1. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, yang bersih dan berwibawa untuk mewujudkan Kaltim sebagai Island of Integrity.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "1. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, yang bersih dan berwibawa untuk mewujudkan Kaltim sebagai Island of Integrity."

Transkripsi

1

2 1. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, yang bersih dan berwibawa untuk mewujudkan Kaltim sebagai Island of Integrity. 2. Mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat serta sistem demokrasi yang kondusif. 3. Mewujudkan kawasan perbatasan menjadi beranda depan Negara dan percepatan pembangunan di wilayah pedalaman dan terpencil. 4. Mewujudkan struktur ekonomi yang berdaya saing dan pro kerakyatan dengan konsep pembangunan berkelanjutan. 5. Mewujudkan pemenuhan infrastruktur dasar untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat yang layak dan sejahtera. 6. Mewujudkan masyarakat yang sehat, cerdas, terampil dan berakhlak mulia. 7. Mewujudkan perbaikan sistem subsidi, perlindungan sosial dan penanggulangan/pengentasan masyarakat miskin. PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2011

3 Kata Sambutan Dengan memanjatkan Puji dan Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga Buku Profil Daerah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2011 ini dapat tersusun sebagai implementasi Program Sistem Informasi Profil Daerah Tahun Buku Profil Daerah ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitasnya dalam penyelenggaraan pemerintah daerah, serta untuk memenuhi kebutuhan dasar informasi data dalam menyusun perencanaan dan evaluasi pembangunan, yang meliputi: 1. Penyediaan data untuk perencanaan pembangunan daerah dalam rangka penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) maupun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2. Sebagai informasi untuk pengawasan dan pengendalian pembangunan daerah 3. Sebagai informasi untuk pengambilan kebijakan pemerintah dalam rangka pembinaan dan pengembangan pembangunan daerah 4. Sebagai informasi bagi dunia usaha dan investor baik didalam maupun diluar Provinsi Kalimantan Timur Profil Daerah ini juga diharapkan bermanfaat bagi Pemerintah Kabupaten/Kota, Dinas/Instansi/Lembaga/Departemen/Non Departemen, dan atau dunia usaha serta semua pihak yang berkepentingan. Disamping itu diharapkan juga sebagai referensi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna, sehingga dapat mempercepat tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan daerah secara utuh, berdaya guna dan berhasil guna. Akhir kata, kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya dalam rangka penyusunan Profil Daerah ini, disampaikan terima kasih semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua. Samarinda, Agustus 2011 GUBERNUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DR. H. AWANG FAROEK ISHAK, MM, MSi Profil Daerah Kalimantan Timur 2011 i

4 Kata Pengantar Penerbitan Buku Profil Daerah Provinsi Kalimantan Timur 2011 (semester I), merupakan hasil kerja Tim Kelompok Kerja (POKJA) Provinsi Kalimantan Timur sebagai pelaksana pengembangan Program Sistem Informasi Profil Daerah (SIPD) Tahun 2011 (semester I). Profil Daerah ini secara garis besar menggambarkan kondisi dari seluruh potensi, peluang dan berbagai permasalahan yang mencakup aspek fisik, sumber daya alam, sumber daya manusia, sosial budaya, investasi, ekonomi, pemerintahan, kelembagaan, infrastruktur dan lain-lainnya sebagai bahan perencanaan dan evaluasi untuk pembangunan dimasa yang akan datang. Kepada semua pihak yang telah membantu menyajikan/memberikan data dan informasi serta sasaran dan pendapat sehingga dapat diterbitkannya Buku Profil Daerah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2011 (semester I), kami ucapkan terima kasih. Semoga buku ini memberi manfaat dan berguna bagi para pemakainya. Samarinda, Agustus 2011 KEPALA BAPPEDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DR. Ir. H. RUSMADI, MS Profil Daerah Kalimantan Timur 2011 ii

5 DAFTAR ISI Halaman KATA SAMBUTAN.... KATA PENGANTAR.... DAFTAR ISI DAFTAR TABEL i ii iii v BAB I GEOGRAFIS Letak Geografis Luas Wilayah, Jumlah Pulau dan Topografi Penggunaan Lahan Iklim BAB II DEMOGRAFIS Kependudukan Indeks Pembangunan Manusia Ketenagakerjaan Jumlah Penduduk Menurut Agama BAB III SUMBER DAYA ALAM Padi, Palawija dan Hortikultura Kehutanan Perkebunan Peternakan Perikanan dan Kelautan Pertambangan dan Energi BAB IV PARIWISATA, INDUSTRI, PERDAGANGAN DAN INVESTASI Pariwisata Industri, Perdagangan dan Koperasi Investasi Profil Jalan Bebas Hambatan Balikpapan-Samarinda 53 BAB V PEREKONOMIAN DAERAH Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Laju Pertumbuhan Ekonomi Struktur Perekonomian Ekspor dan Impor Inflasi Profil Daerah Kalimantan Timur 2011 iii

6 BAB VI SOSIAL BUDAYA, TRANSPORTASI, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Suku Bangsa, Bahasa dan Budaya Transportasi Kondisi Prasarana dan Sarana Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kondisi Umum Kendala Teknologi Informasi dan Komunikasi Strategi Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi Sasaran Pembangunan Komunikasi dan Informatika.. 86 BAB VII PEMERINTAHAN DAERAH Visi, Misi dan Program Daerah Moto dan Lambang Daerah Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur Kerjasama Antar Pemerintah Daerah Kebijakan dan Kegiatan BAB VIII KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Tingkat Pendidikan Tingkat Kesehatan Tingkat Pendapatan Tingkat Kemiskinan BAB IX POTENSI PENGEMBANGAN WILAYAH Sektor Prioritas Produk Komoditas Unggulan Peluang Investasi Pembangunan Perbatasan Potensi Sumber Daya Alam Pola Pengembangan Kawasan Pengembangan BAB X PENUTUP Profil Daerah Kalimantan Timur 2011 iv

7 DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Luas Wilayah dan Jarak Ibukota Provinsi dengan Ibukota Kabupaten/Kota Halaman se-kalimantan Timur Tahun Tabel 1.2 Penggunaan Lahan di Kalimantan Timur (Ha), Tahun Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Kalimantan Timur Menurut Kabupaten /Kota, Tahun (jiwa)... 8 Tabel 2.2 Distribusi Persentase Penduduk Provinsi Kalimantan Timur Menurut Kelompok Umur, Tahun Tabel 2.3 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Timur Menurut Kabupaten/Kota Tahun Tabel 2.4 Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Menurut Kegiatan Utama Provinsi Kalimantan Timur, Tahun Tabel 2.5 Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Provinsi Kalimantan Timur, Tahun (orang) Tabel 2.6 Banyaknya Pemeluk Agama Menurut Golongan Agama di Kalimantan Timur, Tahun Tabel 2.7 Banyaknya Sarana Ibadah Di Kalimantan Timur, Tahun Tabel 3.1 Perkembangan Beberapa Komoditi Pertanian di Kalimantan Timur Tahun Tabel 3.2 Produksi Hasil Hutan Non HPH di Kalimantan Timur, Tahun Tabel 3.3 Perkembangan Luas Areal Perkebunan Di Kalimantan Timur, Tahun (ha) Tabel 3.4 Produksi Perkebunan Di Kalimantan Timur, Tahun (ton) Tabel 3.5 Populasi Ternak di Kalimantan Timur, Tahun (ekor) Tabel 3.6 Produksi Ikan Menurut Bidang Usaha Perikanan di Kalimantan Timur tahun (ton) Tabel 3.7 Perkembangan Produksi Komoditi Tambang di Kalimantan Timur, Tahun (ton) Tabel 4.1 Berbagai Jenis Objek Wisata Kalimantan Timur.. 37 Tabel 4.2 Jumlah Wisatawan yang berkunjung ke Kalimantan Timur, Tahun Tabel 4.3 Perkembangan Kepariwisataan di Kalimantan Timur, tahun Tabel 4.4 Perkembangan Industri di Kalimantan Timur, Tahun Tabel 4.5 Jumlah Koperasi di Kalimantan Timur, Tahun Profil Daerah Kalimantan Timur 2011 v

