BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari bahasa Latin communis yang berarti sama, communico, communication, atau communicare yang berarti membuat sama (to make

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari bahasa Latin communis yang berarti sama, communico, communication, atau communicare yang berarti membuat sama (to make"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KOMUNIKASI 1. Pengertian Komunikasi Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin communis yang berarti sama, communico, communication, atau communicare yang berarti membuat sama (to make common) (Mulyana, 2004). Menurut Frank E. X. Dance dalam bukunya Human Communication Theory terdapat 126 buah definisi komunikasi yang diberikan beberapa ahli. Definisi komunikasi dalam arti sempit adalah penyampaian pesan melalui media elektronik, sedangkan dalam arti luas, komunikasi merupakan interaksi antara dua makhluk hidup atau lebih (Mulyana,2004). Menurut Hovland (1953), komunikasi adalah dimana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata- kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang lain. Komunikasi berarti suatu pertukaran pikiran dan perasaan (Hurlock, 1978). Komunikasi anak merupakan proses pertukaran informasi yang disampaikan oleh anak kepada orang lain dengan harapan orang tersebut mampu memenuhi kebutuhannya (Hidayat, 2008). Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa, dengan akibat apa atau hasil apa 9

2 (who, says what, in which channel, to whom, with what effect) (Lasswell, 1960). Kesimpulan dari beberapa pengertian komunikasi di atas adalah secara umum komunikasi dapat diartikan sebagai penyampaian pesan dengan tujuan membentuk perilaku orang lain. Pengertian komunikasi anak adalah proses pertukaran informasi yang disampaikan oleh anak kepada orang lain sehingga dapat memenuhi kebutuhannya. Komunikasi yang dilakukan oleh anak memiliki fungsi. Fungsi tersebut akan membantu anak bersosialisasi dengan lingkungannya dan dapat memenuhi kebutuhan anak. 2. Fungsi Komunikasi Fungsi dalam komunikasi tidak independent, melainkan berkaitan dengan fungsi- fungsi lainnya, meskipun terdapat suatu fungsi yang dominan. Menurut Gorden (1978), fungsi komunikasi ada empat, yaitu a. Komunikasi sosial Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep diri, aktualisasi diri, kelangsungan hidup, memperoleh kebahagiaan, terhindar dari ketegangan dan tekanan, antara lain komunikasi bersifat menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi kita bekerjasama dengan anggota masyarakat (keluarga, kelompok belajar, teman sebaya, RT, RW, desa, kota, dan negara secara keseluruhan) untuk mencapai tujuan bersama. 10

3 b. Komunikasi ekspresif Komunikasi ini dapat dilakukan baik secara sendirian ataupun dalam kelompok. Komunikasi ini tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrument untuk menyampaikan perasaan- perasaan (emosi) kita. Perasaan sayang, peduli, marah, rindu, gembira, sedih, dan benci dapat disampaikan melalui kata- kata, akan tetapi lebih banyak disampaikan melalui pesan- pesan nonverbal. c. Komunikasi ritual Komunikasi ini biasanya dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas melakukan upacara- upacara, mulai upacara kelahiran, sunatan, ulang tahun, pernikahan, sampai upacara kematian.pada upacara tersebut orang mengucapkan kata- kata atau menampilkan perilaku tertentu yang bersifat simbolik. Komunikasi ini menegaskan komitmen mereka kepada tradisi keluarga, suku, bangsa, negara, ideologi, atau agama mereka. d. Komunikasi instrumental Komunikasi ini mempunyai beberapa tujuan umum, yaitu menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sifat dan keyakinan, dan mengubah perilaku atau menggerakkan suatu tindakan, dan juga untuk menghibur. Tujuan tersebut bersifat persuasif (membujuk). Komunikasi ini tidak hanya digunakan untuk menciptakan dan membangun hubungan, namun juga untuk 11

4 menghancurkan tujuan tersebut. Komunikasi berfungsi sebagai instrumen untuk mencapai tujuan- tujuan pribadi dan pekerjaan. Baik tujuan jangka pendek atau jangka panjang. Fungsi- fungsi dalam komunikasi akan dapat dilakukan dengan lancar apabila memperhatikan prinsip- prinsip komunikasi. Hal tersebut akan menjadikan komunikasi menjadi lebih efektif. 3. Prinsip- Prinsip Komunikasi Menurut Mulyana (2004), ada 12 prinsip dalam berkomunikasi, yaitu a. Komunikasi adalah suatu proses simbolik Salah satu kebutuhan manusia adalah kebutuhan simbolisasi atau penggunaan lambang. Lambang atau simbol adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjuk sesuatu lainnya, berdasarkan kesepakatan sekelompok orang. Lambang meliputi kata- kata (pesan verbal), perilaku non verbal, dan objek yang maknanya disepakati bersama. b. Setiap perilaku mempunyai potensi Kita tidak dapat tidak berkomunikasi (We cannot communicate). Komunikasi terjadi bila seseorang memberi makna pada perilaku orang lain atau perilakunya sendiri. c. Komunikasi mempunyai dimensi isi dan dimensi hubungan Dimensi isi menunjukkan muatan (isi) komunikasi, yaitu apa yang dikatakan (secara verbal), sedangkan dimensi hubungan menunjukkan bagaimana cara mengatakannya dan juga bagaimana 12

5 hubungan para peserta komunikasi tersebut, dan bagaimana seharusnya pesan tersebut ditafsirkan. d. Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan Komunikasi dilakukan dalam berbagai tingkat kesengajaan, dari komunikasi yang tidak disengaja sama sekali (misalnya ketika kita melamun sementara orang memperhatikan kita) hingga komunikasi yang benar- benar direncanakan dan disadari (ketika menyampaikan suatu pidato). e. Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu Makna pesan juga bergantung pada konteks fisik/ ruang, waktu, sosial, dan psikologis. f. Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi Saat kita berkomunikasi, kita memprediksi efek perilaku komunikasi kita. Komunikasi juga terikat oleh aturan atau tatakrama, artinya orang- orang memilih strategi tertentu berdasarkan bagaimana orang yang menerima pesan akan merespons. Kita dapat memprediksi perilaku komunikasi orang lain berdasarkan peran sosialnya, misalnya kita mengetahui bagaimana tatakrama dalam berbahasa ketika kita berhadapan dengan orang tua kita. g. Komunikasi itu bersifat sistemik Ada dua sistem dasar dalam berkomunikasi, yaitu sistem internal dan dan sistem eksternal. Sistem internal adalah seluruh sistem nilai yang dibawa oleh seorang individu ketika berkomunikasi. Sistem 13

6 internal ini membentuk individu yang unik, termasuk ciri- ciri kepribadian, intelegensi, pendidikan, pengetahuan, agama, bahasa, motif, keinginan, cita- cita, dan semua pengalaman masa lalunya. Sistem eksternal terdiri dari unsur- unsur dalam lingkungan di luar individu, termasuk kata- kata yang dipilih untuk berbicara, isyarat fisik peserta komunikasi, penataan ruangan, cahaya, temperatur ruangan, dan kegaduhan di sekitarnya. Lingkungan dan objek mempengaruhi komunikasi kita, namun persepsi kita atas lingkungan kita juga mempengaruhi cara kita berperilaku. h. Semakin mirip latar belakang sosial-budaya semakin efektiflah komunikasi Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang hasilnya sesuai dengan harapan orang- orang yang sedang berkomunikasi. Kesamaan berbahasa akan membuat orang- orang yang berkomunikasi lebih mudah mencapai pengertian bersama dibandingkan dengan orang- orang yang tidak memahami bahasa yang sama. i. Komunikasi bersifat nonsekuensial Sifat sirkuler (komunikasi dua arah) digunakan untuk menandai proses komunikasi, unsur-unsur proses komunikasi sebenarnya tidak berpola secara kaku. j. Komunikasi bersifat prosesual, dinamis, dan transaksional Komunikasi tidak mempunyai awal dan tidak mempunyai akhir, melainkan merupakan proses yang berkesinambungan 14

