BAB III LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Standar Telekomunikasi Standarisasi adalah bahan penting untuk suatu telekomunikasi yang berhasil. Standar ini diberikan sebagai penghargaan terhadap badan penyusun standar. Ada beberapa syarat untuk pembuatan standar yaitu : secara teknik baik, tepat, disetujui, dan ruang linkupnya luas. Dengan penggunaan standar akan memberikan beberapa keuntungan bagi pengguna diantaranya, menciptakan stabilitas dan keyakinan dalam teknologi tertentu, membantu menciptakan pemasaran yang luas dan mengurangi biaya Deskripsi Singkat Tentang Telekomunikasi Pada awalnya manusia hanya mengenal komunikasi verbal dengan bahasa tubuh yang disampaikan dalam jarak dekat, kemudian meningkat dengan terciptanya beragam bahasa manusia menggunakan lisan untuk menyampaikan informasi yang juga masih disampaikan dalam jarak relatif dekat. Penyebaran manusia ke seluruh penjuru bumi mulai mengenalkan sistem komunikasi jarak jauh yang kita sebut dengan istilah telekomunikasi. Telekomunikasi pada awalnya juga dilakukan dengan sangat sederhana, menggunakan wahana-wahana alami asap yang digunakan dalam kode-kode orang Indian di Amerika. Sedangkan saat ini telekomunikasi terus berkembang cepat dari sebelumnya. 14

2 15 Gambar 3.1 Telekomunikasi saat ini Dari penjelasan di atas, sangat jelas bahwa telekomunikasi dilakukan oleh pengirim dan penerima yang dibatasi oleh jarak yang cukup jauh. Perangkat penting yang terlibat di dalam kegiatan telekomunikasi diantaranya yaitu: Data adalah informasi yang hendak disampaikan. Pengirim adalah orang atau perangkat yang bertugas mengirimkan pesan. Encoder adalah perangkat yang berfungsi untuk mengkodekan pesan yang dikirim agar dapat dilewatkan melalui pengiriman. Media adalah sarana yang digunakan oleh pengirim untuk menyampaikan pesan. Contoh media komunikasi: udara, kabel tembaga atau serat optik. Decoder mertugas menerjemahkan kode-kode yang diterima pada media hasil kiriman encoder. Penerima menerima kode yang sudah diterjemahkan menjadi informasi aslinya. Pesan adalah informasi asli yang dikirim oleh pengirim.

3 16 Gambar 3.2 Model komnikasi satu arah Shannon Weaver 3.2 Jaringan Berbasis Ethernet Jaringan Ethernet Ethernet adalah sebuah metoda akses media jaringan dengan semua komputer di jaringan berbagi bandwidth yang sama. Ethernet menjadi begitu popular dibandingkan metoda akses lainya karena mudah sekali disesuaikan dengan kebutuhan. Selain mudah untuk diimplementasikan, jaringan Ethernet juga dapat dengan mudah mengadopsi teknologi baru semisal Fast Ethernet dan giga bit Ethernet. Ethernet bekerja pada layer physical dan datalink. Gambar 3.3 Struktur pengamatan MAC

4 17 Teknologi yang penting di dalam jaringan Ethernet adalah Carrier Sense Multiple Access/Collision Detection (CSMA/CD). Dengan cara mengakses satu kabel yang sama, kemungkinan terjadinya tabrakan saat pengiriman bersamaan sangat besar. Dengan adanya teknologi CSMA/CD, hal itu bisa dihindari. Setiap komputer yang akan mengirimkan paket data memantau kondisi kabel (Ethernet Bus) yang terhubung padanya. Jika bus sedang kosong, maka dia langsung dapat melakukan pengiriman, sebaliknya jika sedang penuh, maka akan ada satu metoda yang mengharuskan dia menunggu sementara waktu hingga kabel/bus kembali kosong. A. Ethernet Pada Layer Data Link Di layer ini Ethernet bertanggung jawab terhadap pengalamatan. Pengalamatan yang dimaksud di sini adalah pengalamatan perangkat keras atau yang biasa disebut Media Access Control (MAC) Address. Di sini Ethernet juga bertanggung jawab membungkus paket dari layernetwork menjadi frame. Alamat Ethernet (MAC Address) menggunakan alamat yang sudah dipatri dalam Network Interface Card (NIC) saat pembuatan oleh vendor. Alamat MAC ditulis dalam bentuk heksa desimal. Contoh alamat mac address di sebuah komputer adalah seperti berikut : Gambar 3.4 Contoh alamat MAC address

5 18 B. Ethernet Pada Layer Physical Layerphysical mengatur perkabelan, kelistrikan dan hal - hal lain yang berkaitan dengan fisik suatu sistem. Dalam kaitannya dengan Ethernet kita mengenal beberapa standar seperti yang merupakan rujukan standarisasi untuk Ethernet pada jaringan 10 Mbps dengan kabel koaksial, kemudian kabel UTP dan serat optik. Selain itu ada standar lain yang merupakan perluasan dari 802.3, yaitu perluasan standar 802.3u (standarisasi fastethernet), 802.3ab (standar gigabit Ethernet dengan kabel kategori 5) dan 802.3ae (standar 10 Gbps dengan kabel serat optik dan koaksial).dalam merancang jaringan Ethernet diperlukan pengetahuan dasar mengenai tersebut sehingga jaringan yang dirancang akan tepat guna dan scalable untuk pengembangan selanjutnya. Tabel 3.1 Struktur protokol ethernet pada lapisan fisik Data Link (MAC Layer) Physical Ethernet 10Base2 10Base5 10BaseT 10BaseF 100BaseTX 100BaseFX 100BaseT4 Standarisasi Ethernet sangat beragam berdasarkan jenis kabel, jarak dan kecepatan yang dapat lewat di dalamnya. Berikut adalah beberapa standar Ethernet yang kita kenal sekarang: Standard Tabel 3.2 Ethernet Interface Types Keterangan 10Base2 10Base5 10BaseT 10 Mbps, baseband, 185 meter, konektor AUI 10 Mbps, baseband, 300 meter, konektor AUI 10Mbps, UTP Cat3, konektor RJ45

6 19 100BaseTX 100Mbps, UTP Cat5, Cat6, Cat7, 100 meter, konektor RJ45 100BaseFX 100Mbps, serat optik, point to point 412 meter 1000 BASE SFP SX 1Gbps, serat optik multimode,550 meter 1000 BASE SFP LX 1Gbps, serat optik singlemode,10 Km 10G BASE XFPER 10 Gbps, serat optik singlemode 40 Km C. Pengkabelan Ethernet Saat ini ada 3 jenis standar perkabelan pada jaringan Ethernet : 1. Kabel Lurus (Straight Over) Kabel lurus digunakan untuk menghubungan: a. Komputer ke Switch atau hub b. Router ke Switch atau hub 2. Kabel Silang (Cross Over) Kabel ini dapat digunakan untuk menghubungkan: a. Switch ke Switch b. Hub ke Hub c. Komputer ke komputer d. Hub ke Switch e. Router langsung ke komputer 3. Kabel Rolled Kabel ini digunakan untuk menghubungkan perangkat router dengan port control di komputer. Gambar 3.5 Pengkabelan (a) Straight Over, (b) Cross Over, (c) Rolled Over

7 LAN dan VLAN Local Area Network (LAN) adalah jaringan yang menghubungkan sekumpulan komputer disuatu lokasi yang tak begitu luas, misalnya di sebuah ruangan kampus, ruangan kantor, atau di sebuah gedung. Komponen yang membentuk sebuah LAN diantaranya adalah beberapa komputer, kabel yang menghubungkan komputer, sebuah hub atau switch. Komputer yang terhubung ke sebuah hub akan berbagi bus yang sama sehingga mereka berada di dalam satu broadcast domain. Departemen A tidak akan bisa berkomunikasi dengan department B, karena mereka terpisah secara fisik. Keduanya menggunakan hub yang berbeda dengan jaringan kabel yang berbeda pula. Lokasi perangkat keras sangat berperan penting di dalam sebuah LAN. Atau dengan kata lain, yang menjadi pembeda antara LAN satu dengan lainnya adalah perangkat keras dan lokasi entitas yang terhubung ke sebuah LAN. Berbeda dengan LAN, konsep Virtual Local Area Network (VLAN) justru mengesampingkan lokasi perangkat keras penyusun entitas sebuah LAN. Sebuah Switch dapat dikoneksikan untuk membentuk beberapa identitas VLAN berbeda tanpa menghiraukan lokasi komputer-komputer yang terhubung dengannya. Dengan konsep VLAN, lokasi geografis tidak lagi menjadi batasan. Meski terkoneksi di satu switch yang sama, dengan VLAN yang berbeda, komputer komputer tidak dapat saling berhubungan. Hanya komputer-komputer yang berada pada VLAN yang sama saja yang dapat menjalin hubungan satu sama lain.