8 Tabel 4.5 Realisasi Proyek PMDN Menurut kabupaten/kota di Kalimantan Timur, Tahun Tabel 4.6 Realisasi Proyek PMA Menurut Kabupaten/Kota di Kalimantan Timur, Tahun Tabel 5.1 PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 Tahun (Triliun Rupiah) Tabel 5.2 Laju Pertumbuhan PDRB Dengan dan Tanpa migas Menurut Lapangan Usaha Kalimantan Timur, Tahun 200, (Persen) Tabel 5.3 Struktur Ekonomi Dengan Migas Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2000, (Persen) Tabel 5.4 Perkembangan dan Struktur Ekspor Provinsi Kalimantan Timur Tahun Tabel 5.5 Perkembangan dan Struktur Impor Provinsi Kalimantan Timur Tahun Tabel 5.6 Indeks Harga Konsumen (IHK) Kalimantan Timur Tahun Tabel 5.7 Perkembangan Laju Inflasi Kalimantan Timur, Tahun (Persen). 73 Tabel 6.1 Suku Bangsa, Bahasa dan Kesenian di Kalimantan Timur Tabel 6.2 Perkembangan Jalan di Kalimantan Timur Tahun (Km).. 79 Tabel 6.3 Kapal Penyeberangan yang beroperasi di Kalimantan Timur Tabel 6.4 Perkembangan Kegiatan Kapal Laut Antar Pulau di Pelabuhan-Pelabuhan Kalimantan Timur (dalam negeri) Tabel 6.5 Perkembangan Kegiatan Kapal Laut Antar Negara di Pelabuhan-Pelabuhan Kalimantan Timur (luar negeri) Tabel 6.6 Perkembangan Kegiatan Angkutan Udara Kalimantan Timur Tabel 6.7 Gambaran Kondisi Jaringan TIK saat ini 84 Tabel 7.1 Jumlah Aparatur Negara (PNS) Provinsi Kalimantan Timur, Tahun (orang) Tabel 8.1 Jumlah Siswa/Mahasiswa dan Guru/Dosen Berdasarkan Kriteria Sekolah, Provinsi Kalimantan Timur tahun (orang) Tabel 8.2 Sarana Kesehatan di Kalimantan Timur tahun Tabel 8.3 Tenaga Kesehatan di Kalimantan Timur, Tahun Tabel 8.4 Jumlah Penduduk Meninggal menurut Wabah di Kalimantan Timur, Tahun Tabel 8.5 PDRB Per kapita Dan Pendapatan Perkapita Provinsi Kalimantan Timur Tahun (Juta Rupiah) Profil Daerah Kalimantan Timur 2011 vi

9 Tabel 8.6 Perkembangan Penduduk Miskin Kalimantan Timur Tahun Tabel 9.1 Wilayah Potensi Pengembangan Komoditi Kakao Tabel 9.2 Wilayah Potensi Pengembangan Komoditi Karet Tabel Titik-titik Kuat Pusat Pertumbuhan di Kawasan Perbatasan Indonesia (Kalimantan Timur) dengan negara Malaysia (Negara Bagian Sabah dan Serawak) Profil Daerah Kalimantan Timur 2011 vii

10 GEOGRAFIS

11 Geografis BAB I GEOGRAFIS 1.1. Letak Geografis Kalimantan Timur sebagai wilayah administrasi dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah-daerah Otonom Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur. Berdasarkan Undang-undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Pembentukan Dati II di Kalimantan, Provinsi Kalimantan Timur terdiri dari 2 (dua) kota: Samarida dan Balikpapan, dan 4 (empat) Kabupaten masing-masing Kutai, Pasir, Berau dan Bulungan. Dalam perkembangan lebih lanjut sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 dibentuk 2 (dua) kota administratif dan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1981 dan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1989, yaitu: Kota Administratif Tarakan dan Bontang. Selanjutnya wilayah administrasi Provinsi Kalimantan Timur berubah berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1997 tentang Pembentukan Kota Tarakan; Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau dan Kota Bontang; dan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Penajam Paser Utara. Dengan demikian pada tahun 2005, wilayah Provinsi Kalimantan Timur terdiri atas sembilan (9) Kabupaten, yaitu: Nunukan, Malinau, Kutai Barat, Bulungan, Berau, Kutai Timur, Kutai Kartanegara, Penajam Paser Profil Daerah Kalimantan Timur

12 Geografis Utara, Paser, dan empat (4) Kota, yaitu: Balikpapan, Samarinda, Bontang dan Tarakan. Kemudian pada tahun 2007 terbit Undang-Undang RI Nomor 34 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Tana Tidung dengan Ibukotanya Tidung Pale, maka Provinsi Kalimantan Timur hingga tahun 2010 terdiri dari 14 Kabupaten/Kota. Provinsi Kalimantan Timur terletak pada kedudukan Lintang Utara (LU), Lintang Selatan (LS), Bujur Timur (BT), dan Bujur Barat. Posisi Kalimantan Timur sangat strategis sebagai jalur transportasi laut internasional karena berbatasan dengan wilayah perairan Selat Makassar dan Laut Sulawesi yang merupakan Alur Laut Kepulauan Indonesia II (ALKI II). Provinsi Kalimantan Timur terletak di bagian Timur Pulau Kalimantan dengan batas-batas sebagai berikut : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Malaysia (Negara Bagian Sabah); 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kalimantan Selatan; 3. Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Makassar dan Laut Sulawesi; 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan Malaysia (Negara Bagian Serawak). 1.2 Luas Wilayah, Jumlah Pulau dan Topografi Provinsi Kalimantan Timur memiliki luas wilayah sebesar ha meliputi wilayah daratan seluas ha (80,81 %) dan wilayah lautan sejauh 12 mil laut dari garis pantai terluar ke arah laut seluas ha (19,19 %). Wilayah Provinsi Kalimantan Timur memiliki topografi bergelombang dari kemiringan landai hingga curam, dengan ketinggian berkisar antara meter dari permukaan laut (dpl) dengan kemiringan 0-40 %. Adapun wilayah provinsi Kalimantan Timur berdasarkan kelas lereng, meliputi: 1. Lahan datar, kemiringan 0-2 % dengan luas wilayah mencapai ha Profil Daerah Kalimantan Timur

13 Geografis 2. Lahan bergelombang, kemiringan 2-15 % dengan luas wilayah mencapai ha 3. Lahan curam, kemiringan % dengan luas wilayah mencapai ha 4. Lahan sangat curam, kemiringan >40 % dengan luas mencapai ha Kondisi fisiografi Provinsi Kalimantan Timur didominasi oleh pegunungan dan dataran. Wilayah pegunungan sebagian besar tersebar di bagian barat Kabupaten Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Bulungan, Malinau dan Kutai Barat hingga perbatasan Malaysia. Wilayah pantai, rawa pasang surut, daratan aluvial, jalur endapan dan sungai berada di kawasan pesisir timur, sedangkan wilayah dataran dan lembah aluvial umumnya mengikuti arah aliran sungai. Tabel berikut menunjukkan luas wilayah provinsi Kalimantan Timur yang disajikan menurut kabupaten/kota. Tabel 1.1 Luas Wilayah Kabupaten/Kota se-kalimantan Timur Tahun 2011 No Kabupaten/Kota Kota Paser Kutai Barat Kutai Kartanegara Kutai Timur Berau Malinau Bulungan Nunukan Penajam Paser Utara Tana Tidung Balikpapan Samarinda Tarakan Bontang Tanah Grogot Sendawar Tenggarong Sengatta Tanjung Redeb Malinau Tanjung Selor Nunukan Penajam Tidung Pale Balikpapan Samarinda Tarakan Bontang Luas Daratan (Ha) Luas Pengelolaan Laut (Ha) (0-4 Mil Nautika) (4-12 Mil Nautika) Provinsi Kalimantan Timur Sumber: BPN Prov. Kalimantan Timur Profil Daerah Kalimantan Timur

14 Geografis Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan yang tersebar hampir di seluruh provinsi, tidak terkecuali provinsi Kalimantan Timur. Dilihat dari letak geografisnya yang berbatasan langsung dengan perairan laut Makassar dan Sulawesi, provinsi Kalimantan Timur terdapat banyak pulau. Kondisi pulau yang ada di Kalimantan Timur pada tahun 2010 sebanyak 378 buah, yang terdiri dari pulau yang berpenghuni sebanyak 54 buah dan pulau tidak berpenghuni sebanyak 324 buah. Dari keseluruhan pulau yang terdapat di Kalimnatan Timur sebanyak 12 pulau hingga saat ini belum mempunyai nama pulau. Struktur Geologi provinsi Kalimantan Timur didominasi oleh batuan sedimen liat berlempung dan terdapat kandungan batuan endapan tersier dan batuan endapan kwartener. Formasi batuan endapan utama terdiri dari batuan pasir kwarsa dan batuan liat. 1.3 Penggunaan Lahan Kalimantan Timur dikenal dengan Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah, dengan luas lahan yang berpotensi dikelola lebih lanjut, khususnya untuk lahan pertanian (perkebunan). Namun demikian, penggunaan lahan di provinsi Kalimantan Timur hingga tahun 2010 masih didominasi oleh wilayah hutan, selain itu terdapat juga lahan kering. Tabel 1.2 Penggunaan Lahan di Kalimantan Timur (Ha), Tahun 2010 No Jenis Lahan Luas *) 1 Lahan Kehutanan - Hutan Lindung - Hutan Suaka alam dan Wisata - Hutan Produksi Tetap - Hutan Produksi Terbatas - Hutan Konservasi 2 Lahan Persawahan - Sawah Tadah Hujan (non-irigasi) - Sawah Irigasi - Sawah Pasang Surut - Sawah Lainnya 3 Lahan Kering - Ladang (Tegalan) - Rawa Profil Daerah Kalimantan Timur

