BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang mendukung dalam pembuatan proyek akhir ini. Materi yang akan dibahas diantaranya PL, pemrograman PL, Easy veep, Electric lock strike, solenoid, keypad dan LD. 2.1 Programmable logic controller (PL) PL adalah perangkat kendali yang fungsinya dapat disesuaikan dengan keinginan melalui program yang dibuat. Jenis input/output PL adalah sinyal logika ON/OFF. Sejalan dengan perkembangan teknologi mikroprosesor di dunia, teknologi PL pun semakin berkembang. Saat ini PL sudah mampu berkomunikasi dengan modul-modul kendali seperti PID kontroler, multichannel analog I/O, komputer atau PL lain bahkan dapat terhubung dengan internet untuk keperluan pengendalian jarak jauh. Gambar 2.1 berikut ini memperlihatkan konsep kendali PL secara umum. PROSES INPUT PL OUTPUT Gambar 2.1 Diagram konsep aplikasi PL Diantara keuntungan PL yaitu sebagai berikut: 1. Mudah dalam perawatan dan perbaikan 2. Mudah diprogram sesuai dengan kebutuhan 3. Kompatibel di lapangan industri karena bersifat fleksibel dan kompak POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 5

2 Komponen-komponen dasar PL sebenarnya mirip dengan komputer karena PL adalah perangkat yang berbasiskan mikroprosesor. Berikut adalah komponen-komponen dasar PL: 1. Hardware a. PU : Unit pemroses data yang berfungsi untuk memproses data antara input, memori dan output. b. atu Daya : berfungsi untuk member sumber tegangan bagi PL. c. Memori : untuk penyimpanan program dan data. Memori PL terbagi atas 2 bagian, yaitu Executive Memory dan Application Memory. Executive Memory digunakan untuk menyimpan program sistem operasi yang menjalankan seluruh aktivitas sistem, seperti eksekusi program, komunikasi peralatan dan sebagainya. Bagian ini menyimpan instruksi-instruksi software seperti internal relay, block transfer, dan instruksi aritmatik. Sedangkan Application Memory adalah memori tempat menyimpan program yang dituliskan pengguna untuk menjalankan proses tertentu. Selain itu terdapat memori untuk status register I/O, timer, dan counter. d. Modul I/O: digunakan PL untuk berhubungan dengan perangkat diluar PL. Modul I/O ini memiliki karakteristik berbeda-beda sesuai dengan jenis PL, ada PL yang memiliki 12 Input dan 8 output atau bahkan ada yang memiliki modul ekstensi yang memungkinkan suatu PL memiliki lebih banyak terminal I/O. Modul I/O pada PL biasanya berupa sakelar-sakelar yang dikendalikan oleh relay atau transistor. Untuk modul input, untuk menggerakkan sakelar dibutuhkan tegangan dari sensor atau perangkat input lainnya. Sedangkan untuk modul output yaitu sakelar yang dikendalikan oleh program dan berperan memberikan tegangan kerja untuk perangkat output dan nantinya dihubungkan dengan common negatif ( ) pada PL itu sendiri. POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 6

3 2. Software a. Sistem Operasi Untuk setiap PL yang dibuat diinstallkan sistem operasi yang jenisnya tergantung pada vendor yang membuat PL tersebut dan biasanya bersifat teknologi tertutup. b. Bahasa pemrograman Bahasa pemrograman PL yaitu ladder diagram atau kode mnemonic yang sudah standar untuk semua tipe PL saat ini. Program ini dituliskan kedalam memori PL dengan menggunakan komputer. 2.2 Pemrograman PL Setiap jenis PL sebenarnya memiliki karakteristik pemrograman tersendiri, tetapi pada prinsipnya cara pemrogramannya ada beberapa teknik yang sama, yaitu ladder diagram, function chart, dan statement list Ladder diagram (LDR) Disebut ladder diagram karena teknik pemrograman ini menggunakan diagram yang bentuknya mirip seperti tangga. Sistem penulisan program dengan ladder diagram ini adalah teknik yang paling populer karena sudah banyak digunakan dalam penggambaran rangkaian control dengan menggunakan relay dan kontaktor. Terlihat pada Gambar 2.2 sebuah contoh penulisan ladder diagram. Gambar 2.2 ontoh Ladder diagram Penulisan ladder diagram terdapat tampilan urutan kerja sinyal listrik sesuai denan aksi yang diberikan. Berikut adalah simbol pada PL: POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 7

4 1. Logika input Normally Open (NO), saklar akan aktif jika diberi energi atau input energized atau logika benar jika nilainya 1. Normally lose (N), saklar akan aktif jika tidak diberi energi atau input de-energized atau logika benar bila nilainya Logika Output Hasil operasi logik diinverskan dan ditransfer ke modul output. Jadi jika hasil operasi logika adalah 1, maka output tidak akan memberikan energi. 3. Fungsi-fungsi Blok Terdapat fungsi-fungsi blok yang disediakan PL yaitu ounter (naik dan turun), timer, pemanfaatan register, operasi aritmatik, operasi biner dan bit, operasi looping dan jumping, dll. Intruksi-intruksi yang terdapat pada Ladder diagram PL: 1. Instruksi LOAD (LD) dan LOAD NOT (LD NOT) Masing-masing instruksi ini membutuhkan satu baris kode mnemonik. ontoh untuk instruksi ini ditunjukkan pada Gambar 2.3. Gambar 2.3 ontoh instruksi LD dan LD NOT Kondisi awal untuk LD adalah Normally Open (NO), dan untuk LD NOT adalah Normally lose (N). Kondisi keduanya belum aktif dan operand nya masih 0. Saat aktif, logika operandnya akan menjadi Instruksi AND dan AND NOT Jika terdapat instruksi LD dan setelahnya ada LD atau LD NOT dalam satu garis instruksi secara seri, maka instruksi LD yang kedua dan POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 8

5 setelahnya menggunakan AND untuk kontak NO atau AND NOT untuk kontak N. Gambar 2.4 akan menujukkan contoh instruksi AND dan AND NOT. Gambar 2.4 ontoh instruksi AND dan AND NOT ara kerja dari instruksi diatas adalah jika kotak instruksi di paling kanan ingin diaktifkan, maka syaratnya adalah ketiga kontak sebelumnya harus aktif dalam satu waktu. Jika salah satu tidak aktif, maka instruksi tidak akan aktif. 3. Instruksi OR dan OR NOT Jika terdapat beberapa instruksi LD atau LD NOT yang terhubung secara parallel, maka untuk menyatukannya menggunakan instruksi OR atau OR NOT. Berikut adalah Gambar 2.5 yang akan menunjukkan contoh instruksi OR dan OR NOT. Gambar 2.5 ontoh instruksi OR dan OR NOT POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 9

6 2.2.2 Sequential function chart Teknik pemrograman ini menjelaskan urutan operasi dan interaksi antara proses parallel Statement list (STL) Program-program dengan statement list tersusun dari beberapa unsur penting. Tidak semua unsur yang ada diperlukan, dan setiap unsur tergabung dengan baik mempengaruhi bagaimana program akan bekerja. Pada Tabel 2.1 dan Tabel 2.2 disediakan operand-operand yang digunakan pada PL FESTO FE F34 untuk pemrograman dengan Statement list. Kolom bagian menunjukkan operand yang bersangkutan dapat digunakan pada bagian onditional (c) atau Executive (e). Tabel 2.1 Operand untuk operasi Single bit Operand STL Sintaks Bagian Input I In.n Output O On.n On.n E Flag F Fn.n Fn.n E ounter n n E Timer T Tn Tn E Program* P Pn Pn E Processor* Y Yn Yn E Error Status* E E Auto Restart* ARU ARU atatan: Operand dengan simbol * belum tentu ada pada setiap PL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 10

7 Tabel 2.2 Operand untuk operasi Multi Bit Operand STL Sintaks Bagian Input Word IW IWn Output Word OW OWn OWn E Flag Word FW FWn FWn E Function Unit FU FUn FUn E Timer Word TW TWn TWn E Timer Preselect* TP TPn TPn E ounter Word W Wn Wn E ounter Preselect P Pn Pn E Register R Rn Rn E Error Word EW EW EW E atatan: Operand dengan simbol * belum tentu ada pada setiap PL 2.3 PL FESTO PL FESTO merupakan jenis PL baru dan dapat digunakan untuk aplikasi sehari-hari. Ada banyak PL FESTO, salah satunya adalah FESTO tipe FE F34. PL ini terdiri dari 12 input dan 8 output, 2 relay output, 6 transistor output, dan Ethernet 10 base dengan dimensi 130 x 80 x 35 mm. Gambar konfigurasi input/output PL ini dapat dilihat pada Gambar 2.6 dan 2.7. POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 11

8 Gambar 2.6 Konfigurasi Input PL FESTO FE F34 Keterangan : 1. Sumber Tegangan Sensor 24 Volt 2. Sumber Tegangan Sensor 0 Volt 3. Input In 0.0 s/d ommon S0 untuk In 0.0 s/d Input In 1.0 s/d ommon S1 untuk In 1.0 s/d Sakelar RUN/STOP 8. Potensiometer (trimmer) 9. Indikator Power 10. Status LED (RUN/STOP/ERROR) Gambar 2.7 Konfigurasi Output PL FESTO FE F34 Keterangan: 1. Tegangan Operasi 24V D 2. Tegangan Operasi 0V D POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 12

9 3. Ground 4. ommon 0 untuk Out 0.0 dan Out Output Relay Out 0.0 dan Out Output Transistor Out 0.2 sampai Out Supply Output + (24V) untuk Out 0.2 sampai Out 0.7 dan untuk pengendalian koil relay 8. Supply Output - (0V) 9. Koneksi untuk ekstensi (EXT) 10. Serial port (OM) 11. Koneksi jaringan 10BASE T 12. Link/Traffic LED untuk aktifitas jaringan ontoh konfigurasi pemasangan perangkat input dan perangkat output dapat dilihat dari Gambar 2.8. Gambar 2.8 ontoh konfigurasi Input dan Output Keterangan: 1. Perangkat Input 2. + dan -; Sumber tegangan untuk output transistor Out 0.2 s/d Out Perangkat output terhubung dengan output transistor POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 13

10 4. Perangkat output terhubung dengan output relay 5. Ground bumi 6. Sumber tegangan 7. PL FESTO FE F EasyVeep EasyVeep merupakan sebuah software yang dikeluarkan FESTO Didactic System sebagai simulasi dari proyek PL yang dibuat FESTO. Dengan software ini maka hardware yang berupa plant dapat digantikan dengan simulasi yang interaktif. Software ini memiliki modul-modul yang merupakan aplikasi dari PL FESTO. Didalam software ini diberikan pula deskripsi mengenai modul tersebut, cara kerja, dan konfigurasi kabel input dan outputnya. Dengan deskripsi yang diberikan, kita dapat membuat program yang sesuai untuk menjalankan PL. Software ini juga dapat berfungsi sebagai Human Machine Interface (HMI) dengan plant sebenarnya jika dihubungkan dengan Easy Port yang disediakan pihak FESTO Didactic. Gambar 2.9 menunjukkan salah satu modul yang terdapat dalam software EasyVeep. Gambar 2.9 Interface Software EasyVeep POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 14

11 2.5 Electric lock strike Electric lock strike adalah perangkat yang digunakan untuk mengunci pintu secara otomatis dengan menggunakan energi listrik. Prinsip kerja dari perangakat ini bergantung dari jenisnya, yaitu Fail safe dan Fail secure. Gambar 2.10 dibawah ini adalah electric lock strike. Gambar 2.10 Electric lock strike Fail safe Pada jenis ini, saat teraliri arus listrik maka kondisi kunci akan terbuka. Jadi saat tidak ada listrik, maka kunci tidak akan dapat terbuka Fail secure Pada jenis ini, kunci akan terkunci saat teraliri arus listrik. Jadi saat tidak ada listrik, kunci akan terbuka. Komponen utama yang menggerakkan kunci ini adalah solenoid. Tegangan yang diperlukan untuk mengaktifkan solenoid pada perangkat ini adalah 12 V. POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 15

12 2.6 Keypad Keypad adalah kumpulan saklar push button yang disusun secara matriks. Sedangkan untuk keypad yang digunakan dalam proyek ini adalah keypad matriks 4x3 yang dirancang secara khusus. Perbedaannya terdapat pada cara kerja keypad yaitu saat salah satu saklar ditekan, maka push button akan menghubungkan 2 pin yaitu pin ground dengan pin output. Jadi secara default, keypad akan selalu memberikan logika 1 di outputnya, sedangkan saat di tekan, maka di output akan menjadi logika K K Gambar 2.11 Rangkaian Keypad matriks 4x3 Pada Gambar 2.11 adalah sebuah keypad khusus yang masing-masing push button memiliki pin-nya sendiri. Misalkan saklar nomor 1 ditekan, maka akan menghubungkan pin 1 dan ground, sehingga logika di pin 1 adalah Liquid crystal display (LD)16x2 Liquid crystal display (LD) merupakan komponen yang dapat menampilkan suatu nilai hasil sensor, menampilkan teks, atau menampilkan menu pada aplikasi mikrokontroler. LD yang akan digunakan adalah jenis LD JHD162A, yang merupakan modul LD dengan tampilan 16karakter x 2 baris dengan konsumsi daya rendah. Modul tersebut dilengkapi dengan mikrokontroler yang didesain khusus untuk mengendalikan LD. POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 16

