BAB IV PERANCANGAN, PEMBUATAN, DAN IMPLEMENTASI PANDUAN TATA KELOLA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PERANCANGAN, PEMBUATAN, DAN IMPLEMENTASI PANDUAN TATA KELOLA"

Transkripsi

1 BAB IV PERANCANGAN, PEMBUATAN, DAN IMPLEMENTASI PANDUAN TATA KELOLA Bab ini berisi penjelasan mengenai skema dan struktur penulisan panduan tata kelola yang berupa SOP/Standard Operating Procedure. Bab ini juga membahasa penulisan hasil perancangan dan strategi implementasinya. SOP adalah kumpulan prosedur atau aturan yang didefinisikan oleh perusahaan [WOR05]. Hasil akhir perancangan berupa SOP yang sudah dioptimasi sesuai dengan hasil analisis yang didapat pada bab sebelumnya. SOP sendiri memiliki beberapa komponen yang akan dijelaskan pada sub-bab selanjutnya. SOP yang dirancang dibatasi oleh proses yang merupakan proses inti dalam Sera SMS Service. SOP dibuat dengan mengikuti standar ITIL dengan melakukan mapping process yang ada pada modul Service Delivery ITIL terhadap beberapa proses yang ada pada COBIT, yaitu: 1. DS1 (Define and manage service level) DS1 dalam COBIT membahas tentang service level agreement yang dapat dilihat pada lampiran A. 2. DS3 (manage performance and capacity) DS3 dalam COBIT membahas cara-cara perusahaan menjaga perfomansi dan kapasitas agar servis yang diberikan dapat terjaga kualitasnya. Penanganan sumber daya seperti yang sudah tercantum pada bab sebelumnya diperlukan agar pihak perusahaan dapat melakukan alokasi sumber daya dengan tepat dan efisien. 3. DS4 (ensure continuous service) DS4 dalam COBIT membahas kontinuitas servis terhadap customer dengan mengantisipasi segala kerusakan dan kemungkinan terjadinya kerusakan/out of service. Pencegahan permasalahan dapat dilihat pada IT continuity framework, IT continuity plan content, IT continuity plan training, IT continuity plan distribution. Penanganan masalah dapat dilihat pada Disaster Recovery Plan yang terdapat pada lampiran B. IV-1

2 IV Struktur Penulisan SOP SOP terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut: 1. Policy/kebijakan Policy merupakan rencana yang menerangkan keseluruhan batasan kegiatan operasional secara umum yang menjadi pegangan dalam pelaksanaan kegiatan [SIR87]. Policy adalah komponen utama dan memiliki terluas dalam SOP. Dalam tugas akhir ini, lingkup policy menyangkut pernyataan umum yang dikeluarkan oleh Sigma mengenai tujuan yang hendak dicapai dari Sera SMS Service. 2. s/standar dan rules/aturan. s merupakan pedoman yang disarankan untuk melakukan sesuatu dalam keterkaitannya dalam suatu servis untuk memenuhi policy. s pada tugas akhir ini meliputi petunjuk dasar pengoperasian Sera SMS Service. s juga berperan sebagai penjelasan dari policy. s tidak memiliki sanksi-sanksi seperti rules. Rules merupakan aturan-aturan yang didefinisikan dan harus dilaksanakan oleh pihak yang terkait dalam lingkup suatu servis. Perbedaan dengan guidelines adalah rules lebih bersifat mengikat pihak-pihak terkait terhadap aturan dan biasanya memiliki sanksi. Rules juga mencantumkan budaya yang ada pada perusahaan secara umum. Rules dapat berlaku global untuk seluruh jajaran perusahaan namun dapat pula berlaku lokal untuk suatu divisi tertentu. Sementara policy selalu bersifat global untuk seluruh jajaran perusahaan. Pada tugas akhir ini, rules terkait budaya yang berlaku di Sigma tidak akan dibuat. 3. Procedures. Procedures merupakan rencana yang mendefinisikan tata cara pengerjaan suatu kegiatan secara kronologis [SIR87]. Prosedur berupa bentuk penerapan sebuah guidelines dan rules, dan policy. Prosedur berupa diagram alir/flowchart dari sebuah aktivitas secara simbolik dan memiliki alur yang direpresentasikan dengan graf dan anak panah. Pada prosedur tercantum pula berbagai aktivitas yang dituliskan dalam bentuk poin-poin dan terdapat penjelasan/deskripsi dari aktivitas tersebut. Procedures yang dibuat dapat dilihat pada Lampiran D.

3 IV-3 4. Standard. Standard merupakan kumpulan kriteria yang digunakan untuk menjaga kualitas sebuah servis dan prosesnya [GEO07]. Keterkaitan masing-masing komponen SOP secara umum dapat dilihat pada gambar IV-1 di bawah ini: Standard Operating Procedure Policy 1 Policy 2 Policy Rule 1.1 Procedure 1.1 Standard Rule 1.2 Procedure 1.2 Gambar IV-1 Keterhubungan komponen-kompenen SOP 4.2 Perancangan SOP Bagian perancangan berisi proses-proses yang terkait dengan kegiatan operasional utama Sera SMS Service. Proses yang terkait adalah: 1. Penanganan data tagihan pasca bayar belum tersedia 2. Transaksi post paid (pasca bayar) dengan inisiatif pelanggan 3. Transaksi post paid (pasca bayar) dengan notifikasi oleh bank 4. Registrasi nasabah via ATM (untuk menjadi pelanggan Sera SMS Service) 5. Registrasi nasabah via teller 6. Request pelanggan yang ingin berhenti menggunakan Sera SMS Service melalui customer service Bank 7. Transaksi prepaid (pra-bayar) untuk melakukan pembelian pulsa via SMS 8. Settlement (fee & dispute) yaitu pembayaran fee untuk pihak Sigma dan bank untuk biaya jasa Sera SMS Service (per transaksi)

4 IV-4 9. Complaint handling dana yaitu penanganan apabila rekening nasabah terdebet namun pulsa tidak terisi. Proses-proses di atas akan diturunkan menjadi policy. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan panduan tata kelola ini adalah : 1. Identifikasi masalah dan solusi yang sudah dibahas pada bab sebelumnya 2. Pembuatan policy sesuai dengan solusi yang sudah dianalisis sesuai dengan standar ITIL untuk kemudian diturunkan untuk menghasilkan rules, guidelines, dan procedures sesuai dengan kebutuhan 3. Implementasi dan pengujian panduan tata kelola yang dihasilkan. 4.3 Hasil Perancangan Hasil dari perancangan SOP dapat dilihat pada gambar IV-2 berikut ini: Standard Operating Procedure Policy 1 Policy 2 Policy 3 Policy 4 Policy 5 Policy Rule Rule Rule Rule Gambar IV-2 perancangan SOP SOP di atas merupakan pemetaan dari SOP yang dihasilkan beserta komponenkomponen pembentuknya. Dapat dilihat, hasil akhirnya adalah enam buah policy, sebelas buah guidelines/pedoman, dan dua buah rules/aturan, sementara sembilan prosedur yang dibuat semuanya terkait dengan operasional utama Sera SMS Service saja. Rinciannya adalah sebagai berikut:

