Pengaruh Kursi Ergonomis Terhadap Gangguan Muskuloskleletal Sumardiyono Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pengaruh Kursi Ergonomis Terhadap Gangguan Muskuloskleletal Sumardiyono Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret"

Transkripsi

1 Pengaruh Ergonomis Terhadap Gangguan Muskuloskleletal Sumardiyono Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret abstract Objective: To help workers cope muskuloskleletal disorders caused by working attitude that is not ergonomically particularly female workers in the industrial part of the pattern of batik. Methods: Quasi experimental research. The sample used 25 people, all women drawn from a population of 40 people using purposive sampling technique. To test differences muskuloskleletal disturbances before and after using the ergonomic chairs used statistical analysis paired t-test. Results: The results were significant (t = 16.74; p = 0.000), means that there are differences in the average scores of complaints muskuloskleletal before and after labor using ergonomic chairs. Conclusion: The Ergonomic chair is useful to reduce interference muskuloskleletal the batik industry workers, particularly the pattern. Keywords: Ergonomic Chairs, Muskuloskleletal Disorders Abstrak Tujuan: Untuk membantu pekerja mengatasi gangguan muskuloskleletal yang disebabkan karena sikap kerja yang tidak ergonomis khususnya pekerja wanita bagian pola di industri batik. Metode: Jenis penelitian eksperimental Quasi. Sampel yang digunakan 25 orang semuanya wanita diambil dari populasi sejumlah 40 orang dengan menggunakan teknik purposive sampling. Untuk menguji perbedaan gangguan muskuloskleletal sebelum dan sesudah menggunakan kursi ergonomis digunakan analisis statistik paired t-test. Hasil: Diperoleh hasil yang signifikan (t = 16.74; p = 0.000), berarti ada perbedaan rata-rata skor keluhan muskuloskleletal sebelum dan sesudah tenaga kerja menggunakan kursi ergonomis. Simpulan: ergonomis bermanfaat untuk menurunkan gangguan muskuloskleletal pada pekerja industri batik, khususnya bagian pola. Kata Kunci : Ergonomis, Gangguan Muskuloskleletal 1. PENDAHULUAN Ergonomi adalah penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia ialah untuk menurunkan stress yang akan dihadapi. Upaya yang dilakukan antara lain menyesuaikan ukuran sarana kerja dengan dimensi tubuh agar sesuai dengan ukuran tubuh pekerja. Selain itu, ergonomis dapat didefnisikan juga hubungan antara manusia dengan lingkungan kerjanya, yaitu keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, organisasi atau metoda kerjanya, dan sekitar lingkungan kerjanya (Suyatno,1985). Pada pekerja industri batik, khususnya bagian pola, maka pekerja yang bekerja menggunakan sarana kerja berupa dingklik dengan ukuran pendek, sehingga menyebabkan pekerja harus membungkuk selama bekerja. Helendar (1994), menyatakan bahwa pekerja yang bekerja dangan cara tradisional dengan sikap kerja duduk dengan posisi membungkuk dalam waktu lama akan menyebabkan keluhan pada joint angle. Pada survei awal sebelum dilakukannya penelitian menunjukkan bahwa pada pekerja bagian pola di industri batik Dewi Ratih Masaran Sragen, bekerja dengan sikap paksa yaitu dengan sikap duduk dan membungkukuk selama bekerja. Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti akan meneliti pemakaian kursi ergonomis berdasarkan hasil rancangan (design) ilmu antropometri. Pulat (1992) menyatakan, antropometri adalah pengukuran dimensi tubuh atau karakteristik fisik tubuh lainnya yang relevan dengan desain tentang sesuatu yang dipakai orang. Selanjutnya Annis & McConville (1996) membagi aplikasi ergonomi dalam kaitannya dengan antropometri menjadi dua divisi utama, yaitu : a. Pertama, ergonomi berhadapan dengan tenaga kerja, mesin beserta sarana pendukung lainnya dan lingkungan kerja. Tujuan ergonomi dari divisi ini adalah untuk menciptakan kemungkinan situasi terbaik pada pekerjaan sehingga kesehatan fisik dan mental tenaga kerja terus terpelihara serta efisiensi produktivitas dan kualitas produk dapat dihasilkan dengan optimal. b. Kedua, ergonomi berahadapan dengan karakteristik produk pabrik yang berhubungan dengan konsumen atau pemakai produk. Selanjutnya design hasil rancangan digunakan untuk evaluasi terhadap gangguan muskuloskleletal sebelum dan sesudah bekerja ISSN : (Print) (Online) 15

2 pada pekerja wanita di industri batik Dewi Ratih, Masaran, Sragen. 2. BAHAN DAN CARA PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental quasi. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian adalah intervensi preventif. Intervensi preventif adalah penelitian yang mencoba mempelajari hubungan faktorfaktor risiko dengan kejadian suatu penyakit, dengan memberikan perlakuan atau manipulasi terhadap paparan faktor risiko tersebut pada subjek (Ahmad Watik Pratiknya, 2008). Populasi penelitian ini adalah seluruh pekerja industri batik Dewi Ratih, Masaran, Sragen yang berjumlah 40 orang dengan jenis kelamin laki-laki dan Wanita, berusia antara tahun. Teknik sampling menggunakan purposive sampling dengan criteria inklusi jenis kelamin wanita, pekerjaan membatik, dengan posisi kerja duduk memakai dingklik berukuran tinggi di bawah tinggi lutut duduk. Subjek yang memenuhi kriteria, diambil sebagai sampel penelitian sebanyak 25 orang. Desain penelitian ini menggunakan rancangan perlakuan ulang (one group pre and posttest design), merupakan rancangan penelitian yang hanya menggunakan satu kelompok subjek serta melakukan pengukuran sebelum dan sesudah pemberian perlakuan pada subjek. Perbedaan kedua hasil pengukuran tersebut dianggap sebagai efek perlakuan. Skema rancangan penelitian sebagai berikut : O 1 ( X ) O 2 Keterangan : O 1 : Kelompok sampel sebelum diberi perlakuan ( X ) : Perlakuan O 2 : Kelompok sampel sesudah diberi perlakuan Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar isian data, untuk mengetahui identitas sampel penelitian; kursi kerja ergonomis hasil rancangan, untuk memberikan perlakuan kepada subjek penelitian; dan Nordic Body Map, untuk mengetahui keluhan muskloskleletal pada subjek penelitian. Untuk menentukan adanya pengaruh pemberian kursi kerja yang ergonomis terhadap keluhan muskuloskleletal uji statistik paired t-test. Nordic Body Map merupakan salah satu cara untuk menilai tingkat keparahan (severity) sistem muskuloskleletal. Nordic Body Map menggunakan lembar kerja berupa peta tubuh (body map) dengan metode sangat sederhana, mudah dipahami, murah dan memerlukan waktu yang sangat singkat (+ 5 manit) per individu. Observer dapat langsung mewawancarai atau menanyakan kepada responden, pada otot-otot skleletal bagian mana saja yang mengalami gangguan kenyerian atau sakit, atau dengan menunjuk langsung pada setiap otot skleletal sesuai yang tercantum dalam lembar kerja kuesioner Nordic Body Map. Nordic Body Map meliputi 28 bagian otot-otot skleletal pada kedua sisi tubuh kanan dan kiri, yang dimulai dari anggota tubuh bagian atas, yaitu otot leher sampai dengan bagian paling bawah, yaitu otot kaki. Melalui kuesioner Nordic Body Map akan dapat diketahui bagian-bagian otot mana saja yang mengalami gangguan kenyerian atau keluhan dari tingkat rendah (tidak ada keluhan/cedera) sampai dengan keluhan tingkat tinggi (keluhan sangat sakit). Keluhan pada otot-otot skleletal, biasanya merupakan keluhan yang bersifat kronis, artinya keluhan ini sering dirasakan beberapa lama setelah melakukan aktivitas dan sering meninggalkan residu yang dirasakan pada harihari berikutnya. Untuk mengatasi kondisi tersebut, maka desain pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah melakukan aktivitas kerja (pre and post test). Dari perbedaan skor hasil antara sebelum kerja dan sesudah kerja merupakan skor gangguan otot skleletal yang sebenarnya. Penilaian dengan menggunakan kuesioner Nordic Body Map menggunakan desain penilaian dengan skoring (misalnya 4 skala Likert). Apabila digunakan skoring dengan skala Likert, maka setiap skor atau nilai haruslah mempunyai definisi operasional yang jelas dan mudah dipahami oleh responden. Menurut Tarwaka (2010), kriteria desain penilaian keluhan muskuloskleletal dengan 4 skala Likert sebagai berikut : a. Skor 1 : Tidak ada keluhan/kenyerian atau tidak ada rasa sakit sama sekali yang dirasakan oleh pekerja (tidak sakit). b. Skor 2 : Dirasakan sedikit adanya keluhan atau kenyerian pada otot skleletal (agak sakit). c. Skor 3 : Responden merasakan adanya keluhan/kenyerian atau sakit pada otot skleletal (sakit). d. Skor 4 : Responden merasakan adanya keluhan sangat sakit atau sangat nyeri ISSN : (Print) (Online) 16