13 2.8.1 Memori Yang menjadi pengendali LD adalah mikrokontroler HD44780 yang memiliki GROM (haracter Generator Read Only Memory), GRAM (haracter Generator Random Access Memory), dan DDRAM (Display Data Random Access Memory). Berikut ini merupakan bagian-bagian dari HD44780: 1. DDRAM DDRAM merupakan memori tempat karakter yang ditampilkan berada. ontoh, untuk karekter L atau 4H yang ditulis pada alamat 00, karakter tersebut akan tampil pada baris pertama dan kolom pertama pada LD. Apabila karakter tersebut ditulis pada alamat 40, maka karakter tersebut akan tampil pada baris kedua kolom pertama dari LD. 2. GRAM GRAM merupakan memori untuk membuat bentuk karakter yang dapat diubah-ubah sesuai keinginan. Karakter yang disimpan di GRAM akan hilang apabila tidak ada power supply, karena memori RAM bersifat tidak permanen. 3. GROM Merupakan memori yang menyimpan karakter-karakter yang sudah permanen ada di dalam LD, sehingga tidak dapat diubah-ubah lagi bentuknya oleh pengguna. Namun karena ROM bersifat permanen, pola karakter tersebut tidak akan hilang saat tidak ada catuan daya. Pada Gambar 2.12 ini disediakan hubungan antara GROM dan DDRAM. POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 17

14 Gambar 2.12 Hubungan antara GROM dan DDRAM LD memiliki 16 kaki pin yang memiliki fungsi masing-masing yang ditunjukkan pada Gambar 2.13 dan Tabel 2.3 di bawah ini. Gambar 4.2 Konfigurasi Pin LD 16 Karakter x 2 Baris Gambar 2.13 Konfigurasi pin LD 16x2 POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 18

15 Tabel 2.3 Konfigurasi Pin LD 16x2 Nomor Pin Simbol Deskripsi 1 VSS Ground 2 VDD Tegangan Logik 5V 3 VO Tegangan operasi LD 4 RS Register Select Logika 1: Data; Logika 0: Kode Instruksi 5 R/W Logika 1: Read Logika 0: Write 6 E Sinyal Enable 7 DB0 Data Bit 0 8 DB1 Data Bit 1 9 DB2 Data Bit 2 10 DB3 Data Bit 3 11 DB4 Data Bit 4 12 DB5 Data Bit 5 13 DB6 Data Bit 6 14 DB7 Data Bit 7 15 LED+ Supply Backlight 16 LED- Ground Backlight Register LD JHD162A memiliki dua buah register yang aksesnya diatur menggunakan kaki RS. Pada saat RS berlogika 0, yang diakses adalah register perintah. Saat RS berlogika 1, yang diakses adalah register data. 1. Register Perintah Register yang berisi perintah-perintah dari mikrokontroler ke LD JHD162A pada saat proses penulisan data atau tempat status dari LD JHD162A dapat dibaca pada saat pembacaan data. a. Penulisan Data ke Register Perintah Penulisan data ke register perintah dilakukan dengan tujuan mengatur tampilan LD, inisialisasi, dan mengatur Address ounter maupun Address Data. Kondisi RS dengan logika 0 berarti terjadi POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 19

16 akses data ke register perintah. R/W berlogika 0 berarti proses penulisan data akan dilakukan. Pada Mode 4 bit interface, data dikirimkan secara terpisah. Nible tinggi (bit7 sampai bit4) dikirimkan terlebih dahulu dengan diawali pulsa logika 1 pada E lock. Kemudian, nible rendah (bit3 sampai bit0) dikirimkan dengan diawali pulsa logika 1 pada E lock. Pada Mode 8 bit interface, proses penulisan dapat langsung dilakukan sekaligus 8 bit (bit7 bit0) dan diawali pulsa logika 1 pada E lock. b. Pembacaan Data dari Register Perintah Pembacaan data pada register perintah biasanya dilakukan untuk melihat status busy dari LD atau membaca Address ounter. RS diberi logika 0 untuk akses ke register perintah, dan R/W diberi logika 1 agar terjadi proses pembacaan data. Pada Mode 4 bit interface, pembacaan 4 bit nibble tinggi diawali pulsa logika 1 pada E lock dan kemudian 4 bit nibble rendah dengan diawali pulsa logika 1 pada E lock. Untuk Mode 8 bit Interface, pembacaan dilakukan langsung 8 bit, dengan diawali sebuah pulsa logika 1 pada E lock. Pada Tabel 2.4 disediakan perintah-perintah yang terdapat pada LD JHD162A Tabel 2.4 Perintah-perintah LD JHD162A Perintah D7 D6 D5 D4 D3 D2 D1 D0 Deskripsi Hapus Display Hapus display dan DDRAM Posisi Awal x Set alamat DDRAM di 0 Set Mode I/D S Atur arah pergeseran cursor dan display Display ON/OFF D B Atur display (D) ON/OFF, cursor () ON/OFF, blinking (B) ON/OFF Geser S/ R/ X X Geser cursor atau display POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 20

17 ursor/display L tanpa mengubah alamat DDRAM Set Fungsi DL N F X X Atur panjang data (DL), jumlah baris yang tampil (N), dan font karakter (F) Set Alamat GRAM 0 1 A A G A A A G A G Data dapat dibaca atau ditulis setelah alamat diatur G G G Set Alamat DDRAM 1 A D D A D D A D D A D D A D D AD D AD D Data dapat dibaca atau ditulis setelah alamat diatur I/D : 1 = increment 0 = decrement S : 1 = display bergeser 0 = display tidak bergeser S/ : 1 = display shift 0 = geser cursor R/L : 1 = geser kiri 0 = geser kanan DL : 1 = 8 bit 0 = 4 bit N : 1 = 2 baris 0 = 1 baris F : 1 = 5x10 0 = 5x8 D : 1 = display ON 0 = display OFF : 1 = cursor ON 0 = cursor OFF B : 1 = blinking ON 0 = blinking OFF 2. Register Data Register Data ialah register untuk menuliskan atau membaca data dari atau ke DDRAM. Penulisan data pada register akan menempatkan data tersebut ke DDRAM sesuai dengan alamat yang telah diatur sebelumnya. c. Penulisan Data ke Register Data Penulisan data ke register data dilakukan mengirimkan data yang akan ditampilkan di LD. Kondisi RS dengan logika 1 berarti terjadi akses ke register data. R/W berlogika 0 berarti proses penulisan data akan dilakukan. POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 21