5 IV-5 Tabel IV-1 Daftar Policy No Kode policy Nama policy Pengacuan dokumen 1 P1 Kebijakan penawaran dan pendefinisian layanan Sera SMS Service 2 P2 Kebijakan jaminan kontinuitas Sera SMS Service 3 P3 Kebijakan jaminan keamanan Sera SMS Service 4 P4 Kebijakan sosialisasi Sera SMS Service dan komunikasi pada nasabah, bank, dan biller 5 P5 Kebijakan Penanganan Masalah dan Insiden (Disaster Recovery) 6 P6 Kebijakan Pengelolaan Operasional Sera SMS Service Lampiran E Lampiran F Lampiran G Lampiran H Lampiran B Lampiran I Tabel IV-2 Daftar Pedoman No Kode Nama pedoman Pengacuan dokumen pedoman 1 G1.1 Deskripsi Sera SMS Service Lampiran E 2 G1.2 Review terhadap Sera SMS Service Lampiran E 3 G2.1 Pedoman kontinuitas Sera SMS Service dan Lampiran F definisi server kritis 4 G3.1 Pedoman pengelolaan risiko dan keamanan Lampiran G data nasabah dan transaksi 5 G3.2 Pedoman keamanan jaringan dan SeReS Lampiran G 6 G4.1 Pedoman sosialisasi fitur dan syntax Sera SMS Lampiran H Service pada nasabah, bank dan biller 7 G4.2 Pedoman pengelolaan call center/help desk dan Lampiran H complaint nasabah dan biller 8 G5.1 Pedoman penanganan jika terjadi disaster (Disaster Recovery Plan) Lampiran B 9 G6.1 Pedoman manajemen konfigurasi Sera SMS Lampiran I Service 10 G6.2 Pedoman manajemen reporting and monitoring Lampiran I Sera SMS Service 11 G6.3 Pedoman maintenance rutin Sera SMS Service Lampiran I

6 IV-6 Tabel IV-3 Daftar Rules No Kode rules Nama rules Pengacuan rules 1 R3.1 Penggunaan dan pengaturan TIN (Transaction Identification Number) sebagai password akses Sera SMS Service 2 R3.2 Penggunaan informasi dan data terkait Sera SMS Service 4.4 Strategi Implementasi SOP Lampiran H Lampiran H Implementasi dilakukan secara bertahap untuk meminimalkan dampak jika terjadi kesalahan. Selain itu, selama proses implementasi berlangsung, dapat dilakukan peningkatan kualitas terus menerus (continuous improvement) untuk menghasilkan SOP yang lebih baik. Implementasi dilakukan secara bertahap dengan urutan prioritas sebagai berikut: 1. Prioritas 1 : P1 dan P4 2. Prioritas 2 : P3 3. Prioritas 3 : P2 dan P5 4. Prioritas 4 : P6 Penjelasan penyusunan prioritas policy adalah sebagai berikut: 1. Policy yang paling pertama diimplementasikan adalah P1 (Kebijakan penawaran dan pendefinisian Sera SMS Service). Pertimbangannya, untuk pertama kali perlu didefinisikan secara jelas fitur-fitur apa saja yang disediakan oleh Sera SMS Service pada pihak terkait (biller, bank, nasabah). Setelah itu dibutuhkan sebuah panduan operasional agar Sera SMS Service dapat beroperasi dengan baik. Hal ini dilanjutkan dengan implementasi policy P4 (Kebijakan sosialisasi Sera SMS Service dan komunikasi pada nasabah, bank, dan biller). Sosialisasi dan komunikasi dirasa penting untuk dibina sedini mungkin untuk mencegah kesalahpahaman akan Sera SMS Service. Selain itu komunikasi dan sosialisasi juga berperan dalam pengembangan fitur Sera SMS Service (jika diperlukan). Setelah ini, barulah hal-hal lain dapat dilakukan dengan menjadikan policy sebagai dasar dari pengembangan manajemen operasional Sera SMS Service yang lebih lanjut.

7 IV-7 2. Policy berikutnya adalah P3 (Kebijakan jaminan keamanan Sera SMS Service). Pertimbangannya, data-data yang terlibat dalam sistem Sera SMS Service termasuk data bersifat privacy dan critical (berupa data tabungan, nomor rekening, nomor handphone, dan sebagainya). Untuk itu diperlukan manajemen sekuriti dan jaminan keamanan agar data hanya dapat diakses oleh pihak yang berwenang dan dapat terjaga kerahasiaannya. 3. Policy berikutnya adalah P2 (Kebijakan jaminan kontinuitas Sera SMS Service). Sebagai sebuah service yang real time, tentu kontinuitas perlu dijaga. Diperlukan policy untuk menjaga kontinuitas Sera SMS Service. Kontinuitas juga terkait dengan penanganan jika terjadi masalah (disaster) pada operasional Sera SMS Service. Untuk itu P5 (Kebijakan Penanganan Masalah dan Insiden (Disaster Recovery)) perlu diimplementasikan agar langkah-langkah penanganan masalah dan keluhan dapat dilakukan dengan baik. 4. Policy berikutnya adalah P6 (Kebijakan Pengelolaan Operasional Sera SMS Service). Pengelolaan yang baik tentu dibutuhkan agar Sera SMS Service dapat senantiasa memberikan layanan SMS banking yg terbaik untuk nasabah bank. 4.5 Kriteria Keberhasilan SOP Dengan implementasi SOP yang sudah dibahas sebelumnya, diharapkan Sera SMS Service dapat beroperasi dengan lebih baik. Perubahan dapat dianggap berhasil jika telah memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. P1 (Kebijakan penawaran dan pendefinisian Sera SMS Service) Kriteria: Meningkatnya pengetahuan nasabah terhadap syntax dan metode penggunaan Sera SMS Service (dapat dilihat dari semakin berkurangnya kesalahan syntax transaksi yang disebabkan oleh nasabah). Selain itu, keberhasilan P1 juga dilihat dari kemampuan operator terkait SeReS (Sera Report Server) dalam menganalisis report data transaksi. 2. P2 (Kebijakan jaminan kontinuitas Sera SMS Service) Kriteria: Identifikasi configuration item (CI) yang berperan dalam operasional Sera SMS Service. Terdapat fasilitas back up site untuk tujuan pemulihan sistem apabila terjadi permasalahan.

8 IV-8 3. P3 (Kebijakan jaminan keamanan Sera SMS Service) Kriteria: Terjaminnya kerahasiaan data transaksi nasabah dan enkripsi data (128 bit) 4. P4 (Kebijakan sosialisasi Sera SMS Service dan komunikasi pada nasabah, bank, dan biller) Kriteria: Berkurangnya kesalahan transaksi yang diakibatkan kesalahan syntax, pemahaman mendalam mengenai Sera SMS Service oleh pihak Bank dan biller disertai berkurangnya keluhan dari pihak bank dan biller. 5. P5 (Kebijakan Penanganan Masalah dan Insiden (Disaster Recovery)) Kriteria: Terdapat panduan penanganan masalah (disaster recovery plan) untuk mengataasi permasalahan yang terjadi terkait operasional Sera SMS Service. 6. P6 (Kebijakan Pengelolaan Operasional Sera SMS Service) Kriteria: Koneksi dan respon dari sistem Sera SMS Service yang baik, low latency, network load yang terkendali, serta kualitas layanan yang baik. Dengan demikian, permasalahan yang dianalisis pada bab sebelumnya sudah mendapatkan solusi, yaitu: 1. Permasalahan di sisi bank: a. Kegagalan mengakses database nasabah (misalnya diakibatkan server down) teratasi dengan adanya policy P2 dan P5 serta P3 untuk menjamin keamanan data b. Kegagalan update database nasabah dalam memproses transaksi SMS banking yang dilakukan oleh nasabah. teratasi dengan adanya policy P2 dan P5 c. Kegagalan melakukan transaksi perbankan (transfer, informasi saldo, dan lain-lain). teratasi dengan adanya policy P2 dan P5 2. Permasalahan di sisi nasabah: a. Kegagalan transaksi diakibatkan oleh kerusakan sistem (kegagalan dapat terjadi di sisi sistem Sera SMS Service, di sisi bank, di sisi Biller, maupun kesalahan yang diakibatkan karena rusaknya infrastruktur). teratasi dengan adanya policy P6