3 pada otot skleletal (sangat sakit). Selanjutnya, setelah selesai melakukan wawancara dan pengisian kuesioner, maka langkah selanjutnya adalah menghitung total skor individu dari seluruh otot skleletal (28 bagian otot skleletal) yang diobservasi. Pada desain 4 skala Likert ini, akan diperoleh skor individu terendah adalah 28 dan skor tertinggi 112. Dalam banyak penelitian dengan menggunakan uji statistik tertentu untuk menilai tingkat signifikansi hasil penelitian (seperti pre and post test design atau setelah diberikan intervensi), maka total skor individu tersebut dapat langsung digunakan dalam entri data statistik. Langkah terakhir metode Nordic Body Map adalah melakukan upaya perbaikan pada pekerjaan maupun posisi/sikap kerja, jika diperoleh hasil yang menunjukkan tingkat keparahan pada otot skleletal yang tinggi. Tindakan perbaikan yang harus dilakukan tentunya sangat tergantung dari risiko otot skleletal mana saja yang mengalami adanya gangguan atau ketidaknyamanan. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya dengan melihat presentase pada setiap bagian otot skleletal dan dengan menggunakan kategori tingkat risiko otot skleletal. Tabel di bawah ini merupakan pedoman sederhana yang dapat digunakan untuk menentukan kualifikasi subjektivitas tingkat risiko otot skleletal. Tabel 1. Klasifikasi Subjektivitas Tingkat Risiko Otot Skleletal Bardasarkan Total Skor Individu Ting kat Total Skor Individu Tingkat Risiko Tindakan Perbaikan Aksi Rendah Belum diperlukan adanya tindakan perbaikan Sedang Mungkin diperlukan tindakan perbaikan di kemudian hari Tinggi Diperlukan tindakan segera Sangat Tinggi Diperlukan tindakan menyeluruh sesegera mungkin. 3. HASIL PENELITIAN Sesuai dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan, penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 25 orang tenaga kerja wanita. Dari 25 orang sampel tersebut, diukur ukuran antropometri tubuhnya yang berhubungan dengan perancangan kursi kerja, meliputi tinggi lutut duduk, jarak lekuk lutut sampai garis punggung, lebar pinggul, dan tinggi punggung. Semua sampel penelitian diwawancarai keluhan muskuloskleletal yang dialami selama melakukan pekerjaan dengan panduan nordic body map. Wawancara dilakukan sebelum dan sesudah menggunakan kursi hasil rancangan penelitian berdasarkan data ukuran antropometri tenaga kerja, dengan dasar pengukuran tinggi lutut duduk (persentil 5%), jarak lekuk lutut sampai garis punggung (persentil 5%), lebar pinggul (persentil 95%), dan tinggi punggung (persentil 5%), serta perhitungan mengenai kelonggaran. Deskripsi Dingklik Dingklik merupakan tempat duduk pekerja batik tulis bagian pola. Dalam melaksanakan pekerjaannya, pembatik tulis melakukan pekerjaan dengan posisi kerja yang tidak ergonomis dan monoton, yaitu bekerja dengan posisi duduk menggunakan dingklik seperti pada gambar berikut. Gambar 1. Dingklik Dimensi ukuran dingklik sebagai berikut : a) panjang dingklik rata-rata = mm b) lebar dingklik rata-rata = mm c) tinggi dingklik rata-rata = mm d) Sandaran = tidak ada Deskripsi Posisi Kerja Sebelum Memakai Ergonomis Jarak antar pekerja kurang dari 2 meter, dengan alasan menghemat biaya untuk penyediaan kompor dan wajan. Satu kompor dan wajan digunakan oleh 3-4 tenaga kerja, sehingga membatasi gerak tenaga kerja. Selain itu pekerjaan membatik tulis menyebabkan tenaga kerja melakukan gerakan yang monoton dengan posisi kerja duduk yang tidak ergonomis dalam bekerja selama 7 jam sehari dan keadaan tersebut telah berlangsung bertahun-tahun sesuai dengan masa kerja masing-masing tenaga kerja. Posisi duduk tenaga kerja seperti pada gambar berikut ini. ISSN : (Print) (Online) 17

4 Dari data tersebut diperoleh dimensi ukuran dingklik sebagai berikut : a) Tinggi kursi kerja = ( ) = mm b) Panjang kursi kerja = mm c) Lebar kursi kerja = mm d) Sandaran= mm Deskripsi Perbandingan Dingklik dengan Hasil Rancangan Perbandingan ukuran dingklik dan kursi hasil rancangan tersaji pada tabel di bawah ini. Gambar 2. Posisi Duduk Tenaga Kerja Batik Hasil Rancangan Untuk merancang kursi ergonomis yang akan digunakan tenaga kerja bagian pembatik, diperlukan data ukuran antropometri tenaga kerja yang meliputi tinggi lutut duduk, jarak lekuk lutut ke garis punggung, lebar pinggul, dan tinggi punggung. Deskripsi data statistik hasil pengukuran antropometri tersaji pada tabel di bawah ini. Tabel 2. Data Ukuran Antropometri Tenaga Kerja Deskripsi Statistik Nilai Minimal Nilai Maksimal Rata-rata Persentil 5% Persentil 95% Tinggi Lutut Duduk Jarak Lekuklutut - Garis Punggung Lebar Pingg ul Tinggi Punggun g Dengan data tersebut, dirancang kursi kerja ergonomis dengan ukuran yang tersaji pada tabel di bawah ini. Tabel 3. Dimensi Kerja Hasil Rancangan No. Ukura n 1. Tinggi 2. Panja ng kursi 3. Lebar 4. Tinggi Sanda ran Perse ntil Ukuran Kelonggaran 5% Kebutuhan meluruskan kaki sebagai penopang kain pola ( mm) 5% % % Tabel 4. Perbandingan ukuran dingklik dan kursi hasil rancangan No. Dimensi Ukuran Dingklik Kerja Selisih 1 Tinggi Panjang Lebar Sandaran Tidak ada Deskripsi Perbandingan Posisi Duduk Sebelum dan Sesudah Memakai Design Ergonomis Hasil Rancangan Posisi duduk pekerja sebelum dan sesudah memakai design kursi hasil rancangan berdasarkan data antropometri tenaga kerja tersaji pada gambar di bawah ini. Gambar a Gambar b Gambar 3. Posisi duduk pekerja sebelum dan sesudah memakai design kursi hasil rancangan ISSN : (Print) (Online) 18