15 Geografis No Jenis Lahan Luas *) - Perkebunan Lahan Pemukiman/perkampungan - Padang rumput alam - Tanah tandus (tidak diusahakan) - Tanah terlantar 4 Lahan Pertambangan -- Cat. Belum Tersedia datanya Sumber : BPN Prov. Kaltim Iklim Karakteristik iklim provinsi Kalimantan Timur termasuk iklim tropika Humida dengan curah hujan berkisar antara milimeter per tahun. Temperatur udara rata-rata 26 derajat celsius dengan perbedaan temperatur siang dan malam antara 5 7 derajat celsius. Temperatur minimum umumnya terjadi pada bulan Oktober sampai dengan Januari, sedangkan temperatur maksimum terjadi antara bulan Juli sampai Agustus. Namun dalam tahun-tahun terkahir ini, keadaan musim di Kalimantan Timur kadang tidak menentu. Pada bulan-bulan yang seharusnya turun hujan dalam kenyataannya tidak ada hujan sama sekali, atau sebaliknya pada bulan-bulan yang seharusnya kemarau justru terhadi hujan dengan musim yang jauh lebih panjang. Kelembaban udara relatif tinggi dengan rata-rata berkisar antara persen dengan kecepatan angin ratarata 1-6 knot per jam. Selanjutnya curah hujan di Kalimantan Timur pada tahun 2011 sangat beragam menurut bulan dan letak stasiun pengamat. Catatan rata-rata curah hujan di Kalimantan Timur berada pada kisaran 117,33 373,73 mm per tahun. Kondisi ini menunjukkan bahwa curah hujan di Kalimantan Timur masih cukup besar walaupun pada musim kemarau pernah mencapai diatas 100 mm per bulan. Profil Daerah Kalimantan Timur

16 DEMOGRAFI

17 Demografi BAB II DEMOGRAFI 2.1. Kependudukan Jumlah penduduk dan kepadatan penduduk pada suatu wilayah dapat digunakan sebagai tolok ukur untuk mengetahui kecendrungan penyebaran penduduk. Jumlah penduduk yang besar cenderung mengelompok pada tempat-tempat tertentu sehingga menyebabkan pola penyebaran bervariasi. Kepadatan penduduk yang tinggi pada umumnya dapat dijumpai pada daerah-daerah yang mempunyai aktifitas tinggi, adanya sarana transportasi yang memadai, dan keadaan sosial-ekonomi yang lebih baik. Sebaliknya kepadatan penduduk yang rendah pada umumya terdapat pada daerah-daerah yang aktivitas ekonomi yang relatif masih rendah dan keadaan sarana transportasi yang masih sulit. Perkembangan jumlah penduduk provinsi Kalimantan Timur dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan. Jumlah penduduk pada tahun 2009 tercatat jiwa dan pada tahun 2011 meningkat menjadi jiwa. Dari kurun waktu tersebut penduduk Kalimantan TImur bertambah sekitar jiwa, dengan tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata 5,31 persen setiap tahun. Laju pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi tidak sepenuhnya disebabkan oleh faktor alamiah yaitu selisih angka kelahiran dan kematian, namun dipengaruhi oleh faktor mingrasi khususnya didaerah perkotaan, yaitu Balikpapan, Samarinda, Bontang, dan Tarakan. Hal ini sangat dipengaruhi adanya sektor industri dan perdagangan, terjadi disektor perkotaan yang Profil Daerah Kalimantan Timur

18 Demografi merupakan sasaran orang luar daerah untuk datang mencari penghidupan dan mengadu nasib dengan harapan dapat mencari penghidupan yang baik dibandingkan tempat asalnya. Dan jika dihitung rata-rata tingkat kepadatan penduduk Kalimantan Timur pada tahun 2011 tercatat 18,43 orang/km 2. Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Kalimantan Timur Menurut Kabupaten/Kota, Tahun (jiwa) Kabupaten/ Kota *) Pasir Kutai Barat Kukar Kutai Timur Berau Malinau Bulungan Nunukan Penajam PU Tana Tidung Balikpapan Samarinda Tarakan Bontang Kalimantan Timur Catatan: *) Angka Sementara (estimasi) Pola penyebaran penduduk Kalimantan Timur menurut luas wilayah masih sangat timpang, sehingga menyebabkan terjadinya perbedaan tingkat kepadatan penduduk antar daerah yang mencolok, terutama antar daerah kabupaten dan kota. Penyebaran penduduk yang semula lebih banyak tinggal di pedesaan secara berangsur sejak tahun 1995 sudah lebih dari 65 persen menetap di daerah perkotaan. Pada tahun 2011 sebagian besar penduduk Kalimantan Timur berada di kawasan perkotaan (Samarinda, Balikpapan, Tarakan dan Bontang) dengan interval Profil Daerah Kalimantan Timur

19 Demografi kepadatan penduduk jiwa/km 2, sedangkan di kawasan pedesaan berada pada kisaran 2-46 jiwa/km 2. Jika penduduk Kalimantan Timur dibagi menurut kelompok umur, maka persentase penduduk yang berumur 0-14 tahun pada tahun 2010 mencapai 29,44 persen mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Sama halnya dengan penduduk dalam kelompok umur produktif tahun meningkat dari 66,93 persen (2009) menjadi 67,24 persen pada tahun Sebaliknya, penduduk berumur 65 tahun keatas pada tahun 2009 sebesar 4,48 persen, menurun menjadi 3,32 persen pada tahun Tabel 2.2 Distribusi Persentase Penduduk Provinsi Kalimantan Timur Menurut Kelompok Umur, Tahun Kelompok Umur (Tahun) *) ,06 28,59 29, ,39 66,93 67, ,55 4,48 3,32 Angka ketergantungan 46,22 49,41 48,71 Cat.: *) Angka Sementara Sumber : BPS Prov. Kaltim Angka rasio ketergantungan merupakan rasio penduduk usia tidak produktif (0-14 tahun dan 65 tahun ke atas) terhadap penduduk usia produktif (15-64 tahun). Adanya pergeseran pada proporsi penduduk umur muda dan penduduk usia produktif mengakibatkan angka rasio ketergantungan (dependency ratio) ikut berbegeser. Setelah dihitung angka rasio ketergantungan provinsi Kalimantan Timur tahun 2010 tercatat 48,71 lebih rendah dibandingkan tahun 2009 sebesar 49,71. Profil Daerah Kalimantan Timur

20 Demografi 2.2. Indeks Pembangunan Manusia Indeks Pembangunan Manusia (IPM) memberikan suatu ukuran gabungan tiga dimensi tentang pembangunan manusia, yakni: panjang umur dan menjalani hidup sehat (diukur dari usia harapan hidup), terdidik (diukur dari tingkat kemampuan baca tulis orang dewasa dan tingkat pendaftaran di sekolah dasar, lanjutan dan tinggi) dan memiliki standar hidup yang layak (diukur dari paritas daya beli/ppp, penghasilan). Indeks tersebut bukanlah suatu ukuran yang menyeluruh tentang pembangunan manusia. Sebagai contoh, ia tidak menyertakan indikator-indikator penting seperti misalnya ketidaksetaraan dan sulit mengukur indikator-indikator seperti penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia dan kebebasan politik. Indeks ini memberikan sudut pandang yang lebih luas untuk menilai kemajuan manusia serta meninjau hubungan yang rumit antara penghasilan dan kesejahteraan. Secara umum IPM, menyoroti besarnya kesenjangan antara kesejahteraan dan kesempatan hidup yang semakin memisahkan dunia kita yang semakin saling terkait satu sama lain. Dengan melihat pada sejumlah aspek yang paling fundamental dalam hidup dan kesempatan manusia, IPM memberikan suatu gambaran yang lebih lengkap mengenai pembangunan sebuah daerah dibandingkan indikator-indikator lain. Dimasukkannya konsep pembangunan manusia ke dalam kebijakan pembangunan tidak berarti meninggalkan berbagai pembangunan strategi terdahulu, mengurangi kemiskinan dan mencegah lingkungan. kerusakan Perbedaannya adalah bahwa dari sudut pandang pembangunan Profil Daerah Kalimantan Timur