7 (continuous). Komunikasi sebagai proses yang dinamis dan transaksional adalah bahwa para peserta berubah pengetahuannya hingga berubah pandangan dunia dan perilakunya. k. Komunikasi bersifat irreversible Komunikasi sebagai suatu proses yang selalu berubah. Kita harus berhati- hati untuk menyampaikan suatu pesan kepada orang lain, sebab dapat menimbulkan efek, meskipun kita berusaha untuk meralatnya l. Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah Banyak persoalan dan konflik disebabkan oleh komunikasi, tetapi komunikasi itu sendiri bukanlah panasea (obat mujarab) untuk menyelesaikan persoalan atau konflik, karena persoalan atau konflik tersebut mungkin berkaitan dengan masalah struktural. Prinsip- prinsip komunikasi tersebut harus terdapat unsur- unsur komunikasi. Komunikasi dapat dilakukan apabila terdapat unsur komunikasi. 4. Unsur Komunikasi Unsur komunikasi menurut Massofa (2008), yaitu a. Komunikator (pengirim pesan) dan komunikan (penerima pesan) b. Pesan dibagi menjadi dua, yaitu pesan verbal dan pesan nonverbal. Pesan verbal adalah semua jenis komunikasi yang menggunakan satu kata atau lebih. Pesan verbal terdiri dari pesan verbal yang disengaja dan tidak sengaja. Pesan nonverbal adalah semua pesan yang 15

8 disampaikan tanpa kata- kata atau selain kata- kata yang digunakan secara harfiah. Pesan nonverbal dibagi menjadi dua, yaitu pesan nonverbal sengaja dan tidak disengaja. c. Saluran Saluran berupa udara yang mengalirkan getaran suara dan tentu saja dengan organ penginderaan kita. Semakin banyak saluran yang digunakan semakin banyak jumlah rangsangan komunikasi yang disampaikan. d. Gangguan Faktor yang mempengaruhi informasi yang disampaikan kepada penerima. Ada dua jenis gangguan, yaitu gangguan teknis dan gangguan sematik. e. Mendengar Proses fisiologi otomatik penerimaan rangsangan pendengaran f. Waktu Menunjukkan hubungan yang terjadi pasti mengalami perubahan pada setiap interaksi. Waktu juga mempengaruhi makna terhadap suatu pesan. Ketegangan yang ditimbulkan oleh banyaknya tugas dan sempitnya waktu, ikut berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas komunikasi. Salah satu unsur komunikasi adalah pesan, yang meliputi pesan verbal dan nonverbal. Pesan tersebut digunakan anak sekolah dasar untuk 16

9 berkomunikasi dengan temannya. Berdasarkan hal tersebut, peneliti akan meneliti komunikasi verbal dan nonverbal pada anak sekolah dasar. 5. Komunikasi Verbal dan Nonverbal Anak Sekolah Dasar Komunikasi verbal (verbal communication) merupakan salah satu bentuk komunikasi yang disampaikan kepada pihak lain melalui lisan (Purwanto, 1997), sebagai contoh berbicara dengan orang lain, menelepon teman, presentasi makalah, menonton televisi, membaca surat kabar, dan mendengarkan radio. Komunikasi verbal walaupun kecil presentase keberhasilannya dibanding komunikasi nonverbal, tetaplah dibutuhkan karena ada beberapa situasi yang tidak dapat kita sampaikan secara nonverbal. Melalui komunikasi ini diharapkan komunikan akan memahami apa yang disampaikan komunikator. Komunikan diharapkan membaca atau mendengar apa yang dikatakan. Komunikasi nonverbal adalah semua isyarat yang bukan kata- kata (Mulyana, 2004). Menurut Samovar dan Porter (1991), komunikasi nonverbal mencakup semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai pesan potensial bagi komunikator atau komunikan, hal ini mencakup perilaku yang disengaja maupun tidak disengaja sebagai bagian dari peristiwa komunikasi secara keseluruhan, kita mengirim banyak komunikasi nonverbal tanpa menyadari bahwa komuniksi tersebut bermakna bagi orang lain. 17

10 Menurut Istiyanto (2008), tujuan komunikasi nonverbal adalah memberi informasi, mengatur alur percakapan, ekspresi emosi, memberi sifat, melengkapi komunikasi verbal, mempengaruhi orang lain, dan mempermudah tugas- tugas khusus. Perilaku nonverbal menurut Mulyana (2004), mempunyai fungsifungsi, yaitu perilaku nonverbal dapat mengulangi perilaku verbal (misalnya kita menganggukkan kepala ketika kita mengatakan Ya ), memperteguh, menekankan, atau melengkapi perilaku verbal (contohnya ketika kita melambaikan tangan seraya mengucapakan Selamat Jalan ), perilaku nonverbal dapat menggantikan perilaku verbal (misalnya menunjuk letak ruang dekan dengan jari tangan tanpa mengucapakan sepatah kata pun), perilaku nonverbal meregulasi perilaku verbal (contohnya melihat jam tangan ketika pelajaran akan berakhir sehingga guru segera menutup pelajarannya), perilaku nonverbal dapat membantah atau bertentangan dengan perilaku verbal (misalnya seorang guru melihat jam tangan dua- tiga kali, padahal ia tadi mengatakan bahwa ia mempunyai waktu berbicara dengan kita sebagai muridnya). Kita dapat mengklasifikasikan komunikasi nonverbal dengan berbagai cara. Jurgen Ruesch mengklasifikasikan isyarat nonverbal menjadi tiga bagian, yaitu pertama bahasa tanda (sign language), misalnya bahasa isyarat tuna rungu. Kedua bahasa tindakan (action language) adalah semua gerakan tubuh yang tidak digunakan secara eksklusif untuk memberikan sinyal, contohnya berjalan, dan ketiga bahasa objek (object 18

11 language) adalah benda, pakaian, dan lambang nonverbal bersifat publik, seperti bendera, gambar, musik (misalnya marching band), dan sebagainya. Menurut Samovar dan Porter (1991), membagi- bagi komunikasi nonverbal menjadi dua kategori besar, yaitu pertama perilaku yang terdiri dari penampilan dan pakaian, gerakan dan postur tubuh, ekspresi wajah, kontak mata, sentuhan, bau-bauan, dan parabahasa (kecepatan berbicara, intonasi suara, volume suara, dialek, siulan, desahan, gerutuan, dan sebagainya), dan kedua ruang, waktu, dan diam. Komunikasi verbal dan nonverbal dipengaruhi oleh interaksi anak dengan temannya. Semakin banyak hubungan anak dengan temannya dan semakin besar keinginan mereka diterima sebagai anggota kelompok maka semakin kuat motivasi mereka untuk berbicara atau berkomunikasi. Anak mempelajari kata- kata baru dalam kosa kata umum serta menambah kosa kata khusus. Kosa kata khusus ini meliputi kosa kata etiket (ucapan terima kasih dan minta tolong, kosa kata warna, kosa kata bilangan, kosa kata uang, kosa kata waktu, kata- kata populer dan hinaan, dan kosa kata rahasia dapat berupa lisan, tulisan, dan kinetik. Selain itu, dengan berkembangnya sosial anak maka mereka akan meniru kebiasaan kelompok, seperti mode baju, berjalan, dan berbicara. Kebiasaan kelompok tersebut akan berpengaruh pada diri anak, yang meliputi pengaruh baik maupun buruk. Pengaruh baik teman adalah dalam hal pengembangan diri dan harga diri. Teman membantu anak 19

12 membentuk opini tentang dirinya dengan melihat dirinya seperti apa yang dilihat orang lain. Pengaruh buruk teman antara lain dalam bentuk pemaksaan nilai- nilai, ancaman, dan pemerasan. Pengaruh teman tersebut akan menjadi penghambat dalam berkomunikasi. Hambatan komunikasi yang dilakukan anak, baik verbal maupun nonverbal dikarenakan tidak semua pesan dimengerti dengan baik oleh orang lain atau temannya. 6. Hambatan Proses Komunikasi Pada saat pelaksanaan berkomunikasi, baik verbal dan non verbal, seringkali tidak semua pesan dapat diterima dan dimengerti dengan baik. Hal ini disebabkan oleh adanya faktor penghambat komunikasi antara komunikator dan komunikan. Faktor- faktor penghambat komunikasi menurut Istiyanto (2008), adalah masalah dalam mengembangkan pesan dikarenakan munculnya keragu- raguan tentang isi pesan, kurang terbiasa dengan situasi yang ada atau dengan komunikan, juga adanya pertentangan emosi atau kesulitan dalam mengekspresikan ide atau gagasan, masalah dalam menyampaikan pesan, masalah dalam menerima pesan (seperti suasana yang tidak nyaman dan konsentrasi yang tidak terpusat), dan masalah dalam menafsirkan pesan (dipengaruhi oleh perbedaan latar belakang, penafsiran kata, dan perbedaan reaksi emosional). Hambatan- hambatan tersebut dipengaruhi oleh faktor- faktor yang mempengaruhi komunikasi pada anak. Faktor tersebut akan mempengaruhi isi pesan dan cara bagaimana pesan tersebut disampaikan. 20

13 7. Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi Faktor- Faktor yang mempengaruhi komunikasi menurut Perry dan Potter (2005), adalah : a. Perkembangan Tingkat perkembangan berbicara bervariasi dan secara langsung berhubungan dengan perkembangan neurologi dan intelektual (Whaley dan Wong, 1995). Lingkungan seorang anak harus juga menawarkan stimulasi untuk perkembangan normal. Lingkungan yang disediakan oleh orangtua memberikan pengaruh terhadap kemampuan untuk berkomunikasi. b. Persepsi Persepsi adalah pandangan pribadi atas apa yang terjadi. Persepsi terbentuk oleh apa yang diharapkan dan pengalaman. Perbedaan persepsi antar individu yang berinteraksi dapat menjadi kendala dalam berkomunikasi. c. Nilai Nilai adalah standar yang mempengaruhi tingkah laku. Nilai tersebut adalah apa yang dianggap penting dalam hidup oleh seseorang dan pengaruh dari ekspresi pemikiran dan ide. Nilai juga mempengaruhi interpretasi pesan. 21

14 d. Emosi Emosi adalah perasaan subjektif seseorang mengenai peristiwa tertentu. Emosi dapat menyebabkan seseorang salah menginterpretasikan sesuatu atau tidak mendengar pesan. e. Latar belakang sosiokultural Budaya merupakan bentuk kondisi yang menunjukkan dirinya melalui tingkah laku. Bahasa, pembawaan, nilai, dan gerakan tubuh merefleksikan asal budaya. Budaya mempengaruhi cara anak berhubungan dengan orang lain dalam berbagai situasi. f. Jenis kelamin Perbedaan jenis kelamin mempengaruhi proses komunikasi. Laki- laki dan perempuan memiliki gaya komunikasi yang berbeda dan satu sama lain mempengaruhi proses komunikasi secara unik. Sejak berusia 3 tahun, anak perempuan bermain dengan teman baiknya dan menggunakan bahasa untuk mencari konfirmasi, meminimalkan perbedaan, dan menetapkan atau menguatkan keintiman. Anak lakilaki menggunakan bahasa untuk menetapkan kebebasan dan menegosiasikan aktivitas status dalam kelompok besar, meskipun ketika mereka ingin berteman, mereka umumnya melakukannya dengan adu otot. g. Pengetahuan Komunikasi dapat menjadi sulit ketika orang yang berkomunikasi memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda. Pesan akan menjadi tidak 22

15 jelas jika kata- kata dan ungkapan yang digunakan komunikator tidak dikenal oleh komunikan. h. Peran dan hubungan Individu berkomunikasi dalam tatanan yang tepat menurut hubungan dan peran mereka. Seseorang akan merasa lebih nyaman ketika akan menunjukkan ide untuk individu yang dapat mengembangkan hubungan positif dan memuaskan. i. Lingkungan Orang cenderung dapat berkomunikasi dengan lebih baik dalam lingkungan yang nyaman. Lingkungan yang ada disekitar anak, terutama kelompok sosial yang dimiliki anak yang berupa interaksi anak dengan temannya sangat berpengaruh terhadap diri anak. Gangguan lingkungan tersebut dapat mengganggu pesan yang disampaikan. j. Ruang dan teritorial Teritorial menetapkan makna dari hak seseorang pada suatu area dan sekitarnya. Teritorial sangat penting karena membuat orang merasa memiliki identitas, keamanan, dan kontrol. Ruang yang terganggu akan menghalangi komunikasi efektif. 23

16 B. TEMAN 1. Pengertian Teman Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis maupun sosial (Kusmiati dan Desmaniarti, 1990). Lingkungan anak merupakan dunia di luar diri anak dan pembelajaran yang berasal dari pengalaman anak (Nuryanti, 2008). Lingkungan tersebut sangat berpengaruh terhadap kelompok sosial anak. Kelompok sosial anak terdiri atas anggota- anggota yang sering berhadapan muka satu dengan yang lain dan dapat membantu memenuhi kebutuhan sosial anak. Kelompok sosial anak terdiri dari teman bermain atau teman baik, tetapi anak menganggap bahwa semua anggota kelompok sebagai teman. Teman adalah seseorang yang dekat denganmu, dapat memahami perasaanmu tanpa kamu ucapkan, tempat berbagi rahasia, dan bertukar pikiran (Nina, 2007). Teman adalah orang yang serupa dengan dirinya sendiri dan yang dapat memenuhi kebutuhan sosialnya (Hurlock, 1980). Beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa teman adalah seseorang yang dekat dengan diri kita, dapat memenuhi kebutuhan sosial kita, dan merupakan tempat bertukar pikiran sehingga saling memahami perasaan antara satu dengan yang lainnya. Teman yang bersama anak memiliki bermacam macam karakteristik sehingga anak dapat mengetahui jenis teman yang sedang bersamanya. 24

17 2. Jenis Teman Teman pada masa kanak- kanak dapat dibagi menjadi tiga klasifikasi yang masing- masing mempengaruhi sosialisasi pada periode yang berbeda. Ketiga jenis teman dan karakteristiknya menurut Hurlock (1978) adalah kawan, teman bermain, dan sahabat. Kawan yaitu orang yang memuaskan kebutuhan anak akan teman melalui keberadaannya di lingkungan anak. Anak dapat mengamati dan mendengarkan mereka tetapi tidak memiliki interaksi langsung dengan mereka. Mereka terdiri atas berbagai usia dan jenis kelamin. Teman bermain merupakan orang yang melakukan aktivitas yang menyenangkan dengan anak. Mereka terdiri atas berbagai usia dan jenis kelamin, tetapi biasanya anak memperoleh kepuasan yang lebih besar dari mereka yang memiliki usia dan jenis kelamin yang sama, serta mempunyai minat yang sama. Sahabat adalah orang yang dengan anak tidak hanya dapat bermain tetapi juga berkomunikasi melalui pertukaran ide dan rasa percaya, memberikan nasihat, dan kritik. Anak yang mempunyai usia, jenis kelamin, dan taraf perkembangan yang sama lebih dipilih sebagai sahabat. Berdasarkan ketiga jenis teman tersebut dan karakteristiknya maka pola kebutuhan akan teman pada anak akan terpenuhi. Hal tersebut akan membantu anak dalam bersosialisasi dengan lingkungannya. 3. Pola Kebutuhan Akan Teman Pada masa bayi awal, bayi merasa puas berteman dengan siapa pun yang dapat mereka lihat dan dengar. Sebelum mencapai usia satu tahun, 25

18 bayi membutuhkan teman bermain selain kawan. Orang dewasa dan anakanak yang lebih tua merupakan teman yang lebih disukai selama paruh akhir tahun pertama dan kedua. Bayi yang seusia tidak dapat memenuhi kebutuhan egosentrisnya, demikian juga dengan anak yang lebih muda. Anak yang berusia satu sampai dua tahun berorientasi pada keluarga dalam memilih teman. Pada masa kanak- kanak awal, biasanya yang menjadi teman adalah orang dewasa yang ada di lingkungan keluarganya, saudara kandungnya, dan anak- anak yang berasal dari lingkungan di sekitar rumahnya atau dari sekolah. Usia 2 sampai 4 tahun, anak sadar bahwa keluarganya tidak mempunyai waktu cukup untuk bermain dengan dia, akibatnya anak sangat mengharapkan hubungan dengan teman sebayanya. Anak memiliki minat yang lebih besar untuk bermain bersama anak- anak yang sejenis karena dia juga akan belajar melalui tekanan sosial untuk bermain sesuai dengan jenis kelaminnya. Pada masa kanak- kanak akhir, anak mulai tertarik pada permainan kelompok. Anak usia sekolah memilih anak yang memiliki jenis kelamin, ukuran tubuh, usia kronologis, usia mental, kematangan sosial, dan minat yang sama dengan mereka. Hampir semua anak menyukai teman bermain yang berhasil dalam permainan karena memiliki wibawa di mata kelompok. Melalui hubungan dengan mereka, anak merasa bahwa wibawanya meningkat. Anak dari tahun ke tahun, kebutuhan akan sahabat 26

19 bertambah kuat, dan mencapai puncaknya ketika perubahan masa pubertas mulai timbul. Pada masa pubertas, minat untuk bermain turun karena terjadi perubahan fisik yang melemahkan energinya. Kecemasan meningkat sehingga anak lebih membutuhkan teman akrab daripada teman bermain. Anak lebih memilih sahabat dari anggota kelompoknya atau dari orang dewasa yang mau memahami dia dan menerima kepercayaannya. Teman yang bersama anak harus dapat memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan anak akan teman akan terpenuhi bila temannya memiliki sifatsifat tertentu yang dapat memuaskan kebutuhannya. 4. Sifat Yang Penting Untuk Memenuhi Kebutuhan Akan Teman Teman harus memiliki sifat tertentu bila ingin memuaskan kebutuhan anak. Beberapa sifat yang dapat membantu memenuhi kebutuhan anak akan teman menurut Hurlock (1978), yaitu a. Memiliki minat dan afeksi terhadap anak Anak harus merasa bahwa dia merupakan pihak yang menerima perhatian dan afeksi. Namun, minat dan afeksi yang diberikan harus sesuai dengan tingkat perkembangannya, jika tidak, kebutuhan anak akan teman tidak akan terpenuhi. b. Kesamaan minat Minat yang sama akan menimbulkan perasaan senang berada bersama orang lain dan ini akan memudahkan dalam berkomunikasi serta 27

20 pengungkapan afeksi. Hal ini berlaku untuk semua hubungan teman, tetapi terutama untuk hubungan persahabatan. c. Kesamaan nilai Anak lebih menghargai dan lebih menyukai orang yang melihat sesuatu berdasarkan kerangka acuan yang sama dengan mereka dan yang berbicara dengan bahasa yang sama. Hal ini berlaku baik untuk hubungan teman bermain maupun hubungan persahabatan, karena nilai yang sama akan membuka peluang bagi timbulnya permainaan yang menyenangkan dan komunikasi yang baik. d. Kedekatan geografis Bila seseorang ingin memuaskan kebutuhan anak akan teman, dia harus hadir pada saat anak membutuhkan dia karena anak tidak dapat pergi dari suatu tempat ke tempat yang lain tanpa menggunakan tranportasi umum atau diantar oleh anggota keluarga atau tetangga yang sudah dewasa, teman mereka harus tinggal di daerah yang mudah di capai oleh anak dengan berjalan kaki atau bersepeda. Apabila salah satu dari sifat tersebut berubah maka akan mempengaruhi hubungan anak dengan temannya. Anak akan beralih ke teman yang memiliki sifat yang sama sehingga anak akan melakukan pergantian teman. 5. Pergantian Teman Pada Masa Kanak-Kanak Teman seorang anak selalu datang dan pergi. Menurut Hurlock (1978), sebab anak melakukan pergantian teman adalah 28

21 a. Perubahan minat Bila minat dalam kegiatan bermain, tugas sekolah, atau topik pembicaraan berubah, anak akan beralih ke teman yang memiliki minat sama dengan mereka. b. Perubahan nilai Adanya perubahan minat dan dengan semakin matangnya perilaku, anak akan mempertimbangkan arti penting berbagai kegiatan bermain atau cara berperilaku dalam situasi sosial. Mereka akan memilih teman yang memiliki nilai sama dengan mereka. c. Perilaku antisosial Anak yang perilakunya antisosial pada saat teman seusianya mulai menampilkan perilaku yang lebih sosial akan melihat bahwa bekas teman dan sahabatnya beralih ke teman yang memiliki perilaku lebih sosial dibandingkan dengan perilakunya. d. Kurangnya wawasan sosial Anak yang wawasan sosialnya kurang berkembang dibandingkan dengan teman seusianya dianggap sebagai orang yang kurang bijaksana. Apabila mereka tidak memperlihatkan rasa simpati terhadap teman mereka, kemungkinan besar mereka akan mengalami penolakan. e. Tekanan dari orang lain Tekanan orang tua atau teman sebaya untuk memilih teman bermain atau sahabat yang lain karena jenis kelamin, ras agama, status sosial ekonomi sering menyebabkan anak memutuskan hubungan dengan 29

22 teman lama dan menjalin hubungan dengan teman yang disetujui orang tua atau teman sebayanya. f. Mobilitas sosial dan geografis Bila keluarga anak mengalami penaikan atau penurunan status dalam skala sosial atau pindah ke lingkungan atau masyarakat baru maka anak terpaksa mencari teman baru. C. ANAK USIA SEKOLAH 1. Pengertian Anak Usia Sekolah Menurut Nuryanti (2008), usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya sekolah menjadi pengalaman inti anak. Periode ketika anak-anak dianggap mulai bertanggung jawab atas perilakunya sendiri dalam hubungan dengan orang tua mereka, teman sebaya, dan orang lainnya. Menurut Soeparwoto (2006), usia sekolah merupakan masa anak memperoleh dasar- dasar pengetahuan untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan memperoleh keterampilan penting tertentu. Beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa anak usia sekolah adalah anak dengan usia 6-2 tahun yang sekolah menjadi pengalaman inti anak dan merupakan masa memperoleh dasar dasar pengetahuan dan mulai bertanggung jawab terhadap perilakunya sendiri. Pada usia sekolah ini yang menjadi titik pusat perkembangannya adalah perkembangan fisik, kognisi, dan psikososial. 30

23 2. Perkembangan Anak Usia Sekolah Menurut Piaget perkembangan kognisi pada anak usia 6-12 tahun adalah operasional kongkret yang menurut Suriadi dan Yulianni (2006), dengan ciri- ciri, yaitu spatial thinking (kemampuan untuk mengenal tempat, mengetahui jarak melalui peta), mengetahui sebab dan akibat, pengelompokkan (misalnya mawar adalah kelompok dari bunga), membuat urutan dan menyisipkan ditengah-tengah urutan suatu objek atau benda secara tepat, inductive dan deductive reasoning (kemampuan untuk membuat kesimpulan berdasarkan hal- hal yang khusus dan hal-hal yang umum), konservasi (kemampuan untuk memahami ukuran walaupun bentuk objek diubah), memahami angka dan matematika (kemampuan untuk berhitung dan mengoperasikan fungsi matematika). Menurut Erikson perkembangan psikososial pada usia ini adalah industry vs. inferiority (tekun vs. rendah diri) yang menurut Suriadi dan Yulianni (2006), perkembangan sosioemosional pada anak usia sekolah adalah a. Harga diri Faktor yang menentukan harga diri anak adalah kemampuan anak untuk bekerja produktif. Hal tersebut akan membuat anak percaya diri, mandiri, bangga terhadap dirinya, dan mudah menerima perubahan. b. Pertumbuhan emosi Anak telah menginteralisasikan rasa malu dan bangga. Anak dapat memverbalisasikan konflik emosi yang dialaminya. Anak dapat 31

24 mengatur ekspresi emosi dalam situasi sosial dan dapat berespon terhadap distress emosional yang terjadi pada orang lain. Selain itu, anak dapat mengontrol emosi negatif, seperti marah, takut, dan sedih. c. Teman sebaya Pada masa ini anak lebih banyak bergaul dengan teman sebaya. Menurut W. F. Connell (1972), teman sebaya adalah kelompok anakanak yang berumur sama atau berasosiasi sama. Teman sebaya memberikan motivasi, belajar, kepemimpinan, ketrampilan, berkomunikasi, bekerjasama, dan belajar aturan- aturan yang ada. Selain memberikan pengaruh positif, teman sebaya juga memberikan pengaruh negatif. Anak dapat diterima dalam kelompok apabila anak mengikuti aturan- aturan atau nilai- nilai yang berlaku dalam kelompok, walaupun aturan tersebut tidak diinginkan oleh anak dan anak tidak berdaya menolaknya. Perkembangan anak usia sekolah, baik dari perkembangan kognisi maupun perkembangan sosioemosional akan mempengaruhi tugas perkembangan anak. Tugas perkembangan tersebut harus dilalui anak dan apabila berhasil melaluinya anak akan siap menghadapi tugas perkembangan selanjutnya. 3. Tugas Perkembangan Tugas perkembangan anak usia sekolah menurut Havighurst (1972), yaitu anak belajar kecakapan fisik yang diperlukan untuk permainan anak- anak, membangun sikap menyeluruh terhadap diri- 32

25 sendiri sebagai organisme yang tumbuh, belajar bergaul dengan teman sebaya, belajar memainkan peran, mengembangkan kecakapan dasar dalam membaca, menulis, dan menghitung, mengembangkan konsep yang diperlukan untuk sehari- hari, mengembangkan nurani, moralitas, dan suatu skala nilai, mencapai kemandirian pribadi, dan membentuk sikap terhadap kelompok dan lembaga sosial. Menurut Collins (1984), tugas perkembangan pada masa ini meliputi aspek fisik, kognisi, dan sosial. Aspek fisik dengan meningkatkan kekuatan dan koordinasi otot, yaitu meningkatkan kemampuan beberapa aktivitas dan tugas fisik. Aspek kognisi pada taraf operasional konkret, berfokus pada kejadian saat ini, menambah pengetahuan dan keterampilan baru, dan mengembangkan perasaan mampu (self efficacy). Aspek sosial dengan mencapai bentuk relasi yang tepat dengan keluarga, teman dan lingkungan, mempertahankan harga diri yang sudah dicapai, mampu mengkompromikan antara tuntutan individualitasnya dengan tuntutan konformitas, dan mencapai identitas diri yang adekuat. Pada perkembangan bahasa, anak mulai meningkatkan penggunaan berbahasa dan mengembangkan pengetahuan strukturalnya. Anak menerima bahasa sebagai alat untuk menggambarkan dunia dengan cara subjektif dan menyadari bahwa kata- kata mempunyai arti yang berubahubah bukan absolut. Anak juga memahami bahwa satu kata memiliki banyak arti. 33

26 Tugas perkembangan anak dapat disimpulkan menjadi tugas perkembangan dari aspek fisik, kognisi, dan sosial. Tugas- tugas perkembangan tersebut harus diselesaikan oleh anak ketika menyelesaikan masa anak. D. Kerangka Teori Komunikasi Faktor- faktor komunikasi : 1. Perkembangan 2. Persepsi 3. Nilai 4. Emosi 5. Latar belakang sosiokultural 6. Jenis kelamin 7. Pengetahuan 8. Peran dan hubungan 9. Lingkungan sosial (teman) 10. Ruang dan teritorial Komunikasi verbal dan nonverbal Bagan I. Kebutuhan akan teman terhadap komunikasi verbal dan nonverbal pada anak usia sekolah Sumber Mulyana (2004), Perry & Potter (2005), dan Massofa (2008) 34

27 E. Kerangka Konsep Pengaruh Teman Pada Anak Sekolah Dasar Komunikasi Verbal Komunikasi Nonverbal Bagan II Kerangka Konsep F. Variabel Penelitian 1. Variabel Independent Variabel independent pada penelitian ini adalah pengaruh teman pada anak sekolah dasar karena variabel ini mempengaruhi variabel lainnya (Nursalam, 2003). 2. Variabel Dependent Variabel dependent pada penelitian ini adalah komunikasi verbal dan nonverbal karena variabel tersebut dipengaruhi atau yang yang menjadi akibat dari adanya variabel independent (Nursalam, 2003). G. Hipotesis 1. Ada hubungan antara pengaruh teman dengan komunikasi verbal pada anak sekolah dasar di Sekolah Dasar Negeri Petompon 01 Semarang. 2. Ada hubungan antara pengaruh teman dengan komunikasi nonverbal pada anak sekolah dasar di Sekolah Dasar Negeri Petompon 01 Semarang. 35

UNSUR, PRINSIP, MODEL KOMUNIKASI

UNSUR, PRINSIP, MODEL KOMUNIKASI UNSUR, PRINSIP, MODEL KOMUNIKASI Fitri Rahmawati, MP. Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana Fakultas Teknik UNY email: fitri_rahmawati@uny.ac.id Unsur-unsur komunikasi Adalah yang membuat komunikasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Judi Perjudian adalah permainan di mana pemain bertaruh untuk memilih satu pilihan di antara beberapa pilihan dimana hanya satu pilihan saja yang benar dan menjadi

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Komunikasi

Pengantar Ilmu Komunikasi MODUL PERKULIAHAN Pengantar Ilmu Komunikasi Ruang Lingkup Komunikasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh FIKOM Marcomm 03 85001 Deskripsi Pokok bahasan pengantar ilmu komunikasi membahas

Lebih terperinci

Komunikasi: Suatu Pengantar. Tine A. Wulandari, M.I.Kom.

Komunikasi: Suatu Pengantar. Tine A. Wulandari, M.I.Kom. Komunikasi: Suatu Pengantar Tine A. Wulandari, M.I.Kom. Berbagai Kekeliruan dalam Memahami Komunikasi Tidak ada yang sukar tentang komunikasi. Komunikasi adalah kemampuan alamiah; setiap orang mampu melakukannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.2 Batasan Masalah. Makalah ini hanya membahas prinsip komunikasi dan komunikasi sebagai. proses.

BAB I PENDAHULUAN. I.2 Batasan Masalah. Makalah ini hanya membahas prinsip komunikasi dan komunikasi sebagai. proses. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Menurut lexicographer (ahli kamus bahasa), komunikasi adalah upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan. Jika dua orang berkomunikasi maka pemahaman yang

Lebih terperinci

Tine A. Wulandari, S.I.Kom.

Tine A. Wulandari, S.I.Kom. Tine A. Wulandari, S.I.Kom. Untuk Apa Kita Berkomunikasi? Berbagai Kekeliruan dalam Memahami Komunikasi Tidak ada yang sukar tentang komunikasi. Komunikasi adalah kemampuan alamiah; setiap orang mampu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Definisi Komunikasi Ada banyak definisi tentang komunikasi yang diungkapkan oleh para ahli dan praktisi komunikasi. Akan tetapi, jika dilihat dari asal katanya,

Lebih terperinci

05FIKOM. Pengantar Ilmu Komunikasi. Prinsip-prinsip Atau Dalil Dalam Komunikasi. Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Modul ke: Fakultas

05FIKOM. Pengantar Ilmu Komunikasi. Prinsip-prinsip Atau Dalil Dalam Komunikasi. Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Modul ke: Fakultas Modul ke: Pengantar Ilmu Komunikasi Prinsip-prinsip Atau Dalil Dalam Komunikasi Fakultas 05FIKOM Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM 1. PROSES KOMUNIKASI Salah satu prinsip komunikasi

Lebih terperinci

Gumgum Gumilar, S.Sos., M.Si.

Gumgum Gumilar, S.Sos., M.Si. PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI Gumgum Gumilar, S.Sos., M.Si. PRINSIP DASAR KOMUNIKASI MENURUT SEILER (dalam Arni Muhammad, 2000;19-20) 20) 1. Komunikasi adalah suatu proses, yang dimaksud proses disini adalah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Persepsi adalah pandangan maupun kemampuan individu untuk

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Persepsi adalah pandangan maupun kemampuan individu untuk BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1 Persepsi 1.1 Defenisi Persepsi adalah pandangan maupun kemampuan individu untuk mengorganisasikan dan menafsirkan stimulus lingkungan yang dialaminya (Suliswati, 2005). Persepsi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perkembangan Sosial 2.1.1 Pengertian Perkembangan Sosial Perkembangan sosial berarti perolehan kemampuan berprilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Menjadi orang yang mampu

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI

KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI Modul ke: KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI Pengertian etika dasar - metode etika - kebebasan dan tanggung jawab Fakultas FASILKOM Program Studi Sistem Informasi http://www.mercubuana.ac.id Dosen: Indrajani,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERILAKU SOSIAL ANAK USIA DINI

PENGEMBANGAN PERILAKU SOSIAL ANAK USIA DINI PENGEMBANGAN PERILAKU SOSIAL ANAK USIA DINI Titing Rohayati 1 ABSTRAK Kemampuan berperilaku sosial perlu dididik sejak anak masih kecil. Terhambatnya perkembangan sosial anak sejak kecil akan menimbulkan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI DAN TEKNIK COLLECTIVE PAINTING

BAB II KONSEP KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI DAN TEKNIK COLLECTIVE PAINTING BAB II KONSEP KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI DAN TEKNIK COLLECTIVE A. Konsep Keterampilan Sosial Anak Usia Dini 1. Keterampilan Sosial Anak usia dini merupakan makhluk sosial, unik, kaya dengan imajinasi,

Lebih terperinci

Luas Lingkup Komunikasi. Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom.

