ANODIZING LOGAM ALUMINIUM DENGAN VARIASI BEDA POTENSIAL
|
|
- Bambang Darmadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANODIZING LOGAM ALUMINIUM DENGAN VARIASI BEDA POTENSIAL A.A. Ketut Wisnu Arisudana Kusuma, I Wayan Karyasa, I Nyoman Suardana Jurusan Pendidikan Kimia Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia wisnuarisudana@yahoo.com, karyasa.undiksha@gmail.com, suardana_sgr@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan menentukan karakteristik permukaan logam aluminium melalui proses anodizing. Variabel bebas yang digunakan adalah besar beda potensial yang diberikan pada proses anodizing. Kualitas karakteristik permukaan logam aluminium ditentukan dengan analisis data yang berupa ketebalan dan lebar pori yang terbentuk selama proses anodizing yang diperoleh dari uji Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive X-ray. Pada penelitian ini digunakan logam aluminium dengan kemurnian 99% dengan ketebalan 3 mm berukuran 6 cm x 1,5 cm yang sudah dibersihkan menggunakan aquades, sabun, dan alkohol, selanjutnya direndam dalam larutan NaOH 1M selama 2 menit, kemudian dilanjutkan dengan proses anodizing dengan variasi beda potensial yang diberikan yaitu 15 V, 20 V, dan 25 V. Tahap selanjutnya dilakukan uji Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive X-ray terhadap sampel sehingga didapatkan data Ketebalan dan lebar pori yang terbentuk selama proses anodizing pada permukaan logam aluminium serta data komposisi penyusun logam aluminium hasil anodizing. Hasil analisis data ketebalan dan lebar pori yang diperoleh dari uji Scanning Electron Microscope- Energy Dispersive X-ray menunjukkan beda potensial 25 V memberikan hasil yang paling baik. Kata kunci: aluminium, beda potensial, anodizing Abstract The aim of this study was to determine the characterization of aluminium surfaces that have been anodized. Independent variable of this experiment is voltage variations in anodizing processes. Quality of the aluminium surfaces was determined by analyzing data of the aluminium oxide pores thickness and width that occurred from Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive X-ray instrument test. In this study is used an aluminium metals with 99% purity with thickness approximately 3 mm and 6 cm x 1,5 cm dimension and have been cleaned by aquadest, soap, and alcohol. After that, it degreased with NaOH 1 M solution at 2 minutes and then continued with anodizing processes with voltage variation (15 V, 20 V, and 25 V). The next step is it tested by Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive X-ray instrument. In these processes, the data of aluminium oxide pore thickness and width is occurred. Data of the composition of aluminium after anodized is occurred from Energy Dispersive X-ray test. The results show that the best condition of aluminium surfaces is occurred at 25 V. Keywords: aluminium, voltage, anodizing
2 PENDAHULUAN Paradigma pendidikan sains pada dasarnya menekankan pada dua hal yaitu; sains sebagai produk dan sains sebagai proses. Sains sebagai produk menekankan hasil capaian kompetensi siswa yang diukur berdasarkan produk dari proses pembelajaran. Sains sebagai proses menekankan penilaian hasil capaian kompetensi siswa yang diukur berdasarkan proses yang dialami siswa selama mengikuti pembelajaran. Hal ini menuntut siswa untuk menguasai materi tidak hanya pada pengetahuan teoritis namun juga harus mampu memiliki kemampuan praktis. Pemahaman terhadap pengetahuan teoritis dan kemampuan praktis yang baik akan membantu siswa dalam memecahkan permasalahan yang dihadapinya sehari-hari berdasarkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki. Salah satu contohnya adalah materi elektrolisis. Elektrolisis dikehidupan sehari-hari lebih dikenal oleh masyarakat dalam bentuk elektroplating (penyepuhan). Masalah yang sering dihadapi oleh masyarakat terkait proses elektroplating adalah tidak semua logam dapat disepuh dengan cara yang sama. Salah satu logam yang memerlukan perlakuan khusus untuk disepuh adalah logam aluminium. Logam aluminium merupakan salah satu logam yang sangat sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Logam ini sering dimanfaatkan sebagai perlengkapan dapur, industri otomotif, hingga bahan pembuatan pesawat terbang. Aluminium sering dipergunakan karena memiliki sifat-sifat yang unggul seperti kuat, ringan mudah ditempa dan lain-lain (Istiyono, Sari, & Adi, 2008). Kebutuhan pasar dunia terhadap logam aluminium tidak hanya sebatas pada keistimewaan sifat fisis yang dimiliki oleh logam aluminium melainkan juga berhubungan dengan segi estetika. Banyak industri seperti industri handphone, otomotif dan peralatan dapur yang sudah menggunakan teknik pewarnaan logam aluminium untuk meningkatkan nilai estetika logam tersebut. Kebanyakan teknik pewarnaan logam aluminium yang digunakan adalah dengan teknik pelapisan logam aluminium dengan menggunakan pewarna ( dye) ataupun dengan chrome (Cr) (TCEQ, 2007) Penggunaan teknik pelapisan dengan menggunakan pewarna ataupun chrome memiliki kelemahan utama yaitu mudah pudar/terkelupasnya pewarna ataupun chrome yang digunakan untuk melapisi logam aluminium. Hal ini tentunya akan mempengaruhi daya beli pasar terhadap peralatan yang berbahan dasar aluminium. Untuk meningkatkan nilai estetika yang dimiliki logam aluminium sebagai bahan dasar berbagai peralatan rumah tangga salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan memadankan antara logam aluminium dengan logam lain yang memiliki nilai estetika seperti emas atau tembaga. Teknik yang paling cocok digunakan untuk logam aluminium yaitu teknik anodizing. Anodizing merupakan suatu proses elektrolisis dengan prinsip dasar pembentukan lapisan oksida aluminium secara terkontrol melalui proses aerasi sehingga terbentuk lapisan oksida yang berpori (Presto & Fainstein, 2003). Secara umum teknik anodizing dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu, regular anodizing dan hard anodizing. Teknik regular anodizing digunakan untuk keperluan yang bersifat dekoratif, sedangkan teknik hard anodizing lebih bertujuan meningkatkan kekuatan fisik dari logam aluminium. Teknik anodizing merupakan teknik yang dapat digunakan untuk meningkatkan ketahanan logam aluminium terhadap korosi serta meningkatkan ketahanan fisik serta keausan logam aluminium. Proses anodizing dilakukan dengan cara elektrolisis. Logam aluminium yang telah dipreparasi dihubungkan dengan kutub positif power supply sedangkan kutub negatifnya akan dihubungkan dengan logam inert seperti platina, timbal dan lain-lain. Anoda dan katoda dari power supply ini kemudian dicelupkan kedalam larutan elektrolit. Teknik yang paling umum digunakan dalam anodizing berdasarkan jenis elektrolit yang digunakan adalah jenis 139
