Perubahan Preheat Zone Thickness dan Bilangan Karlovitz pada Fenomena Flame lift-up. Pembakaran Premix Gas Propana Menggunakan Burner Bunsen

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Perubahan Preheat Zone Thickness dan Bilangan Karlovitz pada Fenomena Flame lift-up. Pembakaran Premix Gas Propana Menggunakan Burner Bunsen"

Transkripsi

1 Perbahan Preheat Zne Thickness dan Bilangan Karlvitz pada Fenmena Flame lit-p Pembakaran Premix Gas Prpana Menggnakan Brner Bnsen I Made Kartika Dhiptra, Bambang Sgiart, Yliant S. Ngrh, Ckrda Prapti Mahandari Flames and Cmbstin Research Grp Labratrim Termdinamika Departemen Teknik Mesin Fakltas Teknik Universitas Indnesia dhiptra_made@yah.cm, bangsgi@eng.i.ac.id, yliant.ngrh@i.ac.id, pmahandari@yah.cm ABSTRAK Fenmena lmpatan nyala api ata lame lit-p ditemkan pada penelitian menggnakan brner Bnsen. Flame lit-p adalah kejadian melmpatnya nyala dari jng brner ke ring yang berada di atas jng brner. Penelitian dasar tentang nyala api belm banyak membahas penyebab melmpatnya nyala api. Dengan pendekatan knsep regangan nyala, kajian awal ntk menentkan bilangan tanpa dimensi penyebab mnclnya enmena ini dibahas dengan menentkan perbahan preheat zne thickness kemdian Bilangan Karlvitz. Preheat zne thickness ditentkan berdasarkan gradien maksimm dari distribsi temperatr pada smb nyala. Sedangkan Bilangan Karlvitz dihitng berdasarkan preheat zne thickness, kecepatan nyala dan laj regangan nyala. Peristiwa melmpatnya nyala api yang hanya sesaat dianalisis dengan membandingkan keda parameter pada da kndisi yakni sesaat sebelm lit-p dan sesaat setelah terjadinya lit-p. Hasil penelitian mennjkkan bahwa ketebalan daerah pemanasan awal dan kecepatan nyala laminar setelah lit-p menrn sedangkan Bilangan Karlvitz sebelm dan setelah lit-p cenderng tetap yakni sekitar.5. Nilai ini dapat dijadikan prediksi awal bahwa lmpatan nyala api akan terjadi pada Bilangan Karlvitz.5. ABSTRACT 1

2 It has been nd a phenmenn lame lit-p n the experiment emplying a Bnsen brner. Flame lit-p is the ccrrence lame jmping rm the tip brner t the ring that inserting abve the brner. Fndamental research n lames did nt elabrate the case lame jmping. Using lame stretch apprach, an initial research n dimensinless nmber t predict the ccasin this phenmenn was discssed t determine preheat zne thickness and Karlvitz nmber. Preheat zne thickness was calclated based n temperatre distribtin lame axes. Karlvitz nmber was determined rm preheat zne thickness, brning velcity and stretch rate. The ccrrence lame lit-p was less then a secnd. Therere the tw parameters will be evalated n tw dierent cnditins which are jst bere and jst ater lit-p happened. It was nd that ater lit-p, preheat zne thickness and brning velcity decreased. Karlvitz nmber jst bere and ater lit-p ccrred is abt.5. This nmber can be cnsidered as the initial predictin that lame lit-p will be appeared n Karlvitz nmber.5. Keywrds : Lit-p, preheat zne thickness, Karlvitz Nmber PENDAHULUAN Sebah enmena lmpatan nyala api ditemkan pada pembakaran premix menggnakan brner Bnsen yang dipasang ring pada jarak tertent dari jng brner. Pada saat laj aliran dara ditingkatkan sedangkan laj aliran gas dijaga tetap, pangkal nyala yang sebelmnya pada jng tabng brner akan berpindah ke ring yang dipasang pada jarak tertent dari jng brner. Kejadian ini disebt lmpatan nyala api yakni nyala melmpat dari jng brner menj ring seperti pada Gambar 1. Akibat melmpatnya nyala api maka kerct nyala yakni bagian nyala yang bersinar terang berbentk kerct berbah krannya. Sisi tegak kerct nyala mennjkkan daerah pembakaran premix sepenhnya. Daerah pemanasan awal ata preheat zne thickness jga berbah dengan melmpatnya nyala api dari jng brner ke ring. Daerah pemanasan awal adalah daerah

3 pemanasan campran bahan bakar dan ksidatr ata dara sebelm berlangsngnya penyalaan ata reaksi awal pembakaran. Kecepatan nyala menrn setelah terjadinya lit-p. Kecepatan nyala adalah kecepatan perambatan jng nyala yang pada pembakaran menggnakan Bnsen dapat didekati dengan laj aliran vlme campran dara dan bahan bakar dibagi lasan permkaan jng nyala api ata las permkaan kerct nyala. Gambar 1. Nyala sebelm lit-p (kiri) dan setelah lit-p (kanan) Penelitian tentang enmena lame lit-p telah dilakkan dari aspek rasi dara dan bahan bakar ata Air Fel Rati (AFR), panjang nyala setelah lit-p dan temperatr ring saat lit-p. Parameter yang diteliti pada ketiga aspek tersebt adalah laj aliran gas, psisi ring dari jng brner, diameter dalam ring dan material ring [1-6]. Namn sema penelitian tersebt bertjan ntk menentkan pengarh parameter terhadap mnclnya enmena lame lit-p. Sedangkan penelitian dasar tentang nyala api belm banyak membahas kndisi apa yang membat nyala api melmpat dari jng brner ke pemegang nyala yakni ringnya. Untk it pada penelitian ini akan dibahas kajian analitis ntk menentkan mnclnya enmena ini berdasarkan knsep regangan nyala ata lame stretch [7]. Regangan nyala 3

4 adalah perbahan sesaat lasan penampang nyala dibagi lasan penampang nyala ata da/a. Secara visal terlihat nyala api mengalami peregangan ata permkaan nyala (lame rnt) memanjang sebelm nyala melmpat. Sedangkan laj regangan nyala adalah regangan nyala dibagi dengan perbahan wakt ata 1/A (da/dt). Pada knsep regangan nyala dikenal bilangan tanpa dimensi yakni Bilangan Karlvitz. Bilangan Karlvitz dinyatakan sebagai perbandingan da wakt yakni wakt reaksi kimia dan wakt aliran isik. Wakt reaksi kimia adalah wakt ntk terjadinya reaksi antara bahan bakar dan ksidatr yang merpakan ngsi dari ketebalan nyala dibagi kecepatan nyala. Sedangkan wakt aliran isik adalah wakt ntk mengalirnya campran bahan bakar dan dara yang dapat dinyatakan sebagai kebalikan dari laj regangan nyala [8]. Bilangan Karlvitz ini sering dignakan ntk menentkan kndisi padamnya nyala ata extinctin. Fenmena lame lit-p sendiri terjadi pada kndisi yang mendekati extinctin sehingga penentan bilangan Karlvitz menjadi salah sat indikatr yang dapat dignakan ntk memprediksi mnclnya enmena tersebt. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakkan di Labratrim Termdinamika Departemen Teknik Mesin FT-UI dengan menggnakan alat Flame Prpagatin Stability Unit yang terdiri dari pengkr dan pengatr laj aliran dara dan bahan bakar yang telah disetarakan dengan Wet Gas meter, an dan mtr AC. Bahan bakar yang dignakan adalah gas prpana sedangkan brnernya adalah tabng ata barell dengan diameter dalam 14 mm dan tinggi 38 cm dilengkapi dengan alat pengatr ketinggian ring. Sebah ring dari baja AISI 304 dengan diameter lar 30 mm, diameter dalam 10 mm dan tebal 5 mm dipasang pada jarak 0 mm diatas jng brner secara knsentris. 4

5 Distribsi temperatr nyala api dikr menggnakan termkpel 00 µm Ni-Cr tanpa kreksi radiasi dan dihbngkan dengan data lgger Flkke. Tinggi kerct nyala dikr dengan mistar baja. Skema penelitian ditampilkan pada Gambar. Termkpel dipasang dari pangkal nyala sampai jng nyala dengan jarak 5 cm. Mnclnya enmena lame lit-p diamati pada perbahan AFR. Percbaan dilakkan dengan menetapkan laj aliran gas kemdian mengatr laj aliran dara sampai enmena nyala api lit-p mncl. Saat terjadinya enmena api litp maka dilakkan pengkran laj aliran dara dan tinggi nyala. Pengkran temperatr dilakkan pada kndisi sesaat sebelm lit-p yakni pada kndisi nyala mlai terangkat dari jng brner dan sesaat setelah lit-p. Hasil pengkran temperatr ini diplt ke dalam graik distribsi temperatr sepanjang smb nyala ngsi jarak dari jng brner. Menrt teri dari Zel`dvich ketebalan daerah pemanasan awal dapat diprediksi berdasarkan pril distribsi temperatr yang ditrnkan seperti persamaan 1 [7]: η 0 T T dt dx i ( ) i (1) dengan Ti adalah temperatr penyalaan sem ( 0 C) and T adalah temperatr gas yang belm terbakar ( 0 C). Temperatr penyalaan sem ditentkan dari rdinat graik dengan absisnya adalah nilai dari gradien ata kemiringan graik distribsi temperatr ata trnan keda dari persamaan ngsinya disamakan dengan nl. 5

