MODAL SOSIAL INDUSTRI RUMAH TANGGA PEMBUATAN ROTI (Studi di Desa Kramat Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango) Oleh

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODAL SOSIAL INDUSTRI RUMAH TANGGA PEMBUATAN ROTI (Studi di Desa Kramat Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango) Oleh"

Transkripsi

1

2 MODAL SOSIAL INDUSTRI RUMAH TANGGA PEMBUATAN ROTI (Studi di Desa Kramat Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango) Oleh 1 Burhannurdin Tahir, Farid Th. Musa, S.Sos.,MA, Ridwan Ibrahim, S.Pd., M.Si Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo tahirburhannurdin@yahoo.com ABSTRAK Burhannurdin Tahir Modal Sosial Industri Rumah Tangga Pembuatan Roti (Studi di Desa Kramat Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango). Skripsi, Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo. Dibimbing oleh Bapak Farid Th. Musa, S.Sos, MA dan Bapak Ridwan Ibrahim, S.Pd, M.Si (Pembimbing I dan II). Penelitian ini mengkaji tentang modal sosial dan industri rumah tangga pembuatan roti. Lebih jauh penelitian ini berfokus pada bagaimana modal sosial industri rumah tangga pembuatan roti di Desa Kramat, Kecamatan Tapa, Kabupaten Bone Bolango. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, menjelaskan bahwa modal sosial yang ada pada industri pembuatan roti di Desa Kramat tersebut bermacam-macam. Dalam penelitian ini modal sosial adalah unsur-unsur yang mempengaruhi tingkat hubungan antara pekerja dengan industri, hubungan antar pekerja dan industri dengan masyarakat di sekitar industri. Lebih jauh, hubungan yang baik terjalin di industri tersebut karena dilandasi pada saling percaya, toleransi dalam bekerja, dan hubungan emosional yang baik. Hal ini telah berlangsung lama sehingga sejak berdiri dua tahun silam sampai sekarang belum pernah terjadi konflik. Manajemen peran dan fungsi antar pekerja telah ada di industri pembuatan roti tersebut. Manajemen ini dilakukan untuk dapat mencegah terjadinya kecemburuan sosial antara pekerja. Masing-masing pekerja telah mempunyai peran dan fungsi sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan ke depannya sehingga mempengaruhi produksi dari industri tersebut. Industri dalam perannya telah memberdayakan masyarakat yang ada di Desa Kramat yang kini telah bekerja dan menggantungkan hidupnya di industri pembuatan roti tersebut. Kata Kunci : Modal Sosial, Industri Roti, Hubungan antar Pekerja. 1 Burhannurdin Tahir, 2015, Jurusan S1 Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Farid Th. Musa, S.Sos.,MA, Ridwan Ibrahim, S.Pd., M.Si

3 PENDAHULUAN Pembangunan sektor industri sebagai bagian dari proses pembangunan nasional dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang telah membawa perubahan terhadap kehidupan masyarakat. Perubahan dalam masyarakat tersebut meliputi pembangunan industri rumah tangga yang mempengaruhi pertumbuhan dan perubahan sosial ekonomi masyarakat. Dampak pembangunan industri tersebut dapat mengubah serta menambah sumber mata pencaharian masyarakat, baik dari sektor pertanian menjadi sektor industri dan perdagangan serta yang lainnya. Dampak lainnya dari pembangunan industri rumah tangga tersebut yakni tersedianya kesempatan kerja yang lebih luas baik bagi masyarakat setempat maupun masyarakat pendatang. Pembangunan sektor industri diyakini sebagai salah satu pilar yang dapat membawa suatu daerah atau wilayah menuju ke pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Produk-produk yang dihasilkan oleh industri rumah tangga tersebut selalu dapat dijangkau oleh masyarakat di segala lapisan. Pelaku bisnis dalam industri rumah tangga tersebut (produsen, penyalur, pedagang, dan investor) lebih suka memperhatikan kualitas barang dengan menyentuh pasar-pasar tradisional maupun pedagang-pedagang kecil dalam masyarakat. Oleh karena itu, modal dalam pengembangan industri rumah tangga tersebut sangatlah sedikit dan bahan serta alatnyapun dilakukan dengan cara sederhana. Sejalan dengan itu, di Desa Kramat Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango terdapat sebuah industri, yaitu industri rumah tangga pembuatan roti, yang didirikan sejak tahun 2013, dengan memiliki 12 orang tenaga kerja 2. Pada awal industri rumah tangga tersebut beroperasi masih dikerjakan oleh anggota keluarga dari pemilik industri tersebut. Namun seiring dengan berkembangnya industri tersebut, maka lapangan pekerjaanpun tersedia. Modal sosial yang ada di masyarakat industri rumah tangga juga sangat mempengaruhi keberadaan industri rumah tangga. Modal sosial memegang peranan penting untuk tetap menjaga eksistensi sebuah industri rumah tangga karena tanpa modal sosial suatu usaha di industri rumah tangga tidak akan berjalan dengan baik. Modal sosial merupakan salah satu hal penting dalam upaya pemberdayaan masyarakat. Dengan saling percaya, toleransi, dan kerjasama dapat membangun jaringan baik di dalam kelompok masyarakatnya maupun dengan kelompok masyarakat lainnya. Jaringan-jaringan yang memperkuat modal sosial akan memungkinkan lebih mudahnya saluran informasi dan ide dari luar yang merangsang perkembangan kelompok masyarakat. Hakikat modal sosial adalah hubungan sosial yang terjalin dalam kehidupan sehari-hari warga masyarakat. Hubungan sosial mencerminkan hasil interaksi sosial dalam waktu yang relatif lama sehingga menghasilkan jaringan, pola kerjasama, pertukaran sosial, saling percaya, termasuk nilai dan norma yang mendasari hubungan sosial tersebut. Bentuk-bentuk modal sosial pada dasarnya terbentuk dari dua jenis solidaritas sebagai usaha individu-individu untuk 2 Informasi yang diberikan oleh Bapak Darwin Lamanggi (34 Tahun), Pemilik industri rumah tangga pembuatan roti di Desa Kramat, Kecamatan Tapa. 29 Januari 2015.

4 berkelompok, yaitu solidaritas mekanik dan solidaritas organik (mengacu pada pendapat Emile Durkheim) 3. Artinya bahwa dengan adanya industri rumah tangga pembuatan roti di Desa Kramat Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango tersebut memunculkan kerja sama yang erat bagi para pekerja, baik antara sesama pekerja dan pengusaha serta pemerintah Desa dan juga pemerintah daerah, serta dapat menjalin hubungan dengan baik dengan masyarakat setempat yang berada di lokasi industri. Karena itu, Penelitian ini akan berfokus pada bagaimana modal sosial industri rumah tangga pembuatan roti di Desa Kramat, Kecamatan Tapa, Kabupaten Bone Bolango dalam rangka pembangunan dan peningkatan ekonomi masyarakat serta pengembangan berbagai potensi yang terpendam di dalam masyarakat Desa Kramat tersebut. Oleh karena itu dari fokus tersebut penulis dapat merumuskannya dengan judul MODAL SOSIAL INDUSTRI RUMAH TANGGA PEMBUATAN ROTI (Studi di Desa Kramat, Kecamatan Tapa, Kabupaten Bone Bolango). 1. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas maka rumusan masalah yang muncul adalah : Bagaimana modal sosial industri rumah tangga pembuatan roti di Desa Kramat, Kecamatan Tapa, Kabupaten Bone Bolango? KAJIAN PUSTAKA 1. Modal Sosial Secara umum, modal sosial dapat dikatakan sebagai suatu energi kolektif masyarakat dalam upaya untuk mengatasi permasalahan bersama dan sebagai sumber motivasi guna mencapai kemajuan ekonomi mengingat modal sosial adalah hubungan-hubungan yang tercipta dan norma-norma yang membentuk kualitas dan kuantitas hubungan sosial dalam masyarakat. Modal sosial menurut Bourdieu tidak diartikan dengan materi, tetapi merupakan modal sosial yang terdapat pada seseorang. Misalnya pada kelompok institusi keluarga, organisasi, dan semua hal yang dapat mengarah pada kerjasama. Modal sosial lebih menekankan pada potensi kelompok dan pola-pola hubungan antar individu dalam suatu kelompok dan antar kelompok, dengan ruang perhatian pada kepercayaan, jaringan, norma dan nilai yang lahir dari anggota kelompok dan menjadi norma kelompok 4. Terdapat beberapa definisi modal sosial 5 yakni sebagai berikut : 1. Modal sosial (social capital) adalah kemampuan masyarakat untuk bekerja bersama, demi mencapai tujuan-tujuan bersama, di dalam berbagai kelompok dan organisasi. 3 Dini Veranita, Modal Sosial Dalam Industri Rumah Tangga Kerupuk Di Desa Meranjat II Kecamatan Indralaya Selatan Kabupaten Ogan Ilir, Artikel Jurnal, Universitas Sriwijaya, Hlm 2. 4 Pierre Bourdieu, The Logic of Practice, California: Atanford University Press, 1990, Hal Diakses pada tanggal 17 februari 2015

5 2. Modal sosial adalah kemampuan masyarakat untuk melakukan asosiasi (berhubungan) satu sama lain dan selanjutnya menjadi kekuatan yang sangat penting bukan hanya bagi kehidupan ekonomi akan tetapi juga setiap aspek eksistensi sosial yang lain. 3. Modal sosial adalah serangkaian nilai-nilai atau norma-norma informal yang dimiliki bersama diantara para anggota suatu kelompok yang memungkinkan terjalinnya kerjasama diantara mereka dengan tujuan untuk mencapai tujuan bersama diantara para anggota suatu kelompok tersebut. 4. Modal sosial adalah suatu rangkian proses hubungan antar manusia yang ditopang oleh jaringan, norma-norma, dan kepercayaan sosial yang memungkinkan efisien dan efektifnya koordinasi dan kerjasama untuk keuntungan dan kebaikan bersama. Masyarakat yang memiliki modal sosial tinggi cenderung bekerja secara gotong-royong, merasa aman untuk berbicara dan mampu mengatasi perbedaanperbedaan. Sebaliknya, pada masyarakat yang memiliki modal sosial rendah akan tampak adanya kecurigaan satu sama lain, dan tiadanya kepastian hukum dan keteraturan sosial. Konsep modal sosial menyoroti cara jejaring relasi-relasi dalam menjalankan urusan-urusan sosial 6. Pada kesimpulannya, yang dimaksud dengan modal sosial adalah serangkaian nilai-nilai atau norma-norma informal, seperti rasa saling percaya, saling pengertian, kesamaan nilai dan perilaku, yang dimiliki bersama di antara para anggota suatu kelompok masyarakat yang memungkinkan terjalinnya kerjasama di antara mereka dan akhirnya mencapai tujuan bersama. 2. Jaringan Kerja Infrastruktur dinamis dari modal sosial berwujud jaringan-jaringan kerjasama antar manusia. Jaringan tersebut memfasilitasi terjadinya komunikasi dan interaksi, memungkinkan tumbuhnya kepercayaan dan memperkuat kerjasama 7. Jaringan kerja adalah kemitraan, koordinasi, kolaborasi atau tata hubungan kerja sama yang berciri kemitraan dari berbagai unsur yang di dalamnya terjadi pertukaran atau transformasi sumber yang dibutuhkan oleh masing-masing pihak yang terlibat. Jaringan kerja sangat diperlukan dalam penanggulangan suatu permasalahan sosial. Hal ini dikarenakan masalah sosial semakin luas dan kompleks. Dengan membentuk jaringan, maka akan meningkatkan dan memperluas jangkauan pelayanan. Disisi lain, setiap individu, kelompok maupun masyarakat memiliki keterbatasan sumber daya sehingga memerlukan jaringan kerja. 6 Makalah Lokakarya Nasional, Menggagas Arah Pendidikan Sosiologi dan Penyuluhan Pertanian Masa Depan, Jatinangor: Laboratorium Sosiologi dan Penyuluhan Pertanian Universitas Padjadjaran, Hlm Blog Maha Neni, tentang Dukungan Dan Jaringan Sosial Serta Sistem Sumber Diakses pada tanggal 17 februari 2015

6 Pada salah satu level atau tingkat dalam teori modal sosial yang di kemukakan oleh Akdere (2005) 8, yaitu level mikro, yang menekankan kemampuan individu untuk mengerahkan sumber daya melalui jaringan kerja lokal untuk membangun kepercayaan dan norma bersama. Dalam organisasi, modal sosial pada tingkat ini menunjukkan pengenalan, kerjasama dan saling percaya, solidaritas, kemudahan mendapatkan informasi, dan modal yang berhubungan dengan manusia (human capital), atau mencakup hubungan dengan orang lain, pengembangan individu, dan pengembangan diri (personal growth). 3. Interaksi Simbolik Teori interaksionisme simbolik menjelaskan tindakan manusia dalam menjalin hubungan dengan sesama anggota masyarakat. Interaksi simbolik memfokuskan diri pada hakekat interaksi, pada pola-pola dinamis dari tindakan sosial dan hubungan sosial 9. Dalam Sifat interaksi sosial menurut Tri Dayakisni Hudaniah yang mengutip dalam buku Bimo Walgito Interaksi sosial merupakan suatu hubungan antara individu satu dengan individu lainnya dimana individu yang satu dapat mempengaruhi individu lainnya sehingga terdapat hubungan yang saling timbal balik. Sementara dalam buku Soekanto yang dikutip oleh Tri Dayakisni mendefinisikan interaksi sosial sebagai hubungan antar orang per orang atau dengan kelompok manusia 10. Kaitannya dalam industri rumah tangga bahwa interaksi simbolik menganalisis tentang semua hubungan ataupun perilaku antar individu dalam berinteraksi dengan orang lain. Dalam hal ini hubungan tersebut akan membuat individu tersebut saling berkaitan dalam melakukan kerjasama diantara sesamanya. 4. Industri Rumah Tangga Industri rumah tangga adalah rumah usaha produk barang atau juga perusahaan kecil. Dikatakan sebagai perusahaan kecil karena jenis kegiatan ekonomi ini dipusatkan di rumah. Pada umumnya, pelaku kegiatan ekonomi yang berbasis di rumah ini adalah keluarga itu sendiri ataupun salah satu dari anggota keluarga yang berdomisili di tempat tinggalnya itu dengan mengajak beberapa orang di sekitarnya sebagai karyawannya. Meskipun dalam skala yang tidak terlalu besar, namun kegiatan ekonomi ini secara tidak langsung membuka lapangan pekerjaan untuk anak, saudara ataupun tetangga di kampung halamannya. Dengan begitu, usaha perusahaan kecil ini otomatis dapat membantu program pemerintah dalam upaya mengurangi angka pengangguran. 8 Diakses pada tanggal 17 februari blog Sehansnza, tentang Teori Interaksi Simbolik di akses pada tanggal 24 maret Riyadi Soeprapto, interaksionisme simbolik (perspektif sosiologi modern), Malang: Averroes Press, 2001, hlm 145.

7 Mulyawan menjelaskan bahwa beberapa manfaat dan keutamaan nyata yang dapat diperoleh dari pertumbuhan industri rumah tangga secara khusus untuk tingkat kesejahteraan masyarakat adalah sebagai berikut 11 : a. Pembukaan lapangan kerja baru. b. Pembentuk dan penguat jaringan sosial budaya dan ekonomi lokal. c. Pendorong percepatan siklus finansial. d. Memperpendek kesenjangan sosial masyarakat. e. Mengurangi tingkat kriminalitas. f. Alat penganekaragaman sumber daya alam dan manusia. 5. Eksistensi Industri Rumah Tangga Keberadaan industri tentunya akan memberikan pengaruh dan membawa suatu perubahan terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat, baik itu yang berskala besar, sedang, maupun kecil. Perubahan tersebut bersifat holistik bagi kehidupan, seperti yang diungkapkan oleh Hartono yang menyatakan bahwa adanya industri di suatu daerah biasanya akan meningkatkan volume perdagangan, peningkatan kegiatan pembangunan, peningkatan volume dan frekuensi lalu lintas uang dan barang-barang dari daerah itu, ataupun penambahan jumlah uang yang beredar. Selain itu, akan terlihat pula peningkatan kegiatan usaha pemberian jasa (bank, transportrasi) 12. Pentingnya suatu industri sangat berpengaruh pada perubahan ekonomi dan sosial masyarakat. Peran industri rumah tangga sangat berperan penting dalam mempengaruhi perubahan ekonomi masyarakat. Karena pada umumnya usaha kecil dan menengah adalah usaha-usaha rumahan. Peran pembangunan ekonomi dapat ditentukan melalui suksesnya dan tidaknya perkembangan usahausaha rumahan. Oleh karena itu, usaha rumahan dapat berfungsi sebagai satu lembaga atau wadah dalam masyarakat untuk dapat lebih berusaha meningkatkan kemampuan dalam rangka membantu pemerintah untuk dapat mensejahterakan kehidupan sosial ekonomi masyarakat dalam suatu daerah. Dengan adanya industri rumah tangga pembuatan roti yang ada di Desa Kramat Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango, maka dapat membuka lapangan kerja bagi masyarakat yang ingin bekerja serta memberi peluang usaha kepada masyarakat sekitar untuk dapat membuka usaha seperti membuka warung ataupun rumah makan, guna melancarkan jalannya kegiatan usaha pada industri pembuatan roti yang di Desa Kramat tersebut. 6. Jaringan Sosial Industri Rumah Tangga Pada konsep jaringan dalam industri rumah tangga, terdapat unsur kerja, yang melalui media hubungan sosial menjadi kerja sama. Pada dasarnya, jaringan sosial terbentuk karena adanya rasa saling tahu, saling menginformasikan, saling mengingatkan dan saling membantu dalam melaksanakan ataupun mengatasi 11 Anita Damayantie, Peran PTPN VII Dalam Pemberdayaan Home Industri Keripik Pisang, Jurnal Sociologie, Vol. 1, No. 4, (tanpa tahun), Hlm Gita Rosalita Armelia, Peran PTPN VII Dalam Pemberdayaan Home Industri Keripik Pisang pada home industri Mitra Binaan PTPN VII, Jurnal, Lampung, Tanpa Tahun. Hlm 5.

8 sesuatu. Intinya, konsep jaringan sosial menunjuk pada semua hubungan dengan orang atau kelompok lain yang memungkinkan kegiatan dapat berjalan secara efisien dan efektif 13. Selanjutnya, jaringan itu sendiri dapat terbentuk dari hubungan antar personal, antar individu dengan institusi, serta jaringan antar institusi. Dalam hal ini seperti yang ada pada pihak-pihak yang ada di industri rumah tangga pembuatan roti yang ada di Desa Kramat, Kecamatan Tapa, Kabupaten Bone Bolango. METODE PENELITIAN 1. Objek, Lokasi Dan Waktu Penelitian Objek penelitian ini adalah masyarakat yang bekerja di industri rumah tangga pembuatan roti serta pihak dari industri rumah tangga pembuatan roti tersebut yang menjadi pokok perhatian dalam mempengaruhi modal sosial yang terdapat di industri rumah tangga pembuatan roti di Desa Kramat Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango. Lokasi penelitian ini bertempat di Desa Kramat Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango. Penelitian ini dilakukan selama enam bulan terhitung sejak perencanaan penelitian. Penelitian ini dilakukan di Desa Kramat Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo. 2. Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian di atas, maka bentuk penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu suatu penelitian yang bertujuan menggambarkan modal sosial yang terjadi di industri rumah tangga pembuatan roti yang ada di Desa Kramat Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango. 3. Sumber Data Data yang dikumpulkan guna mendukung penelitian ini adalah data yang benar-benar akurat dan dapat dipercaya keabsahannya, sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Sumber lisan, yaitu melakukan wawancara kepada masyarakat yang bekerja di industri rumah tangga pembuatan roti yang ada di Desa Kramat Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango. 2) Sumber tertulis, yaitu buku-buku literatur yang menjadi acuan dalam penelitian. 3) Tempat peristiwa, yaitu mengamati aktifitas masyarakat yang bekerja di industri rumah tangga pembuatan roti yang dilakukan dalam interaksi mereka Diakses pada tanggal 17 februari 2015

9 4. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data sebagai bahan dalam penelitian, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yakni : 1) Library Research, yakni penelitian dengan cara mengumpulkan berbagai bahan bacaan atau literatur, dokumen serta media massa yang ada hubungannya dengan penulisan penelitian. 2) Fieldwork Research, yakni mengumpulkan data dari penelitian yang dilakukan secara langsung di lapangan yakni di Desa Kramat Kecamatan Tapa. 3) Teknik wawancara terstruktur, yakni metode pengumpulan data dimana peneliti menyiapkan pertanyaan terlebih dahulu yang akan ditujukan dalam wawancaranya nanti. Wawancara adalah alat utama dalam pengumpulan data dan informasi dari subyek (responden) tentang objek yang diteliti 14. 4) Observasi, yakni teknik pengumpulan data dengan cara mencatat fenomena yang dilakukan secara sistematis, pengamatan dapat dilakukan secara partisipatif atau nonpartisipatif. Teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini merupakan observasi langsung yang berperan aktif. Observasi dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung di lapangan untuk mengetahui hal yang berhubungan dengan masalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui objektifitas dari kenyataan yang ada tentang keadaan dan kondisi objek yang akan diteliti Teknik Analisis Data Menurut Bogdad dan Biklen yang mengatakan bahwa kegiatan analisis data bagi penelitian kualitatif dalam menelaah data, menata, membagi menjadi satuan-satuan yang dapat dikelola, mensistesis, mencari pola, menemukan apa yang bermakna, dan apa yang akan diteliti, dan diputuskan oleh peneliti untuk dilaporkan. Namun dalam penarikan kesimpulan masih bersifat sementara, ini dikarenakan penulis masih akan melakukan perbaikan-perbaikan selanjutnya. Bagian analisis data bisa terdiri dari sejumlah komponen, tetapi proses analisis data secara keseluruhan melibatkan usaha untuk memaknai data yang berupa teks atau gambar. Untuk itu, peneliti perlu mempersiapkan data tersebut untuk dianalisis, melakukan analisis-analisis yang berbeda, memperdalam pemahaman akan data tersebut, menyajikan data, dan membuat interpretasi makna yang lebih luas akan data tersebut. 14 Handari Nawawi. Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 2007, hlm Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif, Bandung: Cv Alfabeta, 2012, hlm 82.

10 HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Kepercayaan Kepercayaan merupakan nilai yang ditunjukan oleh adanya perilaku jujur, teratur dan kerja sama berdasarkan norma-norma yang dianut bersama. Pada dasarnya kepercayaan harus dimiliki dan menjadi bagian yang kuat untuk membentuk modal sosial yang baik, yang dapat ditandai dengan kuatnya lembagalembaga sosial yang menciptakan kehidupan yang harmonis dan dinamis, berbagai tindakan harus didasari atas rasa saling mempercayai yang tinggi akan meningkatkan partisipasi dalam berbagai ragam bentuk dan dimensi terutama dalam konteks membangun kemajuan bersama 16. Kepercayaan yang terjadi diantara para pekerja di industri rumah tangga pembuatan roti di Desa Kramat berjalan dengan baik hingga sampai saat ini. Sehingga hubungan antara para pekerja saat ini sangat menopang jalannya usaha untuk menghasilkan produk yang diharapkan. Selain kepercayaan antara sesama para pekerja, kepercayaan antara para pekerja dengan pihak ataupun pemilik dari industri juga sangat menopang keberhasilan dari usaha industri rumah tangga agar berjalan dengan baik. Seperti halnya dalam industri rumah tangga pembuatan roti di Desa Kramat, kepercayan yang terjalin antara para pekerja dengan pihak ataupun pemilik dari industri rumah tangga tetap berjalan dengan baik pula. Kepercayaan oleh pemilik industri rumah tangga kepada para pekerja semakin kuat karena adanya terdapat keluarga dari si pemilik industri rumah tangga dalam hal ini dapat dikatakan juga sebagai pihak dari industri rumah tangga tersebut yang bekerja sama-sama dengan pekerja dari luar pihak industri yang terhimpun dalam satu organisasi yakni sebagai pekerja industri rumah tangga pembuatan roti. Sehingga bagi si pemilik industri kepercayaan bisa dijaga melalui pihak keluarganya yang terjun sama-sama dalam ruang lingkup sebagai pekerja tersebut. Dalam perkembangan suatu industri rumah tangga pembuatan roti di Desa Kramat ini juga tidak hanya dilihat melalui adanya kepercayaan antara sesama para pekerja maupun antara pemilik dari industri tersebut dengan para pekerjanya, adapula kepercayaan yang terjalin antara pihak dari industri rumah tangga tersebut dengan pelanggan. Kepercayaan dengan pihak pelanggan biasanya muncul melalui adanya interaksi pada saat melakukan kesepakatan dalam transaksi jual beli. Kesepakatan dengan pihak industri rumah tangga pembuatan roti tersebut akan terjadi pada saat si pelanggan memesan roti yang ia butuhkan dengan disertai ketentuan oleh jangka waktu yang pelanggan inginkan. Kepercayaan yang terjadi di industri rumah tangga pembuatan roti di Desa Kramat tergolong baik, kepercayaan yang terjadi melalui pihak industri rumah tangga dengan pelanggan yang walaupun pada kesepakatan terdapat ketidak sesuaian hari pemesanan oleh pelanggan akan tetapi bisa membuat pelanggan 16 Mefi Hermawanti, Modal Pemberdayaan Masyarakat Adat di Indonesia Panduan Seri: Penguatan Modal Sosial Masyarakat Adat, Jakarta: PT Gramedia, 2003, Hal 9.

11 merasa senang dan ingin berlangganan dengan industri rumah tangga pembuatan roti tersebut. 2. Norma Norma merupakan susunan dari pemahaman terhadap nilai-nilai kehidupan serta harapan yang diyakini dan dijalankan oleh sekelompok orang. Norma merupakan modal sosial karena muncul dari kerjasama yang kemudian diterapkan untuk kehidupan bersama. Norma-norma sosial akan sangat berperan dalam mengontrol bentuk-bentuk perilaku yang tumbuh dalam masyarakat 17. Norma sebagai sekumpulan aturan yang diharapkan dipatuhi dan diikuti oleh anggota masyarakat pada organisasi tertentu. Norma-norma tersebut terinstitusional dan mengandung sangsi sosial yang dapat mencegah individu berbuat sesuatu yang menyimpang dari kebiasaan yang berlaku dimasyarakatnya. Aturan-aturan kolektif tersebut biasanya tidak tertulis tapi dipahami oleh seluruh anggota masyarakatnya dan menentukan pola tingkah laku yang diharapkan dalam konteks hubungan sosial. Aturan-aturan yang muncul adalah menghormati pendapat orang lain, tidak mencurigai orang lain dan sebagainya 18. Jika dikaitkan dengan di industri rumah tangga pembuatan roti di Desa Kramat, aturan-aturan telah diberlakukan oleh si pemilik dari industri rumah tangga pembuatan roti, dan itu diikuti oleh seruruh para pekerja di industrinya serta diterapkan didalam aktifitas di lingkungan kerja dalam mereka bekerja. Aturan ataupun norma yang ada di industri rumah tangga pembuatan roti di Desa Kramat berjalan dengan baik. Aturan tersebut diberlakukan oleh si pemilik industri rumah tangga kepada para pekerjanya dengan memfokuskan kepada hasil produksi agar mencapai targetnya. Dan pada kesimpulannya, bahwa aturan ataupun norma yang di berlakukan di industri rumah tangga pembuatan roti bertujuan untuk mencapai kepentingan bersama. 3. Jaringan Jaringan merupakan bentukan dari infrastruktur modal sosial. Jaringan tersebut menjadi fasilitator dalam mendukung terjadinya interaksi yang kemudian akan menumbuhkan kepercayaan dan kerja sama yang kuat. Semakin kuat jaringan sosial yang terbentuk maka akan semakin kuat pula kerja sama yang ada di dalamnya dan selanjutnya akan memperkuat modal sosial yang terbentuk. Modal sosial tidak hanya dibangun oleh satu individu, melainkan akan terletak pada individu-individu yang tumbuh dalam suatu kelompok untuk bersosialisasi sebagai bagian penting dari nilai-nilai yang melekat 19. Berkaitan dengan di Desa Kramat, industri rumah tangga pembuatan roti merupakan suatu tempat yang menjadikan orang-orang (dalam hal ini adalah para pekerja) bertemu, berinteraksi, serta bekerja sama dengan baik dalam 17 Damsar MA, Sosial Kapital, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002, Hal Agnes Sunartiningsih, Pemberdayaan Masyarakat Desa Melalui Institusi Local, Yogyakarta: Aditya Media, 2004, Hal Jousairi Hasbullah, Sosial Kapital (Menuju Keunggulan Budaya Manusia Indonesia), Jakarta: MR United Press, 2006, Hal 10.

