BAB IV POSISI KERJA DALAM FOUR HA DED DE TISTRY

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV POSISI KERJA DALAM FOUR HA DED DE TISTRY"

Transkripsi

1 BAB IV POSISI KERJA DALAM FOUR HA DED DE TISTRY Tujuan Instruksional Khusus : Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa mampu menyebutkan : 1. Pengertian posisi kerja dalam Four Handed Dentistry 2. Pembagian zona kerja 3. Posisi kerja berdasarkan arah jarum jam 1. Pengertian Posisi kerja dalam Four Handed Dentistry Posisi kerja operator dan asisten berdasarkan arah jarum jam baik dalam keadaan duduk maupun berdiri. 2. Pembagian zona kerja Ada 4 zona pada posisi kerja berdasarkan arah jarum jam: 1. Zona operator berada pada posisi arah jarum jam Zona asisten berada pada posisi arah jarum jam Zona statis (untuk instrumen dan bahan) berada pada posisi arah jarum jam Zona transfer berada pada posisi arah jarum jam 4-7 Gambar 4-1 posisi operator dan asisten sesuai arah jarum jam

2 Di bawah ini ada beberapa gambaran mengenai posisi kerja berdasarkan arah jarum jam, walaupun sebenarnya posisi kerja bisa juga berubah tergantung dari lingkungan klinik, perawatan yang dilakukan (misal: pencabutan, penambalan, scalling dll) serta kenyamanan dari masing-masing individu. 3. Posisi kerja sesuai arah jarum jam 3.1 Posisi kerja jam pada perawatan Exodontia Posisi kerja jam pada perawatan Rahang Atas kanan Posisi operator yang nyaman pada jam 10, asisten pada jam 3, sedangkan meja instrumen pada jam 2. Kepala pasien menoleh ke kiri, jari telunjuk tangan kanan fixasi pada permukaan bukal Molar 1 Rahang Atas, kaca mulut posisi di dekat I1 atau I2 Rahang Bawah. Bisa juga melakukan penambalan dengan posisi operator di jam 11/12 dengan cara merangkul pasien/dibelakang pasien. Posisi asisten dan meja instrumen menyesuaikan. Gambar 4-2 a. Posisi jam pada perawatan RA Kiri Posisi operator di jam 9/10, kepala pasien menoleh menghadap operator, kaca mulut agak jauh dari bagian oklusal gigi RA kiri, dekat dengan bibir bawah. Daerah proksimal dan gingival akan mudah terlihat. Fixasi jari pada gigi Molar 1, juga berfungsi untuk membuka mukosa pipi dan bibir.

3 b. Posisi jam pada perawatan Rahang Bawah Kiri Posisi operator di jam 9, kepala pasien menghadap kea rah operator. Kaca mulut dekat dengan molar RB. Tangan operator menyilang, tangan kiri yang memegang kaca mulut terletak dibawah tangan kanan yang memegang instrument lain. Asistan duduk di jam 3 dan meja instrument di jam 2. Sinar lampu direfleksikan lewat kaca mulut. c. Posisi jam pada Perawatan Rahang Bawah Kanan Posisi operator yang nyaman adalah di jam 9. Sebaiknya pasien tidak dalam posisi supine tetapi membentuk sudut 45 0, kepala pasien menghadap kearah operator, rahang pasien sejajar siku operator. Fixasi dilakukan pada permukaan bukal gigi molar dengan bantuan mirror dan gigi lain yang dekat dengan handpiece.

4 d. Posisi jam pada Perawatan Anterior RB dan RA Biasanya posisi operator di jam 8. Bekerja dengan bantuan operator terutama pada bagian lingual dan palatinal. Tetapi untuk perawatan pada sebelah labial, pandangan langsung dengan mata, kaca mulut digunakan untuk membuka mukosa labial. Gambar tambahan Tabel Posisi Operator dan asisten berdasarkan jenis perawatan NO JENIS TINDAKAN POSISI OPERATOR POSISI ASISTEN

5 BAB V TRA SFER ALAT TIK Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa mampu menyebutkan : 1 Pengertian transfer alat 2 Tujuan transfer alat. 3 Metode transfer alat 1.1 Pengertian transfer alat Teknik pergerakan antara kedua tangan operator dan asisten dalam melaksanakan tugasnya di tempat bekerja. 2.1 Tujuan transfer alat dan bahan Transfer alat pada four handed mempunyai tujuan dapat mempercepat kerja perawatan (ergonomy). Pada waktu pertukaran alat antara operator dan asisten dilakukan pada zone transfer. Transfer alat dilakukan melewati diatas dada pasien. Seorang asisten harus mempunyai respon yang cepat terhadap suatu kebutuhan alat atau bahan dari operator. Oleh sebab itu seorang asisten harus banyak-banyak berlatih cara transfer alat ini. 3.1 Metode Transfer Alat Transfer satu tangan ( one handed transfer) Metode ini sering dipakai. Biasanya metode ini dipakai pada perawatan penambalan, misalnya antara sonde dengan excavator, pistol amalgam dengan amalgam stopper. Seperti pada gambar gambar di bawah ini :

6 Gambar 5-1 Asisten mentransfer hand instrument dengan metode pens grasp Gambar 5-2 Asisten mentransfer tang exo dengan metode palm grasp

7 Gambar 5-3 Asisten mentransfer cotton pellet pada perawatan rahang bawah Gambar 5-4 Asisten mentransfer handpiece dengan palm and thumb grasp Transfer dua tangan (Two Handed Transfer) Gambar 5-5 Asisten mentransfer alat exo dengan metode palm grasp

8 BAB VI ISOLASI RO GGA MULUT Tujuan Instruksional Khusus : Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa mampu menyebutkan : 1. Pengertian isolasi rongga mulut. 2. Tujuan isolasi rongga mulut 3. Macam-macam isolasi rongga mulut dan aplikasinya 1. Pengertian Isolasi Rongga Mulut Suatu teknik yang didesain untuk mengeluarkan cairan dan serpihan dirongga mulut, untuk pengendalian terhadap saliva sekeliling gigi yang akan dirawat. (MOSBY Comprehensve REVIEW of Dental Assisting, Betty ladley, dkk) 2. Tujuan Isolasi Rongga Mulut Untuk memelihara daerah perawatan agar tetap bersih, kering asepsis, bebas dari kontaminasi air ludah. Selain itu meminimalkan gerakan pasien untuk selalu duduk tegak untuk berkumur kumur 3. Macam-macam dan Aplikasi Saliva Ejektor Saliva ejektor merupakan alat isolasi rongga mulut yang berguna untuk menyedot saliva dalam proses perawatan gigi. Saliva ejektor ini merupakan salah satu Assistant s Unit yang berada di sebelah kiri pasien, sehingga seorang asisten bertanggung jawab penuh dalam mengoperasikan alat ini, terutama dilakukan pada saat : 1) Preparasi kavitas 2) Sterilisasi kavitas 3) Penumpatan bahan tambalan 4) Scaling Saliva ejektor mempunyai 2 macam jenis tip, yaitu yang terbuat dari plastik merupakan disposible tip dan dari stainless steel yang selalu disterilkan/ di desinfektan. Cara pengoperasian :