5 Tabel 5. Posisi duduk pekerja sebelum dan sesudah memakai design kursi hasil rancangan No. Gambar A Gambar B 1. Dingklik terlalu pendek, kaki tidak bisa relaksasi 2. Panjang dingklik terlalu pendek, sehingga tungkai atas (paha) tertekan, sehingga menghambat peredaran darah 3. Lebar dingklik terlalu sempit, sehingga pantat tidak bisa terkover di dingklik. 4. Dingklik tanpa sandaran, sehingga melelahkan. 5. Alas duduk dari bahan keras, menyebabkan penekanan aliran darah pada paha. Tinggi kursi sesuai tinggi lekuk lutut, sehingga posisi kaki lebih rileks. Pangjang kursi sesuai panjang tungkai atas dan alas duduk empuk, sehingga paha tidak tertekan. Lebar kursi sesuai dengan lebar pinggul, sehingga lebih nyaman. dengan sandaran sehingga pungung bisa istirahat, maka kelelahan terkurangi. Alas duduk dilapisi spons sehingga mengurangi penekanan aliran darah pada paha. Deskripsi Keluhan Muskuloskleletal Sebelum Memakai Design Ergonomis Hasil Rancangan Deskripsi total skor keluhan muskuloskleletal yang dirasakan tenaga kerja sebelum memakai kursi ergonomis tersaji pada tabel berikut. Tabel 6. Deskripsi Total Skor Keluhan Muskuloskleletal Sebelum Menggunakan Hasil Rancangan No. Deskripsi Statistik Nilai 1 Nilai terendah 52 2 Nilai tertinggi 73 3 Rentang nilai 21 4 Standar Deviasi Modus 62 6 Rata-rata Deskripsi Keluhan Muskuloskleletal Sesudah Memakai Design Ergonomis Hasil Rancangan Deskripsi total skor keluhan muskuloskleletal yang dirasakan tenaga kerja sesudah memakai kursi ergonomis tersaji pada tabel berikut. Tabel 7. Deskripsi Total Skor Keluhan Muskuloskleletal Sesudah Menggunakan Hasil Rancangan No. Deskripsi Statistik Nilai 1 Nilai terendah 40 2 Nilai tertinggi 66 3 Rentang nilai 26 4 Standar Deviasi Modus 44 6 Rata-rata 46.8 Hasil Uji Statistik Keluhan Muskuloskleletal Sebelum dan Sesudah Memakai Design Ergonomis Hasil Rancangan Uji statistik untuk mengetahui rerata perbedaan skor keluhan muskuloskleletal sebelum dan sesudah menggunakan kursi ergonomis hasil rancangan dilakukan dengan paired samples t- test. Deskripsi data hasil uji tersaji pada tabel berikut ini. Tabel 8. Hasil Uji Statistik Perbedaan Keluhan Muskuloskleletal Sebelum dan Sesudan Memakai Ergonomis No. Variabel t p Hasil 1 Keluhan muskuloskleletal sebelum menggunakan kursi ergonomis Signifikan 2 Keluhan muskuloskleletal sesudah menggunakan kursi ergonomis Hasil uji tersebut menunjukkan nilai p < 0,05; maka dinyatakan signifikan; dengan demikian pemakaian kursi ergonomis dapat menurunkan keluhan muskuloskleletal pada pekerja batik tulis. 4. PEMBAHASAN Penelitian ini menggunakan sampel sejumlah 25 orang dari total populasi 40 orang. Semua sampel penelitian adalah tenaga kerja di bagian pembatikan yang duduk dengan menggunakan dingklik. Seperti terlihat pada gambar 1 di atas, posisi pekerjasangat tidak nyaman. Ukuran dingklik sangat rendah, sehingga posisi kaki harus lurus ke depan, seharusnya secara ergonomis posisi kaki harus menyesuaikan tempat duduk. Tinggi kursi harus sesuai dengan panjang lekuk lutut sampai alas kaki. Panjang dingklik juga terlalu pendek, seharusnya panjang kursi harus menyesuaikan dengan jarak lekuk lutut sampai garis punggung. Lebar dingklik juga terlalu sempit, sehingga tenaga kerja kurang mendapat kebebasan bergerak selama bekerja, seharusnya panjang dingklik ISSN : (Print) (Online) 19

6 menyesuaikan dengan lebar pinggul. Secara keseluruhan desain dingklik yang dipakai tenaga kerja saat ini tidak ergonomis. Ketidakergonomisan tempat duduk akan menimbulkan keluhan muskuloskleletal berupa nyeri punggung, nyeri leher, nyeri pada pergelangan tangan, siku dan kaki. Gambaran keluhan muskuloskleletal tenaga kerja sebelum menggunakan kursi ergonomis menunjukkan kategori risiko sedang sebanyak 18 orang (72%), tindakan perbaikan yang dianjurkan adalah mungkin diperlukan tindakan perbaikan di kemudian hari. Kategori risiko tinggi sebanyak 7 orang (28%), tindakan perbaikan yang dianjurkan adalah diperlukan tindakan segera. Gambaran tersebut menunjukkan bahwa perbaikan kursi kerja perlu mendapat perhatian khusus karena tingginya skor keluhan muskuloskleletal pada tenaga kerja. Gambaran keluhan muskuloskleletal tenaga kerja sesudah memnggunakan kursi ergonomis menunjukkan kategori risiko rendah sebanyak 21 orang (84%), tindakan perbaikan yang dianjurkan adalah belum diperlukan adanya tindakan perbaikan. Kategori risiko sedang sebanyak 4 orang (16%), tindakan perbaikan yang dianjurkan adalah mungkin diperlukan tindakan perbaikan di kemudian hari. Gambaran tersebut menunjukkan bahwa perbaikan kursi kerja perlu mendapat perhatian khusus karena tingginya skor keluhan muskuloskleletal pada tenaga kerja. Dari gambaran tersebut menunjukkan penurunan gangguan muskuloskleletal pada pekerja sebelum dan sesudah menggunakan kursi ergonomis. Penurunan tingkat gangguan muskuloskleletal terlihat rata-rata penurunan skor dari menjadi 46.8 atau terjadi penurunan kira-kira 19 nilai skor. Dilihat dari kategori risiko menunjukkan penurunan, dari sebelum mengunakan kursi ergonomis, kategori tinggi 7 orang (28%) dan sedang 18 orang (72%) menjadi kategori rendah 21 orang (84%) dan sedang 4 orang (16%). Dari gambaran tersebut menunjukkan bahwa yang semula sebelum menggunakan kursi ergonomis mempunyai kategori tinggi, sesudah menggunakan kursi ergonomis sudah tidak ada lagi gangguan muskuloskleletal kategori tinggi. Kategori yang semula sedang, sebelum menggunakan kursi yang ergonomis, sebanyak 18 orang (72%) menjadi 4 orang (16%). Hal ini menunjukkan bahwa pemakaian kursi kerja yang ergonomis dapat menurunkan keluhan muskulosklelatal kategori sedang menjadi rendah. Pemberian perbaikan kursi kerja yang ergonomis dan dilengkapi dengan busa pada alas kursinya mampu mengurangi risiko penekanan langsung pada jaringan otot yang lunak selain itu dengan menggunakan kursi sesuai dengan anthropometri maka mampu memberikan sikap kerja yang alamiah sehingga keluhan otot skeletal dapat dikurangi. Penelitian sejenis yang sesuai dengan penelitian ini dilakukan oleh Purwanti (2008), yang meneliti Hubungan Ergonomi Kerja dengan Timbulnya Gangguan Kesehatan Akibat Kerja Pada Pekerja di PG Kremboong Sidoarjo. Dengan menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment Pearson diperoleh hasil yang signifikan dengan nilai r sebesar 0,608. Disebutkan bahwa gangguan muskuloskleletal pada pekerja di PG Kremboong Sidoarjo meliputi nyeri pinggang dan nyeri lutut. Penelitian sejenis lainnya dilakukan oleh Pratomo, 2006; meneliti Hubungan Antara Kerja dengan Timbulnya Keluhan Nyeri Pinggang Pada Pekerja Tenun Kain Sarung di Java ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) Desa Kebunan Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang. Hasil analisis uji statistik menunjukkan nilai p = 0.02 artinya signifikan, berarti ada hubungan antara kursi kerja dengan timbulnya keluhan nyeri pinggang pada pekerja tenun kain sarung. Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Subagyo, 2010 tentang Pengaruh Ergonomis Stasiun kerja terhadap Keluhan otot-otot skeletal Pekerja laki-laki Kantor Administrasi Dokumen Building PT Krakatau Steel Cilegon; dengan hasil uji statistik nilai p = 0,000 (p < 0,05), maka hasil uji dinyatakan signifikan. berarti ada beda rata-rata antara skor keluhan muskuloskleletal sebelum bekerja dengan setelah bekerja. 5. KESIMPULAN 1. ergonomis hasil rancangan yang digunakan oleh pembatik di industri Batik Dewi Ratih Sragen berukuran tinggi mm, panjang mm, lebar mm, dan tinggi sandaran mm. 2. Skor keluhan muskuloskleletal sebelum menggunakan kursi ergonomis lebih tinggi dibanding sesudah menggunakan kursi ergonomis dengan selisih skor point. 3. Hasil Uji statistik perbedaan rata-rata skor keluhan muskuloskleletal sebelum dan sesudah menggunakan kursi ergonomis diperoleh t = 16.74; p = (p < 0.05). Terdapat perbedaan bermakna perbedaan rata-rata skor keluhan muskuloskleletal. Dengan demikian penggunaan kursi ergonomis ISSN : (Print) (Online) 20