9 IV-9 b. Kegagalan transaksi perbankan maupun non-perbankan yang diakibatkan oleh kesalahan syntax yang di-input oleh nasabah teratasi dengan adanya policy P1 dan P4 3. Permasalahan di sisi biller: a. Kegagalan melakukan top up pulsa untuk pelanggan pra bayar. teratasi dengan adanya policy P2 dan P5 b. Data tagihan pasca bayar belum tersedia. teratasi dengan adanya policy P6 Sementara untuk penanganan jika terjadi kerusakan/failure secara umum, solusi dapat dilihat dari policy P Validasi/Penilaian Kematangan Validasi perlu dilakukan sebelum mengimplementasikan model SOP yang telah dibuat untuk menjamin kondisi operasional yang baik. Validasi adalah usaha menyimpulkan apakah sesuatu yang dibuat (dalam hal ini adalah SOP) merupakan perwakilan yang sah dari sebuah realitas yang dikaji sehingga dapat dihasilkan kesimpulan yang meyakinkan [SUW06]. Validasi ini ekuivalen dengan penilaian kematangan COBIT (COBIT Maturity Model). Penilaian kematangan COBIT (COBIT Maturity Model) adalah cara pengukuran kualitas suatu proses yang dibuat dalam kesesuaiannya dengan kontrol tertentu [PED03]. Penilaian kematangan dilakukan pada SOP yang telah dibuat sesuai dengan kriteria yang sudah didefinisikan di atas. Tujuannya adalah agar kondisi servis yang dicapai dengan mengaplikasikan SOP ini dapat terlihat. Penilaian ini dapat digunakan oleh pihak manajemen untuk mengembangkan Sera SMS Service agar dapat semakin baik lagi.

10 IV-10 Kriteria skala penilaian umum sesuai standar COBIT [ISA04]: Tabel IV-4 Kriteria umum penilaian kematangan Skala Status Keterangan 0 Tidak ada (non-exist) 1 Pendahuluan (initial) 2 Berulang (repeatable) 3 Terdefinisi (defined) 4 Dikelola (managed) 5 Teroptimasi (optimized) Terdapat banyak keterbatasan pada pengenalan proses yang berjalan di organisasi, bahkan ada kemungkinan organisasi tidak menyadari adanya suatu isu Ada kesadaran dari organisasi akan suatu isu namun belum ada proses standar yang digunakan, penanganan didasarkan atas pengalaman akan kasus yang pernah terjadi sebelumnya Proses telah berkembang sampai pada tingkatan dimana prosedur yang serupa dilakukan oleh orang-orang yang berbeda untuk mengerjakan suatu proses yang sama (belum ada pelatihan) Prosedur telah terdefinisi, telah distandarisasi dan telah didokumentasikan (hanya sebatas formalitas). Adanya penyimpangan akan sulit terdeteksi Kondisi memungkinkan pemantauan keadaan dan kesesuaiannya dengan prosedur yang ada. Dimungkinkan pula dilakukan penanganan apabila ada proses yang tidak efisien Proses berada pada tingkat terbaik berdasarkan pengalaman yang ada dalam perusahaan Kriteria skala spesifik untuk proses COBIT secara spesifik adalah sebagai berikut: 1. DS1 (terkait kesepakatan bersama mengenai service level) Tabel IV-5 Kriteria penilaian kematangan DS1 Skala Status Keterangan 0 Tidak ada (non-exist) 1 Pendahuluan (initial) 2 Berulang (repeatable) 3 Terdefinisi (defined) 4 Dikelola (managed) 5 Teroptimasi (optimized) Pihak manajemen tidak menyadari pentingnya pendefinisian service level Ada kesadaran dari organisasi akan service level namun belum ada proses standar yang digunakan, penanganan bersifat reaktif Ada persetujuan mengenai service level namun masih bersifat informal (belum ada sosialisasi) SLA terdefinisi, telah distandarisasi dan telah didokumentasikan (hanya sebatas formalitas). Adanya penyimpangan akan sulit terdeteksi SLA terdefinisi dengan baik. Penilaian kesesuaiannya dengan prosedur yang ada sudah dapat dilakukan. Kepuasan pelanggan dapat diukur SLA senantiasa dievaluasi dan dianalisis akan perlunya perubahan

11 IV DS3 (terkait pemenuhan kapasitas dan performansi sistem) Tabel IV-6 Kriteria penilaian kematangan DS3 Skala Status Keterangan 0 Tidak ada (non-exist) 1 Pendahuluan (initial) 2 Berulang (repeatable) 3 Terdefinisi (defined) 4 Dikelola (managed) 5 Teroptimasi (optimized) Pihak manajemen tidak menyadari pentingnya pemantauan performansi Pengelolaan performansi masih bersifat reaktif Ada kesadaran pentingnya perencanaan kapasitas dan pengelolaan performansi, namun hanya sebatas pada kebutuhan kritis Terdapat definisi terhadap kebutuhan performansi dan kapasitas yang dapat digunakan untuk mengukur performansi namun belum ada penanganan jika performansi tersebut buruk Sudah dimungkinkan penanganan performansi dan kapasitas yang buruk (sudah ada prosedur yang menangani insiden) Performansi dan kapasitas benar-benar selaras dengan business forecast didukung oleh infrastruktur yang optimal dan pembiayaan yang efisien 3. DS4 (terkait kontinuitas servis) Tabel IV-7 Kriteria penilaian kematangan DS4 Skala Status Keterangan 0 Tidak ada (non-exist) 1 Pendahuluan (initial) 2 Berulang (repeatable) 3 Terdefinisi (defined) 4 Dikelola (managed) 5 Teroptimasi (optimized) Tidak ada perencanaan mengenai kontinuitas servis Tanggung jawab akan kontinuitas masih bersifat informal dan belum ada persiapan penanganan masalah Tanggung jawab akan kontinuitas sudah ada, namun belum disertai laporan real time mengenai sistem Perencanaan kontinuitas sudah didefinisikan dan sudah dimungkinkan adanya laporan kontinuitas, namun belum ada penanganan masalah Sudah terdapat penanganan masalah kontinuitas. Kontinuitas dipantau secara terus-menerus untuk kemudian dianalisis. Hasilnya digunakan untuk keperluan decision making. Perencanaan kontinuitas sudah berjalan sempurna

12 IV-12 Berikut adalah tabel konklusi penilaian kematangan: Tabel IV-8 Kriteria penilaian kematangan Sera SMS Service Proses COBIT Kebijakan Score/nilai Keterangan terkait DS1 P1, P4 4 SLA terdefinisi dengan baik. Penilaian kesesuaiannya dengan prosedur yang ada sudah dapat dilakukan. Kepuasan pelanggan dapat diukur DS3 P6, P3 4 Sudah dimungkinkan penanganan performansi dan kapasitas yang buruk (sudah ada prosedur yang menangani insiden) DS4 P2, P5 4 Sudah terdapat penanganan masalah kontinuitas. Kontinuitas dipantau secara terus menerus untuk kemudian dianalisis. Hasilnya digunakan untuk keperluan decision making. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dengan adanya SOP ini, Sera SMS Service memiliki pengelolaan yang cukup baik. Untuk masa mendatang, diharapkan Sera SMS Service dapat beroperasi dengan lebih baik lagi. Hal ini dapat dicapai dengan optimalisasi SOP yang sudah dibuat pada saat ini. Peningkatan kualitas service akan meningkatkan kepuasan pengguna, availability, dan untuk menyesuaikan service dengan perkembangan kebutuhan di masa mendatang. Kesempurnaan akan diraih seiring dengan pengoperasian Sera SMS Service dan pengalaman perusahaan dalam mengoperasikan Sera SMS Service