9 a) Pasangkan disposible tip pada saliva ejektor. b) Tekan tombol ON pada dental unit. c) Putarlah tombol saliva ejektor sehingga terdengar gemuruh udara. d) Masukkan saliva ejektor ke dalam rongga mulut terutama pada daerah vestibulum oris bawah dan di bawah lidah. e) Jika tidak dibutuhkan taruhlah kembali ke tempatnya. Gambar penggunaan saliva ejektor : a. Suction Kerja suction hampir sama dengan saliva ejektor, hanya yang disedot adalah selain air ludah juga dapat menyedot darah. Jadi suction ini lebih tepat digunakan pada waktu tindakan exodontia atau bedah mulut dan merupakan bagian dari assistant s unit. b. Tounge Holder

10 Tongue holder merupakan alat isolasi rongga mulut dengan sistem kerja penahan lidah untuk mempermudah proses kerja operator dalam perawatan. Tongue Holder terdiri atas : 1) Penahan lidah 2) Penahan dagu 3) Tangkai dan klep 4) Klep penjepit 5) Per pada tangkai 6) Klep pengatur penahan dagu Cara pemasangan tongue holder : a) Tentukan sisi mana yang akan dipasang tongue holder b) Pasang penahan lidah pada tangkai dan klep c) Pasang kapas pada lidah d) Tongue holder siap dipasang e) Atur klep penahan dagu Gambar pemasangan tongue holder : c. Cotton Roll ( Delmar S DA, 2004) Cotton roll merupakan bahan yang berbentuk gulungan yang diletakkan pada sebelah bukal/ labial dan lingual tergantung elemen gigi yang dirawat. Pemakaian isolasi rongga mulut yang lain dapat digantikan oleh cotton roll, ketika dilakukan tahap penambalan gigi. Cotton roll dapat terbuat dari kapas atau kertas tisue, hal ini tergantung kesukaan operator. Syarat pembuatan Cotton Roll : 1). Untuk dewasa Panjang : 3 4 elemen gigi

11 Diameter : 1cm 2). Untuk anak-anak Panjang : 3-4 elemen gigi sulung Diameter : 0.5 cm Gambar cara pembuatan cotton roll : Gambar cara memasang cotton roll di rongga mulut :

12 d. Rubber Dam (FHD For Dentistry and Assistants, Mosby 1974) Tujuan penggunaan rubber dam : 1) Untuk memelihara daerah operasi agar tetap bersih, kering, asepsis, bebas dari kontaminasi saliva 2) Untuk menjaga pasien supaya tidak tertelan instrument yang kecil, bahan pengisi, obatobatan, jaringan, pulpa yang nekrosis. 3) Melindungi lidah, pipi dan bibir atau semua jaringan lunak supaya tidak terluka oleh alatalat yang dipakai. 4) Memberi kenyamanan pada pasien sehingga pasien merasa enak karena dilindungi oleh alat ini. Rubber dam terdiri atas : 1) Rubber sheets berupa lembaran dg ukuran 5x5 inchi; 6x6 inchi. warna : hijau/abu-abu/putih 2) Rubber dam stamp berupa karet dan tinta. memberi tanda letak gigi 3) Rubber dam punc Untuk membuat lubang pd rubber sheet 0,5-2,5 mm. Bentuk alat seperti tang, dengan satu sisi berbentuk roda dan sisi lain berbentuk seperti karet runcing, dimana bagian yang runcing akan masuk ke dalam lubang. Kalau punc ditekan maka rubber sheet yang telah diberi tanda akan berlubang. 4) Clamps Untuk memegang rubber sheet pada gigi dan menyisihkan gingiva dari gigi. Ada macam -macam ukuran. 5) Forceps untuk memasang dan melepas clamps 6) Dental floss

13 Untuk mencarikan jalan bila daerah interproximal terlalu berdempetan. Selain itu juga berfungsi untuk menahan rubber sheet supaya tidak terjadi kebocoran di sekitar gigi yang dirawat. 7) Rubber dam holder Berbentuk kerangka atau frame dari logam/plastik berbentuk huruf u Teknik pemasangan rubber dam : a) Menjelaskan pada pasien apa yang akan kita kerjakan b) Bila ada kalkulus harus diskaling dulu, terutama pada gigi yg akan dirawat c) Memilih clamp yang akan dipakai dan dicobakan pada pasien d) Gunakan dental floss pada kontak point untuk memudahkan rubber sheets masuk e) Pemasangan rubber dam f) Cek pernafasan pasien, apakah terganggu karena tertutup rubber sheets atau tidak g) Gigi dikeringkan h) Memasang saliva ejector i) Oleskan larutan antiseptik pada gigi dan rubber dam di sekitar gigi Cara memasang rubber dam : 1) Ambil dental floss dengan panjang secukupnya untuk mengikat clamps. Gunanya jika clamp lepas tidak akan jatuh/ tertelan 2) Kemudian clamp dipasang pada gigi Jadi cara memasang rubber dam ada 2 yaitu: a) Memasang rubber sheet dulu baru memasang clamp b) Memasang clamp dulu baru memasukkan rubber sheet

14 Cara menstabilkan rubber dam sheet adalah dengan dental floss dengan mengikat gigi yang sudah diberi clamp. Atau gunakan wood wedge yaitu kayu yg berbentuk seperti piramid. Bila rubber dam bocor sehingga saliva keluar menggenangi gigi yg dirawat maka gunakan cavit/tumpatan sementara untuk menambalnya. Cara melepas rubber dam : Untuk isolasi lebih dari satu gigi : a) Rubber sheet ditarik sehingga lubang menjadi lebih besar. b) Rubber sheet tersebut digunting pada bagian yg tertarik diantara dua gigi, sehingga didapatkan dua lubang yan g menjadi satu, c) Rubber sheet digunting seluruhnya sehingga didapat dua lubang yang bersambung dan kita lepas. d) Melepas clamp bersama-sama seluruh rubber sheet dan frame. Gambar cara pemasangan rubber dam set : Alat dan bahan rubber dam set Memasang rubber sheet ke U Frame

15 Melobangi rubber sheet dengan r.dam punch Memasang ke gigi yang dirawat Memasang clamps sesuai elemen gigi

CIRI-CIRI : Alat penjepit dari stainless steel dengan ujung jepitan melengkung/membentuk sudut.