7 dapat menurunkan skor keluhan muskuloskleletal. 6. SARAN 1. Tenaga kerja sebaiknya memakai kursi ergonomis hasil rancangan penelitian. 2. Penyuluhan pentingnya upaya kesehatan kerja bagi pengusaha dan tenaga kerja. REFERENSI [1] Ahmad Watik Pratiknya Dasardasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Manajemen PT Raja Grafindo Persada. [2] Annis, J.F. & McCoville, J.T., Anthropometry, dalam Battacharya, A. & McGlothlin, J.D. eds. Occupational Ergonomic. Marcel Dekker Inc. USA. Pp:1-46. [3] Dewi Ratih, Batik Tulis Dewi Ratih. com/2011_04_01_archive.html [4] Grandjean, Fitting the Task to the Man. 4 th ed. Taylor & Francis Inc. London. [5] Helander, M A guide to the ergonomics of manufacturing. London: Taylor and Francis Ltd. [6] Lemasters GK, Atterbury MR, Booth- Jones AD, Bhattacharya A, Ollila- Glenn N, Forrester C, Forst L., Prevalence of work-related musculoskeletal disorders in active union carpenters. Occup Environ Med 55(6): [7] Pemda Sragen, Batik Sragen Berobsesi Tembus Pasar Mancanegara. [8] Pratomo,A.W Hubungan antara Kerja dengan timbulnya Keluhan Nyeri Pinggang Pada Pekerja Tenun Kain Sarung Di ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) Desa Beji Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang Tahun Semarang : Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan UNNES. [9] Pulat, BM Fundamental of Industrial Ergonomic. Prectise Hall Englewood Cliffs New Jersey [10] Purwanti D, Hubungan Antara Ergonomi Kerja Terhadap Timbulnya Gangguan Kesehatan Akibat Kerja pada Pekerja di PG KREMBOONG Sidoarjo. Thesis. Malang : Universitas Muhamadiyah Malang. [11] Subagyo, S Pengaruh Ergonomis Stasiun kerja terhadap Keluhan otot-otot skeletal Pekerja lakilaki Kantor Adminitrasi Dokumen Building PT Krakatau Steel Cilegon. Skripsi. Surakarta : Fakultas Kedokteran UNS. [12] Suma mur, Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes). Jakarta: Agung Seto. [13] Suyatno Sastrowinoto, Meningkatkan produktivitas dengan ergonomi, IPPM dan PT. Pertja, Jakarta. [14] Tarwaka, Ergonomi Industri, Dasar-dasar Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi di Tempat Kerja. Surakarta: Harapan Press Solo. ISSN : (Print) (Online) 21

Jurnal Kesehatan Masyarakat

Jurnal Kesehatan Masyarakat KEMAS 9 (2) (2014) 144-149 Jurnal Kesehatan Masyarakat http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas PERBEDAAN GANGGUAN MUSKULOSKELETAL PEMBATIK WANITA DENGAN DINGKLIK DAN KURSI KERJA ERGONOMIS Sumardiyono,

Lebih terperinci

PENGARUH PERBAIKAN KURSI KERJA TERHADAP KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJAAN MENJAHIT DI DESA X

PENGARUH PERBAIKAN KURSI KERJA TERHADAP KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJAAN MENJAHIT DI DESA X PENGARUH PERBAIKAN KURSI KERJA TERHADAP KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJAAN MENJAHIT DI DESA X Eka Rosanti 1, Dasri Wulandari 2 1 Universitas Darussalam Gontor; 2 Universitas Sebelas Maret erossevia@gmail.com

Lebih terperinci

Perubahan Postur/Sikap Tubuh Pada Aktivitas Pewarnaan Batik (Colet) Setelah Dilakukan Perancangan Meja Batik Secara Ergonomi Untuk Mengurangi Keluhan

Perubahan Postur/Sikap Tubuh Pada Aktivitas Pewarnaan Batik (Colet) Setelah Dilakukan Perancangan Meja Batik Secara Ergonomi Untuk Mengurangi Keluhan Perubahan Postur/Sikap Tubuh Pada Aktivitas Pewarnaan Batik (Colet) Setelah Dilakukan Perancangan Meja Batik Secara Ergonomi Untuk Mengurangi Keluhan Siswiyanti 1, Saufik Luthfianto 2 1,2 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Yang bertanda tangan di bawah ini, saya : Nama : Umur/Tanggal Lahir : Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan Dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi responden penelitian.

Lebih terperinci

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING DI SERANG-BANTEN

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING DI SERANG-BANTEN Journal Industrial Manufacturing Vol. 3, No. 1, Januari 2018, pp. 51-56 P-ISSN: 2502-4582, E-ISSN: 2580-3794 ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING

Lebih terperinci

BEBAN KERJA DAN KELUHAN SISTEM MUSCULOSKELETAL PADA PEMBATIK TULIS DI KELURAHAN KALINYAMAT WETAN KOTA TEGAL

BEBAN KERJA DAN KELUHAN SISTEM MUSCULOSKELETAL PADA PEMBATIK TULIS DI KELURAHAN KALINYAMAT WETAN KOTA TEGAL C.13. Beban Kerja dan Keluhan Sistem Musculoskeletal pada Pembatik Tulis... (Siswiyanti) BEBAN KERJA DAN KELUHAN SISTEM MUSCULOSKELETAL PADA PEMBATIK TULIS DI KELURAHAN KALINYAMAT WETAN KOTA TEGAL Siswiyanti

Lebih terperinci

Desain Dayan Ergonomis Untuk Mengurangi Musculoskeletal Disorder Pada Pengrajin Songket Dengan Menggunakan Aplikasi Nordic Body Map

Desain Dayan Ergonomis Untuk Mengurangi Musculoskeletal Disorder Pada Pengrajin Songket Dengan Menggunakan Aplikasi Nordic Body Map Desain Dayan Ergonomis Untuk Mengurangi Musculoskeletal Disorder Pada Pengrajin Songket Dengan Menggunakan Aplikasi Nordic Body Map Ch Desi Kusmindari 1, Rina Oktaviana 2, Erna Yuliwati 3 1,3 Program Studi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN

IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN (Studi Kasus Industri Tenun Pandai Sikek Sumatera Barat) Nilda Tri Putri, Ichwan

Lebih terperinci

SARANA KERJA YANG TIDAK ERGONOMIS MENINGKATKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA GARMENT DI BALI

SARANA KERJA YANG TIDAK ERGONOMIS MENINGKATKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA GARMENT DI BALI 1 SARANA KERJA YANG TIDAK ERGONOMIS MENINGKATKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA GARMENT DI BALI Oleh: Solichul Hadi A. Bakri dan Tarwaka Ph.=62 812 2589990 e-mail: shadibakri@astaga.com Abstrak Industri

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO ISSN:

Seminar Nasional IENACO ISSN: PERANCANGAN MEJA DAN KURSI YANG ERGONOMIS UNTUK MURID TAMAN KANAK-KANAK (STUDI KASUS : TK ISLAM SILMI SAMARINDA) Lina Dianati Fathimahhayati 1, Dutho Suh Utomo 2, Mifta Khurrohmah Mustari 3 Program Studi

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. lebih tinggi dari perempuan. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor

BAB V PEMBAHASAN. lebih tinggi dari perempuan. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Subjek Penelitian 1. Jenis Kelamin Adanya perbedaan jenis kelamin dapat mempengaruhi tingkat produktivitas seseorang. Secara universal, tingkat produktivitas laki-laki

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kursi Kerja a. Pengertian Kursi Kerja Kursi kerja merupakan perlengkapan dari meja kerja atau mesin, sehingga kursi akan dapat dijumpai dalam jumlah yang lebih

Lebih terperinci

HUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA UNIT WEAVING DI PT DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV BOYOLALI

HUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA UNIT WEAVING DI PT DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV BOYOLALI Hubungan Sikap Kerja dengan Keluhan Muskuloskeletal... (Amelinda dan Iftadi) HUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA UNIT WEAVING DI PT DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV BOYOLALI Bela

Lebih terperinci

PERANCANGAN STASIUN KERJA OPERATOR PADA LINI PACKING PT. X SURABAYA

PERANCANGAN STASIUN KERJA OPERATOR PADA LINI PACKING PT. X SURABAYA PERANCANGAN STASIUN KERJA OPERATOR PADA LINI PACKING PT. X SURABAYA Fadilatus Sukma Ika Noviarmi 1, Martina Kusuma Ningtiyas 1 1 Universitas Airlangga fadilasukma@gmail.com Abstrak Stasiun kerja dalam

Lebih terperinci

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM DAN PETA KERJA UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM DAN PETA KERJA UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN PERANCANGAN GERGAJI LOGAM DAN PETA KERJA UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN Disusun oleh: Daryono (344169) Jurusan : Teknik Industri Fakultas : Teknologi Industri

Lebih terperinci

PERANCANGAN MEJA KURSI ERGONOMIS PADA PEMBATIK TULIS DI KELURAHAN KALINYAMAT WETAN KOTA TEGAL

PERANCANGAN MEJA KURSI ERGONOMIS PADA PEMBATIK TULIS DI KELURAHAN KALINYAMAT WETAN KOTA TEGAL PERANCANGAN MEJA KURSI ERGONOMIS PADA PEMBATIK TULIS DI KELURAHAN KALINYAMAT WETAN KOTA TEGAL Siswiyanti 1 Abstract: The aim of this research is to design the alternative table - chair to paint batik by