8 21 Gambar 3.6 Sisem komunikasi dengan virtual Pengalamatan IP Pada bahasan sebelumnya, kita telah mengenal pengalamatan perangkat keras yang disebut dengan MAC Address. Kini kita akan membahas tentang sistem pengalamatan Internet Protocol (IP). Sistem pengalamatan di dalam dunia jaringan selayaknya sebuah sistem pengalamatan di dalam kegiatan surat menyurat konvensional. Bisa diibaratkan bahwa sebuah IP address menunjukkan sebuah kelurahan dan MAC Address menunjukkan alamat yang lebih spesifik lagi, yaitu nomor rumahnya. Alamat IP adalah alamat perangkat lunak yang ditujukan agar memungkinkan komputer di dalam sebuah jaringan bisa berkomunikasi dengan komputer pada jaringan berbeda tanpa mempedulikan tipe dari LAN yang digunakan oleh komputer yang berpartisipasi. Beberapa terminologi di dalam sistem pengalamatan IP adalah bit, byte, octet, alamat network, dan alamat broadcast. Bit adalah satuan terkecil dalam dunia digital. Satu bit sama dengan satu digit, bernilai 0 atau 1. Byte adalah satuan 7 atau 8 bit,

9 22 bergantung apakah menggunakan parity. Octet adalah satuan 8 bit. Istilah Byte dan octet bisa saling menggantikan satu sama lain. Alamat network, adalah sekumpulan alamat yang menunjukkan di dalamnya terdapat alamat-alamat yang lebih spesifik terhadap sebuah komputer. Digunakan untuk menunjukkan pengiriman paket ke remote network. Alamat Broadcast, adalah alamat yang digunakan untuk mengirimkan informasi ke dalam sebuah simpul jaringan. Mana kala sebuah komputer mengirimkan informasi ke alamat ini, maka semua komputer di dalam jaringan tersebut akan mendapat informasi ini. A. Sistem Pengalamatan IP Contoh IP address yang sering ditemui di lapangan di antaranya , , dan semisal dengannya. Di balik angkaangka desimal tersebut, IP address sebenarnya dapat dipresentasikan dalam bentuk lain seperti dengan kode biner dan heksa desimal. Namun di lapangan dan yang sudah umum, IP address dipresentasikan dalam bentuk dotted desimal seperti di atas. Alamat IP terdiri dari 32 bit biner yang terbagi menjadi 4 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 8 bit (1 Byte). Bitbit tersebut tersusun atas bilangan 0 dan 1 dalam kode biner yang dikonversi ke dalam sistem bilangan desimal akan menunjukkan bilangan desimal akan menunjukkan bilangan desimal yang dipisahkan dengan titik seperti di atas. Contoh: IP address dalam kode biner: Diterjemahkan dalam desimal: Untuk menerjemahkan kode biner ke dalam desimal, Kita harus memahami skema pemangkatannya sebagai berikut: Contoh: = = Jadi dengan kata lain, bilangan biner jika dikonversi menjadi bilangan desimal menjadi bilangan 255.

10 23 Tabel 3.3 Kelas Pengamatan IP Kelas 8 Bits 8 Bits 8 Bits 8 Bits A Network Komputer Komputer Komputer B Network Network Komputer Komputer C Network Network Network Komputer D Multicast E Research Cakupan IP kelas A : 0 127, contoh Cakupan IP kelas B : , contoh Cakupan IP kelas C : , contoh Cakupan IP kelas D : Cakupan IP kelas E : Komunikasi Data Prinsip Dasar Komunikasi Data Surat menyurat melalui pos merupakan contoh komunikasi data tak elektis. Komunikasi data secara elektris pertama kali adalah sistem telegraf, yang kini sudah tidak popular. Pada teknologi kini, manifestasi data misalnya adalah komunikasi antar komputer Standar Standar Protokol Terdapat berbagai jenis protocol. Salah satunya adalah model acuan (referens) OSI (Open System Interconnection) yang direkomendasikan oleh ISO (International Organization for Standardi-zation), yakni diperlihatkan pada gambar dibawah berikut. Diperlihatkan terminal akhir beroperasi dari lapisan paling bawah hingga paling atas. Di jaringan terdapat satu atau beberapa simpul Antara. Simpul Antara dapat berupa sekedar pengulang (repeater) yang beroperasi hanya di lapisin fisis, hingga gateway yang beroperasi penuh di tujuh lapisan. Masih banyak protokol lain,

11 24 diantaranya yang cukup popular adalah ATM (Asynchronous Transfer Mode) dan yang tampaknya bakal paling popular adalah TCP/IP (Transmission Control Protocol/ Internet Protocol), seperti diperlihatkan gambar berikut Multi-Protocol Label Switching (MPLS) Multi-Protocol Label Switching (MPLS) adalah suatu metode forwarding (meneruskan data melalui suatu jaringan dengan menggunakan informasi dalam label yang diletakan pada paket IP. MPLS menggabungkan tekonologi switching layer-2 dengan teknologi routing layer-3. MPLS menyederhanakan paket dan mengoptimalkan pemilihan jalur (path) yang melalui core network. A. Experimenter Use (EXP) Secara teknis field ini digunakan untuk keperluan eksperimen. Field ini dapat digunakan untuk menangani indikator Quality of Service (QoS) atau dapat juga merupakan hasil salinan dari bit-bit IP Precedence pada paket IP. B. Bottom of Stack (STACK) Pada sebuah paket memungkinkan menggunakan lebih dari satu label. Field ini digunakan untuk mengetahui label stack yang paling bawah. Label yang paling bawah dalam stack memiliki nilai bit 1 sedangkan yang lain diberi nilai bit 0. Hal ini sangat diperlukan dalam proses label stacking. C. Time to Live (TTL) Field ini biasanya merupakan hasil salinan dari IP TTL header. Nilai bit TTL akan berkurang 1 setiap paket melewati hop untuk menghindari terjadinya paket storms. D. Label Value (LABEL) Merupakan filed yang terdiri dari 20 bit yang merupakan nilai dari label tersebut. Perangkat perangkat yang digunakan pada jaringan MPLS, antara lain : a. CE - Customer Edge, perangkat yang tergolong dalam jenis CE merupakan perangkat yang banyak berhubungan dengan jaringan customer, atau dapat juga berupa perangkat customer itu sendiri. CE bertugas menghubungkan jaringan customer dengan jaringan provider.

12 25 b. PE - Provider Edge, perangkat ini sering juga disebut dengan istilah perangkat distribution yang bertugas untuk menghubungkan jaringan perangkat customer dengan jaringan provider. c. P - Provider, merupakan perangkat yang berada di dalam jaringan provider. Perangkat ini sama sekali tidak berhubungan langsung dengan jaringan dan perangkat pada customer. Provider router hanya bertugas sebagai swapping label informasi. Jika topologi diatas dikonfigurasikan sebagai jaringan MPLS, maka perangkat-perangkat MPLS tersebut terdiri dari Label Switch Router, dimana biasanya pada jaringan ini digolongkan menjadi dua, yaitu: core LSR dan Edge-LSR dengan arsitektur yang berbeda seperti berikut: A. Label Switch Router (LSR) LSR merupakan julukan yang diberikan untuk setiap router atau perangkat yang memiliki kemampuan untuk melakukan forwarding paket-paket berdasarkan label MPLS. Perangkat P termasuk dalam jenis ini, sedangkan CE tidak termasuk dalam perangkat LSR karena tidak menjalankan MPLS didalamnya. Biasanya CE hanya menjalankan jaringan dengan IP routing tradisional saja. Gambar dibawah ini merupakan arsitektur dari LSR. Gambar 3.7 Arsitektur LSR

13 B. Edge Label Switch Router (Edge-LSR) Perangkat yang termasuk dalam golongan ini adalah perangkat yang bertugas menghubungkan antara jaringan MPLS dengan jaringan IP routing tradisional. Perangkat PE merupakan salah satu contohnya. Perangkat Edge-LSR memiliki kemampuan untuk menampung semua paket-paket dari IP routing tradisional, kemudian memberikan label ke paket-paket tersebut, dan meneruskannya ke LSR selanjutnya yang ditunjuk. Gambar dibawah ini merupakan gambar arsitektur dari edge-lsr. Gambar 3.8 Arsitektur Edge LSR Dari kedua arsitektur yang dimiliki diatas maka dapat dilihat bahwa MPLS memiliki dua bagian penting dalam proses kerjanya, yaitu proses Control plane dan Data plane. Kedua proses ini dijalankan pada sebuah perangkat jaringan seperti router atau layer 3 switch. 1. Control Plane Pada proses control plane, MPLS akan banyak bertanggung jawab untuk melakukan binding (menyatukan) label-label MPLS pada rute-rute yang ada pada routing table. Selain itu, proses control plane juga bertanggung jawab atas 32

14 pendistribusian rute yang sudah diberi label ke router-router dalam jaringan yang menjalankan MPLS. Protokol-protokol yang biasanya dijalankan pada proses control plane dari MPLS standar adalah sebagai berikut: a. Label Distribution Protocol (LDP) LDP merupakan protokol pengatur pemberian label pada rute-rute di routing table dalam sebuah perangkat MPLS. Pertama-tama setiap rute yang ada di routing table akan diberi label oleh perangkat tersebut (binding label). Label biasanya diberikan berdasarkan Forwarding Eqivalence Class (FEC). FEC merupakan sebuah informasi mengenai grouping dari paket-paket data. Salah satu contoh FEC adalah subnet mask. Informasi subnet mask memberitahukan bahwa beberapa alamat IP dikelompokkan menjadi sebuah subnetwork. Selain itu, masih banyak lagi FEC-FEC yang lain. Setelah label diberikan, maka akan terbentuk semacam database pelabelan yang disebut Label Information Base (LIB). Tugas dan fungsi LIB kurang lebih hampir sama dengan routing table, yaitu menyimpan informasi label-label yang keluar-masuk. Setelah informasi label disimpan, maka LDP juga mengatur pendistribusiannya ke perangkat-perangkat lain. Perangkat yang terkoneksi dalam satu jaringan MPLS akan membentuk semacam LDP neighbour untuk saling bertukar informasi label. Ketika komunikasi sudah terjalin, maka pertukaran label segera berlangsung. Jadi dalam sistem MPLS, yang dipertukarkan dari perangkat ke perangkat adalah label bukan rute-rute jaringan seperti sistem IP routing tradisional. Protokol ini merupakan protokol yang telah distandarisasi oleh IETF dan merupakan standar terbuka. Jadi protokol ini dapat digunakan oleh banyak vendor perangkat jaringan untuk kepentingn MPLS. b. Tag Distribution Protocol (TDP) Protokol ini merupakan protokol proprietary dari cisco, yang memiliki tugas untuk melakukan binding atau penyatuan tag atau label ke dalam rute jaring yang ada pada routing table. Meskipun berbeda nama dan cara kerja, namun fungsi umum pada protokol ini tidak berbeda dengan LDP, yaitu mengatur pendistribusian label. Yang 33

15 membedakan bahwa protokol ini bukan merupakan standar terbuka dan umurnya lebih tua dari LDP. 2. Data Plane Proses data plane pada teknologi layer 3 switching tidak berbeda jauh dengan yang ada pada MPLS, yaitu berkonsentrasi dalam men-forwarding paketpaket data berdasarkan informasi IP. Yang membedakannya adalah jika data plane layer 3 switching melakukan forwarding paket IP, data plane pada MPLS melakukan forwarding paket-paket data berdasarkan label. Jika informasi IP didapat dari routing table, MPLS juga memiliki forwarding table-nya sendiri, yang bisa disebut dengan istilah Label Forwarding Information Base (LFIB). Disinilah informasi label yang didapat dari proses Control plane dibuat forwarding table-nya. Dari sinilah paket-paket data yang sudah diberi label diputuskan untuk dilewatkan ke arah mana (tujuan). Setelah mengetahui arsitektur serta jenis-jenis perangkat yang dipakai pada jaringan MPLS, ada baiknya untuk mengetahui jenis-jenis protokol routing yang digunakan pada jaringan ini. Gambar dibawah merupakan suatu topologi standar dari sebuah jaringan MPLS. Dimana untuk komunikasi dari PE ke P memakai suatu protokol routing IGP yang salah satunya adalah OSPF (Open Shortest Path First). OSPF memiliki kemampuan yang skalabel, fleksibel dan kaya akan fitur. OSPF merupakan sebuah routing yang berstandar terbuka dimana ini memiliki arti bahwa protokol routing ini bukan ciptaan dari vendor manapun, sehingga perangkat manapun dapat kompatibel dengan protokol routing ini dan juga dapat diimplementasikan dimanapun. Selain itu OSPF merupakan protokol routing yang menggunakan konsep hirarki routing, yang artinya OSPF membagi-bagi jaringan menjadi beberapa tingkatan. Tingkatan-tingkatan ini diwujudkan dengan menggunakan sistem pengelompokkan area. Sehingga dengan konsep ini sistem penyebaran informasinya menjadi lebih teratur dan tersegmentasi, tidak menyebar kesana kemari dengan sembarangan. 34

16 Efek dari keteraturan tersebut dapat membuat pengguanaan bandwidth menjadi lebih efisien, lebih cepat mencapai konvergensi, dan lebih presisi dalam menentukan rute-rute terbaik menuju sebuah destination. Teknologi yang digunakan oleh protokol routing ini adalah teknologi link- state yang memang didisain untuk bekerja dengan sangat efisien dalam proses pengiriman update informasi rute. Pembahasan mengenai protokol routing ini tidak dibahas secara detail, karena protokol routing ini memiliki pembahasan tersendiri yang sangat banyak dan dapat dijadikan suatu pembahasan tersendiri. Selain OSPF protokol routing BGP juga dipakai pada jaringan digunakan untuk aplikasi VPN. Border Gateway Protocol atau yang disebut dengan BGP ini merupakan salah satu jenis protokol routing pada dunia komunikasi data. Sebagai sebuah protokol routing, BGP memiliki kemampuan melakukan pengumpulan rute, pertukaran rute dan menentukan rute terbaik menuju ke sebuah lokasi dalam jaringan. Selain itu, protokol routing ini memiliki tingkat skalabilitas yang tinggi karena beberapa organisasi besar dapat dilayaninya dalam melakukan pertukaran routing, Sehingga luas sekali jangkauan BGP dalam melayani para pengguna jaringan. Hal yang membedakan protokol routing ini dengan protokol routing lain seperti OSPF adalah, BGP termasuk dalam kategori protokol routing jenis Exterior Gateway Protocol (EGP). Dimana EGP memiliki kemampuan melakukan pertukaran rute dari dan ke luar jaringan lokal sebuah organisasi atau kelompok tertentu. Organisasi atau kelompok tertentu diluar organisasi pribadi sering disebut dengan istilah autonomous system (AS). Dalam pembahasan tugas akhir ini protokol routing BGP digunakan pada arsitektur MPLS VPN. Yang bertugas untuk membawa informasi customer secara langsung antar PE router. Karena protokol yang dapat menangani jumlah customer dalam skala besar hanya BGP. Sama halnya seperti OSPF, pembahasan mengenai BGP tidak dibahas secara detail pada artikel ini karena BGP memiliki pembahasan yang luas yang dapat dijadikan suatu pembahasan tersendiri. 35

17 Komponen MPLS a. Label Switched Path (LSP) Merupakan jalur yang melalui satu atau serangkaian LSR dimana paket diteruskan oleh label swapping dari satu MPLS node ke MPLS node yang lain. b. Label Switching Router MPLS node yang mampu meneruskan paket-paket layer-3. c. MPLS Edge Node atau Label Edge Router (LER) MPLS node yang menghubungkan sebuah MPLS domain dengan node yang berada di luar MPLS domain. d. MPLS Egress Node MPLS node yang mengatur trafik saat meninggalkan MPLS domain. e. MPLS Ingress Node MPLS node yang mengatur trafik saat akan memasuki MPLS domain. f. MPLS Label Merupakan label yang ditempatkan di MPLS header. g. MPLS Node Node yang menjalankan MPLS. MPLS node ini sebagai control protocol yang akan meneruskan paket berdasarkan label. Dalam hal ini MPLS node merupakan sebuah router. Dan mengirimkannya ke router di luar area MPLS. Paket tersebut akan menjadi seperti paket dara IP asli sebelum memasuki area MPLS kembali Sistem Kerja Multi-Protocol Label Switching (MPLS) MPLS node mempunyai dua bidang arsitektural, yaitu : MPLS control plane dan MPLS forwarding plane Control Plane Ketika paket IP sampai LER (ingress router), dilakukan proses klasifikasi paket ke dalam Forward Equivalence Class (FEC). Klasifikasi ke dalam FEC dapat berdasarkan destination IP address maupun nilai dari IP Precence pada header paket IP. Semua paket-paket yang di klasifikasikan kedalam FEC yang sama akan diperlukan dengan perlakuan yang sama, misalnya dengan meneruskan paket ke jalur tertentu. Setelah dilakukan klasifikasi, label diberikan pada paket data (label 36

