POTENSI PADANG PENGGEMBALAAN ALAM PADA DUA KABUPATEN DI PROVINSI PAPUA BARAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "POTENSI PADANG PENGGEMBALAAN ALAM PADA DUA KABUPATEN DI PROVINSI PAPUA BARAT"

Transkripsi

1 POTENSI PADANG PENGGEMBALAAN ALAM PADA DUA KABUPATEN DI PROVINSI PAPUA BARAT (Potency of Natural Pasture in Two Regency in West Papua Province) DIANA SAWEN dan M. JUNAIDI Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPPK) Universitas Negeri Papua (Unipa) Manokwari, Jl. Gunung Salju Amban Manokwari Papua Barat (98314) ABSTRACT The natural pasture has a very important role as forage source for was done ruminants, mainly for study farmers in the villages such as in Sorong and Fakfak regency West Papua Province. This research to study the potential of natural pasture by observing the forage composition and carrying capacity. The method used was a survey to collect all types of existing grass. The result showed that the forage composition of Sorong regency was 28 species there were 11 grasses, 3 species legumes and 14 species of weeds, while that of Fakfak was 9 species there were 5 species of grasses, 1 legume and 3 species of weeds. The proportion of all plant based on the found frequency there were 53% grasses, 13% legumes and 34% weeds (Sorong) and in Fakfak there were 56% grasses, 30% legumes and 14% weeds. Prediction of carrying capacity for grassland area was 6.64 AU/ha/year for Sorong and 4.94 AU/ha/year for Fakfak. Key Words: potential, natural grassland, Sorong and Fakfak ABSTRAK Padang penggembalaan alam merupakan sumber hijauan pakan bagi ternak ruminansia terutama oleh peternakan rakyat di daerah pedesaan, sebagaimana yang dilakukan oleh peternak di Kabupaten Sorong dan Fakfak Provinsi Papua Barat. Studi ini bertujuan untuk mengetahui potensi padang penggembalaan alami yang meliputi analisis komposisi botani dan proyeksi kapasitas tampung pada dua lokasi ini. Penelitian dilakukan selama bulan Oktober 2003 Januari Metode yang digunakan adalah metode survei dengan teknik studi kasus. Hasil studi memperlihatkan bahwa spesies tumbuhan yang ditemukan pada padang penggembalaan alam Kabupaten Sorong sebanyak 28 spesies yang terdiri atas 11 spesies rumput, 3 spesies legum dan 14 spesies hijauan lain atau non pakan, sedangkan Kabupaten Fakfak dengan 9 spesies hijauan yang terdiri dari 5 spesies rumput, 1 spesies legum dan 3 spesies hijauan non pakan. Selanjutnya proporsi spesies tumbuhan berdasarkan frekuensi ditemukannya terdiri dari 53% rumput, 13% legum dan hijauan lain 34% untuk lokasi Sorong sedangkan di Fakfak terdiri dari 56% rumput 30% legum dan hijauan lain 14%. Kapasitas tampung padang penggembalaan alami di Kabupaten Sorong sebesar 6,64 UT/ha/tahun dan di Kabupaten Fakfak sebesar 4,94 UT/ha/tahun. Kata Kunci : potensi padang penggembalaan alam, Sorong dan Fakfak PENDAHULUAN Peningkatan produksi peternakan merupakan sasaran utama dalam pengembangan sub sektor peternakan di Provinsi Papua dan Papua Barat untuk dapat mencukupi kebutuhan masyarakat Papua akan kebutuhan protein hewani, yang dari waktu ke waktu terus mengalami peningkatan. Ternak yang mendapat perhatian serius dalam pengembangannya adalah ternak ruminansia. Peningkatan produksi ternak ini bukan hanya ditempuh dengan upaya peningkatan populasi ternak saja, namun perlu diimbangi pula oleh penyediaan pakan yang cukup dalam jumlah maupun kualitas dan ketersediaannya secara kontinyu. 835

2 Sebagaimana di daerah lain, jenis ternak ruminansia yang banyak diusahakan di Papua Barat adalah sapi dan kambing. Kabupaten Sorong dan Fakfak merupakan dua kabupaten yang termasuk dalam wilayah Provinsi Papua Barat yang memiliki sumber daya yang potensial untuk pengembangan ternak ruminansia karena didukung oleh luasnya areal padang penggembalaan alam (secara kuantitatif luasnya belum diketahui). di Papua luasan padangan ini mencapai hektar, di luar lahan-lahan pertanian yang diistirahatkan dan pekarangan yang dapat dimanfaatkan sebagai padang penggembalaan (BPS 1997). Menurut SUBAGYO dan KUSMARTONO (1988), padang penggembalaan merupakan suatu daerah padangan dimana tumbuh tanaman makanan ternak yang tersedia bagi ternak yang merenggutnya menurut kebutuhannya dalam waktu singkat. Produktivitas hijauan pakan pada suatu padang penggembalaan dipengaruhi oleh faktor ketersediaan lahan yang memadai, dimana lahan tersebut harus mampu menyediakan hijauan pakan yang cukup bagi kebutuhan ternak. Selain itu faktor kesuburan tanah, ketersediaan air, iklim dan topografi juga turut berpengaruh (SUSETYO, 1980). Komposisi hijauan suatu padang penggembalaan turut menentukan kualitas hijauan pakan. Analisis komposisi botani merupakan suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan adanya spesies-spesies tumbuhan tertentu serta proporsinya di dalam suatu ekosistem padangan. Komposisi suatu padangan tidak konstan, hal ini disebabkan karena adanya perubahan susunan akibat adanya pengaruh iklim, kondisi tanah dan juga pemanfaatannya oleh ternak (SUSETYO, 1980). Padang penggembalaan yang memiliki spesies hijauan yang bervariasi antara rumput dan leguminosa terutama spesies tanaman yang berkualitas baik akan meningkatkan kualitas hijauan pakannya (ANONYMOUS, 1978). Pemanfaatan padang penggembalaan alami sebagai sumber pakan hijauan sudah lama dilakukan oleh peternakan kecil (peternakan rakyat) di pedesaan. Untuk memperoleh pakan hijauan bagi ternak yang dipeliharanya, peternak umumnya menggembalakan ternaknya pada padang penggembalaan alami yang berada di sekitar tempat tinggalnya. Pada kenyataannya, pemeliharaan ternak ruminansia dengan sistem pemeliharaan tersebut cenderung memperlihatkan bahwa produksi yang dihasilkan relatif rendah. Ada dua faktor dominan penyebab rendahnya produksi ternak dengan sistem pemeliharaan tersebut di atas, yaitu: (1) rendahnya kualitas padang penggembalaan alami dan (2) jumlah ternak yang dipelihara pada padang penggembalaan alami tersebut tidak sesuai dengan kapasitas tampung (SUSETYO 1980; SUBAGYO dan KUSMARTONO 1988). Tinggi rendahnya kualitas suatu padang penggembalaan berkaitan erat dengan komposisi botanis (tumbuhan) yang terdapat pada padang penggembalaan tersebut. Sedangkan padatnya ternak yang dipelihara menyebabkan ketersediaan pakan hijauan yang terdapat pada padang penggembalaan alami tersebut tidak mencukupi kebutuhan seluruh ternak yang digembalakan. Dengan demikian, langkah yang dapat ditempuh dalam meningkatkan produksi ternak ruminansia yang dipelihara peternak kecil di pedesaan adalah dengan memperbaiki komposisi botanis sehingga kualitas padang penggembalaan alami menjadi meningkat serta pengaturan penggembalaan ternak pada padang penggembalaan alami sesuai dengan kapasitas tampungnya. Upaya memperbaiki komposisi botanis dan peningkatan kapasitas tampung padang penggembalaan alami dapat dilakukan melalui pendekatan berdasarkan informasi komposisi botanis dan kapasitas tampung di lapangan. Sampai saat ini studi komposisi botanis dan kapasitas tampung padang penggembalaan alami sudah dilakukan di beberapa kabupaten seperti Manokwari, Nabire, Biak-Numfor dan Jayapura (Provinsi Papua). Sedangkan studi yang sama di kabupaten lainnya di Papua Barat belum pernah, oleh karenanya studi ini perlu dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi botanis dan kapasitas tampung padang penggembalaan alami pada dua kabupaten di Provinsi Papua Barat. MATERI DAN METODE Penelitian dilakukan pada areal padang penggembalaan alam di Kabupaten Sorong dan Fakfak Provinsi Papua Barat. Pelaksanaan penelitian dilakukan selama kurang lebih 3 836

