Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara"

Transkripsi

1 PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT DALAM UPAYA MENGHEMAT PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK DI PERUMAHAN NASIONAL (PERUMNAS) HELVETIA KECAMATAN MEDAN HELVETIA KOTA MEDAN Indra Chahaya S Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Abstract Fossil is the biggest source of energy in Indonesia. The usage of fossil energy can contribute the air pollution. The fossil is an irreversible natural resource, so it can make the energy crisis. The objective of this study is to find out the knowledge, attitude and practice of the community in the effort to reduce electrical energy usage. This is a descriptive survey with 98 respondents conducted by proportional random sampling. The result of this study showed that were 66,33% respondents had moderate level in knowledge, 75,51% had a good attitude, and 68,3% had a moderate level in practice. Counseling to this community is important based on this study for increasing behavior in energy economical usage. Key words: Knowledge, Attitude, Practice, Energy economical usage. A. Pendahuluan Energi listrik merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat baik dalam bidang industri maupun rumah tangga. Pemakaian energi listrik di rumah tangga terutama untuk penggunaan penerangan, alat setrika, hiburan, kipas angin, lemari es dan pendingin ruangan (AC). Penggunaan alatalat listrik memerlukan arus listrik yang dihasilkan dari sumber energi. Saat ini di Indonesia masih digunakan sumber energi fosil (minyak bumi, batubara, dan gas bumi) untuk menghasilkan arus listrik (Sukatma, 1999). Pengelolaan sumber energi fosil menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup yaitu pencemaran udara dan akhirnya berdampak terhadap mutu kehidupan (kesehatan) masyarakat. Unsur-unsur pencemar lingkungan yang dihasilkan tergantung dari sumber energi primer yang digunakan yaitu berupa gas karbondioksida (CO 2 ), karbon monoksida (CO), sulfur dioksida (SO 2 ), dan nitrogen oksida (NOx) (Kadir, 1995 dan Slamet, 2002). Gas-gas CO 2 dihasilkan pada setiap pembakaran bahan bakar fosil. Menurut International Agency (2003) pembangkit listrik berbahan bakar fosil merupakan sumber emisi CO 2 terbesar ciptaan manusia. Sektor ketenaga listrikan di Indonesia menurut World Research Institute (2000), menyumbang 21% dari seluruh emisi CO 2 yang dihasilkan. Padahal sektor ini akan terus berkembang dari waktu ke waktu sejalan dengan peningkatan kebutuhan listrik khususnya di negaranegara berkembang (Anonimous 2003). Gas CO 2 merupakan salah satu gas rumah kaca (GRK) yang merupakan penyebab pemanasan global. Pemanasan global adalah terjadinya peningkatan suhu ratarata diseluruh permukaan bumi yang disebabkan oleh timbunan gas-gas rumah kaca seperti karbondioksida (CO 2 ), metana (CH 4 ), nitroksida (N 2 O) dan kloroflourokarbon (CFC) di atmosfer (Gerald, 1993). Meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi (pemanasan global) menyebabkan terjadinya perubahan pada unsur-unsur iklim. Dampak perubahan iklim terhadap sektor kesehatan di Indonesia adalah meningkatnya frekuensi penyakit tropis, seperti malaria dan demam berdarah. Perubahan iklim mengakibatkan musim kemarau semakin panjang dan musim hujan yang semakin pendek periodenya namun semakin tinggi intensitasnya. Musim kemarau berdampak 60

2 pada timbulnya krisis air bersih penyebab terjadinya wabah penyakit diare dan penyakit kulit. Intensitas hujan yang tinggi dengan periode yang singkat akan menyebabkan bencana banjir sehingga berdampak pada mewabahnya penyakit seperti diare dan leptospirosis (Armely, 2004). Di samping itu bahan bakar fosil merupakan sumber energi yang tidak dapat diperbaharui di mana keberadaan sumber energi ini sangat terbatas, karena proses pembentukannya memerlukan waktu yang sangat panjang (mencapai jutaan tahun) dibandingkan eksploitasinya sehingga sumber energi ini dapat habis dan mengakibatkan terjadinya krisis energi (Sukatma, 1999). Krisis energi listrik akibat pasokan listrik yang sudah tidak mencukupi kebutuhan masyarakat, sudah dapat dirasakan di beberapa daerah di Indonesia. Sejak bulan Juni tahun 2004, krisis ini terjadi di Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Jambi. Hal ini mengakibatkan setiap harinya dilakukan pemadaman bergilir hampir diseluruh kota/kabupaten di Sumatera Barat. Kondisi kelistrikan di Provinsi Sumatera Utara saat ini juga terancam. Sejak bulan Agustus 2004 PT PLN Wilayah II Medan mengumumkan pemadaman listrik bergilir kepada masyarakat melalui media massa. Namun, pemadaman itu hanya berlangsung satu sampai dua jam per hari (Anonimous, 2003). Meningkatnya kebutuhan energi di dalam negeri disebabkan beberapa faktor, seperti pertumbuhan penduduk, industrialisasi, peningkatan transportasi dan penggunaan listrik. Dalam pemanfaatan energi diperlukan kebijakan dan pengaturan yang baik dan terencana, yang dikenal sebagai konservasi energi. Konservasi energi adalah penggunaan energi disertai usahausaha mencari teknologi baru dengan memanfaatkan sumber energi terbaharui (misalnya sinar matahari, tenaga air, panas bumi) dengan lebih efisien (Sukatma,1999). Sektor rumah tangga memiliki potensi untuk dijadikan sasaran upaya konservasi energi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor rumah tangga merupakan konsumen listrik yang jumlahnya cukup besar di Indonesia. Setiap tahun pemakaian listrik sektor rumah tangga menunjukkan pertumbuhan yang positif pada tahun 1999 sebanyak 26,9 juta menjadi 30,6 juta pada tahun 2000 atau meningkat sebesar 13,7% (BPS, 2001). Upaya konservasi yang dilakukan di rumah tangga berupa upaya menghemat pemakaian energi listrik. Tindakan menghemat pemakaian energi listrik tidak hanya dilakukan oleh masyarakat yang mengalami krisis energi listrik, akan tetapi oleh semua lapisan masyarakat. Penghematan yang dilakukan dalam sektor ini merupakan salah satu upaya perilaku ramah lingkungan yang dapat dilakukan masyarakat untuk berpartisipasi menjaga kelestarian lingkungan hidup serta mencegah terjadinya krisis energi. Adapun upaya menghemat pemakaian energi listrik di rumah tangga adalah (Anonimous, 2003): 1. Menggunakan jenis lampu neon yang lebih efisien karena jumlah cahaya yang dipancarkan lampu neon lebih besar dari lampu pijar dengan pemakaian daya listrik yang sama. Warna dinding, lantai dan langit-langit yang terang. Mengatur perabotan rumah agar tidak menghalangi cahaya lampu penerangan. Membersihkan gelas lampu apabila kotor/berdebu agar tidak menghalangi cahaya lampu. Memanfaatkan cahaya matahari langsung untuk penerangan di siang hari. 2. Memilih lemari es dengan ukuran yang sesuai. Membuka pintu lemari es seperlunya dan selalu tertutup rapat. Mengisi lemari es tidak melebihi kapasitas. Menempatkan lemari es jauh dari sumber panas, sinar matahari, kompor. Meletakkan lemari es minimal 15 cm dari dinding/tembok rumah. Tidak memasukkan makanan/minuman yang 61

