KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG
|
|
- Liana Sanjaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN PROPINDI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang: a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 184 ayat (3) Peraturan Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 3 Tahun 2001 tentang Bentuk Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan Pasal 35 Keputusan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 79 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perhubungan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, pembentukan susunan organisasi dan tata kerja Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Dinas Perhubungan ditetapkan dengan keputusan Gubernur; b. bahwa sehubungan dengan huruf a di atas, dan dalam rangka menunjang kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Perhubungan secara berdaya guna dan berhasil guna, perlu menetapkan pembentukan organisasi dan tata kerja Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Dinas Perhubungan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan Keputusan Gubernur. Mengingat: 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999; 2. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1980 tentang Jalan; 3. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1992 tentang Perkeretaapian; 4. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; 5. Undang-undang Nomor 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran; 6. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah; 7. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah; 8. Undang-undang Nomor 34 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Negara Republik Indonesia Jakarta; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah; 11. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 3 Tahun 2001 tentang Bentuk Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;
2 12. Keputusan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 79 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perhubungan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Menetapkan : MEMUTUSKAN : KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 3. Gubernur adalah Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 4. Dinas Perhubungan adalah Dinas Perhubungan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 5. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Perhubungan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 6. Kotamadya adalah Kotamadya di Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 7. Balai Pengujian Kendaraan Bermotor adalah Balai Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 8. Terminal Angkutan Jalan adalah Terminal Angkutan Jalan Dinas Perhubungan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 9. Pelabuhan Penyeberangan adalah Pelabuhan Penyeberangan Dinas Perhubungan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 10. Pelabuhan Laut adalah Pelabuhan Laut Dinas Perhubungan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 11. Kepala Balai adalah Kepala Balai Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 12. Kepala adalah Kepala Terminal Angkutan Jalan, Kepala Pelabuhan Penyeberangan, dan Kepala Pelabuhan Laut Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
3 BAB II PEMBENTUKAN Pasal 2 (1) Dengan keputusan ini dibentuk Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Dinas Perhubungan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. (2) Unit Pelaksana Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari : a. Balai Pengujian Kendaraan Bermotor; b. Terminal Angkutan Jalan; c. Pelabuhan Penyeberangan; d. Pelabuhan Laut. BAB III BALAI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR Bagian Pertama Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Pasal 3 (1) Balai Pengujian Kendaraan Bermotor merupakan Unit Pelaksan Teknis Dinas Perhubungan di bidang pengujian kendaraan bermotor. (2) Balai Pengujian Kendaraan Bermotor dipimpin oleh seorang Kepala Balai yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Pasal 4 (1) Balai Pengujian Kendaraan Bermotor mempunyai tugas melaksanakan pengujian kendaraan bermotor. (2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Balai Pengujian Kendaraan Bermotor mempunyai fungsi: a. pelaksanaan ketatausahaan yang meliputi urusan keuangan dan kepegawaian, umum, perlengkapan dan pelaporan; b. pengelolaan fasilitas penataan sarana dan prasarana pengujian kendaraan bermotor; c. pengelolaan administrasi pengujian kendaraan bermotor; d. pelaksanaan teknis pengujian berkala kendaraan bermotor dan menetapkan hasil uji; e. pelaksanaan penetapan dan pengesahan teknik laik jalan; f. pelaksanaan pungutan retribusi pengujian kendaraan bermotor.
4 Bagian Kedua Organisasi Pasal 5 (1) Susunan organisasi Balai Pengujian Kendaraan Bermotor trediri dari : a. Kepala Balai; b. Subbagian Tata Usaha; c. Seksi Fasilitas, Sarana dan Prasarana; d. Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor Khusus Pulo Gadung; e. Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor Kendaraan Khusus Cilincing; f. Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor Wilayah I Ujung Menteng; g. Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor Wilayah II Jagakarsa; h. Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor Wilayah III Kedaung Angke; i. Subkelompok Jabatan Fungsional. (2) Bagan susunan organisasi Balai Pengujian Kendaraan Bermotor adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran I keputusan ini. Pasal 6 Kepala Balai mempunyai tugas : a. memimpin pelaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 keputusan ini; b. memimpin dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan Subbagian, Seksi dan Subkelompok Jabatan Fungsional. Pasal 7 (1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas : a. menghimpun, meneliti, mengolah dan menyusun program kegiatan; b. melaksanakan kegiatan pengelolaan surat menyurat dan kearsipan; c. melaksanakan kegiatan administrasi kepegawaian; d. melaksanakan pengelolaan keuangan; e. mengurus kebutuhan perlengkapan kantor; f. menjaga keamanan, ketertiban, keindahan dan kebersihan lingkungan serta melaksanakan urusan kerumahtanggaan; g. mengkoordinasikan evaluasi dan penyusunan laporan kegiatan operasional. (2) Seksi Fasilitas, Sarana dan Prasarana mempunyai tugas : a. melaksanakan penyelenggaraan pengolahan data wajib uji (taman kendaraan); b. melaksanakan penyusunan petunjuk operasional pengujian; c. melaksanakan koordinasi kalibrasi sarana uji; d. melaksanakan perencanaan teknis, pembangunan, pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pengujian kendaraan bermotor. (3) Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor Khusus Pulogadung mempunyai tugas : a. melaksanakan pengujian pertama kendaraan bermotor;
5 b. melaksanakan pengujian berkala kendaraan bermotor jenis mobil bus sedang, mobil bus besar dan kendaraan angkutan umum jenis IV; c. melaksanakan pengujian berkala pertama kendaraan bermotor rubah bentuk, peremajaan dan mutasi dari luar daerah; d. melaksanakan pengujian kendaraan bermotor di tempat/touring; e. melaksanakan penetapan teknis laik jalan dan pengesahan hasil uji; f. melaksanakan administrasi dan sistem pelaporan pengujian kendaraan bermotor. (4) Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor Kendaraan Khusus Cilincing mempunyai tugas : a. melaksanakan pengujian berkala kendaraan bermotor jenis kendaraan khusus meliputi Tractor Head, Truck yang dilengkapi dengan fasilitas alat penggandeng, Kereta Tempelan, Kereta Gandengan, Tangki, Mixer, Derek dan Truk Tandum CBU diatas 8 ton; b. melaksanakan pengujian kendaraan bermotor berkala kendaraan angkutan khusus; c. melaksanakan pengujian kendaraan bermotor di tempat/touring; d. melaksanakan penetapan teknis laik jalan dan pengesahan hasil uji; e. melaksanakan administrasi dan sistem pelaporan pengujian kendaraan bermotor. (5) Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor Wilayah I Ujung Menteng mempunyai tugas : a. melaksanakan pengujian berkala kendaraan bermotor jenis mobil penumpang umum, mobil bus kecil, mobil barang yang domisili kepemilikannya di Wilayah Kotamadya Jakarta Timur; b. melaksanakan pengujian berkala kendaraan bermotor jenis mobil barang yang mempunyai GVW (Gross Vehicle Weight) diatas 7 ton, domisili kepemilikannya di wilayah Kotamadya Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat; c. melaksanakan pengujian berkala kendaraan bermotor jenis mobil barang yang mempunyai GVW (Gross Vehicle Weight) diatas 8 ton, domisili kepemilikannya di Wilayah Kotamadya Jakarta Barat dan Jakarta Utara; d. melaksanakan teknis pengujian kendaraan bermotor di tempat/touring; e. melaksanakan penetapan teknis laik jalan dan pengesahan hasil uji; f. melaksanakan administrasi dan sistem pelaporan pengujian kendaraan bermotor. (6) Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor Wilayah II Jagakarsa mempunyai tugas : a. melaksanakan pengujian berkala kendaraan bermotor jenis mobil penumpang umum, mobil bus kecil, mobil barang yang domisili kepemilikannya di Wilayah Kotamadya Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat; b. melaksanakan pengujian berkala kendaraan bermotor jenis mobil barang yang mempunyai GVW (Gross Vehicle Weight) maksimum 7 ton, domisili kepemilikannya di Wilayah Kotamadya Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat; c. melaksanakan pengujian berkala kendaraan bermotor di tempat/touring; d. melaksanakan penetapan teknis laik jalan dan pengesahan hasil uji; e. melaksanakan administrasi dan sistem pelaporan pengujian kendaraan bermotor. (7) Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor Wilayah III Kedaung Angke mempunyai tugas : a. melaksanakan pengujian berkala kendaraan bermotor jenis mobil penumpang umum, mobil bus kecil, mobil barang yang domisili kepemilikannya di Wilayah Kotamadya Jakarta Barat dan Jakarta Utara; b. melaksanakan pengujian berkala kendaraan bermotor jenis mobil barang yang mempunyai GVW (Gross Vehicle Weight) maksimum 8 ton, domisili kepemilikannya di Wilayah Kotamadya Jakarta Barat dan Jakarta Utara; c. melaksanakan pengujian berkala kendaraan bermotor di tempat/touring; d. melaksanakan penetapan laik jalan dan pengesahan hasil uji; e. melaksanakan administrasi dan sistem pelaporan pengujian kendaraan bermotor. (8) Subbagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian dan tiap Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Balai.
6 Pasal 8 (1) Subkelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan dalam menunjang tugas dan fungsi Balai Pengujian Kendaraan Bermotor sesuai dengan keahliannya masing-masing. (2) Subkelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior sebagai Ketua Subkelompok yang dalam melaksanakan tugasnya secara operasional bertanggung jawab kepada Kepala Balai dan secara teknis administrasi kepada Ketua Kelompok Jabatan Fungsional Dinas Perhubungan. (3) Subkelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari Instruktur dan jabatan fungsional lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (4) Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan, sifat, jenis, dan beban kerja. (5) Pembinaan terhadap tenaga fungsional dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB IV TERMINAL ANGKUTAN JALAN Bagian Pertama Kedudukan, Tugas, dan fungsi Pasal 9 (1) Terminal Angkutan Jalan merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Perhubungan di bidang pengelolaan terminal angkutan jalan. (2) Terminal Angkutan Jalan dipimpin oleh seorang Kepala yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Pasal 10 (1) Terminal Angkutan Jalan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan terminal angkutan jalan. (2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Terminal Angkutan Jalan mempunyai fungsi : a. pelaksanaan ketatausahaan yang meliputi urusan keuangan dan kepegawaian, umum, perlengkapan dan pelaporan; b. pelaksanaan kegiatan pengusahaan fasilitas terminal angkutan jalan; c. pelaksanaan kegiatan perencanaan dan pembangunan terminal angkutan jalan; d. pelaksanaan kegiatan pemeliharaan terminal angkutan jalan; e. pelaksanaan operasional terminal angkutan jalan.
7 Bagian Kedua Organisasi Pasal 11 (1) Susunan organisasi Terminal Angkutan Jalan terdiri dari : a. Kepala; b. Subbagian Tata Usaha; c. Seksi Pengusahaan Fasilitas Terminal; d. Seksi Pembangunan Terminal; e. Seksi Pemeliharaan Terminal; f. Seksi Operasional Terminal; g. Subkelompok Jabatan Fungsional. (2) Bagan susunan organisasi Terminal Angkutan Jalan adalah sebagaimana tecantum dalam lampiran II keputusan ini. Pasal 12 Kepala mempunyai tugas : a. memimpin pelaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 keputusan ini; b. memimpin dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan Subbagian, Seksi dan Subkelompok Jabatan Fungsional. Pasal 13 (1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas : a. menghimpun, meneliti, mengolah dan menyusun program kegiatan; b. melaksanakan kegiatan pengelolaan surat menyurat dan kearsipan; c. melaksanakan kegiatan administrasi kepegawaian; d. melaksanakan pengelolaan keuangan; e. mengurus kebutuhan perlengkapan kantor; f. mengkoordinasikan evaluasi dan penyusunan laporan kegiatan operasional. (2) Seksi Pengusahaan Fasilitas Terminal mempunyai tugas : a. melaksanakan bimbingan teknis terhadap pengusaha pemakai jasa terminal angkutan umum; b. melaksanakan proses penerbitan izin penggunaan fasilitas terminal angkutan jalan. (3) Seksi Pembangunan Terminal mempunyai tugas : a. melaksanakan pembuatan perencanaan teknis dan pembangunan di terminal angkutan jalan; b. melaksanakan pengawasan pelaksanaan pembangunan terminal angkutan jalan. (4) Seksi Pemeliharaan Terminal mempunyai tugas : a. melaksanakan pembuatan perencanaan teknis dan pemeliharaan terminal angkutan jalan; b. melaksanakan pengawasan pelaksanaan pemeliharaan terminal angkutan jalan;
8 c. melaksanakan pengaturan penempatan usaha badan-badan yang menggunakan jasa fasilitas termianl angkutan jalan. (5) Seksi Operasional Terminal Angkutan Jalan mempunyai tugas : a. melaksanakan penjagaan keamanan, ketertiban dan keindahan lingkungan terminal angkutan jalan; b. melaksanakan pengawasan sarana dan prasarana terminal angkutan jalan; c. melaksanakan pungutan retribusi terminal angkutan jalan. (6) Subbagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian dan tiap Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala. Pasal 14 (1) Subkelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan dalam menunjang tugas dan fungsi Terminal Angkutan Jalan sesuai dengan keahliannya masing-masing. (2) Subkelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior sebagai Ketua Subkelompok yang melaksanakan tugasnya secara operasional bertanggung jawab kepada Kepala dan secara teknis administrasi kepada Ketua Kelompok Jabatan Fungsional Dinas Perhubungan. (3) Subkelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari Instrukur dan jabatan fungsional lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (4) Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan, sifat, jenis, dan beban kerja. (5) Pembinaan terhadap tenaga fungsional dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB V PELABUHAN PENYEBERANGAN Bagian Pertama Kedudukan, Tugas, dan fungsi Pasal 15 (1) Pelabuhan Penyeberangan merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Perhubungan di bidang pelayanan lalu lintas dan penyeberangan. (2) Pelabuhan Penyeberangan dipimpin oleh seorang Kepala yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Pasal 16 (1) Pelabuhan Penyeberangan mempunyai tugas melaksanakan penanganan lalu lintas dan angkutan penyeberangan.
9 (2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pelabuhan Penyeberangan mempunyai fungsi : a. pelaksanaan ketatausahaan yang meliputi urusan keuangan, kepegawaian, umum, perlengkapan dan pelaporan; b. pengelolaan sarana dan prasarana penyeberangan; c. pelaksanaan kegiatan penanganan lalu lintas dan angkutan penyeberangan; d. pelaksanaan kegiatan pengamanan dan penerbitan pelabuhan penyeberangan; Bagian Kedua Organisasi Pasal 17 (1) Susunan organisasi Pelabuhan Penyeberangan terdiri dari : a. Kepala; b. Subbagian Tata Usaha; c. Seksi Pelabuhan Penyeberangan Wilayah I (Muara Angke, Marina Ancol dan Cakung Drain); d. Seksi Pelabuhan Penyeberangan Wilayah II (Pulau Tidung, Pulau Lancang, Pulau Pari dan Pulau Untung Jawa); e. Seksi Pelabuhan Penyeberangan Wilayah III (Pulau Pramuka, Pulau Panggang dan Pulau Karya); f. Seksi Pelabuhan Penyeberangan Wilayah IV (Pulau Kelapa, Pulau Sebira dan Pulau Harapan); g. Seksi Pelabuhan Penyeberangan Wilayah V (Pulau Ayer, Pulau Onrust, Pulau Bidadari dan Pulau Matahari serta Pulau-pulau wisata lainnya); h. Subkelompok Jabatan Fungsional. (2) Bagan susunan organisasi Pelabuhan Penyeberangan adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran III keputusan ini. Pasal 18 Kepala mempunyai tugas : a. memimpin pelaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 keputusan ini; b. memimpin dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan Subbagian, Seksi dan Subkelompok Jabatan Fungsional. Pasal 19 (1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas : a. menghimpun, meneliti, mengolah dan menyusun program kegiatan; b. melaksanakan kegiatan pengelolaan surat menyurat dan kearsipan; c. melaksanakan kegiatan administrasi kepegawaian; d. melaksanakan pengelolaan keuangan; e. mengurus kebutuhan perlengkapan kantor; f. menjaga keamanan, ketertiban, keindahan dan kebersihan lingkungan serta melaksanakan urusan kerumahtanggaan; g. mengkoordinasikan evaluasi dan penyusunan laporan kegiatan opersional.
10 (2) Seksi Pelabuhan Penyeberangan Wilayah I mempunyai tugas : a. memberikan pelayanan kepada masyarakat penyedia dan pengguna jasa penyeberangan; b. melaksanakan kelancaran dan ketertiban keluar masuk kapal; c. melaksanakan pencatatan kegiatan kapal-kapal penyeberangan berikut naik/turun penumpang, barang dan kendaraan; d. melaksanakan pendataan kapal-kapal angkutan penyeberangan di dalam dan di lingkungan pelabuhan; e. melaksanakan pengawasan kegiatan bongkar muat; f. menyiapkan blanko penerimaan jasa penyeberangan dan karcis angkutan penyeberangan; g. melaksanakan pengurusan surat-surat tagihan yang berkaitan dengan pelayanan jasa pelabuhan dan angkutan penyeberangan; h. melaksanakan inventarisasi sumber-sumber pendapatan pelabuhan penyeberangan; i. melaksanakan penertiban dan pengamanan daerah lingkungan kerja pelabuhan penyeberangan; j. melaksanakan usaha pencegahan dan penanggulangan kebakaran dan PPPK; k. melaksanakan patroli dan penanggulangan pencemaran, serta pemberian bantuan SAR pada kapal-kapal penyeberangan; l. melaksanakan pengamanan sarana bantu navigasi dan rambu penyeberangan lainnya di pelabuhan dan lingkungan kerjanya; m. melaksanakan penetapan pengunaan bangunan, demaga dan fasilitas penunjang operasional pelabuhan penyeberangan; n. melaksanakan pemantauan operasional kapal-kapal penyeberangan dan inspeksi/patroli; o. pelaksanaan tugas-tugas sebagaimana tersebut butir a s.d. n pada wilayah kerjanya. (3) Seksi Pelabuhan Penyeberangan II mempunyai tugas : a. memberikan pelayanan kepada masyarakat penyedia dan pengguna jasa penyeberangan; b. melaksanakan kelancaran dan ketertiban keluar masuk kapal; c. melaksanakan pencatatan kegiatan kapal-kapal penyeberangan berikut naik/turun penumpang, barang dan kendaraan; d. melaksanakan pendataan kapal-kapal angkutan penyeberangan di dalam dan di lingkungan kerjanya; e. melaksanakan pengawasan kegiatan bongkar muat; f. menyiapkan blanko dan karcis tanda penerimaan jasa angkutan penyeberangan; g. melaksanakan pengurusan surat-surat tagihan yang berkaitan dengan pelayanan jasa angkutan penyeberangan; h. melaksanakan inventarisasi sumber-sumber pendapatan pelabuhan penyeberangan; i. melaksanakan penertiban dan pengamanan daerah lingkungan kerja pelabuhan penyeberangan; j. melaksanakan usaha pencegahan dan penanggulangan kebakaran dan PPPK; k. melaksanakan patroli dan penanggulangan pencemaran, serta pemberian bantuan SAR pada kapal-kapal penyeberangan; l. melaksanakan pengamanan sarana bantu navigasi dan rambu penyeberangan lainnya di lingkungan pelabuhan penyeberangan; m. melaksanakan penetapan penggunaan bangunan, dermaga dan fasilitas penunjang operasional pelabuhan penyeberangan; n. melaksanakan pemantauan operasional kapal-kapal penyeberangan dan inspeksi/patroli; di Pulau Tidung, Pulau Lancang, Pulau Pari dan Pulau Untung Jawa; o. pelaksanaan tugas-tugas sebagaimana tersebut butir a s.d. n pada wilayah kerjanya. (4) Seksi Pelabuhan Penyeberangan Wilayah II mempunyai tugas : a. memberikan pelayanan kepada masyarakat penyedia dan pengguna jasa penyeberangan; b. melaksanakan kelancaran dan ketertiban keluar masuk kapal; c. melaksanakan pencatatan kegiatan kapal-kapal penyeberangan berikut naik/turun penumpang, barang dan kendaraan; d. melaksanakan pendataan kapal-kapal angkutan penyeberangan di dalam dan di lingkungan pelabuhan penyeberangan;
11 e. melaksanakan pengawasan kegiatan bongkar muat; f. menyiapkan blanko dan karcis tanda penerimaan jasa angkutan penyeberangan; g. melaksanakan pengurusan surat-surat tagihan yang berkaitan dengan pelayanan jasa angkutan penyeberangan; h. melaksanakan inventarisasi sumber-sumber pendapatan pelabuhan penyeberangan; i. melaksanakan penertiban dan pengamanan daerah lingkungan kerja pelabuhan penyeberangan; j. melaksanakan usaha pencegahan dan penanggulangan kebakaran dan PPPK; k. melaksanakan patroli dan penanggulangan pencemaran, serta pemberian bantuan SAR pada kapal-kapal penyeberangan; l. melaksanakan pengamanan sarana bantu navigasi dan rambu penyeberangan lainnya di lingkungan pelabuhan penyeberangan; m. melaksanakan penetapan penggunaan bangunan, dermaga dan fasilitas penunjang operasional pelabuhan penyeberangan; n. melaksanakan pemantauan operasional kapal-kapal penyeberangan dan inspeksi/patroli; di Pulau Pramuka, Pulau Panggang dan Pulau Karya; o. pelaksanaan tugas-tugas sebagaimana tersebut butir a s.d. n pada wilayah kerjanya. (5) Seksi Pelabuhan Penyeberangan Wilayah IV mempunyai tugas : a. memberikan pelayanan kepada masyarakat penyedia dan pengguna jasa penyeberangan; a. melaksanakan kelancaran dan ketertiban keluar masuk kapal; b. melaksanakan pencatatan kegiatan kapal-kapal penyeberangan berikut naik/turun penumpang, barang dan kendaraan; c. melaksanakan pendataan kapal-kapal angkutan penyeberangan di dalam dan di lingkungan pelabuhan penyeberangan; d. melaksanakan pengawasan kegiatan bongkar muat; e. menyiapkan blanko dan karcis tanda penerimaan jasa angkutan penyeberangan; f. melaksanakan pengurusan surat-surat tagihan yang berkaitan dengan pelayanan jasa angkutan penyeberangan; g. melaksanakan inventarisasi sumber-sumber pendapatan pelabuhan penyeberangan; h. melaksanakan penertiban dan pengamanan daerah lingkungan kerja pelabuhan penyeberangan; i. melaksanakan usaha pencegahan dan penanggulangan kebakaran dan PPPK; j. melaksanakan patroli dan penanggulangan pencemaran, serta pemberian bantuan SAR pada kapal-kapal penyeberangan; k. melaksanakan pengamanan sarana bantu navigasi dan rambu penyeberangan lainnya di lingkungan pelabuhan penyeberangan; l. melaksanakan penetapan penggunaan bangunan, dermaga dan fasilitas penunjang operasional pelabuhan penyeberangan; m. melaksanakan pemantauan operasional kapal-kapal penyeberangan dan inspeksi/patroli; di Pulau Kelapa, Pulau Sebira dan Pulau Harapan; o. pelaksanaan tugas-tugas sebagaimana tersebut butir a s.d. n pada wilayah kerjanya. (6) Seksi Pelabuhan Penyeberangan Wilayah V mempunyai tugas : a. melaksanakan pencatatan kegiatan kapal-kapal penyeberangan khusus berikut naik/turun penumpang, barang dan kendaraan; b. melaksanakan pendataan kapal-kapal angkutan penyeberangan khusus; c. melaksanakan pengawasan terhadap dermaga-dermaga khusus dan kegiatan bongkar muat; d. melaksanakan pengurusan surat-surat tagihan yang berkaitan dengan pelayanan jasa angkutan penyeberangan khusus; e. melaksanakan inventarisasi sumber-sumber pendapatan pelabuhan penyeberangan khusus; f. melaksanakan koordinasi dan pemantauan pemadaman kebakaran dan PPPK terhadap kapalkapal penyeberangan khusus; g. melaksanakan penertiban dan pengamanan pada kegiatan kapal-kapal penyeberangan khusus; h. melaksanakan pemantauan operasional kapal-kapal penyeberangan khusus yang sifatnya mendukung usaha pokok tertentu, pariwisata dan lain sebagainya di Pulau Ayer, Pulau Onrust, Pulau Bidadari dan Pulau Matahari serta pulau-pulau Wisata lainnya; i. pelaksanaan tugas-tugas sebagaimana tersebut butir a s.d. n pada wilayah kerjanya.
12 (7) Subbagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian dan tiap Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala. Pasal 20 (1) Subkelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan dalam menunjang tugas dan fungsi penyeberangan sesuai dengan keahliannya masing-masing. (2) Subkelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior sebagai Ketua Subkelompok yang dalam melaksanakan tugasnya secara operasional bertanggung jawab kepada Kepala dan secara teknis administratif kepada Ketua Kelompok Jabatan Fungsional Dinas Perhubungan. (3) Subkelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari Instruktur dan jabatan fungsional lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (4) Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan, sifat, jenis, dan beban kerja. (5) Pembinaan terhadap tenaga fungsional dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB VI PELABUHAN LAUT Bagian Pertama Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Pasal 21 (1) Pelabuhan Laut merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Perhubungan di bidang pelabuhan laut. (2) Pelabuhan Laut dipimpin oleh seorang Kepala yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Pasal 22 (1) Pelabuhan Laut mempunyai tugas memberikan pelayanan dan penilikan jasa kepelabuhan, angkutan laut, keselamatan pelayaran, penjagaan laut dan pantai, kegiatan jasa maritim serta penilikan dan pemeliharaan prasarana pelabuhan di wilayah Porpinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. (2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pelabuhan Laut mempunyai fungsi : a. menyusun rencana kerja operasional kegiatan pelayanan jasa kepelabuhan, keselamatan pelayaran, penjagaan laut dan pantai serta jasa maritim dan penilikan serta pemeliharaan prasarana pelabuhan adn lalu lintas angkutan laut; b. melakukan pemberian pelayanan jasa kepelabuhan dan kegiata teknis operasional kepelabuhan serta penilikan kelancaran lalu lintas angkutan laut, penjagaan laut dan pantai serta jasa maritim; c. melakukan kegiatan kesyahbandaran, keselamatan kapal, pengukuran dan pendaftaran kapal serta kegiatan jasa maritim;
13 d. melakukan pengamanan dan penertiban di daerah lingkungan kerja pelabuhan serta memberikan bantuan SAR; e. melakukan usaha pencegahan dan penanggulangan kebakaran dan pencemaran; f. mengkoordinasikan semua instansi pemerintah lainnya, unit kerja dan badan usaha di daerah lingkungan pelabuhan; g. melakukan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha dan rumah tangga Kantor Pelabuhan Laut. Bagian Kedua Organisasi Pasal 23 (1) Susunan organisasi Pelabuhan Laut terdiri dari : a. Kepala; b. Subbagian Tata Usaha; c. Seksi Pelabuhan Wilayah I Muara Angke, Muara Baru, Kamal Muara, Kali Adem; d. Seksi Pelabuhan Wilayah II Sunda Kelapa. Pantai Mutiara, Marina; e. Seksi Pelabuhan Wilayah III Tanjung Priok, Kali Baru, Pangkalan Pasir; f. Seksi Pelabuhan Wilayah IV Marunda, Cakung Drain; g. Seksi Pelabuhan Wilayah V Kepulauan Seribu; h. Subkelompok Jabatan Fungsional. (2) Bagan susunan organisasi Pelabuhan Laut adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran IV keputusan ini. Pasal 24 Kepala mempunyai tugas : a. memimpin pelaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 keputusan ini; b. memimpin dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan Subbagian, Seksi dan Subkelompok Jabatan Fungsional. Pasal 25 (1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas : a. menghimpun, meneliti, mengolah dan menyusun program kegiatan; b. melaksanakan kegiatan pengelolaan surat menyurat dan kearsipan; c. melaksanakan kegiatan administrasi kepegawaian; d. melaksanakan pengelolaan keuangan; e. mengurus kebutuhan perlengkapan kantor; f. menjaga keamanan, ketertiban, keindahan dan kebersihan lingkungan serta melaksanakan urusan kerumahtanggaan; g. mengkoordinasikan evaluasi dan penyusunan laporan kegiatan opersional.
14 (2) Seksi Pelabuhan Wilayah I mempunyai tugas : a. menyusun rencana dan program kegiatan operasional; b. melaksanakan penilikan kesiapan sarana, prasarana dan kegiatan angkutan laut, kepelabuhan, keselamatan pelayaran, penjagaan laut dan pantai serta jasa maritim; c. melaksanakan penilikan kelancaran arus barang, penumpang dan jasa; d. melaksanakan pengawasan kegiatan tenaga kerja bongkar muat; e. memberikan rekomendasi pembangunan dan pengoperasian pelabuhan khusus, dermaga untuk kepentingan sendiri, fasilitas pelabuhan, pengerukan, reklamasi dan perkapalan; f. melaksanakan keamanan, ketertiban dan penyidikan di pelabuhan, perairan laut dan pantai; g. melaksanakan pencegahan dan penanggulangan kebakaran, pencemaran laut dan pantai serta memberikan bantuan SAR (Search and Resque); h. melakukan pelaporan kecelakaan kapal dan musibah lain di wilayah kerjanya; i. melaksanakan pengukuran, pendaftaran dan balik nama kapal, sertifikasi perkapalan dan kepelautan serta kegiatan kesyahbandaran yang menjadi kewenangannya; j. menerbitkan Surat Izin Berlayar dan perizinan kegiatan kesyahbandaran lainnya; k. memberikan pelayanan jasa kepelabuhan sesuai dengan kewenangannya; l. melaksanakan pungutan, retribusi subsektor perhubungan laut sesuai kewenangannya; m. mengkoordinasikan semua instansi pemerintah lainnya, unit kerja dan badan usaha di lingkungan pelabuhan; n. melaksanakan evaluasi dan laporan kegiatan operasional. (3) Seksi Pelabuhan Wilayah II mempunyai tugas : a. menyusun rencana dan program kegiatan operasional; b. melaksanakan penilikan kesiapan sarana, prasarana dan kegiatan angkutan laut, kepelabuhan, keselamatan pelayaran, penjagaan laut dan pantai serta jasa maritim; c. melaksanakan penilikan kelancaran arus barang, penumpang dan jasa; d. melaksanakan pengawasan kegiatan tenaga kerja bongkar muat; e. memberikan rekomendasi pembangunan dan pengoperasian pelabuhan khusus, dermaga untuk kepentingan sendiri, fasilitas pelabuhan, pengerukan, reklamasi dan perkapalan; f. melaksanakan keamanan, ketertiban dan penyidikan di pelabuhan, perairan laut dan pantai; g. melaksanakan pencegahan dan penanggulangan kebakaran, pencemaran laut dan pantai serta memberikan bantuan SAR (Search and Resque); h. melakukan pelaporan kecelakaan kapal dan musibah lain di wilayah kerjanya; i. melaksanakan pengukuran, pendaftaran dan balik nama kapal, sertifikasi perkapalan dan kepelautan serta kegiatan kesyahbandaran yang menjadi kewenangannya; j. melaksanakan pemeriksaan kapal asing; k. menerbitkan Surat Izin Berlayar dan perizinan kegiatan kesyahbandaran lainnya; l. memberikan pelayanan jasa kepelabuhan sesuai dengan kewenangannya; m. melaksanakan pungutan, retribusi subsektor perhubungan laut sesuai kewenangannya; n. mengkoordinasikan semua instansi pemerintah lainnya, unit kerja dan badan usaha di lingkungan pelabuhan; o. melaksanakan evaluasi dan laporan kegiatan operasional. (4) Seksi Pelabuhan Wilyah III mempunyai tugas : a. menyusun rencana dan program kegiatan operasional; b. melaksanakan penilikan kesiapan sarana, prasarana dan kegiatan angkutan laut, kepelabuhan, keselamatan pelayaran, penjagaan laut dan pantai serta jasa maritim; c. melaksanakan penilikan kelancaran arus barang, penumpang dan jasa; d. melaksanakan pengawasan kegiatan tenaga kerja bongkar muat; e. memberikan rekomendasi pembangunan dan pengoperasian pelabuhan khusus, dermaga untuk kepentingan sendiri, fasilitas pelabuhan, pengerukan, reklamasi dan perkapalan; f. melaksanakan keamanan, ketertiban dan penyidikan di pelabuhan, perairan laut dan pantai; g. melaksanakan pencegahan dan penanggulangan kebakaran, pencemaran laut dan pantai serta memberikan bantuan SAR (Search and Resque);
15 h. melakukan pelaporan kecelakaan kapal dan musibah lain di wilayah kerjanya; i. melaksanakan pengukuran, pendaftaran dan balik nama kapal, sertifikasi perkapalan dan kepelautan serta kegiatan kesyahbandaran yang menjadi kewenangannya; j. melaksanakan pemeriksaan kapal asing; k. menerbitkan Surat Izin Berlayar dan perizinan kegiatan kesyahbandaran lainnya; l. memberikan pelayanan jasa kepelabuhan sesuai dengan kewenangannya; m. melaksanakan pungutan, retribusi subsektor perhubungan laut sesuai kewenangannya; n. mengkoordinasikan semua instansi pemerintah lainnya, unit kerja dan badan usaha di lingkungan pelabuhan; o. melaksanakan evaluasi dan laporan kegiatan operasional. (5) Seksi Pelabuhan Wilyah III mempunyai tugas : a. menyusun rencana dan program kegiatan operasional; b. melaksanakan penilikan kesiapan sarana, prasarana dan kegiatan angkutan laut, kepelabuhan, keselamatan pelayaran, penjagaan laut dan pantai serta jasa maritim; c. melaksanakan penilikan kelancaran arus barang, penumpang dan jasa; d. melaksanakan pengawasan kegiatan tenaga kerja bongkar muat; e. memberikan rekomendasi pembangunan dan pengoperasian pelabuhan khusus, dermaga untuk kepentingan sendiri, fasilitas pelabuhan, pengerukan, reklamasi dan perkapalan; f. melaksanakan keamanan, ketertiban dan penyidikan di pelabuhan, perairan laut dan pantai; g. melaksanakan pencegahan dan penanggulangan kebakaran, pencemaran laut dan pantai serta memberikan bantuan SAR (Search and Resque); h. melakukan pelaporan kecelakaan kapal dan musibah lain di wilayah kerjanya; i. melaksanakan pengukuran, pendaftaran dan balik nama kapal, sertifikasi perkapalan dan kepelautan serta kegiatan kesyahbandaran yang menjadi kewenangannya; j. melaksanakan pemeriksaan kapal asing; k. menerbitkan Surat Izin Berlayar dan perizinan kegiatan kesyahbandaran lainnya; l. memberikan pelayanan jasa kepelabuhan sesuai dengan kewenangannya; m. melaksanakan pungutan, retribusi subsektor perhubungan laut sesuai kewenangannya; n. mengkoordinasikan semua instansi pemerintah lainnya, unit kerja dan badan usaha di lingkungan pelabuhan; o. melaksanakan evaluasi dan laporan kegiatan operasional. (6) Seksi Pelabuhan Wilyah III mempunyai tugas : a. menyusun rencana dan program kegiatan operasional; b. melaksanakan penilikan kesiapan sarana, prasarana dan kegiatan angkutan laut, kepelabuhan, keselamatan pelayaran, penjagaan laut dan pantai serta jasa maritim; c. melaksanakan penilikan kelancaran arus barang, penumpang dan jasa; d. melaksanakan pengawasan kegiatan tenaga kerja bongkar muat; e. memberikan rekomendasi pembangunan dan pengoperasian pelabuhan khusus, dermaga untuk kepentingan sendiri, fasilitas pelabuhan, pengerukan, reklamasi dan perkapalan; f. melaksanakan keamanan, ketertiban dan penyidikan di pelabuhan, perairan laut dan pantai; g. melaksanakan pencegahan dan penanggulangan kebakaran, pencemaran laut dan pantai serta memberikan bantuan SAR (Search and Resque); h. melakukan pelaporan kecelakaan kapal dan musibah lain di wilayah kerjanya; i. melaksanakan pengukuran, pendaftaran dan balik nama kapal, sertifikasi perkapalan dan kepelautan serta kegiatan kesyahbandaran yang menjadi kewenangannya; j. melaksanakan pemeriksaan kapal asing; k. menerbitkan Surat Izin Berlayar dan perizinan kegiatan kesyahbandaran lainnya; l. memberikan pelayanan jasa kepelabuhan sesuai dengan kewenangannya; m. melaksanakan pungutan, retribusi subsektor perhubungan laut sesuai kewenangannya; n. mengkoordinasikan semua instansi pemerintah lainnya, unit kerja dan badan usaha di lingkungan pelabuhan; o. melaksanakan evaluasi dan laporan kegiatan operasional.
16 (7) Subbagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian dn tiap Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang disebut juga Kepala Pelabuhan yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala. Pasal 26 (1) Subkelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan dalam menunjang tugas dan fungsi penyeberangan sesuai dengan keahliannya masing-masing. (2) Subkelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior sebagai Ketua Subkelompok yang dalam melaksanakan tugasnya secara operasional bertanggung jawab kepada Kepala dan secara teknis administratif kepada Ketua Kelompok Jabatan Fungsional Dinas Perhubungan. (3) Subkelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari Instruktur dan jabatan fungsional lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (4) Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan, sifat, jenis, dan beban kerja. (5) Pembinaan terhadap tenaga fungsional dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB VII TATA KERJA Pasal 27 (1) Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Unit Pelaksana Teknis, Kepal Subbagian, Kepal Seksi dan Ketua Subkelompok Jabatan Fungsional menerapkan prinsip-prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi sesuai dengan tugasnya masing-masing. (2) Kepala Unit Pelaksana Teknis dalam melakukan tugasnya mengadakan koordinasi vertikal dan horizontal dengan instansi terkait baik Pemerintah maupun swasta. Pasal 28 (1) Tiap pimpinan satuan organisasi dalam di lingkungan Unit Pelaksana Teknis Dinas Perhubungan wajib mengawasi bawahannya masing-masing dan apabila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) Tiap pimpinan satuan organisasi bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahan masing-masing serta memberikan bimbingan dan petunjuk teknis dalam pelaksanaan tugas maupun di lapangan. (3) Tiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab kepada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan berkala tepat waktu. (4) Tiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan laporan kepada atasan dan petunjuk kepada bawahan.
17 BAB VIII KEPEGAWAIAN Pasal 29 Kepegawaian pada Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Dinas Perhubungan diatur sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB IX KEUANGAN Pasal 30 Keuangan untuk pembiayaan kegiatan Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Dinas Perhubungan dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan sumber dana lain yang sah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB X KETENTUUAN PENUTUP Pasal 31 Dengan berlakunya keputusan ini maka ketentuan pelaksanaan yang mengatur organisasi dan tata kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Dinas Perhubungan dinyatakan tidak berlaku lagi.
18 Pasal 32 Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan keputusan ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 22 Januari 2003 GUBERNUR PROPINSI DAERAH IBUKOTA JAKARTA, SUTIYOSO Diundangkan di Jakarta Pada tanggal 31 Januari 2003 SEKRETARIS DAERAH PROPINSI DKI JAKARTA, H. RITOLA TASMAYA NIP LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN 2003 NOMOR 6
LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN : 2002 NOMOR : 31 KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2002 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PEMBERDAYAAN
Lebih terperinciBUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR
BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN : 2002 NOMOR : 86 KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 97 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA
Lebih terperinciBUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI JEPARA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI JEPARA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN,SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN JEPARA DENGAN
Lebih terperinciBUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA
SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.627, 2012 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Kantor Kesyahbandaran. Utama. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 34 TAHUN 2012 TENTANG
Lebih terperinciBUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN
Lebih terperinciGUBERNUR KALIMANTAN TENGAH
GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 24 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN
Lebih terperinci- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG
- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN: 2002 NOMOR: 52 KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 44 TAHUN 2002 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH KECAMATAN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR NOMOR 26 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KOTA MAKASSAR
PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR NOMOR 26 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KOTA MAKASSAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAKASSAR, Menimbang
Lebih terperinciBUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KARJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN PROBOLINGGO
Lebih terperinciBUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PERHUBUNGAN
BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN JEMBER
PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBER,
Lebih terperinciMEMUTUSKAN : BABI KETENTUAN UMUM. Pasal 1
3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah; 4. Undang-undang Nomor 34 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Negara Republik
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN
WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a.
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN : 2002 NOMOR : 30 KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 16 TAHUN 2002 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN
Lebih terperinciBUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN DEMAK DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciSALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);
SALINAN BUPATI BULUNGAN PROPINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BULUNGAN
Lebih terperinciBUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 67 TAHUN 2013 TENTANG
BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 67 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS TERMINAL PADA DINAS PERHUBUNGAN,
Lebih terperinciWALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 95 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KOTA
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 37 TAHUN : 1997 SERI : D
LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 37 TAHUN : 1997 SERI : D PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 1995
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,
PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a. bahwa Dinas Perhubungan Kabupaten Subang telah dibentuk dengan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR : 13 TAHUN : 2005 SERI : D NOMOR : 13
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR : 13 TAHUN : 2005 SERI : D NOMOR : 13 QANUN KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN ACEH
Lebih terperinciBUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 53 TAHUN 2016
SALINAN BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BLITAR
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI JAWA TENGAH
PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinci1 of 5 02/09/09 11:51
Home Galeri Foto Galeri Video klip Peraturan Daerah Tahun 2001 Tahun 2002 Tahun 2003 Tahun 2004 Tahun 2005 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 20 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA
Lebih terperinciGUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 98 TAHUN 2015 TENTANG
SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 98 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATAKERJA UNIT PELAKSANA
Lebih terperinciBUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG
-1- BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN WAY KANAN DENGAN
Lebih terperinciWALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT
WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPerda No. 27 / 2004 tentang Pembentukan, Kedudukan, Tupoksi Dinas Perhubungan dan UPT Dinas Perhubungan
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN DAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN
Lebih terperinciDINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 123
DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUPANG Bagian Pertama Dinas Pasal 123 Dinas Perhubungan mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan sebagian urusan wajib yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 20 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN PELALAWAN
Menimbang : PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 20 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN PELALAWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PELALAWAN,
Lebih terperinciTUGAS & FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN SUMENEP
Peraturan Bupati sumenep Nomor : 29 Tahun 2012 Tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Sumenep Nomor : 28 Tahun 2008 Tentang Tugas dan Fungsi Dinas Daerah Tugas TUGAS & FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN
Lebih terperinciPROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG
- 1-9 BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI, TATA KERJA, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS DINAS
Lebih terperinciBUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH
SALINAN BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN TOLITOLI
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 10 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BENGKALIS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 10 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BENGKALIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKALIS, Menimbang
Lebih terperinciBUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 17 TAHUN 2004 TENTANG
BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 17 TAHUN 2004 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN DAN KOMUNIKASI KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN PURBALINGGA
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN : 2002 NOMOR : 22 KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KESATUAN
Lebih terperinciBUPATI SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN SUMBAWA DENGAN
Lebih terperinciBUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG
PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 100 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PENGELOLA DANA BERGULIR PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT KELURAHAN DENGAN
Lebih terperinciGubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 111 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENERANGAN JALAN UMUM DAN SARANA JARINGAN
Lebih terperinciBUPATI MANDAILING NATAL
- 1 - BUPATI MANDAILING NATAL PERATURAN BUPATI MANDAILING NATAL NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN DAN INFORMATIKA KABUPATEN MANDAILING NATAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciMEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM
SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 93 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATAKERJA UNIT PELAKSANA
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KOTA SURABAYA
Lebih terperinciWALIKOTA TASIKMALAYA
WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 16 TAHUN 2003 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS PERHUBUNGAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BARITO UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN
PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN NOMOR 05 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG
BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TUGAS, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA UNSUR-UNSUR ORGANISASI DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL
1 2016 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL No.119,2016 Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. PEMERINTAH DAERAH. ORGANISASI. TATA LAKSANA. Kedudukan. Susunan Organisasi. Tugas. Fungsi. Tata
Lebih terperinciTENTANG ORGANISASI DAN TAT A KERJA KANTOR PELABUHAN BATAM
MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG ORGANISASI DAN TAT A KERJA KANTOR PELABUHAN BATAM a. bahwa berdasarkan Pasal 88 Undang-Undar.~ Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran diatur dalam mendukung
Lebih terperinci7. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia;
6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008; 7. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG
PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciKEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA. NOMOR 110 Tahun 2003 TENTANG
KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 110 Tahun 2003 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA TRANSJAKARTA-BUSWAY PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
Lebih terperinciBUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH
BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 94 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBUPATI PACITAN PROVINSIJAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANO
BUPATI PACITAN PROVINSIJAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANO KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN PACITAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 31 TAHUN 2008 TENTANG
BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 31 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciKEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 8 TAHUN 2004 TENTANG
WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 8 TAHUN 2004 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR PADA DINAS PERHUBUNGAN KOTA TASIKMALAYA
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 61 TAHUN 2008 T E N T A N G
PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 61 TAHUN 2008 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciLAMPIRAN VI PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS DAERAH KABUPATEN KARANGASEM
114 LAMPIRAN VI PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS DAERAH KABUPATEN KARANGASEM Dinas Perhubungan Pemadam Kebakaran 1. KEPALA DINAS Kepala Dinas Perhubungan Pemadam
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,
BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KLATEN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 96 TAHUN 2016 /X/2016 TENTANG
BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 96 TAHUN 2016 /X/2016 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BULUKUMBA
Lebih terperinciWALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 57 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 57 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 54 PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15-X TAHUN 2011 TENTANG
BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 54 PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15-X TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PADA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA SURAKARTA
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBUPATI SERUYAN PERATURAN BUPATI SERUYAN NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG
SALINAN BUPATI SERUYAN PERATURAN BUPATI SERUYAN NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA PERATURAN BUPATI NOMOR 45 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) PADA
Lebih terperinciWALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 45 TAHUN 2008 TENTANG
WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 45 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA BANJARBARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG
. BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PERHUBUNGAN, INFORMATIKA, DAN KOMUNIKASI KABUPATEN
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI, DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI, DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL, Menimbang : Mengingat : a. bahwa
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM DINAS PERHUBUNGAN DAN SUB DINAS PERHUBUNGAN LAUT KABUPATEN ROKAN HILIR
BAB IV GAMBARAN UMUM DINAS PERHUBUNGAN DAN SUB DINAS PERHUBUNGAN LAUT KABUPATEN ROKAN HILIR 4.1. Tinjauan Umum Dinas Perhubungan Kabupaten Rokan Hilir Dinas Perhubungan daerah Kabupaten Rokan hilir merupakan
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA DUMAI
KOTA DUMAI PEMERINTAH KOTA DUMAI PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KOTA DUMAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DUMAI
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 86 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI LALU LINTAS
PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 86 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI LALU LINTAS ANGKUTAN JALAN, SUNGAI, DANAU DAN PENYEBERANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciWALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG
PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PENGELOLA TERMINAL TERPADU PULO GEBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperincic. memantau, mengevaluasi dan menilai hasil kerja bawahan dalam
BAB XXVII BALAI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI (BPPP) LABUAN PADA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI BANTEN Pasal 118 Susunan Balai Pelabuhan Perikanan Pantai Labuan terdiri dari: a. Kepala Balai ; b. Kepala
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG INSPEKTORAT KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG INSPEKTORAT KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan telah ditetapkannya
Lebih terperinciBUPATI KENDAL PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG
BUPATI KENDAL PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL DAN TATA KERJA PADA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KENDAL Menimbang : DENGAN
Lebih terperinci-2- Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Undang-Un
pas GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, FUNGSI DAN TUGAS, SERTA TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS
Lebih terperinciKEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 84 TAHUN 2004 TENTANG
KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 84 TAHUN 2004 TENTANG PENETAPAN POLA TRANSPORTASI MAKRO DI PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 19 TAHUN 1995 TENTANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 19 TAHUN 1995 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG DENGAN
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA MOJOKERTO
PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA MOJOKERTO WALIKOTA MOJOKERTO, Menimbang Mengingat : bahwa berdasarkan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI
PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI NOMOR 29 TAHUN 2003 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR PERHUBUNGAN KABUPATEN MUARO JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA SEMARANG
PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 28 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 11 TAHUN 1994
PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 11 TAHUN 1994 TENTANG ORGANISASI DAN TATAKERJA DINAS LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN PROVINSI DAERAH TINGKAT I LAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciPeraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi
- 2-3. 4. 5. 6. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Bengkulu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
Lebih terperinciWALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG
WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PADA DINAS PERHUBUNGAN KOTA SURAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinci6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Menimbang : Mengingat BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PADA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BULUNGAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN
PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 04 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA CARA DINAS LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTAMADYA DAERAH TINGKA II TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciWALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU
WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 104 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL
Lebih terperinciBUPATI WONOGIRI PERATURAN BUPATI WONOGIRI NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG
BUPATI WONOGIRI PERATURAN BUPATI WONOGIRI NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN WONOGIRI BUPATI WONOGIRI, Menimbang
Lebih terperinciBUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 18 TAHUN 2008 T E N T A N G
BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 18 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN SUKAMARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA,
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR : 08 TAHUN 2012 TENTANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR : 08 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS TATA KOTA, KEBERSIHAN DAN PEMADAM KEBAKARAN KABUPATEN BURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 24 TAHUN 2008 T E N T A N G
BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 24 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI, INFORMATIKA, KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN SUKAMARA DENGAN
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR 1 TGL. 19 APRIL 1996 SERI D NO. 1
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR 1 TGL. 19 APRIL 1996 SERI D NO. 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI
Lebih terperinci