18 Pada mode 4 bit interface, data dikirimkan secara terpisah. Nible tinggi (bit7 sampai bit4) dikirimkan terlebih dahulu dengan diawali pulsa logika 1 pada E lock. Kemudian, nible rendah (bit3 sampai bit0) dikirimkan dengan diawali pulsa logika 1 pada E lock. Pada mode 8 bit interface, proses penulisan dapat langsung dilakukan sekaligus 8 bit (bit7 bit0) dan diawali pulsa logika 1 pada E lock. d. Pembacaan Data dari Register Data Pembacaan data pada register data biasanya dilakukan untuk membaca kembali data yang telah ditampilkan di LD. RS diberi logika 1 untuk akses ke register data, dan R/W diberi logika 1 agar terjadi proses pembacaan data. Pada mode 4 bit interface, pembacaan 4 bit nibble tinggi diawali pulsa logika 1 pada E lock dan kemudian 4 bit nibble rendah dengan diawali pulsa logika 1 pada E lock. Untuk mode 8 bit interface, pembacaan dapat dilakukan langsung (8 bit), dengan diawali sebuah pulsa logika 1 pada E lock. 2.8 Mikrokontroler ATMega8 Mikrokontroler adalah sebuah komponen elektronika yang merupakan rangkaian terintegrasi dari beberapa rangkaian diantaranya yaitu Mikroprosesor, RAM, ROM, unit I/O, dll. Dengan rangkaian-rangkaian tersebut perancang dapat menggunakan komponen ini sebagai pusat pemroses data dan pengendali dari sebuah sistem yang akan memberikan output dan menerima input sesuai dengan yang telah dirancang. ATMega8 adalah mikrokontroler MOS 8-bit dengan daya rendah berbasis arsitektur RIS (Reduce Instruction Set omputer) AVR. Dengan mengeksekusi instruksi dalam satu siklus clock, ATMega8 mampu mencapai kecepatan hingga 1 MIPS per MHz, yang dapat dimanfaatkan perancang sistem untuk mengoptimasi konsumsi daya pada kecepatan tinggi. Gambar 2.14 dan Tabel 2.5 di bawah ini adalah konfigurasi pin dari I ATMega8. POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 22

19 Gambar 2.14 Konfigurasi Pin ATMega8 Tabel 2.5 Konfigurasi Pin ATMega8 dan Deskripsinya Nama Pin Deskripsi V Sumber tegangan digital GND Ground PB7-PB0 I/O dua arah dan dapat difungsikan sebagai XTAL1/XTAL2/TOS1/TOS2 P7-PB0 I/O dua arah dapat juga difungsiksn sebagai AD0 AD5 PD7-PD0 I/O dua arah dan juga memiliki fungsi khusus yang dapat digunakan jika parameternya diset RESET mereset mikrokontroler AV masukan tegangan untuk AD AREF masukan tegangan referensi AD Mikrokontroler ini dilengkapi dengan 512K EEPROM, 1KB SRAM, 8KB programmable flash memory, 3 timer/counter, port komunikasi serial POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 23

20 (USART) dan 6 kanal 10-bit AD untuk PDIP dan 8 kanal 10-bit AD untuk MLF. 2.9 Priority encoder 8 ke 3 Seri I untuk priority encoder adalah Sebuah priority encoder (PE) adalah suatu rangkaian yang berfungsi untuk mengubah banyak input biner menjadi lebih sedikit, dalam hal ini 8 input biner menjadi 3 output biner. Output dari priority encoder adalah urutan input mulai dari I0 sebagai Most Significant Bit (MSB) hingga I7 sebagai Least Significant Bit (LSB). Tabel 2.6 berikut adalah kebenaran dari priority encoder. Tabel 2.6 Tabel kebenaran output Priority encoder INPUT OUTPUT A0 A1 A3 (MSB) (LSB) X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X Keterangan : MSB : Most Significant Bit LSB : Least Significant Bit X : Tidak berpengaruh 0 : Logika 0 (rendah) 1 : Logika 1 (tinggi) POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 24

21 Berdasarkan tabel diatas, maka dapat disimpulkan bahwa jika suatu pin input diberi logika 0 maka nomor pin input tersebut yang akan dioutputkan, misalkan kita menginputkan logika 0 ke pin nomor 4 maka pada pin output akan muncul biner 101 atau 4 dalam decimal. Jika terdapat 2 pin input yang mendapatkan logika 0, maka pin input dengan bit tertinggi yang akan dioutputkan, misalkan kita member pin 4 dan 6 logika 0, maka yang akan diouputkan adalah pin 4 yaitu 101 atau 4 dalam decimal. PE ini juga dapat digabungkan untuk mendapatkan pin input dan output yang lebih banyak. Misalkan kita menginginkan sebuah encoder dengan 16 input dan 4 output, maka dapat menggunakan 2 buah I dengan konfigurasi tertentu. Gambar 2.15 di bawah ini diambil dari datasheet I yang menerangkan konfigurasi 2 buah I untuk encoder 16 ke 4. Gambar 2.15 Konfigurasi I untuk encoder 16 ke 4 POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 25

22 2.10 FST 4.10 FST 4.10 adalah sebuah Software yang di keluarkan oleh FESTO untuk memprogram PL-PL yang dibuat oleh FESTO. Software ini dapat memprogram PL dengan 2 jenis bahasa pemrograman, yaitu Ladder Diagram dan Statement List. Gambar 2.16 Jendela utama FST 4.2 Gambar 2.16 diatas adalah jendela uama dari FST 4.2. Untuk membuat proyek baru, prosedurnya adalah sebagai berikut. 1. Pilih menu Project>New kemudian akan muncul jendela dialog New Project seperti pada Gambar Tulis nama program yang akan dibuat. Klik OK. POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 26

23 Gambar 2.17 Jendela dialog New Project 2. Tentukan setting proyek. Karena PL yang digunakan adalah FESTO FE F 34 yang merupakan tipe FE ompact, maka pilih pada ontroller FE ompact. Klik OK 3. Jendela utama akan menjadi seperti pada Gambar 2.18 Gambar 2.18 Jendela utama FST saat proyek baru sudah dibuat POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 27

24 4. Klik kanan pada Program lalu pilih New Program maka akan muncul jendela dialog baru seperti pada Gambar 2.19 Gambar 2.19 Membuat Program baru Gambar 2.20 Memilih jenis bahasa pemrograman Pilih salah satu bahasa pemrograman yang diinginkan. Misalkan Statement List. Klik OK. 5. Muncul Jendela dialog baru seperti pada Gambar Biarkan setting yang sudah ada lalu klik OK. POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 28

25 Gambar 2.21 Jendela dialog identitas program yang dibuat 6. Maka akan muncul jendela pemrograman seperti pada Gambar Gambar 2.22 Jendela pemrograman Jendela inilah yang digunakan untuk menulis program untuk menjalankan fungsi PL. Dari Software ini juga PL dapat di program dengan menggunakan kabel programming PS1 SM14 TTL RS232 dan onverter TTL RS232 PS1 SM15. Prosedur untuk melakukan download program ke PL adalah sebagai berikut: POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 29

26 1. Buka kembali program yang sudah ditulis sebelumnya. 2. Pastikan PL sudah terhubung dengan power supply, dan kabel sudah terpasang dengan baik dan terhubung dari P ke PL. Lihat Gambar Gambar 2.23 Koneksi P dan PL dengan menggunakan RS P akan mendeteksi port yang digunakan untuk kabel programming dan pengguna harus menyamakan setting port ini di FST Untuk mengetahui port mana yang digunakan oleh kabel programming yaitu dengan cara klik kanan My omputer > klik Manage, lihat Gambar Maka akan muncul jendela baru seperti pada Gambar Gambar 2.24 Klik kanan My omputer POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 30

27 Gambar 2.25 omputer Management Pilih Device Manager, kemudian cari dibagian sebelah kanan Ports (OM &LPT), klik tanda + kemudian cari perangkat yang menggunakan RS232. Klik kanan, lalu klik properties. Kemudian buka tab port setting, klik advanced (lihat Gambar 2.25). Maka akan muncul jendela dialog seperti pada Gambar Gambar 2.26 Tab Port setting POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 31

28 Gambar 2.27 Jendela Advanced Setting Dapat dilihat bahwa OM Port yang digunakan adalah OM13. Sekarang beralih ke FST Klik di menu bar, Extras>Preferences maka akan muncul jendela dialog seperti pada Gambar Samakan setting Local OM Port yang digunakan yaitu OM 13. Gambar 2.28 Jendela Preferences Dengan ini kabel programming sudah dapat digunakan. 4. Sebelum mendownload program ke PL ada baiknya program yang dibuat di compile terlebih dulu atau dalam FST 4.21 istilahnya adalah POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 32

29 Make Project. Klik Project>Make Project. Jika tidak ada error, maka akan muncul pesan seperti pada Gambar Gambar 2.29 Pesan sukses Make Project 5. Untuk mendownload program ke PL, klik menu Online>Download Project. FST 4.21 akan mencari PL dan kemudian mendownloadkan program. Selanjutnya akan tampil kembali pesan sukses seperti pada Gambar 2.28 Gambar 2.30 Pesan sukses Download program 2.11 BASOM AVR BASOM AVR adalah software yang digunakan untuk membuat dan mengcompile program mikrokontroler. Bahasa pemrograman yang dapat digunakan adalah bahasa BASI yang merupakan bahasa pemrograman tingkat tinggi. BASOM AVR memiliki 2 fungsi, fungsi yang pertama adalah membuat program dan yang kedua adalah simulasi. Membuat program dapat dilakukan di jendela utama (Gambar 2.29), sedangkan simlasi dapat dilakukan di jendela simulasi (Gambar 2.30) dengan menekan F2 atau klik di menu bar Program>Simulate. POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 33

30 Gambar 2.31 Jendela utama BASOM AVR Gambar 2.32 Jendela simulator BASOM AVR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 34

31 Untuk membuat program baru dalam BASOM AVR, klik File>New atau dengan menekan TRL+N (Gambar 2.31). Setelah semua program ditulis, langkah selanjutnya adalah mengcompilenya yaitu dengan klik menu Program>ompile atau dengan menekan tombol F7 (Gambar 2.32). Jika tidak ada kesalahan sintaks, maka pesan sukses akan muncul, lihat Gambar Gambar 2.33 Membuat program baru Gambar 2.34 Mengcompile sebuah program Gambar 2.35 Pesan sukses setelah proses compile POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 35

M1632 MODULE LCD 16 X 2 BARIS (M1632)

M1632 MODULE LCD 16 X 2 BARIS (M1632) M1632 MODULE LCD 16 X 2 BARIS (M1632) Deskripsi: M1632 adalah merupakan modul LCD dengan tampilan 16 x 2 baris dengan konsumsi daya yang rendah. Modul ini dilengkapi dengan mikrokontroler yang didisain

Lebih terperinci

Antarmuka LCD pada DST-AVR

Antarmuka LCD pada DST-AVR Antarmuka LCD pada DST-AVR M1632 adalah merupakan modul LCD dengan tampilan 16 x 2 baris dengan konsumsi daya yang rendah. Modul ini dilengkapi dengan mikrokontroler yang didisain khusus untuk mengendalikan

Lebih terperinci

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SUATU PEMAHAMAN DASAR PERALATAN PENGENDALI DI INDUSTRI BAGI MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SUATU PEMAHAMAN DASAR PERALATAN PENGENDALI DI INDUSTRI BAGI MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SUATU PEMAHAMAN DASAR PERALATAN PENGENDALI DI INDUSTRI BAGI MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI Pengenalan PLC PLC merupakan sistem operasi elektronik digital yang dirancang untuk

Lebih terperinci

BAB V PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

BAB V PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER 5 1 BAB V PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER 5.1 Pengantar Pada aplikasi industri, banyak dibutuhkan implementasi pengontrol proses yang akan beraksi menghasilkan output sebagai fungsi dari state, perubahan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C.

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C. BAB II DASAR TEORI 2.1 ARDUINO Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 21 BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran umum Perancangan sistem pada Odometer digital terbagi dua yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perancangan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SIMULASI BRANKAS BERBASIS PLC FESTO

RANCANG BANGUN SIMULASI BRANKAS BERBASIS PLC FESTO RANCANG BANGUN SIMULASI BRANKAS BERBASIS PLC FESTO LAPORAN PROYEK AKHIR disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Pendidikan Diploma III Program Studi Teknik Elektronika Disusun oleh : Amri Salman

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK. Perangkat keras dari alat ini secara umum terdiri dari rangkaian dibagi

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK. Perangkat keras dari alat ini secara umum terdiri dari rangkaian dibagi 68 BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1. Gambaran Umum Perangkat keras dari alat ini secara umum terdiri dari rangkaian dibagi perangkat elektronik. Perancangan rangkaian elektronika terdiri

Lebih terperinci

Gambar 5.1 Modul LCD M1632. LCD ini memiliki 16 kaki, sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 6.1.