21 Demografi manusia, semua tujuan tersebut di atas diletakkan dalam kerangka untuk mencapai tujuan utama, yaitu memperluas pilihan-pilihan bagi manusia. Tabel 2.3. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Timur Menurut Kabupaten / Kota Tahun *) Provinsi Angka Harapan Hidup Angka Melek Huruf Rata-rata Lama Sekolah (tahun) (persen) (tahun) Pengeluaran per Kapita Disesuaikan (ribu rupiah PPP) IPM Peringkat IPM KALIMANTAN TIMUR Pasir Kutai Barat Kutai Kutai Timur Berau Malinau Bulongan Nunukan Penajam Paser Utara Tana Tidung Kota Balikpapan Kota Samarinda Kota Tarakan Kota Bontang Secara umum pembangunan manusia di Kalimantan Timur selama periode mengalami peningkatan. Pada tahun 2009 nilai IPM Kalimantan Timur tercatat 75,11 meningkat menjadi 75,56 di tahun Meskipun mengalami peningkatan nilai, namun jika dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain yang ada di Indonesia, maka provinsi Kalimantan Timur tidak mengalami perubahan peringkat (stagnan), yaitu tetap pada poisisi/peringkat 5. Perkembangan IPM tersebut menggambarkan pada pengurangan jarak IPM terhadap nilai idealnya (100) yang direpresentasikan sebagai ukuran reduksi shortfall. Reduksi shortfall pada periode tercatat sebesar 1,81 artinya bahwa selama Profil Daerah Kalimantan Timur

22 Demografi periode tersebut IPM semakin mendekat pada nilai idealnya yang berarti kualitas penduduk sudah semakin membaik. Hal ini tidak terlepas dari kinerja pemerintah yang semakin membaik tercermin adanya peningkatan komponen IPM. Konkretnya, hampir semua komponen dasar IPM mengalami peningkatan. Peningkatan komponen IPM secara berurutan dari yang tertinggi adalah pengeluaran riil per kapita yaitu sebesar 0,59 persen poin dari Rp pada tahun 2009 menjadi Rp di tahun Berikutnya adalah angka harapan hidup meningkat 0,28 persen poin diikuti angka rata-rata lama sekolah meningkat 0,19 persen poin dan angka melek huruf meningkat sebesar 0,16 persen poin dan. Ditinjau secara spasial, IPM kabupaten/kota di Kalimantan Timur pada periode secara umum menunjukkan adanya peningkatan. Meski demikian, ditinjau dari tingkat kecepatan peningkatan antara satu kabupaten/kota dengan kabupaten/kota lainnya ternyata cukup bervariasi. Ada kabupaten/kota yang menunjukkan peningkatan cukup tajam, ada pula kabupaten/kota tingkat kecepatan peningkatan IPM-nya melambat, serta ada pula yang relatif tidak menunjukkan peningkatan (stagnan). Namun demikian, perubahan IPM kabupaten/kota selama tahun belum seutuhnya merubah urutan posisi/peringkat. Pada tahun 2010 IPM tertinggi di Kalimantan Timur dicapai oleh kota Balikpapan sebesar 78,33 diikuti kota Samarinda (77,05); kota Bontang (76,88) dan kota Tarakan (76,74). Untuk nilai IPM terendah pada tahun 2010 yakni kabupaten Tanah Tidung (71,42) Ketenagakerjaan Ketenagakerjaan merupakan aspek yang mendasar dalam kehidupan manusia, karena mencakup dimensi sosial ekonomi. Salah satu sasaran dalam pembangunan adalah diarahkan untuk perluasan kesempatan kerja dan terciptanya lapangan kerja baru dalam jumlah dan kualitas yang seimbang dan memadai untuk dapat menyerap tambahan Profil Daerah Kalimantan Timur

23 Demografi angkatan kerja yang memasuki pasar kerja setiap tahunnya. Angkatan kerja atau lebih dikenal dengan istilah tenaga kerja berdiri dalam dua posisi penting dalam pembangunan, yaitu sebagai subyek sekaligus obyek dalam pembangunan itu sendiri. Oleh karena itu peningkatan dalam jumlah angkatan kerja, bila tidak diimbangi dengan penambahan kesempatan kerja akan menimbulkan permasalahan dalam pembangunan Pembangunan ketenagakerjaan merupakan upaya menyeluruh dan ditujukan pada peningkatan, pembentukan dan pengembangan tenaga kerja yang berkualitas, produktif, efisien, efektif dan berjiwa wiraswasta sehingga mampu mengisi, menciptakan dan memperluas lapangan kerja, yang pada gilirannya akan mampu meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat. Kelompok penduduk berumur 15 tahun ke atas merupakan kelompok penduduk yang potensial secara ekonomi, sehingga disebut penduduk usia kerja (PUK). Kelompok ini terdiri atas Angkatan Kerja (Labour Force) dan Bukan Angkatan Kerja. Angkatan Kerja meliputi penduduk yang bekerja dan mencari pekerjaan, sedangkan yang termasuk Bukan Angkatan Kerja terdiri atas penduduk sekolah, mengurus rumah tangga, dan lainnya. Perkembangan penduduk usia kerja Kalimantan Timur dalam kurun waktu terus mengalami peningkatan seiring dengan pertumbuhan penduduk. Pada tahun 2009 jumlah penduduk usia kerja di Kalimantan Timur mencapai orang, selanjutnya pada tahun 2011 tercatat orang, dengan kata lain dalam kurun waktu tersebut telah terjadi peningkatan jumlah usia kerja sebanyak orang. Jika ditinjau lebih jauh, jumlah usia kerja di Kalimantan Timur tahun 2011 dikelompokkan Profil Daerah Kalimantan Timur

24 Demografi menjadi dua bagian yakni kelompok angkatan kerja sebanyak orang dan bukan angkatan kerja sebanyak orang. Dari kelompok angkatan kerja tersebut sebanyak orang aktif bekerja, sedangkan sisanya sebanyak orang belum bekerja (pengangguran). Secara absolut, penduduk yang menganggur di Kalimantan Timur tahun 2011 sebesar 10,21 persen. Tabel 2.4. Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Menurut Kegiatan Utama Provinsi Kalimantan Timur, Tahun Jenis Kegiatan *) Angkatan Kerja Bekerja Pengangguran Bukan Angkatan Kerja Sekolah Mengurus Rumah Tangga Lainnya Total Penduduk Berumur 15 tahun ke Atas Ket. *) Data Sementara (Februari 2011) Sumber : BPS Prov. Kaltim Jika dilihat komposisi status pekerja di Kalimantan Timur pada tahun 2011, sebanyak orang atau 51,64 persen dari jumlah penduduk yang bekerja mempunyai status sebagai Buruh, Karyawan atau Pegawai. Stautus pekerja tertinggi berikutnya yakni berusaha sendiri sebanyak orang (17,19 persen) dan berusaha dibantu buruh/pekerja tidak tetap sebanyak orang (12,61 persen) serta pekerja tidak dibayar sebanyak orang (10,88 persen). Untuk status pekerja lainnya, Profil Daerah Kalimantan Timur

25 Demografi komposisinya masih relatif kecil dan untuk lebih jelasnya grafik berikut menggambarkan komposisi status pekerja di Kalimantan Timur tahun Grafik 2.1 Persentase Status Pekerja di Kalimantan Timur, Tahun 2011 (Persen) Peningkatan penduduk angkatan kerja, baik pada penduduk yang bekerja maupun penduduk yang menganggur seperti yang telah diuraikan di atas dapat juga dilihat pada indikator Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). TPAK adalah perbandingan antara penduduk angkatan kerja dengan penduduk 15 tahun keatas dalam bentuk persentase. TPAK dipengaruhi oleh beberapa faktor demografis, sosial dan ekonomis. Faktor-faktor itu antara lain: umur, status perkawinan, tingkat pendidikan dan daerah tempat tinggal (perkotaan/pedesaan). Secara umum, apabila tingginya TPAK dikarenakan tingginya penduduk yang bekerja maka TPAK tersebut menunjukkan kinerja partisipasi angkatan kerja yang baik. Namun bila tingginya TPAK diiringi dengan rendahnya tingkat kesempatan kerja, hal ini Profil Daerah Kalimantan Timur

26 Demografi cukup mengkhawatirkan karena penduduk yang mencari pekerjaan meningkat yang nantinya memicu tingginya angka pengangguran. TPAK Kalimantan Timur pada tahun 2009 sebesar 66,38 persen dan pada tahun 2011 meningkat menjadi 67,66 persen. Kondisi tersebut dapat menjelaskan bawah strukur ekonomi masyarakat Kalimantan Timur mulai menunjukkan peningkatan seiring dengan meningkatnya lapangan usaha/kerja penduduk. Hal ini juga didukung dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kalimantan Timur pada tahun 2011 semakin menurun, hingga mencapai 10,21 persen lebih rendah dibanding tahun 2009 sebesar 11,09 persen. Semakin kecilnya TPT tersebut menunjukkan bahwa jumlah pengangguran di Kalimantan Timur sudah mulai mengecil. Namun demikian, secara garis besar TPAK Kalimantan Timur masih relatif rendah, hal ini sebagai dampak adanya program pemerintah tentang pendidikan yang mewajibkan penduduk usia sekolah untuk melanjutkan pendidikan yang lebih baik. Grafik 2.2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat Pengangguran Terbuka Kalimantan Timur, Tahun (persen) Seiring dengan perbaikan kondisi perekonomian Kalimantan Timur yang ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang positif sejak lima terakhir ini yang didukung dengan berbagai kebijakan dan program pemerintah, kondisi jumlah orang yang bekerja di Kalimantan Timur juga mulai menunjukkan peningkatan. Jika ditinjau perkembangan Profil Daerah Kalimantan Timur

