PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN DANA PENGUATAN MODAL LEMBAGA USAHA EKONOMI PEDESAAN (DPM-LUEP)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN DANA PENGUATAN MODAL LEMBAGA USAHA EKONOMI PEDESAAN (DPM-LUEP)"

Transkripsi

1 Lampiran Peraturan Gubernur Jambi Nomor Tahun 2009 Tanggal 2009 PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN DANA PENGUATAN MODAL LEMBAGA USAHA EKONOMI PEDESAAN (DPM-LUEP) UNTUK PENGENDALIAN HARGA JAGUNG, KEDELE DAN KENTANG DI TINGKAT PETANI TAHUN 2009 I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Jagung, Kedele dan Kentang merupakan komoditas pangan yang strategis dalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Provinsi Jambi, karena: (1) Kentang menjadi sumber pendapatan bagi rumah tangga petani khususnya di Kabupaten Kerinci; (2) Jagung merupakan bahan pangan dan bahan baku pakan ternak unggas. (3) Kedele sebagai sumber protein nabati bagi seluruh lapisan masyarakat. Berdasarkan posisi strategisnya, pemerintah berkepentingan untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga komoditas tersebut, karena gejolak harga yang tajam dapat berdampak terhadap usahatani dan kesejahteraan masyarakat. Dengan pola produksi tahunan yang mengikuti musim, maka harga komoditas tersebut berfluktuasi. Pada saat panen raya, khususnya di daerah-daerah sentra, produksi melimpah melebihi kebutuhan konsumsi, sehingga harga cenderung turun sampai tingkat yang kurang menguntungkan petani. Sebaliknya pada saat paceklik, volume produksi lebih rendah dari kebutuhan, sehingga harga cenderung meningkat yang dapat memberatkan konsumen. Untuk itu secara nasional perberasan sudah ada kebijakan khusus yaitu, kebijakannya sudah diatur dalam Inpres Perberasan yang antara lain mengatur penerapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP), sedangkan untuk jagung, kedele dan kentang ada kebijakan serupa yang diterapkan melalui yaitu Harga Referensi Daerah. Dana Penguatan Modal Lembaga Usaha Ekomi Pedesaan (DPM-LUEP) merupakan salah satu kegiatan pembangunan yang membantu petani memperoleh 1

2 harga minimal sama dengan harga referensi daerah untuk jagung, kedele dan kentang, harga tersebut telah diperhitungkan, dimana petani menerima harga jual produk komoditas tersebut telah bisa menerima keuntungan usaha taninya minimal 30%. Melalui kegiatan ini, pemerintah mengalokasikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebagai dana talangan kepada LUEP untuk membeli jagung, kedele dan kentang petani pada saat panen raya serendah-rendahnya sesuai harga referensi daerah. Tahun 2009 telah dialokasikan Dana dari APBD sebesar Rp. 0,5 milyar, yang digunakan untuk pengendalian harga jagung, kedele dan kentang pada kabupaten yang berpotensi. Kegiatan DPM-LUEP pada tahun 2009 melibatkan: (a) LUEP perorangan atau kolektif yang telah bermitra dengan kelompok tani (Poktan); (b) Koperasi Tani (Koptan); atau (c) Koperasi Unit Desa (KUD). 2. Maksud dan Tujuan Maksud penyelenggaraan kegiatan DPM-LUEP sebagai berikut: a. menjaga stabilitas harga jagung, kedele dan kentang produksi petani agar tidak jatuh pada saat panen raya b. memfasilitasi pengembangan ekonomi di pedesaan melalui usaha pembelian, pengolahan dan pemasaran jagung, kedele dan kentang ; c. memperkuat kelembagaan petani sebagai sarana kerjasama untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya. d. sebagai wadah pengembangan ekonomi kerakyatan. Untuk mencapai maksud tersebut, maka tujuan penyelenggaraan kegiatan DPM-LUEP adalah: a. melakukan pembelian jagung, kedele dan kentang petani dengan harga serendahrendahnya sesuai harga referensi daerah; b. meningkatkan kemampuan para pelaku usaha pertanian di pedesaan dalam mengakses modal untuk mengembangkan usaha di bidang pembelian, pengolahan dan pemasaran jagung, kedele dan kentang; c. mengembangkan kelembagaan petani dalam berorganisasi dan usaha bersama yang lebih komersil. 3. Sasaran 2

3 Sasaran DPM-LUEP terdiri dari: a. Sasaran Umum: 1. terlaksananya pembelian jagung, kedele dan kentang oleh LUEP dengan harga serendah-rendahnya sesuai harga referensi daerah; 2. meningkatnya kemampuan permodalan unit usaha milik kelompoktani, Koptan, atau KUD untuk mengembangkan usaha di bidang pembelian, pengolahan dan pemasaran jagung, kedele dan kentang; 3. meningkatnya kemampuan kelembagaan petani dalam berorganisasi dan mengembangkan usaha bersama untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya. b. Sasaran Kegiatan: 1. petani dalam poktan atau petani anggota Koptan atau KUD; 2. penerima DPM, a.l. LUEP/unit usaha, Koptan atau KUD yang memanfaatkan DPM untuk membeli jagung, kedele dan kentang petani dalam poktan; serta mengembalikan DPM secara tepat waktu dan jumlah; 3. Kabupaten pelaksana kegiatan DPM-LUEP untuk pengendalian harga jagung, kedele dan kentang. 4. Integrasi LUEP dengan Poktan Agar kegiatan DPM-LUEP Tahun 2009 lebih berpihak dan memberi manfaat yang lebih besar bagi petani, maka LUEP perorangan atau kolektif penerima DPM diwajibkan untuk berintegrasi dengan poktan. Integrasi tersebut merupakan upaya meningkatkan peran LUEP dalam memberdayakan petani yang tergabung dalam poktan. Integrasi tersebut dapat dilakukan melalui pola berikut : a. LUEP perorangan atau kolektif yang telah memenuhi persyaratan menerima DPM berintegrasi dengan Poktan setempat yang tidak mempunyai unit usaha, sehingga LUEP menjadi unit usaha dalam Poktan. Tim Teknis memfasilitasi proses integrasi melalui : (i) sosialisasi tentang maksud dan manfaat, serta prospek pengembangan Poktan, (ii) bimbingan proses pembentukan Poktan, kepengurusan, pembagian tugas dan tanggungjawab serta hak masing-masing pihak melalui musyawarah, dan (iii) pembinaan dan pendampingan kegiatan Poktan. b. Poktan memupuk modal dari iuran anggota untuk kemudian disertakan dalam modal LUEP menjadi modal usaha bersama. Keuntungan usaha dibagi secara proporsional 3

4 sesuai dengan kontribusi masing-masing kelompok anggotanya. Keuntungan tersebut dikelola untuk meningkatkan kesejahteraan petani. c. Tim Teknis memfasilitasi Poktan dengan program pemerintah lainnya untuk memperbesar aset/modal usaha, meningkatkan kemampuan manajemen dan atau meningkatkan kemampuan usaha. d. LUEP perorangan atau kolektif yang telah memenuhi persyaratan dan selama ini telah menerima DPM difasilitasi Tim Teknis untuk bersama kelompoktani mitranya. Proses integrasi selanjutnya mengikuti pola (a) di atas. e. LUEP perorangan atau kolektif yang telah memenuhi persyaratan menerima DPM difasilitasi Tim Teknis untuk bersama kelompoktani di sekitarnya. Proses integrasi selanjutnya mengikuti pola (a) di atas. 4

5 II. PENDEKATAN KEGIATAN Kegiatan DPM-LUEP bersifat komplementer dengan kegiatan lainnya yang telah dilaksanakan oleh pemerintah dan pemerintah daerah, seperti kegiatan pengembangan lumbung masyarakat, sistem tunda jual, lumbung desa modern, pengadaan gabah/beras dalam negeri, Raskin, dan cadangan pangan daerah. Disamping itu juga dimaksudkan untuk mendorong pemerintah daerah mengalokasikan/meningkatkan dana APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk kegiatan serupa. Mengingat kegiatan DPM-LUEP untuk komoditi jagung, kedele dan kentang disediakan melalui APBD sebagai dana talangan untuk penguatan modal usaha, maka dana tersebut harus dikembalikan ke Rekening Kas Daerah. DPM disalurkan kepada LUEP dalam bentuk pinjaman tanpa bunga untuk pembelian jagung, kedele dan kentang secara berulang, melalui kontrak dengan petani dengan mengikuti Prosedur Pencairan, Penyaluran, dan Pengembalian. Guna memperoleh nilai tambah, LUEP dapat mengolah serta mengemas dan memasarkannya ke pasar umum (lokal, perdagangan antar pulau, ekspor), dan pasar khusus (koperasi dan industri tertentu sebagai mitrausahanya). LUEP yang ditetapkan di lokasi sentra produksi jagung, kedele dan kentang 5 (lima) Kabupaten, diwajibkan membeli jagung, kedele dan kentang dengan harga serendah-rendahnya sesuai harga referensi daerah. Hal-hal yang belum diatur di dalam Pedoman Umum ini, dapat diatur lebih lanjut dalam Petunjuk Pelaksanaan (JUKLAK) oleh Kabupaten yang ditetapkan oleh pelaksana teknis ditingkat kabupaten, sepanjang tidak bertentangan dengan isi Pedoman Umum DPM-LUEP ini. 5