3 sulfuric acid anodizing. Hal ini disebabkan teknik ini yang paling bernilai ekonomis. Konsentrasi asam sulfat yang paling optimum digunakan untuk teknik anodizing adalah 15%. Pada konsentrasi 15%, karakteristik permukaan logam aluminium hasil anodizing memberikan tingkat kekerasan dan keausan yang paling optimal (Sidharta, Soekrisno, dan Iswanto, 2012). Hal lain yang mempengaruhi kualitas aluminium hasil anodizing adalah besar beda potensial yang diberikan. Perbedaan besar beda potensial yang diberikan akan mempengaruhi lebar dan ketebalan pori oksida aluminium yang terbentuk (Araoyinbo, Noor, Sreekantan, dan Azis, 2010). Teknik anodizing adalah suatu proses penyepuhan logam yang didasarkan atas pembentukan lapisan oksida aluminium melalui oksidasi yang terkontrol sehingga terbentuk pori yang akan dilapisi/diisi oleh lapisan logam lain (Presto, 2003). Secara umum teknik anodizing dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu Regular dan hard anodizing. Teknik ini dibedakan atas dasar kuat atau lemahnya proses pembentukan oksida logam melalui pengontrolan. Regular anodizing biasanya digunakan untuk melapisi aluminium sehingga hasil yang diperoleh menjadi lebih dekoratif. Teknik hard anodizing biasanya digunakan untuk membuat lapisan oksida yang lebih tebal sehingga aluminium memiliki ketahanan terhadap korosi yang lebih kuat. Pemilihan teknik anodizing akan sangat bergantung pada keperluan. Jika yang diperlukan hanya sebatas membuat aluminium yang dekoratif yaitu memiliki nilai estetika maka cukup digunakan anodizing jenis regular anodizing. Teknik anodizing pada dasarnya menggunakan prinsip elktrolisis. Pada sel elektrolisis, anoda dihubungkan dengan logam aluminium yang akan di-anodizing dan di bagian katoda dihubungkan dengan logam aluminium lain. Kemudian pada sel ini dialirkan beda potensial. Beda potensial ini akan memicu pertumbuhan lapisan oksida pada permukaan logam aluminium. Pembentukan lapisan oksida pada permukaan aluminium sangat dipengaruhi oleh jumlah oksigen yang terdapat ada larutan elektrolit. Pengaliran udara (aerasi) pada proses ini akan menyuplai sejumlah oksigen pada sel elektrolisis sehingga larutan elektrolit tidak mengalami defisit oksigen. Disamping itu fungsi penambahan aliran udara pada proses ini adalah menciptakan rongga pori pada oksida aluminium yang dibentuk. Terbentuknya pori pada oksida menandakan proses anodizing berhasil dilakukan. Kualitas produk hasil anodizing ditentukan oleh ketebalan pori yang terbentuk serta jarak antar pori. Jarak antar pori yang terbentuk haruslah saling berdekatan untuk menghindari pewarnaan yang kurang merata. Berdasarkan data SNI No tentang kualitas lapisan anodisasi aluminium, ketebalan pori oksida yang terbaik adalah pada kisaran ± 18 µm untuk keperluan dekoratif. Untuk keperluan khusus seperti peningkatan kekuatan fisik logam SNI mempersyaratkan ketebalan pori rata-rata diatas 20 µm. Keperluan khusus lebih cenderung pada kebutuhan konsumen terhadap kekuatan fisik dan keausan logam aluminium hasil anodizing. Berikut disajikan data kualitas logam aluminium hasil anodizing berdasarkan SNI. Tabel 1. Data Kualitas Permukaan Logam Aluminium Hasil Anodizing Berdasarkan Data SNI No Kelas Ketebalan Rata-rata Minimum µm Khusus 20 METODE Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah; aquadest, sabun cair, alkohol 70%, pelat aluminium dengan kemurnian 99% tebal 0,3 mm ukuran 1,5 x 6 cm sebanyak 8 buah, 10 gram padatan NaOH yang digunakan untuk membuat larutan NaOH 1 M sebanyak 250 ml dan asam sulfat 96% sebanyak 78,11 ml yang akan diencerkan 140
4 menjadi 15% sebanyak 500 ml. Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah; set alat elektrolisis yang terdiri dari bak kaca ukuran 25 cm x 10 cm x 10 cm, adaptor 15V 25V, Penjepit, dan kompresor udara kecil yang digunakan untuk pengalir udara dalam proses anodizing, bak kaca ukuran 10 cm x 10 cm x 6 cm untuk proses degreasing, bak untuk proses cleansing, SEM-EDX (Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive X-Ray) Type FEI Inspect S50 untuk memperoleh data ketebalan dan lebar pori lapisan aluminium oksida hasil anodizing serta data komposisi unsurunsur yang terdapat dalam logam aluminium hasil anodizing. Cara Kerja Preparasi Logam Aluminium Pelat logam aluminium dengan kemurnian 99% tebal 0,3 mm dipotong dengan ukuran 6 x 1,5 cm kemudian dibersihkan secara fisik dari kotoran yang menempel dengan menggunakan alkohol, sabun dan aquadest. Tahap pembersihan dilanjutkan dengan tahap pre-treatment secara kimiawi dengan cara logam aluminium direndam dalam larutan NaOH 1 M dalam suhu ruangan selama 2 menit untuk menghilangkan kotoran yang lolos dari pembersihan secara fisik. Setelah melalui proses degreasing, pelat aluminium kembali dibersihkan dengan menggunakan aquadest. Preparasi Larutan NaOH 1 M Sebanyak 10 gram padatan NaOH dilarutkan dalam labu ukur 250 ml dengan menggunakan aquadest hingga tanda batas. Preparasi Larutan Asam Sulfat Larutan asam sulfat 15% disiapkan dengan cara mengencerkan 78,11 ml asam sulfat pekat 96% dengan aquadest hingga volumenya menjadi 500 ml. Tahap Anodizing Logam Aluminium Logam aluminium yang telah dibersihkan kemudian di-anodizing dalam larutan asam sulfat 15%. Logam aluminium yang akan di-anodizing dihubungkaan dengan kutub positif power supply sehingga aluminium akan bertindak sebagai anoda. Selanjutnya kutub negatif power supply akan dihubungkan pada logam aluminium lainnya. Kedua elektroda ini kemudian dicelupkan kedalam larutan asam sulfat dengan konsentrasi 15% yang kemudian dialirkan listrik dengan variasi beda potensial yang diberikan yaitu 15 V, 20 V, dan 25 V sehingga nantinya diperoleh sebanyak 3 sampel. Anodizing dilakukan selama 3 menit pada suhu 25±5 o C dengan bantuan kompresor kecil untuk memberikan suplai udara pada proses anodizing. Jarak antar elektroda diatur sejauh 20 cm. Uji Karakteristik Logam Aluminium Hasil Anodizing dengan SEM-EDX Logam aluminium hasil anodizing dengan asam sulfat pada konsentrasi 15% dengan variasi beda potensial 15 V, 20 V, dan 25 V diuji karakteristik permukaannya dengan menggunakan instrumentasi SEM (Scanning Electron Microscope) dan EDX (Energy Dispersive X-Ray) dengan tipe FEI Inspect S50 yang dilaksanakan di laboratorium sentral Universitas Negeri Malang untuk mengetahui karakter permukan yang terbentuk selama proses anodizing dan komposisi penyusun logam tersebut setelah di-anodizing. Sebelum dilakukan uji SEM-EDX terlebih dahulu sampel dipreparasi dengan menggunakan uv-bath serta diukur konduktivitas listriknya untuk mempermudah pengoperasian serta pembacaan data SEM-EDX yang dihasilkan. Uji SEM-EDX akan memberikan hasil berupa ketebalan dan lebar pori rata-rata pada permukaan lapisan oksida aluminium serta hasil berupa gambaran sebaran pori yang terbentuk selama proses anodizing berlangsung. Data ini kemudian dianalisis dengan membandingkan data yang diperoleh dengan data kualitas anodizing SNI. Hasil analisis karakteristik permukaan logam aluminium kemudian digunakan untuk menentukan beda potensial yang paling baik untuk digunakan dalam proses anodizing sehingga menghasilkan karakteristik permukaan yang paling baik. 141