18 imposition/pushing) sesuai dengan klasifikasi FEC. Dengan demikian klasifikasi paket hanya dilakukan disisi edge. Sedangkan disisi core (LSR) dilakukan beberapa hal, yaitu : a. Melihat label (label lookup) terhadap paket yang datang. b. Menentukan outgoing interface dan outgoing label paket tersebut. c. Menukar label paket yang dating dengan outgoing label yang sesuai (label swapping) dan mengirimkan melalui outgoing interface tertentu. Ketika paket mencapai sisi edge (egress router) label paket akan dihapus (label disposition/popping). Pada control plane ini perlu diperhatikan beberapa hal pada jaringan MPLS diantaranya yaitu: a. IGP (Interior Gateway Protocol) IGP yang harus digunakan untuk traffic engineering pada jaringan MPLS merupakan protocol link state (OSPF). b. Label Ditribution Protocol Untuk distribusi label dengan traffic engineering perlu diperhatikan adanya Label Distribution Protocol (LDP) dan RSVP-TE. c. BGP (Border Gateway Protocol) Pada jaringan berbasiskan MPLS, BGP hanya diperlukan di sisi edge network Forwarding Plane MPLS forwarding plane bertanggungjawab dalam meneruskan paket berdasarkan harga dari label. Proses penerusan data juga berdasarkan informasi pada LFIB (Label Forwarding Information Base). Setiap MPLS node akan menggunakan dua label, yaitu : Label Information Base (LIB) dan LFIB. LIB berisi informasi semua label yang dimiliki oleh MPLS node local dan pemetaan label tersebut terhadap label-label yang diterima dari MPLS node tetangga. LFIB menggunakan sebagian label-label yang ada di dalam LIB untuk proses packet forwarding. 37

MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS)

MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS) MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS) A. TUJUAN 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep MPLS 2. Mahasiswa memahami cara kerja jaringan MPLS 3. Mahasiswa mampu menganalisa performansi antara

Lebih terperinci

MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS)

MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS) MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS) A. TUJUAN 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep MPLS 2. Mahasiswa memahami cara kerja jaringan MPLS 3. Mahasiswa mampu menganalisa performansi antara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Multi Protocol Label Switching (MPLS) Multi Protocol Label Switching (MPLS) menurut Internet Engineering Task Force (IETF), didefinisikan sebagai arsitektur jaringan yang berfungsi

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH. : perkumpulan dari ethernet service switch yang. Ethernet. interface yang berupa ethernet.

DAFTAR ISTILAH. : perkumpulan dari ethernet service switch yang. Ethernet. interface yang berupa ethernet. DAFTAR ISTILAH Aggregator : perkumpulan dari ethernet service switch yang terhubung dengan service router pada jaringan Metro Ethernet. Carrier Ethernet : media pembawa informasi pada jaringan dengan interface

Lebih terperinci

MPLS Multi Protocol Label Switching

MPLS Multi Protocol Label Switching MPLS Multi Protocol Label Switching Antonius Duty Susilo dutymlg@gmail.com Biodata S2 Magister Teknologi Informasi ITB Bandung Pengajar di SMK Telkom Malang Pengajar di STMIK Pradnya Paramita Malang Pengajar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dan teori-teori khusus. Pada teori umum mengenai pengertian dan klasifikasi masingmasing

BAB 2 LANDASAN TEORI. dan teori-teori khusus. Pada teori umum mengenai pengertian dan klasifikasi masingmasing BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bagian landasan teori ini akan dijelaskan mengenai teori umum jaringan dan teori-teori khusus. Pada teori umum mengenai pengertian dan klasifikasi masingmasing dari OSI layer

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rochandi Wirawan (2011), bertujuan untuk melakukan perbandingan terhadap kemampuan dari dua buah protokol

Lebih terperinci

MODUL 9 MPLS (MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING)

MODUL 9 MPLS (MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING) PRAKTIKUM NEXT GENERATION NETWORK POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA MODUL 9 MPLS (MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING) TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang MPLS 2. Mengenalkan pada

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. penggunaan perangkat keras secara bersama seperti printer, harddisk, Jaringan komputer dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

BAB II DASAR TEORI. penggunaan perangkat keras secara bersama seperti printer, harddisk, Jaringan komputer dibagi menjadi dua jenis, yaitu: BAB II DASAR TEORI 2.1 Jaringan Komputer Jaringan komputer adalah sekelompok komputer otonom yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya menggunakan protokol komunikasi melalui media komunikasi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. yang dikenal sebagai routing. Proses routing terjadi pada lapisan 3 (Lapisan

BAB III LANDASAN TEORI. yang dikenal sebagai routing. Proses routing terjadi pada lapisan 3 (Lapisan BAB III LANDASAN TEORI Pada bab landasan teori ini akan menjelaskan tentang teori-teori yang mendukung dalam pengerjaan tugas ini, seperti switch, router, dan metro Ethernet. 3.1 ROUTER ROUTER adalah alat

Lebih terperinci

MODUL 11 QoS pada MPLS Network

MODUL 11 QoS pada MPLS Network MODUL 11 QoS pada MPLS Network A. TUJUAN 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep QoS 2. Mahasiswa mampu menganalisa performansi antara jaringan IP dengan jaringan MPLS. B. DASAR TEORI Multi Protocol

Lebih terperinci

ANALISA PERFORMANSI APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING [MPLS] ANITA SUSANTI

ANALISA PERFORMANSI APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING [MPLS] ANITA SUSANTI ANALISA PERFORMANSI APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING [MPLS] ANITA SUSANTI 2206100535 MPLS (Multi Protocol Label Switching) Penggabungan antara IP dan ATM Mengoptimalkan

Lebih terperinci

S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO. Disampaikan Dalam Rangka Pengabdian Masyarakat PROGRAM STUDI

S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO. Disampaikan Dalam Rangka Pengabdian Masyarakat PROGRAM STUDI PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO Disampaikan Dalam Rangka Pengabdian Masyarakat Trainner: Adian Fatchur Rochim, ST, MT Email: adian@undip.ac.id 24 Oktober 2009 Digunakan untuk menghubungkan

Lebih terperinci

MPLS. Sukamto Slamet Hidayat

MPLS. Sukamto Slamet Hidayat MPLS Sukamto Slamet Hidayat MPLS Pengenalan MPLS Arsitektur MPLS Enkapsulasi MPLS Rekayasa Trafik pada MPLS Operasi MPLS Kesimpulan Done 1. PENGENALAN MPLS MPLS = Multi Protocol Label Switching Penggabungan

Lebih terperinci

pula aplikasi dan manfaat MPLS Traffic engineering pada jaringan IP. Pada bagian penutup disimpulkan bahwa optimasi kinerja jaringan internet

pula aplikasi dan manfaat MPLS Traffic engineering pada jaringan IP. Pada bagian penutup disimpulkan bahwa optimasi kinerja jaringan internet BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Tinjauan Pustaka Untuk mengatasi permasalahan stabilitas dan kecepatan transfer datapada jaringan komputer,mpls adalah salah satu teknologi yang dapat digunakan selain ATM

Lebih terperinci

Switching & Routing Rev 0.0. Nyoman Suryadipta Computer Science Faculty Narotama University

Switching & Routing Rev 0.0. Nyoman Suryadipta Computer Science Faculty Narotama University Switching & Routing Rev 0.0 Nyoman Suryadipta Computer Science Faculty Narotama University 1. Deskripsi 2. Jenis Perangkat 3. Proses Switching 4. Dasar Routing 5. Routing Statis & Dinamis Switching = Memindahkan