27 Demografi jumlah pekerja di Kalimantan Timur menurut lapangan usaha (sektor) periode , hampir semua sektor ekonomi menunjukkan arah positif. Sektor Angkutan dan Komunikasi merupakan sektor ekonomi yang mengalami peningkatan yang tinggi dalam perkembangan tenaga kerja di Kalimantan Timur tahun 2011, yakni sebesar 8,29 persen dengan jumlah tenaga kerja mencapai orang. Diikuti sektor perdagangan, hotel dan restoran meningkat 5,94 persen dengan jumlah tenaga kerja sebanyak orang dan sektor jasa meningkat 5,78 persen dibanding tahun sebelumnya, dengan jumlah tenaga kerja sebanyak orang. Dilihat dari struktur tenaga kerja menurut lapangan usaha pada tahun 2010, sektor pertanian menyerap tenaga kerja paling besar, yakni 33,91 persen dari jumlah tenaga kerja di Kalimantan Timur. Diikuti sektor perdagangan, dengan jumlah tenaga kerja sebesar 25,24 persen dan sektor jasajasa sebesar 21,72 persen serta sector pertambangan (9,09 persen). Sedangkan sektor lainnya daya serap tenaga kerjanya masih dibawah 7 persen. Tabel 2.5. Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Provinsi Kalimantan Timur, Tahun (orang) Lapangan Pekerjaan Utama *) Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik dan Air Minum Konstruksi Perdagangan, Hotel dan restoran Angkutan dan Komunikasi Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa Profil Daerah Kalimantan Timur

28 Demografi Ket. *) Data Sementara Sumber : BPS Prov. Kaltim Total Jumlah Penduduk Menurut Agama Kehidupan masyarakat Indonesia yang homogen didukung dengan kekayaan akan sumber daya alam dan keragaman kebudayaan/adat istiadat serta agama. Khusus dalam kehidupan beragama di negara Indonesia telah diatur pada UUD 1945 pasal 29 dan butir-butir Pancasila sila pertama, yang menjamin kebebasan penduduk memeluk suatu agama dan menjalankan ibadah keagamaan sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing. Kehidupan beragama senantiasa dibina dengan tujuan untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang serasi, seimbang, dan selaras yang diharapkan dapat mengatasi berbagai masalah sosial budaya sebagai dampak dari globalisasi dunia dewasa ini, yang mungkin dapat merusak mental bangsa dan menghambat kemajuan, di samping untuk membina kerukunan hidup antar umat beragama. Perkembangan jumlah pemeluk agama di Kalimantan Timur hingga tahun 2010 menunjukkan arah positif seiring dengan perkembangan jumlah penduduk. Dari orang pemeluk agama di Kalimantan Timur pada tahun 2009, sebagian besar (82,82 persen) beragama Islam, selebihnya 10,35 persen beragama Kristen Protestan, sekitar 5,49 persen beragama Katholik, dan 0,77 persen beragama Budha serta 0,57 persen beragama Hindu sedangkan sisanya pemeluk yang tidak dapat diklasifikasikan. Profil Daerah Kalimantan Timur

29 Demografi Tabel 2.6. Banyaknya Pemeluk Agama Menurut Golongan Agama di Kalimantan Timur, Tahun Agama Islam Katholik Protestan Hindu Budha Lainnya Jumlah Sumber data: Kanwil Depag Provinsi Kalimantan Timur Seiring dengan perkembangan jumlah pemeluk agama di Kalimantan Timur, fasilitas dan sarana penunjang pemeluk agama seperti rumah ibadah dari tahun ke tahun juga terus berkembang. Pada tahun 2010 jumlah Mesjid di Kalimantan Timur tercatat buah, langgar/mushola sebanyak buah. Untuk tempat ibadah lainnya, seperti Gereja Khatolik/kapel pada tahun 2010 tercatat sebanyak 237 buah, Gereja Protestan sebanyak buah, Pura/Kuil/Sanggah sebanyak 34 buah dan Vihara/Cetya/Klenteng sebanyak 34 buah. Tabel 2.7. Banyaknya Sarana Ibadah Di Kalimantan Timur, Tahun Tempat Ibadah Mesjid Langgar/ Mushola Gereja Katholik/Kapel Gereja Protestan Profil Daerah Kalimantan Timur

30 Demografi Pura/Kuil/Sanggah Vihara/ Cetya/Klenteng Jumlah Sumber data: Kanwil Depag Provinsi Kalimantan Timur Profil Daerah Kalimantan Timur

31 SUMBER DAYA ALAM

32 Sumber Daya Alam BAB III SUMBER DAYA ALAM 3.1. Padi, Palawija Dan Hortikultura Seiring dengan visi dan misi Kalimantan Timur mengembangkan pertanian dalam peningkatan dan percepatan upaya ketahanan pangan serta peningkatan produktivitas pertanian tanaman pangan memberi harapan baru bagi masyarakat Kalimantan Timur, terlebih para pekerja di sektor pertanian. Salah satu arah kebijakan pemerintah dalam meningkatkan produksi tanaman pangan, dengan peningkatan sarana dan prasarana pertanian serta pengembangan teknologi pertanian. Upaya yang telah dilakukan tersebut salah satunya dapat dilihat dari perkembangan beberapa komoditi pertanian di Kalimantan Timur, seperti padi, palawija dan tanaman lainnya. Secara riil produksi padi pada tahun 2011 mencapai ton mengalami kenaikan sebanyak ton dibanding tahun 2010 yang tercatat sebesar ton. Namun sebaliknya kondisi luas areal produksi (panen) pada tahun 2010 sedikit mengalami penurunan sebesar 0,79 persen, yaitu dari ha pada tahun 2010 menjadi ha Profil Daerah Kalimantan Timur

33 Sumber Daya Alam pada tahun Salah satu faktor yang menyebabkan penurunan luas panen komoditi padi tersebut yakni adanya pergeseran fungsi lahan sawah (padi) ke fungsi lainnya, baik untuk lahan perkebunan, pemukiman maupun berbagai infrastruktur penunjang ekonomi masyarakat. Dari hasil panen padi tersebut, jika dihitung produksi beras di Kalimantan Timur pada tahun 2011 mencapai ton, mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Melihat perkembangan jumlah penduduk yang terus meningkat kebutuhan akan pangan (beras) juga meningkat. Hal ini dapat dilihat dari kebutuhan jumlah konsumsi beras di Kalimantan Timur pada tahun 2011 mencapai ton, sehingga kebutuhan beras di Kalimantan Timur masih defisit dan mengharuskan mendatangkan (impor) dari luar Kalimantan Timur. Tabel 3.1 Perkembangan Beberapa Komoditi Pertanian di Kalimantan Timur Tahun Jenis Komoditi Satuan *) 1. Padi a. Luas areal produksi (panen) ha b. Jumlah produksi gabah ton c. Produksi beras ton d. Jumlah konsumsi beras ton/thn Jagung a. Luas areal produksi (panen) ha b. Jumlah produksi ton c. Jumlah konsumsi ton Kedelai a. Luas areal produksi (panen) ha b. Jumlah produksi ton c. Jumlah konsumsi ton Singkong dan umbi-umbian a. Luas areal produksi (panen) ha b. Jumlah produksi ton c. Jumlah konsumsi ton Cat.: *) ARAM II Sumber : BPS dan Distanpangan Prov. Kaltim Profil Daerah Kalimantan Timur

34 Sumber Daya Alam Selain tanaman padi, di Kalimantan Timur juga terdapat tanaman palawija lainnya seperti jagung, kedelai, singkong dan umbi-umbian. Pada tahun 2011 luas areal panen jagung mencapai ha, sedikit mengalami peningkatan sebesar 0,23 persen dibandingkan tahun 2010 yang seluas ha. Disisi lain, perkembangan produksinya mengalami penurunan, dari ton pada tahun 2010 menjadi ton tahun 2011, atau turun minus 4,26 persen. Untuk konsumsi jagung di Kalimantan Timur dalam beberapa tahun terakhir ini terus meningkat, dimana pada tahun 2011 konsumsi jagung di Kalimantan Timur mencapai ton. Dengan demikian, kebutuhan komoditi jagung di Kalimantan Timur masih mengalami kekurangan. Hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang yang terus didorong dan ditingkatkan untuk mewujudkan kebutuhan konsumsi jagung. Untuk jenis komoditi kedelai pada tahun 2011 baik dari segi luas areal maupun produksi mengalami peningkatan. Luas areal produksi kedelai tahun 2011 mencapai ha lebih luas dibanding tahun sebelumnya yang tercatat seluas ha. Sedangkan jumlah produksinya meningkat dari ton di tahun 2010 menjadi ton pada tahun 2011 atau naik 478 ton. Profil Daerah Kalimantan Timur