5 HASIL DAN PEMBAHASAN Data karakteristik permukaan logam aluminium hasil anodizing yang berupa ketebalan dan lebar pori aluminium oksida diperoleh berdasarkan hasil uji instrumen SEM (Scanning Electron Microscope). Uji SEM akan memberikan hasil berupa gambar proyeksi dari permukaan logam aluminium yang telah di-anodizing dengan variasi beda potensial yang diberikan pada 15 V, 20 V, dan 25 V. Kualitas hasil anodizing logam aluminium ditentukan dari kerapatan, lebar serta tebal pori yang terbentuk. Penentuan kualitas hasil anodizing dilakukan dengan cara membandingkan hasil yang diperoleh dengan standar kualitas SNI. Hasil proyeksi 2 dimensi yang diperoleh dari analisis SEM dengan pembesaran kali ditunjukkan pada Gambar 1. A C Gambar 1. Proyeksi tampilan 2 dimensi hasil analisis SEM terhadap logam aluminium yang telah dianodizing pada variasi beda potensial. A) kontrol, B) 15V, C) 20 V, D) 25V. Data yang ditunjukkan oleh Gambar 1 menggambarkan karakter permukaan logam aluminium sebelum dan sesudah anodizing pada variasi beda potensial 15 V, 20 V dan 25 V. Pada aluminium tanpa perlakuan terlihat bahwa karakter permukaannya datar tanpa adanya pori. Hal ini menunjukkan logam masih dalam keadaan murni dan masih belum terbentuk lapisan aluminium oksida. Perlakuan terhadap logam melalui anodizing dengan variasi beda potensial yang diberikan memberikan perubahan pada karakter permukaan logam aluminium. Pada beda potensial 15 V selama 3 menit waktu kontak, terlihat bahwa pori oksida sudah B D mulai terbentuk. Hal ini menunjukkan bahwa lapisan aluminium sudah terbentuk selama proses anodizing. Karakter yang terjadi masih kurang baik, hal ini disebabkan ketebalan yang terbentuk serta jarak antar pori masih terlalu pendek dan kurang rapat. Pada perlakuan beda potensial 20 V karakter pori yang terbentuk meningkat. Ketebalan pori yang terbentuk serta jarak antar pori sudah lebih dalam dan semakin rapat. Pada perlakuan beda potensial 25 V karakter pori yang terbentuk semakin baik dimana kerapatan antar pori yang terbentuk semakin rapat dan ketebalan pori yang terbentuk semakin baik. Data analisis SEM yang ditunjukkan oleh Gambar 1 menunjukkan bahwa pada beda potensial 25 V dihasilkan pori yang tersebar merata. Selain proyeksi 2 dimensi dari permukaan logam aluminium, melalui analisis SEM juga diperoleh data ketebalan pori yang terbentuk pada permukaan aluminium hasil anodizing. Ketebalan pori yang terbentuk akan menentukan kualitas dari hasil anodizing yang dilakukan. Berikut disajikan data ketebalan dan lebar pori rata-rata yang diperoleh dari uji SEM. Tabel 2. Data ketebalan dan lebar pori rata-rata logam aluminium hasil anodizing berdasarkan analisis SEM Beda Potensial Ketebalan Pori Ratarata Lebar Pori Rata-rata 15 V 8,07 µm 8,05 µm 20 V 12,51 µm 12,45 µm 25 V 18,33 µm 19,52 µm Data Tabel 2 menunjukkan bahwa peningkatan beda potensial yang diberikan pada waktu kontak yang sama menyebabkan pembentukan oksida aluminium meningkat. Hal ini disebabkan oleh proses oksidasi yang terjadi pada anoda dan reduksi pada katoda meningkat seiring dengan peningkatan beda potensial yang diberikan. Perlakuan anodizing pada beda potensial 15 V memberikan hasil ketebalan rata-rata pori yaitu 8,07 µm dengan lebar pori rata-rata yang terbentuk yaitu 8,05 µm. Perlakuan pada 20 V memberikan kenaikan rata-rata 142
6 besar nilai ketebalan dan lebar pori yang terbentuk. Ketebalan rata-rata yang terjadi yaitu 12,51 µm dengan lebar rata-rata 12,45 µm. Peningkatan beda potensial ke 25 V memberikan peningkatan ketebalan rata-rata pori yang terbentuk serta lebar rata-ratanya. Ketebalan rata-rata yang terjadi yaitu 18,33 µm dengan lebar ratarata 19,52 µm. Ketika pada elektroda diberikan beda potensial, terjadi peristiwa migrasi muatan pada elektrolit. Ion hidrogen dari asam sulfat bergerak menuju katoda dan mengalami reduksi membentuk gas hidrogen. Ion negatif yang terdapat pada larutan seperti ion sulfat bergerak menuju anoda. Pada anoda logam aluminium terjadi peristiwa oksidasi yang menyebabkan logam aluminium teroksidasi menjadi ion Al 3+. Ketika ion Al 3+ mulai terbentuk di permukaan anoda, ion ini bereaksi dengan ion sulfat yang bergerak menuju anoda sehingga terbentuk lapisan aluminium oksida. Peningkatan jumlah aluminium oksida terjadi akibat peningkatan beda potensial yang diberikan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Araoyinbo dkk, (2010) mengenai Voltage Effect on Electrochemical Anodization of Aluminum At Ambient Temperature menunjukkan bahwa semakin besar beda potensial yang diberikan maka pembentukan aluminium oksida pada permukaan anoda akan semakin cepat dan banyak. Menurut Araoyinbo dkk, (2010) Hal ini disebabkan oleh kecepatan transfer muatan yang semakin cepat dengan intensitas yang semakin besar dari katoda menuju anoda. Hal tersebut tentunya akan memicu semakin cepatnya pergerakan ion negatif oksida dan hidroksida menuju anoda. Di sisi lain pada anoda, dengan beda potensial yang besar maka laju oksidasi pada anoda akan semakin cepat sehingga pembentukan ion Al 3+ pun akan semakin cepat. Dari data Tabel 2, terlihat peningkatan ketebalan dan lebar pori yang terbentuk berbanding lurus dengan peningkatan beda potensial yang diberikan. Jika data ketebalan beda potensial yang diperoleh dari eksperimen dibandingkan dengan data kualitas hasil anodizing SNI pada Tabel 1, maka didapatkan bahwa pada beda potensial 15 V diperoleh ketebalan pori yang masuk dalam kelas 3, pada 20 V masuk dalam kategori kelas 2, dan pada 25 V masuk dalam kategori kelas 1. Data tersebut menunjukkan bahwa, untuk keperluan dekoratif, beda potensial 25 V sudah cukup untuk digunakan dalam proses anodizing aluminium. Hasil anodizing dikonfirmasi dengan menggunakan instrument EDX untuk menunjukkan perbandingan unsur-unsur yang terdapat pada logam aluminium yang diuji. Perbandingan ini menunjukkan apakah anodizing yang dilakukan memang benar membentuk lapisan oksida baru atau tidak. Berikut disajikan data spektrum hasil uji anodizing. Element Wt% O 01,63 Al 98,37 Element Wt% O 43,36 Al 56,64 A C Gambar 2. Spektrum Analisis Logam Aluminium hasil Anodizing dengan variasi beda potensial, A) kontrol, B) 15 V, C) 20 V, D) 25 V Data di atas menunjukkan bahwa peningkatan kadar oksigen dan penurunan kadar aluminium terjadi seiring dengan peningkatan beda potensial yang diberikan. Spektrum A memperlihatkan komposisi penyusun logam aluminium kontrol yang merupakan logam aluminium murni dengan kemurnian 99% tanpa diberi perlakuan apapun. Pada spektrum A terlihat bahwa komposisi Al hampir mendekati 100%, hal ini menandakan bahwa pada A belum terjadi pembentukan oksida aluminium. Gambar B memperlihatkan komposisi penyusun logam aluminium B Element Wt% O 28,35 Al 71,65 D Element Wt% O 47,53 Al 52,47 143