CIRI-CIRI : Alat penjepit dari stainless steel dengan ujung jepitan melengkung/membentuk sudut. 1. ALAT ORAL DIAGNOSTIK a. KACA MULUT /MOUTHMIRROR/SPIEGEL Alat yang tangkainya dari logam / non logamdengan diujungnya terdapat kaca berbentuk bulat. Macam permukaan kaca : - datar - cembung Diameter

Lebih terperinci

INSTRUMENTASI PERIODONTAL

INSTRUMENTASI PERIODONTAL INSTRUMENTASI PERIODONTAL 1.Hal-hal yang harus diperhatikan pada waktu instrumentasi 2.Penskeleran dan Penyerutan akar HAL-HAL YG HARUS DIPERHATIKAN PADA WAKTU INSTRUMENTASI 1. PEMEGANGAN 2. TUMPUAN &

Lebih terperinci

Alat yang tangkainya dari logam / non logamdengan diujungnya terdapat kaca berbentuk bulat.

Alat yang tangkainya dari logam / non logamdengan diujungnya terdapat kaca berbentuk bulat. alat alat kedokteran gigi alat alat kedokteran gigi terbagi menjadi beberapa alat yaitu : 1. ALAT ORAL DIAGNOSTIK a. KACA MULUT /MOUTHMIRROR/SPIEGEL Alat yang tangkainya dari logam / non logamdengan diujungnya

Lebih terperinci

CROSSBITE ANTERIOR. gigi anterior rahang atas yang lebih ke lingual daripada gigi anterior rahang

CROSSBITE ANTERIOR. gigi anterior rahang atas yang lebih ke lingual daripada gigi anterior rahang CROSSBITE ANTERIOR 1. Crossbite anterior Crossbite anterior disebut juga gigitan silang, merupakan kelainan posisi gigi anterior rahang atas yang lebih ke lingual daripada gigi anterior rahang bawah. Istilah

Lebih terperinci

BPSL BLOK K NAMA : NIM : KLP BUKU PANDUAN SKILL LAB ILMU KEDOKTERAN GIGI ANAK (IKGA) SEMESTER V TAHUN AKADEMIK

BPSL BLOK K NAMA : NIM : KLP BUKU PANDUAN SKILL LAB ILMU KEDOKTERAN GIGI ANAK (IKGA) SEMESTER V TAHUN AKADEMIK BPSL BUKU PANDUAN SKILL LAB ILMU KEDOKTERAN GIGI ANAK (IKGA) SEMESTER V TAHUN AKADEMIK 2016-2017 BLOK 2.5.11K NAMA : NIM : KLP PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Lebih terperinci

Perawatan Endodontik pada anak. Written by Administrator Tuesday, 13 December :46

Perawatan Endodontik pada anak. Written by Administrator Tuesday, 13 December :46 Tujuan dasar dari perawatan endodontik pada anak mirip dengan pasien dewasa, yaitu untuk meringankan rasa sakit dan mengontrol sepsis dari pulpa dan jaringan periapikal sekitarnya serta mengembalikan keadaan

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian observasional cross sectional. 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di klinik

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infeksi Silang Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya invasi dan pertumbuhan dari mikroorganisme patogen di dalam tubuh, serta bersifat dinamis. Mikroorganisme

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga kesehatan gigi berisiko tinggi terpapar oleh mikroorganisme patogen di lingkungan kerja seperti bakteri, virus dan jamur selama perawatan gigi. Mikroorganisme

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN II-1 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan CV. Intan Dental merupakan klinik dokter gigi yang melayani pasien dalam pencegahan dan perawatan kelainan pada gigi dan mulut dengan dan tanpa

Lebih terperinci

GARIS GARIS BESAR PROGRAM PENGAKARAN (Rencana Kegiatan Belajar Mengajar)

GARIS GARIS BESAR PROGRAM PENGAKARAN (Rencana Kegiatan Belajar Mengajar) GARIS GARIS BESAR PROGRAM PENGAKARAN (Rencana Kegiatan Belajar Mengajar) JUDUL MATA KULIAH : PEDODONSIA TERAPAN NOMOR KODE / SKS : KGM / 427 / 2 SKS A. DESKRIPSI SINGKAT : Mata kuliah ini membahas mengenai

Lebih terperinci

ALAT-ALAT DAN BAHAN-BAHAN KONSERVASI GIGI BESERTA FUNGSINYA

ALAT-ALAT DAN BAHAN-BAHAN KONSERVASI GIGI BESERTA FUNGSINYA ALAT-ALAT DAN BAHAN-BAHAN KONSERVASI GIGI BESERTA FUNGSINYA 1. Alat-alat Konservasi Gigi dan Fungsinya N Nama Fungsi Gambar o 1 Alat Diagnostik Kaca Mulut Melihat permukaan gigi yang tidak dapat dilihat

Lebih terperinci

Perancangan Tata Letak Penempatan Alat Kedokteran Gigi Yang Ergonomis. Dewi Auditiya Marizka, Sondi Pramono ABSTRAK

Perancangan Tata Letak Penempatan Alat Kedokteran Gigi Yang Ergonomis. Dewi Auditiya Marizka, Sondi Pramono ABSTRAK Perancangan Tata Letak Penempatan Alat Kedokteran Gigi Yang Ergonomis Dewi Auditiya Marizka, Sondi Pramono ABSTRAK Desain tata letak (lay out design) adalah proses alokasi ruangan, penataan ruangan dan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 284/MENKES/SK/IV/2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN ASUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 284/MENKES/SK/IV/2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN ASUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 284/MENKES/SK/IV/2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN ASUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pelayanan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kebiasaan Buruk Kebiasaan adalah suatu tindakan berulang yang dilakukan secara otomatis atau spontan. Perilaku ini umumnya terjadi pada masa kanak-kanak dan sebagian besar selesai

Lebih terperinci

3.2.1 Alat dan Teknik Scaling Alat/instrument periodontal yang dibutuhkan dalam perawatan scaling umumnya terdiri dari 3 bagian, yakni handle

3.2.1 Alat dan Teknik Scaling Alat/instrument periodontal yang dibutuhkan dalam perawatan scaling umumnya terdiri dari 3 bagian, yakni handle 3.2.1 Alat dan Teknik Scaling Alat/instrument periodontal yang dibutuhkan dalam perawatan scaling umumnya terdiri dari 3 bagian, yakni handle (pegangan), shank (penghubung antra handle dan blade), serta

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan kepada Odapus yang bergabung dan berkunjung di YLI.

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan kepada Odapus yang bergabung dan berkunjung di YLI. 19 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah explanatory study atau disebut juga dengan penelitian deskriptif, menggunakan kuesioner yang diisi oleh Odapus dan

Lebih terperinci

II. KEADAAN ANATOMIS SEBAGAI FAKTOR PREDISPOSISI PENYAKIT PERIODONTAL

II. KEADAAN ANATOMIS SEBAGAI FAKTOR PREDISPOSISI PENYAKIT PERIODONTAL II. KEADAAN ANATOMIS SEBAGAI FAKTOR PREDISPOSISI PENYAKIT PERIODONTAL A. Pendahuluan 1. Deskripsi Dalam bab ini diuraikan mengenai keadaan anatomis gigi geligi, posisi gigi pada lengkung rahang, letak

Lebih terperinci

I. PULPEKTOMI (Ekstirpasi Pulpa)

I. PULPEKTOMI (Ekstirpasi Pulpa) I. PULPEKTOMI (Ekstirpasi Pulpa) Pulpektomi adalah tindakan pengambilan seluruh jaringan pulpa dari seluruh akar dan korona gigi. Pulpektomi merupakan perawatan untuk jaringan pulpa yang telah mengalami

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN Penelitian telah dilakukan di RSGM UMY mengenai evaluasi keberhasilan perawatan kaping pulpa direk dengan bahan kalsium hidroksida hard setting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prevalensi jaringan periodontal yang tidak sehat sebesar 95,21% atau

BAB I PENDAHULUAN. prevalensi jaringan periodontal yang tidak sehat sebesar 95,21% atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit periodontal merupakan penyakit yang terjadi pada umat manusia yang meluas ke seluruh dunia. 1 Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, prevalensi jaringan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Mulut terdiri dari bibir atas dan bawah, gusi, lidah, pipi bagian dalam, langit-langit dan gigi. Lapisan gusi, pipi dan langit - langit selalu basah berlendir 7 oleh karena

Lebih terperinci

BAB 2 EKSTRAKSI GIGI. Ekstraksi gigi adalah proses pencabutan gigi dari dalam soket dari tulang

BAB 2 EKSTRAKSI GIGI. Ekstraksi gigi adalah proses pencabutan gigi dari dalam soket dari tulang BAB 2 EKSTRAKSI GIGI 2.1 Defenisi Ekstraksi gigi adalah proses pencabutan gigi dari dalam soket dari tulang alveolar. Ekstraksi gigi dapat dilakukan dengan dua teknik yaitu teknik sederhana dan teknik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI II.1 Tinjauan Pustaka Bahan tumpat gigi merupakan material kedokteran gigi yang digunakan untuk menumpat gigi yang telah berlubang. Bahan tumpat gigi yang paling

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut dan Ilmu Kebidanan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut dan Ilmu Kebidanan BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut dan Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gigi geligi dan struktur yang menyertainya dari suatu lengkung gigi rahang atas

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gigi geligi dan struktur yang menyertainya dari suatu lengkung gigi rahang atas I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gigi tiruan lengkap adalah protesa gigi lepasan yang menggantikan seluruh gigi geligi dan struktur yang menyertainya dari suatu lengkung gigi rahang atas dan rahang bawah

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH 1. Pengertian Perawatan jenazah adalah perawatan pasien setelah meninggal, perawatan termasuk menyiapkan jenazah untuk diperlihatkan pada keluarga, transportasi

Lebih terperinci

PANDUAN SKILL LAB BLOK MEDICAL EMERGENCY DISLOKASI TMJ DAN AVULSI JURUSAN KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

PANDUAN SKILL LAB BLOK MEDICAL EMERGENCY DISLOKASI TMJ DAN AVULSI JURUSAN KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN PANDUAN SKILL LAB BLOK MEDICAL EMERGENCY DISLOKASI TMJ DAN AVULSI JURUSAN KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN Purwokerto, 2012 1 Blok M e d i c a

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perawatan gigi dan mulut. Ketika klinik tersebut dipergunakan, personil yang

BAB 1 PENDAHULUAN. perawatan gigi dan mulut. Ketika klinik tersebut dipergunakan, personil yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Klinik Gigi dan Mulut merupakan tempat bagi pasien untuk mendapatkan perawatan gigi dan mulut. Ketika klinik tersebut dipergunakan, personil yang terlibat adalah dokter

Lebih terperinci

1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU

1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU 1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU A. Tujuan 1. Menyebutkan macam-macam jenis alat tangan dan fungsinya. 2. Menyebutkan bagian-bagian dari alat-alat tangan pada kerja bangku. 3. Mengetahui bagaimana cara

Lebih terperinci

BAB II OPERATIF DENTISTRI PADA ANAK

BAB II OPERATIF DENTISTRI PADA ANAK BAB II OPERATIF DENTISTRI PADA ANAK 1. Pendahuluan Maksud perawatan operatif dentistri (opdent) pada gigi desidui adalah untuk mengembalikan bentuk, sedang tujuannya adalah : mencegah atau menghilangkan

Lebih terperinci

OLEH: Prof. Dr.Sudibyo, drg. Sp. Per. SU.

OLEH: Prof. Dr.Sudibyo, drg. Sp. Per. SU. OLEH: Prof. Dr.Sudibyo, drg. Sp. Per. SU. PERIODONTAL SPLINT SPLINT: MERUPAKAN ALAT STABILISASI DAN IMMOBILISASI GIGI GOYAH KARENA SUATU LESI, TRAUMA, ATAU PENYAKIT PERIODONTAL Splint Berguna Untuk: 1.

Lebih terperinci

BPSL BLOK 5 BUKU PRAKTIKUM SKILL S LAB KONSERVASI GIGI SEMESTER III TAHUN AKADEMIK

BPSL BLOK 5 BUKU PRAKTIKUM SKILL S LAB KONSERVASI GIGI SEMESTER III TAHUN AKADEMIK BPSL BUKU PRAKTIKUM SKILL S LAB KONSERVASI GIGI SEMESTER III TAHUN AKADEMIK 2016-2017 BLOK 5 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA BUKU PRAKTIKUM SKILLS LAB BLOK

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut dan Ilmu kebidanan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut dan Ilmu kebidanan BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut dan Ilmu kebidanan dan Kandungan. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Perawatan pendahuluan 4.2 Perawatan utama Rahang atas

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Perawatan pendahuluan 4.2 Perawatan utama Rahang atas BAB 4 PEMBAHASAN Penderita kehilangan gigi 17, 16, 14, 24, 26, 27 pada rahang atas dan 37, 36, 46, 47 pada rahang bawah. Penderita ini mengalami banyak kehilangan gigi pada daerah posterior sehingga penderita

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memberi perlakuan terhadap sampel penelitian, dan perubahan yang

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memberi perlakuan terhadap sampel penelitian, dan perubahan yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah jenis penelitian ekperimental laboratoris, dimana peneliti memberi perlakuan terhadap sampel penelitian, dan perubahan yang akan timbul

Lebih terperinci

ASEPSIS SESUDAH TINDAKAN BEDAH MULUT

ASEPSIS SESUDAH TINDAKAN BEDAH MULUT ASEPSIS SESUDAH TINDAKAN BEDAH MULUT OLEH Ahyar Riza NIP: 132 316 965 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 Ahyar Riza : Asepsis Sesudah Tindakan Bedah Mulut, 2009 ASEPSIS SESUDAH

Lebih terperinci

PETUNJUK OPERASIONAL PENGGUNAAN DENTAL UNIT GNATUS

PETUNJUK OPERASIONAL PENGGUNAAN DENTAL UNIT GNATUS Halaman : 1 dari 5 PETUNJUK OPERASIONAL PENGGUNAAN DENTAL UNIT 1. Ruang Lingkup 2. Tujuan GNATUS Petunjuk ini digunakan untuk mengoperasikan Dental Unit GNATUS. Tujuan petunjuk ini sebagai pedoman dalam

Lebih terperinci

KARTU PENCATATAN ASUHAN KEPERAWATAN GIGI DAN MULUT

KARTU PENCATATAN ASUHAN KEPERAWATAN GIGI DAN MULUT KARTU PENCATATAN ASUHAN KEPERAWATAN GIGI DAN MULUT A. PENGKAJIAN 1. Identitas Pasien Nama Lengkap : Nadia Jenis Kelamin : L / P Tempat tgl. Lahir : 29/12/1990 Agama :hindu... Pekerjaan : mahasisiwa Bangsa

Lebih terperinci

Nomer Station 1 Judul Station Perawatan Jenazah di RS Waktu yang

Nomer Station 1 Judul Station Perawatan Jenazah di RS Waktu yang Nomer Station 1 Judul Station Perawatan Jenazah di RS Waktu yang 7 menit dibutuhkan Tujuan station Menilai kemampuan prosedur perawatan jenazah HIV/AIDS di RS Area kompetensi 1. Komunikasi efektif pada

Lebih terperinci

STAINLESS STEEL CROWN (S. S. C)

STAINLESS STEEL CROWN (S. S. C) 1. Pengertian S. S. C STAINLESS STEEL CROWN (S. S. C) S. S. C adalah mahkota logam yang dibuat oleh pabrik dalam berbagai ukuran dan mempunyai bentuk anatomis sesuai gigi asli. Materialnya mengandung 18%

Lebih terperinci

BAB 2 PROTRUSI DAN OPEN BITE ANTERIOR. 2.1 Definisi Protrusi dan Open Bite Anterior

BAB 2 PROTRUSI DAN OPEN BITE ANTERIOR. 2.1 Definisi Protrusi dan Open Bite Anterior BAB 2 PROTRUSI DAN OPEN BITE ANTERIOR 2.1 Definisi Protrusi dan Open Bite Anterior Protrusi anterior maksila adalah posisi, dimana gigi-gigi anterior rahang atas lebih ke depan daripada gigi-gigi anterior

Lebih terperinci

PROSEDUR STANDAR Tanggal Terbit : / /200

PROSEDUR STANDAR Tanggal Terbit : / /200 PENGERTIAN : 1. Dekontaminasi adalah langkah awal untuk memproses benda mati agar lebih aman ditangani petugas sebelum dicuci. 2. Pembersihan adalah proses menghilangkan secara fisik seluruh kotoran, darah

Lebih terperinci

MENGOPERASIKAN PIPET

MENGOPERASIKAN PIPET MENGOPERASIKAN PIPET A. Pengertian Pipet Pipet adalah alat berbentuk silinder kecil dan panjang mirip dengan sedotan. Terbuat dari bahan gelas yang dilengkapi dengan ukuran dalam mililiter (ml). Secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini analisis manfaat dan biaya merupakan alat utama dalam membuat evaluasi program atau proyek untuk kepentingan publik, seperti manajemen pelayanan medis dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Salah satu kegiatan Puskesmas adalah UKGS. UKGS di lingkungan tingkat pendidikan dasar mempunyai sasaran semua anak sekolah tingkat pendidikan dasar yaitu dari usia 6 sampai 14 tahun,

Lebih terperinci

KONTROL PLAK. Kontrol plak adalah prosedur yang dilakukan oleh pasien di rumah dengan tujuan untuk:

KONTROL PLAK. Kontrol plak adalah prosedur yang dilakukan oleh pasien di rumah dengan tujuan untuk: Kontrol plak 80 BAB 7 KONTROL PLAK Kontrol plak adalah prosedur yang dilakukan oleh pasien di rumah dengan tujuan untuk: 1. Menyingkirkan dan mencegah penumpukan plak dan deposit lunak (materi alba dan

Lebih terperinci

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN TUDUNG HISAP (EXHAUST HOOD) DOMO

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN TUDUNG HISAP (EXHAUST HOOD) DOMO SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN TUDUNG HISAP (EXHAUST HOOD) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

Aspirasi Vakum Manual (AVM) Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

Aspirasi Vakum Manual (AVM) Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi Aspirasi Vakum Manual (AVM) Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi No. Langkah/Kegiatan 1. Persiapan Lakukan konseling dan lengkapi persetujuan tindakan medis. 2. Persiapkan alat,

Lebih terperinci

THT CHECKLIST PX.TELINGA

THT CHECKLIST PX.TELINGA THT CHECKLIST PX.TELINGA 2 Menyiapkan alat: lampu kepala, spekulum telinga, otoskop 3 Mencuci tangan dengan benar 4 Memakai lampu kepala dengan benar, menyesuaikan besar lingkaran lampu dengan kepala,

Lebih terperinci

Panduan Kerja PENATALAKSANAAN PENDERITA MALOKLUSI MENGGUNAKAN ALAT LEPASAN

Panduan Kerja PENATALAKSANAAN PENDERITA MALOKLUSI MENGGUNAKAN ALAT LEPASAN Panduan Kerja PENATALAKSANAAN PENDERITA MALOKLUSI MENGGUNAKAN ALAT LEPASAN Oleh : 1. drg. Leliana Sandra Devi, Sp. Orth. 2. drg. Rudy Joelijanto, M. Biomed. 3. Prof. drg. DwiPrijatmoko, Ph. D 4. Dr. drg.

Lebih terperinci

DIAGNOSIS DAN RENCANA PERAWATAN Prosedur penegakan diagnosis merupakan tahap paling penting dalam suatu perawatan Diagnosis tidak boleh ditegakkan tan

DIAGNOSIS DAN RENCANA PERAWATAN Prosedur penegakan diagnosis merupakan tahap paling penting dalam suatu perawatan Diagnosis tidak boleh ditegakkan tan Diagnosa Dalam Perawatan Endodonti Trimurni Abidin,drg.,M.Kes.,Sp.KG Departemen Konservasi Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara DIAGNOSIS DAN RENCANA PERAWATAN Prosedur penegakan diagnosis

Lebih terperinci

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS PADJADJARAN TEKNIK PENGECORAN DAN PEMBUATAN SEGI TUJUH

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS PADJADJARAN TEKNIK PENGECORAN DAN PEMBUATAN SEGI TUJUH TEKNIK PENGECORAN DAN PEMBUATAN SEGI TUJUH BAGIAN ORTODONTI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI 1 1 CARA PENGECORAN GIPS 2 2 Cetakan disemprot dengan udara dengan hati-hati. Dimaksudkan untuk menghilangkan sisa-sisa

Lebih terperinci

Aspirasi Vakum Manual (AVM)

Aspirasi Vakum Manual (AVM) Aspirasi Vakum Manual (AVM) Aspirasi Vakum Manual (AVM) merupakan salah satu cara efektif evakuasi sisa konsepsi pada abortus inkomplit. Evakuasi dilakukan dengan mengisap sisa konsepsi dari kavum uteri

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. n = 3990 = 363, sampel 3990 (5%) 2 + 1

BAB V HASIL PENELITIAN. n = 3990 = 363, sampel 3990 (5%) 2 + 1 BAB V HASIL PENELITIAN Survei ini berlangsung selama periode bulan April hingga Juli 2008. Keseluruhan pengambilan data sekunder dari kartu status pasien dilakukan di RSGMP FKG UI dengan subyek survei

Lebih terperinci

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI NO. PSM/AGR-KBN/10 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN Pada tanggal 07 Mei 2012 Dimpos Giarto Valentino Tampubolon Direktur Utama Hal 1 dari 8 SEJARAH PERUBAHAN DOKUMEN

Lebih terperinci

ETT. Ns. Tahan Adrianus Manalu, M.Kep.,Sp.MB. SATU dalam MEDISTRA membentuk tenaga keperawatan yang Profesional dan Kompeten

ETT. Ns. Tahan Adrianus Manalu, M.Kep.,Sp.MB. SATU dalam MEDISTRA membentuk tenaga keperawatan yang Profesional dan Kompeten ETT. Ns. Tahan Adrianus Manalu, M.Kep.,Sp.MB SATU dalam MEDISTRA membentuk tenaga keperawatan yang Profesional dan Kompeten Pendahuluan Endotracheal Tube (ETT) adalah sejenis alat yang digunakan di dunia

Lebih terperinci

Penetapan Gigit pada Pembuatan Gigi Tiruan Lengkap

Penetapan Gigit pada Pembuatan Gigi Tiruan Lengkap Tugas Paper Penetapan Gigit pada Pembuatan Gigi Tiruan Lengkap Aditya Hayu 020610151 Departemen Prostodonsia Universitas Airlangga - Surabaya 2011 1 I. Sebelum melakukan penetapan gigit hendaknya perlu

Lebih terperinci

Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian

Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian 91 Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian PENILAIAN STANDAR PELAYANAN RUMAH SAKIT MELALUI KEPATUHAN PROSEDUR KERJA DI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT PENDIDIKAN FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

Buku Panduan Pendidikan Keterampilan Klinik 1 Keterampilan Sanitasi Tangan dan Penggunaan Sarung tangan

Buku Panduan Pendidikan Keterampilan Klinik 1 Keterampilan Sanitasi Tangan dan Penggunaan Sarung tangan Buku Panduan Pendidikan Keterampilan Klinik 1 Keterampilan Sanitasi Tangan dan Penggunaan Sarung tangan Rahmawati Minhajat Dimas Bayu Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2014 KETERAMPILAN SANITASI

Lebih terperinci

INSTRUMENTASI OPERATIVE DENTISTRY

INSTRUMENTASI OPERATIVE DENTISTRY INSTRUMENTASI OPERATIVE DENTISTRY Darwis Aswal,drg Departemen Konservasi Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara 2007/ch Secara Umum Instrumentasi Operative Dentistry Diklasifikasikan

Lebih terperinci

PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR

PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR Apa yang akan Anda lakukan jika Anda menemukan seseorang yang mengalami kecelakaan atau seseorang yang terbaring di suatu tempat tanpa bernafas spontan? Apakah Anda

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan oleh penggunaan susu botol atau cairan lainnya yang termasuk karbohidrat seperti

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan oleh penggunaan susu botol atau cairan lainnya yang termasuk karbohidrat seperti BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Early Childhood Caries (ECC) Early childhood caries merupakan suatu bentuk karies rampan pada gigi desidui yang disebabkan oleh penggunaan susu botol atau cairan lainnya yang

Lebih terperinci

BPSL BLOK BUKU PRAKTIKUM SKILL S LAB KONSERVASI GIGI SEMESTER III TAHUN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI

BPSL BLOK BUKU PRAKTIKUM SKILL S LAB KONSERVASI GIGI SEMESTER III TAHUN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI BPSL BUKU PRAKTIKUM SKILL S LAB KONSERVASI GIGI SEMESTER III TAHUN AKADEMIK 2014-2015 BLOK 2.3.5 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BUKU PRAKTIKUM SKILLS LAB

Lebih terperinci

Pencegahan Karies Dan Penyakit Jaringan Periodonsium

Pencegahan Karies Dan Penyakit Jaringan Periodonsium Pencegahan Karies Dan Penyakit Jaringan Periodonsium Pendahuluan Pencegahan adalah suatu tindakan yang didasari dan lebih ditekankan pada pemeliharaan kesehatan daripada pengobatan penyakit. Tahapan pencegahan

Lebih terperinci

Pengemasan dengan sterilisasi steam/gas. Sterilisasi dengan steam/gas. Pembungkus dapat ditembus oleh uap/gas Impermiabel bagi mikroba Tahan lama

Pengemasan dengan sterilisasi steam/gas. Sterilisasi dengan steam/gas. Pembungkus dapat ditembus oleh uap/gas Impermiabel bagi mikroba Tahan lama PERAWATAN DAN MAINTENANCE PREPARASI OPERASI Dr. Drh.Gunanti S,MS Bag Bedah dan Radiologi PERSIPAN PENGEMASAN Prinsip : bebas dari kontaminasi Peralatan dan bahan harus bersih : Alat dibersihkan manual/pembersih

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERAWATAN JENASAH

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERAWATAN JENASAH STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERAWATAN JENASAH Oleh: MEITY MASITHA ANGGRAINI KESUMA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERAWATAN

Lebih terperinci

CROSSBITE ANTERIOR DAN CROSSBITE POSTERIOR

CROSSBITE ANTERIOR DAN CROSSBITE POSTERIOR CROSSBITE ANTERIOR DAN CROSSBITE POSTERIOR 1. Crossbite anterior Crossbite anterior disebut juga gigitan silang, merupakan kelainan posisi gigi anterior rahang atas yang lebih ke lingual daripada gigi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitik.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitik. BAB III METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitik. 2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian di lakukan di laboratorium klinik

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kewaspadaan universal (Universal Precaution) adalah suatu tindakan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kewaspadaan universal (Universal Precaution) adalah suatu tindakan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kewaspadaan Umum/Universal Precaution 2.1.1. Defenisi Kewaspadaan universal (Universal Precaution) adalah suatu tindakan pengendalian infeksi yang dilakukan oleh seluruh tenaga

Lebih terperinci

Lampiran I LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBYEK PENELITIAN

Lampiran I LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBYEK PENELITIAN Lampiran I LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBYEK PENELITIAN Selamat Pagi, Saya Khaera mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan dokter gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Saya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian uji kekerasan email dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dan desain penelitian cross sectional, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dan desain penelitian cross sectional, yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan pada penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dan desain penelitian cross sectional, yaitu penelitian untuk

Lebih terperinci

BAB I DEFINISI. APD adalah Alat Pelindung Diri.

BAB I DEFINISI. APD adalah Alat Pelindung Diri. BAB I DEFINISI APD adalah Alat Pelindung Diri. Pelindung yang baik adalah yang terbuat dari bahan yang telah diolah atau bahan sintetik yang tidak tembus air atau cairan lain (darah atau cairan tubuh).

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN/ PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA PENDERITA TUNANETRA USIA TAHUN ( KUESIONER )

DEPARTEMEN KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN/ PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA PENDERITA TUNANETRA USIA TAHUN ( KUESIONER ) Lampiran 1 Nomor Kartu DEPARTEMEN KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN/ KESEHATAN GIGI MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA PENDERITA TUNANETRA

Lebih terperinci

BPSL BLOK BUKU PANDUAN SKILLS LAB PENYAKIT PERIODONTAL DAN MUKOSA MULUT NAMA : NIM : KLP SEMESTER IV TAHUN AKADEMIK

BPSL BLOK BUKU PANDUAN SKILLS LAB PENYAKIT PERIODONTAL DAN MUKOSA MULUT NAMA : NIM : KLP SEMESTER IV TAHUN AKADEMIK BPSL BUKU PANDUAN SKILLS LAB PENYAKIT PERIODONTAL DAN MUKOSA MULUT SEMESTER IV TAHUN AKADEMIK 2013-2014 BLOK 2.4.7 NAMA : NIM : KLP PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulut sejak dini. Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai kebersihan mulut

BAB I PENDAHULUAN. mulut sejak dini. Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai kebersihan mulut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kesadaran masyarakat Indonesia terhadap kesehatan gigi dan mulut masih kurang. Hal tersebut disebabkan oleh sedikitnya sosialisasi tentang kesehatan gigi

Lebih terperinci

Sikat Gigi Bersama pada Anak SD

Sikat Gigi Bersama pada Anak SD LAPORAN PENYULUHAN Sikat Gigi Bersama pada Anak SD Penyusun : Irina Aulianisa (030.09.122) M. Evan Ewaldo (030.09.138) Syavina Wardah (030.09.247) KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PUSKESMAS

Lebih terperinci

METODE DASAR TIUP TRUMPET

METODE DASAR TIUP TRUMPET METODE DASAR TIUP TRUMPET Oleh : Agus Untung Yulianta I. PENDAHULUAN Penulisan meteri metode dasar tiup trumpet pada program pendidikan seni musik di sini, bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah terjadinya infeksi silang yang bisa ditularkan terhadap pasien, dokter

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah terjadinya infeksi silang yang bisa ditularkan terhadap pasien, dokter BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap pekerjaan mempunyai risiko kerja masing-masing, termasuk bagi praktisi yang memiliki pekerjaan dalam bidang kedokteran gigi. Salah satu risiko tersebut adalah

Lebih terperinci

PERKAKAS TANGAN YUSRON SUGIARTO

PERKAKAS TANGAN YUSRON SUGIARTO PERKAKAS TANGAN YUSRON SUGIARTO RAGUM berfungsi untuk menjepit benda kerja secara kuat dan benar, artinya penjepitan oleh ragum tidak boleh merusak benda kerja Untuk menghasilkan penjepitan yang kuat maka

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGGUNAAN KOMPOR GAS (FREESTANDING COOKER) DAN KARTU GARANSI

PETUNJUK PENGGUNAAN KOMPOR GAS (FREESTANDING COOKER) DAN KARTU GARANSI NOMOR : P.45.INDO5.00401.0212 DG Series BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN KOMPOR GAS (FREESTANDING COOKER) DAN KARTU GARANSI 1 1 2 Nama-nama bagian 1 3 4 3 5 5 11 6 11 7 12 8 13 14 02/14 2.A Pemasangan / Instalasi