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN STAGEN PADA AKTIVITAS ANGKAT-ANGKUT DI PASAR LEGI SURAKARTA

ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN STAGEN PADA AKTIVITAS ANGKAT-ANGKUT DI PASAR LEGI SURAKARTA ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN STAGEN PADA AKTIVITAS ANGKAT-ANGKUT DI PASAR LEGI SURAKARTA Muchlison Anis Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Surakarta

Lebih terperinci

Penempatan Posisi Ketinggian Monitor Diturunkan Dapat Mengurangi Keluhan Subjektif Para Pemakai Kaca Bifokal, Bagian I

Penempatan Posisi Ketinggian Monitor Diturunkan Dapat Mengurangi Keluhan Subjektif Para Pemakai Kaca Bifokal, Bagian I Penempatan Posisi Ketinggian Monitor Diturunkan Dapat Mengurangi Keluhan Subjektif Para Pemakai Kaca Bifokal, Bagian I Oleh: I Dewa Ayu Sri Suasmini, S.Sn,. M. Erg. Dosen Desain Interior Fakultas Seni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Postur kerja kurang ergonomis saat bekerja bersumber pada posisi kerja operator

BAB I PENDAHULUAN. Postur kerja kurang ergonomis saat bekerja bersumber pada posisi kerja operator BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Postur kerja adalah sikap tubuh pekerja saat melaksanakan aktivitas kerja. Postur kerja kurang ergonomis saat bekerja bersumber pada posisi kerja operator yang kurang

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC BAB V ANALISA HASIL 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, OWAS & QEC Berdasarkan bab sebelumnya, maka pada bab ini akan dilakukan analisis hasil pengolahan data terhadap pengukuran

Lebih terperinci

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN PERANCANGAN GERGAJI LOGAM UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN Daryono Mahasiswa (S1) Jurusan Teknik Industri Universitas Gunadarma Scochuu_kuro@yahoo.co.id ABSTRAKSI

Lebih terperinci

ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X.

ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X. ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X. ABSTRAK PT. X adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur pengolahan logam spesialis pembuatan cetakan

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DI CV. XYZ

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DI CV. XYZ USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DI CV. XYZ Tengku Fuad Maulana 1, Sugiharto 2, Anizar 2 Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Postur tubuh yang tidak seimbang dan berlangsung dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan stress pada bagian tubuh tertentu, yang biasa disebut dengan postural

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang. memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang. memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan BAB I PENDAHULUAN 1.1.1. Latar Belakang Masalah Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan adanya aktivitas manual yaitu

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PENGUPAS KULIT LADA TIPE TIRUS PUTARAN VERTIKAL BERDASARKAN METODE NORDIC BODY MAP (NBM) DAN PENDEKATAN ANTROPOMETRI

RANCANG BANGUN MESIN PENGUPAS KULIT LADA TIPE TIRUS PUTARAN VERTIKAL BERDASARKAN METODE NORDIC BODY MAP (NBM) DAN PENDEKATAN ANTROPOMETRI RANCANG BANGUN MESIN PENGUPAS KULIT LADA TIPE TIRUS PUTARAN VERTIKAL BERDASARKAN METODE NORDIC BODY MAP (NBM) DAN PENDEKATAN ANTROPOMETRI ALMIZAN Program Studi Teknik Industri, Universitas Tanjungpura

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Kondisi Subjek Kondisi subjek yang diukur dalam penelitian ini meliputi karakteristik subjek dan antropometri subjek. Analisis kemaknaan terhadap karakteristik subjek dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai model dan kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian mengenai desain perbaikan kursi untuk karyawan pada bagian kerja penyetelan dan pelapisan

Lebih terperinci

Hubungan Antara Keergonomisan Meja dan Kursi dengan Kinerja Petugas di Tempat Pendaftaran Pasien RS PKU Aisyiyah Boyolali

Hubungan Antara Keergonomisan Meja dan Kursi dengan Kinerja Petugas di Tempat Pendaftaran Pasien RS PKU Aisyiyah Boyolali Hubungan Antara Keergonomisan Meja dan Kursi dengan Kinerja Petugas di Tempat Pendaftaran Pasien RS PKU Aisyiyah Boyolali Nabilatul Fanny Akademi Perekam Medik dan Informatika Kesehatan (APIKES) Citra

Lebih terperinci

ANALISIS POSTUR KERJA PADA TENAGA KERJA DENGAN METODE REBA AREA WORKSHOP PT X JAKARTA TIMUR

ANALISIS POSTUR KERJA PADA TENAGA KERJA DENGAN METODE REBA AREA WORKSHOP PT X JAKARTA TIMUR ANALISIS POSTUR KERJA PADA TENAGA KERJA DENGAN METODE REBA AREA WORKSHOP PT X JAKARTA TIMUR Iwan Suryadi 1, Siti Rachmawati 2 1,2 Program Studi D3 Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pekerja merupakan salah satu komponen yang perlu mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pekerja merupakan salah satu komponen yang perlu mendapatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pekerja merupakan salah satu komponen yang perlu mendapatkan perhatian dari suatu industri. Hal tersebut merupakan input perusahaan yang penting karena tanpa adanya

Lebih terperinci

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe Farida Ariani 1), Ikhsan Siregar 2), Indah Rizkya Tarigan 3), dan Anizar 4) 1) Departemen Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI TINGKAT KELELAHAN OTOT PADA PENGGUNA KOMPUTER DI BIRO PUSAT ADMINISTRASI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

IDENTIFIKASI TINGKAT KELELAHAN OTOT PADA PENGGUNA KOMPUTER DI BIRO PUSAT ADMINISTRASI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 78 IDENTIFIKASI TINGKAT KELELAHAN OTOT PADA PENGGUNA KOMPUTER DI BIRO PUSAT ADMINISTRASI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN Syamsul Gultom 1) 1) Ilmu Keolahragaan, FIK UNIMED. Email: syamsulgultom@gamail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan. hidupnya, dan hampir sebagian besar dari waktunya dihabiskan di tempat

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan. hidupnya, dan hampir sebagian besar dari waktunya dihabiskan di tempat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dan hampir sebagian besar dari waktunya dihabiskan di tempat kerja. Lingkungan tempat kerja merupakan

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. Perbaikan Sikap Kerja Dan Penambahan Penerangan Lokal Menurunkan Keluhan

BAB VI PEMBAHASAN. Perbaikan Sikap Kerja Dan Penambahan Penerangan Lokal Menurunkan Keluhan BAB VI PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada BAB V tentang Perbaikan Sikap Kerja Dan Penambahan Penerangan Lokal Menurunkan Keluhan Muskuloskeletal, Kelelahan Mata Dan Meningkatkan

Lebih terperinci

ERGONOMI DESAIN MEJA DAN KURSI SISWA SEKOLAH DASAR

ERGONOMI DESAIN MEJA DAN KURSI SISWA SEKOLAH DASAR ERGONOMI DESAIN MEJA DAN KURSI SISWA SEKOLAH DASAR Abstrak. Meja dan kursi adalah fasilitas sekolah yang berpengaruh terhadap postur tubuh siswa. Postur tubuh akan bekerja secara alami jika menggunakan

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKA STASIUN KERJA MENCANTING DENGAN ANALISIS KELUHAN MUSKULOSCELETAL (Studi Kasus: Industri Batik Gress Tenan)

USULAN PERBAIKA STASIUN KERJA MENCANTING DENGAN ANALISIS KELUHAN MUSKULOSCELETAL (Studi Kasus: Industri Batik Gress Tenan) USULAN PERBAIKA STASIUN KERJA MENCANTING DENGAN ANALISIS KELUHAN MUSKULOSCELETAL (Studi Kasus: Industri Batik Gress Tenan) Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs)

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs) merupakan masalah dalam bidang kesehatan kerja pada saat ini. Gangguan ini akan menyebabkan penurunan

Lebih terperinci

ERGONOMI PADA BURUH GENDONG PEREMPUAN. ( Oleh : Risma A Simanjuntak, Prastyono Eko Pambudi ) Abstrak

ERGONOMI PADA BURUH GENDONG PEREMPUAN. ( Oleh : Risma A Simanjuntak, Prastyono Eko Pambudi ) Abstrak ERGONOMI PADA BURUH GENDONG PEREMPUAN ( Oleh : Risma A Simanjuntak, Prastyono Eko Pambudi ) Abstrak Penelitian ini dilakukan di pasar Bringharjo dan Giwangan dengan objek buruh gendong perempuan. Makalah

