalah cara mengukur keterampilan menulis dengan mempergunakan tes bentuk objektif (misalnya bentuk pilihan berganda). Hasilnya dipergunakan untuk memperkirakan keterampilan menulis yang sebenarnya. Tes demikian disebut juga tes kemampuan dasar menulis (writing ability). Menurut temuan beberapa peneliti, seperti Breland, Colon & Bogosa (1976), Breland & Gayner (1979), dan Moss, Cols (1981) ternyata hasil pengukuran metode langsung dengan metode tidak langsung itu umumnya mempunyai korelasi yang tinggi (Stinggins: 1982:347). Richard (1987:49) menjelaskan bahwa kompetensi komunikatif dalam 11

12 pembelajaran bahasa meliputi (1) pengetahuan mengenai gramatika dan kosakata, (2) pengetahuan mengenai kadiah-kaidah berbicara, (3) pengetahuan mengenai bagaimana cara menggunakan dan memberi respons terhadap tindak-tutur, dan (4) pengetahuan mengenai bagaimana cara menggunakan bahasa secara tepat dan memuaskan. Selanjutnya, ia mengemukakan bahwa komponen-komponen kompetensi komunikatif meliputi (1) kompetensi gramatikal, (2) kompetensi sosiolinguistik, (3) kompetensi wacana, dan (4) kompetensi strategi. Bachman (1990:87) menyebutnya bukan kompetensi komunikatif, tetapi kompetensi bahasa (language commpetence), yang meliputi (1) kompetensi organisasi dan kompetensi pragmatik. Kompetensi organisasi diklasifikasi lagi menjadi (a) kompetensi gramatikal dan (b) kompetensi wacana. Kompetensi pragmatik pun diklasifikasi menjadi (a) kompetensi illocutionary commpetence dan (b) kompetensi sosiolinguistik. Kompetensi gramatikal menurut Bachman adalah kemampuan berbahasa dalam hal penguasaan dan penggunaan kadiah-kaidah bahasa, seperti kosakata, pembetukan kata, pembentukan kalimat, dan pembentukan bunyi/sistem penulisan. Sedangkan kompetensi wacana (textual commpetence) yaitu kemampuan siswa dalam penggunaan bahasa dalam aspek kekohesifan dan kekoherenan. Illocutionary commpetence mencakupi pemakaian bahasa yang berkaitan dengan fungsi-fungsi bahasa, seperti fungsi regulasi, fungsi heuristik, fungsi ideasional, fungsi imajinasi, fungsi personal, fungsi interpesonal, dan fungsi instrumental. Kompetensi sosiolinguistik meliputi kemahiran berbahasa dalam hal sensitivity to dialect or variety, sensitivity to register, sensitivity ti naturalnnes, dan references and figures of speech. 12

13 Selanjutnya Littleewood (1981) mengemukakan bahwa ada dua jenis komptensi komunikatif, yaitu pra komunikatif dan komunikatif. Yang dimaksud dengan kompetensi pra komunikatif adalah kemampuan berbahasa dalam aspek kompetensi struktural dan kuasi komunikatif. Sedangkan kompetensi komunikatif meliputi kemampuan berbhasa dalam aspek komunikatif fungsional dan interaksi sosial. Untuk dapat menyusun suatu tes bahasa Indonesia yang baik dan terukur, pengembang tes perlu memperhatikan dan mempelajari dimensi-dimensi tes bahasa, yaitu (1) dimensi tujuan tes bahasa itu, (2) dimensi bentuk stimulus tes, (3) dimensi bentuk respons tes, (4) dimensi isi tes, (5) dimensi kemampuan tertes, (6) dimensi teknik tes, dan (7) dimensi reliabilitas dan validitas tes. Dimensi tujuan tes bahasa meliputi empat jenis, yaitu tes pencapaian atau tes kemajuan, tes sikap, tes diagnostik, dan tes penempatan. Dimensi bentuk stimulus tes adalah satu runtunan stimulus dan respons. Oleh karena itu, dalam penyusunan tes bahasa perlu memperhatikan bentuk stimulus yang perlu dirancang oleh pengembang tes. Stimulus-stimulus tersebut dapat berupa lisan, tertulis, gambar-gambar, dan tindakan. Dimensi bentuk respons merupakan jawaban yang diberikan oleh siswa dalam merespons stimulus yang diberikan oleh penguji. Respons yang diberikan oleh siswa dapat berupa lisan, tertulis, gambar-gambar, dan tindakan. Dimensi isi tes bahasa berupa tes terpenggal dan tes terpadu. Tes terpenggal merupakan tes yang hendak mengukur kemampuan siswa dalam penguasaan ejaan dan tanda baca atau penguasaan kosa kata tertentu. Tes terpadu mengukur 13

14 keseluruhan kemampuan siswa berbahasa sesuai dengan jenjang pendidikan dan tujuan pengajaran yang sudah ditetapkan. Sesuai dengan tujuan pembelajaran bahasa Indonesia yang menekankan aspek komunikatif, maka tes bahasa Indonesi pun harus mengukur kemampuan siswa dalam berbahasa untuk kepentingan komunikasi. Kemampuan komuniatif siswa yang dimasudkan adalah kemampuan berbahasa Indonesia sesuai dengan situasi dan konteks. Indikator kemampuan yang dites itu adalah tingkat kompetensi komunikatif. Dimensi teknik tes bahasa meliputi dikte, esei (mengarang), wawancara, pilihan berganda, tes rumpang (cloze test), dan terjemahan. Tes bahasa yang baik adalah tes yang memiliki reliabilitas dan vadilitas yang tinggi. 14

SISTEM PENILAIAN BERBASIS KELAS BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA Oleh Drs. Dedi Koswara, M.Hum.

SISTEM PENILAIAN BERBASIS KELAS BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA Oleh Drs. Dedi Koswara, M.Hum. SISTEM PENILAIAN BERBASIS KELAS BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA Oleh Drs. Dedi Koswara, M.Hum. I. Pengertian, Tujuan, dan Fungsi penilaian Berbasis Kelas 1.1 Pengertain Penilaian Berbasis Kelas (PBK) merupakan

Lebih terperinci

PENILAIAN BERBASIS KELAS Nuryani Y.Rustaman*

PENILAIAN BERBASIS KELAS Nuryani Y.Rustaman* PENILAIAN BERBASIS KELAS Nuryani Y.Rustaman* Pendahuluan Sebagai perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan

Lebih terperinci

PENERAPAN PENILAIAN BERBASIS KELAS DALAM BIDANG STUDI PAI DI SEKOLAH DASAR. Oleh : Drs.Zainal Arifin, M.Pd.

PENERAPAN PENILAIAN BERBASIS KELAS DALAM BIDANG STUDI PAI DI SEKOLAH DASAR. Oleh : Drs.Zainal Arifin, M.Pd. PENERAPAN PENILAIAN BERBASIS KELAS DALAM BIDANG STUDI PAI DI SEKOLAH DASAR Oleh : Drs.Zainal Arifin, M.Pd. Abstrak : Salah satu komponen pokok dalam sistem pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI) adalah

Lebih terperinci

BAB VI TES HASIL BELAJAR BAHASA. Tes sebagai salah satu teknik pengukuran dapat didefinisikan A test will be

BAB VI TES HASIL BELAJAR BAHASA. Tes sebagai salah satu teknik pengukuran dapat didefinisikan A test will be BAB VI TES HASIL BELAJAR BAHASA 6.1 Pengertian Tes Hasil Belajar Tes sebagai salah satu teknik pengukuran dapat didefinisikan A test will be defined as a systematic procedure for measuring a sample of

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. program pendidikan. Pada dasarnya, evaluasi dimaksudkan untuk memperoleh data

BAB I PENDAHULUAN. program pendidikan. Pada dasarnya, evaluasi dimaksudkan untuk memperoleh data BAB I PENDAHULUAN 1.1 Hakikat Evaluasi Dalam proses pendidikan, evaluasi merupakan salah satu komponen penting dan memainkan peranan yang besar dalam mengidentifikasi keberhasilan suatu program pendidikan.

Lebih terperinci

7. Penilaian Pembelajaran Bahasa berbasis Kompetensi. (Edisi pertama cetakan kedua 2011, cetakan pertama 2010). Yogyakarta: BPFE.

7. Penilaian Pembelajaran Bahasa berbasis Kompetensi. (Edisi pertama cetakan kedua 2011, cetakan pertama 2010). Yogyakarta: BPFE. 7. Penilaian Pembelajaran Bahasa berbasis Kompetensi. (Edisi pertama cetakan kedua 2011, cetakan pertama 2010). Yogyakarta: BPFE. PENILAIAN PEMBELAJARAN BAHASA Berbasis Kompetensi Oleh Burhan Nurgiyantoro

Lebih terperinci

Validitas, Reliabilitas, dan Analisis Soal Uraian

Validitas, Reliabilitas, dan Analisis Soal Uraian Validitas, Reliabilitas, dan Analisis Soal Uraian Jumat, Definisi Tes Uraian Tes uraian adalah tes (seperangkat soal yang berupa tugas dan pertanyaan) yang menuntut peserta didik untuk mengorganisasikan

Lebih terperinci

BAHASA INDONESIA UMB. Ragam Bahasa. Dra. Hj. Winarmi. M.Pd. Modul ke: Fakultas Ekonomi. Program Studi Manajemen.