7 yang telah dianodizing dalam beda potensial 15 V. Pada spektrum B, terlihat bahwa sejumlah oksigen yaitu 28,35% sudah terbentuk melalui proses anodizing yang menyebabkan penurunan kadar aluminium menjadi 71,65%. Peningkatan beda potensial yang diberikan menjadi 20 V, menyebabkan peningkatan kadar oksigen yang terlihat pada spektrum C. pada spektrum C terlihat bahwa kadar oksigen meningkat menjadi 43,36% dan kadar aluminium menurun menjadi 56,64% Spektrum D menunjukkan bahwa pada beda potensial 25 V dengan waktu anodizing yang sama diperoleh komposisi oksigen sebesar 47,53% dan aluminium sebesar 52,47%. Menurut Padwal, Kulkarini, dan Patil (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Comparative and Morphological Study of Anodized Aluminium Oxide Thin Films Formed at Different Current Densities peningkatan pembentukan lapisan oksida pada permukaan aluminium dipengaruhi oleh dua hal utama yaitu, waktu kontak dan besar beda potensial yang diberikan. Peningkatan kadar oksigen dari sampel yang diperlakukan dengan beda potensial berturut-turut 15 V, 20 V, dan 25 V pada waktu kontak yang sama yaitu 3 menit menunjukkan terjadinya pembentukan lapisan oksida yang semakin cepat pada permukaan anoda. Hasil penelitian yang diperoleh Araoyinbo dkk, (2010) menunjukkan pada pemberian beda potensial 20 V dalam waktu kontak 2 menit diperoleh komposisi oksigen dalam sampel sebesar 41,08% dan aluminium sebesar 55,60%. Komposisi perbandingan massa yang diperoleh dari uji EDX dapat digunakan untuk menghitung persen komposisi lapisan aluminium oksida yang terbentuk serta persen aluminium murni yang masih terdapat pada sampel. Perbandingan massa aluminium dengan oksida pada senyawa aluminium oksida adalah 54 : 48. Perhitungan persen komposisi aluminium oksida dilakukan dengan menggunakan perbandingan massa aluminium dengan oksigen pada aluminium oksida dengan pembatas berupa persen massa oksigen yang diperoleh dari uji EDX. Perhitungan komposisi lapisan aluminium oksida yang terbentuk disajikan dalam data berikut. A. Aluminium Kontrol Persen massa aluminium yang terdapat dalam bentuk Al 2 O 3 : Massa aluminium dalam Al O Massa oksigen dalam Al O x 1,63% = 1,83% x persen massa oksigen Persen massa Al 2 O 3 yang terdapat dalam sampel : Persen massa oksigen + persen massa aluminium = 1,63 % + 1,83% = 3,46% Persen massa aluminium murni yang terdapat dalam sampel : Persen massa aluminium total persen massa aluminium dalam Al 2 O 3 = 98,37% - 1,83% = 96,54% B. Aluminium yang Telah di-anodizing dengan Beda Potensial 15 V Persen massa aluminium yang terdapat dalam bentuk Al 2 O 3 : Massa aluminium dalam Al O Massa oksigen dalam Al O x 28,35% = 31,89% x persen massa oksigen Persen massa Al 2 O 3 yang terdapat dalam sampel : Persen massa oksigen + persen massa aluminium = 28,35% + 31,89% = 60,24% Persen massa aluminium murni yang terdapat dalam sampel : Persen massa aluminium total persen massa aluminium dalam Al 2 O 3 = 71,65% - 31,89% = 39,76% C. Aluminium yang Telah di-anodizing dengan Beda Potensial 20 V Persen massa aluminium yang terdapat dalam bentuk Al 2 O 3 : Massa aluminium dalam Al O Massa oksigen dalam Al O x 43,36% = 48,78% x persen massa oksigen Persen massa Al 2 O 3 yang terdapat dalam sampel : 144
8 Persen massa oksigen + persen massa aluminium = 43,36% + 48,78% = 92,14% Persen massa aluminium murni yang terdapat dalam sampel : Persen massa aluminium total persen massa aluminium dalam Al 2 O 3 = 56,64% - 48,78% = 7,86% D. Aluminium yang Telah di-anodizing dengan Beda Potensial 25 V Persen massa aluminium yang terdapat dalam bentuk Al 2 O 3 : Massa aluminium dalam Al O Massa oksigen dalam Al O x 47,53% = 53,47% x persen massa oksigen Persen massa Al 2 O 3 yang terdapat dalam sampel : Persen massa oksigen + persen massa aluminium = 47,53% + 53,47% = 101% Persen massa aluminium murni yang terdapat dalam sampel : Persen massa aluminium total persen massa aluminium dalam Al 2 O 3 = 52,47% - 53,47% = -1% Pada perhitungan persen massa aluminium murni diperoleh hasil -1% hal ini disebabkan adanya kemungkinan terperangkapnya oksigen dalam bentuk bebas di dalam sampel yang terperangkap secara interstisi. Hal ini menyebabkan kadar oksigen yang muncul pada instrument EDX tidak hanya menunjukkan oksigen yang berikatan dengan aluminium membentuk aluminium oksida namun juga oksigen yang terperangkap sehingga besar persen massa yang muncul tidak hanya menggambarkan komposisi Al 2 O 3. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa karakteristik permukaan logam aluminium hasil anodizing yang terbaik terbentuk pada proses anodizing dengan beda potensial sebesar 25 V dengan ketebalan rata-rata pori yang dihasilkan yaitu 18,33 µm. DAFTAR PUSTAKA Araoyinbo A.O., Noor A.F.M., Sreekantan S. & Aziz A Voltage Effect On Electrochemical Anodization Of Aluminum At Ambient Temperature. International Journal of Mechanical and Materials Engineering (IJMME), Vol. 5 (2010), No. 1, Cobden R., Alcan, & Banburry Aluminium: Physical Properties, Characteristics and Alloys. European Aluminium Association; Washington D.C. Helen H.L., & Yinlun H Electroplating. Encyclopedia of Chemical Processing DOI: /E- ECHP Istiyono E., Sari R.Y.A. & Adi B.S Pengelolaan Limbah Industri Penyepuhan Logam Perak (Elektroplating) Di Lingkungan Pengrajin Perak Kecamatan Kotagede. Artikel Program Penerapan IPTEKS. 023/SP2H/PPM/DP2M/II/2008 Presto C. & Fainstein L Anodizing. The University of Manitoba; England Sidharta B.W., Soekrisno R. & Iswanto P.T Pengaruh Konsentrasi Elektrolit Dan Waktu Anodisasi Terhadap Ketahanan Aus Dan Kekerasan Pada Lapisan Oksida Paduan Aluminium ADCL2. Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi (SNAST) Periode III ISSN: X TCEQ Calculations Guidance Package: Chromium Plating & Anodizing Operation Using Chromic Acid. Air Permits Division Texas Commission on Environmental Quality; Texas Padwal P., Kulkarini S. & Patil DarA Comparative and Morphological Study of Anodized Aluminium Oxide Thin Films Formed at Different Current Densities. International Journal of Physics and Mathematical Sciences ISSN: volume
PENGARUH VARIASI WAKTU ANODIZING TERHADAP STRUKTUR PERMUKAAN, KETEBALAN LAPISAN OKSIDA DAN KEKERASAN ALUMINIUM 1XXX. Sulaksono Cahyo Prabowo
1 PENGARUH VARIASI WAKTU ANODIZING TERHADAP STRUKTUR PERMUKAAN, KETEBALAN LAPISAN OKSIDA DAN KEKERASAN ALUMINIUM 1XXX Sulaksono Cahyo Prabowo Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI WAKTU PROSES ANODIZING TERHADAP KARAKTERISTIK VELG RACING MERK SPRINT
41 PENGARUH VARIASI WAKTU PROSES ANODIZING TERHADAP KARAKTERISTIK VELG RACING MERK SPRINT Rachman Satya Pamungkas 1), Xander Salahudin 2), Nani Mulyaningsih 3) 1 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 DIAGRAM ALIR PENELITIAN Aluminum Foil 99,9% Pemotongan Sampel Degreasing dengan NaOH Pembuatan sampel anodisasi Anodisasi 150 ml H 2 SO 4 3M + 150 ml H 2 C 2 O 4 0,5M
Lebih terperinciPENGARUH KUAT ARUS DAN WAKTU TERHADAP HASIL PEWARNAAN DAN MASSA ALUMINIUM PADA PROSES ANODIZING DENGAN ELEKTROLIT H 2 SO 4 15%
PENGARUH KUAT ARUS DAN WAKTU TERHADAP HASIL PEWARNAAN DAN MASSA ALUMINIUM PADA PROSES ANODIZING DENGAN ELEKTROLIT H 2 SO 4 15% Arif Andrianto*, Suwardiyono, Laeli Kurniasari Jurusan Teknik Kimia Fakultas
Lebih terperinciMomentum, Vol. 13, No. 2, Oktober 2017, Hal ISSN
Momentum, Vol. 13, No. 2, Oktober 217, Hal. 19-24 ISSN 216-7395 PENGARUH TEGANGAN PELAPISAN NIKEL PADA TEMBAGA DALAM PELAPISAN KHROM DEKORATIF TERHADAP KETEBALAN, KEKERASAN DAN KEKASARAN LAPISAN Musa Assegaff
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Aluminium merupakan jenis logam yang banyak digunakan dalam industri maupun rumah tangga. Aluminium banyak dimanfaatkan dikarenakan memiliki kelebihan diantaranya
Lebih terperinciPERCOBAAN IV ANODASI ALUMINIUM
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN IV ANODASI ALUMINIUM NAMA : RACHMA SURYA M NIM : H311 12 267 KELOMPOK/REGU : III (TIGA)/VII (TUJUH) HARI/TANGGAL PERCOBAAN : RABU/23 OKTOBER 2013 ASISTEN : HASMINISARI
Lebih terperinciPengaruh Rapat Arus Terhadap Ketebalan Dan Struktur Kristal Lapisan Nikel pada Tembaga
ISSN:2089 0133 Indonesian Journal of Applied Physics (2012) Vol.2 No.1 halaman 1 April 2012 Pengaruh Rapat Arus Terhadap Ketebalan Dan Struktur Kristal Lapisan Nikel pada Tembaga ABSTRACT Setyowati, Y.