3 bulan dimulai dari bulan Oktober 2003 sampai Januari Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survei. Pengambilan cuplikan dilakukan dengan menggunakan kuadran ukuran 1 m 2. Untuk mengetahui masing-masing jenis tumbuhan dilakukan identikasi dengan panduan buku determinasi (VAN STEENIS, 1992). Sedangkan identifikasi untuk tumbuhan yang tidak diketahui, dilakukan di herbarium Manokwariense Pusat Studi Keanekaragaman Hayati (PSKH) UNIPA Manokwari. Data yang diperoleh ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN Komposisi botanis Berdasarkan observasi terhadap cuplikan yang diambil, komposisi spesies tumbuhan yang terdapat pada padang penggembalaan alam di Kabupaten Sorong dan Fakfak disajikan pada Tabel 1. Berdasarkan persentase keberadaan jenis hijauan pada setiap lokasi, terlihat bahwa Kabupatan Sorong memiliki 28 spesies tumbuhan yang terdiri dari 11 spesies rumput, 3 spesies legum dan 14 spesies hijauan lain/non pakan. Padang penggembalaan alami Kabupaten Fakfak memiliki 9 spesies tumbuhan yang terdiri dari 5 spesies rumput, 1 spesies legum dan 3 spesies hijauan lain/non pakan. Spesies tumbuhan maka padang penggembalaan alami di Kabupaten Sorong memiliki keragaman yang tinggi dibandingkan dengan padang penggembalaan di Kabupaten Fakfak. Hal ini dapat dilihat dari rasio ditemukannya juga yaitu 11 : 5 untuk rumput dan legume 3 : 1. Selain itu nampak pula bahwa hijauan lain/non pakan juga memiliki proporsi yang besar dengan rasio 14 : 3 spesies. Hasil deskripsi Tabel 1. komposisi spesies tumbuhan pada padang penggembalaan alam di kabupaten Sorong dan Fakfak Lokasi Komposisi spesies tumbuhan Rumput Legume Hijauan lain Kabupaten Sorong Axonopus compressus Calopogonium muconoides Rolandra frucitosa Melinis minutiflora Centrosema pubescens Rostellularia rundana Cyperus rotundus Drymaria cordata Phylanthus niruri Cyperus killingia Mimosa pudica Paspalum conjugatum Murdunnia nudiflora Digitaria nuda Synedrella nodiflora Paspalum commersonii Stachytarpheta cayanensis Panicum maximum Hyptis rhomboidea Eragrostis tenuifolia Polygonum barbatum Fimbristylis dichotoma Commeline difusa Pennisetum polystachyon Eichornia orassipes Sida rhombifolia Aeschynomene indica Ludwigia hyssopifolia Kabupaten Fakfak Imperata cylindrica Calopogonium mucunoides Hymenophylum sp Paspalum conjugatum Muntingia calabura Pennisetum purpureum Ageratum conyzoides Axonophus compressus Cyperus bifax 837

4 komposisi botanis padang penggembalaan secara keseluruhan disajikan pada Gambar 1. Berdasarkan Gambar 1, nampak bahwa spesies rumput lebih mendominasi (> 50%) di Fakfak, diikuti oleh legum dan spesies hijauan lain. Untuk lokasi Sorong hijauan lain yang dominan. Untuk lokasi Fakfak dapat dikatakan bahwa spesies hijauannya masih didominasi oleh hijauan pakan sedangkan untuk Sorong tidak demikian karena proporsi hijauan non pakannya relatif cukup besar. Besarnya proporsi hijauan non pakan mengindikasikan bahwa areal lokasi padang penggembalaan ini secara umum perlu ditangani atau diperbaiki kembali, karena tumbuhan yang ada tumbuh bersama-sama dengan hijauan pakan ini mampu berkompetisi untuk mendapatkan space atau ruangan maupun unsur hara dalam tanah. Apalagi proporsi legum yang ada juga hanya sebesar 11%. Mengacu pada standar yang direkomendasikan oleh CROWDER dan CHHEDA (1982), bahwa kualitas padang penggembalaan tergolong baik apabila proporsi antara rumput dan legum sebesar 3 : 2, maka dapat dikatakan bahwa kualitas padang penggembalaan alami di dua lokasi ini masih tergolong rendah. Perbedaan ini diduga karena faktor eksternal (lingkungan) yang merupakan faktor penting yang paling menentukan pertumbuhan dan produksi hijauan pakan selain faktor genetik (internal). Hal ini diperkuat oleh WHITEMAN et al. (1974), REKSOHADIPRODJO (1994), SOETANTO dan SUBAGYO (1988) yang menyatakan bahwa faktor iklim yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi hijauan atau tanaman makanan ternak adalah radiasi, panjang hari, suhu, kelembaban dan curah hujan. Selain itu, tingginya komposisi jenis rumput di kedua lokasi diduga karena pertumbuhan rumput lebih cepat daripada leguminosa. Hal ini karena jenis rumput umumnya tumbuh membentuk rumpun, memiliki sistem perakaran yang kuat sehingga tahan injakan dan renggutan ternak, regrowthnya cepat, rhizomanya merayap dan membentuk tanaman baru yang cepat menyebar jika mengalami pemotongan baik oleh ternak maupun defoliasi (CROWDER dan CHHEDA 1982). Hal ini didukung pula oleh MCILLROY (1977), padang penggembalaan alam yang ditumbuhi oleh rumput dan legum secara bersama-sama, umumnya pertumbuhan leguminosa akan cepat tertekan atau terhambat karena dipengaruhi oleh naungan rumput yang lebih tinggi. Berdasarkan analisis bahan kering diperoleh bahwa rata-rata komposisi bahan kering jenis rumput dan legum untuk Kabupaten Sorong masing-masing sebesar 24,06% dan 28,43%. Sedangkan untuk Kabupaten Fakfak yaitu 23,3% untuk rumput dan 26,2% untuk legum. Menurut SUSETYO (1980), kandungan bahan kering yang baik untuk hijauan adalah 15 30%. Dengan demikian nilai kandungan bahan kering untuk kedua lokasi ini dapat dikatakan baik. Nilai kandungan bahan kering yang sedikit lebih tinggi, diduga karena rendahnya frekuensi pemotongan baik oleh ternak maupun manusia di kedua areal atau lokasi padang penggembalaan. Hal ini didukung oleh pendapat HUMPHREY (1991) bahwa pastura yang sering dipotong dapat menyebabkan produksi bahan keringnya menjadi lebih Gambar 1. Proporsi spesies tumbuhan (%) pada padang penggembalaan di Kabupaten Sorong dan Fakfak 838

5 rendah dan sebaliknya pada pemotongan yang jarang atau interval pemotongan yang panjang, masalah tersebut tidak mungkin terjadi. Proyeksi kapasitas tampung Kapasitas tampung merupakan cerminan dari produktivitas dari suatu padang penggembalaan. Gambaran kapasitas tampung padang penggembalaan alami di Kabupaten Sorong dan Fakfak disajikan pada Tabel 2. Kapasitas tampung padang penggembalaan alami di Kabupaten Sorong relatif lebih besar dibandingkan dengan Kabupaten Fakfak, namun keduanya tergolong cukup baik. Hal ini didasarkan atas pendapat MCILLROY (1977), bahwa kapasitas tampung daerah tropik umumnya sebesar 2 7 UT/ha/tahun. Tingginya kapasitas tampung padang penggembalaan alami di Kabupaten Sorong berdampak terhadap performans dari sapi yang digembalakan pada padang penggembalaan tersebut yang terlihat cukup baik. Baik buruknya performans sapi yang digembalakan pada padang penggembalaan berkaitan erat dengan jumlah dan kualitas hijauan pakan yang tersedia. Kapasitas tampung berhubungan erat dengan produktivitas hijauan pakan pada suatu areal penggembalaan ternak. Makin tinggi produktivitas hijauannya pada suatu areal padang penggembalaan, makin tinggi pula kapasitas tampung yang ditunjukkan dengan banyaknya ternak yang dapat digembalakan. Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa, rendahnya ketersediaan hijauan pakan berkaitan erat dengan jumlah ternak yang digembalakan. Kondisi demikian selaras dengan pendapat HOLECHEK et al. (1989), bahwa kelebihan jumlah ternak yang digembala (over stocking) sering ditemui pada padang penggembalaan alami sehingga menurunkan produksi hijauan secara bertahap yang selanjutnya akan berdampak terhadap rendahnya kapasitas tampung. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kapasitas tampung padang penggembalaan di Kabupaten Sorong yaitu melalui pembasmian jenis hijauan non pakan dan mengganti dengan jenis hijauan pakan yang unggul dengan proporsi yang ideal. Selain itu, dengan mengendalikan jumlah ternak yang digembalakan (rotasi penggembalaan) untuk mempertahankan produktivitas hijauan pakan pada padang penggembalaan. KESIMPULAN Komposisi botanis pada padang penggembalaan alam Kabupaten Sorong adalah 28 spesies tumbuhan yang terdiri atas 11 spesies rumput, tiga spesies legum dan 14 spesies hijauan non pakan, sedangkan Kabupaten Fakfak dengan sembilan spesies tumbuhan yang terdiri dari lima spesies rumput, satu spesies legum dan tiga spesies hijauan non pakan. Proporsi spesies tumbuhan berdasarkan frekuensi ditemukannya pada padang penggembalaan alam di Kabupaten Sorong terdiri dari 53% rumput, 13% legum dan hijauan lain 34% sedangkan di Kabupaten Fakfak terdiri dari 56% rumput 30% legum dan hijauan lain 14%. Proyeksi kapasitas tampung padang penggembalaan alam di Kabupaten Sorong sebesar 6,64 UT/ha/tahun dan Kabupaten Fakfak sebesar 4,94 UT/ha/tahun. DAFTAR PUSTAKA ANONIMUS Penuntun Pembuatan Padang Penggembalaan. Direktorat Jenderal Peternakan. Jakarta. Tabel 2. Prediksi kapasitas tampung padang penggembalaan alam di Sorong dan Fakfak Lokasi Produksi hijauan (g/m2) Kapasitas tampung (UT/ha/thn) Prediksi KT/ luasan padang (UT/thn) Sorong 914,02 6,64 60,80 Fakfak 681,25 4,94 19,76 KT: Kapasitas tampung; UT: Unit ternak 839

6 BPS Statistik Peternakan Provinsi Papua. Provinsi Papua dalam Angka Tahun Badan Pusat Statistik Jayapura. CROWDER, L.V. and H.R. CHHEDA Tropical Grassland Husbandry. Longman, London and New York. HOLECHEK, L.J., R.D. PIEPER dan C.H. HERBEL Range Management. Prentice Hall. Englewood Cliffs, Ner Jersey. HUMPHREY, L.R Tropical Pasture Utilization. Cambridge University Press, Melbourne, Sidney. MCILLROY, R.J., Pengantar Budidaya Padang Rumput Tropika. Terjemahan: S. SUSETYO. Pradnya Paramitha, Jakarta. REKSOHADIPRODJO, S Produksi Hijauan Makanan Ternak. Badan Penerbitan Fakultas Ekonomi (BPFE) Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. SOETANTO dan I. SUBAGYO Landasan Agrostologi. Nuffic. Universitas Brawijaya, Malang. SUBAGYO, I. dan KUSMARTONO Ilmu Kultur Padangan. Nuffic. Universitas Brawijaya. Malang. SUSETYO, S Padang Penggembalaan. Departemen Ilmu Makanan Ternak Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor. VAN STEENIS C.G.G.J Flora. Penerjemah: MOESO SURJOWINOTO et al. Pradnya Paramitha, Jakarta. WHITEMAN P.C Tropical Pasture Science. Brisbane, Queensland, Australia. 840

KERAGAMAN BOTANIS DAN KAPASITAS TAMPUNG PADANG PENGGEMBALAAN ALAMI DI KABUPATEN YAPEN

KERAGAMAN BOTANIS DAN KAPASITAS TAMPUNG PADANG PENGGEMBALAAN ALAMI DI KABUPATEN YAPEN Jurnal Ilmu Peternakan, Desember 2010, hal. 92 97 Vol. 5 No. 2 ISSN 1907 2821 KERAGAMAN BOTANIS DAN KAPASITAS TAMPUNG PADANG PENGGEMBALAAN ALAMI DI KABUPATEN YAPEN BOTANICAL VARIERTY AND CARRYING CAPACITY

Lebih terperinci

POTENSI LIMBAH KULIT BUAH PISANG (Musa paradisiaca L.) DARI PEDAGANG GORENGAN DI KOTA MANOKWARI

POTENSI LIMBAH KULIT BUAH PISANG (Musa paradisiaca L.) DARI PEDAGANG GORENGAN DI KOTA MANOKWARI POTENSI LIMBAH KULIT BUAH PISANG (Musa paradisiaca L.) DARI PEDAGANG GORENGAN DI KOTA MANOKWARI The Waste Potency of Banana Skin (Musa paradisiaca L.) from Junkfood Salesman in Manokwari City DIANA SAWEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai

BAB I PENDAHULUAN. Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai dari sumber daya alam yang diperbaharui dan yang tidak dapat diperbaharui. Dengan potensi tanah

Lebih terperinci

Produktivitas Hijauan Makanan Ternak Pada Lahan Perkebunan Kelapa Sawit berbagai Kelompok Umur di PTPN 6 Kabupaten Batanghari Propinsi Jambi

Produktivitas Hijauan Makanan Ternak Pada Lahan Perkebunan Kelapa Sawit berbagai Kelompok Umur di PTPN 6 Kabupaten Batanghari Propinsi Jambi Produktivitas Hijauan Makanan Ternak Pada Lahan Perkebunan Kelapa Sawit berbagai Kelompok Umur di PTPN 6 Kabupaten Batanghari Propinsi Jambi Farizaldi 1 1 Fakultas Peternakan Universitas Jambi Jl. Jambi-Muara

Lebih terperinci

ABSTRACT. Key words: pasture production, carrying capacity.

ABSTRACT. Key words: pasture production, carrying capacity. Potensi Pakan Hijauan di Bawah Naungan Pohon Karet Praproduksi dan Produksi di Perkebunan Masyarakat Desa Rukti Sedyo Kecamatan Raman Utara Lampung Timur The Potency of Pasture Under the Shade of Preproduction

Lebih terperinci

Ketersediaan pakan khususnya pakan hijauan masih merupakan kendala. yang dihadapi oleh para peternak khususnya pada musim kemarau.

Ketersediaan pakan khususnya pakan hijauan masih merupakan kendala. yang dihadapi oleh para peternak khususnya pada musim kemarau. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketersediaan pakan khususnya pakan hijauan masih merupakan kendala yang dihadapi oleh para peternak khususnya pada musim kemarau. Pemanfaatan lahan-lahan yang kurang

Lebih terperinci

HIJAUAN MAKANAN TERNAK (HMT) PET60 (2( 2 SKS) IR. NIKEN ASTUTI, MP.

HIJAUAN MAKANAN TERNAK (HMT) PET60 (2( 2 SKS) IR. NIKEN ASTUTI, MP. HIJAUAN MAKANAN TERNAK (HMT) PET60 (2( 2 SKS) IR. NIKEN ASTUTI, MP. CIRI-CIRI PADANG RUMPUT YANG BAIK : 1. MAMPU MENYEDIAKAN PAKAN YANG BERKUALITAS DALAM WAKTU YANG LAMA (SEPANJANG TAHUN) 2. TIDAK BERBAHAYA

Lebih terperinci

ISSN : X Buletin Makanan Ternak, 2014, 101 (1) : 25-33

ISSN : X Buletin Makanan Ternak, 2014, 101 (1) : 25-33 STUDI PRODUKSI DAN KUALITAS HIJAUAN DI LAHAN PADANG RUMPUT UPT PETERNAKAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG (Study on forage production and quality in Pasture of UPT Peternakan Andalas University, Padang) Infitria*

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Data dari Direktorat Jenderal Peternakan, Kementerian Pertanian yang diterbitkan melalui pemberitaan media cetak Kompas hari Jumat tanggal 13 Agustus 2010, menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. disebut pastoral. Ekosistem ini terdiri atas peternak (pastoralist) dan hewan

TINJAUAN PUSTAKA. disebut pastoral. Ekosistem ini terdiri atas peternak (pastoralist) dan hewan TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Padang Penggembalaan Dalam bahasa inggris, hal-hal yang berkaitan dengan penggembalaan disebut pastoral. Ekosistem ini terdiri atas peternak (pastoralist) dan hewan ternak.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan merupakan kunci keberhasilan

I. PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan merupakan kunci keberhasilan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peranan pakan dalam usaha bidang peternakan sangat penting karena merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan merupakan kunci keberhasilan produksi ternak. Jenis pakan

Lebih terperinci

POTENSI BERBAGAI JENIS VEGETASI SEBAGAI HIJAUAN PAKAN TERNAK DI PADANG PENGGEMBALAAN KAMPUNG SOTA, KABUPATEN MERAUKE ABSTRACT

POTENSI BERBAGAI JENIS VEGETASI SEBAGAI HIJAUAN PAKAN TERNAK DI PADANG PENGGEMBALAAN KAMPUNG SOTA, KABUPATEN MERAUKE ABSTRACT Agricola, Vol 7 (1), Maret 2017, 15-24 p-issn: 2088-1673., e-issn 2354-7731 POTENSI BERBAGAI JENIS VEGETASI SEBAGAI HIJAUAN PAKAN TERNAK DI PADANG PENGGEMBALAAN KAMPUNG SOTA, KABUPATEN MERAUKE 1) Irine

Lebih terperinci

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pegaruh Perlakuan terhadap Produksi Hijauan (Bahan Segar)

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pegaruh Perlakuan terhadap Produksi Hijauan (Bahan Segar) IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pegaruh Perlakuan terhadap Produksi Hijauan (Bahan Segar) Produksi hijauan segar merupakan banyaknya hasil hijauan yang diperoleh setelah pemanenan terdiri dari rumput

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS PASTURA CAMPURAN DENGAN PERLAKUAN TINGKAT NAUNGAN DAN INTERVAL PEMOTONGAN TESIS YUNIAR

PRODUKTIVITAS PASTURA CAMPURAN DENGAN PERLAKUAN TINGKAT NAUNGAN DAN INTERVAL PEMOTONGAN TESIS YUNIAR PRODUKTIVITAS PASTURA CAMPURAN DENGAN PERLAKUAN TINGKAT NAUNGAN DAN INTERVAL PEMOTONGAN TESIS YUNIAR 107040003 PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM STUDI ILMU PETERNAKAN UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

SKRIPSI POTENSI HIJAUAN PAKAN UNTUK PENGGEMBALAAN SAPI POTONG PADA LAHAN PERKEBUNAN KELAPA DI KECAMATAN DAKO PEMEAN. Oleh : H E N R I K NPM :

SKRIPSI POTENSI HIJAUAN PAKAN UNTUK PENGGEMBALAAN SAPI POTONG PADA LAHAN PERKEBUNAN KELAPA DI KECAMATAN DAKO PEMEAN. Oleh : H E N R I K NPM : 1 SKRIPSI POTENSI HIJAUAN PAKAN UNTUK PENGGEMBALAAN SAPI POTONG PADA LAHAN PERKEBUNAN KELAPA DI KECAMATAN DAKO PEMEAN Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pada Jurusan

Lebih terperinci

Pengaruh Pemupukan dan Introduksi Legum terhadap Kualitas Padang Rumput Alam Di Kebar Kabupaten Manokwari

Pengaruh Pemupukan dan Introduksi Legum terhadap Kualitas Padang Rumput Alam Di Kebar Kabupaten Manokwari Jurnal Ilmu Peternakan, Juni 2010, hal. 13 19 Vol. 5 No. 1 ISSN 1907 2821 Pengaruh Pemupukan dan Introduksi Legum terhadap Kualitas Padang Rumput Alam Di Kebar Kabupaten Manokwari (The Effects of Fertilization

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN KEMBALI RUMPUT GAJAH DENGAN INTERVAL DEFOLIASI DAN DOSIS PUPUK UREA YANG BERBEDA

PERTUMBUHAN KEMBALI RUMPUT GAJAH DENGAN INTERVAL DEFOLIASI DAN DOSIS PUPUK UREA YANG BERBEDA PERTUMBUHAN KEMBALI RUMPUT GAJAH DENGAN INTERVAL DEFOLIASI DAN DOSIS PUPUK UREA YANG BERBEDA (Regrowth of Pennisetum purpureum with Different Defoliation Intervals and Dosage of Urea Fertilizer) R. T.

Lebih terperinci

POTENSI HIJAUAN PAKAN DAN KAPASITAS TAMPUNG TERNAK SAPI DI BAWAH POHON KELAPA DI KECAMATAN TABUKAN UTARA KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE

POTENSI HIJAUAN PAKAN DAN KAPASITAS TAMPUNG TERNAK SAPI DI BAWAH POHON KELAPA DI KECAMATAN TABUKAN UTARA KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE POTENSI HIJAUAN PAKAN DAN KAPASITAS TAMPUNG TERNAK SAPI DI BAWAH POHON KELAPA DI KECAMATAN TABUKAN UTARA KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Novyta C. Thomas 1, Charles H.L. Kaunang 2, M. Najoan 3 1 Program Studi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di Pulau Samosir Kabupaten Samosir. Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan di mulai dari Bulan Juli 2016 sampai

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta Desa Air Sulau. Sumber :

Lampiran 1. Peta Desa Air Sulau. Sumber : LAMPIRAN 36 Lampiran 1. Peta Desa Air Sulau Sumber : http://www.polapsda.net/?act=detail_ws&wid=93 Lampiran 2. Curah Hujan dan Hari Hujan Rata-Rata di Desa Air Sulau Selama 5 Tahun Terakhir (2006-2010)

Lebih terperinci

Minggu ke : 1 dan 2 Topik : Pendahuluan. Metode Pembelajaran dan bentuk kegiatan:

Minggu ke : 1 dan 2 Topik : Pendahuluan. Metode Pembelajaran dan bentuk kegiatan: Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan Rencana perkuliahan selama satu semester diberikan dalam 14 minggu tatap muka, dan dua minggu akan digunakan untuk ujian tengah semester dan ujian akhir semester.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengaruh Radiasi Matahari dan Naungan terhadap Tanaman lain yang Tumbuh di Bawahnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengaruh Radiasi Matahari dan Naungan terhadap Tanaman lain yang Tumbuh di Bawahnya. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengaruh Radiasi Matahari dan Naungan terhadap Tanaman lain yang Tumbuh di Bawahnya. Radiasi matahari merupakan faktor utama diantara faktor iklim yang lain, tidak hanya sebagai

Lebih terperinci

pastura Vol. 3 No. 2 : ISSN : X

pastura Vol. 3 No. 2 : ISSN : X pastura Vol. 3 No. 2 : 94-98 ISSN : 2088-818X POTENSI HIJAUAN DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT SEBAGAI PAKAN SAPI POTONG DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Taufan P. Daru, Arliana Yulianti, dan Eko Widodo Jurusan

Lebih terperinci

INTRODUKSI BEBERAPA JENIS RUMPUT DAN LEGUMINOSA UNGGUL SEBAGAI PENYEDIA HIJAUAN PAKAN PADA LAHAN KERING DATARAN RENDAH DI KABUPATEN PINRANG

INTRODUKSI BEBERAPA JENIS RUMPUT DAN LEGUMINOSA UNGGUL SEBAGAI PENYEDIA HIJAUAN PAKAN PADA LAHAN KERING DATARAN RENDAH DI KABUPATEN PINRANG INTRODUKSI BEBERAPA JENIS RUMPUT DAN LEGUMINOSA UNGGUL SEBAGAI PENYEDIA HIJAUAN PAKAN PADA LAHAN KERING DATARAN RENDAH DI KABUPATEN PINRANG (Introduction of Superior Grass and Legumes for Forages in Low-dry

Lebih terperinci

A. Pengolahan tanah METODE PENANAMAN RUMPUT BEDE Pada prinsipnya pengolahan tanah sama seperti persiapan untuk penanaman rumput unggul lainnya. Tanah

A. Pengolahan tanah METODE PENANAMAN RUMPUT BEDE Pada prinsipnya pengolahan tanah sama seperti persiapan untuk penanaman rumput unggul lainnya. Tanah Lokakarya Fungsiona/ Non Peneiti 1997 TEKNIK BUDIDAYA RUMPUT BRACHIARIA DECUMBENS (RUMPUT BEDE) Oyo, T. Hidayat, Ida Heliati dan Mat Solihat Balai Penelitian Ternak Ciawi, P.O. Box 221, Bogor 16002 PENDAHULUAN

Lebih terperinci

HIJAUAN GLIRICIDIA SEBAGAI PAKAN TERNAK RUMINANSIA

HIJAUAN GLIRICIDIA SEBAGAI PAKAN TERNAK RUMINANSIA HIJAUAN GLIRICIDIA SEBAGAI PAKAN TERNAK RUMINANSIA I Wayan Mathius Balai Penelitian Ternak, Bogor PENDAHULUAN Penyediaan pakan yang berkesinambungan dalam artian jumlah yang cukup clan kualitas yang baik

Lebih terperinci

No Spesies F FR % K KR % INP %

No Spesies F FR % K KR % INP % Lampiran 1. Nilai Frekuensi, Frekuensi Relatif, Kerapatan, Kerapatan Relatif, dan Indeks Nilai Penting Tumbuhan Bawah Umur 1 Tahun. 1 Eleusine indica (L.) Gearth. 0,8 7,41 100,5 24,81 32,22 2 Digitaria

Lebih terperinci

PRODUKSI DAN KANDUNGAN NUTRIEN HIJAUAN PADANG PENGGEMBALAAN ALAM DI KECAMATAN LORE UTARA, KABUPATEN POSO

PRODUKSI DAN KANDUNGAN NUTRIEN HIJAUAN PADANG PENGGEMBALAAN ALAM DI KECAMATAN LORE UTARA, KABUPATEN POSO J. Agroland 16 (4) : 296 300, Desember 2009 ISSN : 0854 641X PRODUKSI DAN KANDUNGAN NUTRIEN HIJAUAN PADANG PENGGEMBALAAN ALAM DI KECAMATAN LORE UTARA, KABUPATEN POSO Production and Nutrients Composition

Lebih terperinci

Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Kotoran Ternak (Sapi, Ayam, dan Kambing) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria Humidicola

Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Kotoran Ternak (Sapi, Ayam, dan Kambing) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria Humidicola Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Kotoran Ternak (Sapi, Ayam, dan Kambing) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria Humidicola The Effect of Three Kind Manure (Cow, chicken, and goat) to The Vegetative

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI iii DAFTAR TABEL.. vi DAFTAR GAMBAR. viii DAFTAR LAMPIRAN. ix

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI iii DAFTAR TABEL.. vi DAFTAR GAMBAR. viii DAFTAR LAMPIRAN. ix DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI iii DAFTAR TABEL.. vi DAFTAR GAMBAR. viii DAFTAR LAMPIRAN. ix I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 1.2. Identifikasi Masalah.. 8 1.3. Rumusan Masalah.. 9 1.4. Tujuan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR TABEL... xi. DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR TABEL... xi. DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah...

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tumbuhan tersebut. Suatu komunitas tumbuhan dikatakan mempunyai

I. PENDAHULUAN. tumbuhan tersebut. Suatu komunitas tumbuhan dikatakan mempunyai 1 I. PENDAHULUAN Keanekaragaman tumbuhan menggambarkan jumlah spesies tumbuhan yang menyusun suatu komunitas serta merupakan nilai yang menyatakan besarnya jumlah tumbuhan tersebut. Suatu komunitas tumbuhan

Lebih terperinci

ISSN : POTENSI HIJAUAN BAHAN PAKAN TERNAK DI KECAMATAN TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA

ISSN : POTENSI HIJAUAN BAHAN PAKAN TERNAK DI KECAMATAN TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA ISSN : 1907-7556 POTENSI HIJAUAN BAHAN PAKAN TERNAK DI KECAMATAN TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA Politeknik Perdamaian Halmahera - Tobelo ABSTRACT The research was aimed to determine the dominant vegetation

Lebih terperinci

Analisis Pendapatan Peternak Kambing di Kota Malang. (Income Analyzing Of Goat Farmer at Malang)

Analisis Pendapatan Peternak Kambing di Kota Malang. (Income Analyzing Of Goat Farmer at Malang) Jurnal Ilmu Peternakan, Juni 8, hal. 51 57 ISSN 197 2821 Vol. 3 No.2 Analisis Pendapatan Peternak Kambing di Kota Malang (Income Analyzing Of Goat Farmer at Malang) Stepanus Pakage Staf Pengajar Jurusan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan produksi protein hewani untuk masyarakat Indonesia selalu meningkat dari tahun ke tahun yang disebabkan oleh peningkatan penduduk, maupun tingkat kesejahteraan

Lebih terperinci

ISBN... Petunjuk Teknis TEKNIK BUDIDAYA DAN PEMANFAATAN Stenotaphrum secundatum UNTUK TERNAK KAMBING DAN RUMINANSIA LAINNYA

ISBN... Petunjuk Teknis TEKNIK BUDIDAYA DAN PEMANFAATAN Stenotaphrum secundatum UNTUK TERNAK KAMBING DAN RUMINANSIA LAINNYA ISBN... Petunjuk Teknis TEKNIK BUDIDAYA DAN PEMANFAATAN Stenotaphrum secundatum UNTUK TERNAK KAMBING DAN RUMINANSIA LAINNYA Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan Badan Penelitian dan Pengembangan

Lebih terperinci

Tabel 4.1. Zona agroklimat di Indonesia menurut Oldeman

Tabel 4.1. Zona agroklimat di Indonesia menurut Oldeman IV. Faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan HPT Jenis, produksi dan mutu hasil suatu tumbuhan yang dapat hidup di suatu daerah dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu: Iklim Tanah Spesies Pengelolaan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Lokasi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Lokasi HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Keadaan Wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan Kabupaten Bengkulu Selatan merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Bengkulu, berada di pantai barat Pulau Sumatera

Lebih terperinci

Respon Beberapa Rumput Unggul pada Lahan Perkebunan Kelapa Sawit di Kelurahan Kenali Asam Atas Kecamatan Kota Baru Jambi

Respon Beberapa Rumput Unggul pada Lahan Perkebunan Kelapa Sawit di Kelurahan Kenali Asam Atas Kecamatan Kota Baru Jambi Respon Beberapa Rumput Unggul pada Lahan Perkebunan Kelapa Sawit di Kelurahan Kenali Asam Atas Kecamatan Farizaldi 1 1Fakultas Peternakan Universitas Jambi, Jambi Intisari Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan kebutuhan daging sapi lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhan daging sapi. Ternak sapi,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dapat menyebabkan rendahnya produksi ternak yang di hasilkan. Oleh karena itu,

I. PENDAHULUAN. dapat menyebabkan rendahnya produksi ternak yang di hasilkan. Oleh karena itu, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan pakan merupakan salah satu faktor penting dalam peningkatan usaha peternakan karena berkaitan dengan produktivitas ternak, sehingga perlu dilakukan peningkatan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. untuk menentukan suatu keberhasilan dari sebuah peternakan ruminansia, baik

PENDAHULUAN. untuk menentukan suatu keberhasilan dari sebuah peternakan ruminansia, baik I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketersediaan pakan khususnya hijauan pakan menjadi salah satu faktor untuk menentukan suatu keberhasilan dari sebuah peternakan ruminansia, baik secara kuantitas maupun

Lebih terperinci

Pendahuluan Pakan merupakan salah satu faktor terpenting dalam usaha pemeliharaan. Nevy Diana Hanafi 1, Sayed Umar 2, dan Irawati Bachari 3

Pendahuluan Pakan merupakan salah satu faktor terpenting dalam usaha pemeliharaan. Nevy Diana Hanafi 1, Sayed Umar 2, dan Irawati Bachari 3 Jurnal Agribisnis Peternakan, Vol. 1, No. 3, Desember 2005 Pengaruh Tingkat Naungan pada Berbagai Pastura Campuran terhadap Produksi Hijauan (The Effect Levels of the Shade at Various Pasture Mixtures

Lebih terperinci

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN Lokakarya Pengembangan Sistem Integrasi Kelapa SawitSapi POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN ABDULLAH BAMUALIM dan SUBOWO G. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Soedjana (2011) berdasarkan data secara nasional, bahwa baik

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Soedjana (2011) berdasarkan data secara nasional, bahwa baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Soedjana (2011) berdasarkan data secara nasional, bahwa baik dalam ketersediaan, distribusi dan konsumsi daging sapi dan kerbau belum memenuhi tujuan

Lebih terperinci

ESTIMASI OUTPUT SAPI POTONG DI KABUPATEN SUKOHARJO JAWA TENGAH

ESTIMASI OUTPUT SAPI POTONG DI KABUPATEN SUKOHARJO JAWA TENGAH ESTIMASI OUTPUT SAPI POTONG DI KABUPATEN SUKOHARJO JAWA TENGAH (The Estimation of Beef Cattle Output in Sukoharjo Central Java) SUMADI, N. NGADIYONO dan E. SULASTRI Fakultas Peternakan Universitas Gadjah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang dipakai untuk membudidayakan tanaman. Gangguan ini umumnya berkaitan

I. PENDAHULUAN. yang dipakai untuk membudidayakan tanaman. Gangguan ini umumnya berkaitan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gulma adalah tumbuhan yang mudah tumbuh pada setiap tempat yang berbeda- beda, mulai dari tempat yang miskin nutrisi sampai tempat yang kaya nutrisi. Sifat inilah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumput gajah odot (Pannisetum purpureum cv. Mott.) merupakan pakan. (Pannisetum purpureum cv. Mott) dapat mencapai 60 ton/ha/tahun

BAB I PENDAHULUAN. Rumput gajah odot (Pannisetum purpureum cv. Mott.) merupakan pakan. (Pannisetum purpureum cv. Mott) dapat mencapai 60 ton/ha/tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumput gajah odot (Pannisetum purpureum cv. Mott.) merupakan pakan hijauan unggul yang digunakan sebagai pakan ternak. Produksi rumput gajah (Pannisetum purpureum

Lebih terperinci

TANAMAN STYLO (Stylosanthes guianensis) SEBAGAI PAKAN TERNAK RUMINANSIA

TANAMAN STYLO (Stylosanthes guianensis) SEBAGAI PAKAN TERNAK RUMINANSIA TANAMAN STYLO (Stylosanthes guianensis) SEBAGAI PAKAN TERNAK RUMINANSIA TANAMAN Leguminosa Styloshanthes guianensis (Stylo) merupakan salahsatu tanaman pakan yang telah beradaptasi baik dan tersebar di

Lebih terperinci

RUMPUT DAN LEGUM Sebagai Hijauan Makanan Ternak

RUMPUT DAN LEGUM Sebagai Hijauan Makanan Ternak RUMPUT DAN LEGUM Sebagai Hijauan Makanan Ternak Penulis: Dr. Endang Dwi Purbajanti, M.S. Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak

Lebih terperinci

Evaluasi Plasma Nutfah Rusa Totol (Axis axis) di Halaman Istana Bogor

Evaluasi Plasma Nutfah Rusa Totol (Axis axis) di Halaman Istana Bogor Evaluasi Plasma Nutfah Rusa Totol (Axis axis) di Halaman Istana Bogor R. Garsetiasih 1 dan Nina Herlina 2 1 Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam, Bogor 2 Sekretariat Jenderal Departemen

Lebih terperinci

EFEK PERENDAMAN POLS DALAM URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI RUMPUT BENGGALA (Panicum maximum) DAN RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum)

EFEK PERENDAMAN POLS DALAM URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI RUMPUT BENGGALA (Panicum maximum) DAN RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum) EFEK PERENDAMAN POLS DALAM URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI RUMPUT BENGGALA (Panicum maximum) DAN RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum) SKRIPSI RUTH CAROLINA PANJAITAN 060306015 DEPARTEMEN PETERNAKAN

Lebih terperinci

PENGARUH JARAK TANAM TERHADAP TINGGI TA NAMAN DAN BERAT SEGAR PER RUMPUN RUMPUT GAJAH ODOT (Pennisetum purpureum cv. mott)

PENGARUH JARAK TANAM TERHADAP TINGGI TA NAMAN DAN BERAT SEGAR PER RUMPUN RUMPUT GAJAH ODOT (Pennisetum purpureum cv. mott) PENGARUH JARAK TANAM TERHADAP TINGGI TA NAMAN DAN BERAT SEGAR PER RUMPUN RUMPUT GAJAH ODOT (Pennisetum purpureum cv. mott) The Effect Row Spacing to Plant High and Fresh Weight per Clump of Dwarf Nafier

Lebih terperinci

PENGANTAR. Latar Belakang. Tujuan pembangunan sub sektor peternakan Jawa Tengah adalah untuk

PENGANTAR. Latar Belakang. Tujuan pembangunan sub sektor peternakan Jawa Tengah adalah untuk PENGANTAR Latar Belakang Tujuan pembangunan sub sektor peternakan Jawa Tengah adalah untuk meningkatkan ketahanan pangan rumah tangga yang berbasis pada keragaman bahan pangan asal ternak dan potensi sumber

Lebih terperinci

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK KERBAU DI KALIMANTAN SELATAN

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK KERBAU DI KALIMANTAN SELATAN POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK KERBAU DI KALIMANTAN SELATAN AKHMAD HAMDAN dan ENI SITI ROHAENI BPTP Kalimantan Selatan ABSTRAK Kerbau merupakan salah satu ternak ruminansia yang memiliki potensi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Konsumsi Pakan

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Konsumsi Pakan HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi PT. Purwakarta Agrotechnopreneur Centre (PAC), terletak di desa Pasir Jambu, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor. Berdasarkan data statistik desa setempat, daerah

Lebih terperinci

III. I, II, m. Lampiran 1. Bagan percobaan di lapangan menurut Rancangan Acak Lengkap (RAL) non-faktorial. Ulangan E,F, E,F, E,Fi E2F2 E,F2

III. I, II, m. Lampiran 1. Bagan percobaan di lapangan menurut Rancangan Acak Lengkap (RAL) non-faktorial. Ulangan E,F, E,F, E,Fi E2F2 E,F2 35 Lampiran 1. Bagan percobaan di lapangan menurut Rancangan Acak Lengkap (RAL) non-faktorial Ulangan E3F2 II E2F, III E2F3 U E,F2 E3F, E3F2 E,F3 E3F3 E,F, E2F2 E,F, E2F, E3F3 E2F3 E3F3 E2F, E3F2 E2F2

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Gulma Gulma adalah tumbuh-tumbuhan (tidak termasuk jamur) yang tumbuh pada tempat yang tidak diinginkan sehingga menimbulkan kerugian bagi tujuan manusia. Suatu tumbuhan

Lebih terperinci

POTENSI PRODUKSI HIJAUAN PADA PASTURA ALAMI DI PULAU SAMOSIR KABUPATEN SAMOSIR

POTENSI PRODUKSI HIJAUAN PADA PASTURA ALAMI DI PULAU SAMOSIR KABUPATEN SAMOSIR POTENSI PRODUKSI HIJAUAN PADA PASTURA ALAMI DI PULAU SAMOSIR KABUPATEN SAMOSIR (Potential Forage Production on Natural Pastures in Samosir Island, District of Samosir) Nevy D. Hanafi, Ma ruf Tafsin 2,,

Lebih terperinci

Studi tentang pola produksi alfalfa tropis (Medicago sativa l.) Study on production pattern of tropical alfalfa (Medicago sativa L.

Studi tentang pola produksi alfalfa tropis (Medicago sativa l.) Study on production pattern of tropical alfalfa (Medicago sativa L. Jurnal Ilmu-ilmu Peternakan 19 (1): 20-27 ISSN: 0852-3581 Fakultas Peternakan UB, http://jiip.ub.ac.id/ Studi tentang pola produksi alfalfa tropis (Medicago sativa l.) R. D. Wahyuni dan S. N. Kamaliyah

Lebih terperinci

JENIS DAN PRODUKSI VEGETASI DOMINAN DI AREAL RUMPUT ALAM HUTAN PRODUKSI KECAMATAN TUTUR

JENIS DAN PRODUKSI VEGETASI DOMINAN DI AREAL RUMPUT ALAM HUTAN PRODUKSI KECAMATAN TUTUR JENIS DAN PRODUKSI VEGETASI DOMINAN DI AREAL RUMPUT ALAM HUTAN PRODUKSI KECAMATAN TUTUR Wardoyo Dosen Fakultas Peternakan Universitas Islam Lamongan, Jl. Veteran 53A Lamongan Jawa Timur Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung adalah provinsi yang memiliki luas wilayah ,50 km 2

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung adalah provinsi yang memiliki luas wilayah ,50 km 2 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Provinsi Lampung adalah provinsi yang memiliki luas wilayah 35.376,50 km 2 yang terdiri dari areal pemukiman, areal pertanian, perkebunan dan areal hutan yang

Lebih terperinci

Produktivitas hijauan pakan untuk produksi sapi potong di Sulawesi Selatan

Produktivitas hijauan pakan untuk produksi sapi potong di Sulawesi Selatan Produktivitas hijauan pakan untuk produksi sapi potong di Sulawesi Selatan Syamsu Bahar Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan Abstract An assessment on productivity of some forage species

Lebih terperinci

TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI HIJAUAN PAKAN TERNAK DI DESA MARENU, TAPANULI SELATAN

TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI HIJAUAN PAKAN TERNAK DI DESA MARENU, TAPANULI SELATAN TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI HIJAUAN PAKAN TERNAK DI DESA MARENU, TAPANULI SELATAN RIJANTO HUTASOIT Loka Penelitan Kambing Potong, P.O. Box 1 Galang, Medan RINGKASAN Untuk pengujian terhadap tingkat adopsi

Lebih terperinci

PENGANTAR. Latar Belakang. Hijauan merupakan sumber pakan utama bagi ternak ruminansia.

PENGANTAR. Latar Belakang. Hijauan merupakan sumber pakan utama bagi ternak ruminansia. PENGANTAR Latar Belakang Hijauan merupakan sumber pakan utama bagi ternak ruminansia. Produktivitas ternak ruminansia sangat ditentukan oleh ketersediaan pakan yang berkualitas secara cukup dan berkesinambungan.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang

HASIL DAN PEMBAHASAN. (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum BBPTU-HPT Baturraden Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang ada

Lebih terperinci

STATUS REPRODUKSI DAN ESTIMASI OUTPUT BERBAGAI BANGSA SAPI DI DESA SRIWEDARI, KECAMATAN TEGINENENG, KABUPATEN PESAWARAN

STATUS REPRODUKSI DAN ESTIMASI OUTPUT BERBAGAI BANGSA SAPI DI DESA SRIWEDARI, KECAMATAN TEGINENENG, KABUPATEN PESAWARAN STATUS REPRODUKSI DAN ESTIMASI OUTPUT BERBAGAI BANGSA SAPI DI DESA SRIWEDARI, KECAMATAN TEGINENENG, KABUPATEN PESAWARAN Reproduction Potency and Output Population of Some Cattle Breeds In Sriwedari Village,

Lebih terperinci

Integration of Oil Palm Plant and Animal in Lampung Province

Integration of Oil Palm Plant and Animal in Lampung Province Integration of Oil Palm Plant and Animal in Province (Makalah ini Sebelumnya telah diseminarkan dalam seminar internasional (dalam bahasa inggris): The USR International Seminar On Food Security: Improving

Lebih terperinci

Produksi Dan Kandungan Gizi Rumput Gajah (P. purpureum) Dan Rumput Raja (P. purpupoides) Yang Ditumpangsarikan Dengan Tanaman Jati

Produksi Dan Kandungan Gizi Rumput Gajah (P. purpureum) Dan Rumput Raja (P. purpupoides) Yang Ditumpangsarikan Dengan Tanaman Jati 151 Produksi Dan Kandungan Gizi Rumput Gajah (P. purpureum) Dan Rumput Raja (P. purpupoides) Yang Ditumpangsarikan Dengan Tanaman Jati Nuraini Jamaran Jurusan Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan

Lebih terperinci

F. R. Pawere 1, L.Y. Sonbait 2 ABSTRAK

F. R. Pawere 1, L.Y. Sonbait 2 ABSTRAK JURNAL UDAYANA MENGABDI, VOLUME 15 NOMOR 2, MEI 2016 ALTERNATIF PENYEDIAAN PAKAN DENGAN PENERAPAN BUDIDAYA HMT ORGANIK, TEKNOLOGI PENGOLAHAN HIJAUAN DAN LIMBAH PERTANIAN PADA SENTRA PRODUKSI SAPI POTONG

Lebih terperinci

Laboratorium Tanaman Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

Laboratorium Tanaman Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Laboratorium Tanaman Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Inilah Gambaran Peternak Dalam Mencari Hijauan Bagaimna Penanaman Rumput Pada Peternak Ruminansia Bagaimna Penanaman Rumput

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan protein hewani adalah sapi perah dengan produk

I. PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan protein hewani adalah sapi perah dengan produk I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor peternakan merupakan salah satu kegiatan pembangunan yang menjadi skala prioritas karena dapat memenuhi kebutuhan protein hewani yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LAHAN TIDUR UNTUK PENGGEMUKAN SAPI

PEMANFAATAN LAHAN TIDUR UNTUK PENGGEMUKAN SAPI Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan Vol. 1 No. 2, Agustus 2014: 92-96 ISSN : 2355-6226 PEMANFAATAN LAHAN TIDUR UNTUK PENGGEMUKAN SAPI 1* 2 Handian Purwawangsa, Bramada Winiar Putera 1 Departemen

Lebih terperinci

pastura Vol. 5 No. 1 : ISSN : X

pastura Vol. 5 No. 1 : ISSN : X pastura Vol. 5 No. 1 : 51-55 ISSN : 2088-818X SISTEM PENGGEMBALAAN SEBAGAI ALTERNATIF PETERNAKAN SAPI POTONG YANG EFEKTIF DAN EFISIEN Yoselanda Marta BPTUHPT Padang Mengatas email : yoselandamarta@yahoo.co.id

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN KUANTAN TENGAH UNTUK PENGEMBANGAN SAPI POTONG DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

SKRIPSI ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN KUANTAN TENGAH UNTUK PENGEMBANGAN SAPI POTONG DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI SKRIPSI ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN KUANTAN TENGAH UNTUK PENGEMBANGAN SAPI POTONG DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI Oleh : Yuliandri 10981006594 JURUSAN ILMU PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN

Lebih terperinci

Pengaruh Kehadiran Gulma terhadap Jumlah Populasi Hama Utama Kubis pada Pertanaman Kubis

Pengaruh Kehadiran Gulma terhadap Jumlah Populasi Hama Utama Kubis pada Pertanaman Kubis AGROTROP, 3(1): 99-103 (2013) ISSN: 2088-155X Pengaruh Kehadiran Gulma terhadap Jumlah Populasi Hama Utama Kubis pada Pertanaman Kubis KETUT AYU YULIADHI, TRISNA AGUNG PHABIOLA DAN MADE SRITAMIN Program

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Unit Pendidikan, Penelitian dan Peternakan Jonggol (UP3J) merupakan areal peternakan domba milik Institut Pertanian Bogor (IPB) yang terletak di desa Singasari

Lebih terperinci

KOMPOSISI BOTANI HIJAUAN PAKAN UNTUK SAPI POTONG DI KABUPATEN REMBANG (Botanical Composition of Forages for Beef Cattle in Rembang Regency)

KOMPOSISI BOTANI HIJAUAN PAKAN UNTUK SAPI POTONG DI KABUPATEN REMBANG (Botanical Composition of Forages for Beef Cattle in Rembang Regency) KOMPOSISI BOTANI HIJAUAN PAKAN UNTUK SAPI POTONG DI KABUPATEN REMBANG (Botanical Composition of Forages for Beef Cattle in Rembang Regency) Dwi Retno Lukiwati dan Susilo Budiyanto Fakultas Peternakan Universitas

Lebih terperinci

Pn0$llililG. {* Gr'##FE F'# F,Frli'res. tr #t'rf. SEfUIINAR NASIONAI. PETERNAKAN BE RKE I.ANJ UTAN ill. rhorlio. Widlosluti. nol A.5yontsu si-iojv.

Pn0$llililG. {* Gr'##FE F'# F,Frli'res. tr #t'rf. SEfUIINAR NASIONAI. PETERNAKAN BE RKE I.ANJ UTAN ill. rhorlio. Widlosluti. nol A.5yontsu si-iojv. Pn0$llililG SEfUIINAR NASIONAI. PETERNAKAN BE RKE I.ANJ UTAN ill tr #t'rf {* Gr'##FE F'# F,Frli'res a 2.1* verrcller 2{}r f PENYUSUN: ng Yunoscrf nol A.5yontsu si-iojv.sri Universilos Podjodjoron Universilos

Lebih terperinci

INTRODUKSI PAKAN TERNAK DI LOKASI PRIMATANI, DESA TOBU, KECAMATAN MOLLO UTARA, KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN

INTRODUKSI PAKAN TERNAK DI LOKASI PRIMATANI, DESA TOBU, KECAMATAN MOLLO UTARA, KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN INTRODUKSI PAKAN TERNAK DI LOKASI PRIMATANI, DESA TOBU, KECAMATAN MOLLO UTARA, KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN Paskalis Th. Fernandez dan Sophia Ratnawaty Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan pertanian secara keseluruhan, dimana sub sektor ini memiliki nilai strategis dalam pemenuhan kebutuhan

Lebih terperinci

KUALITAS TAIWAN GRASS (PENNISETUM PURPUREUM CV. TAIWAN) PADA UMUR DEFOLIASI DAN KONSENTRASI EFFECTIVE MICROORGANISMS 4 (EM4) YANG BERBEDA

KUALITAS TAIWAN GRASS (PENNISETUM PURPUREUM CV. TAIWAN) PADA UMUR DEFOLIASI DAN KONSENTRASI EFFECTIVE MICROORGANISMS 4 (EM4) YANG BERBEDA Jurnal Galung Tropika, 5 (3) Desember 2016, hlmn. 171-177 ISSN Online 2407-6279 ISSN Cetak 2302-4178 KUALITAS TAIWAN GRASS (PENNISETUM PURPUREUM CV. TAIWAN) PADA UMUR DEFOLIASI DAN KONSENTRASI EFFECTIVE

Lebih terperinci

BAB I IDENTIFIKASI KEBUTUHAN

BAB I IDENTIFIKASI KEBUTUHAN BAB I IDENTIFIKASI KEBUTUHAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia telah berhasil dalam swasembada daging ayam dan telur, namun data statistika peternakan mengungkapkan bahwa Indonesia belum dapat memenuhi

Lebih terperinci

PENANAMAN Untuk dapat meningkatkan produksi hijauan yang optimal dan berkualitas, maka perlu diperhatikan dalam budidaya tanaman. Ada beberapa hal yan

PENANAMAN Untuk dapat meningkatkan produksi hijauan yang optimal dan berkualitas, maka perlu diperhatikan dalam budidaya tanaman. Ada beberapa hal yan Lokakarya Fungsional Non Peneliri 1997 PENGEMBANGAN TANAMAN ARACHIS SEBAGAI BAHAN PAKAN TERNAK Hadi Budiman', Syamsimar D. 1, dan Suryana 2 ' Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Jalan Raya Pajajaran

Lebih terperinci

PERAN TANAMAN PAKAN RUMPUT DAN LEGUMINOSA UNTUK PENGEMBANGAN PETERNAKAN SERTA PENGAWETAN TANAH DAN AIR

PERAN TANAMAN PAKAN RUMPUT DAN LEGUMINOSA UNTUK PENGEMBANGAN PETERNAKAN SERTA PENGAWETAN TANAH DAN AIR PERAN TANAMAN PAKAN RUMPUT DAN LEGUMINOSA UNTUK PENGEMBANGAN PETERNAKAN SERTA PENGAWETAN TANAH DAN AIR Muchtar Effendi Siregar Balai Penelitian Ternak, Bogor PENDAHULUAN Peranan ternak dalam kehidupan

Lebih terperinci

KAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG

KAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG KAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG (Study on Molasses as Additive at Organoleptic and Nutrition Quality of Banana Shell Silage) S. Sumarsih,

Lebih terperinci

KOMPOSISI BOTANIS DAN KAPASITAS TAMPUNG PADANG PENGGEMBALAAN ALAM DI DESA BULO KECAMATAN PANCA RIJANG SKRIPSI

KOMPOSISI BOTANIS DAN KAPASITAS TAMPUNG PADANG PENGGEMBALAAN ALAM DI DESA BULO KECAMATAN PANCA RIJANG SKRIPSI KOMPOSISI BOTANIS DAN KAPASITAS TAMPUNG PADANG PENGGEMBALAAN ALAM DI DESA BULO KECAMATAN PANCA RIJANG SKRIPSI Oleh: NURUL RIZKA I111 13 505 PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

Lebih terperinci

PEMBERIAN PUPUK NITROGEN UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DAN KUALITAS HIJAUAN RUMPUT PASAPALUM TRATUM

PEMBERIAN PUPUK NITROGEN UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DAN KUALITAS HIJAUAN RUMPUT PASAPALUM TRATUM PEMBERIAN PUPUK NITROGEN UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DAN KUALITAS HIJAUAN RUMPUT PASAPALUM TRATUM Oleh: I Nyoman Kaca BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya pendapatan masyarakat, menyebabkan

Lebih terperinci

Pengaruh Dosis Pupuk Kotoran Ternak Ayam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria humidicola pada Pemotongan Pertama

Pengaruh Dosis Pupuk Kotoran Ternak Ayam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria humidicola pada Pemotongan Pertama Pengaruh Dosis Pupuk Kotoran Ternak Ayam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria humidicola pada Pemotongan Pertama The Effect of Dosage Chicken Manure to The Growth and Production Brachiaria

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Komposisi Nutrien Biskuit Rumput Lapang dan Daun Jagung Komposisi nutrien diperlukan untuk mengetahui kandungan zat makanan yang terkandung di dalam biskuit daun jagung dan rumput

Lebih terperinci

KAPASITAS TAMPUNG HIJAUAN PAKAN DALAM AREAL PERKEBUNAN KOPI DAN PADANG RUMPUT ALAM DI KABUPATEN FLORES TIMUR NUSA TENGGARA TIMUR

KAPASITAS TAMPUNG HIJAUAN PAKAN DALAM AREAL PERKEBUNAN KOPI DAN PADANG RUMPUT ALAM DI KABUPATEN FLORES TIMUR NUSA TENGGARA TIMUR KAPASITAS TAMPUNG HIJAUAN PAKAN DALAM AREAL PERKEBUNAN KOPI DAN PADANG RUMPUT ALAM DI KABUPATEN FLORES TIMUR NUSA TENGGARA TIMUR Markus M. Kleden*, M. R. D. Ratu*, dan M.D.S. Randu** ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Nama ilmiah tanaman murbei adalah Morus spp merupakan genus dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Nama ilmiah tanaman murbei adalah Morus spp merupakan genus dari II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Murbei (Morus alba) Nama ilmiah tanaman murbei adalah Morus spp merupakan genus dari family Moraceae. Pada umumnya tanaman murbei dikaitkan dengan budidaya ulat sutera untuk produksi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Padang Rumput Alam Kebar Komposisi Botani

TINJAUAN PUSTAKA Padang Rumput Alam Kebar Komposisi Botani TINJAUAN PUSTAKA Padang Rumput Alam Kebar Kebar merupakan salah satu dari 29 kecamatan yang ada di kabupaten Manokwari, yang memiliki padang rumput alam. Padang rumput alam Kebar memiliki luasan sebesar

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN FOSFOR TERHADAP PERTUMBUHAN LEGUM Calopogonium mucunoides, Centrosema pubescens DAN Arachis pintoi SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN FOSFOR TERHADAP PERTUMBUHAN LEGUM Calopogonium mucunoides, Centrosema pubescens DAN Arachis pintoi SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN FOSFOR TERHADAP PERTUMBUHAN LEGUM Calopogonium mucunoides, Centrosema pubescens DAN Arachis pintoi SKRIPSI ADETIAS KATANAKAN GINTING E10013243 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Jurnal Ilmu Ternak dan Tanaman

Jurnal Ilmu Ternak dan Tanaman ISSN 2088-3609 Jurnal Ilmu Ternak dan Tanaman Volume 2, Nomor 1, April 2012 PENGARUH JUS DAUN SIRIH (Piper betle Linn.) SEBAGAI BAHAN PRACURING DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KOMPOSISI KIMIA DAN ANGKA PEROKSIDA

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Rumput Gajah Mini (Pennisetum purpureum schumach) Spermatophyta: Sub phylum: Angiospermae; Class: Monocotyledoneae;

TINJAUAN PUSTAKA. Rumput Gajah Mini (Pennisetum purpureum schumach) Spermatophyta: Sub phylum: Angiospermae; Class: Monocotyledoneae; TINJAUAN PUSTAKA Rumput Gajah Mini (Pennisetum purpureum schumach) Rumput gajah mempunyai sistematika sebagai berikut, yaitu phylum: Spermatophyta: Sub phylum: Angiospermae; Class: Monocotyledoneae; Genus:pennisetum;

Lebih terperinci

Gambar 4. Perubahan Jumlah Daun Rumput Raja (A) dan Rumput Taiwan (B) pada Berbagai Dosis Pemberian Dolomit

Gambar 4. Perubahan Jumlah Daun Rumput Raja (A) dan Rumput Taiwan (B) pada Berbagai Dosis Pemberian Dolomit HASIL DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan Rumput Jumlah Daun Hasil penghitungan jumlah daun menunjukan terjadinya penurunan rataan jumlah daun pada 9 MST dan 10 MST untuk rumput raja perlakuan D0, sedangkan untuk

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN FOSFOR TERHADAP BERAT KERING, KANDUNGAN NITROGEN DAN FOSFOR LEGUM TROPIS MERAMBAT SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN FOSFOR TERHADAP BERAT KERING, KANDUNGAN NITROGEN DAN FOSFOR LEGUM TROPIS MERAMBAT SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN FOSFOR TERHADAP BERAT KERING, KANDUNGAN NITROGEN DAN FOSFOR LEGUM TROPIS MERAMBAT SKRIPSI OLEH NURMALA SARI LUBIS E10013236 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS JAMBI 2017 i

Lebih terperinci

ISSN: x Buletin Makanan Ternak, 2017, 104 (1): 1-8

ISSN: x Buletin Makanan Ternak, 2017, 104 (1): 1-8 ANALISIS POTENSI HIJAUAN LOKAL PADA SISTEM INTEGRASI SAWIT DENGAN TERNAK RUMINANSIA DI KECAMATAN MANDAU KABUPATEN BENGKALIS PROVINSI RIAU (Analysis of local forage potential under ruminant - palm plantation

Lebih terperinci