Lebih terperinci

PENGARUH REDESAIN KURSI GAZEBO FIK YANG ERGONOMIS TERHADAP MUSCULOSKELETAL DISORDER

PENGARUH REDESAIN KURSI GAZEBO FIK YANG ERGONOMIS TERHADAP MUSCULOSKELETAL DISORDER PENGARUH REDESAIN KURSI GAZEBO FIK YANG ERGONOMIS TERHADAP MUSCULOSKELETAL DISORDER Silvia Trias Putri, Solichin, Erianto Fanani Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang E-mail: silvia.trias916@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Ergonomi Kata ergonomi berasal dari bahasa Yunani: ergon (kerja) dan nomos (peraturan, hukum). Ergonomi adalah penerapan ilmu ilmu biologis tentang manusia bersama

Lebih terperinci

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS Dian Palupi Restuputri *1, Erry Septya Primadi 2, M. Lukman 3 1,2,3 Universitas Muhammadiyah Malang Kontak person:

Lebih terperinci

PERANCANGAN MEJA DAN KURSI TAMAN UNTUK MAHASISWA (STUDI KASUS : MAHASISWA UNIVERSITAS KADIRI)

PERANCANGAN MEJA DAN KURSI TAMAN UNTUK MAHASISWA (STUDI KASUS : MAHASISWA UNIVERSITAS KADIRI) PERANCANGAN MEJA DAN KURSI TAMAN UNTUK MAHASISWA (STUDI KASUS : MAHASISWA UNIVERSITAS KADIRI) Sri Rahayuningsih 1,*, Sanny Andjar Sari 2 1 Universitas Kadiri, 2 Institut Teknologi Nasional Malang Kontak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. khusus guna menghasilkan suatu produk yang bermanfaat bagi masyarakat. Interaksi

BAB 1 PENDAHULUAN. khusus guna menghasilkan suatu produk yang bermanfaat bagi masyarakat. Interaksi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap individu meluangkan banyak waktu untuk bekerja. Hal ini karena bekerja merupakan salah satu kegiatan utama bagi setiap orang atau masyarakat untuk mempertahankan

Lebih terperinci

PERANCANGAN TEMPAT JEMURAN BUAH PINANG DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI UNTUK MENGURANGI BEBAN KERJA

PERANCANGAN TEMPAT JEMURAN BUAH PINANG DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI UNTUK MENGURANGI BEBAN KERJA PERANCANGAN TEMPAT JEMURAN BUAH PINANG DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI UNTUK MENGURANGI BEBAN KERJA Sahria 1, Nilda Tri Putri E-mail: two_onenuardi@yahoo.com 1 Penulis Nilda Tri Putri adalah Dosen Pascasarjana

Lebih terperinci

PERANCANGAN KURSI TUNGGU UNTUK IBU HAMIL DAN LANSIA PADA STASIUN KERETA SECARA ERGONOMIS

PERANCANGAN KURSI TUNGGU UNTUK IBU HAMIL DAN LANSIA PADA STASIUN KERETA SECARA ERGONOMIS PERANCANGAN KURSI TUNGGU UNTUK IBU HAMIL DAN LANSIA PADA STASIUN KERETA SECARA ERGONOMIS Adianto dan Afryan Yuda Pratama Program Studi Teknik Industri, Universitas Tarumanagara e-mail: afryanyuda21@gmail.com

Lebih terperinci

Hubungan Tingkat Risiko Ergonomi Dan Masa Kerja Dengan Keluhan Muskuloskeletal Pada Pekerja Pemecah Batu

Hubungan Tingkat Risiko Ergonomi Dan Masa Kerja Dengan Keluhan Muskuloskeletal Pada Pekerja Pemecah Batu Hubungan Tingkat Risiko Ergonomi Dan Masa Kerja Dengan Keluhan Muskuloskeletal Pada Pekerja Pemecah Batu *) **) Wahid Thoyib Rivai *), Ekawati **), Siswi Jayanti **) Mahasiswa Bagian Peminatan Keselamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran ergonomi, karena ergonomi berkaitan dengan orang yang bekerja, selain dalam rangka efektivitas, efisiensi

Lebih terperinci

PERBAIKAN POSTUR KERJA PADA PROSES PENGIKIRAN WAJAN DI SP ALUMINIUM YOGYAKARTA

PERBAIKAN POSTUR KERJA PADA PROSES PENGIKIRAN WAJAN DI SP ALUMINIUM YOGYAKARTA PERBAIKAN POSTUR KERJA PADA PROSES PENGIKIRAN WAJAN DI SP ALUMINIUM YOGYAKARTA Samuel Bobby Sanjoto *1), M.Chandra Dewi K 2) dan A. Teguh Siswantoro 3) 1,2,3) Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN RANCANGAN MEJA-KURSI SEKOLAH DASAR BERDASARKAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA SISWA/I DI SDN MERUYUNG

USULAN PERBAIKAN RANCANGAN MEJA-KURSI SEKOLAH DASAR BERDASARKAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA SISWA/I DI SDN MERUYUNG USULAN PERBAIKAN RANCANGAN MEJA-KURSI SEKOLAH DASAR BERDASARKAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA SISWA/I DI SDN MERUYUNG Nama : Dimas Triyadi Wahyu P NPM : 32410051 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Ir. Asep

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kecelakaan, penyakit dan keluhan-keluhan kesehatan yang disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kecelakaan, penyakit dan keluhan-keluhan kesehatan yang disebabkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia kerja, seorang atau sekelompok pekerja dapat berisiko mengalami kecelakaan, penyakit dan keluhan-keluhan kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan. Salah

Lebih terperinci

Analisis Postur Kerja Terkait Musculoskeletal Disorders (MSDS) pada Pengasuh Anak

Analisis Postur Kerja Terkait Musculoskeletal Disorders (MSDS) pada Pengasuh Anak Petunjuk Sitasi: Restuputri, D. P., Baroto, T., & Enka, P. (2017). Analisis Postur Kerja Terkait Musculoskeletal Disorders (MSDS) pada Pengasuh Anak. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. B265-271). Malang:

Lebih terperinci

Identifikasi keluhan biomekanik dan kebutuhan operator proses packing di PT X

Identifikasi keluhan biomekanik dan kebutuhan operator proses packing di PT X Identifikasi keluhan biomekanik dan kebutuhan operator proses packing di PT X I Wayan Sukania, Lamto Widodo, Desica Natalia Program Studi Teknik Industri Universitas Tarumanagara Jakarta E-mail: iwayansukania@tarumanagara.ac.id,

Lebih terperinci

Analisis Risiko Manual Handling pada Pekerja PT. XYZ

Analisis Risiko Manual Handling pada Pekerja PT. XYZ Analisis Risiko Manual Handling pada Pekerja PT. XYZ Cita Anugrah Adi Prakosa 1), Pringgo Widyo Laksono 2) 1,2) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta 2) Laboratorium

Lebih terperinci

Usulan Rancangan Jemuran Buah Pinang Dengan Pendekatan Ergonomi

Usulan Rancangan Jemuran Buah Pinang Dengan Pendekatan Ergonomi Usulan Rancangan Jemuran Buah Pinang Dengan Pendekatan Ergonomi Anwardi 1, Sahria 2 1) Dosen Jurusan Teknik Industri UIN Suska 2) Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Lingkungan Universitas Riau Email: anwardi@uin-suska.ac.id

Lebih terperinci

KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA LAUNDRY DI KECAMATAN DENPASAR SELATAN, BALI

KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA LAUNDRY DI KECAMATAN DENPASAR SELATAN, BALI KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA LAUNDRY DI KECAMATAN DENPASAR SELATAN, BALI Joice Sari Tampubolon 1, I Putu Gede Adiatmika 2 1. Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana,

Lebih terperinci

EVALUASI PERANCANGAN STANG SEPEDA MOTOR YANG ERGONOMIS UNTUK KOMUNITAS FREESTYLE

EVALUASI PERANCANGAN STANG SEPEDA MOTOR YANG ERGONOMIS UNTUK KOMUNITAS FREESTYLE EVALUASI PERANCANGAN STANG SEPEDA MOTOR YANG ERGONOMIS UNTUK KOMUNITAS FREESTYLE Maulana Antasari Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma Depok Jalan Margonda Raya 100,

Lebih terperinci

Perancangan Meja Kerja pada Bagian Pemeriksaan Surat Jalan Buah dan Penimbangan Tonase TBS (Tandan Buah Segar) di PT.Sahabat Mewah dan Makmur