Lebih terperinciPENGARUH KUAT ARUS PADA PROSES ANODIZING TERHADAP KARAKTERISTIK VELG MOBIL MERK BSA
34 PENGARUH KUAT ARUS PADA PROSES ANODIZING TERHADAP KARAKTERISTIK VELG MOBIL MERK BSA Hanung Hermawan 1), Nani Mulyaningsih 2), Catur Pramono 3) 1 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Tidar
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Literatur. Pemotongan Sampel. Degreasing dengan larutan Acetone
24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 DIAGRAM ALIR PENELITIAN Studi Literatur Pemotongan Sampel Degreasing dengan larutan Acetone Rinsing mengunakan H 2 O Rinsing mengunakan Ethanol * Anodizing Larutan
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI ELEKTROLIT DAN WAKTU ANODISASI TERHADAP KETAHANAN AUS DAN KEKERASAN PADA LAPISAN OKSIDA PADUAN ALUMINIUM ADC12
PENGARUH KONSENTRASI ELEKTROLIT DAN WAKTU ANODISASI TERHADAP KETAHANAN AUS DAN KEKERASAN PADA LAPISAN OKSIDA PADUAN ALUMINIUM ADC12 Bambang Wahyu Sidharta 1, R. Soekrisno 2, Priyo Tri Iswanto 2 1 Mahasiswa
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian Proses pelapisan plastik ABS dengan menggunakan metode elektroplating dilaksanakan di PT. Rekayasa Plating Cimahi, sedangkan pengukuran kekasaran, ketebalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses akhir logam (metal finishing) merupakan bidang yang sangat luas,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses akhir logam (metal finishing) merupakan bidang yang sangat luas, yang dimana tujuan utamanya adalah untuk mencegah logam dengan korosifnya, namun juga mendapatkan
Lebih terperinciElektrodeposisi Lapisan Kromium dicampur TiO 2 untuk Aplikasi Lapisan Self Cleaning
Jurnal Fisika Unand Vol. 5, No. 4, Oktober 2016 ISSN 2302-8491 Elektrodeposisi Lapisan Kromium dicampur TiO 2 untuk Aplikasi Lapisan Self Cleaning Ardi Riski Saputra*, Dahyunir Dahlan Jurusan Fisika FMIPA
Lebih terperinciKIMIA ELEKTROLISIS
KIMIA ELEKTROLISIS A. Tujuan Pembelajaran Mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi pada reaksi elektrolisis larutan garam tembaga sulfat dan kalium iodida. Menuliskan reaksi reduksi yang terjadi di
Lebih terperinciDAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...
DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv v vi ix xi xii BAB 1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aluminium merupakan jenis logam yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Material ini dipergunakan dalam bidang yang luas bukan saja dalam alat-alat rumah
Lebih terperinciI. Tujuan. Dasar Teori
I. Tujuan 1. Merangkai rangkaian listrik yang digunakan dalam proses pewarnaan alumunium dalam proses anodizing dengan benar. 2. Dapat menghitung konsentrasi asam sulfat yang digunakan dalam proses pewarnaan
Lebih terperinciHasil Penelitian dan Pembahasan
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Pengaruh Arus Listrik Terhadap Hasil Elektrolisis Elektrolisis merupakan reaksi yang tidak spontan. Untuk dapat berlangsungnya reaksi elektrolisis digunakan
Lebih terperinciBAB IV DATA HASIL PENELITIAN
BAB IV DATA HASIL PENELITIAN 4.1. PENGAMATAN VISUAL bab ini. Data hasil proses anodisasi dengan variabel pada penelitian ini terurai pada Gambar 4.1. Foto permukaan sampel sebelum dianodisasi (a) (b) (c)
Lebih terperinciVARIASI RAPAT ARUS DALAM PROSES PELAPISAN KHROMIUM KERAS PADA CINCIN TORAK. Yusep Sukrawan 1
VARIASI RAPAT ARUS DALAM PROSES PELAPISAN KHROMIUM KERAS PADA CINCIN TORAK Yusep Sukrawan 1 ABSTRAK VARIASI RAPAT ARUS DALAM PROSES PELAPISAN KHROMIUM KERAS PADA CINCIN TORAK. Pelapisan khromium keras
Lebih terperinciANALISA PENGARUH TEGANGAN DAN SUHU ELEKTROLIT PADA KUALITAS PEWARNAAN KOMPOSIT AL 6061 ABU BATUBARA
ANALISA PENGARUH TEGANGAN DAN SUHU ELEKTROLIT PADA KUALITAS PEWARNAAN KOMPOSIT AL 6061 ABU BATUBARA Zainun Achmad Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya ABSTRAK
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Pengaruh penambahan konsentrasi..., Martino R. Hutasoit, FT UI, 2008
BAB II DASAR TEORI 2.1 ALUMINIUM Dalam penggunaan logam di bidang industri, aluminium merupakan logam yang paling banyak kedua digunakan setelah baja. Hal ini berarti dalam klasifikasi logam non ferrous,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anodizing atau yang dikenal dengan nama pelapisan logam (plating) atau (surface treatment), adalah suatu perlakuan permukaan untuk melapisi permukaan logam agar terlindung
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Pustaka. Aluminium adalah material logam yang banyak digunakan pada berbagai macam aplikasi seperti di bidang industri hingga keperluan rumah tangga. Alumunium memiliki
Lebih terperinciMengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif
TUGAS 1 ELEKTROKIMIA Di kelas X, anda telah mempelajari bilangan oksidasi dan reaksi redoks. Reaksi redoks adalah reaksi reduksi dan oksidasi. Reaksi reduksi adalah reaksi penangkapan elektron atau reaksi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam metode pelapisan plastik ABS dengan elektroplating ada beberapa aspek yang harus diperhatikan, diantaranya adalah tingkat kecerahan suatu
Lebih terperinciHand Out HUKUM FARADAY. PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang dibina oleh Pak I Wayan Dasna. Oleh: LAURENSIUS E. SERAN.
Hand Out HUKUM FARADAY Disusun untuk memenuhi tugas work shop PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang dibina oleh Pak I Wayan Dasna Oleh: LAURENSIUS E. SERAN 607332411998 Emel.seran@yahoo.com UNIVERSITAS NEGERI
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI TEGANGAN DAN WAKTU PELAPISAN TERHADAP KEKILAPAN, KEKERASAN DAN KEKASARAN PERMUKAAN ALUMINIUM
KURVATEK Vol.1. No.1, April, pp.1-6 e-issn: 2477-7870 1 PENGARUH VARIASI TEGANGAN DAN WAKTU PELAPISAN TERHADAP KEKILAPAN, KEKERASAN DAN KEKASARAN PERMUKAAN ALUMINIUM Ade Irvan Tauvana 1,a 1. Politeknik
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. ALUMINIUM Aluminium merupakan logam dengan karakteristik massa jenis yang relative rendah (2,7 g/cm 3 ), terletak pada golongan IIIA, dan memiliki nomor atom 13, memiliki konduktivitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium Kimia Lingkungan Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI yang beralamat
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN. II.1. Electrorefining
BAB II PEMBAHASAN II.1. Electrorefining Electrorefining adalah proses pemurnian secara elektrolisis dimana logam yangingin ditingkatkan kadarnya (logam yang masih cukup banyak mengandung pengotor)digunakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Teknologi pelapisan logam dewasa ini banyak dikembangkan, kebutuhan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknologi pelapisan logam dewasa ini banyak dikembangkan, kebutuhan akan logam bukan hanya didasarkan pada keinginan untuk mendapatkan hasil yang kuat dan keras saja, tetapi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Baja Baja merupakan paduan yang terdiri dari unsur utama besi (Fe) dan karbon (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang tersusun dalam
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PEMRODUKSI GAS BROWN SEBAGAI BAHAN BAKAR DENGAN METODE ELEKTROLISIS
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PEMRODUKSI GAS BROWN SEBAGAI BAHAN BAKAR DENGAN METODE ELEKTROLISIS P E S E R T A T A : M. F A R I D R. R. ( 2 4 0 8 1 0 0 0 3 6 ) D OSEN P E M BIM B IN G I : D R. I R T
Lebih terperinciSTUDI ELEKTROLISIS LARUTAN KALIUM IODIDA. Oleh : Aceng Haetami ABSTRAK
STUDI ELEKTROLISIS LARUTAN KALIUM IODIDA Oleh : Aceng Haetami ABSTRAK Telah dilakukan penelitian dengan judul : Studi Elektrolisis Larutan Kalium Iodida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : waktu
Lebih terperinciBAB I PANDAHULUAN. Berbagai industri barang perhiasan, kerajinan, komponen sepeda. merupakan pelapisan logam pada benda padat yang mempunyai
BAB I PANDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan modern tak lepas dari peranan industri elektroplating. Berbagai industri barang perhiasan, kerajinan, komponen sepeda motor, mobil, mesin, barang elektronik,
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambar Alat Percobaan 1 4 2 5 3a 6 8 7 3b Gambar 11. Rangkaian alat percobaan Keterangan gambar: 1. Amperemeter 2. Rangkaian pengubah arus 3. Elektroda; a. anoda (tembaga),
Lebih terperinciLAPORAN PENELITIAN PROSES PENYEPUHAN EMAS
LAPORAN PENELITIAN PROSES PENYEPUHAN EMAS Oleh : Anna Kristina Halim (02) Ardi Herdiana (04) Emma Ayu Lirani (11) Lina Widyastiti (14) Trisna Dewi (23) KELAS XII IA6 SMA NEGERI 1 SINGARAJA 2011/2012 BAB
Lebih terperinciPengaruh Jarak Anoda-Katoda dan Durasi Pelapisan Terhadap Laju Korosi pada Hasil Electroplating Hard Chrome
JTERA - Jurnal Teknologi Rekayasa, Vol. 1, No. 1, Desember 2016, Hal. 1-6 ISSN 2548-737X Pengaruh Jarak Anoda-Katoda dan Durasi Pelapisan Terhadap Laju Korosi pada Hasil Electroplating Hard Chrome Abid
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manufacturing dan automotive, maka banyak sekali inovasi-inovasi maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan semakin berkembangnya dunia industri, khususnya dunia manufacturing dan automotive, maka banyak sekali inovasi-inovasi maupun penemuan baru yang terdapat dalam
Lebih terperinciPengaruh Parameter Proses Pelapisan Nikel Terhadap Ketebalan Lapisan
Pengaruh Parameter Proses Pelapisan Nikel Terhadap Ketebalan Lapisan Bambang Santosa dan Martijanti Syamsa Jurusan Teknik Mesin, Universitas Jenderal Achmad Yani, Bandung Email: martijanti@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PELAKSANAAN
30 BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN 3.1 PENDAHULUAN Baterai seng udara merupakan salah satu bentuk sumber energi secara elektrokimia yang memiliki peluang sangat besar untuk aplikasi sumber energi masa depan.
Lebih terperinciPengaruh Rapat Arus dan Asam Borat terhadap Kualitas dan Morfologi Hasil Elektrodeposisi Kobal pada Substrat Tembaga
Pengaruh Rapat Arus dan Asam Borat terhadap Kualitas dan Morfologi Hasil Elektrodeposisi Kobal pada Substrat Tembaga Siti Elin Huriyati, Abdul Haris, Didik Setiyo Widodo Laboratorium Kimia Analitik, Jurusan
Lebih terperinciPENGARUH ARUS PADA PROSES ANODISASI ALUMINUM TERHADAP KETEBALAN LAPISAN OKSIDA DAN LAJU KOROSI
PENGARUH ARUS PADA PROSES ANODISASI ALUMINUM TERHADAP KETEBALAN LAPISAN OKSIDA DAN LAJU KOROSI Agung Setyo Darmawan 1, Tri Widodo Besar Riyadi 2 1 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aluminium sering digunakan untuk pabrikasi. Karena aluminium memiliki sifat yang lunak dan mudah di bentuk di bandingkan dengan material logam lainnya. Untuk segi
Lebih terperinciPENINGKATAN KUALITAS PRODUK INDUSTRI KECIL PERALATAN RUMAH TANGGA DENGAN PELAPISAN LOGAM
PENINGKATAN KUALITAS PRODUK INDUSTRI KECIL PERALATAN RUMAH TANGGA DENGAN PELAPISAN LOGAM Nani Mulyaningsih Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Tidar Jl. Kapten Suparman No 39 Magelang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekitar abad ke 19 pelapisan tembaga dengan emas banyak dilakukan orang, baik secara manual maupun secara listrik terhadap benda-benda logam. Pelapisan logam dapat
Lebih terperinciPELAPISAN STAINLESS STEEL AISI 304 MENGGUNAKAN NIKEL (Ni) MELALUI PROSES ELEKTROPLATING
PELAPISAN STAINLESS STEEL AISI 4 MENGGUNAKAN NIKEL (Ni) MELALUI PROSES ELEKTROPLATING Yoga Setiawan Ady N, Sulistyo Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Dosen Jurusan
Lebih terperinciVARIASI WAKTU HARD CHROMIUM PLATING TERHADAP KARAKTERISTIK STRUKTUR MIKRO, NILAI KEKERASAN DAN LAJU KOROSI BAJA KARBON RENDAH
C.11. Variasi waktu hard chromium plating (Sutrisno) VARIASI WAKTU HARD CHROMIUM PLATING TERHADAP KARAKTERISTIK STRUKTUR MIKRO, NILAI KEKERASAN DAN LAJU KOROSI BAJA KARBON RENDAH Sutrisno Program Studi
Lebih terperinci3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq)
3. ELEKTROKIMIA 1. Elektrolisis Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit oleh arus listrik searah dengan menggunakan dua macam elektroda. Elektroda tersebut adalah katoda (elektroda yang dihubungkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode dalam proses elektrokoagulasi larutan yang mengandung pewarna tekstil hitam ini
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Untuk mempermudah penelitian proses anodizing maka dibuat diagram alir penelitian proses anodizing, dapat ditunjukkan pada Gambar 3.1. Mulai Observasi
Lebih terperinciElektrokimia. Tim Kimia FTP
Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis ini merupakan