12 mengembangkan produk usaha roti, dengan tujuan untuk meningkatkan pembangunan terhadap tingkat ekonomi mereka. Jaringan yang ada dalam lingkungan industri rumah tangga oleh para pekerja berjalan dengan semaksimal mungkin, jaringan yang dalam artian hubungan yang saling berkaitan ini terlihat pada adanya hubungan komunikasi antara satu dengan yang lain. Pada industri rumah tangga para pekerja melakukan hubungan dengan cara saling memberi tahu, saling memberi informasi mengenai bidang pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaan pada industri rumah tangga pembuatan roti dan akhirnya bisa membuat orang-orang yang diberi informasi tersebut merasa jiwanya terpanggil dan akhirnya mereka bersama-sama bekerja di industri rumah tangga pembuatan roti tersebut. Selain dari jaringan yang terjadi dalam ruang lingkup sebuah industri rumah tangga pembuatan roti di Desa Kramat tersebut, terdapat pula jaringan yang terjadi secara eksternal yang mempengaruhi terhadap jalannya sebuah usaha dari industri rumah tangga pembuatan roti tersebut. Jaringan ataupun suatu hubungan keterkaitan yang datang dari luar tersebut yakni berupa hubungan antara pihak industri dengan pelanggan. Untuk mendapatkan pelanggan haruslah disesuaikan dengan apa yang menjadi kebutuhan pelanggan, agar pelanggan dapat merasa puas dengan terpenuhinya kebutuhan mereka. Sehingga dalam mempererat hubungan antara pihak industri rumah tangga pembuatan roti dengan pelanggannya harus adanya kepercayaan yang kuat sehingga di antara kedua pihak tersebut sama-sama merasa puas dan saling menguntungkan satu sama lain. Kepercayaan yang kuat merupakan modal dasar untuk menciptakan hubungan yang harmonis oleh setiap orang. Di industri rumah tangga pembuatan roti di Desa Kramat tersebut, kepercayaan selalu menjadi modal utama untuk mendapatkan pelanggan sehingganya hasil dari produksi roti cepat laku terjual, Karena kepercayaan merupakan suatu keyakinan di mana masing-masing pihak akan menepati janjinya dan tidak akan merugikan pihak lainnya, Hubungan itu harus didasarkan oleh prinsip-prinsipketulusan dan saling mendukung, dengan tujuan agar sama-sama dapat saling menguntungkan. 4. Interaksi Simbolik Dalam setiap tindakan manusia didalam menjalin hubungan dengan sesamanya bisa juga menggunakan sebuah interaksi yang berupa menggunakan simbol-simbol tertentu didalam berinteraksi. Simbol-simbol interaksi atau interaksi simbolik tersebut memfokuskan diri pada hakekat interaksi, pada polapola dinamis dari tindakan sosial dan hubungan sosial. Seperti simbol-simbol interaksi yang terjadi pada industri rumah tangga pembuatan roti di Desa Kramat tersebut terjadi apabila produksi roti yang dihasilkan akan segera habis atau telah laku dijual. Simbol interaksi yang terjadi di industri rumah tangga pembuatan roti juga masih nampak dan berjalan dengan baik, semua itu dilandasi oleh kepercayaan dan tanggung jawab yang baik oleh para pekerja. Dengan adanya aturan yang diberikan oleh pemilik dari industri maka di patuhi oleh karyawannya.

13 5. Respon Pemerintah Selain itu juga kehadiran industri rumah tangga di Desa Kramat tentunya mendapat respon dari pemerintah setempat. Karena dengan kehadiran suatu industri di desa dapat mengubah pola kehidupan ekonomi masyarakat sekitar industri. Respon pemerintah terhadap keberadaan industri rumah tangga pembuatan roti di Desa Kramat terjalin dengan baik. Karena bagi pemerintah desa bahwa dengan adanya industri rumah tangga dapat membantu masyarakat setempat untuk dapat bekerja di industri tersebut demi membantu ekonomi hidup mereka. 6. Respon Masyarakat Disisi lain juga bahwa dengan keberadaan industri rumah tangga pembuatan roti di Desa Kramat dapat dijadikan oleh masyarakat sebagai tempat untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari dengan melalui membuka usaha warung. Dengan adanya industri rumah tangga pembuatan roti yang ada di Desa Kramat juga dapat memberi peluang usaha kepada masyarakat sekitar untuk dapat membuka usaha seperti membuka warung, guna melancarkan jalannya kegiatan usaha pada industri rumah tangga pembuatan roti yang ada di Desa Kramat tersebut. 7. Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan dalam wacana pembangunan masyarakat selalu dihubungkan dengan konsep mandiri, partisipasi, jaringan kerja, dan keadilan. pemberdayaan merupakan sebuah proses sehingga mencakup tahapan-tahapan tertentu, yaitu penyadaran, dan pendayaan. Tahap penyadaran merupakan tahap dimana target yang hendak diberdayakan diberi pencerahan dalam bentuk pemberian penyadaran bahwa mereka mempunyai hak untuk mencapai sesuatu. Misalnya pemberian pengetahuan yang bersifat membangun. Intinya target dibuat mengerti bahwa mereka perlu berdaya yang dimulai dari dalam diri mereka sendiri 20. Berkaitan dengan pemberdayaan di industri rumah tangga pembuatan roti yang ada di Desa Kramat, bahwa proses pemberdayaan dimaksudkan untuk memberikan keterampilan kepada orang-orang yang bekerja di industri rumah tangga pembuatan roti sebagai sasaran utama sehingga terjadi peningkatan ekonomi mereka. Dengan kata lain, mereka ikut membantu pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Para pekerja di industri rumah tangga pembuatan roti diberdayakan oleh kemampuan mereka masing-masing, dan kemampuan itu muncul dari adanya rasa ingin tahu dari diri sendiri oleh pekerja dan juga pemberian petunjuk dari orang lain. Para pekerja di industri rumah tangga pembuatan roti di Desa Kramat ini sudah terbagi pada bidang pekerjaannya masing-masing, dan masing-masing 20 Hikmat Harry, Pemberdayaan Masyarakat dalam Penanggulangan Kemiskinan, Jakarta: Humaniora Utama, 2004, Hal 102.

14 mereka mempunyai tanggung jawab terhadap pekerjaannya, dan pekerjaan yang dilakukan oleh para pekerja tersebut dinilai baik. 8. Peran Pemerintah Dalam rangka pengembangan perekonomian sekaligus peningkatan kehidupan sosial ekonomi masyarakat, Pemerintah Desa Kramat memberi izin kepada salah satu masyarakatnya untuk mengolah potensi di Desa Kramat, dan kemudian terdapat salah satu masyarakat yang tertarik untuk menanamkan modalnya di Desa Kramat adalah pada industri rumah tangga yakni berupa industri rumah tangga pembuatan roti. Usaha pengembangan industri rumah tangga tersebut telah dilakukan oleh pemerintah desa. Perhatian dan arah pengembangan industri rumah tangga ini dengan menitikberatkan pada pertimbangan-pertimbangan kemanfaatan hadirnya industri rumah tangga tersebut sebagai industri yang mampu memberikan lapangan kerja bagi masyarakat yang umumnya belum bekerja menggunakan waktu secara penuh. Berkaitan dengan pemberdayaan di industri rumah tangga pembuatan roti yang ada di Desa Kramat, bahwa proses pemberdayaan dimaksudkan untuk memberikan keterampilan kepada orang-orang yang bekerja di industri rumah tangga pembuatan roti sebagai sasaran utama sehingga terjadi peningkatan ekonomi mereka. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Modal sosial adalah hal penting dalam pembangunan industri. Modal sosial yang dimiliki oleh industri dapat ditingkatkan melalui kerja sama dengan berbagai pihak seperti Pemerintah Desa, masyarakat dan lembaga serta instansi terkait dalam rangka untuk meningkatkan sebuah industri terutama di pedesaan. Kepercayaan antara pemilik industri rumah tangga dengan para pekerja berjalan dengan baik. Kejujuran serta tindakan yang ditunjukan oleh para pekerja didalam bekerja dalam hal memproduksi usaha roti menjadi salah satu penguatan oleh pemilik industri rumah tangga sehingga tumbuhnya kepercayaan yang kuat terhadap para pekerja. Dan kepercayaan yang kuat oleh pemilik industri rumah tangga kepada para pekerja juga ditopang oleh adanya beberapa pihak keluarga dari pemilik industri yang bekerja sama-sama dengan pekerja dari luar di usaha industri rumah tangga pembuatan roti olehnya. Aturan ataupun norma yang ada di industri rumah tangga pembuatan roti di Desa Kramat berjalan dengan baik. Aturan tersebut diberlakukan oleh si pemilik industri rumah tangga kepada para pekerjanya dengan memfokuskan kepada hasil produksi agar mencapai targetnya. Target yang diberikan oleh si pemilik industri rumah tangga juga tidaklah merugikan terhadap diri oleh para pekerja, melainkan untuk lebih berfokus pada gaji pada para pekerja agar lebih tinggi. Dan juga dalam hal ini terdapat kepentingan bersama antara para pekerja dengan si pemilik industri rumah tangga.

15 Jaringan yang ada dalam lingkungan industri rumah tangga oleh para pekerja berjalan dengan semaksimal mungkin, jaringan yang dalam artian hubungan yang saling berkaitan ini terlihat pada adanya hubungan komunikasi antara satu dengan yang lain. Pada industri rumah tangga para pekerja melakukan hubungan dengan cara saling memberi tahu, saling memberi informasi mengenai bidang pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaan pada industri rumah tangga pembuatan roti dan akhirnya bisa membuat orang-orang yang diberi informasi tersebut merasa jiwanya terpanggil dan akhirnya mereka bersama-sama bekerja di industri rumah tangga pembuatan roti tersebut. Respon pemerintah terhadap keberadaan industri rumah tangga pembuatan roti di Desa Kramat terjalin dengan baik. Karena bagi pemerintah desa bahwa dengan adanya industri rumah tangga di Desa Kramat tersebut dapat membantu masyarakat setempat untuk dapat bekerja di industri rumah tangga tersebut demi membantu ekonomi hidup mereka. Dan juga dengan adanya industri rumah tangga pembuatan roti yang ada di Desa Kramat dapat memberi peluang usaha kepada masyarakat sekitar untuk dapat membuka usaha seperti membuka warung, guna melancarkan jalannya kegiatan usaha pada industri rumah tangga pembuatan roti yang ada di Desa Kramat tersebut. Para pekerja di industri rumah tangga pembuatan roti diberdayakan oleh kemampuan mereka masing-masing, dan kemampuan itu muncul dari adanya rasa ingin tahu dari diri sendiri oleh pekerja dan juga pemberian petunjuk dari orang lain. Para pekerja di industri rumah tangga pembuatan roti yang terlibat langsung dalam proses pemberdayaan mengalami peningkatan kesejahteraan bagi mereka. Hidup mereka lebih berkecukupan, mereka dapat membiayai keperluan untuk diri mereka sendiri, serta dapat membiayai keluarga mereka masing-masing. 2. Saran Industri yang ada di Desa Kramat adalah salah satu usaha yang perlu untuk lebih diperhatikan. Industri roti tersebut dapat meningkat lebih dari kondisi yang ada sekarang ini. Hal tersebut dapat dilakukan melalui kerja sama yang baik antar elemen serta instansi terkait ke depannya. Peran pemerintah baik dari desa sampai ke tingkat provinsi harusnya dapat lebih diintensifkan karena mengingat beberapa masyarakat menggantungkan hidupnya di industri tersebut. Industri dalam perkembangan harusnya dapat melakukan kegiatan yang bersifat pemberdayaan masyarakat terutama masyarakat pedesaan. Masyarakat pedesaan terutama masih minim kemampuan serta pengetahuan, oleh karena itu industri dapat melakukannya untuk membuat masyarakat cerdas.

16 DAFTAR PUSTAKA Agnes Sunartiningsih Pemberdayaan Masyarakat Desa Melalui Institusi Local, Yogyakarta: Aditya Media. Agusyanto Ruddy Jaringan Sosial Dalam Organisasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Armelia, Gita Rosalita. Tanpa Tahun. Peran PTPN VII Dalam Pemberdayaan Home Industri Keripik Pisang pada home industri Mitra Binaan PTPN VII, Jurnal, Lampung. Damayantie, Anita. Tanpa Tahun. Peran PTPN VII Dalam Pemberdayaan Home Industri Keripik Pisang, Jurnal Sociologie, Vol. 1, No. 4. Damsar MA Sosial Kapital, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Hikmat Harry Pemberdayaan Masyarakat dalam Penanggulangan Kemiskinan, Jakarta: Humaniora Utama. Jousairi Hasbullah Sosial Kapital (Menuju Keunggulan Budaya Manusia Indonesia), Jakarta: MR United Press. Makalah Lokakarya Nasional Menggagas Arah Pendidikan Sosiologi dan Penyuluhan Pertanian Masa Depan, Jatinangor: Laboratorium Sosiologi dan Penyuluhan Pertanian Universitas Padjadjaran. Mefi Hermawanti Modal Pemberdayaan Masyarakat Adat di Indonesia Panduan Seri: Penguatan Modal Sosial Masyarakat Adat, Jakarta: PT Gramedia. Mubyarto Peluang Kerja Dan Berusaha Di Pedesaan, Yogyakarta: BPFE. Nawawi, Handari Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Pierre Bourdieu The Logic of Practice, California: Atanford University Press. Riyadi Soeprapto Interaksionisme Simbolik (Perspektif Sosiologi Modern), Malang: Averroes Press. Sugiyono Metodologi Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif, Bandung: Cv Alfabeta. Veranita, Dini Modal Sosial Dalam Industri Rumah Tangga Kerupuk Di Desa Meranjat II Kecamatan Indralaya Selatan Kabupaten Ogan Ilir, Artikel Jurnal, Universitas Sriwijaya. Sumber Dari Internet Blog Maha Neni. Dukungan Dan Jaringan Sosial Serta Sistem Sumber (Diakses pada tanggal 17 februari 2015) Blog Sehansnza, tentang Teori Interaksi Simbolik (Diakses pada tanggal 24 maret 2015) (Diakses pada tanggal 17 februari 2015) (Diakses pada tanggal 17 februari 2015)

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sektor industri sebagai bagian dari proses pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sektor industri sebagai bagian dari proses pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sektor industri sebagai bagian dari proses pembangunan nasional dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang telah membawa perubahan terhadap kehidupan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2. 1. Modal Sosial Konsep modal sosial menawarkan betapa pentingnya suatu hubungan. Dengan membagun suatu hubungan satu sama lain, dan memeliharanya agar terjalin terus, setiap individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik semua kebudayaan. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik semua kebudayaan. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat merupakan organisme hidup karena masyarakat selalu mengalami pertumbuhan, saling mempengaruhi satu sama lain dan setiap sistem mempunyai fungsi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kemampuan komunitas untuk mengatur individunya merupakan modal sosial

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kemampuan komunitas untuk mengatur individunya merupakan modal sosial BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Modal Sosial Kemampuan komunitas untuk mengatur individunya merupakan modal sosial (social capital) yang mampu membuat individu individu yang ada didalam komunitas tersebut berbagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut hubungan antara orang-perorangan, antara kelompok-kelompok

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut hubungan antara orang-perorangan, antara kelompok-kelompok BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial (yang juga dapat dinamakan proses sosial) karena interaksi merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Modal sosial atau social capital merupakan satu terminologi baru yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Modal sosial atau social capital merupakan satu terminologi baru yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Modal sosial Modal sosial atau social capital merupakan satu terminologi baru yang dikembangkan oleh ahli-ahli sosial untuk memperkaya pemahaman kita tentang masyarakat dan komunitas.

Lebih terperinci

Interaksi Pustakawan Dan Pemustaka

Interaksi Pustakawan Dan Pemustaka Interaksi Pustakawan Dan Pemustaka Abstrak : Selain menguasai bidang ilmu perpustakaan, pustakawan diharapkan mampu memahami kondisi pemustaka melalui interaksi sosial. Dalam berinteraksi dengan pemustaka,

Lebih terperinci

Analisis Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Desa Cihideung sebagai Desa Wisata

Analisis Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Desa Cihideung sebagai Desa Wisata Analisis Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Desa Cihideung sebagai Desa Wisata Hanifah Gunawan 1, Karim Suryadi 2, Elly Malihah 3 1 SMA Negeri 2 Cianjur 2 Dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi 3 Dosen

Lebih terperinci

Jejaring Komunitas sebagai Modal Sosial dalam Strategi Pemasaran CV.Penerbit Ombak Natalia/ Bambang Kusumo Prihandono. Program Studi Ilmu Sosiologi

Jejaring Komunitas sebagai Modal Sosial dalam Strategi Pemasaran CV.Penerbit Ombak Natalia/ Bambang Kusumo Prihandono. Program Studi Ilmu Sosiologi Jejaring Komunitas sebagai Modal Sosial dalam Strategi Pemasaran CV.Penerbit Ombak Natalia/ Bambang Kusumo Prihandono Program Studi Ilmu Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Atma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Koentjaraningrat sebagaimana yang dikutip oleh Adon Nasrulloh 2 memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Koentjaraningrat sebagaimana yang dikutip oleh Adon Nasrulloh 2 memberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Desa merupakan kesatuan wilayah yang dihuni oleh sejumlah keluarga, yang mempunyai sistem pemerintahan sendiri (dikepalai oleh seorang kepala desa). 1 Koentjaraningrat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk tempat dan cara pengelolaannya, dari yang bersifat tradisional menjadi

BAB I PENDAHULUAN. bentuk tempat dan cara pengelolaannya, dari yang bersifat tradisional menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Definisi pasar secara sederhana yaitu tempat bertemunya penjual dan pembeli secara langsung. Pasar bersifat dinamis mengikuti perkembangan zaman. Seiring dengan

Lebih terperinci

BAB IV. 1. Makna dan Nilai wariwaa dalam adat. Pada umumnya kehidupan manusia tidak terlepas dari adat istiadat,

BAB IV. 1. Makna dan Nilai wariwaa dalam adat. Pada umumnya kehidupan manusia tidak terlepas dari adat istiadat, BAB IV ANALISIS 1. Makna dan Nilai wariwaa dalam adat Pada umumnya kehidupan manusia tidak terlepas dari adat istiadat, yang secara sadar maupun tidak telah membentuk dan melegalkan aturan-aturan yang

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI DAN KERANGKA PIKIR. tingkat bunga kredit secara komparatif tinggi yaitu 20% per angsuran

BAB II KERANGKA TEORI DAN KERANGKA PIKIR. tingkat bunga kredit secara komparatif tinggi yaitu 20% per angsuran BAB II KERANGKA TEORI DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka 1. Bank Plecit Bank plecit merupakan koperasi simpan pinjam yang memberikan tingkat bunga kredit secara komparatif tinggi yaitu 20% per angsuran

Lebih terperinci

VIII. PENYUSUNAN PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN UAB TIRTA KENCANA

VIII. PENYUSUNAN PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN UAB TIRTA KENCANA 92 VIII. PENYUSUNAN PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN UAB TIRTA KENCANA 8.1. Identifikasi Potensi, Masalah dan Kebutuhan Masyarakat 8.1.1. Identifikasi Potensi Potensi masyarakat adalah segala sesuatu yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelembagaan 2.1.1 Pengertian Kelembagaan Suatu kelembagaan merupakan suatu sistem kompleks yang sengaja dibuat manusia untuk mengatur cara, aturan, proses, dan peran masing-masing

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori Struktural Fungsional Suatu fungsi adalah kumpulan kegiatan yang ditujukan ke arah pemenuhan kebutuhan tertentu atau kebutuhan sistem. Dengan menggunakan defenisi ini,

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN KOMUNITAS

EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN KOMUNITAS 53 EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN KOMUNITAS Pada hakekatnya tujuan pembangunan adalah untuk mewujudkan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat baik perorangan, keluarga, kelompok maupun masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan masyarakat, masyarakat dengan individu, dan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan masyarakat, masyarakat dengan individu, dan masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang tidak terlepas dari hubungan dengan sesama manusia lainnya, yang dalam hidupnya antara satu dengan yang lain selalu berinteraksi

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERSETUJUAN PEMBIMBING PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL STUDI TENTANG PROGRAM KEGIATAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPM) DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN DI DESA AMBARA KECAMATAN BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO Oleh : HASANA P. ABAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi manusia antara lain imitasi, sugesti, simpati, identifikasi, dan empati.

BAB I PENDAHULUAN. interaksi manusia antara lain imitasi, sugesti, simpati, identifikasi, dan empati. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk individu yang tidak bisa hidup sendiri dan juga merupakan makhluk sosial yang selalu ingin hidup berkelompok dan bermasyarakat. Dalam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. khusus dari interaksi sosial. Menurut Soekanto (1983: 80), berlangsungnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. khusus dari interaksi sosial. Menurut Soekanto (1983: 80), berlangsungnya 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Interaksi Sosial Interaksi Sosial dalam masyarakat merupakan syarat utama terjadinya aktivitasaktivitas sosial. Dalam bentuk lain dari proses sosial hanya merupakan

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT MANIS KIDUL DALAM MENUNJANG PENDIDIKAN FORMAL DI OBJEK WISATA CIBULAN KECAMATAN JALAKSANA KABUPATEN KUNINGAN

PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT MANIS KIDUL DALAM MENUNJANG PENDIDIKAN FORMAL DI OBJEK WISATA CIBULAN KECAMATAN JALAKSANA KABUPATEN KUNINGAN PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT MANIS KIDUL DALAM MENUNJANG PENDIDIKAN FORMAL DI OBJEK WISATA CIBULAN KECAMATAN JALAKSANA KABUPATEN KUNINGAN Asti Destiana 1, D. Suryatman 2, Nur Eka Setiowati 3 1, 2, 3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan struktur koordinasi terencana yang formal, yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan struktur koordinasi terencana yang formal, yang melibatkan 15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi merupakan struktur koordinasi terencana yang formal, yang melibatkan dua orang atau lebih, dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Lebih terperinci

PERANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM PEMBINAAN USAHA KERAJINAN KERIPIK TEMPE DI KABUPATEN NGAWI SKRIPSI

PERANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM PEMBINAAN USAHA KERAJINAN KERIPIK TEMPE DI KABUPATEN NGAWI SKRIPSI PERANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM PEMBINAAN USAHA KERAJINAN KERIPIK TEMPE DI KABUPATEN NGAWI SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). Penelitian lapangan (field research) adalah

Lebih terperinci

BAB VI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENCIPTAKAN PERUBAHAN

BAB VI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENCIPTAKAN PERUBAHAN 68 BAB VI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENCIPTAKAN PERUBAHAN Pengorganisasian lebih dimaknai sebagai suatu kerangka menyeluruh dalam rangka memecahkan masalah ketidakadilan sekaligus membangun tatanan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Jaringan sosial merupakan hubungan-hubungan yang tercipta antar banyak individu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Jaringan sosial merupakan hubungan-hubungan yang tercipta antar banyak individu BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Jaringan Sosial Jaringan sosial merupakan hubungan-hubungan yang tercipta antar banyak individu dalam suatu kelompok ataupun antar suatu kelompok dengan kelompok lainnya. Hubunganhubungan

Lebih terperinci

BAB VI PENGARUH MODAL SOSIAL TERHADAP TAHAPAN PEROLEHAN KREDIT MIKRO. 6.1 Pengaruh Modal Sosial terhadap Perolehan Kredit Mikro

BAB VI PENGARUH MODAL SOSIAL TERHADAP TAHAPAN PEROLEHAN KREDIT MIKRO. 6.1 Pengaruh Modal Sosial terhadap Perolehan Kredit Mikro 46 BAB VI PENGARUH MODAL SOSIAL TERHADAP TAHAPAN PEROLEHAN KREDIT MIKRO 6.1 Pengaruh Modal Sosial terhadap Perolehan Kredit Mikro Modal sosial merupakan hal yang penting dalam membentuk suatu kerjasama,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan sektor pertanian sebagai sumber mata pencaharian dari mayoritas penduduknya. Dengan demikian, sebagian besar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah yang paling lazim dipakai untuk menyebut kesatuan kesatuan hidup

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah yang paling lazim dipakai untuk menyebut kesatuan kesatuan hidup 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kehidupan Masyarakat Istilah yang paling lazim dipakai untuk menyebut kesatuan kesatuan hidup manusia, baik dalam tulisan ilmiah maupun bahasa sehari-hari adalah masyarakat.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian (field research) atau studi lapangan yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan cara terjun langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima. Komunikasi terbagi ke

BAB I PENDAHULUAN. maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima. Komunikasi terbagi ke BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komunikasi merupakan sebuah proses sosial yang sangat mendasar dan vital dalam kehidupan manusia, karena setiap orang dalam kehidupanya selalu berkeinginan untuk mempertahankan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelembagaan 2.1.1 Pengertian Kelembagaan Kelembagaan merupakan suatu sistem yang sengaja dibuat manusia untuk mengatur cara, aturan, proses dan peran masing-masing komponen

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KOPERASI PASAR TRADISIONAL. A. Peran Strategis Pasar Tradisional Terhadap Perekonomian

BAB IV IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KOPERASI PASAR TRADISIONAL. A. Peran Strategis Pasar Tradisional Terhadap Perekonomian BAB IV IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KOPERASI PASAR TRADISIONAL A. Peran Strategis Pasar Tradisional Terhadap Perekonomian 1. Aset Penting Pasar Tradisional Pasar Tradisional sebagai lokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Interaksi itu terjadi kalau satu individu dalam masyarakat berbuat sedemikian rupa,

BAB I PENDAHULUAN. Interaksi itu terjadi kalau satu individu dalam masyarakat berbuat sedemikian rupa, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat merupakan suatu kesatuan individu yang dipandang dalam keseluruhannya satu dengan yang lain, berada dalam interaksi yang berulang tetap. Interaksi itu terjadi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berbagai macam karakter masyarakat di Yogyakarta mampu memecah jaringan sosial yang dimiliki oleh kelompok masyarakat termasuk kelompok pengusaha asal Kuningan

Lebih terperinci

Draft : GBHP. Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Pengertian. 1.2 Landasan. 1.3 Tujuan. 1.4 Sistematika. Bab 2 Bidang-Bidang BP HIMATIKA ITB Periode

Draft : GBHP. Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Pengertian. 1.2 Landasan. 1.3 Tujuan. 1.4 Sistematika. Bab 2 Bidang-Bidang BP HIMATIKA ITB Periode Draft : GBHP Bab 1 Pendahuluan 1.1 Pengertian 1.2 Landasan 1.3 Tujuan 1.4 Sistematika Bab 2 Bidang-Bidang BP Periode 2012-2013 2.1 Internal 2.2 Eksternal 2.3 Kemahasiswaan Bab 3 Penutup Bab 1 Pendahuluan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PROGRAM DAERAH PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PDPM), STUDI TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KELURAHAN MAMBORO KECAMATAN PALU UTARA KOTA PALU

EFEKTIVITAS PROGRAM DAERAH PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PDPM), STUDI TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KELURAHAN MAMBORO KECAMATAN PALU UTARA KOTA PALU EFEKTIVITAS PROGRAM DAERAH PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PDPM), STUDI TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KELURAHAN MAMBORO KECAMATAN PALU UTARA KOTA PALU Jans Wilianto Nasila Dosen Administrasi Negara Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan motor penggerak yang memberikan dasar bagi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan motor penggerak yang memberikan dasar bagi peningkatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industrialisasi menempati posisi sentral dalam ekonomi masyarakat modern dan merupakan motor penggerak yang memberikan dasar bagi peningkatan kemakmuran dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian kualitatif. Oleh karena itu, penelitian ini bersifat penelitian penelitian lapangan

Lebih terperinci

Hakikat Sosialisasi Politik

Hakikat Sosialisasi Politik Perilaku dan Sikap Politik SOSIALISASI POLITIK 1. Alexis S. Tan dalam Mass Communication; Theories and Research, mengatakan sosialisasi politik merupakan proses perubahan perilaku yang berhubungan erat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Disebut kualitatif karena penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR. disekelilingnya. Ini merupakan salah satu pertanda bahwa manusia itu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR. disekelilingnya. Ini merupakan salah satu pertanda bahwa manusia itu 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Pustaka 1. Kelompok Sosial Manusia pada dasarnya dilahirkan seorang diri namun di dalam proses kehidupan selanjutnya, manusia membutuhkan manusia

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. modern. Salah satu pasar tradisonal yang masih eksis di Yogyakarta yaitu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. modern. Salah satu pasar tradisonal yang masih eksis di Yogyakarta yaitu BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Modal sosial dapat dibangun dalam dunia perdagangan di pasar. Modal sosial juga memiliki peran dalam membantu pasar tradisonal untuk mempertahankan keberadaannya

Lebih terperinci

BAB VIII KELEMBAGAAN MAKANAN POKOK NON BERAS

BAB VIII KELEMBAGAAN MAKANAN POKOK NON BERAS 92 BAB VIII KELEMBAGAAN MAKANAN POKOK NON BERAS Kelembagaan menurut Uphoff (1993) dikutip Soekanto (2009) adalah seperangkat norma dan perilaku yang bertahan dari waktu ke waktu dengan memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Secara umum, penelitian atau riset dapat diartikan sebagai suatu metode studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah peningkatan kemampuan masyarakat baik secara individu maupun

BAB I PENDAHULUAN. adalah peningkatan kemampuan masyarakat baik secara individu maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan sebagai suatu proses belajar, belajar yang dimaksud adalah peningkatan kemampuan masyarakat baik secara individu maupun kolektif tidak hanya menyesuaikan

Lebih terperinci

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dengan menggunakan pikiran, naluri,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dipengaruhi atau ditentukan oleh tepat tidaknya penelitian atau penentuan metode

BAB III METODE PENELITIAN. dipengaruhi atau ditentukan oleh tepat tidaknya penelitian atau penentuan metode BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah salah satu faktor yang terpenting dan sangat menentukan dalam penelitian, hal ini disebabkan karena berhasil tidaknya suatu penelitian banyak dipengaruhi atau ditentukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. mengungkapkan fenomena atau peristiwa sosial tertentu dan pemahaman atau

METODE PENELITIAN. mengungkapkan fenomena atau peristiwa sosial tertentu dan pemahaman atau 78 III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menjembatani antara dunia konseptual dengan dunia empirik. Suatu penelitian sosial diharapkan dapat

Lebih terperinci

METODE KAJIAN. Tabel 1. Jadwal Rencana Pelaksanaan Kajian Pengembangan Masyarakat di Kelurahan Campaka Kecamatan Andir Kota Bandung

METODE KAJIAN. Tabel 1. Jadwal Rencana Pelaksanaan Kajian Pengembangan Masyarakat di Kelurahan Campaka Kecamatan Andir Kota Bandung METODE KAJIAN Kajian pengembangan masyarakat ini dilaksanakan di kelurahan Campaka kecamatan Andir kota Bandung dengan pertimbangan Kelurahan Campaka merupakan kelurahan yang telah tersentuh program-program

Lebih terperinci

Modal Sosial Pedagang di Pasar Bintan Center Kota Tanjungpinang. (Nanik Rahmawati, S.Sos, M.Si) Abstrak

Modal Sosial Pedagang di Pasar Bintan Center Kota Tanjungpinang. (Nanik Rahmawati, S.Sos, M.Si) Abstrak Modal Sosial Pedagang di Pasar Bintan Center Kota Tanjungpinang (Nanik Rahmawati, S.Sos, M.Si) Abstrak Modal sosial merupakan jaringan yang memiliki nilai. Terdapat kontak sosial yang mempengaruhi produktifitas

Lebih terperinci

: PEMBINAAN WILAYAH TINGKAT DESA

: PEMBINAAN WILAYAH TINGKAT DESA 11 PEMBINAAN WILAYAH TINGKAT DESA Deskripsi Singkat Topik : Pokok Bahasan Waktu Tujuan : PEMBINAAN WILAYAH TINGKAT DESA : 1 (satu) kali tatap muka pelatihan selama 100 menit. : Untuk menanamkan pemahaman

Lebih terperinci

BAB VI KOMUNITAS DIBO-DIBO SEBAGAI JARINGAN YANG HIDUP

BAB VI KOMUNITAS DIBO-DIBO SEBAGAI JARINGAN YANG HIDUP BAB VI KOMUNITAS DIBO-DIBO SEBAGAI JARINGAN YANG HIDUP Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dijabarkan pada dua bab sebelumnya, dapat diidentifikasi bahwa komunitas karakter sosial dan juga karakter

Lebih terperinci

A. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM

A. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM A. Latar Belakang Dalam Strategi intervensi PNPM Mandiri Perkotaan untuk mendorong terjadinya proses transformasi sosial di masyarakat, dari kondisi masyarakat yang tidak berdaya menjadi berdaya, mandiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepercayaan (trust), saling pengertian (mutual understanding), dan nilai-nilai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepercayaan (trust), saling pengertian (mutual understanding), dan nilai-nilai 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Modal Sosial Modal sosial adalah hubungan yang terjadi dan diikat oleh suatu kepercayaan (trust), saling pengertian (mutual understanding), dan nilai-nilai bersama (shared

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Manajemen Humas dan Partisipasi Masyarakat Sekitar Sekolah di Madrasah Aliayah Mu allimin Mu allimat Rembang 1. Pelaksanaan manajemen humas di Madrasah

Lebih terperinci

CETAK BIRU EDUKASI MASYARAKAT DI BIDANG PERBANKAN

CETAK BIRU EDUKASI MASYARAKAT DI BIDANG PERBANKAN CETAK BIRU EDUKASI MASYARAKAT DI BIDANG PERBANKAN Kelompok Kerja Edukasi Masyarakat Di Bidang Perbankan 2007 1. Pendahuluan Bank sebagai lembaga intermediasi dan pelaksana sistem pembayaran memiliki peranan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra bukanlah hal yang asing bagi manusia, bahkan sastra begitu akrab karena dengan atau tanpa disadari terdapat hubungan timbal balik antara keduanya.

Lebih terperinci

MODAL SOSIAL PADA PENGUATAN KELEMBAGAAN KELOMPOK AFINITAS (Studi Kasus Program Aksi Desa Mandiri Pangan) Sofyan Nurdin K., Sitti Nurani S.

MODAL SOSIAL PADA PENGUATAN KELEMBAGAAN KELOMPOK AFINITAS (Studi Kasus Program Aksi Desa Mandiri Pangan) Sofyan Nurdin K., Sitti Nurani S. MODAL SOSIAL PADA PENGUATAN KELEMBAGAAN KELOMPOK AFINITAS (Studi Kasus Program Aksi Desa Mandiri Pangan) Sofyan Nurdin K., Sitti Nurani S. E-mail: sofyannurdinkasim@gmail.com Abstrak Penguatan kelembagaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. terdengar istilah organisasi. Menurut Edgar H. Schein, organisasi adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. terdengar istilah organisasi. Menurut Edgar H. Schein, organisasi adalah 8 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka Konsep Organisasi Masyarakat adalah mahluk sosial yang hidup berkelompok dan saling membutuhkan satu sama lain. Dalam kehidupan bermasyarakat,

Lebih terperinci

PERAN DINAS KOPERASI DAN UKM DALAM PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI KOTA SAMARINDA

PERAN DINAS KOPERASI DAN UKM DALAM PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI KOTA SAMARINDA ejournal Administrasi Negara Volume 5, (Nomor 2 ) 2017: 5844-5855 ISSN 0000-0000, ejournal.an.fisip-unmul.ac.id Copyright 2017 PERAN DINAS KOPERASI DAN UKM DALAM PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mahluk biologis merupakan individu yang mempunyai potensi-potensi diri yang

BAB I PENDAHULUAN. mahluk biologis merupakan individu yang mempunyai potensi-potensi diri yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk yang memiliki akal pikiran yang membedakan manusia dengan makhluk yang lain. Namun demikian sebagai mahluk biologis merupakan individu yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bank yang diteliti adalah Bank Muamalat Indonesia Cabang Kota Malang, yang beralamat di Jl. Kawi Atas No. 36A Malang.

BAB III METODE PENELITIAN. Bank yang diteliti adalah Bank Muamalat Indonesia Cabang Kota Malang, yang beralamat di Jl. Kawi Atas No. 36A Malang. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Bank yang diteliti adalah Bank Muamalat Indonesia Cabang Kota Malang, yang beralamat di Jl. Kawi Atas No. 36A Malang. B. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

ASESMEN MANDIRI. SKEMA SERTIFIKASI : Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat ( FPM ) FORM APL-02

ASESMEN MANDIRI. SKEMA SERTIFIKASI : Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat ( FPM ) FORM APL-02 No. Urut 05 ASESMEN MANDIRI SKEMA SERTIFIKASI : Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat ( FPM ) FORM APL-02 Lembaga Sertifikasi Profesi Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat 2013 Nomor Registrasi Pendaftaran

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Industri kuliner memiliki fungsi penting dalam pembangunan ekonomi terutama bagi perempuan di pedesaan. Studi dari Desa Ngawu menunjukkan bahwa usaha ini

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada 44 III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Masalah Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari satu atau

Lebih terperinci

MASALAH SOSIAL BUDAYA DITINJAU DALAM BERBAGAI NUR ENDAH JANUARTI, MA

MASALAH SOSIAL BUDAYA DITINJAU DALAM BERBAGAI NUR ENDAH JANUARTI, MA MASALAH SOSIAL BUDAYA DITINJAU DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF NUR ENDAH JANUARTI, MA TUJUAN PEMBELAJARAN : Mahasiswa mampu memahami masalah sosial budaya dalam berbagai perspektif Mahasiswa mampu menganalisa

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan

Lebih terperinci

MODAL SOSIAL DALAM PASAR TIBAN SUNDAY MORNING DI LEMBAH UGM YOGYAKARTA RINGKASAN SKRIPSI

MODAL SOSIAL DALAM PASAR TIBAN SUNDAY MORNING DI LEMBAH UGM YOGYAKARTA RINGKASAN SKRIPSI MODAL SOSIAL DALAM PASAR TIBAN SUNDAY MORNING DI LEMBAH UGM YOGYAKARTA RINGKASAN SKRIPSI Oleh: Novi Marlina 08413241015 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan memiliki lembaga keuangan yang kuat dan modern. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. dengan memiliki lembaga keuangan yang kuat dan modern. Dimana BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Dalam suatu Negara, lembaga keuangan berperan aktif dalam membantu pertumbuhan ekonomi. Salah satu hal yang menunjukkan bahwa sebuah Negara telah memiliki kemajuan

Lebih terperinci

PEMBINAAN PESERTA DIDIK DALAM PENINGKATAN KEDISIPLINAN DI SEKOLAH. Oleh : Pitriani

PEMBINAAN PESERTA DIDIK DALAM PENINGKATAN KEDISIPLINAN DI SEKOLAH. Oleh : Pitriani PEMBINAAN PESERTA DIDIK DALAM PENINGKATAN KEDISIPLINAN DI SEKOLAH Oleh : Pitriani Abstrak: Pendidikan merupakan faktor utama dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas. Dengan kata lain, pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode merupakan jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai sasaran yang diperlukan bagi penggunanya, sehingga dapat memahami objek sasaran yang dikehendaki dalam

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBERDAYAAN USAHA RUMAHAN BERBASIS POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KELUARGA

STRATEGI PEMBERDAYAAN USAHA RUMAHAN BERBASIS POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KELUARGA STRATEGI PEMBERDAYAAN USAHA RUMAHAN BERBASIS POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KELUARGA Dyah Hapsari ENH, E.S. Halimi, Rudy Kurniawan, Yusnaini, dan Rogaiyah Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Pustaka Setia Bandung, Bandung, 2013, hlm. 23

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Pustaka Setia Bandung, Bandung, 2013, hlm. 23 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Baitul Mal Wa Tamwil (BMT) adalah balai usaha mandiri terpadu yang isinya berintikan bayt al-mal wa at-tamwil dengan kegiatan mengembangkan usaha usaha produktif dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Karakter merupakan hal yang sangat penting untuk ditanamkan dalam jiwa individu. Proses pendidikan karakter dapat dilakukan

Lebih terperinci

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih.

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan politik di Indonesia saat ini adalah kurangnya kesadaran politik dalam masyarakat khususnya generasi pemuda untuk terlibat dalam partisipasi politik. Tuntutan

Lebih terperinci

POLICY BRIEF ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN PERTANIAN DI KAWASAN PERBATASAN

POLICY BRIEF ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN PERTANIAN DI KAWASAN PERBATASAN POLICY BRIEF ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN PERTANIAN DI KAWASAN PERBATASAN Ir. Sunarsih, MSi Pendahuluan 1. Kawasan perbatasan negara adalah wilayah kabupaten/kota yang secara

Lebih terperinci

Pilihan Strategi dalam Mencapai Tujuan Berdagang

Pilihan Strategi dalam Mencapai Tujuan Berdagang Bab Dua Kajian Pustaka Pengantar Pada bab ini akan dibicarakan beberapa konsep teoritis yang berhubungan dengan persoalan penelitian tentang fenomena kegiatan ekonomi pedagang mama-mama asli Papua pada

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN ORANGTUA DENGAN AKTIVITAS ANAK MENONTON TELEVISI

PENDAMPINGAN ORANGTUA DENGAN AKTIVITAS ANAK MENONTON TELEVISI PENDAMPINGAN ORANGTUA DENGAN AKTIVITAS ANAK MENONTON TELEVISI (Studi kasus pada keluarga di Perumahan Meranti Permai, Kecamatan Siantar utara, Kota Pematangsiantar) Julius Osvaldo Situmorang 100904041

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tidak dapat dilihat sebagai bagian yang berdiri sendiri, tetapi sebagai satu kesatuan

BAB II LANDASAN TEORI. tidak dapat dilihat sebagai bagian yang berdiri sendiri, tetapi sebagai satu kesatuan 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Sumber Daya Manusia Dalam rangka persaingan ini organisasi atau perusahaan harus memiliki sumber daya yang tangguh. Sumber daya dibutuhkan perusahaan atau organisasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran dan pemahaman mendalam tentang strategi yang dirumuskan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pacitan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan tempat di mana penelitian akan dilakukan yaitu di Kelompok Bermain Bunga Nusantara

Lebih terperinci

LAMPIRAN 6. PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (Versi Ringkas)

LAMPIRAN 6. PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (Versi Ringkas) LAMPIRAN 6 PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (Versi Ringkas) Pihak Pertama Nama: Perwakilan yang Berwenang: Rincian Kontak: Pihak Kedua Nama:

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN EKONOMI RUMAH TANGGA. NGO services dalam ETESP di NAD dan Nias

PENGELOLAAN EKONOMI RUMAH TANGGA. NGO services dalam ETESP di NAD dan Nias MENUJU KEMANDIRIAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT (KSM) Buku 1 Masyarakat perlu memiliki sikap untuk mempercayai dan menghargai kemampuan mereka sendiri yaitu kepercayaan dan penghargaan yang bersumber pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 70 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan penelitian kualitatif

Lebih terperinci

Perempuan dan Industri Rumahan

Perempuan dan Industri Rumahan A B PEREMPUAN DAN INDUSTRI RUMAHAN PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAHAN DALAM SISTEM EKONOMI RUMAH TANGGA UNTUK PENINGKATAN KUALITAS HIDUP PEREMPUAN DAN ANAK C ...gender equality is critical to the development

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. Dengan pengambilan sampel secara purposive random sampling yakni

BAB II METODE PENELITIAN. Dengan pengambilan sampel secara purposive random sampling yakni 63 BAB II METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam skripsi ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Dengan pengambilan sampel secara purposive random sampling yakni metode yang digunakan

Lebih terperinci

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN INFARSTRUKTUR DI DESA TALIKURAN KECAMATAN TOMPASO KABUPATEN MINAHASA

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN INFARSTRUKTUR DI DESA TALIKURAN KECAMATAN TOMPASO KABUPATEN MINAHASA PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN INFARSTRUKTUR DI DESA TALIKURAN KECAMATAN TOMPASO KABUPATEN MINAHASA Oleh Inggrid Kawulur 1 Marlien T.Lapian 2 J.E.Kaawoan 3 Abstrak Masyarakat sebagai salah satu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bekerja di sektor pertanian. Di sektor tersebut dikembangkan sebagai sumber mata

I. PENDAHULUAN. bekerja di sektor pertanian. Di sektor tersebut dikembangkan sebagai sumber mata 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia sebagai negara agraris yang sebagian besar penduduknya bekerja di sektor pertanian. Di sektor tersebut dikembangkan sebagai sumber mata pencaharian masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan (field research) karena peneliti terlibat langsung dalam penelitian. Field research adalah

Lebih terperinci

Oleh : Cahyono Susetyo

Oleh : Cahyono Susetyo PENGEMBANGAN MASYARAKAT BERBASIS KELOMPOK Oleh : Cahyono Susetyo 1. PENDAHULUAN Perencanaan partisipatif yang saat ini ramai didengungkan merupakan suatu konsep yang dianggap mampu menyelesaikan permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

JKB. Nomor 7 Th. IV Januari

JKB. Nomor 7 Th. IV Januari JKB. Nomor 7 Th. IV Januari 2010 1 PENYUSUNAN MODUL PEMBERDAYAAN UKM SENTRA MELALUI KOPERASI BERBASIS PRODUK KHAS BUDAYA LOKAL Oleh : Ir. Eddy Triharyanto, MP Ir. Joko Sutrisno, MP Ir. Martina Andriani,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dikarenakan, penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dikarenakan, penelitian III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dikarenakan, penelitian yang bersifat analitis. Selain itu data penelitian yang akan dikumpulkan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman, motivasi, komitmen yang tinggi, disiplin diri, dan semangat kerja

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman, motivasi, komitmen yang tinggi, disiplin diri, dan semangat kerja 15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap organisasi pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai, diperlukan sumber daya yang maksimal agar tercapainya tujuan organisasi tersebut. Sumber daya

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. hadirnya organisasi adalah untuk menata masyarakat secara umum.

BAB IV PENUTUP. hadirnya organisasi adalah untuk menata masyarakat secara umum. BAB IV PENUTUP 4.4.1. Kesimpulan Manusia yang terdiri dari berbagai individu yang mempunyai kemauan dan kemampuan untuk bekerjasama dalam suatu wadah disebut organisasi. Sehingga manusia menyadari hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang begitu pesat hal ini ditandai dengan munculnya industri baru

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang begitu pesat hal ini ditandai dengan munculnya industri baru BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti saat ini perekonomian dunia mengalami perkembangan yang begitu pesat hal ini ditandai dengan munculnya industri baru yang berbasis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Agar dapat menemukan pendidikan yang bermutu dan dapat meningkatkan. dalam seluruh aktifitas bidang-bidang tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Agar dapat menemukan pendidikan yang bermutu dan dapat meningkatkan. dalam seluruh aktifitas bidang-bidang tersebut. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan fondasi yang sangat penting dan esensial bagi keunggulan suatu bangsa. Pendidikan tidak akan pernah habis untuk diperbincangkan oleh siapapun terutama

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator ekonomi antara lain dengan mengetahui pendapatan nasional, pendapatan per kapita, tingkat

Lebih terperinci