Gambar 5.1 Modul LCD M1632. LCD ini memiliki 16 kaki, sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 6.1. JOBSHEET V ANTARMUKA MIKROKONTROLER DENGAN PENAMPIL LCD (Liquid Crystal Display) 1 TUJUAN Mengetahui dan memahami cara mengantarmukakan mikrokontroler dengan modul penampil LCD. Mengetahui dan memahami

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O, BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino Uno R3 adalah papan pengembangan mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENGUJIAN AN ANALISA ATA Pada bab ini akan dibahas tentang pengujian dan pengoperasian Sistem Pendeteksi Kebocoran Gas pada Rumah Berbasis Layanan Pesan Singkat yang telah selesai dirancang. Pengujian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Uraian Umum Dalam perancangan alat akses pintu keluar masuk menggunakan pin berbasis mikrokontroler AT89S52 ini, penulis mempunyai pemikiran untuk membantu mengatasi

Lebih terperinci

SST-01 LCD Sub System 01 LCD Interface

SST-01 LCD Sub System 01 LCD Interface SST-01 LCD Sub System 01 LCD Interface DESKRIPSI Sub System 01 LCD Interface adalah merupakan suatu antar muka LCD yang mampu menerima perintah-perintah dari mikrokontroler ataupun PC sebagai Master sehingga

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram dari sistem AVR standalone programmer adalah sebagai berikut : Tombol Memori Eksternal Input I2C PC SPI AVR

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengertian Umum Sistem yang dirancang adalah sistem yang berbasiskan mikrokontroller dengan menggunakan smart card yang diaplikasikan pada Stasiun Kereta Api sebagai tanda

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. DESKRIPSI KERJA SISTEM Gambar 3.1. Blok diagram sistem Satelit-satelit GPS akan mengirimkan sinyal-sinyal secara kontinyu setiap detiknya. GPS receiver akan

Lebih terperinci

PENGERTIAN PLC UNY-PLC-THT 2

PENGERTIAN PLC UNY-PLC-THT 2 PENGERTIAN PLC PLC merupakan suatu piranti basis kontrol yang dapat diprogram bersifat logik, yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan relay yang dijumpai pada sistem kontrol proses konvensional.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Dalam bab ini akan dibahas mengenai proses perancangan mekanik pintu gerbang otomatis serta penyusunan rangkaian untuk merealisasikan sistem alat. Dalam hal ini sensor

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Pendahuluan Dalam bab ini akan dibahas pembuatan seluruh sistem perangkat dari Sistem Interlock pada Akses Keluar Masuk Pintu Otomatis dengan Identifikasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan Alat Pengaduk Adonan Kue ini, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahan-permasalahan tersebut antara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Programmable Logic Controller Proses di berbagai bidang industri manufaktur biasanya sangat kompleks dan melingkupi banyak subproses. Setiap subproses perlu dikontrol secara seksama

Lebih terperinci

t o l e a r n t o k n o w P L C BASIC I Instruktur : TOTOK NUR ALIF S.Pd NIP

t o l e a r n t o k n o w P L C BASIC I Instruktur : TOTOK NUR ALIF S.Pd NIP t o l e a r n t o k n o w P L C BASIC I Instruktur : TOTOK NUR ALIF S.Pd NIP. 19720101 200312 1 011 1 SELAMAT DATANG DI DUNIA PLC ( PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER ) SERI OMRON CPM 2 A PRODUKSI TAHUN 2003

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat energi, menarik, harga murah, bobot ringan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu : Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Islam

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Spesifikasi Sistem Sebelum merancang blok diagram dan rangkaian terlebih dahulu membuat spesifikasi awal rangkaian untuk mempermudah proses pembacaan, spesifikasi

Lebih terperinci

APLIKASI HITACHI M1632 LCD PADA SC - AVR

APLIKASI HITACHI M1632 LCD PADA SC - AVR APLIKASI HITACHI M1632 LCD PADA SC - AVR Apabila kita merancang suatu system yang membutuhkan tampilan, biasanya digunakan LCD. M1632 LCD yang ada di pasaran sekarang ini, sebagian besar menggunakan mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Programmable Logic Controller (PLC) Programmable logic controller singkatnya PLC merupakan suatu bentuk khusus pengendalian berbasis mikroprossesor yang memanfaatkan memori

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan diuraikan tentang proses pengujian sistem yang meliputi pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun secara keseluruhan, dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Alat Pendeteksi Uang Palsu Beserta Nilainya Berbasis Mikrokontroler ini, terdapat beberapa masalah yang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan dari hasil uji coba yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain :

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan dari hasil uji coba yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain : BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan dari hasil uji coba yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain : Komputer juga dapat digunakan untuk mengontrol lampu listrik rumah dengan

Lebih terperinci

Sistem Mikroprosessor

Sistem Mikroprosessor Sistem Mikroprosessor Agung Prasetyo,ST. Jurusan Teknik Elektro Akademi Teknologi Warga Surakarta Sistem yang berbasis microprosessor: Juga biasa di sebut microcomputer adalah suatu rangkaian digital yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik, sebagai penunjang

Lebih terperinci

Bab 3 PLC s Hardware

Bab 3 PLC s Hardware Bab 3 PLC s Hardware Sasaran Mahasiswa mampu : o Memahami definisi PLC o Menyebutkan jenis jenis PLC o Menyebutkan bagian bagian hardware PLC o Menjelaskan prinsip kerja bagian bagian hardware PLC 3.1

Lebih terperinci

BAB II SISTEM KENDALI, DIAGRAM TANGGA & PLC. Sejarah Perkembangan Sistem Kendali dan Otomtisasi Industri

BAB II SISTEM KENDALI, DIAGRAM TANGGA & PLC. Sejarah Perkembangan Sistem Kendali dan Otomtisasi Industri BAB II SISTEM KENDALI, DIAGRAM TANGGA & PLC 2.1 Sejarah Perkembangan Sistem Kendali dan Otomtisasi Industri Pada awalnya, proses kendali mesin-mesin dan berbagai peralatan di dunia industri yang digerakkan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran Umum Perangkat keras dari proyek ini secara umum dibagi menjadi dua bagian, yaitu perangkat elektronik dan mekanik alat pendeteksi gempa.perancangan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan argo becak motor berbasis arduino dan GPS ini, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahan-permasalahan tersebut

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Perancangan alat pada tugas akhir ini meliputi pemilihan komponen dan perhitungannya serta memilih rangkaian yang tepat dalam merancang dan membuat alat yang telah di rencanakan.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem BAB III PERANCANGAN 3.1 Prnsip Kerja Sistem Sistem yang akan dibangun, secara garis besar terdiri dari sub-sub sistem yang dikelompokan ke dalam blok-blok seperti terlihat pada blok diagram pada gambar

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

Sortasi BAB II TEORI DASAR 2.1 PROSES PENYORTIR OBJEK. Proses penyortiran merupakan sebuah proses pemisahan atau penyeleksian

Sortasi BAB II TEORI DASAR 2.1 PROSES PENYORTIR OBJEK. Proses penyortiran merupakan sebuah proses pemisahan atau penyeleksian BAB II TEORI DASAR 2.1 PROSES PENYORTIR OBJEK Proses penyortiran merupakan sebuah proses pemisahan atau penyeleksian objek sesuai dengan ukuran, berat, bentuk, warna, dan bahan dasar seperti yang diperlihatkan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PEANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Pendahuluan Dalam Bab ini akan dibahas pembuatan seluruh sistem perangkat yang ada pada Perancangan Dan Pembuatan Alat Aplikasi pengendalian motor DC menggunakan

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Jenis Mikrokontroler AVR dan spesifikasinya Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya diisi dengan program

Lebih terperinci

Arsitektur Komputer, Mikroprosesor dan Mikrokontroller. TTH2D3 Mikroprosesor

Arsitektur Komputer, Mikroprosesor dan Mikrokontroller. TTH2D3 Mikroprosesor Arsitektur Komputer, Mikroprosesor dan Mikrokontroller TTH2D3 Mikroprosesor Organisasi berkaitan dengan fungsi dan desain bagian-bagian sistem komputer digital yang menerima, menyimpan dan mengolah informasi.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler AVR ATmega32

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler AVR ATmega32 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan menerangkan beberapa teori dasar yang mendukung terciptanya skripsi ini. Teori-teori tersebut antara lain mikrokontroler AVR ATmega32, RTC (Real Time Clock) DS1307,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan didalam menyelesaikan pembuatan alat elektrostimulator.perencanaan tersebut meliputi dua bagian yaitu perencanaan

Lebih terperinci

ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55

ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55 ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55 A. Pendahuluan Mikrokontroler merupakan lompatan teknologi mikroprosesor dan mikrokomputer. Mikrokontroler diciptakan tidak semata-mata hanya memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada Bab III ini akan diuraikan mengenai perancangan perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk membangun sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR TEMPERATUR BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR TEMPERATUR BERBASIS MIKROKONTROLER BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR TEMPERATUR BERBASIS MIKROKONTROLER Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan pembuatan alat ukur temperatur berbasis mikrokontroler. Pembuatan alat ukur

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Dalam bab ini akan dibahas masalah-masalah yang muncul dalam perancangan alat dan aplikasi program, serta pemecahan-pemecahan dari masalah yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat akuisisi data termokopel 8 kanal. 3.1. Gambaran Sistem Alat yang direalisasikan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAKSI... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAKSI... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAKSI... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman DAFTAR LAMPIRAN... xviii DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN... BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar

Lebih terperinci

Industrial Informatics and Automation laboratory Electrical Engineering Department Industrial Technology Faculty Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Industrial Informatics and Automation laboratory Electrical Engineering Department Industrial Technology Faculty Institut Teknologi Sepuluh Nopember MODUL PRAKTIKUM PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SIEMENS TIA PORTAL TUJUAN Mengenalkan intruksi-intruksi dasar yang digunakan pada pemroggraman PLC Siemens S7-1500. Memahami penggunaan PLC di industri

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource,

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource, BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN 2.1 Arduino Uno R3 Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI 3.1 PERANCANGAN UMUM SISTEM Metode untuk pelaksanaan Program dimulai dengan mempelajari system pengukuran tangki air yang akan digunakan. Dari sini dikembangkan apa saja

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Minimum AVR USB Sistem minimum ATMega 8535 yang didesain sesederhana mungkin yang memudahkan dalam belajar mikrokontroller AVR tipe 8535, dilengkapi internal downloader

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PENGESAHAN... i ABSTRAKSI... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiv DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN... xv BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Tabel 1. Karakteristik IC TTL dan CMOS

Tabel 1. Karakteristik IC TTL dan CMOS BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. IC Digital TTL dan CMOS Berdasarkan teknologi pembuatannya, IC digital dibedakan menjadi dua jenis, yaitu TTL (Transistor-Transistor Logic) dan CMOS (Complementary Metal Oxide

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mikrokontroler ATmega8535 Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR (Alf and Vegard s Risc Processor) yang diproduksi oleh Atmel Corporation.

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN Kode & nama mata kuliah : EI 355,Sistem Mikroprosesor (3 SKS). : Permbangan dan Teknologi Mikroprosesor Tujuan pembelajaran umum : Mahasiswa memahami permbangan dan teknologi dan Mikrokontroler. (kompetensi)

Lebih terperinci

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Definisi Komputer Komputer merupakan mesin elektronik yang memiliki kemampuan melakukan perhitungan-perhitungan yang rumit secara cepat terhadap data-data menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA Pada bab ini, akan dibahas pengujian alat mulai dari pengujian alat permodul sampai pengujian alat secara keseluruhan serta pengujian aplikasi monitoring alat tersebut. Pengujian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mikrokontroler Mikrokontroler adalah suatu mikroposesor plus. Mikrokontroler adalah otak dari suatu sistem elektronika seperti halnya mikroprosesor sebagai otak komputer.

Lebih terperinci

BAB III TEORI DASAR. o Lebih mudah untuk menemukan kesalahan dan kerusakan karena PLC memiliki fasilitas self diagnosis.

BAB III TEORI DASAR. o Lebih mudah untuk menemukan kesalahan dan kerusakan karena PLC memiliki fasilitas self diagnosis. BAB III TEORI DASAR 3.1 Programmable Logic Controller (PLC) Programmable logic controller (PLC) adalah sebuah perangkat yang dirancang untuk menggantikan sistem control elektrik berbasis relai yang mulai

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Ringkasan Pendahuluan Mikrokontroler Mikrokontroler = µp + Memori (RAM & ROM) + I/O Port + Programmable IC Mikrokontroler digunakan sebagai komponen pengendali

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun

BAB III LANDASAN TEORI. lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Waste Water Treatment Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun industri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu. dengan penelitian yang dilakukan.

BAB III METODE PENELITIAN. Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu. dengan penelitian yang dilakukan. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. METODE PENELITIAN Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu sebagai berikut : Studi literatur, yaitu dengan mempelajari beberapa referensi yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini membahas tentang perancangan sistem yang mencakup perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras ini meliputi sensor

Lebih terperinci

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor Sistem Minimum Mikrokontroler TTH2D3 Mikroprosesor MIKROKONTROLER AVR Mikrokontroler AVR merupakan salah satu jenis arsitektur mikrokontroler yang menjadi andalan Atmel. Arsitektur ini dirancang memiliki

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK 4.1 Pengukuran Alat Pengukuran dilakukan untuk melihat apakah rangkaian dalam sistem yang diukur sesuai dengan spesifikasi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. kondisi cuaca pada suatu daerah. Banyak hal yang sangat bergantung pada kondisi

II. TINJAUAN PUSTAKA. kondisi cuaca pada suatu daerah. Banyak hal yang sangat bergantung pada kondisi II. TINJAUAN PUSTAKA A. Temperatur dan Kelembaban Temperatur dan kelembaban merupakan aspek yang penting dalam menentukan kondisi cuaca pada suatu daerah. Banyak hal yang sangat bergantung pada kondisi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI PLC (Programable Logic Control) adalah kontroler yang dapat diprogram. PLC didesian sebagai alat kontrol dengan banyak jalur input dan output. Pengontrolan dengan menggunakan PLC

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN. simulator HMI berbasis PLC. Simulator ini memiliki beberapa bagian penting yaitu

BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN. simulator HMI berbasis PLC. Simulator ini memiliki beberapa bagian penting yaitu BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diterangkan secara detail mengenai perancangan trainer simulator HMI berbasis PLC. Simulator ini memiliki beberapa bagian penting yaitu perancangan hardware