BAHASA INDONESIA UMB. Ragam Bahasa. Dra. Hj. Winarmi. M.Pd. Modul ke: Fakultas Ekonomi. Program Studi Manajemen. Modul ke: BAHASA INDONESIA UMB Ragam Bahasa Fakultas Ekonomi Dra. Hj. Winarmi. M.Pd. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Definisi Ragam Bahasa Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian,

Lebih terperinci

BAB VI PENILAIAN DAN PENDEKATAN PENILAIAN

BAB VI PENILAIAN DAN PENDEKATAN PENILAIAN BAB VI PENILAIAN DAN PENDEKATAN PENILAIAN A. Pendahuluan Penilaian merupakan langkah lanjutan yang umumnya dilakukan oleh pendidik dengan berbasis pada data pengukuran yang tersedia. Penilaian atau Assessment

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar-mengajar dilakukan siswa dan guru di sekolah. Siswa mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. Kegiatan Belajar Mengajar

Lebih terperinci

Standar Kompetensi Guru KD Indikator Esensial

Standar Kompetensi Guru KD Indikator Esensial Kompetensi Utama Standar Kompetensi Guru KD Indikator Esensial St. Inti/SK Kompet. Guru Mapel Pedagogik Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran bahasa Mandarin sebagai bahasa asing Menguasai

Lebih terperinci

Bahasa Indonesia. Ragam Bahasa. Dwi Septiani, S.Hum., M.Pd. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen

Bahasa Indonesia. Ragam Bahasa. Dwi Septiani, S.Hum., M.Pd. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Bahasa Indonesia Modul ke: Ragam Bahasa Fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Dwi Septiani, S.Hum., M.Pd. Hakikat Bahasa Kedudukan Bahasa Kedudukannya Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan-kebijakan tersebut. Di awal kemerdekaan republik ini, dunia pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan-kebijakan tersebut. Di awal kemerdekaan republik ini, dunia pendidikan 15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan sistem pendidikan di Indonesia berdampak pada penyusunan kurikulum yang menjadi landasan pengajaran dan penyusunan materi ajar di Indonesia. Semakin sering

Lebih terperinci

TES PRODUKTIF BERBAHASA. Nani Anggraini STKIP PGRI Bandar Lampung ABSTRACT

TES PRODUKTIF BERBAHASA. Nani Anggraini STKIP PGRI Bandar Lampung ABSTRACT Nani Anggraini STKIP PGRI Bandar Lampung ABSTRACT This paper discusses the relationship of active productive language competence. Language-productive activity is the activity of conveying ideas, messages,

Lebih terperinci

PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN KEMAHIRAN BERBAHASA INDONESIA DENGAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF. Sumadi FBS Universitas Negeri Malang (www.sumadi.um.ac.

PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN KEMAHIRAN BERBAHASA INDONESIA DENGAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF. Sumadi FBS Universitas Negeri Malang (www.sumadi.um.ac. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN KEMAHIRAN BERBAHASA INDONESIA DENGAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF Sumadi FBS Universitas Negeri Malang (www.sumadi.um.ac.id) Abstract: Assessment of the Indonesian Language Learning

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa tersebut mempunyai. hubungan yang erat satu dengan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa tersebut mempunyai. hubungan yang erat satu dengan lainnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia mempergunakan bahasa sebagai alat komunikasi dalam kehidupan. Bahasa sebagai milik manusia menjadi salah satu cirri pembeda antara manusia dengan mahluk

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN BERBICARA MENCERITAKAN TOKOH IDOLA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF PADA SISWA KELAS VII SMPN 2

MODEL PEMBELAJARAN BERBICARA MENCERITAKAN TOKOH IDOLA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF PADA SISWA KELAS VII SMPN 2 MODEL PEMBELAJARAN BERBICARA MENCERITAKAN TOKOH IDOLA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF PADA SISWA KELAS VII SMPN 2 TAROGONG GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012 MAKALAH Oleh Susilawati 1021.0943 DAN

Lebih terperinci

Model Silabus Bahasa Inggris 1

Model Silabus Bahasa Inggris 1 Karakteristik Mata Pelajaran Bahasa Inggris Agar guru dapat mengembangkan kurikulum berbasis kompetensi dan pengujian berbasis kompetensi secara lebih baik, guru perlu mengenal karakteristik mata pelajaran.

Lebih terperinci

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN NASKAH DRAMA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN NASKAH DRAMA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN NASKAH DRAMA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG Oleh: Mira Elfiza, Andria Catri Tamsin, Zulfikarni Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 3: Menulis Tes Hasil Belajar

Kegiatan Belajar 3: Menulis Tes Hasil Belajar Kegiatan Belajar 3: Menulis Tes Hasil Belajar Uraian Materi Secara umum, langkah-langkah kegiatan penilaian hasil belajar yang dilakukan Guru meliputi: (1) Perencanaan penilaian dan pengembangan perangkat,

Lebih terperinci

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012 Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Jenjang : SMP/SMA Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012 1. Mengungkapkan secara lisan wacana nonsastra 2. Mengungkapkan wacana tulis nonsastra 1.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat aspek keterampilan yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat aspek keterampilan yaitu keterampilan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keterampilan berbahasa terdiri atas empat aspek keterampilan yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis (Haris

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dari sudut pandang: (i) hakikat menulis, (ii) fungsi, tujuan, dan manfaat menulis, (iii) jenis-jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan. Kurikulum terus berganti dari kurikulum 1975 hingga kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan. Kurikulum terus berganti dari kurikulum 1975 hingga kurikulum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa dan sastra jawa di Sekolah Dasar masih memprihatinkan. Kurikulum terus berganti dari kurikulum 1975 hingga kurikulum KTSP. SK Gubernur Jawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Jolanda Dessye Parinussa, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Jolanda Dessye Parinussa, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa Indonesia, yaitu terampil menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Pada

Lebih terperinci

TEKNIK PENGEMBANGAN SOAL OBJEKTIF Vinta A. Tiarani

TEKNIK PENGEMBANGAN SOAL OBJEKTIF Vinta A. Tiarani TEKNIK PENGEMBANGAN SOAL OBJEKTIF Vinta A. Tiarani (vtiarani@yahoo.com) Tujuan pendidikan memiliki tiga bidang sasaran yaitu bidang kognitif, bidang afektif, dan bidang psikomotor. Masing-masing bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh manusia didalam mengembagkan seluruh potensi yang ada pada dirinya. Melalui pendidikan manusia

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tidak dapat dipungkiri, bahwa dalam kehidupan modern saat ini, penguasaan bahasa bagi seseorang mutlak diperlukan. Keterampilan berbahasa seseorang harus mengacu

Lebih terperinci

Bandung, 23 Oktober 2009

Bandung, 23 Oktober 2009 Bandung, 23 Oktober 2009 PENILAIAN KELAS Konsep dasar Teknik Penilaian Konsep Dasar Penilaian Kelas Pengertian Penilaian Kelas Manfaat Penilaian Kelas Fungsi Penilaian Kelas Prinsip-prinsip Penilaian Kelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi, dan kondisi lingkungan yang ada, pengaruh informasi

Lebih terperinci

PERENCANAAN TES. Retno Wahyuningsih ENAM HAL YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN

PERENCANAAN TES. Retno Wahyuningsih ENAM HAL YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN PERENCANAAN TES Retno Wahyuningsih 1 ENAM HAL YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN 2 1 ENAM HAL YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN 1. Pengambilan sampel dan pemilihan butir soal, 2. Tipe tes yang akan digunakan, 3. Aspek

Lebih terperinci

(Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta) Kata kunci: pembelajaran ekonomi, penilaian berbasis kompetensi.

(Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta) Kata kunci: pembelajaran ekonomi, penilaian berbasis kompetensi. Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 1 Nomor 2, Mei 2005 SISTEM PENILAIAN PEMBELAJARAN EKONOMI BERBASIS KOMPETENSI Oleh: Barkah Lestari (Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu gabungan huruf, kata, dan kalimat yang menghasilkan suatu tuturan atau ungkapan secara terpadu sehingga dapat dimengerti dan digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) (2006 : 317), secara umum mata pelajaran Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. pada bab-bab terdahulu, terdapat tiga kesimpulan pokok yang dapat diungkapkan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. pada bab-bab terdahulu, terdapat tiga kesimpulan pokok yang dapat diungkapkan BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Dari kajian teoretis dan temuan penelitian sebagaimana telah disajikan pada bab-bab terdahulu, terdapat tiga kesimpulan pokok yang dapat diungkapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membaca, dan menulis. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. membaca, dan menulis. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengajaran bahasa bertujuan untuk menumbuhkembangkan keterampilan berbahasa siswa. Terampil berbahasa berarti terampil dalam menyimak, berbicara, membaca, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia atau peserta didik dengan cara mendorong kegiatan belajar.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tugas seorang guru dalam kegiatan pembelajaran adalah membantu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tugas seorang guru dalam kegiatan pembelajaran adalah membantu II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Tes Tugas seorang guru dalam kegiatan pembelajaran adalah membantu perubahan dan keberhasilan peserta didik atau siswa. Untuk mengetahui bagaimana perubahan dan tingkat