6 Gambar. Skema peralatan Bilangan Karlvitz pertama kali ditemkan tahn 1953 leh Karlvitz dkk ntk menjelaskan enmena regangan nyala yang dinyatakan dalam persamaan [7]. (ln A) η K t S (ln A) dengan K adalah Bilangan Karlvitz nmber, t () adalah laj regangan nyala, (1/dt), η adalah ketebalan daerah pemanasan awal, (m) dan S adalah kecepatan nyala laminar (m/s). Laj regangan nyala (stretchrate) dapat ditrnkan dari elemen nyala pada lkasi radis nyala, r bentk kerct pada nyala pembakaran menggnakan brner Bnsen seperti ditampilkan pada Persamaan 3 [9]. U sinθ stretchrate (3) r 6

7 dengan U adalah kecepatan aliran seragam dari campran bahan bakar dan dara, (m/s), θ adalah sdt pncak dari nyala dan r adalah radis nyala (m). Untk menentkan Bilangan Karlvitz Persamaan 3 disbstitsikan ke Persamaan menjadi Persamaan 4: K U sinθ η r S (4) Kecepatan nyala laminar pada pembakaran menggnakan brner Bnsen dapat diperkirakan dengan menggnakan pendekatan leh Sharma [8]. S Q A πr Q h + r (5) dengan Q adalah laj aliran vlme campran bahan bakar (m 3 /dt) dan A adalah las permkaan jng nyala ata lame rnt (m ) dan h adalah tinggi nyala (m) yakni jarak dari pangkal nyala sampai jng nyala. Daerah sebelm pembakaran adalah sat dari 3 daerah pada pembakaran. Nilai ketebalan daerah pemanasan awal sangat dipengarhi leh kenaikan temperatr pada gas yang belm terbakar. Hasil perhitngan sema parameter berdasarkan graik hasil pengkran temperatr sesaat sebelm dan sesaat setelah lit-p akan dibandingkan ntk memperleh nilai parameter yang knstan sebagai acan timblnya enmena lame lit-p. HASIL DAN PEMBAHASAN Fenmena lame lit-p dari hasil pengamatan visal mirip dengan spprted lame yang dikemkakan leh Sharma [8] bahwa campran bahan bakar dan dara dapat dinyalakan diatas kawat yang dipasang pada jarak tertent dari jng brner. Kawat akan berngsi sebagai penyangga nyala ata lame hlder. Sedangkan menrt Lewis dan vn Elbe pada Drysdale [10], nyala diatas penyangga nyala tersebt mengandng sisa nyala api yakni sisa campran bahan bakar dan dara yang masih dapat terbakar diatas kawat. Hal ini dimngkinkan leh adanya daerah resirklasi diatas sat benda penghalang pada daerah 7

8 aliran seperti ditampilkan pada Gambar 3. Selain it psaran ata swirl dapat timbl pada aliran tepat setelah penyangga nyala tersebt. Daerah psaran merpakan daerah dengan penrnan tekanan akibat adanya kenaikan kecepatan aliran sesai dengan hkm kekekalan energi. Dengan demikian psaran ini dapat berngsi sebagai smber panas dan smber radikal akti dalam hal ini adalah OH dan CH yang merpakan kmpnen dalam reaksi pembakaran yang belm semprna. Gambar 3. Daerah resirklasi pada aliran diatas benda penghalang [11] Sedangkan hasil percbaan pada psisi ring cm dari jng brner dan laj aliran prpana dipatk pada skala di rtameter yang setara dengan 3 cm 3 /dt, enmena lame litp terjadi pada laj aliran dara 80 cm 3 /dt. Sedangkan hasil pengkran tinggi kerct nyala sebelm lit-p adalah 3,8 cm dan setelah lit-p 6,3 cm. Radis pangkal nyala sebelm lit-p diasmsikan sama dengan radis brner yakni 0,7 cm dan setelah lit-p sama dengan radis lbang ring yakni 0,5 cm. Dari hasil pengkran temperatr pada sepanjang smb nyala sesaat sebelm dan sesaat setelah lit-p maka dibat graik temperatr ngsi jarak dari jng brner seperti ditampilkan pada Gambar 4. 8

9 Distribsi temperatr pada x 0 mm dan Di 10 mm y -0.00x x x + 1 h temperatr, T ( 0 C) 1000 t 800 x y x x x jarak dari jng brner, x (mm) h ring brner setelah lit-p sebelm lit-p h adalah tinggi kerct nyala api t adalah tebal ring X adalah jarak ring dari jng brner Gambar 4. Distribsi temperatr nyala sebelm dan setelah lit-p Graik Gambar 4 sesai dengan graik pril temperatr pada daerah pembakaran seperti pada Gambar 5. Pada Gambar 5. Tb adalah temperatr nyala dan T adalah temperatr gas yang belm terbakar. Titik belk ata inlectin pint adalah titik penentan temperatr penyalaan sem dimana tercapai kndisi gradien temperatr yang maksimm. Sedangkan adalah tebal daerah pemanasan awal ata preheat zne thickness. 9

10 Gambar 5. Pril temperatr pada daerah pembakaran [7] Pada Gambar 4 diperlihatkan graik yakni yang tipis adalah kndisi sesaat sebelm lit-p dan yang tebal adalah sesaat setelah lit-p. Graik sebelm lit-p mennjkkan bahwa nyala api masih menempel pada jng brner dan temperatr nyala tepat di tengah-tengah smb pada jng brner mencapai 1 0 C. Setelah li-p terlihat tidak ada nyala antara jng brner dan ring. Sehingga selah-lah brner diperpanjang sampai ke ring karena temperatr gas antara brner dan ring antara 35 C s/d 56 C. Temperatr penyalaan sem kndisi sebelm lit-p ditentkan seperti pada Persamaan 6 sesai persamaan graik distribsi temperatr pada Gambar 4. yakni 3 T y 0,00x + 0,3339x 1,881x + 1 (6) 10

11 dy 0,0066x + 0,6678x 1,881 dx d y 0,013x + 0, dx 0,6678 xi 50,6 0,013 T ( x ) 0.00(50,6) i 3 + 0,3339(50,6) 1,881(550,6) C Ketebalan daerah pemanasan awal dihitng dengan Persamaan 3 dengan terlebih dahl menentkan kemiringan graik temperatr pada titik penyalaan sem ata (dt/dx) i yang hasilnya adalah 15,6 0 C/mm sehingga ketebalan daerah pemanasan awal adalah 3,3 cm sesai langkah perhitngan berikt: dt dx i 0,0066 ( 50,6) + 0,6678( 50,6) 1,881 15,6 C / mm T T 716 C 1 C η i 3,3mm 3, cm dt 15,6 C / mm 3 0 dx i Kecepatan seragam campran bahan bakar dan dara ditentkan dari persamaan 7. U 4Q π D 4 ( 3+ 80) 3,14x( 1,4 ) / b 74cm/ dt (7) Laj regangan ata stretch rate nyala api ditentkan dari persamaan 3. θ sin 1 r r + h sin 1 0,7 ( 0,7) + ( 3,8) 10,4 U sinθ 74sin10,4 stretchrate r 0,7 71/ dt Kecepatan nyala ditentkan dengan persamaan 11

12 Q Q x(3 + 80) / S 99cm/ dt A πr h + r 3.14x0.7x (3.8) + (0.7) Bilangan Karlvitz dihitng dengan persamaan 4 U sinθ η0 3,3cm K 71/ dt x,3 r S 99cm/ dt Sedangkan penentan Bilangan Karlvitz ntk kndisi setelah penyalaan ditentkan dengan langkah yang sama. Temperatr penyalaan sem kndisi setelah lit-p ditentkan seperti Persamaan 8 yang sesai dengan persamaan graik pada Gambar 4. yakni : 3 T y 0,0053x + 0,6636x 5,0144x + 56 (8) dy 0,0159x + 1,3356x 5,0144 dx d y 0,0318x + 1, dx 1,3356 xi 4 0,0318 T ( x ) 0,0053(4) i 3 + 0,6636(4) 5,0144(4) C Ketebalan daerah pemanasan awal diperleh,46 cm dengan langkah perhitngan seperti berikt. dt dx i 0,0159 ( 4) + 1,3356( 4) 5, C / mm T T 63 C 56 C η i 3,3mm 4,6mm, cm dt 3, C / mm 46 0 dx 4Q U π D i 4 ( 3+ 80) 3,14x( 1,0) / b 536cm/ dt 1

13 θ sin 1 r r + h sin 1 0,5 ( 0,5) + ( 6,3) 4,5 U sinθ 536x sin 4,5 stretchrate r 0,5 84/ dt S Q A Q x(3 + 80) / 3.14x0.5x (6.3) + (0.5) 84cm/ πr h + r dt U sinθ η0,46cm K 84/ dtx,46 r S 84cm/ dt Preheat zne thickness dapat jga ditentkan dari perbandingan disivitas panas gas dengan kecepatan nyala seperti pada persamaan 9 [10]: k η c ρ S p α S (9) dengan k adalah kndktivitas thermal dari gas (W/m.C), c p keisien panas spesiik gas (J/kg.C), ρ adalah massa jenis gas sebelm terbakar (kg/m 3 ) dan α adalah disivitas panas dari gas (m /s). Dengan demikian Bilangan Karlvitz dapat jga ditentkan dengan mensbstitsikan persamaan 6 ke persamaan 4 menjadi : U sinθ α U sinθ η K (10) r ( S ) r α Berdasarkan Persamaan 10 maka disivitas panas gas dapat ditentkan. Keselrhan hasil perhitngan pada kndisi sesaat sebelm dan sesaat setelah lit-p ditampilkan pada Tabel 1. Tabel 1: Parameter sesaat sebelm dan sesaat setelah lit-p Sebelm lit-p Setelah lit-p Ketebalan daerah pemanasan awal (cm) 3,3,46 13