6 III. INDIKATOR KEBERHASILAN Untuk mengukur keberhasilan kegiatan DPM-LUEP, digunakan beberapa indikator kinerja, yaitu: 1. Indikator input: a. Jumlah LUEP per kabupaten yang ditetapkan; b. Jumlah alokasi DPM per LUEP yang ditetapkan; c. Jumlah Poktan yang berintegrasi dengan LUEP, petani anggota Koptan/KUD sesuai kontrak; dan d. Jumlah jagung, kedele dan kentang akan dibeli oleh LUEP. 2. Indikator output: a. Jumlah DPM yang dicairkan oleh LUEP secara tepat waktu, jumlah, dan sasaran; b. Jumlah DPM yang dimanfaatkan oleh LUEP untuk pembelian jagung, kedele dan kentang petani dalam poktan; c. Harga pembelian LUEP untuk jagung, kedele dan kentang terendah sesuai harga referensi daerah; d. Putaran pembelian oleh LUEP serendah-rendahnya dua kali; dan e. Jumlah pengembalian DPM lunas dan tepat waktu. 3. Indikator outcome: Harga yang diterima petani dalam Poktan atau petani anggota Koptan/KUD, dan atau petani di wilayah sekitar kegiatan DPM-LUEP, serendah-rendahnya sesuai harga referensi daerah untuk jagung, kedele dan kentang dan petani mendapat keuntungan usaha taninya minimal 30%; 4. Indikator benefit: Meningkatnya penyerapan surplus jagung, kedele dan kentang saat panen pada wilayah kegiatan DPM -LUEP; 5. Indikator dampak: Stabilnya harga jagung, kedele dan kentang saat panen pada wilayah kegiatan DPM- LUEP pada kisaran harga sesuai harga referensi daerah untuk jagung, kedele dan kentang. 6

7 IV. ORGANISASI PELAKSANAAN Organisasi Penyelenggaraan kegiatan DPM-LUEP sebagai berikut: a. Organisasi Penyelenggara di Tingkat Provinsi Jambi serta tugas fungsinya 1. Gubernur melalui Badan Koordinasi Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi mengalokasikan anggaran APBD untuk kegiatan DPM-LUEP di tingkat kabupaten/kota untuk pengendalian harga jagung, kedele dan kentang. 2. Asisten II Sekretariat Daerah Provinsi Jambi selaku Ketua Tim Teknis Dana Penguatan Modal Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan (DPM-LUEP) Provinsi Jambi. 3. Kepala Badan Koordinasi Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi selaku Wakil Ketua Tim Teknis Provinsi yang ditetapkan oleh Gubernur, melaksanakan: (a) Koordinasi kegiatan DPM-LUEP di Provinsi dan menetapkan LUEP. (b) Pemantauan, evaluasi, pengawasan, pengendalian, dan pelaporan pelaksanaan kegiatan DPM-LUEP. (c) Mengelola, Penetapan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) untuk melaksanakan pengelolaan anggaran, baik administrasi keuangan maupun realisasi fisik kegiatan DPM-LUEP. (d) Membuat kontrak, penyaluran DPM kepada LUEP, dan pengembalian DPM ke Rekening Kas Daerah. (e) Penyerahan agunan pinjaman DPM-LUEP beserta nilai tunggakan LUEP kepada KPKNL setelah 50 hari jatuh tempo pengembalian DPM, dengan bukti Berita Acara (Lampiran 2). 4. Bendaharawan Pengeluaran Badan Koordinasi Penyuluhan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi bertanggung jawab terhadap administrasi pembukuan untuk pencairan dan penyaluran DPM kepada LUEP sesuai ketentuan yang berlaku. 5. Bendaharawan Penerima Badan Koordinasi Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi bertanggung jawab terhadap pengembalian DPM-LUEP, dalam hal: a. Penerimaan pengembalian DPM dari LUEP dan KPKNL; b. Menyerahkan/menyetor pengembalian DPM dari LUEP dan KPKNL ke Rekening penampungan Dana LUEP di Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jambi a.n. Pemerintah Provinsi Jambi; 7

8 c. Pengiriman fotokopi/salinan bukti Surat Setoran Pengembalian Belanja (SSPB) ke Biro Keuangan dan Asset Sekretariat Daerah Provinsi Jambi; d. Administrasi pembukuan untuk penerimaan pengembalian dan penyetoran pengembalian DPM sesuai ketentuan yang berlaku. 6. Kepala Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Provinsi Jambi melakukan proses pelelangan terhadap agunan LUEP yang menunggak dan telah melewati jatuh tempo pengembalian DPM, serta menyerahkan pengembalian DPM kepada bendahara penerima pada Badan Koordinasi Penyuluhan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi. 7. Tim Teknis Pengelola DPM-LUEP dalam rangka pengendalian harga jagung, kedele dan kentang di tingkat petani Provinsi Jambi, dengan anggota dari berbagai instansi terkait ditetapkan Gubernur, melaksanakan dan bertanggung jawab dalam verifikasi, pembinaan, pemantauan, evaluasi, pelaporan, pengendalian, dan pengawasan pelaksanaan kegiatan DPM-LUEP, serta penagihan pengembalian DPM oleh LUEP. b. Organisasi Penyelenggara di Tingkat Kabupaten serta tugas dan fungsinya. 1. Bupati bertanggungjawab dalam pengelolaan kegiatan DPM-LUEP mencakup penerimaan, penyaluran, penggunaan, dan pengembalian DPM oleh LUEP. 2. Kepala Badan/Dinas/Kantor/Unit Kerja yang menangani Ketahanan Pangan di Kabupaten selaku Ketua Tim Teknis Kabupaten yang ditetapkan oleh Bupati, melaksanakan: a. koordinasi kegiatan DPM-LUEP di daerahnya; b. pengusulan LUEP calon penerima DPM yang telah mendapat persetujuan Bupati disampaikan kepada Badan Koordinasi Penyuluhan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi, dengan melampirkan penilaian agunan yang ditandatangani oleh Tim Teknis Kabupaten; c. pemantauan, evaluasi, pengawasan, pengendalian, dan pelaporan pelaksanaan kegiatan DPM LUEP; d. sosialisasi dan fasilitasi pembinaan Poktan dan pembinaan LUEP; e. Percepatan pengembalian DPM oleh LUEP. 3. Bupati bertanggungjawab untuk mengatur dan menentukan peserta dan alokasi pinjaman kepada masing-masing LUEP yang diusulkan, serta bertanggungjawab terhadap pengembalian pinjaman sampai batas waktu yang 8

9 ditentukan. Bupati dalam hal ini melimpahkan tugas tersebut kepada Tim Teknis Kabupaten yang sudah dibentuk. 4. Tim Teknis Kabupaten dengan anggota berbagai instansi terkait di tingkat Kabupaten/Kota yang ditetapkan Bupati, melaksanakan dan bertanggung jawab dalam identifikasi, fasilitasi pembentukan dan pembinaan Poktan/Koptan/KUD, pemberian rekomendasi, pemantauan, evaluasi, pelaporan, pengendalian, dan pengawasan pelaksanaan kegiatan oleh LUEP, serta penagihan pengembalian DPM oleh LUEP. 5. LUEP yang ditetapkan bertanggungjawab dalam: a. pembelian jagung, kedele dan kentang petani secara tunai, tepat jumlah, tepat waktu, dan tepat harga; b. pengembalian DPM kepada Bendahara Penerima Badan Koordinasi Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi secara tepat jumlah dan tepat waktu melalui Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jambi. 6. Petani dalam poktan atau petani anggota Koptan atau KUD wajib menyediakan jagung, kedele dan kentang sesuai kesepakatan dalam kontrak dengan LUEP. 9

10 V. PERSYARATAN PENETAPAN, KETENTUAN ALOKASI DPM, DAN PERJANJIAN/KONTRAK 1. Persyaratan Penetapan Persyaratan penetapan lokasi, LUEP, dan bank pelaksana sebagai berikut: a. Lokasi (Kabupaten/Kota) : 1. Sentra produksi jagung, kedele dan kentang yang dinyatakan oleh Tim Teknis Provinsi Jambi; 2. Terjadi fluktuasi dan atau kecenderungan penurunan harga jagung, kedele dan kentang pada saat panen raya; 3. Terdapat Poktan atau unit usaha (korporasi), Koptan atau KUD; 4. Tidak mempunyai tunggakan DPM-LUEP. b. LUEP penerima DPM : Kriteria : (a) Unit usaha dalam Poktan yang bergerak di bidang pembelian, pengolahan, pengemasan dan pemasaran jagung, kedele dan kentang; (b) LUEP perorangan atau kolektif yang bersedia berintegrasi dengan Poktan di wilayahnya yang tidak memiliki unit usaha. LUEP menjadi unit usaha dalam Poktan dan bersedia memberikan insentif dari hasil usaha pembelian, pengolahan, pengemasan dan pemasaran jagung, kedele dan kentang yang bersumber dari DPM-LUEP kepada Poktan (Lampiran 3); (c) LUEP perorangan atau kolektif yang selama ini sudah menerima DPM bersama poktan mitranya dan bersedia membentuk unit usaha. LUEP menjadi unit usaha dalam Poktan (Lampiran 3); (d) LUEP perorangan atau kolektif bersama poktan di sekitarnya yang bersedia membentuk unit usaha. LUEP menjadi unit usaha dalam Poktan (Lampiran 3); (e) LUEP berbentuk Koptan atau KUD yang memiliki hubungan kelembagaan dengan petani/kelompoktani 10

11 Persyaratan : 1. Berbadan Hukum atau Badan Usaha; 2. Mempunyai kantor dan alamat yang jelas; 3. Memiliki rekening (giro) Badan Usaha pada Bank Pemerintah/Bank Pemerintah Daerah; 4. Sudah berpengalaman dan sampai saat ini masih operasional dalam perdagangan jagung, kedele dan kentang dengan bukti-bukti kuitansi/kontrak/kerjasama yang disyahkan Tim Teknis Kabupaten; 5. Tidak mempunyai tunggakan kredit pada perbankan bagi LUEP lama dan baru, dan tidak mempunyai tunggakan pokok dan denda kegiatan DPM- LUEP; 6. Sehat manajemen, keuangan dan organisasi bagi Koptan atau KUD, telah melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) dan Rapat Anggota untuk mendapatkan persetujuan mengelola DPM yang dituangkan dalam bentuk Berita Acara (Lampiran 4). 7. Memiliki dan atau melakukan kemitraan dengan unit usaha pengolahan (pengeringan, penggilingan, prosesing, pengemasan, penyimpanan) jagung, kedele dan kentang yang dibuktikan dengan Perjanjian Kerjasama dan diketahui oleh Tim Teknis Kabupaten; 8. Memiliki Surat Perjanjian Jual Beli jagung, kedele dan kentang dengan Kelompoktani; 9. Memiliki mitra dagang untuk pemasaran jagung, kedele dan kentang; 10. Mampu menyediakan dan menyerahkan agunan senilai sekurangkurangnya 125 persen dari DPM yang diperolehnya. Agunan tersebut dalam bentuk Akta Pemberian Hak Tanggungan (APHT) untuk agunan barang tidak bergerak, dan sertifikat Fidusia untuk agunan barang bergerak yang disyahkan oleh notaris. Apabila Gapoktan dan koperasi, agunannya merupakan milik pribadi anggota Poktan/pengurus perlu dilengkapi dengan Surat Pernyataan Berita Acara Penyerahan Agunan Anggota Poktan/Koptan/KUD kepada LUEP (Lampiran 5). 11. Bersedia membayar biaya Notaris atau Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) yang dipilih LUEP untuk mendapatkan Surat APHT; 12. Bersedia menyerahkan surat kuasa pemindahbukuan dana LUEP dari rekening Giro I (satu) kepada Rekening Bendaharawan Penerima Badan 11

12 Koordinasi Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi; 13. Tidak menyalurkan DPM yang diterimanya kepada unit usaha lainnya atau kepada Badan/Lembaga usaha lainnya; 14. Menggunakan DPM untuk pembelian jagung, kedele dan kentang petani dalam kelompoktani; 15. Bersedia membuat laporan Form-A setiap bulan dan dikirimkan kepada Tim Teknis Kabupaten dan Provinsi. c. Bank Pelaksana: 1. Sanggup menerbitkan rekening LUEP dalam dua nomor, yaitu rekening Giro I (satu) untuk penerimaan transfer, pencairan DPM oleh LUEP setelah mendapat rekomendasi dari Tim Teknis Kabupaten, dan pengembalian DPM, serta rekening Giro II (dua) untuk penerimaan dan pengeluaran oleh LUEP; 2. Bersedia memberikan laporan perkembangan keuangan DPM-LUEP kepada Kepala Badan/Dinas/Kantor/Unit Kerja yang menangani ketahanan pangan Kabupaten dan Kepada Badan Koordinasi Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi. 2. Ketentuan Alokasi DPM: a. Jumlah DPM yang dialokasikan untuk diterima oleh masing-masing LUEP maksimal Rp ,- (lima ratus juta rupiah); b. Bagi LUEP yang mengajukan permohonan DPM lebih besar dari jumlah maksimal yang ditentukan, maka LUEP tersebut wajib mendapatkan rekomendasi khusus dari Bupati kepada Gubernur melalui Tim Teknis Provinsi, dengan tetap mempertimbangkan azas pemerataan dan keadilan dalam pengalokasian dana. 3. Perjanjian/Kontrak a. Dasar Pelaksanaan 1. Alokasi DPM yang telah ditetapkan pada Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA SKPD) Tahun 2009 pada Badan Koordinasi Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi. 2. Pedoman Umum Pelaksanaan DPM-LUEP Untuk Pengendalian Harga Jagung, kedele dan kentang di Tingkat Petani Tahun 2009 yang ditetapkan Gubernur. 12

13 3. Surat Keputusan Penetapan LUEP sebagai Pelaksana Pembelian Jagung, kedele dan kentang yang diterbitkan oleh Kepala Badan Koordinasi Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi (Lampiran 6). 4. Dana APBD II untuk mendukung kegiatan operasional DPM-LUEP untuk pembelian jagung, kedele dan kentang petani yang dialokasikan oleh Bupati. b. Perjanjian Kontrak antara Penggunaan Anggaran (PA) dengan LUEP sebagaimana diatur dalam Lampiran 7 dilengkapi dengan syarat-syarat sebagai berikut : 1. LUEP menyerahkan Surat Perjanjian Jual Beli Jagung, kedele dan kentang antara LUEP dengan Kelompoktani yang diketahui oleh Kepala Badan/Dinas/Kantor/Instansi/Unit Kerja yang menangani Ketahanan Pangan Kabupaten (Lampiran 8), surat perjanjian ini diperbaharui setiap periode perputaran pembelian. 2. LUEP menyerahkan proposal penggunaan DPM untuk pembelian jagung, kedele dan kentang petani. 3. LUEP menyerahkan agunan yang diikat dalam APHT dan atau Sertifikat Fidusia. 4. LUEP menyerahkan Surat Pernyataan (Lampiran 9) yang berisi: a. Penggunaan dana selama satu tahun atau 12 (dua belas) bulan dari 1 Mei 2009 sampai dengan 30 April b. Bersedia mengembalikan DPM sebesar jumlah dana yang diterimanya kepada Bendaharawan Penerima Badan Koordinasi Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi selambat-lambatnya pada tanggal 30 April 2010; c. Bersedia membayar denda apabila pengembalian DPM tidak sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan sebesar satu permil per hari dan maksimum lima persen dari sisa tunggakan (50 hari) sejak tanggal jatuh tempo; d. Bersedia menyerahkan agunan selambat-lambatnya 50 hari setelah batas akhir jatuh tempo pengembalian DPM LUEP ke KPKNL setempat melalui Kepala Badan Koordinasi Penyuluhan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi; e. Bersedia melunasi kekurangan tunggakan pokok dan denda apabila nilai agunan yang dilelang lebih rendah dari nilai tunggakan pokok dan denda 13

14 5. LUEP bersedia melaksanakan pembelian jagung, kedele dan kentang minimal dua kali putaran. Setiap kali putaran pembelian dilaksanakan melalui perjanjian jual beli dengan kelompoktani mitranya. c. Surat Perjanjian Jual Beli Jagung, kedele dan kentang antara LUEP dengan kelompoktani dalam Gapoktan yang direkomendasikan oleh Tim Teknis Kabupaten : 1. Poktan menyusun perencanaan penyediaan jagung, kedele dan kentang; 2. LUEP wajib membeli jagung, kedele dan kentang petani dalam kelompoktani sesuai kontrak, serendah-rendahnya sesuai harga referensi daerah. 14

15 VI. PROSEDUR PELAKSANAAN berikut: Penyelenggaraan kegiatan DPM-LUEP dilakukan melalui prosedur sebagai 1. Penyediaan dan Pencairan Dana Penyediaan Dana : Penyediaan dan Pencairan DPM oleh LUEP untuk pembelian jagung, kedele dan kentang, dilakukan melalui dana APBD dengan mekanisme Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA SKPD) Badan Koordinasi Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Povinsi Jambi Tahun 2009, Nomor : tanggal 27 Januari 2009 harus dikelola sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku: Dana APBD yang tersedia pada Badan Koordinasi Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi berjumlah Rp ,- (Lima ratus juta rupiah) untuk pengendalian harga jagung, kedele dan kentang di tingkat petani. Pencairan Dana : a. Gubernur menetapkan: (1). Badan Koordinasi Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi sebagai penanggungjawab pengelolaan DPM-LUEP (Lampiran 11); (2). Pengguna Anggaran (PA) yang bertanggungjawab sebagai pengelola pelaksanaan kegiatan DPM-LUEP; (3). Bendahara pengeluaran dan bendahara penerimaan; (4). Pejabat Penguji dan Penerbit SPM; dan (5). Tim Teknis Pengelola DPM-LUEP dalam rangka pengendalian harga jagung, kedele dan kentang di tingkat petani. b. Kepala Badan Koordinasi Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi menetapkan LUEP, dan PPTK selaku PA. c. Penggunaan Anggaran (PA) membuat kontrak dengan LUEP dan melalui bendahara pengeluaran Badan Koordinasi Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi mengajukan SPP-LS (Lampiran 12) kepada Pejabat Pembuat SPM/Penguji SPP dengan melampirkan surat permintaan pembayaran LS oleh 15

16 LUEP (Lampiran 13) dan kuitansi yang ditandatangani oleh Kepala/Pimpinan LUEP, yang disetujui oleh PA Badan Koordinasi Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi dan Bendaharawan Pengeluaran Badan Koordinasi Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi (Lampiran 14) untuk diteruskan ke Biro Keuangan Setda Provinsi Jambi. d. Biro Keuangan Setda Provinsi Jambi menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) dan mentransfer DPM ke rekening Giro I LUEP. e. Pencairan Dana Penguatan Modal (DPM) ke LUEP selambat-lambatnya pada tanggal 15 Desember Penetapan LUEP Penetapan LUEP dilakukan melalui prosedur dengan tahapan sebagai berikut (Lampiran 15): a. Gubernur menetapkan Kepala Badan Koordinasi Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi sebagai penanggungjawab kegiatan dan menetapkan Tim Teknis DPM-LUEP Provinsi Jambi. b. Bupati melalui Kepala Badan/Dinas/Kantor/Unit Kerja yang menangani ketahanan pangan Kabupaten menetapkan Tim Teknis Kabupaten, dan mengusulkan calon penerima DPM-LUEP kepada Kepala Badan Koordinasi Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi. c. Kepala Badan Koordinasi Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi menetapkan peserta kegiatan DPM-LUEP dengan proses penetapan sebagai berikut: 1. Tim Teknis Kabupaten melakukan identifikasi dan penilaian terhadap LUEP sebagai calon peserta kegiatan, sesuai dengan Lampiran 16 dan Lampiran 17; 2. LUEP yang dinilai memenuhi persyaratan, membuat Surat Perjanjian Jual Beli Jagung, kedele dan kentang dari petani dalam poktan dan serta membuat kesepakatan tentang pembelian jagung, kedele dan kentang; 3. Atas dasar Surat Perjanjian Jual Beli Jagung, kedele dan kentang dari petani dalam poktan oleh LUEP dan hasil identifikasi Tim Teknis Kabupaten, Bupati mengusulkan: (a) calon LUEP; (b) kebutuhan modal usaha LUEP; dan (c) wilayah kerja LUEP kepada Kepala Badan Koordinasi Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi; 16

17 4. Usulan dari Bupati terhadap LUEP diverifikasi oleh Tim Teknis Provinsi Jambi, yang hasilnya disampaikan kepada Kepala Badan Koordinasi Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi; 5. Kepala Badan Koordinasi Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi, berdasarkan hasil verifikasi Tim Teknis Provinsi Jambi, menetapkan: (a) LUEP sebagai pelaksana kegiatan; (b) jumlah dana penguatan modal yang dialokasikan bagi masing-masing LUEP dan (c) jumlah jagung, kedele dan kentang petani dalam poktan yang akan dibeli oleh LUEP. 3. Penyaluran dan Pengembalian Dana Penyaluran DPM kepada LUEP dan data pengembalian DPM dari LUEP dilakukan melalui prosedur berikut (Lampiran 18): a. Dana yang telah diterima melalui Rekening Giro I LUEP di Bank Pelaksana Kabupaten, dapat dicairkan oleh LUEP dengan tahapan dan mekanisme sebagai berikut: 1. LUEP mengajukan usulan penarikan DPM-LUEP ke Bank Pelaksana berdasarkan rekomendasi Tim Teknis Kabupaten. Untuk tahap pertama, usulan pengambilan dana oleh LUEP hanya diperkenankan maksimal 40 persen dari nilai kontrak; 2. Pencairan untuk tahap berikutnya sebanyak 60 persen dapat dilaksanakan setelah penggunaan pencairan tahap pertama dipertanggungjawabkan dan berdasarkan rekomendasi Tim Teknis Kabupaten sesuai penilaian kinerja LUEP; 3. Berdasarkan usulan penarikan dana oleh LUEP dan rekomendasi Tim Teknis Kabupaten, Bank Pelaksana mentransfer ke Rekening Giro II LUEP; 4. LUEP dapat mencairkan DPM dari Rekening Giro II, untuk selanjutnya digunakan membeli jagung, kedele dan kentang petani dalam poktan sesuai dengan perjanjian kontrak jual beli; 5. LUEP wajib membeli jagung petani dalam poktan pada wilayah kerja LUEP sesuai dengan kontrak yang disepakati. Pengunaan dana oleh LUEP sekurang-kurangnya dua kali putaran yang tersedia dengan batas waktu pembelian jagung. b. Dana pinjaman hanya boleh digunakan selama satu tahun, selambat-lambatnya pada tanggal 30 April tahun 2010 (lama pinjaman bulan Mei 2009 s/d 30 April 17

18 2010) LUEP wajib mengembalikan DPM sebesar dana yang diterima ke rekening Bendaharawan Penerima Badan Koordinasi Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi. Bagi LUEP yang mengembalikan DPM setelah tanggal 30 April 2010, wajib membayar denda sebesar satu permil per hari dan maksimum 5 (lima) persen dari sisa tunggakan selambat-lambatnya 50 hari setelah jatuh tempo pembayaran. c. Dana pengembalian DPM oleh LUEP yang diterima Bendaharawan Penerima Badan Koordinasi Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi, dengan menggunakan SSPB (Lampiran 19) disetor ke Rekening Kas Daerah pada Mata Anggaran Kegiatan Badan Koordinasi Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi. Foto kopi bukti setor/transfer ke Rekening Kas Daerah tersebut disampaikan kepada Badan Koordinasi Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi ke Biro Keuangan Sekretariat Daerah Provinsi Jambi. d. PA Badan Koordinasi Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi melalui PPTK mengembalikan jaminan/agunan LUEP yang telah melunasi DPM baik pokok maupun denda dan dinyatakan dengan Berita Acara Serah Terima Agunan Pinjaman DPM-LUEP (Lampiran 20). e. Setelah tanggal 30 April 2010, PA Badan Koordinasi Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi merekapitulasi data pengembalian per-luep untuk kemudian dilaporkan kepada Gubernur dan Bupati, pada tanggal 1 dan 15 setiap bulannya (Lampiran 21). f. Pada saat tidak ada pembelian jagung, kedele dan kentang LUEP wajib mengembalikan DPM yang diterimanya ke rekening I yang diatur lebih lanjut dalam petunjuk pelaksanaan. 4. Penyelesaian Tunggakan a. Kepala Badan Koordinasi Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi menyerahkan agunan LUEP yang belum melunasi tunggakan pengembalian DPM-LUEP Tahun Anggaran 2009 ke Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) di wilayah kerja pelayanan untuk diproses sesuai dengan peraturan yang berlaku. Bendahara penerima Badan Koordinasi Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi membukukan pengembalian tunggakan DPM dari KPKNL sesuai dengan tahun penerimaan, serta menyetorkannya melalui 18

19 SSPB dengan mencantumkan tahun tunggakan (Lampiran 22). b. Penyerahan agunan dilakukan 50 (Lima puluh) hari setelah jatuh tempo pengembalian, dengan melampirkan: (1) Data Penyerahan Kasus Piutang; (2) Berkas Agunan asli yang diterima bendahara pengeluaran; (3) Akta Pemberian Hak Tanggungan (APHT) dan Sertifikat Fidusia. (4) Apabila nilai agunan yang dilelang lebih rendah dari nilai tunggakan maka LUEP wajib melunasi kekurangannya. (5) KPKNL Jambi melaporkan perkembangan proses pelelangan kepada Kepala Badan Koordinasi Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi, untuk selanjutnya direkapitulasi dan dilaporkan kepada Gubernur. (Lampiran 23). 19

20 VII. MEKANISME KOORDINASI, MONITORING DAN EVALUASI, PENGAWASAN, PENGENDALIAN, DAN PELAPORAN 1. Mekanisme Koordinasi Koordinasi dilaksanakan sebagai berikut; a. Bupati melakukan koordinasi dengan melibatkan instansi terkait di tingkat Provinsi/Kabupaten, Tim Teknis Provinsi/Kabupaten, dan Asosiasi LUEP Kabupaten, serta melaporkan hasilnya kepada Gubernur dengan tembusan disampaikan kepada Badan Koordinasi Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi; b. Badan Koordinasi Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi melakukan koordinasi dengan melibatkan instansi terkait di tingkat Provinsi/kabupaten, Tim Pengendali, Tim Teknis Provinsi/kabupaten, dan Asosiasi LUEP Provinsi Jambi, serta melaporkan hasilnya kepada Gubernur/Bupati; 2. Mekanisme Monitoring dan Evaluasi Monitoring dan evaluasi dilakukan secara berjenjang dan berkala dari kabupaten dan provinsi. a. Badan/Dinas/Kantor/Unit kerja ketahanan pangan Kabupaten bersama Tim Teknis Kabupaten melakukan monitoring dan evaluasi berkala terhadap pengelolaan, pelaksanaan, dan pencapaian sasaran kegiatan DPM, serta melaporkan hasilnya kepada Bupati dengan tembusan kepada Gubernur. Bupati memberi arahan tindak lanjut hasil evaluasi, khususnya untuk mengatasi masalah yang dihadapi pelaksana di tingkat lapangan. b. Badan Koordinasi Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi bersama Tim Teknis Provinsi Jambi melakukan monitoring dan evaluasi berkala terhadap pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan DPM, serta melaporkan hasilnya kepada Gubernur Jambi. Gubernur Jambi memberi arahan tindak lanjut hasil evaluasi, dan apabila diperlukan memberikan dukungan/fasilitasi dalam penyelesaian masalah pelaksanaan kegiatan DPM di tingkat provinsi. 3. Mekanisme Pengawasan a. Pengawasan dilaksanakan melalui pengawasan internal dan fungsional secara 20

21 berjenjang dari Provinsi ke Kabupaten. b. Pengawasan internal dilokasi secara berjenjang mulai dari kabupaten sampai provinsi 4. Mekanisme Pengendalian Mekanisme pengendalian dilakukan secara berjenjang mulai dari kabupaten, ke provinsi dengan mengacu pada laporan hasil evaluasi dan pengawasan, terhadap penyimpangan administratif dan teknis pada pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan DPM-LUEP di tingkat lapangan untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. 5. Mekanisme Pelaporan a. Pelaporan dilaksanakan secara berjenjang mulai dari LUEP, kabupaten, dan provinsi sebagai berikut (Lampiran 24): (1) LUEP wajib membuat pembukuan penggunaan DPM yang terdiri dari: buku keuangan (penerimaan, pengeluaran, dan pengembalian) (Lampiran 25), buku pembelian (Lampiran 26), dan buku penjualan (Lampiran 27); (2) LUEP wajib membuat laporan bulanan dan laporan akhir dengan menggunakan Form A berdasarkan pembukuan sesuai butir (1) (Lampiran 28), dan dikirim kepada: Badan/Dinas/Kantor/Unit Kerja yang menangani ketahanan pangan Kabupaten dengan tembusan kepada Badan Koordinasi Ketahanan Pangan Provinsi Jambi; (3) Badan/Dinas/Kantor/Unit Kerja yang menangani ketahanan pangan Kabupaten, setiap bulan dengan menggunakan Form B (Lampiran 29) merekap seluruh laporan LUEP di kabupaten, yang hasilnya disampaikan kepada Bupati dengan tembusan kepada Badan Koordinasi Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi; (4) Badan Koordinasi Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi, setiap bulan dengan menggunakan Form C (Lampiran 30) merekap seluruh laporan Badan/Dinas/Kantor/Unit Kerja yang menangani ketahanan pangan Kabupaten, yang hasilnya disampaikan kepada Gubernur. b. Kepala Badan Koordinasi Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi menyusun dan menyampaikan laporan tengah tahun dan akhir tahun tentang perkembangan pelaksanaan DPM kepada Gubernur Jambi untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengalokasikan dana kegiatan DPM tahun berikutnya. 21

22 VIII. LAIN LAIN 1. Pemanfaatan Dana Operasional DPM-LUEP Dana operasional DPM-LUEP yang bersumber dari APBD hanya dapat digunakan untuk identifikasi, sosialisasi dalam rangka integrasi LUEP dengan Poktan, pembinaan, rapat-rapat koordinasi, pemantauan dan evaluasi serta pelaporan. 2. Dana Enumerator yang bersumber dari APBD Dana tersebut digunakan untuk membiayai tenaga enumerator dalam melaksanakan pemantauan perkembangan harga jagung, kedele dan kentang di tingkat petani di wilayah LUEP dan Non-LUEP. 3. Tenaga Enumerator Untuk memantau perkembangan harga jagung, kedele dan kentang di tingkat petani di wilayah LUEP dan Non-LUEP, daerah menetapkan Tenaga Enumerator yang sudah dilatih dan mempunyai tugas sebagai berikut: c. melakukan pencatatan harga mingguan jagung, kedele dan kentang, baik pada saat panen raya maupun di luar musim panen raya; d. melaporkan hasil pencatatan harga secara berkala dan berjenjang dari kabupaten ke provinsi dan selanjutnya ke Gubernur Jambi. Untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat maka kabupaten yang jumlah LUEP nya cukup besar dapat menambah tenaga enumerator dengan dibiayai melalui dana APBD II masing-masing. 4. Pendampingan LUEP Dalam rangka mengoptimalkan kinerja LUEP dalam pemanfatan DPM, maka masing-masing daerah kabupaten menetapkan tenaga pendamping yang dibiayai melalui dana APBD II dan mempunyai tugas sebagai berikut: 22

23 a. membantu LUEP dalam bidang administrasi, pembukuan keuangan, dan penyusunan laporan; b. mengawasi LUEP dalam pelaksanaan kerjasama dengan kelompoktani, terutama dalam pembelian jagung, kedele dan kentang; c. membantu Tim Teknis kabupaten dalam proses pembentukan dan penguatan kelembagaan Poktan; d. memantau penggunaan dan pengembalian DPM; e. membantu enumerator dalam pengumpulan data harga dan volume pembelian jagung, kedele dan kentang oleh LUEP. 23

24 IX. PENUTUP Pedoman Umum DPM-LUEP, disusun sebagai bahan arahan untuk : 1. mengarahkan gerakan pelaksanaan dilapangan dalam rangka mengendalikan harga jagung, kedele dan kentang ditingkat petani. 2. Sebagai bahan acuan bagi Badan Koordinasi Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Provinsi dan Instansi terkait dalam pelaksanaan operasional di tingkat lapangan. 3. Sebagai bahan acuan bagi Badan/Dinas/Kantor yang menangani ketahanan pangan kabupaten dan instansi terkait kabupaten dalam melaksanakan operasional ditingkat lapangan dan dalam menyusun petunjuk pelaksanaan (JUKLAK) di tingkat lapangan dengan tidak mengurangi arti dan makna yang tercantum di dalam pedum ini. 4. Dengan ditaati dan dijabarkannya PEDUM ini oleh para pelaksana dilapangan disemua tingkatan, diharapkan kegiatan DPM-LUEP dapat dilaksanakan secara efektif, efisien, transparan, akuntabel dan dapat dipertanggungjawabkan. GUBERNUR JAMBI H. ZULKIFLI NURDIN 24

25 Lampiran 1. ALOKASI DPM-LUEP KOMODITI JAGUNG, KEDELE DAN KENTANG PROVINSI JAMBI TAHUN 2009 BERDASARKAN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (DPA-SKPD) BADAN KOORDINASI PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAMBI NOMOR TANGGAL 27 JANUARI 2009 NO KABUPATEN D A N A (Rp.) KETERANGAN 1 KERINCI ,- Jagung/kentang 2 MERANGIN ,- Kedele 3 BUNGO ,- Jagung 4 TEBO ,- Kedele 5 TANJAB. TIMUR ,- Kedele Jumlah ,- 25

26 Lampiran 2 BERITA ACARA PENYERAHAN AGUNAN PINJAMAN DPM LUEP Antara BADAN KOORDINASI PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAMBI Dengan KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA DAN LELANG (KPKNL) PROVINSI JAMBI Nomor :... Pada hari ini, tanggal.. bulan.. tahun.bertempat di... Jalan..., kami yang bertanda tangan di bawah ini: : Kepala Badan Koordinasi Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Badan Koordinasi Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi yang berkedudukan di Jalan..... yang untuk selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA : Kepala/Pimpinan KPKNL , dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama KPKNL Provinsi Jambi, yang berkedudukan di Jalan yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA. PIHAK PERTAMA telah menyerahkan 1 (satu) berkas dokumen agunan barang bergerak dan atau barang tidak bergerak serta bukti jumlah tunggakan dan denda LUEP(Koptan/KUD* ) )... kepada PIHAK KEDUA dalam keadaan lengkap dan baik. Demikian berita acara penyerahan agunan pinjaman DPM-LUEP yang dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan sebenar-benarnya. Berita acara ini dibuat di :... Hari/tanggal :... PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA NIP. NIP. 26

27 SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN KETUA LUEP... UNIT USAHA POKTAN... Lampiran 3. Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama sebagai Ketua (LUEP... Unit Usaha Poktan, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama LUEP......, yang berkedudukan di Jalan menyatakan bahwa saya bersedia : (a) Bersama kelompoktani mitra membentuk Kelompoktani (Poktan) sesuai dengan asas musyawarah dan mufakat sebagaimana terlampir dalam Berita Acara Kesepakatan; (b) memberikan insentif dari hasil usaha pembelian, pengolahan, pengemasan dan pemasaran jagung, kedele dan kentang yang bersumber dari DPM-LUEP kepada anggota Gapoktan. Demikian Surat Pernyataan Kesediaan ini dibuat dan ditandatangani tanpa tekanan dari pihak manapun. YANG MEMBUAT PERNYATAAN materai Rp.6000 Ketua LUEP MENGETAHUI: KEPALA BADAN/DINAS/KANTOR/UNIT KERJA PROVINSI/KABUPATEN YANG MENANGANI KETAHANAN PANGAN/CAMAT NIP. 27

28 BERITA ACARA RAPAT ANGGOTA KOPTAN/KUD*)... UNTUK MENERIMA DPM-LUEP TAHUN 2009 Nomor :... Lampiran 4. Pada hari ini, tanggal.... bulan.... tahun....bertempat di... Jalan..., kami pengurus dan perwakilan kelompok anggota Koptan/KUD*)... No Nama Anggota Alamat No Telp Tanda tangan dst telah menyelenggarakan Rapat Anggota dan menyepakati untuk menerima DPM-LUEP yang dimanfaatkan untuk pembelian, pengolahan, pengemasan dan pemasaran jagung, kedele dan kentang*) sesuai dengan persyaratan yang berlaku. Demikian Berita Acara Rapat Anggota pengurus dan perwakilan kelompok anggota dibuat dengan sebenar-benarnya. Berita acara ini dibuat di :... Hari/tanggal :... MENGETAHUI: Ketua Koperasitani/KUD

29 SURAT PERNYATAAN PENYERAHAN AGUNAN PINJAMAN DPM-LUEP Nomor :... Lampiran 5. Pada hari ini, tanggal.. bulan.. tahun.bertempat di... Jalan..., kami yang bertanda tangan di bawah ini: : Anggota Poktan/Koptan/KUD* )..., dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama pribadi yang berkedudukan di Jalan..... yang untuk selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA : Pimpinan LUEP.../ Koptan/KUD* ) , dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama LUEP.../Koptan/KUD* )......, yang berkedudukan di Jalan yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA. Dalam rangka peminjaman DPM-LUEP dengan persyaratan agunan yang harus dipenuhi oleh PIHAK KEDUA, dengan ini PIHAK PERTAMA secara sadar, sehat jasmani dan rohani tanpa tekanan pihak manapun bersedia menyerahkan... (ditulis dengan huruf) berkas dokumen bukti kepemilikan barang bergerak dan atau tidak bergerak yang diagunkan untuk pinjaman DPM kepada PIHAK KEDUA untuk selanjutnya diproses menjadi Akta Pemberian Hak Tanggungan (APHT) dan atau Sertifikat Fidusia. Apabila dalam pengembalian DPM terdapat tunggakan, PIHAK PERTAMA tidak keberatan jika agunan diproses oleh Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL). Demikian Berita Acara Serah Terima Agunan ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan sebenarnya dan merupakan alat bukti yang sah bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Berita acara ini dibuat di :... Hari/tanggal :... PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA NIP. MENGETAHUI: Kepala Badan/Dinas/Kantor/Unit Kerja Yang Menangani Ketahanan Pangan Kabupaten/Kota NIP. 29

30 Lampiran 6. SURAT KEPUTUSAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAMBI NOMOR :. TENTANG PENETAPAN LUEP SEBAGAI PELAKSANA PEMBELIAN JAGUNG, KEDELE DAN KENTANG Menimbang : a b Mengingat : Memperhatikan : Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD) Badan Koordinasi Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi No.. tanggal.. Tahun Anggaran.. MEMUTUSKAN Menetapkan : Pertama : Menetapkan LUEP sebagaimana tersebut dalam Lampiran Surat Keputusan ini, sebagai Pelaksana Pembelian Jagung, Kedele dan Kentang petani/kelompoktani. Kedua : LUEP diwajibkan membeli jagung, kedele dan kentang milik petani /kelompoktani dengan Dana Penguatan Modal (DPM) sesuai Surat Perjanjian Jual Beli jagung, kedele dan kentang antara LUEP dengan kelompoktani untuk tahun anggaran

31 Lanjutan lampiran 6. Ketiga : Segala biaya akibat dikeluarkannya Surat Keputusan ini dibebankan pada dana DPA- SKPD Badan Koordinasi Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi sesuai dengan yang tercantum dalam DPA-SKPD Nomor: tanggal Tahun Anggaran Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila dikemudian hari ternyata LUEP dalam menggunakan DPM tidak sesuai dengan diktum kedua, maka sanksi dan penyelesaian perselisihan berlaku pasal 6 dan pasal 7 Surat Perjanjian/Kontrak antara Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dengan LUEP... (Poktan/Koptan/KUD) Nomor. tanggal Kelima : Apabila terdapat kekeliruan dalam Surat Keputusan ini, akan ditinjau kembali sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Keenam : Surat Keputusan ini disampaikan kepada yang bersangkutan, untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya. DITETAPKAN DI JAMBI PADA TANGGAL KEPALA BADAN KOORDINASI PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAMBI Tembusan :... NIP. 1. Gubernur Jambi 2. Kepala Biro Keuangan Setda Provinsi Jambi 3. Bupati *) ; 4. Badan/Dinas/Kantor/Unit yang menangani Ketahanan Pangan Kab....; *) Coret yang tidak perlu 31

32 LAMPIRAN : SURAT KEPUTUSAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAMBI NOMOR :. TANGGAL :. DAFTAR LUEP YANG DITETAPKAN SEBAGAI PELAKSANA PEMBELIAN JAGUNG PETANI/KELOMPOKTANI Lanjutan lampiran 6a. No Nama LUEP Nama Ketua Izin Usaha/No Badan Hukum Alamat Jumlah Kel.tani Volume pembelian Jagung Kering (Kg) Harga Pembelian (Rp/kg) Tongkol Pipilan Tongkol Pipilan Alokasi DPM (Rp.) Dst Jumlah., tgl. Kepala Badan Koordinasi Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi.. NIP. *) Coret yang tidak perlu 32

33 LAMPIRAN : SURAT KEPUTUSAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAMBI NOMOR :. TANGGAL :. DAFTAR LUEP YANG DITETAPKAN SEBAGAI PELAKSANA PEMBELIAN KEDELE PETANI/KELOMPOKTANI Lanjutan lampiran 6b. No Nama LUEP Nama Ketua Izin Usaha/No Badan Hukum Alamat Jumlah Kel.tani Volume pembelian Kedele Biji Kering (Kg) Harga pembelian Kedele Biji Kering (Kg) Alokasi DPM (Rp.) Dst Jumlah., tgl. Kepala Badan Koordinasi Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi *) Coret yang tidak perlu.. NIP. 33

34 LAMPIRAN : SURAT KEPUTUSAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAMBI NOMOR :. TANGGAL :. DAFTAR LUEP YANG DITETAPKAN SEBAGAI PELAKSANA PEMBELIAN KENTANG PETANI/KELOMPOKTANI Lanjutan lampiran 6c. No Nama LUEP Nama Ketua Izin Usaha/No Badan Hukum Alamat Jumlah Kel.tani Volume pembelian Kentamg (Kg) Harga pembelian Kentang (Kg) Alokasi DPM (Rp.) Dst Jumlah., tgl. Kepala Badan Koordinasi Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi *) Coret yang tidak perlu.. NIP. 34

35 Lampiran 7. SURAT PERJANJIAN/KONTRAK Antara PENGGUNA ANGGARAN (PA) Dengan LUEP... Tentang PEMBELIAN JAGUNG, KEDELE DAN KENTANG PETANI Nomor : Pada hari ini, tanggal bulan.... tahun dua ribu sembilan bertempat di Kantor Badan Koordinasi Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi, Jalan Samarinda Kotabaru Jambi, kami yang bertanda tangan dibawah ini : : Pengguna Anggaran Kegiatan Provinsi Tahun Anggaran 2009, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Badan Koordinasi Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi yang berkedudukan di Jalan Samarinda Kotabaru Jambi yang untuk selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA : Pimpinan LUEP...//Koptan/KUD......, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama LUEP......, yang berkedudukan di Jalan yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA. Kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan Perjanjian/Kontrak yang mengikat dan berakibat hukum bagi kedua belah pihak untuk pelaksanaan kegiatan pembelian jagung, kedele dan kentang petani dalam kelompoktani dengan Dana Penguatan Modal Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan, dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam pasal-pasal berikut. Pasal 1 DASAR PELAKSANAAN a b c d Keppres Nomor 42 Tahun 2002, tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Peraturan Gubernur Jambi tentang Pedoman Umum DPM-LUEP untuk Pengendalian Harga jagung, kedele dan kentang di tingkat Petani Tahun 2009; Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA SKPD) Tahun 2009 Badan Koordinasi Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi Nomor : tanggal 27 Januari 2009 Surat Edaran Gubernur Jambi tentang Petunjuk Pengelolaan dan Penatausahaan Keuangan Daerah di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jambi No. 954/450/Keu tanggal 31 Januari

36 e f Lanjutan lampiran 7. Keputusan Gubernur Jambi, Nomor: tanggal.tentang Penetapan Badan Koordinasi Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi sebagai penanggung jawab pengelolaan DPM LUEP. Surat Keputusan Kepala Badan Koordinasi Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi Nomor:.. tanggal, tentang Penetapan Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan g Surat Kerjasama Jual Beli Jagung, kedele dan kentang) Petani dalam kelompoktani antara LUEP... dengan Kelompoktani Nomor :. tanggal h Surat Perjanjian Kontrak/Kerjasama Penjualan Hasil Pembelian Jagung, kedele dan kentang) oleh LUEP... dengan... Pasal 2 LINGKUP PEKERJAAN DAN JANGKA WAKTU PELAKSANAAN (1) PIHAK PERTAMA memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA telah setuju untuk menerima dan melaksanakan pembelian Jagung, kedele dan kentang sebanyak ton dengan harga serendah-rendahnya sesuai harga referensi daerah untuk jagung, kedele dan kentang dengan kelompoktani tersebut sebagaimana terlampir pada surat perjanjian/kontrak ini. (2) PIHAK KEDUA setelah melakukan pembelian jagung, kedele dan kentang) pada ayat 1 (satu) pasal ini wajib melakukan pembelian jagung kembali minimal satu kali putaran. (3) Surat perjanjian/kontrak ini mulai berlaku efektif setelah ditandatangani oleh kedua belah pihak. Adapun jangka waktu pelaksanaan pekerjaan pembelian jagung, kedele dan kentang petani dalam kelompoktani sesuai surat perjanjian/kontrak sampai tanggal 30 April Pasal 3 SUMBER DANA DAN JUMLAH BIAYA Sumber dana dan jumlah biaya pembelian jagung, kedele dan kentang petani dalam kelompoktani seperti dimaksud pada pasal 2 Surat Perjanjian/Kontrak ini adalah : (1) Sumber dana sebagaimana tertuang dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD) Tahun 2009, Badan Koodinasi Penyuluhan dan Ketahanan pangan Provinsi Jambi Nomor : tanggal 27 Januari (2) Jumlah biaya yang diperlukan disepakati sebesar Rp....,- (dengan huruf). (3) Setelah masa kontrak berakhir atau selambat-lambatnya tanggal 30 April 2010, PIHAK KEDUA berkewajiban mengembalikan seluruh dana yang digunakan untuk pembelian jagung, kedele dan kentang petani dalam kelompoktani sesuai nilai kontrak ke Rekening Bendaharawan Penerima Provinsi. (4) Bendaharawan Penerima Provinsi, berdasarkan ayat (3) pasal ini selanjutnya menyetorkan seluruhnya ke Rekening Kas Daerah dengan nomor rekening... dalam waktu 1 x 24 jam setelah tanggal penerimaan. 36

37 Lanjutan lampiran 7. Pasal 4 PEMBAYARAN Pembayaran harga pembelian jagung, kedele dan kentang petani dalam kelompoktani dimaksud pada pasal 3 Surat Perjanjian/Kontrak ini akan dilakukan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA, dilaksanakan melalui Biro Keuangan Setda Provinsi Jambi dan Rekening Kas Daerah (yang berkedudukan di ibu kota provinsi), dengan cara pembayaran langsung ke rekening Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan. pada Bank Jl... Nomor Rek.:.. Pasal 5 JAMINAN/AGUNAN (1) PIHAK KEDUA menyerahkan jaminan/agunan beserta Sertifikat APHT/Sertifikat Fidusia/Surat Kuasa Jual dalam bentuk barang bergerak dan atau tidak bergerak senilai Rp..,- (dengan huruf). (2) PIHAK PERTAMA mengembalikan jaminan/agunan kepada PIHAK KEDUA setelah PIHAK KEDUA mengembalikan seluruh dana penguatan modal untuk pembelian jagung, kedele dan kentang petani dalam kelompoktani yang diterima dari PIHAK PERTAMA, yang dinyatakan dengan Berita Acara Serah Terima jaminan/agunan dari PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA. Pasal 6 S A N K S I (1) Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat melaksanakan pembelian jagung, kedele dan kentang petani dalam kelompoktani sesuai dengan Pasal 2 ayat (1), maka PIHAK PERTAMA berhak secara sepihak mencabut seluruh dana yang diterima PIHAK KEDUA yang mengakibatkan surat perjanjian/kontrak batal. (2) Apabila PIHAK KEDUA ternyata tidak dapat mengembalikan seluruh dana yang diterima dari PIHAK PERTAMA sesuai dengan batas waktu seperti tersebut pada pasal 3 ayat (3) yang disebabkan oleh kesalahan/kelalaian atau hal-hal lain dalam batas tanggungjawab PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA dikenakan denda 1 0 / 00 (satu perseribu) untuk setiap hari keterlambatan dan maksimum 5% (lima perseratus) dari sisa tunggakan sejak tanggal jatuh tempo. (3) Apabila dalam waktu yang telah ditetapkan sebagaimana tersebut dalam ayat (2), PIHAK KEDUA tidak mengembalikan dana yang diterima dari PIHAK PERTAMA, maka jaminan/agunan sebagaimana tersebut dalam Pasal 5 ayat (1) diserahkan ke Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) untuk diproses sesuai ketentuan peraturan perundangan yang berlaku. Pasal 7 PERSELISIHAN (1) Apabila terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sehubungan dengan surat perjanjian/kontrak ini maka akan diselesaikan secara musyawarah untuk memperoleh mufakat. 2) Apabila dengan cara musyawarah belum dapat dicapai suatu penyelesaian, maka kedua belah pihak menyerahkan perselisihan ini kepada Pengadilan Negeri.., sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku. 37

KATA PENGANTAR GUBERNUR JAMBI. dto H. HASAN BASRI AGUS

KATA PENGANTAR GUBERNUR JAMBI. dto H. HASAN BASRI AGUS KATA PENGANTAR Upaya peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan harus dimulai dengan penggunaan benih unggul bermutu di tingkat petani. Untuk menjamin ketersediaan benih tanaman pangan varietas

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2010

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2010 BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS DANA TALANGAN PENGADAAN PANGAN UNTUK PEMBELIAN GABAH/BERAS PETANI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT, GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG DUKUNGAN DANA PERKUATAN MODAL KEPADA LEMBAGA USAHA EKONOMI PEDESAAN (LUEP) DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Lebih terperinci

Gubernur Jawa Barat. PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 84 Tahun 2009 TENTANG PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT TAHUN 2009

Gubernur Jawa Barat. PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 84 Tahun 2009 TENTANG PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT TAHUN 2009 Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 84 Tahun 2009 TENTANG PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT TAHUN 2009 GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pengendalian

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 26 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 607 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 26 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 607 TAHUN 2011 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 26 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 607 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYALURAN DANA PINJAMAN MODAL USAHA KEGIATAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

BUPATI PAKPAK BHARAT

BUPATI PAKPAK BHARAT BUPATI PAKPAK BHARAT PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PERKUATAN PERMODALAN USAHA BAGI MASYARAKAT MELALUI KREDIT NDUMA PAKPAK BHARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN DANA BERGULIR

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN DANA BERGULIR SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN DANA BERGULIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2010 NOMOR 32 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2010 NOMOR 32 SERI E BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2010 NOMOR 32 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 618 TAHUN 2010 T E N T A N G PETUNJUK PELAKSANAAN PENYALURAN DANA INVESTASI DAERAH NON PERMANEN UNTUK

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 25 TAHUN 2010 TENTANG PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT TAHUN 2010 GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang :

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 25 TAHUN 2010 TENTANG PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT TAHUN 2010 GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang : PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 25 TAHUN 2010 TENTANG PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT TAHUN 2010 GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pengendalian harga guna tercapainya

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN BAGIAN DARI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH KABUPATEN KEPADA DESA DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR X9 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR X9 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR X9 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN BAGIAN DARI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSII DAERAH KABUPATEN KEPADA DESA DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 96 dan Pasal 99 Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN KEUANGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN POTENSI KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT (P2KSM) KABUPATEN PURWOREJO DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN SERTA MONITORING DAN EVALUASI HIBAH DI KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN SERTA MONITORING DAN EVALUASI HIBAH DI KABUPATEN

Lebih terperinci

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia tanggal 4 Juli 1950) jo.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia tanggal 4 Juli 1950) jo. PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 8 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR BAGI USAHA MIKRO DAN KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 65 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERIAN PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 65 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERIAN PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, ` W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 65 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERIAN PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pertumbuhan,

Lebih terperinci

BUPATI GUNUNGKIDUL PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 110 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BELANJA HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GUNUNGKIDUL PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 110 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BELANJA HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 110 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BELANJA HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pengelolaan

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR X8 TAHUN 2016 TENTANG ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR X8 TAHUN 2016 TENTANG ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, SALINAN BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR X8 TAHUN 2016 TENTANG ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA Nomor : 14/Per/M.KUKM/VII/2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA Nomor : 14/Per/M.KUKM/VII/2006 TENTANG nis 2006 11-08-2006 1.2005Draft tanggal, 28 Juli 2006 PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA Nomor : 14/Per/M.KUKM/VII/2006 TENTANG PETUNJUK TEKNIS DANA PENJAMINAN

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN BANTUAN KEUANGAN YANG BERSIFAT KHUSUS KEPADA PEMERINTAH DESA YANG BERSUMBER

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang: a. bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENGALOKASIAN DAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR BAGI USAHA MIKRO DAN KECIL

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR BAGI USAHA MIKRO DAN KECIL RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR BAGI USAHA MIKRO DAN KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG DANAA DESA (ADD) DI KABUPATEN LAMONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG DANAA DESA (ADD) DI KABUPATEN LAMONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1 SALINAN BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGALOKASIAN DAN PEMBAGIAN ALOKASI DANAA DESA (ADD) DI KABUPATEN LAMONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 2 TAHUN 2017

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 2 TAHUN 2017 BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA

Lebih terperinci

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA BERGULIR PADA KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

Lebih terperinci

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 58 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan efektivitas dan

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 214 TAHUN 2014

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 214 TAHUN 2014 BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 214 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA PEMERINTAH DESA TAHUN ANGGARAN 2014 Menimbang Mengingat BUPATI GARUT,

Lebih terperinci

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM PERATURAN GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 83 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PERKUATAN PERMODALAN BAGI KOPERASI, USAHA MIKRO DAN KECIL GUBERNUR NANGGROE

Lebih terperinci

S A L I N A N PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 28 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS KREDIT MODAL KERJA USAHA MIKRO DI KABUPATEN PROBOLINGGO

S A L I N A N PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 28 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS KREDIT MODAL KERJA USAHA MIKRO DI KABUPATEN PROBOLINGGO 02 Maret 2015 BERITA DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR 28 S A L I N A N PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 28 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS KREDIT MODAL KERJA USAHA MIKRO DI KABUPATEN PROBOLINGGO

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DANA KEISTIMEWAAN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DANA KEISTIMEWAAN SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DANA KEISTIMEWAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG LEMBARAN DAERAH NOMOR 7 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MODAL DANA BERGULIR PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS KEPADA USAHA MIKRO DAN KOPERASI DI KABUPATEN KUDUS

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 63/Permentan/OT.140/8/2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 63/Permentan/OT.140/8/2007 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 63/Permentan/OT.140/8/2007 TENTANG PEDOMAN PENGAJUAN DAN PENYALURAN DANA PENGUATAN MODAL USAHA AGRIBISNIS KEPADA LEMBAGA MANDIRI YANG MENGAKAR DI MASYARAKAT (LM3) PADA

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG SALINAN BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PEMBAGIAN RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA SERTA PENGGUNAAN DANA DESA DI KABUPATEN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 19/Per/M.KUKM/VIII/2006 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PERKUATAN PERMODALAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DI KAWASAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 282/Kpts/KU.210/4/2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 282/Kpts/KU.210/4/2006 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 282/Kpts/KU.210/4/2006 TENTANG PEDOMAN PENGAJUAN DAN PENYALURAN DANA PENGUATAN MODAL USAHA AGRIBISNIS KEPADA LEMBAGA MANDIRI YANG MENGAKAR DI MASYARAKAT (LM3) PADA DAFTAR

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA TENTANG PENGELOLAAN BELANJA HIBAH BERUPA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. b. c. bahwa berdasarkan Peraturan

Lebih terperinci

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA TENTANG PENGELOLAAN BELANJA HIBAH BERUPA UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. b. c. bahwa berdasarkan Peraturan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI, BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 58 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN,

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PERKUATAN PERMODALAN KOPERASI, USAHA MIKRO DAN USAHA KECIL DENGAN PENYEDIAAN DANA BERGULIR PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 10 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 10 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 10 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA BERGULIR PADA KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA Nomor : 13.1/Per/M.KUKM/VII/2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA Nomor : 13.1/Per/M.KUKM/VII/2006 TENTANG PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA Nomor : 13.1/Per/M.KUKM/VII/2006 TENTANG PETUNJUK TEKNIS SKIM PENDANAAN KOMODITAS KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Subsidi Beras. Masyarakat. Pendapatan Rendah.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Subsidi Beras. Masyarakat. Pendapatan Rendah. No.117, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Subsidi Beras. Masyarakat. Pendapatan Rendah. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99/PMK.02/2009 TENTANG SUBSIDI BERAS

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 06 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN HIBAH DARI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA,

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 06 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN HIBAH DARI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA, BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 06 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN HIBAH DARI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 42

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN SERTA MONITORING DAN EVALUASI

Lebih terperinci

BUPATI BARITO UTARA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA BERGULIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BARITO UTARA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA BERGULIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO UTARA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA BERGULIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO UTARA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR 23 TAHUN 2007

GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR 23 TAHUN 2007 GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYALURAN DAN PENGEMBALIAN DANA PERKUATAN MODAL USAHA KELOMPOK (PMUK) BERGULIR SUB SEKTOR TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN KEUANGAN KEPADA PEMERINTAH DESA BERKEMBANG TAHUN 2011

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN KEUANGAN KEPADA PEMERINTAH DESA BERKEMBANG TAHUN 2011 LAMPIRAN I PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2011 TANGGAL 18 Januari 2011 PETUNJUK TEKNIS BANTUAN KEUANGAN KEPADA PEMERINTAH DESA BERKEMBANG TAHUN 2011 I. PENDAHULUAN A. Dasar Pemikiran Dalam

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 280 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA PEMERINTAH DESA TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM SUBSIDI BUNGA KEPADA USAHA MIKRO DAN KECIL KABUPATEN TRENGGALEK TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 11 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 11 TAHUN 2006 TENTANG SALINAN 1 BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 11 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN POTENSI KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT (P2KSM) KABUPATEN PURWOREJO

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR : 68 TAHUN 2008/434.013/2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2016 NOMOR 1 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2016 NOMOR 1 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2016 NOMOR 1 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BULUNGAN

LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BULUNGAN I. A. FORMAT USULAN HIBAH/BANTUAN SOSIAL : LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BULUNGAN DAFTAR USULAN

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 7 TAHUN 2016

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 7 TAHUN 2016 SALINAN BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGALOKASIAN DAN PENYALURAN ALOKASI DANA DESA TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPULAUAN RIAU, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 135 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGALOKASIAN DAN PENYALURAN ALOKASI DANA DESA TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. /Per/M.KUKM/VIII/2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. /Per/M.KUKM/VIII/2006 TENTANG PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : /Per/M.KUKM/VIII/2006 TENTANG PEDOMAN TEKNIS BANTUAN UNTUK TEKNOLOGI TEPAT GUNA KEPADA USAHA KECIL DAN MENENGAH

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN Jln. Kusumanegara No. 9 Yogyakarta Telepon ( 0274 ) 512063 Faximile 581335 Website : disperindag.jogjaprov.go.id Kode Pos

Lebih terperinci

TATACARA PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN PEMBERIAN HIBAH

TATACARA PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN PEMBERIAN HIBAH LAMPIRAN II PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 70 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

Lebih terperinci

Pembangunan Desa pada semua Desa dalam wilayah

Pembangunan Desa pada semua Desa dalam wilayah BUPATI BONE PROVINS! SULAWESI SELATAN PER.t\TURAN BUPATI BONE NOMOR11 2 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM DANA BANTUAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BONE, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. NOMOR : 07 / Per / Dep.2 / XII /2016

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. NOMOR : 07 / Per / Dep.2 / XII /2016 1 KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH NOMOR : 07 / Per / Dep.2 / XII /2016 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk meningkatkan efektivitas dan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2016

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2016 SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN PINJAMAN/UTANG PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

G U B E R N U R J A M B I

G U B E R N U R J A M B I G U B E R N U R J A M B I PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG MEKANISME PEMBAYARAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BELANJA SUBSIDI RASKIN DI PROVINSI JAMBI TAHUN ANGGARAN 2008 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8B TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8B TAHUN 2012 TENTANG BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8B TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN SERTA MONITORING DAN EVALUASI BANTUAN SOSIAL DI KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN DANA DESA DI KABUPATEN BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2017

BUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN DANA DESA DI KABUPATEN BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2017 BUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN DANA DESA DI KABUPATEN BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.24, 2016 KEUANGAN OJK. BPR. Badan Kredit Desa. Transformasi. Status. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5847) PERATURAN OTORITAS JASA

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 103 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 103 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 103 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN ALOKASI DANA DESA, BAGIAN DARI HASIL PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH KEPADA DESA, DAN BANTUAN KEUANGAN

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR RIAU

PERATURAN GUBERNUR RIAU GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU Nomor 40 Tahun 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR NOMOR 59 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN BELANJA BANTUAN KEUANGAN KEPADA KABUPATEN/KOTA YANG BERSUMBER DARI

Lebih terperinci

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b dan c, perlu ditetapkan Keputusan Gubernur Jawa Barat tentang Penunjukan

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b dan c, perlu ditetapkan Keputusan Gubernur Jawa Barat tentang Penunjukan Gubernur Jawa Barat KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 584.2/Kep. 1566-Diskop UMKM/2011 TENTANG PENUNJUKAN PT.BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA BARAT DAN BANTEN, Tbk SEBAGAI BANK PELAKSANA PENGELOLAAN DANA

Lebih terperinci

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 282/Kpts/KU.210/4/2006 TENTANG PEDOMAN PENGAJUAN DAN PENYALURAN DANA PENGUATAN MODAL USAHA AGRIBISNIS KEPADA LEMBAGA MANDIRI YANG MENGAKAR DI MASYARAKAT (LM3)

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 25 TAHUN TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 25 TAHUN TENTANG BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 25 TAHUN 2017... TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PERTANGGGUNGJAWABAN BANTUAN KEUANGAN YANG BERSIFAT KHUSUS UNTUK PENYELENGGARAAN PEMILIHAN

Lebih terperinci

BAB I. KETENTUAN UMUM

BAB I. KETENTUAN UMUM BAB I. KETENTUAN UMUM 1 1 Otoritas Jasa Keuangan, yang selanjutnya disingkat OJK, adalah lembaga yang independen yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA

PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANF PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA DESA DI KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN ANGGARAN 2017

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DI KABUPATEN BLORA TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN HIBAH YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

Lebih terperinci

BUPATI MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAGELANG, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR 1 BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA DENGAN

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PELAKSANAAN RETRIBUSI DAERAH BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PELAKSANAAN RETRIBUSI DAERAH BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 SALINAN Menimbang GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 90 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN RETRIBUSI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG, PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG, Menimbang : a. bahwa kondisi Pasar Legi Parakan sudah sangat tidak

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA PEMERINTAH DESA YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 41 TAHUN 2014

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 41 TAHUN 2014 GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG BANTUAN KEUANGAN BERSIFAT KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN KEPADA KABUPATEN/KOTA DALAM PROVINSI JAMBI TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PENGELOLAAN DANA BERGULIR PADA UNIT PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI USAHA MIKRO DAN MENENGAH KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG PROSEDUR PEMBERIAN DANA BANTUAN KEUANGAN UNTUK SERIKAT PEKERJA

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG PROSEDUR PEMBERIAN DANA BANTUAN KEUANGAN UNTUK SERIKAT PEKERJA 1 PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG PROSEDUR PEMBERIAN DANA BANTUAN KEUANGAN UNTUK SERIKAT PEKERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR, SALINAN PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM PERKUATAN PERMODALAN BAGI KOPERASI, USAHA MIKRO DAN USAHA KECIL MELALUI DANA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN FASILITASI PEMBINAAN WANAWIYATA WIDYAKARYA TAHUN 2017 I. PENDAHULUAN

PANDUAN PELAKSANAAN FASILITASI PEMBINAAN WANAWIYATA WIDYAKARYA TAHUN 2017 I. PENDAHULUAN PANDUAN PELAKSANAAN FASILITASI PEMBINAAN WANAWIYATA WIDYAKARYA TAHUN 2017 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu target RPJM tahun 2015 2019 Pusat Penyuluhan - BP2SDM adalah pembentukan 250 Lembaga

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk menunjang terwujudnya perekonomian

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

1 of 5 18/12/ :41

1 of 5 18/12/ :41 1 of 5 18/12/2015 14:41 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 47/PMK.07/2011 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN TUNGGAKAN PINJAMAN PEMERINTAH DAERAH KEPADA PEMERINTAH

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI NATUNA

PERATURAN BUPATI NATUNA PERATURAN BUPATI NATUNA NOMOR 42 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGALOKASIAN DANA DESA BIDANG KELEMBANGAAN DAN PERINTAHAN DESA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA KABUPATEN NATUNA www.pemdes.kabnatuna.net

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG BELANJA BANTUAN KEUANGAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN DESA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci