Lampiran 1. Produksi dan Luas Areal Kopi Arabika di Kabupaten Tapanuli Utara Periode Perkembangan (%) Luas Areal (Ha) Perkembangan (%)
|
|
- Erlin Irawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Lampiran 1. Produksi dan Luas Areal Kopi Arabika di Kabupaten Tapanuli Utara Periode Tahun Produksi (Ton) Perkembangan (%) Luas Areal (Ha) Perkembangan (%) Produktivitas (Ton/ha) , ,23-1, ,36 1, ,25 0,81 1, ,34-1, ,50 0,44 1, ,77 5, ,75 7,06 1, ,39 5, ,75 2,59 1, ,48 1, ,00 0,402 1,08 Rata-rata 9.570,40 2, ,25 2,26 1,06 Produksi dan Luas Lahan Kopi Arabika di Aceh Tengah periode Tahun Produksi (Ton) Perkembangan (%) Luas Lahan (Ha) Perkembangan (%) Produktivitas (Ton/ha) , ,00-0, ,00 2, ,00 2,61 0, ,00-2, ,00 0,00 0, ,80-10, ,00 1,62 0, ,93 3, ,00 0,00 0,53 Rata-rata ,35-1, ,60 1,06 0,56 Sumber : Dinas Perkebunan Kabupaten Tapanuli Utara Aceh Dalam Angka, Badan Pusat Statistika
2 Lampiran 2. Perbandingan Harga rata-rata Kopi Arabika di Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara dan Harga Ekpor Harga Rata-rata kopi Arabika (Rp/Kg) Tahun * Tapanuli Utara Perkembangan (%) ** Sumatera Utara Perkembangan (%) *** Ekspor Perkembangan (%) , , , ,83 13, ,83 1, ,54 22, ,25 3, ,08 0, ,28-4, ,00 5, ,00 2, ,33-3, ,00 2, ,00 79, ,39 79, ,00-1, ,00-3, ,42 2,26 Rata-rata ,93 4, ,49 16, ,64 19,04 Keterangan: *) Sumber :Dinas Perkebunan Kabupaten Tapanuli Utara **) Sumber : Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Utara ***) Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Utara
3 Lampiran 3. Identitas Petani Kopi Arabika di Desa Bahal Batu III Kecamatan Siborong-borong No Nama Umur Tingkat Pendidikan Jumlah Tanggungan (Orang) Total Luas Lahan TM Kopi(ha) 1 Dorpe 26 SMA 4 0,08 2 Frida 29 SMP 5 0,08 3 Halasan Sihombing 40 SMA 5 0,08 4 Tianas Romauli Sihombing 37 SMA 3 0,16 5 Kamarudi Sihombing 36 SMA 4 0,08 6 Manatap Sihombing 33 SMP 4 0,24 7 Hotler Batubara 47 SD 7 0,12 8 Roni Hutasoit 35 SMA 6 0,24 9 Poltask Situmeang 57 SMP 3 0,48 10 Pada Situmeang 60 SD 4 0,16 11 Rengkut Situmeang 54 SMA 3 0,04 12 Junus Sihombing 37 SMP 4 0,04 13 Sudirman Situmeang 37 SMP 3 0,04 14 Rudol Situmeang 43 SMP 4 0,04 15 Lentina Simajuntak 40 SMP 5 0,04 16 Hiras Silalahi 56 SD 5 0,08 17 Charles Simajuntak 50 SMP 5 0,12 Cara Penjualan Hasil panen Sumber Modal Status lahan Bersambung
4 Lampiran 3. Identitas Petani Kopi Arabika di Desa Bahal Batu III Kecamatan Siborong-borong (Sambungan) No Nama Umur Tingkat Pendidikan Jumlah Tanggungan (Orang) Total Luas Lahan TM Kopi(ha) 18 Budiman Batu Bara 51 SMP 7 0,2 19 Jantonoma Batubara 42 SD 4 0,04 20 Kris Nainggolan 58 SD 6 0,04 21 Hisen Situmeang 49 SD 5 0,08 22 Alamsyah Sihombing 68 SD 5 0,08 23 Tumbur Sihombing 48 SMP 5 0,2 24 Romulus Situmeang 63 SMP 7 0,2 25 Marudin Situmeang 48 SD 7 0,04 26 Jimson Situmeang 0 SMP 7 0,04 27 Ferti Sihombing 45 SMP 5 0,04 28 Bangun Sihombing 36 SMP 4 0,08 29 Rustani Batu Bara 49 SMP 3 0,08 30 Pardamean Sihombing 65 SD 4 0,2 31 Lamhot Sihombing 44 SD 5 0,2 32 Dimpos Sihombing 38 SMA 4 0,2 33 Jimutang Sihombing 45 SMA 7 0,2 34 Pardungoan Siregar 39 SMA 4 0,2 35 Ternando Sihombing 35 SMA 5 1 Cara Penjualan Hasil panen Sumber Modal Status lahan
5 Lampiran 3. Identitas Petani Kopi Arabika di Desa Bahal Batu III Kecamatan Siborong-borong (Sambungan) No Nama Umur Tingkat Pendidikan Jumlah Tanggungan (Orang) Total Luas Lahan TM Kopi(ha) 36 Tauler Sihombing 57 SMP 5 0,08 37 Erikson Siregar 33 SD 6 0,04 38 Ramli Sihombing 58 SMA 1 0,04 39 Martinus 45 SD 5 0,04 40 Ramita Sihombing 58 SD 3 0,08 41 Ganser Sihombing 42 SMP 4 0,12 42 Jitro Sihombing 36 SMA 4 0,04 43 Nurmaida Sihombing 54 SMP 6 0,12 44 Gibson Sihombing 48 SD 3 0,2 45 Binsar Sihombing 41 SMA 1 0,08 46 Ronal Sihombing 67 SMP 3 0,04 47 Erikson Siregar 31 SD 2 0,04 48 Setia sihombing 33 SD 1 0,2 49 Ester Pasaribu 60 SMA 5 0,04 50 Mirwan Sihombing 36 SD 2 0,12 51 Taruli Sihombing 63 SMA Rouli Hutauruk 35 SMA 5 1 Cara Penjualan Hasil panen Sumber Modal Status lahan Bersambung
6 Lampiran 3. Identitas Petani Kopi Arabika di Desa Bahal Batu III Kecamatan Siborong-borong (Sambungan) No Nama Umur Tingkat Pendidikan Jumlah Tanggungan (Orang) Total Luas Lahan TM Kopi(ha) 53 Rosdelima Situmeang 41 SD Nurlina Simamora 38 SD Asima Simanungkalit 62 SMP Bentina Pasaribu 50 SD 7 0,52 57 Rionardi Sihombing 46 SMA 5 0,52 58 Haposan Sihombing 42 SMP 6 0,48 59 Ketler Sihombing 37 SMP Piter Sihombing 55 SD 5 0,52 61 Tamrin Sihombing 42 SMP 4 0,52 62 Sordit Nababan 46 SMP 5 0,48 63 Datar Nainggolan 50 SD Sudi Hartono 43 SMP Arjen Sihombing 34 SMP 3 0,48 66 Assher Sihombing 59 SMA 3 0,12 67 Rizal Sihombing 41 SMP 3 0,08 68 Binsar Sihombing 45 SD 2 0,04 69 Japiter Manalu 44 SMA 5 0,16 70 Tomson Sihombing 51 SMP 3 0,08 Cara Penjualan Hasil panen Sumber Modal Status lahan
7 Lampiran 3. Identitas Petani Kopi Arabika di Desa Bahal Batu III Kecamatan Siborong-borong (Sambungan) No Nama Umur Tingkat Pendidikan Jumlah Tanggungan (Orang) Total Luas Lahan TM Kopi(ha) 71 Joksan Sibagariang 60 SD 2 0,48 72 Berlando Sihombing 37 SMA 2 0,08 73 Robert Sihombing 38 SMP 2 0,12 74 Jasper Sihombing 42 SMA 2 0,04 75 Makmur Situmeang 54 SMA 3 0,08 76 Ronal Sihombing 49 SD 4 0,12 77 Jelita Samosir 49 SMA 4 0,04 78 Mauritis Sihombing 38 SMP 5 0,2 79 Henra Simatupang 29 SD 2 0,04 80 Janter Sihombing 45 SMP 3 0,08 81 Lince Sihombing 57 SD 5 0,12 82 Rianto Panggabean 37 SMA 2 0,04 Cara Penjualan Hasil panen Sumber Modal Status lahan
8 Lampiran 7. Penggunaan Tenaga Kerja kopi Arabika Dalam 1 Tahun di Desa Bahal Batu IIII Kecamatan Siborong-borong TKDK TKLK No Sampel Tanggungan (Orang) Luas lahan(ha) LK Jam/hari PR Jam/Hari LK Jam/Hari PR Jam/Hari 1 4 0, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,
9 23 5 0, Lampiran 7. Penggunaan Tenaga Kerja kopi Arabika Dalam 1 Tahun di Desa Bahal Batu IIII Kecamatan Siborong-borong (Sambungan) Bersambung... TKDK TKLK No Sampel Tanggungan (Orang) Luas lahan(ha) LK Jam/hari PR Jam/Hari LK Jam/Hari PR Jam/Hari , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,
10 45 1 0, Lampiran 7. Penggunaan Tenaga Kerja kopi Arabika Dalam 1 Tahun di Desa Bahal Batu IIII Kecamatan Siborong-borong (Sambungan) Bersambung... TKDK TKLK No Sampel Tanggungan (Orang) Luas lahan(ha) LK Jam/hari PR Jam/Hari LK Jam/Hari PR Jam/Hari , , , , , , , , , , , ,
11 66 3 0, , Lampiran 7. Penggunaan Tenaga Kerja kopi Arabika Dalam 1 Tahun di Desa Bahal Batu IIII Kecamatan Siborong-borong (Sambungan) Bersambung... TKDK TKLK No Sampel Tanggungan (Orang) Luas lahan(ha) LK Jam/hari PR Jam/Hari LK Jam/Hari PR Jam/Hari , , , , , , , , , , , , , , , Rata-Rata HKP ,2 Catatan : Hari Kerja TKDK = 5 Hari/minggu = 240 hari/tahun Hari Kerja TKLK = 1 Hari/minggu = 48 hari hari/tahun
12 Lampiran 4. Produksi Kopi Arabika di Desa Bahal Batu III Kecamatan Siborong-borong No Sampel Luas Lahan (Ha) Jumlah Pohon Produksi (kg)/ minggu Produksi (kg)/ bulan Produksi (kg)/ tahun , , , , , , , , , , , Bersambung...
13 Lampiran 4. Produksi Kopi Arabika di Desa Bahal Batu III Kecamatan Siborong-borong (Sambungan) No Sampel Luas Lahan (Ha) Jumlah Pohon Produksi (kg)/ minggu Produksi (kg)/ bulan Produksi (kg)/ tahun , , , , , , , , , , , , Bersambung...
14 Lampiran 4. Produksi Kopi Arabika di Desa Bahal Batu III Kecamatan Siborong-borong (Sambungan) No Sampel Luas Lahan (Ha) Jumlah Pohon Produksi (kg)/ minggu Produksi (kg)/ bulan Produksi (kg)/ tahun 0, , , , , , , , , , , Rata-rata 0,24 486,82 32,86 131, ,56
15 Lampiran 5. Penggunaan Pupuk dalam 1 Tahun untuk tanaman kopi Arabika di Desa Bahal Batu III No Sampel Jumlah Pohon Urea (gram) TSP (gram) KCL(gram) Pupuk Organik (Kg) Bersambung...
16 Lampiran 5. Penggunaan Pupuk dalam 1 Tahun untuk tanaman kopi Arabika di Desa Bahal Batu III (Sambungan) No Sampel Jumlah Pohon Urea (gram) TSP (gram) KCL(gram) Pupuk Organik (Kg) Bersambung...
17 Lampiran 5. Penggunaan Pupuk dalam 1 Tahun untuk tanaman kopi Arabika di Desa Bahal Batu III (Sambungan) No Sampel Rata-rata Jumlah Pohon Urea (gram) TSP (gram) KCL(gram) Pupuk Organik (Kg) kg 170 kg 78kg 1947kg
18 Lampiran 6. Penggunaan Peralatan Pertanian Uusaha Tani KopiArabika di Desa Bahal Batu III No Sampel Pisau (Unit) Cangkul (Unit) Ember (Unit) Kaleng (Unit) Mesin Babat (Unit) Bersambung...