Lebih terperinci

TUGAS JARKOM. *OSI Layer dan TCP/IP* A. OSI layer

TUGAS JARKOM. *OSI Layer dan TCP/IP* A. OSI layer TUGAS JARKOM *OSI Layer dan TCP/IP* A. OSI layer Pengertian model OSI (Open System Interconnection) adalah suatu model konseptual yang terdiri atas tujuh layer, yang masing-masing layer tersebut mempunyai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Gambaran Umum Sistem Dalam pengerjaan tugas akhir ini, penulis menggunakan lima kondisi sistem, dari yang menggunakan routing table biasa, sampai yang menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB II IPv6 DAN MPLS 2.1 IPv6

BAB II IPv6 DAN MPLS 2.1 IPv6 BAB II IPv6 DAN MPLS 2.1 IPv6 Dalam jaringan komputer dikenal adanya suatu protokol yang mengatur bagaimana suatu node berkomunikasi dengan node lainnya didalam jaringan, protokol tersebut berfungsi sebagai

Lebih terperinci

Lapisan Jaringan (Network Layer)

Lapisan Jaringan (Network Layer) Materi: Lapisan Jaringan (Network Layer) Nama Kelompok: 1. Achmad Maulana (10110078) 2. Erlina (12110403) 3. Gina Majesta (13110009) 4. Vera Indah Septiyani (18110354) Kelas: 3KA35 Lapisan Jaringan (Network

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI QOS INTEGRATED SERVICE PADA JARINGAN MPLS GUNA PENINGKATAN KUALITAS JARINGAN PADA PENGIRIMAN PAKET VIDEO TUGAS AKHIR

IMPLEMENTASI QOS INTEGRATED SERVICE PADA JARINGAN MPLS GUNA PENINGKATAN KUALITAS JARINGAN PADA PENGIRIMAN PAKET VIDEO TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI QOS INTEGRATED SERVICE PADA JARINGAN MPLS GUNA PENINGKATAN KUALITAS JARINGAN PADA PENGIRIMAN PAKET VIDEO TUGAS AKHIR Sebagai Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Strata 1 Teknik Informatika

Lebih terperinci

TEKNOLOGI MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) UNTUK MENINGKATKAN PERFORMA JARINGAN

TEKNOLOGI MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) UNTUK MENINGKATKAN PERFORMA JARINGAN TEKNOLOGI MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) UNTUK MENINGKATKAN PERFORMA JARINGAN Iwan Rijayana Jurusan Teknik Informatika, Universitas Widyatama Jalan Cikutra 204 A Bandung E-mail: rijayana@widyatama.ac.id

Lebih terperinci

ROUTING. Melwin Syafrizal Daulay, S.Kom.,., M.Eng.

ROUTING. Melwin Syafrizal Daulay, S.Kom.,., M.Eng. ROUTING Melwin Syafrizal Daulay, S.Kom.,., M.Eng. Apa itu Routing? Proses pengambilan keputusan melalui gateway yang mana paket harus dilewatkan Routing dilakukan untuk setiap paket yang dikirimkan dari

Lebih terperinci

PROTOKOL PADA LAN Mata kuliah Jaringan Komputer Jurusan Teknik Informatika - UNIKOM

PROTOKOL PADA LAN Mata kuliah Jaringan Komputer Jurusan Teknik Informatika - UNIKOM PROTOKOL PADA LAN Mata kuliah Jaringan Komputer Jurusan Teknik Informatika - UNIKOM Materi : III.1 Ethernet III.2 Local Talk III.3 Token Ring III.4 FDDI (Fiber Distributted Data Interface) III.5 ATM (Asynchronous

Lebih terperinci

Jaringan Komputer I. Materi 9 Protokol WAN

Jaringan Komputer I. Materi 9 Protokol WAN Jaringan Komputer I Materi 9 Protokol WAN Wide Area Network Jaringan data penghubung jaringan-jaringan akses/lokal Karakteristik Menuju berbasis paket Dari connectionless menuju connection oriented (virtual

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peneliti Terdahulu Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti diantaranya: BGP, sebagai satu-satunya

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Packet Tracer adalah sebuah perangkat lunak (software) simulasi jaringan

BAB III LANDASAN TEORI. Packet Tracer adalah sebuah perangkat lunak (software) simulasi jaringan BAB III LANDASAN TEORI Pada bab tiga penulis menjelaskan tentang teori penunjang kerja praktik yang telah di kerjakan. 3.1 PACKET TRACER Packet Tracer adalah sebuah perangkat lunak (software) simulasi

Lebih terperinci

BAB 2. LANDASAN TEORI

BAB 2. LANDASAN TEORI BAB 2. LANDASAN TEORI 2.1 IPv6 IPv6 dikembangkan oleh IETF untuk dapat memenuhi kebutuhan IP yang diperlukan, selain itu IPv6 juga dikembangkan untuk mengatasi atau menyempurnakan kekurangankekurangan

Lebih terperinci

Lapisan OSI Dan Mcam-Macam Layer

Lapisan OSI Dan Mcam-Macam Layer Lapisan OSI Dan Mcam-Macam Layer Model referensi jaringan terbuka OSI atau OSI Reference Model for open networking adalah sebuah model arsitektural jaringan yang dikembangkan oleh badan International Organization

Lebih terperinci

Pendahuluan. 0Alamat IP berbasis kepada host dan network. 0Alamat IP berisi informasi tentang alamat network dan juga alamat host

Pendahuluan. 0Alamat IP berbasis kepada host dan network. 0Alamat IP berisi informasi tentang alamat network dan juga alamat host Pendahuluan 0Alamat IP berbasis kepada host dan network 0Host: apa saja yang dapat menerima dan mengirim paket. Misal router, workstation 0 Host terhubung oleh satu (atau beberapa) network 0Alamat IP berisi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori umum 2.1.1 Jenis Jaringan A. Berdasarkan Area Berdasarkan luas area, jaringan dibagi lagi menjadi 4 bagian yaitu Local Area Network (LAN), Metropolitan Area Network (MAN),

Lebih terperinci

Pengertian TCP IP, Konsep Dasar Dan Cara Kerja Layer TC IP

Pengertian TCP IP, Konsep Dasar Dan Cara Kerja Layer TC IP Pengertian TCP IP, Konsep Dasar Dan Cara Kerja Layer TC IP Pengertian TCP/IP adalah protokol komunikasi untuk komunikasi antara komputer di Internet. TCP/IP singkatan Transmission Control Protocol / Internet

Lebih terperinci

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI DTG1E3 DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI Pengenalan Komunikasi Data dan Klasifikasi Jaringan By : Dwi Andi Nurmantris Dimana Kita? Dimana Kita? Pengertian Komunikasi Data Penggabungan antara dunia komunikasi

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Jaringan Komputer Jaringan komputer saat ini sangat diperlukan dalam melakukan proses pengiriman data dari suatu tempat ke tempat lain. Tanpa adanya jaringan maka kemungkinan

Lebih terperinci

Gambar 11. Perbandingan Arsitektur OSI dan TCP/IP

Gambar 11. Perbandingan Arsitektur OSI dan TCP/IP Protocol adalah sekumpulan peraturan atau perjanjian yang menentukan format dan transmisi data. Layer n di sebuah komputer akan berkomunikasi dengan layer n di komputer yang lain. Peraturan dan perjanjian

Lebih terperinci

LEMBAR TUGAS MAHASISWA ( LTM )

LEMBAR TUGAS MAHASISWA ( LTM ) LEMBAR TUGAS MAHASISWA ( LTM ) JARINGAN KOMPUTER Program Studi Teknik Komputer Jenjang Pendidikan Program Diploma III Tahun AMIK BSI NIM :. NAMA :.. KELAS :. Akademi Manajemen Informatika dan Komputer

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN LOCAL AREA NETWORK (LAN) Jaringan komputer merupakan sekumpulan komputer yang berjumlah

BAB II JARINGAN LOCAL AREA NETWORK (LAN) Jaringan komputer merupakan sekumpulan komputer yang berjumlah BAB II JARINGAN LOCAL AREA NETWORK (LAN) 2.1 Pendahuluan Jaringan komputer merupakan sekumpulan komputer yang berjumlah banyak yang saling terpisah-pisah, akan tetapi saling berhubungan dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Jaringan Komputer Wendell Odom (2004, hal: 5) menyatakan bahwa jaringan adalah kombinasi perangkat keras, perangkat lunak, dan pengkabelan (cabeling), yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. MAN adalah singkatan MetropolitanArea Network, yaitu jaringan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. MAN adalah singkatan MetropolitanArea Network, yaitu jaringan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Metropolitan Area Network (MAN) MAN adalah singkatan MetropolitanArea Network, yaitu jaringan yang mempunyai cakupan yang relatif luas dibanding cakupan LAN. Dalam hal ini jaringan

Lebih terperinci

Cara kerja Ethernet Card berdasarkan broadcast network yaitu setiap node dalam suatu jaringan menerima setiap transmisi data yang dikirim oleh suatu

Cara kerja Ethernet Card berdasarkan broadcast network yaitu setiap node dalam suatu jaringan menerima setiap transmisi data yang dikirim oleh suatu 1 Cara kerja Ethernet Card berdasarkan broadcast network yaitu setiap node dalam suatu jaringan menerima setiap transmisi data yang dikirim oleh suatu node yang lain. Setiap Ethernet card mempunyai alamat

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sel ATM. Universitas Sumatera Utara

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sel ATM. Universitas Sumatera Utara BAB II DASAR TEORI 2.1. Asynchronous Transfer Mode (ATM) Asynchronous Transfer Mode atau yang disingkat ATM merupakan suatu jaringan di mana paket-paket informasi berbagai layanan seperti suara, video,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut hanya berada dalam satu lokasi maka akan lebih mudah dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut hanya berada dalam satu lokasi maka akan lebih mudah dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan arus informasi semakin maju akhir-akhir ini dan semakin menuntut kecepatan dari suatu jaringan yang digunakan. Jaringan komputer merupakan solusi yang

Lebih terperinci

JARINGAN KOMPUTER. A. PENGERTIAN Apa itu Jaringan Komputer

JARINGAN KOMPUTER. A. PENGERTIAN Apa itu Jaringan Komputer BAB II JARINGAN KOMPUTER A. PENGERTIAN Apa itu Jaringan Komputer Jaringan komputer adalah sebuah kumpulan komputer, printer dan peralatan lainnya yang terhubung. Informasi dan data bergerak melalui perantara

Lebih terperinci

KONSEP DASAR JARINGAN KOMPUTER

KONSEP DASAR JARINGAN KOMPUTER KONSEP DASAR JARINGAN KOMPUTER 1.1 Pengertian Jaringan Komputer Jaringan komputer adalah hubungan antara 2 komputer atau lebih yang terhubung dengan media transmisi kabel atau tanpa kabel (wireless). Dua

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Semua bidang usaha di dunia ini menerapkan teknologi informasi dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Semua bidang usaha di dunia ini menerapkan teknologi informasi dalam 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Semua bidang usaha di dunia ini menerapkan teknologi informasi dalam kegiatannya. Peranan teknologi informasi akan semakin vital bagi perusahaan besar dan perusahaan

Lebih terperinci

Optimalisasi Jaringan Wide Area Network Dengan Teknik Multiprotocol Label Switching

Optimalisasi Jaringan Wide Area Network Dengan Teknik Multiprotocol Label Switching Optimalisasi Jaringan Wide Area Network Dengan Teknik Multiprotocol Label Switching Muhamad Zuhri 1, Irwan Agus Sobari 2 1 Teknik Informatika STMIK Nusa Mandiri e-mail: zuhri33@gmail.com 2 Teknik Informatika

Lebih terperinci

SILABUS PENGANTAR SISTEM OPERASI DAN JARINGAN KOMPUTER

SILABUS PENGANTAR SISTEM OPERASI DAN JARINGAN KOMPUTER RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : A22.53110 / Pengantar Sistem Operasi dan Jaringan Komputer Revisi ke : 0 Satuan Kredit Semester : 2 SKS Tgl revisi : Agustus

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 70 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dilakukan perancangan dan konfigurasi jaringan berbasis IP dan VPN MPLS beserta estimasi peralatan yang akan digunakan, menganalisa masalah serta

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA SISTEM EVALUASI QUALITY OF SERVICE PADA JARINGAN MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING. Agustino

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA SISTEM EVALUASI QUALITY OF SERVICE PADA JARINGAN MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING. Agustino UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Program Studi Networking Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 SISTEM EVALUASI QUALITY OF SERVICE PADA JARINGAN MULTIPROTOCOL LABEL

Lebih terperinci

Badiyanto, S.Kom., M.Kom. Refrensi : William Stallings Data and Computer Communications

Badiyanto, S.Kom., M.Kom. Refrensi : William Stallings Data and Computer Communications KOMIKASI DATA Dosen: Badiyanto, S.Kom., M.Kom. Refrensi : William Stallings Data and Computer Communications BAB 1 Pendahuluan 1. Model Komunikasi 2. Komunikasi Data 3. Jaringan Komunikasi Data 4. Protokol

Lebih terperinci

DASAR JARINGAN DAN TELEKOMUNIKASI RESUME MATERI ETHERNET. disusun oleh:

DASAR JARINGAN DAN TELEKOMUNIKASI RESUME MATERI ETHERNET. disusun oleh: DASAR JARINGAN DAN TELEKOMUNIKASI RESUME MATERI ETHERNET disusun oleh: disusun oleh: Aditya Shofwan Zulma 1202144025 KELAS SI-38-01 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

SILABUS MATAKULIAH. Revisi : 0 Tanggal Berlaku : September 2013

SILABUS MATAKULIAH. Revisi : 0 Tanggal Berlaku : September 2013 SILABUS MATAKULIAH Revisi : 0 Tanggal Berlaku : September 2013 A. Identitas 1. Nama Matakuliah : A22.53110/ Pengantar Sistem Operasi dan Jaringan Komputer 2. Program Studi : Teknik Informatika-D3 3. Fakultas

Lebih terperinci

4. PE-D2-JT-SS. Gambar 4.9 Konfigurasi dasar Router PE-D2-JT-SS 5. P3-D2-JT. Gambar 4.10 Konfigurasi dasar Router P3-D2-JT

4. PE-D2-JT-SS. Gambar 4.9 Konfigurasi dasar Router PE-D2-JT-SS 5. P3-D2-JT. Gambar 4.10 Konfigurasi dasar Router P3-D2-JT 93 4. PE-D2-JT-SS Gambar 4.9 Konfigurasi dasar Router PE-D2-JT-SS 5. P3-D2-JT Gambar 4.10 Konfigurasi dasar Router P3-D2-JT 94 6. PE-D2-JT-BRAS Gambar 4.11 Konfigurasi dasar Router PE-D2-JT-BRAS 4.4 Konfigurasi

Lebih terperinci

ANALISIS UNJUK KERJA JARINGAN FRAME RELAY over MPLS

ANALISIS UNJUK KERJA JARINGAN FRAME RELAY over MPLS ANALISIS UNJUK KERJA JARINGAN FRAME RELAY over MPLS Tugas Akhir ini diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik ( S1 ) Disusun Oleh : Hilman Mathindes 0140311-048 Program Studi Teknik

Lebih terperinci

Yama Fresdian Dwi Saputro Pendahuluan. Lisensi Dokumen:

Yama Fresdian Dwi Saputro  Pendahuluan. Lisensi Dokumen: OSI LAYER Yama Fresdian Dwi Saputro fds.yama@gmail.com http://from-engineer.blogspot.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk

Lebih terperinci

TCP dan Pengalamatan IP

TCP dan Pengalamatan IP TCP dan Pengalamatan IP Pengantar 1. Dasar TCP/IP TCP/IP (Transmision Control Protocol/Internet Protocol) adalah sekumpulan protokol komunikasi (protocol suite) yang sekarang ini secara luas digunakan

Lebih terperinci

PROTOKOL ROUTING. Budhi Irawan, S.Si, M.T

PROTOKOL ROUTING. Budhi Irawan, S.Si, M.T PROTOKOL ROUTING Budhi Irawan, S.Si, M.T PENDAHULUAN Protokol Routing secara umum diartikan sebagai suatu aturan untuk mempertukarkan informasi routing yang akan membentuk sebuah tabel routing sehingga

Lebih terperinci

WAN Wide Area Network. Oleh: Ariya Kusuma, A. Md. Universitas Negeri Surabaya

WAN Wide Area Network. Oleh: Ariya Kusuma, A. Md. Universitas Negeri Surabaya WAN Wide Area Network Oleh: Ariya Kusuma, A. Md. Universitas Negeri Surabaya Tiga Macam Jenis Jaringan LAN, Jaringan dengan Area Lokal MAN, Jaringan dengan Area Metropolitan WAN, Jaringan dengan Skala

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERFORMA JARINGAN

BAB IV ANALISA PERFORMA JARINGAN BAB IV ANALISA PERFORMA JARINGAN 4.1 Konfigurasi Jaringan 4.1.1 Jaringan IPv4 tanpa MPLS Parameter yang digunakan sebagai pembeda antara jaringan MPLS dengan tanpa MPLS pada skripsi ini adalah pada jaringan

Lebih terperinci

Simulasi Pengukuran Quality Of Service Pada Integrasi Internet Protocol Dan Asynchronous Transfer Mode Dengan Multiprotocol Label Switching (MPLS)

Simulasi Pengukuran Quality Of Service Pada Integrasi Internet Protocol Dan Asynchronous Transfer Mode Dengan Multiprotocol Label Switching (MPLS) Simulasi Pengukuran Quality Of Service Pada Integrasi Internet Protocol Dan Asynchronous Transfer Mode Dengan Multiprotocol Label Switching (MPLS) Sigit Haryadi *, Hardi Nusantara Dan Ahsanul Hadi Priyo

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Topologi Jaringan Topologi adalah suatu cara menghubungkan komputer satu dengan komputer yang lainnya maupun perangkat sehingga membentuk sebuah jaringan dan dapat berkomunikasi

Lebih terperinci

Referensi Model OSI & TCP/IP

Referensi Model OSI & TCP/IP 03 Referensi Model OSI & TCP/IP Jaringan Komputer, ST http://afenprana.wordpress.com Sub Pokok Bahasan Latar Belakang Kenapa Perlu Standard Lapisan Model OSI Model TCP/IP 2 Latar Belakang Masalah ketidak

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG DAN SEJARAH

LATAR BELAKANG DAN SEJARAH LATAR BELAKANG DAN SEJARAH RIP (Routing Information Protocol) ini lahir dikarenakan RIP merupakan bagian utama dari Protokol Routing IGP (Interior Gateway Protocol) yang berfungsi menangani perutean dalam

Lebih terperinci

Membangun VLAN dengan Hub August 2010

Membangun VLAN dengan Hub  August 2010 Membangun VLAN dengan Hub August 2010 PC low-end dan Hub adalah dua device yang dianggap sebagai legacy equipment dalam pengertian device yang dianggap ketinggalan, yang dianggap tidak mampu untuk membuat

Lebih terperinci

Pertemuan V. Local Area Network

Pertemuan V. Local Area Network Pertemuan V Local Area Network Sasaran Pertemuan 5 - Mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan mengenai port sebagai suatu konektor yang menghubungkan komputer dengan piranti lainnya dan karakteristik penting

Lebih terperinci

Bab III Prinsip Komunikasi Data

Bab III Prinsip Komunikasi Data Bab III Prinsip Komunikasi Data Teknologi Jaringan yang menghubungkan beberapa Komputer baik dalam area kecil maupun besar mempunyai aturan aturan baku atau Prinsip prinsip baku dalam komunikasi data.

Lebih terperinci

Dian Satria Jaya Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang. Abstrak

Dian Satria Jaya Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang. Abstrak QUALITY OF SERVICES TERHADAP KINERJA PAKET USER DATAGRAM PROTOCOL PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING PT. PLN (PERSERO) P3B SUMATERA UPT PALEMBANG Dian Satria Jaya Jurusan Teknik Informatika STMIK

Lebih terperinci

DYNAMIC ROUTING. Semua router memiliki informasi lengkap mengenai topologi, link cost. Contohnya adalah algoritma link state.

DYNAMIC ROUTING. Semua router memiliki informasi lengkap mengenai topologi, link cost. Contohnya adalah algoritma link state. DYNAMIC ROUTING Apabila jaringan memiliki lebih dari satu kemungkinan rute untuk tujuan yang sama maka perlu digunakan dynamic routing. Sebuah dynamic routing dibangun berdasarkan informasi yang dikumpulkan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI LAYANAN VIRTUAL PRIVATE NETWORK OVER MPLS IP. Disusun Oleh : I Putu Andhika Prawasa

IMPLEMENTASI LAYANAN VIRTUAL PRIVATE NETWORK OVER MPLS IP. Disusun Oleh : I Putu Andhika Prawasa IMPLEMENTASI LAYANAN VIRTUAL PRIVATE NETWORK OVER MPLS IP Disusun Oleh : I Putu Andhika Prawasa 50403369 PENDAHULUAN Latar Belakang Memberikan informasi perihal langkah pembuatan model koneksi VPN di dalam

Lebih terperinci

NETWORK LAYER MATA KULIAH: JARINGAN KOMPUTER DISUSUN OLEH: MAYLANI LESTARI ( ) DANDO RIDWANTO LUKMAN HAKIM LUKMAN SUDIBYO RICKY MARDHANI 3KA19

NETWORK LAYER MATA KULIAH: JARINGAN KOMPUTER DISUSUN OLEH: MAYLANI LESTARI ( ) DANDO RIDWANTO LUKMAN HAKIM LUKMAN SUDIBYO RICKY MARDHANI 3KA19 NETWORK LAYER MATA KULIAH: JARINGAN KOMPUTER DISUSUN OLEH: MAYLANI LESTARI (14110302) DANDO RIDWANTO LUKMAN HAKIM LUKMAN SUDIBYO RICKY MARDHANI 3KA19 GUNADARMA UNIVERSITY 2012/2013 NETWORK LAYER Network

Lebih terperinci

JARINGAN KOMPUTER S1SI AMIKOM YOGYAKARTA

JARINGAN KOMPUTER S1SI AMIKOM YOGYAKARTA Sudah Mengumpulkan Jurnal? http://goo.gl/hhsqum JARINGAN KOMPUTER S1SI AMIKOM YOGYAKARTA Group Jarkom SI Amikom https://www.facebook.com/groups/jarkom.amikom/ Pertemuan 8 Router Protocol Routing TCP/IP

Lebih terperinci

JARINGAN KOMPUTER JARINGAN KOMPUTER

JARINGAN KOMPUTER JARINGAN KOMPUTER JARINGAN KOMPUTER JARINGAN KOMPUTER Topologi jaringan adalah : hal yang menjelaskan hubungan geometris antara unsur-unsur dasar penyusun jaringan, yaitu node, link, dan station. Jenis Topologi jaringan

Lebih terperinci

TK 2134 PROTOKOL ROUTING

TK 2134 PROTOKOL ROUTING TK 2134 PROTOKOL ROUTING Materi Minggu ke-1: Internetworking Devie Ryana Suchendra M.T. Teknik Komputer Fakultas Ilmu Terapan Semester Genap 2015-2016 Internetworking Topik yang akan dibahas pada pertemuan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Jaringan Komputer 2.1.1 Defenisi Jairngan Komputer Jaringan adalah kombinasi perangkat keras, perangkat lunak, dan pengkabelan (cabeling), yang memungkinkan berbagai

Lebih terperinci

keadaan 0 atau 1. Data digital dikirimkan dengan diwakili dua kondisi saja yaitu 0 dan 1.

keadaan 0 atau 1. Data digital dikirimkan dengan diwakili dua kondisi saja yaitu 0 dan 1. JARINGAN KOMPUTER Pengantar Komunikasi awalnya bergantung pada transportasi: jalan antar kota, antar provinsi/negara bagian kemudian antar negara/benua. Kemudian komunikasi dapat terjadi jarak jauh melalui

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi tunneling digunakan perusahaan dan kantor agar memiliki jalur khusus yang aman dalam berkomunikasi dan bertukar data antar perusahaan. Dengan tunneling,

Lebih terperinci

LAN, VLAN, WLAN & WAN

LAN, VLAN, WLAN & WAN LAN, VLAN, WLAN & WAN Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung 2012 1 Local Area Network (1/2) Merupakan jaringan komputer yang

Lebih terperinci

Pendahuluan Jaringan komputer adalah kumpulan dua atau lebih dari komputer yang saling berhubungan satu sama lain. Kebutuhan yang diperlukan dalam kon

Pendahuluan Jaringan komputer adalah kumpulan dua atau lebih dari komputer yang saling berhubungan satu sama lain. Kebutuhan yang diperlukan dalam kon Topologi Jaringan Pendahuluan Jaringan komputer adalah kumpulan dua atau lebih dari komputer yang saling berhubungan satu sama lain. Kebutuhan yang diperlukan dalam koneksi jaringan : Koneksi secara fisik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. berdiri sendiri dan terhubung melalui sebuah teknologi. Hubungan antar

BAB 2 LANDASAN TEORI. berdiri sendiri dan terhubung melalui sebuah teknologi. Hubungan antar BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 TEORI UMUM Jaringan (network) adalah kumpulan dua atau lebih komputer yang masingmasing berdiri sendiri dan terhubung melalui sebuah teknologi. Hubungan antar komputer tersebut

Lebih terperinci

Tugas Jaringan Komputer

Tugas Jaringan Komputer Tugas Jaringan Komputer SOAL 1. Jelaskan perbedaan antara dua model jaringan computer: OSI model dan TCP/IP model! 2. Jelaskan fungsi tiap layer pada model TCP/IP! 3. Apa yang dimaksud dengan protocol?