14 Laj regangan nyala (1/dt) Kecepatan nyala Laminer (cm/dt) Bilangan Karlvitz,3,46 Disivitas panas (m /dt) 3, x10 -,04 x10 - Ketebalan daerah pemanasan awal pada kndisi setelah lit-p mengalami penrnan karena temperatr penyalaan sem setelah lit-p jga mengalami penrnan. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat sebagian campran bahan bakar dan dara terhalang leh ring sehingga terlepas ke sekeliling dan tidak mask ke daerah reaksi. Namn prsi ini tidak memberikan kntribsi yang besar karena dari sisi panjang nyala ternyata panjang nyala setelah lit-p meningkat. Dari aspek panjang nyala aktr yang lebih berperan adalah kecepatan nyala laminar. Kecepatan nyala laminar sebelm lit-p jah lebih tinggi dari pada setelah lit-p. Hal ini menyebabkan panjang nyala sebelm lit-p lebih pendek dibandingkan dengan panjang nyala setelah lit-p. Kecepatan nyala yang tinggi mengakibatkan campran bahan bakar dan dara lebih cepat terbakar sehingga dengan laj campran bahan bakar yang sama akan diperleh panjang nyala yang lebih pendek. Hasil ini sesai jga dengan hasil penelitian sebelmnya [6,7]. Penrnan ketebalan daerah pemanasan awal yang diikti jga dengan penrnan kecepatan nyala laminar jika diperiksa dengan Persamaan 10 mennjkkan bahwa disivitas panas menrn setelah terjadinya lit-p. Kndisi ini sesai dengan pengarh temperatr terhadap disivitas panas yakni makin rendah temperatrnya maka disivitas panas makin kecil. Pada kndisi setelah lit-p baik temperatr penyalaan sem mapn temperatr nyala dijng brner serta setelah ring yakni pada psisi 0 mm, semanya lebih kecil dari pada kndisi sebelm lit-p. 14

15 Dari aspek laj regangan nyala jelas terlihat bahwa sebelm lit-p regangan nyala lebih rendah dari setelah lit-p. Hasil ini jika dibandingkan dengan hasil eksperimen dari penelitian yang lain merpakan laj regangan nyala karena regangan bkan karena kelengkngan ata crvatre dari nyala [1]. Sedangkan dari Bilangan Karlvitz sesai dengan perkiraan nilainya hampir sama antara sebelm lit-p dan setelah lit-p. Perbedaannya timbl karena kendala jeda pengkran sesaat dan sebelm lit-p serta aktr pemblatan perhitngan. Bilangan Karlvitz antara dan,5 menandakan wakt reaksi kimia lebih lama dari pada wakt yang dibthkan ntk aliran isik. Hasil ini sesai dengan perbahan siat campran yakni nilai disivitas panas yang berbeda. Hal ini mennjkkan bahwa kergian panas yang terserap leh material ring ckp besar mengingat ring terbat dari stainless steel. Hal ini telah terbkti pada penelitian tentang pengarh material ring terhadap enmena lame lit-p [5,6]. Penentan Bilangan Karlvitz pada penelitian ini didasarkan pada penentan ketebalan daerah pemanasan awal yang dihitng berdasarkan distribsi temperatr. Bilangan Karlvitz yang diperleh cenderng lebih besar [13, 14, 15] jika dibandingkan dengan Bilangan Karlvitz yang dihitng berdasarkan tebal nyala. Hal ini disebabkan leh penentan tebal nyala berdasarkan siat campran gas seperti pada persamaan 10 cenderng menghasilkan tebal nyala yang sangat kecil [16,17] sehingga Bilangan Karlvitz yang diperleh jga lebih kecil. KESIMPULAN Fenmena lame lit-p yang terjadi sangat cepat dapat dianalisa dengan membandingkan kndisi sesaat sebelm lit-p dan sesaat setelah lit-p. Ketebalan daerah pemanasan awal dan kecepatan nyala menrn setelah terjadinya lit-p. Salah sat parameter yang mendekati sama nilainya adalah Bilangan Karlvitz yakni antara sampai,5. Bilangan Karlvitz ditentkan berdasarkan ketebalan daerah pemanasan awal yang dihitng berdasarkan 15

16 distribsi temperatr. Perbedaan nilai perhitngan karena berbagai aktr bkan merpakan kendala ntk menentkan kecenderngan perbahan parameter yang terjadi sesaat sebelm lit-p dan sesaat setelah lit-p. DAFTAR PUSTAKA [1] Ckrda Prapti Mahandari, I Made Kartika D, Flame Lit-p n A Bnsen Brner; A Preliminary Stdy Prceeding Seminar Internasinal QIR, UI Depk, Jakarta, 007, EPE-13 [] I Made Kartika Dhiptra, Hamdan Hartn A, Ckrda Prapti Mahandari, 008, Perbahan Panjang Nyala Api pada Fenmena Flame Lit-p Akibat Letak Ketinggian Psisi Ring Flame-Hld, Prceeding Seminar Nasinal Teknik Mesin 3, Srabaya, Indnesia, hal [3] I Made Kartika, Bambang Sgiart, Ckrda Prapti Mahandari, 008, The Inlence Inside Diameter Ring n Flame Height and AFR Flame Lit-p Phenmenn; an Experimental Stdy, Prceeding Internatinal Cnerence Gradate Engineering and Science (ICGES), UTM Jhr, Malaysia, [4] I Made Kartika Dhiptra, Ek Warsit, Ckrda Prapti Mahandari, Karlvitz Nmber r Predicting A lame lit-p n Prpane Cmbstin, 008, Prceeding The 1 st Internatinal Meeting n Advances in Therm-Flid 6 th Agst 008, UTM Jhr, Malaysia. [5] I Made Kartika Dhiptra, Bambang Sgiart, Amri Parlindngan Sitinjak, Ckrda Prapti Mahandari, Pengarh Material Ring Pada Fenmena Nyala Api Lit-p, Prceeding Seminar Nasinal Teknik Mesin ITENAS, Bandng, 8 Oktber 008, hal TKE

17 [6] I Made Kartika Dhiptra, Yliant S. Ngrh, Pratm Setyadi, Ckrda Prapti Mahandari, Ring Temperatre Eect n Prpane Flame lit-p, Prceeding Internatinal Cnerence Gradate Engineering and Science (ICGES), UTM Jhr, 008, Malaysia [7] Strehlw, Rger A., Cmbstin Fndamentals, McGraw-Hill Bk C, Singapre, [8] Sharma, S.P., Mhan Chander, Fels and Cmbstin, Tata McGraw-Hill Pblishing Cmpany Limited, New Delhi, [9] Mataln, M, On the Flame Stretch, Cmbst. Sci. Tech. 9, 1983, hal, 5-38 [10] Drysdale, D., An Intrdctin t Fire Dynamics, Jhn Wiley and Sns, Chichester, 1985 [11] Dally, B. B.; Fletcher, D. F.; Masri, A. R. Flw and mixing ields trblent blbdy jets and lames, Cmbstin Thery and Mdelling, Vlme, Isse, pp (1998). [1] Law, C.K., Ch, P., Flame Crvatre and Preerential Disin in the Brning Intensity Bnsen Flames, Twenty-irst Sympsim n Cmbstin The Cmbstin Institte, 1986, hal [13] Law C. K., Dynamics Stretched Flames,", Twenty-Secnd Sympsim (Internatinal) n Cmbstin, The Cmbstin Institte, Pittsbrgh, PA, (1989) hal [14] Sng C. J., Li J. B. and Law C. K., "On the Scalar Strctre Nneqidisive Premixed Flames in Cnterlw," Cmbst. Flame, 106, 1996, hal

18 [15] Dinkelacker F., Experimental Validatin Flame Regimes r Highly Trblent Premixed Flames, Prceedings ECM003, Orleans-France, Octber 5-8, 003. [16] O Yng F. and Bilger R. W., Scalar gradient and related qantities in trblent premixed lames Cmbst. Flame, 109, 1997, hal [17] Gttgens., Mass F and Peters N., Analytic Appximatins Brning Velcities and lame thicknesses lean hydrgen, methane, ethylene, ethane, acetylene and prpane lames Prc. Cmbst. Inst. 4, 199, hal

Perubahan Preheat Zone Thickness dan Bilangan Karlovitz pada Fenomena Flame lift-up Pembakaran Premix Gas Propana

Perubahan Preheat Zone Thickness dan Bilangan Karlovitz pada Fenomena Flame lift-up Pembakaran Premix Gas Propana Perbahan Preheat Zne Thckness dan Blangan Karlvtz pada Fenmena Flame lt-p Pembakaran Premx Gas Prpana I Made Kartka Dhptra, Bambang Sgart, Ylant S. Ngrh, Ckrda Prapt Mahandar Flames and Cmbstn Research

Lebih terperinci

Temperatur Ring pada Fenomena Flame Lift-Up

Temperatur Ring pada Fenomena Flame Lift-Up Seminar Nasional - VII Rekayasa dan Aplikasi Teknik Mesin di Industri Kampus ITENAS - Bandung, 28-29 Oktober 2008 ISSN 1693-3168 Teknik MESIN Temperatur Ring pada Fenomena Flame Lift-Up I Made Kartika

Lebih terperinci

PENGARUH MATERIAL RING PADA FENOMENA NYALA API LIFT-UP

PENGARUH MATERIAL RING PADA FENOMENA NYALA API LIFT-UP Seminar Nasional - VII Rekayasa dan Aplikasi Teknik Mesin di Industri Kampus ITENAS - Bandung, 28-29 Oktober 2008 ISSN 1693-3168 Teknik MESIN PENGARUH MATERIAL RING PADA FENOMENA NYALA API LIFT-UP I Made

Lebih terperinci

Untuk pondasi tiang tipe floating, kekuatan ujung tiang diabaikan. Pp = kekuatan ujung tiang yang bekerja secara bersamaan dengan P

Untuk pondasi tiang tipe floating, kekuatan ujung tiang diabaikan. Pp = kekuatan ujung tiang yang bekerja secara bersamaan dengan P BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Mekanisme Pondasi Tiang Konvensional Pondasi tiang merpakan strktr yang berfngsi ntk mentransfer beban di atas permkaan tanah ke lapisan bawah di dalam massa tanah. Bentk transfer

Lebih terperinci

BAB RELATIVITAS Semua Gerak adalah Relatif

BAB RELATIVITAS Semua Gerak adalah Relatif BAB RELATIVITAS. Sema Gerak adalah Relatif Sat benda dikatakan bergerak bila keddkan benda it berbah terhadap sat titik aan ata kerangka aan. Seorang penmpang kereta api yang sedang ddk di dalam kereta

Lebih terperinci

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 5 BILANGAN REYNOLD

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 5 BILANGAN REYNOLD PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 5 BILANGAN REYNOLD LABORATORIUM RISET DAN OPERASI TEKNIK KIMIA PROGRAM STUDI TEKNIK KIMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UPN VETERAN JAWA TIMUR SURABAYA BILANGAN REYNOLD

Lebih terperinci

BUKU AJAR METODE ELEMEN HINGGA

BUKU AJAR METODE ELEMEN HINGGA BUKU AJA ETODE EEEN HINGGA Diringkas oleh : JUUSAN TEKNIK ESIN FAKUTAS TEKNIK STUKTU TUSS.. Deinisi Umm Trss adalah strktr yang terdiri atas batang-batang lrs yang disambng pada titik perpotongan dengan

Lebih terperinci

KAJIAN PENGGUNAAN KOMPRESOR AKSIAL

KAJIAN PENGGUNAAN KOMPRESOR AKSIAL Jrnal Dinamis Vol. II, No. 6, Janari 00 ISSN 06-749 KAJIAN PENGGUNAAN KOMPRESOR AKSIAL Tekad Sitep Staf Pengajar Departemen Teknik Mesin Fakltas Teknik Universitas Smatera Utara Abstrak Tlisan ini mencoba

Lebih terperinci

PENYELESAIAN LUAS BANGUN DATAR DAN VOLUME BANGUN RUANG DENGAN KONSEP DETERMINAN

PENYELESAIAN LUAS BANGUN DATAR DAN VOLUME BANGUN RUANG DENGAN KONSEP DETERMINAN Bletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volme xx, No. x (tahn), hal xx xx. PENYELESAIAN LUAS BANGUN DATAR DAN VOLUME BANGUN RUANG DENGAN KONSEP DETERMINAN Doni Saptra, Helmi, Shantika Martha

Lebih terperinci

III PEMODELAN SISTEM PENDULUM

III PEMODELAN SISTEM PENDULUM 14 III PEMODELAN SISTEM PENDULUM Penelitian ini membahas keterkontrolan sistem pendlm, dengan menentkan model matematika dari beberapa sistem pendlm, dan dilakkan analisis dan menyederhanakan permasalahan

Lebih terperinci

lim 0 h Jadi f (x) = k maka f (x)= 0 lim lim lim TURUNAN/DIFERENSIAL Definisi : Laju perubahan nilai f terhadap variabelnya adalah :

lim 0 h Jadi f (x) = k maka f (x)= 0 lim lim lim TURUNAN/DIFERENSIAL Definisi : Laju perubahan nilai f terhadap variabelnya adalah : TURUNAN/DIFERENSIAL Deinisi : Laj perbaan nilai teradap ariabelnya adala : y dy d lim = lim = 0 0 d d merpakan ngsi bar disebt trnan ngsi ata perbandingan dierensial, proses mencarinya disebt menrnkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB LANDASAN TEORI. Pasar.. Pengertian Pasar Pasar adalah sebah tempat mm yang melayani transaksi jal - beli. Di dalam Peratran Daerah Khss Ibkota Jakarta Nomor 6 Tahn 99 tentang pengrsan pasar di Daerah

Lebih terperinci

Korelasi Pasar Modal dalam Ekonofisika

Korelasi Pasar Modal dalam Ekonofisika Korelasi Pasar Modal dalam Ekonofisika Yn Hariadi Dept. Dynamical System Bandng Fe Institte yh@dynsys.bandngfe.net Pendahlan Fenomena ekonomi sebagai kondisi makro yang merpakan hasil interaksi pada level

Lebih terperinci

Penerapan Masalah Transportasi

Penerapan Masalah Transportasi KA4 RESEARCH OPERATIONAL Penerapan Masalah Transportasi DISUSUN OLEH : HERAWATI 008959 JAKA HUSEN 08055 HAPPY GEMELI QUANUARI 00890 INDRA MOCHAMMAD YUSUF 0800 BAB I PENDAHULUAN.. Pengertian Riset Operasi

Lebih terperinci

(a) (b) Gambar 1. garis singgung

(a) (b) Gambar 1. garis singgung BAB. TURUNAN Sebelm membahas trnan, terlebih dahl ditinja tentang garis singgng pada sat krva. A. Garis singgng Garis singgng adalah garis yang menyinggng sat titik tertent pada sat krva. Pengertian garis

Lebih terperinci

BAB III LIMIT DAN FUNGSI KONTINU

BAB III LIMIT DAN FUNGSI KONTINU BAB III LIMIT DAN FUNGSI KONTINU Konsep it mempnyai peranan yang sangat penting di dalam kalkls dan berbagai bidang matematika. Oleh karena it, konsep ini sangat perl ntk dipahami. Meskipn pada awalnya

Lebih terperinci

HASIL KALI TITIK DAN PROYEKSI ORTOGONAL SUATU VEKTOR (Aljabar Linear) Oleh: H. Karso FPMIPA UPI

HASIL KALI TITIK DAN PROYEKSI ORTOGONAL SUATU VEKTOR (Aljabar Linear) Oleh: H. Karso FPMIPA UPI HASIL KALI TITIK DAN PROYEKSI ORTOGONAL SUATU VEKTOR (Aljabar Linear) Oleh: H. Karso FPMIPA UPI A. Hasil Kali Titik (Hasil Kali Skalar) Da Vektor. Hasil Kali Skalar Da Vektor di R Perkalian diantara da

Lebih terperinci

Analisa Performasi Kolektor Surya Terkonsentrasi Dengan Variasi Jumlah Pipa Absorber Berbentuk Spiral

Analisa Performasi Kolektor Surya Terkonsentrasi Dengan Variasi Jumlah Pipa Absorber Berbentuk Spiral Jrnal Ilmiah EKNIK DESAIN MEKANIKA Vol6 No1, Janari 2017 (11-16) Analisa Performasi Kolektor Srya erkonsentrasi Dengan Variasi Jmlah Pipa Absorber Berbentk Spiral I Gsti Ngrah Agng Aryadinata, Made Scipta

Lebih terperinci

Fisika Ebtanas

Fisika Ebtanas isika Ebtanas 1996 1 1. Di bawah ini yang merpakan kelompok besaran trnan adalah A. momentm, wakt, kat ars B. kecepatan, saha, massa C. energi, saha, wakt ptar D. wakt ptar, panjang, massa E. momen gaya,

Lebih terperinci

Model Hidrodinamika Pasang Surut Di Perairan Pulau Baai Bengkulu

Model Hidrodinamika Pasang Surut Di Perairan Pulau Baai Bengkulu Jrnal Gradien Vol. No.2 Jli 2005 : 5-55 Model Hidrodinamika Pasang Srt Di Perairan Pla Baai Bengkl Spiyati Jrsan Fisika, Fakltas Matematika dan Ilm Pengetahan Alam, Universitas Bengkl, Indonesia Diterima

Lebih terperinci

URUNAN PARSIAL. Definisi Jika f fungsi dua variable (x dan y) maka: atau f x (x,y), didefinisikan sebagai

URUNAN PARSIAL. Definisi Jika f fungsi dua variable (x dan y) maka: atau f x (x,y), didefinisikan sebagai 6 URUNAN PARSIAL Deinisi Jika ngsi da ariable maka: i Trnan parsial terhadap dinotasikan dengan ata dideinisikan sebagai ii Trnan parsial terhadap dinotasikan dengan ata dideinisikan sebagai Tentkan trnan