Perancangan Meja Kerja pada Bagian Pemeriksaan Surat Jalan Buah dan Penimbangan Tonase TBS (Tandan Buah Segar) di PT.Sahabat Mewah dan Makmur Prosiding Teknik Industri ISSN: 2460-6502 Perancangan Meja Kerja pada Bagian Pemeriksaan Surat Jalan Buah dan Penimbangan Tonase TBS (Tandan Buah Segar) di PT.Sahabat Mewah dan Makmur 1 Isabella Nungki

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA BAGIAN PRESS DRYER UD. ABIOSO, BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA BAGIAN PRESS DRYER UD. ABIOSO, BOYOLALI HUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA BAGIAN PRESS DRYER UD. ABIOSO, BOYOLALI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Heni Nurhayati

Lebih terperinci

APLIKASI ANTHROPOMETRI UNTUK PERANCANGAN STASIUN KERJA DI LOBBY PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS X, SURABAYA

APLIKASI ANTHROPOMETRI UNTUK PERANCANGAN STASIUN KERJA DI LOBBY PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS X, SURABAYA APLIKASI ANTHROPOMETRI UNTUK PERANCANGAN STASIUN KERJA DI LOBBY PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS X, SURABAYA Suryawirawan Widiyanto Program Studi Teknik Industri, Universitas Ma Chung, Malang Villa Puncak Tidar

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Review PT. Union Jaya Pratama PT Union Jaya Pratama merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan kasur busa. Hasil produksi dikelompokkan menjadi 3 jenis berdasarkan

Lebih terperinci

USULAN RANCANGAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN DAUN PANDAN UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS DI CV XYZ

USULAN RANCANGAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN DAUN PANDAN UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS DI CV XYZ USULAN RANCANGAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN DAUN PANDAN UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS DI CV XYZ Muhammad Zein Anwar 1, Abdul Rahim Matondang 2, Anizar 3 Departemen Teknik

Lebih terperinci

Metode REBA Untuk Pencegahan Musculoskeletal Disorder Tenaga Kerja

Metode REBA Untuk Pencegahan Musculoskeletal Disorder Tenaga Kerja https://doi.org/10.22219/jtiumm.vol18.no1.19-28 Metode REBA Untuk Pencegahan Musculoskeletal Disorder Tenaga Kerja Dian Palupi Restuputri, M. Lukman, Wibisono Teknik Industri, Teknik, Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan program pengembangan dan pendayagunaan SDM tersebut, pemerintah juga memberikan jaminan kesejahteraan, kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan program pengembangan dan pendayagunaan SDM tersebut, pemerintah juga memberikan jaminan kesejahteraan, kesehatan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang maksimal, pembangunan bangsa Indonesia dewasa ini lebih dikonsentrasikan pada pengembangan dan pendayagunaan Sumber

Lebih terperinci

METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI

METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI Jenis Data 1. Dimensi Linier (jarak) Jarak antara dua titik pada tubuh manusia yang mencakup: panjang, tinggi, dan lebar segmen tubuh, seperti panjang jari, tinggi lutut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki besar derajat kebebasan. Posisi ini bekerja mempromosikan

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki besar derajat kebebasan. Posisi ini bekerja mempromosikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di tempat kerja industri, banyak pekerja melakukan pekerjaan proses dalam posisi berdiri untuk jangka waktu yang panjang. Bekerja di posisi berdiri dapat dihubungkan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu Ukuran dan model dari kursi taman/teras yang lama. Data anthropometri tentang ukuran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini dibahas teori-teori yang digunakan sebagai landasan dan dasar pemikiran yang mendukung analisis dan pemecahan permasalahan dalam penelitian ini. 2.1 Kajian Ergonomi

Lebih terperinci

APLIKASI ERGONOMI PADA PERANCANGAN MEJA BATIK UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN MENGURANGI KELUHAN PEMBATIK DI SENTRA INDUSTRI BATIK TULIS TEGAL

APLIKASI ERGONOMI PADA PERANCANGAN MEJA BATIK UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN MENGURANGI KELUHAN PEMBATIK DI SENTRA INDUSTRI BATIK TULIS TEGAL APLIKASI ERGONOMI PADA PERANCANGAN MEJA BATIK UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN MENGURANGI KELUHAN PEMBATIK DI SENTRA INDUSTRI BATIK TULIS TEGAL Siswiyanti 1, Saufik Luthfianto 2 1,2 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP ERGONOMI DALAM DESIGN KURSI DAN MEJA BELAJAR YANG BERGUNA BAGI MAHASISWA

PENERAPAN KONSEP ERGONOMI DALAM DESIGN KURSI DAN MEJA BELAJAR YANG BERGUNA BAGI MAHASISWA PENERAPAN KONSEP ERGONOMI DALAM DESIGN KURSI DAN MEJA BELAJAR YANG BERGUNA BAGI MAHASISWA Endang Susanti (Dosen Tetap Prodi Teknik Elektro UNRIKA Batam) ABSTRAK Meja dan kursi adalah salah satu fasilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disokong oleh beberapa kaki dan ada yang memiliki laci, sedangkan kursi adalah

BAB I PENDAHULUAN. disokong oleh beberapa kaki dan ada yang memiliki laci, sedangkan kursi adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meja merupakan salah satu fasilitas sekolah berupa permukaan datar yang disokong oleh beberapa kaki dan ada yang memiliki laci, sedangkan kursi adalah sebuah fasilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas, dari pencemaran lingkungan, sehingga

Lebih terperinci

PERANCANGAN DESAIN KURSI DAN MEJA KOMPUTER YANG SESUAI UNTUK KENYAMANAN KARYAWAN DI PT. BUMI FLORA MEDAN

PERANCANGAN DESAIN KURSI DAN MEJA KOMPUTER YANG SESUAI UNTUK KENYAMANAN KARYAWAN DI PT. BUMI FLORA MEDAN PERANCANGAN DESAIN KURSI DAN MEJA KOMPUTER YANG SESUAI UNTUK KENYAMANAN KARYAWAN DI PT. BUMI FLORA MEDAN TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

DESAIN BENTUK FISIK KERETA DORONG SESUAI ANTROPOMETRI ANAK-ANAK UNTUK PENJUAL COBEK ANAK

DESAIN BENTUK FISIK KERETA DORONG SESUAI ANTROPOMETRI ANAK-ANAK UNTUK PENJUAL COBEK ANAK DESAIN BENTUK FISIK KERETA DORONG SESUAI ANTROPOMETRI ANAK-ANAK UNTUK PENJUAL COBEK Abstrak ANAK Delta Pralian - NPM : 30402264 Program Studi Teknik Industri, Universitas Gunadarma E-mail : dpralian@yahoo.com

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI RISIKO ERGONOMI OPERATOR MESIN POTONG GUILLOTINE DENGAN METODE NORDIC BODY MAP (STUDI KASUS DI PT. XZY) ABSTRAK

IDENTIFIKASI RISIKO ERGONOMI OPERATOR MESIN POTONG GUILLOTINE DENGAN METODE NORDIC BODY MAP (STUDI KASUS DI PT. XZY) ABSTRAK IDENTIFIKASI RISIKO ERGONOMI OPERATOR MESIN POTONG GUILLOTINE DENGAN METODE NORDIC BODY MAP (STUDI KASUS DI PT. XZY) Nana Rahdiana Program Studi Teknik Industri, Universitas Buana Perjuangan Karawang Jl.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi sekarang ini aktivitas penduduk semakin meningkat, dalam

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi sekarang ini aktivitas penduduk semakin meningkat, dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam era globalisasi sekarang ini aktivitas penduduk semakin meningkat, dalam melaksanakan pekerjaannya seseorang dapat saja terkena gangguan atau cidera. Disadari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cuci jet stream motor Al-Hidayah adalah suatu bidang jasa mencuci motor dengan menggunakan engine spray. Kelebihan dari cuci jet stream motor adalah bisa membersihkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Ergonomi Kata Ergonomi berasal dari dua kata Latin yaitu ergon yang berarti kerja dan nomos yang berarti hukum alam. Ergonomi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Meja dan Kursi yang dirancang terbukti menurunkan keluhan kedua operator

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN MASA KERJA DENGAN KELUHAN MUSCULOSKELETAL

HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN MASA KERJA DENGAN KELUHAN MUSCULOSKELETAL HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN MASA KERJA DENGAN KELUHAN MUSCULOSKELETAL PADA KUSIR BENDI DI KOTA TOMOHON Fiki F.Taroreh*,Woodford B.S Joseph*, Paul A.T Kawatu* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA 138 BAB V HASIL DAN ANALISA 5.2. Hasil PT. Intan Pertiwi Industri merupakan perusahaan industri yang bergerak dalam pembuatan elektroda untuk pengelasan. Untuk menemukan permasalahan yang terdapat pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sebesar 5% per tahun. Sementara pada anak-anak dan remaja kejadiannya

BAB 1 PENDAHULUAN. sebesar 5% per tahun. Sementara pada anak-anak dan remaja kejadiannya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nyeri punggung bawah (NPB) adalah masalah kesehatan yang umum di seluruh dunia. 1 Menurut organisasi kesehatan dunia (World Health Organization, WHO) prevalensi terbanyak

Lebih terperinci

PENGARUH POSISI KERJA ERGONOMI TERHADAP LOW BACK PAIN (LBP) PADA PEKERJA BATIK DI KAUMAN SOKARAJA

PENGARUH POSISI KERJA ERGONOMI TERHADAP LOW BACK PAIN (LBP) PADA PEKERJA BATIK DI KAUMAN SOKARAJA PENGARUH POSISI KERJA ERGONOMI TERHADAP LOW BACK PAIN (LBP) PADA PEKERJA BATIK DI KAUMAN SOKARAJA INFLUENCE ERGONOMIC WORKING POSITION AGAINTS LOW BACK PAIN (LBP) IN BATIK WORKERS KAUMAN SOKARAJA Siti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluhan terbanyak dari mahasiswa Universitas Kristen Maranatha mengenai kursi kuliah yang digunakan saat ini adalah kurang memberikan

Lebih terperinci

Usulan Perancangan Fasilitas Kerja Yang Ergonomis Guna Meningkatkan Kinerja Pekerja Industri Kecil Mozaik

Usulan Perancangan Fasilitas Kerja Yang Ergonomis Guna Meningkatkan Kinerja Pekerja Industri Kecil Mozaik Usulan Perancangan Fasilitas Kerja Yang Ergonomis Guna Meningkatkan Kinerja Pekerja Industri Kecil Mozaik Endang Widuri Asih 1 dan Titin Isna Oesman 2 Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta endang.akprind@gmail.com,

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ADI OKANANTO J Disusun oleh :

NASKAH PUBLIKASI ADI OKANANTO J Disusun oleh : PENGARUH PEMBERIAN PEREGANGAN (STRETCHING) TERHADAP PENURUNAN KELUHAN NYERI PINGGANG DAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN) PADA PEKERJA BAGIAN MENJAHIT CV.VANILLA PRODUCTION SUSUKAN SEMARANG NASKAH

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. vii. Unisba.Repository.ac.id

DAFTAR ISI. vii. Unisba.Repository.ac.id DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii AYAT AL-QURAN... iii PEDOMAN PENGGUNAAN TUGAS AKHIR... iv KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xv DAFTAR

Lebih terperinci

PERTIMBANGAN ERGONOMI PADA PERANCANGAN STASIUN KERJA

PERTIMBANGAN ERGONOMI PADA PERANCANGAN STASIUN KERJA PERTIMBANGAN ERGONOMI PADA PERANCANGAN STASIUN KERJA Sigma Epsilon ISSN 0853-9103 PERTIMBANGAN ERGONOMI PADA PERANCANGAN STASIUN KERJA Oleh Darlis, Suharyo Widagdo, Sigit Santoso, Bang Rozali Pusat Teknologi

Lebih terperinci

USULAN PERANCANGAN FASILITAS KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMNET (REBA) DI PT Z

USULAN PERANCANGAN FASILITAS KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMNET (REBA) DI PT Z Jurnal Riset Industri Vol. 0 No., April 06, Hal. - USULAN PERANCANGAN FASILITAS KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMNET (REBA) DI PT Z THE PROPOSED DESIGN OF WORK

Lebih terperinci

ANALISIS ASPEK ERGONOMI SORTASI AKHIR PADA PENGOLAHAN KOPI ROBUSTA DI PT. J. A. WATTIE PERKEBUNAN DURJO JEMBER

ANALISIS ASPEK ERGONOMI SORTASI AKHIR PADA PENGOLAHAN KOPI ROBUSTA DI PT. J. A. WATTIE PERKEBUNAN DURJO JEMBER ANALISIS ASPEK ERGONOMI SORTASI AKHIR PADA PENGOLAHAN KOPI ROBUSTA DI PT. J. A. WATTIE PERKEBUNAN DURJO JEMBER Andrew Setiawan R, I. B. Suryaningrat, Isman Hadi Subhan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas

Lebih terperinci

MANAGEMEN ERGONOMI. Solichul Hadi A. BAKRI Program Pascasarjana UNIBA Surakarta

MANAGEMEN ERGONOMI. Solichul Hadi A. BAKRI Program Pascasarjana UNIBA Surakarta MANAGEMEN ERGONOMI Solichul Hadi A. BAKRI Program Pascasarjana UNIBA Surakarta ABSTRACT Ergonomi from the Greece language Which consists of word: Egon means work and Nomos means regulation as law. The

Lebih terperinci

HALAMAN JUDULN ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DOSEN PEMULA

HALAMAN JUDULN ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DOSEN PEMULA Kode/Rumpun: 163/Teknologi Pertanian HALAMAN JUDULN ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DOSEN PEMULA PERANCANGAN MEJA DAN KURSI YANG ERGONOMIS PADA BAGIAN PRODUKSI KERUPUK SAMILER DALAM RANGKA PENINGKATAN

Lebih terperinci

B A B III METODOLOGI PENELITIAN

B A B III METODOLOGI PENELITIAN B A B III METODOLOGI PENELITIAN Dalam penulisan laporan ini, penulis membagi metodologi pemecahan masalah dalam beberapa tahap, yaitu : 1. Tahap Indentifikasi Masalah 2. Tahap Pengumpulan Data dan Pengolahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap produktivitas kerja manusia. Perancangan atau redesain

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap produktivitas kerja manusia. Perancangan atau redesain BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stasiun kerja merupakan salah satu komponen yang harus diperhatikan berkenaan dalam upaya peningkatan produktivitas kerja. Kondisi kerja yang tidak memperhatikan kenyamanan,

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN WAKTU ISTIRAHAT PENDEK TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA PAKERJA PELINTING ROKOK DI PT. DJITOE INDONESIA TOBACCO BAB I

PENGARUH PENAMBAHAN WAKTU ISTIRAHAT PENDEK TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA PAKERJA PELINTING ROKOK DI PT. DJITOE INDONESIA TOBACCO BAB I PENGARUH PENAMBAHAN WAKTU ISTIRAHAT PENDEK TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA PAKERJA PELINTING ROKOK DI PT. DJITOE INDONESIA TOBACCO BAB I NASKAH PUBLIKASI Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun Kerja Bawahan. Stasiun Kerja Finishing. Gambar 1.1 Stasiun Kerja Pembuatan Sepatu

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun Kerja Bawahan. Stasiun Kerja Finishing. Gambar 1.1 Stasiun Kerja Pembuatan Sepatu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan produksi di bidang manufaktur maupun jasa sering dijumpai stasiun kerja yang tidak ergonomis dikarenakan tidak sesuainya antropometri pekerja dengan fasilitas

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Bab ini berisi analisis dan interpretasi hasil berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya. Analisis dan interpretasi hasil bertujuan untuk menjelaskan hasil dari

Lebih terperinci

PENGARUH PERBAIKAN KURSI KERJA TERHADAP KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJAAN MENJAHIT DI DESA SAWAHAN KECAMATAN JUWIRING KABUPATEN KLATEN SKRIPSI

PENGARUH PERBAIKAN KURSI KERJA TERHADAP KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJAAN MENJAHIT DI DESA SAWAHAN KECAMATAN JUWIRING KABUPATEN KLATEN SKRIPSI digilib.uns.ac.id PENGARUH PERBAIKAN KURSI KERJA TERHADAP KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJAAN MENJAHIT DI DESA SAWAHAN KECAMATAN JUWIRING KABUPATEN KLATEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Lebih terperinci

JURNAL "ANALYSIS OF COMPLAINTS AGAINST RISK OF INJURY IN MUSCLE BODY POSTURE SCAVENGERS"

JURNAL ANALYSIS OF COMPLAINTS AGAINST RISK OF INJURY IN MUSCLE BODY POSTURE SCAVENGERS JURNAL ABSTRACT Indra Pamungkas / 30403803 "ANALYSIS OF COMPLAINTS AGAINST RISK OF INJURY IN MUSCLE BODY POSTURE SCAVENGERS" Final Report, Faculty of Industrial Technology, University of Gunadarma 2010.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini perkembangan industri-industri semakin pesat, baik industri manufaktur maupun jasa. Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam dunia

Lebih terperinci