Lebih terperinci

peningkatan kualitas kehidupan, serta pertumbuhan tingkat intelektualitas, dimensi pendidikan juga semakin kompleks. Hal ini tentu membutuhkan desain

peningkatan kualitas kehidupan, serta pertumbuhan tingkat intelektualitas, dimensi pendidikan juga semakin kompleks. Hal ini tentu membutuhkan desain Eni Sukaeni, 2012 Penggunaan Model Penemuan Konsep BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, peningkatan kualitas kehidupan, serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam masyarakat modern seperti sekarang ini dikenal dua macam cara

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam masyarakat modern seperti sekarang ini dikenal dua macam cara BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Di dalam masyarakat modern seperti sekarang ini dikenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi secara langsung dan komunikasi secara tidak langsung.

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MEMPRODUKSI TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONGOMEME

KEMAMPUAN MEMPRODUKSI TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONGOMEME KEMAMPUAN MEMPRODUKSI TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONGOMEME Agung Gede Suputra Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Negeri Gorontalo Anggota

Lebih terperinci

Modul ke: BAHASA INDONESIA. Ragam Bahasa. Sudrajat, S.Pd. M.Pd. Fakultas FEB. Program Studi Manajemen.

Modul ke: BAHASA INDONESIA. Ragam Bahasa. Sudrajat, S.Pd. M.Pd. Fakultas FEB. Program Studi Manajemen. Modul ke: BAHASA INDONESIA Ragam Bahasa Fakultas FEB Sudrajat, S.Pd. M.Pd. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian yang berbeda-beda menurut topik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan dalam setiap jenjang pendidikan di Indonesia, baik pada jenjang pendidikan dasar, menengah,

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN

BAB IV PROSES PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN BAB IV PROSES PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN Dalam bab ini diuraikan proses pengembangan model penilaian otentik dalam pembelajaran membaca pemahaman yang telah

Lebih terperinci

UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ BANDUNG

UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ BANDUNG UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ BANDUNG SOAL TUGAS TUTORIAL III Nama Mata Kuliah : Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Kode/SKS : PDGK 4504/3 (tiga) Waktu : 60 menit/pada pertemuan ke-7 I. PILIHLAH SALAH

Lebih terperinci

KOMPETENSI INTI (KI) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.

KOMPETENSI INTI (KI) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. KOMPETENSI UTAMA PEDAGOGIS KOMPETENSI INTI (KI) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. KISI-KISI SOAL UKG BAHASA INDONESIA

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2013 2014 Sugiani Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam pembelajaran yang terjadi di sekolah, guru adalah pihak yang paling bertanggung jawab atas hasilnya. Dengan demikian, guru patut dibekali dengan evaluasi sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bersifat sangat penting demi terwujudnya kehidupan pribadi yang mandiri dengan taraf hidup yang lebih baik. Sebagaimana pengertiannya menurut Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Peningkatan hasil belajar siswa merupakan tujuan yang ingin selalu dicapai oleh para pelaksana pendidikan dan peserta didik. Tujuan tersebut dapat berupa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian merupakan tiga dimensi dari sekian banyak dimensi yang sangat penting dalam pendidikan. Ketiga dimensi tersebut saling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar bahasa pada hakikatnya sama dengan belajar berkomunikasi. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. belajar bahasa pada hakikatnya sama dengan belajar berkomunikasi. Kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan berbahasa pada dasarnya kegiatan berkomunikasi. Oleh karena itu, belajar bahasa pada hakikatnya sama dengan belajar berkomunikasi. Kegiatan berkomunikasi

Lebih terperinci

03Teknik RAGAM BAHASA DALAM BAHASA INDONESIA. Ragam Lisan dan Tulisan Bahasa Indonesia Baku Ragam Lisan dan Tulisan Bahasa Indonesia Tidak Baku

03Teknik RAGAM BAHASA DALAM BAHASA INDONESIA. Ragam Lisan dan Tulisan Bahasa Indonesia Baku Ragam Lisan dan Tulisan Bahasa Indonesia Tidak Baku Modul ke: RAGAM BAHASA DALAM BAHASA INDONESIA Fakultas 03Teknik Ragam Lisan dan Tulisan Bahasa Indonesia Baku Ragam Lisan dan Tulisan Bahasa Indonesia Tidak Baku SUGENG WINARNA, M.Pd Program Studi Mesin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesamanya. Hal ini karena fungsi bahasa yang

Lebih terperinci

BAB II KURIKULUM, PRAGMATIK, DAN APLIKASINYA

BAB II KURIKULUM, PRAGMATIK, DAN APLIKASINYA 1 BAB I PENDAHULUAN Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah diarahkan untuk meningkatkan keampuan siswa dalam berkomunikasi,

Lebih terperinci

Naskah Soal Ujian Pembelajaran Bahasa Indonesia SD

Naskah Soal Ujian Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Naskah Soal Ujian Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Petunjuk: Naskah soal terdiri atas 10 halaman. Anda tidak diperkenankan membuka buku / catatan dan membawa kalkulator (karena soal yang diberikan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam bidang pendidikan proses pembelajaran di sekolah menjadi pilar utama. Karena tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan nasional sangat ditentukan dari proses

Lebih terperinci

PENILAIAN ACUAN KRITERIA (PAK)

PENILAIAN ACUAN KRITERIA (PAK) PENILAIAN ACUAN KRITERIA (PAK) Tujuan penggunaan tes acuan berfokus pada kelompok perilaku siswa yang khusus. Joesmani menyebutnya dengan didasarkan pada kriteria atau standard khusus. Dimaksudkan untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep tentang Locus of control (pusat kendali) pertama kali

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep tentang Locus of control (pusat kendali) pertama kali BAB II LANDASAN TEORI A. Internal Locus Of Control 1. Definisi Internal Locus of Control Locus of control adalah tingkat di mana individu yakin bahwa mereka adalah penentu nasib mereka sendiri (Robbins

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Talking Stick Model pembelajaran mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar. Saat proses pembelajaran dikelas, kemampuan yang dimiliki

Lebih terperinci

TUJUAN ASESMEN ALTERNATIF

TUJUAN ASESMEN ALTERNATIF 1 TUJUAN ASESMEN ALTERNATIF Merupakan upaya memperbaiki dan melengkapi tes baku sehingga penilaian hasil belajar tidak hanya berhubungan dengan hasil akhir tetapi merupakan bagian penting dlm proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Peranan Buku Teks di dalam Pengajaran. adalah buku (pelajaran). Sebagai media pengajaran, buku sangat strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN Peranan Buku Teks di dalam Pengajaran. adalah buku (pelajaran). Sebagai media pengajaran, buku sangat strategis dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1 Peranan Buku Teks di dalam Pengajaran Buku teks tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan. Satu-satunya media belajar yang dapat melampaui kebersamaan

Lebih terperinci

EVALUASI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ENCEP KUSUMAH

EVALUASI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ENCEP KUSUMAH EVALUASI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ENCEP KUSUMAH PENDAHULUAN Hal yang harus diperhatikan dalammenerapkan standar kompetensi dalam penilaian adalah mengembangkan penilaian otentik berkelanjutan

Lebih terperinci

RANGKUMAN MATERI PEDAGOGIK UKG

RANGKUMAN MATERI PEDAGOGIK UKG RANGKUMAN MATERI PEDAGOGIK UKG http://www.soalukgonline.com 1. Persyaratan yang harus dimiliki oleh seorang guru: a. Kompetensi Kepribadian: a.1. Mantap dan stabil a.2. Dewasa a.3. Arif a.4. Berwibawa

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Banyak orang belum mengetahui apa itu leaflet dan apa perbedaannya dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Banyak orang belum mengetahui apa itu leaflet dan apa perbedaannya dengan 12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Leaflet Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak dimatikan/dijahit. Agar terlihat menarik biasanya leaflet didesain secara cermat dilengkapi

Lebih terperinci

SILABUS. Alokasi Waktu (menit) Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian

SILABUS. Alokasi Waktu (menit) Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian SILABUS Nama Sekolah : SMA Negeri 2 Medan Program : Bahasa Mata Pelajaran : Bahasa Jerman Kelas : XII Semester : 2 Tahun Pelajaran : 2006-2007 : 17 minggu x 4 JP Standar 1 Dasar Materi Pembelajaran Indikator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelak di kehidupan yang akan datang. Harapan dan cita-cita para orang