19 Lampiran 6. Penggunaan Peralatan Pertanian Uusaha Tani KopiArabika di Desa Bahal Batu III (Sambungan) No Sampel Pisau (Unit) Cangkul (Unit) Ember (Unit) Kaleng (Unit) Mesin Babat (Unit) Bersambung...
20 Lampiran 6. Penggunaan Peralatan Pertanian Uusaha Tani KopiArabika di Desa Bahal Batu III (Sambungan) No Sampel Pisau (Unit) Cangkul (Unit) Ember (Unit) Kaleng (Unit) Mesin Babat (Unit) Rata-Rata
21 Lampiran 8. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah (KURS) per bulan Tahun 2012 No Bulan Tahun 2012 (Rp/ US $) 1 Januari 9.045,00 2 Februari 9.130,00 3 Maret 9.226,00 4 April 9.236,00 5 Mei 9.613,00 6 Juni 9.527,00 7 Juli 9.532,00 8 Agustus 9.608,00 9 September 9.636,00 10 Oktober 9.663,00 11 Nopember 9.653,00 12 Desember 9.718,00 rata-rata 9.465,58 Sumber : Bank Indonesia,2012 Konversi Nilai Ekspor Kopi Arabika di Sumatera Utara Tahun 2012 Konversi Ekspor dan Impor Dalam Mata Uang Rupiah Tahun US$ Rp Ekspor $ Rp ,00 Nilai Tukar Bayangan (SER) Xt Rp ,00 Mt 0 Txt 0 tmt 0 SCF 1 OER 9.465,58 SER 9.465,58 Lampiran 9.Perhitungan Harga Sosial kopi Arabika di Kecamatan Siborong-borong (Output).
22 No Keterangan Harga 1 Harga Kopi Arabika DI Tingkat Petani Harga kopi Arabika di tingkat Pedagang Besar (Rp/Kg) Transportasi dan Handling Eksportir (Rp/Kg) 3) a. Pelabuhan - Provinsi (Rp/Kg) 1900 b. Penanganan (Bongkar Muat) (Rp/Kg) FOB kopi Arabika (US$/kg) 1) 5, Nilai Tukar Bayangan (Rp/US$) 9.465,58 6 Harga FOB dalam mata uang domestik (Rp/Kg) ,56 Sumber : 1) World Bank, Commodity Price Data (2012) 2,3 ) Pedagang Pengumpul Lokal (2013)
23 Lampiran 10. Perhitungan Harga Sosial Pupuk Anorganik di Kecamatan Siborong-borong No. Keterangan Urea 1 FOB (US$/Ton) 1) 321,5 2 Freight and Insurance (US$/Ton) 3 48,22 3 Harga CIF Indonesia (US$/Ton) 273,28 4 Nilai Tukar Bayangan (Rp/US$) 9.465,58 5 Harga CIF dalam mata uang domestik (Rp/Ton) ,702 6 Harga CIF (Rp/Kg) 2.586,75 7 Transportasi dan Handling Eksportir (Rp/Kg) 3) Harga Paritas Impor tingkat Pedagang Besar (Rp/Kg) 2844,75 9 Biaya distribusi ke Tingkat Petani (Rp/Kg) 4) 3.128,75 11 Harga Paritas Ekspor tingkat Petani (Rp/Kg) 3.128,75 Sumber : 1) World Bank, Commodity Price Data (2012) 2) 10% dari harga FOB untuk barang yang berasal dari Asia Non-Asean (Dirjen Pajak) 15% dari harga FOB untuk barang yang berasal dari Eropa, Amerika, dan Afrika (Dirjen Pajak) 3,4) Peraturan Menteri Pertanian No 01/Permentan/SR.130/1/2012 Bersambung...
24 Lampiran 10. Perhitungan Harga Sosial Pupuk Anorganik di Kecamatan Siborong-borong (Sambungan) No. Keterangan TSP KCL 1 FOB (US$/Ton) 1) 408,0 392,5 2 Freight and Insurance (US$/Ton) 2) 61,2 65,29 3 Harga CIF Indonesia (US$/Ton) 469,2 457,79 4 Nilai Tukar Bayangan (Rp/US$) 9.465, , , Harga CIF dalam mata uang domestik (Rp/Ton) 6 Harga CIF (Rp/Kg) Transportasi dan Handling Eksportir (Rp/Kg) 3) Harga Paritas Impor tingkat Pedagang Besar (Rp/Kg) Biaya distribusi ke Tingkat Petani (Rp/Kg) 4) Harga Paritas Impor tingkat Petani (Rp/Kg) Sumber Data : 1) World Bank, Commodity Price Data (2012) (TSP, KCL,) World Bank, Commodity Price Data (2013) TSP - Tunisian origin, granular, fob; previously US origin, f.o.b. US Gulf, KCL - Planter Chemical Fertilizer Industries Co., Ltd. 2) 10% dari harga FOB untuk barang yang berasal dari Asia Non-Asean (Dirjen Pajak) 15% dari harga FOB untuk barang yang berasal dari Eropa, Amerika, dan Afrika (Dirjen Pajak) 3,4) Peraturan Menteri Pertanian No 01/Permentan/SR.130/1/2012
25 Lampiran 11. Harga Privat dan Harga Sosial Input-Output Kopi Arabika di Desa Bahal Batu III INPUT Satuan Privat Sosial INPUT TRADABLE Pupuk Anorganik Urea Rp/Kg ,75 TSP/SP-36 Rp/Kg ,00 KCL Rp/Kg ,00 Pestisida Rp/Kg FAKTOR DOMESTIK Bibit Rp/Unit Pupuk Organik Pupuk Kandang Rp/Kg Peralatan Cangkul Rp/Unit Ember Rp/Unit Kaleng Rp/Unit Pisau Pengupas kulit kopi Rp/Unit Mesin Babat Rp/Unit Sewa Lahan Rp/Ha Tenaga Kerja* Pria Rp/HOK Wanita Rp/HOK OUTPUT Kopi Arabika Rp/Kg ,56 Catatan 1 HOK = 8 Jam
26 Lampiran 12. Tabel Input Output Komoditi Kopi Arabika Kecamatan Siborong-borong INPUT Satuan Desa Bahal Batu III INPUT TRADABLE Pupuk Anorganik Urea Kg 195 TSP Kg 170 KCL Kg 78 FAKTOR DOMESTIK Bibit Pohon 487 Pupuk Organik Pupuk Kandang Kg 1947 Peralatan Cangkul Unit 2,00 Ember Unit 2,00 Kaleng Unit 2,00 Pisau Unit 3,00 Mesin Babat Unit 1,00 Sewa Lahan Ha 0.24 Modal Modal Kerja % Tenaga Kerja* Laki-Laki HKP 180 Perempuan HKP 115,2 OUTPUT Kopi Arabika Kg 1578
27 Lampiran 13. Harga Privat dan Harga Sosial usahatani Kopi Arabika di Desa Bahal Batu III Kecamatan Siborong-borong INPUT Satuan Harga Privat Harga Sosial INPUT TRADABLE Pupuk Anorganik Urea Rp ,25 TSP/SP-36 Rp KCL Rp FAKTOR DOMESTIK Bibit Rp Pupuk Organik Pupuk Kandang Rp Peralatan Cangkul Rp Ember Rp Kaleng Rp Pisau Pengupas kulit Rp kopi Mesin Babat Rp Sewa Lahan Rp Modal Modal Kerja Rp - - Tenaga Kerja* Pria Rp Wanita Rp OUTPUT Kopi Arabika Rp
28 Lampiran 14. Policy Analysis Matrix (PAM) Usahatani Kopi Arabika Desa Bahal Batu III Uraian Penerimaan Output Biaya Input Tradable Non tradable Keuntungan Harga Privat , Harga Sosial ,75 Efek Divergensi ( ) ( ,25) ( ) ( ) Keunggulan Kompetitif 1. Keuntungan Privat (PP) Rasio Biaya Privat (PCR) 0,61 Keunggulan Komparatif 1. Keuntungan Sosial (PS) ,75 2. Rasio Biaya Sumberdaya Domestik (DRC) 0,25 Kebijakan Output 1. Transfer Output (TO) ( ) 2. Koefisien Proteksi Output Nominal (NPCO) 0,398 Kebijakan Input 1. Transfer Input (TI) ( ,25) 2. Koefisien Proteksi Input Nominal (NPCI) 0,45 3. Transfer Faktor (TF) ( ) Kebijakan Input-Output 1. Koefisien Proteksi Efektif (EPC) 0, Transfer Bersih (TB) ( ) 3. Koefisien Keuntungan (PC) 0, Rasio Subsidi bagi Produsen (SRP) (0,58)
Lampiran 1. Perhitungan Premium Nilai Tukar dan Nilai Tukar Bayangan Tahun 2009
LAMPIRAN Lampiran 1. Perhitungan Premium Nilai Tukar dan Nilai Tukar Bayangan Tahun 2009 Uraian Jumlah (Rp) Total Ekspor (Xt) 1,211,049,484,895,820.00 Total Impor (Mt) 1,006,479,967,445,610.00 Penerimaan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data yang akan dianalisis sehubungan dengan tujuan
33 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional dan Konsep Dasar Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis sehubungan dengan
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Cilembu (Kecamatan Tanjungsari) dan Desa Nagarawangi (Kecamatan Rancakalong) Kabupaten Sumedang, Propinsi Jawa Barat.
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
45 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kepulauan Tanakeke, Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan daerah tersebut dilakukan secara purposive
Lebih terperinciVI. ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH PADA USAHATANI JAMBU BIJI
VI. ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH PADA USAHATANI JAMBU BIJI Daya saing usahatani jambu biji diukur melalui analisis keunggulan komparatif dan kompetitif dengan menggunakan Policy
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat tepatnya di Kecamatan Samarang. Pemilihan lokasi ditentukan secara sengaja (purposive)
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. 4.1 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan
Lebih terperinciLampiran 1. Syarat Mutu Lada Putih Mutu I dan Mutu II. binatang
131 Lampiran 1. Syarat Mutu Lada Putih Mutu I dan Mutu II No Jenis Uji Satuan 1 Cemaran Binatang 2 Warna 3 Kadar Benda Asing (b/b) 4 Kadar Biji Enteng (b/b) 5 Kadar Cemaran Kapang 6 Kadar Warna Kehitam-hitaman
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
51 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di tiga tempat di Provinsi Bangka Belitung yaitu Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten Bangka Barat, dan Kabupaten Belitung.
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. A. Metode Dasar Penelitian
II. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode deskriptif analitis. Menurut Nazir (2014) Metode deskriptif adalah suatu metode dalam
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN. Kelurahan Kencana, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Pemilihan lokasi
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Studi kasus penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Sukaresmi dan Kelurahan Kencana, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara purpossive
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
26 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis
Lebih terperinci3.5 Teknik Pengumpulan data Pembatasan Masalah Definisi Operasional Metode Analisis Data
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii ABSTRAK... xiii ABSTRACT...
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Menurut penelitian Fery (2013) tentang analisis daya saing usahatani kopi Robusta di kabupaten Rejang Lebong dengan menggunakan metode Policy Analiysis
Lebih terperinciANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP JERUK SIAM
VI ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP JERUK SIAM 6.1. Analisis Daya Saing Analisis keunggulan kompetitif dan komparatif digunakan untuk mempelajari kelayakan dan kemampuan jeruk
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang. jagung per musim tanam yang, diukur dalam satuan ton.
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data dan melakukan analisis terhadap tujuan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Pasir Penyu dan Kecamatan Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau. Kabupaten Indragiri Hulu terdiri
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. peneliti menggunakan konsep dasar dan batasan oprasional sebagai berikut:
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda pada penelitian ini, maka peneliti menggunakan konsep dasar dan batasan oprasional sebagai
Lebih terperinciANALYSIS ON COMPETITIVENESS OF ARABICA COFFEE IN NORTH TAPANULI (Case Study: Bahal Batu III Village, Siborong-borong Subdistrict)
ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KOPI ARABIKA DI KABUPATEN TAPANULI UTARA ( Studi Kasus : Desa Bahal Batu III, Kecamatan Siborong-Borong) ANALYSIS ON COMPETITIVENESS OF ARABICA COFFEE IN NORTH TAPANULI (Case
Lebih terperinciANALISIS DAYASAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KOMODITAS KENTANG
ANALISIS DAYASAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KOMODITAS KENTANG VI. 6.1 Analisis Dayasaing Hasil empiris dari penelitian ini mengukur dayasaing apakah kedua sistem usahatani memiliki keunggulan
Lebih terperinciDAFTAR TABEL. 1. Produksi manggis di Pulau Sumatera tahun Produksi manggis kabupaten di Provinsi Lampung tahun
DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Produksi manggis di Pulau Sumatera tahun 2012... 5 2. Produksi manggis kabupaten di Provinsi Lampung tahun 2010-2012... 6 3. Luas panen, produktivitas, dan produksi manggis
Lebih terperinci14,3 13,1 11,1 8,9 27,4 26,4 4. 1,0 1,0 9,9 6. 7,0 15,6 16,1 6,5 6,2 8,5 8,3 10,0
114 Lampiran 1. Distribusi Persentase Produk Domestik Bruto (PDB) Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Sektor) No. Lapangan Usaha (Sektor) 2004 2005 2006 2007 2008 2009 1. Pertanian, Peternakan,
Lebih terperinciANALISIS SENSITIVITAS
VII ANALISIS SENSITIVITAS 7.1. Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari perubahan kurs mata uang rupiah, harga jeruk siam dan harga pupuk bersubsidi
Lebih terperinciAnalisis Daya Saing dan Dampak Kebijakan Terhadap Beras Organik Ekspor (Suatu Kasus di Gapoktan Simpatik Kabupaten Tasikmalaya)
Analisis Daya Saing dan Dampak Kebijakan Terhadap Beras Organik Ekspor (Suatu Kasus di Gapoktan Simpatik Kabupaten Tasikmalaya) Tirsa Neyatri Bandrang, Ronnie S. Natawidjaja, Maman Karmana Program Magister
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN. Daya saing adalah suatu konsep yang menyatakan kemampuan suatu produsen
III METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Daya saing adalah suatu konsep yang menyatakan kemampuan suatu produsen untuk memproduksi suatu komoditas dengan mutu yang cukup baik dan
Lebih terperinciVI. HASIL DAN PEMBAHASAN
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Analisis Daya Saing Analisis keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif digunakan untuk mempelajari kelayakan dan prospek serta kemampuan komoditi gula lokal yang dihasilkan
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Daya Saing Perdagangan Internasional pada dasarnya merupakan perdagangan yang terjadi antara suatu negara tertentu dengan negara yang
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
28 IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari Bulan Pebruari sampai April 2009, mengambil lokasi di 5 Kecamatan pada wilayah zona lahan kering dataran rendah
Lebih terperinciPendapatan Rata-Rata Peternak Sapi Perah Per Ekor/Bulan
LAMPIRAN 82 Lampiran 1. Pendapatan Rata-Rata Peternak Sapi Perah Per Ekor/Bulan No Keterangan Jumlah Satuan Harga Nilai A Penerimaan Penjualan Susu 532 Lt 2.930,00 1.558.760,00 Penjualan Sapi 1 Ekor 2.602.697,65
Lebih terperinciVII. DAMPAK PERUBAHAN KEBIJAKAN PEMERINTAH DAN FAKTOR LAINNYA TERHADAP KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF PADA USAHATANI JAMBU BIJI
VII. DAMPAK PERUBAHAN KEBIJAKAN PEMERINTAH DAN FAKTOR LAINNYA TERHADAP KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF PADA USAHATANI JAMBU BIJI Analisis sensitivitas perlu dilakukan karena analisis dalam metode
Lebih terperinciBAB VII SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan tujuan penelitian dan hasil analisis, maka pada penelitian ini
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan tujuan penelitian dan hasil analisis, maka pada penelitian ini diperoleh beberapa simpulan, implikasi kebijakan dan saran-saran seperti berikut. 7.1 Simpulan 1. Dari
Lebih terperinciVI. ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF USAHA PEMBENIHAN IKAN PATIN SIAM DEDDY FISH FARM
VI. ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF USAHA PEMBENIHAN IKAN PATIN SIAM DEDDY FISH FARM Analisis keunggulan komparatif dan kompetitif digunakan untuk mempelajari kelayakan dan prospek serta
Lebih terperinciANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KOPI ARABIKA DI KABUPATEN TAPANULI UTARA ( Studi Kasus : Desa Bahal Batu III, Kecamatan Siborong-Borong) SKRIPSI
ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KOPI ARABIKA DI KABUPATEN TAPANULI UTARA ( Studi Kasus : Desa Bahal Batu III, Kecamatan Siborong-Borong) SKRIPSI Oleh : AYUNDA PRATIWI 090304107 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
Lebih terperinciIV METODOLOGI PENELITIAN
IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada petani tebu di wilayah kerja Pabrik Gula Sindang Laut Kabupaten Cirebon Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian
Lebih terperinciVI. ANALISIS DAYASAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KOMODITAS BELIMBING DEWA DI KOTA DEPOK
VI. ANALISIS DAYASAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KOMODITAS BELIMBING DEWA DI KOTA DEPOK 6.1 Analisis Keuntungan Sistem Komoditas Belimbing Dewa di Kota Depok Analisis keunggulan komparatif
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Definisi operasional dan konsep dasar ini mencakup semua pengertian yang
III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional dan Konsep Dasar Definisi operasional dan konsep dasar ini mencakup semua pengertian yang dipergunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan
Lebih terperinciVII. DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KEUNTUNGAN DAN DAYA SAING LADA PUTIH
93 VII. DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KEUNTUNGAN DAN DAYA SAING LADA PUTIH 7.1. Justifikasi Harga Bayangan Penelitian ini, untuk setiap input dan output ditetapkan dua tingkat harga, yaitu harga
Lebih terperinciANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF BERAS SOLOK ORGANIK Mardianto 1, Edi Firnando 2
ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF BERAS SOLOK ORGANIK Mardianto 1, Edi Firnando 2 email: mardianto.anto69@gmail.com ABSTRAK 9 Penelitian tentang Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif
Lebih terperinciDAYA SAING KEDELAI DI KECAMATAN GANDING KABUPATEN SUMENEP
DAYA SAING KEDELAI DI KECAMATAN GANDING KABUPATEN SUMENEP PURWATI RATNA W, RIBUT SANTOSA, DIDIK WAHYUDI Fakultas Pertanian, Universitas Wiraraja Sumenep ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah (1) menganalisis
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Karangasem dengan lokasi sampel penelitian, di Desa Dukuh, Kecamatan Kubu. Penentuan lokasi penelitian dilakukan
Lebih terperinciKEUNGGULAN KOMPARATIF DAN DAMPAK KEBIJAKAN PENGURANGAN SUBSIDI INPUT TERHADAP PENGEMBANGAN KOMODITAS KENTANG DI KOTA BATU
Habitat Volume XXIV, No. 2, Bulan Agustus 2013 ISSN: 0853-5167 KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN DAMPAK KEBIJAKAN PENGURANGAN SUBSIDI INPUT TERHADAP PENGEMBANGAN KOMODITAS KENTANG DI KOTA BATU COMPARATIVE ADVANTAGE
Lebih terperinciLampiran 1. Identitas, Luas Lahan dan Jumlah Bentangan Usahatani Rumput Laut Responden di Kepulauan Tanakeke
108 LAMPIRAN 109 Lampiran 1. Identitas, Luas Lahan dan Jumlah Bentangan Usahatani Rumput Laut Responden di Kepulauan Tanakeke No. NAMA RESPONDEN UMUR LUAS LAHAN JUMLAH (THN) (Ha) BENTANGAN 1 BAUNA DG.
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN. Fish Farm) dilaksanakan di lokasi usaha yang bersangkutan yaitu di daerah
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Studi kasus penelitian mengenai Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif Usaha Pembenihan Ikan Patin Siam (Studi Kasus : Perusahaan Deddy Fish Farm) dilaksanakan
Lebih terperinciJurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 1 Juni 2008)
1 ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF PENGUSAHAAN KOMODITI JAGUNG DI KABUPATEN GROBOGAN A. Faroby Falatehan 1 dan Arif Wibowo 2 1 Departemen Ekonomi Sumberdaya Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
23 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Daya Saing Daya saing merupakan kemampuan suatu produsen untuk memproduksi suatu komoditi dengan mutu yang baik dan biaya produksi
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Analisis Daya Saing Dalam sistem perekonomian dunia yang semakin terbuka, faktor-faktor yang mempengaruhi perdagangan dunia (ekspor dan impor)
Lebih terperincisesuaian harga yang diterima dengan cost yang dikeluarkan. Apalagi saat ini,
RINGKASAN Kendati Jambu Mete tergolong dalam komoditas unggulan, namun dalam kenyataannya tidak bisa dihindari dan kerapkali mengalami guncangan pasar, yang akhirnya pelaku (masyarakat) yang terlibat dalam
Lebih terperinciJIIA, VOLUME 1, No. 4, OKTOBER 2013
DAYA SAINGJAGUNG DI KECAMATAN SEKAMPUNG UDIK KABUPATEN LAMPUNG TIMUR (Competitiveness of Corn in Sekampung Udik District of East Lampung Regency) Cahya Indah Franiawati, Wan Abbas Zakaria, Umi Kalsum Jurusan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Analisis Daya Saing Analisis keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif digunakan untuk mempelajari kelayakan dan prospek serta kemampuan komoditi susu sapi lokal dalam
Lebih terperinciBAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN. menembus dengan volume 67 ton biji gelondong kering (Direktorat Jenderal
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan ekspor jambu mete di Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem selama Tahun 2009 mencapai volume sebanyak 57 ton biji gelondong kering dan diharapkan pada Tahun 2010
Lebih terperinciDAMPAK KEBIJAKAN PEMBATASAN IMPOR BAWANG MERAH TERHADAP USAHATANI BAWANG MERAH DI KABUPATEN PROBOLINGGO
DAMPAK KEBIJAKAN PEMBATASAN IMPOR BAWANG MERAH TERHADAP USAHATANI BAWANG MERAH DI KABUPATEN PROBOLINGGO Policy Impact of Import Restriction of Shallot on Farm in Probolinggo District Mohammad Wahyudin,
Lebih terperinciVII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN
VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 7.1. Penerimaan Usahatani Kedelai Edamame Analisis terhadap penerimaan usahatani kedelai edamame petani mitra PT Saung Mirwan
Lebih terperinciEFISIENSI DAN DAYA SAING SISTEM USAHATANI PADI
EFISIENSI DAN DAYA SAING SISTEM USAHATANI PADI Beny Rachman, Pantjar Simatupang, dan Tahlim Sudaryanto Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian Jl. A. Yani No. 70 Bogor 16161 ABSTRACT
Lebih terperinciVIII. DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KEUNTUNGAN DAN DAYA SAING RUMPUT LAUT
83 VIII. DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KEUNTUNGAN DAN DAYA SAING RUMPUT LAUT 8.1. Struktur Biaya, Penerimaan Privat dan Penerimaan Sosial Tingkat efesiensi dan kemampuan daya saing rumput laut di
Lebih terperinciANALISIS DAYA SAING APEL JAWA TIMUR (Studi Kasus Apel Batu, Nongkojajar dan Poncokusumo)
ANALISIS DAYA SAING APEL JAWA TIMUR (Studi Kasus Apel Batu, Nongkojajar dan Poncokusumo) Novi Itsna Hidayati 1), Teguh Sarwo Aji 2) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Yudharta Pasuruan ABSTRAK Apel yang
Lebih terperinciLampiran 1. Tingkat Partisipasi Petani Dalam Mengikuti Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu No. Pertanyaan Sampel
Lampiran 1. Tingkat Partisipasi Petani Dalam Mengikuti Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu No Pertanyaan Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 Total Skor 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 29 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 28 3
Lebih terperinciANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP PRODUKSI KAKAO DI JAWA TIMUR
ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP PRODUKSI KAKAO DI JAWA TIMUR Dede Haryono 1, Soetriono 2, Rudi Hartadi 2, Joni Murti Mulyo Aji 2 1 Program Studi Agribisnis Program Magister
Lebih terperinciKeunggulan Komparatif dan Kompetitif dalam Produksi Padi di Kabupaten Lampung Tengah Propinsi Lampung
Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol.10 (3): 185-199 ISSN 1410-5020 Keunggulan Komparatif dan Kompetitif dalam Produksi Padi di Kabupaten Lampung Tengah Propinsi Lampung Comparative Advantage and Competitive
Lebih terperinciVI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG
VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG Usahatani ubi jalar di Desa Cikarawang menurut bentuk dan coraknya tergolong ke dalam usahatani perorangan dimana pengelolaannya dilakukan
Lebih terperinciVII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI KAYU. Umumnya petani ubi kayu Desa Pasirlaja menggunakan seluruh lahan
VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI KAYU 7.1. Analisis Penggunaan Sarana Produksi Budidaya ubi kayu tidak terlalu sulit. Ubi kayu tidak mengenal musim, kapan saja dapat ditanam. Karena itulah waktu
Lebih terperinciJurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 3. No 2 Desember 2009)
58 ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KAIN TENUN SUTERA PRODUKSI KABUPATEN GARUT Dewi Gustiani 1 dan Parulian Hutagaol 2 1 Alumni Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen - IPB
Lebih terperinciMACAM-MACAM ANALISA USAHATANI
MACAM-MACAM ANALISA USAHATANI Pendahuluan Sebelum melakukan analisis, data yang dipakai harus dikelompokkan dahulu : 1. Data Parametrik : data yang terukur dan dapat dibagi, contoh; analisis menggunakan
Lebih terperinciAnalisis Dampak Kebijakan Pemerintah Terhadap Daya Saing Komoditas Kelapa di Kabupaten Flores Timur
Analisis Dampak Kebijakan Pemerintah Terhadap Daya Saing Komoditas Kelapa di Kabupaten Flores Timur Krisna Setiawan* Haryati M. Sengadji* Program Studi Manajemen Agribisnis, Politeknik Pertanian Negeri
Lebih terperinciDAYA SAING DAN PERAN PEMERINTAH DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING KOMODITI KAKAO DI SULAWESI TENGAH
DAYA SAING DAN PERAN PEMERINTAH DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING KOMODITI KAKAO DI SULAWESI TENGAH Competitiveness and the Role of Government to Increase Competitiveness of Cocoa in Central Sulawesi Siti
Lebih terperinciANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KOMODITAS KEDELAI VS PENGUSAHAAN KEDELAI DI KABUPATEN LAMONGAN, JAWA TIMUR
ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KOMODITAS KEDELAI VS PENGUSAHAAN KEDELAI DI KABUPATEN LAMONGAN, JAWA TIMUR Syahrul Ganda Sukmaya 1), Dwi Rachmina 2), dan Saptana 3) 1) Program
Lebih terperinciLampiran 1. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Ubi Jalar Seluruh Provinsi Tahun 2009
Lampiran 1. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Ubi Jalar Seluruh Provinsi Tahun 2009 Provinsi Luas Panen Produksi(Ton) Produktivitas(Ku/Ha) (Ha) Indonesia 183 874 2 057 913 111,92 Aceh 1 519
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisis Daya Saing dan Dampak Kebijakan Terhadap Usaha Sapi Potong di Kabupaten Indrgiri Hulu 5.1.1. Profitabilitas Privat dan Sosial Usaha Sapi Potong Usaha peternakan sapi
Lebih terperinciEFISIENSI DAN DAYA SAING USAHATANI HORTIKULTURA
EFISIENSI DAN DAYA SAING USAHATANI HORTIKULTURA Handewi P.S. Rachman, Supriyati, Saptana, Benny Rachman Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian Jl. A. Yani No. 70 Bogor 16161 ABSTRACT
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan penelitian.
29 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Penelitian Sistem Usaha Pertanian dan Agribisnis
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Penelitian Sistem Usaha Pertanian dan Agribisnis Pada awalnya penelitian tentang sistem pertanian hanya terbatas pada tahap budidaya atau pola tanam, tetapi pada tahun
Lebih terperinciANALISIS DAYA SAING AGRIBISNIS BAWANG MERAH DI KABUPATEN PROBOLINGGO
ANALISIS DAYA SAING AGRIBISNIS BAWANG MERAH DI KABUPATEN PROBOLINGGO COMPETITIVENESS ANALYSIS OF SHALLOTS AGRIBUSINESS IN PROBOLINGGO REGENCY Competitiveness analysis of shallot business in Probolinggo
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Empiris Tentang Jeruk
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Empiris Tentang Jeruk Studi mengenai jeruk telah dilakukan oleh banyak pihak, salah satunya oleh Sinuhaji (2001) yang melakukan penelitian mengenai Pengembangan Usahatani
Lebih terperinciKERANGKA PEMIKIRAN. berupa derasnya arus liberalisasi perdagangan, otonomi daerah serta makin
22 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Analisis Dewasa ini pengembangan sektor pertanian menghadapi tantangan dan tekanan yang semakin berat disebabkan adanya perubahan lingkungan strategis
Lebih terperinci.SIMULASI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP DAYA SAING TEMBAKAU MADURA. Kustiawati Ningsih
1.SIMULASI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP DAYA SAING TEMBAKAU MADURA Kustiawati Ningsih Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Islam Madura, Kompleks Ponpes Miftahul Ulum Bettet, Pamekasan,
Lebih terperinciVIII. KESIMPULAN DAN SARAN
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN 8.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1.a. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata/signifikan terhadap produksi usahatani jagung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kopi Indonesia merupakan salah satu komoditas perkebunan yang telah di ekspor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi Indonesia merupakan salah satu komoditas perkebunan yang telah di ekspor ke pasar dunia. Dari total produksi kopi yang dihasilkan oleh Indonesia, sekitar 67% kopinya
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang
50 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data dan melakukan analisis sehubungan
Lebih terperinciPengkajian Daya Saing dan Dampak Kebijakan Terhadap Usahatani Padi dan Jeruk Lahan Gambut Kabupaten Barito Kuala Kalimantan Selatan
Pengkajian Daya Saing dan Dampak Kebijakan Terhadap Usahatani Padi dan Jeruk Lahan Gambut Kabupaten Barito Kuala Kalimantan Selatan Muhammad Husaini Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian
Lebih terperinciANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KELAPA DI KABUPATEN FLORES TIMUR
350 PARTNER, TAHUN 21 NOMOR 2, HALAMAN 350-358 ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KELAPA DI KABUPATEN FLORES TIMUR Krisna Setiawan Program Studi Manajemen Agribisnis Politeknik Pertanian Negeri Kupang Jalan
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Karakteristik Petani Sampel Strata I dan II pada Usahatani Jeruk di Desa Suka Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo Strata I II No. Sampel Luas Lahan (ha) Umur Petani (tahun) Pengalaman Bertani
Lebih terperinciJIIA, VOLUME 1 No. 3, JULI 2013
ANALISIS DAYA SAING LADA HITAM DI KECAMATAN ABUNG TINGGI KABUPATEN LAMPUNG UTARA (Competitiveness Analysis of Black Pepper in Abung Tinggi Subdistrict of North Lampung Regency) Rossika Meliyana, Wan Abbas
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Agroinovasi Spesifik Lokasi Untuk Ketahanan Pangan Pada Era Masyarakat Ekonomi ASEAN
ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS PADI DI PROVINSI BANTEN Viktor Siagian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten Jln. Ciptayasa Km 01 Ciruas- Kab. Serang, 42182. Telp. 0254-281055, Fax 0254-282507. E-mail:
Lebih terperinciANALISIS NILAI TAMBAH DAN DAYA SAING SERTA DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP INDUSTRI TEMPE DI KABUPATEN BOGOR
ANALISIS NILAI TAMBAH DAN DAYA SAING SERTA DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP INDUSTRI TEMPE DI KABUPATEN BOGOR (Kasus : Desa Citeureup, Kecamatan Citeureup) Oleh: MERIKA SONDANG SINAGA A14304029 PROGRAM
Lebih terperinciDAFTAR ISI. I. PENDAHULUAN 1.Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat Penelitian... 4
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN PENYATAAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN...