3 masih panas ke dalam lemari es. Membersihkan kondensor (terletak di belakang lemari es) secara teratur dari debu dan kotoran, agar proses pelepasan panas baik. Mengatur suhu lemari es sesuai kebutuhan karena semakin rendah temperatur, semakin banyak energi listrik. Mematikan lemari es bila tidak digunakan dalam waktu lama. 3. Mengatur tingkat panas setrika yang diperlukan sesuai dengan bahan pakaian yang akan disetrika. Membersihkan bagian bawah setrika dari kerak yang dapat menghambat panas. 4. Mematikan televisi/radio/tape recorder, serta peralatan audio visual lainnya bila tidak digunakan. Jika menggunakan remote, matikan tombol utama dari televisi, radio dan tape recorder. 5. Membuka ventilasi/jendela rumah untuk memperlancar udara ke dalam rumah. Mematikan kipas angin bila ruangan tidak digunakan, atau menggunakan kipas angin yang dilengkapi alat pengatur waktu dan atur timer sesuai kebutuhan. Mengatur kecepatan kipas sesuai kebutuhan. 6. Memilih rice cooker dengan kapasitas yang sesuai dengan kebutuhan. Meletakkan rice cooker dalam posisi tegak sehingga alat pemutus listrik akan bekerja baik. Memasak nasi sesuai dengan kapasitas rice cooker. Mengusahakan untuk menanak nasi mendekati waktu makan. Memeriksa selalu alat pemutus aliran listrik otomatis. Bila alat ini rusak maka listrik akan terus mengalir ke elemen pemanas meskipun nasi telah matang. 7. Memilih AC hemat energi dan daya yang sesuai dengan besarnya ruangan. Mematikan AC bila ruangan tidak digunakan. Mengatur suhu ruangan secukupnya, tidak menyetel AC terlalu dingin. Menutup pintu, jendela dan ventilasi ruangan agar udara panas dari luar tidak masuk. Memanfaatkan AC sejauh mungkin dari sinar matahari langsung agar efek pendingin tidak berkurang. Membersihkan saringan (filter) udara dengan teratur. Perumnas Helvetia adalah salah satu kawasan pemukiman di Kota Medan yang mempunyai jumlah rumah yang cukup padat dengan penduduk yang bervariasi baik tingkat pendidikan maupun ekonomi. Berdasarkan keadaan di atas, dilakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat dalam upaya menghemat pemakaian energi listrik. B. Metode Penelitian Jenis penelitian adalah survei yang bersifat deskriptif untuk menggambarkan pengetahuan, sikap, dan tindakan masyarakat dalam upaya menghemat pemakaian energi listrik yang dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan November Populasi dalam penelitian ini adalah semua rumah tangga yang berada di Perumnas Helvetia sebanyak 4802 rumah. Adapun jumlah sampel sebanyak 98 orang. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan proporsional random sampling dengan mempertimbangkan persentase sampel pada tiap lingkungan dalam populasi. Data primer diperoleh dari hasil survai dengan wawancara terhadap responden dengan menggunakan kuesioner. Data sekunder diperoleh dari Kantor Kecamatan Helvetia, Biro Pusat Statistik Sumatera Utara, dan Kantor Perum Perumnas Cabang Medan I Kota Medan. C. Hasil dan Pembahasan Karakteristik Responden Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil bahwa tingkat pendidikan reponden cukup baik di mana sebanyak 59,18% responden tamat SMA dan 31,64% responden tamat Akademi/PT. Hal ini dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan masyarakat dalam upaya menghemat pemakaian energi listrik. Menurut Notoatmodjo (2003), semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka tingkat pengetahuannya akan semakin baik. 62

4 Responden dalam penelitian ini, 66,33% terdiri dari PNS, pegawai swasta dan pedagang/wiraswasta. Responden yang tidak bekerja adalah ibu rumah tangga dan pensiunan sebanyak 33,67% responden. Hal ini berarti responden sering berada di luar rumah sehingga mempengaruhi responden untuk menerapkan upaya menghemat pemakaian energi listrik. Sebahagian besar responden memiliki jumlah pendapatan diatas upah minimum daerah (>Rp ,00) sebanyak 88,78%. Tingkat pendapatan yang tinggi dapat mempengaruhi pemakaian energi listrik. Menurut Deliarno (1995) semakin tinggi tingkat ekonomi seseorang, maka akan semakin meningkat pula kebutuhan yang harus dipenuhi termasuk kebutuhan akan peralatan listrik di rumah tangga yang akhirnya akan mempengaruhi pemakaian energi listrik. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa 65,31% responden mempunyai daya lisrik kecil yaitu 450 VA. Hal ini dapat mempengaruhi pemakaian energi listrik. Penggunaan daya listrik kecil mengharuskan penggunan alat-alat listrik yang berdaya kecil dan menggunakan peralatan listrik secara bergantian sehingga dapat menghemat pemakaian energi listrik. Menurut PLN (2003), menyambung daya listrik sesuai dengan kebutuhan merupakan salah satu upaya menghemat pemakaian energi listrik. Daya listrik untuk rumah tangga kecil cukup dengan VA, sedangkan untuk rumah tangga sedang cukup dengan 900 VA 1300 VA (Anonimous, 2003). Pemakaian energi listrik responden sebagian besar berada pada kategori sedang (2-3,9 kwh) perhari yaitu 55 responden (56,12%), pemakaian energi listrik >3,9 kwh (kategori tinggi) sebanyak 41 responden (41,84%) dan hanya 2 responden (2,04%) pemakaian energi listrik < 2 kwh per hari. Hal ini disebabkan sebagian besar pemakaian peralatan listrik responden terdiri dari lampu, televisi, radio/tape, kulkas, kipas angin, dan setrika. Jika ditinjau dari tingkat pendidikan responden yang cukup baik dan pendapatan responden yang cukup tinggi, hal ini dapat mempengaruhi pemakaian energi listrik responden. Menurut (Deliarno, 1995) semakin tinggi tingkat ekonomi seseorang, maka akan semakin meningkat pula kebutuhan yang harus dipenuhi termasuk kebutuhan akan peralatan listrik. Pengetahuan Terhadap Upaya Menghemat Pemakaian Listrik Rumah Tangga Pengetahuan responden tentang upaya menghemat pemakaian energi listrik di bagi atas pengetahuan tentang pengertian hemat energi listrik, prinsip-prinsip hemat energi, cara-cara menghemat energi listrik dalam penggunaan peralatan listrik, manfaat hemat energi listrik, krisis energi listrik, sumber energi listrik dan dampak pembangkit listrik berbahan bakar fosil terhadap lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan responden terhadap upaya menghemat pemakaian energi listrik cukup baik. Sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan sedang sebanyak 65 responden (66,33%) (Tabel 1). Hal ini mungkin dipengaruhi tingkat pendidikan responden yang cukup baik. Menurut Notoatmodjo (2003), semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka tingkat pengetahuannya akan semakin baik pula. Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Terhadap Upaya Menghemat Pemakaian Energi Listrik Rumah Tangga Pengetahuan Jumlah Persen No (%) 1 Baik 23 23,47 2 Sedang 65 66,33 3 Kurang 10 10,20 Jumlah Hasil penelitian juga menunjukkan ternyata sebanyak 53,06% (52 responden) belum mengetahui tentang dampak energi listrik berbahan bakar fosil terhadap lingkungan. Hal ini mungkin karena informasi ini masih belum banyak diketahui 63

5 oleh masyarakat dan belum adanya sosialisasi dari pemerintah. Sikap Terhadap Upaya Menghemat Pemakaian Listrik Rumah Tangga Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap objek diluarnya. Respons ini lebih bersifat penilaian. Penilaian ini dapat dilanjutkan dengan kecenderungan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Pada Tabel 2 menunjukkan bahwa sikap responden terhadap upaya menghemat pemakaian energi listrik baik dan sedang, di mana tidak ditemukan responden yang memiliki sikap kurang. Sikap positif responden terhadap upaya menghemat pemakaian energi listrik rumah tangga mungkin dikarenakan tingkat pendidikan responden yang cukup baik. Menurut Notoatmodjo (2003), bahwa sebagian besar masyarakat dengan tingkat pendidikan SLTA dan PT bersikap positif terhadap lingkungannya. Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Terhadap Upaya Menghemat Pemakaian Energi Listrik Rumah Tangga No Sikap Jumlah Persen (%) 1 Baik 74 75,51 2 Sedang 24 24,49 Jumlah Penilaian sikap responden dilihat dari hasil penilaian jawaban responden yang menyatakan sikap setuju dan tidak setuju. Pada hasil penelitian ini diperoleh data bahwa sebagian besar responden setuju upaya hemat listrik, penggunaan lampu neon, penggunaan hanya cahaya matahari untuk penerangan di siang hari, peralatan listrik dinyalakan bila perlu, penggunaan alat listrik berdaya listrik kecil dan peralatan listrik harus segera dimatikan bila tidak diperlukan. Hal ini berarti sebagian besar responden telah memiliki sikap positif terhadap upaya menghemat pemakaian energi listrik. Sikap responden yang kurang baik terlihat dari banyaknya responden yang tidak setuju bola lampu harus dibersihkan secara teratur yaitu sebanyak 52 responden (53,06%). Alasan responden tidak setuju karena merasa bola lampu tidak perlu dibersihkan karena tidak ada gunanya. Selain itu bola lampu tersebut pada akhirnya akan diganti bila tidak dapat digunakan lagi. Hal ini disebabkan masyarakat belum mengetahui bahwa membersihkan bola lampu secara teratur merupakan salah satu cara menghemat pemakaian energi listrik. Menurut Bakoren (1993), dalam Anonimous (2003) lampu yang kotor dapat mengurangi cahaya sehingga timbul keinginan untuk menambah lampu lagi atau hendak menggantikan dengan lampu lain yang lebih besar watt-nya. Hal ini berarti suatu pemborosan yang sebenarnya tidak perlu terjadi apabila lampu beserta kapnya selalu dalam keadaan bersih. Sikap responden terhadap makanan yang disimpan dalam lemari es tidak boleh terlalu banyak ditemukan sebanyak 40 responden (40,82%) menjawab kurang setuju dan tidak setuju. Alasan responden tidak setuju karena responden merasa bahwa tidak masalah jika isi lemari es terlalu penuh. Hal ini disebabkan masyarakat belum mengetahui bahwa mengisi lemari es secukupnya (tidak melebihi kapasitas) merupakan salah satu cara menghemat energi listrik. Lemari es yang terisi penuh memerlukan energi listrik yang lebih besar untuk mendinginkan isi lemari es tersebut, sehingga dapat menyebabkan pemborosan energi (Anonimous, 2003). Tindakan Terhadap Upaya Menghemat Pemakaian Listrik Rumah Tangga Tindakan adalah respons atau reaksi konkrit seseorang terhadap stimulus objek. Respons ini sudah dalam bentuk tindakan atau seseorang telah mempraktekkan apa yang diketahui dan disikapi. Hasil penilaian tindakan responden terhadap upaya menghemat pemakaian listrik ditemukan 67 responden (68,37%) memiliki tindakan sedang (Tabel 3). Tindakan responden ini dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap. Menurut Notoatmodjo (2003), suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan, diperlukan faktor pendukung 64

6 antara lain dukungan dari anggota keluarga untuk menerapkan upaya menghemat pemakaian energi listrik. Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Terhadap Upaya Menghemat Pemakaian Energi Listrik Rumah Tangga No Tindakan Jumlah Persen (%) 1 Baik 29 29,59 2 Sedang 67 68,37 3 Kurang 2 2,04 Jumlah Tindakan responden yang cukup baik terlihat bahwa sebagian besar responden mematikan TV segera jika tidak ada yang menonton dengan cara mematikan tombol utama dari TV. Alasan responden untuk menghemat pemakaian listrik dan agar TV tidak cepat rusak. Sebagian besar responden menjaga agar makanan/minuman yang masih panas tidak dimasukkan dalam lemari es. Alasan responden karena memasukan makanan yang masih panas ke dalam lemari es dapat membuat lemari es menjadi rusak Memasukkan makanan yang sudah tidak panas ke dalam lemari es merupakan cara menghemat pemakaian listrik karena untuk mendinginkan makanan yang masih panas memerlukan energi yang cukup besar sehingga dapat mengakibatkan pemborosan energi listrik (Anonimous, 2003). Tindakan responden kurang baik dapat dilihat dari sedikitnya responden yang membersihkan bola lampu secara teratur yaitu hanya 7 responden (7,14%). Hal ini sesuai dengan sikap yang ditunjukkan responden. Menurut Bakoren (1993) dalam Anonimous (2003), lampu yang kotor dapat mengurangi cahaya sehingga timbul keinginan untuk menambah lampu atau mengganti dengan lampu lain yang lebih besar watt-nya. Selain itu alasan responden adalah kondisi yang tidak memungkinkan oleh karena tingginya tempat lampu berada sehingga responden tidak dapat membersihkan bola lampu. D. Kesimpulan dan Saran Pengetahuan responden terhadap upaya menghemat pemakaian energi listrik adalah 66,33% memiliki pengetahuan sedang. Sikap terhadap upaya menghemat pemakaian energi listrik adalah 75,51% memiliki sikap baik sedangkan tindakan responden terhadap upaya menghemat pemakaian energi listrik adalah 68,37% memiliki tindakan sedang. Berdasarkan hal tersebut perlu ditingkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menerapkan upaya menghemat pemakaian energi listrik guna berpartisipasi menjaga kelestarian lingkungan hidup serta mencegah terjadinya krisis energi listrik. Bagi pemerintah, perlu menyusun program untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan memberikan penyuluhanpenyuluhan mengenai pentingnya upaya menghemat pemakaian energi listrik sebagai salah satu upaya perilaku ramah lingkungan. E. Daftar Pustaka Anonimous (2003). Upaya Konservasi Individu Rendah Biaya: Efisiensi Listrik Kurangi Emisi CO2. Anonimous Tips Pemakaian Listrik. Armely, M. Sulistiowati, D. Soejachmoen, H.M (2004). Bumi makin Panas Ancaman Perubahan Iklim Indonesia. Kementrian Lingkungan Hidup. Jakarta. Biro Pusat Statistik (2001). Statistik Energi. Jakarta. Deliarno (1995). Pengantar Ekonomi Makro. Universitas Indonesia. Jakarta. Gerald, Foley (1993). Pemanasan Global: Siapakah Yang Merasa Panas? Yayasan Obor Indonesia. Jakarta. Kadir, A (1995). Energi: Sumber Daya, Inovasi, Tenaga Listrik, Potensi Ekonomi. UI Press. Jakarta. Notoatmodjo, Soekidjo (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Reksohadiprodjo (1996). Ekonomi Sumber Daya Alam dan Energi. BPFE. Yogyakarta. Slamet,J.S. Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Sukatma (1999). Energi. Penerbit PPPGT/VED. Malang. 65

TIPS HEMAT ENERGI & LISTRIK

TIPS HEMAT ENERGI & LISTRIK TIPS HEMAT ENERGI & LISTRIK {sidebar id=3} Kiat Menghemat Energi Listrik di Rumah Tangga Kehidupan modern memungkinkan manusia hidup dalam suasana yang nyaman dan serba praktis. Hal ini semua dimungkinkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencukupi kebutuhan hidup. Aktivitas-aktivitas manusia telah mengubah

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencukupi kebutuhan hidup. Aktivitas-aktivitas manusia telah mengubah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan manusia yang cepat mendorong manusia memanfaatkan alam secara berlebihan. Pemanfaatan tersebut baik sebagai pemukiman maupun usaha untuk mencukupi kebutuhan

Lebih terperinci

lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan mendatang.

lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan mendatang. Penebangan hutan yang liar mengurangi fungsi hutan sebagai penahan air. Akibatnya, daya dukung hutan menjadi berkurang. Selain itu, penggundulan hutan dapat menyebabkan terjadi banjir dan erosi. Akibat

Lebih terperinci

Lampiran 1 Peta Lokasi Penelitian

Lampiran 1 Peta Lokasi Penelitian Lampiran 1 Peta Lokasi Penelitian 98 99 Lampiran 2 Nilai validitas dan nilai reliabilitas setiap variabel Varibel Item Pertanyaan Nilai Validitas Nilai reliabilitas Kesadaran hemat listrik 1 0,578 2 0,352

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Hadirnya energi listrik ke dalam kehidupan manusia merupakan salah satu hal penting yang mendukung pesatnya perkembangan kemajuan kehidupan di dunia sekarang ini. Hampir setiap

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5. La Nina. El Nino. Pancaroba. Badai tropis.

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5. La Nina. El Nino. Pancaroba. Badai tropis. SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5 1. Perubahan iklim global yang terjadi akibat naiknya suhu permukaan air laut di Samudra Pasifik, khususnya sekitar daerah ekuator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi di bidang elektronika saat ini berkembang cepat sekali dan berpengaruh dalam pembuatan alat-alat canggih, yaitu alat yang dapat bekerja secara otomatis

Lebih terperinci

Wiwi Widia Astuti (E1A012060) :Pengetahuan Lingkungan ABSTRAK

Wiwi Widia Astuti (E1A012060) :Pengetahuan Lingkungan ABSTRAK Nama NIM Tugas :Wiwi Widia Astuti :E1A012060 :Pengetahuan Lingkungan ABSTRAK Dalam beberapa tahun terakhir, isu pemanasan global semakin sering dibicarakan baik dalam skala kecil sampai tingkat internasional.

Lebih terperinci

Iklim Perubahan iklim

Iklim Perubahan iklim Perubahan Iklim Pengertian Iklim adalah proses alami yang sangat rumit dan mencakup interaksi antara udara, air, dan permukaan daratan Perubahan iklim adalah perubahan pola cuaca normal di seluruh dunia

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN ENERGI KALOR PADA INDUSTRI TAHU

ANALISIS KEBUTUHAN ENERGI KALOR PADA INDUSTRI TAHU TUGAS AKHIR ANALISIS KEBUTUHAN ENERGI KALOR PADA INDUSTRI TAHU Disusun : HENDRO DWI SAPTONO NIM : D 200 050 116 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNUVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA MEI 2010 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

HEMAT ENERGI = Kurangi Polusi

HEMAT ENERGI = Kurangi Polusi panduan praktis untuk HIDUP lebih HIJAU HEMAT ENERGI = Kurangi Polusi Krisis energi telah melanda negeri ini. Diperlukan sebuah tindakan bersama guna mengatasi krisis tersebut. Dengan menghemat energi,

Lebih terperinci

Abstrak. 2. Studi Pustaka. 54 DTE FT USU

Abstrak. 2. Studi Pustaka. 54 DTE FT USU ANALISIS AUDIT ENERGI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN EFISIENSI PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK (APLIKASI PADA GEDUNG J16 DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS SUMATERA UTARA) Dewi Riska S. Barus (1), Surya Tarmizi

Lebih terperinci

Geografi. Kelas X ATMOSFER VII KTSP & K Iklim Junghuhn

Geografi. Kelas X ATMOSFER VII KTSP & K Iklim Junghuhn KTSP & K-13 Kelas X Geografi ATMOSFER VII Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami iklim Junghuhn dan iklim Schmidt Ferguson. 2. Memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Isu lingkungan merupakan pembicaraan hangat yang saat ini sering

BAB I PENDAHULUAN. Isu lingkungan merupakan pembicaraan hangat yang saat ini sering 14 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Isu lingkungan merupakan pembicaraan hangat yang saat ini sering diperbincangkan, baik di media cetak maupun elektronik. Lingkungan merupakan komponen penting

Lebih terperinci

secara prinsip penggunaan energi di lingkungan hunian penduduk akan meningkat seiring dengan kepadatan rumah.

secara prinsip penggunaan energi di lingkungan hunian penduduk akan meningkat seiring dengan kepadatan rumah. Sumber penerangan utama yang digunakan oleh rumah tangga menjadi salah satu indikator kemiskinan yang digunakan oleh BPS (Badan Pusat Statistik). Rumah tangga yang menggunakan sumber penerangan selain

Lebih terperinci

Bab III ENERGI LISTRIK

Bab III ENERGI LISTRIK Bab III ENERGI LISTRIK Daftar isi Energi Listrik Perubahan Listrik Menjadi Kalor Daya Listrik Hemat Energi Energi Listrik Hukum kekekalan energi Energi tidak dapat dibuat dan dimusnahkan, tetapi dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut International Finance Corporation (IFC), Indonesia memiliki cadangan minyak bumi, batu bara dan gas alam yang berlimpah. Selama beberapa dekade, Indonesia

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I Nama Sekolah : SD Kristen Satya Wacana Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas/ Semester : II/ 2 Alokasi Waktu : 6 x 35 menit (3 kali pertemuan) I.

Lebih terperinci

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLatihan soal 10.4

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLatihan soal 10.4 SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLatihan soal 10.4 1. Penanaman pohon bakau di pinggir pantai berguna untuk mencegah.. Abrasi Erosi Banjir Tanah longsor Jawaban a Sudah

Lebih terperinci

SOAL KEMAMPUAN KOGNITIF C1 C3. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (x) pada huruf a, b, c,!

SOAL KEMAMPUAN KOGNITIF C1 C3. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (x) pada huruf a, b, c,! SOAL KEMAMPUAN KOGNITIF C1 C3 Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (x) pada huruf a, b, c,! 1. Pada waktu memasak air dengan menggunakan kompor. Air yang semula dingin lama

Lebih terperinci

Global Warming. Kelompok 10

Global Warming. Kelompok 10 Global Warming Kelompok 10 Apa itu Global Warming Global warming adalah fenomena peningkatan temperatur global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca (green house effect) yang disebabkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pengembangan energi ini di beberapa negara sudah dilakukan sejak lama.

I. PENDAHULUAN. Pengembangan energi ini di beberapa negara sudah dilakukan sejak lama. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring perkembangan zaman, ketergantungan manusia terhadap energi sangat tinggi. Sementara itu, ketersediaan sumber energi tak terbaharui (bahan bakar fosil) semakin menipis

Lebih terperinci

STUDI PREFERENSI MIGRASI MASYARAKAT KOTA SEMARANG SEBAGAI AKIBAT PERUBAHAN IKLIM GLOBAL JANGKA MENENGAH TUGAS AKHIR

STUDI PREFERENSI MIGRASI MASYARAKAT KOTA SEMARANG SEBAGAI AKIBAT PERUBAHAN IKLIM GLOBAL JANGKA MENENGAH TUGAS AKHIR STUDI PREFERENSI MIGRASI MASYARAKAT KOTA SEMARANG SEBAGAI AKIBAT PERUBAHAN IKLIM GLOBAL JANGKA MENENGAH TUGAS AKHIR Oleh: NUR HIDAYAH L2D 005 387 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Studi Carbon Footprint dari Aktivitas Rumah Tangga di Kelurahan Limbungan Baru Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru

Studi Carbon Footprint dari Aktivitas Rumah Tangga di Kelurahan Limbungan Baru Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru Studi Carbon Footprint dari Aktivitas Rumah Tangga di Kelurahan Pesisir Kota Pekanbaru Okthasia Indra 1), Aryo Sasmita 2), Jecky Asmura 2) 1) Mahasiswa Prodi Teknik Lingkungan, 2) Dosen Teknik Lingkungan

Lebih terperinci

b. Dampak Pencemaran oleh Nitrogen Oksida Gas Nitrogen Oksida memiliki 2 sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan.

b. Dampak Pencemaran oleh Nitrogen Oksida Gas Nitrogen Oksida memiliki 2 sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan. 1. Sejarah Perkembangan Timbulnya Pencemaran Kemajuan industri dan teknologi dimanfaatkan oleh manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Sudah terbukti bahwa industri dan teknologi yang maju identik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipancarkan lagi oleh bumi sebagai sinar inframerah yang panas. Sinar inframerah tersebut di

BAB I PENDAHULUAN. dipancarkan lagi oleh bumi sebagai sinar inframerah yang panas. Sinar inframerah tersebut di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pancaran sinar matahari yang sampai ke bumi (setelah melalui penyerapan oleh berbagai gas di atmosfer) sebagian dipantulkan dan sebagian diserap oleh bumi. Bagian yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejarah energi listrik di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejarah energi listrik di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah energi listrik di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkit tenaga listrik pribadi. Pengusahaan

Lebih terperinci

TENTANG PENGHE. : a. Peraturan. b. menetapkan. Gubernur : 1. Pemerintah. Menimbang. tentang. Nomor ); 4. Tahun. Prov Jatim

TENTANG PENGHE. : a. Peraturan. b. menetapkan. Gubernur : 1. Pemerintah. Menimbang. tentang. Nomor ); 4. Tahun. Prov Jatim GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG PENGHE EMATAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWAA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

Perubahan Iklim? Aktivitas terkait pemanfaatan sumber daya energi dari bahan bakar fosil. Pelepasan emisi gas rumah kaca ke udara

Perubahan Iklim? Aktivitas terkait pemanfaatan sumber daya energi dari bahan bakar fosil. Pelepasan emisi gas rumah kaca ke udara Amalia, S.T., M.T. Perubahan Iklim? Aktivitas terkait pemanfaatan sumber daya energi dari bahan bakar fosil Pelepasan emisi gas rumah kaca ke udara Perubahan komposisi atmosfer secara global Kegiatan

Lebih terperinci

STRUKTURISASI MATERI

STRUKTURISASI MATERI STRUKTURISASI MATERI KOMPETENSI DASAR 3.9 Menganalisis gejala pemanasan global dan dampaknya bagi kehidupan dan lingkungan 4.8 Menyajikan ide/gagasan pemecahan masalah gejala pemanasan global dan dampaknya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Kupang merupakan ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Kupang merupakan ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Kupang merupakan ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur yang berperan sebagai pusat pemerintahan, pusat perekonomian dan pusat pendidikan. Peranan kota Kupang

Lebih terperinci

SOAL KEMAMPUAN KOGNITIF C1 C3. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (x) pada huruf a, b, c,!

SOAL KEMAMPUAN KOGNITIF C1 C3. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (x) pada huruf a, b, c,! SOAL KEMAMPUAN KOGNITIF C1 C3 Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (x) pada huruf a, b, c,! 1. Salah satu bentuk energi yang dapat berpindah karena ada perbedaan suhu disebut...

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Iklim merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan di bumi. Dimana Iklim secara langsung dapat mempengaruhi mahluk hidup baik manusia, tumbuhan dan hewan di dalamnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wida Lidiawati, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wida Lidiawati, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk dan ekonomi menyebabkan kebutuhan energi listrik saat ini terus mengalami peningkatan. Untuk memenuhi kebutuhan energi listrik tersebut eksploitasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Udara di sekitar kita dewasa ini sangat peka terhadap pencemaran, hal ini erat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Udara di sekitar kita dewasa ini sangat peka terhadap pencemaran, hal ini erat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Udara di sekitar kita dewasa ini sangat peka terhadap pencemaran, hal ini erat hubungannya dengan aktivitas manusia untuk mengejar kehidupan modern. (Darmono, 2001).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Rasio elektrifikasi di Indonesia pada akhir 2012 telah mencapai 75,83% atau naik hampir 2,9% dibandingkan dengan rasio elektrifikasi pada 2011, yakni sebesar 72,93%

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Isu pemanasan global sudah sering dibicarakan pada media berita dan masyarakat sendiri sudah tidak asing lagi dengan kata pemanasan global. Namun isu pemanasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan energi sangat penting di pusat-pusat perkotaan untuk transportasi, produksi industri, kegiatan rumah tangga maupun kantor. Kebutuhan pada saat sekarang di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Saat ini energi merupakan kebutuhan utama setiap manusia. Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi suatu negara menjadi salah satu faktor penyebab meningkatnya

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR LEMARI PENGERING PAKAIAN

BAB II KONSEP DASAR LEMARI PENGERING PAKAIAN BAB II KONSEP DASAR LEMARI PENGERING PAKAIAN Pada bab ini, penulis akan menjabarkan mengenai prinsip kerja dan beberapa hal yang mendasari terealisasikannya lemari pengering pakaian dengan moving hanger

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.557,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14 TAHUN 2012 TENTANG MANAJEMEN ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

TUGAS ESSAY EKONOMI ENERGI TM-4021 POTENSI INDUSTRI CBM DI INDONESIA OLEH : PUTRI MERIYEN BUDI S

TUGAS ESSAY EKONOMI ENERGI TM-4021 POTENSI INDUSTRI CBM DI INDONESIA OLEH : PUTRI MERIYEN BUDI S TUGAS ESSAY EKONOMI ENERGI TM-4021 POTENSI INDUSTRI CBM DI INDONESIA OLEH NAMA : PUTRI MERIYEN BUDI S NIM : 12013048 JURUSAN : TEKNIK GEOLOGI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2015 POTENSI INDUSTRI CBM DI INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis energi yang terjadi secara global sekarang disebabkan oleh ketimpangan antara konsumsi dan sumber energi yang tersedia. Sumber energi fosil yang semakin langka

Lebih terperinci

(Energi Listrik dan Konversi Energi Listrik) Dra. Shrie Laksmi Saraswati,M.Pd

(Energi Listrik dan Konversi Energi Listrik) Dra. Shrie Laksmi Saraswati,M.Pd LISTRIK DAN MAGNET (Energi Listrik dan Konversi Energi Listrik) Dra. Shrie Laksmi Saraswati,M.Pd laksmi.sedec@gmail.com A. Kompetensi Dasar Mengidentifikasi kegunaan energi listrik, konversi energi listrik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, serta sistematika penulisan laporan.

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, serta sistematika penulisan laporan. BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, serta sistematika penulisan laporan. 1.1 Latar Belakang Wilayah Indonesia terletak di daerah tropis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan Listrik Negara (PLN)adalah Badan Usaha Milik Negara. jasa yaitu mendistribusikan pasokan listrik bagi masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan Listrik Negara (PLN)adalah Badan Usaha Milik Negara. jasa yaitu mendistribusikan pasokan listrik bagi masyarakat yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan umum Listrik Negara atau lebih dikenal dengan nama perusahaan Listrik Negara (PLN)adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di wilayah Republik Indonesia

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Rataan suhu di permukaan bumi adalah sekitar K (15 0 C ), suhu

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Rataan suhu di permukaan bumi adalah sekitar K (15 0 C ), suhu PENDAHULUAN Latar Belakang Rataan suhu di permukaan bumi adalah sekitar 288 0 K (15 0 C ), suhu tersebut dapat dipertahankan karena keberadaan sejumlah gas yang berkonsentrasi di atmosfer bumi. Sejumlah

Lebih terperinci

PEMANASAN GLOBAL PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL

PEMANASAN GLOBAL PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL PEMANASAN GLOBAL APA ITU PEMANASAN GLOBAL Perubahan Iklim Global atau dalam bahasa inggrisnya GLOBAL CLIMATE CHANGE menjadi pembicaraan hangat di dunia dan hari ini Konferensi Internasional yang membahas

Lebih terperinci

ATMOSFER & PENCEMARAN UDARA

ATMOSFER & PENCEMARAN UDARA ATMOSFER & PENCEMARAN UDARA Pengelolaan lingkungan diperlukan agar lingkungan dapat terus menyediakan kondisi dan sumber daya yang dibutuhkan oleh makhluk hidup. Lingkungan abiotis terdiri dari atmosfer,

Lebih terperinci

PEMANASAN GLOBAL: Dampak dan Upaya Meminimalisasinya

PEMANASAN GLOBAL: Dampak dan Upaya Meminimalisasinya PEMANASAN GLOBAL: Dampak dan Upaya Meminimalisasinya Pemanasan global (global warming) adalah suatu bentuk ketidakseimbangan ekosistem di bumi akibat terjadinya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Alam menyediakan begitu banyak energi. Potensi sumber daya alam dapat digunakan untuk kebutuhan dan kepentingan manusia. Menurut proses pembentukannya, sumber daya

Lebih terperinci

APA ITU GLOBAL WARMING???

APA ITU GLOBAL WARMING??? PEMANASAN GLOBAL APA ITU GLOBAL WARMING??? Pemanasan global bisa diartikan sebagai menghangatnya permukaan Bumi selama beberapa kurun waktu. Atau kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut

Lebih terperinci

UPAYA JERMAN DALAM MENANGGULANGI PEMANASAN GLOBAL ( ) RESUME SKRIPSI

UPAYA JERMAN DALAM MENANGGULANGI PEMANASAN GLOBAL ( ) RESUME SKRIPSI UPAYA JERMAN DALAM MENANGGULANGI PEMANASAN GLOBAL ( 1998 2011 ) RESUME SKRIPSI Disusun Oleh : Pongky Witra Wisesa (151040295) JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.556,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGHEMATAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

24 Feb 17. Perilaku Berhemat Energi Listrik. Semakin tinggi peradaban seseorang semakin beragam kebutuhan energinya.

24 Feb 17. Perilaku Berhemat Energi Listrik. Semakin tinggi peradaban seseorang semakin beragam kebutuhan energinya. Perilaku Berhemat Energi Listrik TIM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA Semakin tinggi peradaban seseorang semakin beragam kebutuhan energinya.

Lebih terperinci

LISTRIK DAN MAGNET (Daya Listrik) Dra. Shrie Laksmi Saraswati,M.Pd

LISTRIK DAN MAGNET (Daya Listrik) Dra. Shrie Laksmi Saraswati,M.Pd LISTRIK DAN MAGNET (Daya Listrik) Dra. Shrie Laksmi Saraswati,M.Pd laksmi.sedec@gmail.com A. Kompetensi Dasar Mengidentifikasi kegunaan energi listrik, konversi energi listrik, transmisi energi listrik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu masalah terbesar yang dihadapi oleh negara-negara di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Suatu masalah terbesar yang dihadapi oleh negara-negara di dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Suatu masalah terbesar yang dihadapi oleh negara-negara di dunia termasuk Indonesia adalah masalah energi. Saat ini Indonesia telah mengalami krisis energi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bagian ini memaparkan pendahuluan dari penelitian yang dilakukan. Pendahuluan ini terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah dan sistematis

Lebih terperinci

Atmosphere Biosphere Hydrosphere Lithosphere

Atmosphere Biosphere Hydrosphere Lithosphere Atmosphere Biosphere Hydrosphere Lithosphere Atmosfer Troposfer Lapisan ini berada pada level yang paling rendah, campuran gasgasnya adalah yang paling ideal untuk menopang kehidupan di bumi. Di lapisan

Lebih terperinci

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

MAKALAH FISIKA PEMANASAN GLOBAL DAN EFEK RUMAH KACA

MAKALAH FISIKA PEMANASAN GLOBAL DAN EFEK RUMAH KACA MAKALAH FISIKA PEMANASAN GLOBAL DAN EFEK RUMAH KACA DISUSUN OLEH : MUHAMMAD FIRDAUS ZUKHRUF A ANGGUN RULIDA PUTRI KHAIRUNISA FITRICAHYULI VINA ANGGALENA KELAS 11 IPA 3 TAHUN PELAJARAN 2016-2017 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 METODE PENGUMPULAN DATA Agar tujuan penelitian ini tercapai, perlu diketahui penggunaan konsumsi daya yang ada di hotel Permai ini, data-data yang akan dicari adalah data-data

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.10

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.10 SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.10 1. Akhir-akhir ini suhu bumi semakin panas dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya karena efek rumah kaca. Faktor yang mengakibatkan semakin

Lebih terperinci

Disusun Oleh: Ir. Erlinda Muslim, MEE Nip : Departemen Teknik Industri-Fakultas Teknik-Universitas Indonesia 2008

Disusun Oleh: Ir. Erlinda Muslim, MEE Nip : Departemen Teknik Industri-Fakultas Teknik-Universitas Indonesia 2008 Disusun Oleh: Ir. Erlinda Muslim, MEE Nip : 131 803 987 Departemen Teknik Industri-Fakultas Teknik-Universitas Indonesia 2008 1 KEBIJAKSANAAN ENERGI 1. Menjamin penyediaan di dalam negeri secara terus-menerus

Lebih terperinci

Potensi Pengembangan Rumah Berkonsep Ergo- Ekologi untuk Daerah Beriklim Tropis

Potensi Pengembangan Rumah Berkonsep Ergo- Ekologi untuk Daerah Beriklim Tropis Petunjuk Sitasi: Susanti, L., Zadry, H. R., & Fithri, P. (2017). Potensi Pengembangan Rumah Berkonsep Ergo-Ekologi untuk Daerah Beriklim Tropis. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. B168-173). Malang:

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR Prasato Satwiko. Arsitektur Sadar Energi tahun 2005 Dengan memfokuskan permasalahan, strategi penataan energi bangunan dapat dikembangkan dengan lebih terarah.strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak menanggung beban akibat aktivitas tersebut. Salah satu dampak yang paling

BAB I PENDAHULUAN. pihak menanggung beban akibat aktivitas tersebut. Salah satu dampak yang paling BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir ini, aktivitas operasional perusahaan memberikan dampak yang buruk terhadap lingkungan dan sosial, Hal ini menyebabkan berbagai pihak

Lebih terperinci

Gambar Proporsi penggunaan sumber energi dunia lebih dari duapertiga kebutuhan energi dunia disuplai dari bahan bakan minyak (fosil)

Gambar Proporsi penggunaan sumber energi dunia lebih dari duapertiga kebutuhan energi dunia disuplai dari bahan bakan minyak (fosil) ARSITEKTUR DAN ENERGI Tri Harso Karyono Harian Kompas, 21 September 1995, Jakarta, Indonesia. Pengamatan para akhli memperlihatkan konsumsi energi dunia meningkat pesat dalam beberapa dekade terakhir ini.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini bumi semakin lama semakin terasa panas, apalagi di kota- kota besar, karena dipenuhi oleh mobil, motor, kendaraan lainnya, dan jumlah pohon-pohon yang semakin

Lebih terperinci

PEMANASAN GLOBAL. Efek Rumah Kaca (Green House Effect)

PEMANASAN GLOBAL. Efek Rumah Kaca (Green House Effect) PEMANASAN GLOBAL Efek Rumah Kaca (Green House Effect) EFEK RUMAH KACA Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda: efek rumah kaca alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Arsitektur merupakan bidang studi yang selalu berkaitan dengan kegiatan manusia, serta kebutuhannya terhadap sebuah ruang. Secara garis besar, ruang untuk kegiatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak), Nitrogen Oksida (NO) dari

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak), Nitrogen Oksida (NO) dari I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemanasan global merupakan salah satu isu di dunia saat ini. Masalah pemanasan global ini bahkan telah menjadi agenda utama Perserikatan Bangsabangsa (PBB). Kontributor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sungai maupun pencemaran udara (Sunu, 2001). dan dapat menjadi media penyebaran penyakit (Agusnar, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. sungai maupun pencemaran udara (Sunu, 2001). dan dapat menjadi media penyebaran penyakit (Agusnar, 2007). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berkembangnya sektor industri dan pemanfaatan teknologinya tercipta produk-produk untuk dapat mencapai sasaran peningkatan kualitas lingkungan hidup. Dengan peralatan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN. tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara anggap benar.

KUESIONER PENELITIAN. tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara anggap benar. KUESIONER PENELITIAN Daftar pertanyaan berikut ini terdiri dari tipe pilihan. Pada tipe pilihan berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara anggap benar. A. Pertanyaan Umum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak sekali dampak yang ditimbulkan oleh pemanasan global ini.

BAB I PENDAHULUAN. banyak sekali dampak yang ditimbulkan oleh pemanasan global ini. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bumi merupakan satu-satunya tempat tinggal bagi makhluk hidup. Pelestarian lingkungan dilapisan bumi sangat mempengaruhi kelangsungan hidup semua makhluk hidup. Suhu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam melakukan suatu kegiatan, manusia selalu memanfaatkan energi, baik yang disadari maupun tidak disadari. Namun, setiap kegiatan yang memanfaatkan energi memiliki

Lebih terperinci

Pendekatan Pembentukan Iklim-Mikro dan Pemanfaatan Energi Alternatif Sebagai Usaha Tercapainya Model Desain Rumah Susun Hemat Energi

Pendekatan Pembentukan Iklim-Mikro dan Pemanfaatan Energi Alternatif Sebagai Usaha Tercapainya Model Desain Rumah Susun Hemat Energi ABSTRAK Pendekatan Pembentukan Iklim-Mikro dan Pemanfaatan Energi Alternatif Sebagai Usaha Tercapainya Model Desain Rumah Susun Hemat Energi Oleh : Erna Krisnanto Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur Universitas

Lebih terperinci

Unsur gas yang dominan di atmosfer: Nitrogen : 78,08% Oksigen : 20,95% Argon : 0,95% Karbon dioksida : 0,034%

Unsur gas yang dominan di atmosfer: Nitrogen : 78,08% Oksigen : 20,95% Argon : 0,95% Karbon dioksida : 0,034% Unsur gas yang dominan di atmosfer: Nitrogen : 78,08% Oksigen : 20,95% Argon : 0,95% Karbon dioksida : 0,034% Ozon (O 3 ) mempunyai fungsi melindungi bumi dari radiasi sinar Ultraviolet Ozon sekarang ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran, yaitu masuknya zat pencemar yang berbentuk gas, partikel kecil atau aerosol ke dalam udara (Soedomo,

Lebih terperinci

PENDEKATAN PEMBENTUKAN IKLIM-MIKRO DAN PEMANFAATAN ENERGI ALTERNATIF SEBAGAI USAHA TERCAPAINYA MODEL PENDIDIKAN LINGKUNGAN BINAAN YANG HEMAT ENERGI

PENDEKATAN PEMBENTUKAN IKLIM-MIKRO DAN PEMANFAATAN ENERGI ALTERNATIF SEBAGAI USAHA TERCAPAINYA MODEL PENDIDIKAN LINGKUNGAN BINAAN YANG HEMAT ENERGI ABSTRAK PENDEKATAN PEMBENTUKAN IKLIM-MIKRO DAN PEMANFAATAN ENERGI ALTERNATIF SEBAGAI USAHA TERCAPAINYA MODEL PENDIDIKAN LINGKUNGAN BINAAN YANG HEMAT ENERGI Oleh : Erna Krisnanto Jurusan Pendidikan Teknik

Lebih terperinci

Biomas Kayu Pellet. Oleh FX Tanos

Biomas Kayu Pellet. Oleh FX Tanos Biomas Kayu Pellet Energi Pemanas Rumah Tangga (winter) Energi Dapur Masak Energi Pembangkit Tenaga Listrik Ramah Lingkungan Karbon Neutral Menurunkan Emisi Karbon Oleh FX Tanos Pendahuluan Beberapa tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Permasalahannya adalah, dengan tingkat konsumsi. masyarakat yang tinggi, bahan bakar tersebut lambat laun akan

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Permasalahannya adalah, dengan tingkat konsumsi. masyarakat yang tinggi, bahan bakar tersebut lambat laun akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan bakar minyak (BBM) dan gas merupakan bahan bakar yang tidak dapat terlepaskan dari kehidupan masyarakat sehari-hari. Permasalahannya adalah, dengan tingkat konsumsi

Lebih terperinci

SOLUSI PENGHEMATAN BENSIN DENGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI SEDERHANA GEN TANDON SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISIR PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL Oleh: Benny Chandra

SOLUSI PENGHEMATAN BENSIN DENGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI SEDERHANA GEN TANDON SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISIR PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL Oleh: Benny Chandra SOLUSI PENGHEMATAN BENSIN DENGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI SEDERHANA GEN TANDON SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISIR PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL Oleh: Benny Chandra Monacho LATAR BELAKANG Di zaman modern, dengan mobilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, menempatkan manusia sebagai subjek utama yang mengambil. hidup sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, menempatkan manusia sebagai subjek utama yang mengambil. hidup sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Demikian juga sebaliknya, lingkungan dapat dipengaruhi oleh aktivitas dan perilaku manusia. Kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dua, yaitu energi terbarukan (renewable energy) dan energi tidak

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dua, yaitu energi terbarukan (renewable energy) dan energi tidak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia terkenal sebagai negara yang kaya dengan potensi sumber daya alamnya terutama energi, baik yang berasal dari hasil tambang, air dan udara. Berdasarkan jenisnya

Lebih terperinci

Langkah mudah memilih AC yang Hemat Energi & Cara merawat AC

Langkah mudah memilih AC yang Hemat Energi & Cara merawat AC Tips untuk Konservasi Energi 6 Tips untuk merawat AC Anda agar Hemat Listrik dan Tahan Lama :. Bersihkan saringan udara (pre-filter) secara teratur (disarankan kali sebulan) & lakukanlah sevis berkala

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal 2.7

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal 2.7 SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal 2.7 1. Setrika bertuliskan 100 W/220 V, saat digunakan elemennya putus. Jika elemen itu diperbaiki dengan kawat konstanta

Lebih terperinci

PEMANASAN BUMI BAB. Suhu dan Perpindahan Panas. Skala Suhu

PEMANASAN BUMI BAB. Suhu dan Perpindahan Panas. Skala Suhu BAB 2 PEMANASAN BUMI S alah satu kemampuan bahasa pemrograman adalah untuk melakukan kontrol struktur perulangan. Hal ini disebabkan di dalam komputasi numerik, proses perulangan sering digunakan terutama

Lebih terperinci

MENGURANGI EMISI GAS RUMAH KACA

MENGURANGI EMISI GAS RUMAH KACA 2004 Irmansyah Posted 4 June 2004 Makalah pribadi Pengantar ke Falsafah Sains (PPS702) Sekolah Pasca Sarjana / S3 Institut Pertanian Bogor June 2004 Dosen: Prof. Dr. Ir. Rudy C. Tarumingkeng (penanggung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010 diketahui bahwa jumlah penduduk Indonesia sebanyak 237,6 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 1,49% per tahun

Lebih terperinci

DISAMPAIKAN PADA ACARA PELATIHAN BUDIDAYA KANTONG SEMAR DAN ANGGREK ALAM OLEH KEPALA DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAMBI

DISAMPAIKAN PADA ACARA PELATIHAN BUDIDAYA KANTONG SEMAR DAN ANGGREK ALAM OLEH KEPALA DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAMBI PERAN EKOSISTEM HUTAN BAGI IKLIM, LOKAL, GLOBAL DAN KEHIDUPAN MANUSIA DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAMBI DISAMPAIKAN PADA ACARA PELATIHAN BUDIDAYA KANTONG SEMAR DAN ANGGREK ALAM OLEH KEPALA DINAS KEHUTANAN

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UJI COBA TES. : Efek Pemanasan Global : 3.9 Menganalisis gejala pemanasan global dan dampaknya bagi kehidupan dan lingkungan

KISI-KISI SOAL UJI COBA TES. : Efek Pemanasan Global : 3.9 Menganalisis gejala pemanasan global dan dampaknya bagi kehidupan dan lingkungan LAMPIRAN V KISI-KISI SOAL UJI COBA TES Materi Kompetensi Dasar : Efek Pemanasan Global : 3.9 Menganalisis gejala pemanasan global dan dampaknya bagi kehidupan dan lingkungan No Indikator Kompetensi 1 Mengidentifika

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN)

TUGAS MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN) TUGAS MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN) Di Susun Oleh: 1. Nur imam (2014110005) 2. Satria Diguna (2014110006) 3. Boni Marianto (2014110011) 4. Ulia Rahman (2014110014) 5. Wahyu Hidayatul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hampir setiap kehidupan manusia memerlukan energi. Energi ada yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. hampir setiap kehidupan manusia memerlukan energi. Energi ada yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena hampir setiap kehidupan manusia memerlukan energi. Energi ada yang dapat diperbaharui dan ada

Lebih terperinci

Pemanasan Bumi. Suhu dan Perpindahan Panas

Pemanasan Bumi. Suhu dan Perpindahan Panas Pemanasan Bumi Meteorologi Suhu dan Perpindahan Panas Suhu merupakan besaran rata- rata energi kine4k yang dimiliki seluruh molekul dan atom- atom di udara. Udara yang dipanaskan akan memiliki energi kine4k

Lebih terperinci

STUDI TERHADAP KONSERVASI ENERGI PADA GEDUNG SEWAKA DHARMA KOTA DENPASAR YANG MENERAPKAN KONSEP GREEN BUILDING

STUDI TERHADAP KONSERVASI ENERGI PADA GEDUNG SEWAKA DHARMA KOTA DENPASAR YANG MENERAPKAN KONSEP GREEN BUILDING STUDI TERHADAP KONSERVASI ENERGI PADA GEDUNG SEWAKA DHARMA KOTA DENPASAR YANG MENERAPKAN KONSEP GREEN BUILDING I Wayan Swi Putra 1, I Nyoman Satya Kumara 2, I Gede Dyana Arjana 3 1.3 Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangunan yang berwawasan lingkungan (green building).

BAB I PENDAHULUAN. bangunan yang berwawasan lingkungan (green building). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam website http://zulkieflimansyah.com/in/green-building.html, Januari 2009, pemanasan global (global warming) menjadi salah satu isu penting yang disuarakan di

Lebih terperinci

METODE PENGATURAN PENGGUNAAN TENAGA LISTRIK DALAM UPAYA PENGHEMATAN BAHAN BAKAR PEMBANGKIT DAN ENERGI. Oleh : Widodo *)

METODE PENGATURAN PENGGUNAAN TENAGA LISTRIK DALAM UPAYA PENGHEMATAN BAHAN BAKAR PEMBANGKIT DAN ENERGI. Oleh : Widodo *) METODE PENGATURAN PENGGUNAAN TENAGA LISTRIK DALAM UPAYA PENGHEMATAN BAHAN BAKAR PEMBANGKIT DAN ENERGI Oleh : Widodo *) Abstrak Dalam pengoperasian sisitem tenaga listrik harus selalu diusahakan agar daya

Lebih terperinci

YAYASAN PENDIDIKAN JAMBI SEKOLAH MENENGAH ATAS TITIAN TERAS UJIAN SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2007/2008. Selamat Bekerja

YAYASAN PENDIDIKAN JAMBI SEKOLAH MENENGAH ATAS TITIAN TERAS UJIAN SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2007/2008. Selamat Bekerja YAYASAN PENDIDIKAN JAMBI SEKOLAH MENENGAH ATAS TITIAN TERAS UJIAN SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2007/2008 Mata Pelajaran : FISIKA Kelas/Program : X/Inti Hari/ Tanggal : Kamis, 5 Juni 2008 Waktu : 120

Lebih terperinci

Mereduksi CO 2 Pada Sektor Transportasi Umum (Bis dan Truk) Dengan Efektivitas Fleet Management

Mereduksi CO 2 Pada Sektor Transportasi Umum (Bis dan Truk) Dengan Efektivitas Fleet Management Seminar Nasional Pcngkajian dan Pcncrapan Tcknologi Indllstri [SSN : 2086-2 156 Mcnlljll Pcncla pan Otomatisasi Tcknologi Indllstri Yang Mcmanfaalkan Encrgi Tcrbarukan Unmk Mcningkatkan Daya Saing Bangsa

Lebih terperinci