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perangkat Keras Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu perangkat keras (hardware) yang dapat mengolah data, menghitung, mengingat dan mengambil pilihan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. ATMega 8535 adalah mikrokontroller kelas AVR (Alf and Vegard s Risc

BAB II LANDASAN TEORI. ATMega 8535 adalah mikrokontroller kelas AVR (Alf and Vegard s Risc BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Mikrokontroller ATMega 8535 ATMega 8535 adalah mikrokontroller kelas AVR (Alf and Vegard s Risc Processor) keluarga ATMega. Mikrokontroller AVR memiliki arsitektur 8 bit, dimana

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN. Pengujian ini termasuk pengujian masing-masing bagian secara terpisah dan pengujian

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN. Pengujian ini termasuk pengujian masing-masing bagian secara terpisah dan pengujian BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dilakukan pengujian terhadap sistem yang telah dibuat. Secara garis besar, terdapat 3 macam pengujian, yaitu: 1. Pengujian hardware (troubleshooting).

Lebih terperinci

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut.

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut. Arsitektur mikrokontroler MCS-51 diotaki oleh CPU 8 bit yang terhubung melalui satu jalur bus dengan memori penyimpanan berupa RAM dan ROM serta jalur I/O berupa port bit I/O dan port serial. Selain itu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi PLC menurut National Electrical Manufacturing Association (NEMA)

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi PLC menurut National Electrical Manufacturing Association (NEMA) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Programmable Logic Controller (PLC) Definisi PLC menurut National Electrical Manufacturing Association (NEMA) adalah perangkat elektronik digital yang memakai programmable memory

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Model Penelitian Pada perancangan tugas akhir ini menggunakan metode pemilihan locker secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di BAB III TEORI PENUNJANG 3.1. Microcontroller ATmega8 Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti proccesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori

Lebih terperinci

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika TAKARIR AC (Alternating Current) Adalah sistem arus listrik. Sistem AC adalah cara bekerjanya arus bolakbalik. Dimana arus yang berskala dengan harga rata-rata selama satu periode atau satu masa kerjanya

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Pemrogaman HMI Dengan Menggunakan Easy Builder Human Machine Interface yang digunakan penulis untuk

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Pemrogaman HMI Dengan Menggunakan Easy Builder Human Machine Interface yang digunakan penulis untuk BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pemrogaman HMI Dengan Menggunakan Easy Builder 8000 Human Machine Interface yang digunakan penulis untuk perancangan kendali mesin feeder ini adalah HMI Weintek Type 6070iH dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar 28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan Laboratorium Pemodelan Jurusan Fisika Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. Proses Pembelajaran (kegiatan mahasiswa)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. Proses Pembelajaran (kegiatan mahasiswa) : Permbangan dan Teknologi Mikroprosesor Tujuan pembelajaran umum : Mahasiswa memahami permbangan dan teknologi mikroprosesor dan Mikrokontroler. (kompetensi) : Jumlah perte :..1 (Satu)...kali 1 Setelah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. [10]. Dengan pengujian hanya terbatas pada remaja dan didapatkan hasil rata-rata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. [10]. Dengan pengujian hanya terbatas pada remaja dan didapatkan hasil rata-rata BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Sebelumnya pernah dilakukan penelitian terkait dengan alat uji kekuatan gigit oleh Noviyani Agus dari Poltekkes Surabaya pada tahun 2006 dengan judul penelitian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan sistem dan realisasi perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang mendukung alat secara keseluruhan.

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Mikrokontroler AVR merupakan salah satu jenis arsitektur mikrokontroler yang menjadi andalan Atmel. Arsitektur ini dirancang

Lebih terperinci

Apa Itu PLC? Gambar 1.1 Penggunaan PLC di industri

Apa Itu PLC? Gambar 1.1 Penggunaan PLC di industri Apa Itu PLC? PLC atau diterjemahkan sebagai kontroler yang dapat diprogram (Programmable Logic Controller), adalah sebuah komputer khusus yang banyak digunakan untuk otomatisasi proses produksi di industri.

Lebih terperinci

Pengaturan suhu dan kelembaban dilakukan dengan memasang satu buah sensor SHT11, kipas dan hairdryer dengan program bahasa C berbasis mikrokontroler A

Pengaturan suhu dan kelembaban dilakukan dengan memasang satu buah sensor SHT11, kipas dan hairdryer dengan program bahasa C berbasis mikrokontroler A SISTEM INKUBATOR BAYI PORTABLE Deny Abdul Basit. Jl. Jati Raya RT 004 Rw 006 No.17 Ps.Minggu Jakarta Selatan (denny.abdul.basit@gmail.com) Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan 41 BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik,

Lebih terperinci

Komunikasi Serial. Menggunakan Arduino Uno MinSys

Komunikasi Serial. Menggunakan Arduino Uno MinSys Komunikasi Serial Menggunakan Arduino Uno MinSys Mahasiswa mampu memahami pemrograman C pada Arduino Uno MinSys Mahasiswa mampu membuat program komunikasi serial di Arduino Uno MinSys A. Hardware Arduino

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Tombol kuis dengan Pengatur dan Penampil Nilai diharapkan memiliki fiturfitur

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Tombol kuis dengan Pengatur dan Penampil Nilai diharapkan memiliki fiturfitur 6 BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Tombol Kuis dengan Pengatur dan Penampil Nilai Tombol kuis dengan Pengatur dan Penampil Nilai diharapkan memiliki fiturfitur sebagai berikut: 1. tombol pengolah

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Pemotong Rumput Lapangan Sepakbola Otomatis dengan Sensor Garis dan Dinding ini, terdapat beberapa masalah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 21 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rangkaian Keseluruhan Sistem kendali yang dibuat ini terdiri dari beberapa blok bagian yaitu blok bagian plant (objek yang dikendalikan), blok bagian sensor, blok interface

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan pada tugas akhir ini yaitu berupa hardware dan software. Table 3.1. merupakan alat dan bahan yang digunakan. Tabel 3.1. Alat dan

Lebih terperinci

Analog to Digital Convertion Menggunakan Arduino Uno Minsys

Analog to Digital Convertion Menggunakan Arduino Uno Minsys Analog to Digital Convertion Menggunakan Arduino Uno Minsys Mahasiswa mampu memahami pemrograman C pada Arduino Uno MinSys Mahasiswa mampu membuat program Analog to Digital Convertion dengan Arduino Uno

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. alat monitoring tekanan oksigen pada gas sentral dengan sistem digital yang lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. alat monitoring tekanan oksigen pada gas sentral dengan sistem digital yang lebih BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian tentang gas medis telah dilakukan oleh Oktavia Istiana (2005) dengan tampilan analog dan Rachmatul Akbar (2015) yang melakukan pembuatan alat

Lebih terperinci