BAB I PENDAHULUAN. kelak di kehidupan yang akan datang. Harapan dan cita-cita para orang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengasuh, membesarkan dan mendidik anak merupakan tugas yang mulia yang tidak dapat lepas dari berbagai macam halangan dan tantangan. Telah banyak usaha yang

Lebih terperinci

PENILAIAN DI PERGURUAN TINGGI. I Wayan Karta & I Made Sujana fkip universitas mataram

PENILAIAN DI PERGURUAN TINGGI. I Wayan Karta & I Made Sujana fkip universitas mataram PENILAIAN DI PERGURUAN TINGGI I Wayan Karta & I Made Sujana fkip universitas mataram KOMPETENSI DASAR Setelah mengikuti kegiatan tatap muka, berpartisipasi aktif dalam diskusi, dan mengerjakan tugas-tugas

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS SISWA MENGGUNAKANPENDEKATAN PEMBELAJARAN TERPADU MATA PELAJARANBAHASA INDONESIA PADA MIS ASSALAM MARTAPURA

KEMAMPUAN MENULIS SISWA MENGGUNAKANPENDEKATAN PEMBELAJARAN TERPADU MATA PELAJARANBAHASA INDONESIA PADA MIS ASSALAM MARTAPURA 27 KEMAMPUAN MENULIS SISWA MENGGUNAKANPENDEKATAN PEMBELAJARAN TERPADU MATA PELAJARANBAHASA INDONESIA PADA MIS ASSALAM MARTAPURA Latifah dan Tri Tunggal Dosen Politeknik Kesehatan Banjarmasin Email: latifahhusien@yahoo.com

Lebih terperinci

RAGAM BAHASA DALAM BAHASA INDONESIA

RAGAM BAHASA DALAM BAHASA INDONESIA Modul ke: RAGAM BAHASA DALAM BAHASA INDONESIA Ragam Lisan dan Tulisan Bahasa Indonesia Baku Ragam Lisan dan Tulisan Bahasa Indonesia Tidak Baku Fakultas Dadi Waras Suhardjono, S.S., M.Pd. Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, serta

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Inggris adalah alat untuk berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Departemen Pendidikan Nasional, dalam standar kompetensi dalam Kurikulum 2004,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh guru adalah evaluasi pembelajaran. Kompetensi tersebut sejalan dengan tugas dan tanggung jawab guru dalam pembelajaran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting yang sangat strategis karena memberikan bekal kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting yang sangat strategis karena memberikan bekal kemampuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai peranan penting yang sangat strategis karena memberikan bekal kemampuan dasar baca, tulis, hitung. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pengajaran bahasa Indonesia di sekolah adalah siswa memiliki keterampilan berbahasa Indonesia, pengetahuan yang memadai mengenai penguasaan struktur bahasa,

Lebih terperinci

KUIS PERSIAPAN MENGHADAPI UPM

KUIS PERSIAPAN MENGHADAPI UPM KUIS PERSIAPAN MENGHADAPI UPM Evaluasi Proses Hasil Belajar Biologi Perhatian : Anda hanya menjawab di lembar jawaban yang Anda buat dengan pilihan a, b, c atau d saja, tidak usah di tulis/di ketik lagi

Lebih terperinci

6. Di bawah ini merupakan beberapa kelebihan tes lisan, kecuali:

6. Di bawah ini merupakan beberapa kelebihan tes lisan, kecuali: CONTOH SOAL UKG 1. Serangkaian kegiatan untuk menetapkan ukuran terhadap suatu gejala menurut aturan tertentu dinamakan... A. pengukuran B. pensekoran C. penilaian D. pengujian E. evaluasi 2. Serangkaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat komunikasi, baik secara lisan maupun tertulis. Kemampuan berbahasa ini harus dibinakan dan dikembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dituangkan melalui bahasa baik, lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dituangkan melalui bahasa baik, lisan maupun tertulis. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa dalam kehidupan sehari-hari sangat memegang peranan penting terutama dalam pengungkapan pikiran seseorang. Konsep, pikiran dan anganangan seseorang dituangkan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.113, 2014 KEMENSESNEG. Penerjemah. Fungsional. Standar Kompetensi. PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI

Lebih terperinci

PENYUSUNAN TES BENTUK URAIAN DAN OBJEKTIF. Heri Retnawati

PENYUSUNAN TES BENTUK URAIAN DAN OBJEKTIF. Heri Retnawati PENYUSUNAN TES BENTUK URAIAN DAN OBJEKTIF Heri Retnawati TUJUAN TES Prestasi Mengetahui keberhasilan siswa dalam pembelajaran Mengetahui keberhasilan guru dalam pembelajaran Memberikan remidi atau pengayaan?