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Layanan multimedia streaming saat ini telah berkembang pesat seiring dengan perkembangan internet. Dengan tersedianya layanan multimedia streaming kita dapat melakukan

Lebih terperinci

Artikel tentang Prinsip Dasar Routing yang penulis buat pada tahun 2001

Artikel tentang Prinsip Dasar Routing yang penulis buat pada tahun 2001 Artikel tentang Prinsip Dasar Routing yang penulis buat pada tahun 2001 Deris Stiawan 1 Routing Introduction. Router memiliki kemampuan melewatkan paket IP dari satu jaringan ke jaringan lain yang mungkin

Lebih terperinci

Pertemuan I. Pengenalan Jaringan Komputer. Program Studi TEKNIK INFORMATIKA

Pertemuan I. Pengenalan Jaringan Komputer. Program Studi TEKNIK INFORMATIKA Pertemuan I Pengenalan Jaringan Komputer Prinsip dasar jaringan komputer Jaringan komputer : Sekelompok komputer otonom yang dihubungkan satu dengan yang lainnya melalui media transmisi atau media komunikasi

Lebih terperinci

1. Menggunakan model OSI dan TCP/IP dan protokol-protokol yang terkait untuk menjelaskan komunikasi data dalam network. 2. Mengidentifikasi dan

1. Menggunakan model OSI dan TCP/IP dan protokol-protokol yang terkait untuk menjelaskan komunikasi data dalam network. 2. Mengidentifikasi dan 1. Menggunakan model OSI dan TCP/IP dan protokol-protokol yang terkait untuk menjelaskan komunikasi data dalam network. 2. Mengidentifikasi dan mengatasi problem yang terjadi dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SEAMLESS MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) PADA JARINGAN MPLS

IMPLEMENTASI SEAMLESS MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) PADA JARINGAN MPLS IMPLEMENTASI SEAMLESS MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) PADA JARINGAN MPLS Nisa Aulia Nurhasanah 1), Ida Wahidah 2), Bambang Cahyono 3) 1),2 Teknik Telekomunikasi, Universitas Telkom, Bandung,3 ) Research

Lebih terperinci

ANALISIS TRAFFIC PADA JARINGAN CIRCUIT EMULATION SERVICE DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA WITEL SUMSEL

ANALISIS TRAFFIC PADA JARINGAN CIRCUIT EMULATION SERVICE DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA WITEL SUMSEL ANALISIS TRAFFIC PADA JARINGAN CIRCUIT EMULATION SERVICE DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA WITEL SUMSEL Anggia Nur Apriliza 1*, Suroso 2, Emilia Hesti 3 123 Program Studi Teknik Telekomunikasi, Politeknik

Lebih terperinci

Hierarki WAN & Dedicated Router

Hierarki WAN & Dedicated Router Nama : M Farisy Maulana Yusuf XII TKJ A Hierarki WAN & Dedicated Router Pemateri : Rudi Haryadi, S.T Antoni Budiman, S.Pd Diagnosa WAN I. TUJUAN Siswa dapat memahami hierarki dari Wide Area Network (WAN)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN. jaringan baru yang dapat mendukung infrastruktur yang ada. Pengamatan yang

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN. jaringan baru yang dapat mendukung infrastruktur yang ada. Pengamatan yang BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN 4.1 Analisis Jaringan Komputer Analisis ini dilakukan untuk menjawab perlu tidaknya perancangan jaringan baru yang dapat mendukung infrastruktur yang ada. Pengamatan yang

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Usulan Perancangan Untuk koneksi jaringan data center dari San Jose dan Freemont, penulis mengusulkan membuat suatu jaringan berbasis VPN-MPLS. Dengan perancangan jaringan

Lebih terperinci

The OSI Reference Model

The OSI Reference Model The OSI Reference Model Contoh penerapan model OSI : Contoh penerapan model OSI sehari-hari pada proses penerimaan e mail: o Layer 7, Anda memakai Microsoft Outlook yang mempunyai fungsi SMTP dan POP3.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Routing, OSPF, IP, MPLS, GNS3, OSI. vii

ABSTRAK. Kata kunci : Routing, OSPF, IP, MPLS, GNS3, OSI. vii ABSTRAK Dewasa ini, perkembangan teknologi informasi semakin pesat yang menyebabkan lalu lintas perpindahan paket data (informasi) dalam jaringan komputer menjadi semakin padat dan luas. Untuk mengirim

Lebih terperinci

OSI LAYER & TCP/IP. Deris Stiawan.S.Kom.MT. Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya

OSI LAYER & TCP/IP. Deris Stiawan.S.Kom.MT. Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya OSI LAYER & TCP/IP Deris Stiawan.S.Kom.MT. Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya Pendahuluan Kebutuhan akan interkoneksi antar komputer Standarisasi kompatibelitas vendor-vendor h/w dan s/w 1970an

Lebih terperinci

Performa Protokol Routing OSPF pada Jaringan VOIP Berbasis MPLS VPN

Performa Protokol Routing OSPF pada Jaringan VOIP Berbasis MPLS VPN Performa Protokol Routing OSPF pada Jaringan VOIP Berbasis MPLS VPN Denny Wijanarko 1, Bekti Maryuni Susanto 2 1,2 Program Studi Teknik Komputer Politeknik Negeri Jember *Email: dennywijanarko@gmail.com

Lebih terperinci

KONSEP DASAR JARINGAN KOMPUTER

KONSEP DASAR JARINGAN KOMPUTER JARINGAN KOMPUTER Halaman (1) KONSEP DASAR JARINGAN KOMPUTER Model komputer tunggal yang melayani seluruh tugas-tugas komputasi suatu organisasi telah diganti oleh sekumpulan komputer yang berjumlah banyak

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI METRO ETHERNET NETWORK

BAB IV IMPLEMENTASI METRO ETHERNET NETWORK 54 BAB IV IMPLEMENTASI METRO ETHERNET NETWORK 4.1. Pendahuluan Teknologi telekomunikasi saat ini membutuhkan sebuah jaringan yang dapat dilewati data dalam jumlah yang sangat besar, dapat melakukan transfer

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pendahuluan Penelitian tentang analisa penerapan traffic engineering pada jaringan non MPLS dan MPLS terutama pada operator Internet Service Provider (ISP), yang dilakukan

Lebih terperinci

Mengenal Komunikasi Data Melalui Layer OSI & TCP/IP

Mengenal Komunikasi Data Melalui Layer OSI & TCP/IP 1 Mengenal Komunikasi Data Melalui Layer OSI & TCP/IP Modification by Melwin S Daulay, S.Kom., M.Eng 2 Protokol Arsitektur komunikasi data Protokol komunikasi komputer : Aturan-aturan dan perjanjian yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Software Defined Networking Software Defined Networking (SDN) adalah pendekatan model untuk pengaturan jaringan, yang didasari prinsip bahwa alur trafik dari jaringan dirancang

Lebih terperinci

Modul 1 Konsep Komunikasi Data

Modul 1 Konsep Komunikasi Data Modul 1 Konsep Komunikasi Data 1.1 Tujuan a. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep dan model komunikasi data b. Mahasiswa mengenal dan memahami perlengkapan jaringan c. Mahasiswa dapat mendisain suatu model

Lebih terperinci

IMPLENTASI VLAN. Gambar Jaringan VLAN BAGAIMANA VLAN BEKERJA

IMPLENTASI VLAN. Gambar Jaringan VLAN BAGAIMANA VLAN BEKERJA IMPLENTASI VLAN VLAN merupakan suatu model jaringan yang tidak terbatas pada lokasi fisik seperti LAN, hal ini mengakibatkan suatu network dapat dikonfigurasi secara virtual tanpa harus menuruti lokasi

Lebih terperinci