Lebih terperinci

NAMA : KELAS : theresiaveni.wordpress.com

NAMA : KELAS : theresiaveni.wordpress.com 1 NAMA : KELAS : teresiaeni.wordpress.com TURUNAN/DIFERENSIAL Deinisi : Laj perbaan nilai teradap ariabelnya adala : y dy d ' = = d d merpakan ngsi bar disebt trnan ngsi ata perbandingan dierensial, proses

Lebih terperinci

BAB III 3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III 3. METODOLOGI PENELITIAN BAB III 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. PROSEDUR ANALISA Penelitian ini merpakan sebah penelitian simlasi yang menggnakan bantan program MATLAB. Adapn tahapan yang hars dilakkan pada saat menjalankan penlisan

Lebih terperinci

SIMULASI PADA MODEL PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS SRI REJEKI PURI WAHYU PRAMESTHI DOSEN PENDIDIKAN MATEMATIKA IKIP WIDYA DARMA SURABAYA

SIMULASI PADA MODEL PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS SRI REJEKI PURI WAHYU PRAMESTHI DOSEN PENDIDIKAN MATEMATIKA IKIP WIDYA DARMA SURABAYA SIMULASI PADA MODEL PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS SRI REJEKI PURI WAHYU PRAMESTHI DOSEN PENDIDIKAN MATEMATIKA IKIP WIDYA DARMA SURABAYA Abstrak TBC penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit kardioaskler

Lebih terperinci

PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI DAN ALAT PENUKAR KALOR

PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI DAN ALAT PENUKAR KALOR Diktat Mata Kliah PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI DAN ALA PENUKAR KALOR Dignakan Khss Di Lingkngan Program Stdi eknik Mesin S-1 Universitas Mhammadiah Yogakarta Oleh: EDDY NURCAHYADI, S, MEng (1979010600310

Lebih terperinci

Analisis Peluruhan Flourine-18 menggunakan Sistem Pencacah Kamar Pengion Capintec CRC-7BT S/N 71742

Analisis Peluruhan Flourine-18 menggunakan Sistem Pencacah Kamar Pengion Capintec CRC-7BT S/N 71742 Prosiding Perteman Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY 63 Analisis Pelrhan Florine-18 menggnakan Sistem Pencacah Kamar Pengion Capintec CRC-7BT S/N 717 Wijono dan Pjadi Psat Teknologi Keselamatan dan Metrologi

Lebih terperinci

Integrasi 2. Metode Integral Kuadratur Gauss 2 Titik Metode Integral Kuadratur Gauss 3 Titik Contoh Kasus Permasalahan Integrasi.

Integrasi 2. Metode Integral Kuadratur Gauss 2 Titik Metode Integral Kuadratur Gauss 3 Titik Contoh Kasus Permasalahan Integrasi. Interasi Metode Interal Kadratr Gass Titik Metode Interal Kadratr Gass Titik Contoh Kass Permasalahan Interasi Interasi Metode Interasi Gass Metode interasi Gass merpakan metode yan tidak mennakan pembaian

Lebih terperinci

PENDEKATAN TEORITIS. Prinsip Kerja Oven Surya

PENDEKATAN TEORITIS. Prinsip Kerja Oven Surya PENDEKATAN TEORITIS Prinsip Kerja Oen Sra Prinsip kerja en sra sebagai berikt: Iradiasi sra akan mask ke dalam rang en dengan da cara, ait secara langsng ata dipantlkan melali reflektr ang mengelilingi

Lebih terperinci

(x, f(x)) P. x = h. Gambar 4.1. Gradien garis singgung didifinisikan sebagai limit y/ x ketika x mendekati 0, yakni

(x, f(x)) P. x = h. Gambar 4.1. Gradien garis singgung didifinisikan sebagai limit y/ x ketika x mendekati 0, yakni Diktat Klia TK Matematika BAB TURUNAN Graien Garis Singgng Tinja seba krva = f() seperti iperliatkan paa Gambar Garis ang melali titik P(, f( )) an Q( +, f( + )) isebt tali bsr Graien tali bsr tersebt

Lebih terperinci

ALJABAR LINEAR (Vektor diruang 2 dan 3) Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aljabar Linear Dosen Pembimbing: Abdul Aziz Saefudin, M.

ALJABAR LINEAR (Vektor diruang 2 dan 3) Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aljabar Linear Dosen Pembimbing: Abdul Aziz Saefudin, M. ALJABAR LINEAR (Vektor dirang 2 dan 3) Dissn Untk Memenhi Tgas Mata Kliah Aljabar Linear Dosen Pembimbing: Abdl Aziz Saefdin, M.Pd Dissn Oleh : Kelompok 3/3A4 1. Nrl Istiqomah 14144100130 2. Ambar Retno

Lebih terperinci

Persamaan gerak dalam bentuk vektor diberikan oleh: dv dt dimana : (1) v = gaya coriolis. = gaya gravitasi

Persamaan gerak dalam bentuk vektor diberikan oleh: dv dt dimana : (1) v = gaya coriolis. = gaya gravitasi 1 ARUS LAUT Ada gaa ang berperan dalam ars ait: gaa-gaa primer dan gaa-gaa seknder. Gaa primer berperan dalam menggerakkan ars dan menentkan kecepatanna, gaa primer ini antara lain adalah: stress angin,

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIKA WAKTU PENGOSONGAN TANGKI AIR

MODEL MATEMATIKA WAKTU PENGOSONGAN TANGKI AIR Prosiding Seinar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA Fakltas MIPA, Universitas Negeri Yogakarta, 6 Mei 9 MODEL MATEMATIKA WAKTU PENGOSONGAN TANGKI AIR Irawati, Kntjoro Adji Sidarto. Gr SMA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Small Area Estimation Small Area Estimation (SAE) adalah sat teknik statistika ntk mendga parameter-parameter sb poplasi yang kran sampelnya kecil. Sedangkan, area kecil didefinisikan

Lebih terperinci

FEEDFORWARD FEEDBACK CONTROL SEBAGAI PENGONTROL SUHU MENGGUNAKAN PROPORSIONAL - INTEGRAL BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535

FEEDFORWARD FEEDBACK CONTROL SEBAGAI PENGONTROL SUHU MENGGUNAKAN PROPORSIONAL - INTEGRAL BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 FEEDFORWARD FEEDBACK CONTROL SEBAGAI PENGONTROL SUHU MENGGUNAKAN PROPORSIONAL - INTEGRAL BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 Makalah Seminar Tgas Akhir Jnanto Prihantoro 1, Trias Andromeda. 2, Iwan Setiawan

Lebih terperinci

Session 18 Heat Transfer in Steam Turbine. PT. Dian Swastatika Sentosa

Session 18 Heat Transfer in Steam Turbine. PT. Dian Swastatika Sentosa Session 8 Heat Transfer in Steam Trbine PT. Dian Sastatika Sentosa DSS Head Offie, 3 Oktober 008 Otline. Pendahlan. Skema keepatan, gaya tangensial. 3. Daya yang dihasilkan trbin, panas jath. 4. Trbin

Lebih terperinci

lensa objektif lensa okuler Sob = fob

lensa objektif lensa okuler Sob = fob 23 jekti ler S = ~ S = A B d 24 Diagram pembentkan bayangannya adalah sebagari berikt: jekti d ler S = ~ S S A B S Teropong Pantl (Teleskop Releksi) Teropong jenis ini menggnakan sat positi, sat cermin

Lebih terperinci

(draft) KAN Calibration Guide: Volumetric Apparatus (IN) PEDOMAN KALIBRASI PERALATAN VOLUMETRIK

(draft) KAN Calibration Guide: Volumetric Apparatus (IN) PEDOMAN KALIBRASI PERALATAN VOLUMETRIK PEDOMAN KALIBRASI PERALAN VOLUMETRIK 1. PENDAHULUAN 1.1 Pedoman ini ditjkan ntk memberikan petnjk bagi laboratorim kalibrasi dalam melakkan kalibrasi peralatan volmetrik dan mengharmonisasikan praktek

Lebih terperinci

PENGENDALIAN OPTIMAL PADA MODEL KEMOPROFILAKSIS DAN PENANGANAN TUBERKULOSIS

PENGENDALIAN OPTIMAL PADA MODEL KEMOPROFILAKSIS DAN PENANGANAN TUBERKULOSIS PENGENDALIAN OPTIMAL PADA MODEL KEMOPROFILAKSIS DAN PENANGANAN TUBERKULOSIS Ole: Citra Dewi Ksma P. 106 100 007 Dosen pembimbing: DR. Sbiono, MSc. Latar Belakang PENDAHULUAN Penyakit Tberklosis TB adala

Lebih terperinci

FAKULTAS DESAIN dan TEKNIK PERENCANAAN

FAKULTAS DESAIN dan TEKNIK PERENCANAAN Wiryanto Dewobroto ---------------------------------- Jrsan Teknik Sipil - Universitas elita Harapan, Karawaci FAKULTAS DESAIN dan TEKNIK ERENCANAAN UJIAN TENGAH SEMESTER ( U T S ) GENA TAHUN AKADEMIK

Lebih terperinci

Integra. asi 2. Metode Integral Kuadr. ratur Gauss 2 Titik

Integra. asi 2. Metode Integral Kuadr. ratur Gauss 2 Titik Intera asi Metode Interal Kadr ratr Gass Titik Metode Interal Kadratr Gass Titik Contoh Kass Permasalahan Interasi Metode Interasi Gass Metode interasi i Gass merpaka an metode yan tidak mennakan pembaian

Lebih terperinci

Panjang Nyala Api pada Fenomena Flame Lift-up Pembakaran Propana Menggunakan Bunsen Burner

Panjang Nyala Api pada Fenomena Flame Lift-up Pembakaran Propana Menggunakan Bunsen Burner Style Template Style Template Heading Abstract Abstract Keywords Body Text First Indent Heading 1 No. Baris 5 10 Panjang Nyala Api pada Fenomena Flame Lit-up Pembakaran Propana Menggunakan Bunsen Burner

Lebih terperinci

TUGAS TERSTRUKTUR KALKULUS PEUBAH BANYAK. Dari Buku Kalkulus Edisi Keempat Jilid II James Stewart, Penerbit Erlangga.