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI LARUTAN DAN WAKTU PELAPISAN NIKEL PADA ALUMINIUM TERHADAP KEKERASAN
PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN DAN WAKTU PELAPISAN NIKEL PADA ALUMINIUM TERHADAP KEKERASAN Reny Afriany 1, Kusmono 2, R. Soekrisno 2 1 Mahasiswa Pasca Sarjana Teknik Mesin, Jurusan Teknik Mesin dan Industri,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. permukaan bumi dan paling berlimpah ketiga. Melimpahnya aluminium
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aluminium merupakan elemen yang berjumlah sekitar 8% dari permukaan bumi dan paling berlimpah ketiga. Melimpahnya aluminium menjadikanya salah satu logam yang sering
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan pengujian anodizing pada aluminium seri 1xxx, maka diperoleh data-data pengujian yang kemudian dijabarkan melalui beberapa sub-sub pembahasan dari masing-masing
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI NIKEL DAN KLORIDA TERHADAP PROSES ELEKTROPLATING NIKEL
PENGARUH KONSENTRASI NIKEL DAN KLORIDA TERHADAP PROSES ELEKTROPLATING NIKEL Mentik Hulupi Agustinus Ngatin Teknik Kimia, Politeknik Negeri Bandung Jl. Gegerkalong Hilir, Ds. Ciwaruga, Bandung E-mail: hulupimentik@yahoo.com
Lebih terperinciSTUDI PELAPISAN KROM DENGAN PROSES ELEKTROPLATING PADA HANDEL REM SEPEDA MOTOR DENGAN VARIASI RAPAT ARUS
STUDI PELAPISAN KROM DENGAN PROSES ELEKTROPLATING PADA HANDEL REM SEPEDA MOTOR DENGAN VARIASI RAPAT ARUS NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Teknik Mesin
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI
39 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 PENDAHULUAN Hasil eksperimen akan ditampilkan pada bab ini. Hasil eksperimen akan didiskusikan untuk mengetahui keoptimalan arang aktif tempurung kelapa lokal pada
Lebih terperinciRECOVERY TEMBAGA (Cu) DARI LIMBAH PENGOLAHAN/PELEBURAN EMAS MENGGUNAKAN BAK ELEKTROLISIS BERTINGKAT DAN MESIN PENGONTROL DEBIT AIR LIMBAH
Al Jazari Journal of Mechanical Engineering ISSN: 2527-3426 Al Jazari Journal of Mechanical Engineering 1 (1) (2016) 1-5 RECOVERY TEMBAGA (Cu) DARI LIMBAH PENGOLAHAN/PELEBURAN EMAS MENGGUNAKAN BAK ELEKTROLISIS
Lebih terperinciPeningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a
Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a a Prodi Fisika, FMIPA Universitas Tanjungpura, Jalan Prof. Dr. Hadari Nawawi,
Lebih terperinciBAB IV HASIL YANG DICAPAI PENELITIAN
27 BAB IV HASIL YANG DICAPAI PENELITIAN 4.1 PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dibahas tentang analisis data penelitian dampak abu vulkanik gunung Sinabung terhadap laju korosi pada logam seng (Zn). Untuk
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menit tiap percobaan, didapatkan data tekanan gas pada tabel berikut :
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Tekanan gas Dari hasil eksperimen sebanyak 27 kali dalam rentan waktu satu menit tiap percobaan, didapatkan data tekanan gas pada tabel berikut : No Luas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. elektrokoagulasi sistem batch dan sistem flow (alir) dengan aluminium sebagai
36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengolah limbah industri penyamakan kulit, yang dilakukan di laboratorium Riset Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA, Universitas
Lebih terperinciGambar 3.1 Diagram alir penelitian
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Peralatan Penelitian Bahan-bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini antara lain bubuk magnesium oksida dari Merck, bubuk hidromagnesit hasil sintesis penelitian
Lebih terperinciKARAKTERISASI SIFAT MEKANIK HASIL ELEKTROPLATING NIKEL KARBONAT (NiCO 3 ) PADA TEMBAGA (Cu)
KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK HASIL ELEKTROPLATING NIKEL KARBONAT (NiCO 3 ) PADA TEMBAGA (Cu) Andrisel Putri, Sri Handani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas,Padang Kampus Unand Limau Manis, Pauh Padang
Lebih terperinciBab III Metodologi. Penelitian ini dirancang untuk menjawab beberapa permasalahan yang sudah penulis kemukakan pada Bab I. Waktu dan Tempat Penelitian
Bab III Metodologi Penelitian ini dirancang untuk menjawab beberapa permasalahan yang sudah penulis kemukakan pada Bab I. III.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam rentang waktu
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 PENGAMATAN VISUAL Pengamatan visual dilakukan terhadap sampel sebelum dilakukan proses anodisasi dan setelah proses anodisasi. Untuk sampel yang telah mengalami proses anodisasi,
Lebih terperinciPELAPISAN ALUMINIUM DENGAN PROSES ANODISASI MULTIWARNA UNTUK APLIKASI KOMPONEN DEKORATIF SECARA PRAKTIS
POLITEKNOLOGI VOL. 11 NO. 3, SEPTEMBER 2012 PELAPISAN ALUMINIUM DENGAN PROSES ANODISASI MULTIWARNA UNTUK APLIKASI KOMPONEN DEKORATIF SECARA PRAKTIS Dewin Purnama 1, Vika Rizkia 2 1 Jurusan Teknik Mesin
Lebih terperinciProduksi Gas Oksigen Melalui Proses Elektrolisis Air Laut Sebagai Sumber Energi Ramah Lingkungan
Produksi Gas Oksigen Melalui Proses Elektrolisis Air Laut Sebagai Sumber Energi Ramah Lingkungan Oleh: Anindita Hardianti (3307100015) Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Wahyono Hadi, MSc Ruang lingkup
Lebih terperinciBab III Metodologi Penelitian
Bab III Metodologi Penelitian III. 1. Tahap Penelitian Penelitian ini terbagai dalam empat tahapan kerja, yaitu: a. Tahapan kerja pertama adalah persiapan bahan dasar pembuatan LSFO dan LSCFO yang terdiri
Lebih terperinciPengendalian Laju Korosi pada Baja API 5L Grade B N Menggunakan Ekstrak Daun Gambir (Uncaria gambir Roxb)
172 Pengendalian Laju Korosi pada Baja API 5L Grade B N Menggunakan Ekstrak Daun Gambir (Uncaria gambir Roxb) Eri Aidio Murti 1 *, Sri Handani 1, Yuli Yetri 2 1 Jurusan Fisika Universitas Andalas 2 Politeknik
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Tempat pengambilan data bertempat di Laboratorium Bahan Teknik
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.Tempat dan Waktu Pelaksanaan Waktu dan tempat analisis sebagai berikut : 1. Tempat pengambilan data bertempat di Laboratorium Bahan Teknik Departemen Teknik Mesin Sekolah
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU PENCELUPAN DAN TEMPERATUR PROSES ELEKTROPLATING TERHADAP KETEBALAN DAN KEKERASAN PERMUKAAN BAJA ST 42
JTM. Volume 03 Nomor 01 Tahun 2014, 176 183 PENGARUH WAKTU PENCELUPAN DAN TEMPERATUR PROSES ELEKTROPLATING TERHADAP KETEBALAN DAN KEKERASAN PERMUKAAN BAJA ST 42 Ratih Deviana S1 Pendidikan Teknik Mesin,
Lebih terperinciMAKALAH PPM TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH ELEKTROPLATING DENGAN PEMANFAATAN KEMBALI LIMBAH ELEKTROPLATING. Oleh: R. Yosi Aprian Sari, M.
MAKALAH PPM TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH ELEKTROPLATING DENGAN PEMANFAATAN KEMBALI LIMBAH ELEKTROPLATING Oleh: R. Yosi Aprian Sari, M.Si FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Lebih terperinciPENGARUH ARUS DAN WAKTU PELAPISAN NIKEL DAN TEMBAGA TERHADAP KEKERASAN CORAN ALUMINIUM
Abstrak PENGARUH ARUS DAN WAKTU PELAPISAN NIKEL DAN TEMBAGA TERHADAP KEKERASAN CORAN ALUMINIUM Sri Harmanto Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jl Prof. Sudarto, S.H., Tembalang, Kotak Pos
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ).