BAB III ANALISIS PENYELESAIAN MASALAH OPERASIONAL SERA SMS SERVICE

BAB III ANALISIS PENYELESAIAN MASALAH OPERASIONAL SERA SMS SERVICE BAB III ANALISIS PENYELESAIAN MASALAH OPERASIONAL SERA SMS SERVICE Pada bab tiga yang berisi analis ini akan dibahas mengenai analisis operasional Sera SMS Service, permasalahan yang ada saat ini, cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan jaman, nasabah bank memerlukan aplikasi SMS Banking untuk mendukung bisnis dan mempersingkat waktu transaksi. Penggunaan aplikasi SMS Banking memungkinkan

Lebih terperinci

Pembuatan Tata Kelola Teknologi Informasi untuk Sera SMS Service (dengan IT Service Management sesuai ITIL)

Pembuatan Tata Kelola Teknologi Informasi untuk Sera SMS Service (dengan IT Service Management sesuai ITIL) Pembuatan Tata Kelola Teknologi Informasi untuk Sera SMS Service (dengan IT Service Management sesuai ITIL) LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun sebagai syarat kelulusan tingkat sarjana oleh : Christopher Laurence

Lebih terperinci

BAB V HASIL RANCANGAN MODEL

BAB V HASIL RANCANGAN MODEL BAB V HASIL RANCANGAN MODEL V.1 Hasil Rancangan Model IT Governance SI Hasil rancangan model IT Governance seperti pada gambar IV.1 secara umum dapat diterapkan pada pperusahaan. Untuk lebih jelasnya lihat

Lebih terperinci

STUDI PENERAPAN IT GOVERNANCE UNTUK MENUNJANG IMPLEMENTASI APLIKASI PENJUALAN DI PT MDP SALES

STUDI PENERAPAN IT GOVERNANCE UNTUK MENUNJANG IMPLEMENTASI APLIKASI PENJUALAN DI PT MDP SALES STUDI PENERAPAN IT GOVERNANCE UNTUK MENUNJANG IMPLEMENTASI APLIKASI PENJUALAN DI PT MDP SALES Dafid Sistem Informasi, STMIK GI MDP Jl Rajawali No.14 Palembang dafid@stmik-mdp.net Abstrak Layanan penjualan

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT 4.1 Prosedur Evaluasi Evaluasi terhadap sistem informasi distribusi pada PT Prima Cipta Instrument merupakan suatu proses evaluasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengumpulan Dokumen BSI UMY Penelitian memerlukan dokumen visi dan misi BSI UMY.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengumpulan Dokumen BSI UMY Penelitian memerlukan dokumen visi dan misi BSI UMY. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Dokumen BSI UMY Penelitian memerlukan dokumen visi dan misi BSI UMY. Visi yang dimiliki oleh BSI UMY adalah menjadi Biro yang mampu meningkatkan posisi UMY sebagai

Lebih terperinci

Bab IV Usulan Model Pengelolaan Teknologi Informasi PT. Surveyor Indonesia

Bab IV Usulan Model Pengelolaan Teknologi Informasi PT. Surveyor Indonesia Bab IV Usulan Model Pengelolaan Teknologi Informasi PT. Surveyor Indonesia IV.1 Rekomendasi Untuk Mengatasi Gap Kematangan Proses TI Rekomendasi untuk mengatasi perbedaan (gap) tingkat kematangan merupakan

Lebih terperinci

LAMPIRAN A KUESIONER. Menetapkan Dan Mengatur Tingkatan Layanan (DS1)

LAMPIRAN A KUESIONER. Menetapkan Dan Mengatur Tingkatan Layanan (DS1) L1 LAMPIRAN A KUESIONER Menetapkan Dan Mengatur Tingkatan Layanan (DS1) 1 Setiap penggunaan sistem informasi harus melaksanakan aturan yang ditetapkan perusahaan 2 Pimpinan masing-masing unit organisasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Strategis SI/TI Menurut Ward dan Peppard (2002), Perencanaan strategis SI/TI merupakan proses identifikasi portofolio aplikasi SI berbasis komputer yang mendukung

Lebih terperinci

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN BAB IV SIMPULAN DAN SARAN IV.1 KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada aplikasi CCF (Customer Care Flexi) dengan berpedoman pada COBIT 4.1, terdapat beberapa kelemahan-kelemahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan saat ini telah masuk dalam era digital dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan saat ini telah masuk dalam era digital dan teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia perbankan saat ini telah masuk dalam era digital dan teknologi informasi dimana layanan yang diberikan kepada para nasabah tidak hanya layanan yang bersifat konvensional,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan tahapan yang dibutuhkan dalam Tugas Akhir ini, agar dalam pengerjaan yang dilakukan dapat terarah dan sistematis. Penelitian ini dilakukan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan memiliki peranan yang sangat penting guna. tersebut dapat berupa peningkatan kualitas produk jasa dan fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan memiliki peranan yang sangat penting guna. tersebut dapat berupa peningkatan kualitas produk jasa dan fasilitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan dunia, khususnya di bidang ekonomi, menjadikan lembaga perbankan memiliki peranan yang sangat penting guna memperlancar aktivitas perekonomian tersebut.

Lebih terperinci

BAB VIII Control Objective for Information and related Technology (COBIT)

BAB VIII Control Objective for Information and related Technology (COBIT) BAB VIII Control Objective for Information and related Technology (COBIT) Dikeluarkan dan disusun oleh IT Governance Institute yang merupakan bagian dari ISACA (Information Systems Audit and Control Association)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab dua yang berisi berbagai landasan teori ini akan dibahas IT Governance, ITIL (Information Technology Infrastructure Library), ITIL Service Management dan modul service delivery

Lebih terperinci

Bab III Kondisi Teknologi Informasi PT. Surveyor Indonesia

Bab III Kondisi Teknologi Informasi PT. Surveyor Indonesia Bab III Kondisi Teknologi Informasi PT. Surveyor Indonesia III.1 Latar Belakang Perusahaan PT Surveyor Indonesia adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang merupakan usaha patungan dengan struktur pemegang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodelogi penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran peristiwa yang real mengenai rencana proses design pada layanan IT dengan menggunakan framework ITIL v3 pada perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah RS.Immanuel merupakan suatu badan usaha swasta di kota Bandung yang memberikan pelayanan jasa kesehatan terhadap masyarakat. Pelayanan yang diberikan oleh pihak

Lebih terperinci

pengumpulan, pengolahan, penyimpanan hingga penemuan kembali data serta mampu memberikan dukungan dalam pengambilan keputusan

pengumpulan, pengolahan, penyimpanan hingga penemuan kembali data serta mampu memberikan dukungan dalam pengambilan keputusan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi nformasi (T) telah berkembang dengan pesat, baik dari sisi hardware maupun software. Teknologi saat ini telah memberikan kemudahan untuk saling berinteraksi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Langkah awal dalam tahap perencanaan audit sistem informasi menghasilkan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Langkah awal dalam tahap perencanaan audit sistem informasi menghasilkan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perencanaan Audit Sistem Informasi Langkah awal dalam tahap perencanaan audit sistem informasi menghasilkan beberapa tahap perencanaan audit. Hasil perencanaan audit

Lebih terperinci

BAB 3 RANCANGAN ARSITEKTUR

BAB 3 RANCANGAN ARSITEKTUR 24 BAB 3 RANCANGAN ARSITEKTUR E-payment merupakan salah satu metode pembayaran barang atau jasa yang dilakukan secara online. Dalam pengembagan suatu e-payment terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian ini adalah langkah demi langkah dalam penyusunan Tugas Akhir mulai dari tahap persiapan penelitian hingga pembuatan dokumentasi

Lebih terperinci

SYARAT DAN KETENTUAN NOBUPAY

SYARAT DAN KETENTUAN NOBUPAY SYARAT DAN KETENTUAN NOBUPAY DEFINISI 1. Bank adalah PT Bank Nationalnobu Tbk. 2. Aplikasi NobuPay adalah aplikasi yang dapat diakses melalui smartphone atau sarana lainnya yang akan ditentukan Bank kemudian

Lebih terperinci

- 1 - UMUM. Mengingat

- 1 - UMUM. Mengingat - 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 9/15/PBI/2007 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH BANK UMUM UMUM Dalam rangka meningkatkan efisiensi kegiatan

Lebih terperinci

ANALISIS TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA BAGIAN LOGISTIK PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS: UKSW SALATIGA)

ANALISIS TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA BAGIAN LOGISTIK PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS: UKSW SALATIGA) ANALISIS TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA BAGIAN LOGISTIK PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS: UKSW SALATIGA) Imanuel Susanto 1, Agustinus Fritz Wijaya 2, Andeka Rocky Tanaamah 3 1,2,3 Program Studi Sistem

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. layanan yang memanfaatkan kegunaan dari software, hardware, dan fasilitas

BAB II LANDASAN TEORI. layanan yang memanfaatkan kegunaan dari software, hardware, dan fasilitas BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Layanan Sistem dan Teknologi Informasi Layanan Sistem dan Teknologi Informasi (STI) merupakan sebuah layanan yang memanfaatkan kegunaan dari software, hardware, dan fasilitas

Lebih terperinci

APPENDIX A. Sumber dan Tujuan. Data. Arus Data. Proses Transformasi. Penyimpanan Data

APPENDIX A. Sumber dan Tujuan. Data. Arus Data. Proses Transformasi. Penyimpanan Data L 1 APPENDIX A Berikut ini adalah contoh simbol-simbol standar yang digunakan dalam diagram alir data yaitu : Simbol Nama Penjelasan Sumber dan Tujuan Data Orang dan organisasi yang mengirim data ke dan

Lebih terperinci

Framework Penyusunan Tata Kelola TI

Framework Penyusunan Tata Kelola TI Bab IV Framework Penyusunan Tata Kelola TI Dalam bab ini akan dibahas tahapan-tahapan dalam penyusunan tata kelola TI Pemerintah Kabupaten Bengkalis. Terdapat beberapa tahapan dalam penyusunan tata kelola

Lebih terperinci

BAB PENDAHULUAN.. Latar Belakang Membangun kontrol internal yang kuat dalam Teknologi Informasi (TI) dapat membantu organisasi untuk meningkatkan pemahaman tentang TI di kalangan eksekutif, membuat keputusan

Lebih terperinci

PENGUKURAN TINGKAT MODEL KEMATANGAN PROSES COBIT MENGGUNAKAN APLIKASI BERBASIS WEB (Studi Kasus di STMIK AMIKOM Yogyakarta)

PENGUKURAN TINGKAT MODEL KEMATANGAN PROSES COBIT MENGGUNAKAN APLIKASI BERBASIS WEB (Studi Kasus di STMIK AMIKOM Yogyakarta) PENGUKURAN TINGKAT MODEL KEMATANGAN PROSES COBIT MENGGUNAKAN APLIKASI BERBASIS WEB (Studi Kasus di STMIK AMIKOM Yogyakarta) Arif Dwi Laksito 1), Kusrini 2), Emha Taufiq Luthfi 3) 1) Mahasiswa Magister

Lebih terperinci

EVALUASI TATA KELOLA CALL CENTER DENGAN KERANGKA COBIT UNTUK MENINGKATKAN LAYANAN DAN KEPUASAN PELANGGAN (Studi Kasus Di PT Astra Graphia Tbk)

EVALUASI TATA KELOLA CALL CENTER DENGAN KERANGKA COBIT UNTUK MENINGKATKAN LAYANAN DAN KEPUASAN PELANGGAN (Studi Kasus Di PT Astra Graphia Tbk) EVALUASI KELOLA CALL CENTER 500345 DENGAN KERANGKA COBIT UNTUK MENINGKATKAN LAYANAN DAN KEPUASAN PELANGGAN (Studi Kasus Di PT Astra Graphia Tbk) Windu Wibowo a, dan Hari Ginardi b Manajemen Teknologi Informasi,

Lebih terperinci

SOP PENGELOLAAN INSIDEN KETERSEDIAAN LAYANAN IT

SOP PENGELOLAAN INSIDEN KETERSEDIAAN LAYANAN IT 1 6 1. Tujuan Kebijakan ini bertujuan untuk mengatur manajemen insiden terkait pengelolaan layanan IT di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sehingga pemulihan layanan IT dapat dilaksanakan dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN KUALITAS PELAYANAN SISTEM INFORMASI PERBANKAN DENGAN MENGGUNAKAN COBIT 5

ANALISIS PENGUKURAN KUALITAS PELAYANAN SISTEM INFORMASI PERBANKAN DENGAN MENGGUNAKAN COBIT 5 ANALISIS PENGUKURAN KUALITAS PELAYANAN SISTEM INFORMASI PERBANKAN DENGAN MENGGUNAKAN COBIT 5 Instianti Elyana Program Studi Akademi Sekretaris dan Manajemen, ASM BSI Jakarta Jl. Jatiwaringin Raya No.18,

Lebih terperinci

EVALUASI TATA KELOLA CALL CENTER DENGAN KERANGKA COBIT UNTUK MENINGKATKAN LAYANAN DAN KEPUASAN PELANGGAN (Studi Kasus Di PT Astra Graphia Tbk)

EVALUASI TATA KELOLA CALL CENTER DENGAN KERANGKA COBIT UNTUK MENINGKATKAN LAYANAN DAN KEPUASAN PELANGGAN (Studi Kasus Di PT Astra Graphia Tbk) EVALUASI KELOLA CALL CENTER 500345 DENGAN KENGKA COBIT UNTUK MENINGKATKAN LAYANAN DAN KEPUASAN PELANGGAN (Studi Kasus Di PT Astra Graphia Tbk) Windu Wibowo a, Hari Ginardi b Manajemen Teknologi Informasi,

Lebih terperinci

Notulensi Pelatihan ISO : Oktober 2014

Notulensi Pelatihan ISO : Oktober 2014 Notulensi Pelatihan ISO 20000-1:2011 20 Oktober 2014 ITSM Lifecycle Perencanaan organisasi Togaf (ITMP, ITBP) Akuisisi system, solusi, dan sumber daya CMMI Service delivery ITSM (ITIL, ISO 20k) Pemantauan

Lebih terperinci

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Setelah dilakukan penelitian pada divisi TI atau pusat sistem Informasi di PT. Kereta Api indonesia (Persero ) khususnya mengenai kinerja Rail Ticketing System (RTS),

Lebih terperinci

Kesepakatan Tingkat Layanan Service Level Agreement (SLA)

Kesepakatan Tingkat Layanan Service Level Agreement (SLA) Kesepakatan Tingkat Layanan Service Level Agreement (SLA) antara LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan LPSE Kementerian Komunikasi dan Informatika... / LKPP LPSE / 2016 Pengesahan

Lebih terperinci

Seminar Nasional Informatika 2010 (semnasif 2010) ISSN: UPN Veteran Yogyakarta, 22 Mei 2010

Seminar Nasional Informatika 2010 (semnasif 2010) ISSN: UPN Veteran Yogyakarta, 22 Mei 2010 SISTEM MANAJEMEN INSIDEN PADA PROGRAM MANAJEMEN HELPDESK DAN DUKUNGAN TI BERDASARKAN FRAMEWORK ITIL V3 (STUDI KASUS PADA BIRO TEKNOLOGI INFORMASI BPK-RI) Tumpal Paradongan Silitonga 1), Achmad Holil Noor

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Beberapa tindakan keamanan yang diambil oleh perusahaan dengan menginstal

Lebih terperinci

EVALUASI PENERAPAN TATA KELOLA WEBMAIL DENGAN FRAMEWORK COBIT 4.1 (STUDI KASUS : PT. PERKEBUNAN NUSANTARA V PEKANBARU)

EVALUASI PENERAPAN TATA KELOLA WEBMAIL DENGAN FRAMEWORK COBIT 4.1 (STUDI KASUS : PT. PERKEBUNAN NUSANTARA V PEKANBARU) EVALUASI PENERAPAN TATA KELOLA WEBMAIL DENGAN FRAMEWORK COBIT 4.1 (STUDI KASUS : PT. PERKEBUNAN NUSANTARA V PEKANBARU) Idria Maita 1, Nika Fitriani 2 Program Studi S1 Jurusan Sistem Informasi Fakultas

Lebih terperinci

SOP PENGELOLAAN LAYANAN IT

SOP PENGELOLAAN LAYANAN IT 1 5 1. Tujuan Kebijakan ini bertujuan untuk mengatur pengelolaan layanan IT di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sehingga pemenuhan layanan dapat dilaksanakan dengan cepat serta memberi manfaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan sistem informasi manajemen telah menyebabkan terjadinya perubahan yang cukup signifikan dalam pola pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen

Lebih terperinci

Model Tata Kelola Teknologi Informasi Menggunakan Framework Cobit Pada Proses Pendidikan Dan Pelatihan Pengguna

Model Tata Kelola Teknologi Informasi Menggunakan Framework Cobit Pada Proses Pendidikan Dan Pelatihan Pengguna Model Tata Kelola Teknologi Informasi Menggunakan Framework Cobit Pada Proses Pendidikan Dan Pelatihan Pengguna Rini Astuti Unit Sumber Dya Informasi Institut Teknologi Bandung riniastuti2001@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan teknologi informasi saat ini berperan penting dalam meningkatkan keunggulan bersaing. Teknologi informasi juga dapat meningkatkan efisiensi proses yang

Lebih terperinci

COBIT 5: ENABLING PROCESSES

COBIT 5: ENABLING PROCESSES COBIT 5: ENABLING PROCESSES COBIT 5: Enabling Processes (cont.) Source: COBIT 5, figure 29. 2012 ISACA All rights reserved. 2 Enabling Process COBIT 5 cont... Stakeholder : tiap proses memiliki stakeholder

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Gambaran Umum Perusahaan Studi Pustaka Analisa Data Identifikasi Masalah Pengumpulan data : 1. Wawancara 2. Kuisioner 3. Observasi Fokus Proyek Penelitian

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA KELOLA JAMINAN KETERSEDIAAN LAYANAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KABUPATEN SIDOARJO

PERANCANGAN TATA KELOLA JAMINAN KETERSEDIAAN LAYANAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KABUPATEN SIDOARJO PERANCANGAN TATA KELOLA JAMINAN KETERSEDIAAN LAYANAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KABUPATEN SIDOARJO Al Ansori 1, Joko Lianto Buliali Program Studi Magister Manajemen Teknologi

Lebih terperinci

SIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Simpulan

SIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Simpulan BAB 4. SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis sistem informasi front office hotel X menggunakan COBIT 4.1 dan bukti-bukti yang dikumpulkan berupa hasil wawancara dan gambar, maka dapat

Lebih terperinci

LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 45 /SEOJK.03/2017 TENTANG

LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 45 /SEOJK.03/2017 TENTANG LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 45 /SEOJK.03/2017 TENTANG KEGIATAN USAHA DAN WILAYAH JARINGAN KANTOR BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN MODAL INTI - 1 - Lampiran III.1 No. : Lampiran

Lebih terperinci

JSIKA Vol. 5, No. 10, Tahun 2016 ISSN X

JSIKA Vol. 5, No. 10, Tahun 2016 ISSN X Pembuatan Prosedur Incident Management untuk Penanganan Pengaduan pada PPTI Berdasarkan Framework ITIL V-3 Taskhiyatul Nufus R. 1) Erwin Sutomo 2) Yoppy Mirza M. 3) Program Studi/Jurusan Sistem Informasi

Lebih terperinci

AUDIT SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 PADA WEBSITE UNIVERSITAS PERADABAN

AUDIT SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 PADA WEBSITE UNIVERSITAS PERADABAN AUDIT SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 PADA WEBSITE UNIVERSITAS PERADABAN Rito Cipta Sigitta Hariyono 1 Email: rintocipta13@gmail.com Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 75 /POJK.03/2016 TENTANG STANDAR PENYELENGGARAAN TEKNOLOGI INFORMASI BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN

Lebih terperinci

mandiri sms - *141*6# Keuntungan mandiri sms *141*6# Registrasi mandiri sms *141*6# :

mandiri sms - *141*6# Keuntungan mandiri sms *141*6# Registrasi mandiri sms *141*6# : mandiri sms - *141*6# merupakan layanan mobile banking, mandiri sms yang dapat diakses dengan teknologi USSD untuk melakukan transaksi finansial dan non finansial dengan menggunakan kode akses *141*6#

Lebih terperinci

Pembahasan. Analisa Kondisi

Pembahasan. Analisa Kondisi Pembahasan Analisa Kondisi Tingkat kematangan yang ingin dicapai adalah pada level 4 yaitu terkelola dan terukur (Managed and Measurable). Pada level ini diharapkan agar di Pemkab Malang berada pada kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan sasaran organisasi harus diimbangi dengan keefektifan dan keefisiensian

BAB I PENDAHULUAN. dan sasaran organisasi harus diimbangi dengan keefektifan dan keefisiensian BAB I 1. Latar Belakang PENDAHULUAN Teknologi informasi (TI) secara signifikan telah mempengaruhi dan mengubah cara bisnis yang sedang dikelola dan dipantau saat ini (Hunton &Bagranoff, 2004). Pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga hal utama yang perlu diperhatikan adalah kepercayaan dan kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga hal utama yang perlu diperhatikan adalah kepercayaan dan kepuasan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perbankan merupakan salah satu bisnis yang bergerak di bidang jasa, sehingga hal utama yang perlu diperhatikan adalah kepercayaan dan kepuasan nasabah.

Lebih terperinci

Manajemen Sumber Daya Teknologi Informasi TEAM DOSEN TATA KELOLA TI

Manajemen Sumber Daya Teknologi Informasi TEAM DOSEN TATA KELOLA TI Manajemen Sumber Daya Teknologi Informasi TEAM DOSEN TATA KELOLA TI What is IT Resource People Infrastructure Application Information Why IT Should be managed? Manage Information Technology Effectiveness

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II 1 LANDASAN TEORI 1.1 Penelitian Sebelumnya Penelitian ini merupakan penelitian yang didukung oleh penelitian sebelumnya milik Sutomo dan Ayuningtyas pada Februari 2014 dengan judul "Penentuan Kebijakan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI. mengumpulkan data dan mengolah data berdasarkan hasil dari wawancara dengan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI. mengumpulkan data dan mengolah data berdasarkan hasil dari wawancara dengan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI 4.1 Latar Belakang Dalam melakukan manajemen risiko pada PT Saga Machie, penulis mengumpulkan data dan mengolah data berdasarkan hasil dari wawancara dengan

Lebih terperinci

USULAN TATA KELOLA MANAJEMEN INSIDEN DAN MASALAH BERDASARKAN KOMBINASI COBIT 4.1 DAN ITIL V3

USULAN TATA KELOLA MANAJEMEN INSIDEN DAN MASALAH BERDASARKAN KOMBINASI COBIT 4.1 DAN ITIL V3 USULAN TATA KELOLA MANAJEMEN INSIDEN DAN MASALAH BERDASARKAN KOMBINASI COBIT 4.1 DAN ITIL V3 Megawati 1, Kridanto Surendro 2 1 Sistem Informasi, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Jl.H.R

Lebih terperinci

TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA DOMAIN PO (PLAN AND ORGANIZE) MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 (STUDI KASUS DI RENTAL MOBIL PT.

TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA DOMAIN PO (PLAN AND ORGANIZE) MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 (STUDI KASUS DI RENTAL MOBIL PT. TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA DOMAIN PO (PLAN AND ORGANIZE) MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 (STUDI KASUS DI RENTAL MOBIL PT. INDO BISMAR) Ronggo Alit 1, Okky Dewinta 2, Mohammad Idhom 3 Email: ronggoa@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA. kematangan penerapan sistem informasi pada PT. Bangunan Jaya.

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA. kematangan penerapan sistem informasi pada PT. Bangunan Jaya. BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA 4.1 Prosedur Evaluasi Evaluasi terhadap sistem informasi penjualan pada PT. Bangunan Jaya adalah merupakan suatu proses evaluasi

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 6/ 8 /PBI/2004 TENTANG SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 6/ 8 /PBI/2004 TENTANG SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT GUBERNUR BANK INDONESIA, -1- PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 6/ 8 /PBI/2004 TENTANG SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung tercapainya sistem pembayaran

Lebih terperinci

Risiko Kode Frequency Severity Penggunaan kapasitas tidak optimal A Often A (pengkodean digunakan untuk memudahkan pemetaan risiko)

Risiko Kode Frequency Severity Penggunaan kapasitas tidak optimal A Often A (pengkodean digunakan untuk memudahkan pemetaan risiko) Tabel 4.6 Risiko Manajemen Alat Produksi Risiko Kode Frequency Severity Penggunaan kapasitas tidak optimal A Often A (pengkodean digunakan untuk memudahkan pemetaan risiko) 2. Risiko Pengembangan Infrastruktur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai pihak, baik dari sisi developer, manajemen perusahaan, operasional

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai pihak, baik dari sisi developer, manajemen perusahaan, operasional BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah memberikan sumbangan besar terhadap peradaban manusia, salah satunya adalah pada kegiatan bisnis dan organisasi.

Lebih terperinci

[Manual Aplikasi IT Service Desk] Tim Pengelola Informasi dan Teknologi (Tim SIM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran

[Manual Aplikasi IT Service Desk] Tim Pengelola Informasi dan Teknologi (Tim SIM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran 2012 Tim Pengelola Informasi dan Teknologi (Tim SIM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran [Manual Aplikasi IT Service Desk] 2012 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran. IT Support

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-37PJ/2010 TENTANG : KEBIJAKAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT

Lebih terperinci

2. Kajian Pustaka. Penelitian Terdahulu

2. Kajian Pustaka. Penelitian Terdahulu 1. Pendahuluan Sekarang ini, sebagian besar perusahaan baik BUMN maupun swasta telah memanfaatkan teknologi informasi (TI) dalam mendukung kegiatan bisnisnya. Pemanfaatan dan pengelolaan TI sudah menjadi

Lebih terperinci

M a g i s t e r M a n a j e m e n T e k n o l o g i B i d a n g K e a h l i a n M a n a j e m e n T e k n o l o g i I n f o r m a s i

M a g i s t e r M a n a j e m e n T e k n o l o g i B i d a n g K e a h l i a n M a n a j e m e n T e k n o l o g i I n f o r m a s i M a g i s t e r M a n a j e m e n T e k n o l o g i B i d a n g K e a h l i a n M a n a j e m e n T e k n o l o g i I n f o r m a s i P e m b u a t a n T a t a L a k s a n a M a n a j e m e n I n s i d

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) A-175

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) A-175 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-175 Pembuatan Standard Operating Procedure (SOP) Service Desk Berdasarkan Kerangka Kerja Itil V3 dengan Menggunakan Metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pelayanan perbankan saat ini sangat mempengaruhi tingkat kepuasaan para nasabah dalam melakukan transaksi keuangan. Salah satu hal utama bagi perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pembuatan dan penyetujuan audit engagement letter, preplanning audit SI,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pembuatan dan penyetujuan audit engagement letter, preplanning audit SI, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Di dalam bab IV ini akan dibahas hasil analisis dan evaluasi mulai dari tahap pembuatan dan penyetujuan audit engagement letter, preplanning audit SI, membuat penilaian risiko,

Lebih terperinci

No. 11/10 /DASP Jakarta, 13 April 2009 S U R A T E D A R A N

No. 11/10 /DASP Jakarta, 13 April 2009 S U R A T E D A R A N No. 11/10 /DASP Jakarta, 13 April 2009 S U R A T E D A R A N Perihal : Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu Sehubungan dengan diberlakukannya Peraturan Bank Indonesia Nomor

Lebih terperinci

Analisis Maturity Level Business Goals 8 Menggunakan COBIT Pada PT. APLIN

Analisis Maturity Level Business Goals 8 Menggunakan COBIT Pada PT. APLIN Analisis Maturity Level Business Goals 8 Menggunakan COBIT Pada PT. APLIN 1 Awalludiyah Ambarwati, 2 Ade Putra Habibi 1,2 Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Narotama 1,2

Lebih terperinci

ANALISIS TATA KELOLA TI PADA INNOVATION CENTER (IC) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA MENGGUNAKAN MODEL 6 MATURITY ATTRIBUTE

ANALISIS TATA KELOLA TI PADA INNOVATION CENTER (IC) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA MENGGUNAKAN MODEL 6 MATURITY ATTRIBUTE ANALISIS TATA KELOLA TI PADA INNOVATION CENTER (IC) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA MENGGUNAKAN MODEL 6 MATURITY ATTRIBUTE Aullya Rachmawati1), Asro Nasiri2) 1,2) Magister Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta

Lebih terperinci

INCIDENT MANAGEMENT. Patrisia Anggi A.W ( ) Maulidina Rahmawati S. ( ) Roisyatun Nadhifah ( )

INCIDENT MANAGEMENT. Patrisia Anggi A.W ( ) Maulidina Rahmawati S. ( ) Roisyatun Nadhifah ( ) INCIDENT MANAGEMENT Patrisia Anggi A.W (125150400111040) Maulidina Rahmawati S. (125150401111046) Roisyatun Nadhifah (125150401111053) Latar Belakang ITIL versi ketigas (ITIL v3) intinya terdiri dari lima

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan menjelaskan mengenai langkah yang harus diterapkan agar penelitian dan proses perancangan sistem informasi dapat dilakukan secara terarah dan memudahkan dalam analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan alur dari serangkaian kegiatan metode penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan alur dari serangkaian kegiatan metode penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Pada Bab III dalam pelaksanaan tata kelola Teknologi Informasi (TI) akan membahas tentang perencanaan. Pembahasan mencakup semua aktivitas yang dilakukan dari awal kegiatan sampai

Lebih terperinci

PENGUKURAN TINGKAT KEMATANGAN PADA PENDUKUNG JARINGAN SITU DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1

PENGUKURAN TINGKAT KEMATANGAN PADA PENDUKUNG JARINGAN SITU DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 PENGUKURAN TINGKAT KEMATANGAN PADA PENDUKUNG JARINGAN SITU DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 (Studi Kasus : Fakultas Teknik Universitas Pasundan) TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Penggunaan teknologi informasi sudah tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari - hari. Banyak sekali organisasi dan perusahaan yang menggunakan teknologi informasi

Lebih terperinci

BEST PRACTICES ITG di Perusahaan. Titien S. Sukamto

BEST PRACTICES ITG di Perusahaan. Titien S. Sukamto BEST PRACTICES ITG di Perusahaan Titien S. Sukamto Beberapa Best Practices Guideline untuk Tata Kelola TI 1. ITIL (The Infrastructure Library) ITIL dikembangkan oleh The Office of Government Commerce (OGC),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Telekomunikasi merupakan suatu kegiatan menyampaikan suatu informasi dari satu tempat menuju satu tujuan yang lain. Informasi yang disampaikan juga dapat berupa data,

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisa Proses Tata Kelola Sistem Call Center 123

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisa Proses Tata Kelola Sistem Call Center 123 BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Proses Tata Kelola Sistem Call Center 123 Untuk mewujudkan dan mencapai target yang telah ditetapkan pada Bab 3 dengan maksimal, PT. PLN (Persero) Distribusi Jaya

Lebih terperinci

PENILAIAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK MENGGUNAKAN MODEL COBIT 4.1

PENILAIAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK MENGGUNAKAN MODEL COBIT 4.1 PENILAIAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK MENGGUNAKAN MODEL COBIT 4.1 Muh. Aliyazid Mude aliriset16@gmail.com Universitas Muslim Indonesia Abstrak Lembaga XYZ telah membuat sistem informasi akademik agar proses

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PELAYANAN JASA KAPAL PADA PT. PELABUHAN INDONESIA II

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PELAYANAN JASA KAPAL PADA PT. PELABUHAN INDONESIA II BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PELAYANAN JASA KAPAL PADA PT. PELABUHAN INDONESIA II Teknologi informasi pada saat ini telah digunakan hampir pada seluruh aspek penting dalam setiap perusahaan

Lebih terperinci

No. 11/11/DASP Jakarta, 13 April 2009 S U R A T E D A R A N. Perihal : Uang Elektronik (Electronic Money)

No. 11/11/DASP Jakarta, 13 April 2009 S U R A T E D A R A N. Perihal : Uang Elektronik (Electronic Money) No. 11/11/DASP Jakarta, 13 April 2009 S U R A T E D A R A N Perihal : Uang Elektronik (Electronic Money) Sehubungan dengan diberlakukannya Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12./PBI/2009 tanggal 13 April

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. 1.2 Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini perusahaan-perusahaan di Indonesia sedang mengalami perkembangan bisnis yang pesat. Masing-masing perusahaan saling bersaing untuk menjadi yang

Lebih terperinci

SYARAT DAN KETENTUAN LAYANAN MEGA INTERNET

SYARAT DAN KETENTUAN LAYANAN MEGA INTERNET SYARAT DAN KETENTUAN LAYANAN MEGA INTERNET A. Definisi 1. Bank adalah PT Bank Mega, Tbk yang meliputi Kantor Pusat, Kantor Regional, Kantor Cabang dan Kantor Cabang Pembantu serta kantor lainnya yang merupakan

Lebih terperinci

FORMULIR PELAPORAN DAN PERMOHONAN PERSETUJUAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI

FORMULIR PELAPORAN DAN PERMOHONAN PERSETUJUAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI Lampiran 2 FORMULIR PELAPORAN DAN PERMOHONAN PERSETUJUAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI 1 DAFTAR ISI Lampiran 2.1 Laporan Penggunaan Teknologi Informasi Lampiran 2.1.1 Lampiran 2.1.2 Lampiran 2.1.3 Lampiran

Lebih terperinci

) Sistem Informasi, STMIK KHARISMA, Makassar 1, 2, 3

) Sistem Informasi, STMIK KHARISMA, Makassar 1, 2, 3 JTRISTE, Vol.2, No.1, Maret 2015, pp. 55~66 ISSN: 2355-3677 IDENTIFIKASI TATA KELOLA TI PADA PROSES MENINGKATKAN ORIENTASI PELANGGAN DAN TINGKAT LAYANAN BERDASARKAN COBIT 4.1 STUDI KASUS : STMIK KHARISMA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat. Kondisi tersebut dipengaruhi dengan adanya sistem pasar global dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat. Kondisi tersebut dipengaruhi dengan adanya sistem pasar global dimana BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan bisnis jasa khususnya perbankan saat ini berubah dengan sangat cepat. Kondisi tersebut dipengaruhi dengan adanya sistem pasar global dimana tingkat persaingannya

Lebih terperinci

AUDIT TATA KELOLA TI BERBASIS MANAJEMEN RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN PBI 9/15/2007 DAN COBIT 4.1 DI BANK X

AUDIT TATA KELOLA TI BERBASIS MANAJEMEN RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN PBI 9/15/2007 DAN COBIT 4.1 DI BANK X AUDIT TATA KELOLA TI BERBASIS MANAJEMEN RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN PBI 9/15/2007 DAN COBIT 4.1 DI BANK X Bayu Endrasasana 1) dan Hari Ginardi 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi

Lebih terperinci

Customer Request/Complaint. Send jobs by SMS Technical Spv. Confirmasi Solve by SMS. Monitoring worktime

Customer Request/Complaint. Send jobs by SMS Technical Spv. Confirmasi Solve by SMS. Monitoring worktime Customer Request/Complaint Send jobs by SMS Technical Spv Monitoring worktime CE Confirmasi Solve by SMS 1 2 Bagaimana melakukan penilaian pengelolaan tata kelola call center 500345 dengan mengunakan

Lebih terperinci

FAQ MEGA INTERNET 1 / 5

FAQ MEGA INTERNET 1 / 5 FAQ MEGA INTERNET 1. Apa itu layanan Mega Internet? Mega Internet adalah layanan perbankan elekktronik yang disediakan bagi nasabah perorangan untuk melakukan transaksi perbankan non tunai dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keadaan nasabah perbankan saat ini. Nasabah perbankan ibarat putri yang

BAB I PENDAHULUAN. keadaan nasabah perbankan saat ini. Nasabah perbankan ibarat putri yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Ungkapan pembeli adalah raja, mungkin tepat untuk menggambarkan keadaan nasabah perbankan saat ini. Nasabah perbankan ibarat putri yang sedang diperebutkan

Lebih terperinci

SYARAT DAN KETENTUAN LAYANAN MEGA MOBILE & BELANJA DEBIT ONLINE

SYARAT DAN KETENTUAN LAYANAN MEGA MOBILE & BELANJA DEBIT ONLINE SYARAT DAN KETENTUAN LAYANAN MEGA MOBILE & BELANJA DEBIT ONLINE A. Definisi 1. Aplikasi Mega Mobile adalah aplikasi atau software yang di download melalui link/alamat/url yang diterima dari Bank atau melalui

Lebih terperinci

FAQ MEGA MOBILE Apa itu layanan Mega Mobile? Apa saja syarat untuk memperoleh atau menggunakan layanan Mega Mobile?

FAQ MEGA MOBILE Apa itu layanan Mega Mobile? Apa saja syarat untuk memperoleh atau menggunakan layanan Mega Mobile? FAQ MEGA MOBILE 1. Apa itu layanan Mega Mobile? Mega Mobile adalah layanan perbankan yang disediakan bagi nasabah untuk mengakses rekeningnya dan melakukan transaksi perbankan non tunai dengan mengirimkan

Lebih terperinci

Pencatatan pembukuan usaha / Business book keeping

Pencatatan pembukuan usaha / Business book keeping CASHFLOW USER GUIDE CONTENTS 1. Pencatatan pembukuan usaha / Business book keeping... 3 2. Mencatat pengingat piutang dan utang / Record reminder of receivables and payables... 9 3. Melihat detil pengingat

Lebih terperinci