Luas Lingkup Komunikasi. Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom. Luas Lingkup Komunikasi Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom. Untuk Apa Kita Berkomunikasi? (Berbagai Kekeliruan dalam Memahami Komunikasi) Tidak ada yang sukar tentang komunikasi. Komunikasi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Komunikasi

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Komunikasi 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi Pengertian komunikasi menurut Himstreet and Baty dalam Purwanto (2003), komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui suatu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Keluarga Nilai Anak

TINJAUAN PUSTAKA Keluarga Nilai Anak 7 TINJAUAN PUSTAKA Keluarga Keluarga merupakan tempat pertama dan utama dimana seorang anak dididik dan dibesarkan. Berdasarkan Undang-undang nomor 52 tahun 2009, keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat

Lebih terperinci

Materi Minggu 1. Komunikasi

Materi Minggu 1. Komunikasi T e o r i O r g a n i s a s i U m u m 2 1 Materi Minggu 1 Komunikasi 1.1. Pengertian dan Arti Penting Komunikasi Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain

Lebih terperinci

Komunikasi. Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30).

Komunikasi. Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30). Komunikasi I. PENGERTIAN Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi yang

Lebih terperinci

Komunikasi Bisnis Kelompok 7 1

Komunikasi Bisnis Kelompok 7 1 1.1 Pengertian Komunikasi bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis ynag mencakup berbagai macam bentuk komunikasi baik komunikasi verbal maupun non verbal. Berikut ini merupakan beberapa

Lebih terperinci

KOMUNIKASI BISNIS DALAM ORGANISASI

KOMUNIKASI BISNIS DALAM ORGANISASI KOMUNIKASI BISNIS DALAM ORGANISASI KUSTIADI BASUKI SENIN,22MEI 2017 PERTEMUAN 10 Pendahuluan Organisasi adalah sekelompok masyarakat kecil yang bekejasama untuk mencapai tujuan. Komunikasi adalah perekat

Lebih terperinci

KBBI, Effendy James A. F. Stoner Prof. Drs. H. A. W. Widjaya

KBBI, Effendy James A. F. Stoner Prof. Drs. H. A. W. Widjaya DEFINISI KBBI, Pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami Effendy, proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Secara Umun Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang disampaikan melalui lambang tertentu, mengandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan seseorang memasuki masa dewasa. Masa ini merupakan, masa transisi dari masa anak-anak menuju dewasa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari, BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari, dan lain-lain. Setiap tugas dipelajari secara optimal pada waktu-waktu tertentu

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Komunikasi. Modul ke: 03FIKOM. Ruang Lingkup Komunikasi. Fakultas. Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM

Pengantar Ilmu Komunikasi. Modul ke: 03FIKOM. Ruang Lingkup Komunikasi. Fakultas. Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM Modul ke: Pengantar Ilmu Komunikasi Ruang Lingkup Komunikasi Fakultas 03FIKOM Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom Program Studi MARCOMM Ruang Lingkup Komunikasi Dalam memahami ruang lingkup komunikasi sama

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SOSIAL DAN KEPRIBADIAN. Program PLPG PAUD UAD 2017

PENGEMBANGAN SOSIAL DAN KEPRIBADIAN. Program PLPG PAUD UAD 2017 PENGEMBANGAN SOSIAL DAN KEPRIBADIAN Program PLPG PAUD UAD 2017 PENTINGNYA PENGEMBANGAN SOSIAL 1. Anak perlu distimulasi dan difasilitasi, sehingga perkembangan sosialnya dapat berkembang dengan baik. Anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia pun yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan kehadiran manusia lain

BAB I PENDAHULUAN. manusia pun yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan kehadiran manusia lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial. Dalam kehidupan, belum ada seorang manusia pun yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan kehadiran manusia lain (www.wikipedia.com).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Komunikasi 2.1.1. Pengertian Komunikasi Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi dalam Teori dan Praktek. Istilah komunikasi dalam bahasa Inggris Communications

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proses penyesuaian diri seseorang dalam konteks interaksi dengan lingkungan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proses penyesuaian diri seseorang dalam konteks interaksi dengan lingkungan 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. PENYESUAN SOSIAL 1. Pengertian Penyesuaian sosial merupakan suatu istilah yang banyak merujuk pada proses penyesuaian diri seseorang dalam konteks interaksi dengan lingkungan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. pada orang tua dengan anak dan berdasarkan data-data yang telah. disajikan dalam Bab III didapatkan, sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS DATA. pada orang tua dengan anak dan berdasarkan data-data yang telah. disajikan dalam Bab III didapatkan, sebagai berikut: 74 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Dari hasil penelitian yang dilakukan di keluarga Bapak Mardianto, pada orang tua dengan anak dan berdasarkan data-data yang telah disajikan dalam Bab III didapatkan,

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE 4 POKOK BAHASAN

PERTEMUAN KE 4 POKOK BAHASAN PERTEMUAN KE 4 POKOK BAHASAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebagai berikut: 1. Mahasiswa dapat memahami tentang arti interaksi, kontak dan komunikasi. 2. Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia terkenal dengan keragaman budayanya. Ragam budaya yang terdapat di Indonesia memiliki nilai-nilai budaya yang tinggi di tiap-tiap penganutnya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diri individu atau organisme yang mendorong perilaku kearah tujuan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diri individu atau organisme yang mendorong perilaku kearah tujuan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi 1. Pengertian motivasi Walgito (2004), mendefinisikan motivasi merupakan keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong perilaku kearah tujuan. Menurut Departemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (aggregate) dari semua kondisi yang berasal dari luar aggregate yang. perilaku manusia, atau kelompok masyarakat (Budioro, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. (aggregate) dari semua kondisi yang berasal dari luar aggregate yang. perilaku manusia, atau kelompok masyarakat (Budioro, 2000). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum, lingkungan dapat diartikan sebagai himpunan (aggregate) dari semua kondisi yang berasal dari luar aggregate yang berpengaruh pada kehidupan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk hidup sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan saling membutuhkan satu sama lain, selain makhluk sosial manusia juga membutuhkan yang namanya

Lebih terperinci

Komunikasi dan Etika Profesi

Komunikasi dan Etika Profesi Modul ke: Komunikasi dan Etika Profesi Pengertian dan Perspektif Komunikasi Fakultas FASILKOM Ariyani Wardhana., S.Kom., S.T., MM Program Studi Sistem Informasi Kontrak Perkuliahan E-learning Pertemuan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan orang lain (Stuart & Sundeen, 1998). Potter & Perry. kelemahannya pada seluruh aspek kepribadiannya.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan orang lain (Stuart & Sundeen, 1998). Potter & Perry. kelemahannya pada seluruh aspek kepribadiannya. 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep diri 2.1.1. Pengertian Konsep diri Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu

Lebih terperinci

KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

KOMUNIKASI YANG EFEKTIF KOMUNIKASI YANG EFEKTIF Oleh: Muslikhah Dwihartanti Disampaikan pada kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Tahun 2004 Penyuluhan tentang Komunikasi yang Efektif bagi Guru TK di Kecamatan Panjatan A. Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dikenal dengan istilah adolescence merupakan peralihan dari masa kanakkanak

BAB I PENDAHULUAN. yang dikenal dengan istilah adolescence merupakan peralihan dari masa kanakkanak BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Salah satu fase dalam perkembangan individu adalah masa remaja. Remaja yang dikenal dengan istilah adolescence merupakan peralihan dari masa kanakkanak ke

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Matematika Prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari masalah belajar. Pada dasarnya, prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai

Lebih terperinci

Fitri Rahmawati, MP. Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana Fakultas Teknik UNY.

Fitri Rahmawati, MP. Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana Fakultas Teknik UNY. Fitri Rahmawati, MP. Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana Fakultas Teknik UNY email: fitri_rahmawati@uny.ac.id 1 Untuk menghasilkan Kesan yang Tepat diperlukan suatu latihan yang teratur dan sistematis.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dibaca dalam media massa. Menurut Walgito, (2000) perkawinan

BAB II KAJIAN TEORI. dibaca dalam media massa. Menurut Walgito, (2000) perkawinan 6 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pernikahan 2.1.1. Pengertian Pernikahan Pernikahan merupakan suatu istilah yang tiap hari didengar atau dibaca dalam media massa. Menurut Walgito, (2000) perkawinan adalah nikah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 KonteksMasalah Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang pertama kali kita masuki dimana didalamnya kita mendapatkan pembelajaran mengenai norma-norma, agama maupun proses sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Anak Usia Sekolah 2.1.1 Definisi Anak Usia Sekolah Anak diartikan sebagai seseorang yang usianya kurang dari delapan belas tahun dan sedang berada dalam masa tumbuh

Lebih terperinci

BAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan

BAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan BAB I 1.1 Latar Belakang Masalah Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik,

Lebih terperinci

BAB II. 1. Pengertian Kepuasan Hidup Lanjut Usia. pengalaman - pengalaman yang disertai dengan tingkat kegembiraan.

BAB II. 1. Pengertian Kepuasan Hidup Lanjut Usia. pengalaman - pengalaman yang disertai dengan tingkat kegembiraan. 8 BAB II TINJAUAN TEORI A. Kepuasan Hidup Lanjut Usia 1. Pengertian Kepuasan Hidup Lanjut Usia Kepuasan merupakan kondisi subyektif dari keadaan pribadi seseorang sehubungan dengan perasaan senang atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang berkembang pesat ini, dunia pekerjaan dituntut menciptakan kinerja para pegawai yang baik

Lebih terperinci

Disampaikan oleh Kusmarwanti, M. Pd. (dari berbagai sumber)

Disampaikan oleh Kusmarwanti, M. Pd. (dari berbagai sumber) Disampaikan oleh Kusmarwanti, M. Pd. (dari berbagai sumber) Masalah berawal dari guru Tujuannya memperbaiki pembelajaran Metode utama adalah refleksi diri dengan tetap mengikuti kaidah-kaidah penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II. A. DUKUNGAN SOSIAL II. A. 1. Definisi Dukungan Sosial Menurut Orford (1992), dukungan sosial adalah kenyamanan, perhatian, dan penghargaan yang diandalkan pada saat individu mengalami

Lebih terperinci

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI Rita Eka Izzaty SETUJUKAH BAHWA Setiap anak cerdas Setiap anak manis Setiap anak pintar Setiap anak hebat MENGAPA ANAK SEJAK USIA DINI PENTING UNTUK DIASUH DAN DIDIDIK DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena komunikasi merupakan alat manusia untuk saling berinteraksi satu sama lain. Manusia

Lebih terperinci

Komunikasi dan Etika Profesi

Komunikasi dan Etika Profesi Modul ke: 01Fakultas Ekonomi & Bisnis Program Studi Manajemen Komunikasi dan Etika Profesi Perspektif Komunikasi Dosen : Nia Kusuma Wardhani, S.Kom, MM. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan BAB II LANDASAN TEORI A. KEMANDIRIAN REMAJA 1. Definisi Kemandirian Remaja Kemandirian remaja adalah usaha remaja untuk dapat menjelaskan dan melakukan sesuatu yang sesuai dengan keinginannya sendiri setelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah masyarakat. Manusia senantiasa berhubungan dengan manusia lain untuk memenuhi berbagai

Lebih terperinci

MATA KULIAH : PERILAKU MANUSIA (2 SKS) DOSEN

MATA KULIAH : PERILAKU MANUSIA (2 SKS) DOSEN KOMUNIKASI MATA KULIAH : PERILAKU MANUSIA (2 SKS) DOSEN : Kuni Zu aimah B., S.Farm., M.Farm., Apt. I. DEFINISI KOMUNIKASI Komunikasi berasal dari bahasa Yunani communicare atau communico yang berarti untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Sosialisasi Anak Prasekolah 1. Pengertian Sosialisasi Sosialisasi menurut Child (dalam Sylva dan Lunt, 1998) adalah keseluruhan proses yang menuntun seseorang, yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. tingkah laku yang menurut kata hati atau semaunya (Anshari, 1996: 605).

BAB II KAJIAN TEORI. tingkah laku yang menurut kata hati atau semaunya (Anshari, 1996: 605). BAB II KAJIAN TEORI A. Teori Kontrol Diri 1. Pengertian Kontrol Diri Kontrol diri adalah kemampuan untuk menekan atau untuk mencegah tingkah laku yang menurut kata hati atau semaunya (Anshari, 1996: 605).

Lebih terperinci

TAHAPAN PERKEMBANGAN MANUSIA

TAHAPAN PERKEMBANGAN MANUSIA TAHAPAN PERKEMBANGAN MANUSIA 1 Tahapan Perkembangan Manusia (Hurlock) Periode prenatal Periode Infancy : 0 akhir pekan 2 Periode Bayi : akhir pekan kedua 2 tahun Periode Awal Masa Kanak-kanak : 2-6 tahun

Lebih terperinci

Prinsip-prinsip komunikasi (bagian 2)

Prinsip-prinsip komunikasi (bagian 2) Air Mail I Par Avion Prinsip-prinsip komunikasi (bagian 2) Prinsip-prinsip komunikasi 1. Komunikasi adalah proses simbolik 2. Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi 3. Komunikasi mempunyai dimensi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Remaja

TINJAUAN PUSTAKA Remaja TINJAUAN PUSTAKA Remaja Remaja berasal dari bahasa latin yaitu adolescent yang mempunyai arti tumbuh menjadi dewasa. Masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat saja terganggu, sebagai akibat dari gangguan dalam pendengaran dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat saja terganggu, sebagai akibat dari gangguan dalam pendengaran dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang paling menarik untuk dipelajari, karena banyak sekali masalah yang dihadapi. Seiring dengan perkembangan jaman dan peradaban,

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN

1. BAB I PENDAHULUAN 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan bagian yang tidak terlepas dari kehidupan manusia. Setiap harinya, manusia melakukan komuikasi dengan manusia lainnya karena manusia merupakan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK ANAK USIA SD Oleh : Sugiyanto

KARAKTERISTIK ANAK USIA SD Oleh : Sugiyanto KARAKTERISTIK ANAK USIA SD Oleh : Sugiyanto Ada beberapa karakteristik anak di usia Sekolah Dasar yang perlu diketahui para guru, agar lebih mengetahui keadaan peserta didik khususnya ditingkat Sekolah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Antarbudaya Dalam ilmu sosial, individu merupakan bagian terkecil dalam sebuah masyarakat yang di dalamnya terkandung identitas masing-masing. Identitas tersebut yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi Komunikasi merupakan salah satu kegiatan interaksi yang sangat penting dalam semua aspek kehidupan manusia. Komunikasi bagaikan urat nadi kehidupan sosial

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Kompetensi Interpersonal 1. Pengertian Kompetensi Interpersonal Menurut Mulyati Kemampuan membina hubungan interpersonal disebut kompetensi interpersonal (dalam Anastasia, 2004).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Komunikasi merupakan aktivitas makhluk sosial. Menurut Carl I. Hovland (dalam Effendy, 2006: 10) komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain. Dalam praktik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk terus meningkatkan kemampuannya dengan menuntut ilmu. Berbagai macam lembaga

BAB I PENDAHULUAN. untuk terus meningkatkan kemampuannya dengan menuntut ilmu. Berbagai macam lembaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kurun waktu terdekat ini kemajuan disegala aspek kehidupan menuntut masyarakat untuk terus meningkatkan kemampuannya dengan menuntut ilmu. Berbagai macam

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN. Kesehatan Mental. Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri)

MODUL PERKULIAHAN. Kesehatan Mental. Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri) MODUL PERKULIAHAN Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri) Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 03 MK61112 Aulia Kirana,

Lebih terperinci

Karunia terbesar yang dapat kita berikan pada orang lain adalah memberinya perhatian penuh atas keberadaannya. -Sue Atchley Ehaugh

Karunia terbesar yang dapat kita berikan pada orang lain adalah memberinya perhatian penuh atas keberadaannya. -Sue Atchley Ehaugh Karunia terbesar yang dapat kita berikan pada orang lain adalah memberinya perhatian penuh atas keberadaannya. -Sue Atchley Ehaugh Berkomunikasi Secara Nonverbal Pendahuluan Music piano TOSANDO.mp4 Analisis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Secara hakiki, manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan

I. PENDAHULUAN. Secara hakiki, manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Secara hakiki, manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain untuk dapat mempertahankan hidupnya. Proses kehidupan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN ASERTIVITAS PADA REMAJA DI SMA ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG. Rheza Yustar Afif ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN ASERTIVITAS PADA REMAJA DI SMA ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG. Rheza Yustar Afif ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN ASERTIVITAS PADA REMAJA DI SMA ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG Rheza Yustar Afif Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soeadarto, SH, Kampus Undip Tembalang,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pola Asuh Orangtua Pola asuh orangtua merupakan interaksi antara anak dan orangtua selama mengadakan kegiatan pengasuhan. Pengasuhan ini berarti orangtua mendidik, membimbing,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Antarbudaya Hal-hal yang sejauh ini dibicarakan tentang komunikasi, berkaitan dengan komunikasi antarbudaya. Fungsi-fungsi dan hubungan-hubungan antara komponen-komponen

Lebih terperinci

Rita Eka Izzaty Staf Pengajar FIP-BK-UNY

Rita Eka Izzaty Staf Pengajar FIP-BK-UNY Rita Eka Izzaty Staf Pengajar FIP-BK-UNY 1. Definisi Permasalahan Perkembangan Perilaku Permasalahan perilaku anak adalah perilaku anak yang tidak adaptif, mengganggu, bersifat stabil yang menunjukkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Pengertian komunikasi secara umum (Uchjana, 1992:3) dapat dilihat dari dua sebagai: 1. Pengertian komunikasi secara etimologis Komunikasi berasal dari

Lebih terperinci

KONSEP DASAR KOMUNIKASI

KONSEP DASAR KOMUNIKASI KONSEP DASAR KOMUNIKASI Komunikasi adalah kebutuhan dasar manusia untuk saling berinteraksi. Melalui komunikasi kita dapat memperoleh kepuasan psikologis seperti terpenuhinya perasaan cinta, perhatian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Hakikat manusia adalah sebagai makhluk sosial, oleh karena itu setiap manusia tidak lepas dari kontak sosialnya dengan masyarakat, dalam pergaulannya

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN AFEKTIF

PERKEMBANGAN AFEKTIF PERKEMBANGAN AFEKTIF PTIK PENGERTIAN AFEKTIF Afektif menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah berkenaan dengan rasa takut atau cinta, mempengaruhi keadaan, perasaan dan emosi, mempunyai gaya atau makna yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. informasi baik verbal atau non verbal (Chitty, 2001, dalam Marquis,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. informasi baik verbal atau non verbal (Chitty, 2001, dalam Marquis, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Umum 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi sebagai pertukaran kompleks antara pikiran, gagasan, atau informasi baik verbal atau non verbal (Chitty, 2001, dalam Marquis,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Motivasi kerja 1. Pengertian motivasi kerja Menurut Anoraga (2009) motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Oleh sebab itu, motivasi kerja

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan Sumberdaya Manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik yang tangguh, mental yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia membutuhkan interaksi dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya untuk

Lebih terperinci

Perkembangan Sepanjang Hayat

Perkembangan Sepanjang Hayat Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Memahami Masa Perkembangan Remaja dalam Aspek Psikososial Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi http://mercubuana.ac.id Memahami Masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan sosial anak telah dimulai sejak bayi, kemudian pada masa kanak-kanak dan selanjutnya pada masa remaja. Hubungan sosial anak pertamatama masih sangat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan BAB 2 LANDASAN TEORI Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan prestasi belajar. 2.1 Self-Efficacy 2.1.1 Definisi self-efficacy Bandura (1997) mendefinisikan self-efficacy

Lebih terperinci

A. DASAR-DASAR KOMUNIKASI BISNIS BAB I

A. DASAR-DASAR KOMUNIKASI BISNIS BAB I A. DASAR-DASAR KOMUNIKASI BISNIS BAB I Asal kata komunikasi 1. Communis (Latin) yang berarti kebersamaan 2. Communico (Latin) yang artinya membagi Definisi Komunikasi Suatu pertukaran informasi antara

Lebih terperinci

MASA KANAK-KANAK AWAL. Masa ini dialami pada usia : 2 tahun 5/6 th Masa Usia Pra Sekolah : Play group atau TK

MASA KANAK-KANAK AWAL. Masa ini dialami pada usia : 2 tahun 5/6 th Masa Usia Pra Sekolah : Play group atau TK MASA KANAK-KANAK AWAL Masa ini dialami pada usia : 2 tahun 5/6 th Masa Usia Pra Sekolah : Play group atau TK 1 Tugas Perkembangan Kanak-kanak Awal a)belajar perbedaan dan aturan-aturan jenis kelamin. b)kontak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Penyesuaian Diri Penyesuaian berarti adaptasi yang dapat mempertahankan eksistensinya atau bisa bertahan serta memperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mengenai Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Secara estimologis istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin yakni Communicare. Artinya berbicara, menyampaikan pesan,

Lebih terperinci

Kecakapan Non Verbal. Tine A. Wulandari, S.I.Kom.

Kecakapan Non Verbal. Tine A. Wulandari, S.I.Kom. Kecakapan Non Verbal Tine A. Wulandari, S.I.Kom. Komunikasi Non-Verbal O O O Komunikasi interpersonal tidak hanya melibatkan arti kata secara eksplisit pada informasi atau pesan yang disampaikan, tetapi

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB II. Tinjauan Pustaka BAB II Tinjauan Pustaka Dalam bab ini peneliti akan membahas tentang tinjauan pustaka, dimana dalam bab ini peneliti akan menjelaskan lebih dalam mengenai body image dan harga diri sesuai dengan teori-teori

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi belajar atau hasil belajar adalah realisasi atau pemekaran dari kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan

Lebih terperinci

MASA KANAK-KANAK AWAL. Masa ini dialami pada usia Masa Usia Pra Sekolah : 2-4 th Play group atau TK : 4 5,6 th

MASA KANAK-KANAK AWAL. Masa ini dialami pada usia Masa Usia Pra Sekolah : 2-4 th Play group atau TK : 4 5,6 th MASA KANAK-KANAK AWAL By FH Masa ini dialami pada usia Masa Usia Pra Sekolah : 2-4 th Play group atau TK : 4 5,6 th 1 Tugas Perkembangan Kanak-kanak Awal a) Belajar perbedaan dan aturan-aturan jenis kelamin.

Lebih terperinci

KOMUNIKASI VERBAL DAN KOMUNIKASI NON VERBAL DALAM KOMUNIKASI. Sesi 9 Pengantar Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya

KOMUNIKASI VERBAL DAN KOMUNIKASI NON VERBAL DALAM KOMUNIKASI. Sesi 9 Pengantar Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya KOMUNIKASI VERBAL DAN KOMUNIKASI NON VERBAL DALAM KOMUNIKASI Sesi 9 Pengantar Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya KOMUNIKASI VERBAL = KOMUNIKASI DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA/KATA- KATA, BAIK LISAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Destalya Anggrainy M.P, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Destalya Anggrainy M.P, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kepribadian seorang anak merupakan gabungan dari fungsi secara nyata maupun fungsi potensial pola organisme yang ditentukan oleh faktor keturunan dan penguatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pernikahan adalah suatu upacara daur hidup manusia yang dilakukan secara turun-temurun untuk melanjutkan roda kehidupan. Dalam Undang- Undang Perkawinan no. 1 tahun

Lebih terperinci