35 Sumber Daya Alam Jenis tanaman singkong dan umbi-umbian pada tahun 2011 ini, kondisinya tidak banyak mengalami perubahan namun terus menunjukkan peningkatan, baik dari sisi luas areal panen maupun jumlah produksinya. Pada tahun 2011 luas areal panen komoditi singkong dan umbi-umbian mencapai 9,194 ha lebih tinggi dibanding tahun 2010 yang mencapai 9,172 ha. Jumlah produksinya mencapai ton pada tahun 2011 naik 21,69 persen dibanding tahun Untuk kebutuhan konsumsi penduduk Kalimantan Timur akan singkong dan umbi-umbian mencapai ton di tahun 2011, dengan demikian masih deficit dan harus mendatang (impor) dari daerah lain Kehutanan Kalimantan Timur selain dikenal sebagai daerah yang kaya akan keragaman adat istiadat (budaya) juga dikenal sebagai wilayah yang kaya akan sumber daya alam (SDA), seperti hutan yang luasnya tersebar di seluruh kabupaten/kota di Kalimantan Timur. Hutan merupakan salah satu modal dasar pembangunan nasional, perlu dimanfaatkan secara optimal bagi keutuhan dan kelestarian alam yang nantinya dapat menunjang kesejahteraan masyarakat. Kontribusi sektor kehutanan dan industri turunannya terhadap perekonomian nasional, khususnya dalam pemulihan krisis ekonomi akan sangat banyak apabila seluruh potensi yang tersedia Profil Daerah Kalimantan Timur

36 Sumber Daya Alam dimanfaatkan secara optimal. Akan tetapi pada saat ini sektor kehutanan mengalami penurunan kualitas hutan secara drastis yang diakibatkan antara lain eksploitasi hutan yang berlebihan, konversi/pembukaan kawasan hutan untuk peruntukan lain dan bencana alam seperti kebakaran hutan. Maraknya kegiatan illegal logging antara lain disebabkan oleh lebarnya kesenjangan antara kapasitas industri dengan ketersediaan bahan baku, hal ini merupakan dampak dari kebijakan pengurangan jatah tebangan tahunan secara nasional (soft landing). Luas hutan Kalimantan Timur tahun 2010 kurang lebih 15 juta hektar yang terbagi menjadi 6 (enam) jenis hutan yaitu hutan lindung, hutan suaka alam dan wisata, hutan produksi terbatas, hutan produksi tetap, hutan produksi yang dapat dikonversi dan hutan pendidikan/ penelitian. Dari 6 (enam) jenis hutan tersebut terluas adalah hutan tetap dan hutan yang dapat dikonversi masing-masing 5,12 juta ha dan 5,17 juta ha. Daerah Kabupaten/Kota yang mempunyai kawasan hutan terluas yaitu Kabupaten Malinau dengan luas areal hutan mencapai 3 juta ha atau 16 persen dari luas hutan Kalimantan Timur. Meskipun berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk memperbaiki tatanan hutan yang sempat rusak, hingga saat ini belum memberikan pengaruh yang signifikan dalam perkembangan ekonomi Kalimantan Timur. Beberapa komoditi produksi kehutanan di Kalimantan Timur pada tahun 2010 seperti kayu bundar, kayu gergajian dan kayu olahan mengalami penurunan sejalan dengan kondisi luas hutan yang semakin sempit. Perkembangan produksi kehutanan dapat dilihat pada tabel berikut ini. Profil Daerah Kalimantan Timur

37 Sumber Daya Alam Tabel 3.2. Produksi Hasil Hutan Non HPH di Kalimantan Timur, Tahun (m 3 ) No Komoditi Kayu Bundar , , ,72 2 Kayu Gergajian , , Kayu Olahan , , ,06 Cat.: *) Angka Sementara Sumber : Dishut Prov. Kaltim Hutan Bakau Masih banyak ditemukan hutan bakau di sepanjang Sungai Tempadung dan Sungai Beranga. Tempat ini digunakan oleh masyarakat lokal terutama dari desa Pantai Lango, Jenebora dan beberapa desa lainnya untuk mencari ikan. Hutan bakau menyajikan pemandangan yang indah dan memiliki potensi rekreasi dan ekoturisme yang sangat tinggi. Tempat ini juga digunakan oleh burung-burung dari hutan sekitar untuk beristirahat, selain juga memiliki satwa khas hutan bakau. Hal ini memberikan kesempatan luas untuk penelitian dan pendidikan. Walaupun kebanyakan hutan bakau didominasi oleh jenis Rhizopora sp., namun hutan bakau juga memiliki berbagai jenis habitat di dalam ekosistemnya. Daerah yang dekat dengan daratan didominasi oleh tumbuhan yang tahan terhadap air laut seperti Combretaceae dan Rhizoporaceae. Di sepanjang bagian hulu bahkan terdapat rawa air tawar yang didominasi oleh palem dan rotan. Habitat-habitat ini menambah keanekaragaman hayati yang cukup besar dan nilai keindahan dari daerah tersebut. Profil Daerah Kalimantan Timur

38 Sumber Daya Alam 3.3. Perkebunan Arah kebijakan pembangunan Provinsi Kalimantan Timur dalam jangka waktu lima tahun kedepan, salah satunya mewujudkan ekonomi daerah yang berdaya saing dan prorakyat. Adapun strategi yang disusun khususnya pada sektor pertanian subsektor perkebunan, diantaranya pengembangan perkebunan yang berpotensi dan bernilai ekonomi. Peningkatan mutu dan kualitas serta pemasaran hasil produksi perkebunan untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Sub sektor perkebunan mempunyai peranan yang sangat penting baik dalam pengembangan wilayah, ekonomi, sosial maupun ekologi. Peranan tersebut semakin penting karena perkebunan merupakan subsektor yang berbasis sumber daya alam yang tidak tergantung pada komponen impor, sehingga mampu menghadapi situasi krisis ekonomi. Seiring dengan upaya pemerintah provinsi Kalimantan Timur dalam meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat khususnya dalam bidang pembangunan pertanian dalam arti luas, maka telah dibuat salah satu program pengembangan Sejuta Hektar Kelapa Sawit. Hingga tahun 2011 (semester pertama), perkembangan luas areal yang menjadi komoditas unggulan yakni kelapa sawit cenderung meningkat mencapai ha, meningkat sebesar 29,54 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Jika dilihat Profil Daerah Kalimantan Timur

39 Sumber Daya Alam kontribusinya dalam perkembangan luas areal perkebunan di Kalimantan Timur, komoditi kelapa sawit memberi kontribusi sekitar 79,93 persen. Tabel 3.3 Perkembangan Luas Areal Perkebunan Di Kalimantan Timur, Tahun (ha) No Jenis Tanaman *) 1. Karet , , ,00 2. Kelapa , , ,00 3. Kelapa Sawit , , ,00 4. Kopi , , ,00 5. Kakao , , ,00 6. Lada , , ,00 7. Cengkeh 200,50 53,00 53,00 8. Lain-lain **) 8.603, , ,50 Jumlah , , ,00 Keterangan : *) Angka Sementara (Semester I) **) Komoditi lain-lain terdiri dari kelapa hybrid, pala, kemiri, kayu manis, aren kapok, Jambu, mete, panil, nipah, pinang, sagu, the, tebu nilam, jarak pagar dan kenaf. Sumber data : Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur Untuk komoditi utama lainnya, seperti karet, kelapa dan kakao merupakan komoditi yang juga memberikan kontribusi cukup besar dalam pertanian di Kalimantan Timur, pada tahun 2011 (semester pertama) luas arealnya masing-masing tercatat sebesar ha (9,39 persen), ha (3,54 persen) dan ha (3,67 persen). Sedangkan untuk komoditinya lainnya, sumbangsinya dalam perkembangan luas areal pertanian di Kalimantan Timur masih relatif kecil. Sedangkan jika dilihat perkembangan produksi yang dihasilkan berbagai komoditas perkebunan di Kalimantan Timur dalam periode menunjukkan adanya Profil Daerah Kalimantan Timur

40 Sumber Daya Alam kecenderungan semakin meningkat. Secara umum jumlah produksi komoditi perkebunan di Kalimantan Timur pada tahun 2011 (angka sementara/semester I) tercatat ton, atau 52,49 persen dari capaian produksi tahun Tabel 3.4. Produksi Perkebunan Di Kalimantan Timur, Tahun (ton) No Jenis Tanaman *) 1. Karet , , ,00 2. Kelapa , , ,00 3. Kelapa Sawit , , ,00 4. Kopi 3.881, , ,00 5. Kakao , , ,00 6. Lada , , ,00 7. Cengkeh 4,00 5,00 5,00 8. Lain-lain 2.209, , ,00 Jumlah , , ,00 Keterangan : *) Angka Sementara (Semester I) **) Komoditi lain-lain terdiri dari kelapa hybrid, pala, kemiri, kayu manis, aren kapok, Jambu, mete, panil, nipah, pinang, sagu, the, tebu nilam, jarak pagar dan kenaf. Sumber data : Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur 3.4. Peternakan Oleh karena paradigma baru pembangunan peternakan tidak lagi menempatkan peternak hanya sebagai objek, tetapi sekaligus sebagai subjek pembangunan yang berperan sebagai pelaku ekonomi penting. Sehingga ke depan diharapkan dapat mencapai visi pembangunan peternakan, yaitu Terciptanya peternakan modern, tangguh dan efisien berbasis sumber daya lokal dalam mewujudkan masyarakat yang sehat dan produktif. Salah satu arah kebijakan yang diprogramkan pemerintah Provinsi Kalimantan Timur untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas peternakan lima tahun kedepan yakni pengembangan infrastruktur yang mendukung kelancaran usaha peternakan baik sarana Profil Daerah Kalimantan Timur

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah 2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang

GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang IV. GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Propinsi Kalimantan Timur dengan luas wilayah daratan 198.441,17 km 2 dan luas pengelolaan laut 10.216,57 km 2 terletak antara 113º44 Bujur Timur dan 119º00

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Kalimantan Timur terletak pada 113 0 44-119 0 00 BT dan 4 0 24 LU-2 0 25 LS. Kalimantan Timur merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD merupakan amanah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Samarinda, Juli 2016 Kepala, Ir. Hj. Etnawati, M.Si NIP

KATA PENGANTAR. Samarinda, Juli 2016 Kepala, Ir. Hj. Etnawati, M.Si NIP KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah menganugerahkan Rahmat dan Hidayah- Nya, sehingga buku Statistik Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2015 dapat kami susun dan sajikan.

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR AGUSTUS 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR AGUSTUS 2012 BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No 41/11/64/Th. XV, 5 November 2012 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR AGUSTUS 2012 Jumlah angkatan kerja di Kalimantan Timur pada Agustus 2012 tercatat sebanyak 1.777.381

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Samarinda, September 2015 Kepala, Ir. Hj. Etnawati, M.Si NIP

KATA PENGANTAR. Samarinda, September 2015 Kepala, Ir. Hj. Etnawati, M.Si NIP KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah menganugerahkan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga buku Statistik Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 dapat kami susun dan sajikan.

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian memiliki peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Selain berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat, sektor

Lebih terperinci

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)

Lebih terperinci

Gambar 22. Peta Kabupaten Kutai Timur

Gambar 22. Peta Kabupaten Kutai Timur 71 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian 4.1.1 Kabupaten Kutai Timur Kabupaten Kutai Timur terdiri atas 18 Kecamatan dengan luas wilayah 3.877.21 ha. Luas wilayah tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara sederhana pembangunan dapat dimaknai sebagai usaha atau proses untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Dalam pelaksanaannya, pembangunan memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 69 mengamanatkan Kepala Daerah untuk menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari

Lebih terperinci

Kalimantan Timur. Lembuswana

Kalimantan Timur. Lembuswana Laporan Provinsi 433 Kalimantan Timur Lembuswana Lembuswana adalah hewan dalam mitologi rakyat Kutai yang hidup sejak zaman Kerajaan Kutai. Lembuswana menjadi lambang Kerajaan Kutai hingga Kesultanan Kutai

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor agribisnis merupakan sektor ekonomi terbesar dan terpenting dalam perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah kemampuannya dalam menyerap

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12 BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Konsekuensi logis sebagai negara kesatuan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan

Lebih terperinci

BAB I GEOGRAFIS DAN IKLIM

BAB I GEOGRAFIS DAN IKLIM BAB I GEOGRAFIS DAN IKLIM LUAS WILAYAH PROVINSI JAMBI TAHUN 2015... 1 STATISTIK GEOGRAFIS PROVINSI JAMBI... 2 NAMA IBUKOTA KAB/KOTA DAN JARAK KE IBUKOTA PROVINSI MENURUT KAB/KOTA TAHUN 2015... 3 JUMLAH

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI 4.1 Keadaan Umum Provinsi Jambi secara resmi dibentuk pada tahun 1958 berdasarkan Undang-Undang No. 61 tahun 1958. Secara geografis Provinsi Jambi terletak antara 0º 45

Lebih terperinci

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 27 Secara rinci indikator-indikator penilaian pada penetapan sentra pengembangan komoditas unggulan dapat dijelaskan sebagai berikut: Lokasi/jarak ekonomi: Jarak yang dimaksud disini adalah jarak produksi

Lebih terperinci

Posisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014

Posisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014 Posisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014 Sektor pertanian sampai sekarang masih tetap memegang peran penting dan strategis dalam perekonomian nasional. Peran

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Situasi Wilayah Letak Geografi Secara geografis Kabupaten Tapin terletak antara 2 o 11 40 LS 3 o 11 50 LS dan 114 o 4 27 BT 115 o 3 20 BT. Dengan tinggi dari permukaan laut

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen... I-7 1.4.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan dititikberatkan pada pertumbuhan sektor-sektor yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Tujuan pembangunan pada dasarnya mencakup beberapa

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Umum Provinsi Kalimantan Barat Setelah era reformasi yang menghasilkan adanya otonomi daerah, maka daerah administrasi di Provinsi Kalimantan Barat yang telah mengalami

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan

GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan 41 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA 4.1. Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Jakarta adalah ibu kota Negara Indonesia dan merupakan salah satu Provinsi di Pulau Jawa. Secara geografis, Provinsi

Lebih terperinci

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016 PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DALAM MENGAKSELERASI PROGRAM PANGAN BERKELANJUTAN DAN PENINGKATAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006 KATA PENGANTAR Untuk mencapai pembangunan yang lebih terarah dan terpadu guna meningkatkan pembangunan melalui pemanfaatan sumberdaya secara maksimal, efektif dan efisien perlu dilakukan perencanaan, pelaksanaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah provinsi di Indonesia, yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

Tabel 5.1 Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Indikator Sasaran dan Target Sasaran Visi : "Bali Mandara Jilid 2", Bali yang Maju, Aman, Damai dan Sejahtera

Tabel 5.1 Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Indikator Sasaran dan Target Sasaran Visi : Bali Mandara Jilid 2, Bali yang Maju, Aman, Damai dan Sejahtera Tabel 5.1 Visi, Misi, Tujuan,, Indikator dan Target Visi : " Mandara Jilid 2", yang Maju, Aman, Damai dan Sejahtera No 1 Misi Mewujudkan yang Berbudaya, Metaksu, Dinamis, Maju dan Modern Tujuan Meningkatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara ataupun daerah. Pertumbuhan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim Provinsi Banten secara geografis terletak pada batas astronomis 105 o 1 11-106 o 7 12 BT dan 5 o 7 50-7 o 1 1 LS, mempunyai posisi strategis pada lintas

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian ini meliputi wilayah Kota Palangkaraya, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Katingan, Kabupaten

Lebih terperinci

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Kondisi Geografis Kota Makassar secara geografi terletak pada koordinat 119 o 24 17,38 BT dan 5 o 8 6,19 LS dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter dari

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur 57 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta Provinsi DKI Jakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 7 meter diatas permukaan laut dan terletak antara

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kondisi Geografis Daerah Kota Bengkulu merupakan ibukota dari Provinsi Bengkulu dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Industri Pengolahan

I. PENDAHULUAN Industri Pengolahan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor utama perekonomian di Indonesia. Konsekuensinya adalah bahwa kebijakan pembangunan pertanian di negaranegara tersebut sangat berpengaruh terhadap

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Kebijakan pembangunan ekonomi Kabupaten Cianjur tahun 2013 tidak terlepas dari arah kebijakan ekonomi

Lebih terperinci

PAPUA BANGKIT, MANDIRI & SEJAHTERA

PAPUA BANGKIT, MANDIRI & SEJAHTERA PEMERINTAH PROVINSI PAPUA KINERJA PAPUA BANGKIT, MANDIRI & SEJAHTERA PROVINSI PAPUA TAHUN - 2017 MISI 1 MEWUJUDKAN SUASANA AMAN, TENTRAM & NYAMAN BAGI SELURUH MASYARAKAT PAPUA DALAM KEDAULATAN NKRI ANGKA

