LOCUS OF CONTROL SEBAGAI ANTESEDEN HUBUNGAN KINERJA PEGAWAI DAN PENERIMAAN PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDIT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LOCUS OF CONTROL SEBAGAI ANTESEDEN HUBUNGAN KINERJA PEGAWAI DAN PENERIMAAN PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDIT"

Transkripsi

1 LOCUS OF CONTROL SEBAGAI ANTESEDEN HUBUNGAN KINERJA PEGAWAI DAN PENERIMAAN PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDIT (Studi pada auditor pemerintah yang bekerja pada BPKP di Jawa Tengah dan DIY) DRA.INDRI KARTIKA, M.SI, AKT PROVITA WIJAYANTI, SE UNISSULA Semarang ABSTRACT This research investigate the influence of performance on its acceptance of dysfunctional audit behavior with anteseden locus of control. Issue of this research are many corruption that happen in goverment specially in Central Java and DIY. Sample in this study consists of auditors that works in Central Java s and DIY s BPKP in Sample consists of 140 auditors with convenience sampling method. Hypoteses are examined by using Partial Least Square (PLS). The results of empirical tests indicate that locus of control as an anteseden variable of influence performance on its acceptance of dysfunctional audit behavior. The results indicate that auditor s individual characteristics influence of their performance. The willingness acceptance of dysfunctional audit behavior indicate that actual auditor s dysfunctional behavior. Keywords: locus of control, performance, audit disfunctional behavior. AUEP-05 1

2 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Predikat negara Indonesia sebagai 5 besar negara terkorup didunia menimbulkan pertanyaan besar mengenai pengawasan dan pertanggungjawaban dilembaga pemerintahan.( Tempo, 18 Desember 2005). Predikat tersebut mengindikasikan kurang berfungsinya akuntan dan penegak hukum yang merupakan tenaga profesional teknis yang secara sistematis bekerjasama untuk mencegah dan mengungkapkan kasus korupsi di Indonesia secara tuntas. (Arif, 2002). Penyebab utama yang mungkin adalah karena kelemahan dalam audit pemerintahan di Indonesia. Mardiasmo (2000) menjelaskan bahwa terdapat beberapa kelemahan dalam audit pemerintahan di Indonesia yaitu: pertama tidak tersedianya indikator kinerja yang memadai sebagai dasar pengukur kinerja pemerintahan baik pemerintah pusat maupun daerah dan hal tersebut umum dialami oleh organisasi publik karena output yang dihasilkan yang berupa pelayanan publik tidak mudah diukur. Kedua, berkaitan dengan masalah strukur lembaga audit terhadap pemerintahan pusat dan daerah di Indonesia yang overlapping satu dengan yang lainnya yang menyebabkan ketidakefisienan dan ketidakefektifan pelaksanaan pengauditan. Kualitas audit ditentukan oleh proses yang tepat yang harus diikuti dan pengendalian personal pengaudit. Penelitian dalam sistem pengendalian menyatakan bahwa sistem pengendalian yang berlebihan akan menyebabkan terjadinya konflik dan mengarah kepada perilaku disfungsional (Otley & Pierce, 1996). Menurut Jansen & Glinow (1985) dalam Malone & Roberts (1996), perilaku individu merupakan refleksi dari sisi personalitasnya sedangkan faktor situasional yang terjadi saat itu akan mendorong seseorang untuk membuat suatu keputusan. Dari pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa perilaku disfungsional audit dapat disebabkan oleh faktor karakteristik personal dari auditor (faktor internal) serta faktor situasional saat melakukan audit (faktor eksternal). Karakteristik personal yang mempengaruhi penerimaan perilaku disfungsional diantaranya locus of control (Donelly et.al, 2003), dan Kinerja karyawan (Employ performance) ( Gable & De Angelo, 1994; Donelly et al, 2003). Penelitian-penelitian AUEP-05 2

3 terdahulu telah menunjukkan suatu hubungan yang kuat dan positif diantara eksternal locus of control individual dengan suatu keinginan-keinginan atau maksud-maksud untuk menggunakan penipuan atau manipulasi untuk memperoleh tujuan-tujuan personil. Solar & Bruehl (1971) dalam Donelly et al (2003) menyatakan bahwa individu yang melakukan sebuah kinerja dibawah ekspektasi atasannya akan cenderung terlibat untuk melakukan perilaku disfungsional karena mereka tidak melihat dirinya sendiri dapat mencapai tujuan yang diperlukan untuk bertahan dalam sebuah perusahaan melalui usahanya sendiri, sehingga perilaku disfungsional dianggap perlu dalam situasi ini. Penelitian ini penting dilakukan karena Indonesia masih menyandang gelar sebagai negara kelima terkorup didunia. Hal tersebut menunjukkan tidak berfungsinya badan pengawas yaitu BPKP sebagai auditor internal pemerintah. Penelitian sebelumnya telah meneliti karakteristik personal auditor yang bekerja di kantor akuntan publik (KAP) yang berkontribusi pada penerimaan perilaku disfungsional audit, tetapi belum ada penelitian terhadap auditor pemerintah khususnya auditor pemerintah yang bekerja pada BPKP. Oleh karena itu Penelitian ini akan meneliti tentang hubungan karakteristik personal yang terdiri dari locus of control ( Malone dan Robert, 1996; Donelly et al, 2003), Kepercayaan masyarakat terhadap kinerja pemerintah perlu dipulihkan dengan praktek profesional yang dijalankan para auditor pemerintah terutama yang bertugas sebagai pengawas. 1.2 Perumusan Masalah Masalah-masalah penelitian dapat dirumuskan berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan sebelumnya, sebagai berikut: 1. Apakah terdapat hubungan positif locus of control eksternal dengan penerimaan perilaku disfungsional audit? 1. Apakah locus of control sebagai variabel anteseden dalam hubungan antara kinerja pegawai dengan penerimaan perilaku disfungsional audit? 2. Apakah kinerja pegawai berhubungan negatif dengan penerimaan perilaku disfungsional audit? AUEP-05 3

4 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini untuk menguji secara empiris: 1. Pengaruh locus of control eksternal terhadap penerimaan perilaku disfungsional audit 2. Pengaruh locus of control sebagai variabel anteseden pengaruh kinerja pegawai terhadap penerimaan perilaku disfungsional 3. Pengaruh kinerja pegawai terhadap penerimaan perilaku disfungsional audit. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Pengembangan teoritis Hasil penelitian di harapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu, terutama dalam bidang akuntansi keperilakuan dan auditing mengenai penerimaan perilaku disfungsional audit dan juga diharapkan dapat dipakai sebagai acuan untuk riset-riset mendatang. 2. Pengembangan praktik Penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan kontribusi praktis, yaitu bagi Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan profesi untuk merencanakan program profesional dan praktek manajemen untuk mendorong pekerjaan audit yang berkualitas dalam menciptakan tata kelola pemerintahan yang yang baik. 2. KAJIAN TEORITIK DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Teori Motivasi Menurut Gibson (1994) motivasi merupakan konsep yang menguraikan tentang kekuatan-kekuatan yang ada dalam diri seseorang yang akan memulai atau mengarahkan perilakunya. Secara lebih khusus Hellriegel et al (2001) dalam (Ghozali & Ivan, 2006) menyatakan bahwa motivasi merupakan dorongan-dorongan individu untuk bertindak yang menyebabkan orang tersebut berperilaku dengan cara tertentu yang mengarah pada tujuan. AUEP-05 4

5 Menurut Chambell et al. (1970) yang dikutip oleh Gibson (1994), motivasi berhubungan dengan arah perilaku, kekuatan respon (usaha) setelah seseorang memilih tindakan tertentu, dan kelangsungan perilaku atau seberapa lama orang tersebut berperilaku menurut cara tertentu. Dalam teori X dan Y yang ditemukan oleh Mc Gregor, individu yang memiliki external locus of control akan bertipe X dikarenakan mereka tidak menyukai tanggungjawab, dan harus dipaksa agar berprestasi, mereka harus dimotivasi oleh lingkungannya. Sedangkan untuk internal locus of control akan bertipe Y dikarenakan mereka menyukai kerja, kreatif, berusaha bertanggungjawab, dan dapat menjalankan pengarahan diri Penerimaan Perilaku disfungsioanal Audit (Acceptance Dysfunctional Audit Behavior) SAS No 82 dalam Donelly et al (2003) menyatakan bahwa sikap auditor menerima perilaku disfungsional merupakan indikator perilaku disfungsional aktual. Dysfunctional Audit Behavior merupakan reaksi terhadap lingkungan (Donelly et al, 2003). Beberapa perilaku disfungsional yang membahayakan kualitas audit yaitu : Underreporting of time, premature sign off, altering/ replacement of audit procedure. Underreporting of time menyebabkan keputusan personel yang kurang baik, menutupi kebutuhan revisi anggaran, dan menghasilakan time pressure untuk audit di masa datang yang tidak di ketahui. Premature sign-off (PMSO) merupakan suatu keadaan yang menunjukkan auditor menghentikan satu atau beberapa langkah audit yang diperlukan dalam prosedur audit tanpa menggantikan dengan langkah yang lain ( Marxen, 1990 dalam Cristina, 2003). Graham (1985) dalam Shapero et.al (2003) menyimpulkan bahwa kegagalan audit sering disebabkan karena pengahapusan prosedur audit yang penting dari pada prosedur audit tidak di lakukan secara memadai untuk beberapa item. Sedangkan altering / replacing of audit procedure adalah penggantian prosedur audit yang seharusnya yang telah ditetapkan dalam standar auditing. AUEP-05 5

6 2.3 Locus Of Control (LOC) Locus of control mempengaruhi penerimaan perilaku disfungsional audit maupun perilaku disfungsional audit secara aktual, kepuasan kerja, komitmen organisasional dan turnover intention (Reed et al; 1994 dalam Puji, 2005; Donelly et al, 2003) Teori locus of control menggolongkan individu apakah termasuk dalam locus internal atau eksternal. Rotter (1990) dalam ( Hyatt & Prawitt, 2001) menyatakan bahwa locus of control baik internal maupun eksternal merupakan tingkatan dimana seorang individu berharap bahwa reinfocement atau hasil dari perilaku mereka tergantung pada perilaku mereka sendiri atau karakteristik personal mereka. Mereka yang yakin dapat mengendalikan tujuan mereka dikatakan memiliki internal locus of control, sedangkan yang memandang hidup mereka dikendalikan oleh kekuatan pihak luar disebut memiliki external locus of control (Robbins, 1996). Locus of control berperan dalam motivasi, locus of control yang berbeda bisa mencerminkan motivasi yang berbeda dan kinerja yang berbeda. Internal akan cenderung lebih sukses dalam karier dari pada eksternal, mereka cenderung mempunyai level kerja yang lebih tinggi, promosi yang lebih cepat dan mendapatkan uang yang lebih. Sebagai tambahan, internal dilaporkan memiliki kepuasan yang lebih tinggi dengan pekerjaan mereka dan terlihat lebih mampu menahan stres daripada eksternal (Baron & Greenberg, 1990 dalam Puji, 2005). Penelitian Rotter, (1990) dalam Hyatt & Prawitt (2001) menjelaskan bahwa eksternal secara umum berkinerja lebih baik ketika pengendalian dipaksakan atas mereka Kinerja Pegawai (Employee Performance) Performance atau kinerja merupakan hasil dari perilaku anggota organisasi, dimana tujuan aktual yang dicapai adalah dengan adanya perilaku. Kinerja adalah merupakan hasil usaha sendiri dengan banyak faktor yang mempengaruhinya. Menurut Lee (2000) bahwa orang akan menyukai pekerjaan jika mereka termotivasi untuk pekerjaan itu, dan secara psikologi bahwa pekerjaan yang dilakukan adalah berarti, ada rasa tanggungjawab terhadap pekerjaan yang dilakukan dan pengetahuan mereka AUEP-05 6

7 tentang hasil kerja; sehingga hasil pekerjaan akan meningkatkan motivasi, kepuasan dan kinerja. Locus of control berperan dalam motivasi, locus of control yang berbeda bisa mencerminkan motivasi yang berbeda dan kinerja yang berbeda. Locus of control Internal akan cenderung lebih sukses dalam karier dari pada locus of control eksternal, mereka cenderung mempunyai level kerja yang lebih tinggi, promosi yang lebih cepat dan mendapatkan uang yang lebih. Sebagai tambahan, locus of control internal memiliki kepuasan yang lebih tinggi dengan pekerjaan mereka dan terlihat lebih mampu menahan stres daripada locus of control eksternal (Baron & Greenberg, 1990 dalam Puji, 2005). Penelitian Rotter, (1990) dalam Hyatt & Prawitt (2001) menjelaskan bahwa eksternal secara umum berkinerja lebih baik ketika pengendalian dipaksakan atas mereka. Hyatt dan Prawitt (2001) membuktikan bahwa locus of control dapat memberikan pengaruh pada kinerja audit terhadap auditor internal dan juga pihak auditor eksternal. 2.5 Pengembangan Hipotesis Pengaruh Locus Of Control terhadap Penerimaan Perilaku Disfungsional Audit Individu yang memiliki locus of control internal cenderung menghubungkan hasil atau outcome dengan usaha-usaha mereka atau mereka percaya bahwa kejadiankejadian adalah dibawah pengendalian atau kontrol mereka dan mereka memiliki komitmen terhadap tujuan organisasi yang lebih besar dibanding individu yang memiliki locus of control eksternal. Sedangkan individu yang memiliki locus of control eksternal adalah individu yang percaya bahwa mereka tidak dapat mengontrol kejadiankejadian dan hasil atau outcome (Spector, 1982 dalam Donelly et al, 2003). Penelitian-penelitian terdahulu telah menunjukkan suatu hubungan yang kuat dan positif diantara eksternal locus of control individual dengan suatu keinginankeinginan atau maksud-maksud untuk menggunakan penipuan atau manipulasi untuk memperoleh tujuan-tujuan personil (Gable & Dangelo, 1994; Comer, 1985; Solar & Bruehl, 1971 dalam Donelly et al, 2003). Mudrack (1989) dalam Donelly et al (2003) menyimpulkan bahwa penggunaan manipulasi, penipuan atau taktik menjilat atau AUEP-05 7

8 mengambil muka dapat menggambarkan suatu usaha dari locus of control eksternal untuk mempertahankan pengaruh mereka terhadap lingkungan yang kurang ramah dan memberikan kepada mereka sebuah pendekatan berorientasi internal seperti kerja keras. Dalam konsteks auditing tindakan manipulasi atau penipuan akan terwujud dalam bentuk perilaku disfungsioanl. Perilaku ini memiliki arti bahwa auditor akan memanipulasi proses auditing untuk mencapai tujuan kinerja individu. Pengurangan kualitas auditing bisa dihasilkan sebagai pengorbanan yang harus dilakukan auditor untuk bertahan dilingkungan audit. Perilaku ini akan terjadi pada individu yang memiliki locus of control eksternal. Sehingga Sehingga hipotesis yang diuji adalah : H1 : Locus of control eksternal berhubungan positif dengan penerimaan perilaku disfungsional audit Pengaruh Locus of control terhadap kinerja pegawai Locus of control juga mempengaruhi perilaku disfungsional audit, kepuasan kerja, komitmen organisasi dan turnover intention ( Donelly et al, 2003)Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa locus of control berhubungan signifikan dengan kinerja. Individu yang memiliki locus of control internal cenderung menggunakan tekanan atau mendesak usaha yang lebih besar dibandingkan dengan individu yang memiliki locus of control eksternal ketika diyakini bahwa usaha nampak atau mengarah kepada reward (Spector, 1982 dalam Hyatt & Prawitt, 2001; Rotter, 1990 dalam Hyatt & Prawitt, 2001; Phares, 1968 dalam Donelly et al, 2003 Perbedaan-perbedaan antara locus of control internal dan eksternal membuat masing-masing tepat dan lebih baik terhadap tipe-tipe tertentu atau terhadap tipe-tipe khusus dalam posisi-posisi atau dalam kedudukan tertentu. Spector (1982) dalam Donelly et al, (2003) menyatakan bahwa locus of control internal adalah cocok untuk tugas-tugas dan pekerjaan yang bersifat keahlian, profesi dan yang bersifat manajerial dan bersifat pengendalian. Locus of control eksternal lebih cocok atau lebih tepat pekerjaan-pekerjaan pada lini industri, pekerjaan-pekerjaan dengan tenaga kerja yang tidak bersifat keahlian, administrasi dan pekerjaan pekerjaan yang bersifat rutin. Hyatt dan Prawitt (2001) telah memberikan beberapa bukti bahwa internal locus of control berhubungan dengan peningkatan kinerja dan locus of control internal AUEP-05 8

9 seharusnya memiliki tingkatan yang lebih tinggi dibanding locus of control eksternal dalam sebuah lingkungan audit, sehingga hipotesis yang diharapkan adalah: H2 : Locus of control eksternal berhubungan negatif dengan kinerja pegawai Locus Of Control Sebagai Variabel Anteseden Dalam Hubungan Antara Kinerja Pegawai dengan Penerimaan Perilaku Disfungsional Audit Locus of control mempengaruhi perilaku disfungsional audit, kepuasan kerja, komitmen organisasi dan turnover intention (Reed et al; 1994 dalam Puji, 2005; Donelly et al, Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa locus of control berhubungan signifikan dengan kinerja. Individu yang memiliki locus of control internal cenderung menggunakan tekanan atau mendesak usaha yang lebih besar dibandingkan dengan individu yang memiliki locus of control eksternal ketika diyakini bahwa usaha nampak atau mengarah kepada reward (Spector, 1982 dalam Hyatt & Prawitt, 2001 Seorang auditor akan memiliki persepsi yang lebih rendah terhadap kinerjanya sendiri dan kinerja yang bernilai rendah dipengaruhi oleh locus of control eksternal yang dimiliki auditor, sehingga seorang auditor yang memiliki locus of control eksternal tinggi akan mempunyai kinerja pribadi yang rendah dan diperkirakan akan lebih menerima perilaku disfungsional yang makin besar. Sehingga hipotesa yang diuji adalah: H3 : locus of control sebagai anteseden hubungan negatif kinerja pegawai dengan penerimaan perilaku disfungsional 2.6. Kerangka konseptual Berdasarkan permasalahan diatas, maka model penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Diagram 1 Kerangka Konseptual Hubungan antar Variabel AUEP-05 9

10 Performance H2(-) H3(-) Locus of Control H1 (+) Acceptance of Dysfunctional Behaviour 3. METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah auditor pemerintah yang yang bekerja pada Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) di Jawa Tengah dan DIY tahun Sedangkan alasan pemilihan lembaga audit pemerintah BPKP di Jawa Tengah dan DIY adalah tingginya angka tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh aparatur pemerintah di Jawa tengah dan DIY. Penentuan sampel dengan nonprobability sampling yaitu convenience sampling. 3.2 Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penerimaan Perilaku Disfungsional Penerimaan Perilaku Disfungsional merupakan variabel endogen. Penerimaan perilaku disfungsional dalam audit. Perilaku disfungsional diukur dengan bagaimana seorang auditor menerima beragam bentuk perilaku disfungsional yang meliputi: penyelesaian tugas audit tanpa melengkapi keseluruhan prosedur yang telah ditetapkan( premature sign-off), melaporkan waktu audit dengan total waktu yang lebih pendek daripada waktu sebenarnya (Under reporting time/urt ) dan merubah prosedur yang sebelumnya sudah ditetapkan (Altering /replacement of audit procedure), dan kinerja karyawan. Sedangkan variable eksogen murni dalam penelitian ini adalah lokus kendali (locus of control) Locus of Control Locus of control merupakan variabel eksogen. Locus of control yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu cara pandang seseorang terhadap suatu peristiwa, AUEP-05 10

11 apakah dia dapat atau tidak dapat mengendalikan (control) suatu peristiwa (Rotter 1966 dalam Donelly et al, 2003) Locus of control diukur dengan menggunakan persepsi responden atas hubungan antara hasil akhir berupa penghargaan dan penyebabnya dengan menggunakan skala Likert tujuh poin. Skore yang lebih tinggi nilainya dari nilai median skore locus of control memberikan indikasi bahwa kepribadian eksternal makin besar sedangkan skore yang lebih rendah dari nilai median skore locus of control berhubungan dengan perilaku atau sikap internal (Hyatt & Prawitt, 2001) Kinerja pegawai Kinerja Pegawai merupakan variabel endogen.variabel kinerja pegawai diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Mahoney et.al. (1963,1965) dalam Donelly et.al (2003) yang telah dimodifikasi yaitu tujuh item multidimensional. Setiap responden diminta untuk memberikan pemeringkatan efektivitas kinerja mereka yang terbagi dalam enam dimensi kinerja; perencanaan; koordinasi; supervisi; representasi; dan pengaturan staff. dapat diterima dalam riset terdahulu. 3.3 Metode Pengumpulan Data Data dikumpulkan dengan metode kuesioner melaui mail survey dan dengan diantar langsung kepada responden. Dengan kedua cara ini diharapkan tingkat pengambilan (respon rate) dapat lebih ditingkatkan Metode Analisis Data Analisis statistik deskriptif ditujukan untuk memberikan gambaran atau deskripsi empiris suatu data. Untuk menguji hipótesis digunakan teknik Partial Least Square (PLS) dengan menggunakan software visual PLS. PLS adalah model persamaan struktural (SEM) yang berbasis komponen atau varian (variance). 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian Data penelitian ini diperoleh dari hasil jawaban atas kuisioner yang dikirim kepada responden yaitu auditor pemerintah yang bekerja di BPKP perwakilan Jawa Tengah dan AUEP-05 11

12 DIY. Deskripsi pengiriman dan pengembalian kuisioner penelitian ditunjukkan dalam tabel 1 berikut ini : Tabel 1 Deskripsi pengiriman dan pengembalian kuisioner NO Uraian Jumlah Prosentase 1 Kuisioner yang dikirim Kuisioner yang tidak kembali ,5 3 Kuisioner yang kembali ,5 4 Kuisioner yang dapat dianalisis 5 Kuisioner yang tidak dapat dianalisis 2 0,5 Berdasarkan tabel diatas dapat disampaikan bahwa tingkat kuisioner yang kembali (respaon rate) pada responden relatif rendah yaitu sebesar 35,5% Penilaian Outer Model. Tiga kriteria untuk menilai outer model adalah Convergent Validity dan Composite Reliability. 1.Convergent validity Tabel 2 Convergent validity Construct Indicator Loading factor Locus of control LC6 0,5652 LC7 0,6315 LC9 0,693 LC10 0,7086 LC11 0,7106 LC13 0,6756 LC14 0,6641 LC15 0,5698 Kinerja K2 0,7789 AUEP-05 12

13 K3 0,8471 K4 0,9305 K5 0,7306 K6 0,8215 K7 0,7273 Penerimaan perilaku disfungsional audit PDA4 0,8083 PDA5 0,7032 PDA6 0,7855 PDA7 0,8268 PDA8 0,5847 PDA9 0,5663 Konstruk dengan nilai loading factor > 0,5 yang bisa digunakan untuk mengukur model penelitian ini dan konstruk yang kurang dari 0.5 harus dihapus. Dari 35 konstruk dalam penelitian ini hanya 20 konstruk memiliki loading factor >0,5 sebagaimana tampak pada tabel 2 (lihat lampiran). Locus of control 16 konstruk hanya 8 konstruk yang nilai loading factor >0,50, kinerja pegawai 7 konstruk dengan 6 konstruk memiliki loading factor >0,5 dan penerimaan perilaku disfungsional audit 12 konstruk dengan 6 konstruk yang memiliki loading factor >0,5. 2.Composite reliability Tabel 3 Composite Reliability Construct Composite Reliability Locus Of Control 0,85623 Kinerja 0, Penerimaan Perilaku Disfungsional Audit 0, Dari tabel 3 diatas dapat disimpulkan bahwa masing-masing konstruk sangat reliabel yaitu memiliki composite reliability diatas 0,80 sehingga dapat disimpulkan data yang diperoleh sangat reliabel. AUEP-05 13

14 2. Evaluasi Inner Model atau Structural Model. Tabel 4 Struktur Model Pengaruh antar variabel Koefisien Estimate T-statistik LC-- KINERJA -0,442-6,3146 KINERJA-- PDA -0,246-2,5573 LC- PDA 0,448 6,4959 a. Pengujian Hipotesa Pertama Berdasarkan hasil uji PLS pada tabel 4 diatas adalah menguji hipotesa pertama yaitu locus of control eksternal berpengaruh positif terhadap penerimaaan perilaku disfungsional audit. Hasil dari pengujian diperoleh nilai t sebesar 6,4959 dan nilai koefisien estimasi sebesar 0,488 Hasil diatas menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih besar dari t tabel sebesar 1,96 yang berarti (H0) ditolak pada level of error 5% dan hipotesis 1 yang diajukan diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa locus of control eksternal berpengaruh positif terhadap penerimaan perilaku disfungsional audit, dan besarnya pengaruh adalah 48,8%. b. Pengujian Hipotesa Kedua Berdasarkan hasil uji PLS pada tabel 4 diatas adalah menguji hipotesa kedua yaitu locus of control eksternal berpengaruh negatif terhadap kinerja pegawai. Hasil dari pengujian diperoleh nilai t sebesar -6,3146 dan nilai koefisien estimasi sebesar - 0,442. Hasil diatas menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih besar dari t tabel sebesar 1,96 yang berarti (H0) ditolak pada level of error 5% dan hipotesis 2 yang diajukan diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa locus of control eksternal berpengaruh negatif terhadap kinerja pegawai, dan besarnya pengaruh adalah 44,2% Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Hyatt & Prawitt ( 2001) bahwa seseorang yang memiliki persepsi kinerja bernilai rendah dipengaruhi oleh karakteristik individu yaitu locus of control eksternal. AUEP-05 14

15 c. Pengujian Hipotesa Ketiga Berdasarkan hasil uji PLS pada tabel 4 diatas locus of control sebagai anteseden hubungan kinerja pegawai dengan penerimaan perilaku disfungsional audit. Hasil dari pengujian diperoleh nilai t sebesar -2,5573 dan nilai koefisien estimasi sebesar - 0,246. Hasil diatas menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih besar dari t tabel sebesar 1,96 yang berarti (H0) ditolak pada level of error 5% dan hipotesis 3 yang diajukan diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa locus of control sebagai anteseden hubungan kinerja dengan penerimaan perilaku disfungsional audit adalah terbukti dengan diterimanya hipotesis kedua sedangkan dampak dari locus of control sebagai anteseden adalah adanya pengaruh negatif kinerja pegawai terhadap penerimaan perilaku disfungsional audit. Artinya terjadinya hubungan negatif antara kinerja pegawai dengan penerimaan perilaku disfungsional audit didahului oleh adanya hubungan locus of control terhadap kinerja. 5. KESIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN 5.1. Kesimpulan Dari hasil pengujian dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Locus of control eksternal berpengaruh positif terhadap penerimaaan perilaku disfungsional audit. Jadi dapat disimpulkan bahwa auditor yang memiliki kecenderungan locus of control eksternal akan lebih memberikan toleransi/ menerima perilaku disfungsional audit. 2. Locus of control eksternal berhubungan negatif terhadap kinerja pegawai. Jadi dapat disimpulkan bahwa auditor yang memeiliki kecenderungan locus of control eksternal memiliki kinerja yang lebih rendah 3. Locus of control sebagai anteseden hubungan kinerja pegawai penerimaan perilaku disfungsional audit.. Artinya terjadinya hubungan negatif antara kinerja pegawai dengan penerimaan perilaku disfungsional audit didahului oleh adanya hubungan locus of control terhadap kinerja. Auditor yang memiliki kecenderungan locus of control eksternal akan memiliki kinerja yang rendah dan auditor yang memiliki kinerja yang rendah akan lebih menerima perilaku disfungsional audit. AUEP-05 15

16 5.2. Saran Penelitian ini mempunyai banyak keterbatasan, sehingga saran dalam penelitian ini adalah : 1. Penelitian ini tidak membedakan jabatan auditor yaitu : auditor ahli madya, auditor ahli muda, auditor ahli pratama, auditor penyelia, auditor pelaksana lanjutan dan auditor pelaksana, penelitian selanjutnya dapat membedakan jabatan auditor untuk mengetahui perbedaan penerimaan perilaku disfungsional diantara berbagai jabatan auditor. 2. Peneliti hanya menggunakan sampel di dua propinsi yaitu Jawa Tengah dan DIY, diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan pada ruang lingkup yang lebih besar 3. Penelitian selanjutnya dapat memasukkan faktor eksternal yang mempengaruhi penerimaan perilaku disfungsional audit seperti time budget pressure, gaya kepemimpinan, budaya organisasi dan program audit Implikasi Hasil Penelitian Penelitian ini membuktikan bahwa penerimaan perilaku disfungsional dipengaruhi oleh kinerja pegawai didahului oleh locus of control. Pemerintah (BPKP) sebaiknya menempatkan pegawai sesuai dengan karakteristik individu. Individu yang mempunyai locus of control internal sebaiknya diberikan pekerjaan di bidang manajerial sedangkan pegawai yang memiliki karakteristik individu locus of control eksternal sebaiknya diberikan pekerjaan bersifat operasional. Penempatan pegawai yang tidak sesuai dengan karakteristik individu akan menyebabkan kinerja mereka kurang baik dan mereka cenderung melakukan perilaku menyimpang. Hal ini juga dapat diterapkan pada kantor akuntan publik. AUEP-05 16

17 DAFTAR PUSTAKA Agus, Soekrisno Auditing. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Salemba Empat. Akers. M.D & Eaton. T.V Underreporting of Chargable Time : The Impact of Gender and Characteristics OF underreporters. Journal of Managerial Issues 1. Arens, Alvin,A and James, K.L.1995 Auditing An Integrated Approach, 4th ed. New Jersey : Prentice Hall, Inc. Bluedorn, A.C. (1982), A unified model of turnover from organizations, Human Relations, Vol. 35 No. 2. Brownel, P Participation and Budgeting, Locus of Control and Organizational Effektiviness. The Accounting Review. Vol LVI (4). Christina Sososutikno, Hubungan Tekanan Anggaran Waktu dengan Perilaku Disfungsional serta Pengaruhnya terhadap kualitas Audit. Simposium Nasional Akuntansi VI. Surabaya. Donnely, David P., Jeffrey J. Q, and David O., 2003 Auditor Acceptance of Dysfunctional Audit Behavior : An Explanatory Model Using Auditors PersonalCharacteristics. Journal of Behavioral Research In Accounting : vol 15. Gable, M., and F. Dangello Locus of Control, Machiavellianism, and Managerial Job Performance. Journal of Psychology 128. Ghozali, I (2006). Structural equation Modeling PLS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Herningsih, Sucahyo. (2001). Penghentian Prematur atas Prosedur Audit : Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik. Tesis, Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Hyatt, T., and D. Prawitt Does Congruence Between Audit Structure and Auditors Locus of Control Affect Job Performance?. The Accounting Review 76. IAI, Media Akuntansi No. 20/ th.iv./ 1997 Ivan Aris Setiawan dan Imam Ghozali, Akuntansi Keperilakuan : Konsep dan Kajian Empiris Perilaku Akuntan. BPFE UNDIP. Semarang. Iyer, V.M. (1998). Characteristic of ccounting firm alumni who benefit their former firm. Accounting Horizons (March). AUEP-05 17

18 Kelley, T., and L. Margheim The Impact of Time Budget Pressure, Personality,and Leadership Variables on Dysfunctional Auditor Behavior. Auditing: A Journal of Practice & Theory 9. Kompas, 2 Maret Magnis-Suseno, F. (1997). Javanese Ethics and World View: The Javanese Idea of The Good Life, PT Gramedia. Jakarta. Mardiasmo Akuntansi sektor Publik. Penerbit Andi. Yogyakarta. Maryanti, P Analisis Penerimaan Auditor atas Disfungsional Audit Behavior : Pendekatan Karakteristik Personal Auditor (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jawa). Jurnal manajemen akuntansi dan sistem informasi. Vol 5. (2). Malone, C.F, and R.W Robberts Factors Associated With The Incidence of Reduced Audit Quality Behaviors. Auditing: A Journal of Practice and Theory 15. Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, (1999). Metodologi Penelitian Bisnis. Edisi pertama. BPFE. Yogyakarta. Noury, H., and R. Parker The Relationship Between Budget Participation and JobPerformance: The Roles of Budget Adequacy and Organizational Commitment. Accounting: Organizations and Society 23. Otley, D., and B.Pierce The Control Problem in Public Accounting Firms: An Empirical Study of The Impact of Leadership Style. Accounting, Organizations and Society Auditor Time Budget Pressure Consequence and Antecedents. Accounting Auditing & Accountability journal vol The Operation Of Control Systems in Large Audit Firms. Auditing: A Journal of Practice and Theory 15 (2). Paswerk, W.R., and Strawser, J.R. (1996). The Determinant and Outcomes Associated with Job Insecurti in A Profesional Accounting Environment. Behavioral Research in Accounting. Rahman, Arif Auditing Forensik dan Kontribusi Akuntansi dalam Pemberantsan Korupsi. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia. Vol 3.(1). Randall, D The Consequences of Organizational Commitment : methodological Investigation. Journal of Organizational Behavior 11. AUEP-05 18

19 Rush R.H. and Harrel A The Impact of Personality Characteristic on The Turrnover Behavior of Accounting Proffessional. Auditing: A Journal of Practice and Theory 9 (2). Robbins, Stephen P. and Marry Coulter Manajemen. (judul asli: Management 6 th edition). Jilid 1. Penerjemah T. Hermaya. Jakarta: PT. Prenhallindo. Robbins, Stephen P Perilaku Organisasi. (judul asli: Organizational Behavior Concept, Controversies, Applications 8th edition) Jilid 1. Penerjemah Hadyana Pujaatmaka. Jakarta: PT. Prenhallindo Perilaku Organisasi. (judul asli: Organizational Behavior 9th edition) jilid 1 dan 2. Penerjemah Tim Indeks. Jakarta: PT. Indeks, GramediaGrup Organizational Behavior, 10th edition. New Jersey :PrenticeHall, Inc. Soobaroyen, Teeroven dan Chelven Chengabroyan. (2005). Auditors Perception of Time Budget Pressure, Premature Sign Offs and Under-reporting of Chargeable Time : Evidence from a Developing Country [On-line] http : // St. Vena P Sifat Mechavelian dan pertimbangan etis : Anteseden Independensi dan Perilaku Etis Auditor. Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang. Suryanita W. Dodi S dan Hanung T Penghentian Prematur atas Prosedur Audit. Simposium Nasional Akuntansi 9. Padang. Suwandi dan Nur Indriantoro Pengaruh Model Turnover Pasewark & Strawser: Studi Empiris pada Lingkungan Akuntan Publik.Journal riset akuntansi Indonesia.Vol2.no.2. Tempo, 18 Desember Tett, R.P. and Meyer, J.P. (1993), Job satisfaction, organizational commitment, turnover intention, and turnover: path analyses based on meta-analytic findings, Personnel Psychology, Vol. 46 No. 2. AUEP-05 19

20 Lampiran Output 1. Input data LC1 LC2 LC3 LC4 LC5 LC6 LC7 LC AUEP-05 20

21 AUEP-05 21

22 AUEP-05 22

23 LC9 LC10 LC11 LC12 LC13 LC14 LC15 LC AUEP-05 23

24 LC9 LC10 LC11 LC12 LC13 LC14 LC15 LC AUEP-05 24

25 LC9 LC10 LC11 LC12 LC13 LC14 LC15 LC AUEP-05 25

26 K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P AUEP-05 26

27 K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P AUEP-05 27

28 K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P AUEP-05 28

29 LANGKAH 1 HASIL CFA LANGKAH 1 UNTUK MELIHAT LOADING FACTOR INDIKATOR YANG BISA DIGUNAKAN YAITU > 0,5 Construct Indicator Mean Stdev Loading Residual Weight Kinerja K K K K K K K AUEP-05 29

30 Loc PDA LC LC LC LC LC LC LC LC LC LC LC LC LC LC LC LC PDA PDA PDA PDA PDA PDA PDA PDA PDA PDA PDA PDA Hasil Factor Structure Matrix of Loadings and Cross-Loadings Scale Items kinerja loc PDA K K K K K K AUEP-05 30

31 K LC LC LC LC LC LC LC LC LC LC LC LC LC LC LC LC PDA PDA PDA PDA PDA PDA PDA PDA PDA PDA PDA PDA Result of Estimate (BootStrap) sebelum loadng yang < 0,5 dihapus 1.Measurement Mode (loading) Entire Sample estimate Mean of Subsamples Standard Error T- Statistic kinerja K K K K K K K AUEP-05 31

32 loc LC LC LC LC LC LC LC LC LC LC LC LC LC LC LC LC PDA PDA PDA PDA PDA PDA PDA PDA PDA PDA PDA PDA AUEP-05 32

33 PDA12 1.Measurement Mode (weight) Entire Sample estimate Mean of subsamples Standard Error T- Statistic kinerja K K K K K K K loc LC LC LC LC LC LC LC LC LC LC LC LC LC LC LC LC PDA PDA PDA PDA PDA AUEP-05 33

34 PDA5 PDA PDA PDA PDA PDA PDA PDA Structure Model Entire Sample estimate Mean of subsamples Standard Error T- Statistic loc- >kinerja kinerja- >PDA loc->pda Hasil Langkah 2 Hasil pengolahan data setaelah loading faktor indikator yang < 0,5 dihapus Construct Indicator Mean Stdev Loading Residual Weight Kinerja K K K K K K Loc LC LC LC LC LC LC LC LC AUEP-05 34

TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat Memperoleh derajad S-2 Magister Sains Akuntansi. Diajukan oleh : Nama : Provita Wijayanti NIM : C4C005146

TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat Memperoleh derajad S-2 Magister Sains Akuntansi. Diajukan oleh : Nama : Provita Wijayanti NIM : C4C005146 PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR TERHADAP PENERIMAAN PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDIT (Studi Empiris pada Auditor Pemerintah Yang bekerja di BPKP Di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta) TESIS Diajukan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi akuntansi termasuk laporan keuangan memang. (Husnan, 2000). Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. Informasi akuntansi termasuk laporan keuangan memang. (Husnan, 2000). Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika telah banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Masalah Informasi akuntansi termasuk laporan keuangan memang mengandung sejumlah data yang dapat dikaji sebagai bahan penelitian (Husnan, 2000). Oleh karena itu, tidaklah

Lebih terperinci

Locus of Control and Accepting Disfunctional Behavior on Public Auditors ofdfab

Locus of Control and Accepting Disfunctional Behavior on Public Auditors ofdfab Akuntabilitas, Maret 2007, hal. 158-164 ISSN 1412-0240 Vol. 6, No.2 Locus of Control and Accepting Disfunctional Behavior on Public Auditors ofdfab INDRI KARTIKA & PROFITA WIJAYANTI* Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS DYSFUNCTIONAL AUDIT BEHAVIOR: SEBUAH PENDEKATAN KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR

ANALISIS DYSFUNCTIONAL AUDIT BEHAVIOR: SEBUAH PENDEKATAN KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR JDA Vol. 3, No. 2, September 2011, pp. 67-76 ISSN 2085-4277 http://journal.unnes.ac.id/index.php/jda ANALISIS DYSFUNCTIONAL AUDIT BEHAVIOR: SEBUAH PENDEKATAN KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR Agus Wahyudin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Standar Auditing (PSAP No. 01; 2011) dan Kode Etik Akuntan Indonesia.

BAB II LANDASAN TEORI. Standar Auditing (PSAP No. 01; 2011) dan Kode Etik Akuntan Indonesia. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Standar Auditing Dalam melakukan tugasnya, auditor harus mengikuti aturan yang berlaku yaitu Standar Auditing (PSAP No. 01; 2011) dan Kode Etik Akuntan Indonesia. Standar auditing

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (Suartana, 2010). Menurut Luthans, 2006 (dalam Harini et al., 2010), teori ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (Suartana, 2010). Menurut Luthans, 2006 (dalam Harini et al., 2010), teori ini BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Atribusi Teori atribusi mempelajari proses bagaimana seseorang menginterpretasikan suatu peristiwa, alasan atau sebab perilakunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsep Good Corporate Governance (GCG) telah diterapkan secara luas

BAB I PENDAHULUAN. Konsep Good Corporate Governance (GCG) telah diterapkan secara luas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep Good Corporate Governance (GCG) telah diterapkan secara luas di Indonesia. Syakhroza (2003) dalam Wulandari (2009) mendefinisikan GCG sebagai suatu mekanisme

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang digunakan sesuai dengan tujuan hipotesis yang dilakukan dengan analisis regresi linier berganda, maka dapat

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP 5.1. SIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Lokus kendali eksternal berpengaruh positif

BAB 5 PENUTUP 5.1. SIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Lokus kendali eksternal berpengaruh positif BAB 5 PENUTUP 5.1. SIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Lokus kendali eksternal berpengaruh positif terhadap perilaku disfungsional audit. Hal ini berarti

Lebih terperinci

Lampiran 2 (Lanjutan) 79. Ringkasan Hasil Penelitian Sebelumnya

Lampiran 2 (Lanjutan) 79. Ringkasan Hasil Penelitian Sebelumnya Lampiran 2 (Lanjutan) 79 Ringkasan Hasil Penelitian Sebelumnya No Peneliti/Judul Variabel Uji Sampel Model Analisis Hasil Penelitian 1 Kelley dan Seiler Deskriptif 1) Tekanan anggaran (1982)/Auditor Stress

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik di instansi pemerintah maupun di sektor swasta di Indonesia. Auditor di instansi

BAB I PENDAHULUAN. baik di instansi pemerintah maupun di sektor swasta di Indonesia. Auditor di instansi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Profesi auditor mengalami banyak kemajuan dan mulai banyak dibutuhkan baik di instansi pemerintah maupun di sektor swasta di Indonesia. Auditor di instansi

Lebih terperinci

PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR TERHADAP PENERIMAAN PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDIT

PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR TERHADAP PENERIMAAN PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDIT PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR TERHADAP PENERIMAAN PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDIT (Studi Empiris pada Auditor Pemerintah Yang bekerja di BPKP Perwakilan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta)

Lebih terperinci

LOCUS OF CONTROL, TIME BUDGET PRESSURE DAN PENYIMPANGAN PERILAKU DALAM AUDIT. Nadirsyah. Intan Maulida Zuhra ABSTRACT

LOCUS OF CONTROL, TIME BUDGET PRESSURE DAN PENYIMPANGAN PERILAKU DALAM AUDIT. Nadirsyah. Intan Maulida Zuhra ABSTRACT JURNAL TELAAH & RISET AKUNTANSI Vol. 2. No. 2 Juli 2009 Hal. 104-116 LOCUS OF CONTROL, TIME BUDGET PRESSURE DAN PENYIMPANGAN PERILAKU DALAM AUDIT Nadirsyah Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Intan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR TERHADAP PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDIT

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR TERHADAP PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDIT HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR TERHADAP PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDIT SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Fakultas Ekonomi Jurusan

Lebih terperinci

ANALISIS PENERIMAAN AUDITOR ATAS DYSFUNCTIONAL AUDIT BEHAVIOR : SEBUAH PENDEKATAN KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR

ANALISIS PENERIMAAN AUDITOR ATAS DYSFUNCTIONAL AUDIT BEHAVIOR : SEBUAH PENDEKATAN KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR ANALISIS PENERIMAAN AUDITOR ATAS DYSFUNCTIONAL AUDIT BEHAVIOR : SEBUAH PENDEKATAN KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR Dwi Harini 1 Agus Wahyudin 2 Indah Anisykurlillah 3 ABSTRACT This research is aimed at finding

Lebih terperinci

tujuan organisasi yang lebih besar dibanding individu yang memiliki locus of control eksternal. Sedangkan individu yang memiliki locus of control

tujuan organisasi yang lebih besar dibanding individu yang memiliki locus of control eksternal. Sedangkan individu yang memiliki locus of control Emotional Spiritual Quotient dan Locus of Control sebagai Anteseden Hubungan Kinerja Pegawai dan Penerimaan Perilaku Disfungsional Audit (Studi Pada Inspektorat Provinsi Jawa Tengah) Disusun oleh : Rahma

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Auditing Menurut Sukrisno Agoes (2012:4) Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan hasil audit memiliki posisi yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan hasil audit memiliki posisi yang sangat penting bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan hasil audit memiliki posisi yang sangat penting bagi penggunanya terutama investor, kreditor, dan pemerintah sehingga permintaan akan laporan hasil audit sangat

Lebih terperinci

PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR TERHADAP PROSEDUR PENGHENTIAN AUDIT PREMATUR (Studi Pada Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta dan Yogyakarta)

PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR TERHADAP PROSEDUR PENGHENTIAN AUDIT PREMATUR (Studi Pada Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta dan Yogyakarta) PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR TERHADAP PROSEDUR PENGHENTIAN AUDIT PREMATUR (Studi Pada Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta dan Yogyakarta) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. sistematik mendapatkan dan mengevaluasi bukti-bukti secara objektif sehubungan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. sistematik mendapatkan dan mengevaluasi bukti-bukti secara objektif sehubungan BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Teoretis 2.1.1. Pengertian Audit Komite konsep audit dasar (committee on auditing concepts) telah merumuskan definisi umum dari audit: Audit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Belakang Masalah Profesi akuntan di Indonesia sangat terkenal sebagai jasa atas pengauditan laporan keuangan perusahaan oleh auditor dan jasa ini disediakan oleh Kantor Akuntan Publik

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa locus of control terbukti tidak terbukti berpengaruh positif signifikan terhadap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai salah satu profesi pendukung kegiatan dunia bisnis, kebutuhan akan penggunaan jasa akuntan publik dewasa ini semakin meningkat, terutama kebutuhan atas

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pengujian mengenai pengaruh audit fee, gaya kepemimpinan pertimbangan, dan gaya kepemimpinan struktur yang mengawali

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan membutuhkan jasa audit akuntan publik, hal ini disebabkan karena perusahaan mempublikasikan laporan keuangannya kepada pihak luar yang berhubungan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR SEBAGAI ANTESEDEN PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDITOR DAN PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS HASIL AUDIT

KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR SEBAGAI ANTESEDEN PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDITOR DAN PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS HASIL AUDIT KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR SEBAGAI ANTESEDEN PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDITOR DAN PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS HASIL AUDIT Annisa Fatimah Sekolah Tinggi Ekonomi Asia Malang Abstraksi : Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkualitas, mewujudkan pemerintahan yang good governance, dan menciptakan

BAB 1 PENDAHULUAN. berkualitas, mewujudkan pemerintahan yang good governance, dan menciptakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan dikeluarkannya PP 60 Tahun 2008 mengakibatkan tuntutan dan tantangan berat bagi auditor pemerintah untuk menghasilkan audit yang berkualitas, mewujudkan pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan yang diaudit. Apabila laporan keuangan suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan yang diaudit. Apabila laporan keuangan suatu perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan perusahaan yang

Lebih terperinci

ANALISIS PENERIMAAN AUDITOR ATAS DYSFUNCTIONAL AUDIT BEHAVIOR : SEBUAH PENDEKATAN KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR

ANALISIS PENERIMAAN AUDITOR ATAS DYSFUNCTIONAL AUDIT BEHAVIOR : SEBUAH PENDEKATAN KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR ANALISIS PENERIMAAN AUDITOR ATAS DYSFUNCTIONAL AUDIT BEHAVIOR : SEBUAH PENDEKATAN KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR SKRIPSI disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Prodi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha di Indonesia memberikan dampak bagi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha di Indonesia memberikan dampak bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha di Indonesia memberikan dampak bagi peningkatan kegiatan usaha perusahaan. Peningkatan kegiatan usaha tersebut disertai dengan semakin kompleksnya

Lebih terperinci

Ceacilia Sri Mindarti Elen Puspitasari Universitas Stikubank Semarang. Abstract

Ceacilia Sri Mindarti Elen Puspitasari Universitas Stikubank Semarang. Abstract PENGARUH KINERJA AUDITOR, TURN OVER INTENTION, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP PREMATURE SIGN- OFF (Ditinjau dari Goal Setting Theory) Ceacilia Sri Mindarti Elen Puspitasari Universitas Stikubank Semarang

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Penelitian ini menguji hubungan antara tekanan waktu, locus of control, dan materialitas terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang penelitian yang menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang penelitian yang menjelaskan BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang penelitian yang menjelaskan pentingnya pemahaman faktor internal individu terhadap penerimaan perilaku audit disfungsional, motivasi penelitian,

Lebih terperinci

Accounting Analysis Journal

Accounting Analysis Journal AAJ 3 (1) (2014) Accounting Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/aaj FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDIT: PENERIMAAN AUDITOR BPK RI JATENG Ramadhani Nurul

Lebih terperinci

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume..., Nomor..., Tahun 2012, Halaman...

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume..., Nomor..., Tahun 2012, Halaman... DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume..., Nomor..., Tahun 2012, Halaman... http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENERIMAAN AUDITOR ATAS

Lebih terperinci

Kata kunci: tekanan anggaran waktu, locus of control, sifat Machiavellian, pelatihan auditor, perilaku disfungsional auditor

Kata kunci: tekanan anggaran waktu, locus of control, sifat Machiavellian, pelatihan auditor, perilaku disfungsional auditor Judul : Tekanan Anggaran Waktu, Locus of Control, Sifat Machiavellian dan Pelatihan Auditor sebagai Anteseden Perilaku Disfungsional Auditor (Studi Kasus pada BPKP RI Perwakilan Provinsi Bali) Nama : Ni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar tujuan individu konsisten dengan tujuan organisasi itu sendiri (Anthony

BAB I PENDAHULUAN. agar tujuan individu konsisten dengan tujuan organisasi itu sendiri (Anthony BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi lingkungan yang cepat berubah, suatu perusahaan dituntut untuk meningkatkan efektifitas sistem pengendalian manajemen. Sistem pengendalian manajemen

Lebih terperinci

By: Meilda Wiguna Faculty of Economics Riau University, Pekanbaru, Indonesia

By: Meilda Wiguna Faculty of Economics Riau University, Pekanbaru, Indonesia INFLUENCE OF LOCUS OF CONTROL, AFFECTIVE PROFESSIONAL COMMITMENT, CONTINUANCE PROFESSIONAL COMMITMENT AND NORMATIVE PROFESSIONAL COMMITMENT TO DYSFUNCTIONAL AUDIT BEHAVIOR (Empirical Study on Representation

Lebih terperinci

FAJAR DWI NUGROHO B

FAJAR DWI NUGROHO B PENGARUH TIME PRESSURE, RISIKO AUDIT, LOCUS OF CONTROL DAN KOMITMEN PROFESI TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT (Survey pada Kantor Akuntan Publik di Surakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta).

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Atribusi Teori atribusi memberikan penjelasan proses bagaimana kita menentukan penyebab atau motif perilaku seseorang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 1.1.1 Teori U Terbalik (Inverted U Theory) Teori kurva U terbalik adalah model yang paling banyak digunakan untuk menjelaskan hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses audit merupakan bagian dari assurance services, yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Proses audit merupakan bagian dari assurance services, yang melibatkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Proses audit merupakan bagian dari assurance services, yang melibatkan usaha peningkatan kualitas informasi bagi pengambil keputusan serta independensi dan kompetensi

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENERIMAAN PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDITOR (STUDI PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI SURABAYA)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENERIMAAN PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDITOR (STUDI PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI SURABAYA) FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENERIMAAN PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDITOR (STUDI PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI SURABAYA) OLEH: EDWARD ADE HARTANTO 3203009214 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS UNIVERSITAS

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Agoes, Sukrisno. 2004, Auditing (Pemeriksaan Akntan) oleh Kantor Akuntan

DAFTAR PUSTAKA. Agoes, Sukrisno. 2004, Auditing (Pemeriksaan Akntan) oleh Kantor Akuntan DAFTAR PUSTAKA Aditya, Elma Muncar. 2005, Pengaruh Tindakan Supervisi Terhadap Kepuasan Kerja Akuntan Pemula pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah yang Terdaftar sebagai Auditor Bank di Bank Indonesia,

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan data yang diperoleh dan hasil analisis yang dilakukan pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Disumpulkan bahwa hipotesis

Lebih terperinci

PERSEPSI AUDITOR TERHADAP PENERIMAAN PERILAKU DYSFUNCTIONAL AUDIT DAN PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS AUDIT

PERSEPSI AUDITOR TERHADAP PENERIMAAN PERILAKU DYSFUNCTIONAL AUDIT DAN PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS AUDIT PERSEPSI AUDITOR TERHADAP PENERIMAAN PERILAKU DYSFUNCTIONAL AUDIT DAN PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS AUDIT Reni Ratnawati Fakultas Ekonomi Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta Email:reni_ratnwati@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan karena pihak luar perusahaan memerlukan jasa audit akuntan publik

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan karena pihak luar perusahaan memerlukan jasa audit akuntan publik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jasa audit akuntan publik dibutuhkan oleh pihak luar perusahaan, hal ini disebabkan karena pihak luar perusahaan memerlukan jasa audit akuntan publik untuk

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abelson, M.A Examination of Avoidable anunavoid. NJ: Prentice Hall.

DAFTAR PUSTAKA. Abelson, M.A Examination of Avoidable anunavoid. NJ: Prentice Hall. 103 DAFTAR PUSTAKA Abelson, M.A.1987. Examination of Avoidable anunavoid. NJ: Prentice Hall. Amir Abadi Yusuf. 1991. Auditing : pendekatan terpadu. Jakarta: Salemba Empat. Amstrong, M. 2000. The Art of

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepercayaan dari masyarakat atas laporan keuangan yang di audit oleh akuntan

BAB I PENDAHULUAN. Kepercayaan dari masyarakat atas laporan keuangan yang di audit oleh akuntan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Ditinjau dari sudut profesi akuntan publik, auditor adalah akuntan profesional yang menjual jasanya kepada masyarakat umum, terutama dalam bidang pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan dan Saran

BAB V. Kesimpulan dan Saran BAB V Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan mengacu pada perumusan serta tujuan dari penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut: (1)

Lebih terperinci

PROSEDUR REVIEW DAN KONTROL KUALITAS OLEH KANTOR AKUNTAN PUBLIK

PROSEDUR REVIEW DAN KONTROL KUALITAS OLEH KANTOR AKUNTAN PUBLIK PROSEDUR REVIEW DAN KONTROL KUALITAS OLEH KANTOR AKUNTAN PUBLIK Oleh : Ivo Maelina Silitonga, SE, M.Si Dosen UMI, Medan Abstrak Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui prosedur review dan kontrok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (KAP) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah yang telah terdaftar

BAB III METODE PENELITIAN. (KAP) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah yang telah terdaftar BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah yang telah terdaftar dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk menghindari perilaku menyimpang dalam audit (dysfunctional

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk menghindari perilaku menyimpang dalam audit (dysfunctional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku profesional akuntan publik salah satunya diwujudkan dalam bentuk menghindari perilaku menyimpang dalam audit (dysfunctional audit behavior). Perilaku

Lebih terperinci

Keyword : dysfunctional audit behavior, locus of control, organizational commitment, performance, turnover intention

Keyword : dysfunctional audit behavior, locus of control, organizational commitment, performance, turnover intention 1 PENERIMAAN AUDITOR ATAS DYSFUNCTIONAL AUDIT BEHAVIOR (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Jawa Tengah) Oleh : Agusta Eka Baskara 1 Ardiani Ika S 2 Fakultas Ekonomi Universitas Semarang ABSTRAK

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREMATURE SIGN-OFF DENGAN TURNOVER INTENTION SEBAGAI VARIABEL INTERVENING: Suatu tinjauan dari Goal Setting Theory

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREMATURE SIGN-OFF DENGAN TURNOVER INTENTION SEBAGAI VARIABEL INTERVENING: Suatu tinjauan dari Goal Setting Theory FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREMATURE SIGN-OFF DENGAN TURNOVER INTENTION SEBAGAI VARIABEL INTERVENING: Suatu tinjauan dari Goal Setting Theory Ceacilia Srimindarti (ceaciliasrimindarti@gmail.com) Universitas

Lebih terperinci

atas laporan keuangan yang diaudit (Rikarbo, 2012). Reckers et al. (1997)

atas laporan keuangan yang diaudit (Rikarbo, 2012). Reckers et al. (1997) situasi ini auditor biasanya tidak melaksanakan prosedur yang lengkap dengan mengabaikan salah satu atau beberapa langkah audit yang berlaku tanpa menggantinya dengan langkah lain dan tetap mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2002). A Statement Of Basic Auditing Concepts

BAB I PENDAHULUAN. dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2002). A Statement Of Basic Auditing Concepts BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jasa audit akuntan publik dibutuhkan oleh pihak luar perusahaan, hal ini disebabkan karena pihak luar perusahaan memerlukan jasa audit akuntan publik untuk menentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi persaingan usaha yang semakin ketat mengharuskan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi persaingan usaha yang semakin ketat mengharuskan perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha di Indonesia sudah semakin maju. Kemajuan tersebut menuntut perusahaan untuk mengembangkan kemampuan bersaingnya. Menghadapi persaingan

Lebih terperinci

(Empirical Study on Representation of Auditor at Pekanbaru and Padang) By: Meilda Wiguna

(Empirical Study on Representation of Auditor at Pekanbaru and Padang) By: Meilda Wiguna INFLUENCE OF LOCUS OF CONTROL, AFFECTIVE PROFESSIONAL COMMITMENT, CONTINUANCE PROFESSIONAL COMMITMENT AND NORMATIVE PROFESSIONAL COMMITMENT TO DYSFUNCTIONAL AUDIT BEHAVIOR (Empirical Study on Representation

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jasa audit merupakan suatu penugasan profesional yang dilakukan oleh orang-orang yang berkompeten dan independen dengan mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Audit laporan keuangan pada sebuah entitas dilaksanakan oleh pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Audit laporan keuangan pada sebuah entitas dilaksanakan oleh pihak yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Audit laporan keuangan pada sebuah entitas dilaksanakan oleh pihak yang memiliki kompeten, tidak memihak, dan objektif, yang disebut akuntan publik atau lebih dikenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keputusan (Weningtyas dkk, 2006). a. Mengurangi jumlah sampel dalam audit. b. Melakukan review dangkal terhadap dokumen klien

BAB I PENDAHULUAN. keputusan (Weningtyas dkk, 2006). a. Mengurangi jumlah sampel dalam audit. b. Melakukan review dangkal terhadap dokumen klien BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Proses audit merupakan bagian dari assurance services, yang melibatkan usaha peningkatan kualitas informasi bagi pengambil keputusan serta independensi dan kompetensi

Lebih terperinci

Rizqa Anita, Rita Anugerah & Zulbahridar

Rizqa Anita, Rita Anugerah & Zulbahridar ANALISIS PENERIMAAN AUDITOR ATAS DYSFUNCTIONAL AUDIT BEHAVIOR : SEBUAH PENDEKATAN KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR (STUDI EMPIRIS PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI WILAYAH SUMATERA) Rizqa Anita, Rita Anugerah

Lebih terperinci

1 BAB V PENUTUP. memiliki tujuan untuk menganalisis bagaimana pengaruh ethical leadership dan

1 BAB V PENUTUP. memiliki tujuan untuk menganalisis bagaimana pengaruh ethical leadership dan 1 BAB V PENUTUP Penelitian ini merupakan penelitian menggunakan data primer yang memiliki tujuan untuk menganalisis bagaimana pengaruh ethical leadership dan pengendalian internal terhadap kecenderungan

Lebih terperinci

Pengaruh Karakteristik Personal Auditor Terhadap Penerimaan Perilaku Disfungsional...

Pengaruh Karakteristik Personal Auditor Terhadap Penerimaan Perilaku Disfungsional... Pengaruh Karakteristik Personal Auditor Terhadap Penerimaan Perilaku Disfungsional Audit (Studi Empiris Pada Auditor Pemerintah yang Bekerja di BPK Perwakilan Sumatera Bagian Selatan) Jenis Sesi Paper:

Lebih terperinci

SKRIPSI. PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN TIME PRESSURE TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR PROSEDUR AUDIT (Survey pada Kantor Akuntan Publik di Makassar)

SKRIPSI. PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN TIME PRESSURE TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR PROSEDUR AUDIT (Survey pada Kantor Akuntan Publik di Makassar) SKRIPSI PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN TIME PRESSURE TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR PROSEDUR AUDIT (Survey pada Kantor Akuntan Publik di Makassar) MUH. EKO PATRIA JAYA JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tata kelola sektor publik, karena dengan audit dapat dilakukan penilaian obyektif

BAB I PENDAHULUAN. tata kelola sektor publik, karena dengan audit dapat dilakukan penilaian obyektif BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Audit dalam sektor publik merupakan landasan untuk dapat dilakukannya tata kelola sektor publik, karena dengan audit dapat dilakukan penilaian obyektif mengenai apakah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori keagenan yang dikembangkan oleh Jensen dan Meckling tahun 1976

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori keagenan yang dikembangkan oleh Jensen dan Meckling tahun 1976 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori Keagenan Teori keagenan yang dikembangkan oleh Jensen dan Meckling tahun 1976 mencoba menjelaskan adanya konflik kepentingan

Lebih terperinci

Faculty of Economics Riau University, Pekanbaru, Indonesia

Faculty of Economics Riau University, Pekanbaru, Indonesia FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSONAL AUDITOR INDEPENDEN TERHADAP PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDIT (Studi empiris pada Auditor di KAP Pekanbaru dan Padang) Oleh : Rizki Pratiwi Pembimbing : Azwir Nasir

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara sistematis untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena (fakta) (Cooper

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara sistematis untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena (fakta) (Cooper BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Teori adalah seperangkat konsep, definisi, dan proporsi yang terkait secara sistematis untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena (fakta) (Cooper dan Schindler,

Lebih terperinci

TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL: MENGUJI KEEFEKTIVAN PENERIMAAN SISTEM INFORMASI TERPADU (SISTER) DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS JEMBER

TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL: MENGUJI KEEFEKTIVAN PENERIMAAN SISTEM INFORMASI TERPADU (SISTER) DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS JEMBER TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL: MENGUJI KEEFEKTIVAN PENERIMAAN SISTEM INFORMASI TERPADU (SISTER) DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS JEMBER Peneliti : Kartika 1 Mahasiswa Terlibat : - Sumber Dana : DIPA Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai cara dan usaha dilakukan oleh perusahaan untuk menyajikan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai cara dan usaha dilakukan oleh perusahaan untuk menyajikan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai cara dan usaha dilakukan oleh perusahaan untuk menyajikan suatu laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi, akan tetapi tidak serta merta laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya transparansi laporan keuangan terutama bagi perusahaan publik sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya transparansi laporan keuangan terutama bagi perusahaan publik sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pentingnya transparansi laporan keuangan terutama bagi perusahaan publik sangat dianjurkan dalam penggunaannya. Ikatan Akuntan Indonesia menyatakan bahwa

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR NASIONAL DAN CALL FOR PAPER 108

PROSIDING SEMINAR NASIONAL DAN CALL FOR PAPER 108 PROSIDING SEMINAR NASIONAL DAN CALL FOR PAPER 108 PENERIMAAN AUDITOR TERHADAP UNDER-REPORTING TIME Ceacilia Srimindarti ceaciliasrimindarti@gmail.com Elen Puspitasari elenmeiranto@yahoo.com (Staf Pengajar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu komponen penting dalam perusahaan. Dapat dikatakan demikian karena laporan keuangan perusahaan merupakan hasil akhir

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL AUDITOR TERHADAP PENERIMAAN PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDIT

EFEKTIVITAS FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL AUDITOR TERHADAP PENERIMAAN PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDIT Jurnal Akuntansi Indonesia, Vol. 6 No. Januari 207, Hal. 63 JURNAL - 78 AKUNTANSI INDONESIA EFEKTIVITAS FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL AUDITOR TERHADAP PENERIMAAN PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDIT Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Bab ini terdiri atas kerangka berpikir yang menjelaskan secara teoritis

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Bab ini terdiri atas kerangka berpikir yang menjelaskan secara teoritis BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN Bab ini terdiri atas kerangka berpikir yang menjelaskan secara teoritis hubungan antara variabel bebas dan terikat, konsep penelitian, dan hipotesis

Lebih terperinci

STUDI EMPIRIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDIT

STUDI EMPIRIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDIT STUDI EMPIRIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDIT Sarah Fitriani Istiqomah.P.P dan Rahmawati Hanny Y Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Y.A.I. Jakarta DAN Akademi Akuntansi YKPN Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. menentukan penyebab atau motif perilaku seseorang. Teori ini mengacu pada

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. menentukan penyebab atau motif perilaku seseorang. Teori ini mengacu pada BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Atribusi Teori atribusi akan memberikan penjelasan mengenai bagaimana cara menentukan penyebab atau motif perilaku seseorang.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. mengenai seberapa banyak usaha yang dilakukan dalam situasi atau tugas tertentu.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. mengenai seberapa banyak usaha yang dilakukan dalam situasi atau tugas tertentu. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori pengharapan (expectancy theory) Teori pengharapan merupakan teori yang mengarah kepada keputusan mengenai seberapa banyak usaha

Lebih terperinci

Accounting Analysis Journal

Accounting Analysis Journal AAJ 3 (2) (2014) Accounting Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/aaj PENGARUH MEDIASI KOMITMEN ORGANISASI DAN TURNOVER INTENTIONS TERHADAP DETERMINAN PERILAKU PREMATURE SIGN OFF Mohammad

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. permasalahan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan kajian teoretis dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. permasalahan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan kajian teoretis dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Landasan teori merupakan dasar berpikir yang bersumber dari suatu teori yang relevan dan dapat digunakan sebagai tuntunan untuk memecahkan permasalahan dalam

Lebih terperinci

PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN KOMITMEN ORGANISASI PADA PERILAKU AUDIT DENGAN TEKANAN ANGGARAN WAKTU AUDIT SEBAGAI VARIABEL MEDIASI

PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN KOMITMEN ORGANISASI PADA PERILAKU AUDIT DENGAN TEKANAN ANGGARAN WAKTU AUDIT SEBAGAI VARIABEL MEDIASI TESIS PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN KOMITMEN ORGANISASI PADA PERILAKU AUDIT DENGAN TEKANAN ANGGARAN WAKTU AUDIT SEBAGAI VARIABEL MEDIASI DWI HARYADI NUGRAHA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Setelah kasus Enron, yang merupakan kegagalan KAP Arthur Andersen, dan World.Com di Amerika Serikat pada 2001, serta kasus Kimia Farma, auditor dianggap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pengambilan sampel. Hal ini

BAB III METODE PENELITIAN. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pengambilan sampel. Hal ini BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sampel dan Data Penelitian Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pengambilan sampel. Hal ini dilakukan karena penelitian tidak mungkin dilakukan terhadap seluruh anggota

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENERIMAAN AUDITOR ATAS PENYIMPANGAN PERILAKU DALAM AUDIT

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENERIMAAN AUDITOR ATAS PENYIMPANGAN PERILAKU DALAM AUDIT i ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENERIMAAN AUDITOR ATAS PENYIMPANGAN PERILAKU DALAM AUDIT (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Semarang) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

Soni Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Sultan Agung Semarang Jalan Raya Kaligawe Km. 4 Semarang

Soni Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Sultan Agung Semarang Jalan Raya Kaligawe Km. 4 Semarang JDA Vol. 2, No. 2, September 2010, 103-109 ISSN 2085-4277 http://journal.unnes.ac.id/index.php/jda PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP HUBUNGAN PARTISIPASI ANGGARAN DAN KINERJA

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tindakan supervisi berpengaruh negatif terhadap penghentian prematur atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Weningtyas dkk. 2006:2). Kasus Enron merupakan salah satu bukti kegagalan. pihak mengalami kerugian materi dalam jumlah besar.

BAB I PENDAHULUAN. (Weningtyas dkk. 2006:2). Kasus Enron merupakan salah satu bukti kegagalan. pihak mengalami kerugian materi dalam jumlah besar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan perusahaan yang diaudit (Silaban,

Lebih terperinci

Accounting Analysis Journal

Accounting Analysis Journal AAJ 3 (2) (2014) Accounting Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/aaj FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINDAKAN PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT DENGAN KONTROL KUALITAS SEBAGAI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. teoritis dalam penelitian ini terdiri dari grand theory dan supporting theory.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. teoritis dalam penelitian ini terdiri dari grand theory dan supporting theory. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian ini menggunakan kajian teoritis dan kajian empiris. Kajian teoritis dalam penelitian ini terdiri dari grand theory dan supporting theory. Grand theory

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja pada

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja pada BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terdaftar pada OJK. Sampel dari penelitian ini yaitu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teori yang digunakan harus mampu mencapai maksud penelitian. Teori utama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teori yang digunakan harus mampu mencapai maksud penelitian. Teori utama BAB II TINJAUAN PUSTAKA Suatu teori dalam penelitian memegang peranan penting yang berfungsi untuk merumuskan hipotesis dan menjelaskan suatu fenomena. Oleh sebab itu, teori yang digunakan harus mampu

Lebih terperinci

Adelia Lukyta Arumsari 1 I Ketut Budiartha 2 ABSTRAK ABSTRACT

Adelia Lukyta Arumsari 1 I Ketut Budiartha 2 ABSTRAK ABSTRACT ISSN : 2337-3067 E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 5.8 (2016): 2297-2304 PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR, INDEPENDENSI AUDITOR, ETIKA PROFESI, BUDAYA ORGANISASI, DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan yang diaudit (Silaban, 2009). Pendapat auditor mengenai

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan yang diaudit (Silaban, 2009). Pendapat auditor mengenai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya, tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan perusahaan yang

Lebih terperinci

Daftar Pustaka. Cook, E. and Kelley, T. 1988, Auditor Stress and Time Budgets, The CPA Journal, Vol. 58, No. 7.

Daftar Pustaka. Cook, E. and Kelley, T. 1988, Auditor Stress and Time Budgets, The CPA Journal, Vol. 58, No. 7. Daftar Pustaka Alderman, C.W., and Deitrick, J.W. 1982. Auditor s Perceptions of Time Budget Pressure and Premature Sign-0ffs: A Replication and Extension. Auditing: A Journal of Practice and Theory. Vol

Lebih terperinci

PENGARUH LOCUS OF CONTROL

PENGARUH LOCUS OF CONTROL 1 PENGARUH LOCUS OF CONTROL, RELATIVISM, KOMITMEN ORGANISASI, KINERJA DAN TURNOVER INTENTION TERHADAP DYSFUNCTIONAL AUDIT BEHAVIOR (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Jawa Tengah) Oleh : Novida

Lebih terperinci

PENGARUH SIFAT MACHIAVELLIAN

PENGARUH SIFAT MACHIAVELLIAN PENGARUH SIFAT MACHIAVELLIAN DAN PERKEMBANGAN MORAL TERHADAP DYSFUNCTIONAL BEHAVIOR DENGAN GENDER SEBAGAI VARIABEL MODERASI Feny Widyawati 12133100061 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

PENGARUH KONFLIK BIAYA DENGAN KUALITAS AUDIT TERHADAP DYSFUNCTIONAL BEHAVIOR (STUDI EMPIRIS PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI INDONESIA)

PENGARUH KONFLIK BIAYA DENGAN KUALITAS AUDIT TERHADAP DYSFUNCTIONAL BEHAVIOR (STUDI EMPIRIS PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI INDONESIA) PENGARUH KONFLIK BIAYA DENGAN KUALITAS AUDIT TERHADAP DYSFUNCTIONAL BEHAVIOR (STUDI EMPIRIS PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI INDONESIA) TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat Memperoleh derajat S-2 Magister

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi dari pihak yang melakukan audit (Weningtyas et al., 2006).

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi dari pihak yang melakukan audit (Weningtyas et al., 2006). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lingkungan dunia usaha telah semakin berkembang. Semua bidang usaha berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik sehingga diperlukan pula usaha dari setiap bagian

Lebih terperinci