Lebih terperinci

IX. Faktor-Faktor Penyebab Kegagalan Gigi Tiruan Cekat

IX. Faktor-Faktor Penyebab Kegagalan Gigi Tiruan Cekat IX. Faktor-Faktor Penyebab Kegagalan Gigi Tiruan Cekat Kegagalan gigi tiruan cekat dapat terjadi karena A. Kegagalan sementasi. B. Kegagalan mekanis C. Iritasi dan resesi gingiva D. Kerusakan jaringan

Lebih terperinci

Prosedur ( salah satu atau lebih ) Pengasahan Pembuatan restorasi Pencabutan gigi

Prosedur ( salah satu atau lebih ) Pengasahan Pembuatan restorasi Pencabutan gigi Penyelarasan Oklusal dan Pensplinan Periodontal Penyelarasan Oklusal Tindakan untuk mengembalikan hubungan fungsional yang menguntungkan bagi periodonsium Prosedur ( salah satu atau lebih ) Pengasahan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.70, 2013 KEMENTERIAN KESEHATAN. Perawat Gigi. Pekerjaan. Penyelenggaraaan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) merupakan salah satu bagian dari kewaspadaan standar.

Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) merupakan salah satu bagian dari kewaspadaan standar. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) merupakan salah satu bagian dari kewaspadaan standar. Penggunaan APD perlu pengawasan karena dengan penggunaan APD yang tidak tepat akan menambah cost TUJUAN PENGGUNAAN

Lebih terperinci

Odontektomi. Evaluasi data radiografi dan klinis dari kondisi pasien

Odontektomi. Evaluasi data radiografi dan klinis dari kondisi pasien Odontektomi Odontektomi menurut Archer adalah pengambilan gigi dengan prosedur bedah dengan pengangkatan mukoperiosterial flap dan membuang tulang yang ada diatas gigi dan juga tulang disekitar akar bukal

Lebih terperinci

Cara menghitung unit cost bahan

Cara menghitung unit cost bahan Perhitungan Tarif Dokter Gigi Sebagai Dasar Gambaran Perhitungan Tarif Paket Pelayanan Gigi Dasar Menuju Pelayanan Praupaya di Asri Medical Center Yogyakarta ( PPK1 Dana Sehat Muhammadiyah ) Iwan Dewanto

Lebih terperinci

Dental Health Education

Dental Health Education Dental Health Education 1. Definisi DHE (Dental Health Education) Dental Health Education atau Pendidikan Kesehatan Gigi adalah suatu proses belajar yang ditujukan kepada individu dan kelompok masyarakat

Lebih terperinci

PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK. ppkc

PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK. ppkc PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK ppkc Terapi Sentuh (Touch Therapy) Metode sentuh untuk sehat adalah pendekatan atau terobosan baru dalam pemeliharaan kesehatan. Metode inipun bisa digabungkan dengan

Lebih terperinci

STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE (SOP) MIKROSKOP

STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE (SOP) MIKROSKOP MIKROSKOP Ambil mikroskop dengan hati-hati dengan cara memegang lengan mikroskop, lalu letakkan diatas meja datar. Hindari sentuhan-sentuhan terhadap lensa, apabila bagian lensa mikroskop terlihat kotor

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 10 AUSKULTASI PARU, SUCTION OROFARINGEAL, PEMBERIAN NEBULIZER DAN PERAWATAN WSD

PRAKTIKUM 10 AUSKULTASI PARU, SUCTION OROFARINGEAL, PEMBERIAN NEBULIZER DAN PERAWATAN WSD PRAKTIKUM 10 AUSKULTASI PARU, SUCTION OROFARINGEAL, PEMBERIAN NEBULIZER DAN PERAWATAN WSD Sebelum melakukan percobaan, praktikan menonton video tentang suction orofaringeal dan perawatan WSD. Station 1:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saluran pernafasan merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saluran pernafasan merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Saluran Pernafasan Saluran pernafasan merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen yang saling berhubungan. Pada bagian anterior saluran pernafasan terdapat

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan studi observasional analitik potong lintang (crosssectional).

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan studi observasional analitik potong lintang (crosssectional). BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan studi observasional analitik potong lintang (crosssectional). 4.2 Alur Penelitian Mendapatkan ethical clearance dari Komisi Etik FKG

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pencabutan Gigi Pencabutan gigi merupakan suatu proses pengeluaran gigi dari alveolus, dimana pada gigi tersebut sudah tidak dapat dilakukan perawatan lagi. Pencabutan

Lebih terperinci

RESTORASI GIGI ANAK I. PENDAHULUAN. Gigi karies harus direstorasi untuk mencegah terkenanya pulpa dan

RESTORASI GIGI ANAK I. PENDAHULUAN. Gigi karies harus direstorasi untuk mencegah terkenanya pulpa dan RESTORASI GIGI ANAK I. PENDAHULUAN Gigi karies harus direstorasi untuk mencegah terkenanya pulpa dan menghindari pencabutan. Pencabutan yang terlalu dini dapat menyebabkan maloklusi. Gigi sulung yang karies

Lebih terperinci

PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN KLINIK DAN KONSELING IMPLAN-2

PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN KLINIK DAN KONSELING IMPLAN-2 PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN KLINIK DAN KONSELING IMPLAN-2 MENGGUNAKAN PENUNTUN BELAJAR Penuntun belajar keterampilan klinik dan konseling Implan-2 ini dirancang untuk membantu peserta mempelajari langkah-langkah

Lebih terperinci

PEMILIHAN DAN PENYUSUNAN ANASIR GIGITIRUAN PADA GIGITIRUAN SEBAGIAN LEPASAN (GTSL)

PEMILIHAN DAN PENYUSUNAN ANASIR GIGITIRUAN PADA GIGITIRUAN SEBAGIAN LEPASAN (GTSL) 1 PEMILIHAN DAN PENYUSUNAN ANASIR GIGITIRUAN PADA GIGITIRUAN SEBAGIAN LEPASAN (GTSL) PENDAHULUAN Anasir gigitiruan merupakan bagian dari GTSL yang berfungsi mengantikan gigi asli yang hilang. Pemilihan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berisiko tinggi terhadap penularan penyakit, mengingat ruang lingkup kerjanya

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berisiko tinggi terhadap penularan penyakit, mengingat ruang lingkup kerjanya xvii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Petugas di bidang pelayanan kesehatan umum maupun gigi, baik dokter gigi, perawat gigi maupun pembantu rawat gigi, telah lama disadari merupakan kelompok yang

Lebih terperinci