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Berau selama dua tahun ini seiring dan. sejalan dengan perkembangan ekonomi nasional yaitu mengalami pertumbuhan yang

Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Berau selama dua tahun ini seiring dan. sejalan dengan perkembangan ekonomi nasional yaitu mengalami pertumbuhan yang BAB III TINJAUAN EKONOMI KABUPATEN BERAU 3.1. Tinjauan Umum Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Berau selama dua tahun ini seiring dan sejalan dengan perkembangan ekonomi nasional yaitu mengalami pertumbuhan

Lebih terperinci

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar Bupati Murung Raya Kata Pengantar Perkembangan daerah yang begitu cepat yang disebabkan oleh semakin meningkatnya kegiatan pambangunan daerah dan perkembangan wilayah serta dinamisasi masyarakat, senantiasa

Lebih terperinci

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT 1.1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) beserta Komponennya Angka Partisipasi Kasar (APK) SLTP meningkat di tahun 2013 sebesar 1.30 persen dibandingkan pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara ekonomi dengan ditunjang oleh faktor-faktor non ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara ekonomi dengan ditunjang oleh faktor-faktor non ekonomi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya terencana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara ekonomi dengan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA 2014

PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA 2014 PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA 2014 OUTLINE ANALISIS PROVINSI 1. Perkembangan Indikator Utama 1.1 Pertumbuhan Ekonomi 1.2 Tingkat Pengangguran 1.3 Tingkat Kemiskinan 2. Kinerja Pembangunan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PRODUKSI PADI SAWAH DI DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PRODUKSI PADI SAWAH DI DAERAH PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PRODUKSI PADI SAWAH DI DAERAH PENELITIAN 4.. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten PPU secara geografis terletak pada posisi 6 o 9 3-6 o 56 35 Bujur Timur dan o 48 9 - o 36 37 Lintang

Lebih terperinci

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN I. Luas Wilayah ** Km2 773, ,7864

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN I. Luas Wilayah ** Km2 773, ,7864 DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016 KELOMPOK DATA JENIS DATA : DATA UMUM : Geografi DATA SATUAN TAHUN 2015 SEMESTER I TAHUN 2016 I. Luas Wilayah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat Menurut Lampung Barat Dalam Angka (213), diketahui bahwa Kabupaten Lampung Barat

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG

KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG Geografis dan Administrasi Kabupaten Sintang mempunyai luas 21.635 Km 2 dan di bagi menjadi 14 kecamatan, cakupan wilayah administrasi Kabupaten Sintang disajikan pada Tabel

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IIV.1 Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Ngawi saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi lima tahun ke depan perlu mendapat

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA 4.1. Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua Provinsi Papua terletak antara 2 25-9 Lintang Selatan dan 130-141 Bujur Timur. Provinsi Papua yang memiliki luas

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Kabupaten Kulonprogo Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di propinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Wilayah Letak Geografis dan Wilayah Administrasi Wilayah Joglosemar terdiri dari kota Kota Yogyakarta, Kota Surakarta dan Kota Semarang. Secara geografis ketiga

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki kekayaan sumberdaya ekonomi melimpah. Kekayaan sumberdaya ekonomi ini telah dimanfaatkan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 Oleh: BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN MALANG Malang, 30 Mei 2014 Pendahuluan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Karimunjawa). Jarak dari Barat ke Timur adalah 263 km dan dari Utara ke

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Karimunjawa). Jarak dari Barat ke Timur adalah 263 km dan dari Utara ke BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Jawa Tengah diapit oleh dua provinsi besar, yaitu Jawa Barat dan Jawa Timur, letaknya antara 5 40 dan 8 30 dan 111 30 bujur timur (termasuk Pulau Karimunjawa).

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pulau Jawa merupakan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan industri.

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pulau Jawa merupakan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan industri. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Jawa merupakan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan industri. Seiring dengan semakin meningkatnya aktivitas perekonomian di suatu wilayah akan menyebabkan semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Panjang tahun merupakan kelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Panjang tahun merupakan kelanjutan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Jangka Panjang tahun 2005 2025 merupakan kelanjutan perencanaan dari tahap pembangunan sebelumnya untuk mempercepat capaian tujuan pembangunan sebagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berimplikasi kepada provinsi dan Kabupaten/Kota, untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. berimplikasi kepada provinsi dan Kabupaten/Kota, untuk melaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah di era otonomi menghadapi berbagai tantangan, baik internal maupun eksternal, seperti masalah kesenjangan dan iklim globalisasi. Yang disebut

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI WILAYAH. wilayah Caruban yang merupakan bagian dari Kecamatan Mejayan. Gedung

BAB III DESKRIPSI WILAYAH. wilayah Caruban yang merupakan bagian dari Kecamatan Mejayan. Gedung BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Gambaran umum Kabupaten Madiun a. Kondisi Geografis Kabupaten Madiun adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukota dari Kabupaten Madiun adalah Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006 BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006 4.1. Gambaran Umum inerja perekonomian Jawa Barat pada tahun ini nampaknya relatif semakin membaik, hal ini terlihat dari laju pertumbuhan ekonomi Jawa

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5. 1. Letak Geografis Kota Depok Kota Depok secara geografis terletak diantara 106 0 43 00 BT - 106 0 55 30 BT dan 6 0 19 00-6 0 28 00. Kota Depok berbatasan langsung dengan

Lebih terperinci

BAB III KONDISI UMUM. 3.1. Geografis. Kondisi Umum 14. Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga

BAB III KONDISI UMUM. 3.1. Geografis. Kondisi Umum 14. Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau dan Kabupaten Lingga BAB III KONDISI UMUM 3.1. Geografis Wilayah Kepulauan Riau telah dikenal beberapa abad silam tidak hanya di nusantara tetapi juga

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat

IV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat 51 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat Sumatera Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di pesisir barat Pulau Sumatera dengan ibukota

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 20 BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 3.1. SITUASI GEOGRAFIS Secara geografis, Kota Bogor berada pada posisi diantara 106 derajat 43 30 BT-106 derajat 51 00 BT dan 30 30 LS-6 derajat 41 00 LS, atau kurang

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

IV. KONDISI UMUM WILAYAH 29 IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis dan Administrasi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 50-7 50 LS dan 104 48-104 48 BT dengan batas-batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN

BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 24 BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 3.1. Gambaran Umum Kabupaten Serdang Bedagai Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu Kabupaten yang berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Secara geografis

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR. Kata Pengantar

GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR. Kata Pengantar GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR Kata Pengantar Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan bimbingan tuntunan-nya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan laju dari pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh suatu negara untuk memperkuat proses perekonomian menuju perubahan yang diupayakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membangun seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. membangun seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara, yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan ekonomi nasional adalah sebagai upaya untuk membangun seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara, yaitu memajukan kesejahteraan umum,

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Jumlah Desa/Kelurahan Swasembada Menurut Kabupaten/Kota Tahun

DAFTAR TABEL. Jumlah Desa/Kelurahan Swasembada Menurut Kabupaten/Kota Tahun Tabel 2.1 DAFTAR TABEL Banyaknya Kecamatan, Desa/Kelurahan dan Luas Wilayah Menurut Kabupaten Kota Tahun 14... Halaman 6 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8 2.9 2.10 2.11 2.12 2.13 2.14 2.15 2.16 2. Banyaknya

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI II-1 BAB II 2.1 Kondisi Alam 2.1.1 Topografi Morfologi Daerah Aliran Sungai (DAS) Pemali secara umum di bagian hulu adalah daerah pegunungan dengan topografi bergelombang dan membentuk cekungan dibeberapa

Lebih terperinci

IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5 IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN.1. Kondisi Geografi dan Topografi Provinsi Papua Barat awalnya bernama Irian Jaya Barat, berdiri atas dasar Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang pembentukan Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris dengan kekayaan hayati yang melimpah, hal ini memberikan keuntungan bagi Indonesia terhadap pembangunan perekonomian melalui

Lebih terperinci

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI BAB I KONDISI FISIK A. GEOGRAFI Kabupaten Lombok Tengah dengan Kota Praya sebagai pusat pemerintahannya merupakan salah satu dari 10 (sepuluh) Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014 BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 26/05/73/Th. VIII, 5 Mei 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014 PEREKONOMIAN SULAWESI SELATAN TRIWULAN I 2014 BERTUMBUH SEBESAR 8,03 PERSEN Perekonomian

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang 43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 66 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Kondisi Geografis a. Kabupaten Brebes Kabupaten Brebes merupakan salah satu kabupaten terluas di Jawa Tengah yaitu pada posisi

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 Nomor Katalog : 9302001.9416 Ukuran Buku : 14,80 cm x 21,00 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci