ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN DOKTER UMUM INDONESIA MUKADIMAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN DOKTER UMUM INDONESIA MUKADIMAH"

Transkripsi

1 ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN DOKTER UMUM INDONESIA MUKADIMAH Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, bangsa Indonesia telah berhasil merebut kemerdekaan dari kaum penjajah, maka setiap warga Negara berkewajiban mengisi kemerdekaan itu dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia menuju tercapainya kehidupan rakyat yang sehat, adil dan makmur. Dokter Umum Indonesia sebagai warga bangsa yang ikut aktif dalam gerakan dan perjuangan kemerdekaan, sadar akan hak dan kewajibannya serta peran dan tanggung jawabnya kepada umat manusia dan bangsa, bertekad memberikan darma baktinya untuk mewujudkan nilainilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam kehidupan keprofesian. Sesuai dengan visi universal terbentuknya organisasi profesi yang mengedepankan pentingnya kemandirian dokter, maka dalam darma baktinya sebagai salah satu pilar pokok pembangunan kesehatan, dokter Indonesia perlu meningkatkan peran advokasi kesehatan, pelaku-pengubah (agent of change), dan profesionalisme dengan berpegang teguh pada sumpah dokter dank ode etik kedokteran Indonesia, menuju kehidupan masyarakat yang sehat dan sejahtera, sebagaimana diamanatkan dalam UUD 45 pasal 28H ayat (1) yang menyatakan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Peran advokasi kesehatan, pelaku-pengubah (agent of change) dan profesionalisme dalam kehidupan kemasyarakatan dapat terlaksana jika jiwa dan semangat persaudaraan dokterdokter Indonesia yang terwujud sejak 1911 diteruskan dengan jalan menggalang seluruh potensi yang dimiliki dalam satu organisasi. Meyakini bahwa tujuan dan cita-cita organisasi hanya dapat tercapai atas petunjuk Tuhan Yang Maha Esa disertai usaha-usaha teratur, terencana dan penuh kebijakan, digerakkan dengan pedoman yang berbentuk anggaran dasar maka disusunlah Anggaran Dasar Perhimpunan Dokter Umum Indonesia sebagai berikut : BAB I NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Organisasi ini bernama Perhimpunan Dokter Umum Indonesia disingkat PDUI Pasal 2 PDUI didirikan di Jakarta pada tanggal 1 Juni 2008 untuk batas waktu yang tidak ditentukan.

2 Pasal 3 Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Umum Indonesia berkedudukan di Ibu Kota Republik Indonesia. BAB II DASAR Pasal 4 PDUI berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar BAB III TUJUAN, USAHA, DAN SIFAT Pasal 5 Tujuan Menghimpun segenap potensi dokter umum, meningkatkan harkat dan martabat serta kehormatan dokter umum. Membina, melindungi dan memperjuangkan kepentingan anggota PDUI. Meningkatkan mutu profesi dokter umum. Pasal 6 Usaha 1. Memelihara dan membina etika profesi dokter umum 2. Meningkatkan mutu pendidikan dokter umum 3. Meningkatkan pengabdian profesi dokter umum untuk kemaslahatan masyarakat 4. Membangun hubungan kerjasama dengan berbagai pihak dengan tidak melanggar aturanaturan pokok organisasi dan hokum Negara Republik Indonesia 5. Memperjuangkan dan memelihara kepentingan serta kedudukan dokter umum sesuai dengan harkat dan martabat profesi dokter umum 6. Melakukan upaya-upaya untuk kesejahteraan anggota

3 7. Usaha-usaha lain yang berguna untuk mencapai tujuan organisasi sepanjang tidak bertentangan dengan sifat dan dasar organisasi. Pasal 7 PDUI adalah organisasi profesi bagi dokter umum Indonesia yang bersifat otonom bernaung di bawah Ikatan Dokter Indonesia (IDI). BAB IV STATUS DAN FUNGSI Pasal 8 Perhimpunan Dokter Umum Indonesia merupakan organisasi profesi dokter umum nasional di Indonesia. Pasal 9 Perhimpunan Dokter Umum Indonesia berfungsi sebagai pemersatu, Pembina, dan pemberdaya dokter umum di Indonesia. BAB V KEANGGOTAAN Pasal 10 Anggota terdiri atas : 1. Anggota Biasa 2. Anggota Luar Biasa 3. Anggota Kehormatan

4 BAB VI STRUKTUR ORGANISASI Pasal 11 Kekuasaan Kekuasaan tertinggi organisasi berada pada kongres nasional, konferensi cabang, dan rapat anggota komisariat sesuai dengan tingkatannya. 1. Tingkat Pusat : Terdiri atas Pengurus Pusat 2. Tingkat Cabang : Terdiri atas Pengurus Cabang 3. Tingkat Komisariat : Terdiri atas Pengurus Komisariat Pasal 12 Struktur Kepemimpinan Pasal 13 Badan Kelengkapan dan Badan Khusus 1. Adalah Badan yang dibentuk oleh pengurus pusat, cabang atau komisariat untuk membantu pengurus pusat dalam menjalankan amanat kongres bertanggungjawab kepada ketua umum. 2. Badan Kelengkapan terdiri dari : a. Biro Hukum dan Mediasi (BHM) b. Biro Hubungan Masyarakat dan Kerjasama Antar Lembaga (HUMAS & KAL) 3. Badan Khusus terdiri dari : a. Kolegium Dokter Umum Indonesia (KDUI) b. Badan Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan (BPPKB) c. Badan Usaha Dokter Umum Indonesia (BADUI)

5 BAB VII PERBENDAHARAAN Pasal 14 Kekayaan PDUI diperoleh dari : 1. Uang Pangkal 2. Iuran Anggota 3. Pengumpulan Dana Abadi 4. Sumbangan anggota dan usaha-usaha lain yang sah dan tidak mengikat BAB VIII PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN PEMBUBARAN Pasal 15 Perubahan Anggaran Dasar hanya dapat dilakukan oleh Kongres Nasional Pasal 16 Pembubaran organisasi hanya dapat dilakukan oleh Kongres Nasional yang diadakan khusus untuk itu, atas usul dari sekurang-kurangnya 50% plus 1 jumlah cabang. BAB IX ATURAN TAMBAHAN DAN PENGESAHAN Pasal 17 Hal-hal yang belum diatur dalam anggaran dasar ini dimuat dalam anggaran rumah tangga atau peraturan-peraturan pengurus pusat, cabang atau komisariat sepanjang tidak bertentangan dengan anggaran dasar.

6 Pasal 18 Pengesahan anggaran dasar ditetapkan pada kongres nasional. Pasal 19 Aturan Peralihan 1. Unsur pimpinan pusat dipimpin oleh Presidium Nasional Perhimpunan Dokter Umum Indonesia sampai dilaksanakannya kongres nasional II. 2. Dalam rangka optimalisasi fase pembentukan organisasi, maka masa jabatan Presidium Nasional Perhimpunan Dokter Umum Indonesia dan kepengurusannya adalah selama 5 (lima) tahun, sampai dilaksanakannya kongres nasional II. 3. Dalam fase pembentukan organisasi, segenap pelaksanaan ketentuan organisasi mempertimbangkan dan mengutamakan tujuan pendirian organisasi.

7 ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN DOKTER UMUM INDONESIA BAB I KEANGGOTAAN BAGIAN I ANGGOTA Pasal 1 Anggota biasa adalah dokter umum, warga Negara Indonesia yang berijazah yang diakui oleh Pemerintahan Republik Indonesia. Pasal 2 Anggota luar biasa adalahdokter umum warga negara asing yang bekerja di Indonesia dan telah teregistrasi oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) dan IDI Pasal 3 Anggota kehormatan adalah mereka yang telah berjasa pada Perhimpunan Dokter Umum Indonesia. Bagian II Tata Cara Penerimaan Pasal 4 1. Penerimaan anggota biasa dan anggota luar biasa dilakukan oleh pengurus komisariat setempat melalui pendaftaran tertulis dan pernyataan persetujuan terhadap AD/ART PDUI. 2. Bila belum ada komisariat PDUI di tempat calon anggota sebagaimana dimaksud pada ayat 1 (satu), pendaftaran dapat dilakukan melalui pengurus cabang dan/atau pengurus pusat. 3. Pengurus pusat menyiapkan fasilitasi penerimaan anggota sebagaimana yang dimaksud ayat 1 (satu) dan 2 (dua).

8 Pasal 7 1. Anggota kehormatan diusulkan oleh pengurus melalui penilaian yang dilakukan oleh tim dibentuk khusus untuk itu terdiri dari pengurus pusat, pengurus cabang, dan/atau pengurus komisariat yang diusulkannya. 2. Pengurus yang dapat mengusulkan sebagaiman dimaksud ayat 1 (satu) adalah pengurus komisariat dan pengurus cabang. 3. Pengesahan sebagai anggota kehormatan dilakukan di forum kongres. Bagian III Hak dan Kewajiban Pasal 8 Hak Anggota 1. Anggota luar biasa dan anggota kehormatan berhak mengeluarkan pendapat, mengajukan usul, pertanyaan lisan atau tertulis kepada pengurus, dan mengikuti semua organisasi tetapi tidak mempunyak hak memilih dan dipilih. 2. Anggota biasa berhak mengeluarkan pendapat, mengajukan usul atau pertanyaan dengan lisan, dan/atau tertulis kepada pengurus, mengikuti semua kegiatan organisasi dan memiliki hak memilih dan dipilih serta mendapatkan pembinaan. 3. Tiap anggota berhak mendapat perlindungan dan pembelaan dalam melaksanakan tugas PDUI dan/atau melaksanakan profesinya. 4. Tiap anggota berhak mendapatkan manfaat dari upaya organisasi profesi untuk mensejahterakan anggotanya. Pasal 9 Kewajiban Anggota 1. Membayar uang pangkal dan iuran anggota. 2. Anggota biasa dan anggota luar biasa berkewajiban menjunjung tinggi dan mengamalkan sumpah dokter dan kode etik kedokteran Indonesia, anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, peratu ran dan keputusan PDUI. 3. Anggota kehormatan berkewajiban mematuhi anggaran dasar dan anggaran rumah tangga dan segala peraturan dan keputusan PDUI, serta selalu menjaga dan mempertahankan kehormatan PDUI.

9 Bagian IV Rangkap Anggota dan Rangkap Jabatan Pasal 10 Dalam keadaan tertentu anggota PDUI dapat merangkap menjadi anggota dan/atau rangkap jabatan pada organisasi lain sepanjang tidak bertentangan dengan kehormatan dan tradisi luhur kedokteran serta tidak menggangu tugasnya. Bagian V Kehilangan Keanggotaan Pasal Anggota dinyatakan kehilangan keanggotaannya karena meninggal dunia, atas permintaan send iri, atau diberhentikan. 2. Pemberhentian atas permintaan sendiri hanya dapat dilakukan dengan pemberitahuan secara tertulis kepada pengurus cabang asal sekurangkurangnya satu bulan sebelumnya. Bagian VI Skorsing dan Pemberhentian dari Anggota PDUI Pasal Anggota dapat diskors atau diberhentikan karena : a. Melanggar AD/ART PDUI b. Bertindak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan PDUI c. Bertindak merugikan atau mencemarkan nama baik PDUI. 2. Anggota yang diskors atau diberhentikan diberi kesempatan meminta bantuan kepada Biro Hukum dan Mediasi (BHM). 3. Anggota yang diskors atau diberhentikan dapat melakukan pembelaan dalam forum ditunjuk untuk itu.

10 4. Tata cara skorsing dan/atau pemberhentian dan tata cara pembelaan akan diatur dalam ketentuan dan peraturan tersendiri. Bagian VII Skorsing dan Pemberhentian Dari Pengurus PDUI Pasal Pengurus Cabang/Komisariat dapat diberhentikan oleh PP PDUI karena : a. Melanggar AD/ART PDUI b. Bertindak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan Pengurus Pusat c. Bertindak merugikan atau mencemarkan nama baik PDUI 2. Pengurus yang diskors atau diberhentikan diberi kesempatan meminta bantuan kepada Biro Hukum dan Mediasi (BHM). 3. Pengurus yang diskors atau diberhentikan dapat melakukan pembelaan dalam forum yang ditujuk untuk itu. 4. Tata cara skorsing dan/atau pemberhentian dan tata cara pembelaan akan diatur dalam ketentuan dan peraturan tersendiri yang dikeluarkan oleh PP PDUI.

11 BAB II STRUKTUR ORGANISASI A. STRUKTUR KEKUASAAN Bagian VIII Kongres Nasional Pasal 14 Status 1. Kongres merupakan kekuasaan tertinggi organisasi. 2. Kongres Nasional adalah musyawarah nasional dokter umum Indonesia yang diwakili oleh utusan cabang, dan diberi nama Kongres Nasional Perhimpunan Dokter Umum Indonesia. 3. Kongres Nasional diadakan sekali dalam tiga tahun. 4. Peserta kongres terdiri dari Pengurus Pusat, Pengurus Cabang, unsure badan kelengkapan dan unsure badan khusus. 5. Utusan Cabang ditunjuk oleh rapat khusus yang dilaksanakan oleh pengurus cabang. 6. Utusan cabang menampung aspirasi dokter-dokter umum dan masyarakat yang berada di daerah tempat cabang berada, untuk disampaikan pada Kongres Nasional Perhimpunan Dokter Umum Indonesia. 7. Dalam keadaan luar biasa Kongres dapat diselenggarakan sewaktu-waktu atas inisiatif satu cabang dan mendapat persetujuan lebih dari 2/3 dari jumlah cabang. 8. Kongres menyelenggarakan siding ilmiah dan siding organisasi.

12 Pasal 15 Tugas dan Wewenang 1. Menetapkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, pedomanpedoman pokok dan garis-garis besar haluan organisasi, kebijakan strategis nasional serta program kerja nasional PDUI. 2. Menilai pertanggung-jawaban Presidium Pengurus Pusat, mengenai amanat yang diberikan oleh kongres sebelumnya. 3. Memilih dan menetapkan Presidium Pengurus Pusat 4. Menetapkan tiga calon tempat pelaksanaan Kongres berikutnya yang memenuhi persyaratan untuk itu. 5. Mengesahkan anggota kehormatan PDUI. Pasal 16 Tata Tertib 1. Pengurus Pusat adalah penanggung jawab penyelenggaraan Kongres Nasional 2. Kongres Nasional dihadiri oleh utusan cabang, pengurus pusat 3. Peserta penuh adalah utusan cabang dan pengurus pusat. 4. Peserta peninjau adalah pengurus cabang, peserta siding-sidang khusus, dan undangan. 5. Jumlah peserta peninjau ditetapkan pengurus Pusat. 6. Peserta undangan tidak mempunyai hak bicara dan hak suara. 7. Mekanisme pengambilan keputusan dalam kongres dilaksankan dalam sidang pleno dan sidang khusus. 8. Tata tertib siding pleno : a. Peserta sidang pleno adalah peserta penuh dengan mandat resmi yang mempunyai hak bicara dan hak suara sedangkan peserta peninjau hanya mempunyai hak bicara.

13 b. Banyaknya suara peserta utusan cabang dalam kongres diatur dalam peraturan tersendiri berdasarkan jumlah anggota. c. Sidang Pleno Kongres dipimpin oleh tiga orang presidium yang dipilih dari peserta, dan oleh peserta. d. Sidang pengesahan kuorum, pembahasan dan pengesahan agenda acara, tata tertib sidang, dan pemilihan pimpinan sidang pleno kongres dipimpin oleh panitia pengarahan kongres. e. Kongres Nasional dinyatakan sah bila dihadiri lebih dari 50% + 1 jumlah cabang yang hadir pada saat perhitungan kuorum. f. Apabila ayat 6.e. tidak terpenuhi maka kongres diundur paling lama 1x24 jam dan setelah itu kongres dianggap sah. g. Setelah laporan pertanggungjawaban pengurus Pusat diterima oleh kongres, maka pengurus Pusat dinyatakan demisioner. h. Sidang Pleno dapat membentuk sidang komisi untuk membahas topic tertentu yang telah diagendakan. Bagian IX Konferensi Cabang Pasal 17 Status 1. Konferensi cabang merupakan pengambilan keputusan tertinggi pada tingkat cabang. 2. Konferensi cabang adalah musyawarah dokter umum Indonesia yang diwakili oleh utusan komisariat. 3. Konferensi cabang diadakan sekali dalam lima tahun. 4. Peserta konferensi cabang terdiri dari utusan komisariat, pengurus Cabang, unsure badan kelengkapan dan unsure badan khusus 5. Utusan komisariat ditunjuk oleh rapat khusus yang dilaksanakan oleh pengurus komisariat. 6. Utusan komisariat menampung aspirasi dokter-dokter umum dan masyarakat yang berada di daerah tempat komisariat berada, untuk disampaikan pada Konferensi Cabang. 7. Konferensi anggota cabang dilaksanakan sekurang-kurangnya sekali dalam lima tahun.

14 8. Dalam keadaan luar biasa konferensi cabang dapat diadakan sewaktu-waktu atas usul atau inisiatif satu komisariat dan mendapat persetujuan lebih dari 2/3 jumlah komisariat yang ada. Pasal 18 Tugas dan Wewenang 1. Menilai pertanggungjawaban pengurus cabang mengenai pelaksanaan amanat konferensi cabang. 2. Menetapkan program kerja cabang dengan tetap berpedoman kepada kebijakan operasioanl yang telah ditetapkan dan garis besar haluan organisasi serta program kerja nasional yang ditetapkan oleh Kongres Nasional. 3. Memilih ketua pengurus cabang. Pasal 19 Tata Tertib 1. Penanggung jawab penyelenggaraan konferensi cabang adalah pengurus cabang 2. Konferensi cabang dihadiri oleh peserta utusan komisariat, pengurus cabang dan Pengurus PDUI Pusat serta undangan. 3. Peserta penuh adalah pengurus cabang dan pengurus pusat PDUI. 4. Peserta peninjau adalah pengurus cabang dan pengurus cabang. 5. Jumlah peserta peninjau ditetapkan oleh pengurus cabang. 6. Sidang konferensi cabang dipimpin oleh tiga orang presidium yang dipilih dari peserta dan oleh peserta. Sidang pembahasan dan pengesahan agenda acara, tata tertib serta sidang pemilihan pimpinan sidang dipimpin oleh ketua panitia pengarah musyawarah anggota cabang. 7. Konferensi cabang dinyatakan sah bila dihadiri lebih dari 50% atau setengah jumlah anggota biasa.

15 8. Apabila ayat 7 tidak terpenuhi maka konferensi cabang diundur paling lama 1 x 24 jam dan setelah itu konferensi cabang dianggap sah. 9. Stelah laporan pertanggungjawaban pengurus cabang diterima oleh konferensi cabang, maka pengurus cabang dinyatakan demisioner. 10. Apabbila enam bulan setelah habis masa bakti periode kepengurusan dan telah minimal tiga kali diingatkan untuk mengadakan konferensi cabang tetapi pengurus cabang tidak melakukan konferensi cabang maka pengurus pusat segera menunjuk tim caretaker yang terdiri dari satu orang pengurus pusat, satu orang pengurus cabang yang telah kadaluarsa dan salah seorang anggota PDUI cabang, untuk menyelenggarakan konferensi cabang. Bagian X Rapat Anggota Komisariat Pasal 20 Status 1. Rapat Anggota Komisariat merupakan pengambilan keputusan tertinggi pada tingkat komisariat. 2. Rapat Anggota Komisariat adalah rapat para anggota atas undangan penanggung-jawab rapat anggota komisariat. 3. Rapat Anggota Komisariat dilaksanakan sekurang-kurangnya sekali dalam tiga tahun. 4. Dalam keadaan luar biasa rapat anggota komisariat dapat diadakan sewaktuwaktu atas usul atau inisiatif tiga orang dan mendapat persetujuan lebih dari 50% jumlah anggota biasa yang ada. Pasal 21 Tugas dan Wewenang 1. Menilai pertanggungjawaban pengurus komisariat mengenai pelaksanaan amanat rapat anggota komisariat. 2. Menetapkan program kerja komisariat dengan tetap berpedoman kepada kebijakan operasional yang telah ditetapkan dan garis besar haluan

16 organisasi serta program kerja nasional yang ditetapkan oleh Kongres Nasional. 3. Memilih ketua pengurus komisariat Pasal 22 Tata Tertib 1. Penanggung Jawab penyelenggaraan rapat anggota komisariat adalah pengurus komisariat 2. Rapat anggota komisariat dihadiri oleh peserta anggota komisariat dan pengurus PDUI Cabang serta undangan 3. Anggota biasa adalah peserta rapat anggota komisariat yang mempunyai hak suara dan hak bicara. 4. Anggota luar biasa, anggota kehormatan serta dokter bukan anggota PDUI atas undangan pengurus komisariat adalah peninjau yang mempunyai hak bicara dan tidak mempunyai hak suara. 5. Jumlah peserta peninjau ditetapkan oleh pengurus komisariat. 6. Sidang rapat anggota komisariat dipimpin oleh tiga orang presidium yang dipilih dari peserta dan oleh peserta. Sidang pembahasan dan pengesahan agenda acara, tata tertib serta pemilihan pimpinan sidang dipimpin oleh ketua panitia pengarah rapat anggota komisariat. 7. Rapat anggota komisariat dinyatakan sah bila dihadiri lebih dari 50% atau setengah jumlah anggota biasa. 8. Apabila ayat 7 tidak terpenuhi maka rapat anggota komisariat diundur paling lama 1 x 24 jam dan setelah itu rapat anggota komisariat dianggap sah. 9. Setelah laporan pertanggungjawaban pengurus komisariat diterma oleh rapat anggota komisariat, maka pengurus komisariat dinyatakan demisioner. 10. Apabila enam bulan setelah habis masa bakti periode kepengurusan dan telah minimal tiga kali diingatkan untuk mengadakan rapat anggota komisariat tetapi pengurus komisariat tidak melakukan rapat anggota komisariat pengurus cabang segera menunjuk tim caretaker yang terdiri dari satu orang pengurus cabang, satu orang pengurus komisariat yang telah kadaluarsa dan salah seorang anggota PDUI komisariat, untuk menyelenggarakan rapat anggota komisariat.

17 Bagian XI Musyawarah Kerja Nasional (MUKERNAS) Pasal 23 Status 1. Musyawarah kerja nasional (mukernas) adalah rapat yang dihadiri oleh segenap perangkat organisasi dari tingkat pusat dan tingkat cabang yang diadakan sekali setahun. 2. Dalam keadaan luar biasa mukernas dapat diadakan sewaktu-waktu atas usul pengurus pusat dan/atau pengurus cabang dan mendapat persetujuan lebih dari 50% dari jumlah cabang. Pasal 24 Tugas dan Wewenang 1. Membahas program kerja yang akan dilaksanakan berdasarkan amanat kongres. 2. Membahas usulan program kerja yang dianggap perlu untuk kepentingan anggota secara nasional. 3. Mengadakan pembicaraan pendahuluan tentang bahan-bahan kongres yang akan dating dan/atau mengevaluasi program kerja nasional berdasarkan amanat kongres. Pasal 25 Tata tertib 1. Pengurus pusat adalah penanggung-jawab penyelenggaraan mukernas 2. Mukernas dihadiri oleh seluruh perangkat organisasi yang terdiri dari pengurus pusat, pengurus cabang, dan undangan dari Pengurus Pusat. 3. Sidang-sidang mukernas terdiri dari sidang pleno mukernas dan komisi komisi 4. Sidang pleno mukernas dipimpin oleh kuasa pengurus pusat dan sidangsidang komisi dipimpin oleh ketua komisi yang ditunjuk di sidang pleno. Bagian XII Sidang Pleno Khusus Presidium Pasal 26

18 Status 1. Sidang Pleno khusus presidium adalah rapat yang dihadiri oleh seluruh anggota presidium yang telah dipilih dan ditetapkan di dalam kongres nasional. 2. Sidang pleno khusus presidium diadakan setahun sekali selama periode kepengurusan. 3. Dalam keadaan luar biasa sidang pleno khusus presidium dapat diadakan sewaktu-waktu atas usul pengurus pusat. Pasal 27 Tugas dan Wewenang 1. Memilih dan menetapkan ketua harian. 2. Mengevaluasi kinerja ketua harian dan melakukan pemilihan ulang ketua harian jika dipandang perlu untuk itu. 3. Membahas program kerja yang akan dilaksanakan berdasarkan amanat mukernas. 4. Membahas usulan program kerja yang dianggap perlu untuk kepentingan anggota secara nasional. Pasal 28 Tata Tertib 1. Presidium Pengurus pusat adalah penanggung-jawab penyelenggaraan sidang pleno presidium 2. Sidang pleno presidium dipimpin oleh salah satu presidium yang dipilih oleh seluruh presidium. B. STRUKTUR KEPEMIMPINAN Bagian XIII Pengurus Pusat Pasal 29 Status 1. Instansi kepemimpinan tertinggi organisasi yang mengurus dan melaksanakan kebijakan-kebijakan strategis dan operasional yang bersifat nasional yang diputuskan dalam kongres.

19 2. Bertanggungjawab untuk dan atas nama organisasi. 3. Masa jabatan kepengurusan pengurus pusat adalah tiga tahun. 4. Dalam melaksanakan kebijakan strategis yang berskala nasional, presidium memilih dan menetapkan ketua harian dibantu oleh pengurus harian, dewan penasehat, dewan Pembina dan dewan pakar setiap tahunnya selama periode kepengurusan. 5. Dalam melaksanakan kebijakan operasional yang berskala nasional, pengurus harian dibantu oleh badan-badan kelengkapan, badan-badan khusus, komite-komite tetap dan ad-hoc, yang dibentuk untuk tujuan tersebut. 6. Seoranng anggota hanya diperboleh-kan menjadi presidium maksimal dua kali masa kepengurusan. Pasal 30 Personalia Pengurus Harian Pusat 1. Personalia kepengur usan sekurang-kurangnya terdiri dari ketua harian, seskretaris eksekutif, ketua-ketua bidang, badan kelengkapan dan badan khusus yang secara bersama-sama melaksanakan kegiatan secara kolektif. 2. Yang dapat menjadi pengurus harian pusat adalah anggota biasa yang pernah menjadi pengurus cabang atau anggota biasa yang mempunyai komitmen terhadap visi dan misi PDUI. Pasal 31 Tugas dan Wewenang 1. Melaksanakan isi anggaran dasar dan anggaran rumah tangga serta keputusan yang telah ditetapkan kongres. 2. Mengumumkan kepada seluruh pengurus pusat dan pengurus cabang yang menyangkut pengambilan keputusan organisasi ataupun perubahan keputusan kongres nasional dan kemudian mempertanggungjawabkan kepada kongres nasional berikutnya. 3. Mensosialisasikan penjabaran program sesuai ketetapan kongres nasional kepada seluruh pengurus pusat dan pengurus cabang. 4. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada anggota melalui forum kongres nasional. 5. Menyelenggarakan kongres nasional pada akhir periode. 6. Menyiapkan draft materi kongres.

20 7. Mengesahkan dan menetapkan pengurus cabang serta perangkat organisasi tingkat pusat. Pasal 32 Tata Cara Pengelolaan a. Pengurus pusat menjalankan tugas segera setelah dilakukan serah terima dengan pengurus pusat demisioner pada akhir pelaksanaan Kongres Nasional. b. Pelantikan pengurus Pusat harus telah dilakukan paling lambat dalam waktu 30 hari setelah kongres. c. Untuk menyelenggarakan kegiatannya pengurus Pusat harus mengadakan rapat-rapat berupa mukernas, rapat pleno terbatas serta rapat pengurus harian tetap. d. Rapat pleno terbatas dihadiri oleh segenap pengurus pusat dan dilaksanakan sekurang-kurangnya sekali dalam satu bulan. e. Rapat pengurus harian dihadiri oleh seluruh aparat pengurus pusat dan diadakan setiap kali diperlukan. Pasal 33 Tata cara pengelolaan administrasi dan keuangan 1. Menyelenggarakan administrasi keanggotaan yang dikelola oleh unit khusus yang bertugas untuk mendaftar, mendata, menyimpan dan mengelola potensi dasar anggota. 2. Menyelenggarakan administrasi kesekretariatan, yang berfungsi sesuai dengan beban kerja organisasi yang dipimpin oleh seorang sekretaris eksekutif dan bertanggung jawab langsung kepada Ketua Harian. 3. Menyelenggarakan administrasi keuangan sesuai dengan tata cara serta tata kelola keuangan yang transparan dan akuntabilitas dan dipimpin oleh seorang ketua bidang keuangan yang bertanggung jawab langsung kepala Ketua Harian. 4. Menyelenggarakan audit yang dilaksanakan oleh satuan pengawas internal secara berkala dan bertanggung jawab langsung kepada Ketua Harian. 5. Satuan pengawas internal terdiri dari personalia pengurus pusat yang memiliki latar belakang pendidikan ekonomi dan/atau berpengalaman pada bidang pengelolaan keuangan. 6. Membuat laporan keuangan tahunan yang diaudit oleh akuntan public dan disampaikan pada seluruh anggota.

21 Bagian XIV Pengurus Cabang Pasal 34 Status 1. Cabang merupakan kesatuan organisasi yang dibentuk di provinsi yang mempunyai sekurang-kurangnya satu komisariat. 2. Pengurus cabang adalah instansi kepimpinan tertinggi dalam satu cabang dan bertanggungjawab untuk dan atas nama organisasi. 3. Pengurus cabang melakukan koordinasi kegiatan organisasi. 4. Pengurus cabang dipilih dalam Konferensi cabang. 5. Masa jabatan pengurus cabang adalah tiga tahun. 6. Pengurus cabang adalah kesatuan organisasi yang dibentuk diprovinsi dan berkedudukan di ibukota provinsi. 7. Seorang anggota hanya diperbolehkan dipilih menjadi ketua cabang maksimal dua kali masa kepengurusan. Pasal 35 Personalia Pengurus Cabang 1. Personalia pengurus cabang sekurang-kurangnya terdiri dari ketua cabang, wakil ketua, sekretaris, bendahara. 2. Yang dapat menjadi pengurus cabang adalah anggota biasa yang mempunyai minat, perhatian dan komitmen serta loyalitas pada organisasi. 3. Ketua, Sekretaris dan Bendahara harus berdomisili di ibukota provinsi 4. Apabila ketua cabang tidak dapat menjalankan tugad dan/atau non aktif maka wakil ketua dapat diangkat sebagai ketua cabang melalui sidang pleno khusus cabang untuk itu sampai akhir masa kepengurusan. Pasal 36 Tugas dan wewenang 1. Atas nama pengurus pusat melantik pengurus komisariat. 2. Mewakili pengurus pusat bila diperlukan dan atas permintaan pengurus pusat.

22 3. Melaksanakan program kerja yang diputuskan pada konferensi cabang dan program kerja yang merupakan penjabaran program kerja PDUI yang diputuskan Kongres Nasional. Pasal 37 Tata Cara Pengelolaan 1. Pengurus cabang dipilih oleh ketua cabang terpilih dan mendapatkan pengesahan dari Pengurus Pusat dan selanjutnya dilantik oleh Pengurus Pusat. 2. Pengurus cabang yang baru dapat menjalankan tugasnya setelah pelantikan dan serah terima jabatan dengan pengurus cabang demisioner. 3. Ketua cabang yang baru harus dapat menyusun kepengurusannya paling lambat tiga puluh hari setelah pelaksanaan konferensi cabang dan segera mengadakan serah terima jabatan dengan pengurus demisioner. 4. Untuk menyelenggarakan kegiatan, pengurus cabang melaksanakan rapat pleno yang dihadiri oleh pengurus cabang dan diadakan sekurangkurangnya sekali dalam enam bulan. Bagian XV Pengurus Komisariat Pasal 38 Status 1. Komisariat merupakan kesatuan organisasi yang dibentuk di kabupaten/kota yang mempunyai sekurang-kurangnya lima puluh anggota biasa. 2. Dalam satu kabupaten/kota hanya boleh ada satu komisariat. 3. Bila dianggap perlu komisariat dapat membentuk perangkat-perangkat pengelolaan organisasi secara internal. 4. Masa jabatan pengurus Komisariat adalah tiga tahun.

23 5. Periode kepengurusan ketua komisariat hanya dipilih maksimal dua kali masa kepengurusan. 6. Dalam kepengurusan komisariat dapat dibentuk dewan penasehat komisariat dengan fungsi memberi saran kepada pengurus komisariat diminta maupun tidak diminta. Dewan penasehat komisariat terdiri dari para mantan ketua dan para tokoh senior. Pasal 39 Personalia Pengurus Komisariat 1. Personalia pengurus komisariat sekurang-kurangnya terdiri dari ketua, sekretaris dan bendahara. 2. Yang dapat menjadi pengurus komisariat adalah anggota biasa. 3. Apabila ketua komisariat tidak dapat menjalankan tugas dan/atau non aktif maka wakil ketua dapat diangkat sebagai ketua komisariat melalui sidang pleno khusus komisariat untuk itu sampai akhir masa kepengurusan. Pasal 40 Tugas dan wewenang 1. Melaksanakan keputusan Kongres Nasional, Konferensi Cabang dan Rapat Anggota Komisariat. 2. Memberikan laporan kepada pengurus cabang tentang hasil kerja yang dilakukan minimal sekali dalam enam bulan. 3. Bertanggung jawab kepada rapat anggota komisariat. Pasal 41 Tata Cara Pengelolaan 1. Pengurus komisariat dipilih oleh ketua komisariat terpilih dan mendapatkan pengesahan dari Pengurus Cabang dan selanjutnya dilantik oleh pengurus cabang.

24 2. Pengurus komisariat baru dapat menjalankan tugasnya setelah pelantikan serah terima jabatan dengan pengurus komisariat demisioner. 3. Ketua komisariat yang baru harus dapat menyusun kepengurusannya paling lambat tiga hari setelah rapat anggota komisariat dan segera mengadakan serah terima jabatan dengan pengurus komisariat demisioner. 4. Untuk menyelenggarakan kegiatannya pengurus komisariat harus mengadakan rapat-rapat berupa rapat pleno dan rapat pengurus harian. 5. Rapat pleno diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam enam bulan dan dihadiri oleg seluruh pengurus dan perangkat organisasi yang ada di komisariat. 6. Rapat pengurus harian diadakan sekali dalam satu bulan dan dihadiri pengurus komisariat. Bagian XVI Pasal 42 Badan Kelengkapan PDUI 1. Status umum a. Badan kelengkapan adalah anggota Pengurus Pusat dan merupakan anggota pleno. b. Badan kelengkapan terdiri atas Biro Hukum dan Mediasi (BHM) dan Biro Hubungan Masyarakat dan Kerjasama Antar Lembaga (HUMAS & KAL) 2. Tugas dan wewenang Tugas dan wewenang badan kelengkapan diatur dalam Kompedium Organisasi PDUI.

25 Pasal 43 Biro Hukum dan Mediasi (BHM) 1. Status BHM dibentuk ditingkat pusat, cabang dan bila diperlukan dapat dibentuk di tingkat komisariat. 2. Tugas dan wewenang a. Melakukan pembinaan dalam kesadaran hukum kesehatan. b. Membela anggota dalam menjalankan profesinya baik yang menyangkut masalah etik, hukum, administrasi, atau organisasi, baik diminta atau tidak diminta. c. Dalam menjalankan tugasnya, perlu mendengarkan pendapat dan saran dari badan kelengkapan organisasi yang sehubungan dan pihak pihak yang dianggap perlu. 3. Tata cara pengelolaan a. Personalia Pengurus BHM ditetapkan oleh pengurus Pusat. b. Yang dapat dipilih sebagai anggota BHM adalah anggota biasa. c. BHM dapat mengikutsertakan profesi lain yang dipandang perlu dalam kepengurusannya. d. Pengurus BHM sekurang-kurangnya terdiri dari ketua, sekretaris, dan anggota. e. BHM segera menjalankan tugas-tugasnya setelah selesai kongres. f. Masa jabatan sama dengan kepengurusan Pusat PDUI. g. BHM dapat mengadakan pertemuan dengan pihak-pihak lain yang dianggap perlu.

26 Pasal 44 Biro Hubungan Masyarakat dan Kerjasama Antar Lembaga (HUMAS & KAL) 1. Status Biro HUMAS & KAL dibentuk di tingkat pusat, cabang dan bila diperlukan dapata dibentuk di tingkat komisariat. 2. Tugas dan wewenang a. Melakukan kegiatan kehumasan dalam rangka meningkatkan citra organisasi b. Memfasilitasi kegiatan kerjasama dengan lembaga lain dengan prinsip tidak mengikat dalam upaya mewujudkan tujuan organisasi. c. Dalam menjalankan tugasnya, perlu mendengarkan pendapat dan saran dari badan kelengkapan organisasi yang sehubungan dan pihak pihak yang dianggap perlu. 3. Tata Cara Pengelolaan a. Personalia Pengurus Biro HUMAS & KAL ditetapkan oleh pengurus Pusat b. Yang dapat dipilih sebagai anggota Biro HUMAS & KAL adalah anggota biasa. c. Biro HUMAS & KAL dapat mengikutisertakan profesi lain yang dipandang perlu dalam kepengurusannya. d. Pengurus Biro HUMAS & KAL sekurang-kurangnya terdiri dari ketua, sekretaris, dan anggota. e. Biro HUMAS & KAL segera menjalankan tugas-tugasnya setelah selesai kongres.

27 f. Masa jabatan sam dengan kepengurusan Pusat PDUI g. Biro HUMAS & KAL dapat mengadakan pertemuan dengan pihakpihak lain yang dianggap perlu. Bagian XVII Pasal 45 Badan Khusus PDUI 1. Status a. Badan kelengkapan adalah anggota Pengurus Pusat dan merupakan anggota pleno. b. Badan Khusus terdiri atas Kolegium Dokter Umum Indonesia (KDUI), Badan Penyelenggara Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan (BPPKB) dan Badan Usaha Dokter Umum Indonesia (BADUI). 2. Tugas dan wewenang Tugas dan wewenang badan kelengkapan diatur dalam Kompendium Organisasi PDUI. 1. Status Pasal 46 Kolegium Dokter Umum Indonesia KDUI dibentuk di tingkat dan dapat dibentuk perwakilannya di tingkat cabang/komisariat bila diperlukan. 2. Tugas dan wewenang a. Melakukan standarisasi kompetensi profesi.

28 b. Membina anggota dalam standarisasi dan pengembangan kompetensi. c. Dalam menjalankan tugasnya, perlu mendengarkan dan pihak pihak yang dianggap perlu. 3. Tata cara pengelolaan a. Personalia Pengurus KDUI ditetapkan oleh pengurus Pusat. b. Yang dapat dipilih sebagai anggota KDUI adalah anggota biasa. c. Pengurus KDUI sekurang-kurangnya terdiri dari ketua, sekretaris, dan anggota. d. KDUI segera menjalankan tugas-tugasnya setelah selesai kongres. e. Masa jabatan sama dengan kepengurusan Pusat PDUI. f. KDUI dapat mengadakan pertemuan dengan pihak-pihak lain yang dianggap perlu. Pasal 47 Badan Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan (BPPKB) 1. Status BPPKB dibentuk ditingkat pusat, cabang dan bila diperlukan dapat dibentuk di tingkat komisariat. 2. Tugas dan wewenang a. Melakukan pembinaan dalam pendidikan keprofesian berkelanjutan.

29 b. Memfasilitasi anggota dalam bidang pendidikan dan pelatihan untuk mengembangkan profesi sesuai kompetensi dokter umum c. Dalam menjalankan tugasnya, perlu mendengarkan pendapat dan saran dari badan kelengkapan organisasi yang sehubungan dan pihak pihak yang dianggap perlu. 3. Tata cara pengelolaan a. Personalia Pengurus BPPKB ditetapkan oleh pengurus Pusat b. Yang dapat dipilih sebagai anggota BPPKB adalah anggota biasa. c. Pengurus BPPKB sekurang-kurangnya terdiri dari ketua, sekretaris, dan anggota. d. BPPKB segera menjalankan tugas-tugasnya setelah selesai kongres. e. Masa jabatan sama dengan kepengurusan Pusar PDUI. f. BPPKB dapat mengadakan pertemuan dengan pihak-pihak lain yang dianggap perlu. 1. Status Pasal 48 Badan Usaha Dokter Umum Indonesia (BADUI) BADUI dibentuk ditingkat pusat, cabang dan dapat dibentuk perwakilannya ditingkat Cabang/komisariat bila diperlukan. 2. Tugas dan wewenang

30 a. Melakukan usaha pendanaan organisasi yang sifatnya tidak mengikat dan halal. b. Dalam menjalankan tugasnya, perlu mendengarkan pendapat dan saran dari badan kelengkapan organisasi yang sehubungan dan pihak pihak yang dianggap perlu. 3. Tata cara pengelolaan a. Personalia Pengurus BADUI ditetapkan oleh pengurus Pusat b. Yang dapat dipilih sebagai anggota BADUI adalah anggota biasa. c. Pengurus BADUI sekurang-kurangnya terdiri dari ketua, sekretaris, dan anggota. d. BADUI segera menjalankan tugas-tugasnya setelah selesai kongres. e. Masa Jabatan sama dengan Kepengurusan Pusat PDUI. f. BADUI dapat mengadakan pertemuan dengan pihak-pihak lain yang dianggap. Pasal 49 Aturan Tambahan 1. Hal-hal yang belum diatur dalam anggaran rumah tangga, akan diatur dalam compendium tata kelola organisasi PDUI. 2. Apabila terdapat kekeliruan di dalam anggaran rumah tangga ini, maka akan diperbaiki sebagaimana mestinya.

ANGGARAN DASAR IKATAN DOKTER INDONESIA

ANGGARAN DASAR IKATAN DOKTER INDONESIA ANGGARAN DASAR IKATAN DOKTER INDONESIA MUKADIMAH Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, bangsa Indonesia telah berhasil merebut kemerdekaan dari kaum penjajah, maka setiap warga negara berkewajiban mengisi

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN DOKTER INDONESIA MUKADDIMAH

ANGGARAN DASAR IKATAN DOKTER INDONESIA MUKADDIMAH ANGGARAN DASAR IKATAN DOKTER INDONESIA MUKADDIMAH Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, bangsa Indonesia telah berhasil merebut kemerdekaan dari kaum penjajah, maka setiap warga negara berkewajiban mengisi

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PDSKJI M U K A D I M A H

ANGGARAN DASAR PDSKJI M U K A D I M A H ANGGARAN DASAR PDSKJI M U K A D I M A H Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami para Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia, yang pada awalnya tergabung dalam Perhimpunan Neurologi, Psikiatri dan Neurochirurgi

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI

ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI PERSAGI (Persatuan Ahli Gizi Indonesia) 2015 ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA ( AD/ART ) PERSATUAN AHLI GIZI

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA PERIODE

ANGGARAN DASAR IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA PERIODE ANGGARAN DASAR IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA PERIODE 2012-2015 MUKADIMAH Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa serta semangat mewujudkan visi organisasi yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,

Lebih terperinci

AD/ART IKATAN DOSEN TETAP NON PNS REPUBLIK INDONESIA. Mukaddimah

AD/ART IKATAN DOSEN TETAP NON PNS REPUBLIK INDONESIA. Mukaddimah AD/ART IKATAN DOSEN TETAP NON PNS REPUBLIK INDONESIA Mukaddimah Atas berkat rahmat Allah azza wa jalla, AD/ART Ikatan Dosen Tetap Non PNS Republik Indonesia, rampung dirumuskan. Tahap selanjutnya adalah

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa Bangsa Indonesia telah berhasil merebut kemerdekaan dari penjajah, dan oleh karena itu adalah kewajiban segenap

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa Bangsa Indonesia telah berhasil merebut kemerdekaan dari penjajah, dan oleh karena itu adalah kewajiban segenap

Lebih terperinci

MUKADIMAH PERHIMPUNAN AHLI BEDAH ONKOLOGI INDONESIA ( PERABOI ) Bahwa sesungguhnya penyakit tumor/kanker adalah suatu penyakit yang dapat disembuhkan.

MUKADIMAH PERHIMPUNAN AHLI BEDAH ONKOLOGI INDONESIA ( PERABOI ) Bahwa sesungguhnya penyakit tumor/kanker adalah suatu penyakit yang dapat disembuhkan. Revisi 2009 MUKADIMAH PERHIMPUNAN AHLI BEDAH ONKOLOGI INDONESIA ( PERABOI ) Bahwa sesungguhnya penyakit tumor/kanker adalah suatu penyakit yang dapat disembuhkan. Bahwa untuk menanggulangi penyakit kanker

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA BAB I PENGERTIAN Pasal 1 Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia disingkat IAKMI yang dalam bahasa Inggris disebut Indonesia Public Health

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik dan Kedokteran Laboratorium Indonesia (PDS PatKLIn) 2016 ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA DOKTER SPESIALIS

Lebih terperinci

IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS 4 IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PERMAHI (PERHIMPUNAN MAHASISWA HUKUM INDONESIA) PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR PERMAHI (PERHIMPUNAN MAHASISWA HUKUM INDONESIA) PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR PERMAHI (PERHIMPUNAN MAHASISWA HUKUM INDONESIA) PEMBUKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA : BAHWA KEMERDEKAAN, KEADILAN, DAN KEBENARAN ADALAH IDAMAN SETIAP BANGSA INDONESIA, SEBAGAI NEGARA

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa Bangsa Indonesia telah berhasil merebut kemerdekaan dari penjajah, dan oleh karena itu adalah kewajiban segenap

Lebih terperinci

HIMPUNAN AHLI KESEHATAN LINGKUNGAN INDONESIA

HIMPUNAN AHLI KESEHATAN LINGKUNGAN INDONESIA KETETAPAN MUSYAWARAH NASIONAL VI HIMPUNAN AHLI KESEHATAN LINGKUNGAN (HAKLI) NOMOR : VI/MUNAS VI/HAKLI/2015 TENTANG ANGGARAN DASAR HIMPUNAN AHLI KESEHATAN LINGKUNGAN INDONESIA (HAKLI) DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA. PERHIMPUNAN PENYULUH PERTANIAN INDONESIA (Indonesian Agricultural Extensionist Association) PERHIPTANI IAEA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA. PERHIMPUNAN PENYULUH PERTANIAN INDONESIA (Indonesian Agricultural Extensionist Association) PERHIPTANI IAEA ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN PENYULUH PERTANIAN INDONESIA (Indonesian Agricultural Extensionist Association) PERHIPTANI IAEA ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN PENYULUH PERTANIAN INDONESIA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL PERHIMPUNAN AHLI EPIDEMIOLOGI INDONESIA NOMOR: 06/MUNAS/PAEI/2013

KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL PERHIMPUNAN AHLI EPIDEMIOLOGI INDONESIA NOMOR: 06/MUNAS/PAEI/2013 KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL PERHIMPUNAN AHLI EPIDEMIOLOGI INDONESIA NOMOR: 06/MUNAS/PAEI/2013 TENTANG ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN AHLI EPIDEMIOLOGI INDONESIA ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 1 ANGGARAN DASAR Halaman 1 dari 2 halaman 2 IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Lebih terperinci

PENGURUS BESAR IGPKhI SELAKU PIMPINAN MUNAS I IGPKhI Sekretaris Jenderal,

PENGURUS BESAR IGPKhI SELAKU PIMPINAN MUNAS I IGPKhI Sekretaris Jenderal, AD/ART IKATAN GURU PENDIDIKAN KHUSUS INDONESIA KEPUTUSAN MUNAS I IKATAN GURU PENDIDIKAN KHUSUS INDONESIA Nomor : 2/MUNAS I/ IGPKhI /I/ 2017 Tentang : ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IGPKhI DENGAN

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR Gabungan Industri Pengerjaan Logam dan Mesin Indonesia

ANGGARAN DASAR Gabungan Industri Pengerjaan Logam dan Mesin Indonesia ANGGARAN DASAR Gabungan Industri Pengerjaan Logam dan Mesin Indonesia MUKADIMAH Bahwa guna mengisi dan melaksanakan cita-cita bangsa Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, yang berdasarkan

Lebih terperinci

KONGRES KEENAM IKATAN ALUMNI PENDIDIKAN TINGGI KEDINASAN STAN (IKANAS STAN) Keputusan Sidang Pleno Tetap Nomor :.../IKANAS/KONGRES-VI/XI/2016.

KONGRES KEENAM IKATAN ALUMNI PENDIDIKAN TINGGI KEDINASAN STAN (IKANAS STAN) Keputusan Sidang Pleno Tetap Nomor :.../IKANAS/KONGRES-VI/XI/2016. KONGRES KEENAM IKATAN ALUMNI PENDIDIKAN TINGGI KEDINASAN STAN (IKANAS STAN) Keputusan Sidang Pleno Tetap Nomor :.../IKANAS/KONGRES-VI/XI/2016 tentang PENETAPAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN APOTEKER INDONESIA

ANGGARAN DASAR IKATAN APOTEKER INDONESIA ANGGARAN DASAR IKATAN APOTEKER INDONESIA MUKADIMAH Bahwa para Apoteker Indonesia merupakan bagian dari masyarakat Indonesia yang dianugerahi bekal ilmu pengetahuan dan teknologi serta keahlian di bidang

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENDIDIK DAN PENELITI BIOLOGI INDONESIA (HPPBI)

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENDIDIK DAN PENELITI BIOLOGI INDONESIA (HPPBI) ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENDIDIK DAN PENELITI BIOLOGI INDONESIA (HPPBI) MUKADIMAH Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, bangsa Indonesia telah berjuang secara bersinergi dan berkelanjutan untuk mengisi kemerdekaannya

Lebih terperinci

AD KAI TAHUN 2016 PEMBUKAAN

AD KAI TAHUN 2016 PEMBUKAAN AD KAI TAHUN 2016 PEMBUKAAN - Bahwa Negara Republik Indonesia adalah Negara Hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, oleh karena itu setiap orang tanpa membedakan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ORGANISASI SAYAP PEMUDA PARTAI PERINDO Jakarta, 17 Desember 2015 ANGGARAN DASAR & ANGGARAN RUMAH TANGGA PEMUDA PERINDO PEMBUKAAN Pemuda Indonesia sebagai salah

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN PEMUDA TIONGHOA INDONESIA PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR IKATAN PEMUDA TIONGHOA INDONESIA PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR IKATAN PEMUDA TIONGHOA INDONESIA PEMBUKAAN Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa : Bahwa bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku yang terpadu menjadi bangsa yang besar adalah anugerah Tuhan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR KONGRES ADVOKAT INDONESIA (PERUBAHAN PERTAMA) TAHUN 2016 PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR KONGRES ADVOKAT INDONESIA (PERUBAHAN PERTAMA) TAHUN 2016 PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR KONGRES ADVOKAT INDONESIA (PERUBAHAN PERTAMA) TAHUN 2016 PEMBUKAAN - Bahwa Negara Republik Indonesia adalah Negara Hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA BAB I UMUM Pasal 1 Pengertian Anggaran Rumah Tangga merupakan penjabaran Anggaran Dasar IAP Pasal 2 Pengertian Umum (1) Ahli adalah seorang yang berlatar belakang

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN DOKTER INDONESIA MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR IKATAN DOKTER INDONESIA MUKADIMAH Ketetapan Muktamar 101 XXV - No. 06/Muk.IDI XXV/1O/2003 ANGGARAN DASAR IKATAN DOKTER INDONESIA MUKADIMAH Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, bangsa Indonesia telah berhasil merebut kemerdekaan dan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN ORTODONTIS INDONESIA (IKORTI) ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ORTODONTIS INDONESIA (IKORTI)

ANGGARAN DASAR IKATAN ORTODONTIS INDONESIA (IKORTI) ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ORTODONTIS INDONESIA (IKORTI) ANGGARAN DASAR IKATAN ORTODONTIS INDONESIA (IKORTI) ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ORTODONTIS INDONESIA (IKORTI) LAMPIRAN HASIL REKOMENDASI PLENO KONGRES IX IKORTI Bali, 9 Oktober 2014 ANGGARAN DASAR IKATAN

Lebih terperinci

KONGRES XI IKATAN SARJANA PETERNAKAN INDONESIA Nomor : 05/KONGRES XI-ISPI/XI/2014. Tentang: ANGGARAN DASAR/ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART)

KONGRES XI IKATAN SARJANA PETERNAKAN INDONESIA Nomor : 05/KONGRES XI-ISPI/XI/2014. Tentang: ANGGARAN DASAR/ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART) KONGRES XI IKATAN SARJANA PETERNAKAN INDONESIA Nomor : 05/KONGRES XI-ISPI/XI/2014 Tentang: ANGGARAN DASAR/ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART) Menimbang : a. Bahwa didorong oleh kesadaran dan tanggung jawab

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN

ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN PEMBUKAAN Program Pamsimas telah membangun prasarana dan sarana air minum dan sanitasi di desa/ kelurahan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS TELINGA HIDUNG TENGGOROK-BEDAH KEPALA DAN LEHER INDONESIA

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS TELINGA HIDUNG TENGGOROK-BEDAH KEPALA DAN LEHER INDONESIA ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS TELINGA HIDUNG TENGGOROK-BEDAH KEPALA DAN LEHER INDONESIA MUKADIMAH Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa, melalui perjuangan panjang dan sarat dengan pengorbanan,

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA JARINGAN MAHASISWA KESEHATAN INDONESIA (JMKI)

ANGGARAN RUMAH TANGGA JARINGAN MAHASISWA KESEHATAN INDONESIA (JMKI) Peningkatan. dan Pemantapan Solidaritas Mahasiswa Kesehatan Indonesia ANGGARAN RUMAH TANGGA JARINGAN MAHASISWA KESEHATAN INDONESIA (JMKI) BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Anggota Anggota JMKI adalah lembaga eksekutif

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA BAB I Pengertian Pasal 1 : Ilmu kesehatan masyarakat ialah ilmu dan seni untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat yang meliputi upaya-upya

Lebih terperinci

KETETAPAN KONGRES XXXII PERSATUAN PELAJAR INDONESIA DI JEPANG Nomor: 05/TAP/KONGRES/PPI-JEPANG/VIII/2012

KETETAPAN KONGRES XXXII PERSATUAN PELAJAR INDONESIA DI JEPANG Nomor: 05/TAP/KONGRES/PPI-JEPANG/VIII/2012 KETETAPAN KONGRES XXXII PERSATUAN PELAJAR INDONESIA DI JEPANG Nomor: 05/TAP/KONGRES/PPI-JEPANG/VIII/2012 tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PPI Jepang Periode 2012-2013 Dengan rahmat Allah

Lebih terperinci

ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA

ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA Lampiran Keputusan Munas IV Asosiasi BP PTSI Nomor: 07/MUNAS-IV/2017 ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA ANGGARAN DASAR ASOSIASI BP PTSI PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya tugas mendidik

Lebih terperinci

ASOSIASI PENELITI KESEHATAN INDONESIA APKESI ANGGARAN DASAR (AD)

ASOSIASI PENELITI KESEHATAN INDONESIA APKESI ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENELITI KESEHATAN INDONESIA APKESI ANGGARAN DASAR (AD) PENGURUS APKESI - PERIODE 2009-2012 Mukadimah DAFTAR ISI BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Umum Pasal 2 Asas Pasal 3 Prinsip BAB II ORGANISASI

Lebih terperinci

Oktober Tata Kerja. Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi. S u r a b a y a, O k t o b e r

Oktober Tata Kerja. Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi. S u r a b a y a, O k t o b e r Oktober 2011 Tata Kerja Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi S u r a b a y a, O k t o b e r 2 0 1 1 Daftar Isi Mukadimah BAB I Nama, Waktu dan Kedudukan Pasal 1 Nama Pasal 2 Waktu Pasal 3 Kedudukan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Nama Organisasi ini bernama Himpunan Mahasiswa Fisika Universitas Brawijaya yang disingkat

Lebih terperinci

Ketetapan Muktamar 101 XXV - No. 06/Muk.IDI XXV/1O/2003 ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN DOKTER INDONESIA. BAB I. KEANGGOTAAN Bagian I.

Ketetapan Muktamar 101 XXV - No. 06/Muk.IDI XXV/1O/2003 ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN DOKTER INDONESIA. BAB I. KEANGGOTAAN Bagian I. Ketetapan Muktamar 101 XXV - No. 06/Muk.IDI XXV/1O/2003 ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN DOKTER INDONESIA BAB I. KEANGGOTAAN Bagian I. Anggota Pasal 1 Anggota muda adalah sanjana kedokteran, warga negara Indonesia

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ASOSIASI KURATOR DAN PENGURUS INDONESIA

ANGGARAN DASAR ASOSIASI KURATOR DAN PENGURUS INDONESIA ANGGARAN DASAR ASOSIASI KURATOR DAN PENGURUS INDONESIA Anggaran Dasar di bawah ini adalah Anggaran Dasar Asosiasi Kurator dan Pengurus Indonesia sebagaimana telah diubah dan disahkan dalam Rapat Anggota

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2009 BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1 KETENTUAN UMUM

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2009 BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1 KETENTUAN UMUM ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2009 BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 KETENTUAN UMUM Anggota Institut Akuntan Manajemen Indonesia (IAMI) adalah perseorangan dan perusahaan yang

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOALISI INDONESIA UNTUK KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN BAB I UMUM. Pasal 1 Nama dan Sifat Organisasi

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOALISI INDONESIA UNTUK KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN BAB I UMUM. Pasal 1 Nama dan Sifat Organisasi ANGGARAN RUMAH TANGGA KOALISI INDONESIA UNTUK KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN BAB I UMUM Pasal 1 Nama dan Sifat Organisasi 1. Organisasi ini bernama Koalisi Indonesia untuk Kependudukan dan Pembangunan yang

Lebih terperinci

KETETAPAN MUSYAWARAH ANGGOTA XVIII PERSATUAN PELAJAR INDONESIA UNIVERSITI TEKNOLOGI MALAYSIA (PPI UTM) Nomor: 005/MAXVIII/PPI-UTM/X/2014 TENTANG

KETETAPAN MUSYAWARAH ANGGOTA XVIII PERSATUAN PELAJAR INDONESIA UNIVERSITI TEKNOLOGI MALAYSIA (PPI UTM) Nomor: 005/MAXVIII/PPI-UTM/X/2014 TENTANG KETETAPAN MUSYAWARAH ANGGOTA XVIII PERSATUAN PELAJAR INDONESIA UNIVERSITI TEKNOLOGI MALAYSIA (PPI UTM) Nomor: 005/MAXVIII/PPI-UTM/X/2014 TENTANG AMANDEMEN AD/ART PPI UTM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

K O M I S I I N F O R M A S I

K O M I S I I N F O R M A S I K O M I S I I N F O R M A S I PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN TATA TERTIB KOMISI INFORMASI PROVINSI KEPULAUAN RIAU BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Komisi Informasi

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PERPAJAKAN FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PERPAJAKAN FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PERPAJAKAN FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA Pembukaan Berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Bangsa Indonesia telah berhasil merebut kemerdekaan

Lebih terperinci

MUSYAWARAH BESAR IKATAN ALUMNI BUMISERAM ( IKAB )MAKASSAR

MUSYAWARAH BESAR IKATAN ALUMNI BUMISERAM ( IKAB )MAKASSAR MUSYAWARAH BESAR IKATAN ALUMNI BUMISERAM ( IKAB )MAKASSAR ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI BUMISERAM (IKAB) MAKASSAR JAKARTA, 19 JULI 2009 KEPUTUSAN MUSYAWARAH BESAR IKATAN ALUMNI

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN PENYULUH PERTANIAN INDONESIA (Indonesian Agricultural Extensionist Association) PERHIPTANI IAEA

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN PENYULUH PERTANIAN INDONESIA (Indonesian Agricultural Extensionist Association) PERHIPTANI IAEA ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN PENYULUH PERTANIAN INDONESIA (Indonesian Agricultural Extensionist Association) PERHIPTANI IAEA MUKADIMAH Sasaran jangka panjang pembangunan Nasional Indonesia adalah tercapainya

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN NOTARIS INDONESIA HASIL KONGRES XIX IKATAN NOTARIS INDONESIA JAKARTA, 28 JANUARI 2006

ANGGARAN DASAR IKATAN NOTARIS INDONESIA HASIL KONGRES XIX IKATAN NOTARIS INDONESIA JAKARTA, 28 JANUARI 2006 ANGGARAN DASAR IKATAN NOTARIS INDONESIA HASIL KONGRES XIX IKATAN NOTARIS INDONESIA JAKARTA, 28 JANUARI 2006 MENIMBANG : a. Bahwa Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris telah disahkan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN SURVEYOR INDONESIA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1. Pasal 2. Pasal 3

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN SURVEYOR INDONESIA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1. Pasal 2. Pasal 3 ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN SURVEYOR INDONESIA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Klasifikasi Anggota 1. Anggota Biasa adalah Warga Negara Indonesia yang mempunyai profesi dalam bidang geomatika. 2. Anggota Muda

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA PERMAHI (PERHIMPUNAN MAHASISWA HUKUM INDONESIA)

ANGGARAN RUMAH TANGGA PERMAHI (PERHIMPUNAN MAHASISWA HUKUM INDONESIA) ANGGARAN RUMAH TANGGA PERMAHI (PERHIMPUNAN MAHASISWA HUKUM INDONESIA) BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 (1) Anggota Biasa adalah setiap mahasiswa hukum di Indonesia yang masih terdaftar sebagai mahasiswa pada

Lebih terperinci

IAP KETETAPAN KONGRES ISTIMEWA IKATAN AHLI PERENCANAAN INDONESIA (IAP) NO. 3 TAHUN 2009 TENTANG

IAP KETETAPAN KONGRES ISTIMEWA IKATAN AHLI PERENCANAAN INDONESIA (IAP) NO. 3 TAHUN 2009 TENTANG Lampiran IAP KETETAPAN KONGRES ISTIMEWA IKATAN AHLI PERENCANAAN INDONESIA (IAP) NO. 3 TAHUN 2009 TENTANG PENETAPAN ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI PERENCANAAN INDONESIA (IAP) ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI PERENCANAAN

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HISWARA MIGAS INDONESIA MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HISWARA MIGAS INDONESIA MUKADIMAH ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HISWARA MIGAS INDONESIA MUKADIMAH Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan kenikmatan bagi Bangsa Indonesia dalam kandungan bumi pertiwi Indonesia berupa sumber daya alam

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI STEMBAYO

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI STEMBAYO ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI STEMBAYO MUKADIMAH Kemajuan Indonesia harus diusahakan melalui perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya yang cerdas, jujur, dan bermartabat dengan tetap menjaga

Lebih terperinci

DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) Politeknik Negeri

Lebih terperinci

BAB I UMUM. Pasal 1 LANDASAN PENYUSUNAN

BAB I UMUM. Pasal 1 LANDASAN PENYUSUNAN BAB I UMUM Pasal 1 LANDASAN PENYUSUNAN 1. Anggaran Rumah Tangga disusun berlandaskan Anggaran Dasar GAPEKSINDO dan ditetapkan serta disahkan pada Musyawarah Nasional Khusus di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta,

Lebih terperinci

PERHIMPUNAN MAHASISWA INDONESIA DI RUSIA

PERHIMPUNAN MAHASISWA INDONESIA DI RUSIA ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN MAHASISWA INDONESIA Dl RUSIA (Permira) P E M B U K A A N Atas berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami mahasiswa Indonesia yang menuntut ilmu di Federasi

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ASOSIASI LAUNDRY INDONESIA

ANGGARAN DASAR ASOSIASI LAUNDRY INDONESIA ANGGARAN DASAR ASOSIASI LAUNDRY INDONESIA MUKADIMAH Menyadari sepenuhnya bahwa untuk mencapai suatu masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, guna mengisi cita-cita Proklamasi Kemerdekaan,

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA GERINDRA

ANGGARAN RUMAH TANGGA PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA GERINDRA ANGGARAN RUMAH TANGGA PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA GERINDRA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Syarat Keanggotaan Syarat menjadi Anggota Partai Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA) adalah : 1. Warga Negara Indonesia.

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR INDONESIAN ASSOCIATION FOR PUBLIC ADMINISTRATION (IAPA) BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, DAN WAKTU

ANGGARAN DASAR INDONESIAN ASSOCIATION FOR PUBLIC ADMINISTRATION (IAPA) BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, DAN WAKTU ANGGARAN DASAR INDONESIAN ASSOCIATION FOR PUBLIC ADMINISTRATION (IAPA) BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, DAN WAKTU Pasal 1 1) Organisasi ini bernama Indonesian Association for Public Administration (IAPA)

Lebih terperinci

KEPPRES 76/1993, PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA AKADEMI ILMU PENGETAHUAN INDONESIA

KEPPRES 76/1993, PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA AKADEMI ILMU PENGETAHUAN INDONESIA KEPPRES 76/1993, PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA AKADEMI ILMU PENGETAHUAN INDONESIA Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 76 TAHUN 1993 (76/1993) Tanggal: 18 AGUSTUS 1993 (JAKARTA)

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANALIS KEBIJAKAN INDONESIA - AAKI (ASSOCIATION OF INDONESIAN POLICY ANALYSTS - AIPA) BAB I KETENTUAN UMUM

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANALIS KEBIJAKAN INDONESIA - AAKI (ASSOCIATION OF INDONESIAN POLICY ANALYSTS - AIPA) BAB I KETENTUAN UMUM ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANALIS KEBIJAKAN INDONESIA - AAKI (ASSOCIATION OF INDONESIAN POLICY ANALYSTS - AIPA) BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 (1) Analis Kebijakan adalah seseorang yang memiliki kompetensi

Lebih terperinci

HIMPUNAN MAHASISWA (... sebutkan...) UNIVERSITAS DHYANA PURA ANGGARAN DASAR

HIMPUNAN MAHASISWA (... sebutkan...) UNIVERSITAS DHYANA PURA ANGGARAN DASAR TEMPLATE LOGO HIMA ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN MAHASISWA (... sebutkan...) UNIVERSITAS DHYANA PURA ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA (... sebutkan...) UNIVERSITAS DHYANA PURA PEMBUKAAN

Lebih terperinci

KEPPRES 24/1999, PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DEWAN KOPERASI INDONESIA

KEPPRES 24/1999, PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DEWAN KOPERASI INDONESIA Copyright (C) 2000 BPHN KEPPRES 24/1999, PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DEWAN KOPERASI INDONESIA *48766 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 24 TAHUN 1999 (24/1999) TENTANG PENGESAHAN

Lebih terperinci

Bab I LAMBANG ASASI. Pasal 1. Lambang ASASI berupa perpaduan simbol toga dan buku dengan tulisan ASASI di tengahnya, dengan warna hitam putih.

Bab I LAMBANG ASASI. Pasal 1. Lambang ASASI berupa perpaduan simbol toga dan buku dengan tulisan ASASI di tengahnya, dengan warna hitam putih. 1 Bab I LAMBANG ASASI Pasal 1 Lambang ASASI berupa perpaduan simbol toga dan buku dengan tulisan ASASI di tengahnya, dengan warna hitam putih Pasal 2 Anggaran Rumah Tangga ASASI Asosiasi Akademisi Perguruan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI UNIVERSITAS PADJADJARAN

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI UNIVERSITAS PADJADJARAN ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI UNIVERSITAS PADJADJARAN Universitas Padjadjaran sebagai institusi pendidikan pada hakikinya adalah pusat bagi kemajuan dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA PERMAHI (PERHIMPUNAN MAHASISWA HUKUM INDONESIA) ANGGARAN RUMAH TANGGA PERMAHI (PERHIMPUNAN MAHASISWA HUKUM INDONESIA)

ANGGARAN RUMAH TANGGA PERMAHI (PERHIMPUNAN MAHASISWA HUKUM INDONESIA) ANGGARAN RUMAH TANGGA PERMAHI (PERHIMPUNAN MAHASISWA HUKUM INDONESIA) ANGGARAN RUMAH TANGGA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 (1) Anggota Biasa adalah setiap mahasiswa hukum di Indonesia pada tingkat strata 1 dan strata 2 hingga dua tahun setelah menyelesaikan studinya atau belum

Lebih terperinci

Bahwa penerapan prinsip dan program kerja kesehatan masyarakat merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat.

Bahwa penerapan prinsip dan program kerja kesehatan masyarakat merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa Bangsa Indonesia telah berhasil merebut kemerdekaan dari penjajah, dan oleh karena itu adalah kewajiban segenap

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR & ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN HOTEL & RESTORAN INDONESIA. Disempurnakan Pada Munas XV Februari 2010

ANGGARAN DASAR & ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN HOTEL & RESTORAN INDONESIA. Disempurnakan Pada Munas XV Februari 2010 ANGGARAN DASAR & ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN HOTEL & RESTORAN INDONESIA Disempurnakan Pada Munas XV - 2010 10 Februari 2010 M U K A D I M A H BAHWA CITA-CITA KEMERDEKAAN INDONESIA YANG DIPROKLAMASIKAN

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) BAB I PENGERTIAN UMUM

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) BAB I PENGERTIAN UMUM ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) BAB I PENGERTIAN UMUM Pasal 1 Pengertian Umum Pendidik dan peneliti adalah ilmuwan berprofesi pendidik dan peneliti

Lebih terperinci

ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA

ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA BAB I PENERIMAAN DAN PENGANGKATAN ANGGOTA Pasal 1 1. Permintaan untuk menjadi anggota, dilakukan secara tertulis dan disampaikan kepada

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ASOSIASI DOSEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR INDONESIA PENDAHULUAN

ANGGARAN DASAR ASOSIASI DOSEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR INDONESIA PENDAHULUAN ANGGARAN DASAR ASOSIASI DOSEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR INDONESIA 2011-2016 PENDAHULUAN Sejarah terbentuknya Asosiasi Dosen pendidikan guru sekolah dasar di Indonesia didasari dengan adanya keinginan

Lebih terperinci

MUSYAWARAH NASIONAL IX HISKI HIMPUNAN SARJANA-KESUSASTRAAN INDONESIA (HISKI)

MUSYAWARAH NASIONAL IX HISKI HIMPUNAN SARJANA-KESUSASTRAAN INDONESIA (HISKI) MUSYAWARAH NASIONAL IX HISKI HIMPUNAN SARJANA-KESUSASTRAAN INDONESIA (HISKI) Universitas Pattimura, Ambon 3 Desember 2015 Bertempat di hotel Swiss Bell ANGGARAN DASAR HIMPUNAN SARJANA-KESUSASTRAAN INDONESIA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1997 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DEWAN KOPERASI INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1997 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DEWAN KOPERASI INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1997 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DEWAN KOPERASI INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan ketentuan Undang-undang

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN BANK PERKREDITAN RAKYAT INDONESIA (PERBARINDO) MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN BANK PERKREDITAN RAKYAT INDONESIA (PERBARINDO) MUKADIMAH ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN BANK PERKREDITAN RAKYAT INDONESIA (PERBARINDO) MUKADIMAH Bahwa dengan penuh kesadaran, tanggung jawab dan keinginan luhur terhadap pembinaan serta peningkatan kesejahteraan bangsa

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH "DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA"

ANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA LAMPIRAN I KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14 TAHUN 2007 TANGGAL : 19 Juni 2007 ANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH "DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA" Bahwa Veteran

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Kampus IPB Darmaga, Wing barat rektorat lt. 1

DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Kampus IPB Darmaga, Wing barat rektorat lt. 1 AD/ART LK FEM IPB Mukadimah Dengan menyebut nama Allah yang Mahapengasih lagi Mahapenyayang. Mahasiswa sebagai generasi muda dan penerus cita-cita bangsa memiliki hak dan kewajiban untuk melaksanakan dharma

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN INTERNAL OLAHRAGA DAN SENI FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB I KETENTUAN UMUM

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN INTERNAL OLAHRAGA DAN SENI FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB I KETENTUAN UMUM BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 (1) Anggaran Rumah Tangga Badan Internal Olahraga dan Seni disingkat BIOS merupakan pengaturan lebih lanjut dari Anggaran Dasar BIOS. (2) Semua pengertian dan singkatan yang

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA (APSPBI)

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA (APSPBI) ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA (APSPBI) Daftar isi ANGGARAN DASAR... 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA... 6 STRUKTUR ORGANISASI... 10 ANGGARAN DASAR

Lebih terperinci

PERATURAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN NOMOR 001 TAHUN 2015

PERATURAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN NOMOR 001 TAHUN 2015 Mengingat Menimbang PERATURAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN NOMOR 001 TAHUN 2015 Tentang PERATURAN DASAR ORGANISASI KEMAHASISWAAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Dengan Rahmat

Lebih terperinci

IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA (IAPI)

IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA (IAPI) IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA (IAPI) (INDONESIAN PROCUREMENT SPECIALISTS ASSOCIATION) ANGGARAN DASAR halaman 1 dari 10 IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA DISINGKAT IAPI ANGGARAN DASAR P E M B U K A A N

Lebih terperinci

Pasal 3 MAKSUD DAN TUJUAN ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PENGIKLAN INDONESIA

Pasal 3 MAKSUD DAN TUJUAN ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PENGIKLAN INDONESIA ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PENGIKLAN INDONESIA MUKADIMAH Bahwa industri komunikasi dan pemasaran sebagai bagian dari sistem perekonomian modern dan global, patut diarahkan serta diberdayakan sesuai

Lebih terperinci

DPN APPEKNAS ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENGUSAHA PELAKSANA KONTRAKTOR DAN KONSTRUKSI NASIONAL

DPN APPEKNAS ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENGUSAHA PELAKSANA KONTRAKTOR DAN KONSTRUKSI NASIONAL DPN APPEKNAS ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENGUSAHA PELAKSANA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 SYARAT MENJADI ANGGOTA Syarat menjadi anggota APPEKNAS, adalah sebagai berikut : 1. Anggota Biasa a. Badan Usaha

Lebih terperinci

KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MUSYAWARAH UMUM MAHASISWA FAKULTAS (MUMF) 2015

KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MUSYAWARAH UMUM MAHASISWA FAKULTAS (MUMF) 2015 ANGGARAN RUMAH TANGGA KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS (ART KM FEB UB) BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Anggota KM FEB UB adalah Mahasiswa Aktif S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.

Lebih terperinci

PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION

PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA BAB I PERHIMPUNAN WILAYAH Syarat dan Tatacara Pendirian Perhimpunan Wilayah Pasal 1 (1) Perhimpunan Wilayah adalah

Lebih terperinci

Indonesian Student s Association in Japan 在日インドネシア留学生協会 Persatuan Pelajar Indonesia di Jepang

Indonesian Student s Association in Japan 在日インドネシア留学生協会 Persatuan Pelajar Indonesia di Jepang KETETAPAN KONGRES XXXVI PERSATUAN PELAJAR INDONESIA DI JEPANG Nomor: 06/TAP/KONGRES/PPI-JEPANG/IX/2016 Tentang ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PPI JEPANG Dengan Rahmat Allah Yang Maha Kuasa, Kongres

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR APMMI

ANGGARAN DASAR APMMI ANGGARAN DASAR APMMI November 2000 DAFTAR ISI I. Daftar isi i II. Mukadimah 1 III. Nama, Tempat Kedudukan dan Sekretariat 2 IV. Pendirian 2 V. Visi dan Misi 2 VI. Tujuan 3 VII. Kegiatan 3 VIII. Keanggotan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1 Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Republik Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia. 2 2 UUD REMA UPI

DAFTAR ISI. 1 Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Republik Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia. 2 2 UUD REMA UPI DAFTAR ISI 1 Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Republik Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia. 2 2 UUD REMA UPI 2015... 5 3 Perubahan Pertama UUD REMA UPI 2015 47 4 Penjelasan Tentang UUD REMA UPI...

Lebih terperinci

AD/ART KM UGM PEMBUKAAN

AD/ART KM UGM PEMBUKAAN AD/ART KM UGM PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya kemerdekaan Republik Indonesia harus diisi dengan kegiatan pembangunan yang bervisi kerakyatan sebagai perwujudan rasa syukur bangsa Indonesia atas rahmat Tuhan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I NAMA, WAKTU, DAN KEDUDUKAN. Pasal 1

ANGGARAN DASAR BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I NAMA, WAKTU, DAN KEDUDUKAN. Pasal 1 ANGGARAN DASAR BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I NAMA, WAKTU, DAN KEDUDUKAN Pasal 1 Organisasi ini bernama Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Airlangga yang selanjutnya disebut BEM

Lebih terperinci

Halaman PEMBUKAAN

Halaman PEMBUKAAN Halaman - 1 - PEMBUKAAN 1. Dengan Rachmat Tuhan Yang Maha Esa, Bangsa Indonesia melalui perjuangan yang luhur telah mencapai Kemerdekaannya yang telah diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Dalam

Lebih terperinci

AMANDEMEN PERTAMA UNDANG-UNDANG DASAR REPUBLIK MAHASISWA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015

AMANDEMEN PERTAMA UNDANG-UNDANG DASAR REPUBLIK MAHASISWA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015 AMANDEMEN PERTAMA UNDANG-UNDANG DASAR REPUBLIK MAHASISWA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015 PEMBUKAAN Mahasiswa memiliki potensi yang merupakan rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa, yang harus diarahkan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ( AD ) GAKESLAB INDONESIA

ANGGARAN DASAR ( AD ) GAKESLAB INDONESIA ANGGARAN DASAR ( AD ) GAKESLAB INDONESIA MUKADIMAH : Dengan Rachmat Tuhan Yang Maha Esa dan dengan kesadaran yang tinggi dalam menyumbangkan dharma bakti untuk pembangunan Nusa dan Bangsa Indonesia menuju

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI KONTRAKTOR TATA LINGKUNGAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1 LANDASAN PENYUSUNAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI KONTRAKTOR TATA LINGKUNGAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1 LANDASAN PENYUSUNAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI KONTRAKTOR TATA LINGKUNGAN INDONESIA BAB I UMUM Pasal 1 LANDASAN PENYUSUNAN 1. Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan BAB X Pasal 33 Anggaran Dasar Asosiasi Kontraktor

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA FEDERASI ARUNG JERAM INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA FEDERASI ARUNG JERAM INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA FEDERASI ARUNG JERAM INDONESIA BAB I U M U M Pasal 1 Anggaran Rumah Tangga Anggaran Rumah Tangga ini merupakan pelengkap dan penjabaran lebih lanjut dari Anggaran Dasar. Pasal 2 Lambang

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Nama Organisasi Asosiasi Antropologi Indonesia disingkat AAI selanjutnya disebut AAI. Pasal 2 Makna AAI adalah wadah tunggal

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN EKONOMI PERTANIAN INDONESIA (PERHEPI)

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN EKONOMI PERTANIAN INDONESIA (PERHEPI) ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN EKONOMI PERTANIAN INDONESIA (PERHEPI) 2014 ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN EKONOMI PERTANIAN INDONESIA (PERHEPI) Mukadimah Didorong oleh hasrat untuk mengabdi

Lebih terperinci

Anggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH

Anggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH Anggaran Dasar Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH Bahwa kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat adalah salah satu hak asasi manusia yang sangat

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 214 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN DEWAN KERJA PRAMUKA PENEGAK DAN PRAMUKA PANDEGA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 214 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN DEWAN KERJA PRAMUKA PENEGAK DAN PRAMUKA PANDEGA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 214 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN DEWAN KERJA PRAMUKA PENEGAK DAN PRAMUKA PANDEGA Ketua, Menimbang : a. bahwa Dewan Kerja Pramuka Penegak

Lebih terperinci