0.45 µm, ph meter HM-20S, spektrofotometer serapan atom (AAS) Analytic Jena Nova 300, spektrofotometer DR 2000 Hach, SEM-EDS EVO 50, oven, neraca analitik, corong, pompa vakum, dan peralatan kaca yang
Lebih terperinciPengaruh Rapat Arus dan Waktu Anodizing Terhadap Ketebalan Lapisan Aluminium Oksida pada Aluminium Paduan AA 2024-T3
Pengaruh Rapat Arus dan Waktu Anodizing Terhadap Ketebalan Lapisan Aluminium Oksida pada Aluminium Paduan AA 2024-T3 Fajar Nugroho Jurusan Teknik Mesin STT Adisutjipto Jl. Janti Blok-R Lanud Adi Sucipto
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. ALUMINIUM Aluminium merupakan logam dengan karakteristik massa jenis yang relative rendah (2,7 g/cm 3 ), terletak pada golongan IIIA, dan memiliki nomor atom 13, memiliki
Lebih terperinciSudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1)
Sudaryatno Sudirham ing Utari Mengenal Sifat-Sifat Material (1) 16-2 Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) BAB 16 Oksidasi dan Korosi Dalam reaksi kimia di mana oksigen tertambahkan
Lebih terperinciOPTIMASI PROSES PELAPISAN ANODISASI KERAS PADA PADUAN ALUMINIUM
OPTIMASI PROSES PELAPISAN ANODISASI KERAS PADA PADUAN ALUMINIUM Eka Febriyanti Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur (B2TKS) BPPT Kawasan Puspitek Serpong Tangerang 15314 E-mail : eka.ndut@yahoo.com
Lebih terperinciSKRIPSI. PENGARUH PENAMBAHAN SILIKON TERHADAP LAJU KOROSI PADA PADUAN PERUNGGU TIMAH PUTIH ( 85 Cu 15 Sn ) Oleh : Yoppi Eka Saputra NIM :
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN SILIKON TERHADAP LAJU KOROSI PADA PADUAN PERUNGGU TIMAH PUTIH ( 85 Cu 15 Sn ) Oleh : Yoppi Eka Saputra NIM : 1104305004 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian eksperimental nyata (true experimental research). Dalam hal ini
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metoda Penelitian Metoda penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda penelitian eksperimental nyata (true experimental research). Dalam hal ini penelitian
Lebih terperinciPENGARUH SUHU LARUTAN ELEKTROLIT DAN WAKTU PELAPISAN TEMBAGA PADA PLAT BAJA LUNAK TERHADAP NILAI KETEBALAN ABSTRACT
PENGARUH SUHU LARUTAN ELEKTROLIT DAN WAKTU PELAPISAN TEMBAGA PADA PLAT BAJA LUNAK TERHADAP NILAI KETEBALAN B a s m a l Teknik Otomotif, Politeknik Pratama Mulia, Surakarta 57149, Indonesia ABSTRACT Effect
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
32 Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Data Eksperimen dan Perhitungan Eksperimen dilakukan di laboratorium penelitian Kimia Analitik, Program Studi Kimia, ITB. Eksperimen dilakukan dalam rentang waktu antara
Lebih terperinciPembuatan Larutan CuSO 4. Widya Kusumaningrum ( ), Ipa Ida Rosita, Nurul Mu nisah Awaliyah, Ummu Kalsum A.L, Amelia Rachmawati.
Pembuatan Larutan CuSO 4 Widya Kusumaningrum (1112016200005), Ipa Ida Rosita, Nurul Mu nisah Awaliyah, Ummu Kalsum A.L, Amelia Rachmawati. Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI CuCN DAN GELATIN DALAM ELEKTROLIT GEL CuCN TERHADAP KETEBALAN LAPISAN TEMBAGA PADA ELEKTROPLATING BAJA JIS G 3141
PENGARUH KONSENTRASI CuCN DAN GELATIN DALAM ELEKTROLIT GEL CuCN TERHADAP KETEBALAN LAPISAN TEMBAGA PADA ELEKTROPLATING BAJA JIS G 3141 TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Lebih terperinciKegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis. 1. Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis
1 Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis Capaian Pembelajaran Menguasai teori aplikasi materipelajaran yang diampu secara mendalam pada sel elektrolisis Subcapaian pembelajaran: 1. Mengamati reaksi yang
Lebih terperinciElektrokimia. Sel Volta
TI222 Kimia lanjut 09 / 01 47 Sel Volta Elektrokimia Sel Volta adalah sel elektrokimia yang menghasilkan arus listrik sebagai akibat terjadinya reaksi pada kedua elektroda secara spontan Misalnya : sebatang
Lebih terperinciPENGARUH KUAT ARUS LISTRIK TERHADAP KEKERASAN, KECERAHAN DAN KETEBALAN LAPISAN OKSIDA HASIL PROSES ANODIZING PADA ALUMINIUM
PENGARUH KUAT ARUS LISTRIK TERHADAP KEKERASAN, KECERAHAN DAN KETEBALAN LAPISAN OKSIDA HASIL PROSES ANODIZING PADA ALUMINIUM Wawan Hartanto Program Studi S-1 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI KUAT ARUS LISTRIK PADA PROSES ANODIZING TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN LOGAM ALUMINIUM SERI 2XXX
PENGARUH VARIASI KUAT ARUS LISTRIK PADA PROSES ANODIZING TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN LOGAM ALUMINIUM SERI 2XXX Ahmad Yulizal Untung Program Studi S-1 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciGambar 4.1 Hasil anodizing aluminium 1XXX dengan suhu elektrolit o C dan variasi waktu pencelupan (a) 5 menit. (b) 10 menit. (c) 15 menit.
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 1.1. Hasil Anodizing Hasil anodizing spesimen aluminium 1XXX dengan suhu elektrolit yang dijaga antara 40-45 o C dan waktu pencelupan anodizing selama 5, 10 dan 15 menit dapat
Lebih terperinciberat yang terkandung dalam larutan secara elektrokimia atau elektrolisis; (2). membekali mahasiswa dalam hal mengkaji mekanisme reaksi reduksi dan
BAB 1. PENDAHULUAN Kegiatan pelapisan logam akan menghasilkan limbah yang berbahaya dan dapat menjadi permasalahan yang kompleks bagi lingkungan sekitarnya. Limbah industri pelapisan logam yang tidak dikelola
Lebih terperinciPenyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK
Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi Satriananda *) ABSTRAK Air yang mengandung Besi (Fe) dapat mengganggu kesehatan, sehingga ion-ion Fe berlebihan dalam air harus disisihkan.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini
43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Proses elektrokoagulasi terhadap sampel air limbah penyamakan kulit dilakukan dengan bertahap, yaitu pengukuran treatment pada sampel air limbah penyamakan kulit dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 1. Tempat pengambilan data bertempat di Laboratorium Bahan Teknik
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Waktu dan tempat analisis sebagai berikut : 1. Tempat pengambilan data bertempat di Laboratorium Bahan Teknik Departemen Teknik Mesin Sekolah
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai Januari 2013 di
27 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai Januari 2013 di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Lampung.
Lebih terperinciPengaruh Rapat Arus Dan Temperatur Elektrolit Terhadap Ketebalan Lapisan Dan Efisiensi Katoda Pada Elektroplating Tembaga Untuk Baja Karbon Sedang
Pengaruh Rapat Arus Dan Temperatur Elektrolit Terhadap Ketebalan Lapisan Dan Efisiensi Katoda Pada Elektroplating Tembaga Untuk Baja Karbon Sedang Harnowo Supriadi 1, Zulhanif 2, Khoiril Fadlil 3 Teknik
Lebih terperinciKISI KISI SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2015/2016
KISI KISI SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 205/206 MATA PELAJARAN KELAS : KIMIA : XII IPA No Stansar Materi Jumlah Bentuk No Kompetensi Dasar Inikator Silabus Indikator
Lebih terperinci