TUGAS TERSTRUKTUR KALKULUS PEUBAH BANYAK. Dari Buku Kalkulus Edisi Keempat Jilid II James Stewart, Penerbit Erlangga. TUGAS TERSTRUKTUR KALKULUS PEUBAH BANYAK Dari Bk Kalkls Edisi Keempat Jilid II James Steart Penerbit Erlangga Dissn ole : K i r b a n i M5 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) MANAJEMEN KEUANGAN 2 ANDRI HELMI M, S.E., M.M.

KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) MANAJEMEN KEUANGAN 2 ANDRI HELMI M, S.E., M.M. KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) MANAJEMEN KEUANGAN 2 ANDRI HELMI M, S.E., M.M. Penganggaran Modal (Capital Bdgeting) Modal (Capital) mennjkkan aktiva tetap yang dignakan ntk prodksi Anggaran (bdget)

Lebih terperinci

LENSA OBJEKTIF LENSA OKULER SOB = FOB

LENSA OBJEKTIF LENSA OKULER SOB = FOB LENSA OBJEKTIF LENSA OKULER SOB = FOB 23 lensa objektif lensa okler Sob = ~ Sob = fob A fob fob B d 24 Diagram pembentkan bayangannya adalah sebagari berikt: lensa objektif d Sob = ~ lensa okler Sob Sok

Lebih terperinci

1. Pada ganbar di bawah, komponen vektor gaya F menurut sumbu x adalah A. ½ 3 F B. ½ 2 F C. ½ F D. ½ F E. ½ 3 F

1. Pada ganbar di bawah, komponen vektor gaya F menurut sumbu x adalah A. ½ 3 F B. ½ 2 F C. ½ F D. ½ F E. ½ 3 F 1 1. Pada ganbar di bawah, komponen vektor gaya F menrt smb x adalah A. ½ 3 F B. ½ F C. ½ F D. ½ F E. ½ 3 F. Benda jath bebas adalah benda yang memiliki: (1) Kecepatan awal nol () Percepatan = percepatan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Sejarah Analisis Jalr Teknik analisis jalr yang dikembangkan oleh Sewal Wright di tahn 1934, sebenarnya merpakan pengembangan korelasi yang dirai menjadi beberapa interpretasi akibat

Lebih terperinci

Hasil Kali Titik. Dua Operasi Vektor. Sifat-sifat Hasil Kali Titik. oki neswan (fmipa-itb)

Hasil Kali Titik. Dua Operasi Vektor. Sifat-sifat Hasil Kali Titik. oki neswan (fmipa-itb) oki neswan (fmipa-itb) Da Operasi Vektor Hasil Kali Titik Misalkan OAB adalah sebah segitiga, O (0; 0) ; A (a 1 ; a ) ; dan B (b 1 ; b ) : Maka panjang sisi OA; OB; dan AB maing-masing adalah q joaj =

Lebih terperinci

38 Soal dengan Pembahasan, 426 Soal Latihan

38 Soal dengan Pembahasan, 426 Soal Latihan Galeri Soal 8 Soal dengan Pembaasan, Soal Latian Dirangkm Ole: Anang Wibowo, S.Pd April MatikZone s Series Email : matikzone@gmail.com Blog : HP : 8 897 897 Hak Cipta Dilindngi Undang-ndang. Dilarang mengktip

Lebih terperinci

EKONOMETRIKA PERSAMAAN SIMULTAN

EKONOMETRIKA PERSAMAAN SIMULTAN EKONOMETRIKA PERSAMAAN SIMULTAN OLEH KELOMPOK 5 DEKI D. TAPATAB JUMASNI K. TANEO MERSY C. PELT DELFIANA N. ERO GERARDUS V. META ARMY A. MBATU SILVESTER LANGKAMANG FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA

Lebih terperinci

Pemodelan Dinamika Gelombang dengan Mengerjakan Persamaan Kekekalan Energi. Syawaluddin H 1)

Pemodelan Dinamika Gelombang dengan Mengerjakan Persamaan Kekekalan Energi. Syawaluddin H 1) tahaean Vol. 4 No. Janari 007 rnal TKNIK SIPIL Pemodelan Dinamika Gelombang dengan Mengerjakan Persamaan Kekekalan nergi Syaalddin ) Abstrak Paper ini menyajikan pengerjaan hkm kekekalan energi pada pemodelan

Lebih terperinci

KAJIAN PEMODELAN MATEMATIKA TERHADAP PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA TIPE-H5N1 PADA POPULASI UNGGAS

KAJIAN PEMODELAN MATEMATIKA TERHADAP PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA TIPE-H5N1 PADA POPULASI UNGGAS KAJIAN PEMODELAN MATEMATIKA TERHADAP PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA TIPE-H5N1 PADA POPULASI UNGGAS Dian Permana Ptri 1, Herri Slaiman FKIP, Pendidikan Matematika, Universitas Swadaya Gnng Jati Cirebon

Lebih terperinci

Galeri Soal. Dirangkum Oleh: Anang Wibowo, S.Pd

Galeri Soal. Dirangkum Oleh: Anang Wibowo, S.Pd Galeri Soal Dirangkm Ole: Anang Wibowo, S.Pd April Semoga sedikit conto soal-soal ini dapat membant siswa dalam mempelajari Matematika kssna Bab Trnan. Kami mengsaakan agar soal-soal ang kami baas sevariasi

Lebih terperinci

TEKANAN TANAH PADA DINDING PENAHAN METODA RANKINE

TEKANAN TANAH PADA DINDING PENAHAN METODA RANKINE TEKAA TAAH PADA DIDIG PEAHA METODA RAKIE Moda kernthan F Gaya F dapat disebabkan oleh: gesekan pada dasar (gravity retaining walls) masknya dinding ke dalam tanah (sheet retaining walls) angker dan penahan

Lebih terperinci

1. Grafik di samping menyatakan hubungan antara jarak (s) terhadap waktu (t) dari benda yang bergerak.

1. Grafik di samping menyatakan hubungan antara jarak (s) terhadap waktu (t) dari benda yang bergerak. 1 1. Grafik di samping menyatakan hbngan antara jarak (s) terhadap wakt (t) dari benda yang bergerak. Bila s dalam m, dan t dalam sekon, maka kecepatan rata-rata benda A. 0,60 m/s D. 3,00 m/s B. 1,67 m/s

Lebih terperinci

PENELUSURAN LINTASAN DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN

PENELUSURAN LINTASAN DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN Bab 4 PENELUSURAN LINTASAN DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN Tgas mendasar dari robot berjalan ialah dapat bergerak secara akrat pada sat lintasan (trajectory) yang diberikan Ata dengan kata lain galat antara

Lebih terperinci

METODE FINITE DIFFERENCE INTERVAL UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN PANAS ABSTRACT 1. PENDAHULUAN

METODE FINITE DIFFERENCE INTERVAL UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN PANAS ABSTRACT 1. PENDAHULUAN METODE FINITE DIFFERENCE INTERVAL UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN PANAS Mardhika WA 1, Syamsdhha 2, Aziskhan 2 mardhikawirahadi@nriacid 1 Mahasiswa Program Stdi S1 Matematika 2 Laboratorim Komptasi Jrsan

Lebih terperinci

- Jarang ditemukan di alam - Di labotorium saluran sangat panjang So = Sw = Sf - Penting, karena banyak aliran yang mendekati aliran uniform

- Jarang ditemukan di alam - Di labotorium saluran sangat panjang So = Sw = Sf - Penting, karena banyak aliran yang mendekati aliran uniform Airan Uniform Aliran permanen beratran seragam - Jarang ditemkan di alam - Di labotorim salran sangat panjang So = Sw = Sf - Penting, karena banyak aliran yang mendekati aliran niform Tegangan gesek Sf

Lebih terperinci

ANALISIS SIFAT MEKANIS BAJA KARBON AKIBAT PEMBEBANAN DINAMIS

ANALISIS SIFAT MEKANIS BAJA KARBON AKIBAT PEMBEBANAN DINAMIS bstrak NISIS SIFT MEKNIS BJ KRBN KIBT EMBEBNN DINMIS hmad Seng rgram Stdi Teknik Mesin Fakltas Teknik, Universitas Khairn Kamps II Unkhair Gambesi Ternate, Telp : 91-311356 Fax : 91-311356 E-mail : ahmadseng@yah.cm,