Lebih terperinciVII. ANALISIS DAYA SAING USAHATANI JAGUNG
VII. ANALISIS DAYA SAING USAHATANI JAGUNG 7.1. Profitabilitas Privat dan Sosial Analisis finansial dan ekonomi usahatani jagung memberikan gambaran umum dan sederhana mengenai tingkat kelayakan usahatani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak dikembangkannya tanaman kelapa sawit di Indonesia pada tahun 60-an,
60 BAB I PENDAHULUAN 3.1. Latar Belakang Sejak dikembangkannya tanaman kelapa sawit di Indonesia pada tahun 60-an, luas areal perkebunan kelapa sawit mengalami perkembangan yang sangat pesat. Bila pada
Lebih terperinciLampiran 1. Indikator dan Parameter Penilaian SWOT Kopi Mandailing. No Indikator Parameter Skor
76 Lampiran. Indikator dan Parameter Penilaian SWOT Kopi Mandailing I. FAKTOR INTERNAL No Indikator Parameter Skor. Kondisi fisik dan mutu Kopi Mandailing Grade Grade Grade Grade. Produksi kopi Mandailing
Lebih terperinciJIIA, VOLUME 1, No. 4, OKTOBER 2013
DAYA SAING LADA HITAM DI KECAMATAN ABUNG TINGGI KABUPATEN LAMPUNG UTARA (Competitiveness Black Pepper in Abung Tinggi Subdistrict of North Lampung Regency) Rossika Meliyana, Wan Abbas Zakaria, Indah Nurmayasari
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian berada di Kabupaten Siak, Propinsi Riau. Pemilihan lokasi didasarkan atas pertimbangan bahwa, Propinsi Riau merupakan daerah dengan
Lebih terperinciANALISIS DAYASAING KOMODITI TEMBAKAU RAKYAT DI KLATEN JAWA TENGAH PENDAHULUAN
ANALISIS DAYASAING KOMODITI TEMBAKAU RAKYAT DI KLATEN JAWA TENGAH SAPTANA, SUPENA FRIYATNO DAN TRI BASTUTI P. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian, Bogor ABSTRACT Historically tobacco
Lebih terperinciANALISIS DAYA SAING USAHATANI KOPI ROBUSTA (COFFEA CANEPHORA) DI KABUPATEN REJANG LEBONG
ANALISIS DAYA SAING USAHATANI KOPI ROBUSTA (COFFEA CANEPHORA) DI KABUPATEN REJANG LEBONG The Competitiveness of Robusta Coffee Farming in Rejang Lebong District Fery Murtiningrum, Putri Suci Asriani, dan
Lebih terperinciDAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI KECAMATAN BULAKAMBA KABUPATEN BREBES
Habitat Volume XXV, No. 1, Bulan April 2014 ISSN: 0853-5167 DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI KECAMATAN BULAKAMBA KABUPATEN BREBES THE IMPACTS OF GOVERNMENT S
Lebih terperinciVII. ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN KEBIJAKAN PADA USAHA PEMBENIHAN IKAN PATIN Kerangka Skenario Perubahan Harga Input dan Output
VII. ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN KEBIJAKAN PADA USAHA PEMBENIHAN IKAN PATIN 7.1. Kerangka Skenario Perubahan Harga Input dan Output Perubahan-perubahan dalam faktor eksternal maupun kebijakan pemerintah
Lebih terperinciVIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH
VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH 8.1. Penerimaan Usahatani Bawang Merah Penerimaan usahatani bawang merah terdiri dari penerimaan tunai dan penerimaan tidak tunai. Penerimaan tunai merupakan
Lebih terperinciKEUNGGULAN KOMPARATIF USAHATANI JAGUNG MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI NTT. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, 2
KEUNGGULAN KOMPARATIF USAHATANI JAGUNG MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI NTT Yusuf 1 dan Rachmat Hendayana 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, 2 Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi
Lebih terperinciANALISIS KEBIJAKAN KOPI ROBUSTA DALAM UPAYA MENINGKATKAN DAYA SAING DAN PENGUATAN REVITALISASI PERKEBUNAN
ANALISIS KEBIJAKAN KOPI ROBUSTA DALAM UPAYA MENINGKATKAN DAYA SAING DAN PENGUATAN REVITALISASI PERKEBUNAN Anik Suwandari dan Soetriono Dosen Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian/ Agribisnis Fakultas Pertanian
Lebih terperinciJURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR FANNYTA YUDHISTIRA A
!. KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN DAMPAK KEBIJAKSANAAN PEMERINTAH TERHADAP KOMODITI KAKAO (Kasus di Perkebunan Rajamandala, P1P X1~ Kabupaten 8andung, Jawa Barat) FANNYTA YUDHISTIRA A 29.1599 JURUSAN ILMU-ILMU
Lebih terperinciANALISIS DAYA SAING USAHATANI TEBU DI PROPINSI JAWA TIMUR
ANALISIS DAYA SAING USAHATANI TEBU DI PROPINSI JAWA TIMUR MEWA ARIANI, ANDI ASKIN DAN JUNI HESTINA Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian Badan Litbang Pertanian, Departemen Pertanian,
Lebih terperinciANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF USAHATANI BAWANG MERAH DI DESA PONJANAN BARAT, KECAMATAN BATUMARMAR, KABUPATEN PAMEKASAN
JEPA-Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Volume I No. 1 Bulan November 2017 ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF USAHATANI BAWANG MERAH DI DESA PONJANAN BARAT, KECAMATAN BATUMARMAR, KABUPATEN PAMEKASAN COMPARATIVE
Lebih terperinci