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak pernah lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak pernah lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. Setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa tidak pernah lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. Setiap komunitas masyarakat selalu menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, baik secara lisan maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan struktur kebahasaannya dengan baik (penggunaan kosa kata, tatabahasa,

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan struktur kebahasaannya dengan baik (penggunaan kosa kata, tatabahasa, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 merupakan suatu bentuk pembelajaran yang berbasis teks. Pembelajaran bahasa Indonesia yang berbasis teks ini menjadikan

Lebih terperinci

7. Tes simulasi merupakan salah satu bentuk dari teknik penilaian: a. lisan b. praktik/kinerja c. penugasan d. portofolio e.

7. Tes simulasi merupakan salah satu bentuk dari teknik penilaian: a. lisan b. praktik/kinerja c. penugasan d. portofolio e. 1. Serangkaian kegiatan untuk menetapkan ukuran terhadap suatu gejala menurut aturan tertentu adalah: a. pengukuran b. pensekoran c. penilaian d. pengujian e. Evaluasi 2. Serangkaian kegiatan yang sistematik

Lebih terperinci

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. SIMPULAN Berdasarkan hasil temuan data dan pembahasan data penelitian mengenai analisis kesalahan berbahasa terhadap karangan eksposisi berbahasa Jawa siswa kelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan terjun ke masyarakat. keterampilan yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan terjun ke masyarakat. keterampilan yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada abad informasi dan globalisasi ini tuntutan zaman makin lama makin tinggi dan kompleks, sehingga siswa perlu mendapat bekal dasar pengetahuan, keterampilan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Studi mengenai wacana sangat menarik untuk dilakukan terutama mengenai analisis wacana. Analisis wacana dapat berupa kajian untuk membahas dan menginterpretasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengajaran bahasa Indonesia di SD memiliki nilai strategis. Pada jenjang inilah pertama kalinya pengajaran bahasa Indonesia dilaksanakan secara berencana dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu hal yang terpenting dalam kehidupan manusia adalah bahasa. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan. Pengajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Puisi merupakan karya sastra yang mengandung imajinasi. Bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Puisi merupakan karya sastra yang mengandung imajinasi. Bahasa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Puisi merupakan karya sastra yang mengandung imajinasi. Bahasa yang digunakan dalam puisi cenderung dipadatkan, dipersingkat dan diberi irama dengan bunyi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya masyarakat yang gemar belajar. membaca merupakan Salah satu cara pembelajaran, Masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai alat komunikasi digunakan untuk membangun hubungan, persahabatan, tukar pendapat, mempengaruhi dan bekerja sama dengan orang lain, dalam suatu

Lebih terperinci

Evaluasi Pembelajaran Bahasa Jerman

Evaluasi Pembelajaran Bahasa Jerman Evaluasi Pembelajaran Bahasa Jerman JR501 Drs. Setiawan, M.Pd. Pepen Permana, S.Pd Pertemuan 2 Deutschabteilung UPI - 2007 Hubungan antara Pembelajaran & Evaluasi to teach without testing is unthinkable

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan baik secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan baik secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang membelajarkan siswa untuk berkomunikasi dengan baik dan benar. Komunikasi ini dapat dilakukan dengan baik secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia dibagi menjadi empat aspek keterampilan berbahasa, yakni membaca, menulis, menyimak, dan berbicara. Empat aspek tersebut tidak

Lebih terperinci

KISI UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN BAHASA JEPANG

KISI UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN BAHASA JEPANG KISI UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN BAHASA JEPANG Kompetens Pedagogik 2. Menguasai teori belajar dan prinsip prinsip pembelajaran yang mendidik. 1. Memahami berbagai teori belajar dan prinsip prinsip

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/setara SMP/MTs.

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/setara SMP/MTs. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan suatu Negara. Semakin baik pendidikan di suatu Negara, maka Negara tersebut semakin baik pula. Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini di kenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini di kenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman sekarang Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari, serta dalam berbagai keperluan yang beragam yang disesuaikan dalam

Lebih terperinci

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang mempunyai peran penting didalam komunikasi baik secara lisan maupun tulisan dan digunakan sebagai bahasa nasional sehingga

Lebih terperinci

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA Standar Guru C C2 C3 C4 C5 C6 Menggunakan secara lisan wacana wacana lisan untuk wawancara Menggunakan wacana lisan untuk wawancara Disajikan penggalan

Lebih terperinci