Lebih terperinci

Daya Dukung Tanah LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Bab 7

Daya Dukung Tanah LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Bab 7 LAPORAN UGAS AKHIR (KL-40Z0) Perancangan Dermaga dan restle ipe Deck On Pile di Pelabhan Garongkong, Propinsi Slawesi Selatan Bab 7 Daya Dkng anah Bab 7 Daya Dkng anah Laporan gas Akhir (KL-40Z0) Perancangan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahun 1920-an oleh

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahun 1920-an oleh BAB LANDASAN TEORI. Sejarah Analisis Jalr (Path Analysis) Analisis jalr yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahn 90-an oleh seorang ahli genetika yait Sewall Wright. Teknik analisis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai langkah untuk memenuhi kebutuhan energi menjadi topik penting seiring dengan semakin berkurangnya sumber energi fosil yang ada. Sistem energi yang ada sekarang

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Bumi kita tersusun oleh beberapa lapisan yang mempunyai sifat yang

BAB II TEORI DASAR. Bumi kita tersusun oleh beberapa lapisan yang mempunyai sifat yang BAB II TEORI DASAR. Strktr Dalam Bmi Bmi kita terssn oleh beberapa lapisan ang mempnai sifat ang berbeda-beda. Lapisan bmi ang paling lar adalah kerak bmi, ang memiliki kedalaman sekitar Kerak bmi (crst)

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK DESAIN SISTEM KONTROL PESAWAT UDARA MATRA LONGITUDINAL DENGAN METODE POLE PLACEMENT (TRACKING PROBLEM)

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK DESAIN SISTEM KONTROL PESAWAT UDARA MATRA LONGITUDINAL DENGAN METODE POLE PLACEMENT (TRACKING PROBLEM) MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK DESAIN SISTEM KONTROL PESAWAT UDARA MATRA LONGITUDINAL DENGAN METODE POLE PLACEMENT (TRACKING PROBLEM) Aditya Eka Mlyono, Smardi 2 Jrsan Teknik Elektro, Fakltas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

18.1. Section Modulus cm 3 (kg/m) axis x-x axis y-y axis x-x axis y-y axis x-x axis y-y WF

18.1. Section Modulus cm 3 (kg/m) axis x-x axis y-y axis x-x axis y-y axis x-x axis y-y WF FKULTS DESIN dan TEKNIK PERENNN Ujian khir Semester Peride Genap Tahn kademik 009/010 Jrsan : Teknik Sipil Hari / Tanggal : Senin, 17 Mei 010 Kde Kelas : Wakt : 07.15 09.00 Mata Ujian : Strktr aja 1 Semester

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konversi dari energi kimia menjadi energi mekanik saat ini sangat luas digunakan. Salah satunya adalah melalui proses pembakaran. Proses pembakaran ini baik berupa

Lebih terperinci

KINERJA INSTALASI PENDINGIN SIKLOTRON DECY-13

KINERJA INSTALASI PENDINGIN SIKLOTRON DECY-13 Volme 7, November 05 ISSN 4-349 KINERJA INSTALASI PENDINGIN SIKLOTRON DECY-3 Edi Trijono Bdisantoso, Sprapto, Stadi Psat Sains Teknologi Akselerator BATAN, Jl.Babarsari Kotak Pos 60 ykbb Jogjakarta 558

Lebih terperinci

Pengenalan Pola. Ekstraksi dan Seleksi Fitur

Pengenalan Pola. Ekstraksi dan Seleksi Fitur Pengenalan Pola Ekstraksi dan Seleksi Fitr PTIIK - 4 Corse Contents Collet Data Objet to Dataset 3 Ekstraksi Fitr 4 Seleksi Fitr Design Cyle Collet data Choose featres Choose model Train system Evalate

Lebih terperinci

STUDI APLIKASI GASIFIKASI DI INDUSTRI GERABAH : PERANCANGAN SISTEM GASIFIKASI PADA TUNGKU PEMBAKARAN GERABAH SEMI KONTINU

STUDI APLIKASI GASIFIKASI DI INDUSTRI GERABAH : PERANCANGAN SISTEM GASIFIKASI PADA TUNGKU PEMBAKARAN GERABAH SEMI KONTINU 1 STUDI APLIKASI GASIFIKASI DI INDUSTRI GERABAH : PERANCANGAN SISTEM GASIFIKASI PADA TUNGKU PEMBAKARAN GERABAH SEMI KONTINU Alvin Malana, Adi Srjosatyo Departemen Teknik Mesin Fakltas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN TEORI

BAB III PENDEKATAN TEORI 9 BAB III PENDEKAAN EORI 3.1. eknik Simlasi CFD Comptational Flid Dnamics (CFD) adalah ilm ang mempelajari cara memprediksi aliran flida, perpindahan panas, rekasi kimia, dan fenomena lainna dengan menelesaikan

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Bandung - Jurusan Teknik Sipil LABORATORIUM MEKANIKA TANAH Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp./Fax.

Politeknik Negeri Bandung - Jurusan Teknik Sipil LABORATORIUM MEKANIKA TANAH Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp./Fax. Jl Gegerkalong Hilir, esa Ciwarga, Bandng, Telp/Fax : 0 01 45 8 PEMBORAN / SAMPLING AN VANE SHEAR TEST Standar Acan : ASTM - 145 89 I TUJUAN 1 Untk menyelidiki / mengetahi jenis-jenis lapisan tanah (stratigrafi)

Lebih terperinci

VEKTOR. Oleh : Musayyanah, S.ST, MT

VEKTOR. Oleh : Musayyanah, S.ST, MT VEKTOR Oleh : Msayyanah, S.ST, MT . ESRN SKLR DN VEKTOR Sifat besaran fisis : esaran Skalar Skalar Vektor esaran yang ckp dinyatakan oleh besarnya saja (besar dinyatakan oleh bilangan dan satan). Contoh

Lebih terperinci

BAB III METODE ELEMEN HINGGA. Gambar 3. 1 Tegangan-tegangan elemen kubus dalam koordinat lokal (SAP Manual) (3.1)

BAB III METODE ELEMEN HINGGA. Gambar 3. 1 Tegangan-tegangan elemen kubus dalam koordinat lokal (SAP Manual) (3.1) 5 BAB III MTOD LMN HINGGA 3. Tegangan Tegangan adalah gaa per nit area pada sat material sebagai reaksi akibat gaa lar ang dibebankan pada strktr. Pada Gambar 3.. diperlihatkan elemen kbs dalam koordiant

Lebih terperinci

CHAPTER 6. INNER PRODUCT SPACE

CHAPTER 6. INNER PRODUCT SPACE CHAPTER 6. INNER PRODUCT SPACE Inner Prodcts Angle and Orthogonality in Inner Prodct Spaces Orthonormal Bases; Gram-Schmidt Process; QR-Decomposition Best Approximation; Least Sqares Orthogonal Matrices;

Lebih terperinci

vektor ( MAT ) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono Nip

vektor ( MAT ) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono Nip MODUL MATEMATIKA SMA ektr ( MAT..4 ) Dissn Oleh : Drs. Pndjl Prijn Nip. 95807.980..00 PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 6 Jalan Mayjen Sngkn N. 58 Telp. (04) 7506 Malang Mdl..4 VEKTOR

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSIAS INDONESIA PERANANGAN PENGENDALI MODEL PREDIIVE ONROL (MP) PADA SISEM EA EXANGER DENGAN JENIS KARAKERISIK SELL AND UBE ESIS RIDWAN FARUDIN 76733 FAKULAS EKNIK PROGRAM SUDI EKNIK KONROL INDUSRI

Lebih terperinci

ANALISIS KAPASITAS BALOK KOLOM BAJA BERPENAMPANG SIMETRIS GANDA BERDASARKAN SNI DAN METODA ELEMEN HINGGA

ANALISIS KAPASITAS BALOK KOLOM BAJA BERPENAMPANG SIMETRIS GANDA BERDASARKAN SNI DAN METODA ELEMEN HINGGA Konferensi asional Teknik Sipil 3 (KoTekS 3) Jakarta, 6 7 ei 29 AAISIS KAPASITAS BAOK KOO BAJA BERPEAPAG SIETRIS GADA BERDASARKA SI 3 729 2 DA ETODA EEE HIGGA Aswandy Jrsan Teknik Sipil, Institt Teknologi

Lebih terperinci

1. Momentum mempunyai dimensi yang sama dengan dimensi besaran A. impuls D. tekanan B. energi E. percepatan C. gaya

1. Momentum mempunyai dimensi yang sama dengan dimensi besaran A. impuls D. tekanan B. energi E. percepatan C. gaya 1 1. Momentm mempnyai dimensi yang sama dengan dimensi besaran A. impls D. tekanan B. energi E. percepatan C. gaya 2. Gerak sebah mobil menghasilkan grafik kecepatan (V) terhadap wakt (t) yang diperlihatkan

Lebih terperinci

Kajian Eksperimental Fenomena Flame Lift-up

Kajian Eksperimental Fenomena Flame Lift-up Kajian Eksperimental Fenomena Flame Lit-up I Made Kartika Dhiputra a, Bambang Sugiarto b, Yulianto S. Nugroho c, Cokorda Prapti Mahandari d a,b, Flame and Combustion Research Group Thermodynamic Laboratory,

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN. Kalkulus. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

