MATERI DIALOG INTERAKTIF BPLHD PROVINSI DKI JAKARTA PADA ACARA PAMERAN PEKAN LINGKUNGAN HIDUP 2013 TOPIK : MITIGASI DAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM

Transkripsi

1 MATERI DIALOG INTERAKTIF BPLHD PROVINSI DKI JAKARTA PADA ACARA PAMERAN PEKAN LINGKUNGAN HIDUP 2013 TOPIK : MITIGASI DAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM 1. Gas Rumah Kaca (GRK) adalah komponen-komponen berfasa gas yang berada di atmosfir, baik yang berasal dari fenomena alam maupun yang berasal dari kegiatan manusia, yang menyerap dan melepaskan kembali radiasi infra-merah. 2. Annex A Kyoto Protocol menyebutkan 6 (enam) jenis GRK yang diperhitungkan, yaitu : Karbondioksida (CO 2 ), Metana (CH 4 ), Dinitro oksida (N 2 O), seluruh bentuk Hidroflorokarbon (HFCs), seluruh bentuk Perfluorokarbon (PFCs), serta Sulfur Heksaflorida (SF ) SIKAP PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TERHADAP PERUBAHAN IKLIM 1. Diakomodir ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Berkomitmen untuk menurunkan emisi GRK sebesar 30% pada Tahun Menyusun Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas rumah Kaca (RAD-GRK) DKI Jakarta sesuai dengan amanah Perpres No. 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca 4. Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 131 Tahun 2012 tentang Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca 5. Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 38 Tahun 2012 tentang Bangunan Gedung Hijau

2 Baseline emisi GRK pada tahun dasar 2005 adalah sebesar 35,09 juta ton CO 2 e yang dihasilkan dari sektor-sektor utama, yaitu : 1. Industri : 29% 2. Rumah tangga : 24% 3. Transportasi : 20 % 4. Komersial : 15% 5. Sampah : 6% 6. Lainnya : 4% 7. Limbah cair : 2% Proyeksi emisi GRK pada tahun 2030 adalah sebesar 113,94 juta ton CO 2 e diperoleh berdasarkan pertumbuhan penduduk dan ekonomi, yaitu : 1. Rumah tangga : 27% 2. Komersial : 26% 3. Transportasi : 24 % 4. Industri : 13% 5. Sampah : 2% 6. Lainnya : 7% 7. Limbah cair : 1%

3 Mengacu pada target penurunan emisi GRK DKI Jakarta yaitu sebesar 30% pada Tahun 2030, maka emisi yang harus direduksi adalah sebesar 34,182 juta ton CO 2 e yang dapat dilakukan aksi mitigasi dari sektor-sektor utama, yaitu : 1. Transportasi sebesar 57% 2. Pemakaian listrik sebesar sebesar 35% 3. Sampah sebesar 3,4% 4. Industri sebesar 2,4% 5. Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebesar 1,1% 6. Rumah tangga sebesar 0,4%, dan 7. Limbah cair sebesar 0,2% PROGRAM MITIGASI DALAM RANGKA PENGENDALIAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM DI JAKARTA : 1. Hari Bebas Kendaraan Bermotor (Car Free Day) 2. Pengujian emisi kendaraan bermotor 3. Mengembangkan angkutan umum massal: TransJakarta 4. Konversi Bahan Bakar dari Minyak Tanah ke Gas (LPG) 5. Pengembangan Smart Energy Program 6. Fasilitas Pengolahan Limbah Terpadu di Bantar Gebang 7. Fasilitas Pengelolaan Air Limbah 8. Penyediaan dan preservasi air 9. Green Building sebagai Pilot Project sedang dilakukan Building Retrofit Gedung Balai Kota Blok G dan Gd. DPRD DKI Jakarta

4 PROGRAM ADAPTASI DALAM RANGKA PENGENDALIAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM DI JAKARTA : 1. Pembangunan Infrastruktur Pengendali Banjir (Flood Control Infrastructure Development) 2. Pembangunan dan pengelolaan Prasarana Pengendali Banjir dan Pembangunan Dingding Penahan Pantai (Maintenance of Shore Line Flood Barrier and Construction of Flood Channel) 3. Rehabilitasi hutan mangrove (Rehabilitation of the mangrove forest) 4. Rencana Pembangunan Giant Sea Defense (Plan of Giant Sea Defense Development) UPAYA MITIGASI DARI SEKTOR PEMANFAATAN ENERGI a. Pengembangan Retrofit Gedung di Balaikota b. Konversi minyak tanah ke gas c. Green Building Pilot Project di Jakarta d. Berpartisipasi dalam aksi Earth Hour e. Pengembangan fasilitas Energi Terbarukan di Kepulauan Seribu a. New Green Building Code b. Implementasi retrofit gedung di sekolah dan rumah sakit / klinik c. Implementasi retrofit lampu jalan dengan LED d. Tinjau ulang sumber bahan bakar alternatif untuk pembangkit listrik

5 UPAYA MITIGASI DARI SEKTOR TRANSPORTASI a. Pembangunan 10 Koridor Busway dengan total panjang konstruksi 171,5 km untuk kapasitas 524 unit BRT (Bus Rapid Transit) dan penumpang / hari b. Penggunaan CNG untuk BRT (Bus Rapid Transit) c. Penggunaan CNG untuk angkutan umum (taksi, bajaj, angkutan umum / mikrolet, dll) d. Pelaksanaan Hari Bebas Kendaraan Bermotor / Car Free Day di beberapa ruas jalan e. Uji emisi kendaraan bermotor secara berkala f. Pembatasan kendaraan melalui zona three-in-one a. Pembangunan MRT (Mass Rapid Transportation) b. Pengembangan Sistem Electronic Road Pricing c. Pembangunan Monorail d. Pembangunan jalur kereta api untuk akses ke Bandara Soekarno Hatta UPAYA MITIGASI DARI SEKTOR SAMPAH a. Konversi sistem pengelolaan sampah dari sistem open dumping menjadi sanitary landfill. b. Pemanfaatan gas landfill untuk energi c. Membangun kesadaran mengolah limbah yang tepat d. Program Komposting di Skala Regional RW / RT e. Penerapan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) b. Pembangunan ITF (Intermediate Treatment Facility) c. Kerjasama dengan Pengembang Swasta untuk memilah dan mengelola sampah d. Mengurangi transportasi limbah e. Pembangunan Tempat Pembuangan Akhir baru

6 UPAYA MITIGASI DARI SEKTOR LIMBAH CAIR a. Sewerage system (sistem pembuangan limbah mencakup 3% daerah pelayanan di Jakarta) b. On site system c. Desludging (penyedotan limbah) a. Pengembangan sistem pembuangan limbah cair: o Jangka pendek (tahun 2020): cakupan daerah pelayanan 20% o Jangka menegah (tahun 2030): cakupan daerah pelayanan 40% o Jangka panjang (tahun 2050): cakupan daerah pelayanan 80% b. Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah dengan menggunakan MBBR (Moving Bed Reaktor Bio) di Waduk Setiabudi (akan beroperasi pada tahun 2013) c. Penggantian tangki septik konvensional menjadi modern yang dapat mengolah black water dan grey water d. Recapture gas metana menjadi energi e. Daur ulang air limbah menjadi air bersih f. Pengawasan Pengelolaan Air Limbah Industri dan Domestik UPAYA MITIGASI DARI SEKTOR RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) Kegiatan yang telah/sedang berjalan yaitu pembangunan & pengembangan RTH : a. Pembebasan lahan untuk RTH Taman di 50 lokasi seluas total ,65 m2, RTH Makam di 9 lokasi seluas total m2, Taman Interaktif di 8 lokasi seluas total ,85 m2, Eks SPBU di 3 lokasi seluas total m2, Hutan Kota seluas total m2 dan RTH pertanian seluas m2 b. Pembangunan Taman kota di 20 lokasi seluas ,85 m2, Taman interaktif di 12 lokasi seluas ,93 m2, Taman jalur hijau (eks SPBU) di 14 lokasi seluas m2, RTH hutan kota di 3 lokasi seluas m2 dan RTH pertanian seluas m2. c. Penataan Jalur hijau di 71 lokasi seluas m2 dan Lahan ex-spbu di 26 lokasi seluas m2. d. Pemeliharaan taman, jalur hijau dan TPU seluas ,74 m2 (2.736,7 Ha) a. Pembangunan taman kota di 2 lokasi, seluas m2 b. Pengembangan taman interaktif di 11 lokasi, yang mencakup wilayah m2 c. Pengembangan lahan ex SPBU di 3 lokasi, meliputi wilayah m2 d. Pembangunan taman di 6 lokasi, seluas m2 dari e. Penataan jalur hijau di 7 lokasi, meliputi wilayah 41,200 m2