MODUL PERKULIAHAN. Kalkulus. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN Modl Standar ntk dignakan dalam Perkliahan di Universitas Merc Bana Fakltas Program Stdi Tatap Mka Kode MK Dissn Oleh Ilm Kompter Teknik Informatika 9 Abstract Matakliah Menjadi Dasar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umm Bins Bsiness School Bina Nsantara (Bins) University didirikan pada tanggal 1 Oktober 1974 yang berawal dari sebah lembaga pendidikan kompter jangka pendek,

Lebih terperinci

3. TEORI PANTULAN DASAR PERAIRAN

3. TEORI PANTULAN DASAR PERAIRAN 30 3. TEORI PANTULAN DASAR PERAIRAN Lat merpakan sat lingkngan yang sangat kompleks baik ditinja dari segi biotik mapn abiotik. Tak terkecali dengan dasar perairan, dasar perairan merpakan sat medim yang

Lebih terperinci

Kontrol Optimum pada Model Epidemik SIR dengan Pengaruh Vaksinasi dan Faktor Imigrasi

Kontrol Optimum pada Model Epidemik SIR dengan Pengaruh Vaksinasi dan Faktor Imigrasi Jrnal Matematika Integratif ISSN 4-684 Volme No, Oktober 05, pp - 8 Kontrol Optimm pada Model Epidemik SIR dengan Pengarh Vaksinasi dan Faktor Imigrasi N. Anggriani, A. Spriatna, B. Sbartini, R. Wlantini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Logika Fzzy Pada awalnya sistem logika fzzy diperkenalkan oleh Profesor Lotfi A. Zadeh pada tahn 1965. Konsep fzzy bermla dari himpnan klasik (crisp) yang bersifat tegas ata

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MASALAH KONTROL OPTIMAL KONTINU YANG MEMUAT FAKTOR DISKON

PENYELESAIAN MASALAH KONTROL OPTIMAL KONTINU YANG MEMUAT FAKTOR DISKON Jrnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 3 Hal. 157 161 ISSN : 233 291 c Jrsan Matematika FMIPA UNAND PENYELESAIAN MASALAH KONTROL OPTIMAL KONTINU YANG MEMUAT FAKTOR DISKON DALIANI Program Stdi Matematika, Fakltas

Lebih terperinci

1. Perhatikan gambar percobaan vektor gaya resultan dengan menggunakan 3 neraca pegas berikut ini

1. Perhatikan gambar percobaan vektor gaya resultan dengan menggunakan 3 neraca pegas berikut ini 1 1. Perhatikan gambar percobaan vektor gaya resltan dengan menggnakan 3 neraca pegas berikt ini Yang sesai dengan rms vektor gaya resltan secara analitis adalah gambar A. (1), (2) dan (3) D. (1), dan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ayam Ras Broiler

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ayam Ras Broiler II. TINJAUAN PUSTAKA A. Aam Ras Broiler Aam ras broiler adalah salah sat jenis aam tipe pedaging ang dipelihara di Indonesia secara komersial. Kata broiler berasal dari daerah bagian timr negara Amerika

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL ke 8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi

SEMINAR NASIONAL ke 8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi EMINAR NAIONAL ke 8 ahn 13 : Rekayasa eknologi Indstri dan Inormasi UDI EKPERIMENAL PENGARUH JUMLAH DAN DIAMEER LUBANG PADA IRIP EKELILING ILINDER LUAR ERHADAP LAJU PERPINDAHAN KALOR Joko Winarno Jrsan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori dan konsep dasar yang mendukung pembahasan dari sistem yang akan dibuat.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori dan konsep dasar yang mendukung pembahasan dari sistem yang akan dibuat. BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori dan konsep dasar yang mendkng pembahasan dari sistem yang akan dibat. 2.1. Katalog Perpstakaan Katalog perpstakaan adalah sat media yang

Lebih terperinci

DEFERENSIAL Bab 13. u u. u 2

DEFERENSIAL Bab 13. u u. u 2 DEFERENSIAL Bab Laj perbahan nilai f : f() pada = a ata trnan f pada = a adalah Limit ini disebt deriatif ata trnan f pada = a dan dinyatakan dengan f (a) f (a) = f ( a h) f ( a ) lim it h 0 h secara mm

Lebih terperinci

Solusi Sistem Persamaan Linear Fuzzy

Solusi Sistem Persamaan Linear Fuzzy Jrnal Matematika Vol. 16, No. 2, November 2017 ISSN: 1412-5056 / 2598-8980 http://ejornal.nisba.ac.id Diterima: 14/08/2017 Disetji: 20/10/2017 Pblikasi Online: 28/11/2017 Solsi Sistem Persamaan Linear

Lebih terperinci

BEBERAPA SIFAT JARAK ROTASI PADA POHON BINER TERURUT DAN TERORIENTASI

BEBERAPA SIFAT JARAK ROTASI PADA POHON BINER TERURUT DAN TERORIENTASI JRISE, Vol.1, No.1, Febrari 2014, pp. 28~40 ISSN: 2355-3677 BEBERAPA SIFA JARAK ROASI PADA POHON BINER ERURU DAN ERORIENASI Oleh: Hasniati SMIK KHARISMA Makassar hasniati@kharisma.ac.id Abstrak Andaikan

Lebih terperinci

KINERJA TURBIN AIR TIPE DARRIEUS DENGAN SUDU HYDROFOIL STANDAR NACA 6512

KINERJA TURBIN AIR TIPE DARRIEUS DENGAN SUDU HYDROFOIL STANDAR NACA 6512 Vol. 1, No., Mei 010 ISSN : 085-8817 KINERJA TURBIN AIR TIPE DARRIEUS DENGAN SUDU HYDROFOIL STANDAR NACA 651 Mhammad Irsyad Jrsan Teknik Mesin Uniersitas Lampng email: irsyad71@nila.ac.id Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

PAKET TUTORIAL TERMODINAMIKA OLEH: DRA. HARTATIEK, M.SI.

PAKET TUTORIAL TERMODINAMIKA OLEH: DRA. HARTATIEK, M.SI. AKE UORIAL ERMODINAMIKA OLEH: DRA. HARAIEK, M.SI. JURUSAN FISIKA FAKULAS MAEMAIKA DAN ILMU ENGEAHUAN ALAM UNIERSIAS NEGERI MALANG 009 BAB I KONSE-KONSE DASAR A. endahlan ada bab ini Anda akan mempelajari

Lebih terperinci

Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM

Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM 5 Hasil Kali Dalam Untk memotiasi konsep hasil kali dalam diambil ektor di R dan R sebagai anak panah dengan titik awal di titik asal O = ( ) Panjang sat ektor x di R dan R

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG. PENGELOLAAN PINJAMAN JANGKA PENDEK PADA BADAN LA YANAN UMUM DAERAH

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG. PENGELOLAAN PINJAMAN JANGKA PENDEK PADA BADAN LA YANAN UMUM DAERAH ;' I. ~ tr'. T I BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG. PENGELOLAAN PINJAMAN JANGKA PENDEK PADA BADAN LA YANAN UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gnawan Semester II, 2016/2017 3 Maret 2017 Kliah yang Lal 10.1-2 Parabola, Elips, dan Hiperbola 10.4 Persamaan Parametrik Kra di Bidang 10.5 Sistem Koordinat Polar 11.1 Sistem

Lebih terperinci

OPTIMALISASI FITUR-FITUR PADA APLIKASI PRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENYAMPAIAN PESAN BERBASIS HCI

OPTIMALISASI FITUR-FITUR PADA APLIKASI PRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENYAMPAIAN PESAN BERBASIS HCI OPTIMALISASI FITUR-FITUR PADA APLIKASI PRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENYAMPAIAN PESAN BERBASIS HCI Mokhamad Fatoni, Indri Sdanawati Rozas, S.Kom., M.Kom., Latifah Rifani, S.T., MIT. Jrsan Sistem

Lebih terperinci

PENDUGAAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI KOTA SEMARANG DENGAN METODE SAE

PENDUGAAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI KOTA SEMARANG DENGAN METODE SAE Vale Added, Vol. 11, No. 1, 015 PENDUGAAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI KOTA SEMARANG DENGAN METODE SAE 1 Moh Yamin Darsyah, Ujang Malana 1, Program Stdi Statistika FMIPA Universitas Mhammadiyah Semarang Email:

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ALGORITMA KUHN MUNKRES UNTUK MENDAPATKAN MATCHING MAKSIMAL PADA GRAF BIPARTIT BERBOBOT

PENGGUNAAN ALGORITMA KUHN MUNKRES UNTUK MENDAPATKAN MATCHING MAKSIMAL PADA GRAF BIPARTIT BERBOBOT PENGGUNAAN ALGORITMA KUHN MUNKRES UNTUK MENDAPATKAN MATCHING MAKSIMAL PADA GRAF BIPARTIT BERBOBOT oleh GURITNA NOOR AINATMAJA M SKRIPSI ditlis dan diajkan ntk memenhi sebagian persyaratan memperoleh gelar

Lebih terperinci

ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN

ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN Nmr : 100.ADD/ PU.22/PL-PK//201 Tanggal, 22 Janari 201 Untk Pengadaan SEBELUM ADENDUM : PENNGKATAN JARNGAN RGAS SEKUNDER LOLOR SETELAH ADENDUM : PENNGKATAN JARNGAN RGAS SEKUNDER

Lebih terperinci